PERSEPSI DAN EKSPEKTASI ORANG TUA LOKAL...
Transcript of PERSEPSI DAN EKSPEKTASI ORANG TUA LOKAL...
-
196
PERSEPSI DAN EKSPEKTASI ORANG TUA LOKAL (BALI)
TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA
INGGRIS DI SEKOLAH DASAR BALI PUBLIC SCHOOL DENPASAR
KAITANNYA DENGAN LANGKANYA PENGGUNAAN BAHASA BALI
Luh Ketut Sri Widhiasih dan Ni Putu Dian Sawitri
Universitas Mahasaraswati Denpasar [email protected] dan [email protected]
ABSTRACT
This descriptive qualitative case study aimed at describing perception and expectation of Balinese local
parents towards the use of bahasa and English at Sekolah Dasar Bali Public School Denpasar as the relation with
the extinct of Balinese use and describing strategies used by school to facilitate the perception and expectation.
The focus of this research was Balinese local parents and headmaster of Sekolah Dasar Bali Public School
Denpasar. The data in this research is qualitative data. Qualitative data was taken from open questionnaire and
structured interview about their perception and expectation and from structured interview about strategies used
by the school to facilitate the perception and expectation. The data was taken by using the researcher as the key
instrument and the other instruments such as, list of open questionnaires questions and structured interview.
The result of the open questionnaires and structured interviews were analysed descriptively by using Interactive
Model. Result of this research showed that Balinese local parents were more focus to the use of their children
bahasa and English at school compared with the use of Balinese. On the other hand, Balinese local parents
expected role model in this case teacher to give example about the use of bahasa and English while toward the
use of Balinese, Balinese local parents expected more practices than theory. Knowing the perception and the
expectation of Balinese local parents, the school has done some strategies to facilitate them.
Key words: bilingual education, perception, expectation
PENDAHULUAN
Berdasarkan UU No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Indonesia dinyatakan
bahwa pendidikan yang diharapkan di Indonesia adalah pendidikan yang mampu mewujudkan suasana dan
proses belajar yang mampu membantu peserta didik mencapai potensi dirinya dalam berbagai bidang. Untuk
mencapai hal yang dinyatakan sebelumnya tersebut dibutuhkan peran semua elemen masyarakat untuk
mendukung perkembangan pendidikan tersebut. Salah satu elemen yang terdekat dengan peserta didik adalah
keluarga, dalam hal ini orang tua. Peran serta orang tua adalah sangat penting pada perkembangan pendidikan
anaknya (Levine dan Lezotte, 1995 dalam Cava, 1998). Peran orang tua dalam pendidikan seharusnya menjadi
prioritas karena orang tua lah yang paling mengetahui perkembangan anaknya. Jadi, orang tua tidak bisa
menyerahkan tanggung jawab pendidikan sepenuhnya pada sekolah.
UU No. 20 pasal 7 Tahun 2003 menerangkan tentang peran orang tua dalam pemilihan satuan pendidikan
dan hak memperoleh informasi tentang perkembangan anaknya oleh orang tua. Dalam pemilihan satuan
pendidikan, sekarang ini orang tua cenderung memilih sekolah dwi bahasa untuk pendidikan anaknya. Sekolah
dwi bahasa disini adalah sekolah yang menggunakan dua bahasa (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris) dalam
proses pembelajarannya. Antusiasme orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah dwi bahasa disambut baik
oleh pihak sekolah dengan menambah jumlah kursi yang ditawarkan setiap tahunnya dan pembangunan sekolah-
sekolah sejenis.
Maraknya perkembangan sekolah dwi bahasa berjalan tidak seiring dengan perkembangan penggunaan
bahasa Bali sebagai bahasa daerah. Peran serta orang tua yang tinggi dalam pendidikan anaknya adalah
karakteristik dari sekolah yang efektif (Levine dan Lezotte, 1995 dalam Cava, 1998). Partisipasi orang tua bisa
-
197
berupa partisipasi mereka dalam memberikan persepsi dan ekspektasi terhadap perkembangan pendidikan
anaknya. Iklim ini ingin dimanfaatkan oleh peneliti untuk mengetahui persepsi dan ekspektasi orang tua lokal
(Bali) terhadap penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di Sekolah Dasar Bali Public School Denpasar
kaitannya dengan langkanya penggunaan bahasa Bali dan strategi sekolah untuk memfasilitasi persepsi dan
ekspektasi orang tua untuk kemajuan pendidikan di sekolah tersebut. Jadi rumusan permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana persepsi dan ekspektasi orang tua lokal (Bali) terhadap penggunaan bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris di Sekolah Dasar Bali Public School Denpasar kaitannya dengan langkanya
penggunaan bahasa Bali dan bagaimana sekolah memfasilitasi persepsi dan ekspektasi orang tua lokal (Bali)
tersebut?
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di salah satu sekolah dwi bahasa di Denpasar yaitu Sekolah Dasar Bali Public
School. Fokus dari penelitian ini adalah 10 orang tua lokal (Bali) dari siswa yang dipilih dengan teknik sampel
acak dan kepala sekolah.
Penelitian ini berjenis studi kasus yang menggunakan pendekatan kualitatif. Data tentang persepsi dan
ekspektasi orang tua lokal (Bali) dan strategi sekolah memfasilitasi persepsi dan ekspektasi orang tua tersebut
didapatkan melalui angket terbuka yang kemudian dikonfirmasi dengan wawancara terstruktur. Angket terbuka
disebarkan terlebih dahulu kemudian disusul dengan wawancara terstruktur. Data tentang strategi sekolah
memfasilitasi persepsi dan ekspektasi orang tua didapatkan dengan wawancara terstruktur dengan kepala
sekolah.
Hasil dari angket terbuka dan wawancara terstruktur dianalisis secara kualitatif untuk melihat persepsi dan
ekspektasi orang tua lokal (Bali) terhadap penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di Sekolah Dasar
Bali Public School Denpasar kaitannya dengan langkanya penggunaan bahasa Bali dan strategi sekolah untuk
memfasilitasinya. Data angket terbuka didapat melalui lembar pertanyaan yang dibagikan kepada orang tua
lokal. Sedangkan data wawancara terstruktur didapatkan melalui daftar pertanyaan wawancara terstruktur.
Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan Model Interaktif yang terdiri dari empat langkah yaitu
pengumpulan data, penyaringan data, penyajian data, dan pembuatan kesimpulan/verivikasi (Miles dan
Huberman, 1994). Langkah-langkah tersebut dilakukan untuk menemukan pola yang diharapkan sehingga dapat
disimpulkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Menurut data angket terbuka, orang tua lokal (Bali) menyatakan anak mereka sudah mulai belajar di sekolah
dwi bahasa sejak umur 3-6 tahun. Kebanyakan dari mereka memulai pendidikan dwi bahasa anak mereka sejak
dini yaitu dimulai pada jenjang pendidikan Kelompok Bermain.
Persepsi Orang Tua Lokal (Bali)
Berdasarkan data pada angket terbuka, sebagian orang tua lokal (Bali) berpandangan bahwa dengan
memasukkan anak mereka sejak dini di sekolah dwi bahasa akan membantu anak mereka mendapat pendidikan
yang bermutu,menguasai bahasa Inggris lebih dini, memiliki lafal bahasa Inggris yang bagus, mampu
berkomunikasi di era global, memiliki masa depan yang lebih baik, dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
-
198
nantinya. Melihat persepsi ini peneliti melihat orang tua lokal (Bali) ini lebih memfokuskan perkembangan
bahasa Inggris saat memasukkan anaknya ke sekolah dwi bahasa. Mereka berpandangan dengan memiliki
kompetensi bahasa Inggris yang cakap maka masa depan anak mereka akan cemerlang.
Walaupun dapat dilihat dari hasil angket terbuka tadi bahwa antusiasme orang tua lokal (Bali) tersebut
sangat tinggi untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah dwi bahasa, tetapi menurut data angket terbuka juga
menunjukkan bahwa sedikit orang tua lokal (bali) yang mempersiapkan anaknya dalam hal mempelajari bahasa
secara khusus sebelum anak-anaknya memasuki jenjang sekolah. Sebagian besar orang tua menyatakan bahwa
mereka membiasakan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam keseharian, tidak secara khusus
mengikutkan anak mereka program kursus berbahasa, karena menurut mereka bahasa adalah sebuah proses
pembiasaan.
Dilihat dari penggunaan bahasa di sekolah, persepsi orang tua siswa lokal (Bali) beragam. Sebagian
menyatakan porsinya sudah seimbang penggunaannya dan sebagian lagi menyatakan sudah cukup bahkan
kurang karena dirasa penggunaan bahasa Indonesia mendominasi dalam kesehariannya di sekolah baik dalam
pembelajaran di dalam kelas maupun komunikasi di luar kelas.
Persepsi orang tua lokal (Bali) dilihat dari penggunaan bahasa Bali di sekolah menunjukkan bahwa mereka
sudah merasa penggunaan bahasa Bali di sekolah baik, sesuai dengan standar atau kurikulumnya. Beberapa
orang tua lokal (Bali) ini menyatakan ketidakpuasan mereka tentang penggunaan bahasa Bali di sekolah yang
terkesan teoritis dan kurang praktis, sehingga berdampak pada anak mereka tidak menyukai penggunaan bahasa
Bali karena tidak praktis dan cenderung susah diaplikasikan.
Orang tua lokal (Bali) juga tidak menunjukkan kekhawatiran mereka akan perkembangan penggunaan
bahasa Bali anaknya. Mereka memiliki beberapa landasan atas sikap mereka yang tidak khawatir tersebut,
seperti misalnya karena fokus mereka menyekolahkan anaknya di sekolah ini memang bukan pada penggunaan
bahasa Bali melainkan pada penggunaan Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, sehingga penggunaan bahasa
Bali yang kurang di sekolah tidak menjadi sebuah kekhawatiran mereka. Alasan lain juga diungkapkan oleh
salah seorang orang tua lokal bahwa penggunaan bahasa Bali anak mereka sudah dilatih dirumah dengan
kerabatnya yang memiliki bahasa ibu yang sama yaitu bahasa Bali. Jika dilihat dari sedikit orang tua yang
merasa khawatir dengan perkembangan bahasa Bali anaknya, mereka berpendapat bahwa penggunaan bahasa
Bali anaknya terinterfensi dengan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di sekolah.
Ekspektasi Orang Tua Lokal (Bali)
Menurut data pada angket terbuka dan wawancara terstruktur dinyatakan bahwa orang tua memiliki
ekspektasi bahwa setelah anaknya menempuh pendidikan di sekolah berjenis ini, anaknya akan memiliki
kualiatas lebih tinggi dari anak-anak lain yang bersekolah di sekolah nasional biasa. Dengan memiliki kualitas
yang lebih tinggi maka mereka berharap anak-anaknya mampu berkomukasi dalam dua bahasa ini dengan baik
sehingga dapat bersaing di dunia global seperti sekarang ini. Persaingan yang dimaksud disini adalah persaingan
di dunia kerja dimana orang tua ini berekspektasi dengan memiliki bekal bersekolah di sekolah dwi bahasa akan
mengantarkan anak mereka pada pekerjaan yang lebih baik.
Orang tua lokal (Bali) mengharapkan di sekolah ini terjadi pengajaran bahasa yang berkarakter. Ini
dimaksud pengajaran bahasa di sekolah ini agar tidak hanya berfokus pada ilmu dan keterampilannya saja tetapi
juga memperhatikan sikap yang sesuai dengan kaidah penggunaannya. Orang tua lain menyatakan bahwa dia
tidak terlalu berharap banyak, cukup anaknya diajarkan materi yang sesuai kurikulum saja sehingga sesuai
-
199
dengan tingkat perkembangan anak seusianya. Struktur kalimat dan dasar-dasar berbahasa juga diharapkan
menjadi prioritas dari sekolah ini dalam penggunaan bahasanya, karena menurut orang tua jika dasarnya sudah
baik maka aplikasinya akan baik pula. Berbicara mengenai aplikasi, tidak sedikit orang tua lokal (Bali) yang
berharap ditambahnya porsi aplikasi berupa latihan bercakap-cakap menggunakan bahasa target. Dengan adanya
latihan bercakap-cakap di kelas akan membiasakan siswa untuk menggunakan bahasa tersebut di luar kelas
dengan baik. Orang tua berharap komunikasi yang tercipta lebih interaktif antar seluruh warga sekolah.
Berkaitan dengan aplikasi, orang tua lokal (Bali) mengharapkan adanya contoh dari guru dalam penggunaan
bahasa tersebut dengan baik dan benar. Adanya guru penutur asli bahasa tersebut (bahasa Inggris misalnya)
adalah harapan lain dari orang tua lokal (Bali) karena menurut mereka dengan adanya guru penutur asli mampu
memberikan contoh langsung bagaimana bahasa itu secara alami disampaikan. Keberanian dan kepercayaan diri
anak dalam berbahasa merupakan salah satu harapan orang tua lokal (Bali) untuk ditingkatkan di sekolah ini,
mengingat walaupun anaknya memiliki pengetahuan yang baik dalam berbahasa tetapi sebaliknya tidak
memiliki keberanian dalam mengungkapkannya maka penggunaan bahasanya akan tersendat.
Orang tua lokal (Bali) juga memiliki ekspektasi tentang perkembangan penggunaan bahasa Bali anaknya di
Sekolah Dasar Bali Public School Denpasar. Orang tua berharap kedepannya agar penggunaan bahasa Bali lebih
ditingkatkan dengan ditambahnya jam pelajaran bahasa Bali, begitu juga lomba-lomba yang berkaitan dengan
penggunaan bahasa Bali. Mengemas pembelajaran bahasa Bali dengan lebih menarik sehingga anak tertarik
untuk mempelajarinya dan tidak mengganggap bahasa Bali adalah pelajaran yang menakutkan dan
membosankan adalah harapan lain dari orang tua lokal (Bali). Orang tua berharap agar pratek menggunakan
bahasa Bali diperbanyak, tidak hanya mempelajari tentang kosakata tetapi juga mempraktekkannya dalam
percakapan sehari-hari. Motivasi dari guru akan pentingnya penggunaan bahasa Bali dalam kehidupan sehari-
hari menjadi harapan lain, sehingga anak ingin belajar bahasa Bali karena sudah tahu pentingnya. Motivasi
disini dapat berupa sejenis penghargaan bagi siswa yang menggunakan bahasa Bali secara rutin untuk
merangsang kecintaan siswa untuk menggunakan bahasa Bali dimana pun kapan pun sebagai usaha pelestarian
budaya.
Strategi Sekolah Memfasilitasi Persepsi dan Ekspektasi Orang Tua Lokal (Bali)
Kaitannya dengan penggunaan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di sekolah yang menurut pandangan
orang tua lokal (Bali) sudah baik secara umum tetapi masih ada harapan orang tua lokal (Bali) agar pihak
sekolah memfasilitasinya dengan menyediakan guru penutur asli bahasa tersebut, dalam hal ini bahasa Inggris,
berkaitan dengan persepsi dan ekspektasi ini kepala sekolah menyatakan telah mencoba menyediakan beberapa
guru penutur bahasa Inggris dari India untuk memenuhi ekspektasi tersebut yang kepala sekolah rasa hal itu
belum dapat memuaskan ekspektasi dari orang tua. Pihak sekolah masih saja terus berupaya untuk mengadaan
guru penutur bahasa Inggris asli dengan menghubungi konsulat negara-negara bersangkutan tetapi sampai saat
ini masih menemui kendala. Untuk itu pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah sedang berusaha
meningkatkan kinerja guru-guru penutur bahasa Inggris yang berasal dari India tersebut untuk setidaknya dapat
mendekati ekspektasi dari orang tua tersebut.
Berikutnya, menanggapi persepsi orang tua lokal (Bali) yang beranggapan bahwa bahasa Indonesia
mendominasi penggunaan bahasa sehari-hari di sekolah dan ekspektasi orang tua lokal (Bali) yang menyatakan
agar sekolah menambah porsi pengaplikasian bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, kepala sekolah menegaskan
-
200
bahwa pihaknya menyadari iklim itu karena populasi kebanyakan siswa adalah siswa Indonesia atau yang
bahasa rumahnya adalah bahasa Indonesia jadi di sekolah pun mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam
berkomunikasi. Melihat kondisi itu, pihak sekolah sudah mengaplikasikan sebuah program hari berbahasa
tertentu, misalnya hari senin selasa adalah English Day, Rabu adalah hari berbahasa Bali, sedangkan Kamis
Jumat mereka boleh berbahasa Indonesia.
Program berikutnya kembali digagas untuk memaksimalkan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris di sekolah ini, misalnya dengan menugaskan setiap kelas secara bergantian setiap harinya untuk
menampilkan sesuatu dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris atau bahasa Bali, misalnya berpuisi, bernyanyi,
berdrama,dan keterampilan berbahasa lainnya di depan seluruh warga sekolah di pagi hari sebelum kelas
dimulai. Program ini menjawab ekspektasi orang tua yang mengharapkan anaknya selain memiliki ilmu dalam
berbahasa juga memiliki keberanian dan kepercayaan diri dalam menggunakan bahasa tersebut.
Berkaitan dengan persepsi dan ekspektasi orang tua lokal (Bali) terhadap penggunaan bahasa Bali di
sekolah, dimana orang tua berpandangan bahwa selama ini penggunaan dan pengajaran bahasa Bali sudah cukup
dan sesuai dengan kurikulum, sejalan dengan itu kepala sekolah mengiyakan bahwa pihaknya telah
melaksanakan pelajaran bahasa Bali dengan mengacu pada keputusan gubernur Bali yang memasukkan
pelajaran Bahasa Bali sebagai salah satu muatan lokal dan mendapat jam pelajaran sebanyak dua jam pelajaran
seminggu. Walaupun orang tua sudah merasa penggunaan bahasa Bali di sekolah cukup, tetapi mereka masih
mengharapkan jumlah jam mata pelajaran bahasa Bali ditambah dan pengajarannya pun jangan hanya berkisar
pada teori berbahasa Bali tetapi lebih pada aplikasinya. Merespon ekspektasi itu, kepala sekolah menyatakan
bahwa pihaknya hanya mengikuti kurikulum yang datang dari pusat dimana lagi-lagi dinyatakan bahwa porsi
muatan lokal bahasa Bali di sekolah dasar hanya dua jam pelajaran seminggu dan materi yang diajarkan di kelas
pun juga demikian sudah sesuai dengan panduan yang ada.
Melihat banyaknya ekspektasi yang diungkapkan oleh orang tua terhadap perkembangan penggunaan bahasa
Bali anaknya di sekolah ini, kepala sekolah menyikapinya dengan akan berusaha menambah aktifitas-aktifitas
ekstrakurikuler di bidang bahasa dan budaya Bali seperti menulis cerpen dalam bahasa Bali dan bercerita dalam
bahasa Bali sehingga bahasa Bali mendapatkan porsi lebih dan penggunaannya juga lebih aplikatif. Selebihnya
kepala sekolah berharap agar hasil penelitian ini juga sampai kepada pemerintah daerah dalam hal ini dinas
kebudayaan Bali agar selanjutnya disikapi persepsi dan ekspektasi yang berkembang di lapangan ini.
Pembahasan
Berdasarkan pada hasil observasi awal terhadap anak-anak yang bersekolah di Sekolah Dasar Bali Public
School Denpasar yang jarang sekali menggunakan bahasa Bali pada kesehariannya membawa peneliti
mengadakan penelitian tentang persepsi dan ekspektasi orang tua lokal (Bali) terhadap penggunaan bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris di Sekolah Dasar Bali Public School Denpasar.
Setelah mendata persepsi orang tua lokal (Bali) tentang hal tersebut melalui angket terbuka dan wawancara
terstruktur ditemukan bahwa secara umum orang tua lokal (Bali) memang memfokuskan pendidikan anaknya di
sekolah dwi bahasa untuk mendapatkan keterampilan dua bahasa target yaitu bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris, sedangkan keterampilan bahasa Bali tidak menjadi fokus karena menurut orang tua tersebut penggunaan
bahasa Bali dapat dilatih diluar sekolah dan akan menjadi proses pembiasaan di lingkungannya yang berbahasa
Bali.
-
201
Hasil data ekspektasi orang tua lokal (Bali) terhadap penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di
sekolah nasional plus kaitannya dengan penggunaan bahasa Bali menunjukkan bahwa orang tua memiliki
ekspektasi yang besar akan peningkatan penggunaan bahasa Bali anaknya dibantu oleh pihak sekolah dalam
penyediaan fasilitas berupa kegiatan-kegiatan yang dapat melatih penggunaan bahasa Bali tersebut.
Hasil data persepsi dan ekspektasi tersebut kemudian direspon baik oleh pihak sekolah dengan memfasilitasi
persepsi dan ekspektasi tersebut dengan program-program sekolah yang sudah maupun yang akan dilaksanakan
sehingga tercapai kondisi perkembangan bahasa anak yang diharapkan oleh semua warga sekolah dalam hal ini
orang tua.
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Persepsi orang tua lokal (Bali) terhadap penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di Sekolah Dasar
Bali Public School Denpasar kaitannya dengan langkanya penggunaan bahasa Bali menunjukkan bahwa
orang tua lebih memfokuskan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris anaknya di sekolah
sedangkan penggunaan bahasa Bali tidak.
2. Ekpektasi orang tua lokal (Bali) terhadap penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di Sekolah
Dasar Bali Public School Denpasar kaitannya dengan langkanya penggunaan bahasa Bali menunjukkan
bahwa orang tua menginginkan guru untuk mencontohkan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
yang baik sedangkan terhadap penggunaan bahasa Bali orang tua menginginkan lebih banyak praktis dari
pada teori.
3. Strategi pihak sekolah untuk memfasilitasi persepsi dan ekspektasi orang tua lokal (Bali) tersebut ada yang
sudah dilaksanakan dan ada yang akan segera dilaksanakan, tetapi pihak sekolah menginginkan peran serta
semua elemen untuk mewujudkannya bersama-sama.
UCAPAN TERIMA KASIH
Tersusunnya artikel ini tidak luput dari bantuan dan dorongan dari beberapa pihak terkait. Melalui
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Yang terhormat Ibu Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar atas kepercayaan dan pembiayaan
yang diberikan kepada penulis untuk penelitian ini.
2. Yang penulis hormati Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas
Mahasaraswati Denpasar atas izin dan petunjuknya.
3. Yang penulis hormati Dekan FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar atas izin dan petunjuknya.
4. Yang penulis hormati pihak Sekolah Dasar Bali Public School Denpasar atas izinnya penulis dapat
mengadakan penelitian disana.
5. Yang penulis hormati seluruh orang tua lokal (Bali) yang menjadi subjek penelitian ini atas waktu dan
kerjasamanya.
DAFTAR PUSTAKA
Cava, G. F. (1998). Parent attitudes involvement and satisfaction with two-way immersion programs.
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=0&did=734108351&SrchMode=1&sid=1&Fmt=2&VInst=P
ROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1134659962&clientId=48072
Dokumen UU No. 20 Tahun 2003
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=0&did=734108351&SrchMode=1&sid=1&Fmt=2&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1134659962&clientId=48072http://proquest.umi.com/pqdweb?index=0&did=734108351&SrchMode=1&sid=1&Fmt=2&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1134659962&clientId=48072
-
202
Miles, Matthew B. and Huberman, A. Michael. 1994. Qualitative Data Analysis, Second Edition .London: S age
Publications