Pertemuan 4 PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN
description
Transcript of Pertemuan 4 PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN
Pertemuan 4PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN
Matakuliah : CB142 / Character Building IVTahun : 2009
Bina Nusantara
Learning outcome
Mahasiswa mampu menjelaskan pentingnya paradigma pembangunan berkelanjudan
Bina Nusantara
• Pembangunan berwawasan lingkungan• Prinsip dasar pembangunan berkelanjutan• Keberlanjutan ekologi• Merumuskan kembali sasaran
pembangunan
Materi
Bina Nusantara
• Konsep pembangunan yang bewawasan lingkungan sebetulnya berangkat dari kesadaran terhadap pentingnya pembangunan berkelanjutan.
• World Commission on Enviroment and Development (WCED) merumuskan pembangunan berkelanjudan sebagai “pembangunan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari generasi sekarang, tanpa membahayakan kesanggupan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri”.
• Kesadaran terhadap pembangunan berkelanjutan itu diperkuat oleh Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi mengenai Lingkungan Hidup dan Pembangunan, di Rio de Janeiro, Brasil (1992). Dalam konfrensi ini disepakati bahwa pembangunan ekonomi tidak boleh bertentangan dengan kelestarian lingkungan hidup. Oleh karena itu maka pembangunan harus selalu berwawasan lingkungan.
1. Pembangunan berwawasan lingkungan
Bina Nusantara
2.1. Prinsip demokratis. Pembangunan itu harus ditujukan untuk kepentingan rakyat, merupakan ekspresi aspirasi rakyat, mengutamakan partisipasi rakyat.
2.2. Prinsip keadilan. – Semua rakyat memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi
dalam merumuskan pembangunan – Semua rakyat memiliki akses yang sama kepada sumber-
sumber ekonomi yang sama.– Pembangunan itu harus juga mempertimbangkan kepentingan
generasi yang akan datang baik dalam ketersediaan maupun kualitas sumber daya alam.
– Kompensasi atas kerugian yang dialami oleh rakyat akibat pembangunan.
2. Prinsip dasar pembangunan berkelanjutan
Bina Nusantara
2.3. Prinsip keberlanjutan
Prinsip keberlanjutan mengharuskan kita untuk dengan bijak memilih alternatif pembangunan yang lebih hemat sumber daya alam, menggunakan pola-pola pembangunan dan konsumi yang hemat energi dan hemat penggunaan bahan baku.
2.4. Beberapa kelemahan paradigma pembangunan berkelanjutan
• Tidak adanya standar, ukuran dan sasaran yang jelas
• Asumsi dasarnya masih bersifat antropologis
• Asumsi yang lain adalah bahwa manusia sanggup menentukan daya dukung ekosistem.
• Paradigma itu masih bertumpu pada ideologi materialisme
Bina Nusantara
• Menyadari kelemahan-kelemahan substansial konsep pembangunan berkelanjutan, Arne Naes mengusulkan konsep pembangunan “Keberlanjutan Ekologis”.
• Paradigma keberlanjutan ekologi adalah sebuah perubahan mendasar dalam kebijakan pembangunan, yang memberi perhatian utama bagi kelestarian berbagai bentuk dan lapisan kehidupan yang ada di bumi, untuk menjamin keberlangsungan ekologi dengan segala bentuk kehidupan di dalamnya.
• Dengan konsep keberlajutan ekologi, Arne Naes hendak mengatasi persoalan-persoalan substansial yang muncul dari gagasan pembangunan yang berkelanjutan.
3. Keberlanjutan ekologi
Bina Nusantara
4. Merumuskan kembali sasaran pembangunan
• Pembangunan sampai dengan munculnya kesadaran pembangunan berkelanjutan masih mengekspresikan etika antroposentrisme.
• Oleh karena itu kalau kita hendak merumuskan sasaran pembangun dengan konsep yang lebih progresif seperti yang diusulkan oleh Arne Naes, berarti kita harus menentukan tempat manusia dalam keseluruhan ekosistem.
• Dalam keseluruhan ekonsistem itu, kualitas hidup manusia, baik yang hidup sekarang maupun generasi yang akan datang sangat tergantung pada kelestarian dan daya tahan ekologis.
• Itu berarti bahwa kalau kita hendak merumuskan kembali sasaran pembangunan maka kita harus memperhatikan pertama-tama prinsip-prinsip pembangunan sebagaimana yang telah dijelaskan di atas dengan suatu sasaran baru yakni mempertahankan dan melestarikan ekologi dengan keseluruhan kekayaan bentuk-bentuk kehidupan yang dikandungnya.