PERSEPSI DAN EKSPEKTASI ORANG TUA LOKAL...

download PERSEPSI DAN EKSPEKTASI ORANG TUA LOKAL …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/29-LUH_WIDHIASIH-KL… · TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DAN ... memiliki masa depan yang

If you can't read please download the document

Transcript of PERSEPSI DAN EKSPEKTASI ORANG TUA LOKAL...

  • 196

    PERSEPSI DAN EKSPEKTASI ORANG TUA LOKAL (BALI)

    TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA

    INGGRIS DI SEKOLAH DASAR BALI PUBLIC SCHOOL DENPASAR

    KAITANNYA DENGAN LANGKANYA PENGGUNAAN BAHASA BALI

    Luh Ketut Sri Widhiasih dan Ni Putu Dian Sawitri

    Universitas Mahasaraswati Denpasar [email protected] dan [email protected]

    ABSTRACT

    This descriptive qualitative case study aimed at describing perception and expectation of Balinese local

    parents towards the use of bahasa and English at Sekolah Dasar Bali Public School Denpasar as the relation with

    the extinct of Balinese use and describing strategies used by school to facilitate the perception and expectation.

    The focus of this research was Balinese local parents and headmaster of Sekolah Dasar Bali Public School

    Denpasar. The data in this research is qualitative data. Qualitative data was taken from open questionnaire and

    structured interview about their perception and expectation and from structured interview about strategies used

    by the school to facilitate the perception and expectation. The data was taken by using the researcher as the key

    instrument and the other instruments such as, list of open questionnaires questions and structured interview.

    The result of the open questionnaires and structured interviews were analysed descriptively by using Interactive

    Model. Result of this research showed that Balinese local parents were more focus to the use of their children

    bahasa and English at school compared with the use of Balinese. On the other hand, Balinese local parents

    expected role model in this case teacher to give example about the use of bahasa and English while toward the

    use of Balinese, Balinese local parents expected more practices than theory. Knowing the perception and the

    expectation of Balinese local parents, the school has done some strategies to facilitate them.

    Key words: bilingual education, perception, expectation

    PENDAHULUAN

    Berdasarkan UU No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Indonesia dinyatakan

    bahwa pendidikan yang diharapkan di Indonesia adalah pendidikan yang mampu mewujudkan suasana dan

    proses belajar yang mampu membantu peserta didik mencapai potensi dirinya dalam berbagai bidang. Untuk

    mencapai hal yang dinyatakan sebelumnya tersebut dibutuhkan peran semua elemen masyarakat untuk

    mendukung perkembangan pendidikan tersebut. Salah satu elemen yang terdekat dengan peserta didik adalah

    keluarga, dalam hal ini orang tua. Peran serta orang tua adalah sangat penting pada perkembangan pendidikan

    anaknya (Levine dan Lezotte, 1995 dalam Cava, 1998). Peran orang tua dalam pendidikan seharusnya menjadi

    prioritas karena orang tua lah yang paling mengetahui perkembangan anaknya. Jadi, orang tua tidak bisa

    menyerahkan tanggung jawab pendidikan sepenuhnya pada sekolah.

    UU No. 20 pasal 7 Tahun 2003 menerangkan tentang peran orang tua dalam pemilihan satuan pendidikan

    dan hak memperoleh informasi tentang perkembangan anaknya oleh orang tua. Dalam pemilihan satuan

    pendidikan, sekarang ini orang tua cenderung memilih sekolah dwi bahasa untuk pendidikan anaknya. Sekolah

    dwi bahasa disini adalah sekolah yang menggunakan dua bahasa (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris) dalam

    proses pembelajarannya. Antusiasme orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah dwi bahasa disambut baik

    oleh pihak sekolah dengan menambah jumlah kursi yang ditawarkan setiap tahunnya dan pembangunan sekolah-

    sekolah sejenis.

    Maraknya perkembangan sekolah dwi bahasa berjalan tidak seiring dengan perkembangan penggunaan

    bahasa Bali sebagai bahasa daerah. Peran serta orang tua yang tinggi dalam pendidikan anaknya adalah

    karakteristik dari sekolah yang efektif (Levine dan Lezotte, 1995 dalam Cava, 1998). Partisipasi orang tua bisa

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 197

    berupa partisipasi mereka dalam memberikan persepsi dan ekspektasi terhadap perkembangan pendidikan

    anaknya. Iklim ini ingin dimanfaatkan oleh peneliti untuk mengetahui persepsi dan ekspektasi orang tua lokal

    (Bali) terhadap penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di Sekolah Dasar Bali Public School Denpasar

    kaitannya dengan langkanya penggunaan bahasa Bali dan strategi sekolah untuk memfasilitasi persepsi dan

    ekspektasi orang tua untuk kemajuan pendidikan di sekolah tersebut. Jadi rumusan permasalahan dalam

    penelitian ini adalah bagaimana persepsi dan ekspektasi orang tua lokal (Bali) terhadap penggunaan bahasa

    Indonesia dan bahasa Inggris di Sekolah Dasar Bali Public School Denpasar kaitannya dengan langkanya

    penggunaan bahasa Bali dan bagaimana sekolah memfasilitasi persepsi dan ekspektasi orang tua lokal (Bali)

    tersebut?

    METODE PENELITIAN

    Penelitian dilaksanakan di salah satu sekolah dwi bahasa di Denpasar yaitu Sekolah Dasar Bali Public

    School. Fokus dari penelitian ini adalah 10 orang tua lokal (Bali) dari siswa yang dipilih dengan teknik sampel

    acak dan kepala sekolah.

    Penelitian ini berjenis studi kasus yang menggunakan pendekatan kualitatif. Data tentang persepsi dan

    ekspektasi orang tua lokal (Bali) dan strategi sekolah memfasilitasi persepsi dan ekspektasi orang tua tersebut

    didapatkan melalui angket terbuka yang kemudian dikonfirmasi dengan wawancara terstruktur. Angket terbuka

    disebarkan terlebih dahulu kemudian disusul dengan wawancara terstruktur. Data tentang strategi sekolah

    memfasilitasi persepsi dan ekspektasi orang tua didapatkan dengan wawancara terstruktur dengan kepala

    sekolah.

    Hasil dari angket terbuka dan wawancara terstruktur dianalisis secara kualitatif untuk melihat persepsi dan

    ekspektasi orang tua lokal (Bali) terhadap penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di Sekolah Dasar

    Bali Public School Denpasar kaitannya dengan langkanya penggunaan bahasa Bali dan strategi sekolah untuk

    memfasilitasinya. Data angket terbuka didapat melalui lembar pertanyaan yang dibagikan kepada orang tua

    lokal. Sedangkan data wawancara terstruktur didapatkan melalui daftar pertanyaan wawancara terstruktur.

    Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan Model Interaktif yang terdiri dari empat langkah yaitu

    pengumpulan data, penyaringan data, penyajian data, dan pembuatan kesimpulan/verivikasi (Miles dan

    Huberman, 1994). Langkah-langkah tersebut dilakukan untuk menemukan pola yang diharapkan sehingga dapat

    disimpulkan.

    HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

    Menurut data angket terbuka, orang tua lokal (Bali) menyatakan anak mereka sudah mulai belajar di sekolah

    dwi bahasa sejak umur 3-6 tahun. Kebanyakan dari mereka memulai pendidikan dwi bahasa anak mereka sejak

    dini yaitu dimulai pada jenjang pendidikan Kelompok Bermain.

    Persepsi Orang Tua Lokal (Bali)

    Berdasarkan data pada angket terbuka, sebagian orang tua lokal (Bali) berpandangan bahwa dengan

    memasukkan anak mereka sejak dini di sekolah dwi bahasa akan membantu anak mereka mendapat pendidikan

    yang bermutu,menguasai bahasa Inggris lebih dini, memiliki lafal bahasa Inggris yang bagus, mampu

    berkomunikasi di era global, memiliki masa depan yang lebih baik, dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik

  • 198

    nantinya. Melihat persepsi ini peneliti melihat orang tua lokal (Bali) ini lebih memfokuskan perkembangan

    bahasa Inggris saat memasukkan anaknya ke sekolah dwi bahasa. Mereka berpandangan dengan memiliki

    kompetensi bahasa Inggris yang cakap maka masa depan anak mereka akan cemerlang.

    Walaupun dapat dilihat dari hasil angket terbuka tadi bahwa antusiasme orang tua lokal (Bali) tersebut

    sangat tinggi untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah dwi bahasa, tetapi menurut data angket terbuka juga

    menunjukkan bahwa sedikit orang tua lokal (bali) yang mempersiapkan anaknya dalam hal mempelajari bahasa

    secara khusus sebelum anak-anaknya memasuki jenjang sekolah. Sebagian besar orang tua menyatakan bahwa

    mereka membiasakan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam keseharian, tidak secara khusus

    mengikutkan anak mereka program kursus berbahasa, karena menurut mereka bahasa adalah sebuah proses

    pembiasaan.

    Dilihat dari penggunaan bahasa di sekolah, persepsi orang tua siswa lokal (Bali) beragam. Sebagian

    menyatakan porsinya sudah seimbang penggunaannya dan sebagian lagi menyatakan sudah cukup bahkan

    kurang karena dirasa penggunaan bahasa Indonesia mendominasi dalam kesehariannya di sekolah baik dalam

    pembelajaran di dalam kelas maupun komunikasi di luar kelas.

    Persepsi orang tua lokal (Bali) dilihat dari penggunaan bahasa Bali di sekolah menunjukkan bahwa mereka

    sudah merasa penggunaan bahasa Bali di sekolah baik, sesuai dengan standar atau kurikulumnya. Beberapa

    orang tua lokal (Bali) ini menyatakan ketidakpuasan mereka tentang penggunaan bahasa Bali di sekolah yang

    terkesan teoritis dan kurang praktis, sehingga berdampak pada anak mereka tidak menyukai penggunaan bahasa

    Bali karena tidak praktis dan cenderung susah diaplikasikan.

    Orang tua lokal (Bali) juga tidak menunjukkan kekhawatiran mereka akan perkembangan penggunaan

    bahasa Bali anaknya. Mereka memiliki beberapa landasan atas sikap mereka yang tidak khawatir tersebut,

    seperti misalnya karena fokus mereka menyekolahkan anaknya di sekolah ini memang bukan pada penggunaan

    bahasa Bali melainkan pada penggunaan Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, sehingga penggunaan bahasa

    Bali yang kurang di sekolah tidak menjadi sebuah kekhawatiran mereka. Alasan lain juga diungkapkan oleh

    salah seorang orang tua lokal bahwa penggunaan bahasa Bali anak mereka sudah dilatih dirumah dengan

    kerabatnya yang memiliki bahasa ibu yang sama yaitu bahasa Bali. Jika dilihat dari sedikit orang tua yang

    merasa khawatir dengan perkembangan bahasa Bali anaknya, mereka berpendapat bahwa penggunaan bahasa

    Bali anaknya terinterfensi dengan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di sekolah.

    Ekspektasi Orang Tua Lokal (Bali)

    Menurut data pada angket terbuka dan wawancara terstruktur dinyatakan bahwa orang tua memiliki

    ekspektasi bahwa setelah anaknya menempuh pendidikan di sekolah berjenis ini, anaknya akan memiliki

    kualiatas lebih tinggi dari anak-anak lain yang bersekolah di sekolah nasional biasa. Dengan memiliki kualitas

    yang lebih tinggi maka mereka berharap anak-anaknya mampu berkomukasi dalam dua bahasa ini dengan baik

    sehingga dapat bersaing di dunia global seperti sekarang ini. Persaingan yang dimaksud disini adalah persaingan

    di dunia kerja dimana orang tua ini berekspektasi dengan memiliki bekal bersekolah di sekolah dwi bahasa akan

    mengantarkan anak mereka pada pekerjaan yang lebih baik.

    Orang tua lokal (Bali) mengharapkan di sekolah ini terjadi pengajaran bahasa yang berkarakter. Ini

    dimaksud pengajaran bahasa di sekolah ini agar tidak hanya berfokus pada ilmu dan keterampilannya saja tetapi

    juga memperhatikan sikap yang sesuai dengan kaidah penggunaannya. Orang tua lain menyatakan bahwa dia

    tidak terlalu berharap banyak, cukup anaknya diajarkan materi yang sesuai kurikulum saja sehingga sesuai

  • 199

    dengan tingkat perkembangan anak seusianya. Struktur kalimat dan dasar-dasar berbahasa juga diharapkan

    menjadi prioritas dari sekolah ini dalam penggunaan bahasanya, karena menurut orang tua jika dasarnya sudah

    baik maka aplikasinya akan baik pula. Berbicara mengenai aplikasi, tidak sedikit orang tua lokal (Bali) yang

    berharap ditambahnya porsi aplikasi berupa latihan bercakap-cakap menggunakan bahasa target. Dengan adanya

    latihan bercakap-cakap di kelas akan membiasakan siswa untuk menggunakan bahasa tersebut di luar kelas

    dengan baik. Orang tua berharap komunikasi yang tercipta lebih interaktif antar seluruh warga sekolah.

    Berkaitan dengan aplikasi, orang tua lokal (Bali) mengharapkan adanya contoh dari guru dalam penggunaan

    bahasa tersebut dengan baik dan benar. Adanya guru penutur asli bahasa tersebut (bahasa Inggris misalnya)

    adalah harapan lain dari orang tua lokal (Bali) karena menurut mereka dengan adanya guru penutur asli mampu

    memberikan contoh langsung bagaimana bahasa itu secara alami disampaikan. Keberanian dan kepercayaan diri

    anak dalam berbahasa merupakan salah satu harapan orang tua lokal (Bali) untuk ditingkatkan di sekolah ini,

    mengingat walaupun anaknya memiliki pengetahuan yang baik dalam berbahasa tetapi sebaliknya tidak

    memiliki keberanian dalam mengungkapkannya maka penggunaan bahasanya akan tersendat.

    Orang tua lokal (Bali) juga memiliki ekspektasi tentang perkembangan penggunaan bahasa Bali anaknya di

    Sekolah Dasar Bali Public School Denpasar. Orang tua berharap kedepannya agar penggunaan bahasa Bali lebih

    ditingkatkan dengan ditambahnya jam pelajaran bahasa Bali, begitu juga lomba-lomba yang berkaitan dengan

    penggunaan bahasa Bali. Mengemas pembelajaran bahasa Bali dengan lebih menarik sehingga anak tertarik

    untuk mempelajarinya dan tidak mengganggap bahasa Bali adalah pelajaran yang menakutkan dan

    membosankan adalah harapan lain dari orang tua lokal (Bali). Orang tua berharap agar pratek menggunakan

    bahasa Bali diperbanyak, tidak hanya mempelajari tentang kosakata tetapi juga mempraktekkannya dalam

    percakapan sehari-hari. Motivasi dari guru akan pentingnya penggunaan bahasa Bali dalam kehidupan sehari-

    hari menjadi harapan lain, sehingga anak ingin belajar bahasa Bali karena sudah tahu pentingnya. Motivasi

    disini dapat berupa sejenis penghargaan bagi siswa yang menggunakan bahasa Bali secara rutin untuk

    merangsang kecintaan siswa untuk menggunakan bahasa Bali dimana pun kapan pun sebagai usaha pelestarian

    budaya.

    Strategi Sekolah Memfasilitasi Persepsi dan Ekspektasi Orang Tua Lokal (Bali)

    Kaitannya dengan penggunaan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di sekolah yang menurut pandangan

    orang tua lokal (Bali) sudah baik secara umum tetapi masih ada harapan orang tua lokal (Bali) agar pihak

    sekolah memfasilitasinya dengan menyediakan guru penutur asli bahasa tersebut, dalam hal ini bahasa Inggris,

    berkaitan dengan persepsi dan ekspektasi ini kepala sekolah menyatakan telah mencoba menyediakan beberapa

    guru penutur bahasa Inggris dari India untuk memenuhi ekspektasi tersebut yang kepala sekolah rasa hal itu

    belum dapat memuaskan ekspektasi dari orang tua. Pihak sekolah masih saja terus berupaya untuk mengadaan

    guru penutur bahasa Inggris asli dengan menghubungi konsulat negara-negara bersangkutan tetapi sampai saat

    ini masih menemui kendala. Untuk itu pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah sedang berusaha

    meningkatkan kinerja guru-guru penutur bahasa Inggris yang berasal dari India tersebut untuk setidaknya dapat

    mendekati ekspektasi dari orang tua tersebut.

    Berikutnya, menanggapi persepsi orang tua lokal (Bali) yang beranggapan bahwa bahasa Indonesia

    mendominasi penggunaan bahasa sehari-hari di sekolah dan ekspektasi orang tua lokal (Bali) yang menyatakan

    agar sekolah menambah porsi pengaplikasian bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, kepala sekolah menegaskan

  • 200

    bahwa pihaknya menyadari iklim itu karena populasi kebanyakan siswa adalah siswa Indonesia atau yang

    bahasa rumahnya adalah bahasa Indonesia jadi di sekolah pun mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam

    berkomunikasi. Melihat kondisi itu, pihak sekolah sudah mengaplikasikan sebuah program hari berbahasa

    tertentu, misalnya hari senin selasa adalah English Day, Rabu adalah hari berbahasa Bali, sedangkan Kamis

    Jumat mereka boleh berbahasa Indonesia.

    Program berikutnya kembali digagas untuk memaksimalkan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa

    Inggris di sekolah ini, misalnya dengan menugaskan setiap kelas secara bergantian setiap harinya untuk

    menampilkan sesuatu dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris atau bahasa Bali, misalnya berpuisi, bernyanyi,

    berdrama,dan keterampilan berbahasa lainnya di depan seluruh warga sekolah di pagi hari sebelum kelas

    dimulai. Program ini menjawab ekspektasi orang tua yang mengharapkan anaknya selain memiliki ilmu dalam

    berbahasa juga memiliki keberanian dan kepercayaan diri dalam menggunakan bahasa tersebut.

    Berkaitan dengan persepsi dan ekspektasi orang tua lokal (Bali) terhadap penggunaan bahasa Bali di

    sekolah, dimana orang tua berpandangan bahwa selama ini penggunaan dan pengajaran bahasa Bali sudah cukup

    dan sesuai dengan kurikulum, sejalan dengan itu kepala sekolah mengiyakan bahwa pihaknya telah

    melaksanakan pelajaran bahasa Bali dengan mengacu pada keputusan gubernur Bali yang memasukkan

    pelajaran Bahasa Bali sebagai salah satu muatan lokal dan mendapat jam pelajaran sebanyak dua jam pelajaran

    seminggu. Walaupun orang tua sudah merasa penggunaan bahasa Bali di sekolah cukup, tetapi mereka masih

    mengharapkan jumlah jam mata pelajaran bahasa Bali ditambah dan pengajarannya pun jangan hanya berkisar

    pada teori berbahasa Bali tetapi lebih pada aplikasinya. Merespon ekspektasi itu, kepala sekolah menyatakan

    bahwa pihaknya hanya mengikuti kurikulum yang datang dari pusat dimana lagi-lagi dinyatakan bahwa porsi

    muatan lokal bahasa Bali di sekolah dasar hanya dua jam pelajaran seminggu dan materi yang diajarkan di kelas

    pun juga demikian sudah sesuai dengan panduan yang ada.

    Melihat banyaknya ekspektasi yang diungkapkan oleh orang tua terhadap perkembangan penggunaan bahasa

    Bali anaknya di sekolah ini, kepala sekolah menyikapinya dengan akan berusaha menambah aktifitas-aktifitas

    ekstrakurikuler di bidang bahasa dan budaya Bali seperti menulis cerpen dalam bahasa Bali dan bercerita dalam

    bahasa Bali sehingga bahasa Bali mendapatkan porsi lebih dan penggunaannya juga lebih aplikatif. Selebihnya

    kepala sekolah berharap agar hasil penelitian ini juga sampai kepada pemerintah daerah dalam hal ini dinas

    kebudayaan Bali agar selanjutnya disikapi persepsi dan ekspektasi yang berkembang di lapangan ini.

    Pembahasan

    Berdasarkan pada hasil observasi awal terhadap anak-anak yang bersekolah di Sekolah Dasar Bali Public

    School Denpasar yang jarang sekali menggunakan bahasa Bali pada kesehariannya membawa peneliti

    mengadakan penelitian tentang persepsi dan ekspektasi orang tua lokal (Bali) terhadap penggunaan bahasa

    Indonesia dan bahasa Inggris di Sekolah Dasar Bali Public School Denpasar.

    Setelah mendata persepsi orang tua lokal (Bali) tentang hal tersebut melalui angket terbuka dan wawancara

    terstruktur ditemukan bahwa secara umum orang tua lokal (Bali) memang memfokuskan pendidikan anaknya di

    sekolah dwi bahasa untuk mendapatkan keterampilan dua bahasa target yaitu bahasa Indonesia dan bahasa

    Inggris, sedangkan keterampilan bahasa Bali tidak menjadi fokus karena menurut orang tua tersebut penggunaan

    bahasa Bali dapat dilatih diluar sekolah dan akan menjadi proses pembiasaan di lingkungannya yang berbahasa

    Bali.

  • 201

    Hasil data ekspektasi orang tua lokal (Bali) terhadap penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di

    sekolah nasional plus kaitannya dengan penggunaan bahasa Bali menunjukkan bahwa orang tua memiliki

    ekspektasi yang besar akan peningkatan penggunaan bahasa Bali anaknya dibantu oleh pihak sekolah dalam

    penyediaan fasilitas berupa kegiatan-kegiatan yang dapat melatih penggunaan bahasa Bali tersebut.

    Hasil data persepsi dan ekspektasi tersebut kemudian direspon baik oleh pihak sekolah dengan memfasilitasi

    persepsi dan ekspektasi tersebut dengan program-program sekolah yang sudah maupun yang akan dilaksanakan

    sehingga tercapai kondisi perkembangan bahasa anak yang diharapkan oleh semua warga sekolah dalam hal ini

    orang tua.

    KESIMPULAN

    Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

    1. Persepsi orang tua lokal (Bali) terhadap penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di Sekolah Dasar

    Bali Public School Denpasar kaitannya dengan langkanya penggunaan bahasa Bali menunjukkan bahwa

    orang tua lebih memfokuskan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris anaknya di sekolah

    sedangkan penggunaan bahasa Bali tidak.

    2. Ekpektasi orang tua lokal (Bali) terhadap penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di Sekolah

    Dasar Bali Public School Denpasar kaitannya dengan langkanya penggunaan bahasa Bali menunjukkan

    bahwa orang tua menginginkan guru untuk mencontohkan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

    yang baik sedangkan terhadap penggunaan bahasa Bali orang tua menginginkan lebih banyak praktis dari

    pada teori.

    3. Strategi pihak sekolah untuk memfasilitasi persepsi dan ekspektasi orang tua lokal (Bali) tersebut ada yang

    sudah dilaksanakan dan ada yang akan segera dilaksanakan, tetapi pihak sekolah menginginkan peran serta

    semua elemen untuk mewujudkannya bersama-sama.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Tersusunnya artikel ini tidak luput dari bantuan dan dorongan dari beberapa pihak terkait. Melalui

    kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Yang terhormat Ibu Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar atas kepercayaan dan pembiayaan

    yang diberikan kepada penulis untuk penelitian ini.

    2. Yang penulis hormati Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas

    Mahasaraswati Denpasar atas izin dan petunjuknya.

    3. Yang penulis hormati Dekan FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar atas izin dan petunjuknya.

    4. Yang penulis hormati pihak Sekolah Dasar Bali Public School Denpasar atas izinnya penulis dapat

    mengadakan penelitian disana.

    5. Yang penulis hormati seluruh orang tua lokal (Bali) yang menjadi subjek penelitian ini atas waktu dan

    kerjasamanya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Cava, G. F. (1998). Parent attitudes involvement and satisfaction with two-way immersion programs.

    http://proquest.umi.com/pqdweb?index=0&did=734108351&SrchMode=1&sid=1&Fmt=2&VInst=P

    ROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1134659962&clientId=48072

    Dokumen UU No. 20 Tahun 2003

    http://proquest.umi.com/pqdweb?index=0&did=734108351&SrchMode=1&sid=1&Fmt=2&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1134659962&clientId=48072http://proquest.umi.com/pqdweb?index=0&did=734108351&SrchMode=1&sid=1&Fmt=2&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1134659962&clientId=48072

  • 202

    Miles, Matthew B. and Huberman, A. Michael. 1994. Qualitative Data Analysis, Second Edition .London: S age

    Publications