Pert. 6 bahasa dan naskah radio

23
BAHASA DAN NASKAH SIAR Pengantar Broadcasting Anwari,S.Sos.,M.Si Pertemuan 6

description

Pert. 6 bahasa dan naskah radio

Transcript of Pert. 6 bahasa dan naskah radio

Page 1: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

BAHASA DAN NASKAH SIARP e n g a n t a r B r o a d c a s t i n g

Anwari,S.Sos.,M.SiPertemuan 6

Page 2: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Naskah siaran (script) adalah materi siaran yang akan disampaikan penyiar dalam siaran dengan teknik “membaca naskah”. Penyiar yang menyampaikan siaran secara ad libitum tentu tidak memerlukan naskah, kecuali sedikit catatan tentang pokok-pokok materi (pointers) yang akan dibicarakannya.

Script atau naskah sangat penting dalam bersiaran. karena selain berfungsi sebagai materi atau bahan siaran, script juga berfungsi sebagai patokan dan pengendalian siaran agar tepat waktu. Selain itu, sebuah naskah akan mencerminkan visi-misi program, membentuk penyeragaman tata bahasa bagi penyiar (standarisasi kata), dan pembentuk image dan kepribadian radio di benak pendengar (air personality).

Definisi Naskah/Script Siaran

Page 3: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Penulisan naskah radio adalah “menulis untuk telinga”. Karena itu, naskah siar yang dibacakan penyiar harus terdengar seolah-olah penyiar “tidak membaca” tapi “bicara”. Sebuah naskah/script harus mudah dibaca penyiar sekaligus mudah dimengerti pendengar.

Page 4: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

1. Naskah/script menggunakan bahasa tutur (spoken language, conversational language), yakni bahasa percakapan, informal, kata-kata dan kalimat obrolan sehari-hari.

2. Naskah/script menggunakan kata-kata dan kalimat sederhana dan singkat sehingga mudah dimengerti. Atau menggunakan prinsip: KISS – Keep it Simple and Short. Hindari kalimat panjang, sebab selain menyulitkan penyiar ketika pengucapan, juga sulit dicerna. Gunakanlah kalimat pendek yang akan mempermudah penyampaian penyiar dan dipahami pendengar.

3. Naskah/script menggunakan ELF – Easy Listening Formula. Gunakan “rumus enak didengar”, yaitu susunan kalimat yang jika diucapkan enak didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran pertama. Naskah siaran haruslah “sekali ucap langsung dimengerti

3 hal yang harus diperhatikan dalam penulisan Naskah Radio

Page 5: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

prinsip penulisan naskah siaran adalah write the way you talk.

Artinya “Tuliskan sebagaimana cara anda mengatakannya”. Dengan kata lain, menulis naskah radio

adalah menulis untuk “berbicara” atau menggunakan bahasa tutur, bukan membaca atau menatap.

Page 6: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Prinsip Penulisan Naskah Siar

1. Layak baca dan disampaikan secara tutur. Tulislah sebagaimana ingin mendengarkannya atau sebagaimana ingin menyampaikannya kepada teman. Contoh: 20.30 WIB bukan dibaca pukul dua puluh lebih tiga puluh menit W-I-B, tetapi dibaca jam setengah 9 malam.

2. Komunikasi Bersifat langsung, yaitu komunikas langsung penyiar dengan pendengar.

3. Sekali baca selesai atau sekali ucap langsung dimengerti. Dengan begitu, pendengar mampu memahami apa yang ingin penyiar sampaikan, inti cerita, dan langsung dapat menerimanya.

Page 7: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Prinsip Penulisan Naskah Siar

4. Bersifat personal dengan komunikasi person to person. Radio adalah alat komunikasi yang sifatnya pribadi. Kita harus menyampaikan berita kita kepada “satu individu” tanpa membuat mereka merasa sebagai bagian dari sekian banyaknya pendengar. Naskah hendaknya menghindari tulisan bergaya teks pidato, namun menciptakan suasana santai atau informal, serta menciptakan suasana santai atau informal, serta menciptakan suasana akrab dan bersahabat.

5. Menyadari yang keluar hanya suara. Bacalah script dengan keras untuk meyakinkan bahwa suara yang dihasilkan sesuai dengan yang dikehendaki, yaitu ringkas, mudah dibaca, langsung pada intinya, alami atau wajar sebagaimana percakapan sehari-hari.

Page 8: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Katakteristik Naskah

1. Jelas. Kejelasan suatu naskah/script menempati prioritas utama dalam penulisan naskah. Kata dan kalimat yang disusun harus “sekali ucap langsung dimengerti”. Ini dikarenakan, penyiar hanya memiliki satu kesempatan untuk berkomunikasi dengan pendengar, sedangkan pendengar hanya memiliki satu kesempatan untuk memahami sebuah pesan.

2. Ringkas. Naskah/script ditulis dengan prinsip: satu ide untuk satu kalimat. Hindari pemakaian anak kalimat. Kalaupun terdiri dari kalimat majemuk, hendaknya dijadukan dua kalimat. Kalimat yang ringkas dan pendek akan lebih mudah diterima oleh pendengar. Sebab, pendengar radio itu sifatnya selintas saja. Karena itu, naskah harus disusun dengan kalimat-kalimat ringkas sebagaimana kalimat yang biasa diucapkan saat bercakap-cakap.

Contoh:Kebiasaan berlama-lama di depan komputer atau layar handphone menjadi penyebab banyaknya kasus gangguan mata pada anak.  Lebih baik:Banyak anak mengalami gangguan mata. Salah satunya karena kebiasaan berlama-lama di depan komputer.

Page 9: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Katakteristik Naskah

4. Sederhana. Kata-kata yang digunakan harus sederhana, umum dan digunakan dalam percakapan keseharian. Bahasa naskah juga tidak rumit, atau tidak teknis-ilmiah yang kurang dikenali di kalangan awam. Sekuat mungkin hindari istilah asing, gaya bahasa birokrasi, bahasa hukum, atau jargon. Misalnya, gunakan “WC” bukan “peturasan”;

5. Aktif. Gunakan kalimat aktif, bukan pasif. Sebab, pendengar lebih mudah memahami kalimat aktif daripada pasif. Contoh: “Pagawai Memprotes Atasan”, bukan: “Atasan diprotes Pegawai”.

6. Imajinatif. Naskah harus mampu membangun imajinasi pendengar hanya dengan kekuatan kat-kata, suara, dan dukungan musik. Radio menggunakan kekuatan imajinasi melalui suara, atau membangun theather of mind. Karena itu, penyiar menggunakan pancaindera untuk menghadirkan gambaran, bau, atmosfer suasana, hal-hal yang terasa, dan lintasan-lintasan pemikiran yang muncul di lokasi. Buatlah gambar, misalnya dengan mendeskripsikan warna, ukuran, bentuk dan detil-detil yang relevan.

Page 10: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Katakteristik Naskah

4. Sederhana. Kata-kata yang digunakan harus sederhana, umum dan digunakan dalam percakapan keseharian. Bahasa naskah juga tidak rumit, atau tidak teknis-ilmiah yang kurang dikenali di kalangan awam. Sekuat mungkin hindari istilah asing, gaya bahasa birokrasi, bahasa hukum, atau jargon. Misalnya, gunakan “WC” bukan “peturasan”;

5. Aktif. Gunakan kalimat aktif, bukan pasif. Sebab, pendengar lebih mudah memahami kalimat aktif daripada pasif. Contoh: “Pagawai Memprotes Atasan”, bukan: “Atasan diprotes Pegawai”.

6. Imajinatif. Naskah harus mampu membangun imajinasi pendengar hanya dengan kekuatan kat-kata, suara, dan dukungan musik. Radio menggunakan kekuatan imajinasi melalui suara, atau membangun theather of mind. Karena itu, penyiar menggunakan pancaindera untuk menghadirkan gambaran, bau, atmosfer suasana, hal-hal yang terasa, dan lintasan-lintasan pemikiran yang muncul di lokasi. Buatlah gambar, misalnya dengan mendeskripsikan warna, ukuran, bentuk dan detil-detil yang relevan.

Page 11: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Katakteristik Naskah

7. Hindari Akronim. Kalaupun harus menggunakannya, beri keterangan sesudah atau sebelum dikemukakan. Misalnya, “...karyawan P-T Dirgantara Indonesia atau P-T-D-I; “...akan meningkatkan P-A-D atau Pendapatan Asli Daerah”.

8. Pembulatan Angka. Informasi radio sifatnya global, tidak detil, karenanya angka-angka sebaiknya dibulatkan, agar tidak menyulitkan pendengar. misalnya 1.067 manjadi seribu.

9. Global. Hindari sedapat mungkin detil-detil yang tidak perlu. Sederhanakan fakta. Pendengar hanya perlu inti berita, waktu anda pun terbatas. Misalnya, informasi tentang sebuah sidang pengadilan, tidak perlu mengungkapkan secara detil pasal-pasal dan ayat KUHP yang dinilai telah dilanggar terdakwa, seperti “dinilai melanggar KUHP pasal 9 ayat 1 point (a)”, cukup dengan mengemukakan “dinilai melakukan tindakan pidana pencurian.

Page 12: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Katakteristik Naskah

9. Bercerita. Gunakan kalimat tidak langsung atau hindari penggunaan kalimat langsung. Naskah harus “bercerita” yakni “menceritakan” orang berbicara apa, di mana, bagaimana, kenapa dan sebagainya. Contoh: “Saya siap menjadi persiden,” katanya. Diubah menjadi: dia menyatakan siap menjadi presiden. “Saya tidak mau berkomentar, takut orang salah persepsi,” tegasnya. Diubah menjadi: ia tidak mau berkomentar karena takut menimbulkan salah persepsi.

10. Sign-Posting. Gunakan tanda-tanda baca (punctuation) dalam kalimat untuk membantu penyiar dalam membacanya (spoken reading), seperti tanda-tanda pemenggalan kalimat dan ejaan.

Garis miring (/) untuk menggantikan koma, garis miring ganda (//) untuk menggantikan titik, dan garis miring tiga (///) sebagai penanda akhir naskah. Tetapi harap diingat, penggunaan punctuation ini tidak mutlak. Penulisan naskah dan penyiar harus melihatnya sebagai alat bantu semata.

Tanda pisah (dash) untuk menonjolkan sebuah nama atau kata keterangan. Presiden Irak – saddam Hussain – mengatakan: Direktur PT. Kereta Api Omar Bertho –mengakui ...; Direktur PT. Semesta Purnama Alam –alamsyah Farhan... Tanda sengkang, penghubung atau strip (-) untuk membantu penyiar

mengeja sebuah singkatan. Misalnya, M-P-R, M-U-I.

Page 13: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Secara garis besar, naskah siaran terdiri dari tiga bagian, yakni bagian awal, tengah dan akhir. Bagian awal berfungsi menarik perhatian pendengar dan menunjukkan kepentingan informasi. Kalimat pembuka harus menarik perhatian pendengar yang mengarahkan pada masalah yang akan diceritakan.

Bagian tengah berisi detil atau menerangkan informasi. Bagian akhir harus meninggalkan kesan yang kuat, bisa berupa kesimpulan atau pertanyaan tanpa jawaban

Teknik Penulisan Kata dan Kalimat

Page 14: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

A. Penggunaan HurufGunakan huruf-huruf kapital (huruf besar) secara normal, misalnya hanya huruf pertama nama orang atau tempat. Jangan tulis “semua kapital”. Contoh:Ribuan buruh melakukan aksi unjukrasa di depan Istana Negara kemarin. Sebaiknya:RIBUAN BURUH MELAKUKAN AKSI UNJUK RASA DI DEPAN ISTANA NEGARA KEMARIN

Teknik Penulisan Kata dan Kalimat

Page 15: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

B. Kata GantiUlangi kata kunci atau unsur penting dalam kalimat untuk membantu pendengar yang telah menaruh perhatian. Pastikan antecedent (kata yang menjadi rujukan kata ganti) atau kata gantinya jelas. Kalau ragu, ulangi nama itu.Contoh : Tersangka pelaku pencurian – Fulan ditangkap polisi. Remaja berusia 19 tahun itu ditangkap di rumahnya tanpa melakukan perlawanan. - Jangan sekali-kali gunakan “yang belakangan”, “yang terakhir”, “yang terdahulu”, “hal di atas” atau tersebut di awal” karena pendengar tidak bisa menoleh ke belakang.

Teknik Penulisan Kata dan Kalimat

Page 16: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Nama tidak boleh ditempatkan pada awal kalimat. Jangan memulai dengan nama karena terlalu mudah lepas dari pendengaran. Sebutkan lebih dulu atribusi (kata keterangan seperti jabatan atau identitas lain) orang itu, baru namanya.Contoh: seorang mahasiswa Unpad –Ahmad berusia 3 tahun, mengalami....; Pengamat politik dari UI –Arbi Sanit – menilai....Singkat nama tengah (middle name) umumnya diabaikan, bahkan jika nama itu sudah dikenal, nama depannya (first name) diabaikan dan hanya menyebut nama akhirnya (last name) yang populer. Contoh : Presiden George W. Bush, cukup dengan Presiden Bush.Tidak perlu memberikan nama lengkap dan gelar orang yang terkenal. Contoh : tidak perlu disebutkan Professor Doktor M. Amien Rais, MA, cukup Amien Rais; Ginandjar (Ginandjar Kartasasmita); Yusril (Yusril Ihza Mahendra).

Teknik Penulisan Kata dan Kalimat

Page 17: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Untuk kejelasan identitas, misalnya nama korban kecelakaan atau tersangka pembunuhan, harus ditulis lengkap karena kelengkapan nama diperlukan pendengar.Posisikan khusus penulisan nama dengan secara jelas menyebutkannya. Ketua MPR –Amien Rais – mengatakan ...Jika menghendaki satu nama atau singkatan dieja, gunakan tanda sengkang (-). Mislanya: K-A-D-S, N-I-I, W-H-O. Jika singkatan itu diperlukan sebagai suatu kata, hilangkan tanda tersebut. Misalnya, ABRI, NATO, Unicef.Gunakan nama lengkap organisasi pada saat pertama kali disebut, lalu gunakan singkatannya.Cara penulisan umur gaya suratkabar, seperti “Fernando jose (30)” harus dihindari, tapi gunakan begini : Fernanda Jose, berusia 30 tahun.

Teknik Penulisan Kata dan Kalimat

Page 18: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Untuk kejelasan identitas, misalnya nama korban kecelakaan atau tersangka pembunuhan, harus ditulis lengkap karena kelengkapan nama diperlukan pendengar.Posisikan khusus penulisan nama dengan secara jelas menyebutkannya. Ketua MPR –Amien Rais – mengatakan ...Jika menghendaki satu nama atau singkatan dieja, gunakan tanda sengkang (-). Mislanya: K-A-D-S, N-I-I, W-H-O. Jika singkatan itu diperlukan sebagai suatu kata, hilangkan tanda tersebut. Misalnya, ABRI, NATO, Unicef.Gunakan nama lengkap organisasi pada saat pertama kali disebut, lalu gunakan singkatannya.Cara penulisan umur gaya suratkabar, seperti “Fernando jose (30)” harus dihindari, tapi gunakan begini : Fernanda Jose, berusia 30 tahun.

Teknik Penulisan Kata dan Kalimat

Page 19: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Penulisan Gelar/JabatanAtribusi seperti jabatan gelar, atau predikat selalu mendahului nama. Ingat, jangan memulai kalimat dengan nama karena terlalu mudah lepas dari pendengaran.Pengamat politik dari Universitas Indonesia –Arbi Sanit ..., bukan Arbi Sanit, pengamat politik dari Universitas Indonesia.Sekertaris Umum M-U-I Dien Syamsuddin ..., bukan Dien Syamsuddin, Sekertaris Umum M-U-ISeorang mahasiswa Upad Bandung –Ahmad Tono, bukan Ahmad Tono, seorang Mahasiswa Unpad Bandung.

Teknik Penulisan Kata dan Kalimat

Page 20: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Penulisan WaktuGunakan kata-kata “kemarin”, “hari ini” dan “besok” BUKAN “Senin, Selasa, dan Rabu” Misalnya, naskah dibaca hari Senin, peristiwanya berlangsung sehari sebelumnya (Minggu), maka tulislah: ribuan mahasiswa melakukan aksi demonstran kemarin (bukan hari minggu).Gunakan kata “jam”, bukan “pukul”. Jam adalah bahasa sehari-hari. Misalnya, tuliskan jam delapan pagi (BUKAN pukul 08.00), jam tujuh malam (BUKAN : pukul 19.00).Kecuali dalam peristiwa sangat penting menyebutkan unsur waktu (misalnya kematian dan gempa bumi), tuliskan unsur waktu (jam) dengan membulatkannya, Misalnya, aksi demonstrasi dimulai jam sembilan pagi. Jangan tulis: pukul 09.10 WIB..

Teknik Penulisan Kata dan Kalimat

Page 21: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Penulisan AngkaSatu angka ditulis pengucapannya. Misalnya angka ditulis “dua”.Lebih dari satu angka, sebaiknya ditulis angkanya karena pembaca berita biasanya lebih menyukainya. Misalnya, 25 atau 345 sebaiknya jangan ditulis: dua puluh lima, tiga ratus empat puluh lima.Gunakan angka untuk nomor 10 sampai 999.Untuk angka lebih dari 999, gunakan gabungan angka dan kata yang dihubungkan dengan tanda penghubung. Contoh: 10 ribu, 13 juta.

Teknik Penulisan Kata dan Kalimat

Page 22: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

Tanda Baca

Gunakan tanda baca sebagaimana mestinya, seperti tanda tanya (?), titik (.), koma (,). Namun banyak penyiar menyukai tanda garis miring satu (/) untuk koma dan garis miring dua (//) untuk titik agar lebih jelas dan membantu pengaturan nafas.Pakar pendidikan –Ahmad Fulan- menilai/ sistem pendidikan Indonesia harus diubah/karena kurikulumnya terlalu membebani siswa// Fulan mengatakan hal itu hari itu/ dalam seminar pendidikan di UPI Bandung// Menurutnya kurikulum hendaknya berfokus pada ...//Selipkan koma (,) atau garis miring satu (/) sebelum kata “dan” dalam susunan sebuah rangkaian. Para demonstran menuntut agar pemerintah menurunkan harga, dan menindak tegas para koruptor. Para demonstran menuntut agar pemerintah menurunkan harga/ dan menindak tegas para koruptor// Para demonstran melakukan orasi, meneriakkan yel-yel, dan membentangkan spanduk. Para demonstran melakukan orasi/ meneriakkan yel-yel/ dan membentangkan spanduk//Gunakan garis pemisah atau dash berupa dua tanda penghubung atau hypen (-) sebelum dan sesudah nama orang. Walikota Bandung –Dada Rosada –mengatakan...; Seorang warga Cicadas Bandung –Ahmad –melakukan ...

 Teknik Penulisan Kata dan Kalimat

Page 23: Pert. 6 bahasa  dan naskah radio

TERIMA KASIHBERTEMU KEMBALI DIPERTEMUAN BERIKUTNYA