Persalinan Macet, Ruptur Uterus, Komplikasi 3

download Persalinan Macet, Ruptur Uterus, Komplikasi 3

of 24

Transcript of Persalinan Macet, Ruptur Uterus, Komplikasi 3

PERSALINAN MACET, RUPTUR UTERI, KOMPLIKASI KALA IIIKELOMPOK : 1. ELGI RISSIYANI . V 2. HAMILIA 3. NURIYANTI BASRI 4. RONA BEAUTY. G 5. SITI NENY FATIMAH

Persalinan Macet Partus macet adalah suatu keadaan dari suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga timbul komplikasi ibu maupun janin (anak). Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primigradiva, dan lebih dari 18 jam pada multigradiva. (Mochtar, 1998 : h 348)

1. Faktor Penyebab Menurut Saifudin AB, (2007 : h 185) Pada prinsipnya persalinan lama dapat disebabkan oleh : a. His tidak efisien (in adekuat) b. Faktor janin (malpresenstasi, malposisi, janin besar) c. Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor)

2. Faktor lain (Predisposisi) a. Paritas dan Interval kelahiran (Fraser MD, 2009 : 432) b. Ketuban Pecah Dini

3. Gejala klinik partus lama Menurut chapman (2006 : h 42), penyebab partus lama adalah : a. Pada ibu : Gelisah Letih Suhu badan meningkat Berkeringat Nadi cepat Pernafasan cepat Meteorismus Didaerah sering dijumpai bandle ring, oedema vulva, oedema serviks, cairan ketuban berbau terdapat mekoneum

b. Pada Janin : Djj cepat, hebat, tidak teratur bahkan negative Air ketuban terdapat mekoneum kental kehijau-hijauan, cairan berbau Caput succedenium yang besar Moulage kepala yang hebat Kematian janin dalam kandungan Kematian janin intrapartal

1. ATONIA UTERI 2. RETENSIO PLASENT 3. PERLUKAAN JALAN LAHIR

1. ATONIA UTERI atonia uteri adalah Suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah Kehamilan aterm aliran darah ke uterus sebanyak 500-800 cc/menit Atonia uteria (relaksasi otot uterus) adalah Uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir). (JNPKR, Asuhan Persalinan Normal, Depkes Jakarta ; 2002)

Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan factor predisposisi (penunjang ) seperti : Overdistention uterus seperti: gemeli makrosomia, polihidramnion, atau paritas tinggi. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua. Multipara dengan jarak kelahiran pendek. Partus lama / partus terlantar. Malnutrisi. Penanganan salah dalam usaha melahirkan plasenta, misalnya plasenta belum terlepas dari dinding uterus.

MANIFESTASI KLINIS Uterus tidak berkontraksi dan lembek Perdarahan segera setelah anak lahir (post partum primer)

Atonia uteri dapat dicegah dengan Managemen aktif kala III, yaitu pemberian oksitosin segera setelah bayi lahir (Oksitosin injeksi 10U IM, atau 5U IM dan 5 U Intravenous atau 10-20 U perliter Intravenous drips 100-150 cc/ jam. Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko perdarahan pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat tersebut sebagai terapi.

Definisi keadaan dimana plasenta belum lahir selama 1 jam setelah bayi lahir.

Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh melekat lebih dalam Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim namun belum keluar karena atoni uteri atau adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim (akibat kesalahan penanganan kala III) yang akan menghalangi plasenta keluar (plasenta inkarserata).

Memberikan informasi kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan. Mencuci tangan secara efektif. Melaksanakan pemeriksaan umum. Mengukur vital sign,suhu,nadi,tensi,pernafasan. Melaksanakan pemeriksaan kebidanan seperti inspeksi, palpasi, periksa dalam.

Memakai sarung tangan steril Melakukan vulva hygiene Mengamati adanya gejala dan tanda retensio plasenta Bila placenta tidak lahir dalam 30 menit sesudah lahir,atau terjadi perdarahan sementara placenta belum lahir,maka berikan oxytocin 10 IU IM. pastikan bahwa kandung kencing kosong dan tunggu terjadi kontraksi,kemudian coba melahirkan plasenta dengan menggunakan peregangan tali pusat terkendali. Bila dengan tindakan tersebut placenta belum lahir dan terjadi perdarahan banyak,maka placenta harus dilahirkan secara manual.

Definisi Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir.

Luka perinium, dibagi atas 4 tingkatan : Tingkat I : Robekan hanya pada selaput lender vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum Tingkat II : Robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perinea transversalis, tetapi tidak mengenai spingter ani Tingkat III : Robekan mengenai seluruh perinium dan otot spingter ani Tingkat IV : Robekan sampai mukosa rektum

Definisi Ruptur uteri atau robekan uterus merupakan peristiwa yang sangat berbahaya, yang umumnya terjadi pada persalinan, kadangkadang juga pada kehamilan tua.

Menurut waktu terjadinya, ruptur uteri dapat dibedakan: Ruptur Uteri Gravidarum Terjadi waktu sedang hamil, sering berlokasi pada korpus. Ruptur Uteri Durante Partum Terjadi waktu melahirkan anak, lokasinya sering pada SBR. Jenis inilah yang terbanyak.

Menurut lokasinya, ruptur uteri dapat dibedakan: Korpus Uteri Biasanya terjadi pada rahim yang sudah pernah mengalami operasi, seperti seksio sesarea klasik (korporal) atau miomektomi. Segmen Bawah Rahim Biasanya terjadi pada partus yang sulit dan lama (tidak maju). Serviks Uteri Biasanya terjadi pada waktu melakukan ekstraksi forsep atau versi dan ekstraksi, sedang pembukaan belum lengkap. Kolpoporeksis-Kolporeksis Robekan robekan di antara serviks dan vagina.

Menurut robeknya peritoneum, ruptur uteri dapat dibedakan: Ruptur Uteri Kompleta Robekan pada dinding uterus berikut peritoneumnya (perimetrium), sehingga terdapat hubungan langsung antara rongga perut dan rongga uterus dengan bahaya peritonitis. Ruptur Uteri Inkompleta Robekan otot rahim tetapi peritoneum tidak ikut robek.

Menurut etiologinya, ruptur uteri dapat dibedakan: Ruptur Uteri Spontanea Ruptur Uteri Violenta (Traumatika), karena tindakan dan trauma lain seperti: - Ekstraksi Forsep -Versi dan ekstraksi -Embriotomi -Versi Braxton Hicks -Sindroma tolakan (Pushing syndrome) -Manual plasenta-Kuretase

-Ekspresi Kristeller atau Crede

Untuk mencegah timbulnya ruptura uteri pimpinan persalinan harus dilakukan dengan cermat, khususnya pada persalinan dengan kemungkinan distosia, dan pada wanita yang pernah mengalami sectio sesarea atau pembedahan lain pada uterus. Jiwa wanita yang mengalami ruptur uteri paling sering bergantung pada kecepatan dan efisiensi dalam mengoreksi hipovolemia dan mengendalikan perdarahan.