PERTEMUAN 1 Pengertian Sosiologi Hukum
Embed Size (px)
Transcript of PERTEMUAN 1 Pengertian Sosiologi Hukum

BAB IPENDAHULUANMata Kuliah : Sosiologi HukumDosen Pengampu :SURYA PRAHARA, SH., MH

BUKU BACAAN
A.A.G. Peters & Koesriani. 1988. Hukum & Perkembangan Sosisl.I, II, III. Pustaka Sinar Hrapan. Jakarta.
Adam Podgorecki & Christopher J. Whelan. 1987. Pendekatan Sosiologi Terhadap Hukum. Bina Aksara.Jakarta.
Alvin S. Johnson. Sosiologi Hukum. Rineka Cipta. Jakarta. B.R. Rijkschroeff. 2001. Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. CV. Mandar
Maju. Bandung. Friedman, L.M. 1977. Law & Society. Prentice-Hall. Englewood Cliffs. New Jersey. Hans Kelsen, 2004. Teori Umum Hukum dan Negara. Media. Jakarta. Soerjono Soekanto. 1994. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. PT. Raya Grafindo
Persada . Jakarta. Taufiq Abdullah, 1986. Sosiologi Moralitas, Yayasan Obor Indonesia.Jakarta Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2001. Catatan Kriminalitas. Jayabaya
University Press. Jakarta. Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2001. Ketika Kejahatan Berdaulat.
Peradaban. Jakarta. Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2002. Paradoksal Konflik dan Otonomi
Daerah. Peradaban. Jakarta.

KEGUNAAN MEMPELAJARI SOSIOLOGI HUKUM Sosiologi Hukum adalah cabang dari Ilmu
Pengetahuan sosial yang mempelajari hukum dalam konteks sosial. Mata kuliah ini membahas tentang hubungan antara masyarakat dan hukum; mempelajari secara analitis dan empiris pengaruh timbal balik antara hukum dengan gejala sosial lainnya. Memperkenalkan masalah-masalah hukum yang menjadi objek penelitian yang dilakukan oleh para sarjana Ilmu Sosial.

Keberadaan Sosiologi Hukum Dalam Konteks Ilmu Hukum Kecenderungan Ilmu hukum dititik
beratkan pada sifat preskriptif, namun hal tersebut tidak dapat menjawab permasalahan hukum.
Muncul perkembangan positif maupun negatif terhadap suatu peristiwa hukum
Terdapat sumbangan pemikiran bidang di luar ilmu hukum yang membantu proses analisis yang disebut ilmu bantu dalam ilmu hukum

5
Terbentuknya HukumAbad 18 & 19 : ada dua
pandangan :a. Legisme : hukum dibentuk oleh
perundang-undangan saja. Kebiasaan dapat berlaku sebagai hukum setelah ada pengakuan UU.
b. Freierechtslehre : hukum terbentuk oleh peradilan. UU, kebiasaan dll hanya merupakan sarana pembantu bagi hakim untuk menemukan hukum pada kasus konkrit. Titik berat pandangan ini pada kegunaan sosial (sociale doelmatigheid)

6Bagaimana Pandangan
sekarang ? Hukum terbentuk dengan berbagai
cara ;1. Terbentuk oleh Pembentuk UU.
Penerapan UU tidak mekanis, tetapi via penafsiranPer-UUan tidak sempurna, tidak jelas, terkadang kosong sehingga penafsiran & pengisian kekosongan hukum menjadi tugas hakim;
2. Terbentuk karena Pergaulan Sosial
3. Peradilan Kasasi berfungsi terutama untuk memelihara kesatuan hukum dalam pembentukannya.
Jadi, saat ini hukum terbentuk karena kebiasaan, perundang-undangan & proses peradilan.

Hubungan Sinergis antara hukum dan sosiologi
Ilmu hukum preskriptif
Filsafat Hukum Sosiologi analisis kritis
Sosiologi Hukum
(ilmu tentang kenyataan hukum)Dimulai abad ke-19 perubahan cara pandang dari hukum secara legal
formal ke yuridis empiris/sosiologis
Memperkembangkan studi hukum dalam kaitannya dengan perkembangan
non hukum (Anzilotti 1882 Italia)
Hasil pemikiran tidak saja bersifat individu tetapi masuk dalam mahzab (aliran)

Sistematika Ilmu Hukum
8
Ilmu Hukum
Ilmu Tentang Kenyataan yang
menyoroti hukum
Ilmu Tentang kaidah yang
menelaah hukum
Ilmu pengertian
Hak dan Kewajiban
Subyek hukum
Peristiwa hukum
Hubungan hukum
Obyek Hukum
Sosiologi Hukum
Sejarah hukum
Antropologi hukum
Psikologi hukum
Perbandingan hukum

9Penjelasan sistematika :Ilmu Hukum terbagi menjadi Ilmu tentang kaidah yang menelaah hukum, ilmu pengertian dan ilmu tentang kenyataan hukum.
Ilmu tentang kaidah yang menelaah hukum dan ilmu pengertian merupakan bagian dari paradigma normwetenschap, sedangkan ilmu tentang kenyataan hukum merupakan bagian dari paradigma seinwetenschap.
Ilmu tentang kenyataan adalah ilmu yang menggeluti dunia nyata, empiris, langsung ke obyek, ke masyarakat. Ilmu ini mempelajari tentang realistis bukan idealistis.

Hukum secara sosiologis adalah merupakan suatu lembaga kemasyarakat (social institution) yang merupakan himpunan nilai-nilai, kaidah-kaidah dan pola-pola perikelakuan yang berkisar pada kebutuhan-kebutuhan pokok manusia .

TUJUAN UTAMA SOSIOLOGI HUKUM Untuk menyajikan sebanyak mungkin
kondisi-kondisi yang diperlukan agar hukum dapat berlaku secara efisien.

SOSIOLOGI HUKUM MEMPELAJARI “ Pengorganisasian sosial hukum”

OBJEK SOSIOLOGI HUKUM Badan-badan yang terlibat dalam
kegiatan-kegiatan penyelenggaraan hukum
Contoh : pembuat Undang-undang pengadilan , polisi, advokat, dan sebagainya.

RUANG LINGKUP SOSIOLOGI HUKUM Pola-pola perikelakuan dalam
masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau berkelakuan yang sama dari pada orang-orang yang hidup bersama dalam masyarakat.

SOSIOLOGI HUKUM Sosiologi hukum berkembang atas dasar
suatu anggapan dasar, bahwa proses hukum berlangsung di dalam suatu jaringan atau sistem sosial yang dinamakan masyarakat.

SOSIOLOGI HUKUM Sosiologi hukum adalah merupakan suatu
disiplin ilmu dalam ilmu hukum yang baru dikenal pada tahun 1960
Kehadiran disiplin ilmu sosiologi hukum di Indonesia memberikan suatu pemahaman baru bagi masyarakat yang selama ini hanya dilihat sebagai suatu perundang-undangan atau yang biasanya disebut pemahaman hukum secara normatif

PENGERTIAN SOSIOLOGI HUKUM Sosiologi hukum adalah mengamati dan
mencatat hukum dalam kenyataan kehidupan sehari-hari dan kemudian berusaha menjelaskannya
Sosiologi hukum sebagai ilmu terapan menjadikan sosiologi sebagai subyek seperti fungsi sosiologi dalam penerapan hukum, pembangunan hukum, pembaharuan hukum, perubahan masyarakat dan perubahan hukum, dampak dan efektivitas hukum, kultur hukum

PENGERTIAN SOSIOLOGI HUKUM dari PARA AHLI
Soerjono Soekantososiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan empiris menganalisis atau mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya

Satjipto Rahardjo Sosiologi hukum (sociology of law)
adalah pengetahuan hukum terhadap pola perilaku masyarakat dalam konteks sosialnya

R.Otje Salman Sosiologi hukum adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya secara empiris analitis

H.L.A.Hart Hart mengungkapkan bahwa suatu
konsep tentang hukum mengandung unsur-unsur kekuasaan yang terpusat kepada kewajiban tertentu didalam gejala hukum yang tampak dari kehidupan bermasyarakat.

Prof.MPB. Aumgartner Sosiologi hukum adalah kajian ilmiah
tentang kehidupan sosial Sosiologi hukum adalah kajian tentang
perilaku hukum (legal behavior)

Donal Black sosiologi hukum adalah menyajikan
wawasan yang sangat berbeda dibanding ilmu hukum tradisional (evaluasi dan penilaian) terhadap, fairness, justid, egulty dan effectiveness. Tetapi sosiologi hukum berangkat dari premis-premis yang berbeda. Menggunakan metode yang juga berbeda, dan berbeda dari sudut tujuan yang ingin dicapai.

Sosiologi hukum yang murni tidak mempelajari menusia dalam pengertian biasa tetapi mempelajari hukum sebagai system perilaku.

Prof. Dr. Tb. Ronny Rahman Nitibaskara dan Dr. Bambang Widodo Umar
sosiologi hukum adalah Ilmu pengetahuan ttg interaksi manusia yang berkaitan dg hukum dalam kehidupan bermasyarakat.

LATAR BELAKANG LAHIRNYA SOSIOLOGI HUKUM
Orang yang pertama menggunakan istilah sosiologi hukum adalah Anzilotti pada tahun 1882. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sejak itu mulai diperkenalkan ruang lingkup dan objek kajian sosiologi hukum. Namun demikian sosiologi hukum dipengaruhi oleh disiplin ilmu:filsafat hukum, ilmu hukum dan sosiologi yang kajiannya berorientasi pada hukum.

KEKHASAN SOSIOLOGI HUKUM
1. SOSIOLOGI HUKUM bertujuan untuk memberikan penjelasan terhadap praktek-praktek hukum, baik oleh para penegak hukum ataupun masyarakat, seperti dalam praktek peradilan dan sebagainya. Sosiologi hukum berusaha menjelaskan mengapa praktek demikian itu terjadi, apa pengaruhnya, latar belakang dan sebagainya.
2. SOSIOLOGI HUKUM senantiasa menguji keabsahan empiris, dengan usaha mengetahui isi kaidah dan didalam kenyataannya, baik data empiris maupun non empiris
3. SOSIOLOGI HUKUM tidak melakukan penilaian terhadap hukum . Obyek yang diamatinya ialah tingkah laku yang menyimpang dan yang taat.

MISI SOSIOLOGI HUKUM untuk memprediksikan dan menjalankan
berbagai “legal behavior” mencakup variasi tentang apa yang didefinisikan “sebagai legal” bagaimana kasus memasuki system, bagaimana kasus-kasus itu diselesaikan, perbedaan-perbedaan didalam hukum jelas berlaku diseluruh masyarakat, disetiap periode sejarah dan disetiap kasus individu, dan kesemuanya itu merupakan subyek yang dijelaskan secara sosiologi

MANFAAT MEMPELAJARI SOSIOLOGI HUKUM
1. Mengetahui dan memahami perkembangan hukum positif (tertulis/tidak tertulis) di dalam negara /masyarakat.
2. Mengetahui efektifitas berlakunya hukum positif di dalam masyarakat.
3. Mampu menganalisis penerapan hukum di dalam masyarakat.
4. Mampu mengkonstruksikan fenomena hukum yang terjadi di masyarakat.
5. Mampu mempetakan masalah-masalah sosial dalam kaitan dengan penerapan hukum di masyarakat.

OBYEK DALAM SOSIOLOGI HUKUM1. Persoalan hukum bukanlah realitas pasal-pasal dalam
peraturan perundang-undangan melainkan hubungan yang sinergis persoalan pasal dalam bekerjanya sehari-hari di masyarakat.
2. Sosiologi hukum mempelajari dan menjelaskan secara utuh pola perilaku masyarakat dengan apa adanya
3. Mempelajari sosiologi hukum sebagai ilmu, dapat melihatnya dalam berbagai konteks seperti : perilaku (sikap), institusi (birokrasi), sistem sosial, nilai-nilai budaya, sistem politik dan kekuasaan, aspek perkembangan ekonomi, tuntutan kepastian dan keadilan hukum dan lain sebagainya; cirinya ditandai oleh suatu obyek persoalan yang didalamnya terdapat implementasi hukum

Obyek sasaran sosiologi hukum adalah badan-badan yang terlibat dalam kegiatan penyelenggaraan hukum, seperti pengadilan, polisi, advokat, dan penegak hukum lainnya

32
OBYEK ILMU TENTANG KENYATAAN HUKUM
SIKAP TINDAK
KAIDAH 1. SURUHAN (GEBOD)2. KEBOLEHAN
(DISPENSATIE)3. LARANGAN (VERBOD)
ASAS
NILAI

Beberapa masalah yang disoroti sosiologi hukum
1. Hukum dan sistem sosial masyarakat.Hukum tidak dapat dilepaskan dari sistem sosial suatu masyarakat. Sistem hukum merupakan pencerminan dari sistem sosial, dimana sistem hukum merupakan bagiannya. Perlu diteliti dalam keadaan apa dan dengan cara bagaimana sistem sosial mempengaruhi suatu sistem hukum sebagai subsistemnya, sampai sejauh mana proses saling mempengaruhi tersebut.

2. Persamaan dan perbedaan sistem hukum
Penelitian di bidang ini penting untuk mengetahui apakah memang terdapat konsep hukum yang universal, apakah perbedaan – perbedaan yang ada merupakan suatu penyimpangan dari konsep yang universal.misal : penelitian perbandingan terhadap sistem –sistem hukum yang berlaku di berbagai daerah dan yang didukung oleh suku-suku bangsa yang berlainan

3. Sifat sistem hukum yang dualistis
Hukum berisikan ketentuan bagaimanamanusia menjalankan serta mengembangkan haknya, mempertahankan haknya, mengembangkan kesamaan derajat, menjamin kesejahteraan dan seter4usnya. Tetapi, di lain pihak hukum menjadi alat yang ampuh untuk mengendalikan warga masyarakat atau dapat dijadikan sarana oleh sebagian kecil warga masyarakat yang menamakan dirinya sebagai penguasa, untuk mempertahankan kedudukan sosial, politik, ekonomi yang lebih tinggi.

4. Hukum dan kekuasaan
Ditinjau dari ilmu politik, hukum merupakan suatu sarana dari elite yang memegang kekuasaan dan sedikit banyak dipergunakan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan, atau untuk menambah serta mengembangkannya.

5. Hukum dan nilai-nilai sosial budaya
Hukum sebagai kaidah atau norma sosial, tidak terlepas dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, bahkan dapat dikatakan bahwa hukum merupakan pencerminan dari nilai-nilai yang pada suatu saat berlaku dalam masyarakat. Misalnya : hukum waris daerah Tapanuli menentukan bahwa seorang janda bukanlah ahli waris bagi suaminya, karena janda dianggap sebagai orang luar (keluarga suaminya)

6. Kepastian hukum dan kesebandingan Merupakan dua pokok tugas hukum. Seringkali kedua
tugas tersebut tidak dapat ditetapkan sekaligus secara merata. Max Weber membedakan substantif rationality dari formal rationality. Bahwa sistem hukum Barat mempunyai kecenderungan untuk lebih menekankan pada segi formal rationality, artinya penyusunan secara sistematis dari ketentuan semacam itu seringkali bertentangan dengan aspek substantif rationality, yaitu kesebandingan bagi warga masyarakat secara individual. Misalnya kemungkinan untuk membentuk sistem hukum yang memberikan derajat dan kesempatan yang sama bagi para warga masyarakat dalam melakukan tindakan hukum

7. Peranan hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat
Setiap masyarakat selalu berubah, dalam proses perubahan tersebut biasanya ada suatu kekuatan yang menjadi pelopor perubahan atau agent of change. Bagaimana dengan hukum? Sejauh mana peranan hukum dalam mengubah masyarakat? Untuk memberikan gambaran masalah tersebut, dikemukakan hal-hal sebagai berikut

a. Pengadilan Seorang hakim dalam memberikan
keputusan, sedikit banyak dipengaruhi oleh, misalnya suasana politik, status ekonomi, disamping itu unsur keadaan psikologis yang sedang dialami. Status terdakwa secara sosial ekonomi dan politik dan jugamedia massa terhadap jalannya peradilan.

b. Efek suatu peraturan perundang-undangan dalam masyarakat
Sejauh mana warga masyarakat taat terhadap hukum yang berlaku.

c. Tertinggalnya hukum di belakang perubahan sosial dalam masyarakat.
Hukum tertinggal apabila hukum tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat pada suatu waktu dan tempat tertentu. Misalnya, teknologi nuklir untuk maksud damai.

d. Difusi hukum dan pelembagaannya
Bagaimana warga masyarakat mengetahui hukum yang berlaku. Sampai sejauh mana hukum mengalami pelembagaan proses dalam diri warga masyarakat .

e. Hubungan antara penegak hukum dan pelaksana hukum.
f. Masalah keadilan

Karakteristik kajian sosiologi hukum
1. Deskripsi : sosiologi hukum berusaha untuk memberikan deskripsi terhadap praktik hukum. Apabila praktik itu dibeda-bedakan ke dalam pembuatan undang-undang, penerapan dalam pengadilan, maka sos hukum mempelajari bagaimana praktik yang terjadi pada masing-masing bidang kegiatan hukum itu.

2. Menjelaskan, sos hukum bertujuan untuk menjelaskan mengapa suatu praktek hukum di dalam kehidupan sosial masyarakat itu terjadi , sebab-sebabnya, faktor apa yang berpengaruh, latar belakangnya , dan sebagainya. Max Weber, menamakan sebagai interpretatif understanding, yaitu cara menjelaskan sebab, perkembangan, serta efek dari tingkah laku sosial.

3. Memprediksi, sos hukum senantiasa menguji kesahihan dari suatu peraturan atau pernyataan hukum, sehingga mampu memprediksi ssuatu hukum yang sesuai dan/atau tidak sesuai dengan masyarakat tertentu.

4. Sosiologi hukum tidak melakukan penilaian terhadap hukum. Tingkah laku yang taat hukum sama-sama merupakan obyek pengamatan yang setaraf. Tidak menilai satu lebih dari yang lain. Sosiologi hukum mendekati hukum dari segi obyektivitas semata dan bertujuan memberikan penjelasan terhadap fenomena hukum yang ada.

Bersambung ke Pertemuan 2