Pertanian

download Pertanian

of 3

description

Tentang pertanian

Transcript of Pertanian

  • SALAM

    #5

    desem

    ber

    20

    03

    32

    Pengantar

    Selama ini, proses pemandirian masyarakat ditempuh denganmelibatkan masyarakat dalam keseluruhan siklus/daur programmulai dari penjajakan kebutuhan, perencanaan, implementasi,monitoring, evaluasi hingga pengembangan program. Keseluruhanproses yang ditempuh tersebut, harapannya adalah sebagai ajangdan proses belajar bersama di antara masyarakat dampingan denganlembaga pendamping, sekaligus pemberdayaan petani. Sehingga,bila suatu waktu, lembaga pendamping phase-out dari wilayahdampingan, orang-orang dalam kelompok dampingan tetap dapatmelanjutkan program tersebut.

    Namun, salah satu masalah serius yang terjadi di lapanganadalah bahwa proses pemandirian tersebut menemui banyak kendala.Bila kita cermati lebih jauh, sebenarnya petani memiliki potensi dankeunggulan dalam lingkungan kehidupannya. Dimana, hubungankekerabatan yang kental merupakan salah satu ciri yang melekatdalam masyarakat pedesaan. Dalam hubungan kekerabatan ini jugaterjadi tukar-menukar pengalaman lewat pertemuan adat ataupunacara-acara lainnya. Karena itu, potensi ini akan sangat maksimalmanakala kita sebagai orang luar ikut menciptakan ruang gerak yanglebih leluasa sehingga budaya saling berbagi dalam masyarakatmenjadi suatu model yang kuat.

    Salah satu model dan pendekatan yang dapat memberi ruangke arah terciptanya budaya saling berbagi tersebut adalah upayasaling berbagi informasi antarpetani. Metodologi ini akan memungkinkanterbukanya kran dan arus komunikasi multiarah dan lintas sektoralantarpetani secara interaktif.

    Selama ini semangat dan spirit dari pendekatan ini sudah mulaidipraktekkan, namun belum berjalan sesuai dengan visi-misimetodologi ini. Penerapan metodologi ini cenderung diidentifikasisesat langkah sehingga menimbulkan banyak masalah. Salah satudi antaranya adalah optimalisasi fungsi dan peran yang tersentarilasikepada petani penyuluh, sementara petani penyuluh pun jumlahnyasangat terbatas (1-2 orang dalam 1 desa). Selain itu, peran-peranyang diharapkan dari petani pelaku dalam berbagi informasi ini sedikitbanyak nyaris persis seorang Petugas Lapangan (PL). Imbasnyaadalah muncul harapan yang besar untuk menerima perlakuan-perlakuan sebagaimana layaknya seorang PL. Padahal, penekananmetodologi ini lebih pada bagaimana terciptanya ruang bagi terbukalebarnya komunikasi multiarah antara petani yang satu kepada petaniyang lainnya secara alami (tanpa ada rekayasa sosial).

    Seorang Petani dalam suatu isu tertentu dapat menjadinarasumber bagi petani lainnya dan dapat pula sebagai yang sedang/

    perlu belajar kepada petani lainnya pada isu-isu lainnya. Biladibahasakan dalam bentuk lain, hakekat saling berbagi informasiantarpetani adalah penyuluhan yang berasal dari banyak petani kebanyak petani dalam banyak isu.

    Metodologi ini, walaupun dipandang dengan sebelah mata dankelihatnnya sangat idealis, namun bila berhasil diterapkan akan menjadisuatu metodologi yang sangat ampuh dalam konteks pendekatanpembangunan yang partisipatif.

    Berbagi Informasi, Seperti Apa?

    Berbagi informasi, dahulu lebih sering disebut Penyuluhanadalah suatu kegiatan membagi pengalaman atau pengetahuan dariseseorang kepada orang lain. Dapat juga dikatakan sebagai prosespenyampaian informasi baru yang bermanfaat (pengetahuan danteknologi) dari seseorang kepada orang lain.

    Yang coba dikembangkan adalah suatu proses pertukaraninformasi, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan tentang berbagaihal dari petani yang satu kepada petani lainnya secara terus-menerus,berkesinambungan dan timbal balik. Biasanya, informasi-informasiitu dapat menjawab permasalahan yang sedang dihadapi atau

    merupakan hal-hal baru yang bermanfaat bagikehidupan petani.

    Mengapa dari Petani ke Petani?

    Pemberdayaan PetaniMenerapkan model Penyuluhan dari

    Petani ke Petani diharapkan akan mampumemberdayakan petani. Sehingga petani akanmampu merencanakan sendiri, melakukan,mengorganisir, bahkan mengevaluasi program/kegiatan mereka walaupun tanpa pendampinganorang luar.

    Mengurangi Risiko Ketergantungan dari PihakLuar

    Kita sadari, selama ini masyarakat(khususnya petani) dibiasakan denganpendekatan top down. Pendekatan ini telahmelahirkan ketergantungan peran dan andilterhadap orang luar. Inisiatif dan prakarsamasyarakat menjadi lemah. Dengan demikian,ketika pendampingan suatu program dari luarselesai maka kegiatan/program tersebut punakhirnya ikut selesai. Karena itu, melalui

    BERBAGI INFORMASI ANTARPETANI,

    UPAYA MENJAWAB KETIDAKBERDAYAAN INFORMASIoleh: Petrus Ana Andung

    Saat kunjungan kebun akan terjadi pertukaran pengalaman antarsesama petani.Tampak petani bertindak sebagai narasumber saat ada kunjungan dari luar.Petani Desa Nekmese sedang membagikan pengalamannya dalam pengelolaanHutan kemasyarakatan (HKm).

    Di tempat yang sederhana inilah petani penyuluh memberikanpenyuluhan kepada petani lainnya.

  • SALAM#

    5

    desem

    ber

    20

    03

    33

    pendekatan saling berbagi informasi antarpetani akan memacu sikapkritis dan inisiatif petani untuk mau melakukan sesuatu inovasi danteknologi baru tanpa harus bergantung sepenuhnya terhadap orangluar.

    Melestarikan Budaya Saling BerbagiSalah satu kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat kita adalah

    kebiasaan dan pola urun rembug (musyawarah untuk mufakat). Sistemini merupakan warisan nenek moyang secara turun-temurun. Melaluipenerapan apaya ini, diharapkan spirit dan pola ini akan senantiasaterbangun di antara masyarakat/petani. Masyarakat tani akansenantiasa duduk bersama mendiskusikan segala sesuatumenyangkut kehidupan kemasyarakatan mereka. Dengan demikiankebersamaan dan kekeluargaan dapat tercipta dan terjalin lebih eratdan rukun.

    Pengembangan Kepemimpinan Masyarakat LokalPengembangan program dengan pendekatan Saling berbagi

    informasi antarPetani diyakini dapat menumbuhkan dan memperkuatkepemimpinan masyarakat lokal. Hal ini akan nampak saat petanidiberikan kesempatan seluas-luasnya dalam berinisiatif danmengorganisir sesuatu program. Semakin petani dipercaya makasecara tidak langsung kita sedang dan terus merangsang kemandirianmasyarakat dalam menentukan sikap untuk melaksanakan sesuatukegiatan sekaligus menumbuhkan kepercayaan diri.

    Dimana Dapat Dilakukan?

    Saling berbagi informasi antarPetani dapat dilakukan dalammomentum apa saja, tidak dibatasi dan tidak terikat oleh ruang danwaktu. Berikut adalah momentum/ajang yang dapat memungkinkanterjadinya proses tersebut, antara lain:

    Kunjungan Keluarga di Kampung/Desa LainKunjungan keluarga di kampung atau di desa yang berbeda

    merupakan suatu kesempatan untuk melihat dari dekat (sambil belajar)tentang hal-hal baru yang terjadi.

    Pertemuan-Pertemuan KampungBiasanya, petani-petani kita memiliki acara-acara yang khas

    dan atau pertemuan-pertemuan penting lainnya secara berkala.Beberapa pertemuan yang lazimnya terjadi adalah pertemuan-pertemuan adat, acara keagamaan atau saat arisan. Pada akhir dariacara seperti ini, petani-petani dapat melakukan diskusi-diskusiterbatas sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang sedang merekahadapi.

    Di KebunDi lapangan kita jumpai ada beberapa Petani yang memiliki

    mutu kebun yang cukup baik dan berhasil daripada petani lainnya.Karena dinilai berhasil, petani-petani lainnya dengan sendirinyatergerak untuk ingin mempelajari apa yang dikerjakan pada kebun

    Metode BEKER Bapak Kune:Membagi pengalaman pada 6.000 petani.

    Bapak Lorens J. Kune dengan metode BEKER-nya mampu membagikanpengalamannya dalam menggunakan pupuk bokashi kepada sesama kawanpetani lainnya di Timor Tengah Selatan (TTS). Berikut petikan pengalamannya.

    Menyebut Lorens J.Kune di kalangan masyarakat petani TTS, gambaranyang akan muncul adalah seorang laki-laki dengan ciri khas, berbicara sambiltersenyum sangat bersahabat dan mudah akrab dengan siapa saja. Bapak Kune,begitu biasanya dia di sapa, merupakan sosok yang dikenal akrab oleh kawan-kawan petani di TTS. Lahir 58 tahun lalu, tepatnya 18 Februari 1945 di DesaHane, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Timor Tengah Selatan. MantanKepala Desa Hane ini, merupakan satu dari kawan petani yang kaya pengalamandan dengan suka hati membagikannya kepada kawan-kawan petani yang lain.

    Bermula sebagai Ketua Kelompok Tani Suka Majupada tahun 1989, bapak dari 8 orang anak ini berupayamenggerakkan anggota kelompoknya. Tujuannya, tidak lainagar dapat saling belajar pengalaman-pengalaman dalamberusaha tani. Pada waktu yang tidak lama berselang, ProgramDinas Kehutanan Kabupaten TTS masuk di Desa Hane.Bapak Kune, bersama dengan petani lainnya ikutmengembangkan tanaman umur panjang dan tanamanproduksi. Melihat keinginan belajar dan membagi pengalamandari Bapak Kune, maka pada bulan Oktober 1996, DinasKehutanan Kabupaten TTS mengutus Bapak Kune untukmengikuti latihan pembuatan Pupuk bokashi di Wonogiri.

    Di Wonogiri, Bapak Kune dilatih membuat pupukbokashi. Menurutnya, bokashi merupakan kepanjangan dariBahan Organik Kaya Akan Sumber Insani. Didorong olehrasa ingin tahu yang mendalam, Bapak Kune kemudianmembeli larutan EM-4 dari Wonogiri kemudian beliaumembawanya ke Soe - TTS.

    Sesampai di TTS, ia mulai melakukan pembuatan pupukbokashi. Pupuk bokashi ini kemudian dipakai untukmemupuk sebagian kebunnya yang ditanami jagung. Padasaat yang sama, BPTP Naibonat pun memberikan bantuanpupuk buatan yakni Urea, TSP dan KCL. Untuk mengujikehebatan di antara dua jenis pupuk tersebut (antara Pupuk Buatan denganbokashi) maka sebagian kebun yang ditanami jagung diberikan pupuk buatan.Hasilnya, ternyata terjadi perbedaan yang sangat jauh. Kebun jagung yangdiberi pupuk buatan hanya menghasilkan 23 ton jagung. Sedangkan kebunjagung lainnya yang diberi pupuk bokashi menghasilkan 78 ton jagung.

    Melihat perbedaan yang sangat jauh tersebut, masyarakat mulai tertarikuntuk melihat kebun Bapak Kune dan menanyakan, Apa rahasianya sehinggahasil kebun tahun ini sangat banyak?. Lalu, Bapak Kune menceritakan kalauini terjadi berkat pemberian pupuk bokashi. Diskusi yang dibangun antaramasyarakat (umumnya anggota kelompok) dengan Bapak Kune, bermuarapada permintaan para anggota kelompok untuk melakukan uji coba padatanaman mereka. Hasilnya, sungguh sangat memuaskan. Melihat hasil yang

    memuaskan tersebut, akhirnya 25 orang anggota meminta Bapak Kune untukmemberikan pelatihan. Ke-25 orang petani Desa Hane tersebut kemudian dilatihtentang cara pembuatan pupuk bokashi oleh Bapak Kune. Dan kini, seluruhanggota kelompok Suka Maju (431 KK dari total 520 KK di Desa Hane) sudahdilatih dan mahir membuat pupuk bokashi.

    Ketika Pemerintah melihat hasil nyata di Desa Hane, maka pada tahun1998-2000 Pemda Kabupaten TTS meminta Bapak Kune untuk melatih petanilainnya di Kabupaten TTS. Pelatihan tahap pertama (Tahun 1998), Bapak Kuneberhasil melatih 1.250 petani dari 5 Desa. Tahun 1999, berhasil melatih 2.500petani dari 10 Desa. Dan Tahun 2000, berhasil melatih 2.250 petani di 15 Desa.Dengan demikian, Bapak Lorens Kune telah berhasil melatih 6.000 petani dari30 desa di Kabupeten TTS.

    Strategi Bapak Kune6.000 petani dalam beberapa tahun, suatu prestasi yang

    luar biasa. Bagaimana Bapak Kune melakukannya? Berikutpengalaman yang bisa dipetik dari Bapak Kune:

    1. Metode BEKERMenurut Bapak Kune, pelatihan ini akan jauh lebih efektifbila dilakukan dengan sistim BEKER yang berarti: Berbicaradan Bekerja. Teori hanya sedikit sekali dan lebih banyakmelakukan praktek langsung.

    2. Keberanian untuk Menguji Coba Sesuatu Teknologi BaruMenguji coba sesuatu menggunakan pengetahuan/kearifantradisional merupakan salah satu tantangan yang palingdigemarinya. Bapak Kune ternyata memiliki pengalaman uniklainnya. Ia berhasil menemukan teknologi tradisional tentangpengawetan jagung. Karena temuan barunya ini, pada tahun2001, Bapak Kune kembali dipercaya Pemda KabupatenTTS untuk mewakili petani TTS dalam kegiatan PekanPENAS (Pertemuan Nasional) di Tasikmalaya. Kegiatan inidiikuti oleh perwakilan petani seluruh Indonesia. Padakesempatan ini, Bapak Kune mendapat kehormatan untukmembawakan materi berjudul Pengawetan Jagung secaraTradisional Orang Indonesia Timor.

    3. Kepedulian terhadap Sesama Petani LainBapak Kune selalu peduli dengan keadaan sesama petaninya. Bukti darikepedulian ini, ia selalu membagikan apa yang dimilikinya kepada petanilainnya. Kadangkala, ia tidak segan-segan menawarkan diri sebagai pelatihbagi sesama petaninya. Contoh, ketika petani di Desa Hane berkeinginanuntuk mengetahui bagaimana cara membuat pupuk bokashi, Bapak Kunemengajak warga yang berminat untuk mengikuti pelatihan singkat di rumahnya.

    Bapak Kune hanya satu dari kawan petani kita yang setia membagipengetahuan dan pengalamannya pada sesama kawan petani. Untuk mereka, kitapantas menaruh rasa hormat.

    Sosok Bpk. Lorens J. Kune.Di bagian belakangtampak berbagai bahan bacaan untukmemperdalam wawasannya, kemudiandibagikan kepada sesama petani.

  • SALAM

    #5

    desem

    ber

    20

    03

    34

    tersebut, mengapa berhasil, dsb. Di kebun contoh inilah, prosesdiskusi dan tukar pengalaman dapat berlangsung sehingga petanipemilik kebun akan bertindak dan berperan sebagai narasumberbagi petani lainnya yang sedang belajar.

    Saat Kerja KelompokBudaya gotong royong secara berkelompok merupakan

    salah satu kekayaaan masyarakat kita. Mekanisme dan prosesterjadinya gotong royong ini pun telah melalui suatu diskusi danmusyawarah bersama. Biasanya terdapat pembahasan dandiskusi menyangkut agenda kerja dan kesepakatan-kesepakatanlainnya. Pada saat kerja kelompok, didiskusikan beberapa halyang sudah dilaksanakan kelompok, sekaligus rencana kerjaselanjutnya.

    Saat Pertemuan BerkalaMasyarakat dampingan kita biasanya memiliki jadwal

    pertemuan antarpetani secara berkala (triwulan, semesteranatau tahunan). Pertemuan-pertemuan tersebut biasanyadiselenggarakan baik oleh setiap kelompok tani, maupunkumpulan kelompok tani. Bahkan, kini sudah terdapat jaringanantarpetani; seperti Jaringan/Forum KMPH di Sesaot, Jaringan petanidi Sumba, Timor dan Flores. Pertemuan-pertemuan seperti inidikoordinir oleh petani sendiri. Mereka secara bersama-sama akanmelakukan penyusunan dan pembahasan agenda dan prosespertemuan, hingga memandu jalannya diskusi/pertemuan. Padakesempatan pertemuan seperti ini, biasanya diskusi akan dilakukanberkaitan dengan perkembangan kegiatan/program kerja kelompok,masalah-masalah yang dihadapi dan menyepakati strategi untukmemecahkan masalah tersebut.

    Kunjungan SilangKunjungan silang menjadi suatu ajang dan momentum yang

    paling strategis dan cukup efektif dalam mengembangkan metodologiini. Proses sharing/tukar pengalaman, pengetahuan dan ketrampilanantara sesama petani berlangsung dengan sangat baik. Dalamkunjungan silang ini, pembelajaran antarpetani ditempuh denganmengunjungi kebun-kebun yang berhasil dan kebun-kebun yangkurang berhasil. Kedua model kebun tersebut menjadi pijakan/dasarbagi petani-petani dalam berdiskusi. Petani-petani yang dikunjungi/tuan rumah akan bertindak sebagai pemandu dan narasumber dalamproses ini; di mana memberikan penjelasan-penjelasan mengapa danbagaimana suatu kebun bisa berhasil kepada petani pengunjung/petanitamu. Petani tamu dapat memberikan saran/masukan untuk perbaikankualitas pengelolaan kebun tersebut.

    Apa Saja yang Dapat Dilakukan?

    Petani yang memiliki pengalaman dan kemampuan untuk membagiinformasi tersebut kepada petani lain, mempunyai peran strategisdalam rangka membina dan mengembangkan potensi petani lain.Beberapa hal yang dapat dikerjakan oleh rekan-rekan petani ini, antaralain:

    NarasumberPetani yang memiliki informasi baru atau inovasi serta teknologi

    yang baru, baik berkaitan dengan isu pertanian, peternakan, maupun

    kehutanan dapat berperan sebagai narasumber dalam membagikanpengalamannya itu kepada petani-petani yang lain. Petani yang memilikikeahlian ini dapat menjelaskan semua hal yang diketahuinya baikaspek pengetahuan maupun ketrampilan teknisnya.

    MotivatorPetani Penyuluh diharapkan berperan dalam memotivasi

    sesama petaninya untuk mau menerapkan teknologi yang tepat danberhasil guna keberhasilan usaha taninya. Dorongan ini pentingkarena biasanya petani penyuluh memiliki pengalaman yang lebihdibandingkan petani lainnya.

    Membantu Memfasilitasi Pertemuan, Pelatihan, Penyuluhan,dan Penyebaran Informasi kepada Petani Lainnya.

    Selama pendampingan program, biasanya kitamenyelenggarakan pelatihan atau pertemuan lainnya. Padapertemuan-pertemuan seperti ini, para Petani Penyuluh dapat diberiperan sebagai pemandu diskusi, penerjemah (bila masyarakat banyakyang tidak mengerti bahasa Indonesia), fasilitator ataupun sebagaisumber informasi bagi petani lainnya.

    Mengadaptasi Gagasan dari LuarDalam kehidupan bermasyarakat, biasanya ada begitu banyak

    input dan gagasan dari luar desa baik berupa pengetahuan maupunketerampilan. Pengetahuan dan keterampilan ini bisa diperoleh baiksecara langsung dari sumber utamanya ataupun melalui media yanglain seperti pelatihan, kursus keterampilan, kunjungan silang, buku-buku, media massa, dll.

    Gagasan-gagasan tersebut adakalanya sering tidak cocokdengan kondisi di wilayah desa, bila diadopsi. Namun, bila ternyatagagasan-gagasan ini bermanfaat dan dinilai efektif maka dapat diadopsinamun diadaptasikan dengan kondisi wilayah desa. Nah,mengadaptasi gagasan-gagasan luar ini dapat dilakukan oleh petani-petani penyuluh. Tentunya, pada saat proses pengadaptasiansenantiasa berdiskusi bersama, baik dengan petani-petani penyuluhlainnya maupun anggota kelompok yang bersangkutan (bila bekerjadengan kelompok).

    Penutup

    Upaya saling berbagi informasi diantara petani merupakan salahsatu jawaban untuk memberi ruang bagi kuatnya kemandirian dansikap kritis masyarakat. Metodologi ini akan menjawab masalahlambannya kemandirian masyarakat, dan ketidakberdayaanmasyarakat. Sudah saatnya kita memberi kepercayaan kepada petanisendiri untuk menjawab kebutuhannya, tentunya tanpa melupakanbimbingan dan pendampingan khususnya pada tahap awal.

    Petrus Ana AndungStaf Pengembangan Metodologi

    pada Studio Driya Media KupangJln. Ade Irma II no. 30a, Walikota, Kupang , NTT.

    telp/fax: 0380-825028

    Diskusi bersama di rumah dengan sesama petani menggunakan alatbantu media merupakan salah satu cara terjadinya penyuluhan daripetani ke petani.

    Catatan Pengalaman:

    Di Desa Billa, Umbu Sukar, Frans Takanjanji dan H.H. Melikpada suatu waktu melakukan kunjungan keluarga di DesaRamuk. Sementara berkunjung, mereka melihat keberhasilankeluarga mereka di Desa Ramuk dalam mengembangkanteknologi Konservasi Tanah dan Air (KTA) dan hutankeluarga. Karena keberhasilan itu, ketiga orang petanitersebut berinisiatif untuk mendatangi kebun yang berhasilguna melihat dari dekat dan berdiskusi dengan petani DesaRamuk yang mengembangkan teknologi-teknologi KTA danHutan Keluarga. Di kebun, terjadilah proses pembelajarandan diskusi antara pemilik kebun dengan ketiga orang petaniini. Petani Desa Ramuk bertindak sebagai narasumber danfasilitator baik teori maupun praktek KTA dan pengembanganhutan keluarga.