PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2...

482
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI POLITIK PADA PILKADA KABUPATEN SERANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Konsentrasi Public Relations Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh : SAYUDA ANGGORO ASIH NIM.6662111132 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2016

Transcript of PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2...

Page 1: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI POLITIK PADA PILKADA

KABUPATEN SERANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Konsentrasi Public Relations

Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh :

SAYUDA ANGGORO ASIH

NIM.6662111132

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG 2016

Page 2: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

i

Page 3: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

ii

Page 4: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

iii

Page 5: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

Merenung sebentar hanya untuk berpikir

Bertindak secepat mungkin untuk mencapai tujuan dalam perubahan

Tidak pernah ada kata telat

Jangan takut salah

Kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT

Agent of change tidak pernah tidur

Agent of social control selalu memikirkan keadaan

Salam DEMOKRASI KEDAULATAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk DEMOKRASI INDONESIA

Keluarga Terhebat,

Bapak Budi Riyanto, Ibu Sayu Budi Griyani, Sayudi Asmoro, S.Kom

Kekasih seperjuangan Lisna Fajrianti

Seluruh Masyarakat Serang, Banten

Serta kawan seperjuangan

Page 6: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

v

ABSTRAK

Sayuda Anggoro Asih. NIM. 6662111132. Skripsi. Persepsi Masyarakat Tentang Aksi Borong Partai Politik pada Pilkada Kabupaten Serang. Ikhsan Ahmad, S.Ip., M.Si; Darwis Sagita, S.Ikom., M.Ikom.

Penelitian ini membahas persepsi masyarakat tentang aksi borong partai politik yang terjadi pada pilkada kabupaten Serang 2015. Pilkada yang berjalan tidak sesuai dengan prinsip demokrasi yakni kedaulatan masyarakat. Pilkada yang berjalan hanya mementingkan kepentingan golongan tertentu dalam kekuasaannya. Adanya Aksi borong partai yang dilakukan salah satu pasangan kandidat calon inkamben pada pilkada kabupaten Serang 2015 yang berjalan tanpa hambatan. Praktik dominasi parpol dan hegemoni kekuasaan dilakukan demi tercapainya kemenangan dalam pilkada. 8 partai politik berhasil dirangkul untuk mendukungnya pada proses kontestasi pilkada tersebut. Calon kompetitor lainnya hanya bermodal 3 partai politik untuk mengikuti kontestasi pilkada tersebut. Tidak adanya regulasi yang mengatur praktik borong parpol. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seperti apa persepsi masyarakat tentang aksi borong partai politik pada pilkada kabupaten Serang. Penulis menggunakan teori komunikasi S-O-R dalam penelitian ini karena untuk mengetahui seperti apa stimulus dari aksi borong parpol menimbulkan respon dari masyarakat sebagai organism. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Data yang dikumpulkan dengan kuesioner kepada 100 masyarakat responden di 29 kecamatan pada kabupaten Serang. Teknik sampling yang digunakan yakni proporsional stratified random sampling dengan toleransi kesalahan 10% menggunakan rumus sampling taro yamane. Hasil penelitian ini menunjukkan pada proses pembentukan persepsi masyarakat yakni proses seleksi, organisasi, interpretasi. Pada proses seleksi mendapatkan hasil 88,65% tergolong sangat baik. Pada proses organisasi mendapatkan hasil 87,97% tergolong sangat baik. Pada proses interpretasi mendapatkan hasil 86,50% tergolong sangat baik.

Kata kunci: Partai Politik, Koalisi, Aksi Borong Parpol, Pasangan calon, Demokrasi, Pilkada, teori S-O-R

Page 7: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

vi

ABSTRACT

Sayuda Anggoro Asih. NIM. 6662111132. Research Paper. Public Perception about the Action of the entire Political Parties in District Election Serang. Ikhsan Ahmad, S.Ip., M.Si; Darwis Sagita, S.Ikom., M.Ikom.

This research discussed the action of the entire stock of political parties that occur in Serang district elections 2015. Elections are running not in accordance with democratic principles that the sovereignty of the people. Elections are running only concerned with the interests of certain groups in power. Their entire stock of party action undertaken one partner candidates incumbent in Serang district elections in 2015 that it runs without a hitch. The practice of political party domination and hegemony done in order to achieve victory in the elections. 8 political parties are successfully embraced to support the process of the election contestation. Prospective competitors capital only three political parties to participate in the election contestation. The absence of regulations governing the practice of the entire stock of political parties. The purpose of this study to determine how the public perception of the action of the entire stock of political parties in Serang district elections. The author uses the theory of communication S-O-R in this study due to find out how the stimulus of action the entire parties cause a response from the public as an organism. The method used in this research is quantitative descriptive. Data were collected by questionnaires to 100 public respondents in 29 districts in Serang district. The sampling technique that is proportional stratified random sampling with an error tolerance of 10% using a sampling formula Yamane taro. The results of this study indicate the formation process of the public perception that the selection process, organization, interpretation. In the selection process to get the results of 88.65% as very good. In the process of getting the organization 87.97% as very good. In the interpretation process to get the 86,50% as very good.

Keywords: Political Parties, Coalitions, Action of entire political party, candidate pairs, democracy, elections, the theory of S-O-R

Page 8: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Pencipta alam

semesta yang menjadikan bumi dan lainnya dengan begitu sempurna. Tuhan yang

menjadikan setiap apa yang ada di bumi sebagai penjelajah bagi kaum yang berfikir.

Dan sungguh berkat limpahan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Skripsi yang berjudul “persepsi masyarakat tentang aksi borong

partai politik pada pilkada kabupaten Serang”.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana persepsi

masyarakat tentang aksi borong partai politik yang dilakukan oleh salah satu

kandidat pasangan calon pada pilkada kabupaten Serang. Penulis memaparkan hasil

penelitian pada bagian skripsi ini. Pilkada yang berjalan dengan aksi borong parpol

tidak lagi memikirkan kedaulatan masyarakat, yang ditonjolkan hanya kepentingan

politik suatu golongan. Seharusnya pilkada selalu beriringan dengan demokrasi

bagi pemaknaan kedaulatan masyarakat. Penulis tertarik dan menjadikan hal

tersebut menjadi gagasan utama dalam penelitian ini.

Penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai

pihak, oleh Karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih. Dalam

kesempatan ini penulis mempersembahkan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yaitu :

Page 9: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

viii

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya

sehingga penulis masih mampu tetap bernafas dan berpikir hingga hari ini

2. Baginda Rasul Muhammad SAW, yang telah memberikan panutan

bagaimana menjadi seorang insan yang hidup dalam dunia gemerlap ilmu

pengetahuan dan panutan serta idola penulis di dunia dan akhirat

3. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidyat, M.Pd, Selaku Rektor Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa

4. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

5. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si, Selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

6. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si, Selaku Wakil Dekan II

bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa

7. Bapak Kandung Sapto Nugroho, M.Si ,Selaku Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa

8. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Program

Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa

9. Bapak Darwis Sagita, M.Ikom Selaku Sekretaris Jurusan Program

Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Page 10: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

ix

Sultan Ageng Tirtayasa dan juga pembimbing II dalam penyusunan skripsi

ini serta anggota penguji sidang skripsi

10. Bapak Ikhsan Ahmad, S.Ip., M.Si, Selaku Pembimbing I Skripsi

yang telah dengan sabar membimbing dan meluangkan waktunya dalam

proses penyelesaian penulisan skripsi ini

11. Seluruh dosen pengajar di program studi ilmu komunikasi atas

semua sumbangsih ilmu dan didikannya selama menjadi mahasiswa

12. Seluruh staf dan pegawai di jurusan Komunikasi atas bantuan

administrasinya untuk kepentingan perkuliahan selama ini maupun

kepentingan penyusunan skripsi

13. Seluruh keluarga besar penulis, terkhusus mama, bapak dan kakak

tercinta yang selalu memberikan motivasi dan tak hentinya memberikan doa

kepada penulis, sehingga menjadikan setiap kesulitan dalam penulisan

menjadi lebih mudah

14. Bapak Dr. Rangga Galura, selaku dosen pembimbing akademik

15. Ibu Neka Fitriyah, M.Si, selaku ketua penguji sidang skripsi

16. Bapak Teguh Iman Prasetya, M.Si, selaku anggota penguji sidang

skripsi

17. Keluarga besar DPM FISIP UNTIRTA 2014

18. Keluarga KKM 93 Kramat Watu

19. Kekasih tercinta Lisna Fajrianti yang selalu mendukung dan

menemani disaat kesulitan hingga proses mencari data yang sangat sulit

Page 11: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

x

20. Kawan seperjuangan Ovan Faturrohman, M.iqbal, Teddy Rinaldi,

Aliga, Fandi, Nida, Dindin, Aji Romdan dan semua yang sangat membantu

penulis dalam support yang diberikan

21. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya

kinerja penulis yang akan datang, semoga Skripsi ini dapat memberikan tambahan

ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak, khususnya

dalam bidang Ilmu komunikasi politik dan terwujudnya demokrasi sesungguhnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Serang, 30 Juni 2016

Penulis

Sayuda Anggoro Asih

Page 12: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

ABSTRACT ........................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xix

DAFTAR DIAGRAM ..................................................................................... xxv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xxvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxviii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 19

1.3 Identifikasi Masalah ..................................................................................... 19

1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 20

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 20

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 22

2.1 Ilmu Komunikasi .......................................................................................... 22

2.1.1 Jenis Komunikasi .......................................................................... 23

Page 13: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xii

2.1.2 Proses Komunikasi ........................................................................ 24

2.1.3 Tujuan Komunikasi ....................................................................... 25

2.1.4 Model Komunikasi ........................................................................ 25

2.1.5 Tradisi Sosiopsikologis ................................................................. 26

2.1.6 Psikologi Komunikasi ................................................................... 27

2.1.7 Efek Kognitif Komunikasi massa ................................................. 28

2.1.8 Teori Komunikasi S-O-R .............................................................. 28

2.1.9 Persepsi .......................................................................................... 31

2.2 Teori Perseptual ........................................................................................... 39

2.3 Komunikasi Politik ...................................................................................... 40

2.3.1 Definisi Komunikasi Politik .......................................................... 40

2.3.2 Media Massa dalam Komunikasi Politik ...................................... 40

2.3.3 Kepribadian dan Politik ................................................................. 41

2.3.4 Kampanye Politik .......................................................................... 42

2.3.5 Kekuasaan ..................................................................................... 43

2.3.6 Demokrasi ..................................................................................... 44

2.3.7 Hegemoni ...................................................................................... 46

2.4 Pilkada .......................................................................................................... 49

2.4.1 Makna Pilkada ............................................................................... 49

2.4.2 Manfaat Kekuasaan ....................................................................... 50

2.4.3 Proses Uji Publik ........................................................................... 51

2.5 Partai Politik ................................................................................................. 53

2.5.1 Multi Partai .................................................................................... 54

Page 14: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xiii

2.5.2 Koalisi Parpol ................................................................................ 54

2.6 Teori Elit Politik ........................................................................................... 55

2.7 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 57

2.8 Kerangka Operasional Variabel ................................................................... 60

2.9 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 64

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 69

3.1 Metode Penelitian......................................................................................... 69

3.2 Sifat Penelitian ............................................................................................. 70

3.3 Teknik Penelitian ......................................................................................... 71

3.3.1 Metode Survai ............................................................................... 71

3.3.2 Survai Deskriptif ........................................................................... 72

3.3.3 Expose Facto ................................................................................. 73

3.3.4 Ukuran Ordinal .............................................................................. 73

3.4 Paradigma Penelitian .................................................................................... 74

3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 76

3.5.1 Kuesioner ...................................................................................... 77

3.5.2 Dokumentasi .................................................................................. 78

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 79

3.6.1 Populasi ......................................................................................... 79

3.6.2 Sampel ........................................................................................... 79

3.7 Teknik Sampling .......................................................................................... 82

3.7.1 Sampling Area ............................................................................... 83

3.8 Kerangka Sampling ...................................................................................... 84

Page 15: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xiv

3.9 Teknik Analisis Data .................................................................................... 91

3.10 Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ..................................................... 91

3.10.1 Uji Validitas ................................................................................ 92

3.10.2 Uji Realibilitas Data .................................................................... 94

3.11 Lokasi dan Jadwal Penelitian ..................................................................... 97

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 99

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................................... 99

4.1.1 Definisi Masyarakat ...................................................................... 99

4.1.2 Profil Kabupaten Serang .............................................................. 100

4.1.3 Profil KPU Kabupaten Serang ..................................................... 103

4.1.4 Profil Pasangan Calon .................................................................. 110

4.1.4.1 Hj. Ratu Tatu Chasanah, S.E., M.Ak ............................... 110

4.1.4.2 Pandji Tirtayasa, M.si ...................................................... 112

4.1.4.3 Ahmad Syarif Madzkurullah, SH .................................... 113

4.1.4.4 Aep Syaefulloh ................................................................ 114

4.2 Deskripsi Data Penelitian ............................................................................ 115

4.2.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................... 115

4.2.2 Karakteristik Responden .............................................................. 115

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................... 117

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Spontan Pernyataan 1 ............................................................ 131

4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Spontan Pernyataan 2 ............................................................ 135

Page 16: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xv

4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Spontan Pernyataan 3 ............................................................ 137

4.3.4 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Reflektif Pernyataan 4 ........................................................... 139

4.3.5 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Reflektif Pernyataan 5 ........................................................... 142

4.3.6 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Reflektif Pernyataan 6 ........................................................... 148

4.3.7 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Reflektif Pernyataan 7 ........................................................... 151

4.3.8 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Reflektif Pernyataan 8 ........................................................... 154

4.3.9 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Reflektif Pernyataan 9 ........................................................... 157

4.3.10 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Reflektif Pernyataan 10 ......................................................... 161

4.3.11 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Reflektif Pernyataan 11 ......................................................... 164

4.3.12 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Reflektif Pernyataan 12 ......................................................... 168

4.3.13 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Reflektif Pernyataan 13 ......................................................... 172

Page 17: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xvi

4.3.14 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Reflektif Pernyataan 14 ......................................................... 177

4.3.15 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Reflektif Pernyataan 15 ......................................................... 181

4.3.16 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian statis Pernyataan 16 ............................................................... 186

4.3.17 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian statis Pernyataan 17 ............................................................... 190

4.3.18 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Dinamis Pernyataan 18 ......................................................... 194

4.3.19 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Dinamis Pernyataan 19 ......................................................... 203

4.3.20 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Perhatian Dinamis Pernyataan 20 ......................................................... 207

4.3.21 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Organisasi Poin frame of reference Pernyataan 21 ............................... 212

4.3.22 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Organisasi Poin frame of reference Pernyataan 22 ............................... 217

4.3.23 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Organisasi Poin frame of reference Pernyataan 23 ............................... 224

4.3.24 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Organisasi Poin frame of reference Pernyataan 24 ............................... 231

Page 18: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xvii

4.3.25 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Organisasi Poin frame of experience Pernyataan 25 ............................. 234

4.3.26 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Organisasi Poin frame of experience Pernyataan 26 ............................. 240

4.3.27 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Organisasi Poin frame of experience Pernyataan 27 ............................. 243

4.3.28 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Organisasi Poin frame of experience Pernyataan 28 ............................. 246

4.3.29 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Organisasi Poin frame of experience Pernyataan 29 ............................. 249

4.3.30 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Interpretasi Poin Pembentukan Makna Pernyataan 30 .......................... 254

4.3.31 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Interpretasi Poin Pembentukan Makna Pernyataan 31 .......................... 258

4.3.32 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Interpretasi Poin Pembentukan Makna Pernyataan 32 .......................... 264

4.3.33 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Interpretasi Poin Pembentukan Makna Pernyataan 33 .......................... 268

4.3.34 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Interpretasi Poin Pembentukan Ekspresi Pernyataan 34 ....................... 271

4.3.35 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Interpretasi Poin Pembentukan Ekspresi Pernyataan 35 ....................... 277

Page 19: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xviii

4.3.36 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Interpretasi Poin Pembentukan Ekspresi Pernyataan 36 ....................... 282

4.3.37 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan Indikator

Interpretasi Poin Pembentukan Ekspresi Pernyataan 37 ....................... 287

4.4 Hasil Analisis Deskriptif ............................................................................. 291

4.4.1 Analisis Deskriptif Indikator Seleksi ........................................... 295

4.4.2 Analisis Deskriptif Indikator Organisasi ...................................... 309

4.4.3 Analisis Deskriptif Indikator Interpretasi ..................................... 317

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 325

4.5.1 Persepsi Masyarakat Tentang Aksi Borong Parpol pada Tahapan

Seleksi ................................................................................................... 331

4.5.2 Persepsi Masyarakat Tentang Aksi Borong Parpol pada Tahapan

Organisasi .............................................................................................. 336

4.5.3 Persepsi Masyarakat Tentang Aksi Borong Parpol pada Tahapan

Interpretasi ............................................................................................. 340

4.6 Kelemahan Penelitian.................................................................................. 350

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 352

5.1 Kesimpulan Penelitian ................................................................................ 352

5.2 Saran ............................................................................................................ 356

Page 20: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xix

DAFTAR TABEL

2.1 Kerangka Operasional Variabel ................................................................... 61

2.2 Nilai Dalam Skala Likert ............................................................................. 64

2.3 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 67

3.1 Penilaian Skala Likert .................................................................................. 78

3.2 Kerangka Sampling ...................................................................................... 86

3.3 Hasil Kuesioner Pre-Test 30 Responden ..................................................... 93

3.4 Hasil Uji Validitas 30 Responden ................................................................ 93

3.5 Tingkat Reabilitas Berdasarkan Nilai Alpha................................................ 95

3.6 Hasil Uji Realibilitas Pre-Test ..................................................................... 96

3.7 Jadwal Penelitian .......................................................................................... 97

4.1 Jenis Kelamin Responden ........................................................................... 116

4.2 Daftar Pernyataan Pada Indikator ............................................................... 118

4.3 Hasil Kuesioner 100 Responden ................................................................. 119

4.4 Uji Tendensi Sentral 100 Responden .......................................................... 120

4.5 Uji Jumlah N Pernyataan 1 ......................................................................... 131

4.6 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 1 ........................................................ 131

4.7 Data Koalisi Parpol ..................................................................................... 133

4.8 Uji Jumlah N Pernyataan 2 ......................................................................... 135

4.9 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 2 ........................................................ 135

4.10 Uji Jumlah N Pernyataan 3 ....................................................................... 137

4.11 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 3 ...................................................... 137

Page 21: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xx

4.12 Uji Jumlah N Pernyataan 4 ....................................................................... 140

4.13 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 4 ...................................................... 140

4.14 Uji Jumlah N Pernyataan 5 ....................................................................... 143

4.15 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 5 ...................................................... 143

4.16 Uji N Pernyataan 6 .................................................................................... 148

4.17 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 6 ...................................................... 149

4.18 Uji N Pernyataan 7 .................................................................................... 152

4.19 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 7 ...................................................... 152

4.20 Uji N Pernyataan 8 .................................................................................... 155

4.21 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 8 ...................................................... 155

4.22 Uji N Pernyataan 9 .................................................................................... 158

4.23 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 9 ...................................................... 158

4.24 Uji N Pernyataan 10 .................................................................................. 162

4.25 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 10 .................................................... 162

4.26 Uji N Pernyataan 11 .................................................................................. 165

4.27 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 11 .................................................... 165

4.28 Uji N Pernyataan 12 .................................................................................. 168

4.29 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 12 .................................................... 169

4.30 Uji N Pernyataan 13 .................................................................................. 173

4.31 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 13 .................................................... 173

4.32 Uji N Pernyataan 14 .................................................................................. 177

4.33 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 14 .................................................... 178

4.34 Uji N Pernyataan 15 .................................................................................. 182

Page 22: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xxi

4.35 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 15 .................................................... 182

4.36 Uji N Pernyataan 16 .................................................................................. 187

4.37 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 16 .................................................... 187

4.38 Uji Jumlah N Pernyataan 17 ..................................................................... 191

4.39 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 17 .................................................... 191

4.40 Keadaan Koalisi Parpol ............................................................................. 192

4.41 Uji Jumlah N Pernyataan 18 ..................................................................... 195

4.42 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 18 .................................................... 195

4.43 Koalisi Pilpres 2014 .................................................................................. 197

4.44 Pemborongan KMP Dan KIH ................................................................... 202

4.45 Uji Jumlah N Pernyataan 19 ..................................................................... 204

4.46 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 19 .................................................... 204

4.47 Uji Jumlah N Pernyataan 20 ..................................................................... 208

4.48 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 20 .................................................... 208

4.49 Uji Jumlah N Pernyataan 21 ..................................................................... 212

4.50 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 21 .................................................... 213

4.51 Uji Jumlah N Pernyataan 22 ..................................................................... 217

4.52 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 22 .................................................... 218

4.53 Uji Jumlah N Pernyataan 23 ..................................................................... 225

4.54 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 23 .................................................... 225

4.55 Uji Jumlah N Pernyataan 24 ..................................................................... 231

4.56 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 24 .................................................... 231

4.57 Uji Jumlah N Pernyataan 25 ..................................................................... 234

Page 23: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xxii

4.58 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 25 .................................................... 235

4.59 Uji Jumlah N Pernyataan 26 ..................................................................... 240

4.60 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 26 .................................................... 241

4.61 Uji Jumlah N Pernyaan 27 ........................................................................ 244

4.62 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 27 .................................................... 244

4.63 Uji Jumlah N Pernyataan 28 ..................................................................... 247

4.64 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 28 .................................................... 247

4.65 Uji Jumlah N Pernyataan 29 ..................................................................... 250

4.66 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 29 .................................................... 250

4.67 Uji Jumlah N Pernyataan 30 ..................................................................... 254

4.68 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 30 .................................................... 254

4.69 Uji Jumlah N Pernyataan 31 ..................................................................... 258

4.70 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 31 .................................................... 259

4.71 Uji Jumlah N Pernyataan 32 ..................................................................... 265

4.72 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 32 .................................................... 265

4.73 Uji Jumlah N Pernyataan 33 ..................................................................... 268

4.74 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 33 .................................................... 269

4.75 Uji Jumlah N Pernyataan 34 ..................................................................... 272

4.76 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 34 .................................................... 272

4.77 Uji Jumlah N Pernyataan 35 ..................................................................... 277

4.78 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 35 .................................................... 278

4.79 Uji Jumlah N Pernyataan 36 ..................................................................... 282

4.80 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 36 .................................................... 283

Page 24: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xxiii

4.81 Uji Jumlah N Pernyataan 37 ..................................................................... 288

4.82 Frekuensi Jawaban Pada Pernyataan 37 .................................................... 286

4.83 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase ..................................................... 292

4.84 Hasil Analisis Deskriptif Spss 21 .............................................................. 294

4.85 Akumulasi Frekuensi Jawaban Responden Pada Indikator Seleksi .......... 299

4.86 Akumulasi Frekuensi Jawaban Responden Pada Indikator Seleksi Poin

Perhatian Spontan.............................................................................................. 302

4.87 Akumulasi Frekuensi Jawaban Responden Pada Indikator Seleksi Poin

Perhatian Reflektif ............................................................................................ 304

4.88 Akumulasi Frekuensi Jawaban Responden Pada Indikator Seleksi Poin

Perhatian Statis .................................................................................................. 306

4.89 Akumulasi Frekuensi Jawaban Responden Pada Indikator Seleksi Poin

Perhatian Dinamis ............................................................................................. 308

4.90 Akumulasi Frekuensi Jawaban Responden Pada Indikator Organisasi .... 312

4.91 Akumulasi Frekuensi Jawaban Responden Pada Indikator Organisasi Poin

Frame Of Reference .......................................................................................... 314

4.92 Akumulasi Frekuensi Jawaban Responden Pada Indikator Organisasi Poin

Frame Of Experience ........................................................................................ 316

4.93 Akumulasi Frekuensi Jawaban Responden Pada Indikator Interpretasi ... 319

4.94 Akumulasi Frekuensi Jawaban Responden Pada Indikator Interpretasi Poin

Pembentukan Makna ......................................................................................... 322

4.95 Akumulasi Frekuensi Jawaban Responden Pada Indikator Interpretasi Poin

Pembentukan Ekspresi ...................................................................................... 324

Page 25: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xxiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 59

Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden ............................................................. 116

Diagram 4.2 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 1 .......................................... 132

Diagram 4.3 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 2 .......................................... 136

Diagram 4.4 frekuensi jawaban pada pernyataan 3 ........................................... 138

Diagram 4.5 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 4 .......................................... 141

Diagram 4.6 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 5 .......................................... 143

Diagram 4.7 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 6 .......................................... 149

Diagram 4.8 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 7 .......................................... 153

Diagram 4.9 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 8 .......................................... 155

Diagram 4.10 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 9 ........................................ 158

Diagram 4.11 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 10 ...................................... 162

Diagram 4.12 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 11 ...................................... 165

Diagram 4.13 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 12 ...................................... 169

Diagram 4.14 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 13 ...................................... 173

Diagram 4.15 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 14 ...................................... 178

Diagram 4.16 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 15 ...................................... 183

Diagram 4.17 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 16 ...................................... 187

Diagram 4.18 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 17 ...................................... 191

Diagram 4.19 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 18 ...................................... 195

Diagram 4.20 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 19 ...................................... 205

Page 26: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xxv

Diagram 4.21 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 20 ...................................... 208

Diagram 4.22 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 21 ...................................... 213

Diagram 4.23 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 22 ...................................... 218

Diagram 4.24 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 23 ...................................... 225

Diagram 4.25 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 24 ...................................... 232

Diagram 4.26 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 25 ...................................... 235

Diagram 4.27 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 26 ...................................... 241

Diagram 4.28 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 27 ...................................... 245

Diagram 4.29 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 28 ...................................... 247

Diagram 4.30 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 29 ...................................... 250

Diagram 4.31 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 30 ...................................... 255

Diagram 4.32 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 31 ...................................... 259

Diagram 4.33 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 32 ...................................... 266

Diagram 4.34 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 33 ...................................... 269

Diagram 4.35 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 34 ...................................... 272

Diagram 4.36 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 35 ...................................... 278

Diagram 4.37 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 36 ...................................... 283

Diagram 4.38 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 37 ...................................... 288

Page 27: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xxvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model S-O-R .................................................................................. 25

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Serang.................................................................. 100

Gambar 4.2 Foto Hj. Ratu Tatu Chasanah, S.E., M.Ak .................................... 110

Gambar 4.3 Foto Pandji Tirtayasa, M.si ........................................................... 112

Gambar 4.4 Foto Ahmad Syarif Madzkurullah, SH ......................................... 113

Gambar 4.5 Foto Aep Syaefullah ...................................................................... 114

Page 28: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

xxvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Ijin Penelitian .................................................................. 362

LAMPIRAN 2 Surat Edaran KPU Kabupaten Serang ...................................... 363

LAMPIRAN 3 Bentuk Kuesioner ..................................................................... 366

LAMPIRAN 4 Hasil Pre-test Kuesioner ........................................................... 367

LAMPIRAN 5 Hasil Kuesioner Penelitian ....................................................... 368

LAMPIRAN 6 Bukti Bimbingan Skripsi .......................................................... 369

LAMPIRAN 7 Lokasi Penelitian ...................................................................... 370

LAMPIRAN 8 Foto Proses Penelitian .............................................................. 387

LAMPIRAN 9 Riwayat Hidup Penulis ............................................................. 402

Page 29: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai salah satu negara penganut trias politica dari

montesquieu yang memiliki 3 unsur lembaga kenegaraan, yakni legislatif (pembuat

undang-undang), eksekutif (pelaksana pemerintahan), dan yudikatif (peradilan

negara).1 Sejalan dengan teori montesquieu, pasal 2 UUD 1945 membagi

kelembagaan menjadi 3 pula, lembaga legislatif terdiri dari Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan

Perwakilan Daerah (DPD). Keanggotaan MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD

yang dipilih melalui pemilihan umum.

Sedangkan pasal 3 UUD 1945 menyatakan bahwa MPR berwenang

mengubah dan menetapkan undang-undang dasar yang merupakan kewenangan

lembaga legislatif. Sedangkan lembaga eksekutif, presiden dan wakil serta para

menterinya menjalankan proses pemerintahan berdasar kepada UUD 1945 sesuai

pasal 4 UUD 1945 yang menyatakan bahwa Presiden RI memegang kekuasaan

pemerintahan. Kemudian lembaga yudikatif, yakni mahkamah agung sebagai

pengadilan tinggi negara dan mahkamah konstitusi sebagai lembaga peradilan

konstitusional negara.

1 Abu Daud Busroh, 2011. Ilmu Negara. Jakarta: Bumi Aksara, halaman 63

Page 30: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

2

Pada pemerintahan daerah diatur dalam pasal 18 UUD 1945 yang terdiri dari

provinsi, kabupaten, dan kota. Pada lembaga legislatif terdiri dari Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.

Sedangkan pada lembaga eksekutif terdiri dari Gubernur, Bupati dan Walikota.

Dan lembaga yang berwenang sebagai yudikatif adalah pengadilan negeri yang

berkoordinasi dengan Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.

Dalam proses sirkulasi kepemimpinan di pemerintahan daerah yakni DPRD,

Gubernur, Bupati dan Walikota dipilih secara demokratis melalui pemilihan umum

(PEMILU) secara langsung oleh masyarakat sebagai wujud demokrasi yang

mengedepankan kedaulatan rakyat. Kedaulatan rakyat ini diatur dalam pasal 1 UUD

1945. Dan pasal 22E UUD 1945 tentang pemilu yang menyatakan bahwa pemilihan

umum diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil

setiap lima tahun sekali, dan diselenggarakan oleh komisi pemilihan umum (KPU)

yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.

Pemilu dan demokrasi merupakan hal yang sangat korelatif. Demokrasi

dipercayai sebagai gagasan universal yang dapat diterima dalam beragam

perspektif. Hampir di seluruh belahan dunia, gerakan demokratisasi dalam

kehidupan politik telah menjadi fenomena yang tak terelakkan dalam mengubah

persepsi sejarah tentang bagaimana menyelenggarakan kekuasaan secara etis,

rasional, dan bertanggung jawab. Jelas bahwa demokrasi mempunyai potensi untuk

memberikan yang terbaik bagi manusia, terutama dalam melindungi hak-hak

Page 31: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

3

individu dalam menghadapi kekuasaan-kekuasaan yang lebih perkasa, seperti

kekuasaan negara dan pemerintah.2

Hak individu yang dimaksud oleh demokrasi adalah kedaulatan rakyat.

Secara umum sebenarnya prinsip kedaulatan rakyat atau demokrasi ini hendak

mengatakan bahwa rakyat sendiri yang berwenang untuk menentukan bagaimana

ia mau dipimpin oleh siapa. Karena semua anggota masyarakat sama kedudukannya

sebagai manusia dan warga negara, dan berdasarkan keyakinan bahwa tidak ada

orang atau kelompok orang yang begitu saja berhak untuk memerintah orang lain,

wewenang untuk memerintah masyarakat harus berdasarkan penugasan dan

persetujuan para warga masyarakat sendiri.

Prinsip ini berdasarkan hak setiap orang untuk turut serta dalam proses

pengambilan keputusan yang menyangkut seluruh masyarakat.3 Hal ini sejalan

dengan prinsip demokrasi yang memiliki cita-cita untuk mengedepankan

kedaulatan rakyat dalam menentukan pimpinannya, dalam hal ini sistem yang

memfasilitasi demokrasi adalah pemilu.

Pemilu secara substansial dalam ajaran demokrasi merupakan ajang

kontestasi, sarana sirkulasi kepemimpinan dan penegakan kedaulatan rakyat.

Dalam ajang kontestasi, partai politik (parpol) adalah satu-satunya organisasi yang

diamanatkan undang-undang untuk melakukan kaderisasi bagi kepemimpinan

publik. Dalam konteks ini, parpol diharapkan menawarkan dan memberi pilihan

calon pemimpin politik yang memiliki visi kepemimpinan yang kuat yang didukung

2 Hendra Nurtjahjo, 2008. Filsafat Demokrasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara, halaman 2 3 Ibid, halaman 34

Page 32: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

4

oleh sistem dan mekanisme seleksi kepemimpinan internal parpol yang berkualitas

dan kompetitif untuk dikompetisikan dengan calon lain dari parpol lain.

Disisi lain, pemilu merupakan momentum mempertahankan atau merebut

kekuasaan. Pasal 1 undang-undang nomor 2 tahun 2008 tentang partai politik yang

menjelaskan esensi partai politik yakni memperjuangkan dan membela kepentingan

politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara dan pasal 29 poin 1 undang-undang

nomor 2 tahun 2008 yang menyatakan bahwa parpol membuka pendaftaran

terhadap warga negara indonesia untuk menjadi anggota parpol, bakal calon DPR

dan DPRD, bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, bakal calon

presiden RI dan wakil presiden RI. Dari undang-undang tersebut secara normatif,

dapat dikatakan bahwa partai politik dapat memfasilitasi pencalonan dalam

kontestasi pemilu.

Sebagai organisasi politik, parpol memiliki regulasi yang dirumuskan oleh

anggota parpol tersebut. Aturan dasar ini disebut anggaran dasar (AD) dan anggaran

rumah tangga (ART). Hal ini juga dijelaskan dalam pasal 1 poin 2 tentang AD

adalah peraturan dasar partai politik dan poin 3 tentang ART adalah peraturan yang

dibentuk sebagai penjabaran AD.

Dalam pasal 2 poin 4 undang-undang nomor 2 tahun 2008 dijelaskan bahwa

AD memuat asas dan ciri parpol, visi dan misi, nama, lambang, gambar, tujuan dan

fungsi, organisasi tempat pengambilan keputusan, kepengurusan parpol,

mekanisme rekruitmen keanggotaan dan jabatan politik, sistem kaderisasi,

mekanisme pemberhentian anggota parpol, peraturan dan keputusan parpol,

Page 33: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

5

pendidikan politik, keuangan politik, dan mekanisme penyelesaian konflik internal

parpol.

Parpol dalam prinsip dasarnya memiliki fungsi yakni: fungsi pertama parpol

sebagai koalisi, yakni membentuk koalisi dari berbagai kepentingan untuk

membangun kekuatan mayoritas; fungsi kedua parpol sebagai organisasi, untuk

menjadi institusi yang eksis, dinamis, dan berkelanjutan partai politik harus

dikelola.

Partai harus dibina dan dibesarkan sehingga mampu menarik dan menjadi

wadah perjuangan, sekaligus representasi dari sejumlah orang atau kelompok.

Tugasnya adalah mencalonkan anggota untuk pemilu dengan label partai. Fungsi

ketiga parpol sebagai pembuat kebijakan, partai politik mendukung secara kongkret

para calon yang mereka ajukan untuk menduduki jabatan-jabatan publik. Dari

posisi ini mereka memiliki kekuasaan untuk memengaruhi atau mengangkat

petugas dan pegawai dalam lingkup kekuasaannya, bahkan turut memberi pengaruh

dalam pengambilan kebijakan di Kementerian dimana kader partai menduduki

posisi yang sama melalui kolegitas partai.4

Untuk mewujudkan prinsipnya, parpol dapat memilih dan menentukan

calon untuk jabatan legislatif dan eksekutif.5 Dalam penentuan calon, idealnya

parpol melihat dari sejauhmana calon itu dapat diterima oleh para pemilih, serta

dedikasi calon terhadap partai melalui pengabdian dan pengalaman yang diberikan

kepada partai. Seorang calon biasanya didasarkan atas pertimbangan ketokohan.

4 Hafied Cangara, 2009. Komunikasi Politik. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, halaman 209-210 5 Ibid, halaman 230

Page 34: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

6

Ketokohan ini diperoleh menurut kredibilitas, yakni sejauhmana calon yang

bersangkutan memiliki reputasi. Reputasi bisa diperoleh karena adanya kompetensi

dan kredibilitas.

Beberapa penilaian tentang calon pada proses seleksi parpol sinergis dengan

proses uji publik dalam tahapan penentuan calon. Proses ini dikawal rapih oleh

KPU daerahnya. Dalam sistematikanya mengacu kepada PERPPU.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik

Indonesia (PERPPU) nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan

Walikota menjelaskan bahwa aspek kapabilitas dan integritas calon menjadi

landasan proses uji publik. Fokus pada BAB IV pasal 38 PERPPU 1 2014 yang

mengatur tentang bagimana prosesi uji publik calon kepala daerah. Terdapat

perubahan mendasar di dalam Perppu Pemilihan Kepala Daerah, jika dibandingkan

ketentuan sebelumnya. Salah satu di antaranya adanya tahapan uji publik sebagai

persyaratan yang harus dilalui oleh setiap orang yang akan menjadi calon kepala

daerah. Namun demikian, uji publik tidak bersifat menggugurkan. Uji publik

dilaksanakan sebelum pendaftaran calon kepala daerah.

Setiap orang yang mengikuti uji publik akan mendapatkan surat keterangan

telah mengikuti uji publik. Surat ini menjadi salah satu persyaratan pada saat

mendaftar sebagai calon kepala daerah. Artinya, uji publik tidak bersifat

menggugurkan, tidak ada pernyataan lulus atau tidak lulus uji publik. Terdapat

beberapa hal penting di dalam ketentuan umum Perppu Pemilihan Kepala Daerah

Page 35: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

7

tentang uji publik. Pertama, uji publik merupakan pengujian kompetensi dan

integritas.

Kedua, uji publik dilaksanakan secara terbuka. Ketiga, uji publik

dilaksanakan oleh panitia yang bersifat mandiri yang dibentuk oleh komisi

pemilihan umum provinsi atau kabupaten/kota. Tujuan uji publik menurut

penjelasan umum Perppu adalah untuk menciptakan kualitas kepala daerah yang

memiliki kompetensi, integritas, kapabilitas, serta memenuhi unsur akseptabilitas.

Kapabilitas sudah terangkum dalam unsur kompetensi yang telah ditegaskan

dalam ketentuan umum. Karena itu, tujuan uji publik sesungguhnya meliputi tiga

aspek, yaitu kompetensi, integritas, dan akseptabilitas.

Komisioner KPU, Arief Budiman menambahkan, uji publik dilakukan

untuk mengukur 2 hal utama, yakni kompetensi dan integritas sang bakal calon

kepala daerah. Tujuannya, agar bisa dinilai langsung oleh masyarakat.

Untuk mencapai tujuan uji publik dan menjawab permasalahan yang

muncul, mekanisme uji publik dapat dilakukan dalam tiga tahapan. Pertama, semua

bakal calon menyampaikan riwayat hidup yang memuat rekam jejak. Panitia

mengumumkan secara luas riwayat hidup dan rekam jejak kepada seluruh

masyarakat. Kedua, masyarakat dipersilahkan memberikan masukan dan informasi

terkait dengan rekam jejak kapasitas dan integritas bakal calon.6

6http://nasional.sindonews.com/read/960822/18/uji-publik-dalam-pilkada-1423193635/3 diakses pada 27 Juni 2016, pukul 23.00 WIB

Page 36: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

8

Dalam Pasal 38 ayat 2 Perppu nomor 1 tahun 2014 disebutkan, partai politik

atau gabungan dapat mengusulkan lebih dari 1 bakal calon Gubernur, Bupati, dan

Walikota untuk dilakukan uji publik. Lalu ayat 4 menyatakan, panitia uji publik

beranggotakan 5 orang yang terdiri dari 2 orang dari unsur akademisi, 2 orang dari

tokoh masyarakat, dan 1 orang anggota KPU Provinsi/kabupaten/kota.7

Uji publik bukanlah penentu lolos tidaknya calon tersebut dalam proses itu.

Namun uji publik hanya bertujuan untuk supaya masyarakat publik mengenal calon

lebih komprehensif lagi. Uji publik dengan sistem seperti ini melemahkan

PERPPU. Hasil uji publik yang tidak menggugurkan pencalonan menjadi

kelemahan Perppu. Menurut Dr. Ari Junaedi, M.Si ahli komunikasi politik

berpendapat bahwa uji publik yang seharusnya menjadi penentu dalam tahapan

pilkada akhirnya menjadi sekedar asesoris. Sinergis dengan pendapat tersebut,

Djohermansyah menyatakan bahwa lewat uji publik, partai dapat memilih calon

yang rekam jejaknya bagus, dan memiliki visi yang kuat untuk memajukan daerah.8

Beberapa aspek tersebut merupakan nilai-nilai demokrasi yang harus

diperhatikan oleh lembaga terkait pemilihan. Hal ini bertujuan untuk

mengedepankan kepentingan masyarakat dalam demokrasi. Proses penjaringan

calon oleh parpol dan uji publik idealnya bukan merupakan hal formalistik.

7http://news.liputan6.com/read/2143926/gambaran-uji-publik-kepala-daerah-pada-pilkada-serentak-2015 diakses pada 27 Juni 2016, pukul 23.07 WIB 8 http://www.kpu.go.id/koleksigambar/Suara_KPU_Desember_2014_Upload_1.pdf diakses pada 27 Juni 2016, pukul 23.27 WIB

Page 37: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

9

Membahas kembali terkait parpol pada tiga prinsip dasar parpol

memproyeksikan tujuan untuk kekuasaan dan kekuatan serta pengaruh yang tinggi

terhadap jalannya pemerintahan. Parpol berkompetisi untuk mewujudkan tujuan

ini. Di kalangan partai dominan, konflik biasanya terjadi secara internal, terutama

dalam hal penyusunan calon dan pengambilan kebijakan prioritas program. Sangat

jarang terjadi konflik dengan oposisi sebab selain partai oposisi tidak diberi peluang

untuk bergerak banyak, juga tidak memiliki kekuatan yang berarti.9 Hal ini juga

merupakan indikasi munculnya aksi borong parpol dengan tujuan tidak

memberikan peluang bagi oposisi untuk memenangkan kontestasi pemilu.

Dalam sejarah pemerintahan, umumnya negara yang menganut sistem

multipartai, roda pemerintahannya dibangun atas koalisi sejumlah partai politik.

Koalisi adalah praktik yang sangat lumrah terjadi dalam perpolitikan sebuah negara

demokrasi. Membangun koalisi partai idealnya harus memiliki perhitungan yang

rasional, misalnya seberapa besar kekuatan yang dimiliki partai dan partai apa yang

akan diajak berkoalisi, bagaimana ideologi, kekuatan, serta apa tantangan dan

keuntungan yang dapat diperoleh dengan cara koalisi. Koalisi diyakini merupakan

salah satu cara untuk kekuatan dan menggalang dukungan politik dari masyarakat

(suara). Koalisi sangat memperhatikan akan representasi karakteristik calon

pemimpin.

9 Ibid, halaman 223

Page 38: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

10

Masyarakat sebagai pemilih menjadi sasaran utama dalam memperoleh

suara. Pemilih yang tak punya kesadaran bahwa memilih adalah menetukan masa

depan mereka lima tahun kedepan, dan pemilih yang tak mengetahui mengapa dan

bagaimana mereka selayaknya berpartisipasi akan sangat mudah dimobilisasi.

Dalam posisi tersebut, mereka hanya akan menjadi supporters tanpa

terbangun kesadarannya, bahwa pilihan-pilihan mereka bisa digunakan oleh

kelompok tertentu untuk membuat masa depan daerah menjadi mainan elit semata.

Dalam keadaan partisipasi yang termobilisasi pemilih tak lagi menentukan.10 Pada

realitasnya, hal ini dapat memunculkan aksi borong parpol yang dilakukan calon

untuk memobilisasi suara pemilih. Dengan dirangkulnya partai-partai yang menjadi

peserta kontestasi pemilu ini, maka semakin mudah akses untuk memobilisasi suara

masyarakat.

Dalam nuansa politik demokrasi ini, di satu sisi orang berteriak untuk

menegakkan demokrasi, sedangkan di pihak lain mereka tidak siap menerima

kekalahan. Parpol dan koalisinya menghalalkan segala cara untuk bersaing dan

mendapatkan kemenangan dalam kontestasi pilkada. Termasuk dalam hal ini

melakukan aksi borong parpol. Dengan melakukan borong parpol, dukungan dalam

pencalonan akan semakin kuat. Dalam kondisi ini, sangat mudah untuk

memperoleh suara terbanyak dan kemenangan pemilu.

10 Leo Agustino, 2009. Pilkada dan dinamika politik lokal, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, halaman 22

Page 39: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

11

Pada konsepsi pilkada seperti ini, pilkada hanya dijadikan ajang perebutan

kekuasaan oleh segelintir elit lokal untuk mendapatkan kekuasaan dalam

pemerintahan. Menurut J. Kristiadi dan Amiruddin (2006), partai politik yang

seharusnya menjadi instrumen untuk menilai calon yang paling baik bagi

masyarakat, cenderung lebih mementingkan calon-calon yang loyal kepada parpol

daripada calon di luar partai yang memungkinkan dianggap masyarakat lebih

berkualitas dan pantas menjadi kepala daerah.

Dengan menguasai lembaga tersebut tanpa peduli kepada pemegang sejati

kedaulatan rakyat, yaitu rakyat itu sendiri, partai politik pada dasarnya sebagaian

besar feodalistik dan pragmatis akan semakin kehilangan roh dan relevansinya bagi

perkembangan demokrasi.11 Dengan sistem feodalistik, calon menginginkan

kekuasaan yang absolut dengan mempertahankan diri dan memperluas

kekuasaannya. Didukung dengan modal serta investasi politik dari hasil koalisi

yang menjadikan parpol memiliki pola pragmatis. Parpol tidak lagi menjalankan

demokrasi normatif, tapi hanya menonjolkan kepentingan pragmatis dan membuka

peluang untuk calon melakukan aksi borong parpol.

Koalisi memang tidak dilarang dalam pemilu, namun fungsi parpol yang

menjadi sarana pendidikan politik bagi warga negara seharusnya tidak hanya

mengakomodir suara rakyat dalam pemilihan guna kepentingan parpol. Sebab

rakyat dalam demokrasi yang partisipatif memiliki hak yang sama dan diberikan

kebebasan dalam pemilihan. Masyarakat juga sangat mengharapkan memiliki

11 Ibid, halaman 265

Page 40: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

12

pemimpin yang bisa mengatasi permasalahan kependudukan dan menjunjung tinggi

prinsip demokrasi.

Hal ini menjadi kesalahpahaman konsep demokrasi bukan lagi

mementingkan rakyat tapi hanya mementingkan kekuasaan koalisi parpol dalam

jatah kekuasaan serta pola pragmatis yang dilakukan. Parpol saling merapat dan

bergabung dalam koalisi pemenangan calon yang borong parpol dan tentunya

memiliki modal logistik yang besar dan memiliki tujuan pemenangan pemilu serta

kekuasaan.

Motif kekuasaan menjadi landasan dalam aksi borong parpol, dengan

proyeksi pemenangan tanpa tandingan. Calon yang melakukan borong parpol tidak

memberikan ruang bagi calon lain. Dan calon tersebut tidak akan memberi peluang

kemenangan sama sekali bagi kompetitor dalam pemilihan. Mereka memiliki

strategi merapatkan barisan. Proyeksi tujuan ini tentunya kemenangan yang harus

diraih dalam pemilu dan kelanggengan kekuasaan.

Demokrasi pada kenyataannya hanya berorientasi pada pemilik modal atau

siapa yang berkekuatan logistik yang besar. Hal ini memang menjadi masukan dana

bagi parpol yang bergabung dalam koalisi borong parpol. Logistik yang besar ini

seakan dapat membayar sejumlah parpol untuk bergabung dalam aksi borong

parpol. Calon yang memiliki logistik yang besar dapat melakukan aksi borong

parpol dengan mudah dan tanpa larangan karena tidak adanya kejelasan aturan dan

larangan mengenai hal ini. Termasuk dalam pemilihan kepala derah (pilkada).

Page 41: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

13

Dengan mengemasnya dalam koalisi, borong parpol nampak jelas terlihat

sebagai strategi yang dijalankan oleh calon yang melakukan borong parpol. Selain

profit logistik yang akan didapatkan parpol dalam borong parpol ini, pembagian

kekuasaan juga menjadi tujuan bergabungnya parpol dalam borong parpol ini.

Calon yang menjalankan strategi ini tentunya setelah menang akan membicarakan

terkait bagaimana dan siapa saja yang mendapatkan kekuasaan dan jabatan strategis

sebagai kepala birokrasi di unit-unit pemerintahannya sebagai kontribusi balas jasa.

Parpol dalam aktivitasnya memang membutuhkan logistik dan uang sebagai

penunjang segala kegiatan parpol. Dari segi perekonomian parpol, momen pilkada

bisa menjadi momen untuk mencari profit. Pola gerak parpol menjadi pragmatis,

dan tidak lagi mengedepankan demokrasi atas kedaulatan rakyat. Parpol akan

memihak kepada calon yang menjanjikan profit serta jatah kekuasaan, hal ini dapat

dikatakan bahwa calon tersebut akan loyal dengan parpol pendukungnya serta

berkontribusi positif bagi parpol tersebut. Calon yang borong parpol akan

melakukan transaksi dukungan parpol dengan membayarkan sejumlah biaya

dukungan parpol dan parpol tersebut siap mengusungnya sebagai calon.

Setiap parpol pastinya memiliki anggota dan partisipan yang siap

memberikan suara mereka ketika ada instruksi dari pimpinan parpol tentang kepada

siapa mereka memihak dan memberikan suaranya. Fenomena ini tentunya sangat

disayangkan karena tidak mengedepankan demokrasi yang menjunjung kedaulatan

rakyat. Seharusnya parpol mendengar harapan masyarakat bukan hanya sekedar

memperkuat kekuasaan dan menjadi pragmatis jelang pilkada. Partai politik lepas

Page 42: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

14

dari fungsinya sebagai pembelajaran politik bagi masyarakat. Parpol juga lepas dari

substansi fungsional parpol sebagai representasi masyarakat dalam pemerintahan.

Anggota Komisi II DPR RI Yandri Susanto berharap, ada regulasi yang jelas

mengatur praktik borong parpol. Hal itu untuk mengantisipasi munculnya calon

tunggal saat pilkada. Ia pun mengusulkan agar batasan koalisi partai dimasukkan

dalam agenda revisi UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada.12

Menurut Toto Sugiarto (Pengamat politik dari PARA Syndicate), calon

tunggal dalam Pilkada serentak mengindikasikan adanya politik transaksional dan

indikasi adanya politisi yang memborong parpol untuk menggalang dukungan

dalam Pilkada serentak.13

Pada tanggal 9 Desember 2015, Kabupaten Serang melaksanakan pemilihan

kepala daerah (pilkada) serentak untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Serang.

Pilkada ini juga merupakan wujud demokrasi yang tercantum dalam UU No. 27

Tahun 2007 tentang penyelenggaraan pemilu.

Berdasarkan pengumuman KPU kabupaten Serang nomor

131/313/KPU.kab.srg-015.436395/VIII/Tahun 2015 tentang penetapan nomor urut

pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati tahun 2015 pasangan calon dengan nomor

12http://pilkada-serentak-2015.liputan6.com/read/2289001/fenomena-calon-tunggal-begini-solusi-antisipasi-borong-parpol media berita online, diakses pada 28 Oktober 2015 pukul 22.45 WIB 13http://www.gatra.com/politik-1/pemilu-1/pilkada-1/158975-pengamat-perppu-pilkada-serentak-bakal-munculkan-politisi-borong-parpol.html media berita onlien, diakses pada 28 Oktober 2015 pukul 22.48 WIB

Page 43: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

15

urut 1 yakni HJ. Ratu Tatu Chasanah, SE., M.Ak dan Drs. H. Pandji Tirtayasa, M.si.

pasangan nomor urut 2 yakni Ahmad Syarif Madzkurullah, SH dan Aep Syaefullah.

Dalam pilkada ini, partai politik membentuk koalisi atau bergabung dengan

partai politik lainnya guna menyatukan tujuan untuk mengusung calon Bupati dan

wakilnya. Koalisi ini dengan tujuan mendapatkan dukungan suara terbanyak untuk

proyeksi tujuan pemenangan pemilu, kekuasaan, dan pragmatis.

Pasangan dengan nomor urut 1 diusung oleh koalisi beberapa partai yakni

Golkar, PDI-P, PKS, Nasdem, Demokrat, PAN, PPP, PKB. Pasangan nomor urut 2

diusung oleh partai Gerindra, Hanura, dan PBB. Dari realitas ini, pasangan nomor

urut 1 terindikasi melakukan aksi borong parpol.

Ketua KPU-RI memberikan tanggapan atas aksi borong parpol ini bahwa

ada calon kepala daerah di Serang, Banten, borong parpol dalam pilkada serentak

gelombang pertama pada 2015. Pada fenomena ini, sepasang bakal calon kepala

daerah memborong seluruh parpol dari Koalisi Merah Putih (KMP) maupun Koalisi

Indonesia Hebat (KIH).14

Meski hal itu tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang,

namun ketua KPU Husni Kamil Malik berharap kondisi ini tidak dilupakan begitu

saja oleh pemerintah dan DPR RI untuk menjadi materi pembahasan terkait dengan

regulasi bagi penyelenggara pemilu ke depan.15

14http://news.liputan6.com/read/2281561/kpu-borong-parpol-bisa-undur-pilkada-serentak diakses pada 11 oktober 2015 14.30 WIB 15http://indalber.com/waspadai-borong-parpol-di-pilkada/ diakses pada 11 oktober 2015 23.57 WIB

Page 44: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

16

Selanjutnya Husni juga menjelaskan tentang regulasi pilkada bahwa yang

punya kewenangan untuk membuat regulasi itu pemerintah dan DPR. Fenomena

memborong parpol itu tidak demokratis, tapi kalau diberlakukan batasan dukungan

maksimal partai, juga tidak demokratis. Pada akhirnya, partai politik yang akan

menjadi kunci dalam terwujudnya pilkada itu demokratis atau tidak.16

Namun, pada realitasnya parpol tidak lagi melakukan demokrasi yang

diharapkan oleh rakyat. Parpol justru fokus dengan bagaimana memenangkan

kontestasi pemilu, jatah kekuasaan dan pragmatis. Fenomena ini sebagai rasa takut

akan kekalahan para bakal calon borong partai yang biasanya merupakan inkamben

atau petahana. Para calon inkamben ini dianggap tidak ingin memberi peluang

kepada lawan (oposisi) untuk mendapat dukungan parpol. Mereka berupaya untuk

menang dalam pilkada dan melanggengkan kekuasaan mereka dengan hegemoni

pemborongan parpol yang dilakukan.

Ditengah perhelatan politik ini, mahasiswa melakukan aksi dengan isu

borong parpol. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kabupaten

Serang menilai pilkada serentak Kabupaten Serang hanya sekedar formalitas dan

basa basi. Menurut Koordinator aksi Sukatno bahwa ada sebuah keganjilan terjadi

dalam proses pilkada serentak ini karena aksi borong partai sangat banyak terjadi

dan ini menjangkiti partai-partai kontestan pilkada Kabupaten Serang.17

16Pernyataan Husni Kamil Malik pada http://indalber.com/waspadai-borong-parpol-di-pilkada/ diakses pada 11 oktober 2015 23.59 WIB 17http://bantenpos.co/arsip/2015/08/mahasiswa-pilkada-serang-hanya-formalitas-dan-basa-basi/ diakses pada 12 oktober 2015 00.17 WIB

Page 45: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

17

Dirinya menambahkan meskipun satu pasang boneka tersebut diusung oleh

partai namun terlihat jelas hanya kamuflase saja, sehingga pilkada serentak dapat

dilakukan. Selanjutnya sukatno menyatakan bahwa hal ini menjatuhkan nilai

demokrasi, tidak hanya itu parpol tidak memiliki itikad baik dalam membangun

Banten karena semua parpol berbondong bondong merapat ke salah satu petahan

yang kami lihat tidak layak memimpin Kabupaten Serang.18

Parpol tidak mempertimbangkan kapabilitas dan kemampuan dari calon

tersebut, tapi hanya memikirkan bagaimana kemenangan bisa diraih kembali dan

anggota parpolnya dapat menduduki jabatan strategis dalam birokrasi pemerintahan

calon tersebut serta biaya yang diberikan calon untuk parpol tersebut dalam

memberikan dukungan kepada calon tersebut dan memperlancar proses pilkada.

Pasangan Ratu Tatu dan Pandji Tirtayasa menjadi calon bupati dan wakil

bupati tunggal yang diusung oleh 8 partai politik hingga masa pendaftaran habis

pada tanggal 28 Juli lalu, sementara satu pasang calon lainnya Syarief dan Aep yang

diusung oleh 3 parpol gagal dan ditolak karena tidak lulus verifikasi. Namun

pendaftaran kembali diperpanjang karena hanya ada satu pasang calon yang

terdaftar di KPU Kabupaten Serang, yang pada akhirnya pasangan Syarif dan Aep

kembali mendaftar dan lulus verifikasi.

18Pernyataan koordinator aksi KAMMI UNTIRTA, dikutip dari http://bantenpos.co/arsip/2015/08/mahasiswa-pilkada-serang-hanya-formalitas-dan-basa-basi/ diakses pada 12 oktober 2015 00.19 WIB

Page 46: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

18

Secara politik, hukum rimba dan sikap aji mumpung sangat kental

mewarnai. Akibatnya, kepentingan kelompok dan golongan lebih diutamakan

daripada kepentingan bangsa dan masyarakat. Esensi demokrasi the winner takes

all tidak berlaku, karena kekalahan merupakan sesuatu yang memalukan sehingga

suburlah budaya tandingan dan/atau memutus silaturahmi.19

Keadaan politik tersebut dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini. Penelitian

ini merupakan studi komunikasi politik. Studi komunikasi politik menjadi studi

yang bersifat ilmiah, sekaligus bisa pula diterapkan untuk kajian praktis yang

berkait dengan strategi memengaruhi persepsi hingga voting behavior. Pada aspek

psikologi sosial, kajian ini digunakan untuk memahami aspek komunikasi pada

individu, seperti perubahan sikap, efek pesan politik lewat media, dan persepsi

politik.20 Seperti yang dikaji dalam penelitian ini yakni bagaimana persepsi

masyarakat tentang aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015.

Aksi borong parpol ini menjadi trend tersendiri dalam kontestasi pilkada,

khususnya pilkada di Kabupaten Serang. Penulis tertarik untuk mencari data dan

analisis hasil data dalam penelitian ini terkait persepsi masyarakat tentang aksi

borong partai politik pada pilkada kabupaten Serang. Dalam penelitian ini,

penulis memilih responden masyarakat pemilih karena memiliki hak suara dalam

pilkada kabupaten Serang 2015. Fenomena ini merupakan kajian yang sangat

19Henry Subaktio. 2014. Komunikasi politik, Media, dan Demokrasi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, halaman 38 20 Henry Subaktio, 2014. ibid, halaman 6

Page 47: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

19

penting melihat fenomena komunikasi politik yang semakin rumit dan sulit

dipahami dan aksi borong parpol yang terjadi secara alamiah dalam berpolitik.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang, rumusan masalah dalam penulisan ini adalah:

“Seperti Apa Persepsi Masyarakat tentang Aksi Borong Partai Politik pada

Pilkada Kabupaten Serang?”

1.3 Identifikasi Masalah

Untuk lebih mudah dalam analisis data, penulis merumuskan identifikasi

masalah dalam penulisan ini yaitu :

1. Seberapa besar tahapan seleksi dalam pembentukan persepsi

masyarakat tentang aksi borong partai politik pada pilkada kabupaten

Serang?

2. Seberapa besar tahapan organisasi dalam pembentukan persepsi

masyarakat tentang aksi borong partai politik pada pilkada kabupaten

Serang?

3. Seberapa besar interpretasi masyarakat tentang aksi borong partai

politik pada pilkada kabupaten Serang?

Page 48: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

20

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui seberapa besar tahapan seleksi dalam pembentukan

persepsi masyarakat tentang aksi borong partai politik pada pilkada

kabupaten Serang?

2. Mengetahui seberapa besar tahapan organisasi dalam pembentukan

persepsi masyarakat tentang aksi borong partai politik pada pilkada

kabupaten Serang?

3. Mengetahui seberapa besar interpretasi masyarakat tentang aksi borong

partai politik pada pilkada kabupaten Serang?

1.5 Manfaat Penelitian

Penulis berharap, hasil dari penelitian ini dapat menjadi studi literatur

tentang komunikasi politik, dan ilmu sosial politik. Juga menjadi landasan kritik

membangun bagi gerakan tertib politik. Hal ini bertujuan sebagai perwujudan

nilai demokrasi. Dan penelitian ini memberikan manfaat yakni :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diperuntukkan untuk dapat dijadikan studi literatur

sebagai pengembangan ilmu komunikasi politik tentang pengukuran persepsi

dan analisisnya. Dan juga menjadi studi politik bagi masyarakat negara

Indonesia dan masyarakat Serang khususnya dalam upaya mewujudkan

pemerintahan yang demokratis dan kedaulatan masyarakat yang utuh. Penulis

juga sangat menginginkan penelitian ini menjadi pertimbangan DPR RI, DPD,

Page 49: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

21

DPRD, Mahkamah Konstitusi, bersama Presiden untuk mengamandemen

Undang-Undang pelaksanaan pemilu yang lebih demokratis dan menjunjung

tinggi demokrasi normatif yang kompetitif.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini akan berkontribusi bagi masyarakat pemilih dalam

partisipasi politik mereka. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi

pertimbangan Komisi Pemilihan Umum-Republik Indonesia, khususnya KPU

Kabupaten Serang untuk merubah regulasi dan ketetapan aturan pilkada. Dan juga

dapat menjadi pertimbangan pemerintah dalam membuat aturan terkait pilkada dan

perwujudan demokrasi di Indonesia, termasuk Kabupaten Serang, Banten. Penulis

juga menginginkan gerakan tertib politik bagi masyarakat Negara Indonesia,

khususnya Serang Banten. Dan juga untuk mewujudkan kesadaran politik

masyarakat serta meningkatkan partisipasi politik reaktif dan selektif mereka.

Page 50: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

22

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Ilmu Komunikasi

Menurut William I Gorden, komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan

sebagai transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan. Dalam

komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang

telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal maupun nonverbalnya.

Seperti yang dikemukakan oleh Burgoon, yang menekankan variabel-variabel yang

berbeda, yakni penerima dan makna pesan bagi penerima, hanya saja makna pesan

itu juga berlangsung dua arah.21

Dalam berkomunikasi, orang-orang akan meramalkan efek perilaku

komunikasi mereka. Artinya, orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan

bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu

disadari, dan sering berlangsung cepat. Prediksi ini muncul dari proses pemahaman

perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya.22

21 Deddy mulyana, 2008. Ilmu komunikasi suatu pengantar, Bandung, PT. Remaja rosdakarya, halaman 74-76 22 Ibid., halaman 115

Page 51: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

23

Pada hakikatnya, komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Yang

dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan bahasa sebagai penyalurnya.23 Bahasa komunikasi dinamakan pesan,

orang yang menyampaikan pesan tersebut disebut komunikator, dan yang

menerima pesan adalah komunikan. Lebih tegasnya, komunikasi berarti proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan komunikasi terdiri

dari dua aspek, pertama isi pesan, kedua adalah lambang. Isi pesan merupakan

pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa.

2.1.1 Jenis Komunikasi

Berdasarkan jenisnya, komunikasi dibagi menjadi komunikasi

pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Dalam penelitian ini

menggunakan kajian komunikasi massa dan komunikasi politik. Yang

dimaksudkan komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa

modern, yang meliputi surat kabar, siaran radio, berita online, dan televisi

yang ditujukan kepada khalayak umum.

Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada

komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan

media. Seorang politikus dapat mencapai jauh lebih banyak komunikan

dengan sekali uraian pada media massa.24

23 Onong uchjana effendy, 2007. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi, Bandung :PT. Citra Adithya Bakti, halaman 28 24 Ibid, halaman 79-80

Page 52: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

24

Berita terkait perkembangan proses pilkada Kabupaten Serang 2015

dipublikasikan di media. Masyarakat pemilih dapat memantau

perkembangan terkini berita pilkada Kabupaten Serang. Penulis menyimak

berita di media dan menjadikan referensi yang relevan dalam penelitian ini.

2.1.2 Proses Komunikasi

Terdapat dua perspektif proses komunikasi, yang pertama yakni

perspektif psikologis. Dalam perspektif psikologis, proses komunikasi ini

terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Ketika komunikator berniat

untuk menyampaikan pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi

suatu proses/decoding. Dan kemudian, pesan yang disampaikan akan

dimaknai oleh komunikan dalam proses penafsiran pesan/enconding.

Dan yang kedua perspektif mekanistis, proses komunikasi dibagi

lagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yakni komunikasi secara primer,

yakni proses penyampaian pikiran dengan menggunakan lambang/simbol

sebagai media atau saluran. Proses selanjutnya yakni komunikasi sekunder,

yakni proses penyampaian pesan dengan menggunakan sarana atau media

kedua setelah lambang/simbol.25 Proses komunikasi mekanistis ini bersifat

situasional, bergantung pada situasi ketika komunikasi itu berlangsung.

25 Ibid, halaman 40-44

Page 53: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

25

2.1.3 Tujuan Komunikasi

Komunikasi memiliki tujuan untuk: mengubah sikap; mengubah

opini/pandangan/pendapat; mengubah perilaku; mengubah masyarakat.

Pada hakikatnya, komunikasi memiliki tujuan kesamaan makna pesan yang

disampaikan komunikator kepada komunikan dan terciptanya pengertian.

2.1.4 Model Komunikasi

Gambar 2.1 Model S-O-R 26

Model ini menunjukkan komunikasi sebagai proses aksi-reaksi yang

sangat sederhana. Pengembangan model ini yakni teori komunikasi S-O-R

(stimulus-organism-response).

26 Onong Uchjana Effendy, 2006. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, halaman 253

Stimulus Organisme:

Seleksi Organisasi interpretasi

Respon

Peningkatan wawasan dan persepsi

Page 54: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

26

2.1.5 Tradisi Sosiopsikologis

Kajian individu sebagai makhluk sosial merupakan tujuan dari

tradisi sosiopsikologis. Berasal dari kajian psikologi sosial, tradisi ini

memiliki tradisi yang kuat dalam komunikasi. Teori-teori tradisi ini

berfokus pada perilaku sosial individu, variabel psikologis, efek individu,

kepribadian dan sifat, persepsi, serta kognisi.27 Seperti dalam penelitian ini

yakni meneliti bagaimana persepsi masyarakat tentang aksi borong parpol

pada pilkada kabupaten Serang. Penelitian ini termasuk tradisi

sosiopsikologis yang berfokus pada persepsi.

Pertanyaan-pertanyaan penting dalam penelitian area ini, termasuk

bagaimana persepsi dipresentasikan secara kognitif serta bagaimana

representasinya diproses melalui mekanisme yang memberikan perhatian,

ingatan, campur tangan, seleksi, motivasi, perencanaan, dan

pengorganisasian. Tradisi dalam sosiopsikologis dibagi kedalam tiga

cabang yakni : perilaku, kognitif, dan biologis. Dalam teori kognitif, teori

ini berpusat pada bentuk pemikiran, cabang ini berkonsentrasi pada

bagaimana individu memperoleh, menyimpan, dan memproses informasi

dalam cara yang mengarahkan output mereka. Dengan kata lain, apa yang

anda lakukan dalam situasi komunikasi bergantung tidak hanya pada bentuk

stimulus-response, melainkan pada operasi mental yang digunakan untuk

27 Stephen W littlejohn, keren a foss. 2009. Teori komunikasi. edisi 9, Jakarta: salemba humanika, halaman 63

Page 55: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

27

mengelola informasi.28 Penulis menerapkan teori S-O-R yakni stimulus-

organism-response. Pada tahapan organism atau subjek akan terjadi proses

kognitif yakni berpikir untuk mengolah informasi yang akan berujung pada

respons dan interpretasi dari individu tersebut.

2.1.6 Psikologi Komunikasi

Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat

dalam komunikasi. Pada diri komunikan, psikologi memberikan

karakteristik manusia komunikan serta faktor-faktor internal maupun

eksternal yang mempengaruhi perilaku komunikasinya. Pada saat pesan

sampai pada diri komunikan, psikologi melihat kedalam proses penerimaan

pesan, menganilisa faktor-faktor personal dan situasional yang

mempengaruhinya.29

Pada pilkada kabupaten Serang, individu masyarakat menerima

stimulus situasional dari suasana politik pilkada. Proses lanjutannya adalah

bagaimana mereka menerima informasi pilkada dan berproses kognitif

dalam pembentukan persepsi tentang aksi borong parpol.

George A Miller, mendefinisikan psikologi komunikasi yang

mencakup semuanya yakni psikologi komunikasi adalah ilmu yang

berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental

dan behavioral dalam komunikasi. Peristiwa mental adalah mediasi stimuli

28 Ibid, halaman 64-65 29 Jalaluddin Rakhmat, 2008. Psikologi komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, halaman 5

Page 56: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

28

sebagai akibat berlangsungnya komunikasi. Peristiwa behavioral adalah apa

yang nampak ketika orang berkomunikasi.30

2.1.7 Efek Kognitif Komunikasi Massa

Informasi yang diperoleh telah menstruktur atau mengorganisasikan

realitas. Realitas tersebut memiliki makna, bisa disebut sebagai citra. Citra

adalah gambaran tentang gambaran tentang realitas. Citra adalah dunia

menurut persepsi kita. Media massa bekerja untuk menyampaikan

informasi. Buat khalayak, informasi itu dapat membentuk,

mempertahankan, atau meredefinisikan citra.

Menurut McLuhan, media massa adalah perpanjangan dari alat

indera kita. Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda,

orang, atau tempat yang tidak kita alami secara langsung. Media massa

datang untuk menyampaikan informasi tentang sosial dan politik.31

2.1.8 Teori Komunikasi S-O-R

Teori komunikasi dapat mengacu pada sebuah teori tunggal atau

dapat digunanakan untuk menandakan kearifan kolektif yang ditemukan

dalam seluruh kesatuan teori-teori yang berhubungan dengan komunikasi.32

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori komunikasi S-O-R

(stimulus-organism-response).

30 Jalaluddin Rakhmat, 2008. Psikologi komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, halaman 9 31 Ibid, halaman 224 32 Littlejohn, halaman 21

Page 57: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

29

Teori S-O-R masuk dalam tradisi sosiopsikologis, kajian individu

sebagai makhluk sosial merupakan tujuan dari tradisi ini. Berasal dari kajian

psikologi sosial, tradisi ini memiliki tradisi yang kuat dalam komunikasi.33

Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap

stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan

memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Unsur

komunikasi pada teori ini yakni tentang pesan (stimulus), komunikan

(organism), dan efek (response).

Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya sikap manusia, perubahan serta

pengukurannya, mengutip dari pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang

menyatakan bahwa dalam menalaah sikap yang baru ada tiga variabel

penting yaitu : perhatian; pengertian; penerimaan.34

Menurut model S-O-R ini, organisme menghasilkan perilaku

tertentu jika ada stimulus tertentu pula. Maka unsur-unsur dari teori ini

adalah Pesan (Stimulus, S), Komunikan (Organisme, O), Efek (Response,

R)35

Hovland (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku

pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku

tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari:

33 Ibid, halaman 63 34 Onong U effendy, halaman 254-256 35Onong Uchjana Effendy. Halaman 254

Page 58: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

30

a. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau

ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak, berarti

stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan

berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme, berarti

ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima)

dan dimengerti, maka stimulus ini akan dilanjutkan kepada proses

berikutnya.

c. Organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan

untuk betindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan,

maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut

(perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah

hanya apabila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus

semula. Peran stimulus adalah untuk meyakinkan organisme untuk

memberikan perhatian lebih. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor

reinforcement memegang peranan penting.

Page 59: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

31

2.1.9 Persepsi

Persepsi merupakan proses internal yang memungkinkan kita

memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan

kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.36 Menurut Joseph A

Devito : persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya

stimulus yang mempengaruhi indra kita37

Persepsi digolongkan menjadi dua bagian yakni persepsi terhadap

lingkungan fisik dan persepsi sosial. Peneliti mengkaji persepsi sosial,

fokusnya adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-

kejadian yang kita alami dalam lingkungan.

Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafiran (interpretasi)

adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding)

dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika

persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif.

Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan

pesan yang lain.

Persepsi meliputi pengindraan (sensasi) melalui alat-alat indra (

indra peraba, indra penglihat, indra pencium, indra pengecap, dan indra

pendengar), atensi, dan interpretasi. Sensasi merujuk pada pesan yang

diirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman,

36 Deddy mulyana, halaman 179 37 Ibid, halaman 180

Page 60: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

32

dan pengecapan. Makna pesan yang dikirimkan ke otak harus dipelajari.

Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan Paul

E. Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu:

seleksi, organisasi, dan interpretasi. Yang dimaksud seleksi sebenarnya

mencakup sensasi dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada

interpretasi.38

Karenanya Sereono dan Bodaken, juga Pearson dan Nelson,

menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: Seleksi,

organisasi, dan interpretasi.39

1. Seleksi

Seleksi adalah proses pemilihan stimulus tertentu, dari

sekian banyak stimulus yang diterima oleh individu. Ketika

rangsangan-rangsangan bersaing untuk mendapatkan perhatian

kita, kita hanya dapat fokus pada salah satu rangsangan saja. Oleh

karena itu kita harus menolak rangsangan-rangasangan lainnya.40

Seleksi dipengaruhi oleh sensasi dan atensi. Sensasi atau

pengindraan terjadi ketika makna pesan yang dikirimkan ke otak harus

dipelajari. Semua indra dalam tubuh memiliki andil bagi berlangsungnya

komunikasi manusia.

38 Deddy Mulyana, 2010. ilmu komunikasi suatu pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, halaman 181 39 Deddy mulyana. Halaman 169 40 Michael Gambel, Communication Works. New York: Random House inc. Halaman 53

Page 61: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

33

Sementara perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek.

Perhatian sendiri dibagi menjadi beberapa macam41:

a) Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya,

timbul secara spontan. Perhatian ini erat hubungannya dengan minat

individu. Bila individu telah memiliki minat terhadap suatu objek, maka

terhadap objek itu biasanya timbul perhatian yang spontan, secara

otomatis perhatian itu akan timbul.

b) Perhatian reflektif, perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, karena

itu harus ada kemauan untuk menimbulkannya. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perhatian reflektif akan timbul bila adanya faktor

pendorong yang aktif.

c) Perhatian statis, perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi

yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu yang

cukup lama.

d) Perhatian dinamis, perhatian yang mudah berubah, mudah berpindah,

mudah bergerak dari objek yang satu ke objek yang lain.

Perhatian sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

dipengaruhi oleh faktor biologis (lapar, haus dan sebagainya); faktor

fisiologis (tinggi, pendek, gemuk, kurus, sehat, sakit, lelah, penglihatan atau

pendengaran kurang sempurna, cacat tubuh dan sebagainya); dan faktor-

41 Bimo Walgito, 2002. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Halaman 57-59

Page 62: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

34

faktor sosial budaya seperti gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan,

penghasilan, peranan, status sosial, pengalaman masa lalu, kebiasaan dan

bahkan faktor-faktor psikologis seperti ketertarikan, keinginan, motivasi,

pengharapan dan sebagainya.42

2. Organisasi

Wood menjelaskan bahwa seseorang dapat mengorganisasikan

persepsinya dengan cara mengolah dan memproses pengalaman serta

pengetahuannya dengan menggunakan struktur kognitif atau framework

yang dibangun seseorang dengan mengambil informasi tentang

lingkungannya. 43

Menurut David Krench, pengorganisasian pesan dibagi menjadi

dua bagian, yaitu:44

a) Frame of Reference, yaitu kerangka pengetuahan yang dimiliki serta

dipengarui dari pendidikan, bacaan, ataupun penelitian.

b) Frame of Experience, yaitu berdasarkan pengalaman yang telah dialami

serta tak terlepas dari keadaan lingkungan sekitarnya.

3. Interpretasi

Menurut Deddy Mulyana interpretasi adalah inti dari proses

berlangsungnya kegiatan persepsi. Interpretasi merupakan suatu aspek

kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti

42 Deddy Mulyana. Halaman 169 43 Julia Wood. Halaman 42 44 Tiara Prasilia, 2007. Studi Persepsi Resiko Keselamatan Berkendara serta Hubungannya dengan konsep Locus of Control pada Mahasiswa FKM UI yang Mengendarai Motor. Skripsi. Hal.14

Page 63: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

35

kepada stimulus yang diterimanya. Proses seleksi serta pengorganisasian

pesan menghasilkan pembentukan makna serta pembentukan ekspresi

terhadap stimulus tersebut.45

1. Pembentukan makna muncul dari hubungan khusus antara kata (sebagai

simbol verbal) dan manusia, makna tidak dapat melekat pada kata-kata

namun kata-kata membangkitkan makna dalam pikiran orang. Jadi,

tidak ada hubungan langsung antara suatu objek dan simbol yang

digunakan untuk mempresentasikanya.

2. Pembentukan ekspresi merupakan proses pengungkapan gagasan atau

perasaan dari dalam diri seseorang baik berupa kata-kata, gambar

maupun tindakan.

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli

inderawi (sensori stimuli). (Desiderato, 1976:129).46

Dalam pembentukan persepsi, terdapat faktor yang mempengaruhi

persepsi, yakni perhatian. Menurut Kenneth E. Anderson, perhatian adalah

proses mental ketika stimulus atau rangkaian stimulus menjadi menonjol

dalam kesadaran pada saat stimulus lainnya melemah.47

45 Deddy Mulyana. Halaman 169 46 Jalaluddin Rakhmat, 2008. Psikologi komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, halaman 51 47 Ibid, halaman 51

Page 64: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

36

Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perhatian

yang bersifat eksternal atau penarik perhatian. Stimulus diperhatikan karena

mempunyai sifat yang menonjol antara lain: gerakan, intensitas stimulus,

kebaruan, dan perulangan. Faktor situasional pertama yakni gerakan secara

visual dapat diartikan sebagai sesuatu yang bergerak dan menarik perhatian

manusia. Faktor kedua yakni intensitas stimuli, kita akan memperhatikan

stimulus yang lebih menonjol dari stimulus yang lain. Pada saat pilkada

kabupaten Serang ini masyarakat tertarik pada realitas pilkada dan kabar

pilkada. Faktor ketiga yakni kebaruan, hal-hal yang baru akan menarik

perhatian. Faktor keempat yakni perulangan, hal-hal yang disajikan berkali-

kali dengan sedikit variasi akan menarik perhatian.

Seperti pola pada pilkada sebenarnya terjadi setiap lima tahun.

Namun, dalam setiap momen pilkada hal ini tetap menjadi daya tarik sendiri

bagi masyarakat yang akan memberikan hak suaranya. Termasuk dalam

pilkada kabupaten Serang, masyarakat tertarik dengan bagaimana pemilihan

Bupati berlangsung, mereka mulai mencari informasi tentang siapa yang

mencalonkan dan asal parpolnya.

Faktor berikutnya yang juga mempengaruhi perhatian yakni faktor

internal. Kenneth A. Enderson menyimpulkan dalil-dalil tentang perhatian

selektif. Menurut Kenneth, perhatian itu merupakan proses yang aktif dan

dinamis, bukan pasif dan refleksif. Individu cenderung memusatkan

perhatiannya pada stimulus tertentu dan hal tersebut penting, menonjol, atau

melibatkan dirinya. Pada pilkada kabupaten Serang ini, individu

Page 65: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

37

memperhatikan bagaimana proses yang terjadi dalam pilkada dan memang

mereka memiliki hak pilih dalam pilkada ini.

Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus, tetapi

karakteristik orang yang memberikan respons pada stimulus itu. Dalam

proses selektifnya, persepsi bersifat selektif secara fungsional menurut

Krech dan Crutchfield. Objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi

individu biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang

melakukan persepsi.

Setelah faktor fungsional, faktor yang juga menjadi kajian dalam

proses pembentukan persepsi adalah faktor struktural. Menurut teori

Gestalt, bila kita mempersepsi sesuatu, kita mempersepsinya sebagai suatu

keseluruhan. Medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan

diberi arti. Kita mengorganisasikan stimulus dengan melihat konteksnya.

Walaupun stimulus itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan

interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimulus yang akan kita

persepsi. Stimulus yang diterima oleh masyarakat memang tidak terlalu

mendetail. Dalam hal yang mendasar, pemilu merupakan sebuah kebutuhan

masyarakat dalam politik, dan bagaimana hal ini akan diinterpretasikan oleh

masyarakat dalam persepsi mereka.

Page 66: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

38

Menurut Rakhmat, persepsi ditentukan oleh beberapa faktor yang

berasal dari stimulus, yaitu:

1. Perhatian

Proses mental stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran

pada saat stimuli lainnya melemah. Sedangkan atensi yang

dipengaruhi oleh faktor eksternal, yakni atribut-atribut objek

yang dipersepsikan.

2. Penafsiran

Penafsiran merupakan proses dimana penerima memberi

arti terhadap pesan-pesan yang dierimanya, mengorganisasikan

stimuli dengan konteksnya, dan mengisinya dengan interpretasi

yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsikan.

3. Pengetahuan

Pengetahuan terjadi bila ada perubahan pada apa yang

diketahui, dipahami, atau dipersepsikan khalayak. Kognitif

terjadi pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi

dirinya. Persepsi sosial atau persepsi orang terhadap orang lain

adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-

kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Oleh karena

itu manusia mempunyai aspek emosi, maka persepsi atau

penilaian kita terhadap orang akan mengandung resiko.

Persepsi saya terhadap anda merupakan persepsi anda terhadap

Page 67: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

39

saya, dan pada gilirannya persepsi anda terhadap saya juga

mempengaruhi persepsi saya terhadap anda.48

Fenomena borong parpol dalam pilkada Kabupaten Serang ini akan

diinterpretasikan dalam persepsi masyarakat dan nantinya akan berujung

pada persepsi politik mereka.

2.2 Teori Perseptual

Menurut argumentasi Carey, McLuhan mengambil satu halaman dari

hipotesis Sapir-Worf. Ingat bahwa dalil ini mengatakan bahwa bahasa yang

digunakan orang menentukan sifat pikiran manusia sebenarnya struktur realitas

yang disajikan kepada seseorang sangat dipengaruhi oleh bahasa yang tersedia

untuk mengkonseptualisasikan dunia nyata yang dipersepsi oleh orang itu. Jika

filosof William James menulis, kehidupan intelektual manusia hampir seluruhnya

terdapat dalam penggantian tatanan perseptual sebagai sumber pengalamannya

dengan tatanan konseptual.

Hipotesis Sapir-Worf mengajukan tekanan yang berbeda, yaitu bahwa

tatanan konseptual lebih dari sekedar pengganti, tetapi menentukan tatanan

perseptual. James tidak memandang persepsi maupun konsep sebagai penentu, kita

membutuhkan kedua-duanya seperti kita membutuhkan kedua kaki untuk berjalan.

McLuhan mengambil pandangan yang lebih deterministik, yakni pandangan

48 Wirawan Sarlito, 1982. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang, hal. 52

Page 68: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

40

determinisme teknologis. Dalam hal ini media komunikasi berbasis teknologi atau

media massa.

2.3 Komunikasi Politik

2.3.1 Definisi Komunikasi Politik

Banyak aspek kehidupan politik dapat dilukiskan sebagai

komunikasi. Komunikasi politik memiliki definisi yaitu kegiatan

komunikasi yang dianggap komunikasi politik berdasarkan konsekuensinya

yang mengatur perbuatan manusia dalam kondisi konflik.49 Seperti halnya

fenomena borong parpol ini tentunya terdapat komunikasi politik, adanya

komunikator politik merangkap aktor politik yang menyampaikan pesan

politik dalam kegiatan politik tersebut kepada khalayak komunikan pemilih

dan selanjutnya akan ada respon dan mempengaruhi persepsi dari

komunikan tersebut.

2.3.2 Media Massa dalam Komunikasi Politik

Bagi McLuhan, setiap media komunikasi memiliki gramatika.

Gramatika adalah aturan kerja yang erat hubungannya dengan gabungan

indera (penglihatan, sentuhan, suara, penciuman, dsb) yang berkaitan

dengan penggunaan media oleh seseorang. Karena orang-orang

menggunakan media tertentu, mereka secara berlebihan mengandalkan

indera yang berkaitan dengan media tersebut. Maka, sampai tahap ini media

49 Dan nimmo, 2005. komunikasi politik. Bandung : Remaja rosdakarya, halaman 9

Page 69: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

41

merupakan perpanjangan dari indera manusia: bicara sebagai perpanjangan

indera untuk suara, cetakan merupakan perpanjangan dari indera

penglihatan, dan media televisi adalah perpanjangan indera peraba.50

Karena setiap media dibiaskan terhadap indera tertentu dan

penggunaan media menghasilkan pengandalan yang berlebihan, atau bias,

dalam keseluruhan pola indera manusia, akibatnya ialah bahwa media

mempunyai akibat yang sangat kuat terhadap orang yang

menggunakannya.51 Berita tentang pilkada kabupaten serang sudah

dipostingkan di berbagai media. Dalam investigasi media, penulis

mengambil beberapa berita terkait pilkada kabupaten Serang. Masyarakat

kabupaten Serang mengetahui informasi dan berita pilkada kabupaten

Serang juga dapat melalui media. Informasi akan cepat sampai kepada

khalayak publik dengan komunikasi massa dan publikasi media.

2.3.3 Kepribadian dan Politik

Di antara para peneliti politik terdapat aliran yang beragumentasi

bahwa jika seseorang telah memiliki kepribadian, terdapat kemungkinan

yang besar bahwa kepribadian itu akan diproyeksikan pada objek politik,

dengan demikian mewarnai persepsi politiknya dan menentukan perilaku

50 Dan Nimmo, 2005. Komunikasi politik, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, halaman 169-170 51 Ibid, halaman 171

Page 70: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

42

politiknya. Kepribadian adalah apa yang menentukan perilaku di dalam

situasi yang diterapkan dan di dalam kesadaran jiwa yang ditetapkan.52

Teori kebutuhan mengemukakan bahwa manusia memiliki hirarki

kebutuhan psikologis, rasa aman dan kepastian, kasih sayang, penghargaan

diri, dan aktualisasi diri. Seperti halnya sebuah pengharapan psikologis dari

masyarakat kabupaten Serang yang mengharapkan Bupati dan Wakil Bupati

Serang yang memiliki visi untuk memajukan daerahnya dan harapan positif

lainnya. Hal ini merupakan kebutuhan psikologis mereka sebagai

masyarakat yang berharap kepada pemimpin politiknya.

2.3.4 Kampanye Politik

Cara dalam mendapatkan dukungan masyarakat adalah dengan

melakukan kampanye politik. Kampanye politik adalah penciptaan,

penciptaan ulang, dan pengalihan lambang secara sinambung melalui

komunikasi.53 Para pemberi suara, dalam hal ini masyarakat kabupaten

Serang, secara selektif memperhatikan hal-hal tertentu dalam kampanye,

memperhitungkannya dan menginterpretasikannya. Konsekuensinya,

imbauan yang melakukan kampanye itu lebih dari sekedar kesan pada

susunan saraf pemberi suara; pemberi suara melakukan lebih dari sekedar

membuka mata mereka, sehingga rangsangan dapat menghujani retina

mereka.

52 Dan Nimmo, 2010. Komunikasi politik khalayak dan efek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, halaman 91 53 Ibid, halaman 173

Page 71: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

43

Para pemberi suara menghambat reaksi mereka dan menguji

berbagai tanggapan dalam imajinasi mereka. Dengan cara itu, pemberi suara

menyusun citra tentang kampanye dan yang melakukan kampanye, citra

yang memberikan signifikasi kepada lambang-lambang yang disodorkan.

Para pemberi suara secara selektif mempersepsi partai, kandidat, isu

dan peristiwa dalam kampanye, memberi makna kepada mereka, dan

berlandaskan itu menentukan pemberian suara. Melalui proses interpretatif,

mereka tidak hanya memperhitungkan atribut dan perkembangan mereka,

yaitu citra jangka panjang, tetapi juga menyusun citra jangka pendek tentang

objek kampanye. Atribut politik dan gaya personal seorang kandidat politik,

seperti yang dipersepsi oleh pemberi suara, membentuk citra para pemilih

tentang orang yang berusaha menjadi pejabat.

Isu dalam kampanye juga menjadi pertimbangan pemilih.

Tumbuhnya kesadaran pemilih atas isu parpol yang ada dan dipersepsikan

menjadi pertimbangan mereka dalam memilih. Namun, para kandidat dan

parpol menyembunyikan isu agar dapat memobilisasi dukungan yang luas.

2.3.5 Kekuasaan

Diantara konsep politik yang paling banyak dibahas adalah

kekuasaan. Kekuasaan sebagai cara untuk mencapai hal yang diinginkan.

W.Connoly (1983) dan S. Lukes (1974) menganggap kekuasaan sebagai

suatu konsep yang dipertentangkan yang artinya merupakan hal yang tidak

dapat dicapai suatu konsensus. Perumusan yang umumnya dikenal ialah

Page 72: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

44

bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseorang pelaku untuk memengaruhi

perilaku lain, sehingga perilakunya sesuai dengan keinginan dari pelaku

yang punya kekuasaan.

Biasanya kekuasaan diselenggarakan melalui isyarat yang jelas. Ini

dinamakan kekuasaan manifes. Dan kekuasaan ditentukan oleh reaksi yang

diantisipasikan jika keinginan tidak dilakukan, jenis kekuasaan ini adalah

kekuasaan implisit.

Esensi dari kekuasaan adalah hak mengadakan sanksi. Sumber

kekuasaan dapat berupa kedudukan, kekayaan, atau kepercayaan. Cakupan

kekuasaan menunjuk pada kegiatan, perilaku, serta sikap dan keputusan-

keputusan yang menjadi objek kekuasaan.54

2.3.6 Demokrasi

Perkembangan demokrasi pancasila di Indonesia telah mengalami

pasang surut. Pada pokok permasalahan demokrasi di Indonesia ini berkisar

pada penyusunan suatu sistem politik dimana kepemimpinan cukup kuat

untuk melakukan pembangunan ekonomi serta pembangunan nasional,

dengan partisipasi rakyat seraya menghindarkan timbulnya diktator.55

54 Miriam Budiardjo, 2010. Dasar-dasar ilmu politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, halaman 59 55 Ibid, halaman 127

Page 73: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

45

Pada masa 1998-sekarang Indonesia berada dalam masa reformasi.

Tumbangnya orde baru membuka peluang terjadinya reformasi politik dan

demokratisasi di Indonesia. Pengalaman orde baru mengajarkan kepada

bangsa Indonesia bahwa pelanggaran terhadap demokrasi membawa

kehancuran bagi negara dan penderitaan rakyat. Oleh karena itu, bangsa

Indonesia bersepakat untuk sekali lagi melakukan demokratisasi, yakni

proses pendemokrasian sistem politik Indonesia sehingga kebebasan rakyat

dapat ditegakkan, dan pengawasan terhadap lembaga eksekutif dapat

dilakukan oleh lembaga wakil rakyat (DPR).

Schumpeter mendefinisikan demokrasi sebagai setting institusional

untuk menghasilkan keputusan politik di mana individu mendapat

kekuasaan untuk mengambil keputusan melalui perjuangan kompetitif

meraih suara rakyat. Tak jauh beda dengan Schumpeter, Samuel

Huntington, mendefinisikan demokrasi sebagai prosedur pemungutan suara

yang adil dan berkala untuk memilih pemimpin negara.

Langkah demokratisasi yang difokuskan dalam penelitian ini adalah

pemilihan umum untuk memilih kepala daerah (pilkada) secara langsung

yang juga diatur dalam UU no 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.

UU ini mengharuskan semua kepala daerah di seluruh Indonesia dipilih

melalui pilkada. Pilkada bertujuan untuk menjadikan pemerintah daerah

yang lebih demokratis dengan diberikan hak rakyat untuk menentukan

kepala daerah. Termasuk juga di lokasi penelitian ini yakni tentang pilkada

kabupaten Serang. Memang benar bahwa demokratisasi adalah sebuah

Page 74: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

46

proses tanpa akhir karena demokrasi adalah sebuah kondisi yang tidak

pernah terwujud secara tuntas.

2.3.7 Hegemoni

Dalam konsep hegemoni yang dikemukakan Gramci sebenarnya

dapat dielaborasi melalui penjelasannya tentang sebuah basis dari

supremasi kelas, yakni bahwa supremasi sebuah kelompok sosial

mewujudkan diri dalam dua cara, sebagai dominasi dan sebagai

kepemimpinan intelektual dan moral (Patria, .2003: 115-118). Di satu

sisi, sebuah kelompok sosial mendominasi (menguasai) kelompok-

kelompok oposisi untuk menghancurkan mereka, bahkan kalau perlu

mempergunakan kekuatan senjata.

Di sisi lain, sebuah kelompok sosial itu memimpin kelompok-

kelompok kerabat dan sekutu mereka. Sebuah kelompok sosial dapat dan

bahkan harus sudah menerapkan kepemimpinan sebelum memenangkan

kekuasaan pemerintahan. Kelompok sosial tersebut kemudian menjadi

dominan ketika dia mempraktekkan kekuasaan. Bahkan setelah kelompok

sosial itu memegang kekuasaan penuh di tangannya, ia masih harus terus

memimpin dan melakukan langkah-langkah untuk melanggengkan

kekuasaannya.

Praktik hegemoni yang dilakukan oleh Tatu dalam pilkada

kabupaten Serang ini ditujukan pula untuk bagaimana mendominasi

kekuasaan pada wilayah kabupaten Serang. Dengan cara memegang

Page 75: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

47

kekuasaan penuh di tangannya dan berkeinginan untuk harus terus

memimpin dan melanggengkan kekuasaanya. Selain itu, Tatu juga

merupakan inkamben atau petahana dalam jabatan strategis pada periode

sebelumnya. Motif inilah yang mendasari Tatu melakukan borong parpol.

Gramci juga menyebutkan bahwa hegemoni adalah sebuah rantai

kemenangan yang didapat melalui mekanisme konsensus ketimbang

melalui penindasan terhadap kelas sosial lainnya. Terdapat berbagai

cara yang digunakan, misalnya melalui institusi yang ada di masyarakat

yang menentukan secara langsung atau tidak langsung struktur-struktur

kognitif dari masyarakat. Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa

hegemoni pada dasarnya adalah upaya untuk menggiring orang agar

menilai dan memandang problematika sosial dalam kerangka yang

ditentukan.

Dalam konteks ini, Antonio Gramci merumuskan konsepnya

yang merujuk pada pengertian tentang situasi sosial-politik, dalam

terminologinya yang mana filsafat dan praktek sosial masyarakat

menyatu dalam keadaan seimbang. Kemudian dominasi itu sendiri

merupakan konsep dari realitas yang menyebar melalui masyarakat dalam

sebuah lembaga dan manifestasi perseorangan. Pengaruh ini membentuk

moralitas, adat, religi, prinsip-prinsip politik dan semua realitas sosial.

Dengan demikian bahwa hegemoni selalu berhubungan dengan

penyusunan kekuatan negara sebagai kelas diktator. Di samping itu,

hegemoni juga merujuk pada kedudukan ideologis satu atau lebih

Page 76: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

48

kelompok atau kelas dalam masyarakat sipil yang lebih tinggi dari yang lain

(Bellamy, 1987).

Gramsci juga melihat kenyataan bahwa di dalam masyarakat

selalu terdapat kelompok yang memerintah dan yang diperintah. Persoalan

bagi yang memerintah adalah bagaimana menciptakan kepatuhan dan

meniadakan perlawanan dari yang diperintah.

Jalan yang ditempuh Gramsci untuk mewujudkan hal itu adalah

penguasa mempergunakan cara lewat dominasi atau penindasan dalam

bentuk kekuatan (force) dan hegemoni yakni memegang kendali

kepempimpinan intelektual dan moral yang diterima secara sukarela lewat

kesadaran (Billah, 1996: 43).56

Cara yang dapat menunjang terciptanya kepatuhan dan meniadakan

perlawanan dari masyarakat kabupaten Serang adalah cara borong parpol.

Dengan memegang beberapa parpol besar dan memiliki massa banyak,

maka dengan ini kepastian kemanangan dalam kontestasi pilkada sudah di

depan mata. Hal ini melunturkan nilai-nilai demokrasi di Indonesia.

56 Jurnal UNY online pada http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131808675/Jurnal-Imaji_0.pdf oleh sutiyono, diakses pada 29 Oktober 2015 pukul 20.32 WIB

Page 77: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

49

2.4 Pilkada

2.4.1 Makna Pilkada

Pilkada yang oleh banyak pihak dipahami dan dijadikan barometer

penyelenggaraan demokrasi di aras lokal tidak luput dari jiwa zaman dunia

(zeitgeist) yang terus berubah. Realisasi demokrasi di level lokal dengan

dilaksanakannya amanat peraturan pemerintah mengenai penyelenggaraan

pemilihan kepala daerah secara langsung sebagai bentuk derivasi dari

pemilihan presiden dan wakil presiden. Namun, proses ini membutuhkan

perjuangan menuju demokrasi atau disebut juga sebagai demokratisasi.

Mekanisme penyelenggaraan pilkada dan pelaksanaan pilkada

menjadi suatu kewajiban yang turut dielaborasi agar terbentuk suatu

kesadaran bersama atas amanat yang diundangkan dalam peraturan

pemerintah. Pilkada langsung diharapkan mampu membangun serta

mewujudkan akuntabilitas pemerintah lokal. Dan juga melalui pilkada

peningkatan kualitas kesadaran politik masyarakat sebagai kebertampakan

kualitas partisipasi rakyat muncul. Dalam PP No. 06 tahun 2005 tentang

pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan pemberhentian kepala dan wakil

kepala daerah menjelaskan pula bahwa legitimasi politik terbesar adalah

dari rakyat pemilih.

Page 78: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

50

Penguatan sistem pilkada ini juga terdapat dalam UU No. 32 tahun

2004 tentang pemerintahan daerah, bahwa kepala daerah harus dipilih

secara langsung yang koheren dengan penyelenggaraan pemilihan presiden

dan wakil presiden.57

2.4.2 Manfaat kekuasaan

Sebagai dampak negatif pasca pilkada, khususnya manakala koalisi

parpol (elit penguasa politik) dan pengusaha saling berkolaborasi untuk

memenangkan pilkada. Tidak dapat dipungkiri bahwa korporatisme antara

penguasa dan pengusaha seringkali menyisakan ceritera politik balas jasa.

Para investor politik yang menanamkan modal tentu tidak akan tinggal diam

manakala kandidat usungannya terpilih sebagai pemangku jabatan kepala

daerah. Logika investasi yang berusaha melipatgandakan investasi-kapital

sudah tentu akan menagih berbagai macam bentuk konsesi dan kompromi

pra-pilkada.

Pemerintah daerah tidak lagi dijalankan oleh aparatur secara formal,

tapi sangat ditentukan oleh pengusaha yang menagih janji konsesi dan

kompromi selama pra-pilkada. Manfaat kekuasaan inilah yang diduga

menjadi landasan pilkada kabupaten serang berlangsung, keadaan ini juga

digambarkan oleh koalisi partai yang tidak seimbang. Selepas hak untuk

57 Leo agustino, 2009. Pilkada dan dinamika politik lokal, yogyakarta : pustaka pelajar, halaman 27

Page 79: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

51

demokrasi dan berserikat, dukungan politik ini justru memicu kecurigaan

bagi pemilih.

2.4.3 Proses Uji Publik

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Republik Indonesia (PERPPU) nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan

Gubernur, Bupati dan Walikota menjelaskan bahwa aspek kapabilitas dan

integritas calon menjadi landasan proses uji publik. Fokus pada BAB IV

pasal 38 PERPPU 1 2014 yang mengatur tentang bagimana prosesi uji

publik calon kepala daerah. Terdapat perubahan mendasar di dalam Perppu

Pemilihan Kepala Daerah, jika dibandingkan ketentuan sebelumnya. Salah

satu di antaranya adanya tahapan uji publik sebagai persyaratan yang harus

dilalui oleh setiap orang yang akan menjadi calon kepala daerah. Namun

demikian, uji publik tidak bersifat menggugurkan. Uji publik dilaksanakan

sebelum pendaftaran calon kepala daerah.

Setiap orang yang mengikuti uji publik akan mendapatkan surat

keterangan telah mengikuti uji publik. Surat ini menjadi salah satu

persyaratan pada saat mendaftar sebagai calon kepala daerah. Artinya, uji

publik tidak bersifat menggugurkan, tidak ada pernyataan lulus atau tidak

lulus uji publik. Terdapat beberapa hal penting di dalam ketentuan umum

Perppu Pemilihan Kepala Daerah tentang uji publik. Pertama, uji publik

merupakan pengujian kompetensi dan integritas.

Page 80: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

52

Kedua, uji publik dilaksanakan secara terbuka. Ketiga, uji publik

dilaksanakan oleh panitia yang bersifat mandiri yang dibentuk oleh komisi

pemilihan umum provinsi atau kabupaten/kota. Tujuan uji publik menurut

penjelasan umum Perppu adalah untuk menciptakan kualitas kepala daerah

yang memiliki kompetensi, integritas, kapabilitas, serta memenuhi unsur

akseptabilitas.

Kapabilitas sudah terangkum dalam unsur kompetensi yang telah

ditegaskan dalam ketentuan umum. Karena itu, tujuan uji publik

sesungguhnya meliputi tiga aspek, yaitu kompetensi, integritas, dan

akseptabilitas.

Komisioner KPU, Arief Budiman menambahkan, uji publik

dilakukan untuk mengukur 2 hal utama. Yakni kompetensi dan integritas

sang bakal calon kepala daerah. Tujuannya, agar bisa dinilai langsung oleh

masyarakat.

Untuk mencapai tujuan uji publik dan menjawab permasalahan yang

muncul, mekanisme uji publik dapat dilakukan dalam tiga tahapan. Pertama,

semua bakal calon menyampaikan riwayat hidup yang memuat rekam jejak.

Panitia mengumumkan secara luas riwayat hidup dan rekam jejak kepada

seluruh masyarakat. Kedua, masyarakat dipersilakan memberikan masukan

dan informasi terkait dengan rekam jejak kapasitas dan integritas bakal

calon.

Page 81: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

53

Dalam Pasal 38 ayat 2 Perppu nomor 1 tahun 2014 disebutkan, partai

politik atau gabungan dapat mengusulkan lebih dari 1 bakal calon Gubernur,

Bupati, dan Walikota untuk dilakukan uji publik. Lalu ayat 4 menyatakan,

panitia uji publik beranggotakan 5 orang yang terdiri dari 2 orang dari unsur

akademisi, 2 orang dari tokoh masyarakat, dan 1 orang anggota KPU

Provinsi/kabupaten/kota.

Uji publik bukanlah penentu lolos tidaknya calon tersebut dalam

proses itu. Namun uji publik hanya bertujuan untuk supaya masyarakat

publik mengenal calon lebih komprehensif lagi. Uji publik dengan sistem

seperti ini melemahkan PERPPU. Hasil uji publik yang tidak

menggugurkan pencalonan menjadi kelemahan Perppu.

Beberapa aspek tersebut merupakan nilai-nilai demokrasi yang

harus diperhatikan oleh lembaga terkait pemilihan. Hal ini bertujuan untuk

mengedepankan kepentingan masyarakat dalam demokrasi. Proses

penjaringan calon oleh parpol dan uji publik idealnya bukan merupakan hal

formalistik saja namun harus diimplementasikan dalam rangkaian pilkada.58

2.5 Partai Politik

Peserta pemilu adalah partai politik, baik di tingkatan nasional ataupun

daerah. Partai politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya

mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini

58 Kpu.co.id dalam penerbitan majalah Suara demokrasi

Page 82: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

54

ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan

cara konstitusional untuk melaksanakan programnya.59

Menurut Sigmund Neumann dalam hubungannya dengan komunikasi

politik, partai politik merupakan perantara yang besar yang menghubungkan

kekuatan-kekuatan dan ideologi sosial dengan lembaga pemerintah yang resmi dan

yang mengaitkannya dengan aksi politik di dalam masyarakat politik yang lebih

luas.60

2.5.1 Multi Partai

Umumnya diangap bahwa keanekaragaman budaya politik suatu

masyarakat mendorong pilihan kearah sistem multi partai. Jika

dihubungkan dengan sistem pemerintahan parlementer, mempunyai

kecenderungan untuk menitikberatkan kekuasaan pada badan legislatif,

sehingga peran badan eksekutif sering lemah dan ragu-ragu. Hal ini sering

disebabkan karena tidak ada satu partai yang cukup kuat untuk membentuk

suatu pemerintahan sendiri, sehingga membentuk koalisi dengan partai lain.

2.5.2 Koalisi Parpol

Konsekuensi logis dari pemilu dengan multi parpol adalah koalisi

antar parpol. Syarat 25% peraih suara untuk tiket capres menjadi sulit

dipenuhi parpol, koalisi menjadi keniscayaan. Namun, sepanjang sejarah

59 Prof miriam budiardjo, 2008. Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta: Gramedia, halaman 404 60 Sigmund Neumman. modern political parties. halaman 352

Page 83: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

55

parpol tidak ada parpol yang dapat melakukan komitmen kuat hingga akhir

masa suatu pemerintahan.61

Dalam melakukan koalisi idealnya parpol mempertimbangkan

tujuan serta misi koalisi kedepan. Masyarakat sangat berharap pemimpin

yang terpilih memihak kepada kepentingan mereka. Namun, dalam

realitasnya parpol melakukan koalisi dengan pola pragmatis. Hal ini

tergantung pada calon yang memiliki modal logistik besar dan menjanjikan

posisi jabatan strategis yang menjadi syarat koalisi ini terbentuk. Dengan

besaran mahar untuk memperoleh dukungan, parpol seakan mudah

dihimpun oleh calon untuk bergabung dalam koalisi borong parpol. Calon

dengan logistik yang besar ini akan berupaya menghimpun banyak parpol

sehingga kemenangan pun sudah berada di tangan.

2.6 Teori Elit Politik

Munculnya teori elit politik lahir dari diskusi seru para ilmuwan sosial

amerika tahun 1950-an, antara Schumpter (ekonom), Lasswell (ilmuwan politik),

dan sosiolog C Wright Mills, yang melacak tulisan-tulisan dari para pemikir

eropa.62 Selalu muncul dua kelas dalam masyarakat, yaitu kelas yang memerintah

dan diperintah. Kelas yang pertama, memegang semua fungsi politik, monopoli

kekuasaan dan menikmati keuntungan yang didapatnya dari kekuasaan.

61 Iwan k hamdani, 2012. Demokrasi seolah-olah. Serang: piksi input Serang, halaman 32 62 SP varma, 2007. Teori politik modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Halaman 199

Page 84: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

56

Pada pernyataan ini, terlihat bagaimana elit politik yang berkuasa identik

dengan pemenangan calon kepala daerah dengan manfaat kekuasaan. Hingga

kontestasi yang berlangsung semi-sportif dengan koalisi parpol yang tidak

berimbang hingga terindikasi aksi borong parpol.

Para elit politik ini atau bisa disebut aristrokat mengusasai pemerintahan.

Penguasaan minoritas atas mayoritas menurut Mosca dalam buku SP Varma

dilakukan dengan cara terorganisasi. Yang menempatkan mayoritas tetap berdiri

dibelakang, apalagi kelompok minoritas terdiri dari individu-individu yang

superior. Mosca meneliti komposisi elit lebih dekat lagi dengan mengenali peran

kekuatan sosial tertentu.

Page 85: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

57

2.7 Kerangka Berpikir

Teori S-O-R menjadi landasan teori dalam penelitian ini. Teori stimulus-

organism-response ini menjelaskan bahwa proses komunikasi akan memunculkan

persepsi dengan respon positif atau negatif.

Persepsi masyarakat tentang aksi borong parpol akan diukur menggunakan

indikator operasional variabel yakni sesuai dengan proses terbentuknya persepsi

berdasarkan tahapan perhatian, penafsiran, pengetahuan. Menurut Rakhmat,

persepsi ditentukan oleh beberapa faktor yang berasal dari stimulus, yaitu:

1. Perhatian

Proses mental stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli

lainnya melemah. Sedangkan atensi yang dipengaruhi oleh faktor eksternal, yakni

atribut-atribut objek yang dipersepsikan.

2. Penafsiran

Penafsiran merupakan proses dimana penerima memberi arti terhadap

pesan-pesan yang dierimanya, mengorganisasikan stimuli dengan konteksnya, dan

mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang

dipersepsikan.

3. Pengetahuan

Pengetahuan terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami,

atau dipersepsikan khalayak. Kognitif terjadi pada diri komunikan yang sifatnya

informatif bagi dirinya. Persepsi sosial atau persepsi orang terhadap orang lain

Page 86: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

58

adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita

alami dalam lingkungan kita. Oleh karena itu manusia mempunyai aspek emosi,

maka persepsi atau penilaian kita terhadap orang akan mengandung resiko. Persepsi

saya terhadap anda merupakan persepsi anda terhadap saya, dan pada gilirannya

persepsi anda terhadap saya juga mempengaruhi persepsi saya terhadap anda.

Persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pandangan masyarakat

dalam tahap makna pesan yang dikirimkan ke otak harus dipelajari. Kenneth K.

Sereno dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson,

menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: seleksi, organisasi,

dan interpretasi. Yang dimaksud seleksi sebenarnya mencakup sensasi dan atensi,

sedangkan organisasi melekat pada interpretasi aksi borong parpol. Persepsi

masyarakat tentang aksi borong parpol dengan teori S-O-R dan proses

pembentukan persepsi dapat digambarkan dalam diagram kerangka pemikiran

berikut:

Page 87: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

59

Diagram 2.1

Kerangka Berpikir

Pada bagan diatas ditunjukkan bahwa stimulus yakni fenomena aksi borong

parpol pada pilkada Serang Kabupaten 2015. Organism yang dimaksud adalah

masyarakat. Persepsi pada bagan diatas ditujukan kepada masyarakat dalam tahap

proses pembentukan persepsi.

INTI TEORI S-O-R PROSES PEMBENTUKAN

PERSEPSI MASYARAKAT

Tahap seleksi

Tahap interpretasi

Tahap organisasi

STIMULUS

(aksi borong parpol

pada pilkada)

ORGANISM

(masyarakat)

TAHAPAN RESPONS

persepsi masyarakat

Page 88: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

60

2.8 Kerangka Operasional Variabel

Pertanyaan dalam kuesioner mengacu pada teori S-O-R dengan pengukuran

proses terbentuknya persepsi menurut pendapat yang dikemukakan oleh Kenneth

K. Sereno dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson,

menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: seleksi, organisasi,

dan interpretasi. Operasional variabel yang digunakan pada penelitian ini yakni :

Page 89: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

61

Tabel 2.1

Kerangka Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

1. Persepsi

Persepsi adalah sarana

yang memungkinkan kita

memperoleh kesadaran

akan sekeliling dan

lingkungan kita (Kenneth

K. Sereno dan Edward M.

Bodaken)

Deddy Mulyana, 2008,

Ilmu komunikasi suatu

pengantar, halaman 180

1. Seleksi

Yang dimaksud seleksi

sebenarnya mencakup

sensasi dan atensi,

sedangkan organisasi

melekat pada interpretasi.

seleksi meliputi:

1. memberikan perhatian

2. memicu ketertarikan

dimensi perhatian :

1. perhatian spontan

2. perhatian reflektif

3. perhatian statis

4. perhatian dinamis

2. Organisasi

seleksi :

1. perhatian spontan

2. perhatian reflektif

3. perhatian statis

4. perhatian dinamis

organisasi:

1. frame of reference

(pengetahuan terhadap

sesuatu)

2. frame of experience

(pengalaman)

Interpretasi:

1. pembentukan makna

2. pembentukan ekspresi

likert

Page 90: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

62

tahap pengorganisasian

diukur melalui:

1. frame of reference

(pengetahuan)

2. frame of experience

(pengalaman)

3. Interpretasi

meletakkan suatu

rangsangan bersama

rangsangan lainnya

sehingga menjadi suatu

keseluruhan yang

bermakna. (ibid, halaman

181)

dimensi interpretasi:

1. pembentukan makna

2. pembentukan ekspresi

Page 91: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

63

Penulis akan menggunakan tabel operasional variabel sebagai acuan membuat

pertanyaan dalam kuesioner. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang aksi

borong parpol akan digunakan indikator pilkada Kabupaten Serang dan aksi borong

parpol dalam tabel operasional variabel.

Didalam kuesioner yang dibuat, variabel serta subvariabel dan indikatornya

akan disusun menjadi pertanyaan. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut dari

variabel akan digunakan pengukuran dengan skala likert. Skala likert merupakan

instrumen pengukuran untuk meminta resonden dalam memberikan respon

terhadap beberapa statement dengan menunjukkan apakah sangat setuju, setuju,

tidak setuju, sangat tidak setuju terhadap setiap pernyataan.

Dalam kuesioner tersebut terdapat pertanyaan dengan empat opsi jawaban

dan untuk keperluan analisis penulis. Opsi ini menjadi skala penilaian untuk

mengukur skoring dan kemudian untuk mengukur skor tertinggi sampai terendah

dengan ketentuan opsi :

Sangat setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak setuju (TS)

Sangat tidak setuju (STS)

Page 92: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

64

Berikut ini tabel penilaian skala likert :

Tabel 2.2

Nilai dalam Skala Likert

Skor Penilaian

4 A. Sangat setuju

3 B. Setuju

2 C. Tidak Setuju

1 D. Sangat tidak setuju

2.9 Penelitian Terdahulu

Sebagai referensi penulisan, beberapa peneliti terdahulu yang meneliti

objek penelitian yang berkaitan dengan pengukuran persepsi.

Penelitian pertama oleh Sonny Fidrian (mahasiswa ilmu komunikasi

UNTIRA) tahun 2010 tentang persepsi penonton terhadap tayangan gebyar BCA di

Indosiar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Dalam

penelitian ini, variabel yang diukur adalah persepsi penonton. Skala pengukuran

menggunakan skala likert dengan penilaian berdasarkan jawaban responden. Jenis

penelitian ini adalah survai deskriptif yang berguna untuk mengetahui sejauhmana

persepsi penonton live gebyar BCA terhadap tayangan gebyar BCA di Indosiar.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori stimulus-organims-response

Page 93: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

65

(S-O-R). Penelitian ini bersifat deskriptif yakni hanya memaparkan situasi atau

peristiwa. Hasil penelitian ini menjelaskan tayangan gebyar BCA dipersepsikan

secara positif oleh mayoritas responden. Hasil dari akumulasi persepsi responden

adalah sebesar 75,27% dan hal tersebut menunjukkan persepsi yang positif terhadap

tayangan gebyar BCA.

Penelitian kedua, oleh Dani Prayudhi (mahasiswa ilmu komunikasi

UNTIRTA) tahun 2011 tentang persepsi mahasiswa tentang tingkat akurasi

pemberitaan media online detik.com. penelitian ini menggunakan satu variabel

yakni variabel persepsi. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Teori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teori digital dan teori informasi. Berdasarkan

hasil penelitian, diketahui bahwa media online detik.com dikatakan akurat dengan

hasil perhitungan sebesar 71,83%.

Penelitian ketiga, oleh Resgana Fitrakumara (mahasiswa ilmu komunikasi

Fisip UNTIRTA) tahun 2010 tentang persepsi wartawan hukum dan kriminal

tentang penerapan kode etik pasal 5 kewi. Penelitian ini menggunakan teori

disonansi kognitif. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian ini hanya

menggambarkan peristiwa atau fenomena yang terjadi. Hasil dari penelitian ini

yakni persepsi sangat tinggi dengan perhitungan pada tahap pengetahuan 86,6%,

pada tahap perhatian 70,2% dan pada tahap penafsiran 80,6%.

Penelitian keempat, oleh Lanang Suprayogi (mahasiswa ilmu komunikasi

UNTIRTA) tahun 2011 tentang persepsi siswa SMAN 1 Serang terhadap berita

tentang gaya hidup (lifestyle) pada majalah bimagazine. Jenis penelitian ini adalah

Page 94: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

66

kuantitatif deskriptif dengan tujuan menggambarkan fenomena. Teori dalam

penelitian ini adalah individual difference menelaah perbedaan efek yang

ditimbulkan oleh media. Hasil dari penelitian ini adalah persepsi siswa SMAN 1

Serang terhadap majalah bimagazine positif dengan 50% lebih menyatakan persepsi

positif.

Penelitian kelima, oleh Widayanti (mahasiswa ilmu komunikasi

UNTIRTA) tahun 2011 tentang persepsi audiens tentang program happy weekend

sebagai informasi wisata di Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini menggunakan

teori perbedaan individual. Metodologi dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif deskriptif dengan satu variabel yakni persepsi. Hasil dari penelitian ini

yakni 58,3% responden mengetahui.

Untuk lebih mudah mereferensikan penelitian terdahulu, penulis membuat

tabel penelitian terdahulu yakni:

Page 95: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

67

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu

Judul penelitian Nama peneliti Metode penelitian Jumlah variabel Hasil penelitian

persepsi penonton

terhadap tayangan

gebyar BCA di

Indosiar

Sonny Fidrian

(mahasiswa ilmu

komunikasi

UNTIRA)

kuantitatif-desriptif 1 variabel persepsi responden

adalah sebesar

75,27% dan hal

tersebut

menunjukkan

persepsi yang positif

terhadap tayangan

gebyar BCA.

persepsi mahasiswa

tentang tingkat

akurasi pemberitaan

media online

detik.com

Dani Prayudhi

(mahasiswa ilmu

komunikasi

UNTIRTA)

kuantitatif-deskriptif 1 Variabel media online

detik.com dikatakan

akurat dengan hasil

perhitungan sebesar

71,83%

persepsi wartawan

hukum dan kriminal

tentang penerapan

kode etik pasal 5

kewi

Resgana Fitrakumara

(mahasiswa ilmu

komunikasi Fisip

UNTIRTA)

kuantitatif-deskriptif 1 variabel persepsi sangat tinggi

dengan perhitungan

pada tahap

pengetahuan 86,6%,

pada tahap perhatian

70,2% dan pada

tahap penafsiran

80,6%

persepsi siswa

SMAN 1 Serang

terhadap berita

tentang gaya hidup

(lifestyle) pada

majalah bimagazine

Lanang Suprayogi

(mahasiswa ilmu

komunikasi

UNTIRTA)

kuantitatif-deskriptif 1 variabel persepsi siswa

SMAN 1 Serang

terhadap majalah

bimagazine positif

dengan 50% lebih

Page 96: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

68

menyatakan persepsi

positif.

persepsi audiens

tentang program

happy weekend

sebagai informasi

wisata di Kabupaten

Pandeglang

Widayanti

(mahasiswa ilmu

komunikasi

UNTIRTA)

kuantitatif-deskriptif 1 variabel Hasil dari penelitian

ini yakni 58,3%

responden

mengetahui program

happy weekend.

Page 97: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

69

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian persepsi masyarakat tentang aksi borong parpol ini menggunakan

pendekatan kuantitatif, dimana data yang diperoleh merupakan data berupa angka

dan dapat dihitung. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau

menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan

demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih

mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap

merupakan representasi dari seluruh populasi.63

Dalam riset kuantitatif, periset dituntut bersikap objektif dan memisahkan

diri dari data. Artinya, periset tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat

ukur data sekehendak hatinya sendiri. Semuanya harus objektif dengan diuji dahulu

apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip reliabilitas dan

validitas. Dengan kata lain, periset berusaha membatasi konsep atau variabel yang

diteliti dengan cara mengarahkan riset dalam setting yang terkontrol, sistematik dan

terstruktur dalam sebuah desain riset ini sudah harus ditentukan sebelum riset

dimulai.

63 Rachmat Kriyantono, 2006. Teknik praktis riset komunikasi. Jakarta: Kencana media group, halaman 55

Page 98: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

70

Karena periset harus menjaga sifat objektif maka dalam analisis datanya pun,

periset tidak boleh mengikutsertakan analisis dan interpretasi yang bersifat

subjektif. Karena itu digunakan uji statistik dalam analisis data. Prosedur riset

rasional empiris, artinya riset berangkat dari konsep atau teori yang melandasinya.

Konsep atau teori ini yang akan dibuktikan dengan data yang dikumpulkan

dilapangan.

3.2 Sifat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Jenis riset deskriptif ini

bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-

fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Periset sudah mempunyai konsep

(biasanya satu konsep) dan kerangka konseptual. Melalui kerangka konseptual

(landasan teori), periset melakukan operasionalisasi konsep yang akan

menghasilkan variabel beserta indikatornya. Riset ini untuk menggambarkan relitas

yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel.64

Pada penelitian deskriptif, periset diharapkan bisa mengemukakan

konseptualisasi yang lebih jelas dan memiliki definisi konseptual dari gejala yang

akan diriset. Dalam riset deskriptif, konsep yang akan diriset hanya tunggal. Seperti

dalam penelitian ini yang meneliti persepsi masyarakat tentang aksi borong parpol

pada pilkada kabupaten serang 2015. Dengan 1 variabel yakni persepsi dan objek

masyarakat pemilih serta indikator yang mengacu pada proses pembentukan

persepsi dan perpolitikan dengan aksi borong parpol.

64 Ibid., halaman 69

Page 99: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

71

3.3 Teknik Penelitian

Tahapan pencarian data dalam penelitian ini menggunakan teknik penelitian

dengan metode survai.

3.3.1 Metode Survai

Survai adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai

instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi

tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu.

Dalam survai proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat

terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrumen utama untuk

mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan

mewakili populasi secara spesifik.65

Dalam metode survai biasanya digunakan untuk meneliti populasi

yang relatif luas dengan cara menentukan sampel yang representatif dari

populasi yang diteliti. Metode yang biasa digunakan untuk memahami

berbagai fenomena yang ada di masyarakat ini, dalam komunikasi politik

digunakan untuk studi opini publik atau polling, dan studi pengaruh media

pada masyarakat. Dengan metode survai, hasil studi dapat ditarik

generalisasi deskriptif terhadap objek populasi yang luas.66

65 Ibid, halaman 59 66 Henry Subaktio, 2014. Komunikasi politik, Media, dan Demokrasi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, halaman 10

Page 100: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

72

Penelitian survei hanya menggunakan kuesioner dan hanya berkisar

pada ruang lingkup, seperti:

1. Ciri-ciri demografis masyarakat;

2. Lingkungan sosial mereka;

3. Aktivitas mereka;

4. Pendapat dan sikap mereka.67

Secara umum metode survai terdiri dari dua jenis, yaitu deskiptif dan

eksplanatif (analitik). Penelitian ini bersifat deskriptif dengan satu variabel,

maka digunakan metode survai deskriptif.

3.3.2 Survai Deskriptif

Jenis survai ini digunakan untuk mengambaran (mendeskripsikan)

populasi yang sedang diteliti. Fokus riset ini adalah perilaku yang sedang

terjadi dan terdiri dari satu variabel. Untuk analisis data dapat menggunakan

uji statistik deskriptif.68 Penelitian ini memiliki satu variabel yakni persepsi

dengan populasi Masyarakat pemilih. Tujuan penelitian ini yakni akan

mengukur bagaimana persepsi Masyarakat pemilih tentang aksi borong

parpol.

67 Moser, C. A., survei method in social investigation, London, Iheineman, 1969. Dikutip dari Masri Singarimbun halaman 8, dalam burhan bungin, metodologi penelitian sosial format kualitatif dan kuantitatif, Surabaya: AUP. 2001, halaman 30 68 Ibid, halaman 59

Page 101: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

73

Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat

terhadap fenomena sosial tertentu, misalnya perceraian, pengangguran,

keadaan gizi, preferensi terhadap politik tertentu dan lain-lain.69

3.3.3 Expose Facto

Penelitian expose facto merupakan penyelidikan secara empiris

yang sistematik. Penelitian expose facto disebut demikian karena sesuai

dengan arti expose facto, yaitu “dari apa yang dikerjakan setelah

kenyataan”, maka penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian.

Penelitian ini juga sering disebut after the fact, retrospective study (studi

penelusuran kembali). Penelitian expose facto merupakan penelitian di

mana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan

pengamatan varabel terikat dalam suatu penelitian. (Sukardi: 2003)70

3.3.4 Ukuran Ordinal

Tingkat ukuran ordinal banyak digunakan dalam penelitian sosial

terutama untuk mengukur kepentingan, sikap atau persepsi. Melalui

pengukuran ini, peneliti dapat membagi repondennya dalam urutan ranking

atas dasar sikapnya pada obyek atau tindakan tertentu. Misalnya responden

dapat diurutkan menjadi “sangat setuju” nilai 4, “setuju” nilai 3, “tidak

setuju” nilai 2, “sangat tidak setuju” nilai 1. Angka-angka tersebut sekedar

69 Masri Singarimbun, 1989. Metode penelitian survai. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES, halaman 4 70 Deni Darmawan, 2014. Metode penelitian kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, halaman 40

Page 102: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

74

menunjukkan urutan responden, dan bukan nilai responden unuk variabel

tersebut.71

3.4 Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma post-

positivisme. Post-positivisme merupakan pemikiran yang menggugat asumsi dan

kebenaran-kebenaran positivisme. Beberapa asumsi dasar post-positivisme yakni,

yang pertama, fakta tidak bebas melainkan bermuatan teori. Kedua, falibilitas teori

yakni tidak satupun teori yang dapat sepenuhnya dijelaskan dengan bukti-bukti

empiris, bukti empiris memiliki kemungkinan untuk menunjukkan fakta anomali.

Ketiga, fakta tidak bebas melainkan penuh dengan nilai. Keempat, interaksi antara

subjek dan objek penelitian. Hasil penelitian bukanlah reportase objektif melainkan

hasilinteraksi manusia dan semesta yang penuh dengan persoalan dan senantiasa

berubah.72

Salah satu tokoh yang dikategorikan sebagai pemikir post-positivisme

adalah Popper. Ia disebut post-positivisme karena pemikirannya pada satu sisi

mencoba melepaskan diri dari kecenderungan positivisme, Popper isalnya

mengkritik objektivisme yang dianut Comte, namun pada pemikirannya yang lain

Popper masih mengikuti prinsip-prinsip positivisme.

Secara ontologis, post positivisme bersifat critial realism. Critical realism

memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyatan sesuai dengan hukum

71 Masri Singarimbun, halaman 102 72 Elvirano Ardianto, Bambang Q-Annes. 2007. Filsafat Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, halaman 100

Page 103: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

75

alam, tetapi suatu hal yang mustahil bila manusia (peneliti) dapat melihat realitas

tersebut secara benar (apa adanya, seperti keyakinan positivisme). Kaum post-

positivis meyakini bahwa proses konstruksi sosial terjadi dalam berbagai cara dan

terpola secara relatif pada kerja penlitian.

Semua orang mempunyai kehendak bebas dan kreativitas, walaupun mereka

menjalankan kreativitas tersebut dalam cara yang kerap sudah terpola dan dapat

diprediksi. Kalangan post-positivis meyakini bahwa konstruksi sosial dapat

ditemukan secara objektif pada para pelaku dunia sosial. Dari konstruksi tersebut,

penelitian harus diarahkan untuk mempelajari ekses dari pengaruh konstruksi ini

dalam kehidupan komunikatif.

Post-positivisme bagaimanapun terlihat sama dengan positivisme,

walaupun ada beberapa perbedaan yang khas. seperti pada basis ontologi,

sementara positivisme menekankan realisme mutlak, post-positivisme memilih

realisme kritis. Sebagaimana mereka menjalankan asumsi-asumsi ontolois realisme

kritis, kebanyakan kalangn sarjana komunikasi post-positivis mengacu pada prinsip

epistemologis dan aksiologis dengan objektivisme yang dimodifikasi.

Kalangan teoritisi post-positivisme secara umum mengacu pada asumsi

objektivisme positivisme. Ada dua asumsi objektivisme. Yang pertama, pecarian

atas pengetahuan dilakukan dengan bersandar pada penjelasan kausal dan

bergantung pada keteraturan yang ditemukan dalam dunia fiik dan sosial. Kedua,

adanya pemisahan antara objek yang diamati dengan subjek yang mengamati.

Objektivitas tetap terjaga dan pertumbuhan ilmu pengetahuan sosial yang ilmiah

Page 104: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

76

akan terus tumbuh. Dari pola ini, meski menghindari klaim kebenaran yang absolut

dan prinsip bebas nilai, post-positivisme percaya bahwa kemajuan bisa diperoleh,

bila para penliti menjalankan kehati-hatian dalam pengajuan teori dan dalam proses

penelitian, serta kritis terhadap pernyataan teoritis dan justifikasi empirik.

Perspektif post-positivisme membawa pengaruh yang besar pada ilmu sosial

termasuk ilmu komunikasi. Melalui kritik yang mendasar terhadap positivisme

yang terlalu realis, bebas nilai, dan memisahkan subjek dan objek penelitian, post-

positivisme memberikan model penelitian khas ilmu sosial. Manusia bukanlah

benda yang ketika diteliti hanya menyajikan efek yang sama, manusia itu hidup dan

dapat mengonstruksi tanggapan tertentu ketika diteliti. Menurut post-positivisme,

keobjektivan dapat ditemukan sejauh hubungannya dengan teori yang digunakan.73

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data adalah prosedur yang sangat menentukan baik

tidaknya riset. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan periset untuk mengumpulkan data. Dalam riset kuantitatif, metode

pengumpulan data yakni dengan kuesioner, wawancara terstruktur, dan

dokumentasi.74 Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan

kuesioner dan dokumentasi.

73 Ibid, halaman 121 74 Op.cit., halaman 95

Page 105: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

77

3.5.1 Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden.

Kuesioner disebut juga angket, namun penulis tetap menyebutnya kuesioner

tanpa mengurangi esensinya. Tujuan penyebaran angket adalah mencari

informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden.75

Responden dalam penelitian ini adalah Masyarakat pemilih.

Bentuk dari kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari bagian

pembuka, yakni berisikan pernyataan penulis tentang proses pengambilan

data melalui kuesioner, petunjuk pengisian kuesioner, bagian identitas

responden (nama, umur, alamat, jenis kelamin). Kemudian bagian

selanjutnya berisi pertanyaan yang disusun berdasarkan operasional

variabel. Responden dapat menjawabnya sesuai keinginan dan

tanggapannya dengan memberikan ceklis pada kolom sangat setuju (SS),

setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).

Selanjutnya hasil dari pengisian kuesioner ini akan diolah

menggunakan alat pengukuran. Pada penelitian ini, penulis menggunakan

skala likert sebagai alat pengukuran. Skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena atau peristiwa sosial.76 Berikut digambarkan dalam tabel

skala pengukuran menggunakan skala likert :

75 Ibid., halaman 97 76 Riduan, 2013. Statistik Penelitian. Jakarta: PT. Rosdakarya, halaman 39.

Page 106: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

78

Tabel 3.1

Penilaian Skala Likert

Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Pada skala likert umumnya menggunakan 5 pilihan jawaban. Namun

dalam penelitian ini hanya menggunakan 4 pilihan jawaban. Penulis

menghilangkan opsi ragu-ragu dengan pertimbangan kualitas data dan

untuk menghindari jawaban keragu-raguan dari responden. Disediakannya

jawaban di tengah-tengah (ragu-ragu) akan menghilangkan banyaknya data

dalam riset, sehingga data yang diperlukan banyak yang hilang.

(Kriyantono, 2008:137)

3.5.2 Dokumentasi

Dalam metode dokumentasi ini penulis akan mencari data peraturan

KPUD kabupaten serang tentang koalisi parpol, dan pengumuman nomor

urut calon Bupati dan Wakil Bupati Serang dalam pilkada 9 Desember 2015,

serta dokumen penguat lainnya. Selain dokumen tersebut, penulis juga akan

Page 107: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

79

mencantumkan foto proses penyebaran kuesioner yang relevan sebagai

penguat data dalam penelitian ini.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2002:55) menyebut populasi sebagai wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakeristik tertentu

yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan.77

3.6.1 Populasi

Populasi (kumpulan objek riset) bisa berupa orang, organisasi, kata-

kata dan kalimat, simbol-simbol non verbal, surat kabar, radio, televisi,

iklan, dan lainnya.78 Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat

pemilih kabupaten Serang. Jumlah populasi Masyarakat pemilih adalah

1.113.656 Orang (sumber: http///kpu-kabserang.go.id) Penulis mengambil

sebagian dari populasi ini dengan menggunakan teknik sampling.

3.6.2 Sampel

Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus.

Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti

harus melakukan sensus. Namun, karena sesuatu hal peneliti tidak bisa

meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah

meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi. Berbagai alasan

mengapa peneliti tidak melakukan sensus, antara lain: (a) populasi demikian

77 Ibid., halaman 153 78 Ibid., halaman 153

Page 108: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

80

banyaknya sehingga dalam praktiknya tidak mungkin seluruh elemen

diteliti, (b) keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia,

membuat peneliti harus puas jika meneliti sebagian dari elemen

penelitiannya, (c) bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap

sampel bisa lebih reliabel daripada terhadap populasi. Misalnya karena

elemen sedemikian banyaknya, maka akan muncul kelelahan fisik dan

mental para pencacahnya sehingga banyak terjadi kekeliruan. (Uma

sekaran, 1992), (d) demikian pula jika elemen populasi homogen, penelitian

terhadap seluruh elemen menjadi tidak masuk akal, misalnya untuk meneliti

kualitas jeruk dari satu pohon jeruk.79

Kita perlu memperhatikan masalah efisiensi dalam memilih metode

pengambilan sampel. Menurut Teken (1965: 39), metode A dikatakan lebih

efisien daripada metode B apabila sejumlah biaya, tenaga dan waktu yang

sama, metode A itu dapat memberikan tingkat presisi yang lebih tinggi;

atau, untuk tingkat presisi yang sama diperlukan biaya, tenaga dan waktu

yang lebih rendah.

Idealnya sampel mempunyai sifat:

1. Dapat menggambarkan populasi;

2. Dapat menentukan presisi;

3. Rencana analisa penelitian harus sesuai dengan tujuan;

79 Deni Dermawan, 2014. metode penelitian kuantitatif, halaman 138

Page 109: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

81

4. efisiensi tenaga, biaya dan waktu.

Walaupun besarnya sampel yang harus diambil dalam suatu

penelitian didasarkan keempat pertimbangan di atas, tetapi agar dapat

menghemat waktu, biaya dan tenaga, maka seorang peneliti harus dapat

memperkirakan besaran jumlah sampel yang diambil sehingga presisinya

dianggap cukup untuk menjamin tingkat kebenaran hasil penelitian. Jadi

peneliti sendirilah yang menentukan tingkat presisi yang dikehendaki, yang

selanjutnya berdasarkan presisi tersebut dapat menentukan besaran jumlah

sampel.80

Populasi dalam penelitian ini akan diambil bagian di setiap

kecamatan, atau disebut sampel. Syarat sampel harus representatif atau

mewakili dari seluruh populasi yang diriset. Sampel yang representatif

dapat diartikan bahwa sampel tersebut mencerminkan semua unsur dalam

populasi secara proporsional atau memberikan kesempatan yang sama pada

semua unsur populasi untuk dipilih, sehingga dapat mewakili keadaan

sebenarnya dalam keseluruhan populasi.

Sampel yang diambil adalah bagian dari populasi. Hal ini

dimaksudkan untuk tingkat akurasi data. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul representatif (mewakili).81 Dalam kajian kaidah

keilmuan komunikasi, teknik sampling yang sering digunakan oleh para

80 Masri Singarimbun, halaman 152 81 Sugiyono, 2013. Statistika untuk penelitian, halaman 62

Page 110: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

82

peneliti yakni rumus taro yamane dengan tingkatan kesalahan 1%, 5%, dan

10%.

Batas kesalahan yang ditolerir ini bagi setiap populasi tidak sama.

Ada yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, atau 10%. (umar, 2002: 134)82 dalam

penelitian ini peneliti menggunakan toleransi kesalahan 10% dari besaran

populasi.

3.7 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan teknik sampling stratified proportional random sampling dengan

mangambil sampel dari area sampling. Teknik sampling ini masuk kedalam jenis

probability sampling yakni, teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel.83

Teknik probability sampling yang digunakan adalah dengan sampling area.

Teknik sampling area yang digunakan ketika sifat populasi area mudah ditentukan.

Kalau penelitian menggunakan pembatasan suatu area dilihat dari pembatasan

sistem pemerintahan, maka unit populasi adalah dukuh, desa, kecamatan, kabupaten

dan seterusnya.84 Dalam penelitian ini, populasi dari kabupaten Serang terdapat 29

kecamatan dan akan diteliti setiap kecamatan dengan menentukan besaran jumlah

82 Dalam Rachmat Kriyantono, 2006. Teknik praktis riset komunikasi. Jakarta: kencana pranada group, halaman 164 83 Ibid, halaman 63 84 Burhan Bungin, 2005. Metode penelitian kuantitatif, Jakarta: Kencana, halaman 110

Page 111: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

83

sampel yang berbeda, hal ini bergantung pada jumlah masyarakat pemilih di setiap

kecamatan.

3.7.1 Sampling area

Sampling area atau cluster sampling digunakan untuk menentukan

sampel bila objek yang diteliti sangat luas. Misalnya penduduk dari negara,

provinsi, atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan

dijadikan sumber data, maka pengambilan sampel ditetapkan bertahap dari

wilayah terbesar hingga terkecil.85

Teknik sampling daerah (area sampling) digunakan untuk

menentukan sampel bila populasi obyek yang akan diteliti atau sumber

datanya sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau

kabupaten. Tetapi perlu diingat jika penduduk berstrata atau tidak sama

maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random

sampling.86

Berdasarkan data populasi yang ada, penentuan jumlah sampel

dalam penelitian ini diambil menggunakan data jumlah masyarakat yang

diakses dari sumber berita acara KPU kabupaten Serang tentang daftar

pemilih tetap dengan total jumlah masyarakat 1.113.656 jiwa.

85 Sugiyono, 2013, Statistika untuk penelitian, Bandung: Alfabeta, halaman 65 86 Sugiyono, halaman 65

Page 112: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

84

3.8 Kerangka Sampling

Dalam penelitian ini, penulis menganalis jumlah sampel yang digunakan

agar hasil datanya valid dan reliabel. Kerangka sampling yang dibuat berdasarkan

populasi dan penggolongan sampling. Pada penelitian ini, populasi yang dimaksud

adalah masyarakat kabupaten Serang, dengan sampel yang dikategorikan berdasar

kecamatan.

Serang, Jum’at 02 Oktober 2015 Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Serang setelah melaksanakan Rapat Pleno Bersama. Setelah melalui proses panjang

yang awalnya menetapkan DPS kemudian adanya perbaikan, kemudian

menghasilkan DPT, setelah merekap dari 29 Kecamatan yang tersebar di wilayah

Kabupaten Serang, KPU Kab. Serang dalam melaksanakan Pemilihan Bupati dan

Wakil Bupati Serang menetapkan Jumlah Pemilih Laki-laki 566.117 dan

Perempuan 547.539, dengan jumlah keseluruhan 1.113.656 DPT yang tersebar di

2.148 TPS di seluruh wilayah Kab. Serang.87

Berdasarkan data populasi yang ada, maka untuk menghitung jumlah

sampel digunakan rumus Taro yamane dengan presisi 10% dengan tingkat

kepercayaan 90% yaitu sebagai berikut:

87 http://kpu.serangkab.go.id/index.php/2015/10/03/kpu-kabupaten-serang-menetapkan-dpt-1-113-656/ diakses pada 25 Oktober 2015 jam 10.51 WIB

Page 113: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

85

n = 1.113.656

1.113.656 (0,1)2+1

= 1.113.656

11.137,56

= 99,99102137 dibulatkan menjadi 100

Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 100 masyarakat.

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = nilai presisi yang diinginkan 90% atau a= 0,1

Data jumlah masyarakat ini selanjutnya akan dibagi berdasarkan kategori area

kecamatan.

Adapun jumlah populasi dan sampel yang diambil dari masyarakat pemilih

tiap kecamatan yakni dengan berdasarkan kategori area kecamatan dan jenis

kelamin, maka untuk menentukan ukuran sampel harus proporsional. Dari rumus

Yamane didapatkan jumlah sampel yakni 100 responden. Penulis menghitung

jumlah sampel dengan :

Page 114: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

86

Tabel 3.2

Tabel Kerangka Sampel

NO NAMA

KECAMATAN

JUMLAH

PEMILIH

RUMUS

SAMPLIN

G

JUMLAH

SAMPEL

(orang)

JUMLA

H

PEMILI

H

LAKI-

LAKI

rumus

sampling

laki-laki

JUMLAH

PEMILIH

PEREMPU

AN

rumus

sampling

perempuan

SAMPEL

PEMILIH

LAKI-LAKI

SAMPEL

PEMILIH

PEREMPUA

N

1 ANYAR 39.270 39270

1113656 x 100

= 3,526

dibulatkan 4

4 2004

5

20045

1113656

x 100 =

1,799

dibulat

kan 2

19225 19225

1113656

x 100 =

1,726

dibulat

kan 2

2 2

2 BANDUNG 23.631 23631

1113656 x 100

= 2,121

dibulatkan 2

2 1206

0

12060

1113656

x 100 =

1,082

dibulat

kan 1

11571 11571

1113656

x 100 =

1,039

dibulat

kan 1

1 1

3 BAROS 39.583 39583

1113656 x 100

= 3,554

dibulatkan 4

4 2076

5

20765

1113656

x 100 =

1,864

dibulat

kan 2

18818 18818

1113656

x 100 =

1,689

dibulat

kan 2

2 2

4 BINUANG 23.178 23.178

1113656 x 100

= 2,081

dibulatkan 2

2 1159

7

11597

1113656

x 100 =

1,041

dibulat

kan 1

11581 11581

1113656

x 100 =

1,039

dibulat

kan 1

1 1

5 BOJONEGA

RA

34.048 34048

1113656 x 100

= 3,05

dibulatkan 3

3 1721

3

17213

1113656

x 100 =

1,545

dibulat

kan 2

16835 16835

1113656

x 100 =

1,511

dibulat

kan 1

2 1

Page 115: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

87

6 CARENANG 26.732 26732

1113656 x 100

= 2,400

dibulatkan 2

2 1312

3

13123

1113656

x 100 =

1,178

dibulat

kan 1

13609 13609

1113656

x 100 =

1,222

dibulat

kan 1

1 1

7 CIKANDE 72.123 72123

1113656 x 100

= 6,476

dibulatkan 6

6 3678

5

36785

1113656

x 100 =

3,303

dibulat

kan 3

35338 35338

1113656

x 100 =

3,173

dibulat

kan 3

3 3

8 CIKEUSAL 51.823 51823

1113656 x 100

= 4,653

dibulatkan 4

4 2613

9

26139

1113656

x 100 =

2,347

dibulat

kan 3

25684 25684

1113656

x 100 =

2,306

dibulat

kan 2

2 2

9 CINANGKA 44.776 44776

1113656 x 100

= 4,02

dibulatkan 4

4 2276

0

22760

1113656

x 100 =

2,043

dibulat

kan 2

22016 22016

1113656

x 100 =

1,976

dibulat

kan 2

2 2

10 CIOMAS 29.995 29995

1113656 x 100

= 2,693

dibulatkan 2

2 1558

4

15584

1113656

x 100 =

1,399

dibulat

kan 2

14411 14411

1113656

x 100 =

1,294

dibulat

kan 1

1 1

11 CIRUAS 55.326 55326

1113656 x 100

= 4,967

dibulatkan 5

5 2758

5

27585

1113656

x 100 =

2,476

dibulat

kan 2

27741 27741

1113656

x 100 =

2,490

dibulat

kan 3

2 3

12 GUNUNG

SARI

15.841 15841

1113656 x 100

= 1,422

dibulatkan 2

2 8304 8304

1113656

x 100 =

0,745

7537 7537

1113656

x 100 =

0,676

1 1

Page 116: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

88

dibulat

kan 1

dibulat

kan 1

13 JAWILAN 39.208 39208

1113656 x 100

=3,520

dibulatkan 4

4 2012

6

20126

1113656

x 100 =

1,807

dibulat

kan 2

19082 19082

1113656

x 100 =

1,713

dibulat

kan 2

2 2

14 KIBIN 35.814 35814

1113656 x 100

= 3,215

dibulatkan 3

3 1772

0

17720

1113656

x 100 =

1,591

dibulat

kan 1

18094 18094

1113656

x 100 =

1,624

dibulat

kan 2

1 2

15 KOPO 37.337 37337

1113656 x 100

= 3,352

dibulatkan 3

3 1951

8

19518

1113656

x 100 =

1,752

dibulat

kan 2

17819 17819

1113656

x 100 =

1,600

dibulat

kan 2

2 1

16 KRAGILAN 52.777 52777

1113656 x 100

= 4,739

dibulatkan 5

5 2648

6

26486

1113656

x 100 =

2,378

dibulat

kan 3

26291 26291

1113656

x 100 =

2,360

dibulat

kan 2

3 2

17 KRAMATW

ATU

69.927 69927

1113656 x 100

= 6,279

dibulatkan 6

6 3586

9

35869

1113656

x 100 =

3,220

dibulat

kan 3

34058 34058

1113656

x 100 =

3,058

dibulat

kan 3

3 3

18 LEBAK

WANGI

30.900 30900

1113656 x 100

= 2,77

dibulatkan 3

3 1522

4

15224

1113656

x 100 =

1,367

dibulat

kan 1

15676 15676

1113656

x 100 =

1,407

dibulat

kan 2

1 2

19 MANCAK 33.863 33863

1113656 x 100 3 1767 17672

1113656 16191 16191

1113656 2 1

Page 117: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

89

= 3,040

dibulatkan 3

2 x 100 =

1,586

dibulat

kan 2

x 100 =

1, 453

dibulat

kan 1

20 PABUARAN 30.741 30741

1113656 x 100

= 2,760

dibulatkan 3

3 1606

2

16062

1113656

x 100 =

1,442

dibulat

kan 2

14679 14679

1113656

x 100 =

1,318

dibulat

kan 1

2 1

21 PADARINC

ANG

51.523 51523

1113656 x 100

= 4,626

dibulatkan 4

4 2618

7

26187

1113656

x 100 =

2,351

dibulat

kan 3

25336 25336

1113656

x 100 =

2,275

dibulat

kan 2

2 2

22 PAMARAYA

N

42.105 42105

1113656 x 100

= 3,780

dibulatkan 4

4 2174

1

21741

1113656

x 100 =

1,952

dibulat

kan 2

20364 20364

1113656

x 100 =

1,828

dibulat

kan 2

2 2

23 PETIR 42.260 42260

1113656 x 100

= 3,794

dibulatkan 4

4

2168

5

21685

1113656

x 100 =

1,963

dibulat

kan 2

20395 20395

1113656

x 100 =

1,831

dibulat

kan 2

2 2

24 PONTANG 34.513 34513

1113656 x 100

= 3,099

dibulatkan 3

3 1704

5

17045

1113656

x 100 =

1,530

dibulat

kan 1

17468 17468

1113656

x 100 =

1,580

dibulat

kan 2

1 2

25 PULO

AMPEL

26.253 26253

1113656 x 100

= 2,357

dibulatkan 2

2 1313

8

13138

1113656

x 100 =

1,179

dibulat

13115 13115

1113656

x 100 =

1,177

dibulat

1 1

Page 118: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

90

kan 1 kan 1

26 TANARA 30.287 30287

1113656 x 100

= 2,719

dibulatkan 3

3 1499

5

14995

1113656

x 100 =

1,346

dibulat

kan 1

15292 15292

1113656

x 100 =

1,373

dibulat

kan 2

1 2

27 TIRTAYASA 36.090 36090

1113656 x 100

= 3,240

dibulatkan 4

4 1775

5

17755

1113656

x 100 =

1,594

dibulat

kan 2

18335 18335

1113656

x 100 =

1,646

dibulat

kan 2

2 2

28 TUNJUNG

TEJA

32.097 32097

1113656 x 100

= 2,882

dibulatkan 3

3 1656

0

16560

1113656

x 100 =

1,486

dibulat

kan 2

15537 15537

1113656

x 100 =

1,395

dibulat

kan 1

2 1

29 WARINGIN

KURUNG

31.635 31635

1113656 x 100

= 2,840

dibulatkan 3

3 1619

4

16194

1113656

x 100 =

1,454

dibulat

kan 2

15441 15441

1113656

x 100 =

1,368

dibulat

kan 1

2 1

TOTAL 1.113.6

56

100 100 5661

17

547539

sampel yang berjumlah 100 orang ini akan diberikan kuesioner. Sampel diharapkan

mewakili setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Serang. Ketentuan perhitungan

sampel ini disesuaikan dengan referensi pada buku Sugiyono, 2013: 73.

Page 119: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

91

3.9 Teknik Analisis Data

Pada tahapan analisis data peneliti membaca data melalui proses

pengkoodingan data sehingga mempunyai makna. Proses pengkoodingan ini

mencakup proses mengatur data, mengorganisasikan data kedalam suatu pola

kategori. Maleong (2000:103) mendefinisikan analisis data sebagai proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data.88 Data yang didapat berupa angka penilaian skala

likert dari hasil jawaban responden dalam kuesioner. Hasil dari data ini akan

dianalisis menggunakan uji statistik deskriptif pada BAB IV penelitian ini.

Pada riset kuantitatif, dikenal beberapa jenis analisis data yakni analisis

univariat, analisis bivariat, analisis multivariat. Pembedaan ini tergantung pada

banyaknya variabel yang akan dianalisis. Pada penelitian ini hanya menggunakan

satu variabel yaitu variabel persepsi. Maka akan digunakan analisis univariat

dengan statistik deskriptif.

3.10 Teknik Pengujian Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, oleh

karena itu jawaban dan penilaian responden ada pada kuesioner yang diberikan.

Untuk menguji ketepatan data penelitian, penulis menggunakan metode

pengecekan data dengan uji validitas dan uji reliabilitas data. Metode ini digunakan

88 Rachmat kriyantono, 2006. Riset komunikasi. halaman 167

Page 120: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

92

untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan valid atau tidak, dan untuk

menguji jawaban responden dalam penelitian ini.

3.10.1 Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.89 Validitas

berasal dari kata validity yang berarti yang artinya sejauhmana ketepatan

dan kecermatan alat ukur yang kita gunakan. Validitas alat ukur adalah

akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan

dimana-mana.90

Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa setiap pertanyaan

dalam kuesioner akan terklarifikasi pada variabel yang telah ditetapkan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan program SPSS versi 21. uji

validitas dapat diketahui dengan membandingkan P-Value dengan taraf

kesalahan (α) 10% atau 0,1.

Dari hasil uji coba kuesioner kepada 30 responden secara acak,

diketahui hasil perolehan jawaban mereka sebagai berikut:

89 Sugiyono, 2013. Statistika untuk penelitian, halaman 348 90 Burhan Bungin, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Media Group, halaman 97

Page 121: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

93

Tabel 3.3

Hasil kuesioner pre-test 30 responden

Dari hasil kuesioner tersebut, penulis menghitung validitas dari 37

pernyataan yang diujikan kepada 30 responden tersebut. Diperoleh hasil :

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas 30 Responden

pertanyaan (P) nilai uji instrumen nilai r tabel (10%)

N-1 keterangan

P1 0,66924 0,3061 VALID

P2 0,87622 0,3061 VALID

P3 0,91603 0,3061 VALID

P4 0,91603 0,3061 VALID

P5 0,91603 0,3061 VALID

P6 0,81932 0,3061 VALID

P7 0,86152 0,3061 VALID

P8 0,9497 0,3061 VALID

P9 0,9497 0,3061 VALID

P10 0,87415 0,3061 VALID

responden p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28 p29 p30 p31 p32 p33 p34 p35 p36 p37 skor_total

R1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 3 3 123

R2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 121

R3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 147

R4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108

R5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 147

R6 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 116

R7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 111

R8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 120

R9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 112

R12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 4 4 3 2 2 2 2 4 3 3 2 2 104

R16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 143

R17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 114

R18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 145

R19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 145

R22 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 116

R23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 147

R27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 106

R29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 136

R30 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 130

Page 122: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

94

P11 0,9304 0,3061 VALID

P12 0,9304 0,3061 VALID

P13 0,95195 0,3061 VALID

P14 0,90227 0,3061 VALID

P15 0,95195 0,3061 VALID

P16 0,95195 0,3061 VALID

P17 0,77493 0,3061 VALID

P18 0,82614 0,3061 VALID

P19 0,82614 0,3061 VALID

P20 0,83559 0,3061 VALID

P21 0,85734 0,3061 VALID

P22 0,9497 0,3061 VALID

P23 0,87567 0,3061 VALID

P24 0,8988 0,3061 VALID

P25 0,78291 0,3061 VALID

P26 0,6469 0,3061 VALID

P27 0,71738 0,3061 VALID

P28 0,89793 0,3061 VALID

P29 0,85798 0,3061 VALID

P30 0,76786 0,3061 VALID

P31 0,85798 0,3061 VALID

P32 0,76786 0,3061 VALID

P33 0,71738 0,3061 VALID

P34 0,89793 0,3061 VALID

P35 0,62343 0,3061 VALID

P36 0,45919 0,3061 VALID

P37 0,62224 0,3061 VALID

3.10.2 Uji Reliabilitas Data

Langkah selanjutnya, akan dilakukan uji reliabilitas data. Hasil

penelitian dapat dikatakan reliabel jika terdapat kesamaan data dalam waktu

yang berbeda. Reliabilitas artinya dapat dipercaya, dengan kata lain suatu

alat ukur memiliki reliabilitas bila hasil pengukurannya relatif konsisten

apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali oleh peneliti yang sama

atau oleh peniliti lainnya. Alat ukur disebut reliabel bila alat ukur tersebut

Page 123: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

95

secara konsisten memebrikan hasil atau jawaban yang sama terhadap gejala

yang sama, walau digunakan berualang kali. Reliabilitas memiliki arti

bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan

(dependable, dan tetap/ajeg (konsisten).91

Penulis menggunakan SPSS versi 21 untuk uji reliabilitas data.

Salah satu metode pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan

metode Alpha Cronbach. Hasil pengujian dapat dilihat dalam tabel

reliability statistic, lalu hasil tersebut dibandingkan dengan tabel tingkat

reliabilitas berdasarkan nilai Alpha, jika nilai Alpha dihitung lebih besar

dari pada tabel maka item dinyatakan reliabel. Berikut ini tingkat

reliabilitas nilai Alpha:

Tabel 3.5

Tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha

Nilai Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00-0,20 Kurang reliabel

< 0,20-0,40 Agak reliabel

< 0,40-0,60 Cukup reliabel

<0,60-0,80 Reliabel

<0,80-1,00 Sangat Reliabel

91 Rahchmat kriyantono, riset komunikasi, 2006, halaman 143-145

Page 124: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

96

Dari hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS 21 diperoleh hasil :

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Pre-test

Diketahui r hitung 0,760 dari 37 pernyataan yang dijawab oleh 30

responden. r tabel dengan kesalahan 10% adalah 0,3061. Jika kita lihat dari

hasil r hitung banding r tabel yakni 0,760>0,3061 maka dapat dikatakan

kuesioner tersebut reliabel.

Pernyataan yang terdapat pada kuesioner tersebut dapat dijadikan

alat pengukuran dalam penelitian ini. Reliabel yang dimaksud yakni

terpercaya untuk dijadikan alat ukur penelitian ini. Reliabilitas memiliki arti

bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan

(dependable, dan tetap/ajeg (konsisten).92

92 Rahchmat kriyantono, 2006. Riset komunikasi, halaman 143-145

Page 125: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

97

3.11 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 29 kecamatan pada kabupaten Serang. Objek

yang menjadi penelitian ini adalah masyarakat pemilih, dengan pertimbangan

mereka berkontribusi bagi pilkada Bupati dan Wakil Bupati Serang. Penelitian ini

mencari bagaimana persepsi masyarakat kabupaten Serang tentang aksi borong

parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015. Penelitian ini dimulai dari Oktober

2015. Penulis akan menjelaskan proses penelitian ini pada tabel berikut :

Tabel 3.7

Jadwal Penelitian

Kegiatan Oktober

2015

November

2015

Desembe

r 2015

Januari

2016

Februari

2016

Maret

2016

Apri

l

2016

Mei

2016

Juni

2016

Juli

2016

ACC Judul

Penulisan

Bab I

Penulisan

Bab II

Penulisan

Bab III

Sidang

Outline

Page 126: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

98

Penelitian

Lapangan

Penulisan

Bab IV

Penulisan

Bab V

Persiapan

Sidang

Akhir

Jadwal penelitian ini adalah proses tahapan penelitian ini dilakukan,

dianalisis, dan dituliskan. Proses penelitian ini dalam jangka waktu 9 bulan

terhitung dari Oktober 2015 hingga Juni 2016.

Page 127: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

99

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Definisi Masyarakat

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok

orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di

mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada

dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata

dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah

suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah

sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).

Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang

yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.93

Masyarakat dalam penelitian ini merupakan objek yang memiliki

persepsi tentang aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015.

Penulis akan mendeskripsikan bagaimana persepsi masyarakat kabupaten

serang yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Masyarakat pada

penelitian ini disebut juga populasi penelitian, dari sejumlah 1.113.656 jiwa

yang terdiri dari 566.117 pemilih laki-laki dan 547.539 pemilih perempuan.

93 https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat diakses pada 23 Februari 2016 08.15 WIB

Page 128: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

100

Populasi masyarakat ini tersebar di 29 kecamatan yang ada di kabupaten

Serang. Penulis membuat kerangka sampling dengan teknik sampling area

dan stratified proporsional random sampling, dengan pertimbangan efisiensi

penelitian dan hasil yang representatif dari karakteristik populasi.

4.1.2 Profil Kabupaten Serang

Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Banten. Ibukotanya adalah Ciruas namun saat ini pusat pemerintahanya

masih berada di Kota Serang. Kabupaten ini berada di ujung barat laut Pulau

Jawa, berbatasan dengan Laut Jawa, dan Kota Serang di utara, Kabupaten

Tangerang di timur, Kabupaten Lebak di selatan, serta Kota Cilegon di

barat.

Gambar 4.1

Peta Kabupaten Serang

Sumber: Google

Page 129: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

101

Geografi Luas wilayah Kabupaten Serang adalah 1.467,35 km².

Secara geografis terletak posisi koordinat antara 105º7' - 105º22' Bujur

Timur dan 5º50' - 6º21' Lintang Selatan. Sebelah utara berbatasan dengan

Laut Jawa Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan

Pandeglang Sebelah barat berbatasan dengan Kota Cilegon dan Selat Sunda

Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.

Secara topografi, Kabupaten Serang merupakan wilayah dataran

rendah dan pegunungan dengan ketinggian antara 0 sampai 1.778 m di atas

permukaan laut. Fisiografi Kabupaten Serang dari arah utara ke selatan

terdiri dari wilayah rawa pasang surut, rawa musiman, dataran, perbukitan

dan pegunungan. Bagian utara merupakan wilayah yang datar dan tersebar

luas sampai ke pantai, kecuali sekitar Gunung Sawi, Gunung Terbang dan

Gunung Batusipat. Dibagian selatan sampai ke barat, Kabupaten Serang

berbukit dan bergunung antara lain sekitar Gunung Kencana, Gurung

Karang dan Gunung Gede. Daerah yang bergelombang tersebar di antara

kedua bentuk wilayah tersebut. Hampir seluruh daratan Kabupaten Serang

merupakan daerah subur karena tanahnya sebagian besar tertutup oleh tanah

endapan Alluvial dan batu vulkanis kuarter.

Potensi tersebut ditambah banyak terdapat pula sungai-sungai yang

besar dan penting yaitu Sungai Ciujung, Cidurian, Cibanten, Cipaseuran,

Cipasang dan Anyar yang mendukung kesuburan daerah-daerah pertanian

di Kabupaten Serang.

Page 130: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

102

Iklim di wilayah Kabupaten Serang termasuk tropis dengan musim

hujan antara November – April dan musim kemarau antara Mei – Oktober.

Curah hujan rata-rata 3,92 mm/hari. Temperatur udara rata-rata berkisar

antara 25,8º Celsius – 27,6º Celsius. Temperatur udara minimum 20,90º

Celsius dan maksimum 33,8º Celsius. Tekanan udara dan kelembaban nisbi

rata-rata 81,00 mb/bulan. Kecepatan arah angina rata-rata 2,80 knot, dengan

arah terbanyak adalah dari barat.

Kabupaten Serang terdiri atas 29 kecamatan, yaitu Anyar,

Kecamatan bandung, Baros, Binuang, Bojonegara, Carenang, Kecamatan

Cikande, Cikeusal, Cinangka, Ciomas, Ciruas, Gunungsari, Jawilan, Kibin,

Kopo, Kragilan, Kramatwatu, Mancak, Pabuaran, Padarincang, Pamarayan,

Petir, Pontang, Pulo Ampel, Tanara, Tirtayasa, Tunjung Teja, Lebak Wangi

dan Waringin Kurung, yang dibagi lagi atas sejumlah desa. Pusat

pemerintahan berada di Kecamatan Ciruas. Pada tanggal 17 Juli 2007

Kabupaten Serang dimekarkan menjadi Kota Serang dan Kabupaten

Serang.94

Penulis mengambil sampel secara proporsional stratified random

sampling dari keseluruhan kecamatan dalam penelitian ini dengan mengacu

kepada rumus sampling.

94 https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Serang diakses pada 23 Februari 2016 08.25 WIB

Page 131: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

103

4.1.3 Profil KPU Kabupaten Serang

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Serang yang ada saat

ini merupakan periode keanggotaan ketiga yaitu periode 2013 – 2018

setelah sebelumnya periode kedua 2008 – 2013 menyelesaikan masa

tugasnya.

Keberadaan KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota saat ini

memiliki landasan hukum yang sangat kuat. Selain didasarkan pada

konstitusi negara pasal 22E Undang-Undang Dasar 1945 juga telah

memiliki Undang-Undang tersendiri yaitu Undang-Undang Nomor 15

Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

Dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang

Penyelenggara Pemilu diatur mengenai penyelenggara Pemilihan Umum

yang dilaksanakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat

nasional, tetap, dan mandiri. Sifat nasional mencerminkan bahwa wilayah

kerja dan tanggung jawab KPU sebagai penyelenggara Pemilihan Umum

mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sifat tetap

menunjukkan KPU sebagai lembaga yang menjalankan tugas secara

berkesinambungan meskipun dibatasi oleh masa jabatan tertentu. Sifat

mandiri menegaskan KPU dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum

bebas dari pengaruh pihak mana pun.

Page 132: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

104

Independen dan non partisan inilah label baru yang disandang oleh

KPU saat ini. KPU baru ini terdiri atas para anggota yang dipilih dari orang-

orang yang independen dan nonpartisan. Pembentukan KPU yang demikian

tidak bisa bisa dilepaskan dengan aktivitas KPU masa lalu, yaitu pada

pemilu 1999. Pada saat itu KPU beranggotakan para fungsionaris partai

peserta Pemilu. Dalam perjalanan KPU saat itu, publik melihat secara jelas

bagaimana sangat kuatnya unsur kepentingan (interest) mewarnai setiap

kegiatan KPU, sehingga sangat sering dalam pembahasan keputusan-

keputusan KPU harus menghadapi situasi deadlock.

Kenyataan ini tentu tidaklah menggembirakan, khususnya dilihat

dari sudut pengembangan citra dan perkembangan KPU sebagai lembaga

penyelenggara Pemilu. Atas dasar pemikiran bahwa KPU sebagai lembaga

penyelenggara Pemilu seharusnya bebas dari tekanan kepentingan-

kepentingan, serta kuatnya tuntutan dari banyak pihak bahwa lembaga

penyelenggara Pemilu harus bersih dari intervensi partai politik dan

pemerintah, maka DPR bersama Pemerintah mengeluarkan Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2011 yang secara tegas menyatakan bahwa

anggota KPU terdiri dari orang-orang independen dan non partisan. Sifat

independen dan nonpartisan KPU saat ini tercermin dari proses seleksi calon

anggota KPU yang terbuka dan melalui beberapa tahapan yang sangat ketat

serta dilakukan oleh Tim Seleksi yang independen yang mewakili unsur

KPU Provinsi Banten, Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Serang

yang terdiri dari akademisi, profesional dan masyarakat umum.

Page 133: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

105

Nama yang ditetapkan KPU Provinsi Banten kemudian disahkan

dan diangkat menjadi anggota KPU Kabupaten Serang dengan dasar

Keputusan KPU Provinsi Banten,Tentang Pemberhentian dan

Pengangkatan Anggota Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Serang

Periode 2013-2018. Dengan terbentuknya KPU Kabupaten Serang periode

2013 - 2018 yang beranggotakan 5 (lima) orang dan bukan berasal dari

partai politik, sehingga diharapkan betul-betul dapat melaksanakan

tugasnya secara dependen dan nonpartisan.

Keanggotaan KPU Kabupaten Serang secara mendasar tugas pokok

dan fungsinya, yaitu merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan

pemilu dengan seluruh tahapan yang harus ditempuh, mulai dari

pendaftaran pemilih, pendaftaran hingga peresmian keanggotaan legislatif,

melakukan penelitian, seleksi dan penetapan partai politik peserta pemilu,

calon Anggota DPD maupun Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden

yang berhak mengikuti Pemilu, serta calon Bupati dan Wakil Bupati yang

berhak mengikuti Pemilihan Umum Kepala Daerah. Namun demikian,

seluruh anggota KPU Kabupaten Serang dan perangkat pendukungnya

menyadari bahwa masyarakat menghendaki Pemilu lebih berkualitas dari

pemilu-pemilu sebelumnya.

Oleh karena itu, KPU Kabupaten Serang harus mampu

menyelenggarakan pemilu dengan tetap mengedepankan pencapaian asas-

asas umum penyelenggaraan pemilu, yaitu; langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur dan adil serta beradab. Untuk dapat mendukung tercapainya

Page 134: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

106

sasaran tersebut, KPU menyiapkan sejumlah peraturan yang berlaku untuk

penyelenggara Pemilu tidak terkecuali bagi KPU Kabupaten Serang untuk

melaksanakannya, yaitu misalnya Peraturan Tata Kerja KPU dan Kode Etik

Penyelenggara Pemilu. Selain hak dan kewajiban sebagaimana diatur dalam

ketentuan perundangan, KPU juga wajib:

1. Melaksanakan dan mentaati hukum dan peraturan negara.

2. Melaksanakan tugas secara jujur dan adil.

3. Menghormati azas keterbukaan dan pentingnya memberikan

informasi yang tepat, jujur, dan dapat memberikan

akuntabilitas kepada masyarakat.

4. Melaksanakan tugas yang ditetapkan sesuai UU.

5. Mengusahakan agar setiap peserta pemilihan umum yang

meliputi partai politik, calon anggota legislatif dan pemilih,

mendapat perlakukan yang adil dan setara.

6. Melaksanakan tugas secara terkoordinasi antar angota atau

dengan instansi terkait.

7. Menunjang pemantauan pemilihan umum agar berjalan

secara efektif dan efisien.

Untuk lebih mengefektifkan kerja KPU Kabupaten Serang,

sebagaimana diatur dalam Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2008 tentang

Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi

dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dan diubah dalam Peraturan

KPU Nomor 21 Tahun 2008, maka dibentuk alat kelengkapan, berupa

Page 135: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

107

divisi-divisi, Kelompok Kerja atau tim yang dibentuk sesuai dengan

kebutuhan. Divisi dibentuk untuk memudahkan dan memfokuskan

pelaksanaan program kerja KPU Kabupaten Serang. Setiap divisi

mempunyai mitra kerja dengan subbag-subbag pada Sekretariat KPU

Kabupaten Serang yang berhubungan dengan kegiatan divisi.

Adapun Divisi yang dibentuk terdiri dari 4 (empat) divisi yang

masing-masingnya dipimpin oleh satu orang anggota KPU Kabupaten

Serang, yaitu :

1. Divisi Umum, SDM, Keuangan dan Logistik : Abidin Nasyar, MM.

Pd

2. Divisi Program dan Data : Zaenal Mutti’in, MA

3. Divisi Hukum : Nasrulloh, S. Pd,

M.Si

4. Divisi Sosialisasi, Teknis dan Pendidikan Pemilih : Idrus, S. Fill

Untuk menunjang serta memfasilitasi kebutuhan kerja serta

pelaksanaan tugas-tugas KPU Kabupaten Serang dibentuk Sekretariat KPU

Kabupaten Serang yang dipimpin oleh seorang Sekretaris. Dalam

melaksanakan tugasnya Sekretaris KPU Kabupaten Serang dibantu oleh 4

(empat) orang Kasubbag yang juga masing-masingnya mengepalai satu

Subbag sebagaimana diatur dalam Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2008

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi

Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan

Page 136: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

108

Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dan diubah dalam

Peraturan KPU Nomor 22 Tahun 2008.

Sekretariat KPU Kabupaten Serang dipimpin oleh seorang

Sekretaris dengan eselonisasi Jabatan Struktural IIIa yang bertanggung

jawab kepada KPU Kabupaten Serang. Selama KPU Kabupaten Serang

terbentuk, telah mengalami 4 (empat) kali pergantian Sekretaris, sedangkan

Kasubbag dilingkungan Sekretariat KPU Kabupaten Serang eselonisasi

Jabatan Struktural IVa dengan susunan Sekretariat terdiri dari :

1. Sekretaris : Iman Saiman, S. Sos,

M. Si

2. Kasubbag Program dan Data : M. Rohman, S. Sos

3. Kasubbag Teknis Pemilu dan Hupmas : Nana Heryatna, S.

Kom, M. Kom

4. Kasubbag Hukum : Mulyadi, SH

5. Kasubbag Umum dan Keuangan : Hj. Siti Adnah, SE

Sekretariat KPU Kabupaten Serang mempunyai tugas :

1. Membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu

2. Memberikan dukungan teknis administratif

3. Membantu pelaksanaan tugas KPU Kabupaten Serang dalam

menyelenggarakan Pemilu

Page 137: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

109

4. Membantu pendistribusian perlengkapan penyelenggaraan Pemilu

Anggota DPR, DPD, DPRD, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta

Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi

5. Membantu perumusan dan penyusunan rancangan keputusan KPU

Kabupaten Serang

6. Memfasilitasi penyelesaian masalah dan sengketa Pemilu Kepala daerah

dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Serang

7. Membantu penyusunan laporan penyelenggaraan kegiatan dan

pertanggungjawaban KPU Kabupaten Serang

8. Membantu pelaksanaan tugas-tugas lainnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.95

95 http://kpu2.serangkab.go.id/home/halaman/42/profil-sekretariat/preview diakses pada 5 Mei 2016, pukul 19.34 WIB

Page 138: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

110

4.1.4 Profil Pasangan Calon

4.1.4.1 Hj. Ratu Tatu Chasanah, S.E., M.Ak

Gambar 4.2 Foto Hj. Ratu Tatu Chasanah, S.E., M.Ak

Sumber: serangkab.go.id

Hj. Ratu Tatu Chasanah, S.E., M.Ak. (lahir di Serang,

Banten, 23 Juli 1967; umur 48 tahun) adalah Bupati Serang yang

menjabat sejak 17 Februari 2016. Sebelumnya, ia pernah menjabat

sebagai Wakil Bupati Serang, mendampingi Bupati Taufik

Nuriman. Tatu merupakan adik kandung dari mantan Gubernur

Banten, Ratu Atut Chosiyah.

Pada 27 Desember 2013, Ratu Tatu memenangkan voting

pemilihan Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Banten dalam

Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) Partai Golkar di

Jakarta, ia menggantikan kakak iparnya Hikmat Tomet yang

meninggal dunia. Riwayat Pendidikan :

Page 139: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

111

1. SDN Ciateul III Bandung (1975 – 1981)

2. SMPN 5 Bandung (1981 – 1984)

3. SMA Yayasan 17 Bandung (1984 – 1987)

4. S1 Fakultas Ekonomi Universitas Parahyangan (UNPAR)

Bandung (1995)

5. S2.M.Ak (magister akuntansi) Universitas Pancasila Jakarta

Riwayat Jabatan :

1. Wakil Bupati Serang (2010 – 2015)

2. Bupati Serang (2016 – Sekarang)

Riwayat Organisasi :

1. Ketua Umum Dekopinwil Provinsi Banten

2. Ketua Umum MAI Provinsi Banten

3. Ketua Umum Perwosi Banten

4. Ketua Umum PMI Provinsi Banten

5. Ketua Umum Ikatan PSM Nasional

Page 140: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

112

4.1.4.2 Pandji Tirtayasa, M.si

Gambar 4.3 Foto Pandji Tirtayasa, M.si

Sumber: serangkab.go.id

Drs. H. Pandji Tirtayasa, M.si lahir di Serang, 12 Januari

1954. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Alamat rumah yakni di

Jl. Abdul Latif No. 39 Serang, 42111. Riwayat pendidikan :

1. SDN Gang Kaum Cimahi (1965)

2. SMPN 1 Cimahi (1968)

3. SMAN VI Belitung Bandung (1971)

4. DIII-APDN Bandung (1977)

5. S-1 IIP Jakarta (1983)

6. S-2 Univ. Satya (2000)

Jabatan terakhir sebelum menjadi wakil Bupati Serang yakni ketua

BAPPEDA kabupaten Serang.96

96 https://pantes.files.wordpress.com/2008/07/biodata-pandji.pdf diakses pada 5 Mei 2016, pukul 22.46 WIB

Page 141: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

113

4.1.4.3 Ahmad Syarif Madzkurullah, SH

Gambar 4.4 Foto Ahmad Syarif Madzkurullah, SH

Sumber: google

Ahmad Syarif Madzkurullah, SH lahir di Serang, 14 Juni

1978. Usia saat ini adalah 37 tahun, bertempat tinggal di Kp. Begog

RT 005/001 Desa Kaserangan kecamatan Pontang kabupaten

Serang, Banten. Riwayat pendidikan :

1. SDN Kebon Ratu

2. SMPN 1 Ciruas

3. SMAN 1 Pontang

4. S-1 Hukum UNTIRTA

Pengalaman organisasi :

1. Ketua PII Provinsi Banten (1999)

2. Ketua HMI UNTIRTA (2004)

3. Ketua Ikadin Kabupaten Serang (2011)

Page 142: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

114

4. Ketua DPC Gerindra Kabupaten Serang (2014)

4.1.4.4 Aep Syaefullah

Gambar 4.5 Foto Aep Syaefullah

Sumber: Google

Aep Syaefullah lahir di Serang Banten pada tanggal 8

September 1966. Saat ini usia berjalan 49 tahun. Beliau tinggal di

Kp. Ciomas RT. 001/001 Desa mekarbaru, Kecamatan kopo,

Kabupaten Serang.

Riwayat pendidikan :

1. SDN 2 Serang

2. SMPN 1 Serang

3. SMAN 1 Serang

Pengalaman organisasi :

1. Sekretaris partai Hanura Kabupaten Serang (2010-2015)97

97 http://infopilkada.kpu.go.id/assets/4193319/723_bb2kwkw_Lampiran-Daftar-Riwayat-Hidup-Ahmad-Syarif-Madzkurullah-SH-dan-Aep-Saepulloh.pdf diakses pada 5 Mei 2016, pukul 22.56 WIB

Page 143: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

115

4.2 Deskripsi Data Penelitian

Pada sub-bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian tentang persepsi

masyarakat tentang aksi borong parpol pada pilkada Kabupaten Serang 2015. Hasil

penelitian akan menguraikan data mulai dari gambaran umum responden sampai

dengan analisis data yang dilakukan berdasarkan hasil kuesioner sebagai media

survai kepada responden. Data tersebut akan diolah dengan aplikasi SPSS untuk

mengetahui hasil skor pada kuesioner.

4.2.1 Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Serang, dengan jumlah

populasi sebesar 1.113.656 masyarakat dan diambil sampel sebesar 100

masyarakat yang tersebar di 29 kecamatan. Selanjutnya dalam proses

mencari data, responden akan diberikan kuesioner sebagai alat pengukuran

persepsi.

4.2.2 Karakteristik Responden

Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah

100 orang yang tersebar di 29 kecamatan. Penulis menggunakan teknik

stratified proporsional random sampling dengan pembagian kuota

responden berdasarkan jumlah sebaran reponden di tiap kecamatan.

Responden dalam penelitian ini merupakan masyarakat yang memiliki hak

pilih dalam pemilu, yakni minimal 17 tahun. Penulis mengkategorikan

responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin. Responden akan

dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan. Jumlah sampel yang diambil

Page 144: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

116

baik laki-laki maupun perempuan berdasarkan rumusan pada kerangka

sampling. Berikut kategori responden keseluruhan berdasarkan jenis

kelamin (gender) :

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

laki-laki 50 50,0 50,0 50,0

perempuan 50 50,0 50,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Diagram 4.1

Jenis kelamin responden

Page 145: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

117

Dari tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang

berpartisipasi sebagai sampel dalam penelitian ini, jumlah responden laki-laki sama

dengan jumlah responden perempuan. Dengan proporsi jumlah responden laki-laki

yakni 50 responden, dan jumlah responden perempuan yakni 50 responden. Pada

penentuan jumlah proporsi responden ini dihitung dengan rumus sampling pada

kesalahan 10% atau presisi 0,1 dan didapat jumlah sampel 100 responden.

Selanjutnya proporsi sampel dihitung berdasarkan sebaran responden pada setiap

kecamatan berdasarkan data pemilih dari Komisi Pemilihan Umum (KPU)

kabupaten serang. Dari perhitungan jumlah sampel tersebut, didapatkan angka 50

responden laki-laki dan 50 responden perempuan.98

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian pada sub-bab ini. Data yang

didapat dari responden melalui pengisian kuesioner kemudian akan dianalisis

berdasarkan perhitungan frekuensi dan persentase data yang akan penulis sajikan

dalam bentuk tabel. Pada sub-bab berikutnya, akan disajikan pembahasan tentang

hasil persepsi responden berdasarkan indikator pada operasional variabel yang telah

dibuat pada bab II penulisan penelitian ini.

Setiap poin pernyataan yang penulis buat dalam kuesioner, terdapat jawaban

yang bernilai positif dan jawaban yang bernilai negatif. Jawaban responden yang

bernilai positif yakni jika menjawab sangat setuju dengan nilai 4 dan setuju dengan

nilai 3. Sementara, jawaban responden yang bernilai negatif yakni jika menjawab

98 Perhitungan lengkap sampel ada pada kerangka sampling yang dibuat penulis pada bab III

Page 146: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

118

tidak setuju dengan nilai 2 dan sangat tidak setuju dengan nilai 1. Untuk menjaga

profesinalitas dan netralitas peneliti, penulis memberikan kebebasan bagi

responden untuk menjawab sesuai dengan persepsi mereka tanpa ada tekanan dan

pemaksaan jawaban. Penulis juga tidak mengintervensi responden dalam

menanyakan pilihan mereka saat pilkada kabupaten Serang berlangsung, demi

menjaga privasi hak pilih responden.

Pemberian nilai pada jawaban responden mengenai persepsi masyarakat

tentang aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015 terdiri dari 8

indikator dengan total 37 pernyataan. Adapun secara rinci dapat penulis sajikan

dalam tabel berikut :

Tabel 4.2

Daftar pernyataan pada indikator

Indikator jumlah pernyataan

perhatian spontan 3

perhatian reflektif 12

perhatian statis 2

perhatian dinamis 3

berdasarkan pengetahuan (frame of

reference)

4

Page 147: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

119

berdasarkan pengalaman (frame of

experience)

5

pembentukan makna 4

pembentukan ekspresi 4

Jumlah 37

Pada penelitian ini, variabel yang diteliti adalah persepsi masyarakat tentang aksi

borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015 (variabel X). Penelitian ini

dengan 1 variabel akan menggunakan analisis deskriptif. Berikut akan disajikan

tanggapan responden yang didapatkan penulis dalam bentuk tabel :

Tabel 4.3

Hasil Kuesioner 100 Responden

Interpretasi tabel uji tendensi sentral hasil data jawaban responden diatas akan

dijelaskan penulis pada tabel berikut:

Page 148: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

120

Tabel 4.4

Uji Tendensi Sentral 100 Responden

kode pernyataan N mean median standar

deviasi Valid Missing

P1 saya mengetahui keadaan

koalisi parpol yang tidak

seimbang dalam pilkada

kabupaten serang 2015

100 0 3,58 4,00 0,496

P2 saya lebih mengetahui

adanya aksi borong

parpol pada pilkada

kabupaten serang 2015

dari koalisi yang tidak

seimbang

100 0 3,62 4,00 0,488

P3 saya mengetahui ada satu

pasangan calon yang

melakukan aksi borong

parpol

100 0 3,54 4,00 0,501

P4 saya mencari kebenaran

adanya aksi borong

100 0 3,54 4,00 0,501

Page 149: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

121

parpol pada pilkada

kabupaten serang 2015

P5 saya mengetahui proses

penjaringan calon dari

luar parpol merupakan

pintu masuk bagi potensi

melakukan hegemoni

pemborongan parpol

100 0 3,54 4,00 0,501

P6 saya mengetahui aksi

borong parpol yang

dilakukan kandidat

tertentu lebih

mempertimbangkan

popularitas dibandingkan

intelektualitas calon

100 0 3,61 4,00 0,490

P7 saya mengetahui aspek

moralitas yang diusung

dalam aksi borong parpol

lebih merupakan bentuk

formalistik dan simbolik

calon daripada

kemampuan mendasar

100 0 3,51 4,00 0,559

Page 150: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

122

dari hasil seleksi calon

yang berkualitas

P8 saya mengetahui aksi

borong parpol yang

dilakukan lebih

mempertimbangkan

popularitas dibandingkan

responsibilitas calon

100 0 3,51 4,00 0,502

P9 saya mengetahui bahwa

aspek responsibilitas

calon merupakan bagian

dari pencitraan dari pada

suatu kemampuan

membangun kerangka

konsep pembangunan

dalam proses seleksi

yang berkualitas

100 0 3,51 4,00 0,502

P10 saya mengetahui aspek

track record calon belum

sepenuhnya lahir dari

seleksi yang berkualitas

100 0 3,58 4,00 0,496

Page 151: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

123

P11 saya mengetahui aksi

borong parpol yang

dilakukan lebih

memperlihatkan

popularitas dibandingkan

informasi problematika

dan realitas calon

terhadap kebutuhn masa

depan

100 0 3,58 4,00 0,496

P12 saya mengetahui aksi

borong parpol yang

dilakukan oleh pasangan

kandidat tertentu lebih

mempertimbangkan

popularitas dibandingkan

kemampuannya

berinteraksi dengan

lingkungan

100 0 3,58 4,00 4,96

P13 saya mengetahui aksi

borong parpol yang

dilakukan oleh pasangan

kandidat tertentu lebih

400 0 3,55 4,00 0,496

Page 152: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

124

mempertimbangkan

popularitas dibandingkan

kemampuannya

berorganisasi,

merencanakan dan

mencapai tujuan

P14 saya mengetahui aksi

borong parpol yang

dilakukan oleh pasangan

kandidat tertentu lebih

mempertimbangkan

popularitas dibandingkan

kemampuan

mengidentifikasi

permasalahan dan

solusinya

100 0 3,59 4,00 0,494

P15 saya mengetahui aksi

borong parpol yang

dilakukan oleh pasangan

kandidat tertentu lebih

mempertimbangkan

popularitas dibandingkan

100 0 3,55 4,00 0,500

Page 153: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

125

kemampuan dalam

mencanangkan kegiatan

dan aktifitas

pembangunan

P16 saya selalu melihat

situasi poitik yang

melakukan aksi borong

parpol oleh satu

pasangan calon pada

pilkada kabupaten serang

2015 dari awal proses

pilkada

100 0 3,55 4,00 0,500

P17 proporsi koalisi yang

tidak seimbang, lebih

mudah dipahami sebagai

aksi borong parpol

100 0 3,48 4,00 0,717

P18 parpol dalam aksi borong

parpol merupakan

penggabungan antara

koalisi merah putih dan

koalisi indonesia hebat

pada pilpres 2014

100 0 3,51 4,00 0,559

Page 154: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

126

P19 parpol dalam koalisi

borong parpol memiliki

kesamaan tujuan

kemenangan pilkada

100 0 3,51 4,00 0,611

P20 koalisi parpol dari calon

kompetitor hanya

berjumlah 3 parpol

100 0 3,48 4,00 0,611

P21 aksi borong parpol

memiliki tujuan

kemanangan dalam

pilkada

100 0 3,44 4,00 0,671

P22 aksi borong parpol tidak

mengimplementasikan

prinsip dalam demokrasi

100 0 3,51 4,00 0,502

P23 aksi borong parpol

merupakan pembuktian

adanya transaksi dan

komersialisasi parpol

100 0 3,51 4,00 0,559

P24 saya memperhatikan

koalisi dari kandidat lain

100 0 3,52 4,00 0,611

Page 155: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

127

yang tidak melakukan

aksi borong parpol

P25 kepentingan kemenangan

pilkada dari golongan

tertentu terlihat jelas

pada aksi borong parpol

100 0 3,43 4,00 0,728

P26 aksi borong parpol

tersebut mencerminkan

bahwa demokrasi tidak

lagi diimplementasikan

dalam berpolitik yang

baik

100 0 3,63 4,00 0,544

P27 jumlah

ketidakseimbangan

koalisi tersebut

merupakan bukti nyata

adanya aksi borong

parpol yang dilakukan

oleh satu pasangan calon

100 0 3,63 4,00 0,485

P28 saya memperhatikan

proses konstelasi politik

100 0 3,50 3,50 0,503

Page 156: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

128

selama pilkada

berlangsung

P29 aksi borong parpol

menjadi tradisi dalam

pilkada

100 0 3,50 4,00 0,560

P30 aksi borong parpol yang

dilakukan membuat saya

menjadi lebih

mengetahui

keberpihakan parpol

kepada satu pasangan

calon

100 0 3,44 4,00 0,671

P31 aksi borong parpol yang

dilakukan membuat saya

mengatahui proyeksi

hasil kemenangan

pilkada

100 0 3,50 4,00 0,560

P32 aksi borong parpol dapat

memobilisasi suara

pemilih, termasuk saya

100 0 3,44 4,00 0,671

Page 157: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

129

P33 aksi borong parpol

berdampak pencitraan

yang sempurna pada

masyarakat di

lingkungan sekitar saya

100 0 3,63 4,00 0,485

P34 saya khawatir prinsip

demokrasi sudah tidak

lagi diimplementasikan

dalam berpolitik yang

baik

100 0 3,50 3,50 0,503

P35 saya khawatir hegemoni

kekuasaan inkamben

akan semakin langgeng

dengan dihalalkannya

borong parpol oleh

lembaga terkait proses

pemilihan

100 0 3,40 3,00 0,492

P36 saya khawatir pilkada

hanya formalitas saja

tanpa melihat fungsi

pilkada sebagai

kontestasi berdasar

100 0 3,27 3,00 0,566

Page 158: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

130

demokrasi dalam

sirkulasi kepemimpinan

P37 saya khawatir borong

parpol akan selamanya

menjadi tradisi jika tidak

ada evaluasi dan

amandemen regulasi

dalam pilkada

100 0 3,50 4,00 0,628

Tabel 4.3 interpretasi tendensi sentral (mean dan median) dari hasil jawaban 100

responden (N=100, valid)

Dari pengukuran tendensi sentral tersebut, dapat diketahui nilai mean (rata-rata)

setiap poin pennyataan, nilai median (nilai tengah) data, dan standar deviasi

(sebaran data atau simpangan data). N pada tabel adalah jumlah data yang diukur

yakni 100 responden. Valid yang dimaksud dalam tabel adalah data yang terbaca

dengan baik, dalam penelitian ini data valid berjumlah 100 data (N). Sedangkan

missing adalah data yang hilang atau tidak terbaca, pada penelitian ini jumlah data

missing adalah 0 data (N).

Page 159: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

131

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Spontan Pernyataan 1

Pada indikator perhatian spontan pernyataan 1 yakni : “saya

mengetahui keadaan koalisi partai politik yang tidak seimbang dalam

pilkada kabupaten Serang 2015”. Tanggapan responden akan dijelaskan

pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.5

Uji Jumlah N Pernyataan 1

Tabel 4.6

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 1

Page 160: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

132

Diagram 4.2 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 1

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 1 tentang “saya mengetahui keadaan koalisi parpol

yang tidak seimbang dalam pilkada kabupaten Serang 2015”. Dari 100

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 58 responden (58%),

setuju 48 responden (48%), tidak setuju 0 responden (0%), sangat tidak

setuju 0 rensponden (0%).

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat

setuju dan menyetujui bahwasanya mereka mengetahui keadaan koalisi

partai politik yang tidak seimbang pada pilkada kabupaten Serang 2015. Hal

ini dikarenakan koalisi salah satu pasangan kandidat dipublikasi dengan 8

partai politik, sedangkan pasangan kandidat lainnya hanya berkoalisi

dengan 3 partai politik. Data koalisi tersebut dapat dijelaskan penulis pada

tabel berikut:

Page 161: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

133

Tabel 4.7

Data Koalisi Parpol

No Tatu-Pandji (nomor urut 1) Syarif-Aep (nomor

urut 2)

1. Partai Golkar Gerindra

2. PDI-P Hanura

3. PKS PBB

4. Nasdem

5. Demokrat

6. PAN

7. PPP

8. PKB

Jumlah

total

8 parpol 3 parpol

Terlihat pada tabel, pasangan Tatu-Pandji dengan nomor urut 1

melakukan aksi pemborongan parpol dengan dukungan dari 8 parpol. Tatu-

Pandji mempublikasikan hal ini kepada masyarakat. Masyarakat atau

responden dalam penelitian ini melihat keadaan tersebut dan

Page 162: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

134

memperhatikan secara spontan adanya kejanggalan dalam konstelasi politik

pada pilkada kabupaten serang 2015 teersebut.

Pasangan Syarif-Aep dengan nomor urut 2 hanya berkoalisi dengan

3 parpol. Masyarakat sebagai responden juga melihat realita konstelasi

politik ini dan memperhatikan secara spontan tentang keadaan politik ini.

Menurut 58 responden (58%), menyatakan dengan sangat setuju bahwa

mereka mengetahui keadaan koalisi parpol yang tidak seimbang dalam

pilkada kabupaten serang 2015. Berikutnya pernyataan sangat setuju

didukung oleh 48 responden (48%) yang menyatakan bahwa mereka setuju

bahwa mereka mengetahui keadaan koalisi parpol yang tidak seimbang

dalam pilkada kabupaten serang 2015. Sedangkan tidak satupun responden

menjawab tidak setuju maupun sangat tidak setuju, hal ini dikarenakan

stimulus atau rangsangan yang bersifat pesan politik tersebut diperhatikan

dan dipersepsikan oleh responden dalam penelitian ini.

Apa yang dihasilkan pada perhitungan frekuensi jawaban 100

responden tersebut, dapat dikatakan bahwa mayoritas responden

mengetahui keadaan koalisi yang tidak seimbang pada pilkada kabupaten

serang 2015.

Page 163: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

135

4.3.2 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Spontan Pernyataan 2

Pada indikator perhatian spontan pernyataan 2 yakni : “saya lebih

mengetahui adanya aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015

dari koalisi yang tidak seimbang”. Tanggapan responden akan dijelaskan

pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.8

Uji Jumlah N pernyataan 2

Tabel 4.9

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 2

Page 164: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

136

Diagram 4.3 Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 2

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 2 tentang “saya lebih mengetahui adanya aksi

borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015 dari koalisi yang tidak

seimbang”. Dari 100 responden yang menjawab sangat setuju terdapat 62

responden (62%), setuju 38 responden (38%), tidak setuju 0 responden

(0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Dari hasil jawaban responden tersebut, mayoritas responden

menjawab sangat setuju dan menyetujui bahwa mereka lebih mengetahui

aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015 dari koalisi yang

tidak seimbang. Jika dilihat dari tabel koalisi parpol pada pernyataan 1,

pasangan nomor urut 1 (Tatu-Pandji) melakukan aksi borong parpol dengan

berkoalisi bersama 8 parpol. Sedangkan pasangan nomor urut 2 (Syarif-

Aep) hanya berkoalisi dengan 3 parpol. Masyarakat sebagai responden

Page 165: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

137

memperhatikan keadaan koalisi ini dan mengetahui adanya aksi borong

parpol dari koalisi yang tidak seimbang, yakni 8 parpol berbanding 3 parpol.

4.3.3 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Spontan Pernyataan 3

Pada indikator perhatian spontan pernyataan 3 yakni : “saya

mengetahui ada satu pasangan calon yang melakukan aksi borong parpol”.

Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi

berikut:

Tabel 4.10

Uji Jumlah N pernyataan 3

Tabel 4.11

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 3

Page 166: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

138

Diagram 4.4

Frekuensi Jawaban pada pernyataan 3

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 3 tentang “saya mengetahui ada satu pasangan

calon yang melakukan aksi borong parpol”. Dari 100 responden yang

menjawab sangat setuju terdapat 54 responden (54%), setuju 46 responden

(46%), tidak setuju 0 responden (0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Dari hasil jawaban responden tersebut, mayoritas responden

menjawab sangat setuju dan menyetujui bahwa mereka mengetahui ada satu

pasangan calon yang melakukan aksi borong parpol. Jika dilihat dari tabel

koalisi parpol pada pernyataan 1, pasangan nomor urut 1 (Tatu-Pandji)

melakukan aksi borong parpol dengan berkoalisi bersama 8 parpol.

Sedangkan pasangan nomor urut 2 (Syarif-Aep) hanya berkoalisi dengan 3

parpol. Masyarakat sebagai responden memperhatikan keadaan koalisi ini

dan mengetahui ada satu pasangan calon yang melakukan aksi borong

Page 167: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

139

parpol. Adapun pasangan calon yang dimaksud adalah pasangan nomor urut

1 (Tatu-Pandji).

Pasangan ini memborong 8 parpol dalam koalisinya dan tidak

memberikan peluang parpol untuk mendukung pasangan nomor urut 2

(Syarif-Aep). Dalam hal ini, masyarakat memberikan perhatian spontan

dengan mengetahui adanya satu pasangan calon yang melakukan aksi

borong parpol.

4.3.4 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Reflektif Pernyataan 4

Perhatian reflektif, perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja,

karena itu harus ada kemauan untuk menimbulkannya. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa perhatian reflektif akan timbul bila adanya faktor

pendorong yang aktif.99

Keadaan politik pada pilkada kabupaten serang ini menjadi faktor

pendorong yang aktif bagi masyarakat sebagai responden. Masyarakat

memberikan perhatian reflektif terhadap keadaan politik yang ada pada

pilkada kabupaten serang ini, dan pemusatan perhatian reflektif terletak

pada aksi borong parpol yang dilakukan oleh satu pasangan calon.

99 Bimo Walgito. 2002. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Halaman 57-59

Page 168: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

140

Pada indikator perhatian reflektif pernyataan 4, yakni “saya mencari

kebenaran adanya aksi borong parpol pada pilkada kabupaten serang 2015”.

Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi

berikut:

Tabel 4.12

Uji N pada Pernyataan 4

Tabel 4.13

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 4

Page 169: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

141

Diagram 4.5

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 4

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 4 tentang “saya mencari kebenaran adanya aksi

borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015”. Dari 100 responden

yang menjawab sangat setuju terdapat 54 responden (54%), setuju 46

responden (46%), tidak setuju 0 responden (0%), sangat tidak setuju 0

responden (0%).

Dari hasil jawaban responden tersebut, mayoritas responden

menjawab sangat setuju dan menyetujui bahwa mereka mencari kebenaran

adanya aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015. Aksi

borong parpol yang dilakukan oleh satu pasangan calon membuat

masyarakat sebagai responden memberikan perhatian reflektif dengan

mencari kebenaran adanya aksi borong parpol tersebut.

Page 170: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

142

Ketika pesta demokrasi daerah atau pilkada kabupaten Serang ini

berlangsung, masyarakat sebagai responden memberikan harapan dan

ekspektasi mereka kepada calon pemimpin daerahnya. Sarana kontestasi

politik ini tidak bisa dihindari atau bahkan dihilangkan, dan pemilu

merupakan konsensus bersama untuk memilih pimpinan yang dalam hal ini

adalah Bupati dan Wakil Bupati Serang.

Berlandaskan ekspektasi mereka kepada calon pimpinan daerahnya,

mereka tentu mengharapkan calon ideal yang dapat memimpin daerahnya

untuk membawa kearah kemajuan yang signifikan. Atas dorongan motivasi

tersebut, masyarakat sebagai responden melihat adanya aksi borong parpol

yang terjadi pada pilkada kabupaten Serang, dan mereka memberikan

perhatian reflektif dengan mencari kebenaran adanya aksi borong parpol

pada pilkada kabupaten serang 2015. Hal ini dibuktikan dari hasil jawaban

responden yakni 54 responden (54%) menjawab sangat setuju dan 46

responden (46%) menjawab setuju.

4.3.5 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Reflektif Pernyataan 5

Pada indikator perhatian reflektif pernyataan 5 yakni : “saya

mengetahui proses penjaringan calon dari luar parpol merupakan pintu

masuk bagi potensi melakukan hegemoni pemborongan parpol”. Tanggapan

responden akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Page 171: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

143

Tabel 4.14

Uji Jumlah N pernyataan 5

Tabel 4.15

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 5

Diagram 4.6

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 5

Page 172: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

144

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 5 tentang “saya mengetahui proses penjaringan

calon dari luar parpol merupakan pintu masuk bagi calon melakukan

hegemoni pemborongan parpol”. Dari 100 responden yang menjawab

sangat setuju terdapat 54 responden (54%), setuju 46 responden (46%),

tidak setuju 0 responden (0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Sebelum penetapan calon, parpol melakukan proses penjaringan

calon yang bertujuan untuk mengetahui potensi dan kemampuan calon

dalam berpolitik serta kredibilitas calon dalam memimpin. Indikator

kualitas calon hingga kelayakan calon akan ditunjukkan kepada parpol pada

saat penjaringan calon. Parpol akan mempertimbangkan hal-hal kelayakan

calon tersebut memimpin dan siap berkompetisi dalam kontestasi pilkada.

Hasil dari proses penjaringan ini kemudian akan dapat menentukan

sikap parpol terhadap calon tersebut. Sikap tersebut yakni berupa dukungan

dan keberpihakan parpol kepada calon tersebut dalam orientasi kemenangan

pilkada. Selain itu, parpol juga akan menyeleksi calon berdasarkan kualitas

calon, kredibilitas calon, kemampuan intelektualitas, responsibilitas, dan

indikator yang perlu dievaluasi oleh parpol untuk menyatakan kelayakan

calon tersebut.

Sebelum mendapatkan calon kepala daerah yang akan didukung,

partai politik akan melakukan proses penjaringan calon. Pembukaan

pendaftaran dilakukan partai untuk menampung calon-calon yang akan

Page 173: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

145

maju, lalu diverifikasi, dianalisa kelayakannya baru diputuskan bisa

tidaknya diajukan sebagai calon kepala daerah.100

Sejumlah uang yang harus disediakan para calon yang akan

digunakan partai untuk operasional mendukung calon tersebut dalam proses

kampanye hingga Pemilukada. Mekanisme partai-partai untuk merekrut

calon yang akan diajukan mungkin berbeda-beda, namun dalam hal syarat

penyediaan mahar untuk mendapat kendaraan politik ini, nyaris semua

partai tidak mengakuinya secara spesifik.101

Ada beberapa partai yang sudah melakukan survey untuk mengukur

kapasitas, kapabilitas, popularitas calon-calon yang akan diusungnya dan

dijadikan bahan evaluasi untuk proses selanjutnya. Tetapi memang syarat

yang tidak tertulis harus punya modal uang mahar ini ditengarai bisa saja

menggeser calon-calon lain yang punya kompetensi lebih namun tidak

punya atau kurang dana/uang mahar. Jika kondisi ini terulang, bisa

dipastikan kepala daerah terpilih akan banyak yang terjebak dalam praktek-

praktek untuk pulang modal yang berujung pada perilaku koruptif. Tentu,

disisi lain tanpa menyetor uang mahar-pun tidak menjamin korupsi tidak

akan dilakukan kepala daerah. Namun adalah hal yang tidak elok, jika untuk

maju jadi pemimpin yang diharapkan menjadi “pelayan masyarakat” harus

menyediakan uang dalam jumlah besar. Manusiawi, jika pemimpin model

100 http://netralitas.com/kolom/read/3626/mahar-penjaringan-calon-kepala-daerah-dan-realitas-korupsi diakses pada 15 Juni 2016, pukul 01.14 WIB 101 http://netralitas.com/kolom/read/3626/mahar-penjaringan-calon-kepala-daerah-dan-realitas-korupsi diakses pada 15 Juni 2016, pukul 01.16 WIB

Page 174: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

146

ini yang terpilih akan berusaha mengembalikan biaya-biaya yang

dikeluarkannya lepas dari bagaimana caranya.102

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI

), Teddy Lesmana mengatakan kemenangan calon incumbent atau keluarga

pejabat (dinasti politik) karena sistem meritokrasi di Indonesia belum

berkembang. Sistem meritokrasi adalah sistem yang memberikan

penghargaan kepada tokoh atau mereka yang berprestasi.

Selain itu, partai politik belum menjalankan tugas dan fungsinya

sebagai kaderisasi pemimpin. Kedepan, parpol harus menjalankan tugas dan

fungsinya untuk mendidik kader sebagai calon pemimpin yang berdasarkan

kepada asas meritokrasi mulai dari level terendah hingga level nasional.

Pendidikan untuk kaderisasi harus dibuka selebar-lebarnya.

Partai juga harus mendorong pendidikan politik untuk masyarakat

sehingga masyarakat dapat memilih pemimpin sesuai dengan rekam jejak

dan prestasinya. Apabila ditelaah lebih dalam, masyarakat belum memiliki

pendidikan politik yang mumpuni sehingga tidak mampu mencerna kepala

daerah yang ditawarkan.103

Diusung PDI-P sebagai bakal calon Wakil Bupati Serang

mendampingi Ratu Tatu Chasanah, Panji Tirtayasa menilai PDI-P sebagai

partai yang memiliki Ideologi. Mantan Kepala Badan Perencanaan

102 Lo.cit diakses pada 15 Juni 2016, pukul 01.17 WIB 103http://www.rri.co.id/post/berita/227229/pilkada_serentak/dinasti_politik_kokoh_di_pilkada_akibat_sistem_meritokrasi_belum_berkembang.html diakses pada 15 Juni 2016, pukul 01.27 WIB

Page 175: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

147

Pembangunan Daerah Kabupaten Serang ini merasa bangga dan berbahagia,

setelah PDI-P mengeluarkan mandat kepada dirinya untuk mendampingi

Ratu Tatu Chasanah. Menurut Pandji, dirinya merasa bahagia ditugaskan

untuk menjadi wakil Hj. Ratu Tatu Chasanah untuk membangun kabupaten

Serang. Selain itu, kata Panji, dirinya merasa bangga dan berbahagia masuk

dan menjadi keluarga besar PDI Perjuangan setelah pensiun menjadi

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Serang. Pandji juga merasa bangga

dan berbahagia menjadi keluarga besar PDI-P, dirinya yakin PDI-P

merupakan partai yang memiliki ideologi, jelasnya sambil menjelaskan

dirinya selama enam hari telah mengikuti sekolah partai tahap pertama yang

diselenggarakan oleh DPP PDI-P.104

Pemilihan Pandji sebagai wakil Tatu terindikasi hasil spekulasi

cepat pada saat penjaringan calon. Dengan segera, Pandji mendaftarkan diri

menjadi kader PDI-P sesaat sebelum proses penjaringan parpol

berlangsung. Hal ini merupakan pintu masuk bagi calon melakukan

hegemoni pemborongan parpol dengan mahar politik dan segala upaya

pemenangannya. Hegemoni yang dimaksud adalah hegemoni/he·ge·mo·ni/

/hégemoni/ n pengaruh kepemimpinan, dominasi, kekuasaan, dan

sebagainya suatu negara atas negara lain (atau negara bagian).105 Atau bisa

104 http://www.radarbanten.co.id/diusung-dampingi-tatu-ini-kata-panji-tirtayasa/ diakses pada 15 Juni 2016, pukul 01.35 WIB 105 http://kbbi.web.id/hegemoni diakses pada 15 Juni 2016, pukul 01.46 WIB

Page 176: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

148

diperjelas bahwa hegemoni merpakan cara mendominasi kekuasaan, upaya

tersebut dilakukan dengan cara melakukan aksi borong parpol.

Masyarakat sebagai responden, menyatangan sangat setuju (54%)

dan setuju (46%) bahwa mereka mengetahu proses penjaringan calon dari

luar parpol merupakan pintu masuk bagi potensi melakukan hegemoni

pemborongan parpol.

4.3.6 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Reflektif Pernyataan 6

Pada indikator perhatian reflektif pernyataan 6 yakni : “saya

mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan kandidat tertentu lebih

mempertimbangkan popularitas dibandingkan inelektualitas calon”.

Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi

berikut:

Tabel 4.16

Uji Jumlah N Pernyataan 6

Page 177: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

149

Tabel 4.17

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 6

Diagram 4.7

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 6

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 6 tentang “saya mengetahui aksi borong parpol

yang dilakukan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas

dibandingkan intelektualitas calon”. Dari 100 responden yang menjawab

sangat setuju terdapat 61 responden (61%), setuju 39 responden (39%),

tidak setuju 0 responden (0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Page 178: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

150

Idealnya dalam proses penjaringan calon yang dilakukan oleh parpol

harus mempertimbangkan intelektualitas calon. Dengan calon yang

memiliki intelektualitas baik, diharapkan mampu memimpin dan menjadi

kepala daerah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Menurut KBBI online, arti intelektual adalah

intelektual/in·te·lek·tu·al/ /inteléktual/ 1 a cerdas, berakal, dan berpikiran

jernih berdasarkan ilmu pengetahuan.106 Dengan pemimpin yang intelek,

ataupun cerdas, berakal, dan berpikiran jernih, masyarakat mengharapkan

pemimpin kepala daerah yang memiliki kriteria tersebut dapat membawa

kemajuan daerahnya.

Kebutuhan akan pemimpin yang memiliki intelektualitas ini

seharusnya menjadi pertimbangan parpol dalam penjaringan calon tersebut.

Parpol sebagai representatif masyarakat dalam berpolitik harus memikirkan

kebutuhan masyarakatnya dan apa yang menjadi indikator penjaringan

calon tersebut sebaiknya tidak lepas dari apa yang diharapkan masyarakat

kepada pemimpin daerahnya.

Namun, parpol dalam pergerakannya pada saat penjaringan calon

lebih mempertimbangkan popularitas calon dibandingkan dengan

intelektualitas calon. Perspektif ini mendukung indikasi aksi borong parpol

yang dilakukan oleh kandidat calon tertentu. Dengan popularitas, tentunya

106 http://kbbi.web.id/intelektual diakses pada 15 Juni 2016, pukul 02.34 WIB

Page 179: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

151

akan banyak masyarakat yang mengenal dan bisa dipastikan akan memilih

calon tersebut.

Pencitraan yang sangat baik dilakukan oleh kandidat calon tertentu

dengan menyeluruh ke semua lapisan masyarakat. Pencitraan ini bertujuan

untuk mendapatkan popularitas di masyarakat dan berorientasi pada

outputnya yakni masyarakat memilih dirinya dalam pilkada. Kandidat calon

yang melakukan aksi borong parpol tentunya dibantu oleh parpol koalisinya

untuk dicitrakan hingga populer di masyarakat dengan cara kampanye

mereka.

Masyarakat sebagai responden menyatakan dengan sangat setuju

(61%) dan setuju (39%) mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan

kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan

intelektualitas calon. Kandidat tersebut populer dan akan semakin populer

dengan dibantu dicitrakan oleh parpol di masyarakat. Popularitas inilah

yang diharapkan mampu dijadikan faktor perolehan suara terbanyak dari

masyarakat.

4.3.7 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Reflektif Pernyataan 7

Pada indikator perhatian reflektif pernyataan 7 yakni : “saya

mengetahui aspek moralitas yang diusung dalam aksi borong parpol lebih

merupakan bentuk formalistik dan simbolik calon daripada kemampuan

Page 180: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

152

mendasar dari hasil seleksi calon yang berkualitas”. Tanggapan responden

akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.18

Uji Jumlah N Pernyataan 7

Tabel 4.19

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 7

Page 181: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

153

Diagram 4.8

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 7

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 7 tentang “saya mengetahui aspek moralitas yang

diusung dalam aksi borong parpol lebih merupakan bentuk formalistik dan

simbolik calon daripada kemampuan mendasar dari hasil seleksi calon yang

berkualitas”. Dari 100 responden yang menjawab sangat setuju terdapat 54

responden (61%), setuju 43 responden (39%), tidak setuju 3 responden

(3%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Dalam proses penjaringan calon, idealnya parpol memperhatikan

aspek moralitas calon guna menentukan kualitas calon tersebut. Moralitas

dalam KBBI disebutkan bahwa, moralitas/mo·ra·li·tas/ n Sas sopan santun,

segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat sopan santun.107

Calon yang berkualitas memiliki etika yang baik dan bermoral pemimpin.

107 http://kbbi.web.id/moralitas diakses pada 15 Juni 2016, pukul 03.04 WIB

Page 182: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

154

Pemimpin yang bermoral baik, tentunya merupakan harapan

masyarakatnya.

Parpol dalam penjaringan calon, hanya menjadikan aspek moralitas

ini sebagai bentuk formalitas dan simbolik calon daripada kemampuan

mendasar calon. Dalam aksi borong parpol yang dilakukan kandidat tertentu

ini, parpol sudah tidak lagi mempertimbangkan moralitas calon. Hal ini

tidak mencerminkan proses seleksi yang berkualitas.

Orientasi parpol dalam aksi borong parpol yang dilakukan kandidat

tertentu ini hanya kemenangan yang harus didapatkan, tanpa

mempertimbangkan kemampuan mendasar calon dalam hal moralitas yang

dimilikinya. Masyarakat sebagai responden menyatakan bahwa 54

responden (61%), setuju 43 responden (39%), tidak setuju 3 responden

(3%). Mayoritas masyarakat menyetujui bahwa mereka mengetahui aspek

moralitas yang diusung dalam aksi borong parpol lebih merupakan bentuk

formalistik dan simbolik calon daripada kemampuan mendasar dari hasil

seleksi yang berkualitas.

4.3.8 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Reflektif Pernyataan 8

Pada indikator perhatian reflektif pernyataan 8 yakni : “Saya

mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan lebih mempertimbangkan

popularitas dibandingkan responsibilitas calon”. Tanggapan responden

akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Page 183: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

155

Tabel 4.20

Uji Jumlah N Pernyataan 8

Tabel 4.21

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 8

Diagram 4.9

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 8

Page 184: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

156

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 8 tentang “Saya mengetahui aksi borong parpol

yang dilakukan lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan

responsibilitas calon”. Dari 100 responden yang menjawab sangat setuju

terdapat 51 responden (51%), setuju 49 responden (49%), tidak setuju 0

responden (0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Dalam penjaringan calon, parpol sebagai lembaga yang

diamanatkan masyarakat untuk memverifikasi kelayakan calon idealnya

perlu memperhatikan sejauhmana responsibilitas calon tersebut.

Responsibilitas adalah tanggung jawab, yakni bertanggung

jawab/ber·tang·gung ja·wab/ v 1 berkewajiban menanggung; memikul

tanggung jawab.108

Seorang pemimpin sudah seharusnya memiliki rasa tanggung jawab

atas masyarakatnya, dan kewajibannya sebagai pemimpin masyarakat.

Dalam hal ini, tentunya masuk kedalam ekspektasi masyarakat kepada calon

Bupati dan Wakil Bupati mereka. Mereka sangat mengharapkan indikator

responsibilitas ini menjadi landasan setiap gerak kepemimpinan yang akan

dijalankan oleh kandidat pemenang kelak.

Namun, dengan proses penjaringan yang relatif dipercepat dan

munculnya aksi borong parpol di permukaan konstelasi politik tersebut.

Parpol dalam penjaringan calon lebih mempertimbangkan popularitas calon

108 http://kbbi.web.id/tanggung%20jawab diakses pada 15 Juni 2016, pukul 23.18 WIB

Page 185: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

157

dibandingkan dengan responsibilitas calon. Calon dengan tingkat

popularitas yang tinggi akan memiliki daya jual yang baik di masyarakat.

Berdasarkan pandangan ini, mereka (parpol) lebih menitikberatkan

popularitas calon, dibandingkan responsibilitas calon.

Dari hasil data yang diperoleh, masyarakat yang menjawab sangat

setuju terdapat 51 responden (51%), setuju 49 responden (49%), tidak setuju

0 responden (0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%). Terlihat bahwa

masyarakat sangat setuju dan menyetujui bahwa mengetahui aksi borong

parpol yang dilakukan lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan

responsibilitas calon.

4.3.9 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Reflektif Pernyataan 9

Pada indikator perhatian reflektif pernyataan 9 yakni : “Saya

mengetahui bahwa aspek responsibilitas calon merupakan bagian dari

pencitraan dari pada suatu kemampuan membangun kerangka konsep

pembangunan dalam proses seleksi yang berkualitas”. Tanggapan

responden akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Page 186: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

158

Tabel 4.22

Uji Jumlah N Pernyataan 9

Tabel 4.23

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 9

Diagram 4.10

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 9

Page 187: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

159

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 9 tentang “Saya mengetahui bahwa aspek

responsibilitas calon merupakan bagian dari pencitraan dari pada suatu

kemampuan membangun kerangka konsep pembangunan dalam proses

seleksi yang berkualitas”. Dari 100 responden yang menjawab sangat setuju

terdapat 51 responden (51%), setuju 49 responden (49%), tidak setuju 0

responden (0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Mendalami kajian pernyataan sebelumnya, aspek responsibilitas

yang dimiliki calon merupakan bagian dari pencitraan calon. Di dalam visi-

misi calon, tentunya aspek responsibilitas calon akan ditimbulkan dalam

pemaknaan visi-misi tersebut. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri dan

memperkaya pencitraan yang dilakukan. Masyarakat akan semakin yakin

bahwa calon tersebut memiliki responsibilitas atau rasa tanggung jawab atas

apa yang dijanjikan dalam proses kampanyenya. Adapun visi-misi kandidat

yakni:

Calon bupati Ratu Tatu Chasanah menyampaikan visi antara lain

terwujudnya Kabupaten Serang yang maju dan agamis, peningkatan tata

kelola pelayanan publik terbaik dan mewujudkan masyarakat sejahtera serta

terpenuhinya kebutuhan masyarakat Kabupaten Serang. Misi yang akan

dilakukan oleh pasangan nomor urut 1 ini dengan menghadirkan tata

pemerintahan yang baik. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan,

kesejahteraan sosial. Pasangan ini memiliki visi-misi yakni meningkatkan

Page 188: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

160

sarana dan prasarana di wilayah serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi

berbasis lokal seperti nelayan dan petani.109

Sementara itu, pasangan nomor urut 2 Syarif-Aep mengusung visi

terwujudnya Kabupaten Serang yang unggul dalam pelayanan kepada

masyarakat. Sementara itu, misi yang diusung yakni pemimpin pasangan ini

adalah menjadi pemimpin ke depan yang memiliki kehendak membangun

masyarakat yang amanah dan hasanah. Pasangan nomor urut 2 ini memiliki

visi-misi untu lebih meningkatkan lagi pelayanan publik yang

berkualitas.110

Terlihat dari visi-misi para kandidat ini menonjolkan aspek

responsibilitas mereka. Masyarakat tentunya sangat berharap apabila

mereka menjadi pemimpin daerahnya, maka mereka harus bertanggung

jawab untuk mewujudkan visi-misi tersebut. Sejalan dengan hal tanggung

jawab yang memang harus dimiliki oleh pemimpin, dalam politik praktis

yang dilakukan oleh kandidat tertentu dengan borong parpol maka

kemudian aspek responsibilitas ini hanya menjadi bagian dari pencitraan

dari pada suatu kemampuan membangun kerangka konsep pembangunan

dalam proses seleksi yang berkualitas. Aspek responsibilitas ini hanya

berorientasi sebagai pemaknaan kampanye yang berujung pada pencitraan

calon.

109 http://www.radarbanten.co.id/ini-visi-misi-calon-bupati-serang-saat-debat-kandidat/ diakses pada 15 Juni 2016, pukul 23.41 WIB 110 lo.cit, diakses pada 15 Juni 2016, pukul 23.43 WIB

Page 189: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

161

Kualitas seleksi kandidat yang dilakukan oleh parpol perlu

dipertanyakan kualitasnya, mengingat hal ini sangat diperlukan untuk

kemajuan daerah. Namun, dalam praktiknya, aspek responsibilitas ini hanya

menjadi bagian dari pencitraan calon dan tidak ada jaminan bahwa calon

tersebut memiliki responsibilitas tinggi ketika memang sudah ditentukan

menjadi pemenang. Popularitas memang merupakan daya jual kandidat di

mata masyarakat, dengan popularitas tentunya akan berdampak pada

perolehan suara terbanyak.

Dalam praktiknya, aspek responsibilitas calon merupakan bagian

dari pencitraan dari pada suatu kemampuan membangun kerangka konsep

pembangunan dalam proses seleksi yang berkualitas. Pernyataan ini

dinyatakan sangat setuju oleh 51 responden (51%), dan 49 responden (49%)

menyeatakan setuju, tidak setuju 0 responden (0%), sangat tidak setuju 0

responden (0%).

4.3.10 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Reflektif Pernyataan 10

Pada indikator perhatian reflektif pernyataan 10 yakni : “saya

mengetahui aspek track record calon belum sepenuhnya lahir dari seleksi

yang berkualitas”. Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel

distribusi frekuensi berikut:

Page 190: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

162

Tabel 4.24

Uji Jumlah N Pernyataan 10

Tabel 4.25

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 10

Diagram 4.11

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 10

Page 191: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

163

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 10 tentang “saya mengetahui aspek track record

calon belum sepenuhnya lahir dari seleksi yang berkualitas”. Dari 100

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 58 responden (58%),

setuju 42 responden (42%), tidak setuju 0 responden (0%), sangat tidak

setuju 0 responden (0%).

Track record calon juga perlu diperhatikan dalam menentukan

kualitas calon pada saat penjaringan calon. Parpol harus menjadikan aspek

track record ini kedalam indikator pada penjaringan calon yang dilakukan.

Setiap kandidat calon pasti memiliki track record masing-masing. Track

record yang dimaksud adalah rekam jejak calon, yakni latar belakang calon.

Rekam jejak yakni track record (rekam jejak jamak) (idiomatik)

Kinerja masa lalu seseorang, organisasi, atau produk, dilihat secara

keseluruhan dan biasanya untuk tujuan membuat keputusan.111

Kinerja masa lalu calon perlu diketahui oleh publik, dan hal ini pun

menjadi kajian khusus dalam tahapan penjaringan calon dengan seleksi

yang berkualitas. Dengan seleksi yang berkualitas oeh parpol, diharapkan

track record calon diverifikasi secara menyeluruh. Dengan harapan, calon

yang ditetapkan untuk maju, sudah dapat dipastikan bahwasanya memiliki

track record yang baik dan positif.

111 http://kamus-internasional.com/definitions/?indonesian_word=track_record diakses pada 16 Juni 2016, pukul 01.41 WIB

Page 192: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

164

Aspek track record calon belum sepenuhnya lahir dari seleksi yang

berkualitas, atau bisa dikatakan bahwa proses seleksi yang dilakukan tidak

terlalu menitik beratkan aspek track record calon. Dengan kata lain, timbul

pertanyaan tentang kualitas proses seleksinya. Dalam praktiknya, kandidat

yang memiliki modal politik tinggi, bagaimanapun track recordnya

dianggap sudah mumpuni dan layak untuk dicalonkan. Penentuan dukungan

dari hasil penjaringan atau penyeleksian calon sudah tidak

mempertimbangkan aspek track record calon tersebut, dengan aksi borong

parpol semua dapat dikondisikan secara keseluruhan.

Dari data yang didapatkan, masyarakat menyatakan dengan sangat

setuju terdapat 58 responden (58%), setuju 42 responden (42%), tidak setuju

0 responden (0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%). Mayoritas

masyarakat mengetahui aspek track record calon belum sepenuhnya lahir

dari proses seleksi yang berkualitas.

4.3.11 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Reflektif Pernyataan 11

Pada indikator perhatian reflektif pernyataan 11 yakni : “saya

mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan lebih memperlihatkan

popularitas dibandingkan informasi problematika dan realitas calon

terhadap kebutuhan masa depan”. Tanggapan responden akan dijelaskan

pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Page 193: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

165

Tabel 4.26

Uji Jumlah N Pernyataan 11

Tabel 4.27

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 11

Diagram 4.12

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 11

Page 194: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

166

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 11 tentang “saya mengetahui aksi borong parpol

yang dilakukan lebih memperlihatkan popularitas dibandingkan informasi

problematika dan realitas calon terhadap kebutuhan masa depan”. Dari 100

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 58 responden (58%),

setuju 42 responden (42%), tidak setuju 0 responden (0%), sangat tidak

setuju 0 responden (0%).

Pemimpin harus bisa memecahkan permasalahan dalam kondisi

yang dibutuhkan. Mereka harus melihat dari keadaan masalah tersebut dan

memahami dengan keseluruhan untuk merumuskan pemecahan masalah

tersebut (problematika). Selain itu, pemimpin harus memiliki sikap bijak

dalam mengambil keputusan guna pemecahan masalah tersebut.

Pengertian Problematika Istilah problema/problematika berasal dari

bahasa Inggris yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau masalah.

Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat

dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan.112 Setiap dinamika

kehidupan bermasyarakat, akan timbul beragam permasalahan sosial.

Pemimpin harus peka terhadap masalah yang timbul di masyarakat dan

harus bisa menyikapi hal ini dengan solutif. Solutif dalam hal ini

dimaksudkan adalah solusi yang bersifat memperbaiki keadaan.

112 Debdikbud, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Bulan Bintang, halaman 27

Page 195: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

167

Harapan masyarakat kepada pemimpinnya tentu menginginkan

resolusi dan perubahan yang akan timbul di masa kepemimpinannya.

Pemimpin memahami bagaimana dinamika masyarakat saat ingin

mencalonkan diri. Informasi problematika dan realitas masyarakat harus

sudah diinventarisir oleh para calon pemimpin daerah ini, untuk selanjutnya

diimplementasikan solusinya pada masa kepemimpinannya. Kepekaan

terhadap informasi problematika dan realitas calon terhadap kebutuhan

masa depan harus dijadikan pertimbangan kuat parpol dalam proses

penjaringan calon.

Parpol sebagai organisasi yang diamanatkan masyarakat berdasar

undang-undang, maka sudah seharusnya menjadikan poin ini kedalam

indikator penilaian kelayakan calon dalam proses penjaringan calon. Tujuan

yang diinginkan adalah bagaimana kepekaan calon tersebut memahami

problematika dan realitas masyarakat, hal ini diorientasikan untuk

kebutuhan masa depan masyarakat.

Dalam aksi borong parpol, popularitas lebih diperlihatkan

dibandingkan dengan informasi problematika dan realitas calon terhadap

kebutuhan masa depan. Parpol hanya memikirkan bagaimana politik

dikondisikan dengan sangat apik, tanpa mempertimbangkan kepentingan

masyarakat. Popularitas menjadi poin tertinggi, dengan harapan

kemenangan akan semakin mudah dicapai.

Page 196: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

168

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, masyarakat

menyatakan sangat setuju 58 responden (58%), dan menyetujui 42

responden (42%) bahwa mereka mengetahui aksi borong parpol yang

dilakukan lebih memperlihatkan populartas dibandingkan informasi

problematika dan realitas calon terhadap kebutuhan masa depan.

4.3.12 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Reflektif Pernyataan 12

Pada indikator perhatian reflektif pernyataan 12 yakni : “saya

mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan oleh pasangan tertentu lebih

mempertimbangkan popularitas dibandingkan kemampuannya berinteraksi

dengan lingkungan”. Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel

distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.28

Uji Jumlah N Pernyataan 12

Page 197: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

169

Tabel 4.29

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 12

Diagram 4.13

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 12

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 12 tentang “saya mengetahui aksi borong parpol

yang dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan

popularitas dibandingkan kemampuannya berinteraksi dengan lingkungan”.

Dari 100 responden yang menjawab sangat setuju terdapat 58 responden

(58%), setuju 42 responden (42%), tidak setuju 0 responden (0%), sangat

tidak setuju 0 responden (0%).

Page 198: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

170

Kemampuan pemimpin dalam berinteraksi dengan lingkungan

sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Bagaimana pemimpin mengayomi

masyarakat dan berinteraksi dengan baik menjadi hal yang harus dimiliki

oleh pemimpin. Masyarakat kabupaten Serang tentunya mengharapkan

pemimpin mereka nantinya memiliki kemampuan untuk berinteraksi

dengan lingkungan. Semakin dekat pemimpin dengan masyarakat, akan

mempermudah masyarakat untuk berdiskusi tentang dinamika yang terjadi

di masyarakat dalam hal sosial maupun politik.

Interaksi yang dimaksudkan adalah bagaiamana terjalin komunikasi

dua arah antara masyarakat dengan pemimpin mereka dan sebaliknya.

Kondisi tersebut akan mewujudkan sinergitas antara pemimpin daerah dan

masyarakatnya. Selain sinergitas, hubungan yang harmonis antara

pemimpin daerah dengan masyarakatnya diharapkan akan timbul dengan

sendirinya seiring dengan berjalannya interaksi yang baik.

Aksi borong parpol yang dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu

hanya menitikberatkan popularitas dibandingkan kemampuannya

berinteraksi dengan lingkungan. Mereka menganggap dalam kampanye

tatap muka yang dilakukan sudah mewakili citra baik mereka di masyarakat.

Pasangan kandidat yang melakukan aksi borong parpol ini menganggap

kampanye tatap muka yang dilakukan sudah memenuhi kebutuhan

masyarakat yang menginginkan kemampuan pemimpin dalam berinteraksi

dengan lingkungannya. Faktanya, dalam setiap kampanye yang dilakukan

Page 199: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

171

oleh calon pimpinan masyarakat hanya mengorientasikan output hasil nilai

popularitas tertinggi dengan harapan perolehan suara terbanyak.

Dengan borong parpol, pasangan kandidat tertentu ini

mengharapkan masyarakat menilai mereka didukung oleh banyak parpol

dan tentunya mencitrakan diri mereka bahwa mereka pantas untuk dipilih

menjadi Bupati dan Wakil Bupati serang. Dengan dukungan parpol dalam

jumlah banyak, masyarakat diyakini akan mempercayai kemampuan

mereka dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Banyaknya parpol yang mendukungnya dijadikan sebuah

pembuktian kemampuannya berintraksi dengan lingkungan, padahal dalam

kenyataanya masyarakat yang sadar politik akan mempersepsikan bahwa

yang diperlihatkan adalah popularitas dibandingkan dengan kemampuannya

berinteraksi dengan lingkungan. Popularitas yang identik dengan pencitraan

calon merupakan tujuan awal dari proses mereka berkampanye. Untuk

selanjutnya akan membuahkan hasil yang baik yakni perolehan suara

terbanyak.

Parpol dalam proses penjaringan calon, seharusnya memverifikasi

calon dengan indikator bagaimana calon tersebut memiliki reputasi baik

dalam hal kemampuannya berinteraksi dengan lingkungan atau

masyarakatnya. Namun dalam borong parpol, orientasi parpol hanyalah

kepentingan politik. Maksudnya yakni bagaimana keadaaan dan situasi

masyarakat dapat dikondisikan dengan bantuan dukungan parpol dalam

Page 200: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

172

merekomendasikan calon tersebut. Tanpa menghiraukan sejauhmana calon

tersebut memiliki kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya, nilai

popularitas lebih diperlihatkan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, masyarakat sejumlah 58

responden (58%) menyatakan dengan sangat setuju, dan menyetujui

sejumlah 42 responden (42%) bahwa mereka mengetahui aksi borong

parpol yang dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu lebih

mempertimbangkan popularitas dibandingkan kemampuannya berinteraksi

dengan lingkungan.

4.3.13 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Reflektif Pernyataan 13

Pada indikator perhatian reflektif pernyataan 13 yakni : “saya

mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan oleh pasangan kandidat

tertentu lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan

kemampuannya berorganisasi, merencanakan dan mencapai tujuan”.

Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi

berikut:

Page 201: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

173

Tabel 4.30

Uji Jumlah N Pernyataan 13

Tabel 4.31

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 13

Diagram 4.14

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 13

Page 202: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

174

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 13 tentang “saya mengetahui aksi borong parpol

yang dilakukan oleh kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas

dibandingkan kemampuannya berorganisasi, merencanakan dan mencapai

tujuan”. Dari 100 responden yang menjawab sangat setuju terdapat 55

responden (55%), setuju 45 responden (45%), tidak setuju 0 responden

(0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Kemampuan berorganisasi ialah sejauh mana pemimpin dapat

merencanakan dan mencapai tujuan dalam proses kepemimpinannya.

organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-

orang untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis,

terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya

(uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan

lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai

tujuan organisasi.113

Bupati dan Wakil Bupati adalah pemimpin daerah atau lebih dikenal

dengan sebutan pemerintah daerah. Pemerintahan daerah juga merupakan

bagian dari organisasi daerah yang dapat mengatur kebijakan dan peraturan

daerah. Pemimpin yang memiliki kemampuan berorganisasi dengan sangat

baik, akan mempermudah birokrat dan masyarakatnya menuju kearah

kemajuan yang signifikan. Kemampuan berorganisasi juga dapat

113 https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi diakses pada 18 Juni 2016, pukul 00.13 WIB

Page 203: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

175

mengantisipasi konflik baik internal birokrat dan masyarakat atau konflik

dengan eksternal pemerintahan. Sebuah sinergitas akan terwujud dengan

baik apabila pemimpin daerah memiliki keunggulan dalam kemampuannya

berorganisasi.

Sebuah organisasi pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai, di

dalam pemerintahan juga pasti memiliki visi-misi sebagai indikator

pencapaian maupun ekspektasi yang hendak dicapai dalam proses

pemerintahan tersebut. Perihal pencapaian tujuan organisasi ada hal-hal

yang hendak dicapai mulai dari perencanaan dan pencapaian tujuan. Dengan

pimpinan yang memiliki kemampuan berorganisasi baik, diharapkan dapat

merencanakan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan yang

dimaksud adalah pencapaian ekspektasi masyarakat kepada pimpinan

daerahnya. Dan tujuan inipun merupakan bagian dari keorganisasian

pemerintahan daerah.

Parpol dalam penjaringan calon, sebaiknya memperhatikan

indikator penilaian kemampuan berorganisasi calon kandidat tersebut.

Dengan memastikan bahwa calon tersebut memiliki kemampuan

berorganisasi, maka akan dapat dipastikan bahwa calon tersebut piawai

dalam mengatur geraknya pemerintahan daerah. Masyarakat pun berharap

akan hal ini, dan ingin memiliki pemimpin daerah yang dapat berorganisasi

dengan baik. Pengorganisasian yang baik akan dapat mempermudah

tercapainya tujuan dari organisasi. Kemudahan tersebut dicapai karena

Page 204: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

176

kepiawaian pimpinan daerah dalam mengatur perencanaan dan strategi

pencapaian tujuan pemerintahannya.

Parpol dalam penjaringan calon, lebih memperhatikan popularitas

calon dibandingkan kemampuannya berorganisasi, merencanakan dan

mencapai tujuan. Popularitas dianggap hal yang terpenting dibandingkan

dengan kemampuan calon berorganisasi, merencanakan dan mencapai

tujuan. Dengan popularitas yang baik, parpol menganggap calon tersebut

akan banyak memperoleh suara dari masyarakat. Maka dari itu, parpol

dengan sangat terbuka mendukung calon tersebut, dengan harapan

kemudahan pencapaian kemenangan pilkada.

Kepentingan kemenangan pilkada menjadi orientasi utama dalam

aksi borong parpol yang dilakukan. Kontrak politik yang tentunya

dibicarakan pada saat calon meminta rekomendasi parpol, juga menjadi

tujuan dibalik aksi borong parpol yang dilakukan. Parpol menilai calon dari

segi popularitasnya, sehingga semakin populer calon, maka akan semakin

mudah mendapatkan lumbung suara masyarakat. Terlebih lagi calon yang

melakukan borong parpol ini merupakan calon petahana atau inkamben

yang mencalonkan diri kembali pada kontestasi pilkada. Terlepas dari

esensi kepemimpinan dan korelasinya dengan kemampuan berorganisasi,

parpol meyakini popularitas calon lebih diutamakan.

Page 205: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

177

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dari 100 masyarakat

menyatakan dengan sangat setuju terdapat 55 responden (55%), dan

menyetujui sejumlah 45 responden (45%) bahwa mereka mengetahui aksi

borong parpol yang dilakukan oleh pasangan calon kandidat tertentu lebih

mempertimbangkan popularitas dibandingkan kemampuannya

berorganisasi, merencanakan dan mencapai tujuan.

4.3.14 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Reflektif Pernyataan 14

Pada indikator perhatian reflektif pernyataan 14 yakni : “saya

mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan ole h pasangan kandidat

tertentu lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan kemampuan

mengidentifikasi permasalahan dan solusinya”. Tanggapan responden akan

dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi berikut:

4.32

Uji Jumlah N pernyataan 14

Page 206: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

178

Tabel 4.33

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 14

Diagram 4.15

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 14

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 14 tentang “saya mengetahui aksi borong parpol

yang dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan

popularitas dibandingkan kemampuan mengidentifikasi permasalahan dan

solusinya”. Dari 100 responden yang menjawab sangat setuju terdapat 51

responden (51%), setuju 49 responden (49%), tidak setuju 0 responden

(0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Page 207: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

179

Pada proses pemerintahan yang baik, pimpinan daerah harus bisa

mengidentifikasikan permasalahan yang timbul dari dinamika msayarakat

dan pemerintahannya. Selain itu, pimpinan daerah tersebut juga dapat

merumuskan kebutuhan solusinya dari permsalahan yang timbul.

Permasalahan yang timbul tidak dapat dihindari namun harus diidentifikasi

lalu dicari solusinya. Sebagai pemimpin yang baik, selakyaknya mereka

memiliki sikap solutif. Dan hal ini relevan dengan kebutuhan masyarakat

sebagai bagian dari organisasi pemerintahan.

Identifikasi berasal dari kata identify yang artinya meneliti,

menelaah. Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan,

mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari

“kebutuhan” lapangan. Secara intensitas kebutuhan dapat dikategorikan

(dua) macam yakni kebutuhan terasa yang sifatnya mendesak dan

kebutuhan terduga yang sifatnya tidak mendesak.

Fungsi dan tujuan identifikasi kebutuhan program untuk mengetahui

berbagai masalah atau kebutuhan program yang diinginkan masyarakat.

Untuk mengetahui berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan untuk

pendukung pelaksanaan program dan mempermudah dalam menyusun

rencana program yang akan dilaksanakan.

Page 208: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

180

Fungsi agar program yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Data yang dikumpulkan dapat digunakan sebagai dasar

penyusunan rencana program yang dapat di pengaruhi pengelola program.

Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang membutuhkan.114

Masalah yang timbul di masyarakat dapat diidentifikasi dengan baik

oleh pimpinan pemerintahan daerahnya. Melalui proses mencari,

menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan

informasi dari “kebutuhan” lapangan diharapkan akan mempermudah

perumusan solusinya. Oleh karena itu, masyarakat membutuhkan pemimpin

yang dapat mengidentifikasi permasalahan dan solusinya untuk mencapai

tujuan bersama. Pemimpin yang dapat mengidentifikasi permasalahan akan

mudah mengerti kebutuhan masyarakat dan dapat merumuskan pemecahan

masalahnya.

Parpol dalam penjaringan calon juga seharusnya menjadikan poin

tersebut kedalam indikator penilaian kelayakan calon sebelum menentukan

rekomendasi parpol kepada calon tersebut. Namun dalam praktik borong

parpol yang dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu, hal terkait

kemampuan berorganisasi, merencanakan dan mencapai tujuan hanya

menjadi sebuah formalitas.

114 https://id.wikipedia.org/wiki/Identifikasi diakses pada 18 Juni 2016, pukul 00.46 WIB

Page 209: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

181

Faktor popularitas masih menjadi faktor pendorong utama

rekomendasi parpol untuk calon tersebut. Dengan calon yang dikenal

berbagai masyarakat, tentu akan semakin mudah mendapatkan suara

terbanyak dari masyarakat pemilih. Salah satu kandidat calon dengan

popularitas tinggi dianggap akan menjadi pemenang dalam pilkada, oleh

karenanya rekomendasi parpol akan semakin mudah didapatkan tanpa harus

memverifikasi kemampuan berorganisasi yang dimiliki calon tersebut.

Berlandaskan popularitas, diharapkan semua masyarakat akan memilih

calon yang mereka kenal, selepas dari kualitas calon tersebut dalam

mengidentifikasikan permasalahan dan solusinya.

Dari penelitian yang dilakukan, dari 100 masyarakat menyatakan

sangat setuju sejumlah 51 responden (51%), dan menyetujui sejumlah 49

responden (49%) bahwa mereka mengetahui aksi borong parpol yang

dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan

popularitas dibandingkan kemampuan mengidentifikasi permasalahan dan

solusinya.

4.3.15 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Reflektif Pernyataan 15

Pada indikator perhatian reflektif pernyataan 15 yakni : “saya

mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan oleh pasangan kandidat

tertentu lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan kemampuan

Page 210: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

182

dalam mencanangkan kegiatan dan aktifitas pembangunan”. Tanggapan

responden akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.34

Uji Jumlah N pernyataan 15

Tabel 4.35

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 15

Diagram 4.16

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 15

Page 211: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

183

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 15 tentang “saya mengetahui aksi borong parpol

yang dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan

popularitas dibandingkan kemampuan mencanangkan kegiatan dan aktifitas

pembangunan”. Dari 100 responden yang menjawab sangat setuju terdapat

55 responden (55%), setuju 45 responden (45%), tidak setuju 0 responden

(0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Pada saat ingin mencalonkan diri sebagai pimpinan daerah, para

kandidat ini tentu sudah memiliki visi-misi yang akan dijalankan pada

proses pemerintahannya nanti. Visi-misi juga menjadi daya jual calon

kepada masyarakat agar tertarik untuk memilih mereka dalam pilkada.

Dikutip dari radar banten online, Calon bupati Ratu Tatu Chasanah

menyampaikan visi antara lain terwujudnya Kabupaten Serang yang maju

dan agamis, peningkatan tata kelola pelayanan publik terbaik dan

mewujudkan masyarakat sejahtera serta terpenuhinya kebutuhan

masyarakat Kabupaten Serang. Misi yang akan dilakukan oleh pasangan

nomor urut 1 ini dengan menghadirkan tata pemerintahan yang baik.

Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, kesejahteraan sosial.

Pasangan nomor urut 1 ini memiliki visi untuk meningkatkan sarana dan

prasarana di wilayah serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis

lokal seperti nelayan dan petani.

Page 212: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

184

Pasangan nomor urut 2 Syarif-Aep mengusung visi terwujudnya

Kabupaten Serang yang unggul dalam pelayanan kepada masyarakat.

Sementara itu, misi yang diusung yakni pemimpin pasangan ini adalah

menjadi pemimpin ke depan yang memiliki kehendak membangun

masyarakat yang amanah dan hasanah. Pasangan omor urut 2 ini memiliki

visi untuk lebih meningkatkan lagi pelayanan publik yang berkualitas.

Didalam visi-misi mereka terdapat banyak janji pembangunan

daerah kearah yang lebih baik dalam segi ekonomi, kemudahan birokrasi,

kualitas pelayan publik dan hal ihwal terkait. Sebuah pertanyaan publik

akan muncul yakni apakah janji mereka dalam visi-misi tersebut akan benar

terwujud atau hanya menjadi kata dalam berpromosi untuk kepentingan

pencitraan publik.

Kepiawaian pemimpin dalam merencanakan kegiatan dan aktifitas

pembangunan harus dipertimbangkan oleh parpol dalam proses penjaringan

calon yang mereka lakukan. Parpol harus menanyakan poin ini kepada para

calon, apapun cara yang akan dilakukan harus bertujuan untuk penilaian

kelayakan calon tersebut. Dengan harapan yang positif, bahwa calon

tersebut mampu mencanangkan kegiatan positif dan aktifitas pembangunan

kearah kemajuan daerah dapat terwujud secara nyata.

Dalam aksi borong parpol yang dilakukan oleh pasangan kandidat

tertentu lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan dengan

kemampuan calon tersebut mencanangkan kegiatan dan aktifitas

Page 213: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

185

pembangunan. Popularitas masih menjadi titik terberat pertimbangan parpol

untuk merekomendasikan calon dalam pilkada kabupaten Serang.

Popularitas dianggap lebih bisa menarik perhatian masyarakat untuk

memilih calon yang mereka kenal dan tidak asing lagi. Salah satu kandidat

pasangan calon yang melakukan aksi borong parpol sudah tidak asing lagi

di masyarakat kabupaten serang, karena pada periode sebelumya telah

menjadi wakil Bupati serang.

Rotasi kepemimpinan hanya bergulir pada dinasti absolut yang

seakan tidak memberikan kesempatan kepada kompetitor yang ingin juga

berarya untuk kabupaten Serang. Oleh karena hal ini, petimbangan parpol

lebih menitikberatkan dalam hal popularitas calon dibandingkan dengan

kemampuannya dalam mencanangkan kegiatan dan aktifitas pembangunan,

dengan popularitas tinggi maka parpol akan merekomendasikan calon

tersebut dan didukung dalam proses pilkada kabupaten Serang. Proses

penjaringan calon dapat dikondisikan dengan mudah oleh calon yang

borong parpol.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dari 100 masyarakat yang

menjawab sangat setuju terdapat 55 responden (55%), dan menyetujui

sejumlah 45 responden (45%) bahwa mereka mengetahui aksi borong

parpol yang dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu lebih

mempertimbangkan popularitas dibandingkan kemampuan dalam

mencanangkan kegiatan dan aktifitas pembangunan.

Page 214: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

186

4.3.16 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Statis Pernyataan 16

Pada indikator perhatian statis pernyataan 16 yakni : “saya selalu

melihat situasi politik yang melakukan aksi borong parpol oleh satu

pasangan calon pada pilkada kabupaten Serang 2015 dari awal proses

pilkada”. Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel distribusi

frekuensi berikut:

Tabel 4.36

Uji Jumlah N pernyataan 16

Tabel 4.37

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 16

Page 215: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

187

Diagram 4.17

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 16

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 16 tentang “saya selalu melihat situasi politik yang

melakukan aksi borong parpol oleh satu pasangan calon pada pilkada

kabupaten Serang 2015 dari awal proses pilkada”. Dari 100 responden yang

menjawab sangat setuju terdapat 55 responden (55%), setuju 45 responden

(45%), tidak setuju 0 responden (0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Berlandaskan kebutuhan akan pemimpin daerah yang membawa

kemajuan daerahnya, masyarakat menantikan sosok pemimpin yang mereka

inginkan tersebut. Perhatian masyarakat kepada keadaan dan situasi politik

pada pilkada kabupaten Serang tersebut akan timbul dari faktor psikologis

mereka menghadapi pesta demokrasi ini. Perhatian akan muncul apabila ada

kebutuhan yang timbul dari sebuah pengharapan masyarakat kepada calon

pemimpin daerahnya.

Page 216: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

188

Adapun perhatian tersebut berhubungan dengan kebutuhan

kebutuhan, dan gejala perhatian berhubungan dengan fungsi-fungsi jiwa

yang lain. Menurut Purwadarminta (KBBI, 2002: 351) perhatian

merupakan minat atau hal (perbuatan). Menurut J.S. Badudu dan Sutan

Mohammad Zain (KBBI, 1996: 504) perhatian adalah minat (apa yang

disukai) dan perhatian merupakan kepedulian atau kesiapan untuk

memperhatikan.115

Perhatian yang dimaksud dalam sub-bab ini adalah perhatian statis.

Perhatian statis yakni perhatian terus menerus dilakukan penerima

informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu

yang cukup lama.116

Perhatian stastis masyarakat timbul dari keresahan dan kebutuhan

mereka yang menantikan sosok pemimpin idaman mereka. Mereka

memperhatikan proses pilkada dari awal hingga akhir, selama situasi politik

pilkada berlangsung. Proses koalisi yang dilakukan parpol, kampanye,

intervensi pilihan masyarakat dan kerja-kerja tim sukses pun masyarakat

rasakan. Mereka tertarik dengan bagaiamana situasi politik yang

berlangsung pra pilkada, hari pemilihan, hingga pasca pilkada. Dengan

mengantongi harapan, siapapun pemenangnya maka akan menjadikan

daerahnya lebih maju lagi dari pemerintahan periode sebelumnya.

115 http://eprints.uny.ac.id/9531/2/bab%202%20NIM.08108244166.pdf diakses pada 18 Juni 2016, pukul 01.47 WIB 116 Bimo Walgito, 2002. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Halaman 57-59

Page 217: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

189

Kepekaan masyarakat terhadap politik masih memiliki keterbatasan

di beberapa bagian. Masyarakat mengamanatkan parpol sebagai organisasi

yang bisa mewakili mereka kedalam politik praktis. Masyarakat pemilih

memperhatikan bagaiamana situasi politik berlangsung. Pada pilkada

kabupaten Serang 2015, ada satu pasangan kandidat calon yang melakukan

aksi borong parpol dengan membawa 8 parpol pada koalisi mereka. Hal ini

memunculkan perhatian statis masyarakat.

Bagaimanapun keadaan situasi politik yang terjadi pada saat

pilkada, masyarakat dengan kebutuhan politiknya menginginkan pimpinan

daerah terbaik selalu memperhatikan situasi politik ini. Kesadaran politik

masyarakat timbul dari kebutuhan dan harapan mereka tentang siapa

pemenang dalam proses pilkada. Sejalan dengan perhatian statis yang

mereka pusatkan pada proses pilkada kabupaten serang, termasuk aksi

borong parpol yang dilakukan oleh satu pasangan kandidat calon, mereka

memperhatikan bagaiamana situasi politik tersebut berlangsung dari awal

proses pilkada.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dari 100 masyarakat

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 55 responden (55%), dan

menyetujui sejumlah 45 responden (45%) bahwa mereka melihat situasi

politik yang mekakukan aksi borong parpol oleh satu pasangan calon pada

pilkada kabupaten Serang 2015 dari awal proses pilkada.

Page 218: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

190

4.3.17 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Statis Pernyataan 17

Pada indikator perhatian statis pernyataan 17 yakni : “proporsi

koalisi yang tidak seimbang, lebih mudah dipahami sebagai aksi borong

parpol”. Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel distribusi

frekuensi berikut:

Tabel 4.38

Uji Jumlah N pernyataan 17

Tabel 4.39

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 17

Page 219: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

191

Diagram 4.18

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 17

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 17 tentang “proporsi koalisi yang tidak seimbang,

lebih mudah dipahami sebagai aksi borong parpol”. Dari 100 responden

yang menjawab sangat setuju terdapat 61 responden (61%), setuju 26

responden (26%), tidak setuju 13 responden (13%), sangat tidak setuju 0

responden (0%).

Keadaan koalisi parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015

memiliki muatan politik tertentu. Jumlah koalisi yang tidak seimbang,

memunculkan pertanyaan tersendiri. Kejanggalan ini mengindikasikan

adanya salah satu kandidat pasangan calon melakukan aksi borong parpol.

Berikut sebuah gambaran nyata tentang koalisi yang terjadi pada pilkada

kabupaten Serang 2015 :

Page 220: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

192

Tabel 4.40

Keadaan Koalisi Parpol

No Tatu-Pandji (nomor urut 1) Syarif-Aep (nomor urut 2)

1. Partai Golkar Gerindra

2. PDI-P Hanura

3. PKS PBB

4. Nasdem

5. Demokrat

6. PAN

7. PPP

8. PKB

Jumlah

total

8 parpol 3 parpol

Dari tabel di atas, dapat kita perhatikan bahwa pasangan nomor urut

1 memborong 8 parpol dalam koalisinya. Bukan secara kebetulan,

bahwasanya pasangan nomor urut 1 juga merupakan calon petahana atau

inkamben. Pada periode sebelumnya, yakni tahun 2010-2015 salah satu

calon dari pasangan nomor urut 1 adalah wakil Bupati Serang. Strategi

Page 221: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

193

politik ini diaplikasikan guna pencapaian kemenangan tanpa tandingan.

Dengan harapan semakin banyak parpol yang merekomendasikan dan

mendukungnya, maka akan semakin mudah meraih suara terbanyak. Jika

mendapatkan suara terbanyak, sudah dapat dipastikan siapa yang berhasil

memenangkan kontestasi sirkulasi kepemimpinan daerah atau pilkada

tersebut.

Masyarakat sebagai pemilih memperhatikan keadaaan koalisi yang

tidak seimbang tersebut atau bisa diindikasikan borong parpol.

Ketimpangan jumlah koalisi parpol pada pilkada ini, menjadi sebuah

kecurigaan dan pertanyaan besar. pasangan nomor urut 1 dengan parpolnya,

dan nomor urut 2 hanya 3 parpol pendukungnya menjadikan proporsi koalisi

yang tidak seimbang. Fakta politik ini lebih mudah dipahami sebagai aksi

borong parpol.

Dari penelitian yang dilakukan, 100 masyarakat responden yang

menjawab sangat setuju terdapat 61 responden (61%), setuju 26 responden

(26%), tidak setuju 13 responden (13%). Mayoritas masyarakat menilai

bahwa proporsi koalisi yang tidak seimbang lebih mudah dipahami sebagai

aksi borong parpol. Namun, ada sejumlah 13 masyarakat dari 100

masyarakat yang tidak sepakat akan hal ini. 13 masyarakat tersebut tidak

setuju bahwa proporsi koalisi yang tidak seimbang, lebih mudah dipahami

sebagai aksi borong parpol.

Page 222: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

194

4.3.18 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Dinamis Pernyataan 18

Pada indikator perhatian dinamis pernyataan 18 yakni : “parpol

dalam aksi borong parpol merupakan penggabungan antara koalisi merah

putih dan koalisi indonesia hebat pada pilpres 2014 lalu”. Tanggapan

responden akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.41

Uji Jumlah N pernyataan 18

Tabel 4.42

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 18

Page 223: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

195

Diagram 4.19

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 18

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 18 tentang “parpol dalam aksi borong parpol

merupakan penggabungan antara koalisi merah putih dan koalisi indonesia

hebat pada pilpres 2014 lalu”. Dari 100 responden yang menjawab sangat

setuju terdapat 54 responden (54%), setuju 43 responden (43%), tidak setuju

3 responden (13%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Perhatian dinamis, perhatian yang mudah berubah, mudah

berpindah, mudah bergerak dari objek yang satu ke objek yang lain.117

Perhatian dinamis masyarakat akan diukur dalam penelitian ini. Bagaimana

masyarakat melihat sisi lain dari objek yang masih relevan dengan objek

pada penelitian ini.

117 Bimo Walgito, 2002. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Halaman 57-59

Page 224: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

196

Koalisi merupakan hal yang lumrah terjadi dalam dunia

perpolitikan. Dengan koalisi diharapkan semakin banyak suara yang

didapatkan calon untuk meraih kemenangan. Baik dari suara kader parpol

tersebut maupun dari suara masyarakat non parpol. Semakin banyak parpol

maka akan semakin banyak dukungan, prinsip korelasional ini sudah

berjalan dengan sendirinya.

Parpol dalam koalisinya akan memproyeksikan calon yang dianggap

sudah mumpuni dan membawa kebaikan pula bagi parpol. Keuntungan

yang didapatkan koalisi juga menjadi landasan keterikatan mereka dalam

satu rumpun koalisi parpol. Pada pilpres 2014 lalu, ada 2 koalisi yang

menjadi peserta pilpres tersebut. Sedikit flashback dimaksudkan penulis

untuk mengingat suasana politik pilpres 2014 ini untuk kemudian dianalisis

berdasarkan perkembangan situasi politik pada pilkada kabupaten Serang

2015.

Adapun koalisi yang menjadi peserta pilpres 2014 adalah sebagai

berikut :

Page 225: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

197

Tabel 4.43

Koalisi Pilpres 2014

No Prabowo-Hatta (nomor urut

1)

Jokowi-JK (nomor urut 2)

1. partai GERINDRA Partai demokrasi indonesia

perjuangan (PDI-P)

2. partai amanat nasional (PAN) partai nasional demokrasi

(NASDEM)

3. partai keadilan sejahtera

(PKS)

partai hati nurani masyarakat

(HANURA)

4. Partai persatuan Pembangunan

(PPP)

partai kebangkitan bangsa

(PKB)

5. partai golongan karya

(GOLKAR)

partai keadilan dan persatuan

indonesia (PKPI)

6. partai Bulan Bintang (PBB)

7. partai demokrat

jumlah 7 parpol 5 parpol

Sumber : http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/05/01/peta-

koalisi-partai-di-pilpres-2014-versi-lipi

Page 226: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

198

Terlihat dari tabel koalisi tersebut bagaimana keadaan koalisi pada

pilpres 2014 lalu. Koalisi pasangan capres dan cawapres nomor urut 1

adalah koalisi merah putih (KMP). Koalisi pasangan capres dan cawapres

nomor urut 2 adalah koalisi indonesia hebat (KIH).

Pasangan capres nomor urut satu Prabowo Subianto-Hatta diusung

tujuh partai, antara lain Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN),

Partai Keadilan dan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP),

partai Golkar dan Partai Bulan Bintang (PBB) ditambah partai Demokrat.

Sementara, Jokowi-JK diusung lima partai, antara lain partai PDI

Perjuangan, NasDem, Hanura, PKB dan PKPI.118

Konsensus multipartai yang berjalan di sistem perpolitikan

Indonesia merupakan awal berangkatnya prinsip koalisi. Koalisi beberapa

partai yang mendeklarasikan satu pasangan calon akan berjalan bersama

dari awal proses pemilu hingga diumumkannya hasil. Setelah hasil tersebut

ada dan dinyatakan sah, namun proses koalisi pun masih tetap ada dan tidak

bubar secara langsung. Kandidat calon dan koalisinya yang kalah dalam

persaingan, tentunya memiliki dendam politik yang seakan tidak terima

dengan hasil yang ada.

Jalur gugatan pun bisa di tempuh melalui Mahkamah Konstitusi

(MK), untuk selanjutnya diidentifikasi permasalaham dan tuntutan calon

tersebut. Apapun hasil yang disahkan oleh MK, maka hasil tersebut bersifat

118 http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/05/01/peta-koalisi-partai-di-pilpres-2014-versi-lipi diakses pada 18 juni 2016, pukul 03.08 WIB

Page 227: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

199

sah dan tidak bisa lagi diganggu gugat. Tak kunjung usai dendam politik

tersebut, kandidat beserta koalisinya seakan menjadi lembaga kontroling

kepada pemerintahan yang baru untuk mengawasi jalannya pemerintahan

tersebut. Namun secara peraturan perundangan, tugas ini adalah tugas DPR-

RI.

Koalisi yang kalah, juga meminta posisi strategis pada jabatan

strategis pemerintahan. Jabatan tersebut yakni beberapa kursi di MPR-RI,

DPR-RI, DPD, dan berbagai jabatan strategis pemerintahan. Untuk

selanjutnya menempatkan kader-kader parpol koalisi tersebut pada posisi

legislatif, gunanya untuk mengawasi jalannya pemerintahan.

Konsekuensi logis dari pemilu dengan multi parpol adalah koalisi

antar parpol. Syarat 25% peraih suara untuk tiket capres menjadi sulit

dipenuhi parpol, koalisi menjadi keniscayaan. Namun, sepanjang sejarah

parpol tidak ada parpol yang dapat melakukan komitmen kuat hingga akhir

masa suatu pemerintahan.119

Kepentingan kelompok dan golongan lebih diutamakan daripada

kepentingan bangsa dan masyarakat. Esensi demokrasi the winner takes all

tidak berlaku, karena kekalahan merupakan sesuatu yang memalukan

sehingga suburlah budaya tandingan dan/atau memutus silaturahmi.

Memasuki peta politik pilkada kabupaten Serang, koalisi borong

parpol tidak memperdulikan bagaimana koalisi pada pilpres. Parpol dari

119 Iwan k hamdani. 2012. Demokrasi seolah-olah. Serang: piksi input Serang, halaman 32

Page 228: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

200

koalisi merah putih (KMP), maupun koalisi Indonesia Hebat (KIH)

dirangkul semua menjadi satu koalisi borong parpol. Padahal, pada putaran

pilpres 2014 lalu, koalisi tersebut merupakan koalisi yang sangat solid

dalam mendukung masing-masing calon yang diusungnya. Parpol-parpol

yang merasa memiliki kesamaan ideologi, pandangan politik, kebiasaan

politik, dan budaya partai tentu akan menjadi koalisi. Diharapkan dengan

beberapa kesamaan tersebut, parpol dengan koalisinya akan semakin kuat

secara basis politik.

Berbicara politik, tidak akan pernah lepas dari pembicaraan tentang

kekuasaan dan uang. Uang sebagai modal awal pergerakan perpolitikan

yang akan dijalankan, sebut saja proses kampanye. Dan kekuasaan menjadi

tujuan berkesinambungan dalam politik, artinya menguasai tanpa akhir dan

diwariskan. Dalam bahasa politiknya, hal ini disebut hegemoni. Keadaan ini

terjadi pada pilkada kabupaten Serang 2015. Dengan popularitas, janji jatah

kekuasaan, dan mahar politik yang besar, 8 parpol sangat semangat

mendukung calon tersebut.

Terlepas darimana parpol tersebut berasal, dari KMP maupun KIH,

calon tersebut tidak peduli dan memborong 8 parpol guna pembasisan

politik. Mulusnya proses penjaringan calon yang identik dengan sebuah

pengkondisian politik, semakin melancarkan aksi borong parpol yang

dilakukan. Koalisi pada pilpres sudah tidak lagi dihiraukan, siapa yang

diprediksikan akan menang maka parpol siap mendukung. Faktor

Page 229: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

201

popularitas menjadi daya dorong calon tersebut mendapat merekomendasi

parpol.

Berikut tabel koalisi gabungan yang tergabung dalam aksi borong

parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015:

Tabel 4.44

Pemborongan KMP dan KIH

No Tatu-Pandji asal koalisi

1. Partai Golkar KMP

2. PDI-P KIH

3. PKS KMP

4. Nasdem KIH

5. Demokrat KMP

6. PAN KMP

7. PPP KMP

8. PKB KIH

Jumlah

total

8 parpol 5 parpol dari koalisi

KMP dan 3 parpol dari

KIH

Page 230: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

202

Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa koalisi borong parpol yang

dilakukan terbentuk atas 5 parpol dari Koalisi Merah Putih (KMP), dan 3

parpol dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Konstelasi politik berubah

secara mendadak pada pilkada kabupaten Serang ini. Parpol yang awalnya

kompetitor kini menjadi satu gerbong dukungan. Parpol KIH terbesar yakni

PDI-P pun turut serta dalam koalisi borong parpol ini, mengingat Pandji

baru saja menjadi kader PDI-P sejenak sebelum pilkada.

Spekulasi politik yang sangat apik dikemas dalam borong parpol

yang terjadi. Masyarakat menanggapi akan hal ini. Dari 100 responden yang

menjawab sangat setuju terdapat 54 responden (54%), setuju 43 responden

(43%), tidak setuju 3 responden (13%), sangat tidak setuju 0 responden

(0%). Mayoritas masyarakat sangat setuju dan menyetujui bahwa parpol

dalam aksi borong parpol merupakan penggabungan antara koalisi merah

putih dan koalisi indonesia hebat pada pilpres 2014 lalu. Namun ada juga

sejumlah 3 masyarakat yang tidak setuju atas pernyataan ini.

Page 231: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

203

4.3.19 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Dinamis Pernyataan 19

Pada indikator perhatian dinamis pernyataan 19 yakni : “parpol

dalam koalisi borong parpol memiliki kesamaan tujuan kemenangan

pilkada”. Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel distribusi

frekuensi berikut:

Tabel 4.45

Uji Jumlah N pernyataan 19

Tabel 4.46

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 19

Page 232: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

204

Diagram 4.20

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 19

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 19 tentang “parpol dalam koalisi borong parpol

memiliki kesamaan tujuan kemenangan pilkada”. Dari 100 responden yang

menjawab sangat setuju terdapat 54 responden (54%), setuju 43 responden

(43%), tidak setuju 3 responden (3%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Merasa memiliki kesamaan tujuan untuk memenangkan pilkada

kabupaten Serang, parpol dalam aksi borong parpol bergabung dan saling

mendukung. Salah satu kandidat pasangan calon yang borong parpol

merupakan wakil bupati serang pada periode sebelumnya. Dalam

perbincangan politik, calon tersebut lebih terkenal dengan sebutan petahana

atau inkamben. Yaitu sosok lama yang mencalonkan diri kembali.

Di dalam sebuah kontestasi politik, semua peserta pasti ingin

menang dan memiliki kekuasaan. karena kekalahan politik adalah hal yang

memalukan dan memperburuk citra parpol di masyarakat. Daya saing

Page 233: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

205

parpol terletak pada basis masa yang mereka punya. Semakin besar basis

masa yang mereka miliki, akan membuat elektabilitas parpol tersebut baik

di mata masyarakat. Selain itu, beberapa kader parpol yang duduk di jabatan

strategis juga menjadi daya tarik parpol kepada masyarakat. Semakin

banyak kader-kader parpol yang menduduki jabatan strategis, maka akan

semakin menaikkan elektabilitas parpol tersebut di mata masyarakat.

Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan parpol di suatu daerah. Dari

elektabilitas inilah nantinya akan terukur sejauhmana parpol itu memiliki

basis masa, sebuah rantai korelasi yang berkesinambungan antara

popularitas-pembasisan masa-elektabilitas yang selalu berputar.

Untuk mewujudkan kemenangan pilkada yang diperoleh dengan

lebih mudah, dibutuhkan analisis parpol dalam menjaring calon dan

menentukan dukungan parpol. Bagi calon dengan popularitas tinggi, basis

masa yang kuat, dan memiliki modal politik besar tentunya akan semakin

mudah mendapatkan dukungan banyak parpol. Aksi borong parpol pun

terjadi, ketika beberapa parpol merapat ke salah satu kandidat calon pada

pilkada kabupaten Serang 2015.

Parpol-parpol dalam aksi borong parpol yang dilakukan oleh salah

satu pasangan calon pada pilkada kabupaten Serang ini saling merapatkan

barisan dalam koalisi mereka. Tentunya ada pembicaran transaksional

politik yang dijanjikan oleh aksi borong parpol. Selain keuntungan

popularitas parpol, penguatan massa, pembagian kekuasaan, dan modal

politik, parpol memikirkan tentang masa depan dan orientasi politik parpol

Page 234: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

206

tersebut. Jika dirasa menjadi kompetitor adalah sia-sia, maka keputusan

cepat adalah ikut mendukung calon yang memiliki popularitas, modal

politik besar, dan mampu memberikan jabatan strategis.

Kekalahan menjadikan buruknya citra parpol di mata masyarakat,

hal ini juga akan berdampak pada elektabilitas parpol tersebut. Oleh karena

itu, orientasi parpol dalam politik adalah sama, yakni bagaimana meraih

kekuasaan dengan kemenangan pada pemilu. Begitupun yang terjadi pada

aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang, parpol memiliki

kesamaan tujuan kemenangan pilkada.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dari 100 responden

yang menyatakan sangat setuju terdapat 54 responden (54%), setuju 43

responden (43%), tidak setuju 3 responden (13%), sangat tidak setuju 0

responden (0%). Mayoritas masyarakat sepakat bahwa parpol dalam koalisi

borong parpol memilik kesamaan tujuan kemenangan pilkada.

Page 235: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

207

4.3.20 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Perhatian Dinamis Pernyataan 20

Pada indikator perhatian dinamis pernyataan 20 yakni : “koalisi

parpol dari calon kompetitor hanya berjumlah 3 parpol”. Tanggapan

responden akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.47

Uji Jumlah N pernyataan 20

Tabel 4.48

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 20

Page 236: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

208

Diagram 4.21

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 20

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 20 tentang “koalisi parpol dari calon kompetitor

hanya berjumlah 3 parpol”. Dari 100 responden yang menjawab sangat

setuju terdapat 54 responden (54%), setuju 40 responden (40%), tidak setuju

6 responden (6%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Pasangan nomor urut 2 yakni Syarif-Aep yang tetap optimis dalam

pilkada ini didukung oleh 3 parpol yakni Gerindra, Hanura, PBB. Calon

kompetitor Tatu ini tidak melakukan aksi borong parpol. Syarif-Aep tetap

optimis menjalani segala tahapan pilkada hanya dengan dibantu 3 parpol. 8

parpol dibanding 3 parpol, dari angka tersebut persepsi awal kita pasti

muncul adalah ketimpangan dukungan parpol. Koalisi yang tidak seimbang

ini merupakan akibat dari aksi borong parpol yang dilakukan oleh salah satu

kandidat pasangan calon.

Page 237: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

209

Koalisi memang menjadi konsekuensi dalam sistem multipartai.

Dengan koalisi diharapkan akan memperkuat barisan kemenangan pemilu.

Koalisi tidak dilarang oleh lembaga manapun, namun koalisi juga tidak

memiliki regulasi yang bersifat sportif. Tidak ada aturan yang mengatur

tentang batasan minimal dan maksimal dukungan parpol. Sehingga dengan

kebebasan tersebut, parpol dapat berkoalisi dengan sangat mudah dan

diberikan kebebasan.

Jika tidak ada batasan dalam koalisi, prinsip demokrasi yang khas

dengan kontestasi sportif politik menjadi tidak kuat lagi. Koalisi bisa berat

sebelah, bisa gemuk sebelah, dan sebutan lainnya yang substansinya adalah

koalisi yang tidak seimbang. Dari ketidakseimbangan ini, maka nampak

jelas keberpihakan parpol terhadap salah satu calon dalam pilkada

kabupaten Serang 2015. Dengan pertimbangan perolehan kemenangan

pilkada, modal politik, dan jabatan strategis, maka parpol merapat ke salah

satu calon dalam aksi borong parpolnya.

Elektabilitas parpol sangat diinginkan oleh semua parpol di

daerahnya, mengingat pemilu bertujuan untuk menang dan pencitraan yang

diraih jika kadernya duduk di jabatan strategis daerah parpol tersebut. Dari

beberapa poin tersebut, maka parpol menentukan arah dukungannya.

Daripada mencalonkan kader sendiri tapi sulit mendapatkan dukungan dan

suara, lebih baik mendukung calon yang sudah dipastikan menang karena

populer dan memiliki modal politik besar.

Page 238: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

210

Dalam perpolitikan, borong parpol juga tidak dapat dihindari.

Karena tidak adanya regulasi yang mengatur secara jelas besaran koalisi

parpol. Jika dibatasi maka tidak demokratis, jika tidak dibatasi maka akan

terjadi borong parpol, kemungkinan calon tunggal, kemungkinan calon

boneka dan kemungkinan yang tidak diharapkan. Beberapa indikasi tersebut

akan berdampak pada kecurangan proses pemilu yang tidak terlihat namun

bisa dirasakan.

Ketua KPU-RI memberikan tanggapan atas aksi borong parpol ini

bahwa ada calon kepala daerah di Serang, Banten, borong parpol dalam

pilkada serentak gelombang pertama pada 2015. Pada fenomena ini,

sepasang bakal calon kepala daerah memborong seluruh parpol dari Koalisi

Merah Putih (KMP) maupun Koalisi Indonesia Hebat (KIH).120

Segala strategi politik akan dilakukan oleh kandidat untuk

memenangkan kontestasi pemilu ini. Di lain sisi, pemilu dan demokrasi

harus berjalan beriringan. Fenomena memborong parpol itu tidak

demokratis, tapi kalau diberlakukan batasan dukungan maksimal partai,

juga tidak demokratis. Pada akhirnya, partai politik yang akan menjadi

kunci dalam terwujudnya pilkada itu demokratis atau tidak.121

120http://news.liputan6.com/read/2281561/kpu-borong-parpol-bisa-undur-pilkada-serentak diakses pada 11 oktober 2015 14.30 WIB 121Pernyataan Husni Kamil Malik pada http://indalber.com/waspadai-borong-parpol-di-pilkada/ diakses pada 11 oktober 2015 23.59 WIB

Page 239: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

211

Tapi tidak bisa dipungkiri, elektabilitas partai terwujud dari

bagaimana citra politik partai tersebut. Dan pengembangan citra akan

didapatkan apabila kader-kader parpolnya menduduki jabatan strategis pada

pemerintahan. Oleh sebab itu, parpol lebih mengutamakan kemenangan

koalisinya. Hal yang dituju ialah untuk meminta plot untuk kadernya

menduduki jabatan strategis, bilamana koalisi muncul menjadi pemenang

dalam pilkada.

Koalisi parpol dari calon kompetitor yang tidak melakukan borong

parpol hanya berjumlah 3 parpol. Hal ini dinyatakan sangat setuju oleh 100

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 54 responden (54%),

setuju 40 responden (40%), tidak setuju 6 responden (6%).

Page 240: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

212

4.3.21 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Organisasi Poin frame of reference Pernyataan 21

Pada indikator organisasi poin frame of reference pernyataan 21

yakni : “aksi borong parpol memiliki tujuan kemenangan dalam pilkada”.

Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi

berikut:

Tabel 4.49

Uji Jumlah N pernyataan 21

Tabel 4.50

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 21

Page 241: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

213

Diagram 4.22

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 21

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 21 tentang “aksi borong parpol memiliki tujuan

kemenangan dalam pilkada”. Dari 100 responden yang menjawab sangat

setuju terdapat 54 responden (54%), setuju 36 responden (36%), tidak setuju

10 responden (10%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Pada sub indikator ini, penulis ingin mengetahui seberapa besar

proses pengorganisasian pesan pada masyarakat responden. Setelah melalui

tahapan seleksi pesan dan ketertarikan masyarakat terhadap aksi borong

parpol pada pilkada kabupaten Serang, tahapan selanjutnya ialah melihat

bagaimana pengorganisasian pesan tersebut.

Wood menjelaskan bahwa seseorang dapat mengorganisasikan

persepsinya dengan cara mengolah dan memproses pengalaman serta

pengetahuannya dengan menggunakan struktur kognitif atau framework

Page 242: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

214

yang dibagun seseorang dengan mengambil informasi tentang

lingkungannya. 122

Menurut David Krench, pengorganisasian pesan dibagi menjadi dua

bagian, yaitu:123

c) Frame of Reference, yaitu kerangka pengetuahan yang dimiliki serta

dipengarui dari pendidikan, bacaan, ataupun penelitian.

d) Frame of Experience, yaitu berdasarkan pengalaman yang telah dialami

serta tak terlepas dari keadaan lingkungan sekitarnya.

Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya, yakni bagaimana

strategi politik yang dimainkan oleh parpol untuk menuju popularitasnya.

Dengan popularitas dan citra yang baik di mata masyarakat, maka

elektabilitas parpol akan semakin mudah didapat. Tujuan utama parpol

dalam perpolitikan adalah bagaimana caranya kader-kader bentukan parpol

tersebut menang dalam pemilu. sekalipun tidak mencalonkan kaderya

sendiri, parpol memanfaatkan calon yang dianggap populer di kalangan

masyarakat untuk selanjutnya diusung dalam pemilu.

Semua kembali pada pencapaian kerja-kerja parpol pada pilkada.

Elektabilitas akan timbul jika parpol dianggap baik oleh masyarakat. Baik

dalam arti banyak berkontribusi untuk masyarakat melalui program-

program parpol yang dijalankan. Untuk menguasai aspek-aspek sosial di

122 Julia Wood. Halaman 42 123 Tiara Prasilia, 2007. Studi Persepsi Resiko Keselamatan Berkendara serta Hubungannya dengan konsep Locus of Control pada Mahasiswa FKM UI yang Mengendarai Motor. Skripsi. Halaman 14

Page 243: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

215

masyarakat, cara satu-satunya ialah menjadikan kader-kadernya menduduki

jabatan strategis pada pemerintahan. Dorongan ini pun yang menjadi

pertimbangan utama bagi parpol untuk mencapai elektabilitas tinggi. Jika

dirasa kadernya belum memenuhi syarat untuk pencalonan, diantaranya

popularitas, basis massa, dan modal politik besar, maka parpol beralih

strategi untuk mengusung calon dari parpol lain yang dianggap populer dan

akan menang dalam kontestasi pilkada tersebut.

Jika diprediksikan akan mudah mendapat suara masyarakat, karena

kepopularitasnya, parpol akan mengusung calon tersebut dalam gabungan

koalisi yang di bentuk. Parpol tentunya mengharapkan adanya prinsip balas

jasa politik, dengan diusung oleh parpol tersebut dan kemudian menang,

maka parpol pendukung yang dimaksud akan meminta jabatan strategis

pada pemerintahan yang akan berjalan.

Selain itu, untuk mendukung gerakan pencitraan calon yang

diusung, parpol membutuhkan logistik berupa uang sebagai modal politik.

Modal ini akan diberikan oleh calon yang memiliki modal politik besar,

bersama koalisi gemuk yang terbentuk, segala bentuk strategi politik akan

dijalankan untuk mencapai kemenangan, termasuk memborong 8 parpol.

Kesempatan ini dijadikan sebuah strategi politik yang cukup jitu

oleh salah satu kandidat pasangan calon pada pilkada kabupaten Serang

2015. Calon tersebut memborong 8 parpol sekaligus. Dengan transaksi

politik yang berlangsung, dan didukung modal politik yang besar, calon

Page 244: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

216

tersebut semakin mudah untuk mendapatkan dukungan resmi dari parpol

peserta pilkada.

Aksi borong parpol yang dilakukan berorientasi pada bagaimana

caranya memenangkan kontestasi pilkada kabupaten Serang 2015. Wajah

lama sebagai aktor politik utama, dan dikemas dengan komposisi sosok

yang tentunya populer juga sebagai wakil. Berbicara tentang popularitas,

tentunya masyarakat sudah mengenal calon petahana tersebut. Calon

tersebut menjabat sebagai wakil Bupati Serang pada periode sebelumnya.

Beberapa aspek ini menjadikan kemudahan akses bagi calon untuk borong

parpol pada pilkada kabupaten Serang.

Aksi borong parpol memiliki tujuan kemenangan pilkada, hal ini

ditanggapi oleh 100 responden yang menjawab sangat setuju terdapat 54

responden (54%), setuju 36 responden (36%), tidak setuju 10 responden

(10%). Mayoritas masyarakat sebagai responden, menilai setuju terhadap

statement tersebut, namun ada 10 masyarakat (10%) yang menyatakan tidak

sepakat terhadap hal tersebut.

Page 245: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

217

4.3.22 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Organisasi Poin frame of reference Pernyataan 22

Pada indikator organisasi poin frame of reference pernyataan 22

yakni : “aksi borong parpol tidak mengimplementasikan prinsip dalam

demokrasi”. Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel distribusi

frekuensi berikut:

Tabel 4.51

Uji Jumlah N pernyataan 22

Tabel 4.52

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 22

Page 246: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

218

Diagram 4.23

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 22

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 22 tentang “aksi borong parpol tidak

mengimplementasikan prinsip dalam demokrasi”. Dari 100 responden yang

menjawab sangat setuju terdapat 51 responden (51%), setuju 49 responden

(49%), tidak setuju 0 responden (0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Pada masa 1998-sekarang Indonesia berada dalam masa reformasi.

Tumbangnya orde baru membuka peluang terjadinya reformasi politik dan

demokratisasi di Indonesia. Pengalaman orde baru mengajarkan kepada

bangsa Indonesia bahwa pelanggaran terhadap demokrasi membawa

kehancuran bagi negara dan penderitaan masyarakat. Oleh karena itu,

bangsa Indonesia bersepakat untuk sekali lagi melakukan demokratisasi,

yakni proses pendemokrasian sistem politik Indonesia sehingga kebebasan

masyarakat dapat ditegakkan, dan pengawasan terhadap lembaga eksekutif

dapat dilakukan oleh lembaga wakil masyarakat (DPR).

Page 247: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

219

Sarana sirkulasi kepemimpinan publik adalah dengan pemilu.

Peserta pemilu adalah parpol, dan parpol adalah organisasi yang

diamanatkan undang-undang sebagai representatif masyarakat dalam

membentuk kader-kader kepemimpinan publik. Parpol dalam gerak

politiknya seharusnya menjunjung tinggi demokrasi. Demokrasi memiliki

cita-cita untuk mengedepankan kedaulatan masyarakat dalam menentukan

pimpinannya, dalam hal ini sistem yang memfasilitasi demokrasi adalah

pemilu.

Dalam konteks ini, parpol diharapkan menawarkan dan memberi

pilihan calon pemimpin politik yang memiliki visi kepemimpinan yang kuat

yang didukung oleh sistem dan mekanisme seleksi kepemimpinan internal

parpol yang berkualitas dan kompetitif untuk dikompetisikan dengan calon

lain dari parpol lain. Pada pemerintahan dengan sistem multipartai, roda

pemerintahannya dijalnkan dengan koalisi parpol. Koalisi adalah praktik

lumrah politik yang dibangun untuk meraih dukungan terbanyak demi

tercapainya kemenangan dalam pemilu.

Semakin banyak parpol yang dirangkul dalam koalisi, maka akan

semakin mudah gerak calon untuk mendapatkan suara terbanyak dari

masyarakat. Parpol sebagai representatif masyarakat dalam pembentukan

kader-kader kepemimpinan publik hanya memikirkan tentang orientasi

kemenangan koalisi dalam pilkada. Jika menang, maka popularitas akan

dicapai dengan sempurna, dan elektabilitas parpol tersebut akan timbul

setelahnya.

Page 248: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

220

Masyarakat bebas menentukan pilihan mereka dalam memilih siapa

yang layak untuk menjadi pemimpin daerahnya. Namun ada keterbatasan

mereka dalam intervensinya pada perpolitikan yang terjadi. Pada proses

penjaringan calon, hanyalah parpol yang boleh melakukan verifikasi calon

tersebut. Masyarakat dianggap hanya sebagai supporters atau pemilih saja.

Tanpa memperdulikan kelayakan calon dari segi kepemimpinan,

kemampuan, kredibilitas dan idealitas, parpol menganggap popularitas

calon adalah segalanya. Popularitas dianggap dapat merangkul semua

masyarakat untuk memilih calon tersebut pada pilkada.

Tujuan dari demokrasi dalam pemilu adalah langsung, umum,

bebas, dan rahasia. Didukung dengan sportifitas persaingan calon pada

kontestasi pemilu, diharapkan calon yang berkompetisi berperilaku sportif.

Namun, kembali lagi pada tujuan parpol dalam keinginannya mewujudkan

popularitas, citra dan elektabilitas parpol tersebut, tanpa mengindahkan

sportifitas dan demokrasi masyarakat, maka parpol tersebut ikut dalam aksi

borong parpol yang dilakukan.

Dari sub indikator sebelumnya, telah disebutkan bahwa aksi borong

parpol memiliki tujuan kemenangan dalam pilkada. Dengan banyak parpol,

suara masyarakat akan mudah dikondisikan untuk memilih parpol tersebut.

Sumbangsih suara terbesar adalah simpatisan, fanatisme, dan kader-kader

parpol itu sendiri. Setiap parpol pasti memiliki lumbung-lumbung suara dan

pembasisan massa, dengan 1 instruksi pimpinan parpol, maka semua kader

parpol akan memilih dan mendukung calon dari koalisi yang terbentuk.

Page 249: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

221

Parpol yang menjadi peserta borong parpol, akan menjalankan

strategi politik bagi pemenangan kader yang diusung bersama tersebut.

Semua elemen partai akan bekerja keras demi tercapainya kemenangan

dalam pilkada. 8 parpol berbanding 3 parpol, tentunya dirasakan adanya

kejanggalan politik. Ketidakseimbangan koalisi akan berdampak pada tidak

sportifnya kompetisi pilkada. Jumlah parpol yang lebih banyak, pasti akan

lebih mudah mendapatkan suara dengan perolehan terbanyak dibandingkan

dengan koalisi yang hanya 3 parpol.

Esensi pemilu secara substansial dalam ajaran demokrasi adalah

memfasilitasi sirkulasi kepemimpinan publik. Dalam sistem pemilu ini,

diiringi dengan prinsip demokrasi yakni kedaulatan masyarakat dan

menjunjung tinggi sportifitas kompetisi. Calon yang ideal akan

berkompetisi dan beradu argumen dalam proyeksi pemerintahannya nanti

untuk membangun kabupaten Serang yang lebih maju dan berkembang.

Fakta politik yang ada, parpol dalam penjaringan calon hanya

mempertimbangkan popularitas calon, kontrak politik yang ditawarkan, dan

modal politik calon. Hal ini tidak sejalan dengan prinsip demokrasi yang

menginginkan kedaulatan masyarakat secara utuh dalam menentukan siapa

yang berhak menjadi calon pemimpin publiknya. Keberadaan parpol sudah

dikuatkan dalam peraturan perundangan, jadi opini masyarakat dianggap

sudah diwakilkan oleh parpol.

Page 250: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

222

Ketika koalisi yang terbentuk dari aksi borong parpol berjumlah 8

parpol, akan semakin mudah gerak calon tersebut mendapatkan suara

terbanyak. Bila dibandingkan dengan calon kompetitor yang hanya

berkoalisi dengan 3 parpol, kondisi ini sangat berbanding jauh. Kondisi ini

akan mempermudah kemenangan dalam pilkada. Bahkan sebelum hasil

diketahui, maka kita akan dapat memprediksikan bahwa calon yang borong

parpol akan keluar sebagai pemenang pada kontestasi pilkada kabupaten

Serang 2015. Di sisi lainnya, pilkada ini merupakan wujud dari demokrasi

yang merupakan sarana sirkulasi kepemimpinan publik, namun dengan

adanya aksi borong parpol dan tidak adanya regulasi pemilu terkait besaran

koalisi maka demokrasi sudah tidak lagi diperdulikan.

Yang diutamakan hanyalah kepentingan kemenangan calon yang

diusung dalam koalisi tersebut. Dari fenomena ini, pilkada bukan lagi

menjadi sarana terbaik dalam menentukan kepemimpinan publik. Namun,

jika diberlakukan regulasi batasan koalisi juga tidak demokratif.

Permasalahan ini bersifat krusial tanpa adanya solusi dan intervensi

Mahkamah Konstitusi. Padahal, ini dimanfaatkan bagi salah satu calon yang

melakukan aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang. Ketiadaaan

regulasi, dan menganggap borong parpol adalah hak mereka maka mereka

dengan leluasa melakukan aksi borong parpol. Masyarakat hanya menjadi

penikmat saja, karena secara tidak langsung sudah mengamanatkan kepada

parpol untuk melaksanakan pilkada.

Page 251: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

223

Terselenggaranya pilkada dalam prinsip demokrasi bertujuan untuk

melakukan sirkulasi kepemimpinan publik. Pilkada yang dilaksanakan

seharusnya berada dalam prinsip demokrasi. Namun jika ada praktik borong

parpol yang terjadi, pengkondisian suara masyarakat akan semakin mudah.

Dari jumlah parpol yakni 8 parpol berbanding 3 parpol, tentu dukungan

lebih besar kepada calon yang diusung dengan 8 parpol tersebut. Oleh

karena itu, sebelum pelaksanaan pilkada pun, kita dapat mengetahui siapa

bakal pemenangnya. Pilkada dalam ajaran demokrasi pada fenomena politik

ini seakan dijadikan hanya sebuah formalitas belaka, jika tidak dilakukan

pilkada dianggap tidak relevan dengan undang-undang dan demokrasi.

Apapun keadaannya, pilkada harus tetap berjalan. Pilkada yang

berjalan dengan borong parpol ini sekaan hanya menjadi formalitas

pemilihan dalam sirkulasi kepemimpinan publik saja, tidak lagi

mengindakan prinsip demokrasi. Masyarakat juga hanya bisa menjadi

pemilih, dengan batasan tidak dapat mengintervensi terlalu mendalam.

Karena tugas ini sudah diamanatkan untuk partai politik. Patut

dipertanyakan fungsi penyelenggaraan pilkada, jika memang sudah dapat

diprediksikan mendekati akurat siapa pemenangnya.

Jika dikembalikan lagi pada prinsip demokrasi yang sportif dan

terbuka, aksi borong parpol tidak relevan dengan prinsip tersebut.

Perjuangan untuk demokratisasi berakhir, yang diunggulkan di permukaan

adalah popularitas calon, dengan pertimbangan kontribusi yang bisa

diberikan kepada peserta parpol yang tergabung dalam aksi borong parpol.

Page 252: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

224

Kontribusi ini berupa kontrak politik dan logistik atau modal politik yang

diserahkan guna kelangsungan berjalannya proses kampanye.

Masyarakat menilai aksi borong parpol tidak mengimplementasikan

prinsip dalam demokrasi, dari 100 responden yang menjawab sangat setuju

terdapat 51 responden (51%), setuju 49 responden (49%). Mayoritas

masyarakat menyatakan sangat setuju dan menyetujui hal tersebut.

4.3.23 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Organisasi Poin frame of reference Pernyataan 23

Pada indikator organisasi poin frame of reference pernyataan 23

yakni : “aksi borong parpol merupakan pembuktian adanya transaksi dan

komersialisasi parpol”. Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel

distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.53

Uji Jumlah N pernyatan 23

Page 253: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

225

Tabel 4.54

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 23

Diagram 4.24

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 23

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 23 tentang “aksi borong parpol merupakan

pembuktian adanya transaksi dan komersialisasi parpol”. Dari 100

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 54 responden (54%),

setuju 43 responden (43%), tidak setuju 3 responden (3%), sangat tidak

setuju 0 responden (0%).

Page 254: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

226

Parpol menginginkan popularitas dan elektabilitas yang baik di

masyarakat pada wilayah cakupan organisasinya. Begitupun yang

diinginkan pada parpol-parpol pada cabang kabupaten Serang. Seperti yang

telah dijelaskan pada sub indikator sebelumnya, bahwa popularitas dan

elektabilitas parpol akan terbentuk jika kader-kader parpolnya bisa

menduduki jabatan strategis pada pemerintahan daerahnya. Dengan hal itu,

eksistensi parpol tetap terjaga dengan baik.

Program-program daerah yang dijalankan pemerintah juga bisa

diselaraskan dengan program pencitraan parpol. Simbiosis mutualisme yang

saling menguntungkan terjadi antara kader parpol yang menduduki jabatan

strategis dengan kontribusinya untuk parpol. Dengan kata lain, parpol

mengupayakan kadernya untuk menduduki jabatan strategis pada

pemerintahan, dan kader tersebut akan mencitrakan parpol asalnya. Parpol

juga dengan mudah mengintervensi setiap kebijakan yang dibuat oleh

kadernya dengan kekuasaan yang dimiliki kadernya tersebut. Beginilah

rantai politik yang terjadi di setiap konstelasi pilkada.

Pada sub indakator sebelumnya juga telah dijelaskan bahwa aksi

borong parpol terjadi pada pilkada kabupaten serang. Parpol dalam proses

penjaringan mereka, lebih mengutamakan popularitas calon dibandingkan

dengan beberapa indikator kelayakan calon seperti kompetensi, kredibilitas,

kemampuan yang dimiliki calon.

Page 255: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

227

Beberapa pertimbangan akan dibahas oleh parpol untuk

mencalonkan kadernya dalam kontestasi pilkada, jika dirasa cukup

mumpuni untuk mengikuti kompetisi ini maka langsung dideklarasikan

calon tersebut. Namun, tidak semua parpol mencalonkan kadernya untuk

mengikuti kontestasi pemilu kabupaten Serang. Dengan beberapa

pertimbangan, salah satu kandidat calon yang muncul di permukaan adalah

calon yang kuat. Kekuatan ini didukung oleh popularitas calon di kabupaten

Serang. Calon tersebut adalah seorang mantan Wakil Bupati serang pada

periode sebelumnya. Dalam bahasa politik, calon seperti ini disebut calon

inkamben atau petahana, yakni mantan pejabat yang mencalonkan diri

kembali dalam pilkada.

Spekulasi politik akan dijalankan pada kondisi demikian, jika parpol

mencalonkan kadernya pada kompetisi ini dan dianggap hanya sia-sia, maka

lebih baik jika parpol tersebut ikut mengusung calon kuat tadi dengan

berkoalisi bersama mereka. Profit yang diharapkan dengan bergabungnya

parpol tersebut dalam aksi borong parpol yang terjadi, yakni apa timbal

balik calon tadi kepada parpol pendukung atau pengusung tersebut.

Profit itu berupa kontrak politik dengan perjanjian jika menang,

maka kader dari parpol pengusung tersebut akan ditempatkan pada jabatan

strategis pemerintahannya. susunan kabinet dan birokrasi pemerintahannya

akan diatur sedemikian rupa agar semua parpol yang bergabung dalam

koalisi borong parpol mendapat ruang untuk kadernya menduduki jabatan

strategis pada pemerintahan daerah.

Page 256: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

228

Selain hal popularitas, calon tersebut memiliki modal politik yang

besar. Sehingga akan mudah untuk mendapatkan dukungan politik dari

beberapa parpol yang terpengaruh atas logistik yang dijanjikan. Lumrah

terjadi pada konstelasi perpolitikan kita, segala kegiatan membutuhkan

logistik berupa uang sebagai modal politik untuk kampanye dan seperangkat

kegiatan pencitraan lainnya. Oleh karena itu, hal ini menjadi daya tarik

tersediri bagi parpol-parpol yang ikut dalam aksi borong parpol.

Adanya transaksi politik berupa kontrak politik dengan perjanjian

jabatan strategis pada pemerintahan menjadi dasaran aksi borong parpol

yang dilakukan. Kemudian, faktor pendukung logistik yang dijanjikan pada

penawaran kontrak politik tadi juga menjadi daya dukung aksi borong

parpol terjadi. Calon kuat yang didukung dengan modal politik besar akan

semakin mudah mendapat dukungn dari parpol-parpol peserta pilkada.

Lebih spesifik lagi, parpol dikomersilkan dan dapat dibeli

dukungannya. keadaan ini sebenarnya tidak relevan dengan keadaan

demokrasi dan kebutuhan masyarakat akan pemimpin yang cerdas, kredibel,

dan mumpuni. Namun, parpol tidak berorientasi pada idealisnya. Parpol

lebih memikirkan eksistensi, popularitas, dan elektabilitasnya. Guna untuk

kemajuan yang dicapai parpol tersebut. Logistik juga sangat dibutuhkan

demi kelancaran kegiatan parpol tersebut.

Page 257: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

229

Oleh karena itu, indikasi transaksi dan komersialisasi parpol ada

pada aksi borong parpol yang dilakukan. Sejalan dengan itu, beberapa

pejabat angkat bicara menanggapi hal ini. Anggota Komisi II DPR RI

Yandri Susanto berharap, ada regulasi yang jelas mengatur praktik borong

parpol. Hal itu untuk mengantisipasi munculnya calon tunggal saat pilkada.

Ia pun mengusulkan agar batasan koalisi partai dimasukkan dalam agenda

revisi UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada.124

Menurut Toto Sugiarto (Pengamat politik dari PARA Syndicate),

calon tunggal dalam Pilkada serentak mengindikasikan adanya politik

transaksional dan indikasi adanya politisi yang memborong parpol untuk

menggalang dukungan dalam Pilkada serentak.125

Hinga kini, praktik borong parpol tidak dapat dihindari karena tidak

adanya regulasi yang mengatur terkait koalisi. Koalisi memang lumrah

terjadi dalam sistem politik multi partai dan tidak mungkin bisa dihentikan.

Kembali pada fungsi dan tugas parpol untuk masyarakat, yakni untuk

pendidikan politik masyarakat dan representatif masyarakat dalam

pemerintahan.

124http://pilkada-serentak-2015.liputan6.com/read/2289001/fenomena-calon-tunggal-begini-solusi-antisipasi-borong-parpol media berita online, diakses pada 28 Oktober 2015 pukul 22.45 WIB 125http://www.gatra.com/politik-1/pemilu-1/pilkada-1/158975-pengamat-perppu-pilkada-serentak-bakal-munculkan-politisi-borong-parpol.html media berita online, diakses pada 28 Oktober 2015 pukul 22.48 WIB

Page 258: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

230

Seharusnya parpol tidak berperilaku demikian, namun jika kita

melihat dari segi kebutuhan eksistensi dan juga logistik maka transaksi dan

komersialisasi parpol wajar dilakukan. Keadaan ini tidak relevan dengan

prinsip demokrasi, politik yang ada hanya mementingkan kepentingan

golongan yang ingin menang dan mendapatkan kekuasaan.

Kepentingan masyarakat seharusnya lebih diutamakan. Termasuk

kebutuhan mereka terhadap pemimpin daerah yang mumpuni dan mampu

membawa daerahnya kearah kemajuan, tidak melulu dalam

keterbelakangan pembangunan. Namun, masyarakat memiliki keterbatasan

dalam terlibatnya pada perpolitikan. Hal ini dikarenakan parpol

diamanatkan undang-undang untuk mengkader kepemimpinan publik dan

mengurus roda perpolitikan serta menjalankan pemerintahan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dari 100 masyarakat

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 54 responden (54%),

setuju 43 responden (43%), tidak setuju 3 responden (3%). Mayoritas

masyarakat menyatakan sangat setuju dan menyetujui bahwa aksi borong

parpol merupakan pembuktian adanya transaksi dan komersialisasi parpol.

Sejumlah 3 masyarakat tidak sepakat akan hal ini.

Page 259: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

231

4.3.24 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Organisasi Poin frame of reference Pernyataan 24

Pada indikator organisasi poin frame of reference pernyataan 24

yakni : “saya memperhatikan koalisi dari kandidat lain yang tidak

melakukan aksi borong parpol”. Tanggapan responden akan dijelaskan pada

tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.55

Uji Jumlah N pernyataan 24

Tabel 4.56

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 24

Page 260: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

232

Diagram 4.25

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 24

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 24 tentang “saya memperhatikan koalisi dari

kandidat lain yang tidak melakukan aksi borong parpol”. Dari 100

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 58 responden (58%),

setuju 36 responden (36%), tidak setuju 6 responden (6%), sangat tidak

setuju 0 responden (0%).

Pada sub indikator sebelumnya telah dibahas bahwa ada aksi borong

parpol yang dilakukan oleh salah satu kandidat pasangan calon pada pilkada

kabupaten Serang. Calon tersebut merupakan calon inkamben atau petahana

yang mencalon diri kembali dalam kontestasi pilkada. Pada bagian ini,

penulis ingin menguatkan kembali terkait jawaban responden

mempersepsikan fenomena politik ini dalam tahapan kognitif pada

pengorganisasian pesan.

Page 261: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

233

Kita ketahui bersama bahwa ada 2 pasangan kandidat calon yang

maju dalam pilkada kabupaten Serang, salah satu calon tersebut melakukan

aksi borong parpol dengan merangkul dukungan 8 parpol sekaligus. Dalam

koalisi bentukan aksi borong parpolnya, 8 parpol ini menjadi kendaraan

politik yang digunakan untuk menjaring suara sebanyak mungkin.

Orientasinya adalah kemenangan dalam pilkada.

Kemenangan pilkada jika tercapai akan dapat memposisikan calon

yang borong parpol tadi untuk memegang kekuasaan kepala daerahnya.

Yang disebutkan sebagai kepala daerah adalah Bupati dan Wakil Bupati.

Dari sisi lainnya, satu pasangan kandidat lain yang tidak melakukan aksi

borong parpol hanya berkoalisi dengan 3 parpol.

Keadaan ini dipertanyakan dalam kuesioner yang dibuat sebagai alat

ukur persepsi masyarakat. Sejauhmana mereka mengorganisasikan

fenomena tersebut. Apapun kondisi perpolitikan pada saat itu, semua

nampak jelas di permukaan publik. Masyarakat pun dapat melihat serta

memperhatikan bagaimana keadaaan politik dalam pilkada kabupaten

Serang.

Koalisi dari kandidat yang tidak melakukan aksi borong parpol

hanya berjumlah 3 parpol, yakni GERINDRA, HANURA, dan PBB.

Berdasarkan hasil penelitian yan dilakukan, dari 100 masyarakat responden

yang menjawab sangat setuju terdapat 58 responden (58%), setuju 36

responden (36%), tidak setuju 6 responden (6%). Mayoritas masyarakat

Page 262: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

234

memperhatikan koalisi dari kandidat yang tidak melakukan aksi borong

parpol. Ada sejumlah 6 masyarakat responden yang tidak sepakat akan hal

ini.

4.3.25 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Organisasi Poin frame of experience Pernyataan 25

Pada indikator organisasi poin frame of experience pernyataan 25

yakni : “kepentingan kemenangan pilkada dari golongan tertentu terlihat

jelas pada aksi borong parpol”. Tanggapan responden akan dijelaskan pada

tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.57

Uji Jumlah N pernyatan 25

Page 263: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

235

Tabel 4.58

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 25

Diagram 4.26

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 25

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 25 tentang “kepentingan kemenangan pilkada dari

golongan tertentu terlihat jelas pada aksi borong parpol”. Dari 100

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 57 responden (57%),

setuju 29 responden (29%), tidak setuju 14 responden (14%), sangat tidak

setuju 0 responden (0%).

Page 264: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

236

Pada sub indikator ini, yakni frame of reference, penulis ingin

mengetahui bagaimana pengorganisasian oleh masyarakat. Frame of

Experience, yaitu berdasarkan pengalaman yang telah dialami serta tak

terlepas dari keadaan lingkungan sekitarnya.126

Orientasi yang dituju dalam aksi borong parpol adalah kemenangan

dalam pilkada. Dengan pencapaian kemenangan ini, maka calon tersebut

akan dilantik dan disakan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Serang. Ketika

sudah sah menjadi pemimpin daerah tersebut, maka kekuasaan

pemerintahan daerah berada dibawah instruksinya. Pola ini yag ditimbulkan

pada setiap pilkada yang ada. Setiap calon pasti menginginkan kemenangan

yang harus dicapai dalam pilkada.

Salah satu calon yang melakukan aksi borong parpol pada pilkada

kabupaten serang, merupakan calon kuat yang memiliki popularitas baik.

Popularitas ini didapatkan dari histori calon tersebut. Calon tersebut

merupakan mantan Wakil Bupati Serang pada periode sebelumnya, dan

mayoritas masyarakat sudah mengenal sosoknya.

Poin popularitas tersebut juga menjadi daya dorong untuk calon

tersebut mencalonkan diri dalam pilkada. Kepentingan kemenangan yang

menjadi tujuannya akan semakin mudah dicapai. Dalam aksi borong parpol

yang dilakukan, kepentingan kemenangan pilkada dari golongan ini terlihat

126 Bimo Walgito, 2002. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Halaman 57-59

Page 265: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

237

jelas. Praktik melanggengkan kekuasaan oleh aktor lama juga terlihat dalam

perpolitikan yang terjadi.

Salah satu calon yang borong parpol ini juga merupakan adik

kandung dari ibu Ratu Atut Chosiyah, mantan Gubernur Banten. Hj. Ratu

Tatu Chasanah, S.E., M.Ak. (lahir di Serang, Banten, 23 Juli 1967; umur 48

tahun) adalah Bupati Serang yang menjabat sejak 17 Februari 2016.

Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Serang,

mendampingi Bupati Taufik Nuriman. Tatu merupakan adik kandung dari

mantan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah.127

Keluarga dinasti politik ini menjalankan sebuah strategi

melanggengkan kekuasaan politik di daerahnya. Kita sebut saja Banten,

setelah ditangkapnya ibu Atut dalam kasus korupsinya, hal ini tidak

mematahkan semangat keluarganya untuk tetap berkarir di bidang politik

dan menjadi pimpinan daerah. Dibangunnya dinasti politik kekeluargaan

oleh keluarga ibu Atut ini semakin menguat dengan strategi politik yang

dijalankan.

Sekedar penguat statement penulis diatas, pada beberapa daerah di

Banten, ada beberapa keluarga dari bu Atut yang menjadi pimpinan daerah.

Sejak menjadi orang nomor satu di Banten itulah, satu per satu anggota

keluarga besar Atut masuk ke politik praktis. Diawali kemunculan Airin

Rachmi Diany, adik ipar Atut, dalam Pilkada Kabupaten Tangerang 2008.

127 https://id.wikipedia.org/wiki/Ratu_Tatu_Chasanah diakses pada 19 Juni 2016, pukul 00.11 WIB

Page 266: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

238

Istri Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan (adik Atut) itu jadi calon wakil

bupati mendampingi Jazuli Juwaini dari PKS. Namun, pasangan ini

dikalahkan pasangan petahana, Ismet Iskandar-Rano Karno.

Tahun yang sama, adik tiri Atut, Tubagus Haerul Jaman, maju

sebagai calon wakil wali kota Serang berpasangan dengan Bunyamin

(mantan Bupati Serang) dan menang. Kurang dari tiga tahun berkuasa, 1

Maret 2011, Bunyamin meninggal dunia. Jaman lalu diangkat menjadi Wali

Kota Serang. Saat Pilkada Kota Serang 2013, ia kembali mencalonkan diri

dan menang.

Tahun 2010, adik Atut, Ratu Tatu Chasanah, mengikuti Pilkada

Kabupaten Serang. Ia terpilih jadi Wakil Bupati Serang 2010-2015

mendampingi Taufik Nuriman. Dan terpilih lagi menjadi Bupati Serang

pada periode berikutnya didampingi Pandji Tirtayasa.

Airin yang gagal di Pilkada Kabupaten Tangerang coba peruntungan

di Pilkada Kota Tangerang Selatan 2010. Airin yang berpasangan dengan

Benyamin Davnie terpilih sebagai Wali Kota Tangerang Selatan 2011-

2015.

Ibu tiri Atut, Heryani, juga tak ketinggalan. Ia terpilih menjadi Wakil

Bupati Pandeglang pada Pilkada 2011 mendampingi Erwan Kurtubi. Pada

tahun yang sama, Atut kembali mencalonkan diri sebagai gubernur Banten

Page 267: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

239

didampingi Rano Karno. Untuk kedua kalinya, Atut terpilih sebagai

Gubernur Banten.128

Dari beberapa kutipan diatas, dapat kita lihat bagaiamana keluarga

ibu Atut melangengkan kekuasaan dan terjun dalam politik praktis. Kembali

pada fokus penelitian ini tentang borong parpol yang dilakukan oleh satu

kandidat pasangan calon pada pilkada kabupaten Serang 2015, hal ini juga

bertujuan untuk melanggengkan kekuasaan golongan tersebut.

Praktik hegemoni yang dilakukan oleh Tatu dalam pilkada

kabupaten Serang ini ditujukan pula untuk bagaimana mendominasi

kekuasaan pada wilayah kabupaten Serang. Dengan cara memegang

kekuasaan penuh di tangannya dan berkeinginan untuk harus terus

memimpin dan melanggengkan kekuasaanya. Selain itu, Tatu juga

merupakan inkamben atau petahana dalam jabatan strategis pada periode

sebelumnya. Motif inilah yang mendasari Tatu melakukan borong parpol.

Kepentingan kemenangan pilkada dari golongan ini terlihat jelas

pada aksi borong parpol yang dilakukan. Segala strategi politik akan

dimainkan oleh golongan tersebut untuk tetap menjaga eksistensinya pada

pemerintahan. Selain eksistensi, golongan tersebut juga menginginkan

kelanggengan kekuasaan. Calon petahana ini sangat menginginkan

langgengnya kekuasaan dirinya pada kabupaten Serang.

128http://nasional.kompas.com/read/2013/12/18/0729208/Dinasti.Politik.Ratu.Atut.Setelah.Delapan.Tahun.Berkuasa diakses pada 19 Juni 2016, pukul 00.20 WIB

Page 268: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

240

Orientasi yang ditimbulkan pada permukaan konstelasi politik

pilkada ini, terlihat jelas bahwa ada kepentingan golongan yang

menginginkan kemenangan pilkada dan melanggengkan kekuasaan.

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dari 100 masyarakat responden

yang menjawab sangat setuju terdapat 57 responden (57%), setuju 29

responden (29%), tidak setuju 14 responden (14%). Mayoritas masyarakat

menyatakan sangat setuju terhadap hal tersebut. Ada sejumlah 14

masyarakat yang tidak sepakat terhadap hal tersebut.

4.3.26 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Organisasi Poin frame of experience Pernyataan 26

Pada indikator organisasi poin frame of experience pernyataan 26

yakni : “aksi borong parpol tersebut mencerminkan bahwa demokrasi tidak

lagi diimplementasikan dalam berpolitik yang baik”. Tanggapan responden

akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.59

Uji Jumlah N pernyataan 26

Page 269: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

241

Tabel 4.60

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 26

Diaram 4.27

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 26

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 26 tentang “aksi borong parpol tersebut

mencerminkan bahwa demokrasi tidak lagi diimplementasikan dalam

berpolitik yang baik”. Dari 100 responden yang menjawab sangat setuju

terdapat 66 responden (66%), setuju 31 responden (31%), tidak setuju 3

responden (3%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Page 270: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

242

Dari keadaan politik dengan aksi borong parpol ini, dapat dikatakan

bahwa tujuan dan orientasi pilkada bagi golongan tertentu hanyalah

kemenangan yang harus dicapai. Padahal pilkada merupakan sarana politik

berlandaskan demokrasi untuk sirkulasi kepemimpinan publik.

Dalam prinsip demokrasi, kedaulatan masyarakat menjadi tujuan

utama yang dijunjung tinggi. Yang dimaksud kedaulatan adalah kekuasaan

tertinggi berada di tangan masyarakat. Selain kedaulatan, kepentingan dan

kebutuhan masyarakat akan pemimpin yang layak dan mumpuni juga harus

dipertimbangkan dalam pilkada.

Pada roda pemerintahan dan politik, parpol diamanatkan undang-

undang untuk melakukan kaderisasi kepemimpinan publik dan menjalankan

roda pemerintahan dalam hal ini berkontribusi pada pilkada. Parpol yang

menjalankan perpolitikan dengan baik dan relevan dengan prinsip

demokrasi tersebut seharusnya menjadikan poin kedaulatan masyarakat

sebagai poin utama dalam menjalankan perpolitikan.

Namun, pada praktiknya, parpol hanya berorientasi pada eksistensi,

popularitas, dan elektabilitas saja. Selepas relevan atau tidaknya dengan

prinsip demokrasi, seakan parpol menjalankan perpolitikannya sudah sesuai

dengan prinsip demokrasi dan berlandaskan undang-undang. Pada aksi

borong parpol yang terjadi, parpol dalam penjaringan calon hanya menilai

popularitas calon dibandingkan dengan kompetensi, kredibilitas, dan

Page 271: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

243

kemampuan calon untuk dikatakan mumpuni mencalonkan sebagai Bupati

dan Wakil Bupati Serang.

Kebutuhan masyarakat akan pemimpin yang mampu membawa

kabupaten Serang menuju kemajuan daerah digeser oleh kepentingan

parpol. Parpol tentu sangat menginginkan eksistensinya di kancah

perpolitikan daerahnya. Hal ini sudah tidak relevan dengan prinsip

demokrasi yang mengedepankan masyarakat. Kepentingan golongan

terlihat jelas pada aksi borong parpol yang dilakukan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dari 100 responden

menjawab sangat setuju terdapat 66 responden (66%), setuju 31 responden

(31%), tidak setuju 3 responden (3%) terhadap aksi borong parpol tersebut

mencerminkan bahwa demokrasi tidak lagi diimplementasikan dalam

berpolitik yang baik. Mayoritas masyarakat menyatakan sangat setuju dan

menyetujui hal tersebut. Ada sejumlah 3 masyarakat yang tidak sepakat

terhadap hal tersebut.

4.3.27 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Organisasi Poin frame of experience Pernyataan 27

Pada indikator organisasi poin frame of experience pernyataan 27

yakni : “jumlah ketidakseimbangan koalisi tersebut merupakan bukti nyata

adanya aksi borong parpol yang dilakukan oleh satu pasangan calon”.

Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi

berikut:

Page 272: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

244

Tabel 4.61

Uji Jumlah N Pernyataan 27

Tabel 4.62

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 27

Diagram 4.28

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 27

Page 273: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

245

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 27 tentang “jumlah ketidakseimbangan koalisi

tersebut merupakan bukti nyata adanya aksi borong parpol yang dilakukan

oleh satu pasangan calon”. Dari 100 responden yang menjawab sangat

setuju terdapat 63 responden (63%), setuju 37 responden (37%), tidak setuju

0 responden (0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang yang dilakukan

salah satu calon kandidat dapat dilihat dari ketidakseimbangan koalisi

parpol. Calon nomor urut 1 didukung oleh 8 parpol, sedangkan calon nomor

urut 2 hanya didukung oleh 3 parpol. Ketidakseimbangan koalisi tersebut

menjadi bukti nyata adanya aksi borong parpol yang dilakukan oleh salah

satu kandidat calon pada pilkada kabupaten Serang.

Calon dengan popularitas tinggi, dianggap mampu mendapatkan

suara terbanyak dalam pilkada. Oleh karena itu, calon tersebut akan mudah

mendapatkan dukungan parpol pada proses penjaringan calon. Selain itu,

kontrak politik yang ditawarkan, serta dukungan modal politik yang

diberikan pada parpol juga menjadi daya dorong dalam aksi borong parpol.

Berdasarkan hasil penelitian, dari 100 responden yang menjawab

sangat setuju terdapat 63 responden (63%), setuju 37 responden (37%).

Masyarakat menyatakan sangat setuju dan menyutujui bahwa jumlah

ketidakseimbangan koalisi tersebut merupakan bukti nyata adanya aksi

borong parpol yang dilakukan oleh satu pasangan calon.

Page 274: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

246

4.3.28 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Organisasi Poin frame of experience Pernyataan 28

Pada indikator organisasi poin frame of experience pernyataan 28

yakni : “saya memperhatikan proses konstelasi politik selama pilkada

berlangsung”. Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel distribusi

frekuensi berikut:

Tabel 4.63

Uji Jumlah N Pernyataan 28

Tabel 4.64

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 28

Page 275: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

247

Diagram 4.29

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 28

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 28 tentang “saya memperhatikan proses konstelasi

politik selama pilkada berlangsung”. Dari 100 responden yang menjawab

sangat setuju terdapat 50 responden (50%), setuju 50 responden (50%),

tidak setuju 0 responden (0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Kebutuhan masyarakat akan pemimpin daerah yang membawa

kemajuan bagi daerahnya menjadi daya dorong masyarakat mengikuti

perkembangan informasi dalam pilkada. Dipandang dari segi psikologis,

minat masyarakat atau perhatian mereka akan timbul dengan sendirinya

seiring dengan harapan mereka terhadap calon pemimpin baru daerahnya.

Masyarakat berharap pemimpin baru daerahnya akan membawa

perkembangan yang signifikan pada masa pemerintahannya 5 tahun

kedepan.

Page 276: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

248

Masa depan daerah digantungkan seiring dengan harapan

masyarakat kepada calon pemimpin daerahnya. Hal ini yang memicu

perhatian masyarakat dalam menanggapi fenomena pilkada kabupaten

Serang. Pada sub indikator ini, penulis ingin menegaskan kembali bahwa

masyarakat mengorganisasikan fenomena pilkada tersebut pada konstelasi

politiknya selama pilkada berlangsung.

Kebutuhan politik tersebut yang menjadi daya dorong masyarakat

secara alamiah. Terjadinya proses perpolitikan yang ada dan gambaran

konstelasi politik pada pilkada kabupaten Serang akan selalu mereka

perhatikan. Masyarakat memperhatikan konstelasi politik selama pilkada

berlangsung hingga selesainya proses tersebut.

Proses penjaringan calon, pembentukan koalisi, aksi borong parpol,

hingga kampanye calon dapat mereka organisasikan dalam ranah

kognitifnya. Penulis ingin memastikan bahwa masyarakat mencerna dengan

baik konstelasi politik selama pilkada berlangsung.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dari 100 masyarakat

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 50 responden (50%),

setuju 50 responden (50%). Mayoritas masyarakat menyatakan dengan

sangat setuju dan menyetujui bahwa mereka memperhatikan proses

konstelasi politik selama pilkada berlangsung.

Page 277: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

249

4.3.29 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Organisasi Poin frame of experience Pernyataan 29

Pada indikator organisasi poin frame of experience pernyataan 29

yakni : “aksi borong parpol menjadi tradisi dalam pilkada”. Tanggapan

responden akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.65

Uji Jumlah N pernyataan 29

Tabel 4.66

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 29

Page 278: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

250

Diagram 4.30

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 29

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 29 tentang “aksi borong parpol menjadi tradisi

dalam pilkada”. Dari 100 responden yang menjawab sangat setuju terdapat

53 responden (53%), setuju 44 responden (44%), tidak setuju 3 responden

(3%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Aksi borong parpol yang terjadi pada pilkada kabupaten Serang

tidak dapat dicegah apalagi dihentikan. Mengingat tidak adanya regulasi

yang mengatur besaran koalisi parpol pada pilkada. Kebimbangan terjadi

jika dibatasi koalisi parpol maka hal tersebut tidak demokratis, namun jika

tidak dibatasi maka akan mudah memunculkan aksi borong parpol.

Page 279: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

251

Fenomena memborong parpol itu tidak demokratis, tapi kalau

diberlakukan batasan dukungan maksimal partai, juga tidak demokratis.

Pada akhirnya, partai politik yang akan menjadi kunci dalam terwujudnya

pilkada itu demokratis atau tidak.129

Namun pada praktiknya, parpol lebih mengutamakan eksistensi,

popularitas, dan elektabilitas parpol di caban daerahnya. Hal ini memutar

balikkan prinsip demokrasi yang mengedepankan kepentingan masyarakat.

Kepentingan masyarakat yang dimaksud yakni harapan dan keinginan

mereka terhadap calon pemimpin daerahnya. Pada proses penjaringan

calon, parpol justru menilai kelayakan calon dari popularitasnya. Dengan

popularitas calon yang dimilikinya, maka suara masyarakat akan mudah

didapatkan.

Kecacatan regulasi pilkada ini justru dijadikan peluang terbesar bagi

calon untuk menjalankan strategi politik dengan borong parpol. Jika

berjalan terus-menerus maka hal ini menjadikan borong parpol sebagai

tradisi dalam pilkada. Beberapa fakta tentang borong parpol yang

didapatkan yakni pada Pilkada serentak 2015 di Kabupaten Serang,

pasangan Ratu Tatu Chasanah dan Pandji Tirtayasa melakukan aksi borong

partai. Mereka mendapatkan dukungan dari PDIP, PKS, PPP, PKB,

Nasdem, Golkar, PAN dan Demokrat. Sementara pasangan Walikota

Cilegon dan wakilnya, TB Iman Ariyadi dan Edi Aryadi juga melakukan

129Pernyataan Husni Kamil Malik pada http://indalber.com/waspadai-borong-parpol-di-pilkada/ diakses pada 11 oktober 2015 23.59 WIB

Page 280: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

252

hal sama. Ada 11 partai yang mendukungnya, Golkar, PDIP, Gerindra, PKS,

Nasdem, PAN, PPP, PKB, Demokrat, Hanura dan PBB.130

Komisi II DPR menyarankan agar peran Dewan Pengurus Pusat

(DPP) partai politik (parpol) perlu diperkuat guna memastikan pilkada di

daerah berjalan secara kompetitif dan demokratis. Hal ini menanggapi

putusan Mahkamah Konstitusi (MK) bahwa pasangan calon (paslon)

diperbolehkan untuk memborong seluruh dukungan kursi parpol dalam

pilkada. Kontrol DPP partai sangat diperlukan agar berlangsung kompetisi yang

demokratis dan ideologis. Bukan malah melegitimasi transaksionalisasi struktur

dibawahnya.

Menurut Arif, yang perlu dikontrol dan diawasi adalah terjadinya

transaksi politik dalam pemberian dukungan tersebut. Karena, dengan

adanya transaksi-transaksi tersebut berakibat pada seluruh parpol

memberikan dukungan pada satu paslon saja. Sehingga, lanjutnya,

persoalan ini baiknya dikembalikan saja pada mekanisme internal partai

politik. Dirinya mengusulkan bahwa semestinya partai-partai memiliki

preferensi politik yang berbeda.131

Prinsip kompetitif dan demokratif yang seharusnya dijalankan

dalam pilkada sudah tidak lagi dihiraukan. Justru pimpinan pusat parpol

atau DPP malah melegitimasikan transaksi politik yang ada. Mengingat

130 http://tangselpos.co.id/2016/02/16/pilkada-2017-dilarang-borong-partai/ diakses pada 19 Juni 2016, pukul 01.44 WIB 131 http://nasional.sindonews.com/read/1061203/12/mk-buka-peluang-calon-borong-dukungan-parpol-di-pilkada-1447383485 diakses pada 19 Juni 2016, pukul 02.21 WIB

Page 281: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

253

bagaimanapun eksistensi parpol di daerah harus tetap terjaga dengan baik.

Preferensi ini dijalankan mayoritas parpol. Hal ini bertujuan untuk tetap

menjaga eksistensi, popularitas, dan elektabilitas parpol di daerahnya.

Oleh karena beberapa hal tersebut, aksi borong parpol menjadi

tradisi dalam pilkada. Aksi borong parpol juga terjadi pada pilkada

kabupaten Serang 2015. Dari hasil penelitian yang dilakukan, 100

masyarakat responden yang menjawab sangat setuju terdapat 53 responden

(53%), setuju 44 responden (44%), tidak setuju 3 responden (3%).

Mayoritas masyarakat sangat setuju dan menyetujui tentang hal tersebut.

Ada sejumlah 3 masyarakat yang tidak sepakat terkait hal tersebut.

Page 282: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

254

4.3.30 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Interpretasi Poin Pembentukan Makna Pernyataan 30

Pada indikator interpretasi poin pembentukan makna pernyataan 30

yakni : “aksi borong parpol yang dilakukan membuat saya menjadi lebih

mengetahui keberpihakan parpol kepada satu pasangan calon”. Tanggapan

responden akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.67

Uji Jumlah N pernyataan 30

Tabel 4.68

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 30

Page 283: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

255

Diagram 4.31

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 30

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 30 tentang “aksi borong parpol yang dilakukan

membuat saya menjadi lebih mengetahui keberpihakan parpol kepada satu

pasangan calon”. Dari 100 responden yang menjawab sangat setuju terdapat

54 responden (54%), setuju 36 responden (36%), tidak setuju 10 responden

(10%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Pada sub indikator ini, penulis ingin mengetahui bagaimana tahapan

masyarakat menginterpretasikan fenomena borong parpol pada pilkada

kabupaten Serang 2015.

Menurut Deddy Mulyana interpretasi adalah inti dari proses

berlangsungnya kegiatan persepsi. Interpretasi merupakan suatu aspek

kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti

kepada stimulus yang diterimanya. Proses seleksi serta pengorganisasian

Page 284: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

256

pesan menghasilkan pembentukan makna serta pembentukan ekspresi

terhadap stimulus tersebut.

1. Pembentukan makna muncul dari hubungan khusus antara kata

(sebagai simbol verbal) dan manusia, makna tidak dapat melekat pada kata-

kata namun kata-kata membangkitkan makna dalam pikiran orang. Jadi,

tidak ada hubungan langsung antara suatu objek dan simbol yang digunakan

untuk mempresentasikanya.

2. Pembentukan ekspresi merupakan proses pengungkapan gagasan

atau perasaan dari dalam diri seseorang baik berupa kata-kata, gambar

maupun tindakan

Transaksi politik yang dilakukan satu pasangan calon pada pilkada

kabupaten Serang berdampak pada parpol memberikan dukungan pada

calon tersebut. Transaksi politik ini terjadi sedemikian rupa sehinga

dikemas apik untuk tidak diketahui secara terbuka. Pada sub indikator

sebelumnya, telah dijelaskan bahwa tujuan parpol dalam perpolitikan

adalah menjaga eksistensi, popularitas, dan elektabilitas. Untuk mendukung

hal tersebut tercapai, maka parpol harus menjalankan strategi yang

menguntungkan bagi mereka.

Parpol dalam penjaringan calon lebih memperhatikan popularitas

calon tersebut dibanding dengan kemampuan, kredibilitas, dan faktor

intelektual yang dimilikinya. Di sisi lain, parpol juga menginginkan

bagaimana eksistensinya terjaga dengan baik di daerah politiknya. Oleh

Page 285: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

257

sebab itu, parpol akan mudah dikomersilkan pada saat kontrak politik

terjadi.

Syarat minimal dukungan juga diatur dalam regulasi pilkada, ini

yang menjadikan adanya koalisi parpol. Selain itu, sistem pemerintahan

dengan multi partai juga menjadi landasan parpol melakukan koalisi.

Kebutuhan parpol akan eksistensi, popularitas, dan elektabilitas dapat

diwujudkan dengan banyaknya kader yang menduduki jabatan strategis

pada pemerintahan.

Satu pasangan calon yang melakukan aksi borong parpol merupakan

calon kuat dengan popularitas tinggi. Hal ini dikarenakan calon tersebut

merupakan mantan Wakil Bupati Serang periode 2010-2015 dan

mencalonkan diri kembali pada kontestasi pilkada kabupaten Serang 2015.

Jika mencalonkan kadernya sendiri dianggap sia-sia untuk berkompetisi

dalam pilkada tersebut, maka parpol akan membicarakan kontrak politik

kepada calon kuat yang muncul di permukaan konstelasi politik itu.

Ini menjadi peluang bagi calon kuat tersebut untuk memborong

parpol sebagai kendaraan politiknya. Dalam aksi borong parpol yang

dilakukan, keberpihakan parpol kepada satu pasangan calon sangat terlihat.

8 parpol dalam koalisi calon yang melakukan aksi borong parpol ini menjadi

kendaraan politik untuk mengantarkan calon kuat tersebut memenangkan

pilkada. Substansi pilkada yang kompetitif dan demokratif sudah tidak lagi

ada.

Page 286: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

258

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, 100 masyarakat responden

yang menjawab sangat setuju terdapat 54 responden (54%), setuju 36

responden (36%), tidak setuju 10 responden (10%). Mayoritas masyarakat

menyatakan sangat setuju dan menyetujui bahwa aksi borong parpol yang

dilakukan membuat mereka menjadi lebih mengetahui keberpihakan parpol

kepada satu pasangan calon. Ada sejumlah 10 masyarakat yang tidak

sepakat akan hal ini.

4.3.31 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Interpretasi Poin Pembentukan Makna Pernyataan 31

Pada indikator interpretasi poin pembentukan makna pernyataan 31

yakni : “aksi borong parpol yang dilakukan membuat saya mengetahui

proyeksi hasil kemenangan dalam pilkada”. Tanggapan responden akan

dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.69

Uji Jumlah N Pernyataan 31

Page 287: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

259

Tabel 4.70

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 31

Diagram 4.32

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 31

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 31 tentang “aksi borong parpol yang dilakukan

membuat saya mengetahui proyeksi hasil kemenangan dalam pilkada”. Dari

100 responden yang menjawab sangat setuju terdapat 53 responden (53%),

setuju 44 responden (44%), tidak setuju 3 responden (3%), sangat tidak

setuju 0 responden (0%).

Page 288: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

260

Kontestasi pemilu yang demoratif menjadi sangat sulit diterapkan

ketika aksi borong parpol masih terjadi. Aksi borong parpol yang terjadi ini

akibat ketiadaannya regulasi yang mengatur bagaimana prosedural koalisi

parpol. Masih dalam bahasan Negara dengan sistem pemerintahan multi

partai. Koalisi memang lumrah terjadi pada perpolitikan pada setiap

tingkatan unit-unit regional politik tersebut.

Koalisi merupakan strategi penguatan dukungan yang bisa ditempuh

oleh calon dalam suksesi dirinya ketika pilkada. Parpol-parpol yang

tergabung dalam koalisi tersebut, nantinya akan menjadi roda-roda

kendaraan politik calon untuk menuju proses kemenangan. Parpol yang

mendukung atau mengusung calon tersebut akan menyusun strategi

kampanye, pencitraan, tekanan politik, hingga indikasi politik uang. Semua

strategi dijalankan guna untuk mendapatkan hasil maksimal, yakni calon

yang diusung meraih kemanangan.

Masih dalam langkah demokratisasi, keadaan politik dengan

berkoalisi memang tidak menyalahi aturan apapun dan masih menjadi

sebuah polemik politik. Jika diberlakukan batas maksimal koalisi, maka hal

ini membatasi proses berserikatnya parpol, dan tentunya tidak relevan

dengan prinsip demokrasi pada orientasinya kebebasan berpolitik. Namun,

jika tidak adanya regulasi yang mengatur angka maksimal dukungan atau

koalisi parpol, tentunya hal ini menjadi daya dorong calon untuk melakukan

aksi borong parpol.

Page 289: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

261

Seperti yang telah dibahas pada sub-indikator sebelumnya, parpol

memiliki orientasi politik pada eksistensi parpol tersebut. Guna pencapaian

eksistensi parpol, poin popularitas parpol harus diperhatikan. Ketika sudah

tercapai eksistensi dan popularitas parpol, maka elektabilitas parpol di

daerah wilayahnya akan meningkat. Dari tujuan ini, parpol penuh

pertimbangan menentukan sikap dalam berpolitik.

Eksistensi yang disebutkan, akan dicapai bila beberapa kandidat

parpol menduduki jabatan-jabatan strategis pada pemerintahan. Kader

tersebut serta merta mencitrakan parpolnya, dan parpol pun mencitrakan

kadernya tersebut. Sebuah rantai politik yang terjadi secara natural

demikian adanya. Dengan banyaknya kader yang menduduki jabatan

strategis pada pemerintahan, diharapkan citra dan poplaritas parpol di

masyarakat akan semakin meningkat.

Pada pilkada, parpol berhak mencalonkan kadernya untuk maju

menjadi calon kepala daerah. Namun, dengan berbagai pertimbangan dan

pembacaan peta politik, tidak semua parpol mencalonkan kadernya pada

pilkada. Seperti yang menjadi bahasan pada penlitian ini, calon kuat pada

pilkada kabupaten Serang merupakan calon petahana atau inkamben.

Sebelum mencalonkan diri sebagai Bupati Serang, calon tersebut

merupakan mantan Wakil Bupati Serang periode sebelumnya, yakni 2010-

2015. Popularitas calon sudah tidak diragukan lagi, mayoritas masyarakat

kabupaten Serang mengenal dan mengetahui calon petahana tersebut.

Page 290: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

262

Ketika dirasa tidak mampu untuk berkompetisi dengan calon kuat

tersebut, maka parpol akan mengambil sikap untuk berkoalisi

mendukungnya. Hal ini disebabkan karena orientasi politik yang harus

diwujudkan oleh parpol. Transaksional terjadi dengan penawaran jabatan

jabatan strategis kepada kader-kader parpol pendukung calon kuat tersebut.

Selain itu, calon kuat dengan modal politik yang besar akan memberikan

modal politik berupa logistik atau uang dengan besaran tertentu guna

berjalanya proses kampanye dan pencitraan calon kuat tersebut.

Pada proses penjaringan calon oleh parpol, dalam keadaan politik

yang seperti ini maka parpol tidak lagi bersikap idealis demokratif. Parpol

hanya melihat dari segi popularitas calon dibandingkan dengan kompetisi

murni yang dimilikinya. Semakin popular calon, maka akan semakin mudah

mendapat suara terbanyak. Pertimbangan ini yang memiliki daya dorong

untuk calon kuat tersebut melakukan aksi borong parpol. Begitu terbukanya

pintu dukungan parpol untuk calon tersebut, sehingga memudahkan akses

calon untuk menjaring dukungan dari parpol.

Hasilnya, 8 parpol menjadi koalisi pendukung calon tersebut. Aksi

borong parpol terlihat jelas pada permukaan konstelasi politik. Lebih

terlihat lagi, jika kita memperhatikan kompetitor calon kuat tersebut, yang

hanya berkoalisi dengan 3 parpol. Perbandingan yang cukup untuk

dijadikan fakta politik adanya aksi borong parpol.

Page 291: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

263

Pilkada seharusnya menjadi sarana kontestasi politik dalam sirkulasi

jabatan pimpinan daerah dengan asas demokrasi. Namun dengan

munculnya aksi borong parpol hal ini sudah tidak relevan dengan prinsip

demokrasi. Kepentingan masyarakat dalam demokrasi adalah yang utama

dan paling diunggulkan. Pada aksi borong parpol, orientasi hanya bertujuan

untuk merebut kembali tahta politik. Kepentingan golongan lebih

diunggulkan dibanding keresahan, kebutuhan, dan kepentingan masyarakat.

Pilkada sebagai sarana demokrasi yang bersifat kompetitif, yang

artinya semua calon berhak untuk mengikuti kompetisi ini secara sportif.

Sportif yang dimaksud adalah berkompetisi dengan baik, tanpa adanya

kecurangan apapun. Dengan kondisi pilkada yang terjadi, maka hal ini

semakin menjauh dari demokratif.

Dengan banyaknya parpol yang mendukung, instruksi yang

diberikan pimpinan parpol-parpol tersebut kepada kader-kadernya serta

simpatisan parpol adalah satu suara memilih calon tersebut. Parpol tentunya

memiliki basis masa yang siap mendukung segala instruksi yang diberikan,

termasuk pilihan dalam pilkada. Selain kader dan simpatisan parpol sebagai

penyumbang pasti suara pemilih, parpol yang tergabung dalam koalisi kuat

tersebut akan mencitrakan dengan maksimal kepada masyarakat untuk

memilih calon kuat tersebut. Semakin banyak kendaraan politik, maka akan

semakin mudah untuk pencapaian tujuan politiknya yakni kemenangan

dalam pilkada.

Page 292: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

264

Proyeksi hasil yang mudah diprediksi dari aksi borong parpol pada

pilkada kabupaten Serang adalah kemenangan untuk calon kuat tersebut.

Popularitas yang dimilikinya, modal politik yang besar, dan dukungan dari

8 parpol sudah sangat cukup untuk mengantarkan calon menjadi pemenang

dalam pilkada. Pilkada dengan sistem seperti ini, sudah tidak berbicara lagi

mengenai prinsip demokrasi. Kompetisi yang dilakukan pun sudah terasa

tidak sehat dalam arti tidak sportif. Hasil yang samar sudah terlihat bahwa

siapa yang akan menjadi pemenang pilkada tersebut. Lantas apa yang dituju

dari hasil pilkada, jika hasil akhir sudah dapat diprediksi mendekati akurat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dari 100 masyarakat

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 53 responden (53%),

setuju 44 responden (44%), tidak setuju 3 responden (3%). Mayoritas

masyarakat sangat setuju dan menyetujui bahwa aksi borong parpol yang

dilakukan membuat mereka mengetahui proyeksi hasil kemenangan dalam

pilkada. Sejumlah 3 masyarakat tidak sepakat dengan hal ini.

4.3.32 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Interpretasi Poin Pembentukan Makna Pernyataan 32

Pada indikator interpretasi poin pembentukan makna pernyataan 32

yakni : “aksi borong parpol dapat memobilisasi suara pemilih, termasuk

saya”. Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi

berikut:

Page 293: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

265

Tabel 4.71

Uji Jumlah N Pernyataan 32

Tabel 4.72

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 32

Diagram 4.33

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 32

Page 294: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

266

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 32 tentang “aksi borong parpol dapat memobilisasi

suara pemilih, termasuk saya”. Dari 100 responden yang menjawab sangat

setuju terdapat 54 responden (54%), setuju 36 responden (36%), tidak setuju

10 responden (10%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Aksi borong parpol yang dilakukan oleh salah satu calon pada

pilkada kabupaten Serang 2015 memiliki keunggulan kekuatan koalisi.

Parpol yang masuk kedalam koalisi calon kuat tersebut, akan menjadi roda

kendaraan politik untuk memperoleh suara terbanyak dari masyarakat.

Gerak dan strategi parpol guna mencitrakan dan menjaring suara

masyarakat disesuaikan dengan konsensus koalisi. Satu gerakan untuk

mendukung calon kuat tersebut.

Selanjutnya untuk menjaring suara terbanyak yang harus dicapai

sebagai syarat kemenangan pilkada menjadi tanggung jawab setiap parpol

pendukung calon yang borong parpol tersebut. Strategi politik dari mulai

kampanye, program pencitraan calon, pembasisasn massa, hingga

bagaiamana memobilisasi suara masyarakat akan diterapkan. Semua

strategi ini dimaksud untuk menjaring suara terbanyak pada pilkada, dan

calon akan memenangkan kompetisi ini.

Master of campaign atau lebih dikenal (MC) dalam bahasa politik

atau ketua tim sukses akan mengupayakan segala cara guna memobilisasi

suara pemilih. Kemenangan yang dituju menjadi harga mati dalam proses

Page 295: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

267

pilkada ini. Penulis ingin mengetahui bagaiamana stimulus yang diberikan

para tim sukses ini kepada masyarakat dan apa makna yang diperoleh dari

masyarakat. Daya dorong banyaknya parpol yang menjadi kendaraan politik

calon kuat itu, mempermudah akses untuk mendapatkan suara pemilih.

Pengkondisian suara dan mobilisasi suara yang dilakukan juga akan

semakin mudah, karena didukung oleh 8 parpol. Tekanan politik yang

dilakukan harus berbuah hasil banyaknya suara pemilih yang condong untuk

memilih calon kuat tersebut. Pengerahan massa pemilih dalam melakukan

mobilisasi suara menjadi strategi yang dijalankan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tangapan responden

mengenai aksi borong parpol dapat memobilisasi suara pemilih, termasuk

mereka sendiri. Dari 100 masyarakat responden yang menjawab sangat

setuju terdapat 54 responden (54%), setuju 36 responden (36%), tidak setuju

10 responden (10%). Mayoritas masyarakat menjawab sangat setuju dan

menyetujui hal tersebut. Sejumlah 10 masyarakat yang tidak menyepakati

hal tersebut.

Page 296: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

268

4.3.33 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Interpretasi Poin Pembentukan Makna Pernyataan 33

Pada indikator interpretasi poin pembentukan makna pernyataan 33

yakni : “aksi borong parpol berdampak pencitraan yang sempurna pada

masyarakat sekitar saya”. Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel

distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.73

Uji Jumlah N Pernyataan 33

Tabel 4.74

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 33

Page 297: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

269

Diagram 4.34

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 33

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 33 tentang “aksi borong parpol berdampak

pencitraan yang sempurna pada masyarakat di lingkungan sekitar saya”.

Dari 100 responden yang menjawab sangat setuju terdapat 63 responden

(63%), setuju 37 responden (37%), tidak setuju 0 responden (0%), sangat

tidak setuju 0 responden (0%).

8 parpol yang mendukung calon petahana tersebut pasti memiliki

strategi politik yang dijalankan untuk meraih suara terbanyak. Pada sub-

indikator sebelumnya sudah diketahui bahwa aksi borong parpol

memobilisasi suara pemilih, hal ini juga merupakan strategi politik yang

dijalankan guna mendapatkan suara terbanyak.

Semakin banyak parpol yang menjadi kendaraan politiknya, calon

kuat tersebut akan semakin mudah menjaring suara masyarakat. Parpol-

parpol akan bergerak sesuai konsensus koalisi mereka yakni pemenangan

Page 298: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

270

calon yang mereka dukung. Parpol dalam gerak politiknya akan

mencitrakan calon yang mereka dukung pada masyarakat pemilih. Hal ini

dimaksudkan untuk mempengaruhi pemilih dalam menentukan pilihan

mereka.

Pada sub-indikator ini penulis ingin mengetahui seberapa besar

dampak yang terjadi di masyarakat pemilih khususnya lingkungan sekitar

mereka. Proses kerja-kerja parpol dalam mencitrakan calon yang mereka

dukung akan membuahkan hasil kemenangan pilkada. Semakin banyak

parpol, maka semakin banyak tim sukses yang akan mencitrakan calon

tersebut kepada masyarakat. Tim sukses yang tersebar di daerah kekuasaan

politiknya akan bekerja maksimal guna mencitrakan calon tersebut di

masyarakat.

Output yang dihasilkan akan berupa pencitraan sempurna di

masyarakat, ini dapat tercapai dengan mudah dikarenakan 8 parpol

mendukung calon kuat tersebut. Jika dibandingkan dengan kompetitor yang

hanya memiliki 3 parpol sebagai kendaraan politiknya. Kuantitas parpol

dalam koalisi menjadi daya dorong calon menuju kemudahan akses

pencitraan di masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Dari 100 masyarakat

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 63 responden (63%),

setuju 37 responden (37%). Mayoritas masyarakat sangat setuju dan

menyetujui bahwa aksi borong parpol berdampak pencitraan yang sempurna

Page 299: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

271

pada masyarakat di lingkungan sekitar mereka. Hasil ini menjadi sebuah

penilaian besaran dampak dari aksi borong parpol.

4.3.34 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Interpretasi Poin Pembentukan Ekspresi Pernyataan 34

Pada indikator interpretasi poin pembentukan ekspresi pernyataan

34 yakni : “saya khawatir prinsip demokrasi sudah tidak lagi

diimplementasikan dalam berpolitik yang baik”. Tanggapan responden akan

dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.75

Uji Jumlah N Pernyataan 34

Tabel 4.76

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 34

Page 300: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

272

Diagram 4.35

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 34

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 34 tentang “saya khawatir prinsip demokrasi sudah

tidak diimplementasikan dalam berpolitik yang baik”. Dari 100 responden

yang menjawab sangat setuju terdapat 50 responden (50%), setuju 50

responden (50%), tidak setuju 0 responden (0%), sangat tidak setuju 0

responden (0%).

Penulis ingin mendeskripsikan bagaimana proses pembentukan

ekspresi yang dialami masyarakat responden. Ekspresi yang diberikan

merupakan tanggapan responden dari dampak aksi borong parpol yang ada

pada pilkada kabupaten Serang. Pembentukan ekspresi merupakan proses

pengungkapan gagasan atau perasaan dari dalam diri seseorang baik berupa

kata-kata, gambar maupun tindakan.132

132 Deddy Mulyana, 2010. Ilmu komunikasi suatu pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, halaman 169

Page 301: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

273

Dalam demokrasi, kepentingan masyarakat adalah sangat

diunggulkan. Kedaulatan masyarakat yang artinya pemimpin tertinggi

adalah masyarakat. Kedaulatan ini bermaksud untuk memposisikan

masyarakat dalam posisi puncak pemerintahan. Semua kepentingan

masyarakat harus menjadi dasar gerak pemerintahan. Kekuasaan tertinggi

berada di masyarakat. Pimpinan pemerintahan daerah seharusnya hanya

menjadi representatif masyarakat guna terwujudnya pemerintahan yang pro

kepada masyarakat.

Kedaulatan masyarakat dapat juga berarti, pemerintahan dari

masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Pemerintahan dari

masyarakat berarti mereka yang duduk sebagai penyelenggara

pemerintahan terdiri atas masyarakat itu sendiri dan memperoleh dukungan

masyarakat. Pemerintahan oleh masyarakat mengandung pengertian, bahwa

pemerintahan yang ada diselenggarakan dan dilakukan oleh masyarakat

sendiri baik melalui demokrasi langsung maupun demokrasi perwakilan,

yang penerapannya didasarkan kepada undang-undang. Jelas bahwa segala

aktivitas terkait pemerintahan harus terselenggara berdasarkan kepentingan

masyarakat.

Begitupun seharusnya pilkada kabupaten Serang berjalan. Namun

pada realitas politiknya, pilkada yang berajalan hanya mementingkan

kepentingan golongan. Calon yang melakukan aksi borong parpol

menginginkan dirinya terpilih kembali sebagai kepala daerah. Didukung

dengan popularitas yang baik serta modal politik yang besar, maka akan

Page 302: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

274

semakin mudah bagi calon tersebut mendapatkan dukungan dari banyak

parpol.

Pilkada bukan lagi menjadi sarana demokrasi dalam sirkulasi

kepemimpinan publik. Orientasi yang ada dalam pilkada kabupaten Serang

yakni bagaimana memperoleh kemenangan dengan praktik borong parpol

yang dilakukan. Hal ini berdampak pada kekuasaan dengan praktik

hegemoni, atau melanggengkan kekuasaan. Terlebih lagi, fakta politik yang

ada di Banten yakni mayoritas aktor dan pimpinan publik adalah bagian dari

keluarga calon yang borong parpol tersebut.

Pilkada dengan demokrasinya sangat mendaulatkan masyarakat,

hingga voting suara pemilihan pun berasal dari masyarakat. Kondisi seperti

ini, bertentangan dari prinsip demokrasi. Pilkada yang seharusnya

mengedepankan kepentingan masyarakat, justru dijadikan ajang perebutan

kekuasaan semata. Hal ini semakin parah dengan aksi borong parpol yang

terlihat seperti dilegalkan mahkamah konstitusi. Memang belum ada aturan

dasar mengenai borong parpol, namun secara kesadaran politik seharusnya

figur dan aktor politik sangat memahami hal ini.

Sangat disayangkan ketika etika politik dalam demokrasi sudah

tidak diimplementasikan pada pilkada kabupaten Serang. Pilkada yang

dilakukan tidak lagi bersifat kompetitif dan sportif, lebih terlihat pada aksi

borong parol yang dilakukan. Parpol sebagai organisasi yang dipercayai

untuk mewakilkan masyarakat dalam perpolitikan, justru sangat

Page 303: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

275

mengecewakan karena menyimpang dari prinsip demokrasi. Parpol hanya

memikirkan bagaiaman eksistensinya dapat terwujud dengan sempurna.

Seakan parpol sudah tidak lagi memikirkan masyarakat.

Keresahan masyarakat kepada calon pimpinan daerahnya tidak

dijadikan indikator penilaian calon saat penjaringan calon oleh parpol.

parpol hanya melihat calon dari segi popularitasnya serta modal politik yang

besar. parpol sangat mengharapkan, dukungan yang diberikan dapat

imbalan berupa pemberian jabatan strategis bagi kader mereka. Hal ini

dimaksudkan agar citra parpol di masyarakat semakin baik, dengan

dihadirkannya pejabat publik dari parpol tersebut.

Transaksi politik seperti ini sudah tidak lagi mengimplementasikan

prinsip demokrasi. Masyarakat tidak bisa intervensi terlalu mendalam,

dikarenakan secara undang-undang pun jelas bahwa parpol dipercayai

sebagai representatif masyarakat dalam berpolitik. Sangat disayangkan

ketika parpol hanya berorientasi bagi kepentingan mereka sendiri.

Masyarakat dianggap hanya sebagai pangsa pasar suara, suara mereka

diperebutkan namun keresahan mereka tidak dipikirkan secara mendetail.

Terlihat di permukaan konstelasi politik, strategi borong parpol

sangat bebas dilakukan. Kekhawatiran publik terkait hal ini menyimpang

dari prinsip demokrasi akan terlihat jelas dari hasil jawaban masyarakat.

Kepentingan golongan lebih diutamakan dibanding kepentingan masyarakat

dalam bagaimana prosesi pilkada dilakukan.

Page 304: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

276

Parpol juga memiliki fungsi pendidikan politik bagi masyarakat,

dengan harapan masyarakat diberikan pemahaman sejalan dengan

demokrasi. Namun fakta politiknya, hal tersebut tidak dilakukan. Parpol

berorientasi pada eksistensinya di masyarakat, dengan popularitas parpol

maka elektabilitas parpol akan semakin baik. Padahal dalam demokrasi,

parpol sebagai organisasi politik harus tetap berada pada prinsip demokrasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dari 100 masyarakat

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 50 responden (50%),

setuju 50 responden (50%). Mayoritas masyarakat menyatakan sangat

setuju dan menyetujui bahwa mereka khawatir prinsip demokrasi sudah

tidak lagi diimplementasikan dalam berpolitik yang baik.

Page 305: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

277

4.3.35 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Interpretasi Poin Pembentukan Ekspresi Pernyataan 35

Pada indikator interpretasi poin pembentukan ekspresi pernyataan

35 yakni : “saya khawatir hegemoni kekuasaan inkamben akan semakin

langgeng dengan dihalalkannya borong parpol oleh lembaga terkait proses

pemilihan”. Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel distribusi

frekuensi berikut:

Tabel 4.77

Uji Jumlah N Pernyataan 35

Tabel 4.78

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 35

Page 306: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

278

Diagram 4.36

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 35

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 35 tentang “saya khawatir hegemoni kekuasaan

inkamben akan semakin langgeng dengan dihalalkannya borong parpol oleh

lembaga terkait proses pemilihan”. Dari 100 responden yang menjawab

sangat setuju terdapat 40 responden (40%), setuju 60 responden (60%),

tidak setuju 0 responden (0%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Calon yang melakukan aksi borong parpol pada pilkada kabupaten

Serang merupakan calon inkamben atau petahana. Calon tersebut adalah

mantan wakil bupati Serang periode sebelum pemilihan yakni 2010-2015.

Popularitas yang dimilikinya sudah tidak diragukan lagi. Mayoritas

masyarakat sudah mengenal sosoknya, terlebih lagi faktor keluarganya yang

mayoritas adalah aktor politik serta pejabat politik.

Page 307: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

279

Parpol dalam penjaringan calon hanya melihat calon dari segi

popularitasnya, dengan popular maka calon tersebut sangat mudah

mendapat perhatian masayarakat untuk memilih dirinya. Keputusan parpol

untuk bergabung dengan koalisi pendukung calon kuat tersebut menjadi

lebih mudah. Ketika dirasa menjadi kompetitor calon tersebut sangat sulit,

maka keputusan parpol justru mendukung calon tersebut. Dengan harapan

akan ada imbalan berupa kontrak politik, yakni kader parpol diberikan

kesempatan menjadi pejabat publik pada pemerintahannya.

Dominasi pimpinan publik yang dilakukan oleh keluarga calon

tersebut memang sangat terlihat. Beberapa bagian dari keluarga mereka

merupakan mantan pimpinan publik, bahkan mantan Gubernur Banten juga

merupakan bagian dari mereka. Dominasi ini diperkuat lagi dengan

pencalonan kembali pada setiap kontestasi pilkada yang diselenggarakan di

Banten, khususnya kabupaten Serang.

Ketiadaan aturan yang mengatur praktik borong parpol ini justru

dijadikan sebuah kesempatan emas bagi calon untuk menjaring dukungan

dari banyak parpol. hal ini dibuktikan dengan 8 parpol yang menjadi

pendukung calon petahana tersebut. Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga

berwenang seakan tidak peduli dengan aksi borong parpol yang dilakukan.

Borong parpol seakan menjadi halal atau sah untuk dilakukan. Hal ini

memang merupakan dampak dari ketidakadaan aturan yang mengatur

praktik borong parpol.

Page 308: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

280

Jika borong parpol terjadi, maka calon kompetitor yang coba

berkompetisi akan kehilangan kesempatan dalam proses pilkada ini.

Kompetitor calon hanya berkoalisi dengan 3 parpol, angka ini cukup jauh

jika dibandingkan dengan calon inkamben tersebut yang berkoalisi dengan

8 parpol. kondisi ini nampak jelas di permukaan konstelasi politik yang

berjalan. Namun, hingga prosesi pilkada berakhir, tidak ada teguran dari

lembaga terkait proses pemilihan.

Dilematis politik yang dirasakan yakni ketika koalisi memang

menjadi syarat utama menjaring dukungan parpol ialah tidak adanya batasan

koalisi parpol. Jika dibatasi, maka hal ini tidak demokratis, tapi jika tidak

ada batasan maka borong parpol terjadi. Calon inkamben tersebut

menjadikan peluang ini untuk melakukan aksi borong parpol.

Keinginan calon untuk melanggengkan kekuasaannya di kabupaten

Serang semakin dipermudah. Keadaan ini tentu sangat mengkhawatirkan

publik. Calon kompetitor atau wajah baru tersebut tidak diberikan celah

untuk menang. Dominasi kekuasaan oleh calon inkamben tersebut sangat

terasa, apapun strategi yang dilakukan termasuk borong parpol akan

mengupayakan kemenangan bagi calon tersebut. Hal yang dituju yakni

kekuasaan yang langgeng atas dirinya pada kabupaten Serang.

Praktik hegemoni yang dilakukan semakin mudah, dominasi

kekuasaan menjadi tujuan utama calon inkamben tersebut ikut kembali

dalam pilkada. Aksi borong parpol nampak jelas di permukaan konstelasi

Page 309: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

281

politik yang ada. 8 parpol yang menjadi kendaraan politik siap membantu

memproyeksikan kemenangan pilkada bagi calon inkamben tersebut.

Dengan semakin banyak parpol yang mendukung maka gerak calon

tersebut dalam menjaring suara masyarakat akan semakin mudah. Didukung

oleh kerja-kerja parpol dalam memobilisasi masyarakat, kemenangan dalam

pilkada dapat diperoleh tanpa kesulitan. Seharusnya lembaga terkait proses

pemilihan seperti mahkamah konstitusi bisa menyikapi hal ini. Pada

kenyataannya justru mahkamah konstitusi memberikan peluang dan

kebebasan bagi calon melakukan aksi borong parpol.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dari 100 masyarakat

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 40 responden (40%).

Mayoritas masyarakat sangat setuju dan menyetujui bahwa mereka khawatir

hegemoni kekuasaan inkamben akan semakin langgeng dengan

dihalalkannya borong parpol oleh lembaga terkait proses pemilihan.

Page 310: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

282

4.3.36 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Interpretasi Poin Pembentukan Ekspresi Pernyataan 36

Pada indikator interpretasi poin pembentukan ekspresi pernyataan

36 yakni : “saya khawatir pilkada yang dilakukan hanya formalitas saja

tanpa melihat fungsi pilkada sebagai kontestasi berdasar demokrasi dalam

sirkulasi kepemimpinan”. Tanggapan responden akan dijelaskan pada tabel

distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.79

Uji Jumlah N Pernyataan 36

Tabel 4.80

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 36

Page 311: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

283

Diagram 4.37

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 36

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 36 tentang “saya khawatir pilkada hanya formalitas

saja tanpa melihat fungsi pilkada sebagai kontestasi berdasar demokrasi

dalam sirkulasi kepemimpinan”. Dari 100 responden yang menjawab sangat

setuju terdapat 33 responden (33%), setuju 61 responden (61%), tidak setuju

6 responden (6%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Pilkada merupakan sarana demokrasi bagi masyarakat untuk

menentukan pimpinan publiknya. Seperti pada pilkada kabupaten Serang

yang akan menghasilkan output berupa terpilihnya Bupati dan Wakil Bupati

Serang. Kontestasi berdasar demokrasi ini dapat berjalan atas kedaulatan

masyarakat. Dengan berlandaskan demokrasi, maka calon dalam pilkada

seharusnya memperhatikan keinginan masyarakat akan kebutuhan

pemimpin daerah mereka.

Page 312: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

284

Pilkada yang diwarnai negatif dengan aksi borong parpol sangatlah

tidak berdasar pada prinsip demokrasi. Upaya memborong parpol ini hanya

berorientasi pada kemenangan dan kepentingan golongan tersebut dalam

pilkada. Dengan dirangkulnya 8 parpol sekaligus menjadi kendaraan

politiknya, maka calon akan semakin mudah untuk menjaring suara

masyarakat. Koalisi yang mendukung calon tersebut akan bekerja

memaksimalkan suara yang diproyeksikan untuk kemenangan calon yang

diusung. Kemenangan semakin dapat diprediksi lebih cepat tanpa harus

menunggu hasil pilkada.

Parpol memilik basis massa suara maupun simpatisan parpol,

dengan instruksi pimpinan mereka maka konsensus pilihan akan satu suara

mendukung calon yang diusung. Selain itu, kerja-kerja tim sukses dari 8

parpol koalisi akan dimaksimalkan demi tercapinya suara terbanyak.

Sumbangan suara untuk calon yang borong parpol semakin mendekati

sempurna. Jika dibandingkan dengan calon kompetitor yang hanya

bermodalkan 3 parpol dalam koalisinya, tentu akan sulit mendapatkan suara

terbanyak.

Parpol sebagai kendaraan politik tentu akan mengantarkan calon

yang diusungnya menuju kemenangan pilkada. Semakin banyak parpol

yang mendukung, semakin mudah gerak penjaringan suara dilakukan.

Dengan banyaknya suara yang diperoleh pada pemilihan, maka dipastikan

calon tersebut sebagai pemenang pilkada.

Page 313: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

285

Dari kondisi politik yang sudah dapat diprediksi mendekati akurat

bahwa siapa pemenang pilkada tersebut. Pilkada dengan berdasar

demokrasi seharusnya berjalan dengan kompetitif dan sportif. Calon saling

beradu kompetensinya, bukan malah hanya berorientasi pada kemenangan

dengan cara apapun. Strategi termasuk borong parpol dilakukan, hal ini

terlihat jelas bahwa calon sangat ingin menang. Dengan banyaknya bantuan

parpol, tim sukses, serta simpatisan siap bergerak untuk mendukung calon

kuat tersebut maka hasil pilkada akan diketahui sejak dini. Artinya, tanpa

harus menunggu lama untuk hasil perhitungan suara dapat diprediksikan

siapa pemenang pilkada tersebut.

Pilkada yan dihiasi dengan aksi borong parpol seakan terlihat hanya

sebagai formalitas. Masa jabatan yang sudah habis dan harus adanya

sirkulasi kepemimpinan maka pilkada wajib dilaksanakan. Sirkulasi

kepemimpinan berdasar demokrasi dengan mengedepankan kepentingan

masyarakat sudah tidak berjalan semestinya. Praktik melanggengkan

kekuasaan dengan tidak dilarangnya aksi borong parpol semakin menjadi

peluang bagi calon tersebut.

Harapan masyarakat dan kebutuhan akan perkembangan daerah

dikesampingkan, kepentingan calon, parpol koalisi, dan golongannya lebih

diperlihatkan dalam pilkada ini. Kontestasi berdasar demokrasi yang

bersifat kompetitif dan sportif tidak lagi terlihat. Calon lebih menonjolkan

popularitas, dibanding kompetensi yang dimilikinya dalam berpolitik.

Begitupun terjadi pada penjaringan calon, parpol lebih mempertimbangkan

Page 314: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

286

popularitas calon kuat tersebut. Dengan popularitas yang dimilikinya, maka

suara masyarakat akan mudah diperoleh. Sukses menjaring 8 parpol dalam

koalisinya membuat sebuah akses kemudahan untuk mencapai kemenangan

tanpa tandingan.

Kompetitor yang hanya berkoalisi dengan 3 parpol akan semakin

sulit berkompetisi pada kontestasi yang tidak berdasar demokrasi ini.

Pilkada memang menjadi program kerja KPU rutin setiap 5 tahun.

Konsensus demokrasi seharusnya bisa menjadi pertimbangan KPU guna

pelaksanaan pilkada tersebut. Pada realitas politiknya, pilkada dengan

borong parpol berjalan mulus tanpa gangguan sedikitpun. Lembaga terkait

pemilihan tidak menegur atau bahkan menghentikan proses pilkada. Justru

calon tersebut menampilkan diri bersama 8 parpol pendukungnya secara

gamblang. Calon dan koalisinya tidak merasa menyimpang dari prinsip

demokrasi. Padahal jelas terlihat kepentingan calon lebih diutamakan.

Dilema politik terjadi pada keadaan seperti ini, aturan dasar yang

mengatur borong parpol memang tidak ada. Kondisi ini justru dimanfaatkan

oleh calon untuk bebas melakukan aksi borong parpol sebagai strategi jitu

politiknya. Perbandingan koalisi parpol antara 8 parpol dengan 3 parpol

mempermudah publik memprediksikan hasil pilkada. Pilkada dengan

keadaan politik seperti ini terlihat hanya menjadi kegiatan formalitas, tanpa

memperhatikan prinsip demokrasi.

Page 315: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

287

Berdasarkan hasil penlitian yang dilakukan, dari 100 masyarakat

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 33 responden (33%),

setuju 61 responden (61%), tidak setuju 6 responden (6%). Mayoritas

masyarakat menjawab sangat setuju dan menyetujui bahwa mereka

khawatir pilkada hanya formalitas saja tanpa melihat fungsi pilkada sebagai

kontestasi berdasar demokrasi dalam sirkulasi kepemimpinan. Sejumlah 6

masyarakat tidak sepakat dengan hal tersebut.

4.3.37 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan Berdasarkan

Indikator Interpretasi Poin Pembentukan Ekspresi Pernyataan 37

Pada indikator interpretasi poin pembentukan ekspresi pernyataan

37 yakni : “saya khawatir borong parpol akan selamanya menjadi tradisi jika

tidak ada evaluasi dan amandemen regulasi dalam pilkada”. Tanggapan

responden akan dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.81

Uji Jumlah N Pernyataan 37

Page 316: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

288

Tabel 4.82

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 37

Diagram 4.38

Frekuensi Jawaban pada Pernyataan 37

Berdasarkan tabel dan diagram pie di atas dapat diketahui bahwa

untuk pernyataan nomor 37 tentang “saya khawatir borong parpol akan

selamanya menjadi tradisi jika tidak ada evaluasi dan amandemen regulasi

dalam pilkada”. Dari 100 responden yang menjawab sangat setuju terdapat

57 responden (57%), setuju 36 responden (36%), tidak setuju 7 responden

(7%), sangat tidak setuju 0 responden (0%).

Page 317: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

289

Aksi borong parpol yang nampak jelas terlihat pada pilkada

kabupaten Serang berjalan dengan sukses. Lembaga terkait pemilihan tidak

mengkaji fakta politik ini untuk menilai kelayakan dijalankannya borong

parpol tersebut. Regulasi yang mengatur tentang larangan borong parpol

memang tidak ada, artinya calon dapat melakukan aksi borong parpol

sebagai strategi politik mereka.

Aksi borong parpol bukan hanya terjadi satu kali, pada periode

pemilihan yang sama borong parpol juga terjadi pada pemilihan walikota

Cilegon. Hal ini hanya sebagai referensi bahwa aksi borong parpol tidak

hanya terjadi di kabupaten Serang, lokasi penelitian ini dilakukan.

Kebebasan calon dalam melakukan aksi borong parpol tidak dilarang oleh

lembaga terkait pemilihan termasuk Mahkamah Konstitusi. Kebijakan yang

dibuat yakni batas minimal dukungan parpol untuk calon, tidak diberikan

keterangan batas maksimal dukungan parpol.

Keadaan politik tersebut tidak lagi berlandaskan demokrasi yang

mengedepankan kepentingan masyarakat. Borong parpol yang dijadikan

strategi politik hanya berorientasi pada pemenangan calon. Jika tidak ada

evaluasi dan amandemen regulasi pilkada, maka borong parpol akan

selamanya dihalalkan atau diperbolehkan untuk dilakukan. Lembaga terkait

pemilihan juga tidak mempertimbangkan resiko dari diperbolehkannya

borong parpol. Calon yang melakukan aksi borong parpol tidak memberikan

celah untuk kompetitor memenangkan pilkada.

Page 318: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

290

Pilkada terindikasi hanya sebuah formalitas, tanpa memperhatikan

fungsinya sebagai kontestasi berdasar demokrasi yang memfasilitasi

sirkulasi kepala daerah. Dari fenomena politik ini, dikhawatirkan aksi

borong parpol akan menjadi tradisi dalam setiap pilkada nantinya. Apalagi

didukung dengan kekuatan golongan yang ingin mendominasi semua aspek

politik di Banten, termasuk kabupaten Serang. Evaluasi pilkada dan

amandemen regulasi pilkada sangat dibutuhkan guna menghentikan aksi

borong parpol ini pada pilkada selanjutnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dari 100 masyarakat

responden yang menjawab sangat setuju terdapat 57 responden (57%),

setuju 36 responden (36%), tidak setuju 7 responden (7%). Mayoritas

masyarakat menyatakan dengan sangat setuju dan menyetujui bahwa

mereka khawatir borong parpol akan selamanya menjadi tradisi jika tidak

ada evaluasi dan amandemen regulasi dalam pilkada. Sejumlah 7

masyarakat tidak sepakat dengan hal ini.

Page 319: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

291

4.4 Hasil Analisis Deskriptif

Setelah mendeskripsikan setiap poin pernyataan pada variabel persepsi

masyarakat yang ingin diketahui, tahapan selanjutnya penulis ingin mengukur

berapa besar persentase dari keseluruhan nilai jawaban responden, dengan rumus

perhitungan sebagai berikut :

rumus perhitungan yang akan digunakan dalam analisis deskriptif variabel persepsi

yaitu133 :

% = 𝑛

𝑁 x 100%

Keterangan :

n = skor empirik (skor yang diperoleh)

N = jumlah nilai ideal (jumlah responden x jumlah soal x skor tertinggi)

% = persentase keberhasilan yang tercapai

Perhitungan deskriptif dengan persentase ini mempunyai langkah-langkah yakni :

1. Menentukan persentase maksimal, dengan rumus :

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%, dengan rumus ini diperoleh hasil :

4

4 x 100% = 100%

2. Menentukan persentase minimal, dengan rumus :

133 Anwar Sanusi, 2003. Metodologi Penelitian Praktis untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Jakarta: Buntaran.

Page 320: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

292

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%, dengan rumus ini diperoleh hasil :

1

4 x 100% = 25%

3. Menentukan interval kelas persentase, diperoleh dari hasil perhitungan pada

bagian 1 dan 2 , maka interval persentase (100%-25%=75%), 75% ini dibagi

dengan 4 skala jawaban responden (75%:4=18,7%).

Kriteria analisis deskriptif dengan persentase akan dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 4.83

Kriteria Analisis Deskriptif dengan Persentase

no rentang persentase kriteria

1. 82%-100% sangat baik

2. 63%-82% baik

3. 54%-62% cukup baik

4. 34%-53% tidak baik

5. 19%-33% sangat tidak baik

Sumber : Anwar Sanusi, 2003. Metodologi Penelitian Praktis untuk Ilmu Sosial dan

Ekonomi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Jakarta: Buntaran.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil persentase jawaban responden

yakni:

Page 321: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

293

% =𝑛

𝑁x100%

Keterangan :

n = skor empirik (skor yang diperoleh)

N = jumlah nilai ideal (jumlah responden x jumlah soal x skor tertinggi)

% = persentase keberhasilan yang tercapai

Dengan perhitungan:

%= 13027

14800x 100%

%= 88,02%

Perhitungan diatas menunjukkan hasil bahwa variabel persepsi masyarakat

yang diukur menghasilkan persentase sebesar 88,02%. Nilai persentase tersebut

masuk dalam kriteria sangat baik pada tabel kriteria persentase analisis deskriptif.

Pada sub indikator selanjutnya, penulis akan menghitung besaran persentase dari

nilai jawaban responden pada setiap indikator. Indikator yang digunakan adalah

seleksi, organisasi, dan interpretasi.

Page 322: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

294

Perhitungan analisis deskriptif dari hasil SPSS 21 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.84

Hasil analisis deskriptif SPSS 21

Berdasarkan tabel output analisis dekriptif dari SPSS 21, menunjukkan bahwa

jumlah seluruh responden (N) adalah 100 responden. Dari 100 responden ini, nilai

Page 323: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

295

terkecil hasil jawaban responden adalah 2 (tidak setuju). Nilai maksimum yang

diperoleh dari jawaban 100 responden adalah 4 (sangat setuju).

4.4.1 Analisis Deskriptif Indikator Seleksi

Pada indikator seleksi, terdapat pengukuran terkait perhatian

spontan dengan 3 pernyataan, perhatian reflektif dengan 12 pernyataan,

perhatian statis dengan 2 pernyataan, perhatian dinamis dengan 3

pernyataan. Akumulasi nilai responden adalah sebagai berikut:

Page 324: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

296

Page 325: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

297

Page 326: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

298

Page 327: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

299

Dari hasil output SPSS 21 perhitungan nilai jawaban responden pada

indikator seleksi akan diakumulasikan pada tabel berikut :

Tabel 4.85

Akumulasi frekuensi nilai jawaban responden pada indikator

seleksi

Keterangan rumus jumlah

jumlah skor akumulasi yang

menjawab 1 (sangat tidak setuju)

1 x 0 0

jumlah skor akumulasi yang

menjawab 2 (tidak setuju)

2 x 28 56

Page 328: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

300

jumlah skor akumulasi yang

menjawab 3 (setuju)

3 x 852 2556

jumlah skor akumulasi yang

menjawab 4 (sangat setuju)

4 x 1120 4480

jumlah 7092

Jumlah skor indikator seleksi :

Skor tertinggi jawaban 4 (sangat setuju) yakni : 4 x 20 pernyataan x 100

responden = 8000

Skor terendah jawaban 1 (sangat tidak setuju) yakni : 1 x 20 pernyataan x

100 responden = 2000

Maka dihitung persentase nilai jawaban responden dengan rumus :

7092

8000 x 100% = 88,65 %

Hasil akumulasi persentase jawaban responden pada indikator

seleksi adalah 88,65% yakni masuk dalam kriteria sangat baik. Berdasarkan

data yang diperoleh dari indikator seleksi yang diperoleh dari 100

masyarakat responden, rata-rata nilai responden dari hasil indikator seleksi

poin perhatian spontan, perhatian reflektif, perhatian statis, dan perhatian

dinamis adalah pada interval berikut :

Page 329: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

301

Rendah Sedang Tinggi

2000 3000 8000

7092

Jadi berdasarkan nilai jawaban responden pada indikator seleksi

adalah 7092. Jumlah akumulasi tersebut masuk dalam kategori tinggi.

Selanjutnya untuk mengetahui akumulasi sub indikator dari indikator

seleksi yakni perhatian spontan, perhatian reflektif, perhatian statis, dan

perhatian dinamis akan dideskripsikan penulis pada bagian A-D berikut :

A. Perhatian Spontan

Pada perhatian spontan, ada 3 pernyataan yang dibuat penulis untuk

mengetahui bagaimana akumulasi tanggapan responden akan

dideskripsikan pada tabel berikut ini:

Page 330: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

302

Tabel 4.86

Akumulasi frekuensi nilai jawaban responden pada indikator

seleksi poin perhatian spontan

Keterangan Rumus jumlah

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 1

(sangat tidak setuju)

1 x 0 0

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 2 (tidak

setuju)

2 x 0 0

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 3

(setuju)

3 x 126 378

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 4

(sangat setuju)

4 x 174 696

jumlah 1047

Page 331: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

303

Jumlah skor indikator seleksi poin perhatian spontan:

Skor tertinggi jawaban 4 (sangat setuju) yakni : 4 x 3 pernyataan x 100

responden = 1200

Skor terendah jawaban 1 (sangat tidak setuju) yakni : 1 x 3 pernyataan x 100

responden = 300

Maka dihitung persentase nilai jawaban responden dengan rumus :

1047

1200 x 100% = 87,25%

Hasil akumulasi persentase jawaban responden pada indikator

seleksi poin perhatian spontan adalah 87,25% yakni masuk dalam kriteria

sangat baik (82%-100%).

B. Perhatian Reflektif

Pada perhatian reflektif, ada 12 pernyataan yang dibuat penulis,

untuk mengetahui bagaimana akumulasi tanggapan responden akan

dideskripsikan pada tabel berikut ini:

Page 332: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

304

Tabel 4.87

Akumulasi frekuensi nilai jawaban responden pada indikator

seleksi poin perhatian reflektif

Keterangan Rumus jumlah

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 1

(sangat tidak setuju)

1 x 0 0

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 2 (tidak

setuju)

2 x 3 6

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 3

(setuju)

3 x 529 1587

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 4

(sangat setuju)

4 x 668 2672

jumlah 4265

Page 333: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

305

Jumlah skor indikator seleksi poin perhatian reflektif:

Skor tertinggi jawaban 4 (sangat setuju) yakni : 4 x 12 pernyataan x 100

responden = 4800

Skor terendah jawaban 1 (sangat tidak setuju) yakni : 1 x 12 pernyataan x

100 responden = 1200

Maka dihitung persentase nilai jawaban responden dengan rumus :

4265

4800 x 100% = 88,85%

Hasil akumulasi persentase jawaban responden pada indikator

seleksi perhatian reflektif adalah 88,85% yakni masuk dalam kriteria sangat

baik (82%-100%).

C. Perhatian Statis

Pada perhatian statis, ada 2 pernyataan yang dibuat penulis, untuk

mengetahui bagaimana akumulasi tanggapan responden akan

dideskripsikan pada tabel berikut ini:

Page 334: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

306

Tabel 4.88

Akumulasi frekuensi nilai jawaban responden pada indikator

seleksi poin perhatian statis

Keterangan Rumus jumlah

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 1

(sangat tidak setuju)

1 x 0 0

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 2 (tidak

setuju)

2 x 13 26

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 3

(setuju)

3 x 71 213

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 4

(sangat setuju)

4 x 116 464

jumlah 703

Page 335: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

307

Jumlah skor indikator seleksi poin perhatian statis:

Skor tertinggi jawaban 4 (sangat setuju) yakni : 4 x 2 pernyataan x 100

responden = 800

Skor terendah jawaban 1 (sangat tidak setuju) yakni : 1 x 2 pernyataan x 100

responden = 200

Maka dihitung persentase nilai jawaban responden dengan rumus :

703

800 x 100% = 87,875%

Hasil akumulasi persentase jawaban responden pada indikator

seleksi perhatian statis adalah 87,875% yakni masuk dalam kriteria sangat

baik (82%-100%).

D. Perhatian Dinamis

Pada perhatian dinamis, ada 3 pernyataan yang dibuat penulis, untuk

mengetahui bagaimana akumulasi tanggapan responden akan

dideskripsikan pada tabel berikut ini:

Page 336: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

308

Tabel 4.89

Akumulasi frekuensi nilai jawaban responden pada indikator

seleksi poin perhatian dinamis

Keterangan Rumus jumlah

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 1

(sangat tidak setuju)

1 x 0 0

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 2 (tidak

setuju)

2 x 12 36

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 3

(setuju)

3 x 126 378

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 4

(sangat setuju)

4 x 162 684

jumlah 1098

Page 337: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

309

Jumlah skor indikator seleksi poin perhatian dinamis:

Skor tertinggi jawaban 4 (sangat setuju) yakni : 4 x 3 pernyataan x 100

responden = 1200

Skor terendah jawaban 1 (sangat tidak setuju) yakni : 1 x 3 pernyataan x 100

responden = 300

Maka dihitung persentase nilai jawaban responden dengan rumus :

1098

1200 x 100% = 91,5%

Hasil akumulasi persentase jawaban responden pada indikator

seleksi perhatian dinamis adalah 91,5% yakni masuk dalam kriteria sangat

baik (82%-100%).

4.4.2 Analisis Deskriptif Indikator Organisasi

Pada indikator organisasi, terdapat pengukuran terkait poin frame of

reference (pengetahuan) dengan 4 pernyataan dan poin frame of experience

(pengalaman) dengan 5 pernyataan. Akumulasi nilai responden adalah

sebagai berikut:

Page 338: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

310

Page 339: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

311

Dari hasil output SPSS 21 perhitungan nilai jawaban responden pada

indikator organisasi akan diakumulasikan pada tabel berikut :

Page 340: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

312

Tabel 4.90

Akumulasi frekuensi nilai jawaban responden pada indikator

organisasi

Keterangan rumus jumlah

jumlah skor akumulasi yang

menjawab 1 (sangat tidak setuju)

1 x 0 0

jumlah skor akumulasi yang

menjawab 2 (tidak setuju)

2 x 39 78

jumlah skor akumulasi yang

menjawab 3 (setuju)

3 x 355 1065

jumlah skor akumulasi yang

menjawab 4 (sangat setuju)

4 x 506 2024

jumlah 3167

Jumlah skor indikator organisasi :

Skor tertinggi jawaban 4 (sangat setuju) yakni : 4 x 9 pernyataan x 100

responden = 3600

Skor terendah jawaban 1 (sangat tidak setuju) yakni : 1 x 9 pernyataan x 100

responden = 900

Maka dihitung persentase nilai jawaban responden dengan rumus :

Page 341: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

313

3167

3600 x 100% = 87,97%

Hasil akumulasi persentase jawaban responden pada indikator

organisasi adalah 87,97% yakni masuk dalam kriteria sangat baik.

Berdasarkan data yang diperoleh dari indikator organisasi yang diperoleh

dari 100 masyarakat responden, rata-rata nilai responden dari hasil indikator

organisasi poin frame of reference (pengetahuan) dan frame of experience

(pengalaman) adalah pada interval berikut :

Rendah Sedang Tinggi

900 1350 3600

3167

Jadi berdasarkan nilai jawaban responden pada indikator organisasi

adalah 3167. Jumlah akumulasi tersebut masuk dalam kategori tinggi.

Selanjutnya untuk mengetahui akumulasi sub indikator dari indikator

organisasi yakni frame of reference (pengetahuan) dan frame of experience

(pengalaman) akan dideskripsikan penulis pada bagian A-B berikut :

A. Frame of Reference (pengetahuan)

Pada poin frame of reference (pengetahuan) ada 4 pernyataan yang

dibuat penulis, untuk mengetahui bagaimana akumulasi tanggapan

responden akan dideskripsikan pada tabel berikut ini:

Page 342: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

314

Tabel 4.91

Akumulasi frekuensi nilai jawaban responden pada indikator

organisasi poin frame of reference (pengetahuan)

Keterangan Rumus jumlah

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 1

(sangat tidak setuju)

1 x 0 0

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 2 (tidak

setuju)

2 x 19 38

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 3

(setuju)

3 x 164 492

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 4

(sangat setuju)

4 x 217 868

jumlah 1398

Jumlah skor indikator organisasi poin frame of reference (pengetahuan):

Page 343: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

315

Skor tertinggi jawaban 4 (sangat setuju) yakni : 4 x 4 pernyataan x 100

responden = 1600

Skor terendah jawaban 1 (sangat tidak setuju) yakni : 1 x 4 pernyataan x 100

responden = 400

Maka dihitung persentase nilai jawaban responden dengan rumus :

1398

1600 x 100% = 87,37%

Hasil akumulasi persentase jawaban responden pada indikator

organisasi poin frame of reference (pengetahuan) adalah 87,37% yakni

masuk dalam kriteria sangat baik (82%-100%).

B. Frame of experience (pengalaman)

Pada poin frame of experience (pengalaman) ada 5 pernyataan yang

dibuat penulis, untuk mengetahui bagaimana akumulasi tanggapan

responden akan dideskripsikan pada tabel berikut ini:

Page 344: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

316

Tabel 4.92

Akumulasi frekuensi nilai jawaban responden pada indikator

organisasi poin frame of experience (pengalaman)

Keterangan rumus jumlah

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 1

(sangat tidak setuju)

1 x 0 0

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 2 (tidak

setuju)

2 x 20 40

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 3

(setuju)

3 x 191 573

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 4

(sangat setuju)

4 x 289 1156

jumlah 1769

Page 345: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

317

Jumlah skor indikator organisasi poin frame of experience (pengalaman):

Skor tertinggi jawaban 4 (sangat setuju) yakni : 4 x 5 pernyataan x 100

responden = 2000

Skor terendah jawaban 1 (sangat tidak setuju) yakni : 1 x 5 pernyataan x 100

responden = 500

Maka dihitung persentase nilai jawaban responden dengan rumus :

1769

2000 x 100% = 88,45%

Hasil akumulasi persentase jawaban responden pada indikator

organisasi poin frame of experience (pengalaman) adalah 88,45% yakni

masuk dalam kriteria sangat baik (82%-100%).

4.4.3 Analisis Deskriptif Indikator Interpretasi

Pada indikator interpretasi, terdapat pengukuran terkait poin

pembentukan makna dengan 4 pernyataan dan poin pembentukan ekspresi

dengan 4 pernyataan. Akumulasi nilai responden adalah sebagai berikut:

Page 346: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

318

Page 347: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

319

Dari hasil output SPSS 21 perhitungan nilai jawaban responden pada

indikator interpretasi akan diakumulasikan pada tabel berikut :

Tabel 4.93

Akumulasi frekuensi nilai jawaban responden pada indikator

interpretasi

Keterangan rumus jumlah

jumlah skor akumulasi yang

menjawab 1 (sangat tidak setuju)

1 x 0 0

jumlah skor akumulasi yang

menjawab 2 (tidak setuju)

2 x 36 72

Page 348: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

320

jumlah skor akumulasi yang

menjawab 3 (setuju)

3 x 360 1080

jumlah skor akumulasi yang

menjawab 4 (sangat setuju)

4 x 404 1616

jumlah 2768

Jumlah skor indikator interpretasi :

Skor tertinggi jawaban 4 (sangat setuju) yakni : 4 x 8 pernyataan x 100

responden = 3200

Skor terendah jawaban 1 (sangat tidak setuju) yakni : 1 x 8 pernyataan x 100

responden = 800

Maka dihitung persentase nilai jawaban responden dengan rumus :

2768

3200 x 100% = 86,5%

Hasil akumulasi persentase jawaban responden pada indikator

interpretasi adalah 86,5% yakni masuk dalam kriteria sangat baik.

Berdasarkan data yang diperoleh dari indikator interpretasi yang diperoleh

dari 100 masyarakat responden, rata-rata nilai responden dari hasil indikator

interpretasi poin pembentukan makna dan pembentukan ekspresi adalah

pada interval berikut :

Page 349: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

321

Rendah Sedang Tinggi

800 1200 3200

2768

Jadi berdasarkan nilai jawaban responden pada indikator interpretasi

adalah 2768. Jumlah akumulasi tersebut masuk dalam kategori tinggi.

Selanjutnya untuk mengetahui akumulasi sub indikator dari indikator

interpretasi yakni pembentukan makna dan pembentukan ekspresi akan

dideskripsikan penulis pada bagian A-B berikut :

A. Pembentukan Makna

Pada poin pembentukan makna ada 4 pernyataan yang dibuat

penulis, untuk mengetahui bagaimana akumulasi tanggapan responden akan

dideskripsikan pada tabel berikut ini:

Page 350: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

322

Tabel 4.94

Akumulasi frekuensi nilai jawaban responden pada indikator

interpretasi poin pembentukan makna

Keterangan rumus jumlah

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 1

(sangat tidak setuju)

1 x 0 0

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 2 (tidak

setuju)

2 x 23 46

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 3

(setuju)

3 x 153 459

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 4

(sangat setuju)

4 x 224 896

jumlah 1401

Page 351: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

323

Jumlah skor indikator interpretasi poin pembentukan makna:

Skor tertinggi jawaban 4 (sangat setuju) yakni : 4 x 4 pernyataan x 100

responden = 1600

Skor terendah jawaban 1 (sangat tidak setuju) yakni : 1 x 4 pernyataan x 100

responden = 400

Maka dihitung persentase nilai jawaban responden dengan rumus :

1401

1600 x 100% = 87,56%

Hasil akumulasi persentase jawaban responden pada indikator

interpretasi poin pembentukan makna adalah 87,56% yakni masuk dalam

kriteria sangat baik (82%-100%).

B. Pembentukan Ekspresi

Pada poin pembentukan ekspresi ada 4 pernyataan yang dibuat

penulis, untuk mengetahui bagaimana akumulasi tanggapan responden akan

dideskripsikan pada tabel berikut ini:

Page 352: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

324

Tabel 4.95

Akumulasi frekuensi nilai jawaban responden pada indikator

interpretasi poin pembentukan ekspresi

Keterangan rumus jumlah

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 1

(sangat tidak setuju)

1 x 0 0

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 2 (tidak

setuju)

2 x 13 26

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 3

(setuju)

3 x 207 621

jumlah skor akumulasi

yang menjawab 4

(sangat setuju)

4 x 180 720

jumlah 1367

Page 353: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

325

Jumlah skor indikator interpretasi poin pembentukan ekspresi:

Skor tertinggi jawaban 4 (sangat setuju) yakni : 4 x 4 pernyataan x 100

responden = 1600

Skor terendah jawaban 1 (sangat tidak setuju) yakni : 1 x 4 pernyataan x 100

responden = 400

Maka dihitung persentase nilai jawaban responden dengan rumus :

1367

1600 x 100% = 85,43%

Hasil akumulasi persentase jawaban responden pada indikator

interpretasi poin pembentukan ekspresi adalah 85,43% yakni masuk dalam

kriteria sangat baik (82%-100%). Selanjutnya penulis akan membahas

bagaimana persepsi masyarakat tentang aksi borong parpol pada pilkada

kabupaten Serang 2015 pada bagian pembahasan hasil penelitian.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil survey menggunakan instrumen kuesioner yang diberikan kepada

100 masyarakat responden, maka tahapan berikutnya penulis akan kembali

menganalisis berdasarkan sub-indikator pengukuran variabelnya. Setelah

mengetahui hasil dari tanggapan 100 masyarakat responden,dan menghitung

frekuensi penilaian jawaban mereka maka pada sub-bab ini akan dibahas kembali

terkait bagiamana persepsi masyarakat responden tentang aksi borong parpol pada

pilkada kabupaten Serang. Data yang didapat dari responden juga sudah dihitung

Page 354: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

326

berdasarkan persentase kriteria analisis deskriptif pada bagian sebelumnya. Hasil

yang didapatkan adalah persepsi masyarakat tentang aksi borong parpol yakni :

1. Mayoritas masyarakat mengetahui keadaan koalisi partai politik (parpol)

yang tidak seimbang dalam pilkada kabupaten Serang 2015;

2. Mayoritas masyarakat lebih mengetahui adanya aksi borong parpol pada

pilkada kabupaten Serang 2015 dari koalisi yang tidak seimbang;

3. Mayoritas masyarakat mengetahui ada satu pasangan calon yang melakukan

aksi borong parpol;

4. Mayoritas masyarakat mencari kebenaran adanya aksi borong parpol pada

pilkada kabupaten Serang 2015;

5. Mayoritas masyarakat mengetahui proses penjaringan calon dari luar parpol

merupakan pintu masuk bagi potensi melakukan hegemoni pemborongan

parpol;

6. Mayoritas masyarakat mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan

kandidat lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan intelektualitas

calon;

7. Mayoritas masyarakat mengetahui aspek moralitas yang diusung dalam aksi

borong parpol lebih merupakan bentuk formalistik dan simbolik calon

daripada kemampuan mendasar dari hasil seleksi yang berkualitas;

8. Mayoritas masyarakat mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan lebih

mempertimbangkan popularitas dibandingkan responsibilitas calon;

Page 355: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

327

9. Mayoritas masyarakat mengetahui bahwa aspek responsiblitas calon

merupakan bagian dari pencitraan dari pada suatu kemampuan membangun

kerangka konsep pembangunan dalam proses seleksi yang berkualitas;

10. Mayoritas masyarakat mengetahui aspek track record calon belum

sepenuhnya lahir dari seleksi yang berkualitas;

11. Mayoritas masyarakat mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan lebih

memperlihatkan popularitas dibandingkan informasi problematika dan

realitas calon terhadap kebutuhan masa depan;

12. Mayoritas masyarakat mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan oleh

pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas

dibandingkan kemampuannya berinteraksi dengan lingkungan;

13. Mayoritas masyarakat mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan oleh

pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas

dibandingkan kemampuannya berorganisasi, merencanakan dan mencapai

tujuan;

14. Mayoritas masyarakat mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan oleh

pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas

dibandingkan kemampuan mengidentifikasi permasalahan dan solusinya;

15. Mayoritas masyarakat mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan oleh

pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas

dibandingkan kemampuan dalam mencanangkan kegiatan dan aktifitas

pembangunan;

Page 356: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

328

16. Mayoritas masyarakat selalu melihat situasi politik yang melakukan aksi

borong parpol oleh satu pasangan calon pada pilkada kabupaten Serang

2015 dari awal proses pilkada;

17. Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa proporsi koalisi yang tidak

seimbang, lebih mudah dipahami sebagai aksi borong parpol;

18. Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa parpol dalam koalisi borong

parpol merupakan penggabungan antara koalisi merah putih dan koalisi

indonesia hebat pada pilpres 2014 lalu;

19. Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa parpol dalam koalisi borong

parpol memiliki kesamaan tujuan kemenangan pilkada;

20. Mayoritas masyarakat mengetahui bahwa koalisi parpol dari calon

kompetitor hanya berjumlah 3 parpol;

21. Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa aksi borong parpol memiliki

tujuan kemenangan dalam pilkada;

22. Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa aksi borong parpol tidak

mengimplementasikan prinsip dalam demokrasi;

23. Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa aksi borong parpol merupakan

pembuktian adanya transaksi politik dan komersialisasi parpol;

24. Mayoritas masyarakat memperhatikan koalisi dari kandidat lain yang tidak

melakukan aksi borong parpol;

25. Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa kepentingan kemenangan pilkada

dari golongan tertentu terlihat jelas pada aksi borong parpol;

Page 357: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

329

26. Mayoritas masyarkat menyatakan aksi borong parpol tersebut

mencerminkan bahwa demokrasi tidak lagi diimplementasikan dalam

berpolitik yang baik;

27. Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa jumlah ketidakseimbangan

koalisi tersebut merupakan bukti nyata adanya aksi borong parpol yang

dilakukan oleh satu pasangan calon;

28. Mayoritas masyarakat memperhatikan proses konstelasi politik selama

pilkada berlangsung;

29. Mayoritas masyarakat menyatakan aksi borong parpol menjadi tradisi

dalam pilkada;

30. Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa aksi borong parpol yang

dilakukan membuat mereka menjadi lebih mengetahui keberpihakan parpol

kepada satu pasangan calon;

31. Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa aksi borong parpol yang

dilakukan membuat mereka mengetahui proyeksi hasil kemenangan

pilkada;

32. Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa aksi borong parpol dapat

memobilisasi suara pemilih, termasuk dirinya sendiri;

33. Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa aksi borong parpol berdampak

pencitraan yang sempurna pada masyarakat di lingkungan sekitar mereka;

34. Mayoritas masyarakat khawatir prinsip demokrasi sudah tidak lagi

diimplementasikan dalam berpolitik yang baik;

Page 358: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

330

35. Mayoritas masyarakat khawatir hegemoni kekuasaan inkamben akan

semakin langgeng dengan dihalalkannya borong parpol oleh lembaga terkait

proses pemilihan;

36. Mayoritas masyarakat khawatir pilkada hanya formalitas saja tanpa melihat

fungsi pilkada sebagai kontestasi berdasar demokrasi dalam sirkulasi

kepemimpinan;

37. Mayoritas masyarakat khawatir borong parpol akan selamanya menjadi

tradisi jika tidak ada evaluasi dan amandemen regulasi dalam pilkada.

Dari 37 hasil penelitian yang sudah dijelaskan, selanjutnya penulis akan

menganalisis lebih detail pada bagian sub-variabel persepsi masyarakat tentang aksi

borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015. Sub-variabel pada persepsi

tersebut menggunakan 3 dimensi yakni tahapan seleksi, pengorganisasian, dan

interpretasi. Pertimbangan pemilihan dimensi tersebut adalah melihat dari segi

faktor pembentukan persepsi.

Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan Paul

E. Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: seleksi,

organisasi, dan interpretasi. Yang dimaksud seleksi sebenarnya mencakup sensasi

dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada interpretasi.134 Sesuai dengan teori

tersebut, maka penulis akan menganalisis berdasarkan Seleksi, organisasi, dan

interpretasi masyarakat responden pada bagian berikutnya.

134 Deddy Mulyana, 2010. Ilmu komunikasi suatu pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, halaman 169

Page 359: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

331

4.5.1 Persepsi Masyarakat Tentang Aksi Borong Parpol pada Tahapan

Seleksi

Pada tahapan seleksi ini sub-indikator yang digunakan yakni

perhatian spontan, perhatian reflektif, perhatian statis dan perhatian

dinamis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui persentase

jawaban mereka pada tahapan seleksi yakni 88,65%. Proses penyeleksian

mereka tersebut masuk dalam kategori sangat baik (82%-100%).

Masyarakat responden melakukan penyeleksian pesan yang ada pada aksi

borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015 sehingga menimbulkan

perhatian mereka dari stimulus tersebut.

Masyarakat responden memperhatikan secara spontan tentang aksi

borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015. Hal ini diketahui dari

hasil jawaban mereka pada persentase kriteria penilaian jawaban yakni

sebesar 87,25%. Perhatian spontan yang timbul termasuk pada kategori

sangat baik (82%-100%). Masyarakat secara langsung dan spontan melihat

aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang dikarenakan konstelasi

politik terlihat di permukaan publik.

Indikasi seperti keadaan koalisi yang tidak seimbang yakni 8 parpol

mengusung calon nomor urut 1 sedangkan hanya 3 parpol yang mengusung

nomor urut 2. Keadaan koalisi yang tidak seimbang tersebut, makin menjadi

daya dorong mereka untuk memperhatikan aksi borong parpol pada pilkada

kabupaten Serang 2015. Dari konstelasi politik yang ada pada pilkada

Page 360: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

332

kabupaten Serang dan dengan koalisi yang tidak seimbang tersebut maka

indikasi borong parpol lebih dituju pada satu pasangan kandidat parpol

dengan 8 parpol yang mengusungnya. Perhatian spontan masyarakat

ditimbulkan dari kondisi koalisi yang tidak seimbang tersebut.

Indikator pengukuran selanjutnya yakni tahapan perhatian reflektif.

Masyarakat memperhatikan secara reflektif tentang aksi borong parpol pada

pilkada kabupaten Serang, dengan persentase nilai sebesar 88,85%. Proses

perhatian reflektif mereka masuk dalam kategori penilaian jawaban

responden yakni sangat baik (82%-100%). Masyarakat tertarik untuk

mencari kebenaran tentang adanya aksi borong parpol pada pilkada

kabupaten Serang.

Masyarakat memperhatikan proses penjaringan calon dari luar

parpol merupakan pintu masuk bagi potensi melakukan hegemoni

pemborongan parpol. Masyarakat juga mengetahui bahwa aksi borong

parpol lebih mempertimbangkan popularitas calon dibandingkan dengan

intelektualitas calon, moralitas calon, responsibilitas calon, kemampuan

calon membangun kerangka konsep pembangunan, aspek track record

calon, informasi problematika dan realitas calon terhadap kebutuhan masa

depan, kemampuan calon berinteraksi dengan lingkungan, kemampuan

calon berorganisasi dalam merencanakan dan mencapai tujuan, kemampuan

calon dalam mengidentifikasi permasalahan dan solusinya, serta

kemampuan calon dalam mencanangkan kegiatan dan aktivitas

pembangunan. Hal tersebut dilakukan pada proses penjaringan calon oleh

Page 361: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

333

parpol, dengan seleksi yang tidak berkualitas. Proses ini hanya berorientasi

pada kemenangan pilkada dari golongan tersebut.

Pada indikator selanjutnya yakni perhatian statis, Masyarakat

memperhatikan secara statis tentang aksi borong parpol pada pilkada

kabupaten Serang, dengan persentase nilai sebesar 87,875%. Proses

perhatian statis mereka masuk dalam kategori penilaian jawaban responden

yakni sangat baik (82%-100%). Masyarakat memperhatikan dengan statis

atau terus menerus tentang aksi borong parpol pada pilkada kabupaten

Serang.

Masyarakat selalu melihat situasi politik aksi borong parpol yang

dilakukan oleh satu pasangan kandidat calon dari awal proses pilkada.

Masyarakat memperhatikan dengan statis secara terus-menerus terkait

bagaiamana konstelasi politik yang ada. Proporsi koalisi yang tidak

seimbang yang terjadi pada pilkada kabupaten Serang tersebut lebih mudah

dipahami sebagai bukti nyata adanya aksi borong parpol. Koalisi sejumlah

8 parpol yang mengusung calon yang borong parpol dibandingkan dengan

hanya 3 parpol yang mengusung calon kandidat lain merupakan stimulus

perhatian mereka.

Pada indikator selanjutnya yakni perhatian dinamis, Masyarakat

memperhatikan secara dinamis tentang aksi borong parpol pada pilkada

kabupaten Serang, dengan persentase nilai sebesar 91,5%. Proses perhatian

dinamis mereka masuk dalam kategori penilaian jawaban responden yakni

Page 362: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

334

sangat baik (82%-100%). Masyarakat memperhatikan dengan dinamis atau

perhatiannya bergerak pada objek lain yang relevan tentang aksi borong

parpol pada pilkada kabupaten Serang.

Masyarakat memperhatikan asal muasal koalisi yang dibentuk oleh

calon yang borong parpol tersebut. Koalisi yang terbentuk merupakan

penggabungan antara koalisi merah putih (KMP) dan koalisi Indonesia

hebat (KIH) pada pilpres 2014 lalu.

Parpol dalam koalisinya mempertimbangkan kesamaan ideologi dan

tujuan parpol tersebut, pada pilpres 2014 lalu ada 2 koalisi pengusung

presiden RI yakni pasangan Prabowo-Hatta berkoalisi dengan partai

GERINDRA, PAN, PKS, PPP, GOLKAR, PBB dan DEMOKRAT.

Selanjutnya pasangan Jokowi-Jusuf kalla berkoalisi dengan parpol PDIP,

NASDEM, PKB, HANURA, PKPI.

Dalam aksi borong parpol yang dilakukan, koalisi turunan yang

bergabung yakni GOLKAR dari KMP, PDIP dari KIH, PKS dari KMP,

PAN dari KMP, PKB dari KIH, NASDEM dari KIH, PPP dari KMP, dan

DEMOKRAT dari KMP. 5 parpol berasal dari koalisi merah putih dan 3

parpol dari koalisi Indonesia hebat berhasil dirangkul calon borong parpol

tersebut.

Masyarakat juga memperhatikan calon kandidat lain yang tidak

melakukan aksi borong parpol hanya berkoalisi dengan 3 parpol saja.

Koalisi yang mengusung calon yang tidak borong parpol tersebut yakni

Page 363: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

335

partai GERINDRA, HANURA, dan PBB. Masyarakat membandingkan hal

tersebut dengan memperhatikan keadaan konstelasi politik dalam pilkada

kabupaten serang. Masyarakat juga memperhatikan kesamaan tujuan parpol

dalam aksi borong parpol yang dilakukan memiliki kesamaan yakni tujuan

kemenangan pilkada.

Dari proses perhatian spontan, perhatian reflektif, perhatian statis

dan perhatian dinamis yang dilakukan oleh masyarakat menunjukkan bahwa

masyarakat responden memperhatikan stimulus yakni aksi borong parpol

pada pilkada kabupaten Serang 2015. Pada deskripsi yang dibahas tentang

tahapan seleksi ini, responden melakukan penyeleksian pesan didasari oleh

stimulus yang menarik perhatian mereka. Dalam hal ini stimulus yang ada

adalah aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015.

Dari hasil pembahasan tersebut, penulis mendapatkan hasil bahwa

masyarakat responden memperhatikan aksi borong parpol pada pilkada

kabupaten Serang 2015 secara spontan, reflektif, statis dan dinamis.

Perhatian tersebut muncul dengan melakukan penyeleksian pesan didasari

oleh seberapa baik stimulus dapat menarik perhatian mereka.135

135 Gambel, 2004. Communication works. New York: Random House inc, halaman 87

Page 364: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

336

Perhatian tersebut muncul dikarenakan aksi borong parpol memang

terlihat jelas di permukaan publik masyarakat responden dengan proporsi

koalisi parpol yang tidak seimbang. Proses pembentukan persepsi

selanjutnya yakni tahapan organisasi akan dibahas pada bagian berikutnya.

4.5.2 Persepsi Masyarakat Tentang Aksi Borong Parpol pada Tahapan

Organisasi

Pada tahapan organisasi ini sub-indikator yang digunakan yakni

frame of reference (penngetahuan) dan frame of experience (pengalaman).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui persentase jawaban

masyarakat responden pada tahapan organisasi yakni 87,97%. Proses

pengorganisasian mereka tersebut masuk dalam kategori sangat baik (82%-

100%). Masyarakat responden melakukan pengorganisasian informasi yang

ada pada pilkada kabupaten Serang 2015 sehingga mereka mengolah

informasi yang didapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka.

Pengorganisasian pesan yang dimaksud adalah proses mengolah

pengetahuan dan pengalaman dengan menggunakan struktur kognitif atau

framework yang dibangun seseorang dengan mengambil informasi tentang

lingkungannya.136 Pengorganisasian yang dilakukan masyarakat responden

akan diukur berdasarkan 2 indikator yakni berdasarkan pengetahuan dan

pengalaman mereka.

136 Julia Wood, 1997. Communication our lives. Belmond: Wadsworth Publishing Company, halaman 42

Page 365: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

337

Pada indikator frame of reference (pengetahuan), Masyarakat

responden mengolah informasi mengenai aksi borong parpol pada pilkada

kabupaten Serang 2015 yang terlihat dari proporsi koalisi yang tidak

seimbang dan proses penjaringan calon yang hanya mempertimbangkan

popularitas dan berdampak pada tujuan kemenangan golongan tertentu,

dengan persentase nilai sebesar 87,97%. Proses pengorganisasian informasi

mereka masuk dalam kategori penilaian jawaban responden yakni sangat

baik (82%-100%). Masyarakat mengorganisasikan informasi berdasarkan

pengetahuan mereka tentang pilkada dan aksi borong parpol dikaitkan

dengan aksi borong parpol yang terjadi pada pilkada kabupaten Serang 2015

tersebut.

Hal tersebut menjelaskan bahwa masyarakat responden mengetahui

tujuan aksi borong parpol yang dilakukan adalah untuk kemenangan

pilkada. Masyarakat juga telah mengetahui bahwa aksi borong parpol tidak

mengimplementasikan prinsip dalam demokrasi. Masyarakat responden

juga telah mengetahui bahwa aksi borong parpol yang dilakukan merupakan

pembuktian adanya transaksi dan komersialisasi parpol. Mereka juga telah

mengetahui koalisi kandidat lain yang tidak melakukan aksi borong parpol

tersebut. Pengolahan informasi tentang aksi borong parpol pada pilkada

kabupaten Serang 2015 diolah berdasarkan pengetahuan masyarakat

responden tentang perpolitikan pada pilkada kabupaten Serang, dan juga

dapat diperoleh dari informasi publik berupa alat peraga kampanye, berita

media, dan informasi publik yang relevan.

Page 366: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

338

Pada indikator selanjutnya yakni frame of experience (pengalaman).

Masyarakat responden mengolah informasi mengenai aksi borong parpol

pada pilkada kabupaten Serang 2015 berdasarkan pengalaman mereka

menikuti konstelasi politik selama pilkada, dengan persentase nilai sebesar

88,45%. Proses pengorganisasian informasi mereka masuk dalam kategori

penilaian jawaban responden yakni sangat baik (82%-100%). Masyarakat

mengorganisasikan informasi berdasarkan pengalaman mereka tentang

pilkada dan aksi borong parpol dikaitkan dengan aksi borong parpol yang

terjadi pada pilkada kabupaten Serang 2015 tersebut.

Mayoritas masyarakat responden telah mengetahui bahwa

kepentingan kemenangan pilkada dari golongan tertentu terlihat jelas pada

aksi borong parpol. mayoritas masyarakat juga telah mengetahui bahwa aksi

borong parpol tersebut mencerminkan bahwa demokrasi tidak lagi

diimplementasikan dalam berpolitik yang baik. Selanjutnya mayoritas

masyarakat tersebut telah mengetahui bahwa jumlah ketidakseimbangan

koalisi merupakan bukti nyata adanya aksi borong parpol yang dilakukan

oleh satu kandidat pasangan calon yakni dengan 8 parpol berbanding 3

parpol koalisi dari calon kompetitor. Mayoritas masyarakat memperhatikan

konstelasi politik selama pilkada berlangsung, fakta yang ada mereka

organisasikan berdasarkan pengalaman mereka tentang politik dan pilkada.

Mayoritas masyarakat responden juga mengetahui bahwa aksi borong

parpol menjadi tradisi politik pilkada.

Page 367: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

339

Pengalaman yang menjadi salah satu bagian dari proses pengolahan

atau pengorganisasian stimulus yang dilakukan oleh masyarakat responden

akan memberikan acuan dasar pembentukan persepsi mereka tentang aksi

borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015. Dampak dari aksi

borong parpol juga telah diketahui oleh mayoritas masyarakat responden

dari kepentingan kemenangan yang diharuskan oleh golongan tertentu

dengan tidak mengimplementasikan demokrasi dalam berpolitik yang baik

didukung dengan proporsi koalisi parpol yang tidak seimbang, dan

ketidakadaaannya regulasi yang mengatur praktik borong parpol, aksi

borong parpol dihalalkan oleh lembaga terkait pemilihan. Maka aksi borong

parpol menjadi tradisi dalam pilkada. Fakta politik ini menjadi daya dorong

dan acuan dasar yang menguatkan masyarakat responden akan kebenaran

adanya aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015 beserta

dampak politiknya.

Berdasarkan pengolahan informasi dan fakta politik oleh

masyarakat responden dengan pengalaman mereka maka hal ini akan

mendasari persepsi mereka tentang aksi borong parpol yang terjadi pada

pilkada kabupaten Serang 2015. Tahapan berikutnya, penulis akan

mendeskripsikan dan membahas bagiamana interpretasi masyarakat

responden.

Page 368: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

340

4.5.3 Persepsi Masyarakat Tentang Aksi Borong Parpol pada Tahapan

Interpretasi

Pada tahapan interpretasi ini sub-indikator yang digunakan yakni

pembentukan makna dan pembentukan ekspresi. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan, diketahui persentase jawaban masyarakat

responden pada tahapan interpretasi yakni 86,5%. Proses penginterpretasian

mereka tersebut masuk dalam kategori sangat baik (82%-100%).

Masyarakat responden melakukan interpretasi terkait informasi yang

mereka dapatkan pada pilkada kabupaten Serang 2015 sehingga mereka

menginterpretasikan dalam proses pemaknaaan dan ekspresi mereka.

Masyarakat responden sebagai organism yang menginterpretasikan

informasi borong parpol ini berasal dari stimulus yang memicu perhatian

mereka, dan proses kognitif pada tahapan pengorganisasian stimulus

tersebut.

Interpretasi merupakan tahapan akhir pada proses pembentukan

persepsi. Pada tahapan ini akan diketahui bagaimana penginterpretasian

masyarakat responden tentang aksi borong parpol pada pilkada kabupaten

Serang 2015. Stimulus yang diterima oleh masyarakat responden dan

diperhatikannya kemudian diorganisasikan dalam kognitifnya akan

diartikan pada tahapan ini.

Page 369: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

341

Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang

sangat penting yaitu bagaimana masyarakat memberikan arti dari stimulus

tersebut yang telah diorganisasikan dalam kognitifnya.137 Interpretasi yang

timbul berupa pemaknaan dan ekspresi yang dihasilkan masyarakat

responden, setelah melalui tahapan seleksi dan pengorganisasian informasi

dilakukan.

Pada sub-indikator pembentukan makna perhitungan persentase

jawaban masyarakat responden sebesar 87,56%. Persentase jawaban

responden dalam proses pemaknaan mereka masuk dalam kategori sangat

baik (82%-100%). Masyarakat responden memaknai aksi borong parpol

pada pilkada kabupaten Serang 2015 dengan sangat baik.

Mayoritas masyarakat responden memaknai aksi borong parpol

yang dilakukan membuat mereka lebih mengetahui keberpihakan parpol

kepada satu pasangan calon, hal ini dibuktikan dengan 8 parpol dalam aksi

borong parpol yang dilakukan berpihak kepada salah satu calon yang

borong parpol tersebut dibandingkan dengan hanya 3 parpol yang berpihak

pada calon lainnya yang tidak borong parpol.

Mayoritas masyarakat responden juga memaknai bahwa aksi borong

parpol yang dilakukan membuat mereka mengetahui proyeksi hasil

kemenangan pilkada, hal ini didukung dengan banyaknya dukungan parpol

yang diraih. Semakin banyak parpol yang mengusung akan semakin mudah

137 Deddy Mulyana, 2005. Imu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, halaman 169

Page 370: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

342

memobilisasi suara masyarakat. Parpol sebagai kendaraan politik untuk

mengantarkan calon menuju kemenangan dalam pilkada akan bekerja

semaksimal mungkin demi tercapainya kemenangan bagi calon tersebut.

8 parpol yang ada tentu memiliki basis massa dan simpatisan yang

siap menerima instruksi untuk memilih dan mengkampanyekan calon yang

diusungnya. Hal tersebut akan berdampak pada proyeksi hasil kemenangan

pilkada hanya condong kepada calon yang melakukan aksi borong parpol.

kuantitas koalisi akan mempermudah gerak calon mendapatkan suara

masyarakat dalam pemilihan, keadaan ini tentunya didukung oleh kerja tim

sukses dari masing-masing koalisi parpol yang mengusung calon borong

parpol tersebut. Tanpa menunggu hasil pilkada, dapat diprediksikan bahwa

siapa yang akan memenangkan kontestasi yang tidak demokratif ini dengan

persaingan tidak sportif dan kompetitif.

Mayoritas masyarakat memaknai bahwa aksi borong parpol dapat

memobilisasi suara pemilih termasuk mereka sendiri. Banyaknya parpol

yang menjadi kendaraan politik calon yang borong parpol tersebut akan

mempermudah kerja calon tersebut untuk memobilisasi suara masyarakat

untuk memilih dirinya. Dengan dibantu oleh tim sukses dari masing-masing

parpol yang mengusungnya, maka dapat mempermudah mobilisasi suara

yang dilakukan. Kuantitas dukungan parpol menjadi faktor pendukung

terkuat menuju kemenangan pilkada.

Page 371: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

343

Mayoritas masyarakat responden juga memaknai aksi borong parpol

berdampak pencitraan yang sempurna pada masyarakat di lingkungan

sekitar mereka. Kepekaan masyarakat terhadap lingkungan sekitar mereka

juga dipertimbangkan dalam sub-indikator ini. Dengan 8 parpol dalam

koalisinya, calon yang borong parpol akan semakin mudah mencitrakan

dirinya di masyarakat. Proses pencitraan calon borong parpol tersebut akan

dibantu oleh kerja-kerja tim sukses pemenangan calon dari 8 parpol

koalisinya. Dukungan kerja tersebut secara meluas di masyarakat akan

berdampak pencitraan sempurna calon di masyarakat pada lingkungan

responden.

Pada sub-indikator pembentukan ekspresi perhitungan persentase

jawaban masyarakat responden sebesar 85,43%. Persentase jawaban

responden dalam proses pembentukan ekspresi mereka masuk dalam

kategori sangat baik (82%-100%). Masyarakat responden memaknai aksi

borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015 dengan ekspresi mereka

dengan sangat baik.

Mayoritas masyarakat responden khawatir prinsip demokrasi sudah

tidak lagi diimplementasikan dalam berpolitik yang baik. Pilkada dalam

prinsip demokrasi merupakan sarana sirkulasi kepemimpinan daerah.

Pilkada merupakan sarana kontestasi kepemimpinan publik, termasuk

Bupati dan Wakil Bupati Serang. Kontestasi yang sejalan dengan demokrasi

dilakukan secara kompetitif dan sportif. Demokrasi dalam arti

mengedepankan kepentingan masyarakat, kebutuhan mereka akan

Page 372: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

344

pemimpin publiknya, serta keresahan mereka juga harus dipertimbangkan

oleh calon demi tercapainya tujuan demokrasi yakni kedaulatan masyarakat.

Dengan fakta politik yang ada, kepentingan golongan tertentu dalam

kemenangan pilkada lebih ditonjolkan. Hal ini tidak sejalan dengan prinsip

demokrasi yang mengedepankan kedaulatan masyarakat. Mayoritas

masyarakat responden memiliki ekspresi khawatir prinsip demokrasi sudah

tidak diimplementasikan dalam berpolitik yang baik.

Mayoritas masyarakat responden khawatir hegemoni kekuasaan

inkamben akan semakin langgeng dengan dihalalkannya aksi borong parpol

oleh lembaga terkait proses pemilihan. Tidak ada regulasi yang mengatur

tentang larangan aksi borong parpol justru dijadikan sebuah peluang emas

oleh salah satu kandidat inkamben pada pilkada kabupaten Serang 2015.

Mahkamah Konstitusi juga tidak memberikan teguran atau bahkan

menghentikan proses borong parpol yang dilakukan. Hal ini terkesan bahwa

lembaga terkait proses pemilihan menghalalkan aksi borong parpol yang

ada pada pilkada kabupaten Serang 2015.

Calon yang borong parpol tersebut merupakan calon petahana atau

inkamben, calon tersebut merupakan Wakil Bupati Serang mendampingi

Taufik Nuriman. Calon tersebut menginginkan kelanggengan kekuasaannya

dengan praktik hegemoni yang dilakukan. Ia mencalonkan diri kembali

pada pilkada kabupaten Serang 2015. Praktik hegemoni kekuasaan

dilakukan oleh calon tersebut demi melanggengkan kekuasaannya di

Page 373: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

345

kabupaten Serang. Didukung dengan aksi borong parpol yang dilakukan,

maka calon tersebut akan mudah dalam proses hegemoni kekuasaannya. Hal

ini merupakan dampak dari dihalalkannya aksi borong parpol oleh lembaga

terkait pemilihan mulai dari badan pengawasan pemilu, komisi pemilihan

umum, hingga lembaga tertinggi yakni Mahkamah Konstitusi.

Masyarakat khawatir pilkada hanya sebagai formalitas saja tanpa

melihat fungsi pilkada sebagai kontestasi berdasar demokrasi dalam

sirkulasi kepemimpinan. Sarana kontestasi kepemimpinan publik dalam

konsensus pemerintahan yakni dengan pilkada. Pilkada yang demokratif

dilakukan dengan kompetitif dan sportif. Fakta politik yang ada pada

pilkada kabupaten Serang 2015 tidak berjalan demikian. Ada satu kandidat

calon yang melakukan aksi memborong 8 parpol dalam koalisinya dengan

tidak memberikan peluang kepada calon kompetitornya. Calon

kompetitornya hanya berkoalisi dengan 3 parpol.

Keadaan tidak seimbangnya koalisi ini akan berdampak pada

mobilisasi suara masyarakat yang dilakukan. Semakin banyaknya parpol

yang menjadi kendaraan politiknya untuk mengantarkan calon borong

parpol tersebut menuju kemenangan pilkada akan semakin mudah.

Kuantitas tim sukses tentu akan lebih banyak jumlahnya jika mendapatkan

dukungan dari 8 parpol sekaligus, hal ini berbanding jauh dengan koalisi

yang hanya bermodal 3 parpol. Banyaknya tim sukses yang dimiliki oleh

calon yang borong parpol tersebut akan memudahkan dirinya mendapatkan

suara masyarakat. Dengan didukung oleh kerja-kerja tim sukses

Page 374: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

346

pemenangan calon dari 8 parpol koalisinya maka potensi kemenangan

pilkada dapat diprediksikan sejak dini.

Pilkada yang dijalankan dengan tidak berlandaskan kompetisi

sejalan dengan demokrasi ini seakan menanggap bahwa pilkada hanya

menjadi formalitas saja. Pilkada memang merupakan program komisi

pemilihan umum yang harus dijalankan setiap 5 tahun sekali, namun bukan

berarti pilkada yang berjalan tidak sesuai dengan prinsip demokrasi ini

diperbolehkan oleh lembaga tersebut. Pilkada yang dijalankan juga harus

sejalan dengan prinsip demokrasi yakni kedaulatan masyarakat dengan

mengedepankan kepentingan masyarakat, bukan kepentingan golongan.

Sejalan dengan demokrasi, kontestasi pilkada yang dilakukan

seharusnya berjalan dengan kompetitif yang sportif. Calon bersaing dengan

kompetensi yang dimilikinya di hadapan masyarakat, guna mendapatkan

kepercayaaan masyarakat kepada calon bahwa mereka akan membawa

kabupaten Serang kearah kemajuan daerahnya.

Namun fakta politiknya, parpol hanya mempertimbangkan aspek

popularitas yang dimiliki calon inkamben tersebut dibandingan dengan

kompetensi calon dalam proses penjaringan calon oleh parpol, sehingga

parpol-parpol tersebut merapat kepada calon inkamben tersebut, didukung

dengan modal politik yang besar maka borong parpol akan semakin mudah

dilakukan.

Page 375: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

347

Calon yang borong parpol tersebut juga mempraktikan hegemoni

kekuasaan yang dilakukan dengan aksi borong parpol. Strategi politik ini

yang akan menjadikan kemudahan dalam pencapaian suara tertinggi dan

melanggengkan kekuasaannya. Calon kompetitor yang hanya bermodal 3

parpol bukan merupakan saingan yang berpengaruh, dengan kemudahan

akses dibantu oleh 8 parpol akan semakin mudah bagi calon memenangkan

kontestasi pilkada ini.

Masyarakat mengkhawatirkan pilkada hanya formalitas saja tanpa

melihat fungsi pilkada sebagai kontestasi berdasar demokrasi dalam

sirkulasi kepemimpinan. Pilkada memang harus berjalan setiap 5 tahun,

namun terkesan hanya sebagai formalitas saja karena tidak sportifnya

kompetisi yang berjalan dan hasil kemenangan yang dapat diprediksi secara

rasional sejak dini tanpa menunggu hasil pilkada.

Mayoritas masyarakat responden juga mengkhawatirkan borong

parpol akan selamanya menjadi tradisi jika tidak ada evaluasi dan

amandemen regulasi dalam pilkada. Pilkada dengan aksi borong parpol ini

justru dihalalkan oleh lembaga terkait pemilihan. Tidak adanya regulasi

yang mengatur larangan borong parpol dilakukan. Hal ini justru dijadikan

peluang bagi calon yang bermodal politik besar untuk memborong parpol

pada pilkada. Seharusnya lembaga terkait pemilihan menindaklanjuti

keadaan politik tersebut, faktanya hingga kini belum ada amandemen

regulasi pilkada atau aturan yang melarang borong parpol dibuat oleh

lembaga tersebut.

Page 376: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

348

Aksi borong parpol akan selamanya menjadi tradisi dalam pilkada

karena tidak adanya regulasi yang mengatur tentang aksi borong parpol.

lembaga terkait pemilihan juga tidak melakukan evaluasi tentang praktik

aksi borong parpol yang dilakukan pada pilkada kabupaten Serang.

Mayoritas masyarakat responden mengkhawatirkan borong parpol akan

selamanya menjadi tradisi jika tidak ada evaluasi dan amandemen regulasi

dalam pilkada yang melarang praktik borong parpol.

Keseluruhan tahapan pembentukan persepsi masyarakat tentang aksi

borong parpol sudah dideskripsikan. Rangkaian tahapan pembentukan

persepsi tersebut sesuai dengan teori yang digunakan penulis pada

penelitian ini yakni teori Stimulus-Organism-Respons (S-O-R). Dalam

literatur teori S-O-R ini efek yang ditimbulkan dari stimulus adalah reaksi

khusus dari organism. Menurut model S-O-R ini, organisme menghasilkan

perilaku tertentu jika ada stimulus tertentu pula.138

Dalam penelitian ini, masyarakat responden sebagai organisme

mendapat stimulus berupa aksi borong parpol pada pilkada kabupaten

Serang, menimbulkan perhatian spontan, perhatian reflektif, perhatian statis

dan perhatian dinamis mereka dalam proses penyeleksian stimulus tersebut.

138 Onong Ucjhana Effendy, 2006. Ilmu komunikasi: teori dan praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, halaman 254

Page 377: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

349

Selanjutnya perhatian tersebut diorganisasikan oleh masyarakat

responden sebagai organisme berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya

tentang politik dan pilkada. Hasil dari proses seleksi dan organisasi yang

dilakukan masyarakat responden yakni interpretasi berupa pembentukan

makna dan pembentukan ekspresi mereka tentang aksi borong parpol pada

pilkada kabupaten Serang melalui fakta konstelasi politik yang ada.

Proses seleksi, organisasi, dan interpretasi masyarakat responden

sampai kepada tahapan akhir dari teori S-O-R yakni pembentukan persepsi

mereka tentang aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015.

Dapat dijelaskan lebih mendetail bahwa stimulus yang diperhatikan oleh

masyarakat responden akan mendapatkan perhatian lebih mereka. Sebab

masyarakat responden sebagai organisme bersifat aktif memilih stimulus

yakni aksi borong parpol tersebut. Dari stimulus tersebut, masyarakat

responden memberikan respons berupa persepsi yang timbul setelah proses

seleksi, organisasi, dan interpretasi yang mereka lakukan tentang aksi

borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015.

Penelitian yang dilakukan ini juga masih belum sempurna, penulis

akan menjelaskan kelemahan penelitian ini pada bagian selanjutnya.

Dengan harapan penelitian ini akan dilanjutkan dan di eksplorasi lebih

dalam oleh peneliti yang memiliki minat di bidang kajian komunikasi

politik.

Page 378: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

350

4.6 Kelemahan Penelitian

Penulis menyadari bahwa masih terdapat beberapa kekurangan sebagai

kelemahan dalam penelitian ini, beberapa diantaranya :

1. Masih banyak hal yang belum diungkap dari fenomena aksi borong

parpol ini, karena penelitian ini bersifat kuantifikasi dan

menjelaskan persepsi masyarakat tentang aksi borong parpol saja.

2. Jumlah sampel yang terlalu sedikit dikarenakan keterbatasan tenaga,

waktu, dan financial penulis dalam proses penelitian. Sampel yang

digunakan memang sudah relevan dengan rumus sampling 10%

mengunakan taro yamane. Akan lebih komprehensif jika ingin

meneliti hal ini kembali dengan bantuan tenaga peneliti minimal 29

orang yang masing-masing meneliti setiap kecamatan secara lebih

menyeluruh.

3. Hasil penelitian ini hanya berupa bagiamana persepsi masyarakat

tentang aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015.

Penelitian ini tidak membahas secara lebih mendetail tentang

besaran mahar yang dibayarkan untuk memborong parpol. Hal ini

bersifat sangat membahayakan peneliti dikarenakan tingkat

sensitifnya parpol.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat akan ditarik kesimpulan

oleh penulis berdasarkan persepsi masyarakat tentang aksi borong parpol

pada pilkada kabupaten Serang 2015 pada bagian penutup. Bagian

Page 379: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

351

kesimpulan pada penelitian ini merupakan bagian akhir yang sangat penting

dari penelitian ini. Pada bagian tersebut juga akan diberikan saran yang

bersifat membangun bagi sistem pemerintahan dan pengembangan

penelitian.

Page 380: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

352

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan Penelitian

Pada sub-bab 5.1 ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian

ini. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dideskripsikan penulis

pada bagian-bagian sebelumnya mengenai variabel penelitian : “persepsi

masyarakat tentang aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015”

akan dijelaskan kesimpulan yang komprehensif.

Variabel tersebut memperoleh nilai persentase sebesar 88,02% pada analisis

dekriptif persentase nilai jawaban responden. Nilai tersebut masuk dalam kategori

sangat baik (82%-100%) atau mendekati angka sempurna yakni 100%. Hasil ini

membutikan bahwa masyarakat kabupeten Serang mempersepsikan aksi borong

parpol pada pilkada kabupaten Serang tersebut. Atau dapat diartikan bahwa mereka

mengetahui, memikirkan, dan memiliki persepsi tentang aksi borong parpol yang

dilakukan oleh salah satu pasangan kandidat calon pada pilkada kabupaten Serang

2015.

Page 381: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

353

Berikut penjelasan terperinci dari setiap proses pembentukan persepsi

masyarakat yang merupakan kesimpulan dan jawaban dari identifikasi masalah

pada penelitian ini:

1. Proses seleksi

Pada proses awal dari pembentukan persepsi adalah seleksi. Proses seleksi

ini merupakan keadaan masyarakat responden yang melakukan

penyeleksian stimulus untuk memusatkan perhatian mereka tentang aksi

borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015. Proses penyeleksian

meliputi perhatian spontan, perhatian reflektif, perhatian statis dan perhatian

dinamis. Tahapan penyeleksian yang dilakukan masyarakat tentang aksi

borong parpol pada pilkada kabupaten Serang dilakukan dengan sangat

baik, hal ini dibuktikan dengan persentase yang didapatkan sebesar 88,02%.

Perhatian yang diberikan masyarakat responden tentang aksi borong parpol

didasari oleh kesinambungan stimulus tersebut. Stimulus aksi borong parpol

tersebut kemudian memicu perhatian mereka dan melewati tahapan

perhatian spontan, perhatian reflektif, perhatian statis dan perhatian dinamis

masyarakat. Mayoritas masyarakat memperhatikan bagaimana aksi borong

parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015. Hal ini dapat dilihat dari

perhatian mereka terhadap aksi borong parpol dengan persentase tersebut.

Masyarakat responden melakukan penyeleksian dan kemudian memusatkan

perhatian mereka pada aksi borong parpol yang terjadi dan memahami aksi

borong parpol tersebut. Perhatian spontan masyarakat tentang aksi borong

parpol mendapatkan persentase sebesar 87,25%. Pada proses perhatian

Page 382: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

354

reflektif 88,85%, perhatian statis 87,875%, dan perhatian dinamis 91,5%.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa mayoritas masyarakat

memperhatikan stimulus dari aksi borong parpol dengan sangat baik.

2. Proses organisasi

Tahapan pembentukan persepsi berikutnya yakni pengorganisasian

stimulus. Proses pengorganisasian berada pada aspek kognitif masyarakat

responden tentang stimulus tersebut. Pengorganisasian stimulus yang

dilakukan oleh masyarakat responden didasari pengetahuan dan

pengalaman mereka tentang pilkada dan aksi borong parpol. Masyarakat

mengorganisasikan stimulus tersebut dengan sangat baik, hal ini dilihat dari

hasil persentase sebesar 87,97%. Pada poin indikator frame of refernce

mendapat persentase sebesar 87,37% dan pada poin frame of experience

mendapat persentase sebesar 88,45%. Dapat dikatakan bahwa masyarakat

mengorganisasikan stimulus tersebut dengan sangat baik. Pada proses ini

masyarakat responden mengolah informasi yang mereka dapatkan sesuai

dengan pengetahuan dan pengalamannya mengenai pilkada kabupaten

serang dengan borong parpol yang terjadi. proses pengorganisasian ini

berlangsung berdasarkan pengetahuan mereka tentang proses tahapan

pilkada dengan aksi borong parpol yang terjadi dari informasi yang

dipublikasikan pada permukaan publik, selain itu pengetahuan masyarakat

tentang bagimana konstelasi politik pada saat pilkada tersebut. Masyarakat

juga mengorganisasikan stimulus berdasarkan pengalaman mereka tentang

pilkada dengan aksi borong parpol yang terjadi pada kontestasi pilkada yang

Page 383: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

355

mereka alami. Pengetahuan dan pengalaman masyarakat tersebut akan

dijadikan acuan dasar dari proses selanjutnya yani interpretasi. Dan pada

proses interpretasi tersebut, akan menentukan bagaimana persepsi mereka.

3. Proses interpretasi

Proses interpretasi merupakan tahapan akhir pada pembentukan persepsi.

Dalam tahapan interpretasi ini, masyarakat responden akan memaknai dan

memberikan ekspresi mereka terhadap stimulus yang telah diseleksi

kemudian diorganisasikan dalam kognitif mereka. Masyarakat responden

menginterpretasikan aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang

2015 dengan sangat baik, hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase

sebesar 86,5%. Dapat dikatakan bahwa mayoritas masyarakat memaknai

dan mengekspresikan aksi borong parpol dengan sangat baik. Mayoritas

masyarakat responden lebih mengetahui keberpihakan parpol kepada satu

pasangan calon yang borong parpol. Mayoritas masyarakat responden jga

lebih mengetahui proyeksi hasil kemenangan yang akan didapat calon

borong parpol tersebut dalam pilkada. Mayoritas masyarakat memaknai

aksi borong parpol dapat memobilisasi suara pemilih termasuk mereka.

Mayoritas masyarakat memaknai aksi borong parpol berdampak pencitraan

yang sempurna pada masyarakat di lingkungan mereka. Masyarakat

mengekspresikan stimulus tersebut dilihat dari mereka mengkhawatirkan

prinsip demokrasi sudah tidak lagi diimplementasikan dalam berpolitik

yang baik. Selain itu, masyarakat mengkhawatirkan hegemoni kekuasaan

inkamben akan semakin langgeng dengan dihalalkannya aksi borong parpol

Page 384: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

356

oleh lembaga terkait pemilihan. Masyarakat juga mengkhawatirkan pilkada

hanyalah formalitas saja tanpa melihat fungsi pilkada sebagai kontestasi

berdasar demokrasi dalam sirkulasi kepemimpinan. Dan berikutnya,

masyarakat mengkhawatirkan borong parpol akan selamanya menjadi

tradisi jika tidak ada evaluasi dan amandemen regulasi dalam pilkada.

Berdasarkan aspek pembentukan makna, hasil persentase yang diperoleh

sebesar 87,56%. Hal ini dapat dikatakan bahwa masyarakat memaknai aksi

borong parpol berdasarkan pengetahuan mereka dengan sangat baik. Pada

bagian pembentukan ekspresi, perolehan persentase yakni 85,43%. Hasil

tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat memiliki ekspresi dengan

sangat baik terhadap aksi borong parpol yakni 85,43% dari 100 masyarakat

responden.

5.2 Saran

Pada penelitian ini, penulis sangat mengharapkan hasil penelitian yang telah

dilakukan akan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kajian

komunikasi politik. Selain itu, penulis juga sangat mengharapkan hasil penelitian

ini dijadikan sebuah referensi sistem perpolitikan Indonesia, khususnya Serang

Banten dalam menyikapi pilkada yang lebih demokratif.

Penulis juga sangat berharap kepada lembaga terkait pemilihan seperti

Mahkamah Konstitusi, Badan pengawas pemilu, Komisi pemilhan umum untuk

mengevaluasi temuan fenomena borong parpol yang terjadi pada pilkada kabupaten

Serang 2015 untuk selanjutnya menjadi pertimbangan mengamandemen regulasi

Page 385: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

357

pilkada. Hal tersebut dengan tujuan mewujudkan kedaulatan masyarakat, hal ini

sangat relevan dengan tujuan demokrasi. Hal ini sangat penting mengingat

demokrasi masih menjadi konsensus masyarakat Indonesia, pilkada harus berjalan

dengan kompetitif, sportif, dan menjunjung tinggi kedaulatan masayarakat. Berikut

beberapa saran yang akan diberikan penulis setelah melakukan penelitian ini :

1. Merujuk dari hasil persentase persepsi masyarakat tentang aksi borong

parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015 yakni 88,02%. Masyarakat

sudah menyadari bahwa aksi borong parpol telah terjadi pada pilkada

tersebut. Namun, lembaga terkait pemilihan seperti Mahkamah Konstitusi,

Badan pengawas pemilu, Komisi pemilhan umum seakan tutup mata akan

hal tersebut. Seharusnya mereka lebih mengawasi indikasi aksi borong

parpol yang terjadi, dan sebisa mungkin mencegah hal tersebut terjadi. Ini

demi mewujudkan esensi pilkada yang kompetitif dan sportif sebagai ajang

kontestasi kepemimpinan publik yang berlandaskan dengan demokrasi. hal

ini dapat menjadi referensi dan pertimbangan lembaga terkait pemilihan

untuk mengevaluasi keadan pilkada dengan borong parpol.

2. Kepada lembaga terkait pemilihan sangat diharapkan melakukan

amandemen regulasi pilkada. Hal ini bertujuan untuk memperketat

peraturan pilkada dengan berdasarkan prinsip demokrasi yakni kedaulatan

masyarakat. Dengan pilkada yang demokratif, sportif dan berkualitas

diharapkan kemajuan daerah akan lebih nyata. Jika tidak segera dilakukan

tinjauan dan amandemen regulasi, maka borong parpol menjadi tradisi

dalam setiap pilkada.

Page 386: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

358

3. Memang ketiadaan aturan ini masih menjadi polemik politik dalam pilkada.

Tapi bukan berarti lembaga terkait pemilihan seakan menutup mata akan

hal ini dan mengahalalkan aksi borong parpol menjadi strategi pemenangan

dalam pilkada.

4. Kepada parpol, penulis berharap parpol dalam setiap kegiatan politiknya

harus melibatkan masyarakat. Hal ini mengingat parpol merupakan lembaga

atau organisasi yang diamanatkan undang-undang sebagai representatif

masyarakat dalam berpolitik. Bukan malah melupakan kepentingan

masyarakat dan hanya memproyeksikan kepentingan popularitas parpol

demi tercapainya elektabitas parpol tersebut.

5. Kepada parpol, penulis juga sangat mengharapkan parpol bisa

mencerdaskan masyarakat dalam kesadaran politiknya. Proses edukasi

politik sangat dibutuhkan masayarakat, sehingga mereka sadar politik dan

bukan hanya dianggap sebagai supporters atau pemilih saja. Parpol sudah

seharusnya mempertimbangkan hal ini, mengingat masyarakat adalah

pemimpin tertinggi dalam pemerintahan, dengan prinsip kedaulatan

masyaarakat dalam demokrasi.

6. Kepada parpol, penulis memberikan saran alangkah lebih baik menjalankan

politik berdasarkan demokrasi. Harus kita sadari, konsensus Indonesia

adalah demokrasi. Kedaulatan masyarakat menjadi faktor utama yang harus

dijunjung tinggi pada pelaksanaan pilkada. Sudah tugas parpol untuk

memberikan edukasi politik yang baik dan benar kepada masyarakat.

Page 387: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

359

7. Kepada Mahkamah Konstitusi, peneliti berharap adanya ketegasan yang

diberikan terhadap praktik borong parpol yang dilakukan calon dalam

pilkada manapun itu. Ketegasan lembaga tertinggi yang memiliki

wewenang birokrat kenegaraan hingga daerah seharusnya lebih teliti

melihat keadaaan politik yang terjadi pada setiap pemilihan umum termasuk

pilkada.

8. Kepada badan pengawasan pemilu, seharusnya lebih tegas dalam menyikapi

indikasi politik uang yang dipraktikan dalam menjaring dukungan parpol.

Hal ini mengingat kembali esensi pilkada yang demokratif yakni bersifat

kompetitif dan sportif. Hal ini juga sangat relevan dengan kedaulatan

masyarakat atas kepentingan dan keinginan mereka kepada calon pemimpin

daerahnya.

9. Kepada yang terhormat para akademisi dari universitas Se-Banten, melihat

praktik borong parpol ini yang sudah tidak dapat ditoleransi lagi. Penulis

mengajak untuk bagimana mengambil sikap tegas terhadap aksi borong

parpol pada setiap pemilihan. Hal ini mengingat urgensi perpolitikan yang

semakin aneh terjadi dan tidak sejalan lagi dengan demokrasi.

10. Kepada ormas berbasis penegak demokrasi, penulis juga sangat berharap

adanya kontrol langsung yang lebih tegas dalam menyikapi keadaan politik

pada setiap pemilihan. Hal ini dimaksudkan agar pilkada yang berjalan tidak

terdapat kecurangan yang terjadi, termasuk politik uang dan borong parpol.

11. Kepada media pemberitaan publik, penulis berharap akan lebih baik jika

mengungkap keadaaan politik dibalik layar. Mungkin hal ini sangat

Page 388: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

360

membahayakan, tetapi jika dilakukan maka akan sangat bermanfaat bagi

terwujudnya perpolitikan yang demokratif.

12. Kepada yang terhormat pembaca penelitian ini, penulis berharap saudara/i

dapat menganalisis lebih jauh akan dampak yang terjadi akibat borong

parpol. Penulis mengajak pembaca untuk turut serta membangun Indonesia

yang lebih demokratif khususnya Serang, Banten.

13. Kepada yang terhormat para peneliti senior yang pasti lebih memiliki

kemampuan dibanding penulis. Penulis sangat berharap penelitian ini tidak

berhenti begitu saja, dan alangkah lebih baik jika ditelusuri lebih mendalam

kembali. Hal ini mengingat urgensi stabilitas politik di Indonesia khususnya

Serang, Banten.

14. Kepada yang terhormat masyarakat seluruh Banten. Penulis sangat berharap

hasil penelitian ini menjadi referensi edukasi politik. Demi tercapainya

kesadaran politik kita semua untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih

demokratif.

15. Kepada mahasiswa Banten dari berbagai Universitas, khususnya

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis menyarankan untuk mengkaji

ulang hasil penelitian ini unutk selanjutnya dilakukan edukasi politik

masyarakat melalui program KKM atau yang relevan lainnya yang

melibatkan masyarakat. Hal ini mengingat fungsi kita sebagai agent of

change untuk mewujudkan perubahan yang nyata. Dan juga fungsi kita

sebagai agent of social control sebagai agensi kontrol sosial masyarakat

khusunya perpolitikan yang terjadi.

Page 389: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

361

Demikian beberapa saran yang dapat diberikan penulis demi pengembangan

penelitian ini dan aplikasi hasil dari penelitian ini. Penulis sangat berterimakasih

kepada semua pihak yang terlibat dan membantu. Mari wujudkan indonesia yang

sebenar-benarnya demokratif dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat jika

memang belum ada inovasi tentang sistem selain demokrasi dan hingga kini

demokrasi masih menjadi konsensus bersama sebagai asas berjalannya

pemerintahan, salam demokrasi.

Page 390: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

362

DAFTAR PUSTAKA

Agustino, Leo. 2009. Pilkada dan Dinamika Politik Lokal. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Ardianto, Elvirano, Bambang Q-Annes. 2007. Filsafat Komunikasi. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media

Budiardjo, Miriam. 2010. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama

Bungin, Burhan. 2005. Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana Media

Group

Busroh, Abu Daud. 2011. Ilmu Negara. Jakarta: Bumi Aksara

Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Darmawan, Deni. 2014. Metode penelitian kuantitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Debdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang

Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung :

PT. Citra Adithya Bakti

_______. 2006. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Gambel, Michael. 2004. Communication Works. New York: Random House inc

Hamdani, Iwan K. 2012. Demokrasi seolah-olah. Serang: Piksi Input Serang

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

media group

Page 391: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

363

Littlejohn, Stephen W dan Keren A Foss. 2009. Teori komunikasi. edisi 9. Jakarta:

salemba humanika

Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Nimmo, Dan. 2010. Komunikasi politik khalayak dan efek. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Nurtjahjo, Hendra. 2008. Filsafat Demokrasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi komunikasi, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Riduwan, 2013. Statistik Penelitian. Jakarta: PT. Rosdakarya

Sanusi, Anwar. 2003. Metodologi Penelitian Praktis untuk Ilmu Sosial dan

Ekonomi. Jakarta: Buntaran

Sarlito, Wirawan. 1982. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang

Singarimbun, Masri. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES

Subaktio, Henry. 2014. Komunikasi politik, Media, dan Demokrasi. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group

Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Varma, SP. 2007. Teori Politik Modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta:Andi.

Wood, Julia. 1997. Communication our lives. Belmond: Wadsworth Publishing

Company

Page 392: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

364

Sumber Online:

http://pilkada-serentak-2015.liputan6.com/read/2289001/fenomena-calon-tunggal-

begini-solusi-antisipasi-borong-parpol media berita online, diakses pada 28

Oktober 2015 pukul 22.45 WIB

http://www.gatra.com/politik-1/pemilu-1/pilkada-1/158975-pengamat-perppu-

pilkada-serentak-bakal-munculkan-politisi-borong-parpol.html media berita

online, diakses pada 28 Oktober 2015 pukul 22.48 WIB

https://id.wikipedia.org/wiki/Ratu_Tatu_Chasanah diakses pada 19 Juni 2016,

pukul 00.11 WIB

http://nasional.kompas.com/read/2013/12/18/0729208/Dinasti.Politik.Ratu.Atut.S

etelah.Delapan.Tahun.Berkuasa diakses pada 19 Juni 2016, pukul 00.20 WIB

Pernyataan Husni Kamil Malik pada http://indalber.com/waspadai-borong-parpol-

di-pilkada/ diakses pada 11 oktober 2015 23.59 WIB

http://tangselpos.co.id/2016/02/16/pilkada-2017-dilarang-borong-partai/ diakses

pada 19 Juni 2016, pukul 01.44 WIB

http://nasional.sindonews.com/read/1061203/12/mk-buka-peluang-calon-borong-

dukungan-parpol-di-pilkada-1447383485 diakses pada 19 Juni 2016, pukul 02.21

WIB

https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat diakses pada 23 Februari 2016 08.15 WIB

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Serang diakses pada 23 Februari 2016

08.25 WIB

http://kpu2.serangkab.go.id/home/halaman/42/profil-sekretariat/preview diakses

pada 5 Mei 2016, pukul 19.34 WIB

Page 393: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

365

http://netralitas.com/kolom/read/3626/mahar-penjaringan-calon-kepala-daerah-

dan-realitas-korupsi diakses pada 15 Juni 2016, pukul 01.14 WIB

http://www.rri.co.id/post/berita/227229/pilkada_serentak/dinasti_politik_kokoh_d

i_pilkada_akibat_sistem_meritokrasi_belum_berkembang.html diakses pada 15

Juni 2016, pukul 01.27 WIB

http://www.radarbanten.co.id/diusung-dampingi-tatu-ini-kata-panji-tirtayasa/

diakses pada 15 Juni 2016, pukul 01.35 WIB

http://kbbi.web.id/hegemoni diakses pada 15 Juni 2016, pukul 01.46 WIB

http://kbbi.web.id/intelektual diakses pada 15 Juni 2016, pukul 02.34 WIB

http://kbbi.web.id/moralitas diakses pada 15 Juni 2016, pukul 03.04 WIB

http://kbbi.web.id/tanggung%20jawab diakses pada 15 Juni 2016, pukul 23.18 WIB

http://www.radarbanten.co.id/ini-visi-misi-calon-bupati-serang-saat-debat-

kandidat/ diakses pada 15 Juni 2016, pukul 23.41 WIB

http://kamus-internasional.com/definitions/?indonesian_word=track_record

diakses pada 16 Juni 2016, pukul 01.41 WIB

https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi diakses pada 18 Juni 2016, pukul 00.13

WIB

https://id.wikipedia.org/wiki/Identifikasi diakses pada 18 Juni 2016, pukul 00.46

WIB

http://www.radarbanten.co.id/ini-visi-misi-calon-bupati-serang-saat-debat-

kandidat/ diakses pada 18 Juni 2016, pukul 01.14 WIB

http://eprints.uny.ac.id/9531/2/bab%202%20NIM.08108244166.pdf diakses pada

18 Juni 2016, pukul 01.47 WIB

Page 394: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

366

http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/05/01/peta-koalisi-partai-di-

pilpres-2014-versi-lipi diakses pada 18 juni 2016, pukul 03.08 WIB

http://news.liputan6.com/read/2281561/kpu-borong-parpol-bisa-undur-pilkada-

serentak diakses pada 11 oktober 2015 14.30 WIB

Pernyataan Husni Kamil Malik pada http://indalber.com/waspadai-borong-parpol-

di-pilkada/ diakses pada 11 oktober 2015 23.59 WIB

http://kpu.serangkab.go.id/index.php/2015/10/03/kpu-kabupaten-serang-

menetapkan-dpt-1-113-656/ diakses pada 25 Oktober 2015 jam 10.51 WIB

Jurnal UNY online pada http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131808675/Jurnal-

Imaji_0.pdf oleh sutiyono, diakses pada 29 Oktober 2015 pukul 20.32 WIB

http://pilkada-serentak-2015.liputan6.com/read/2289001/fenomena-calon-tunggal-

begini-solusi-antisipasi-borong-parpol media berita online, diakses pada 28

Oktober 2015 pukul 22.45 WIB

http://www.gatra.com/politik-1/pemilu-1/pilkada-1/158975-pengamat-perppu-

pilkada-serentak-bakal-munculkan-politisi-borong-parpol.html media berita

onlien, diakses pada 28 Oktober 2015 pukul 22.48 WIB

http://news.liputan6.com/read/2281561/kpu-borong-parpol-bisa-undur-pilkada-

serentak diakses pada 11 oktober 2015 14.30 WIB

http://indalber.com/waspadai-borong-parpol-di-pilkada/ diakses pada 11 oktober

2015 23.57 WIB

Pernyataan Husni Kamil Malik pada http://indalber.com/waspadai-borong-parpol-

di-pilkada/ diakses pada 11 oktober 2015 23.59 WIB

Page 395: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

367

http://bantenpos.co/arsip/2015/08/mahasiswa-pilkada-serang-hanya-formalitas-

dan-basa-basi/ diakses pada 12 oktober 2015 00.17 WIB

Pernyataan koordinator aksi KAMMI UNTIRTA, dikutip dari

http://bantenpos.co/arsip/2015/08/mahasiswa-pilkada-serang-hanya-formalitas-

dan-basa-basi/ diakses pada 12 oktober 2015 00.19 WIB

Tiara Prasilia, 2007. Studi Persepsi Resiko Keselamatan Berkendara serta

Hubungannya dengan konsep Locus of Control pada Mahasiswa FKM UI yang

Mengendarai Motor. Skripsi. Hal.14

http://nasional.sindonews.com/read/960822/18/uji-publik-dalam-pilkada-

1423193635/3 diakses pada 27 Juni 2016

http://news.liputan6.com/read/2143926/gambaran-uji-publik-kepala-daerah-pada-

pilkada-serentak-2015 diakses pada 27 Juni 2016, pukul 23.07 WIB

http://www.kpu.go.id/koleksigambar/Suara_KPU_Desember_2014_Upload_1.pdf

diakses pada 27 Juni 2016, pukul 23.27 WIB

Page 396: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

368

LAMPIRAN 1

SURAT IJIN PENELITIAN

Page 397: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

369

Page 398: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

370

Page 399: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

371

Page 400: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

372

Page 401: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

373

Page 402: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

374

Page 403: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

375

Page 404: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

376

Page 405: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

377

Page 406: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

378

Page 407: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

379

Page 408: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

380

Page 409: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

381

Page 410: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

382

Page 411: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

383

Page 412: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

384

Page 413: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

385

Page 414: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

386

Page 415: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

387

Page 416: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

388

Page 417: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

389

Page 418: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

390

Page 419: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

391

Page 420: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

392

Page 421: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

393

Page 422: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

394

Page 423: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

395

Page 424: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

396

Page 425: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

397

Page 426: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

398

LAMPIRAN 2

SURAT EDARAN KPU KABUPATEN SERANG

Page 427: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

399

Page 428: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

400

Page 429: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

401

LAMPIRAN 3

FORMAT KUESIONER

Page 430: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

402

PRETEST

KUESIONER Mohon diisi dengan lengkap dan teliti

A. Data Responden Jenis Kelamin : Laki-laki/perempuan (*coret yang tidak perlu)

B. Tanggapan Responden Cara pengisian angket: 1. Pengisian angket dilakukan dengan cara memberi tanda check list (√)

pada setiap pernyataan angket 2. Bobot atau skor untuk setiap pernyataan adalah:

Sangat setuju : SS Skor : 4 Setuju : S Skor : 3 Tidak setuju : TS Skor : 2 Sangat tidak setuju : STS Skor : 1

3. Dimohon untuk mengisi jawaban sesuai dengan kenyataan sebenarnya demi tingkat kepercayaan hasil penelitian.

Saya adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik,

UNTIRTA yang sedang melakukan penelitian SKRIPSI mengenai persepsi masyarakat

tentang aksi borong partai politik pada pilkada kabupaten Serang 2015. Kesediaan

Bapak / Ibu / Saudara / i untuk mengisi kuesioner penelitian ini sangat saya harapkan.

Pernyataan dan data responden hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian dan

diolah menggunakan kaidah keilmuan yang komprehensif serta sangat dijaga

kerahasiaannya. Mohon agar tidak ragu untuk menjawab karena semua jawaban benar,

dan tidak ada yang salah.

Terima kasih atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara / i mengisi kuesioner ini.

Hormat Saya,

Sayuda Anggoro Asih

NIM.6662111132

Page 431: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

403

No Pernyataan Jawaban

SS (4)

S (3)

TS (2)

STS(1

) Tahap Seleksi

Perhatian spontan

1. Saya mengetahui keadaan koalisi partai politik (parpol) yang tidak seimbang dalam pilkada kabupaten Serang 2015

2. Saya lebih mengetahui adanya aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015 dari koalisi yang tidak seimbang

3. Saya mengetahui ada satu pasangan calon yang melakukan aksi borong parpol

Perhatian reflektif

4. Saya mencari kebenaran adanya aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015

5. Saya mengetahui proses penjaringan calon dari luar parpol merupakan pintu masuk bagi potensi melakukan hegemoni pemborongan parpol

6. Saya mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan intelektualitas calon

7. Saya mengetahui aspek moralitas yang diusung dalam aksi borong parpol lebih merupakan bentuk formalistik dan simbolik calon daripada kemampuan mendasar dari hasil seleksi calon yang berkualitas

8. Saya mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan responsibilitas calon

9. Saya mengetahui bahwa aspek responsibilitas calon merupakan bagian dari pencitraan dari pada suatu kemampuan membangun kerangka konsep pembangunan dalam proses seleksi yang berkualitas

10. Saya mengetahui aspek track record calon belum sepenuhnya lahir dari seleksi yang berkualitas

Page 432: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

404

11. Saya mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan lebih memperlihatkan popularitas dibandingkan informasi problematika dan realitas calon terhadap kebutuhan masa depan

SS (4)

S (3)

TS (2)

STS(1

) 12. Saya mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan oleh

pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan kemampuannya berinteraksi dengan lingkungan

13. Saya mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan kemampuannya berorganisasi, merencanakan dan mencapai tujuan

14. Saya mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan kemampuan mengidentifikasi permasalahan dan solusinya

15. Saya mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan kemampuan dalam mencanangkan kegiatan dan aktifitas pembangunan

Perhatian statis

16. Saya selalu melihat situasi politik yang melakukan aksi borong parpol oleh satu pasangan calon pada pilkada kabupaten Serang 2015 dari awal proses pilkada

17. Proporsi koalisi yang tidak seimbang, lebih mudah dipahami sebagai aksi borong parpol

Perhatian dinamis

18. Parpol dalam aksi borong parpol merupakan penggabungan antara koalisi merah putih dan koalisi indonesia hebat pada pilpres 2014 lalu

19. Parpol dalam koalisi borong parpol memiliki kesamaan tujuan kemenangan pilkada

20. Koalisi parpol dari calon kompetitor hanya berjumlah 3 parpol

Page 433: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

405

Tahap organisasi

Frame of reference (pengetahuan)

21. Aksi borong parpol memiliki tujuan kemenangan dalam pilkada

SS (4)

S (3)

TS (2)

STS(1

) 22. Aksi borong parpol tidak mengimplementasikan prinsip

dalam demokrasi

23. Aksi borong parpol merupakan pembuktian adanya transaksi dan komersialisasi parpol

24. Saya memperhatikan koalisi dari kandidat lain yang tidak melakukan aksi borong parpol

Freme of experience (pengalaman)

25. Kepentingan kemenangan pilkada dari golongan tertentu terlihat jelas pada aksi borong parpol

26. Aksi borong parpol tersebut mencerminkan bahwa demokrasi tidak lagi diimplementasikan dalam berpolitik yang baik

27. Jumlah ketidakseimbangan koalisi tersebut merupakan bukti nyata adanya aksi borong parpol yang dilakukan oleh satu pasangan calon

28. Saya memperhatikan proses konstelasi politik selama pilkada berlangsung

29. Aksi borong parpol menjadi tradisi dalam pilkada

Interpretasi

Pembentukan Makna

Page 434: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

406

30. Aksi borong parpol yang dilakukan membuat saya menjadi lebih mengetahui keberpihakan parpol kepada satu pasangan calon

31. Aksi borong parpol yang dilakukan membuat saya mengetahui proyeksi hasil kemenangan dalam pilkada

32. Aksi borong parpol dapat memobilisasi suara pemilih, termasuk saya

SS (4)

S (3)

TS (2)

STS(1

) 33. Aksi borong parpol berdampak pencitraan yang sempurna

pada masyarakat di lingkungan sekitar saya

Pembentukan ekspresi

34. Saya khawatir prinsip demokrasi sudah tidak diimplementasikan dalam berpolitik yang baik

35. Saya khawatir hegemoni kekuasaan inkamben akan semakin langgeng dengan dihalalkannya borong parpol oleh lembaga terkait proses pemilihan

36. Saya khawatir pilkada hanya formalitas saja tanpa melihat fungsi pilkada sebagai kontestasi berdasar demokrasi dalam sirkulasi kepemimpinan

37. Saya khawatir borong parpol akan selamanya menjadi tradisi jika tidak ada evaluasi dan amandemen regulasi dalam pilkada

Page 435: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

407

Nama responden : Nomor handphone : Kecamatan : Hari/tanggal :

KUESIONER Mohon diisi dengan lengkap dan teliti

A. Data Responden Jenis Kelamin : Laki-laki/perempuan (*coret yang tidak perlu) Usia : _______________ Domisili Desa : _______________

B. Tanggapan Responden Cara pengisian angket: 4. Pengisian angket dilakukan dengan cara memberi tanda check list (√)

pada setiap pernyataan angket 5. Bobot atau skor untuk setiap pernyataan adalah:

Sangat setuju : SS Skor : 4 Setuju : S Skor : 3 Tidak setuju : TS Skor : 2 Sangat tidak setuju : STS Skor : 1

6. Dimohon untuk mengisi jawaban sesuai dengan kenyataan sebenarnya demi tingkat kepercayaan hasil penelitian.

Nomor kuesioner:

Saya adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik,

UNTIRTA yang sedang melakukan penelitian SKRIPSI mengenai persepsi masyarakat

tentang aksi borong partai politik pada pilkada kabupaten Serang 2015. Kesediaan

Bapak / Ibu / Saudara / i untuk mengisi kuesioner penelitian ini sangat saya harapkan.

Pernyataan dan data responden hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian dan

diolah menggunakan kaidah keilmuan yang komprehensif serta sangat dijaga

kerahasiaannya. Mohon agar tidak ragu untuk menjawab karena semua jawaban benar,

dan tidak ada yang salah.

Terima kasih atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara / i mengisi kuesioner ini.

Hormat Saya,

Sayuda Anggoro Asih

NIM.6662111132

Page 436: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

408

No Pernyataan Jawaban

SS (4)

S (3)

TS (2)

STS(1)

Tahap Seleksi

Perhatian spontan

1. Saya mengetahui keadaan koalisi partai politik (parpol) yang tidak seimbang dalam pilkada kabupaten Serang 2015

2. Saya lebih mengetahui adanya aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015 dari koalisi yang tidak seimbang

3. Saya mengetahui ada satu pasangan calon yang melakukan aksi borong parpol

Perhatian reflektif

4. Saya mencari kebenaran adanya aksi borong parpol pada pilkada kabupaten Serang 2015

5. Saya mengetahui proses penjaringan calon dari luar parpol merupakan pintu masuk bagi potensi melakukan hegemoni pemborongan parpol

6. Saya mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan intelektualitas calon

7. Saya mengetahui aspek moralitas yang diusung dalam aksi borong parpol lebih merupakan bentuk formalistik dan simbolik calon daripada kemampuan mendasar dari hasil seleksi calon yang berkualitas

8. Saya mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan responsibilitas calon

9. Saya mengetahui bahwa aspek responsibilitas calon merupakan bagian dari pencitraan dari pada suatu kemampuan membangun kerangka konsep pembangunan dalam proses seleksi yang berkualitas

10. Saya mengetahui aspek track record calon belum sepenuhnya lahir dari seleksi yang berkualitas

Page 437: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

409

11. Saya mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan lebih memperlihatkan popularitas dibandingkan informasi problematika dan realitas calon terhadap kebutuhan masa depan

SS (4)

S (3)

TS (2)

STS(1)

12. Saya mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan kemampuannya berinteraksi dengan lingkungan

13. Saya mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan kemampuannya berorganisasi, merencanakan dan mencapai tujuan

14. Saya mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan kemampuan mengidentifikasi permasalahan dan solusinya

15. Saya mengetahui aksi borong parpol yang dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu lebih mempertimbangkan popularitas dibandingkan kemampuan dalam mencanangkan kegiatan dan aktifitas pembangunan

Perhatian statis

16. Saya selalu melihat situasi politik yang melakukan aksi borong parpol oleh satu pasangan calon pada pilkada kabupaten Serang 2015 dari awal proses pilkada

17. Proporsi koalisi yang tidak seimbang, lebih mudah dipahami sebagai aksi borong parpol

Perhatian dinamis

18. Parpol dalam aksi borong parpol merupakan penggabungan antara koalisi merah putih dan koalisi indonesia hebat pada pilpres 2014 lalu

19. Parpol dalam koalisi borong parpol memiliki kesamaan tujuan kemenangan pilkada

20. Koalisi parpol dari calon kompetitor hanya berjumlah 3 parpol

Page 438: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

410

Tahap organisasi

Frame of reference (pengetahuan)

21. Aksi borong parpol memiliki tujuan kemenangan dalam pilkada

SS (4)

S (3)

TS (2)

STS(1)

22. Aksi borong parpol tidak mengimplementasikan prinsip dalam demokrasi

23. Aksi borong parpol merupakan pembuktian adanya transaksi dan komersialisasi parpol

24. Saya memperhatikan koalisi dari kandidat lain yang tidak melakukan aksi borong parpol

Freme of experience (pengalaman)

25. Kepentingan kemenangan pilkada dari golongan tertentu terlihat jelas pada aksi borong parpol

26. Aksi borong parpol tersebut mencerminkan bahwa demokrasi tidak lagi diimplementasikan dalam berpolitik yang baik

27. Jumlah ketidakseimbangan koalisi tersebut merupakan bukti nyata adanya aksi borong parpol yang dilakukan oleh satu pasangan calon

28. Saya memperhatikan proses konstelasi politik selama pilkada berlangsung

29. Aksi borong parpol menjadi tradisi dalam pilkada

Interpretasi

Pembentukan Makna

Page 439: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

411

30. Aksi borong parpol yang dilakukan membuat saya menjadi lebih mengetahui keberpihakan parpol kepada satu pasangan calon

31. Aksi borong parpol yang dilakukan membuat saya mengetahui proyeksi hasil kemenangan dalam pilkada

32. Aksi borong parpol dapat memobilisasi suara pemilih, termasuk saya

SS (4)

S (3)

TS (2)

STS(1)

33. Aksi borong parpol berdampak pencitraan yang sempurna pada masyarakat di lingkungan sekitar saya

Pembentukan ekspresi

34. Saya khawatir prinsip demokrasi sudah tidak diimplementasikan dalam berpolitik yang baik

35. Saya khawatir hegemoni kekuasaan inkamben akan semakin langgeng dengan dihalalkannya borong parpol oleh lembaga terkait proses pemilihan

36. Saya khawatir pilkada hanya formalitas saja tanpa melihat fungsi pilkada sebagai kontestasi berdasar demokrasi dalam sirkulasi kepemimpinan

37. Saya khawatir borong parpol akan selamanya menjadi tradisi jika tidak ada evaluasi dan amandemen regulasi dalam pilkada

Page 440: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

412

LAMPIRAN 4

HASIL PRE-TEST KUESIONER

responden p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28 p29 p30 p31 p32 p33 p34 p35 p36 p37 skor_total

R1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 3 3 123

R2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 121

R3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 147

R4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108

R5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 147

R6 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 116

R7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 111

R8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 120

R9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 112

R12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 4 4 3 2 2 2 2 4 3 3 2 2 104

R16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 143

R17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 114

R18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 145

R19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 145

R22 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 116

R23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 147

R27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 106

R29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 136

R30 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 130

0,669239 0,876216 0,916033 0,916033 0,916033 0,819319 0,861521 0,9497 0,9497 0,874149 0,930399 0,930399 0,951951 0,902274 0,951951 0,951951 0,774926 0,82614 0,82614 0,835587 0,857342 0,9497 0,875673 0,898797 0,782915 0,646901 0,71738 0,897934 0,857983 0,76786 0,857983 0,76786 0,71738 0,897934 0,62343 0,459192 0,622244 1

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37

Page 441: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

413

LAMPIRAN 5

HASIL KUESIONER PENELITIAN

responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37 SKOR_TOTAL

R1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 3 3 123

R2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 121

R3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 147

R4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108

R5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 147

R6 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 116

R7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 111

R8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 120

R9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 112

R12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 4 4 3 2 2 2 2 4 3 3 2 2 104

R16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 143

R17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 114

R18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 145

R19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 145

R22 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 116

R23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 147

R27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 106

R29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 136

R30 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 130

R31 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 3 3 123

R32 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 121

R33 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 147

R34 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108

R35 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 147

R36 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 116

R37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 111

R38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 120

R39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 112

R42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R45 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 4 4 3 2 2 2 2 4 3 3 2 2 104

R46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 143

R47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 114

R48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 145

R49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 145

R52 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 116

R53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 147

R57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 106

R59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 136

R60 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 130

R61 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 3 3 123

R62 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 121

R63 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 147

R64 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108

R65 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 147

R66 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 116

R67 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 111

R68 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 120

R69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R71 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 112

R72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R73 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 4 4 3 2 2 2 2 4 3 3 2 2 104

R76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 143

R77 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 114

R78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 145

R79 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 145

R82 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 116

R83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R85 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R86 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 147

R87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R88 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 106

R89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 136

R90 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 130

R91 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 145

R92 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 116

R93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148

R95 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

R96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 147

R97 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 146

R98 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 106

R99 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 136

R100 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 130

validitas manual 0,693341 0,868085 0,915439 0,915439 0,915439 0,812544 0,865727 0,946066 0,946066 0,862318 0,930395 0,930395 0,94934 0,890632 0,94934 0,94934 0,771611 0,833393 0,833393 0,840903 0,840903 0,946066 0,872194 0,899053 0,771192 0,660515 0,725748 0,892201 0,85618 0,776902 0,85618 0,776902 0,725748 0,892201 0,599146 0,439743 0,63651 1

Page 442: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

414

LAMPIRAN 6

BUKTI BIMBINGAN SKRIPSI

Page 443: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

415

Page 444: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

416

Page 445: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

417

Page 446: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

418

Page 447: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

419

Page 448: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

420

LAMPIRAN 7

LOKASI PENELITIAN

Page 449: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

421

Page 450: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

422

Page 451: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

423

Page 452: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

424

Page 453: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

425

Page 454: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

426

Page 455: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

427

Page 456: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

428

Page 457: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

429

Page 458: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

430

Page 459: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

431

Page 460: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

432

Page 461: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

433

Page 462: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

434

Page 463: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

435

Page 464: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

436

Page 465: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

437

LAMPIRAN 8

FOTO PROSES PENELITIAN

Page 466: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

438

Page 467: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

439

Page 468: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

440

Page 469: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

441

Page 470: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

442

Page 471: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

443

Page 472: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

444

Page 473: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

445

Page 474: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

446

Page 475: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

447

Page 476: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

448

Page 477: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

449

Page 478: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

450

`

Page 479: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

451

LAMPIRAN 9

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 480: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Sayuda Anggoro Asih

Alamat / Address : Komp.BMS P56 Serang

Kode Post / Postal Code : 14140

Nomor Telepon / Phone : 08979466932

Email : [email protected]

Jenis Kelamin / Gender : Laki-Laki

Tanggal Kelahiran / Date of Birth : 9 Juni 1993

Status Perkawinan / Marital Status : Belum Menikah

Warga Negara / Nationality : Indonesia

Agama / Religion : Islam

Berat Badan / Weight : 60 Kg

Tinggi Badan / Height : 180 Cm

Page 481: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan

Educational and Professional Qualification

Jenjang Pendidikan :

Education Information

Periode Sekolah / Institusi / Universitas Jurusan IPK

1999 - 2005 SDN Sukapura 04 - -

2005 - 2008 SMPN 30 Jakarta Utara - -

2008 - 2011 SMAN 75 Jakarta Utara IPS -

2011 - 2016 UNIVERSITAS SULTAN AGENG

TIRTAYASA

S-1 Reguler

ILMU

KOMUNIKASI

3,74

Pendidikan Non Formal / Training – Seminar - Organisasi

1. Rohis (2009)

2. Pimpinan Majelis Permusyawaratan Kelas (2009)

3. English Debating Club Untirta (2011)

4. Keluarga Seni Kampus (2011)

5. Seminar Nasional dan Workshop Film dengan tema “Find Your Soul” (2011)

6. Seminar Kewirausahaan IBM (2014)

7. Seminar Kebangsaan (2014)

8. Koordinator Dewan Controling DPM FISIP UNTIRTA 2012

Page 482: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG AKSI BORONG PARTAI …repository.fisip-untirta.ac.id/684/1/file 2 persepsi masyarakat tentang aksi borong... · 11. Seluruh dosen pengajar di program studi

9. Sekretaris Dewan DPM FISIP UNTIRTA 2013

10. Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa FISIP UNTIRTA (2014)

11. Anggota Komisi III DPM UNTIRTA 2015

12. Steering Commite Kepanitian Seminar Nasional Pelatihan Parlemen DPR-

RI (2014)

13. Owner “coconut cafe” Program Mahasiswa Wirausaha (2012)

14. Komisaris II CV.GRIYANI GROUP (2015-sekarang)

15. Staff Koordinator Acara Seminar Pajak Kanwil DJP Banten (2014)

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.

Serang, 29 Juni 2016

Sayuda Anggoro Asih