Pertanyaan Mioma Uteri

2
1. Apa yang menyebabkan estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma uteri? Answer 1: Klatsky et al (2008) 11 dan Wiknjosastro (1999) menyatakan bahwa estrogen sangat berperan dalam terjadinya mioma uteri dimana kadar estrogen tinggi pada masa usia reproduktif. Pada usia menopause terjadi regresi mioma uteri karena kedua ovarium sudah tidak menghasilkan estrogen lagi. Pada usia sebelum menarche kadar estrogen rendah. Mioma uteri biasanya terjadi selama masa reproduksi, tersering pada usia 35-49 tahun. Frekuensi kejadian mioma uteri tertinggi pada usia 35-50 tahun yaitu mendekati angka 40%, sangat jarang ditemukan pada usia di bawah 20 tahun, sedangkan pada usia menopause hampir tidak pernah ditemukan. Answer 2: Hiperplasia endometrium dan mioma uteri timbul sebagai respon adaptasi seluler terhadap stres, dalam hal ini stres disebabkan oleh hormon estrogen yang berlebihan atau stimulasi faktor pertumbuhan. Kadar hormon estrogen yang berlebihan atau tidak diimbangi dengan kadar progesteron yang adekuat secara bersamaan akan menimbulkan ketidakseimbangan antara tingkat proliferasi dan apoptosis selular pada jaringan endometrium dan miometrium. Terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah aktivitas mitosis pada mioma dengan jumlah aktivitas mitosis pada endometriumnya pada fase proliferasi siklus menstruasi yang dipengaruhi oleh estrogen, hormon yang mendominasi pada fase proliferasi. Estrogen juga terlibat dalam regulasi sintesis matriks ekstraseluler pada mioma, dengan cara menstimulasi secara langsung produksi kolagen tipe I dan tipe III.

description

mioma uteri

Transcript of Pertanyaan Mioma Uteri

Page 1: Pertanyaan Mioma Uteri

1. Apa yang menyebabkan estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma uteri?

Answer 1:Klatsky et al (2008) 11 dan Wiknjosastro (1999) menyatakan bahwa estrogen sangat berperan dalam terjadinya mioma uteri dimana kadar estrogen tinggi pada masa usia reproduktif. Pada usia menopause terjadi regresi mioma uteri karena kedua ovarium sudah tidak menghasilkan estrogen lagi. Pada usia sebelum menarche kadar estrogen rendah.

Mioma uteri biasanya terjadi selama masa reproduksi, tersering pada usia 35-49 tahun. Frekuensi kejadian mioma uteri tertinggi pada usia 35-50 tahun yaitu mendekati angka 40%, sangat jarang ditemukan pada usia di bawah 20 tahun, sedangkan pada usia menopause hampir tidak pernah ditemukan.

Answer 2:Hiperplasia endometrium dan mioma uteri timbul sebagai respon adaptasi seluler terhadap stres, dalam hal ini stres disebabkan oleh hormon estrogen yang berlebihan atau stimulasi faktor pertumbuhan. Kadar hormon estrogen yang berlebihan atau tidak diimbangi dengan kadar progesteron yang adekuat secara bersamaan akan menimbulkan ketidakseimbangan antara tingkat proliferasi dan apoptosis selular pada jaringan endometrium dan miometrium. Terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah aktivitas mitosis pada mioma dengan jumlah aktivitas mitosis pada endometriumnya pada fase proliferasi siklus menstruasi yang dipengaruhi oleh estrogen, hormon yang mendominasi pada fase proliferasi. Estrogen juga terlibat dalam regulasi sintesis matriks ekstraseluler pada mioma, dengan cara menstimulasi secara langsung produksi kolagen tipe I dan tipe III.Terdapat penurunan tingkat apoptosis endometrium pada wanita yang menderita mioma uteri. Penurunan tingkat apoptosis ini mengarah pada penebalan lapisan endometrium yang menyebabkan terjadinya perdarahan abnormal pada penderita mioma uteri. Bcl-2 yang merupakan proto-onkogen anti apoptosis ditemukan terekspresi secara berlebihan pada jaringan mioma, sedangkan Kokawa, et al. (2001) dalam penelitiannya yang menggunakan analisis immuhistokimia juga menunjukkan bahwa ekspresi Bcl-2 lebih kuat pada endometrium yang mengalami hiperplasia dibandingkan dengan endometrium pada wanita postmenopause.

Mioma uteri lebih banyak terjadi pada wanita nulipara dibandingkan dengan wanita yang multipara karena kehamilan mengurangi durasi pajanan terhadap estrogen yang tidak disertai pajanan progesteron, sedangkan nuliparitas berhubungan dengan siklus anovulatorik yang ditandai dengan pajanan estrogen jangka panjang.