PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR...

80
PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR UMAT BERAGAMA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag) Oleh: ATI PUSPITA 1111032100055 JURUSAN STUDI AGAMA - AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H. / 2017 M.

Transcript of PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR...

Page 1: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG

HUBUNGAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Oleh:

ATI PUSPITA

1111032100055

JURUSAN STUDI AGAMA - AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H. / 2017 M.

Page 2: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Skripsi yang berjudul “Perspektif Hizbut Tahrir tentang Hubungan

antar Umat Beragama” ini merupakan hasil karya asli saya yang

diajukan untuk memenuhi salah-satu persyaratan memperoleh gelar

Strata I (S.Ag) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta. 20 September 2017

Ati Puspita

Page 3: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG

HUBUNGAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Ati Puspita

NIM: 1111032100055

Di bawah bimbingan,

Prof. Dr. M. Ridwan Lubis, MA

NIP: 19471019 197703 1 002

JURUSAN STUDI AGAMA - AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H. / 2017 M.

Page 4: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat
Page 5: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

v

ABSTRAK

ATI PUSPITA

Perspektif Hizbut Tahrir tentang Hubungan antar Umat Beragama

Hizbut Tahrir sudah menjadi materi pembahasan oleh para cendekiawan

Muslim dari pertama Hizbut Tahrir muncul sebagai gerakan partai politik

berideologi islam. Hizbut Tahrir berusaha mewujudkan satu-satunya sistem

pemerintahan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Maka tidak heran, ide

transnasional (menyatukan negara-negara kecil menjadi satu negara besar) seperti

ini bukan tidak mungkin memunculkan respon balik dari berbagai negara yang

sudah berdiri dan berjalan dengan sistemnya tersendiri.

Teknik yang penulis gunakan dalam pengumpulan data dalam penyusunan

karya akademik ini adalah “library research” (studi kepustakaan). Metodelogi ini

berupaya mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan permasalahan yang

dibahas, melalui berbagai literatur baik sumber primer maupun sekunder. Sumber

primer diantaranya yaitu yang termuat dalam karya pendiri Hizbut Tahrir yaitu

Taqiyuddin an Nabhani dan sumber-sumber sekunder yaitu buku-buku yang

membahas tentang pemikiran Hizbut Tahrir secara netral dan mendalam.

Sedangkan metode yang diterapkan dalam penulisan ini adalah deskriptif dan

analitis kritis.

Membahas konsep Hizbut Tahrir tentang hubungan antar umat beragama

dapat menambah cakrawala pengetahuan mengetahui sisi lain Hizbut Tahrir

melintas dimensi pembahasan yang biasa. Tentang hal ini maka sedikit banyak

terkait dengan hubungan umat beragama yang penulis cermati, yang akan mereka

terapkan di dalam konsep Daulah Khilafah. Hubungan umat beragama yang

menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat Islam dengan prinsip

lakum dinukum waliyadin. Walaupun pada akhirnya di dalam konsep hubungan

yang baik itu sendiri Hizbut Tahrir memiliki kecenderungan untuk membedakan

manusia menurut agama mereka. Hubungan yang menghendaki Hizbut Tahrir

berbuat adil sesuai aturan syariat, dan memposisikan non-Muslim sebagai pihak

terlindung sekaligus dimusuhi dengan ketentuan tertentu.

Kata kunci : hubungan, agama, khilafah islamiyah, non-Muslim.

Page 6: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke

hadirat Allah Swt. atas karunia dan kasih sayang yang diberikan sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Perspektif Hizbut Tahrir

tentang Hubungan antar Umat Beragama”. Shalawat serta salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada baginda agung Muhammad Saw., begitu juga

kepada para keluarga dan sahabat.

Bagi penulis, skripsi ini merupakan hasil karya yang menandai sebuah

perjalanan menuju gerbang kelulusan sebagai S.Ag (Sarjana Agama). Hal tersebut

tentu saja dapat diraih berkat dukungan, do’a dan bimbingan dari berbagai pihak.

Maka izinkankah melalui serangkaian kata-kata, penulis mendedikasikan rasa

terima kasih kepada berbagai pihak yang membuat perjalanan penulis menjadi

bermakna dan tak terlupakan.

1. Terima kasih untuk Prof. Dr. Ridwan Lubis, MA. Seorang pembimbing

tangguh di tengah masa tua beliau telah banyak meluangkan waktu dan tenaga

untuk memberikan bimbingan kepada penulis dengan kesabaran yang luar

biasa. Beliau juga selalu memberi semangat dan motivasi penulis untuk segera

menyelesaikan kuliah dan mengharapkan muridnya lulus dengan baik serta

menjadi manusia yang bermanfaat di kemudian hari. Penulis haturkan, terima

kasih tak terhingga dari hati yang terdalam.

2. Untuk Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Prof. Dr. Masri Mansoer, MA. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin.

Page 7: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

vii

3. Untuk Dr. Media Zainul Bahri, MA dan Dra. Halimah Mahmudy, MA., selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Studi Agama-agama yang selalu terbuka, gesit

dan ramah menyambut kami para mahasiswa yang datang dan memiliki

keperluan macam-macam dengan jurusan tercinta.

4. Untuk seluruh jajaran guru besar dan dosen Fakultas Ushuluddin yang telah

memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Untuk ibu tercinta Ijah Katijah, yang senantiasa memberikan cinta, do’a,

motivasi, dan semangat tidak terbatas. Terima kasih untuk semua hal yang

diberikan tanpa pamrih, semoga Allah Swt. selalu merahmati ibu. Juga kepada

almarhum bapak, semoga damai, tenang dan bahagia di surga.

6. Untuk suami Iwan Yuliawan yang selalu memberikan dukungan kepada

penulis agar selalu semangat “menyicil” tugas akhir ini. Dan seluruh cinta

penulis sampaikan pada buah hati Syarifa Sayyidati Maryam, bagaimanapun

repotnya perasaan penulis untuk membagi waktu saat menjadi seorang ibu

rumah tangga sambil menyelesaikan tugas akhir kuliah, “Rifa tetaplah

pemberi spirit hidup yang tak pernah bisa mamah temukan di belahan dunia

manapun”.

7. Untuk para saudari kandung penulis Apriliany Safitri, Ria Ariyani, Sarah

Sartika, dan Dhiyaa Dzakwan atas dukungan yang tak pernah putus. Dan

terima kasih untuk si bungsu yang air mata idul fitri-nya selalu diingat penulis

supaya kakaknya dapat segera lulus. Atas hal itu penulis ingin segera lulus dan

Page 8: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

viii

menjadi sarjana pertama di keluarga yang bisa memotivasi adik-adik agar

kelak dapat berada di titik yang sama.

8. Untuk Anniesa Fachraddiena, Mylinda, Noviah, Hizkiel, Arief, Hodari,

Muhyidin, Erik, Mila, Ratna, Anisa Rizki Amalia, Khemas, Robi, Fahad, Mail

dan adik-adik kelas yang selalu saling menyemangati juga sewaktu-waktu

menemani penulis di kampus untuk melepas penat dengan tertawa bersama,

sehingga segala kecemasan penulis hilang dengan bertemu kalian.

9. Tentu saja, terima kasih kepada teman-teman angkatan 2011 dengan semua

hal dan kisah-kisah terukir di dalamnya. I love you.

The last but not the least, semua tulisan yang ada di dalam skripsi ini

adalah tanggung jawab penulis. Bagi semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini penulis ucapkan terima kasih.

Jakarta, 25 September 2017

Ati Puspita

Page 9: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 6

D. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 6

E. Kerangka Teori ...................................................................................... 7

F. Metode Penelitian ................................................................................ 10

G. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 10

BAB II KONSEP KHILAFAH DALAM HIZBUT TAHRIR ........................ 13

A. Konsep Khilafah dalam Al Qur’an ...................................................... 13

B. Konsep Khilafah dalam Al Hadist dan Pemikiran Ulama ................... 14

BAB III PELAKSANAAN KONSEP KHILAFAH .......................................... 20

A. Pelaksanaan Khilafah terhadap Umat Muslim ..................................... 20

B. Pelaksanaan Khilafah terhadap Umat non-Muslim.............................. 22

C. Pelaksanaan Khilafah terhadap Konsep Negara .................................. 30

D. Pelaksanaan Khilafah terhadap Konsep Hubungan Sosial .................. 34

E. Kedudukan Paham Khilafah dalam Pandangan Pemerintah ................ 35

BAB IV PENGERTIAN DAN IMPLEMENTASI HUBUNGAN ANTAR

UMAT BERAGAMA ....................................................................... 43

A. Pengertian Hubungan Umat Beragama ................................................ 43

B. Hubungan Umat Beragama menurut Hizbut Tahrir ............................. 45

a. Toleransi dalam Hal Pergaulan ...................................................... 47

b. Toleransi dalam Hal Perkawinan ................................................... 49

c. Toleransi dalam Hal Kepemimpinan ............................................. 52

Page 10: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

x

d. Toleransi dalam Hal Perayaan Hari Besar Keagamaan ................. 54

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 56

A. Kesimpulan ................................................................................................ 56

B. Saran ........................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 62

Page 11: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Di pentas sejarah, Islam memancar sebagai agama yang diturunkan pada

era akhir zaman guna mengatasi berbagai problem manusia, yaitu sebagai agama

yang menawarkan jalan kebahagiaan bagi individu dan masyarakat yang

pengaruhnya melampaui kehidupan duniawi yang fana.1

Dinamika kehidupan organisasi Islam Hizbut Tahrir Indonesia menarik

untuk dikaji karena fokus organisasi Islam ini salah satunya berkenaan dengan

peranan mereka yang mengagendakan Islam sebagai ideologi utama dalam hal

apapun. Walaupun tidak jarang, dalam perjalanannya untuk menyebar luaskankan

ideologi tersebut menimbulkan pertentangan antara hubungannya dengan negara

atau pandangan terhadap agama lainnya.

Dewasa ini, keberadaan Hizbut Tahrir menambah jumlah deretan

organisasi masyarakat yang bersuara untuk menjunjung revivalisme Islam

(Kebangkitan Islam dari keterpurukan, yang menilai dari berbagai fakta

ketidakadilan yang telah terjadi dan penyebabnya ditujukan pada sistem negara

yang mengatur masyarakat). Hizbut Tahrir hadir dengan membawa ideologi Islam

yang terus didengungkan yaitu Khilafah.

Khilafah sendiri, berasal dari kata khalafa. Thahawiy mengatakan

“Khilafah merupakan refleksi dari kepemimpinan Daulah Islamiyah yang

1 Ali Asgar Nusrati, Sistem Politik Islam: Sebuah Pengantar (Jakarta: Nur Al-Huda,

2015), h. 15.

Page 12: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

2

melaksanakan konstitusi Islam di wilayah tertentu, di antara pandangan-

pandangan politik yang ada.” 2

Kemunculan Hizbut Tahrir memunculkan reaksi pro dan kontra. Sebuah

keniscayaan yang akan terjadi ketika hal baru muncul di permukaan dan mulai

diperhatikan. Bagi mereka yang pro khilafah, menyetujui khilafah sebagai solusi

kehidupan dan yang kontra yaitu mereka yang tidak menyetujui khilafah sebagai

sistem penyeluruh umat, mengingat negara khususnya Indonesia adalah bukan

negara agama dan atau negara satu agama, melainkan negara bhineka tunggal ika

(yang berbeda-beda, namun tetap satu).

Gerakan politik Hizbut Tahrir Indonesia yang santun dan menggunakan

cara-cara damai, terlihat kontradiksi dengan doktrin dan ideologi ekstrim yang

mereka jadikan acuan. Dibandingkan gerakan Islam lainnya, aksi-aksi politik

yang dipraktikan di Indonesia bersifat moderat. Hal inilah yang mungkin menjadi

salah satu daya tarik para aktifis Muslim untuk bergabung ke dalam organisasi

yang didirikan Taqiyuddin an Nabhani ini. Aksi persuasif dan damai Hizbut

Tahrir Indonesia dapat dipahami sebagai bentuk “rasionalisasi” ideologi Hizbut

Tahrir yang menjadi lebih lunak dalam implementasinya. Namun, bisa juga dilihat

sebagai strategi politik sebelum “saat yang menentukan” tiba.3

2 Syamsuddin Ramadlan, Menegakkan Kembali Khilafah Islamiyah (Jakarta: Pustaka

Panji Mas, 2003), h. 1. 3 Muhammad Zaki Mubarak, “Muslim Utopia-Gerakan dan Pemikiran Politik HTI Pasca

Reformasi.” Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat Vol. IX No. 1 tahun 2007 (Jakarta : UIN

Jakarta, 2007), h. 31.

Page 13: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

3

Di lingkungan penulis, daerah Sumedang-Provinsi Jawa Barat, yang telah

terlihat banyaknya pengaruh Hizbut Tahrir di berbagai media, baik melalui cara

dakwah langsung atau tidak langsung yang kian banyak.

Dalam hubungan terhadap agama lain, Hizbut Tahrir memiliki

kekhawatiran besar tentang hubungan antar umat beragama. Hizbut Tahrir

mengkhawatirkan akibat apabila sinkretisme dan pluralism akan terjadi

pemurtadan, pernikahan beda agama dan hal lain juga akan semakin mulus

berjalan. Lebih jauh lagi, semangat Hizbut Tahrir untuk memperjuangkan syariat

Islam agar dijadikan aturan untuk mengatur kehidupan masyarakat akan melemah.

Spirit sinkretisme diartikan Hizbut Tahrir sebagai usaha mengkompromikan hal-

hal yang bertentangan, juga tentang keikutsertaan masyarakat Muslim dalam

perayaan Hari Raya Besar Agama lain, dinilai Hizbut Tahrir sebagai toleransi

yang melewati batas. Contohnya seperti memberikan selamat, menghadiri hari

raya non-Muslim, membolehkan Muslimah menikah dengan non-Muslim. Juga

diiringi dengan kecurigaan Hizbut Tahrir bahwa toleransi saat ini dijadikan

sebagai “senjata” oleh kalangan liberal dan non-Muslim untuk menyasar Islam

dan umatnya. Dengan menukil dalil sebagai berikut:

“Sebagaimana kaum musyrik tidak boleh menampakkan syiar-syiar

mereka, tidak boleh pula kaum Muslim menyetujui dan membantu mereka

melakukan syiar itu serta hadir bersama mereka. Demikian menurut

kesepakatan ahli ilmu.”

(Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Ahkâm Ahl al-Dzimmah, I/235).4

Menjalin hubungan yang baik dinilai bukan berarti menerima keyakinan

yang bertentangan dengan Islam. Allah Swt. berfirman:

4 “Toleran yang kebablasan,” tersedia di http://hizbut-tahrir.or.id/2014/12/17/toleran-

yang-kebablasan/; diunduh pada 5 Mei 2017.

Page 14: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

4

“Untuk kalian agama kalian dan untukku agamaku.” (QS. Al Kafirun [109]: 6).

“Sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul Kami dengan

membawa mukjizat-mukjizat yang gamblang. Dan telah Kami turunkan

pula kitab-kitab syariah dan keadilan bersama mereka, agar masyarakat

manusia dapat berdiri seutuhnya. Oleh sebab itu, Kami telah menciptakan

besi untuk dijadikan alat senjata yang hebat, juga untuk keperluan lainnya

bagi kehidupan manusia, supaya Allah mengetahui siapa yang telah

membantu-Nya menegakkan Agama Allah dengan mengganyang musuh

musuh-Nya dan sekaligus membantu Rasul-rasul-Nya sekalipun mereka

telah tiada.”

(QS. Al Hadid [57]: 25)5

Hizbut Tahrir terdapat melarang siapa saja yang menjadikan orang-orang

kafir sebagai wali/penolong. Namun, ada satu kondisi yang dikecualikan dari

larangan tegas tersebut, yaitu menghindar dari gangguan mereka. Maka, dalam

kondisi tersebut diperbolehkan menampakkan loyalitas pada orang kafir demi

untuk menghindari tindakannya yang menyakitkan/membahayakan. Hal ini jika

orang Muslim berada dalam kekuasaan orang kafir dan berada pada posisi yang

lemah. Artinya, rasa takut kepada orang kafir, memperbolehkan orang Muslim

untuk bersikap loyal terhadap orang kafir. Namun, ketika rasa takut hilang, maka

hukum loyal kembali menjadi haram. Dengan begitu, titik persoalannya adalah

5 Abul A’la al-Maududi, Hukum dan Konstitusi: Sistem Politik Islam, terj. Asep Hikmat.

(Bandung: Mizan, 1993), h. 195.

Page 15: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

5

mengecualikan situasi ketakutan orang Muslim atas tindakan kasar orang kafir

ketika ia berada dalam posisi yang lemah.6

Hubungan beragama antara Muslim dengan non-Muslim inilah yang akan

lebih jauh lagi dibahas dalam skripsi ini. Pembahasan tersebut telah menarik hati

penulis untuk lebih jauh melakukan penelitian mengenai perspektif Hizbut Tahrir

tentang hubungan antar umat agama.

Begitulah, seperti yang diuraikan di atas tentang sejarah Hizbut Tahrir

juga konsep khilafah pada non-Muslim beserta kekhawatiran-kekhawatirannya.

Sejarah yang terjadi di Indonesia disertakan penulis agar berfungsi untuk

mengingat kembali hubungan agama dan negara ini yang begitu kompleks. Dan

ketika kita berbicara tentang hubungan antar agama menurut Hizbut Tahrir, yang

akan menjadi kata kuncinya yaitu “khilafah” itu sendiri. Karena bagaimanapun

konsep khilafah adalah pokok ideologi Hizbut Tahrir yang mengkonsepkan

segalanya tentang pemikiran – pemikiran Hizbut Tahrir.

B. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini berusaha untuk

menjawab beberapa pertanyaan, yaitu:

1. Bagaimanakah hubungan antar agama yang ideal dalam pandangan Hizbut

Tahrir?

2. Bagaimana kedudukan, hak dan kewajiban seseorang yang hidup di Darul

Islam atau Darul Kufur menurut Hizbut Tahrir?

6 Taqiyyudin an Nabhani, Kepribadian Islam (Jakarta Selatan: HTI Press, 2011) h. 422.

Page 16: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

6

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini untuk memperkuat keyakinan beragama

dalam memahami problematika kehidupan dengan pemikiran Hizbut Tahrir

tentang hubungan antar umat beragama, dan untuk menambah khazanah

pemikiran pemahaman agama bagi masyarakat umum.

Adapun beberapa tujuan penelitian yang telah penulis susun yaitu:

1. Mengidentifikasi lebih jauh tentang pemikiran Hizbut Tahrir tentang hubungan

antar umat beragama.

2. Mengetahui perspektif Hizbut Tahrir terhadap agama-agama lain.

D. TINJAUAN PUSTAKA

Pembahasan tentang hubungan antar umat beragama bukanlah merupakan

suatu hal yang baru, melainkan telah ada beberapa peneliti yang membahas

tentang hal ini. Karya penulis ini hanyalah sebagian kecil saja di antara para

peneliti yang sudah terlebih dahulu menganalisa Hizbut Tahrir.

Kajian yang mengulas tentang hubungan antar umat beragama dalam perspektif

Hizbut Tahrir dibahas oleh:

1. Taqiyuddin Nabhani dalam karyanya yang berjudul Sistem Pemerintahan

Islam (Doktrin, Sejarah dan Realitas Empirik).

2. Salim Azzam dalam karyanya yang berjudul “Beberapa Pandangan Tentang

Pemerintahan Islam”.

Page 17: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

7

3. Roy Mardi Pamenang dalam skripsinya yang berjudul Konsep Khilafah Hizbut

Tahrir.

4. Haedar Nashir dalam karyanya yang berjudul Gerakan Islam Syariat:

Reproduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia.

Dilihat dari objeknya, penelitian ini bukan sesuatu hal yang baru.

Penelitian yang mempunyai korelasi dan menjadi sumber rujukan dengan yang

penulis bahas saat ini, yaitu:

1. Mundhir dengan judul “Khilafah Islamiyah dan Hak-hak Minoritas Perspektif

Hizbut Tahrir”.

E. KERANGKA TEORI

Dalam menganalisa Hizbut Tahrir, penulis menggunakan perspektif teori-

teori di bawah ini:

1. Gerakan Sosial

Kata “gerakan” menunjukkan orang yang tengah bergerak menolak

tatanan yang ada dan mencari tatanan yang baru. Kata movement dalam bahasa

Inggris itu berasal dari kata kerja Prancis lama “movoir”, yang berarti bergerak,

mengobarkan, atau mendorong. Sedangkan menurut kamus Oxford, istilah

“gerakan” menunjukkan serangkaian aksi dan usaha seseorang untuk

mendapatkan sebuah tujuan khusus.7

7 A S Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, sixth edition

(Ttp.: Oxford University Press: 2000), h. 832-834.

Page 18: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

8

Karakteristik dan tipe gerakan sosial paling tidak memiliki lima

karakteristik8, yaitu:

1. Gerakan yang melibatkan sebagian besar individu yang berusaha

memprotes suatu keadaan. Agar dapat dikategorikan sebagai gerakan,

usaha sejumlah individu tadi harus memiliki persyaratan dasar dari suatu

organisasi.

2. Gerakan harus mempunyai skop yang relatif luas. Gerakan tersebut

mungkin berawal dari skop yang kecil, tetapi akhirnya harus mampu

memengaruhi sebagian warga masyarakat.

3. Gerakan tersebut dapat menggunakan berbagai macam taktik untuk

mencapai tujuannya. Taktik-taktik bervariasi dari yang sifatnya tidak

menggunakan kekerasan sampai dengan menggunakan kekerasan.

4. Gerakan tersebut walau didukung oleh individu-individu tertentu, namun

tujuan akhir gerakan adalah mengubah kondisi yang ada pada masyarakat.

5. Gerakan merupakan suatu usaha yang secara sadar dilakukan untuk

mengadakan perubahan dan bagi mereka yang terlibat di dalamnya

mungkin tidak menyadari segala tindakannya tetapi mereka tetap

mengetahui tujuan utama dari gerakan tersebut.

2. Sosiologis

Pendekatan ini penulis lakukan untuk mengetahui interelasi antara agama

dengan masyarakat serta interaksinya dengan masyarakat sosial.

3. Toleransi

8 Haryanto, Gerakan Sosial Politik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 3.

Page 19: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

9

Secara harfiah, toleransi adalah sikap menenggang (menghargai,

membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan) kepercayaan dan lain

sebagainya.9

4. Agama

Emile Durkheim menganggap bahwa agama dipandang sebagai satu

sistem yang terintegrasi antara kepercayaan dan praktik suci. Kepercayaan dan

praktik suci mempersatukan individu dalam satu komunitas yang disebut umat

beragama. Agama bertujuan menciptakan hubungan yang harmonis antara sesama

manusia dengan Tuhan yang ia yakini, manusia dengan sesama dan manusia

dengan lingkungannya.10

Menurutnya, agama dipandang sebagai basis moral dari

masyarakat, di mana anggota masyarakat secara bersama berpegang dan

berpedoman kepada keyakinan, nilai-nilai dan norma suci.

Namun, di samping fungsi agamanya secara umum yang dapat

mempersatukan dan mengumpulkan orang-orang dalam suatu komunitas seiman,

agama juga berpotensi untuk menimbulkan konflik karena agama merupakan isu

yang sensitif jika diangkat ke permukaan, yaitu ketika agama dipraktikan dan

dipahami secara fanatisme oleh penganutnya atau faktor kepentingan lainnya yang

dikaitkan dengan agama.

9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 955.

10 Asep Saepudin Jahar dkk., Sosiologi Sebuah Pengantar (Jakarta: Laboratorium

Sosiologi Agama, 2010), h. 92.

Page 20: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

10

F. METODE PENELITIAN

Teknik yang penulis gunakan dalam pengumpulan data dalam

penyusunan karya akademik ini adalah “library research” (studi kepustakaan).

Metodelogi ini berupaya mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan

permasalahan yang dibahas, melalui berbagai literatur baik sumber primer

maupun sekunder. Sumber primer diantaranya yaitu yang termuat dalam karya

Taqiyuddin an Nabhani dan sumber-sumber sekunder yang bisa menjadi rujukan

penulis dalam menemukan/mencari poin terkait karya ini.

Sedangkan metode yang diterapkan dalam penulisan ini adalah deskriptif

dan analitis kritis. Deskriptif digunakan agar mampu memahami dan memberi

gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang terkait dengan karya

akademik ini. Analitis kritis digunakan agar penulis dapat menyusun karya

akademik ini dalam bentuk yang sistematis sehingga dapat mengenai pada inti

permasalahan.

Adapun panduan dalam penulisan karya ilmiah ini berdasarkan pada buku

Pedoman Akademik Program Strata 1 tahun 2011/2012, penerbit UIN Jakarta

Press.

G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan disusun untuk memudahkan dalam memahami

penelitian ini secara sistematis. Adapun kerangka penulisannya tersistematika

sebagai berikut :

Page 21: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

11

Bab pertama, merupakan Pendahuluan yang terdiri atas: Latar Belakang

masalah yang memuat alasan-alasan terhadap munculnya masalah yang diteliti.

Tujuan yang akan dicapai dan manfaat yang diharapkan. Tinjauan Pustaka sebagai

penelusuran terhadap literatur yang telah ada sebelumnya dan kaitannya dengan

objek penelitian. Kemudian Kerangka Teori, menyangkut pola pikir atau kerangka

teori yang digunakan dalam memecahkan masalah. Metode Penelitian, berupa

penjelasan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam mengumpulkan dan

menganalisis data. Sistematika Pembahasan, sebagai upaya yang

mensistematiskan penyusunan skripsi.

Bab kedua, merupakan bahasan tentang Konsep Khilafah dalam Hizbut

Tahrir, yang terbagi atas: Konsep Khilafah dalam Al Qur’an dan Konsep Khilafah

dalam Al Hadist dan Pemikiran Ulama.

Bab ketiga, membahas mengenai Pelaksanaan Konsep Khilafah, yang

dibagi atas: Pelaksanaan Khilafah terhadap Umat Muslim, Umat Non-Muslim,

Konsep Negara, Konsep Hubungan Sosial, dan Kedudukan Paham Khilafah

dalam Pandangan Pemerintah.

Bab ke empat, membahas mengenai Pengertian dan Implementasi

Hubungan antar Umat Beragama, yang terbagi atas: Pengertian Hubungan antar

Umat Beragama, Hubungan Umat Beragama menurut Hizbut Tahrir (Hubungan

Umat Beragama dalam Hal Pergaulan, Perkawinan. Kepemimpinan, dan

Perayaan Hari Besar Keagamaan).

Bab ke lima, Penutup, adalah bab terakhir dari keseluruhan rangkaian

pembahasan, memaparkan kesimpulan sehingga memperjelas jawaban terhadap

Page 22: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

12

persoalan yang dikaji serta saran-saran berkenaan dengan pengembangan

keilmuan agar dapat mencapai hal-hal yang lebih baik dan bermanfaat.

Page 23: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

13

BAB II

KONSEP KHILAFAH DALAM HIZBUT TAHRIR

A. KONSEP KHILAFAH DALAM AL QUR’AN

Daulah Islam adalah khalifah yang menerapkan sistem Islam. Khilafah

adalah pengaturan tingkah laku secara umum atas kaum Muslim, artinya khilafah

bukan bagian dari akidah, tetapi bagian dari hukum syara‟. Dengan demikian

khilafah adalah masalah cabang yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan

hamba.1 Karena itu, baik khalifah maupun umat, sama-sama terikat kepada syariat

Islam. Khalifah wajib menerapkan syariah Islam dengan benar, sesuai dengan

ketetapan Allah dalam Al Qur‟an dan As Sunnah, seperti terdapat dalam Al

Qur‟an:

“Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah,

Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Maidah [5]:

44)2

Kewajiban mengangkat seorang khalifah ditetapkan berdasarkan Al-

Qur‟an, As-Sunnah dan Ijma‟ Sahabat. Adapun penetapan berdasarkan Al-Qur‟an,

maka sesungguhnya Allah Swt. memerintahkan Rasul Saw. supaya menjalankan

pemerintahan di tengah-tengah kaum Muslim dengan apa-apa yang telah

diturunkan kepadanya. Perintah-Nya tersebut bersifat pasti. Allah Swt. berfirman:

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka dengan apa-

apa yang telah Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.

1 Taqiyuddin an Nabhani, Daulah Islam: Edisi Mu’tamadah 2002 (Jakarta: Hizbut Tahrir,

2012), h. 312. 2 Hizbut Tahrir Indonesia, Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia, (-: Hizbut Tahrir,

2009), h. 16.

Page 24: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

14

Berhati-hatilah kamu terhdap mereka supaya mereka tidak memalingkan

kamu dari sebagian apa yang telah Allah turunkan kepadamu” (QS. Al-

Maidah [5]: 49).

Hizbut Tahrir memaknai bahwa kebenaran mutlak hanya dari Allah Swt.

Adapun Nabi Saw. beserta Nabi-nabi yang lain, merupakan wujud bukti bahwa

mereka adalah wakil dari kekhalifahan itu sendiri yang langsung dari Allah.

Sebagai gantinya atas hal tersebut, setiap khalifah berhak atas kehormatan dari

umat yang berada di bawah naungan khilafah.

Bagi Hizbut Tahrir tidak ada yang salah dengan agenda “Kebangkitan

Khilafah”, karena istilah “khilafah” berasal dari Nabi Saw. untuk menyebut

kepemimpinan kaum Muslim yang menggantikannya. Pemangkunya disebut

khalifah, jamaknya khulafa. Khilafah diyakini telah disepakati para sahabat dan

dipraktikkan sepanjang 14 abad. Dan Hizbut Tahrir menyayangkan dengan sikap

Muslim yang tidak sepakat dengan khilafah sebagai bentuk dan sistem

pemerintahan, karena menurut mereka dengan begitu telah mengingkari apa yang

disampaikan Nabi Saw., ijma sahabat, dan fakta sejarah umat Islam yang panjang.

B. KONSEP KHILAFAH DALAM AL HADIST DAN PEMIKIRAN

ULAMA

Hizbut Tahrir berpendapat bahwa Rasul Saw. memerintahkan umat Islam

untuk memberikan bai‟at kepada seorang Khalifah. Nabi menggambarkan bahwa

kematian seorang Muslim yang tidak memberikan bai‟at (kepada seorang

Khalifah) merupakan kematian yang sangat buruk, dengan menyebutnya sebagai

mati jahiliyah:

Page 25: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

15

“Dan barangsiapa mati, sementara tidak ada bai‟at di pundaknya, maka

matinya (dalam keadaan) jahiliyah.” (HR. Muslim)3

Sedangkan penetapan berdasarkan As-Sunnah, yaitu dari Hisyam bin

„Urwah meriwayatkan dari Abu Shalih dari Abu Hurairah yang menuturkan

bahwa Rasul Saw. bersabda:

“Setelahku akan ada para wali yang memerintah kalian. Lalu orang baik

akan memerintah kalian dengan kebaikannya dan orang yang jahat akan

memerintah kalian dengan kejahatannya. Maka dari itu, dengarkanlah

mereka dan taatilah dalam hal-hal yang sesuai dengan kebenaran. Jika

mereka berbuat baik, maka itu bagi kalian. Jika mereka berbuat jahat,

maka itu bagi kalian dan tanggung jawab mereka”4

Seruan utama menegakkan khilafah berdasarkan As-Sunnah, disandarklan

pada hadits yang dikeluarkan Imam Ahmad dan Thabrani, yaitu “Dan siapa saja

mati dan tidak ada bai’at di pundaknya, maka dia mati dalam keadaan jahiliyah”.

Dua perawi ini meriwayatkannya dari hadits Mu‟awiyah. Dalam shahihnya, Imam

Muslim dari Ibnu Umar berkata, aku mendengar Rasul Saw. bersabda:

“Siapa saja melepaskan tangan dari ketaatan kepada Allah, maka dia pasti

akan bertemu Allah di hari kiamat dalam keadaan tidak memiliki hujjah

bagi-Nya. Dan siapa saja mati dan tidak ada bai‟at di pundaknya, maka dia

mati dalam keadaan mati jahiliyah”.5

Adapun penetapan berdasarkan Ijma, para sahabat telah menjadikan hal

yang paling penting bagi mereka setelah wafat Nabi Saw. adalah mengangkat

seorang khalifah. Hal ini berdasarkan riwayat yang ada di dalam dua kitab shahih

dari peristiwa Saqifah bani Sa‟idah. Demikian juga setelah kematian setiap

khalifah, secara mutawatir telah sampai adanya ijma sahabat tentang kewajiban

3 Hizbut Tahrir Indonesia, Manifesto Hizbut Tahrir, h. 15.

4 Nabhani, Daulah Islam, h. 313.

5 Nabhani, Daulah Islam, h. 313.

Page 26: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

16

mengangkat seorang khalifah bahkan mereka menjadikannya sebagai kewajiban

yang paling penting. Hal itu dianggap sebagai dalil yang qath‟i.6

Karena itu, wajib bagi umat mengangkat seorang imam atau

menegakkannya dan mengangkatnya menjadi seorang penguasa. Seluruh umat

diseru dengan kewajiban tersebut sejak awal wafatnya beliau Saw. hingga tibanya

hari Kiamat. Keharusan yang pasti untuk mengangkat seorang khalifah sangat

jelas dan ini terlihat dari kegamblangan pemahaman sahabat terhadap hal itu,

yaitu dari apa yang telah sahabat lakukan dengan mendahulukan mengangkat

seorang khalifah dan membai‟atnya dari pada memakamkan jenazah Rasul Saw.7

Demikian juga nampak jelas dari tindakan Umar bin Khathab saat dia

ditikam dan sedang menjelang kematian. Kaum Muslim meminta kepadanya

untuk menunjuk pengganti, namun dia menolak. Mereka sekali lagi meminta

kepadanya, maka akhirnya dia menunjuk sebuah tim yang beranggotakan enam

orang. Dengan kata lain dia telah membatasi pencalonan sebanyak enam orang

yang akan dipilih dari mereka seorang khalifah.8

Kemudian dia berpesan apabila ada yang tidak sepakat terhadap seorang

khalifah setelah tempo tiga hari, maka bunuhlah orang tersebut. Dia juga

mewakilkan kepada mereka siapa yang akan membunuh orang yang tidak sepakat

tersebut, padahal mereka adalah ahlu syuro dan sahabat besar. Tentu saja

demikian, karena mereka adalah Ali, „Utsman, Abdurrahman bin „Auf, Zubair bin

„Awwam, Thalhah bin „Ubaidillah dan Sa‟ad bin Abi Waqash.9

6 Nabhani, Daulah Islam, h. 314.

7 Nabhani, Daulah Islam, h. 314.

8 Nabhani, Daulah Islam, h. 314.

9 Nabhani, Daulah Islam, h. 314.

Page 27: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

17

Munawwir Sjadzali (w. 2004) sudah terlebih dahulu memperhatikan

pendapat beberapa ulama tentang pemerintahan Islam, yaitu:10

1. Ibn Arabi, al Ghazali dan Ibn Taimiyyah menyatakan bahwa kekuasaan

kepala negara atau raja merupakan mandat dari Allah yang diberikan

kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Khalifah adalah bayangan Allah di

muka bumi ini. Menurut al Ghazali, kekuasaan khalifah adalah muqaddas,

suci dan tidak dapat diganggu gugat. Menurut al Mawardi, kekuasaan

kepala negara menurut kontrak sosial.

2. Mawardi dan al Ghazali menyatakan bahwa khalifah harus dari suku

quraish.

3. Ibnu Khaldun berpendapat bahwa lebih baik menggunakan ajaran dan

hukum agama sebagai dasar kebijakan dan peraturan negara daripada hasil

rekayasa otak manusia, meskipun banyak juga negara yang berhasil jaya

tanpa mendasarkan pada ajaran dan hukum agama. Demikian pun Ibnu

Taimiyah menyutujui bahwa kepala negara yang adil walaupun non-

Muslim lebih baik daripada kepala negara yang tidak adil meski beragama

Islam.

4. Pemikiran ulama kontemporer dibagi menjadi tiga kategori yang

menyangkut bahasan politik pemerintahan Islam; (1) Islam adalah pola

hidup yang lengkap dengan berbagai aturan menyangkut segala aspek

kehidupan, termasuk politik. Karena itulah untuk meraih kembali kejayaan

Islam harus kembali ke pola hidup generasi awal Islam terdahulu, yaitu

10

Mundhir. “Khilafah Islamiyah dan Hak-hak Minoritas Perspektif Hizbut Tahrir.”

Teologia: Jurnal Kajian Ilmu Ushuluddin Volume 20 Nomor 1 tahun 2009 (Semarang: IAIN

Walisongo, 2009), h. 213-214.

Page 28: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

18

Nabi Muhammad Saw. dan Khulafaur Rasyidin. Pemikir yang mewakili

kelompok ini adalah Rasyid Ridha, Sayyid Qutb, dan Abu a‟la al

Maududi. (2) Islam disamakan dengan agama-agama lain soal urusan

hubungan manusia dengan Tuhan. Sedangkan segala urusan yang

menyangkut kehidupan manusia selain hal itu, terserah pada cara atau pola

yang dipakai. Salah satu pemikir tokoh ini adalah Ali Abd al-Raziq. (3)

Pemikir yang mengakomodir kedua pendapat di atas, meyakini kelompok

pertama juga tidak menolak kelompok kedua. Umat Islam boleh mengikuti

tata hubungan kemasyarakatan yang dianggap baik, seperti politik

kenegaraan. Pemikir aliran ini di antaranya adalah Muhammad Abduh dan

M. Husain Haikal.

5. Al Maududi dan Sayyid Qutb berpendapat, manusia adalah khalifah Allah

dan pelaksana kedaulatan Allah di bumi ini, sehingga tidak ada nama

kedaulatan rakyat. Khalifah tersebut hanya bagi orang-orang Islam saja.

Qutb berpendapat bahwa pemerintahan Islam adalah pemerintahan yang

menerima Islam sebagai dasar negara dan melaksanakan syariat Islam.

Adapun bentuk dan sistem pemerintahannya dapat mengikuti sistem dan

pola apapun.

6. Ali Abd Raziq berpendapat pemerintahan dalam Islam tidak harus

berbentuk khilafah dengan penguasanya yang disebut khalifah.

Muhammad berpendapat bahwa kepala negara adalah seorang penguasa

sipil yang diangkat dan dapat diberhentikan oleh rakyat dan kepada

mereka dia bertanggung jawab.

Page 29: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

19

Dari enam poin di atas, Hizbut Tahrir termasuk pada kelompok yang

dijelaskan pada poin pertama yaitu yang menginginkan sistem Islam dan

mencontoh kehidupan Nabi Saw. untuk menegakkan khilafah yang dicita-citakan

sebagai sistem terbaik.

Hizbut Tahrir meyakini tidak ada ikhtilaf di kalangan ulama mengenai

kedudukan khilafah sebagai masalah ma’lumun min ad-din bi adh-dharurah

[sudah maklum dan diketahui nilai pentingnya dalam Islam]. Baik di kalangan

Ahlussunnah wal Jamaah, Syi‟ah, Khawarij maupun Murjiah. Ulama mutakhir

pun sama, tidak ada perselisihan di kalangan mereka. Kecuali, Hizbut Tahrir

menyebut ulama yang tidak menyetujui khilafah sebagai “ulamanya penguasa”,

yang lebih takut kepada penguasa dibandingkan dengan takut kepada Allah.

Menegakkan kembali Khilafah artinya ialah menjalankan salah satu kewajiban

Islam, tidak menegakkannya berarti tidak menjalankan salah satu dari ajaran

Islam.11

11

“Khilafah Ajaran Islam Wajib Ditegakkan Kembali,” tersedia di https://hizbut-

tahrir.or.id/2017/06/21/khilafah-ajaran-islam-wajib-ditegakkan-kembali/; diunduh pada 21 Juni

2017.

Page 30: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

20

BAB III

PELAKSANAAN KONSEP KHILAFAH

A. PELAKSANAAN KHILAFAH TERHADAP UMAT MUSLIM

Menurut Hizbtu Tahrir, seorang Muslim terikat kuat dengan perintah

mendirikan Daulah Islamiyah, hidup dan berkewarganegaraan Daulah Islam. Hal

itu tidak akan kaum Muslim peroleh kecuali dengan menegakkan Daulah Islam.

Kaum Muslim dianggap akan berdosa, hingga mereka berjuang untuk

menegakkan Daulah Islam dan membaiat seorang khalifah yang akan menerapkan

Islam dan mengemban dakwahnya ke seluruh penjuru dunia.1

Kehidupan di Daulah Islam mewajibkan warga Muslim mengikuti segala

peraturan yang sudah dibuat yang berdasarkan ada Al Qur‟an dan As Sunnah oleh

khalifah, apabila tidak patuh akan dikenakan hukuman. Karena hal tersebut, sama

hal dengan melanggar perintah Allah (bagaimanapun, khalifah adalah pemangku

kekuasaan, yang merupakan wakil Allah di muka bumi ini). Warga Muslim juga

dapat hidup berdampingan dengan non Muslim dan dilarang menyakiti non

Muslim, seperti diperintahkan Nabi Saw. dalam hadist, bahwa “Siapa saja yang

menyakiti kafir dzimmy (yaitu non-Muslim yang menetap di Daulah Islam) tak

ubahnya menyakiti kaum Muslim”. Harta dan darah Muslim terjaga dalam

perlindungan Daulah Islam. Tidak perlu membayar pajak seperti non-Muslim

pertahun dan Muslim memiliki hak penuh sebagai mayoritas dapat mengendalikan

kekuasaan khilafah.

1 Taqiyuddin an Nabhani, Daulah Islam: Edisi Mu’tamadah 1423 H/2002 M (Jakarta:

HTI Press, 2012), h. 318.

Page 31: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

21

Abu ala al Maududi menyebutkan Muslim di Daulah Islam memiliki hak

penuh dalam pemerintahan (kekuasaan ini untuk menjalankan aturan Allah). Hak

Allah tersebut merangkum semua bidang kehidupan manusia baik mengenai

doktrin, moral, hukum dan politik, seperti tertulis dalam QS. Yusuf [12]: 40.

“… Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan

agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi

kebanyakan manusia tidak mengetahui”.2

Di samping itu, kaum Muslim mempunyai kewajiban untuk berdakwah

dan berjihad melawan orang-orang kafir di mana pun mereka berada. Dan

pelaksanaan dakwah dan jihad harus sejalan dengan syariat Islam. Seorang

Muslim, baik penguasa maupun rakyat, tidak diperkenankan toleran terhadap

kekufuran dan kemaksiatan apapun bentuknya. Kekufuran dan kemaksiatan harus

dilenyapkan. Hanya saja, Islam tidak memaksa orang-orang kafir untuk masuk ke

dalam agama Islam. Apabila ada seorang Muslim yang melakukan tindak

kemaksiatan, maka ia akan mendapatkan sanksi yang sejalan dengan ketetapan

syariat. Penjatuhan sanksi bagi pelanggar seperti potong tangan, perang, rajam,

dan sebagainya, merupakan perkara lumrah yang diakui dalam perspektif Islam.3

2 Abul A‟la Maududi, “Dasar-dasar Konstitusi Islam,” Beberapa Pandangan Tentang

Pemerintahan Islam”, Salim Azzam, pen. (Bandung: Mizan, 1983), h. 89. 3 “Keadilan Islam Dalam Keragaman dan Perbedaan,” tersedia di https://hizbut-

tahrir.or.id/2012/12/06/keadilan-islam-dalam-keragaman-dan-perbedaan/; diunduh pada 27 Juni

2017.

Page 32: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

22

Seorang Muslim dapat hidup nyaman di Daulah Islam karena memang

pemberdayaan Muslim akan lebih diutamakan di Daulah Islam. Perlindungan bagi

Muslim cuma-cuma, namun sanksi tetap diberlakukan bagi para Muslim yang

melanggar aturan/norma. Dalam hal ini, Muslim dan non Muslim diperlakukan

sama di bawah naungan syariat Islam.

B. PELAKSANAAN KHILAFAH TERHADAP UMAT NON MUSLIM

Hizbut Tahrir pernah menerbitkan buku Rancangan Undang-undang Dasar

Islam, sebagai respon terhadap UUD 1945 Indonesia. Beberapa poin penting

diajukan Hizbut Tahrir dalam RUUD Islam tersebut, antara lain tentang

kewarganegaraan, dinyatakan di dalamnya bahwa warga negara Daulah Islam

terdiri kaum Muslim dan non Muslim. Warga negara non Muslim adalah mereka

yang termasuk kategori kafir dzimmy yaitu non Muslim yang tidak memerangi

Muslim dan tunduk pada hukum Islam yang diterapkan, kecuali dalam masalah

akidah dan ibadah. Turut dinyatakan pula dalam naskah tersebut bahwa satu-

satunya bahasa resmi Daulah Islam adalah bahasa Arab.

Dalam sebuah pasal dalam RUUD Islam yaitu pasal 7: ayat 4d,

menyatakan, “Non Muslim dalam masalah terkait pakaian dan makanan,

diperlakukan sesuai dengan kepercayaan mereka dan dalam lingkup yang

diijinkan oleh hukum syara.”4

Terkait hal pakaian, ada syarat untuk wajib menutup aurat, tidak berhias

diri, memakai jilbab dan khimar, dan tidak boleh memakai celana panjang di

4 Atha‟ bin Khalil Abur Rasytah, “Pakaian Wanita Non-Muslim dalam Naungan

Khilafah,” tersedia di http://www.putra-dayeuhluhur.com/2014/08/pakaian-wanita-non-Muslim-

dalam-naungan.html; diunduh pada 18 Mei 2017.

Page 33: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

23

tempat umum, karena itu juga bagian dari tabarruj. Karena, sepanjang sejarah

khilafah, para perempuan Muslim atau non Muslim selalu memakai jilbab dan

menutup kepala mereka, di sebagian negeri yang terdapat perempuan Muslim atau

non Muslim, mereka tidak bisa dibedakan dari pakaian mereka.5

Dalam konsep Hizbut Tahrir pemberlakuan sanksi dan hukum pidana Islam

diberlakukan juga terhadap kelompok non Muslim. Misalnya seperti, hukum

rajam bagi non Muslim yang berzina, serta hukum qisas (bunuh) bagi non Muslim

melakukan pembunuhan.6

Sebelum itu perlu diketahui di dalam kehidupan Daulah Islam, khilafah

mengklasifikasikan non Muslim menjadi dua kategori, yaitu kafir dzimmy dan

kafir harby.

Kafir dzimmy ialah non Muslim yang hidup di bawah kekuasaan Daulah

Islam dan mereka dapat perlindungan. Sedangkan, kafir Harby merupakan non

Muslim yang dianggap memerangi kekuasaan Daulah Islam. Kafir dzimmy secara

teoritis mendapatkan hak dan perlindungan yang sama dengan warga Muslim,

tetapi dengan syarat lain yaitu mereka harus membayar pajak tiap tahun kepada

pemerintahan Muslim. Apabila menolak membayar pajak maka segala

perlindungan, pelayanan dan hak-hak yang dimilikinya dengan sendirinya akan

hilang. 7

Al Maududi berpendapat bahwa kafir dzimmy sebagai kaum lemah yang

harus dilindungi di bawah kekuasaan Islam. Kafir dzimmy tersebut dibagi dalam

5 Rasytah, “Pakaian Wanita Non-Muslim”, diunduh pada 18 Mei 2017.

6 Muhammad Zaki Mubarak, “Muslim Utopia-Gerakan dan Pemikiran Politik HTI Pasca

Reformasi,” Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat Vol. IX No. 1 tahun 2007 (Jakarta : UIN

Jakarta, 2007), h. 44. 7 Mubarak, “Muslim Utopia”, h. 39.

Page 34: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

24

tiga golongan; Pertama, non Muslim yang menjadi rakyat suatu negara Islam

berdasarkan perdamaian atau perjanjian. Kedua, non Muslim yang menjadi rakyat

negara Islam setelah dikalahkan dalam suatu peperangan. Ketiga, non Muslim

yang berada di wilayah negara Islam dengan cara lainnya. Prinsip pokoknya

adalah sama, bahwa jaminan perlindungan terhadap mereka adalah berlaku

bersyarat, yaitu kewajiban membayar pajak kepada penguasa Daulah Islam.8

Perlakuan umum khilafah terhadap non Muslim terdapat dalam karya

Taqiyuddin an Nabhani dalam kitab al Syakhshiyyah al Islamiyyah, intinya dapat

diringkas sebagai berikut9:

1. Khilafah Islamiyah tidak memaksa non Muslim masuk Islam. Khilafah

tidak memberangus peribadatan-peribadatan mereka. Mereka hidup

berdampingan dengan Muslim, selama tidak memusuhi dan memerangi.

Mereka juga mendapatkan perlakukan dan hak yang sama dengan Muslim,

seperti harta dan darah mereka. Muslim tidak boleh menyakiti kafir

dzimmy. Diriwayatkan Al Khathib dari Ibnu Mas‟ud, bahwa Nabi Saw.

bersabda:

“Siapa saja yang menyakiti dzimmy, maka aku berperkara dengan

dia. Siapa saja yang berperkara dengan aku, maka aku akan

memperkarakan dia pada Hari Kiamat.” (Imam al-Jalil Abu

Zahrah, Zuhrat at-Tafasir, 1/1802)

2. Kafir dzimmy tidak dipaksa untuk meninggalkan agama mereka. Mereka

hanya diwajibkan membayar pajak. Setelah itu tidak dipungut biaya-biaya

lain, kecuali jika syarat yang disebut dalam perjanjian.

8 Mubarak, “Muslim Utopia”, h. 44.

9 Fathiy Syamsuddin Ramadhan An Nawiy, “Kebijakan Khilafah Terhadap Non-

Muslim,” tersedia di http://hizbut-tahrir.or.id; diunduh pada 6 Mei 2017.

Page 35: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

25

Dari Hasan bin Muhammad bin „Ali bin Abi Thalib berkata:

“Nabi Muhammad Saw. pernah mengirim surat kepada Majuzi

Hajar. Beliau mengajak mereka masuk Islam. Siapa saja yang

memeluk Islam, diterima. Jika tidak, dipungut atas dia jizyah.

Sembelihannya tidak boleh dimakan dan wanita-wanitanya tidak

boleh dinikahi.” (HR Abu „Ubaid).

Jizyah (pajak) non Muslim hanya dikenakan kepada laki-laki dan

baligh. Tidak dipungut dari orang miskin, lemah dan membutuhkan

sedekah. Dari Nafi‟ dari Aslam Maula „Umar:

“Umar pernah menulis surat kepada para pemimpin pasukan agar

mereka memungut jizyah. Mereka tidak boleh memungut jizyah

dari wanita dan anak kecil. Mereka juga tidak diperkenankan

memungut jizyah kecuali atas orang yang telah tumbuh mawasi

(pubis)-nya.”

3. Perempuan ahlul kitab kafir dzimmy halal dinikahi Muslim. Selain ahlul

kitab, sembelihan dan wanita diharamkan secara mutlak. Ini didasarkan

pada ketetapan Nabi Saw. kepada Majuzi Hajar, “Sembelihannya tidak

boleh dimakan dan wanitanya (Majuzi) tidak boleh dinikahi” (HR. Abu

Ubaid). Para perempuan Muslim diharamkan mutlak dinikahi oleh laki-

laki kafir, musyrik maupun ahlul kitab.

4. Non Muslim diperbolehkan bermuamalah dengan Muslim sesuai

ketentuan syariat. Mereka boleh melakukan jual-beli dan syirkah dengan

Muslim. Boleh ikut berperang bersama Muslim, tetapi perang jihad

hukumnya tidak wajib atas mereka.

5. Kafir dzimmy menjadi tanggung jawab negara. Mereka berhak

mendapatkan pelayanan, perlindungan dan perlakuan baik dari Daulah

Islam.

Page 36: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

26

6. Sikap terhadap musta’min, yaitu orang yang memasuki negara lain dan

meminta perlindungan keamanan, juga diatur dengan ketentuan khusus.

Baik itu kafir harby atau Muslim. Jika seorang Muslim memasuki dar al-

harby dengan jaminan keamanan, maka kaum Muslim tidak boleh

mengganggu apapun yang dimiliki orang tersebut. Sebab, Muslim itu

diperlakukan sesuai dengan syaratnya. Harta yang dia tinggalkan tidak

boleh diambil atau dimanfaatkan. Tetapi, harta itu wajib dizakati.

Seperti hal, Muslim yang boleh memasuki darul kufur dengan

jaminan keamanan, demikian juga terhadap kaum kafir. Mereka boleh

masuk ke Daulah Islam dengan jaminan keamanan juga. Nabi Saw. pernah

memberikan jaminan keamanan kepada orang kafir saat Penaklukan

Mekah. Imam Muslim meriwayatkan bahwa Nabi Saw. telah memberikan

jaminan keamanan kepada orang musyrik dan melarang mengkhianati

orang yang telah diberi jaminan keamanan. Abu Said berkata, Nabi Saw.

pernah bersabda, “Setiap orang yang berkhianat kelak akan membawa

bendera pada hari kiamat yang dengan bendera itu ia akan dikenal

banyak orang.” (HR. Al-Bukhari dan Ahmad)

7. Kafir harby tidak diizinkan tinggal lebih dari satu tahun di Daulah Islam.

Negara memberikan jaminan keamanan selama satu setengah bulan atau

lebih, tidak akan diberi jaminan keamanan jika lebih dari satu tahun. Jika

mereka menghendaki tinggal lebih dari satu tahun, maka mereka diberi

dua pilihan, yaitu; (1) keluar dari Daulah Islam (2) tinggal di Daulah Islam

dengan membayar pajak. Pajak dipungut dari mereka setahun sekali.

Page 37: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

27

Selama mendapatkan jaminan keamanan dari Daulah Islam, mereka boleh

tinggal tanpa membayarnya, kecuali jika mereka tinggal lebih dari

setahun. Jika akhir tahun mereka telah meninggalkan Daulah Islam,

mereka tidak dikenakan pajak.

8. Kafir musta’min yang melakukan pelanggaran, akan diberlakukan hukum

Islam terhadapnya, seperti kafir dzimmy, kecuali had syirbul-kham

(hukuman bagi peminum). Daulah Islam merupakan tempat pemberlakuan

hukum Islam bagi Muslim, kafir dzimmy maupun musta’min. Nabi Saw.

pernah mengirim surat kepada penduduk Najran orang-orang Nasrani

“Sesungguhnya siapa pun di antara kalian yang melakukan jual-beli

dengan riba, maka tidak ada dzimmah (perlindungan) bagi dia.” (HR.

Ibnu Abi Syaibah, Mushannif fi al-Ahadits wa al-Atsar, 7/426).

9. Harta dan jiwa kafir musta’min terjaga. Seperti Muslim tetap harus

mengganti harga atas babi dan khamr mereka, jika Muslim tersebut

membunuh babi atau merusak khamr-nya. Diyat akan dikenakan atas siapa

saja yang membunuh kafir musta’min tanpa sengaja. Bila dilakukan

dengan sengaja, maka diberlakukan hukuman qishash.

10. Kafir musta’min yang meninggal di Daulah Islam, sedangkan pewarisnya

ada di negara lain. Hartanya tetap harus dijaga dan dikembalikan kepada

pewarisnya.

11. Perlakuan terhadap kafir mu’ahad yaitu orang kafir yang negaranya

terlibat perjanjian dengan Daulah Islam. Mereka diperlakukan sesuai isi

perjanjian yang ditandangani oleh kedua belah pihak.

Page 38: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

28

12. Kafir harby yang memerangi Islam dan kaum Muslim. Daulah Islam akan

memerangi mereka sampai mereka masuk Islam atau tunduk di bawah

kekuasaan Daulah Islam.

Bagi kafir dzimmy terdapat lembaga yang dapat menaungi mereka dan

mereka dapar berperan aktif di dalamnya, yaitu Majelis Umat. Non Muslim dapat

menjadi anggota Majelis Umat dan ia menjadi wakil dari kalangan non Muslim.

Mereka hasil dari pemilihan untuk menyampaikan pendapat/bermusyawarah

(representasi dari orang-orang non Muslim) apabila terdapat buruknya penerapan

hukum Islam terhadap mereka yang dilakukan oleh pemerintah. Akan tetapi non

Muslim tidak dapat ikut memilih khalifah, termasuk membatasi calon untuk

jabatan khilafah yang akan dipilih menjadi seorang khalifah. Hal tersebut karena

mereka tidak memiliki hak apapun dalam masalah pemerintahan. Dalam hal

tertentu, perempuan non Muslim juga memiliki posisi yang sama dengan laki-laki.

Jika sudah baligh dan berakal sehat, mereka memiliki hak untuk dipilih menjadi

anggota Majelis Umat. Hal itu terjadi karena Majelis Umat bukanlah bagian dari

pemerintahan, maka cakupan hadist melarang seorang pemimpin dari kalangan

perempuan tidak berlaku. Keberadaan Majelis Umat ini untuk fungsi musyawarah

dan koreksi.10

Apabila terdapat urusan antara non Muslim dengan Muslim

ditetapkan sesuai hukum Islam dan oleh qadhi Muslim.11

Wakil rakyat yang menjadi anggota Majelis Umat dipilih oleh umat, bukan

ditunjuk atau ditetapkan oleh khalifah. Akan tetapi, sebagaimana khalifah, mereka

10

Mundhir, “Khilafah Islamiyah dan Hak-hak Minoritas Perspektif Hizbut Tahrir,”

Teologia: Jurnal Kajian Ilmu Ushuluddin Volume 20 Nomor 1 tahun 2009 (Semarang: IAIN

Walisongo, 2009), h. 212. 11

Nabhani, Daulah Islam, h. 203.

Page 39: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

29

tidak berhak menetapkan hukum, karena kedaulatan tidak berada di tangan

mereka, tetapi di tangan syariat. Majelis Umat berwenang mengontrol kebijakan

khalifah dengan ketat dalam mengatur urusan rakyat. Di sisi lain, khalifah berhak

mendatangi Majelis Umat untuk bemusyawarah atau meminta pendapat berkaitan

dengan pengaturan urusan umat. Akan tetapi, anggota Majelis Umat yang non

Muslim tidak berhak menyampaikan pendapat mereka tentang syariat yang

ditetapkan oleh khalifah, karena mereka tidak meyakini akidah Islam dan sudut

pandang Islam yang menjadi dasar penerapan syariat.12

Namun, di balik usaha khilafah untuk mengakomodasi semua

kemajemukan yang ada di wilayahnya, khilafah tidak mengizinkan pembangunan

tempat-tempat peribadatan non Muslim. Karena khilafah tidak turut campur atau

memberikan dukungan atau bantuan. Hal ini, didasarkan atas larangan seorang

Muslim melibatkan diri dalam peribadatan non Muslim, termasuk membantu

terlaksananya ibadah-ibadah mereka. Jika dilakukan, sama artinya telah menolong

kekufuran. Tindakan ini dilakukan sebagai wujud dakwah Islam yang

diselenggarakan oleh negara. Seperti tidak dibolehkannya juga memasukkan

ajaran-ajaran kufur ke dalam kurikulum pendidikan negara. Khilafah tidak akan

menyediakan guru-guru non Muslim untuk mengajar di sekolah-sekolah resmi

negara.13

12

Hizbut Tahrir, Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia: Indonesia, Khilafah dan

Penyatuan Kembali Dunia Islam (T.tp: Hizbut Tahrir Indonesia, 2009), h. 17. 13

“Keadilan Islam”, diunduh pada 27 Juni 2017.

Page 40: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

30

C. PELAKSANAAN KHILAFAH TERHADAP KONSEP NEGARA

Penegakkan institusi khilafah Islam mengharuskan hukum-hukum Allah

dijadikan sebagai pemutus perkara semua warga Muslim maupun non Muslim.

Khilafah Islam akan menyatukan negeri-negeri Islam yang kecil, lemah dan

terpecah-pecah, menjadi satu negara besar. Khilafah mengemban risalah Islam ke

seluruh penjuru dunia melalui dakwah dan jihad fii sabilillah.14

Sedangkan, bentuk negara dibagi menjadi dua dalam pandangan Hizbut

Tahrir, yaitu Darul Islam dan Darul Kufur. Alasan dibagi berdasarkan keimanan.

Karena sudah dipastikan akidah Islam mampu memecahkan problematika besar

manusia. Karena itu, pelaksanaan akidah merupakan ukuran suatu negara disebut

sebagai Darul Islam atau Darul kufur.15

Demi tegaknya Daulah Islam menuntut adanya usaha menjadikan negeri-

negeri Islam menjadi satu kesatuan, karena seluruh Muslim adalah umat yang

satu, kumpulan manusia yang disatukan oleh akidah yang satu, yang terpancar

darinya aturan-aturan Islam. Munculnya aktivitas apapun di sebuah Negeri Islam

akan berpengaruh pada wilayah-wilayah Islam lainnya. Karena itu, seluruh negeri-

negeri Islam harus dijadikan sebagai negeri yang satu dan dakwah harus diemban

di seluruh negeri tersebut.16

Sementara, struktur negara khilafah mencontoh apa yang sudah

dipraktekkan Nabi Saw. ketika berada di Madinah dan dipraktekan oleh khulafaur

14

Mubarak, “Muslim Utopia”, h. 38. 15

Taqiyudin an Nabhani, Mafahim Hizbut Tahrir: Edisi Mu’tamadah (Jakarta: Hizbut

Tahrir Indonesia, 2001), h. 54. 16

Nabhani, Daulah Islam, h. 332.

Page 41: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

31

rasyidin sepeninggal beliau Saw. Secara lengkap struktur Negara Khilafah dalam

bidang pemerintahan dan administrasinya, adalah sebagai berikut; khalifah,

muawin at tafwidh, wuzara at tanfidz, para wali, amir al Jihad, keamanan dalam

negeri, urusan luar negeri, industri, peradilan, kemaslahatan umum (masalih al

nas), bait al mal, lembaga informasi, dan majelis umat.17

Pentingnya mengidentifikasi calon khalifah mengharuskan adanya Dewan

Ahli Kepemimpinan yang bertugas memperkenalkan kepada publik orang yang

paling layak menjadi pemimpin. Dalam hal ini, fungsi tersebut dimiliki oleh

Mahkamah Mazalim. Mahkamah Mazalim memilihi hak untuk menetapkan jenis-

jenis kelemahan yang tidak boleh ada pada diri khalifah, sehingga ia dapat

dikatakan termasuk orang yang memiliki kemampuan.

Di samping itu, ada juga syarat utama khalifah yang didasarkan pada dalil

sahih seperti ketentuan harus berasal dari kalangan suku Quraish, ketentuan harus

seorang mujtahid, ketentuan ahli menggunakan senjata, atau syarat-syarat lainnya

yang memiliki dalil tidak tegas. 18

Khalifah mengemban tugas-tugas tertentu dalam pemerintahan Islam, hal

tersebut dibagi menjadi tiga konteks:

a) Konteks pembangunan dan kemajuan pemerintahan Islam.

Di mana tanggung jawab pemimpin terfokus pada masalah eksistensi

Islam dan kekuatannya di dunia serta strateginya dalam menghadapi pihak

musuh. Pada konteks ini pemimpin mengemban dua tugas utama, yaitu

17

Mundhir, “Khilafah Islamiyah”, h. 208. 18

Mundhir, “Khilafah Islamiyah”, h. 209.

Page 42: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

32

mengembangkan peradaban Islam dan mempertahankan kekuatan Islam

dengan cara mengatasi semua tantangan yang ada.

b) Konteks Negara Islam.

Di mana pemimpin berkewajiban menjaga keberadaan pemerintahan Islam

pada jalur yang sudah ditetapkan, membuat kebijakan-kebijakan umum

pemerintahan untuk mencapai tujuan, cita-cita, dan terlibat dalam proses

pengambilan keputusan umum pemerintahan.

c) Konteks pemenuhan hak warga negara dan masyarakat Islam terhadap

pemimpinnya sesuai ajaran agama, seperti menjaga amanah,

memperjuangkan keadilan, mengeluarkan perintah sesuai hukum Allah,

menghindari penggunaan baitul mal untuk kepentingan pribadi, membayar

gaji tepat waktu kepada semua orang yang berhak mendapatkannya tanpa

diskriminasi, bermusyawarah dengan masyarakat, menyampaikan

informasi kepada masyarakat secara transparan, bersimpati dan

menunjukan rasa santun dan kasih sayang kepada rakyat, berlapang dada

terhadap kesalahan dan kekurangan orang lain, mendapat simpati dari

masyarakat, bernasihat, menghendaki kebaikan, memberikan pendidikan

kepada masyarakat, memberikan tarbiyah serta membenahi kekurangan

dan mengajarkan penyucian jiwa.19

19

Nusrati, Sistem Politik Islam, h. 420.

Page 43: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

33

Aparatur pemerintahan menyatakan berkomitmen menjalankan misi

agama, mengamalkan hukum-hukum agama dan memandang kepemimpinan

sebagai bagian dari misi Ilahiyah, untuk menjaga dan menyebarluaskan agama.20

Mengenai sistem pemerintahan, struktur negara di dalam Daulah Islam

yang pasti terdiri dari delapan bagian, yaitu: 21

(1) Khalifah, sebagai kepala negara,

(2) Mu’awin Tafwidl (sebagai pembantu khalifah yang berkuasa penuh).

(3) Mu’awin Tanfidz (sebagai pembantu khalifah dalam urusan

administrasi).

(4) Amirul Jihad.

(5) Wali (gubernur).

(6) Qadla (pengadilan).

(7) Aparat Administrasi Negara.

(8) Majelis Umat.

Sistem pemerintahan khilafah islamiyah tidak mengenal pergantian

pemimpin secara turun termurun seperti sistem kerajaan. Khilafah tidak

membedakan status masyarakat dalam hukum, ekonomi dan sebagainya seperti

dalam imperium. Tidak berdasarkan daerah yang ingin bergabung dalam suatu

kesepakatan tertentu, seperti sistem federasi. Dan juga bukan berdasarkan suara

rakyat dengan sistem demokrasinya, seperti republik. Khalifah merupakan wakil

umat dalam menjalankan pemerintahan dan kekuasaan. Ia dipilih dan dibaiat oleh

umat untuk menerapkan hukum-hukum syariat Islam atas mereka. Khalifah terikat

dengan hukum-hukum syariat dalam melakukan seluruh tindakan, kebijakan,

keputusan hukum, serta pengaturannya atas urusan-urusan dan kemaslahatan

umat.22

20

Nusrati, Sistem Politik Islam, h. 89. 21

Taqiyuddin an Nabhani, Peraturan Hidup dalam Islam, terj. Abu Amin, cet ke-11

(Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia, 2013), h. 82. 22

Mundhir, “Khilafah Islamiyah”, h. 208.

Page 44: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

34

D. PELAKSANAAN KHILAFAH TERHADAP KONSEP HUBUNGAN

SOSIAL

Daulah Islamiyah telah mengatur bahwa baik Muslim dan non Muslim

dapat hidup bersama dan memiliki hak sama, kecuali dalam pemerintahan, akidah

dan ibadah. Hal di atas merupakan salah satu konsepsi keadilan yang terdapat

dalam khilafah. Pemerintahan Islam sangat terikat dengan hal keadilan.

Daulah Islam adalah lembaga yang dianggap paling bisa memberikan

keadilan kepada rakyat. Nabi Muhammad Saw. dan khulafaur rasyidin

menekankan untuk berperilaku adil pada rakyat, misalnya:23

1. Pemerintah Islam menjaga kehidupan, kekayaan, dan kehormatan semua warga

negaranya.

2. Prinsip Syariat Islam diterapkan juga untuk kafir dzimmy karena mereka

mempunyai hak sama dengan yang dinikmati oleh kaum Muslim.

3. Adil terhadap Muslim dan non-Muslim.

Hizbut Tahrir berpendapat bahwa Islam memandang keragaman agama,

keyakinan, suku, ras dan bahasa sebagai perkara yang alami dan lumrah. Islam

tidak berusaha menghapus keragaman tersebut dengan cara memaksa semua orang

untuk meninggalkan keyakinan mereka. Islam melarang seorang Muslim

memaksa orang kafir memeluk agama Islam. Islam hadir untuk mengatur

keragaman yang ada di tengah-tengah masyarakat agar terbina kerukunan dan

sikap saling menghargai satu dengan yang lain. Tidak ada larangan bagi kaum

Muslim untuk berinteraksi dengan orang kafir dalam perkara-perkara mubah

seperti jual-beli, kerjasama bisnis, dan lain sebagainya. Larangan berinteraksi

23

Maududi, “Dasar-dasar Konstitusi”, h. 97.

Page 45: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

35

dengan orang kafir terbatas pada perkara yang dilarang oleh syariat, seperti

menikahi wanita musyrik –kecuali ahlul kitab, menikahkan wanita Muslimah

dengan orang kafir, perwalian, dan lain sebagainya.24

Ketentuan-ketentuan di atas tidak menafikan kewajiban kaum Muslim

untuk tetap berdakwah dan berjihad melawan orang-orang kafir di mana pun

mereka berada. Hanya saja, pelaksanaan dakwah dan jihad harus sejalan dengan

syariat. Kafir dzimmy diperlakukan sebagaimana kaum Muslim. Hak dan

kewajiban mereka sebagai warga negara Daulah Islam sama dengan Muslim.

Harta dan jiwa mereka dilindungi, siapa saja yang berusaha menciderainya, baik

Muslim maupun kafir, akan mendapatkan sanksi. Adapun terhadap kafir harby

(kafir yang wajib dimusuhi), maka hubungan dengan mereka adalah hubungan

perang. Seorang Muslim dilarang berinteraksi dalam bentuk apapun dengan kafir

harby, seperti negara Amerika Serikat, Israel, dan lain sebagainya.25

E. KEDUDUKAN PAHAM KHILAFAH DALAM PANDANGAN

PEMERINTAH

Dalam konsep Daulah Islam terdapat dua bentuk konsep pemerintahan,

yaitu Darul Islam dan Darul Kufur. Muhammad Zaki Mubarok dalam artikel

jurnalnya, “Muslim Utopia-Gerakan dan Pemikiran Politik HTI Pasca Reformasi”

dalam jurnal “Refleksi” menjelaskan pengertian Darul Kufur yakni suatu

pemerintahan yang harus diperangi dan diambil alih oleh Hizbut Tahrir, lebih

lanjut memiliki pengertian yang luas. Darul Kufur ini juga berarti berlaku untuk

24

“Keadilan Islam”, diunduh pada 27 Juni 2017. 25

“Keadilan Islam”, diunduh pada 27 Juni 2017.

Page 46: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

36

suatu pemerintahan atau negara, meskipun “terdapat tanda-tanda kekuasaan

Islam” namun hukum yang diberlakukan dalam negeri tersebut adalah hukum-

hukum kufur.26

Demikian pula, sistem politik dan ideologi yang dianut kaum

Muslim harus sistem ideologi Islam. Di luar itu adalah kufur, seperti

nasionalisme, sosialisme, kapitalisme, dan demokrasi. Karena demokrasi adalah

sistem kufur, maka Hizbut Tahrir menyatakan umat Islam dilarang berpartisipasi

dalam proses-proses demokrasi, seperti mengikuti pemilihan umum dan lain

sebagainya.27

Jika hukum kufur tersebut tetap saja dipertahankan, maka pemimpin

negeri tersebut akan dihadapi dan diperangi dengan kekuatan bersenjata, sehingga

kepemimpinannya terdepak dari kekuasaan sampai saatnya nanti berhasil dibentuk

Daulah Islam. Maka demikian, semua negara dan pemerintahan yang ada saat ini,

baik di negeri mayoritas penduduknya Muslim ataupun non Muslim, masuk dalam

kategori Darul Kufur yang harus ditumbangkan kekuasaannya.28

Sikap Hizbut Tahrir yang menolak untuk berkompromi ini, apalagi turut

melibatkan diri dengan berbagai mabda’ dan akidah yang dinilainya kufur

tersebut, telah menimbulkan berbagai kesulitan sendiri bagi Hizbut Tahrir dalam

hubungannya dengan pemerintahan sekuler di beberapa negara di Timur Tengah.

Sikap mereka “menarik diri”, namun menawarkan revolusi untuk merombak

sistem kufur menjadi sistem Islam, telah menjadikan Hizbut Tahrir sebagai

gerakan ekstrim dan menjadi sasaran penumpasan oleh sejumlah pemerintahan

yang tidak mau menerimanya. Hal ini kemungkinan berkaitan juga dengan

26

Mubarak, “Muslim Utopia”, h. 34. 27

Mubarak, “Muslim Utopia”, h. 33. 28

Mubarak, “Muslim Utopia”, h. 35.

Page 47: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

37

metode-metode perjuangan Hizbut Tahrir yang mengharuskan untuk melakukan

kudeta (pengambil-alihan kekuasaan) terhadap pemerintahan yang dianggap

kufur. Dalam Trilogi tahapan perjuangan Hizbut Tahrir, pengambil-alihan

kekuasaan itu diwajibkan apabila kekuatan Hizbut Tahrir telah dirasa

mencukupi.29

Metode perjuangan Hizbut Tahrir diilhami oleh sirah perjalanan dakwah

Nabi Muhammad Saw. Ketika beliau berhasil menghancurkan Darul kufur

menjadi Darul Islam, serta mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat

Muslim. Dari titik inilah kemudian Hizbut Tahrir menyusun langkah operasional

gerakan dalam tiga tahapan atau marhalah:

Pertama, tahapan pembinaan dan pengkaderan, yang ditujukan untuk

membentuk kader-kader yang mempercayai pemikiran dan metode Hizbut Tahrir

dalam upaya membentuk kerangka gerakan.

Kedua, tahapan interaksi dengan umat, yang dilaksanakan agar umat

memikul kewajiban dakwah Islam, hingga menjadikan umat sebagai

permasalahan utamanya, serta berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan

bernegara dan bermasyarakat.

Ketiga, tahapan pengambil-alihan kekuasaan, hal ini ditujukan untuk

menerapkan Islam secara menyeluruh dan menyebarkan risalah Islam ke seluruh

dunia.30

Untuk memahami lebih baik cara berpikir Hizbut Tahrir, adalah tentang

keyakinan mereka bahwa sistem Islam paling sempurna. Sistem Islam merupakan

29

Mubarak, “Muslim Utopia”, h. 34. 30

Mubarak, “Muslim Utopia”, h. 34.

Page 48: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

38

produk Ilahiyah, jelas lebih sempurna dibandingkan apapun produk akal manusia.

Oleh karena itu, dalam menilai demokrasi pun perspektif yang selalu ditonjolkan

para aktifis Hizbut Tahrir adalah mengkonfrontasikan antara “akal” Tuhan versus

akal manusia.31

Di negara Indonesia, usaha Hizbut Tahrir untuk memperjuangkan

berlakunya sistem khalifah Islam salah satunya yaitu dengan cara mengajukan

risalah “Kritik Islam atas UUD 1945”, yang di dalamnya memuat penolakan-

penolakan terhadap pasal-pasal dalam UUD 1945 yang dikonfrontasi dengan

prinsip Islam yang dijadikan pegangan Hizbut Tahrir. Konsepsi kritik ini sengaja

diluncurkan Hizbut Tahrir Indonesia untuk menjawab ramainya perdebatan

tentang konsep-konsep dalam amandemen UUD 1945.32

Risalah tersebut dapat

membantu kita mengerti lebih jauh konsepsi Hizbut Tahrir Indonesia tentang

politik kenegaraan dan karakteristik pemerintahan Daulah Islam yang mereka

impikan.

Terkait dengan bentuk negara dan kedaulatan misalnya, sebagai penolakan

terhadap pasal menyatakan, “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang

berbentuk republik,” maka Hizbut Tahrir menawarkan konsepsinya yaitu,

“Negara memang berbentuk kesatuan, tetapi pemerintahannya berbentuk

kekhilafahan, karena pemerintahan republik hanya ada dalam koridor demokrasi,

sementara demokrasi sendiri tidak dikenal dalam Islam.”

31

Mubarak, “Muslim Utopia”, h. 35. 32

Mubarak, “Muslim Utopia”, h. 38.

Page 49: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

39

Selanjutnya kritik atas pasal yang menyatakan, “Kedaulatan ada di tangan

rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat,” maka

mereka mengajukan tawarannya:

“Kedaulatan hanya ada di tangan Syariat Allah (Al Quran dan Sunah),

sementara rakyat hanyalah pemilik kekuasaan, yang kemudian

memberikannya kepada khalifah. Kekuasaan khalifah, dengan demikian

dibatasi oleh syariat. Sementara itu, keberadaan MPR dengan seluruh

kewenangannya, sebagaimana lazimnya dalam sistem demokrasi, tidak

dibenarkan …..”.33

Kemudian, terhadap pasal “Presiden ialah orang Indonesia asli” maka

Hizbut Tahrir Indonesia menjawabnya dengan, “Kepala negara tidak harus orang

Indonesia asli, karena Islam tidak membeda-bedakan dari segi etnisitas. Dalam

hal ini, yang paling penting kepala negara memang harus seorang Muslim dan

harus laki-laki,…”.

Selanjutnya terhadap pasal yang berbunyi, “Negara Kesatuan Republik

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan

wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang”,

maka Hizbut Tahrir Indonesia mengkonfrontasi lagi dengan konsepsinya yang

berbunyi:

“Daulah Islam adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslimin

di dunia sebagai suatu kekuatan politik praktis untuk menetapkan dan

memberlakukan hukum-hukum Islam serta mengemban dakwah Islam ke

seluruh dunia sebagai sebuah risalah dengan dakwah dan jihad. Wilayah

Daulah Islam mencakup seluruh wilayah di muka bumi yang di dalamnya

diterapkan hukum-hukum Islam dan keamanannya berada dalam

kekuasaan kaum Muslimin walaupun mayoritas penduduknya bukan

Muslim.”34

33

Mubarak, “Muslim Utopia”, h. 39. 34

Mubarak, “Muslim Utopia”, h. 39.

Page 50: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

40

Dinyatakan juga mengenai bahasa resmi, yaitu bahasa yang dikehendaki

dalam Daulah Islam adalah bahasa Arab.35

Dalam hal ini, bahasa Arab dianggap

Hizbut Tahrir berkaitan erat dengan kharisma Islam,36

direalisasikan dengan

menempatkan bahasa Arab sebagai unsur yang sangat penting di dalam Daulah

Islam.

Selanjutnya, konsepsi Pemerintahan Ideal telah coba dijelaskan dalam

buletin resmi yang diterbitkan Hizbut Tahrir. Dinyatakan bahwa pertama-tama

pemerintahan tersebut haruslah berlandaskan kepada akidah Islam dan peraturan-

peraturan yang berlaku di dalamnya harus sepenuhnya bersandar kepada hukum

yang berasal dari Tuhan. Secara tepat dapat dikatakan bahwa pemerintahan yang

ideal adalah pemerintahan yang menegakkan dan memberlakukan seluruh hukum

Islam. Khilafah itulah yang disebut pemerintahan yang ideal.

Nasionalisme yang menjadi ciri spirit berbangsa di Indonesia, dipandang

Hizbut Tahrir bertentangan dengan konsep ukhuwah islamiyah (persaudaraan

Muslim) antar negara. Saat ini Organisasi Hizbut Tahrir di Indonesia sudah resmi

dibubarkan pada hari Rabu, tanggal 18 Juli 2017 di gedung Kementerian Hukum

dan HAM, Kuningan, Jakarta sekitar pukul 10.00 WIB seiring dengan

digulirkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) nomor 2

tahun 2017 tentang organisasi kemasyarakatan [Isi Perppu Ormas, lihat lampiran

II]. Efek dari Perppu Ormas tersebut adalah dicabutnya Badan Hukum yang

dimiliki oleh Hizbut Tahrir di Indonesia. Karena menurut Wiranto, Menteri

Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (menkopolhukam), Hizbut Tahrir

35

Mubarak, “Muslim Utopia”, h. 40. 36

Nabhani, Mafahim Hizbut Tahrir, h. 6.

Page 51: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

41

memiliki ideologi yang terindikasi kuat berlawanan dengan ideologi resmi bangsa

Indonesia yaitu Pancasila. Sebelum ini, pemerintah Indonesia telah

mengungkapkan wacana pembubaran HTI pada Mei 2017 namun hal itu

mendapat reaksi dari kalangan Hizbut Tahrir atau yang setuju pada gerakan

Hizbut Tahrir, dengan beralasan bahwa HTI memiliki badan hukum dan menolak

segala tuduhan terutama tentang anti Pancasila, dengan mengatakan Hizbut Tahrir

hanya menawarkan solusi khilafah untuk kebaikan bangsa dan khilafah itu adalah

bagian dari ajaran Islam. Tidak ada yang salah dengan ajaran Islam, karena ajaran

Islam tidak dilarang di Indonesia [Pernyataan HTI terhadap Rencana Pemerintah

Membubarkan HTI, lihat lampiran I]. Walaupun pada akhirnya Hizbut Tahrir

tidak dapat menjelaskan lebih jauh di beberapa kali sesi diskusi atau wawancara,

ketika Khilafah tegak apakah NKRI masih ada eksistensinya? Atau masih adakah

Ideologi Pancasila ketika Khilafah tegak? seperti yang ditanyakan oleh Aiman

Widjaksono, seorang pemandu acara AIMAN di Kompas TV.

Di kancah internasional sedikit informasi yang bisa didapatkan tentang

struktur organisasi Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir cenderung meminimkan

informasi dari dunia luar, mengingat eksistensi Hizbut Tahrir seringkali berujung

pada pembubaran organisasi tersebut di suatu negara. Namun yang tersiar dan

pasti, saat ini Hizbut Tahrir dipimpin oleh Syaikh Atha Abu Rusythah, nama

lengkapnya adalah 'Atha bin Khalil bin Ahmad bin Abdul Qadir al-Khathib Abu

ar-Rasytah. Beliau menjabat sejak tahun 2003 M/1424 H. Beliau adalah seorang

insinyur dan aktivis Hizbut Tahrir sejak masih sangat muda. Beliau pernah

menjadi pembantu Syaikh Abdul Qadim Zallum, dan menjadi juru bicara Hizbut

Page 52: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

42

Tahrir di Yordania. Syaikh Atha‟ Abu Rusythah pernah beberapa kali dipenjara,

sehingga dinyatakan oleh organisasi Amnesti International sebagai “tahanan

nurani”.37

Namun untuk mengetahui rincian tentang fisik dan biografi beliau

sedikit sekali yang bisa didapat atau ditemukan sebagai referensi untuk karya

ilmiah ini.

37

Hizbut Tahrir, Manifesto Hizbut Tahrir, h. 72.

Page 53: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

43

BAB IV

PENGERTIAN DAN IMPLEMENTASI

HUBUNGAN ANTAR UMAT BERAGAMA

A. PENGERTIAN HUBUNGAN UMAT BERAGAMA

Hubungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kondisi yang

saling berhubungan, kontak, sangkut-paut, ikatan; pertalian (keluarga,

persahabatan, dan lain sebagainya).1 Hubungan antar umat beragama sangat

terkait dengan toleransi. Juga dalam KBBI disebutkan bahwa arti kata “toleransi”

berarti sifat atau sikap toleran. Sedangkan, toleran sendiri memiliki definisi,

“bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan)

pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan

sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.”2 Istilah

toleransi juga dapat digunakan dengan menggunakan definisi

“golongan/kelompok” yang lebih luas, misalnya orientasi seksual, partai politik,

dan lain-lain. Sampai sekarang masih banyak kontroversi serta kritik mengenai

prinsip-prinsip toleransi baik dari kaum konservatif atau liberal. Pada sila pertama

Pancasila, disebutkan bertakwa kepada Tuhan menurut agama dan kepercayaan

masing-masing merupakan hal yang mutlak. Karena semua agama menghargai

1 Kbbi.web.id/hubung, diakses 25 Desember 2017.

2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa

Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), h. 1065.

Page 54: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

44

manusia, oleh karena itu semua umat beragama juga harus saling menghargai.

Sehingga, terbina kerukunan hidup antar umat beragama.3

Islam juga mengakui adanya keragaman manusia dari berbagai aspeknya.

Di antara ayat Al Qur‟an yang menyatakan keragaman manusia. Keragaman

adalah suatu kenyataan yang harus diterima. Seperti keragaman alam semesta

misalnya perbedaan hewan (QS. Fathir [35]: 28), perbedaan tumbuhan (QS. Al

Waqi‟ah [56]: 141), dan perbedaan bahasa serta suku bangsa di antara manusia

(QS. Ar Ruum [30]: 23). Menolak perbedaan atas keragaman sama dengan

menolak sunatullah (hukum alam) yang tidak berubah-ubah (QS. Al Maidah [5]:

44). Hal ini kemudian sesuai dengan QS. Huud [11]: 118: “Andaikan Tuhanmu

menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi senantiasa

mereka (dibiarkan) berbeda”. Nada yang sama terdapat dalam ayat lain yaitu QS.

Yunus [10]: 99,

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang

di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia

supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?”4

Lebih lanjut di dalam QS. Al Maidah [5]: 48 menjelaskan tujuan

keragaman agama dan keharusan menyerahkan diri kepada Tuhan saja untuk

memutuskan mana kebenaran hakiki di antara banyaknya kebenaran agama.

3“Toleransi antar Umat Beragama (Lengkap),” tersedia di http://info-bendera-

putih.blogspot.co.id/2017/04/toleransi-antar-umat-beragama-lengkap.html ; diunduh pada 15 Juni

2017. 4 Kementrian Agama R.I. Modul Diklat Teknis Kerukunan Umat Beragama: Faktor

Integrasi Kerukunan Umat Beragama (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Pusdiklat Tenaga Teknis

Pendidikan dan Keagamaan, 2012), h. 36.

Page 55: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

45

Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa setiap umat telah diberikan Allah

aturan/hukum dan minhaj (jalan) masing-masing. Tujuan keragaman adalah

semangat berlomba-lomba untuk meraih kebaikan di antara kelompok-kelompok

yang berbeda, sehingga terjadi kemajuan.5

B. HUBUNGAN UMAT BERAGAMA MENURUT HIZBUT TAHRIR

Dalam hal ini, Hizbut Tahrir mengakui adanya perbedaan pendapat di kalangan

umat Islam, tetapi hal itu tidak perlu membawa perpecahan. Seperti ikhtilaf yaitu

sikap perbedaan masalah yang dianggap sebagai cabang agama penilaiannya tidak

bisa hitam dan putih, juga tidak bisa abu-abu sehingga masing-masing pihak tidak

bisa mengklaim paling benar. Maka, yang terbaik mengambil dalil terkuat.6

Demikian juga dalam menyikapi pemikiran yang berbeda yaitu

menghadapi kalangan Islam Liberal yang dianggap Hizbut Tahrir tidak

menyuarakan suara Islam. Status liberal dalam pandangan Hizbut Tahrir tetap

Muslim namun pemikirannya yang menyimpang.7 Pemahaman salah dalam benak

pikiran umat Islam jika berpikir bahwa Islam harus sesuai dengan perkembangan

zaman. Islam kemudian ditakwilkan oleh banyak orang agar sesuai dengan

mazhab, aliran, dan ideologinya; disesuaikan dengan setiap peristiwa yang terjadi,

atau dengan tolak ukur masing-masing. Semua itu telah memberikan andil bagi

5 Kementrian Agama R.I., Modul Diklat Teknis, h. 36

6 Endang Turmudi dan Riza Sihbudi, ed., Islam dan Radikalisme di Indonesia (Jakarta:

LIPI Press, 2005), h. 278. 7 Turmudi, ed., Islam dan Radikalisme, h. 279.

Page 56: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

46

usaha-usaha menjauhkan Islam dari kehidupan yang mengakibatkan kegagalan

setiap gerakan reformasi.8

Dalam Daulah Islam, hubungan antar umat beragama dan rasa keadilan

didapatkan pada hukum Islam yang diterapkan. Tidak ada yang dinamakan

mayoritas dan minoritas namun yang ada hanya perbedaan agama yang

mendapatkan perhatian masing-masing. Setiap perbedaan diselesaikan dengan

musyawarah merupakan contoh yang baik, musyawarah memiliki arti bebas

berpikir antar manusia yang memiliki kemampuan dan tidak dibatasi oleh suatu

ideologi namun tetap dalam koridor agama. Sebagaimana hadist Nabi Muhammad

Saw., “Tidaklah suatu kaum bermusyawarah melainkan mendapat petunjuk bagi

jalan yang terbaik.”9

Islam sendiri membagi persaudaraan menjadi dua jenis, yaitu persaudaraan

seagama dan persaudaraan manusiawi.10

Pertama, persaudaraan ukhuwah

islamiyah (seagama) mengatur hidup satu umat dalam soal-soal serasa,

sependapat, sejalan dan seirama. Ke dua, persaudaraan tidak seagama terhadap

mereka (kafir dzimmy) yang patuh pada syariat Islam.

Dalam Daulah Islam menurut Hizbut Tahrir, hubungan antar umat

beragama tetap didasarkan pada hukum Islam yang diterapkan. Tidak ada yang

dinamakan mayoritas dan minoritas namun yang ada hanya perbedaan agama

yang mendapatkan perhatian masing-masing. Setiap perbedaan diselesaikan

dengan musyawarah merupakan contoh yang baik, musyawarah memiliki arti

8 Taqiyuddin an Nabhani, Mafahim Hizbut Tahrir: Edisi Mu’tamadah, cet. ke-6 (Jakarta:

Hizbut Tahrir Indonesia, 2001), h. 12. 9 Fuad. Muhd. Fachruddin, Pemikiran Politik Islam (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya,

1988), h. 238. 10

Fachruddin, Pemikiran Politik Islam, h. 234.

Page 57: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

47

bebas berpikir antar manusia yang memiliki kemampuan dan tidak dibatasi oleh

suatu ideologi namun tetap dalam koridor agama. Sebagaimana hadist Nabi

Muhammad Saw., “Tidaklah suatu kaum bermusyawarah melainkan mendapat

petunjuk bagi jalan yang terbaik.”11

a) Hubungan Umat Beragama dalam Hal Pergaulan

Dalam hal pergaulan, warga non Muslim diperbolehkan bermuamalah

dengan Muslim sesuai dengan syariat Islam.12

Walaupun begitu seorang Muslim

diharapkan dapat konsisten memegang kebenaran Islam, bersikap lemah lembut,

penuh kasih sayang kepada orang-orang mukmin, dan bersikap keras juga

terhormat di hadapan non Muslim.13

Interaksi Muslim dan non Muslim membolehkan hal-hal tertentu. Aturan

syariat Islam itu penting karena Hizbut Tahrir menganggap sejak peradaban Barat

menyerang negeri Muslim, dan Muslim diperintah dengan aturan sistem kufur,

saat itu para wanita non Muslim keluar dari rumahnya dalam keadaan nyaris

telanjang; tersingkap dada, punggung, rambut, lengan, atau betis mereka.

Akhirnya sebagian dari Muslimah pun meniru wanita-wanita non Muslim itu. Hal

yang terjadi kemudian, tidak bisa lagi membedakan Muslimah dan wanita non

Muslim.14

11

Fachruddin, Pemikiran Politik Islam, h. 238. 12

Fathiy Syamsuddin Ramadhan An Nawiy, “Kebijakan Khilafah Terhadap Non-

Muslim,” tersedia di http://hizbut-tahrir.or.id; diunduh pada 6 Mei 2017. 13

Nawiy, “Kebijakan Khilafah”, diunduh pada 6 Mei 2017. 14

Taqiyuddin an Nabhani, Sistem Pergaulan Islam: Edisi Mu'tamadah, terj. M. Nashir,

cet. ke-8 (Jakarta: HTI Press, 2014), h. 82.

Page 58: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

48

Adapun terkait diperbolehkannya berjabat tangan pria menjabat tangan

wanita dan demikian pula sebaliknya, tanpa penghalang di antara ke dua tangan

mereka. Hal ini didasarkan pada HR. Al Bukhari yang bersumber dari „Ummu

„Athiyah. „Ummu „Athiyah menuturkan. “Kami membaiat Nabi Saw., lalu beliau

membacakan kepada kami “bahwa mereka tidak akan menyekutukan sesuatupun

dengan Allah” dan beliau melarang kami untuk meratap. Maka, seorang wanita

di antara kami menarik kembali tangannya.”15

Dalam hadist tersebut menunjukkan bahwa tidak haram menyentuh wanita

tanpa disertai nafsu. Karena telapak tangan wanita tidak termasuk aurat dan tidak

diharamkan memandangnya, tanpa disertai nafsu.16

Hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan ditentukan oleh Allah Swt.

Sesuai Fitrah masing-masing, Bukan berdasar konsep “Kesetaraan Gender” ala

Barat. Bagi-Nya, satu-satunya ukuran yang membedakan kedudukan mereka

adalah ketaqwaannya. Dalam al-Quran Allah SWT. berfirman:

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-

laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa

dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya

orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang

paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi

Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat [49]: 13)17

15

Nabhani, Sistem Pergaulan Islam, h. 83. 16

Nabhani, Sistem Pergaulan Islam, h. 84. 17

Hizbut Tahrir. Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia: Indonesia, Khilafah dan

Penyatuan Kembali Dunia Islam (T.tp: Hizbut Tahrir Indonesia, 2009), h. 37.

Page 59: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

49

Pada dasarnya dalam masyarakat Islam, kehidupan laki-laki terpisah dari

kehidupan perempuan. Karenanya, pergaulan bebas antara laki-laki dan

perempuan, serta aktivitas campur-baur (ikhthilath) di antara keduanya tidak

dibolehkan. Namun demikian, laki-laki dan perempuan bisa bertemu dalam

aktivitas-aktivitas tertentu di mana ada kepentingan yang dibenarkan oleh syariah,

misalnya dalam perdagangan, jual-beli, sewa-menyewa, urusan perwakilan

(wakalah), urusan kesehatan, pendidikan, dan perkara-perkara mubah lainnya.

Untuk keperluan yang sifatnya wajib, seperti pelaksanaan ibadah haji atau

pembayaran zakat, dan keperluan yang sifatnya sunnah (mandub), seperti

sedekah, membantu orang yang membutuhkan pertolongan, atau menengok orang

sakit, laki-laki dan perempuan boleh bertemu. Selain itu, perempuan tidak

dilarang keluar rumah untuk memenuhi keperluannya selama bisa menjaga cara

berpakaian dan pergaulan sesuai dengan tuntunan syariah. Laki-laki dan seorang

perempuan yang tidak mempunyai hubungan mahram dilarang berduaan

(khalwat) di suatu tempat tanpa ada orang ketiga bersama mereka.18

b) Hubungan Umat Beragama dalam Hal Pergaulan Perkawinan

Dalam hal perkawinan, seorang Muslimah diharamkan secara mutlak

dinikahi oleh lelaki kafir, musyrik maupun ahlul kitab.19

Apabila terjadi

pernikahan dan perceraian di Daulah Islam antara non Muslim, perkara tersebut

18

Hizbut Tahrir. Manifesto Hizbut Tahrir, h. 41. 19

Nawiy, “Kebijakan Khilafah”, diunduh pada 6 Mei 2017.

Page 60: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

50

diatur sesuai dengan agama mereka oleh para hakim yang berasal dari kalangan

mereka di Mahkamah Negara bukan di Mahkamah Khusus.20

Seandainya terjadi kasus Muslimah yang telah menikah dengan pria

Nasrani sebelum Khilafah tegak, maka setelah Khilafah tegak, akad pernikahan

tersebut dibatalkan sesuai dengan ketentuan hukum syariat (Muslimah haram

dinikahi oleh laki-laki non Muslim).21

Mengenai perbedaan agama, diperbolehkan pria Muslim untuk mengawini

wanita ahlul kitab, yaitu wanita Yahudi atau Nasrani, sesuai dengan keterangan

dari ayat QS. Al Maidah [5]: 5:

“……(Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga

kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita

yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab

sebelum kamu……”22

Ayat tersebut jelas menyatakan kebolehan menikahi wanita-wanita ahlul

kitab yang menjaga kehormatannya. Namun sebaliknya, pernikahan seorang

Muslimah dengan pria ahlul kitab baik Yahudi maupun Nashrani, secara syariat

adalah haram dan sama sekali tidak boleh. Jika telah terjadi maka perkawinannya

20

Taqiyuddin an Nabhani, Daulah Islam: Edisi Mu’tamadah 1423 H/2002 M (Jakarta:

HTI Press, 2012), h. 203. 21

Hizbut Tahrir Indonesia, Struktur Negara Khilafah: Pemerintahan dan Administrasi,

Terj. Yahya A.R., cet ke-3 (Jakarta: HTI Press, 2008), h. 209. 22

Nabhani, Sistem Pergaulan Islam, h. 183.

Page 61: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

51

adalah tidak sah dan tidak terakadkan. Keharaman ini terdapat dalam QS. Al

Mumtahanah [60]: 10, sebagai berikut: 23

“Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu

perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji

(keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka;

maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman,

maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka)

orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan

orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka......”

Ayat di atas mencakup seluruh orang kafir, baik orang musyrik maupun

ahlul kitab. Muslimah haram dinikahi pria ahlul kitab, karena ahlul kitab termasuk

kelompok orang-orang kafir. Sementara itu, penyebutan orang-orang musyrik

adalah bagi kafir selain ahlul kitab. Mereka adalah orang Majuzi, kaum shabi‟ah,

Buddha, pagan, dan semacamnya. Seluruh kaum Muslim tidak boleh menikah

dengan mereka secara mutlak. Keterangan ini diterangkan dalam QS. Al Baqarah

[2]: 221, sebagai berikut:24

23

Nabhani, Sistem Pergaulan Islam, h. 184. 24

Nabhani, Sistem Pergaulan Islam, h. 188.

Page 62: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

52

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka

beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita

musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan

orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka

beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang

musyrik walaupun dia menarik hatimu….”

Akad nikah dianggap sah apabila mencukupi syarat syariat Islam dan jelas

bahwa mempelai wanita haruslah Muslimah atau ahlul kitab (Yahudi atau

Nashrani), sedangkan mempelai pria harus seorang Muslim, bukan non Muslim.

Ketentuan seperti ini tidak bisa diubah dengan alasan perdamaian atau toleransi.

Tentang perkawinan, Hizbut Tahrir juga membolehkan poligami dengan

dasar alasan terdapat tabiat pada laki-laki yang tidak bisa puas hanya dengan satu

orang isteri, istri yang mandul, istri yang sakit sehingga tidak bisa melakukan

kewajibannya, janda ditinggal mati suami dalam perang, tidak seimbang angka

kelahiran laki-laki dan perempuan, kaum perempuan lebih banyak daripada laki-

laki.25

c) Hubungan Umat Beragama dalam Hal Pergaulan Kepemimpinan

Dalam hal kepemimpinan, khilafah tidak membolehkan non Muslim untuk

menjadi pemimpin dalam Daulah Islam. Warga non Muslim dilarang memegang

jabatan penting dalam kekuasaan, seperti tercantum dalam rancangan draft UU

Hizbut Tahrir pasal 19 tentang Sistem Pemerintahan, “Tidak dibenarkan

seorangpun berkuasa atau menduduki suatu jabatan apa saja yang berkaitan

25

Nabhani, Sistem Pergaulan Islam, h. 220.

Page 63: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

53

dengan kekuasaan, kecuali seorang laki-laki, merdeka, adil, dan beragama

Islam.”26

Dalil ayat Al Quran yang digunakan untuk melarang non Muslim sebagai

pemimpin adalah QS. Ali Imran ayat 28, sebagai berikut:

“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi

wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat

demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah……”

Banyak ulama yang menafsirkan “kafir” dalam ayat ini sebagai non

Muslim, namun ada pula ulama yang menyampaikan tafsir berbeda dan lebih

bersahabat.27

Dalam menyelenggarakan politik dalam negeri, Daulah Islam mempunyai

kewajiban melaksanakan syariat Islam kepada warga negara Muslim atau non

Muslim. Bentuk pelaksanaannya dirinci sebagai berikut:28

1. Seluruh hukum Islam dilaksanakan kepada Muslim atau non Muslim.

2. Warga non Muslim dibebaskan atas akidah dan peribadatan mereka.

3. Warga non Muslim diperlakukan dalam urusan makanan dan pakaian

sesuai agama mereka.

4. Pernikahan dan perceraian warga non Muslim diurus sesuai agama mereka

oleh para qadhi yang berasal dari kalangan mereka. Kemudian, ditetapkan

26

Muhammad Zaki Mubarak, “Muslim Utopia-Gerakan dan Pemikiran Politik HTI

Pasca Reformasi,” Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat Vol. IX No. 1 tahun 2007 (Jakarta

: UIN Jakarta, 2007), h. 39-40. 27

Abdillah Toha, “Membela Islam,” Koran Kompas, Sabtu, 11 Oktober 2014. 28

Nabhani, Daulah Islam, h. 203.

Page 64: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

54

urusan tersebut di antara mereka dengan kaum Muslim sesuai hukum

Islam dan oleh qadhi dari kalangan Muslim.

Negara melaksanakan syariat Islam lainnya seperti muamalah, sanksi, sistem

pemerintahan, perekonomian dan sebagainya kepada seluruh warga negara.

Pelaksanaan tersebut diberlakukan sama, baik kepada Muslim maupun non

Muslim yang dalam perlindungan negara.

d) Hubungan Umat Beragama dalam Hal Perayaan Hari Besar

Keagamaan

Fenomena yang terjadi di Indonesia, HTI kerap kali mengkritisi hari raya

agama lain saat momennya, seperti natal, nyepi, dan lain sebagainya. Bahkan

untuk perayaan lainnya seperti Valentine’s Day (Hari Kasih Sayang). HTI juga

kerap kali mengharamkan Hari Kasih Sayang tersebut yang dinilai tidak

mencerminkan Islam dan memicu terbukanya pintu kemaksiatan bagi para

generasi muda.

Sebagai contoh dalam konteks perayaan hari Natal, apabila ikut

merayakan Hizbut Tahrir menganggap umat Muslim didorong untuk menerima

kebenaran ajaran Kristen, termasuk menerima paham trinitas dan ketuhanan

Yesus. Hal tersebut rentan dengan konsep pluralisme. Jika ide pluralisme berhasil

ditanamkan di tubuh umat Islam, hal-hal sensitif terkait masalah agama seperti

pemurtadan, pernikahan beda agama akan semakin mulus berjalan sebagai agenda

jahat dari non Muslim. Lebih jauh, akan menurunkan semangat umat Islam untuk

memperjuangkan syariat. Perayaan Natal bersama dan Tahun Baru dapat

Page 65: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

55

memunculkan sinkretisme, hal tersebut tampak dalam seruan partisipasi Muslim

merayakan Natal dan Tahun Baru, termasuk mengucapkan “Selamat Natal”.29

Karena itulah, dalam pandangan Hizbut Tahrir umat Islam diharamkan

ikut serta dalam peribadatan pemeluk agama lain dalam bentuk apapun saat hari

raya agama lain. Dengan menukil hadist Nabi Saw.: “Siapa saja yang menyerupai

suatu kaum maka dia bagian dari mereka.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).30

Dengan demikian Hizbut Tahrir menganggap hubungan antar umat

beragama yang ideal, tidak berarti seorang harus mengorbankan kepercayaan yang

dianut. Apabila terjadi, hal tersebut merupakan bentuk hubungan antar umat

beragama yang berlebihan karena tidak mengikuti syariat Islam seperti perilaku

Muslim membandingkan Islam dengan agama lain.

Dengan berbagai perhatian Hizbut Tahrir terhadap umat membuat mereka

memiliki ciri tersendiri yang dominan dapat dilihat oleh masyarakat umum yaitu

totalistik dan formalistik, menerapkan sikap kaku dalam memahami teks-teks

agama sehingga harus sesuai dengan keadaan dan perilaku Nabi Saw. saat di

Mekah dan Madinah. Diterapkannya syariat Islam di Daulah Islam seperti yang

diinginkan Hizbut Tahrir diharapkan dapat menawan hati non Muslim yang ikut

bernaung di dalamnya supaya memeluk Islam.

29

“Toleran yang Kebablasan,” tersedia di http://hizbut-tahrir.or.id/2014/12/17/toleran-

yang-kebablasan/; diunduh pada 5 Mei 2017. 30

“Toleran yang Kebablasan”, diunduh pada 5 Mei 2017.

Page 66: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

56

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hubungan antar umat beragama yang ideal menurut perspektif Hizbut

Tahrir yaitu lakum dinukum waliyadin, masing-masing dalam ajaran agama yang

dianut. Hubungan antar umat beragama ini mencermati bagaimana perspektif

Hizbut Tahrir terhadap hubungan antar umat bergama, maka penulis sadari hal

tersebut tidak akan terlepas dari konsep khilafah sebagai konsep utama yang

dimiliki Hizbut tahrir. Secara sederhana menurut konsep Daulah Islam, Khilafah

memberi pemisahan terhadap warga negara berdasarkan agama yang dianut, yaitu

Muslim dan non Muslim. Secara logis, konsekuensi dari pemisahan tersebut

menyebabkan adanya pembedaan hak dan kewajiban, walaupun seringkali

disebutkan memperlakukan mereka tersebut secara sama dan bahwa dalam konsep

khilafah terdapat hukuman tersendiri bagi muslim yang menjadi pemeluk agama

lain dan nantinya non muslim adalah makhluk ke dua, yang diposisikan lemah dan

patut dilindungi sekaligus tunduk pada institusi Islam.

Hizbut Tahrir menilai agama lain sebagai kaum lemah yang patut

dilindungi sekaligus juga kaum musuh yang pantas diperangi. Tergantung kepada

kaum mana yang menghormati Islam. Apabila memusuhi dakwah Islam, yang

mana oleh Hizbut Tahrir disebut kafir harby maka halal darahnya. Namun Hizbut

Tahrir juga melindungi kafir yang taat pada aturan khilafah dan hidup di

Page 67: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

57

dalamnya dengan syarat membayar jizyah. Kafir tersebutlah yang Hizbut Tahrir

berikan jaminan perlindungan.

Dalam realitasnya, Hizbut Tahrir tidak bermasalah dengan non muslim

selama tidak menganggu dakwah Islam. Namun Hizbut Tahrir sangat hati-hati

terdapat isu-isu lintas agama seperti pernikahan beda agama, kepemimimpinan,

pergaulan dan hari raya. Bagi mereka hubungan dengan non muslim jangan

sampai berlebihan sampai-sampai lupa jati diri Islam yang sejati.

Secara misi, Hizbut Tahrir sangat mengutamakan umat Islam bersatu dan

memiliki jumlah yang banyak. Agar cita-cita utama mereka yaitu tegaknya

khilafah sebagai hal yang dijanjikan segera dapat terwujud. Karena terdapat beban

yang berat bagi Hizbut Tahrir yang memegang kuat prinsip dari sebuah hadist,

barangsiapa yang tidak menegakkan Khilafah dalam kurun waktu tiga hari saja.

Maka seluruh kaum itu berdosa besar.

Dengan tiga jalan dakwah yang dilaksanakan yaitu pembinaan dan

pengkaderan, interaksi dengan umat, dan pengambil-alihan kekuasaan, Hizbut

Tahrir berdakwah untuk menerapkan Islam secara menyeluruh dan menyebarkan

risalah Islam ke seluruh dunia.

Walaupun memang dalam prosesnya Hizbut Tahrir tidak jarang menemui

kendala. Seperti yang terjadi baru-baru ini pada tanggal 18 Juli 2017 di gedung

Kementerian Hukum dan HAM, Kuningan, Jakarta sekitar pukul 10.00 WIB

seiring dengan digulirkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang

(Perppu) nomor 2 tahun 2017 tentang organisasi kemasyarakatan, Hizbut Tahrir

dibubarkan secara paksa oleh pemerintahan Presiden Jokowi di Indonesia. Tidak

Page 68: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

58

hanya di Indonesia, melainkan banyak di negara lain Hizbut Tahrir dicap sebagai

organisasi terlarang karena ajaran dakwahnya yang kontras dengan spirit

demokrasi dan nasionalisme di berbagai dunia. “Menabrakkan” sistem buatan

manusia dan sistem Tuhan inilah yang menjadi kendala.

Pemikiran Hizbut Tahrir tentang khilafah secara akademis membuka

kembali wacana politik dalam Islam. Dan masyarakat Indonesia memerlukan

persatuan bangsa untuk melanjutkan pembangunan bangsa. Jika suatu bangsa

tidak berhasil mengatasi konflik intern pemeluk agama yang terjadi kemudian

adalah kekacauan dan ketidakstabilan, sehingga akan mengalami disintegrasi.

Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kerukunan umat beragama merupakan

prasyarat keberhasilan pembangunan Indonesia.

B. SARAN

Penulis menyadari perlu adanya penelitian lebih jauh mengenai Hizbut

Tahrir, karena Hubungan antar Umat Beragama menurut Hizbut Tahrir hanya

sebagian kecil materi dalam konsep khilafah. Dari seluruh rangkaian di atas ada

beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh aktifis Hizbut Tahrir yaitu dengan

bergulirnya Perppu Ormas nomor 2 tahun 2017 Hizbut Tahrir Indonesia resmi

dibubarkan pemerintah Indonesia, selanjutnya perlu penelitian mengenai apakah

setelah badan hukum ormas dicabut dapat menerima dengan baik atau tidak,

dibuktikan dengan aktifitas apa yang mereka lakukan setelah pembubaran.

Kemudian, Hizbut Tahrir perlu belajar menginterpretasikan Al Qur’an dan

As Sunnah dengan pemikiran yang terbuka dan relevan sesuai zaman. Walaupun

Page 69: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

59

pada teorinya Taqiyuddin an Nabhani tidak menghendaki pemikiran yang

disesuaikan dengan zaman. Namun realita yang sedang dan sudah terjadi,

berbagai kesulitan dan penuh liku dari masa ke masa dihadapi organisasi Hizbut

Tahrir di berbagai negara dunia.

Page 70: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

60

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1991.

Fachruddin, Fuad. Muhd. Pemikiran Politik Islam. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu

Jaya, 1988.

Haryanto. Gerakan Sosial Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Hizbut Tahrir Indonesia. Struktur Negara Khilafah: Pemerintahan dan

Administrasi, Terj. Yahya A.R., cet ke-3. Jakarta: HTI Press, 2008.

Hizbut Tahrir. Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia: Indonesia, Khilafah dan

Penyatuan Kembali Dunia Islam. T.tp: Hizbut Tahrir Indonesia, 2009.

Hornby, A.S. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, sixth

edition. Ttp.: Oxford University Press, 2000.

Jahar, Asep Saepudin, dkk., Sosiologi Sebuah Pengantar. Jakarta: Laboratorium

Sosiologi Agama, 2010.

Kbbi.web.id/hubung, diakses 25 Desember 2017.

Kementrian Agama R.I. Modul Diklat Teknis Kerukunan Umat Beragama: Faktor

Integrasi Kerukunan Umat Beragama. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, 2012.

Maududi, Abu A’la al. Hukum dan Konstitusi: Sistem Politik Islam, terj. Asep

Hikmat. Bandung: Mizan, 1993.

______. “Dasar-dasar Konstitusi Islam.” Beberapa Pandangan Tentang

Pemerintahan Islam, Salim Azzam, pen. Bandung: Mizan, 1983.

Mubarak, Muhammad Zaki. “Muslim Utopia-Gerakan dan Pemikiran Politik HTI

Pasca Reformasi.” Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat Vol. IX

No. 1 tahun 2007. Jakarta : UIN Jakarta, 2007.

Mundhir. “Khilafah Islamiyah dan Hak-hak Minoritas Perspektif Hizbut Tahrir.”

Teologia: Jurnal Kajian Ilmu Ushuluddin Volume 20 Nomor 1 tahun

2009. Semarang: IAIN Walisongo, 2009.

Nabhani, Taqiyuddin an. Daulah Islam: Edisi Mu’tamadah 1423 H/2002 M.

Jakarta: HTI Press, 2012.

______. Peraturan Hidup dalam Islam, terj. Abu Amin, cet ke-11. Jakarta: Hizbut

Tahrir Indonesia, 2013.

Page 71: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

61

______. Sistem Pergaulan Islam: Edisi Mu'tamadah, terj. M. Nashir, cet. ke-8.

Jakarta: HTI Press, 2014.

______. Mafahim Hizbut Tahrir: Edisi Mu’tamadah, cet. ke-6. Jakarta: Hizbut

Tahrir Indonesia, 2001.

______. Kepribadian Islam. Jakarta Selatan: HTI Press, 2011.

Nusrati, Ali Asgar. Sistem Politik Islam: Sebuah Pengantar. Jakarta: Nur al-Huda,

2015.

Ramadlan, Syamsuddin. Menegakkan Kembali Khilafah Islamiyah. Jakarta:

Pustaka Panji Mas, 2003.

Toha, Abdillah. “Membela Islam.” Koran Kompas, Sabtu, 11 Oktober 2014.

Turmudi, Endang dan Riza Sihbudi, ed. Islam dan Radikalisme di Indonesia.

Jakarta: LIPI Press, 2005.

Website:

“Keadilan Islam Dalam Keragaman dan Perbedaan,” tersedia di https://hizbut-

tahrir.or.id/2012/12/06/keadilan-islam-dalam-keragaman-dan-perbedaan/;

diunduh pada 27 Juni 2017.

“Khilafah Ajaran Islam Wajib Ditegakkan Kembali,” tersedia di https://hizbut-

tahrir.or.id/2017/06/21/khilafah-ajaran-islam-wajib-ditegakkan-kembali/;

diunduh pada 21 Juni 2017.

“Toleran yang kebablasan,” tersedia di http://hizbut-

tahrir.or.id/2014/12/17/toleran-yang-kebablasan/; diunduh pada 5 Mei

2017.

“Toleransi antar Umat Beragama (Lengkap),” tersedia di http://info-bendera-

putih.blogspot.co.id/2017/04/toleransi-antar-umat-beragama-lengkap.html

; diunduh pada 15 Juni 2017.

Nawiy, Fathiy Syamsuddin Ramadhan An. “Kebijakan Khilafah Terhadap Non

Muslim,” tersedia di http://hizbut-tahrir.or.id; diunduh pada 6 Mei 2017.

Rasytah, Atha’ bin Khalil Abur. “Pakaian Wanita Non-Muslim dalam Naungan

Khilafah,” tersedia di http://www.putra-

dayeuhluhur.com/2014/08/pakaian-wanita-non-Muslim-dalam-

naungan.html; diunduh pada 18 Mei 2017.

Page 72: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

Lampiran I :

PERNYATAAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA

RENCANA PEMERINTAH MEMBUBARKAN

HIZBUT TAHRIR INDONESIA

(Diterbitkan di dalam website resmi Hizbut Tahrir Indonesia hhtp:hizbut-

tahrir.or.id setelah tersiar wacana pembubaran HTI oleh Pemerintah)

Melalui konferensi pers yang diselenggarakan pada Senin, 8 Mei 2017,

Menkopolhukam Wiranto menyatakan akan melakukan proses pembubaran

terhadap organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dengan alasan bahwa HTI

dinilai tidak melaksanakan peran positif untuk mengambil bagian dalam proses

pembangunan guna mencapai tujuan nasional; terindikasi kuat telah bertentangan

dengan tujuan, azas, dan ciri yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara

Republik Indonesia tahun 1945 sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas; kegiatan yang dilakukan nyata-nyata telah

menimbulkan benturan di masyarakat yang dapat mengancam keamanan dan

ketertiban masyarakat, serta membahayakan keutuhan NKRI.

Berkenaan dengan hal tersebut, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

1. Menolak keras rencana pembubaran tersebut, karena langkah itu tidak

memiliki dasar sama sekali. HTI adalah organisasi legal berbadan hukum

perkumpulan (BHP) dengan Nomor AHU-0000258.60.80.2014 tertanggal

2 Juli 2014. Sebagai organisasi legal, HTI memiliki hak konstitusional

untuk melakukan dakwah yang amat diperlukan untuk perbaikan bangsa

dan negara ini. Maka, semestinya hak ini dijaga dan dilindungi oleh

pemerintah, apalagi selama ini kegiatan HTI telah terbukti memberikan

kebaikan kepada masyarakat di berbagai wilayah negeri ini. Oleh karena

itu, rencana pembubaran yang hendak dilakukan oleh pemerintah telah

secara nyata akan menegasikan hak konstitusional tersebut, yang dijamin

oleh peraturan perundangan yang ada, serta akan menghilangkan kebaikan

yang sudah dihasilkan. Kemudian secara syar’iy, pembubaran terhadap

HTI berarti penghambatan terhadap kegiatan dakwah yang

konsekuensinya amat berat di hadapan Allah SWT di Akhirat kelak.

2. Secara faktual, HTI selama lebih dari 20 tahun telah terbukti mampu

melaksanakan kegiatan dakwahnya secara tertib, santun dan damai, serta

diselenggarakan sesuai prosedur yang ada. Oleh karena itu, tudingan

bahwa kegiatan HTI telah menimbulkan benturan yang dapat mengancam

Page 73: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

keamanan dan ketertiban masyarakat, serta membahayakan keutuhan

NKRI adalah tudingan mengada-ada.

3. Sebagai organisasi dakwah, kegiatan HTI adalah menyampaikan ajaran

Islam. Tidak ada yang disampaikan oleh HTI, baik itu terkait aqidah,

syakhsiyyah, syariah, dakwah maupun khilafah dan lainnya kecuali ajaran

Islam. Menurut Pasal 59 UU No. 17/2013 Tentang Ormas, ajaran Islam

tidaklah termasuk paham yang disebut bertentangan dengan Pancasila.

Oleh karena itu tudingan bahwa kegiatan HTI bertentangan dengan

Pancasila adalah tidak benar, dan bertentangan dengan UU Ormas itu

sendiri.

4. Melalui kegiatan dakwah yang dilakukan secara intensif di seluruh

wilayah Indonesia, HTI telah memberikan kontribusi penting bagi

pembangunan SDM negeri ini yang bertakwa dan berkarakter mulia,

sesuatu yang sangat diperlukan di tengah berbagai krisis yang tengah

dialami oleh negara ini seperti korupsi yang berpangkal pada lemahnya

integritas SDM yang ada. Selain itu, HTI juga terlibat dalam usaha

mengkritisi berbagai peraturan perundangan liberal yang bakal merugikan

bangsa dan negara seperti UU Migas, UU SDA, UU Penanaman Modal,

juga UU Sisdiknas dan lainnya; sosialisasi anti narkoba; menentang

gerakan separatisme dan upaya disintegrasi. HTI juga terlibat dalam usaha

membantu para korban bencana alam di berbagai tempat, seperti tsunami

Aceh (2004), gempa Jogjakarta (2006) dan lainnya. Oleh karena itu,

tudingan bahwa HTI tidak memiliki peran positif tidaklah benar.

5. Berdasarkan semua hal di atas, HTI meminta pemerintah menghentikan

rencana tersebut. Bila diteruskan, publik akan semakin mendapatkan bukti

bahwa rezim yang tengah berkuasa saat ini adalah rezim represif anti

Islam. Buktinya, setelah sebelumnya melakukan kriminalisasi terhadap

para ulama, bahkan diantaranya ada yang masih ditahan hingga sekarang,

lalu melakukan pembubaran atau penghalangan terhadap kegiatan dakwah

di sejumlah tempat, kini pemerintah melakukan langkah guna

membubarkan ormas Islam. Sementara di saat yang sama, rezim justru

dengan sekuat tenaga melindungi penista al Quran, termasuk melalui

sidang peradilan yang tampak sekali dilihat oleh publik berjalan sangat

tidak adil.

Hasbunallah wa ni’mal wakiil, ni’mal maula wa ni’man nashiir

Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

(M. Ismail Yusanto)

Page 74: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

Lampiran II :

PERATURAN PEMERINTAH

PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 2 TAHUN 2017

TENTANG

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013

TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBUK INDONESIA,

Menimbang:

a. bahwa negara berkewajiban melindungi kedaulatan Negara Kesatuan

Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. bahwa pelanggaran terhadap asas dan tujuan organisasi kemasyarakatan

yang didasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 merupakan perbuatan yang sangat tercela dalam

pandangan moralitas bangsa Indonesia terlepas dari latar belakang etnis,

agama, dan kebangsaan pelakunya;

c. bahwa Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi

Kemasyarakatan mendesak untuk segera dilakukan perubahan karena

belum mengatur secara komprehensif mengenai keormasan yang

bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 sehingga terjadi kekosongan hukum

dalam hal penerapan sanksi yang efektif;

d. bahwa terdapat organisasi kemasyarakatan tertentu yang dalam

kegiatannya tidak sejalan dengan asas organisasi kemasyarakatan sesuai

dengan anggaran dasar organisasi kemasyarakatan yang telah terdaftar dan

telah disahkan Pemerintah, dan bahkan secara faktual terbukti ada asas

organisasi kemasyarakatan dan kegiatannya yang bertentangan dengan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

e. bahwa Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi

Kemasyarakatan belum menganut asas cantrarius actus sehingga tidak

efektif untuk menerapkan sanksi terhadap organisasi kemasyarakatan yang

menganut, mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau paham yang

SALINAN

Page 75: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu menetapkan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan;

Mengingat:

1. Pasal 22 ayat (1) dan Pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi

Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5430);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG TENTANG

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013

TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang

Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5430)

diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 1 angka 1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas adalah

organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara

sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan,

kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam

pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Anggaran Dasar yang selanjutnya disingkat AD adalah peraturan dasar

Ormas.

3. Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat ART adalah

peraturan yang dibentuk sebagai penjabaran AD Ormas.

Page 76: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

4. Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang

kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

5. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan

perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang dalam negeri.

2. Ketentuan Pasal 59 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 59

(l) Ormas dilarang:

a. menggunakan nama, lambang, bendera, atau atribut yang sama dengan narna,

lambang, bendera, atau atribut lembaga pemerintahan;

b. menggunakan dengan tanpa izin nama, lambang, bendera negara lain atau

lembaga/ badan internasional menjadi narna, lambang, atau bendera Ormas;

dan/atau

c. menggunakan nama, lambang, bendera, atau tanda gambar yang mempunyai

persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, bendera,

atau tanda gambar Ormas lain atau partai politik.

(2) Ormas dilarang:

a. menerima dari atau memberikan kepada pihak manapun sumbangan dalam

bentuk apapun yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan; dan / atau

b. mengumpulkan dana untuk partai politik.

(3) Ormas dilarang:

a. melakukan tindakan permusuhan terhadap suku, agama, ras, atau golongan;

b. melakukan penyalahgunaan, penistaan, atau penodaan terhadap agama yang

dianut di Indonesia;

c. melakukan tindakan kekerasan, mengganggu ketenteraman dan ketertiban

umum, atau merusak fasilitas umum dan fasilitas sosial; dan/atau

d. melakukan kegiatan yang menjadi tugas dan wewenang penegak hukum sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Ormas dilarang:

Page 77: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

a. menggunakan nama, lambang, bendera, atau simbol organisasi yang

mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama,

lambang, bendera, atau simbol organisasi gerakan separatis atau organisasi

terlarang;

b. melakukan kegiatan separatis yang mengancam kedaulatan Negara Kesatuan

Republik Indonesia; dan/atau

c. menganut, mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau paham yang

bertentangan dengan Pancasila.

3. Ketentuan Pasal 60 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 60

(1) Ormas yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21,

Pasal 51, dan Pasal 59 ayat (1) dan ayat (2) diiatuhi sanksi administratif.

(2) Ormas yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52

dan Pasal 59 ayat (3) dan ayat (4) dijatuhi sanksi administratif dan/atau

sanksi pidana.

4. Ketentuan Pasal 61 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 6l

(1) Sanksi administratif sebegaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) terdiri

atas:

a. Peringatan tertulis;

b. Penghentian kegiatan; dan/atau

c. Pencabutan surat keterangan terdaftar atau pencabutan status badan

hukum.

(2) Terhadap Ormas yang didirikan oleh warga negara asing sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) selain dikenakan sanksi administratif

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b juga dikenakan

sanksi keimigrasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2)

berupa:

a. pencabutan surat keterangan terdaftar oleh Menteri; atau

b. pencabutan status badan hukum oleh menteri yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.

(4) Dalam melakukan pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang hukum dan hak asasi manusia dapat meminta pertimbangan dari

instansi terkait.

Page 78: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

5. Ketentuan Pasal 62 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 62

(1) Peringatan tertulis sebagaimala dimaksud dalam Pasal 61 ayat (l) huruf a

diberikan hanya 1 (satu) kali dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak

tanggal diterbitkan peringatan.

(2) Dalam hal Ormas tidak mematuhi peringatan tertulis dalam jangka waktu

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri dan menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi

manusia sesuai dengan kewenangannya menjatuhkan sanksi penghentian

kegiatan.

(3) Dalam hal Ormas tidak mematuhi sanksi penghentian kegiatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (21, Menteri dan menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi

manusia sesuai dengan kewenangannya melakukan pencabutan surat

keterangan terdaftar atau pencabutan status badan hukum.

6. Ketentuan Pasal 63 dihapus.

7. Ketentuan Pasal 64 dihapus.

8. Ketentuan Pasal 65 dihapus.

9. Ketentuan Pasal 66 dihapus.

10. Ketentuan Pasal 67 dihapus.

11. Ketentuan Pasal 68 dihapus.

12. Ketentuan Pasal 69 dihapus.

13. Ketentuan Pasal 70 dihapus.

14. Ketentuan Pasal 71 dihapus.

15. Ketentuan Pasal 72 dihapus.

16. Ketentuan Pasal 73 dihapus.

17. Ketentuan Pasal 74 dihapus.

18. Ketentuan Pasal 75 dihapus.

19. Ketentuan Pasal 76 dihapus.

20. Ketentuan Pasal 77 dihapus.

21. Ketentuan Pasal 78 dihapus.

22. Ketentuan Pasal 79 dihapus.

23. Ketentuan Pasal 80 dihapus.

24. Di antara Pasal 80 dan Pasal 8l disisipkan I (satu) pasal, yakni Pasal 80A

yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 80A

Pencabutan status badan hukum Ormas sebagaimana dimaksud daLam Pasal 61

ayat (1) huruf c dan ayat (3) huruf b sekaligus dinyatakan bubar berdasarkan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini.

Page 79: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

25. Ketentuan Pasal 81 dihapus.

26. Di antara BAB XVII dan BAB XVIII disisipkan I (satu) BAB, yakni BAB

XVIIA yang berbunyi sebagai berikut:

BAB XVIIA

KETENTUAN PIDANA

27. Di antara Pasal 82 dan pasal 83 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 82A

yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 82A

(1) Setiap orang yang menjadi anggota dan/atau pengurus Ormas yang dengan

sengaja dan secara langsung atau tidak langsung melanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 ayat (3) huruf c dan huruf d

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan - dan paling

lama 1 (satu) tahun.

(2) Setiap orang yang menjadi anggota dan/atau pengurus Ormas yang dengan

sengaja dan secara langsung atau tidak langsung melanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam pasal- 59 ayat (3) huruf a dan huruf b, dan

ayat (4) dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara

paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun.

(3) Selain pidana penjara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang

bersangkutan diancam dengan pidana tambahan sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan pidana.

28. Di antara Pasal 83 dan Pasal 84 disisipkan I (satu) pasal, yakni Pasal 83A

yang berbunyi sebagai berikut:

pasal 83A

Pada saat Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang ini mulai berlaku,

semua peraturan perundang-undangan yang merupakan pelaksanaan dari Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan dinyatakan

masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam

Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang ini.

Pasal II

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam

lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

Page 80: PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR TENTANG HUBUNGAN ANTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37903/1/ATI... · menurut Hizbut tahrir sudah ideal dan sesuai dengan syariat

pada tanggal 10 Juli 2017

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 10 Juli 2017

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 138