Pasal Janji borong

27

Click here to load reader

Transcript of Pasal Janji borong

Page 1: Pasal Janji borong

Pasal 1TUGAS PEKERJAAN

1. PenugasanPemberi tugas memberikan tugas kepada Pemborong, dan Pemborong menerima tugas tersebut yaitu untuk melaksanakan pekerjaan The Rotaryana Prima Branch Office & Café Improvement, Bali, yang meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :

a. Melaksanakan dan menyerahkan pekerjaan-pekerjaan setelah selesai kepada Pemberi Tugas, Proyek The Rotaryana Prima Branch Office & Café Improvement Bali sesuai dengan yang tertera pada Dokumen Kontrak.

b. Pemborong wajib menyerahkan gambar-gambar yang sesuai dengan yang dilaksanakan (as built drawing) dan Buku-buku Pegangan (Manuals) kepada Pemberi Tugas.

2. Kewajiban

a. Pemborong harus taat kepada syarat-syarat kontrak ini dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan yang tertera di gambar-gambar kontrak dan yang diuraikan dalam spesifikasi pekerjaan dan di dalam lingkup syarat-syarat ini, hingga dalam segala hal Pemberi Tugas merasa puas.

b. Bilamana Pemborong menemukan sesuatu ketidaksesuaian atau penyimpangan antara gambar-gambar kontrak dan/atau spesifikasi pekerjaan, ia harus segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dengan menggunakan ketidaksesuaian atau penyimpangan itu, Konsultan Pengawas harus mengeluarkan petunjuk mengenai hal itu setelah konsultasi dengan Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana.

c. Pemberi Tugas harus memberikan kepada Pemborong dengan cuma-cuma mengenai letak dan batas-batas, gradiasi dan ciri-ciri dari lapangan proyek, dan tentang bangunan-bangunan yang telah ada di sana, Pemberi Tugas harus menyediakan segala gambar-gambar dan spesifikasi pekerjaan yang diperlukan untuk peleksanaan pekejaan dengan baik.

3. Instruksi

a. Pemberi Tugas dalam memberikan segala instruksi harus secara tertulis. Instruksi kepada Pemborong yang berkaitan dengan pelaksanaan dokumen kontrak dilakukan melalui dan menurut pertimbangan Konsultan Pengawas.

b. Pemborong harus taat pada syarat kontrak dalam memenuhi semua perintah Pemberi Tugas yang diberikan kepadanya dengan segera. Bilamana dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah ia menerima pemberitahuan dari Pemberi Tugas agar perintahnya dipenuhi, dan Pemborong tidak juga memenuhinya, maka Pemberi Tugas boleh mengangkat dan membayar orang lain untuk melaksanakan pekerjaan apa saja yang dikehendaki oleh perintah tersebut, dan segala ongkos yang dikeluarkan kerena penugasan orang-orang lain itu, harus atau boleh diambil dari pembayaran apa saja yang harus atau akan dibayarkan kepada Pemborong, menurut kontrak ini.

4. Pengambilan PeilPemberi Tugas harus menyediakan bagi Pemborong gambar-gambar yang memungkinkan Pemborong dapat memulai pekerjaan pada peil dasar.

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 1 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 2: Pasal Janji borong

Pemborong harus bertanggung jawab untuk membetulkan kesalahan apapun yang disebabkan oleh karena ia tidak memulai pekerjaan dengan cara yang seksama, seluruhnya atas biaya sendiri.

Pasal 2DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. ReferensiPekerjaan tersebut dalam Pasal 1 diatas harus dilaksanakan oleh Pemborong atas dasar referensi sebagaimana tersebut dalam lampiran, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjanjian ini. Lampiran yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Gambar-gambar (termasuk gambar detail) Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan semua perubahan sesuai dengan Berita Acara Rapat Penjelasan merupakan bagian dari kontrak ini.

b. Jenis dan Volume pekerjaan (BOQ) yang telah disepakati.

2. Dokumen Surat Perjanjian

a. Kontrak ini harus ditandatangani dalam rangkap 3 (tiga) yang sama bunyinya.

b. Pembuatan dokumen kontrak dan aslinya menjadi tanggungan Pemborong.

c. Apabila sewaktu-waktu mungkin diperlukan gambar-gambar tambahan dan gambar-gambar detail, baik untuk menjelaskan atau memperbesar gambar-gambar kontrak atau untuk memungkinkan Pemborong melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat ini, Pemborong harus dapat membuat 3 (tiga) rangkap gambar-gambar tersebut atas biaya sendiri.

Pasal 3DIREKSI/PENGAWAS LAPANGAN

1. Untuk melakukan pengendalian pekerjaan terdiri atas pengawasan dan tindakan pengkoreksian, Pemberi Tugas menunjukkan Konsultan Pengawas yaitu ……..….. sebagai Direksi Pekerjaan yang bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas.

2. Apabila pejabat atau Badan Hukum yang ditunjuk dalam Pasal 3 ayat 1 ini berhalangan atau tidak dapat menjalankan kewajibannya, maka Pemberi Tugas akan menunjuk penggantinya secara tertulis dan disampaikan kepada Pemborong.

3. Pemborong harus mematuhi segala petunjuk (dalam hal teknis) dan atau perintah Direksi Pekerjaan/Pemberi Tugas.

4. Kewajiban Pengawas Lapangan

a. Pemberi Tugas menunjuk dan mengangkat Konsultan Pengawas sebagai Wakil Pemberi Tugas dalam pengawasan lapangan (Supervisor) yang berkewajiban mengamati dan

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 2 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 3: Pasal Janji borong

mengawasi pekerjaan serta menguji dan memeriksa bahan-bahan yang akan dipakai dan kemampuan pekerjaan (Workmanship) yang ada hubungannya dengan pekerjaan dan Pemborong harus memberikan segala fasilitas yang layak untuk melaksanakan kewajiban ini. Pemberi Tugas dapat memberi petunjuk dan perintah-perintah lapangan (field order) menyangkut pada perubahan/penambahan biaya harus ada penguatan dari Pemberi Tugas secara tertulis.

b. Pengawas Lapangan yang diangkat berkewajiban mengamati dan mengawasi pekerjaan sehari-hari di lapangan dan menguji serta memeriksa bahan-bahan yang akan dipakai atau kemampuan pekerjaan (Workmanship) yang ada hubungannya dengan pekerjaan, dan Pemborong harus memberikan segala fasilitas yang layak untuk pelaksanaan kewajiban itu.

c. Jika Pemborong tidak mengindahkan petunjuk dan instruksi-instruksi tertulis dari Pengawas Lapangan mengenai suatu pekerjaan atau bahan, Pemberi Tugas sesudah itu berhak untuk menolak pekerjaan atau bahan-bahan dan memerintahkan pembongkaran, menyingkirkan atau pendobrakan pekerjaan, jika hal tersebut tidak dapat disetujui.

d. Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas boleh (tetapi tidak dengan secara tidak adil atau menyulitkan) mengeluarkan perintah yang menghendaki penggantian siapa saja dari pekerjaan.

Pasal 4BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT

1. Bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan tersebut dalam Pasal 1 perjanjian ini, harus disediakan oleh Pemborong.

2. Pemborong wajib membuat tempat atau gudang yang baik untuk menyimpan bahan-bahan dan alat-alat serta menyediakan angkutan atau memindahkan bahan-bahan dan alat-alat tersebut guna lancarnya pekerjaan.

3. Pemberi Tugas/Direksi Pekerjaan berhak menolak bahan-bahan dan alat-alat yang disediakan oleh Pemborong, jika kualitasnya tidak memenuhi persyaratan.

4. Jika bahan-bahan dan alat-alat tersebut ditolak oleh Pemberi Tugas/Direksi Pekerjaan, maka Pemborong harus menyingkirkan bahan-bahan dan alat-alat tersebut dari lokasi pekerjaan dalam waktu 2x24 jam, kemudian menggantikan dengan yang memenuhi persyaratan.

5. Tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat, tidak dapat dijadikan alasan keterbatasan pekerjaan.

6. Semua bahan-bahan, barang-barang dan pembuatannya harus dari masing-masing jenis standar (mutu) yang disebut dalam spesifikasi pekerjaan.

7. Pemborong menjamin Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut kontrak ini seluruhnya dalam keadaan baru dan baik dan semua pekerjaan harus berkualitas baik, bebas dari cacat dan kekurangan-kekurangan dan sesuai dengan standar-standar serta dianggap memenuhi syarat. Bila diminta oleh Konsultas Pengawas, Pemborong harus memberikan bukti yang cukup mengenai macam dan kualitas bahan bangunan dan perlengkapan yang digunakan.

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 3 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 4: Pasal Janji borong

8. Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas boleh mengeluarkan instruksi agar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa atau mengatur untuk dan mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-barang (baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan ke dalam pekerjaan atau sejenis pekerjaan yang sudah dilaksanakan) dan biaya untuk membuka atau pengujiannya bersama dengan biaya perbaikannya harus sudah termasuk dalam harga kontrak.

9. Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas boleh mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan; pekerjaan/barang/bahan apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak ini.

Pasal 5TENAGA KERJA DAN UPAH

1. Agar pekerjaan berjalan seperti yang ditetapkan Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang cukup jumlah, keahlian dan ketrampilannya.

2. Ongkos-ongkos dan upah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut ditanggung oleh Pemborong.

3. Pemborong wajib menyelenggarakan program Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) sesuai dengan Peraturan pemerintah yang berlaku.

Pasal 6PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Di tempat pekerjaan harus selalu ada wakil dari Pemborong yang ditunjuk sebagai Pimpinan Pelaksana/Tenaga Ahli, dan dapat menerima/memberikan/memutuskan segala petunjuk-petunjuk dari Direksi Pekerjaan.

2. Penunjukkan Pimpinan Pelaksana ini harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas.

3. Apabila menurut pertimbangan Pemberi Tugas, Pimpinan Pelaksana/Tenaga Ahli yang digunakan oleh Pemborong tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan, maka Pemberi Tugas memberitahukan secara tertulis kepada Pemborong, dan Pemborong segera mengganti dengan tenaga ahli yang lain yang memenuhi persyaratan tersebut.

4. Pemborong bertanggung jawab atas segala kerugian Pemberi Tugas sebagai akibat perbuatan orang-orang yang dipekerjakan olehnya.

5. Pemborong harus menugaskan secara terus menerus staf pelaksana yang cakap dan memenuhi syarat sesuai dengan yang tersebut dalam isian prakualifikasi, dan segala instruksi yang diberikan oleh Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas kepadanya harus dianggap telah disampaikan kepada Pemborong.

Pasal 7SUB KONTRAKTOR

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 4 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 5: Pasal Janji borong

1. Pada dasarnya Pemborong boleh bekerja sama dengan Sub Kontraktor (golongan ekonomi lemah setempat) atau leverensir barang, bahan dan jasa.

2. Apabila suatu bagian pekerjaan akan diserahkan kepada suatu Sub Kontraktor, maka Pemborong harus memberitahukan hal tersebut secara tertulis kepada Pemberi Tugas, setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan termaksud dalam Pasal 3.

3. Jika ternyata bahwa Pemborong telah menyerahkan pekerjaan kepada Sub Kontraktor tanpa persetujuan Direksi pekerjaan maka setelah Direksi Pekerjaan memberi peringatan tertulis kepada Pemborong, Pemborong harus mengembalikan keadaan sehingga sesuai dengan isi Surat Perjanjian ini, semua biaya yang telah dikeluarkan oleh Pemborong atau Sub Kontraktor itu, ditanggung oleh Pemborong sendiri.

4. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang diserahkan kepada Sub Kontraktor dengan persetujuan Direksi Pekerjaan, Pemborong harus melakukan koordinasi atas pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan oleh Sub Kontraktor itu serta melakukan pengawasan bersama-sama Direksi Pekerjaan.

5. Pemborong bertanggung jawab penuh atas pekerjaan dari Sub Kontraktor dan segala sesuatu yang menyangkut hubungan antara Pemborong dengan Sub Kontraktor.

6. Pemborong diharuskan membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketentuan ayat 1 di atas, kepada Pemimpin Proyek dalam hal ini Pemberi Tugas.

7. Pemborong tidak boleh menyerahkan (memindahkan) kontrak pemborongan ini kepada Pihak Ketiga/Pihak Lain tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas (persetujuan tersebut tidak akan ditunda-tunda secara tidak layak sehingga merugikan Pemborong). Jika terjadi sesuatu keadaan dimana terjadi Pemborong berhenti maka Sub Kontraktor harus segera berhenti. Pemberi Tugas tidak akan memberi ganti rugi apapun kepada Sub Kontraktor.

Pasal 8JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai selesai 100% yang disebut dalam Pasal 1 perjanjian ini ditetapkan selama ……. (………………….) hari kalender terhitung sejak SPK dikeluarkan yaitu tanggal ………………. s/d ………………., yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 Pasal ini tidak dapat dirubah oleh Pemborong, kecuali adanya “Keadaan Memaksa” seperti diatur dalam Pasal 9 Perjanjian ini, atau adanya perintah penambahan pekerjaan sesuai Pasal 14 Perjanjian ini dan waktu penyelesaian ditambah.

3. Jika pekerjaan telah selesai 100%, maka Pemberi Tugas dan Pemborong bersama-sama menandatangani suatu Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama (I) dan bertepatan dengan kesempatan itu dan diserahkan segala sesuatu yang dimaksud dalam kontrak ini termasuk penyerahan As Built Drawing pada tanggal yang tercantum dalam Dokumen ini.

4. Segala cacat, susut kerusakan atau kesalahan lain yang timbul selama masa pemeliharaan, yang disebabkan oleh bahan-bahan, dan cara pelaksanaan yang tidak sesuai dengan kontrak

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 5 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 6: Pasal Janji borong

ini, harus diperinci oleh Pengawas Lapangan dalam daftar kerusakan yang harus disampaikan kepada Pemborong. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima daftar tersebut Pemborong harus memperbaiki segala cacat, susut, kerusakan atau kesalahan lain atas biaya Pemborong.

5. Perpanjangan waktu pelaksanaan

a. Pemborong diharuskan memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada pemberi Tugas setiap saat menemui kenyataan adanya hambatan kemajuan pekerjaan dan diminta penjelasan penyebabnya. Hambatan Penyelesaian suatu hambatan harus dilaporkan kepada Pemberi Tugas secara tertulis termasuk perkiraan jumlah waktu keterlambatan tersebut.

b. Berdasarkan laporan-laporan kumulatif seperti yang disebut pada ayat a diatas yang telah disampaikan kepada Pemberi Tugas secara periodik Pemborong diperbolehkan mengajukan perpanjangan waktu paling lambat 2 (dua) minggu terakhir sebelum tanggal penyerahan pertama.

c. Kemungkinan pemberian perpanjangan waktu penyelesaian atas permintaan dari Pemborong oleh Pemberi Tugas adalah sangat kecil apabila ayat 5a dan 5b diatas tidak dipenuhi oleh Pemborong.

d. Apabila perpanjangan yang diminta oleh Pemborong disetujui oleh Pemberi Tugas maka dengan ketentuan Jaminan Pelaksanaannya segera harus diperpanjang dan segala biaya yang sehubungan dengan persetujuan perpanjangan waktu dibebankan kepada Pihak Kontraktor kecuali akibat keadaan memaksa Force Majeure.

e. Perpanjangan waktu akan diberikan kepada Pemborong apabila penyebab hambatan pekerjaan yang dialami adalah karena:- Force Majeure/Keadaan Memaksa.- Cuaca yang sangat buruk.- Banyaknya perubahan atau variasi pekerjaan akibat permintaan pemberi tugas.

f. Pemberi Tugas akan memberikan perpanjangan waktu yang adil dan layak dengan cara tertulis, termasuk hal-hal yang harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan di atas.

6. Penyelesaian SebagianBilamana sewaktu-waktu pekerjaan hampir selesai, Pemberi Tugas atas persetujuan Pemborong hendak menggunakan sebagian atau beberapa bagian dari bangunan yang dalam syarat ini disebut “Bagian yang relevan”, maka lepas dari apa yang dinyatakan atau diartikan dalam ayat manapun dari syarat ini.

a. Dalam 7 (tujuh) hari sejak tanggal dimana Pemberi Tugas akan mempergunakan “Bagian yang relevan” tersebut Konsultan Pengawas akan mengeluarkan Sertifikat yang menyatakan nilai harga kira-kira dari bagian yang dipergunakan, dan untuk maksud-maksud dari syarat-syarat ini (tetapi tidak untuk lainnya) nilai harga yang dinyatakan akan dianggap nilai seluruh bagian yang diperlukan.

b. Untuk maksud-maksud dari ayat 3, 4, 5 dan 6 Pasal ini, “Bagian yang relevan” akan dianggap secara praktis telah selesai dan masa pemeliharaan pada bagian itu akan dianggap telah dimulai pada tanggal dimana Pemberi Tugas mempergunakan.

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 6 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 7: Pasal Janji borong

c. Apabila Pemborong telah menyerahkan “Bagian yang relevan” kepada Pemberi Tugas maka sejak tanggal Pemberi Tugas mempergunakan seluruhnya menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas.

Pasal 9KEADAAN MEMAKSA

1. Yang termasuk dalam “Keadaan Memaksa” adalah peristiwa-peristiwa seperti berikut:

a. Bencana Alam (gempa bumi, tanah longsor, banjir).

b. Perang, huru – hara, pemogokan, pemberontakan dan epidemi yang secara keseluruhan ada hubungan secara langsung dengan penyelesaian pekerjaan pemborongan ini.

c. Kejadian langsung yang dapat diterima oleh Direksi akibat tindakan Pemerintah di bidang Moneter dan Ekonomi yang pelaksanaannya sesuai dengan petunjuk Pemerintah.

2. Apabila terjadi “Keadaan Memaksa” Pemborong harus segera memberitahukan kepada Pemberi Tugas tertulis selambat – lambatnya dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak adanya “ Keadaan memaksa “ berakhir.

3. Atas pemebritahuan Pemborong, Pemberi Tugas akan menyetujui atau menolak secara tertulis “ Keadaan Memaksa “ itu dalam jangka waktu 3 X 24 jam sejak adanya pemberitahuan tersebut.

4. Jika dalam waktu 3 X 24 jam pemberitahuan Pemborong kepada Pemberi Tugas tidak memberitahukan jawabannya, maka Pemberi Tugas dianggap menyetujui adanya “ Keadaan Memaksa “ tersebut.

5. Bilamana “ Keadaan Memaksa “ itu ditolak oleh Pemberi Tugas, maka berlaku ketentuan – ketentuan Pasal 18, 19 dan 20 perjanjian ini.

Pasal 10MASA PEMELIHARAAN

1. Masa pemeliharaan atas hasil pekerjaan ditetapkan selama …. ( …………… ) hari kalender, terhitung sejak Serah Terima I ( Pertama ), yang dinyatakan dengan “ Berita Acara Serah Terima I ( Pertama )”, yang kesemuanya dibuat dengan persetujuan Pemberi Tugas.

2. Dalam hal adanya perbaikan – perbaikan yang dilakukan dalam masa pemeliharaan melampui waktu pemeliharaan tersebut dalam ayat 1 Pasal ini, maka masa pemeliharaan dihitung sampai dengan berakhirnya perbaikan yang dilakukan tersebut.

3. Semua biaya perbaikan yang dikeluarkan dalam masa pemeliharaan ditanggung Pemborong.

4. Selain seperti apa yang disebut dalam ayat 4 Pasal 8 dari syarat-syarat ini, jika Pemberi Tugas menganggap perlu, ia boleh mengeluarkan instruksi agar Pemborong memperbaiki segala cacat, susut dan kesalahan lainnya yang akan timbul dalam masa pemeliharaan dan yang disebabkan oleh bahan-bahan dan cara pelaksanaan yang tidak sesuai dengan kontrak.

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 7 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 8: Pasal Janji borong

Pemborong harus memenuhinya dalam waktu 1 (satu) bulan sejak menerima instruksi itu, seluruhnya atas biaya sendiri.

5. Apabila pemborong tidak memperbaiki segala kerusakan seperti tercantum dalam Pasal 8 ayat 4 dan Pasal 10 ayat 4 diatas, maka pekerjaan perbaikan tersebut akan dilakukan oleh Pemberi Tugas dengan biaya yang dibebankan kepada Pemborong.

Pasal 11JAMINAN PELAKSANAAN DAN JAMINAN UANG MUKA

1. Jaminan Pelaksanaan

a. Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan borongan maka selambat-lambatnya pada saat perjanjian ini ditandatangani Pemborong wajib menyerahkan kepada Pemberi Tugas Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan berupa Surat Jaminan Bank Pemerintah/Bank lain/Lembaga Keuangan yang ditetapkan Menteri Keuangan yaitu …% (….. persen) dari Harga Borongan atau sebesar Rp. …………….,- (…..Rupiah) untuk jangka waktu sampai dengan selesainya Masa Pemeliharaan.

b. Surat Jaminan Bank tersebut pada huruf a ayat 1 Pasal ini, akan diserahkan kembali oleh Pemberi Tugas kepada Pemborong setelah berakhirnya Masa Pemeliharaan kecuali jika berlaku ketentuan dalam Pasal 11 ayat 3 perjanjian ini.

2. Jaminan Uang Muka

a. Sebelum pembayaran angsuran uang muka oleh Pemberi Tugas kepada Pemborong dilakukan, Pemborong wajib menyerahkan kepada Pemberi Tugas Jaminan Uang Muka berupa Surat Jaminan Bank Pemerintah/Bank lain/Lembaga Keuangan/Asuransi yang ditetapkan Menteri Keuangan yaitu minimum sebesar nilai uang muka tersebut.

b. Jaminan Uang Muka tersebut pada huruf a ayat 2 Pasal ini, secara berangsur-angsur akan diperhitungkan dalam angsuran pembayaran berikutnya sebagaimana termaksud pada Pasal 13 kecuali jika berlaku ketentuan dalam Pasal 11 ayat 3 perjanjian ini.

c. Jaminan Uang Muka ini harus dapat diperpanjang dan akan dikembalikan setelah total uang muka tersebut selesai pengembaliannya.

3. Apabila Pemborong mengundurkan diri atau bila terjadi pemutusan atau pembatalan kontrak secara sepihak, maka Jaminan ini menjadi milik Pemberi Tugas.

Pasal 12HARGA BORONGAN

1. Jumlah Harga Borongan pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 perjanjian ini adalah Rp….,- (…….Rupiah) telah termasuk pajak-pajak dan biaya lainnya yang sah dan merupakan jumlah yang pasti.

2. Dalam jumlah Harga Borongan tersebut di atas sudah termasuk segala pengeluaran pemborongan beserta pajak-pajak dan pungutan-pungutan lainnya.

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 8 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 9: Pasal Janji borong

3. Harga Kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah secara bagaimanapun (lump sum dan harga tetap), selain mangikuti ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini. Segala kekeliruan baik hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap telah diterima oleh kedua belah pihak.

Pasal 13CARA PEMBAYARAN

Pembayaran harga borongan tersebut dalam Pasal 12 di atas, dilakukan secara bertahap dalam perincian seperti berikut:

1. Pembayaran Pertama kepada Pemborong dapat berupa uang muka sebesar …% (….persen) dari Harga Borongan pada Pasal 12 atau sama dengan Rp…….,- (……Rupiah) yang akan dibayarkan setelah Pemborong memberikan jaminan uang muka berupa Surat Jaminan Bank sebagaimana tersebut dalam Pasal 11 Surat Perjanjian ini.

2. Pembayaran selanjutnya diatur sebagai berikut:Paling banyak …… (….) kali setiap …. (….) minggu sesuai prosentase prestasi pekerjaan yang sah, dikurangi prosentase tersebut terhadap Uang Muka yang diterima sebagai angsuran pengembalian Uang Muka, dikurangi 5% dari nilai yang akan dibayarkan di atas sebagai retensi.

3. Setiap pengajuan permintaan pembayaran harus dibuat dalam sekurang-kurangnya rangkap 3 (tiga) dengan disertai:

a. Invoice/Surat Tagihan.

b. Sertifikat Pembayaran dari Pengawas Lapangan.

c. Kuitansi.

d. Berita Acara Prestasi Pekerjaan yang disetujui Konsultan Pengawas.

e. Faktur Pajak.

f. Dokumentasi proyek dan foto-foto kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

4. Jangka waktu pelaksanaan pembayaran sejak sertifikat pembayaran diterbitkan dan tagihan diterima oleh Pemberi Tugas adalah tidak lebih dari ….. (…….) hari.

Pasal 14PERUBAHAN PEKERJAAN

1. Yang dimaksud perubahan pekerjaan adalah pekerjaan tambah atau kurang yang terjadi karena pengubahan atau penggantian atas rencana, kualitas dari pekerjaan yang tercantum dalam gambar-gambar kontrak dan terurai dalam spesifikasi serta termasuk penambahan, pembatalan dan penggantian dari macam maupun standar setiap bahan atau barang yang dipergunakan dalam pekerjaan dan dilaksanakan dengan perintah tertulis dari Pemberi Tugas.

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 9 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 10: Pasal Janji borong

2. Perubahan-perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaan hanya dianggap sah bila mendapat perintah tertulis Direksi/Pemberi Tugas dengan menyebutkan jelas jenis dan perincian pekerjaan.

3. Perhitungan penambahan dan pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga satuan pekerjaan.

4. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan tertulis dari Direksi/Pemberi Tugas.

5. Untuk pekerjaan tersebut di atas, dapat dibuat perjanjian tambahan atau addendum.

6. Pengawas Lapangan dengan persetujuan Pemberi Tugas dapat mengeluarkan instruksi tertulis yang menghendaki perubahan berupa pekerjaan tambahan atau kurang yang layak dan tidak merusak isi kontrak ini.

7. Sebelum membuat sesuatu perubahan dari gambar-gambar kontrak atau spesifikasi pekerjaan yang diperlukan untuk penyesuaian yang telah disebut di atas, Pemborong harus memberitahukan kepada Pemberi Tugas secara tertulis dengan menerangkan dan memberi alasan atas perubahan tersebut dan Pemberi Tugas akan mengeluarkan petunjuk/instruksi mengenai hal ini.

8. Nilai dari perubahan pekerjaan jika tidak ada persetujuan lain harus diikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Harga-harga dalam daftar perincian harus dipakai sebagai dasar dalam menentukan penilaian dari pekerjaan yang bersifat sama dan yang dilaksanakan dengan syarat-syarat yang serupa.

b. Harga-harga dalam daftar perincian harga dimana pekerjaan tidak serupa atau tidak dikerjakan dengan syarat-syarat yang serupa tetapi sifat pekerjaan tersebut ada kesamaan dasar harga untuk pekerjaan yang sama sifatnya sejauh biasa dianggap layak.

c. Harga satuan pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar perincian harga ditentukan bersama oleh Pemborong dan Pemberi Tugas, dengan dibantu Konsultan Pengawas serta melalui penelitian harga.

Pasal 15PENGAMANAN TEMPAT KERJA DAN TENAGA KERJA

1. Pemborong bertanggung jawab atas keamanan tempat kerja/tenaga kerja, kebersihan halaman, bangunan-bangunan, gudang, alat-alat dan bahan-bahan bangunan selama pekerjaan berlangsung.

2. Pemborong bertanggung jawab/wajib untuk menyediakan sarana untuk menjaga keselamatan para pekerja, guna menghindarkan bahaya yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

3. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan, maka Pemborong diwajibkan memberi pertolongan kepada korban-korban dan segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibatnya menjadi beban/tanggung jawab Pemborong.

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 10 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 11: Pasal Janji borong

4. Pemborong wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan ketertiban, dalam hal para tenaga kerjanya tinggal sementara di lokasi pekerjaan.

5. Hubungan antara tenaga kerja dengan Pemborong sepanjang tidak diatur secara khusus, tunduk pada peraturan perburuhan yang berlaku.

6. Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborongan diwajibkan mengadakan segala yang diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu seperti pertolongan pertama, sanitasi air minum dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Kontraktor juga diwajibkan memenuhi segala peraturan, tata tertib, ordonansi Pemerintah atau Pemerintah setempat, termasuk mengasuransikan tenaga kerja.

Pasal 16LAPORAN

1. Pemborong wajib membuat laporan berkala baik mengenai pelaksanaan secara keseluruhan maupun pelaksanaan pekerjaan oleh Sub Kontraktor (golongan ekonomi lemah setempat) dan segala sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 perjanjian ini.

2. Pemborong wajib membuat catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan jika diminta oleh Pemberi Tugas untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.

3. Segala laporan dan atau catatan tersebut dalam ayat 1 dan 2, Pasal ini, dibuat berbentuk buku harian rangkap 3 (tiga) diisi pada formulir yang telah disetujui Direksi pekerjaan dan harus selalu berada di tempat pekerjaan.

4. Pemborong wajib membuat laporan dan menyerahkan kepada Pemberi Tugas foto-foto dokumentasi yang dimasukkan dalam album proyek tentang pelaksanaan, perkembangan, kegiatan hasil kerja dari tiap-tiap pos pelaksanaan/bagian pekerjaan sampai selesai yang dibuat dalam rangkap 3 (tiga).

5. Pemborong harus memenuhi dan memberikan segala keterangan yang dikehendaki oleh Pemerintah dan menaati peraturan-peraturan apapun yang dikeluarkan oleh Pemerintah setempat atau penegak hukum yang mempunyai wewenang mengenai pekerjaan yang ada atau akan ada hubungannya dengan mereka.

Pasal 17SANKSI DAN DENDA

1. Jika Pemborong setelah mendapat peringatan tertulis 3 (tiga) kali (peringatan terakhir harus diketahui oleh Pemberi Tugas) berturut-turut tidak mengindahkan kewajiban-kewajiban sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 ayat 3; Pasal 4 ayat 1, 2, dan 4; Pasal 6 ayat 1 dan 3; Pasal 7 ayat 2, Pasal 16 ayat 2 dan 4 serta Pasal 17 perjanjian ini, maka untuk setiap kali melakukan kelalaian, Pemborong wajib membayar denda kelalaian sebesar Rp. ………….. (……………..Rupiah).

2. Apabila Pemborong tetap mengabaikan kewajibannya, meskipun telah didenda, maka Pemberi Tugas akan memberikan teguran kepada Pemborong untuk mengindahkan kewajibannya,

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 11 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 12: Pasal Janji borong

apabila Pemborong tetap tidak mengindahkan kewajibannya, maka akan dikenakan denda sebesar 0,...% (….. per mil) per hari dari Harga Borongan.

3. Jika Pemborong tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pemborongan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang tercantum dalam Pasal 9 ayat 5 perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan Pemborong wajib membayar denda kelambatan sebesar 0,…% (….. per mil) dari harga borongan.

Pasal 18RESIKO

1. Jika hasil pekerjaan Pemborong musnah dengan cara apapun sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas, maka Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul kecuali bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, banjir), perang huru-hara dan pemberontakan.

2. Jika hasil pekerjaan Pemborong sebagian atau seluruhnya musnah disebabkan oleh suatu cacat-cacat tersembunyi dalam struktur atau disebabkan oleh retaknya tanah karena kurang baiknya pekerjaan tanah hingga mengakibatkan kerusakan, maka Pemborong bertanggung jawab selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan hasil pekerjaan kepada Pemberi Tugas.

3. Jika hasil pekerjaan Pemborong sebagian atau seluruhnya musnah disebabkan karena kesalahan dalam bestek dan atau disebabkan karena perubahan penggunaan/fungsi, maka segala kerugian yang timbul ditanggung oleh Pemberi Tugas.

4. Jika pada waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang diakibatkan tidak masuknya, atau tidak tersedianya bahan-bahan atau alat-alat karena semata-mata kesalahan Pemborong, maka segala resiko akibat kemacetan pekerjaan tersebut manjadi tanggung jawab Pemborong.

5. Segala persoalan dan tuntutan para tenaga kerja maupun Sub Kontraktor menjadi beban Pemborong sepenuhnya atau dengan kata lain Pemberi Tugas bebas dari segala tuntutan para tenaga kerja dan sub kontraktor yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini baik di dalam maupun di luar pengadilan.

6. Bilamana selama Pemborong melaksanakan pekerjaan pemborongan ini menimbulkan kerugian bagi Pihak Ketiga/Pihak Lain (orang-orang yang tidak ada hubunganya dengan perjanjian) maka segala kerugian ditanggung oleh Pemborong.

Pasal 19ASURANSI

1. Dua minggu setelah penunjukan pekerjaan, Pemborong atas biaya sendiri harus mempertanggungjawabkan seluruh resiko yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut Pasal 1 kepada suatu Maskapai Asuransi yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas.

2. Jenis Asuransi adalah Construction All Risk Insurance :

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 12 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 13: Pasal Janji borong

a. Kerugian materi (material damage)Yang memberikan jaminan terhadap segala kerugian dan kerusakan materi yang meliputi pekerjaan tetap (permanent works), pekerjaan sementara (temporary works), pekerjaan persiapan (prepatory works), instalasi pembangunan (contruction machine), bahan-bahan bangunan (materials) akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi mulai saat pelaksanaan pekerjaan atau peralatan, mesin-mesin dan bahan tiba di tempat pekerjaan (job site) dan selama pekerjaan berlangsung.Jumlah pertanggungan untuk pekerjaan ini adalah :i. Harga Kontrak (Contract Prise).ii. Harga bahan-bahan bangunan dan bagian-bagian yang disediakan oleh Pemberi

Tugas sepanjang belum termasuk dalam harga kontrak.iii. Harga/nilai instalasi pembangunan dan peralatan (Construction Plant & Equipment)

sepanjang belum termasuk dalam harga kontrak.iv. Jumlah pertanggungan mesin-mesin pembangunan (Construction Machineries)

berdasarkan ‘Replacement Value’.

b. Masa Pemeliharaan (maintenance liability).Yang memberikan jaminan terhadap segala kerusakan/kerugian yang ditimbulkan oleh Pemborong sebagai akibat segala kegiatannya dalam pelaksanaan kewajiaban dan tanggungjawabnya selama masa pemeliharaan.

c. Tanggung jawab hukum terhadap Pihak Ketiga/Pihak Lain (Third Party Liability) yang memberikan jaminan terhadap tanggungjawab hukum Pemborong terhadap Pihak Ketiga/Pihak Lain untuk luka-luka badan (Bodily Injure) dan atau kerusakan harta benda tersebut juga meliputi tapi tidak terbatas pada segala kerugian dan kerusakan benda untuk Pemberi Tugas seperti bangunan, instalasi, tiang dan kawat listrik, tiang dan kabel telpon, pipa-pipa air, konstruksi sipil lainnya, tanpa kecuali yang dapat disebut ‘existing property’ jenis pertanggungan harus:i. Untuk luka-luka badan termasuk meninggal dunia pada setiap kecelakaan.ii. Untuk luka-luka badan termasuk meninggal dunia pada setiap saat.iii. Untuk kerusakan harta benda pada setiap peristiwa.iv. Untuk ‘existing property’ setiap peristiwa.

3. Selain menutup asuransi tersebut dalam butir 2, Pemborong juga harus menutup pertanggungan asuransi kecelakaan untuk staf Direksi Pengawas, Kepala Proyek, Perencana, Staff Pemilik Bangunan, dan tamu-tamu khusus yang akan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas.

4. Surat Polis tersebut harus atas nama Pemberi Tugas dan bersama-sama kuitansi dan premi yang telah dibayar oleh Pemborong, harus diserahkan kepada Pemberi Tugas.

5. Bila Pemborong tidak mengasuransikan pekerjaan dan bahan atau tidak memperpanjang asuransi sedangkan pekerjaan belum selesai, maka Pemberi Tugas akan mengasuransikan segala sesuatunya tersebut dengan mengurangi jumlah yang akan dibayarkan kepada Pemborong.

Pasal 20PENYELESAIAN PERSELISIHAN

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 13 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 14: Pasal Janji borong

1. Landasan dari peraturan umum dalam perjanjian ini sesuai dengan AV41.

2. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya diselesaikan secara musyawarah.

3. Jika perselisihan ini tidak teratasi oleh masing-masing pihak, maka kedua belah pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaian masalah kepada Badan Abritasi Nasional Indonesia.

4. Perselisihan yang dimaksud adalah perselisihan atau ketidaksesuaian paham yang timbul antara Pemberi Tugas dengan Pemborong, baik selama pembangunan atau setelah penyelesaian atau setelah pekerjaan ditinggalkan, yang mengenai hal teknik pembangunan dalam syarat-syarat kontrak ini, atau ada hubungan dengan soal-soal itu untuk penyelesaian ini selalu diadakan Arbitrase sesuai dengan undang-undang Arbritase RI.

5. Selama berlangsungnya perselisihan, maka pekerjaan tersebut tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Pasal 21PEMUTUSAN PERJANJIAN OLEH PEMBERI TUGAS

1. Pemberi Tugas berhak memutuskan perjanjian ini secara sepihak, dengan pemberitahuan tertulis 7 (tujuh) hari sebelumnya setelah melakukan peringatan/teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dalam waktu 3x24 jam setiap peringatan, dalam hal Pemborongan:

a. Dalam satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Perjanjian ini tidak atau belum mulai melaksanakan pekerjaan pemborongan sebagaimana diatur dalam Pasal 1.

b. Dalam waktu satu bulan berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan pemborongan yang telah dimulai.

c. Secara langsung atau tidak tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian pekerjaan pemborongan ini.

d. Jika pekerjaan pemborongan ini dilaksanakan oleh Pemborong tidak sesuai dengan jadwal waktu (Time Schedule) yang dibuat oleh Pemborong dan telah disetujui oleh Pemberi Tugas/Direksi Pekerjaan.

2. Jika terjadi pemutusan perjanjian secara sepihak oleh Pemberi Tugas sebagaimana termaksud dalam ayat 1 Pasal ini, Pemberi Tugas dapat menunjuk Pemborong lain atas kehendak dan berdasarkan pilihan sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan pemborongan tersebut. Pemborong harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas segala arsip, gambar-gambar, perhitungan-perhitungan dan keterangan-keterangan lainnya yang berhubungan dengan Surat Perjanjian Pemborongan ini.

3. Dalam hal demikian maka jaminan pelaksanaan dan Jaminan Uang Muka sebagaimana termaksud dalam Pasal 11 menjadi milik Pember Tugas, Jaminan Bank yang telah diserahkan Pemborong kepada Pemberi Tugas dan diperhitungkan dengan prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan Pemborong.

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 14 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 15: Pasal Janji borong

4. Tanpa mengurangi hak-hak lain yang dimiliki Pemberi Tugas, jika Pemborong lalai dan tidak bertindak menurut kontrak atau menurut perintah Pemberi Tugas, antara lain:

a. Pemborong tanpa alasan yang dapat diterima menunda sama sekali pelaksanaan pekerjaan sebelum selesai.

b. Pemborong tidak dapat melanjutkan pekerjaan dengan kesungguhan dan teratur.

c. Pemborong menolak atau mengabaikan peringatan tertulis dari Pemberi Tugas yang menghendaki penyingkiran pekerjaan yang cacat atau bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat, hingga dengan penolakan dan kelalaian tersebut pekerjaan benar-benar terkena akibatnya.

d. Pemborong tidak memenuhi ketentuan-ketentuan Pasal 4 ayat 2 dan 3 dan Pasal 17 dalam syarat-syarat kontrak ini.

e. Denda terhadap Pemborong karena keterlambatan penyerahan pekerjaan sebelum mencapai jumlah maksimum. Maka Pemberi Tugas berhak memberikan peringatan secara tertulis dengan jangka waktu yang wajar kepada Pemborong, untuk memperbaiki kelalaiannya.

5. Tanpa mengurangi hak-hak lain yang dimiliki Pemberi Tugas jika Pemborong setelah 3 (tiga) kali berturut-turut tidak mengindahkan peringatan-peringatan tersebut atau dalam pelaksanaan selanjutnya melakukan kelalaian yang sama, maka Pemberi Tugas tanpa mengurangi hak-hak lainnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari sejak pengulangan atau penerusan kelalaian itu boleh segera memutuskan kontrak dengan Pemborong secara sepihak, yang dikirimkan sebagai surat tercatat atau diantar memakai tanda penerimaan tanpa melalui peradilan.

6. Apabila denda yang dikenakan pada pemborong telah mencapai harga sebesar 5% (lima persen), dari harga kontrak tetapi Pemborong tidak menunjukkan kemajuan yang berarti, maka Pemberi Tugas dapat menetapkan bahwa Pemborong tidak mampu menyelesaikan pekerjaan. Bila hal itu terjadi maka Pemberi Tugas dapat memutuskan perjanjian ini secara sepihak dengan catatan Pemborong tidak lepas dari tanggung jawab atas hasil pekerjaan yang dilaksanakan serta Jaminan Pelaksanaan menjadi milik Pemberi Tugas.

Pasal 22PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA OLEH KONTRAKTOR

Tanpa mengurangi rasa keadilan maka Kontraktor setelah melakukan pemberitahuan sebanyak 3 kali maka berhak untuk memutuskan hubungan kerja bila :

1. Pemberi Tugas gagal melaksanakan pembayaran Termijn dalam waktu lebih dari 28 hari sejak pembayaran harus dilaksanakan.

2. Jika Pemberi Tugas mengalami kebangkrutan atau perusahaannya diambil alih akibat keterlibatan utang piutang dengan perusahaan lain.

Pasal 23

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 15 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 16: Pasal Janji borong

BEA METERAI DAN PAJAK

1. Bea meterai surat perjanjian ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menjadi beban Pemborong.

2. Pemborong harus membayar dan membebaskan Pemberi Tugas dari tanggung jawab membayar upah atau biaya (termasuk segala pungutan dan pajak), yang resmi menurut peraturan pemerintah setempat atau penegak hukum mengenai pekerjaan dan biaya yang harus dipenuhi harus dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak.

3. Harga kontrak harus dianggap telah termasuk semua pajak dan cukai yang resmi dapat dipungut oleh petugas pemerintah menurut peraturan dan tata tertib yang berlaku, Pemborong tidak memperoleh kelonggaran dari wajib pajak dan cukai dalam pelaksanaan kontrak.

Pasal 24PERUBAHAN KURS VALUTA ASING

1. Perubahan harga akibat dari perubahan kurs valuta asing sesuai dengan fluktuasi pasar adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.

2. Perubahan harga akibat dari perubahan kurs valuta asing yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam program devaluasi yang diumumkan oleh pemerintah melalui lembaga-lembaga keuangan akan diakui sebagai perubahan harga.

Pasal 25TEMPAT KEDUDUKAN

Segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan pekerjaan ini kedua belah pihak telah memilih tempat kedudukan (domisili) yang tetap dan sah di Kantor Panitera Pengadilan Negeri sesuai dengan alamat Pemberi Tugas.

Pasal 26PENUTUP

Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) bermeterai cukup yang sama kuatnya untuk Pemberi Tugas dan Pemborong, selebihnya diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan ada hubungannya dengan pekerjaan pemborongan ini.

PEMBERI TUGAS, PEMBORONG

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 16 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT

Page 17: Pasal Janji borong

PT. ROTARYANA PRIMA

SAKSI I SAKSI II

( ) ( )

PT. ROTARYANA PRIMA Perjanjian Borongan - 17 THE ROTARYANA PRIMA IMPROVEMENT