Pertemuan 4 - Klasifikasi Bermain

25
Klasifikasi Bermain

description

terapi

Transcript of Pertemuan 4 - Klasifikasi Bermain

Klasifikasi Bermain

Klasifikasi BermainKlasifikasi BermainMenurut isi permainanPermainan Sosial-AfektifPermainan Rasa-senangPermainan keterampilanPerilaku unoccupiedPermainan dramatic (simbolik) atau pura-puraPermainan GamePermainan Sosial-AfektifAnak bel memberi respon thd respon yg diberikan oleh lingkungan dlm bentuk permainan,mis: orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang,dg bermain anak diharapkan dpt bersosialisasi dg lingkunganPermainan ini membuat bayi merasakan kesenangan dlm berhubungan dg orang lain. Berbagai cara yg dilakukan org dewasa yg bisa membuat bayi berespon (mis : bicara, menyentuh, mencium) membuat bayi segera belajar menstimulasi emosi & merespon orang tua dg cara tersenyum, mengeluarkan suara, memulai permainan, dan aktifitas.

Permainan Rasa-senangMerupakan pengalaman stimulasi nonsosial yg muncul begitu saja. Objek dlm lingkungan (spt : sinar, warna, rasa, bau, & tekstur) menarik perhatian anak, merangsang indra mrk & memberikan kesenangan. Pengalaman rasa senang berasal dari memegang bahan mentah (mis : air, gerakan tubuh seperti diayun, & dari pengalaman lain yg menggunakan indra & kemampuan tubuh.

Permainan keterampilanBayi yg telah mampu menggenggam & memanipulasi, mrk akan menunjukkan & melatih kemampuan yg baru mrk kuasai scr terus-menerus & berulang-ulang. Lalu anak akan bertekad utk berhasil menunjukkan keterampilan sulit yg menimbulkan nyeri & frustasi, mis : belajar naik sepeda.

Perilaku unoccupiedAnak tdk bermain, tp memfokuskan perhatian mrk pd hal yg menarik. Mis. dg melamun, memainkan pakaian, atau berjalan tanpa tujuan.

Permainan dramatic (simbolik) atau pura-puraPermainan ini dimulai pd usia bayi akhir (11-13 bln) & merupakan permainan dominan pd anak usia prasekolah (3-6 th). Pd tahap ini anak mulai memaknai situasi, manusia, & dunia. Mainan anak & replika benda2 dpt dijadikan sbg media utk memerankan aktivitas org dewasa, mis : memerankan peran org2 di rumahnya, berperan memakai telepon, menaiki mobil-mobilan, bahkan bisa berkembang pd aspek di luar rumah seperti memerankan peran guru, dokter, perawat dll. Aktitas orang dewasa yg mrk perankan terkadang membuat mrk bingung & stress. Anak yg lebih besar menjalankan tema t3, memerankan sebuah cerita & menyusun drama itu sendiri.

Permainan GamePermainan yg dilakukan seorg anak bisa sendirian saja atau dg org lain. Aktifitas soliter mencakup permainan yg dimulai ketika anak yg msh sgt kecil ikut dlm aktifitas repetitive & berlanjut ke permainan yg lbh rumit yg menantang keterampilan mandiri mrk, spt menata Puzzle dan bermain kartu. Anak yg sgt muda berpartisispasi dlm permainan imitative sederhana, spt :petak umpet. Anak prasekolah belajar menikmati permainan formal yg dimulai dg permainan pertahanan diri yg biasa dimainkan, spt : permainan ring-a-rosy and London Bridge. Anak prasekolah tdk terlibat dlm permainan kompetitif krn mrk tdk suka dg kekalahan, akan curang utk mendat kemenangan, akan berusaha mengubah aturan main, membuat berbagai pengecualian & kesempatan utk dirinya. Anak usia sekolah menikmati permainan yg kompetitif , spt : bermain catur & baseball.

Menurut Karakter Sosial PermainanPermainan pengamatPermainan tunggal Permainan parallelPermianan assosiatifPermainan cooperativePermainan pengamatAnak memperhatikan aktifitas & interaksi anak lain dg minat aktif tanpa terlibat & berpartisipasi.Permainan tunggalAnak bermain sendiri dg mainan yg berbeda dg anak yg lain di tempat yg sama. Mrk asyik sendiri tanpa berniat mendekati atau berbicara dg anak yg lain.

Permainan parallelAnak bermain scr mandiri di antara anak2 lain dg mainan yg sama. Mrk tampak kompak, tp tidak saling mempengaruhi, tdk ada assosiasi kelompok, & tdk bermain bersama

Permianan assosiatifAnak bermain bersama, mengerjakan aktifitas serupa & sama, tp tdk ada organisasi, pembagian kerja, penetapan pemimpin, atau tujuan bersama. Anak meminjam & meminjami alat permainan, saling mengikuti dg mengendarai gerobak, dan sepeda roda tiga. Kadang mengontrol siapa yg boleh bergabung & siapa yg tdk boleh bergabung dlm kelompok itu.

Permainan cooperativeAnak bermain scr berkelompok, mendiskusikan & merencanakan aktifitas untuk pencapaian akhir. Terdapat rasa saling memiliki & tdk memiliki yg nyata. Tujuan & pencapaiannya memerlukan pengorganisaian aktifitas, pembagian kerja & peran bermain.

Menurut Kathleen Stassen Berger Sensory Motor PlayBermain yg mengandalkan indera & gerak tubuhKegiatan bermain sdh terlihat pd masa bayi yaitu merasakankeasikan/kesenangan krn aktivitasnya spt : merasakan sst dg mulutnya, bermain air ludah, gerakan lidah, mendengarkan musik atau bunyi air mengalir, melihat alam di sekitarnya (nyala lampu, warna tembok) dan gerak sembarang dari anggota tubuhnya. Kesenangan ini jg ttp dirasakan sampai usia prasekolah, mis : mendengarkan bunyi yg ditimbulkan dr kaleng yg dipukul dr berbagai sudut, suara sedotan sewaktu minum, atau suara benda jatuh dr kolam atau melihat aneka warna bola, jg menikmati/merasakan tekstur pasir/tanah ataupun lilin yg mrk gunakan dlm kegiatan bermain.Mastery PlayBermain utk menguasai keterampilan t3Kegiatan bermain pd umumnya merupakan kegiatan utk menguasai keterampilan t3 mll pengulangan2 yg dilakukan anak dlm memperoleh penguasaan keterampilan tsb bahkan untuk penguasaan keterampilan baruSbg cth anak mulai menguasai kemampuan gerak lokomotor seperti merangkak, berjalan, berlari akan dilakukan berulang2 & jg anak memanjat tangga, atau teralis jendela, hal ini dilakukan anak tanpa bosan bahkan senangRough and Tumble Play(Bermain kasar)Dlm aktivitas bermain anak cenderung menggunakan otot2 besar spt otot togok dan otot anggota tubuh utk mengatasi masalah.Bbrp aktivitas bermain kasar spt : anak bergulat, saling mendorong, saling menarik, saling mendukung, menggendong. Aktivitas fisik semacam ini mungkin dilakukan anak untuk mengimbangi aktivitas yang relatif pasif secara fisikSocial Play(Bermain bersama)Ditandai dg bentuk kegiatan bermain yg melibatkan anak2 dlm situasi kerja sama & terjadinya interaksi sosial antar mrk.Mll kegiatan bermain ini akan mengubah perilaku anak dr egoistis lambat laun menjadi makluk sosial.Social play ini akan membawa perubahan dlm diri anak scr nyata dlm hal interaksi sosial anak yaitu terjadinya rasa saling percaya, saling menghormati, tenggang rasa, kebersamaan, kerjasama, komunikasi baik, taat aturan, disiplin, tanggung jawab, kegembiraan bersama dsbDramatic Play(Bermain peran atau khayal)Sejalan dg kemampuan anak utk berfikir simbolik maka kegiatanbermain pun dapat dilakukan mll simbol2 tertentu berdasarkan angan2/khayalan anak. Bentuk aktivitas bermain seperti bermain peran dg menggunakan simbol2 t3 utk menggantikan yg sebenarnya & kegiatan ini sangat disenangi anak2 pd masanya seperti bermain pasar2an, ada anak berperan sbg pedagang, sebagai penjual atau pembeli, dg menggunakan dedaunan sbg simbol uang atau pasir sbg simbol berasTurner dan HelmsExploratory and Manipulative PlayKegiatan bermain menjelajah dan manipulasi sudah dapat diamati semenjak masa bayiAnak merasa senang dg kegiatan bermain ini mulai dari bermain dg mulutnya, menghisap jempol kakinya atau jari tangannya sampai dg mampu berpindah tempat baik dg merayap, merangkak, berjalan maupun berlariAnak menyadari bhw jari jemari, tangan, kaki, adl bagian dr dirinya & mampu menggunakannya.Anak makin senang utk bermain & semakin tertarik utk merasakan berbagai benda dg kemampuan motorikya, mis : dg meraba, menggenggam, menghisap, dsb anak merasakan halus kasarnya benda, mungkin berat ringannya, atau lunak kasarnya benda dpt dikenali atau dirasakan. Mll bermain ini juga memberi pengalaman pd anak mengenai warna, bentuk, ukuran, suhu, suara/bunyi dsb. Selain itu jg memperoleh pengalaman ttg peristiwa hub sebab akibatDestructive PlayBermain menghancurkan mulai kelihatan pd masa kanak2 di bawah 5 tahun. Sering dijumpai dlm bermain anak sudah susah payah utk menyusun suatu bangunan dr balok namun tanpa sebab yg jelas anak tsb langsung merobohkan atau membongkarnyaAnak2 merasa senang dg kejadian spt itu, shg sll diulangi kegiatan semacam itu. Hal ternyata membawa pengalaman tersendiri bagi anak, mis : anak akan lbh mengetahui kelemahan yg ada & mampu memperbaikinya Scr teori penganut aliran psikoanalisa bermain menghancurkan dpt melampiaskan segala ketegangan yg ada dlm diri anak atau pelampiasan permusuhan kpd org lain yg tdk blh tjd.Imaginative atau Makebelieve PlayKegiatan bermain pura2 ini memperlihatkan imajinasi anak utk menirukan atau memerankan perilaku orang dewasa atau orang lain dlm hal sikap, tutur kata berdasarkan status atau perannya di masy.Bermain ini kerap kali jg menggambarkan keinginan, perasaan atau pand anak ttg dunia di sekitarnyaMll bermain khayal anak akan berkembang ke arah yg positif dr segi kecerdasan, kepedulian, nilai rasa, kreativitas, bahasa, komunikasi, sikap sosial dsb.