Persepsi Sosial

19
BAB I Pendahuluan Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967). Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya. Salah satu alasan mengapa persepsi demikian penting dalam hal menafsirkan keadaan sekeliling kita adalah bahwa kita masing-masing mempersepsi, tetapi mempersepsi secara berbeda, apa yang dimaksud dengan sebuah situasi ideal. Persepsi merupakan sebuah proses yang hampir bersifat otomatik, dan ia bekerja dengan

Transcript of Persepsi Sosial

Definisi Persepsi

BAB IPendahuluan

Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967). Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya.

Salah satu alasan mengapa persepsi demikian penting dalam hal menafsirkan keadaan sekeliling kita adalah bahwa kita masing-masing mempersepsi, tetapi mempersepsi secara berbeda, apa yang dimaksud dengan sebuah situasi ideal. Persepsi merupakan sebuah proses yang hampir bersifat otomatik, dan ia bekerja dengan cara yang hampir serupa pada masing-masing individu, tetapi sekalipun demikian secara tipikal menghasilkan persepsi-persepsi yang berbeda-beda.

Kita dapat memperluas pandangan tentang persepsi sebagai mekanisme melalui stimuli lingkungan (termasuk di dalamnya upaya10 upaya komunikasi), hingga dicapai kesimpulan bahwa persepsi teramat penting bagi pemahaman dan terbentuknya perilaku. Seseorang individu tidak bereaksi atau berperilaku dengan cara tertentu, karena situasi yang terdapat di sekitarnya, melainkan karena apa yang terlihat olehnya, atau apa yang diyakini olehnya tentang situasi tersebut.

Persepsi merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat berwarna cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan sensasi. Sensasi merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ-organ sensoris. Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Kesemuanya inilah yang sering disebut indera.

Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris [energi fisik dari lingkungan] melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal neural yang bermakna. Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna merah, maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai warna merah.

Berbeda dengan sensasi, persepsi merupakan sebuah proses yang aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta memberikan makna pada informasi yang diterimanya.

BAB IIPembahasanDefinisi Persepsi

Banyak ahli yang mencoba membuat definisi dari persepsi. Beberapa di antaranya adalah:

1. Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya (Bimo Walgito).

2. Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff).

3. Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu (Bower).

4. Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu (Gibson).

5. Persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga dikenallah persepsi sosial. Persepsi social merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut (Lindzey & Aronson).

6. Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadaplingkungan oleh seorang individu (Krech).

7. Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya. Persepsi sosial adalah proses (aktif) untuk memahami orang lain, di mana mereka sebelumnya sudah memiliki dan mendapatkan skema-skema atau informasi tentang keadaan sosial yang terekam di dalam memori, yang kemudian diolah atau dibayangkan kepada suatu objek.

Proses ini juga bisa mempengaruhi hasil jika ternyata nilai-nilai yang ada sebelumnya (skema-skema yang ada sebelumnya) ternyata berbeda dengan keadaan realitas yang mereka temukan atau alami.

Faktor internal

Atensi kita terhadap suatu rangsangan inderawi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal seperti faktor biologis, fisiologis, dan faktor-faktor sosial budaya seperti gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, status sosial dan lain sebagainya. Faktor-faktor motivasi, pengharapan dan emosi juga sangat menentukan atensi kita.

Faktor eksternal

Atensi kita juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti gerakan, intensitas, kontras, kebaruan dan perulangan obyek yang dipersepsi. Suatu obyek yang bergerak misalnya mungkin lebih menarik perhatian kita dari pada obyek yang tidak bergerak atau diam. Orang yang berpenampilan kontras seperti warna yang menyolok membarikan perhatian yang spesifik.Tiga Elemen Persepsi Sosial

Persepsi sosial terdiri atas tiga elemen yang merupakan petunjuk tidak langsung ketika seseorang menilai orang lain.

Tiga elemen tersebut bersumber pada:

1. Pribadi

Proses pembentukan persepsi sosial berdasarkan penilaian pribadi, antara lain yang dilakukan dengan cepat, ketika melihat penampilan fisik seseorang.

Termasuk di dalamnya jenis kelamin, usia, ras, latar belakang etnik, dan beberapa aspek demografi lain. 2. SituasiKita memiliki konsep awal tentang beragam situasi berdasarkan pengalaman. Ketika seseorang merasa sangat akrab dengan tipe situasi tertentu, maka peristiwa-peristiwa akan terletak tepat pada tempatnya.

Hal ini berarti, semakin kaya pengalaman hidup seseorang, semakin bijak persepsi sosial yang dibentuknya dari situasi. 3. PerilakuPerilaku membutuhkan bukti-bukti yang dapat diamati untuk mengidentifikasikan aktivitas seseorang.

Orang mengandalkan perilaku nonverbal untuk menguatkan penilaiannya, namun sering kali hasilnya kurang akurat. Karena terlalu banyak perhatian yang ditujukan pada kata-kata, ekspresi wajah, isyarat bahasa tubuh dan perubahan intonasi.Proses Terjadinya Persepsi Sosial Persepsi sosial terjadi ketika kita menangkap stimulus sosial, baik melalui pengindraan maupun komunikasi nonverbal (ekspresi wajah, kontak mata,

postur tubuh, gerakan atau sentuhan).

Ada dua pandangan mengenai proses persepsi, yaitu:

1.) Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepat berdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas.2.) Persepsi sosial, adalah sebuah proses yang kompleks, orang mengamati perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh analisis secara lengkap terhadap person, situasional, dan behaviour. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor internal serta eksternal individu meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadap objek tersebut. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari, dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi (Bartol & Bartol, 1994).

Prinsip-prinsip persepsiSebagian besar dari prinsip-prinsip persepsi merupakan prinsip pengorganisasian berdasarkan teori Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian-bagian yang diindera seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan keseluruhan (the whole). Teori Gestalt menjabarkan beberapa prinsip yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang menata sensasi menjadi suatu bentuk persepsi. Prinsip persepsi yang utama adalah prinsip figure and ground. Prinsip ini menggambarkan bahwa manusia, secara sengaja maupun tidak, memilih dari serangkaian stimulus, mana yang menjadi fokus atau bentuk utama (figure) dan mana yang menjadi latar (ground).

Dalam kehidupan sehari-hari, secara sengaja atau tidak, kita akan lebih memperhatikan stimulus tertentu dibandingkan yang lainnya. Artinya, kita menjadikan suatu informasi menjadi figure, dan informasi lainnya menjadi ground. Slah satu fenomena dalam psikologi yang menggambarkan prinsip ini adalah, orang cenderung mendengar apa yang dia ingin dengar, dan melihat apa yang ingin dia lihat.

Prinsip persepsi yang kedua adalah prinsip pengorganisasian.

Untuk mempersepsi stimulus mana yang menjadi figure dan mana yang ditinggalkan sebagai ground, ada beberapa prinsip pengorganisasian.

Prinsip proximitySeseorang cenderung mempersepsi stimulus-stimulus yang berdekatan sebagai satu kelompok.

Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan orang akan mempersepsikan beberapa orang yang sering terlihat bersama-sama sebagai sebuah kelompok atau peer group. untuk orang yang tidak mengenal dekat anggota kelompok itu, bahkan akan tertukar indentitas saatu dengan yang lainnya, karena masing-masing orang ( sebenarnya ada 4 jalur titik 0 terlabur identitasnya degan keberadaan orang lain ( dipersepsi sebagai 2 kelompok titik ).

Prinsip similarity Seseorang akan cenderung mempersepsikan stimulus yang sama sebagai satu kesatuan.

Prinsip continuityPrinsip ini menunjukkan bahwa kerja otak manusia secara alamiah melakukan proses melengkapi informasi yang diterimanya walaupun stimulus tidak lengkap. Dalam kehidupan sehari-hari, contohnya fenomena tentang bagaimana gosip bisa begitu berbeda dari fakta yanga ada. fakta yang diterima sebagai informasi oleh seseorang, kemudian diteruskan ke orang lain setelah dilengakapi dengan informasi lain yang dianggap relevan walapun belum menjadi fakta atau tidak diketahui faktanya.

Prinsip simetryAda kecenderungan seseorang mengorganisasikan berbagai hal dalam bentuk yang simetrik, dan prinsip ini banyak berkait dengan prisip keserupaan, dan kedekatan. seperti pada contoh di bawah ini, orang cenderung mngelompokkan garis-gris dibawah menjadi 3 buah segi empat dan 1 garis sisa yang berdiri sendiri di sebelah kirinya.

Contoh: ] [ ] [ ] [ ] Prinsip closure (kerapatan)Kecenderungan untuk mempersepsi dengan mengisi bagian-bagian yang kosong dalam suatu bentuk.Kekeliruan dan kegagalan persepsi

1. Kesalahan atribusi. Kesalahan atribusi berkaitan dengan kesalahan kita menafsir dan makna dan pesan atau maksud pembicara. Kesalahan ini bisa disebabkan oleh perbedaan budaya atau pesan yang disampaikan tidak utuh dan informasi yang tidak lengkap.

2. Efek Halo. Efek halo merujuk pada fakta bahwa begitu kita membentuk suatu kesan menyeluruh mengenai seseorang, kesan yang menyeluruh ini cenderung menimbulkan efek yang kuat atas penilaian kita terhadap sifat-sifatnya yang spesifik.

3. Sterotipe

Sterotipe adalah mengeneralisasi orang-orang berdasarkan sedikit informasi mengenai mereka berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok.4. Prasangka atau pejudice berasal dari kata latin praejudicum yang berarti suatu preseden atau suatu penilaian berdasarkan keputusan dan pengalaman terdahulu. Richard W. Brislin mendefenisikan prasangka sebagai sesuatu yang tidak adil, meyimpang atau tidak toleran terhadap sekelompok orang.BAB III

Penutup

KesimpulanPersepsi sosial adalah proses aktif yang terjadi pada saat kita berusaha mencari tahu dan memahami orang lain.Persepsi sosial terjadi ketika kita menangkap stimulus sosial melalui pengindraan maupun komunikasi nonverbal (ekspresi wajah, kontak mata, postur tubuh, gerakan atau sentuhan).Persepsi seseorang terhadap orang lain sangat tergantung dengan komunikasi. Komunikasi sering dilakukan orang untuk mempertegas kesan.Pribadi, situasi, dan perilaku adalah 3 elemen yang merupakan petunjuk tidak langsung ketika seseorang menilai orang lain.Daftar PustakaSarwono, S. W. (2004). Teori-teori psikologi sosial. Jakarta: Rajawali Press

Sarwono, S. W. (2002). Psikologi sosial. Jakarta: Balai Pustaka

Gerungan, W. A. (2004). Psikologi sosial. Bandung: Aditama

Baron, R.A., Byrne.. & Byrne, D. (2000). Social psychology. Massachusetts: Allyn and Bacon

Bordens, K. S., Horowitz, I. A. (2002). Social psychology. New Jersey: LEA Publisher

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_umum_1/Bab_3.pdf http://agathahanny.wordpress.com/2008/11/28/penginderaan-dan-persepsi