perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

35
PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA RAKERNAS PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN & KB 2014 “PERSPEKTIF REVISI UU NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DALAM MEMPERKUAT IMPLEMENTASI PROGRAM KKB (DITINJAU DARI KEWENANGAN, PEMBIAYAAN & ORGANISASI)” Disampaikan Oleh : GAMAWAN FAUZI Jakarta, 12 Februari 2014

Transcript of perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

Page 1: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

PAPARANMENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIAPADA

ACARA RAKERNAS PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN & KB 2014“PERSPEKTIF REVISI UU NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAHAN DAERAH DALAM MEMPERKUAT IMPLEMENTASI PROGRAM KKB

(DITINJAU DARI KEWENANGAN, PEMBIAYAAN & ORGANISASI)”

Disampaikan Oleh :GAMAWAN FAUZI

Jakarta, 12 Februari 2014

Page 2: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

I. AMANAT UUD’45;II. KONSEPSI DAN KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH & REVISI UU NO. 32 TAHUN 2004:a) UNDANG-UNDANG NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA;b) UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH;c) UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2006 DIPERBARUI DENGAN UNDANG-UNDANG NO.

24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO. 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN;

d) UNDANG-UNDANG NO. 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN & PERKEMBANGAN KELUARGA;

e) PERATURAN PEMERINTAH NO. 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN;

f) PERATURAN PEMERINTAH NO. 19 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG SERTA KEDUDUKAN KEUANGAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI

g) PERATURAN PEMERINTAH NO. 23 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG SERTA KEDUDUKAN KEUANGAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI

h) PERATURAN PRESIDEN NO. 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH

DASAR HUKUM

2

Page 3: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

…membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial….

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 1945

PEMBUKAAN

(Preambule)

TUJUAN BERNEGARA SESUAI

3

Page 4: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAANmenurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

UUD 1945

TNI/POLRI

dewan pertimbangan

kementerian negara

badan-badan lain yang fungsinya

berkaitan dengan kekuasaan kehakiman

KYkpubank

sentral

DPR DPDMPRBPK MA MKPresiden

Lingkungan Peradilan TUN

Lingkungan Peradilan Militer

Perwakilan BPK

Provinsi

Pemerintahan Daerah Provinsi

DPRDGubernur

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

DPRDBupati/Walikota

PUSAT

DAERAHLingkungan

Peradilan Agama

4

Lingkungan Peradilan Umum

EKSEKUTIF LEGISLATIF YUDIKATIF

Page 5: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA

M P R

BADAN PENGELOLA

BUMN, OTORITA,DLL

DELEGASI(DESENTRALISASI

FUNGSIONAL)

LEMBAGA NEGARA LAINNYA

D P R PRESIDEN

DAERAHOTONOM

DESENTRALISASI

GUBERNUR & INSTANSI VERTIKAL

B P K M A M K

TUGAS PEMBANTUAN

PEMERINTAHAN DAERAH/

PEMERINTAHAN DESA

MENTERI2

D P D

DEKONSENTRASI

5

Page 6: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

KEKUASAAN PEMERINTAHAN

PRESIDEN

Kementerian/LPNK

Koordinator dlm penyeleng. urusan pem. di daerah

Psl 222 UU 32/2004Psl 2 Ayat (6) Revisi UU 32/04

Pemegang kekuasaan pemerintahan – Psl 4 (1)

UUD 1945

KoordinasiKoordinasi Sebagian Urusan

Tanggungjawab

PUSAT

DAERAH

Otonomi Seluas-luasnya Ps 18 (5) UUD ‘45

Psl 17 UUD 1945

Keuangan Negara

Keuangan Daerah

Pemerintahan Daerah

KEMENDAGRI

6

Page 7: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

7

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan olehPemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.

Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

PRINSIP DAN ASAS PEMERINTAHAN DAERAH

Page 8: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

Pasal 24 (1)***Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan

yang merdeka untuk menyelenggarakan

peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan

MA MK

Pasal 4 (1)Memegang kekuasaan

pemerintahan

Presiden

Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut UUD

Pasal 20 (1)*Memegang kekuasaan

membentuk UU

DPR

8

Page 9: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

Presiden

dibantumenteri-menteri negara

[Pasal 17 (1)]yang diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden[Pasal 17 (2)*]

membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan[Pasal 17 (3)*]

BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARAKementerian Negara

terbentuk UU 39/08 tentang

kementerian negara

9

Page 10: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

10

(psl 4) urusan pemerintahan yang nomenklatur Kementeriannya secara tegas disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Ayat (2) huruf a

urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Ayat (2) huruf b

urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah.

Ayat (2) huruf c

URUSAN(psl 5)

Urusan pemerintahan meliputi urusan luar negeri, dalam negeri, dan pertahanan

(Ayat (1))

Urusan pemerintahan meliputi urusan agama, hukum, keuangan, keamanan, hak asasi manusia, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, industri, perdagangan, pertambangan, energi, pekerjaan umum, transmigrasi, transportasi, informasi, komunikasi, pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan, dan perikanan

(Ayat (2))

Urusan pemerintahan meliputi urusan perencanaan pembangunan nasional, aparatur negara, kesekretariatan negara, badan usaha milik negara, pertanahan, kependudukan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan, teknologi, investasi, koperasi, usaha kecil dan menengah, pariwisata, pemberdayaan perempuan, pemuda, olahraga, perumahan, dan pembangunan kawasan atau daerah tertinggal.(Ayat (3)

TUGAS(psl 7)

MENYELENGGARAKAN URUSAN TERTENTU DALAM PEMERINTAHAN UNTUK MEMBANTU PRESIDEN DALAM MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN NEGARA

MENYELENGGARAKAN URUSAN TERTENTU DALAM PEMERINTAHAN UNTUK MEMBANTU PRESIDEN DALAM MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN NEGARA

MENYELENGGARAKAN URUSAN TERTENTU DALAM PEMERINTAHAN UNTUK MEMBANTU PRESIDEN DALAM MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN NEGARA

UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA

10

Page 11: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

11

FUNGSI(psl 8)

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;

b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;

c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya; dan

d.pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah

(Ayat (1))

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;

b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;

c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;

d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian di daerah; dan

e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

(Ayat(2))

a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya;

b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya;

c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; dan

d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya.

(Ayat (3))

SUSUNAN ORGANISASI (psl 9)

a. pemimpin, yaitu Menteri;b. pembantu pemimpin, yaitu

sekretariat jenderal;c. pelaksana tugas pokok, yaitu

direktorat jenderal;d. pengawas, yaitu inspektorat

jenderal;e. pendukung, yaitu badan

dan/atau pusat; dan

f. pelaksana tugas pokok di daerah dan/atau perwakilan luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(Ayat (1))

a. pemimpin, yaitu Menteri;b. pembantu pemimpin, yaitu

sekretariat jenderal;c. pelaksana, yaitu direktorat

jenderal;d. pengawas, yaitu inspektorat

jenderal; dane. pendukung, yaitu badan dan/atau

pusat.

Diperkecualikan, Kementerian yang menangani urusan agama, hukum, keuangan, dan keamanan sebagaimana juga memiliki unsur pelaksana tugas pokok di daerah.

(Ayat (2) dan (3))

a. pemimpin, yaitu Menteri;b. pembantu pemimpin, yaitu

sesmen;c. pelaksana, yaitu deputi; dand. pengawas, yaitu inspektorat.

(Ayat (4))

UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA

11

LANJUTAN...

Page 12: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan [Pasal 18 (2)**]

menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh UU ditentukan

sebagai urusan Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5) **]

berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan

otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**]

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi

atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan

daerah, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 18 (1)**]

PEMERINTAHAN DAERAHKEPALA PEMERINTAH

DAERAH DPRD

BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH

anggota DPRD dipilih

melalui pemilu

[Pasal 18 (3) **]

Gubernur, Bupati,

Walikota dipilih secara demokratis

[Pasal 18 (4)**]

12

UUD 1945

Page 13: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH (Lanjutan…)Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang[Pasal 18 B (1)**]

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang[Pasal 18 B (2)**]

Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang[Pasal 18 A (2)**]

Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah[Pasal 18 A (1)**]

13

Page 14: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

Pasal 4 UUD 1945Pasal 18 UUD

1945

Gubernur sebagai wakil Pemerintah(PP No. 19/2010 dan PP No. 23/2011)

punya 4 kewenangan 14

Diatur dengan PP, Keppres dan Permen masing-masing

Untuk pelaksanaan 31 kewenangan, semua kementerian sudah menetapkan NSPK

- 6 urusan Pusat- 31 urusan ke Daerah + Pusat

PP No. 38/2007

UU No. 32/2004

Page 15: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

KEWENANGAN PEMERINTAH

PUSAT YG DILIMPAHKAN

GUBERNUR SEBAGAI WAKIL

PEMERINTAH

ASAS – ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN INDONESIA

ASAS DESENTRALISASI

TUGASPEMBANTUAN

ASASDEKONSENTRASI

15

Page 16: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

•Menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara serta keutuhan NKRI

•Menjaga & mengamalkan ideologi Pancasila & memb kehidupan demokrasi

•Memelihara stblts pol yg dinamis•Menjaga etika dan norma penyelenggaraan pemerintahan 16

FUNGSIGUB SBGWKL PEM

KOORDINASI

PEMBINAAN

PENYELENGGARA

PEMERINTAHAN UMUM

PENGAWASAN

Pem Kab/Kota dan instansi

vertikal

Sinergitas pemb & penyelenggaraan

pemerintahan

Pemerintah Kabupaten/ Kota

Mempercepat peningkatan

kapasitas Pemerintahan

Kab/Kota

Pemerintah Kabupaten/ Kota

•Penyelenggaran Pem sesuai NSPK

•Peningkatan Akuntabilitas

Page 17: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (Disain Perubahan UU No. 32 Tahun 2004)

URUSAN PEMERINTAHAN

ABSOLUT (Mutlak urusan Pusat)

CONCURRENT(34 Urusan bersamaPusat, Provinsi, dan Kab/Kota)

PILIHAN/OPTIONAL(Sektor Unggulan)8 Urusan Pilihan

WAJIB/OBLIGATORY•Wajib (13) Pelayanan Dasar: Pend; Kes; LH; PU & PR; Han Ngan; Adminduk Capil; Dal Duk & KB;Sos;Naker; Pera & Waskim; Trantib Um & Linmas; Hub & Perlindungan Anak•Wajib (12) tidak Pelayanan Dasar: Pertanahan; Kominfo ; Kop & UKM; PenModal; Kempora; PMD; Pem. Perempuan; Statistik; Persandian;Kebudayaan; Perpus; & Kearsipan

1. Pertahanan2. Keamanan3. Moneter4. Yustisi (Peradilan dan

Kejaksaan)5. Politik Luar Negeri6. Agama

Contoh: pertanian, industri, perdagangan, pariwisata, kelautan dsb

1. Dilaksanakan sendiri2. Dekonsentrasi3. TP

Desentralisasi17

Page 18: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan (Pasal 2 Ayat 4 PP 38/2007):

1. Pendidikan;2. Kesehatan;3. Pekerjaan Uumum;4. Perumahan;5. Penataan Ruang;6. Perencanaan Pembangunan;7. Perhubungan;8. Lingkungan Hidup;9. Pertanahan;10. Kependudukan dan Catatan Sipil;11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak;12. Keluarga Berencana dan Keluarga

Sejahtera;13. Sosial;14. Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian;15. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;16. Penanaman Modal;

17. Kebudayaan dan Pariwisata;18. Kepemudaan dan Olah raga;19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam

Negeri;20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian;

21. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;22. Statistik;23. Kearsipan;24. Perpustakaan;25. Komunikasi dan Informatika;26. Pertanian dan Ketahanan Pangan;27. Kehutanan;28. Energi dan Sumber Daya Mineral;29. Kelautan dan Perikanan;30. Perdagangan; dan31. Perindustrian.

18

Page 19: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

URUSAN PEMERINTAHAN

KONKURENABSOLUT

1.PERTAHANAN

2.KEAMANAN3.AGAMA4.YUSTISI5.POLITIK

LUAR NEGERI6.MONETER

PILIHANPertambangan, Perdagangan,

dll.

Kes, Pendidik, PU, dll.

WAJIB

Dibagi berdasarkan kriteria Eksternalitas, Akuntabilitas dan Efisiensi

URUSAN PEMERINTAHAN

UMUM

YAN DASAR NON YAN DASAR

S P M

19

Page 20: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

KMDN 29/02Omnibus Regulation

UU 17/2003 UU 1/2004 UU 15/2004UU 25/2004 UU 33/2004

PP PP PP

UU 32/2004(Psl 15, 16, 17, 21,22,23

155, 156)PERMENDAGRI 13/06

PP 58/2005(Omnibus

Regulation)

PERMENDAGRI 59/07

LANDASAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

UU 5/74

PP 105/00UU 22/99

PP 41/07

PP 38/07

20

PMDN 32/11

PMDN 39/12

misal: PP 24/05 Ttg SAP, dstnya

Page 21: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

APBNBelanja Untuk

Daerah

DAK

DAU

Dana Penyesuaian

DBH

Dekon / TP

Belanja PusatDi Daerah

PEMERINTAH PUSAT

Dana Vertikal Melalui K/L

POLA HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT-DAERAH(UU 32/2004 dan UU 33/2004)

APBD

PendapatanDaerah

Belanja Daerah

PAD DAPERLain-Lain

Pendapatanyang sah

Operasional

Surplus /Defisit Daerah

PembiayaanDaerah

Desentralisasi

Pinjaman (termasukObligasi Daerah)

• Pajak• Retribusi• Bag. Laba BUMD• Lain-PAD

Penggunaan SILPA

PEMERINTAH DAERAH

• B. Pegawai• B. Barang• B. Lainnya

Dana Otsus

6 UrusanDi luar 6 Urusan

Mendanai Kegiatan Desentralisasi

Mendanai Kegiatan Dekon/TP dan

Instansi Vertikal

PELIMPAHAN URUSAN DAN WEWENANG

1 2 3 4

Pembiayaan Lainnya

Modal

21

Page 22: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

22

Siklus Pengelolaan Keuangan DaerahPerencanaa

nPelaksanaan Penatausahaa

nPertgjwban Pemeriksaa

nRPJMD RKPD

KUA PPAS

Nota Kesepakatan

Pedoman Penyusunan

RKA-SKPD o/ KDH

RKA-SKPD

RAPBD

Evaluasi Raperda APBD oleh Gubernur/

Mendagri

Rancangan DPA-SKPD

DPA-SKPD

Verifikasi

Laporan Realisasi Semester Pertama

R P-APBD

Penatausahaan Belanja

• Penerbitan SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala SKPD

• Penerbitan SP2D oleh PPKD

Penatausahaan Pendapatan

Kekayaan dan Kewajiban daerah

• Kas Umum• Piutang• Investasi• Barang• Dana Cadangan• Utang

AkuntansiKeuangan Daerah

Laporan KeuanganPemerintah Daerah• LRA• Neraca• Lap. Arus Kas• CaLK

Laporan Keuangan diperiksa oleh BPK

Raperda PJ Pel APBD

Perda APBD

• Bendahara penerimaan wajib menyetor penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambat-lambatnya 1 hari kerja

Penatausahaan Pembiayaan

• Dilakukan oleh PPKD

Pelaksanaan APBD

Pendapatan

Belanja

Pembiayaan

Disusun dan disajikan Sesuai

SAP

Persetujuan Bersama (KDH +

DPRD)

Evaluasi o/ Gubernur/MDN

15 hari

7 hari penyesuaian o/

Pemda

Perda PJ Pel APBD

EvaluasiR P-APBD

Oleh Gbrnr/MDN

Perda P-APBD

setelah 3 hari

PEDUM APBD o/ MDN

22

Page 23: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

BAB VIII BAB VIII KEUANGAN DAERAHKEUANGAN DAERAH

Pasal 155 Pada Pasal 155 Pada UU No. 32 Tahun 2004UU No. 32 Tahun 2004

1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah.

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah di daerah didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara.

3) Administrasi pendanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terpisah dari administrasi pendanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagairnana dimaksud pada ayat (2).

23

Page 24: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

PEMERINTAH

Mendagri

Pembinaan Pengawasan

Binwas Umum Binwas Teknis

K/L

Provinsi

Gubernur sbg wakil Pem. Binwas umum & teknis (PP 19/2010 & PP 23/2011 Kab/Kota

PASAL 222

BINWAS Secara Nas. koordinasikan

Mendagri

24

Page 25: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

Pasal 29 Pada Revisi UU No. 32 Tahun Pasal 29 Pada Revisi UU No. 32 Tahun 20042004

25

1) Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar.

2) Pelaksanaan Urusan Pemerintahan wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan Pemerintah Pusat.

3) Standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kapasitas keuangan daerah, kapasitas pegawai, dan ketersediaan sarana dan prasarana.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan minimal diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Page 26: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

Pasal 32 Pada Revisi UU No. 32 Tahun Pasal 32 Pada Revisi UU No. 32 Tahun 20042004

26

(1) Daerah berhak menetapkan kebijakan untuk menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

(2) Daerah dalam menetapkan kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib mempedomani norma, standar, prosedur dan kriteria yang telah ditetapkan oleh kementerian dan lembaga pemerintah non kementerian.

(3) Dalam hal kebijakan daerah yang dibuat dalam rangka penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah tidak mempedomani norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh kementerian dan lembaga pemerintah non kementerian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah Pusat membatalkan kebijakan daerah dimaksud.

(4) Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (3), kementerian dan lembaga pemerintah non kementerian belum menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria, maka penyelenggara Pemerintahan Daerah melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan

Page 27: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

POKOK –POKOK PENGATURAN DALAM PP NOMOR 41 TAHUN 2007

1. Dasar Pembentukan dengan Perda;2. Mempertegas Tupoksi Masing-Masing (Setda, Setwan, Inspektorat,

Dinas, dan LTD, Kecamatan dan Kelurahan);3. Kriteria dengan Variable Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan

Besaran APBD untuk menentukan jumlah SKPD;4. Perumpunan Urusan yang diwadahi dalam bentuk Dinas dan LTD

(Badan atau Kantor);5. Pola dan Susunan Organisasi masing – masing SKPD;6. Eselon;7. Staf Ahli;8. Perangkat Daerah Otonom Baru;9. Perangkat Daerah yang memiliki istimewa dan khusus;10. Lembaga Lain yang diamanatkan oleh Per-UU-an;11. Pembinaan dan Pengendalian serta Evaluasi.

27

Page 28: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

1. Dasar Pembentukan dengan Peraturan Daerah (terjadi politisasi dalam pembentukan SKPD);

2. Terjadi Pola Organisasi yang sama antar daerah (Provinsi dan Kab/Kota), tidak sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, potensi, dan karakteristik daerah;

3. Perumpunan menyebabkan kesulitan dalam melakukan koordinasi dengan K/L dan kesulitan dalam menetapkan kompetensi pimpinan SKPD);

4. Susunan Organisasi SKPD dibuat tidak berdasarkan hasil analisis beban kerja (ABK) dalam arti Pemda cenderung mengambil pola maksimal;

5. Nomenklatur SKPD antar Prov/Kab/Kota sangat variatif;6. Eselon terpola secara nasional tanpa memperhatikan beban kerja (eselon

Sekda Provinsi Babel dengan Provinsi Jawa Timur sama yaitu eselon Ib);7. Kriteria Variabel hanya menentukan jumlah SKPD yang terdiri dari

jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah APBD;

28

POKOK – POKOK PERMASALAHAN PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (PP NO. 41 TAHUN

2007)

Page 29: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

8. Lembaga yang dibentuk berdasarkan amanah peraturan perundang-undangan (Lembaga Lain) menyebabkan pembebanan APBD;

9. Tidak mengatur pembentukan lembaga sesuai dengan karakteristik daerah (misalnya Bakorwil di Provinsi Jatim, Jateng dan Jabar ) serta Provinsi yang berkarakteristik kepulauan;

10. Kelembagaan Daerah yang memiliki istimewa dan khusus (Khususnya Provinsi DKI Jakarta, mengingat Walikota/ Bupati Administrasi merupakan Jabatan karir struktural);

11. Staf Ahli Kepala Daerah, tugas dan fungsi serta kewenangan yang tidak jelas;

12. Belum ada Kriteria Pembentukan UPTD sehingga jumlahnya tidak terkendali;

13. Sebagian kab/kota tidak melaporkan kepada Menteri Dalam Negeri dalam rangka pembinaan dan evaluasi;

14. Pemberdayaan Kapasitas SKPD oleh K/L tidak diatur;15. Pemanfaatan Jabatan Fungsional belum optimal;16. Ketiadaan sanksi terhadap pelanggaran PP Nomor 41 Tahun 2007. 29

POKOK – POKOK PERMASALAHAN PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (PP NO. 41 TAHUN

2007) Lanjutan....

Page 30: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

PROBLEMATIKPROBLEMATIK

1.1.Makin dekat pelayanan dengan Makin dekat pelayanan dengan Kewenangan, makin sukses program Kewenangan, makin sukses program KB?KB?2.2.Kalau tidak sukses, itu indikasi apa?Kalau tidak sukses, itu indikasi apa?3.3.Komitmen? Kesungguhan yang Komitmen? Kesungguhan yang rendah setelah diserahkan kepada rendah setelah diserahkan kepada daerah? daerah?

30

Page 31: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

SOLUSISOLUSIPoliticalwill Politicalwill Pemerintah yang kuat dalam program Pemerintah yang kuat dalam program pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana, dengan :pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana, dengan :1.1. memformat kembali disain hubungan kewenangan pusat & memformat kembali disain hubungan kewenangan pusat &

daerahdibidang pengendalian penduduk & keluarga daerahdibidang pengendalian penduduk & keluarga berencana;berencana;

2.2. menjadikanpengendalian penduduk dan keluarga menjadikanpengendalian penduduk dan keluarga berencana menjadi urusan wajib pemerintahan yang berencana menjadi urusan wajib pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasarpemerintahan berkaitan dengan pelayanan dasarpemerintahan (Perubahan PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian (Perubahan PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan menjadi lampiran pada Revisi UU Ttg Pemda);Urusan menjadi lampiran pada Revisi UU Ttg Pemda);

3.3. berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan Pemerintah Pusat dimana SPM ditetapkan Pemerintah Pusat dimana SPM mempertimbangkan : kapasitas keuangan daerah, mempertimbangkan : kapasitas keuangan daerah, kapasitas pegawai dan ketersediaan sarpras.SPM akan kapasitas pegawai dan ketersediaan sarpras.SPM akan ditetapkan dengan PP;ditetapkan dengan PP;

31

Page 32: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

SOLUSISOLUSI(Lanjutan) :(Lanjutan) :4.Daerah dalam menetapkan kebijakan pengendanlian kependudukan & keluarga berencana wajib mempedomani norma, standar, prosedur dan kriteria yang telah ditetapkan oleh kementerian dan lembaga pemerintah non kementerian;5.Dalam hal kebijakan daerah yang dibuat dalam rangka penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah tidak mempedomani norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh kementerian dan lembaga pemerintah non kementerian Pemerintah Pusat membatalkan kebijakan daerah dimaksud;6.Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) tahun, kementerian dan lembaga pemerintah non kementerian belum menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria, maka penyelenggara Pemerintahan Daerah melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan;7.7.Implikasi perubahan UU No. 32 Tahun 2004 akan berkorelasi dengan Implikasi perubahan UU No. 32 Tahun 2004 akan berkorelasi dengan pembiayaan (kapasitas fiskal daerah) & kelembagaan (perubahan PP No. 41 pembiayaan (kapasitas fiskal daerah) & kelembagaan (perubahan PP No. 41 Tahun 2007);Tahun 2007);

32

Page 33: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

SOLUSISOLUSI(Lanjutan) :(Lanjutan) :

8.Penataan SKPD Provinsi harus pararel dengan penataan perangkat Gubernur, sebagai wakil pemerintah;9.Revisi PP 41 tahun 2007 memperhatikan Revisi UU No. 32 Tahun 2004 & UU No. 5 Tahun 2014 Ttg ASN;10.Pembentukan UPT Kementerian dan Lembaga dilakukan secara selektif dan harus mendapat rekomendasi Menteri Dalam Negeri selaku Ketua DPOD dan Koordinator Binwas Penyelenggaraan Pemda;11.Pengangkatan Kepala UPT K/L harus mendapatkan rekomendasi dan dilantik oleh Gubernur.

33

Page 34: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

Terima Terima KasihKasih

Page 35: perspektif revisi uu 32 - gamawan fauzi - mendagri - rakernas 2014

Nama : REYDONNYZAR MOENEKTempat/Tgl. Lahir : Padang, 14 Nopember 1962Agama : IslamAlamat : Kementerian Dalam Negeri Jl. Medan Merdeka Utara Nomor 7 Jakarta Pusat

Tel/Fax: 021-3811101Hp : 0818710342 Email : [email protected]/Gol./Ruang : Pembina Utama Madya (IV/d)PENDIDIKAN1987 : S1 Tugas Belajar pada UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta Jurusan Ilmu Administrasi Negara.1993 – 1994 : S2 (Pasca Sarjana) pada ASIAN INSTITUTE Of MANAGEMENT (AIM) – Makati, Metro Manila, Phillippines. Master in

Development Management (M. Devt. M) – Analyst Investasi, Keuangan, Desentralisasi Fiskal dan Public-Private Partnership Specialist.1994 : “Exchange Program” between Asian Institute Of Management (AIM) Phillippines with Australian Universities, Australia.2007 : Post Graduated (Candidate Ph.D) pada Local Autonomy College University of Tokyo Jepang, spesialis “Local Government &

Regional Finance“. Disertasi: “Searching for the Equilibrium : Reformatting the National Integrity, Fiscal Decentralization Indonesia’s Cases “.2013 : Kandidat Doktor Ilmu Pemerintahan pada Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung

PENGALAMAN/PEKERJAAN Pengajar/Pengajar Tamu, Konsultan Lepas pd berbagai institusi bid. Ekonomi, Keu, Manajemen, & Desentralisasi Fiskal dalam dan luar negeri. Penyusun Modul berbagai Pelatihan / Pendidikan Ekonomi, Keuangan, dan Manajemen. Pembicara / Keynote Speakers / Organizer Seminar dalam dan luar negeri bidang Ekonomi, Politik, Keuangan, Manajemen & Desentralisasi

Fiskal. Saksi Ahli Bidang Pemerintahan Daerah dan Keuangan Daerah.

PENGHARGAAN Satyalancana Karya Satya 30 Tahun Penghargaan dalam bidang Environment Diplomacy Relation pada “the 10th Republic of Korea Environmental Culture Award”, di Seoul, Korea

Selatan. Tahun 2012 “Elshinta Award Tahun 2012” sebagai the Most Favourite Jubir/Kapuspen berdasarkan Poling

JABATAN1. Direktur Administrasi Pendapatan dan Investasi Daerah, Direktorat Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah (BAKD), Depdagri (2008 –

2010);2. Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri/Kepala Pusat Penerangan (2010 – Juni 2013); 3. Staf Ahli Menteri Bidang Hukum, Politik, Dan Hubungan Antar Lembaga (Feb 2013 – Sekarang)

B I O D A T A