Pertemuan 6

11
+ PERKEMBANGAN MORAL PADA SISWA SD SUHENDRI

Transcript of Pertemuan 6

Page 1: Pertemuan 6

+

PERKEMBANGAN MORAL PADA SISWA SD

SUHENDRI

Page 2: Pertemuan 6

+Definisi Moral & Moralitas

Moral adalalah ajaran tentang baik buruk suatu perbuatan dan

kelakuan,akhlak,kewajiban,dan sebagainya. Istilah moral berasal

dari bahasa latin “mos”(moris) yang berarti adat istiadat, kebiasaan,

peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan

peraturan nilai-nilai atau prisip-prinsip moral Nilai-nillai itu separti seruan untuk berbuat baik kepada orang

lain,memelihara ketertiban dan keamanan,memelihara kebersihan

dan memelihara hak orang lain,dan larangan mencuri, berzina ,

membunuh, meminum-minuman keras dan berjudi. Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang

tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh

kelompok sosialnya.

Page 3: Pertemuan 6

+TEORI MORAL REASONING PIAGET

Pada teori Piaget, tahap pertama (usia 2-7 tahun) ditandai dengan anak yang cenderung mematuhi aturan secara kaku (hanya menilai sesuatu sebagai benar dan salah tanpa melihat alasan dari suatu tindakan).

Tahap kedua (7-11 tahun) ditandai dengan meningkatnya fleksibilitas, dimana saat anak dapat berinteraksi dengan lebih banyak orang dan dapat melihat dari sudut pandang lebih luas

Tahap ketiga (11-12 tahun) anak sudah dapat mengerti formal reasoning, tahap dimana perkembangan moral mulai muncul.

Page 4: Pertemuan 6

+TEORI MORAL KOHLBERG

1. Level: Pra-Konvensional (lahir – 9th)o Ciri : kewaspadaan terhadap moral yang bisa diterima secara sosial Kontrol didapatkan dari luar. Anak menggabungkan label baik & buruk, benar & salah dlm perilaku tawar menawar, pembagian yang seimbang dan kejujuran menjadi muncul Hidup dinilai dengan bagaimana anak dapat memuaskan kebutuhan dari

orang lain.

o Tahapan: Tahap 1: Berorientasi pada hukuman dan kepatuhan Peraturan diikuti

untuk menghindari hukuman Tahap 2: Tujuan dan pengembalian Anak menyesuaikan minat diri sendiri

dengan aturan, berasumsi bahwa penghargaan atau bantuan akan diterima

Page 5: Pertemuan 6

+2. Level II: moralitas konvensional : 9-13 tahun

Ciri :

Usaha dilakukan untuk menyenangkan orang lain.

Kontrol didapat dari dalam

Anak setia dan peduli pemeliharaan dan pengharapan keluarga tanpa

memperhatikan konsekuensinya

Tahapan:

Tahap 3 : Mementingkan hubungan dan penerimaan dengan orang lain (9-10

tahun)

Karakteristik:

Keinginan untuk menyenangkan dan membantu orang lain.

Anak menyesuaikan diri untuk menghindari penolakan

Hidup dinilai dari seberapa bagus hubungan interpersonal dengan mengidentifikasi

kepentingan individu secara emosional.

Tahap 4: Kejadian sosial dan hati nurani (11-13 th).

Karakteristik:

Anak melakukan kewajiban untuk menghindari kritik oleh yang berwenang

Identifikasi pergeseran pada agama atau institusi sosial seperti sekolah

Page 6: Pertemuan 6

+ 3. Level III: moralitas pasca konvensional : 13 tahun sampai meninggal Ciri :

individu memperoleh nilai moral yang benar kontrol adalah dari dalam Pencapaian nilai moral yang benar terjadi setelah dicapai formal operasional Tidak semua orang mencapai tingkat ini

Tahapan: Tahap 5 : orientasi kontraktual dan legalistik

Karakteristik:

Individu memilih prinsip moral untuk mematuhi atau meninggalkan aturan

Individu berhati-hati untuk tidak melanggar hak-hak dan kehendak orang lain

Terjadi konflik pandangan moral dan legal

Orang akan bekerja untuk mengubah aturan

Tahap 6:orientasi prinsip etis yang universal Karakteristik:

Individu bersikap dalam cara yang menghargai martabat. Tahapan ini jarang

dicapai. Jika rancangan pemikiran dari dalam diganggu, akan muncul rasa

bersalah

Page 7: Pertemuan 6

+METODE ANAK DALAM MEMPELAJARI MORAL

1.Pendidikan langsung yaitu melalui pemahaman pengertian tentang tingkah laku yang benar dan salah atau baik ban buruk oleh orang tua,guru atau orang dewasa lainnya

2.Identitas yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penapilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya (seperti orang tua,guru,kyai,artis,atau orang dewasa lainya)

3.Proses coba-coba (trial&error) yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba

Page 8: Pertemuan 6

+

1. Imitasi (imitation)

Adalah Perilaku anak dalam meniru sikap, cara pandang serta tingkah laku orang lain yang dilakukan dengan sengaja oleh anak. Umumnya dilakukan oleh anak berusia 3 tahun.

2. Internalisasi

Adalah suatu proses yang merasuk pada diri seseorang (anak) melalui penanaman nilai, karena pengaruh sosial yang paling mendalam dan paling langgeng dalam kehidupan orang tersebut.

Proses Pembentukan Perilaku Moral dan Sikap Anak

Page 9: Pertemuan 6

+

3. Introvert dan Ekstrivert

Introvert adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya, minat, sikap atau keputusan- keputusan yang diambil selalu berdasarkan pada perasaan, pemikiran dan pengalamannya sendiri.

Ekstrovert adalah kecenderungan seseorang untuk mengarahkan perhatian keluar dirinya, sehingga segala minat, skap dan keputusan- keputusan yang dimbil lebih banyak ditentukan oleh orang lain atau berbagai peristiwa yang terjadi diluar dirinya.

Page 10: Pertemuan 6

+

4. KemandirianAdalah kemampuan seseorang untuk berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain baik dalam bentuk material maupun moral.

5.KetergantunganKetergantungan atau overdependency di tandai dengan perilaku anak yang bersifat kekanak-kanakan”, perilakunya tidak sesuai dengan anak lain yang sebaya usianya.

6. Bakatmerupakan potensi dalam diri seseorang yang dengan adanya rangsangan tertentu memungkinkan orang tersebut dapat sesuatu tingkat kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus yang sering kali melebihi orang lain.

Page 11: Pertemuan 6

+

SEKIAN