Perpajakan by bu meika riba'ati

72
Penghasilan Pajak penghasilan Terhutang Tahapan : a.Menghitung penghasilan netto ( cara pembukuan atau norma perhitungan) b.Menghitung penghasilan kena pajak c.Menghitung tarip pajak d.Menghitung pajak terhutang

description

Materi perpajakan dari Ibu Meika R. . .

Transcript of Perpajakan by bu meika riba'ati

Page 1: Perpajakan by bu meika riba'ati

Penghasilan Pajak penghasilan TerhutangTahapan :

a.Menghitung penghasilan netto ( cara pembukuan atau norma perhitungan)b.Menghitung penghasilan kena pajakc.Menghitung tarip pajakd.Menghitung pajak terhutang

Page 2: Perpajakan by bu meika riba'ati

Pajak : iuran rakyat pada kas negara berdasarkan UU dengan tidak mendapat jasa imbal balik secara langsungFungsi pajak :a. budgetairb. mengatur/regulerendTeori Yang Mendukung Pemungutan Pajak :a. teori asuransib. teori kepentinganc. teori daya pikuld. teori baktie. teori asas daya beli

Page 3: Perpajakan by bu meika riba'ati

Klasifikasi Pajak :a.menurut golongannya :- pajak langsung- pajak tak langsungb. menurut sifatnya :- pajak subyektif- pajak obyektifc. menurut lembaga pemungutnya :- pajak pusat- paak daerahAsas pemungutan pajak :- asas domisili- asas sumber- asas kebangsaan

Page 4: Perpajakan by bu meika riba'ati

Dasar hukum pemungutan pajak Undang- Undang No 6 tahun 1983 diubah Undang Undang No 28 tahun 2007, didalamnya dijelaskan :1. Wajib Pajak2. Masa Pajak3. Tahun Pajak4. NPWP5. Pajak Terhutang6. SPT7. PKP8. PTKP9. SSP10. SKPKB11. SKPLB12. SKPN13. STP

Page 5: Perpajakan by bu meika riba'ati

PAJAK PENGHASILAN1. Subyek Pajak a.orang pribadib. warisan yang belum dibagi sebagai kesatuan 2. Badan3. Bentuk Usaha Tetap/BUT : merupakan bentuk usaha yang dipergunakan oleh subyek pajak luar negeri ( baik orang pribadi atau badan) untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia. BUT dapat berupa cabang perusahaan, kantor perwakilan, pabrik, bengkel, perikanan, pertanian, kehutanan, proyek konstruksi, agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yg tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi atau menanggung resiko di Indonesia

Page 6: Perpajakan by bu meika riba'ati

Tidak termasuk subyek pajak :a. Kantor perwakilan negara asingb. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan pada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama sama merekac. Organisasi internasionald. Pejabat perwakilan organisasi internasional

Obyek pajak adalah penghasilan (tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak dari DN maupun LN untuk dikonsumsi atau menambah kekayaan

Page 7: Perpajakan by bu meika riba'ati

Dasar pengenaan pajaka. PKP untukWP pribadi= penghasilan netto – PTKP= (penghasilan bruto – biaya yg diperkenankan UU PPh) – PTKP

b. PKP untuk WP badan= penghasilan netto= (penghasilan bruto – biaya yg diperkenankan UU PPh)PPh pasal 21 = (penghasilan netto – PTKP) x tarif pasal 17 UU PPh

Page 8: Perpajakan by bu meika riba'ati

Norma penghitungan merupakan pedoman untuk menentukan besarnya penghasilan netto yang diterbitkan DIRJEN Pajak. Penggunaan norma perhitungan diperbolehkan dengan syarat :a. peredaran bruto kurang dari Rp 4.800.000.000 per tahun b. mengajukan permohonan dalam jangka waktu 3/tiga bulan pertama dari tahun bukuc. menyelenggarakan pencatatan

PPh terhutang berdasarkan norma perhitungan = tarip x besarnya pendapatan

Page 9: Perpajakan by bu meika riba'ati

Penghasilan Neto = % norma penghitungan x peredaran usaha

PTKP untuk WP Pribadi :

-Untuk diri WP Rp 15.840.000,--Tambahan WP kawin Rp 1.320.000,--Tambahan istri yang penghasilannya digabung Rp 15.840.000,- dengan syarat :a.Penghsln istri tdk semata-mata diperoleh dari satu pemberi kerja yang tlah dipotong pajak berdasarkan ketentuan PPh psl 21b.Pekerjaan istri tdk ada hubunganya dgn usaha atau pekerjaan bebas suami atau anggota keluarga lainya-Tambahan untuk tiap Rp 1.320.000,-anggota keluarga (maks. 3)

Page 10: Perpajakan by bu meika riba'ati

Tarip WP dalam negeri :0 sampai Rp 50.000.000,- 5 %Lebih Rp 50.000.000,- sampai Rp 250.000.000,- 15 %Lebih Rp 250.000.000,- sampai Rp 500.000.00,- 25 %Lebih dari Rp 500.000.000,- 30 %

Tarip WP Badan dan BUT :a.Sebesar 28% mulai berlaku 2010 b.Untuk perseroan terbuka yang minimal 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif 5% lebih rendah daripada tarif yang berlaku

Page 11: Perpajakan by bu meika riba'ati

Perhitungan dan pembayaran pajak akhir tahun :

a. PPh pasal 21 : pajak yang dikenakan pada pegawai tetap, pegawai lepas, penerima honorarium, penerima upah

b. PPh pasal 22 : dipungut melalui pihak ketiga (bendaharawan pemerintah dan badan pemungut yang diatur pemerintah)

c. PPh pasal 23 : dipungut dari dividen, perseroan dalam negeri,bunga, sewa, royalti, penghasilan lain terkait penggunaan harta, imbalan dari jasa tehnik dan jasa manajemen

d. PPh pasal 24 : dipungut atas penghasilan dari dalam maupun luar negeri

e. PPh pasal 25 : menjelaskan angsuran atas pajak penghasilan dengan maksud meringankan beban wajib pajak

f. PPh pasal 26 : pajak penghasilan atas wajib pajak luar negeri

Page 12: Perpajakan by bu meika riba'ati

Catatan , untuk beberapa tarip pajak berikut penerapannya :

a. Biaya jabatan 5% dari pendapatan bruto, maksimal Rp 500.000 per bulan atau maksimal Rp 6.000.000 per tahun b. untuk pajak atas penghasilan uang pensiun, biaya jabatan 5% dari pendapatan pensiun , maksimal Rp 200.000 per bulan atau Rp 2.400.000 setahun

Berikut rumus /pedoman perhitungan pajak penghasilan dalam beberapa kasus :1. pegawai tetapPPh ps 21 = (penghsln netto – PTKP) x tarif psl 17 UU PPh = (penghsln bruto – biaya jabatan – iuran pensiun, iuran THT/JHT yg dibayar sendiri – PTKP) x tarip psl 17 UU PPh

Page 13: Perpajakan by bu meika riba'ati

2. Penerima pensiun berkalaPPh psl 21 = (penghsln netto – PTKP) x tarif psl 17 UU PPh = (penghsln bruto – biaya pensiun – PTKP) x tarip pasal 17 UU PPh3. pegawai tidak tetap yang dibayar bulananPPh psl 21 = (penghasilan bruto – PTKP) x tarif pasal 17 UU PPh4. pegawai tidak tetap atau tenaga lepas berupa upah harian, mingguan, satuan, borongan, dikenakan 5% dengan syarat;a)penghsln bruto per hari lebih dari Rp 150.000b)penghsln bruto dikurangi PTKP jika jumlah penghsilan kumulatif dalam satu bulan telah lebih dari Rp 1.320.000. Jika penghasilan kumulatif stu bulan lebih dari Rp 6.000.000 maka perhitungan PPh berdasar pasal 17 yang disetahunkan

Page 14: Perpajakan by bu meika riba'ati

5.Tarif pasal 17 untuk jumlah kumulatif atasa) imbalan berkesinambungan pada selain orang pribadi pegawai (yang bukan tenaga ahli) dengan ketentuan yang bersangkutan - punya NPWP- memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan pemotong PPh psl 21- tidak memperoleh penghasilan lainnyaPPh psl 21 = (penghasilan bruto – PTKP) x tarif pasal 17b)tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas yaitu pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilaiPPh pasal 21 = (50% x penghsln bruto) x tarif pasal 17 UU PPh

Page 15: Perpajakan by bu meika riba'ati

c)Imbalan dan honorarium yang tidak teratur yang diterima dewan komisaris dan dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap dalam perusahaan yang samaPPh psl 21 = penghasilan bruto x tarip psl 17 UU PPhd) jasa produksi, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yg bersifat tidak teratur yang diperoleh mantan pegawaiPPh psl 21 = penghsilan bruto x tarif psl 17 UU PPhe) penarikan dana pensiun dari program pensiun yang syah berdasar SK MENKEU oleh peserta program pensiun yang masih berstatus pegawai PPh psl 21 = penghasilan bruto x tarif pasal 17 UU PPh

Page 16: Perpajakan by bu meika riba'ati

f)PPh psl 21 bagi orang pribadi dalam negeri bukan pegawai, selain tenaga ahli atas imbalan tidak berkesinambunganPPh psl 21 = penghasilan bruto x tarip psl 17 UU PPh

g)PPh psl 21 atas peserta kegiatan PPh psl 21 = penghasilan bruto setiap kali pembayaran bersifat utuh dan tidak dipecah x tarip psl 17 UU PPh

Page 17: Perpajakan by bu meika riba'ati

Contoh soal :Contoh-contoh soal :

1. Amin seorang dokter (istri tidak bekerja) punya 2 anak, tinggal di Medan , ia juga punya usaha kayu di Pati , Jawa Tengah, % tase norma perhitungan di daerah tersebut untuk usaha kayu 12% dan dokter 40% maka jumlah PPh adalah

Peredaran usaha kayu Rp 300.000.000

Pendapatan bruto dokter Rp 200.000.000

12% x Rp 300.000.000 = Rp 36.000.000

40% x Rp 200.000.000 = Rp 80.000.000

Penghasilan Rp 116.000.000

PTKP Rp 18.000.000

PKP Rp 98.000.000 (kalikan tarip pasal 17)

Page 18: Perpajakan by bu meika riba'ati

2. Drs. Aladin,MBA seorang motivator , memberi short course sehari dengan honorarium Rp 2.500.000, pajak penghasilan yang dipotong adalah :

Pajak Penghsln psl 21 = 5% x Rp 2.500.000 = Rp125.0003. dr.Aminudin spesialis penyakit dalam praktek di RS.SEHAT dengan perjanjian setiap jasa dokter yang dibayar pasien dipotong 25% sebagai bagian/hak rumah sakit. Jika berturut-turut penghasilan dari Januari sampai Maret yang berhak diterima dr.Aminudin adalah Rp 40.000.000, Rp 50.000.000 dan Rp 30.000.000, maka PPh psl 21 adalah :

Januari = Rp 20.000.000 x 5% = Rp 1.000.000Februari = Rp 25.000.000 x 5% = Rp 1.250.000Maret = Rp 5.000.000 x 5% = Rp 250.000 Rp 10.000.000 x 15% = Rp 1.500.000

Page 19: Perpajakan by bu meika riba'ati

4. Bardi (TK) bekerja di PT CYCLE, Februari 2010, ia bekerja selama 10 hari dengan upah sehari sejumlah Rp 150.000,berapa PPh terhutang yang harus dibayar

Hari ke 9 di mana upah telah melebihi Rp 1.320.000 maka baru dilakukan perhitungan berikut :Upah sampai hari ke 9 Rp 1.350.000PTKP 9 hari Rp 396.000PKP sampai hari ke 9 Rp 954.000PPh psl 21 sampai hari ke 9 = 5% x Rp 954.000 Rp 47.700Upah yg diterima hari ke 9 = Rp 150.000 – Rp 47.700 = Rp 102.300 Pada hari ke 10 penghitungan PPh 21 adalah :Upah sehari Rp 150.000PTKP sehari Rp 44.000PKP Rp 106.000PPh psl 21 = 5% x Rp 106.000 Rp 5.300Pada hari kesepuluh upah bersih diterima Rp 150.000 – Rp 5.300 = Rp 144.700

Page 20: Perpajakan by bu meika riba'ati

5. Arifin (N/0) adalah bekerja di persh batako dengan upah harian yang dibayarkan secara bulanan, selama Februari 2009 Arifin bekerja selama 20 hari dengan upah per hari Rp 110.000, hitung PPh psl 21Februari 20 x Rp 110.000 Rp 2.200.000Setahun 12 x Rp 2.200.000 Rp 26.400.000PTKP Rp 17.160.000PKP Rp 9.240.000PPh ps 21 = 5% x Rp 9.240.000 Rp 462.000

6. Gaji Zainal per bulan sebagai pegawai PT.IKHLAS Rp 3.000.000, perusahaan mengikuti program pensiun yang syah dengan membayar iuran untuk Zainal Rp150.000 per bulan, Zainal juga membayar iuran pensiun ke lembaga pensiun tersebut Rp 75.000 per bulan. Pada April 2009 dia mengambil iuran pensiun yang dibayar sendiri Rp 30.000.000, bulan Juli ia mengambil lagi Rp 20.000.000 dan bulan September Zainal mengambil lagi Rp 30.000.000. PPh pasal 21 yang terhutang adalah :

Page 21: Perpajakan by bu meika riba'ati

Pengambilan April = 5% x Rp 30.000.000Pengambilan Juli = 5% x Rp20.000.000Pengambilan September = 15% x Rp 30.000.000

7. Tanto mengerjakan interior kantor dengan upah borongan Rp 525.000 dengan waktu penyelesaian 3 hari.PPh psl 21 adalah :Rp 25.000 x 3 = Rp 75.0005% x Rp75.000 = Rp 3.750

8. Upah Mahmud di pershn elektronik Rp 75.000 per unit komputer, upah dibayar dalam seminggu (6 hari) Rp 1.500.000 dari 20 unit komputer yang dikerjakan Mahmud, maka PPh pasal 21 adalah :

Page 22: Perpajakan by bu meika riba'ati

Rp 1.500.000 : 6 = Rp 250.000Rp 250.000 – Rp 150.000 = Rp 100.000Upah seminggunterhutang pajak 6 x Rp 100.000 = Rp 600.000PPh psl 21 = 5% x Rp 600.000 = Rp 30.000

9. Sukardi (N/1) pegawai tetap PT.FIRDAUS gaji Rp 700.000 per minggu, PPh psl 21 :Gaji sebulan Rp 2.800.000Biaya jbtn 140.000Penghsln netto sebuln Rp 2.660.000Penghasln netto setahn Rp 31.920.000

Page 23: Perpajakan by bu meika riba'ati

PTKP : Rp 18.480.000Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 13.440.000PPh pasal 21 :5% x Rp 13.440.000 = Rp 672.000Sebulan , Rp 672.000 : 12 = Rp 56.000Seminggu, Rp 56.000 : 4 = Rp 14.000

10.Jatmiko (N/2) pegawai PT.MULIA, gaji per bulan Rp5.000.000 di mana PPh ditanggung pemberi kerja, iuran pensiun yang ia bayar ke lembaga pensiun yang syah Rp 160.000 per bulan , pajak penghasilan psl 21 adalah :

Page 24: Perpajakan by bu meika riba'ati

Gaji per bulan Rp 5.000.000Biaya jbtn Rp 250.000Iuran pensiun Rp 160.000Penghsln netto sebulan Rp 4.590.000Penghsln netto sethun Rp 55.080.000PTKP Rp 19.800.000PKP Rp 35.280.000PPh psl 21 = 5% x Rp 35.280.000 = Rp1.764.000

Jumlah tersebut tidak boleh dikurangkan atas penghasilan bruto pemberi kerja dan bukan penghasilan yang dikenakan pajak ats penghasilan Jatmiko, namun jika pemberi kerja adalah wajib pajak selain pemerintah atau wajib pajak yg pengenaan pajaknya berdasar PPh secara final atau berdasarkan penghitungan khusus maka pajak yang ditanggung pemberi kerja tersebut ditambahkan pada penghasilan

Page 25: Perpajakan by bu meika riba'ati

11. Yunus (-) bekerja di PT.THOYIB tahun 2009 dengan gaji per bulan Rp 3.000.000, iuran pensiun yang dibayar ke lembaga yang syah Rp 150.000 per bulan, PPh psl 21 :Gaji Rp 3.000.000Dikurangi :bi jbtn Rp 150.000Iuran pensiun Rp 150.000Penghsln netto sebln Rp 2.700.000Penghsln netto sethn Rp 32.400.000PTKP Rp 15.840.000PKP sethn Rp 16.560.000PPh 21 5% x Rp 16.560.000 = Rp828.000PPh ps 21 sebulan = Rp 69.000

Page 26: Perpajakan by bu meika riba'ati

12. Berdasarkan soal nomer 11 pada Juni 2009 Yunus menerima kenaikan gaji menjadi Rp 4.000.000 sebulan dan berlaku surut sejak 1 Januari 2009 (rapel yang diterima untuk Jan sampai Mei Rp 5.000.000), PPh psl 21 adalah :Gaji Rp 4.000.000Dikurangi : 5% x Rp 4.000.000 200.000 iuran pensiun 150.000Penghsln netto sebulan Rp 3.650.000Penghsln netto sethun 43.800.000Dikurangi : PTKP Rp 15.840.000Penghsln Kena Pajak Rp 27.960.000PPh setahun Rp 1.398.000

Page 27: Perpajakan by bu meika riba'ati

Pajak penghasilan 21 sebulan Rp 1.398.000 : 12 = Rp 116.500PPh psl 21 Januari sampai Mei seharusnya :5 x Rp 116.500 = Rp 582.500PPh psl 21 yang sudah dipotong (lihat nomer 11)5 x Rp 69.000 = Rp 345.000PPh psl 21 atas uang rapel : Rp 582.500 – Rp 345.000 =Rp 237.500

Page 28: Perpajakan by bu meika riba'ati

Pajak Penghasilan Pasal 22

Obyek pemungutan :a.impor barangb. pembayaran pembelian barang oleh Dirjen Anggaran, Bendaharawan pemerintah pusat & daerahc. pembayaran pembelian barang oleh BUMN dan BUMD yang dananya dari belanja negara dan atau daerahd. penjualan produk dalam negeri oleh industri rokok, semen, kertas, baja, otomotife. penjualan produksi oleh Pertamina, dan badan usaha selain Pertamina yang bergerak di bidang bahan bakar jenis premix dan gasf. pembelian bahan keperluan industri atau ekspor industri dan eksportir yang bergerak di sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, perikanan dari pedagang pengumpul

Page 29: Perpajakan by bu meika riba'ati

g) Penjualan barang sangat mewah :- pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp 20 milyar- kapal pesiar dan sejenisnya dng hrg jual lebih dari Rp 10 milyar- rumah dan tanah dengan harga jual atau harga pengalihan lebih dari Rp 10 mlyar , luas bangunan lebih dari 500 meter persegi- apartemen dan sejenisnya dengan harga jual atau harga pengalihan lebih dari Rp 10 milyar dan / atau luas bangunan lebih dari 400 meter persegi- kendaraan bermotor roda empat daya angkut kurang dari 10 orang berupa sedan, jeep, SUM, MPV, minibus dan sejenisnya dengan haga jual lebih dari Rp 5 milyar dan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc

Page 30: Perpajakan by bu meika riba'ati

Pemungut PPh pasal 22 :a. Bank devisa dan Dirjen Bea Cukai atas impor barangb. Dirjen Perbendaharaan, Bendahara Pemerintah baik pusat maupun daerah yang melakukan pembayaran atas pembalian barangc. BUMN, BUMD yg melakukan pembelian barang dengan dana yang bersumber dari APBN dan / atau APBD kecuali badan yang disebut pada point dd. BI, PT. PPA, BULOG, TELKOM, PLN, Garuda Indonesia, INDOSAT, Krakatau Steel, PERTAMINA, bank-bank BUMN yang melakukan pembelian barang yang dananya bersumber dari APBN maupun non-APBN

Page 31: Perpajakan by bu meika riba'ati

e.Badan usaha yg bergerak di industri semen, kertas, baja, otomotif yang ditunjuk oleh KPP atas penjualan produk dalam negerif. Produsen atau importir BBM, gas, pelumas atas penjualan BBM, gas dan pelumasg. Industri dan eksportir yg bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, perikanan yang ditunjuk oleh Dirjen Pajak atas pembelian bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpulh. Wajib pajak badan yg melakukan penjualan barang sangat mewah

Page 32: Perpajakan by bu meika riba'ati

a) Cara menghitung atas kegiatan impor barang :memiliki /menggunakan Angka Pengenal Importir

PPh ps 22 = 2,5% x nilai importidak memiliki/tidak menggunakan angka pengenal importir

PPh ps 22 = 7,5% x nilai imporatas lelang

PPh ps 22 = 7,5% x harga jual lelangb) Cara menghitung jika pembelian barang yg dibiayai APBN / APBD

PPh ps 22 = 1,5% x harga pembelian

kecuali, * pembayaran atas penyerahan barang dengan jumlah utuh sebesar Rp 1.000.000 * pembayaran pembelian BBM, listrik, gas, PDAM dan benda pos * pembayaran/pencairan dana JPS oleh KPN dan kas negara

Page 33: Perpajakan by bu meika riba'ati

c) Cara menghitung untuk penjualan hasil produksi rokok di dalam negeriPPh psl 22 = 0,15% x harga bandrold)Cara menghitung penjualan hasil produksi kertas di dalam negeriPPh psl 22 = 0,1% x DPP PPNe) Cara menghitung penjualan industri semen di dalam negeriPPh psl 22 = 0,25% x DPP PPNkecuali, * penjualan semen dalam negeri oleh PT.Indocement * penjualan semen dlm negeri oleh PT.Semen Cibinong * penjualan semen dlm negeri oleh PT.Semen Nusantara (oleh ketiga PT tersebut pada distributor utama/tunggal)

Page 34: Perpajakan by bu meika riba'ati

f) Cara menghitung untuk industri baja di dalam negeriPPh psl 22 = 0,3% x DPP PPNg) Cara menghitung atas pembelian bahan keperluan industri atau ekspor oleh industri yang bergerak di sektor perhutanan, pertanian,perikanan dari pedagang pengumpulPPh psl 22 = 0,25% x harga pembelianh) Cara menghitung PPh ps 22 untuk barang sangat mewahPPh psl 22 = 5% x harga jual tidak termasuk PPN dan PPn.BMi) Cara menghitung PPh ps 22 atas industri otomotif di dlm negriPPh psl 22 = 0,45% x DPP PPN, kecuali penjualan kendaraan bermotor atas industri otomotif kepada, - instansi pemerintah- korps diplomatik-bukan subyek pajak

Page 35: Perpajakan by bu meika riba'ati

j) PPh psl 22 yg dipungut oleh PERTAMINA dan badan usaha selain PERTAMINA- atas penebusan premium, solar, premix/super TT oleh SPBU swastanisasi : 0,3% x penjualan- atas penebusan premium, solar, premix/super TT oleh SPBU PERTAMINA : 0,25% x penjualan- atas penjln minyak tanah, gas, LPG dan pelumas : 0,3% x penjualan

Page 36: Perpajakan by bu meika riba'ati

Dikecualikan dari pajak penghasilan ps 22 :a. impor barang atas dasar ketentuan UU tidak terhutang (dibuktikan dengan SKB/surat keterangan bebas)b. impor barang yang bebas bea masuk adalah

# barang atase/perwkl asing yang bertugas di Indonesia dengan asas timbal balik

# barang untuk keperluan badan internasional yang diperkenankan# barang untuk keperluan ibadah, umum, sosial dan kebudayaan# barang keperluan museum bon bin dan untuk keperluan umum# barang untuk penelitian dan pengembangan# barang keperluan tuna netra# peti / kemasan berisi jenazah/abu jenazah# barang pindahan# barang pribadi penumpang, awak pengangkut, dan barang kiriman

sampai batas nilai pabean/jumlah tertentu# ……………………………………dan lain-lain yang sejenis

Page 37: Perpajakan by bu meika riba'ati

c. Impor bersifat sementara jika saat impor nyata-nyata dimaksud untuk diekspor kembalid. pembayaran berjumlah maksimal Rp 1.000.000 dan tidak terpecah-pecahe. pembayaran BBM, listrik, gas, PDAM dan benda posf. impor emas batangan yang akan diprosews dan selanjutnya ditujukan untuk eksporg. pembayaran JPS oleh kantor perbendaharaan negarah.re-impor yang meliputi barang yang telah diekspor kemudian diimpor lagi dalam kualitas yang sama atau barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan dan pengujian yang telah memenuhi syarat sesuai ketentuan Dirjen Bea Cukaih. pembayaran pembelian gabah dan/atau beras oleh BULOG

Page 38: Perpajakan by bu meika riba'ati

Contoh :1. PT. GENIUS menjual lemari/rak buku pada DIKNAS senilai Rp 210.000.000, pembayaran dilakukan bendaharawan tersebut , harga jual termasuk PPN 10%, maka PPh psl 22 adalah

Dasar pengenaan PPh psl 22 = 100/110 x Rp 210.000.000 = Rp 190.000.000 PPh psl 22 = Rp 1,5% x Rp 190.000.000

2. PT. MAJU memiliki API mengimpor barang elektronik dengan cost US $ 30,000, biaya asuransi US $ 1,500, transportasi US $ 6,000, bea masuk US $ 6,000 ( nilai kurs US $ 1,00 = Rp 12.000), maka DPP US $ 43,500 x Rp 12.000 = Rp 522.000.000PPh 22 = Rp 522.000.000 x 2,5% = Rp 13.050.000

Page 39: Perpajakan by bu meika riba'ati

Pajak Penghasilan Pasal 23

Yang dikenakan PPh pasal 23 adalah WPDN atau BUT yang memperoleh penghasilan dari modal, penyerahan jasa maupun penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh pasal 21.

Pemotong adalah pihak yang membayar penghasilana. badan pemerintahb. subyek pajak badan dalam negeric. penyelenggara kegiatand. bentuk usaha tetape. perwakilan perusahaan luar negeri lainnyaf. orang pribadi sebagai WPDN yang ditunjuk menjadi pemotong PPh 23 yaitu* akuntan, arsitek, dokter, notaris, PPAT kecuali jika PPAT tersebut merupakan camat, advokat dan konsultan yang melakukan pekerjaan bebas* orang pribadi yang menjalankan usaha yang mengadakan pembukuan

Page 40: Perpajakan by bu meika riba'ati

Obyek pemotongan :a. dividen, royaltib. bunga termasuk premium , diskonto, imbalan terkait dengan jaminan pengembalian uangc. hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong PPh ps 21d. bunga simpanan yang dibayarkan koperasie. imbalan sehubungan dengan jasa tehnik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan maupun jasa lain (kecuali yang dipotong PPh pasal 21)f. sewa dan penghasilan lain terkait dengan penggunaan harta

Pengecualian PPh pasal 23:a. penghasilan yang dibayar atau terhutang pada bankb. sewa yang berkaitan dengan SGU dengan hak opsic. dividen/laba yang diperoleh PT sebagai WPDN, koperasi, BUMN, BUMD dari penyertaan modal pada badan usaha didirikan dan berkedudukan di Indonesia dengan syarat ,

Page 41: Perpajakan by bu meika riba'ati

c.1. dividen berasal dari cadangan laba ditahanc.2. bagi PT, BUMN, BUMD yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang membayar dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan sahamd. bunga obligasi yang diterima dari perusahaan reksadana selama 5 tahun pertama sejak berdirinya perusahan atau pemberian ijin usahae. penghasilan dari perusahan modal ventura berupa laba yang diberikan pasangan usaha dengan syarat pasangan usaha tersebut ,e.1. merupakan perusahaan kecil, menengah atau yang bergerak di sektor usaha yang ditetapkan pemerintah (dlm hal ini MENKEU)e.2. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efekf. SHU koperasi yang dibayar koperasi pada anggotag. bunga simpanan yang tidak melebihi batas ketentuan yang ditetapkan MENKEU

Dasar pemotongan :a. dari jumlah bruto ( untuk dividen, royalti, bunga, hadiah)b. selain yang tersebut dalam point a dihitung dari berdasarkan perkiraan penghasilan netto

Page 42: Perpajakan by bu meika riba'ati

Tarip pemotongan :1. 15% dengan catatan* bunga simpanan koperasi jumlahnya tidak lebih dari Rp 240.000* untuk jasa konstruksi oleh wajib pajak yang tergolong usaha kecil dengan nilai pengadaan sampai dengan Rp 1.000.000.000 dikenakan secara finalCara penghitungan PPh pasal 23 atas :1. dividen ( 15% x bruto )2. bunga , royalti, bunga koperasi lebih dari Rp 240.000 (15% x bruto)3. hadiah dan penghargaan (15% x bruto)4. sewa dan penghasilan lain karena penggunaan harta khusus angkutan darat untuk jangka waktu tertentu berdasar kontrak ( 15% x bruto)

Selain yang tersebut pada nomer 1 sampai 4 maka dikenakan tarif 2% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN

Page 43: Perpajakan by bu meika riba'ati

Perhitungan PPh psl 23 :1) atas dividen , PPh psl 23 = 15% x bruto2) atas bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian uang PPh psl 23 = 15% x bruto3) atas royalti, PPh ps 23 = 155 x bruto4) atas hadiah, penghargaan, bonus dan yg sejenis PPh psl 23 = 15% x bruto5) atas sewa dan penghasilan lain karena penggunaan harta , PPh psl 23 = 2% x bruto6) atas imbalan terkait dgn jasa tehnik, jasa manajemen , jasa konstruksi, jasa konsultan dan jasa lain yg sejenis PPh psl 23 = 2% x bruto

Page 44: Perpajakan by bu meika riba'ati

Soal :1. PT.MEKARINDO pada bulan Agustus membayar dividen pada CV.PATRA Rp 250.000.000, maka PPh 23 = 15% x Rp 250.000.000

2. CV. DELICIOUS membayar royalti pada Ny.Anna atas pemakaian brand kue sebesar 20.000.000, PPh 23 = 15% x Rp 20.000.000 (jika Ny Anna tidak punya NPWP maka PPh 23 dikenakan dua kali lipat)

3. PT.LANCAR menyewa mobil dari tuan Sumarto senilai Rp 15.000.000PPh 23 = 15% x Rp 15.000.000 (jika Sumarto tidak punya NPWP maka PPh 23 dua kali lipat)

4. PT. INDAH meminta CV.ANUGRAH membuat sistem informasi dgn nilai Rp 22.000.000 (jumlah tersebut termasuk 10% PPN), maka PPh 23 = 2% x Rp 20.000.000

Page 45: Perpajakan by bu meika riba'ati

Pajak Penghasilan Pasal 24adalah pajak yang dikenakan pada wajib pajak yang memperoleh pendapatan baik yang diterima dari dalam maupun luar negeri. Pengenaan PPh ps 24 adalah untuk meringankan beban wajib pajak yang membayar pajak di luar dan di dalam negeri sehingga dikenakan batas maksimum pajak (diambil yang terendah)Unsur perhitungan :a. jumlah pajak terhutang/dibayar di luar negerib. penghasilan luar negeri dibagi seluruh PKP kemudian dikalikan PPh atas penghasilan berdasar tarif pasal 17c. jumlah pajak terhutang untuk seluruh penghasilan kena pajak (dalam hal PKP lebih kecil dari penghasilan luar negeri

Contoh perhitungan :1. Penghasilan netto PT. LATIFI sejumlah Rp 7.500.000 berasal dari luar negeri dengan tarip pajak 30%, penghasilan dari Indonesia Rp 4.500.000

Page 46: Perpajakan by bu meika riba'ati

Untuk menghitung batas maksimum kredit pajak dihitung sebagai berikut :- PPh yg dibayar diluar negeri 30% x Rp 7.500.000 = Rp 2.250.000- PPh terhutang menurut tarif psl 17 Rp 12.000.000 x 28% = Rp 3.360.000- Rp 7.500.000 : Rp 12.000.000 x Rp 3.360.000 = Rp 2.100.000sehingga pajak yang boleh dikreditkan adalah Rp 2.100.000

2. PT.ULTIMA yg berkedudukan di Semarang memperoleh penghasilan netto selama 2009 sebagai berikut :a. Dari LN (tarip pjk 20%) Rp 1.000.000.000b. Dari DN 3.000.000.000 c. Setelah dikoreksi penghsln dari LN ternyata sebesar 2.000.000.000d. PPh psl 25 800.000.000

Page 47: Perpajakan by bu meika riba'ati

•SPT 2009 a. Penghsln LN Rp 1.000.000.000b. Penghsln DN 3.000.000.000c. Penghsln kena pajak 4.000.000.000d. PPh menurut ps 17 1.120.000.000e. Krd. pjk LN diperkenankan 200.000.000f. Harus dibayar di Indonesia 920.000.000g. PPh psl 25 800.000.000h. PPh psl 29 120.000.000

Page 48: Perpajakan by bu meika riba'ati

Pembetulan SPT 1.penghsln LN Rp 2.000.000.0002. penghsln DN 3.000.000.0003. penghsln kena pajak 5.000.000.0004. PPh menurut ps 17 1.400.000.0005. krd pjk LN diperkenankan 400.000.0006. harus dibayar di Indonesia 1.000.000.0007. PPh psl 25 800.000.0008. PPh ps 29 sudah disetor 120.000.0009. Masih harus dibayar 80.000.000

Page 49: Perpajakan by bu meika riba'ati

3. PT.HAFIDZ memperoleh penghasilan netto sebagai berikut :a. di negara X laba Rp 2.000.000.000 , (tarip pajak 35%)b. di negara Y laba Rp 6.000.000.000, (tarip pajak 20% )c. di negara Z rugi Rp 4.000.000.000d. di Indonesia Rp 8.000.000.000Perhtngn kredit pajak LN :PKP Rp 16.000.000.000PPh psl 17 = Rp 16 milyar x 28% = Rp 4.480.000.000 sedangkan batas maksimum kredit pajak di setiap negara asing adalah :negara X = (Rp 2 milyar : Rp 16 milyar) x Rp 4.480.000 = Rp ........negara Y = (Rp 6 milyar : Rp 16 milyar) x Rp 4.480.000 = Rp ........kerugian di negara Z tidak boleh dikreditkan

Page 50: Perpajakan by bu meika riba'ati

Pajak Penghasilan Pasal 25 menghitung tentang jumlah/besaran angsuran per bulan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak dalam tahun berjalan yang dilakukan dengan cara pembayaran langsung (dibayar sendiri) oleh WP atau oleh pemungutan pihak ketiga. Besarnya angsuran yang harus dibayar tiap bulan adalah sebesar pajak penghasilan yang terhutang menurut SPT Tahunan Pajak Penghasilan tahun lalu dikurangi :1. PPh yang dipotong sebagaimana pasal 21, 22 dan 232. PPh yang dibayar di LN yang boleh dikreditkan sebagaimana pasl 24

Contoh :1. Jumlah PPh Tn Atmo sesuai SPT 2009 Rp 40.000.000, pada tahun 2009 telah dibayar atau dipotong ,- PPh 21 Rp 9.000.000- PPh 22 Rp 3.000.000- PPh 23 Rp 3.000.000- PPh 25 Rp 13.000.000, dengan demikian kurang/lebih dibayar thn 2009

Page 51: Perpajakan by bu meika riba'ati

Rp 40.000.000 – Rp 28.000.000 = Rp 12.000.000 sehingga besarnya angsuran PPh pasal 25 tahun 2010 adalah Pajak Penghasilan terhutang Rp 40.000.000Dikurangi :- PPh 21 Rp 9.000.000- PPh 22 Rp 3.000.000- PPh 23 Rp 3.000.000 Rp 15.000.000 Dasar perhitungan PPh psl 25 tahun 2010 Rp 25.000.000Besarnya PPh 25 per bulan : Rp 25.000.000 : 12 = Rp 2.083.333Jadi Tn. Atmo membayar sendiri angsuran PPh 25 pada thn 2010 mulai masa Maret sebesar Rp 2.083.333

Page 52: Perpajakan by bu meika riba'ati

Angsuran Pajak Penghasilan 25 untuk WP baru, bank, BUMN, BUMD

Contoh soal :1. PT. MURAH perusahaan yang baru berdiri dan terdaftar sebagai wajib pajak bulan Juni 2009, selama bulan Juni diperoleh pendapatan penjualan Rp 10.000.000 dengan tanggungan biaya Rp 6.000.000 sehingga perhitungan PPh bulan Juni adalah

Penghasilan netto Rp 4.000.000Penghasilan disetahunkan (12 x Rp 4.000.000) Rp 48.000.000PPh terhutang 28% x Rp 48.000.000 Rp 13.440.000 PPh psl 25 untuk bln Juni ( Rp 13.440.000 / 12) Rp 1.120.000pada bulan berikutnya sampai dengan penyampaian SPT Tahunan diitung lagi PPh psal 25 dengan cara tersebut

Page 53: Perpajakan by bu meika riba'ati

2. PT.Bank SEJAHTERA , laporan triwulan April sampai Juni 20009 menunjukkan penghasilan nettoRp 300.000.000 sehingga perhtngn PPh 25 adalah : Penghasilan netto disetahunkan (4 x Rp 300.000.000) Rp 1.200.000.000PPh terhutang : 28% x Rp 1.200.000.000 = Rp 336.000.000berarti PPh 25 masa Juli s/d September Rp 336.000.000 : 12 = Rp 28.000.000

3. PT. MERDEKA mempunyai perkiraan penghasilan netto Rp 1.500.000.000 sedangkan PPh ps 22. PPh ps 23 dan PPh ps 24 yg dapat dikreditkan Rp 60.000.000 , maka pPh psl 25 adalah Penghsilan Rp 1.500.000.000PPh terhutang 28% x Rp 1.500.000.000 420.000.000Kredit pajak ( 60.000.000)PPh yg dibayar sendiri 360.000.000PPh psl 25 = Rp 360.000.000 : 12 = Rp 30.000.000

Page 54: Perpajakan by bu meika riba'ati

Pajak Penghasilan Pasal 26

adalah pemotongan penghasilan yang berasal dari Indonesia yang diterima wajib pajak luar negeri (badan maupun orang pribadi)Penerapan tarip pajaka) PPh pasal 26 = penghasilan bruto x 20 % , untuk penghasilan berupa :- dividen, bunga termasuk premium dan diskonto, imbalan terkait dengan pengembalian hutang- royalti, sewa, penghasilan sehubungan dengan penggunaan harta- imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan- hadiah dan penghargaan- pensiunan dan pembayaran berkala lainnyab) PPh pasal 26 = (penghasilan bruto x perkiraan penghasilan netto ) x 20 % - penghasilan dari penjualan harta di Indonesia- premi asuransi, premi reasuransi yg dibayar pada perusahaan asuransi LNbesarnya perkiraan penghasilan netto adalah 25% dari harga jual- besarnya prosentase perkiraan penghasilan netto adalah :

Page 55: Perpajakan by bu meika riba'ati

* 25% dari harga jual untuk penjualan harta* Untuk premi asuransi dan premi reasuransi yang dibayarkan pada perusahaan asuransi luar negeri adalah :- 50% dari premi yg dibayar dalam hal premi yg dibayar tertanggung secara langsung maupun yang melalui pialang- 10% dari premi yg dibayar oleh perusahaan asuransi yg ada di Indonesia secara langsung maupun melalui pialang- 5% dari premi yang dibayar perusahaan re-asuransi yang ada di Indonesia secara langsung maupun melalui pialangc) PPh psl 26 = (penghasilan bruto x perkiraan penghasilan netto) x 20%, untuk penghasilan berupa penjualan atau pengalihan saham, besarnya perkiraan penghasilan netto adalah 25% dari harga jual

Page 56: Perpajakan by bu meika riba'ati

d) PPh ps 26 = (PKP – PPh terhutang) x 20%untuk BUT di Indonesia, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia

Contoh soal :1. Smith (N/2 ) adalah karyawati asing di PT. SMART tinggal di Indonesia kurang dari 183 hari, selama bulan Mei dia menerima gaji US$7,500 per bulan ( US$ 1 = Rp 11.000)

PPh psl 26 = 20% (7,500 x Rp 11.000 )= Rp......

Page 57: Perpajakan by bu meika riba'ati

Pjk Pertamb. Nilai Barang dan Jasa dan Pjk Penjualan Atas Barang Mewah(PPN dan PPn.BM)

Barang Kena Pajak adalah barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak dan barang tidak berwujud yang dikenakan pajak berdasar undang-undang PPN

Pajak masukan adalah PPN yang seharusnya sudah dibayar oleh PKP karena perolehan BKP dan atau penerimaan JKP dan atau pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean dan atau impor BKP

Pajak keluaran adalah PPN terutang yang wajib dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP, penyerahan JKP atau ekspor BKP

Page 58: Perpajakan by bu meika riba'ati

Pengecualian BKP :a. Barang hasil pertambangan, penggalian dan pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya (yaitu minyak entah, gas bumi, panas bumu, pasir kerikil, batu bara seblum diproses, biji besi, biji emas, biji timah, biji tembaga, biji nikel, biji bauksit, biji perak)b. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan rakyat (sembako)c. Uang, emas batang dan surat berhargad. Makanan dan minuman yg disajikan di hotel, restoran, warung makan selain yg diserahkan oleh jasa boga/catering

Page 59: Perpajakan by bu meika riba'ati

Jasa Kena Pajak adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN tahun 1984

Pengecualian JKP :a. jasa di bidang pelayanan kesehatan medis b. jasa di bidang pelayanan sosialc. jasa di bidang pengiriman surat berperangkod. jasa perbankan, asuransi, sewa guna usahae. jasa di bidang keagamaanf. jasa bidang pendidikang. jasa di bidang angkutan umumh. jasa di bidang perhotelan

Page 60: Perpajakan by bu meika riba'ati

Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN 1984 namun tidak termasuk pengusaha kecil sebagaimana ditetapkan MENKEUPengusaha kecil adalah pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan BKP dan atau JKP dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp 600.000.000

Dasar Pengenaan Pajak / DPP terdiri dari:1. harga jual 2. penggantian3. nilai impor 4. nilai ekspor5. nilai lain yang ditetapkan Kep.MENKEU

Pajak masukan adalah PPN yang seharusnya sudah dibayar PKP karena perolehan BKP dan atau penerimaan JKP dan atau pemanfaatan JKP maupun BKP dari luar daerah pabean dan atau impor BKPPajak keluaran adalah PPN terhutang yang wajib dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP, penyerahan JKP atau ekspor BKP

Page 61: Perpajakan by bu meika riba'ati

Obyek PPN / PPN dikenakan atas :1. penyerahan BKP di daerah pabean oleh PKP2. Impor BKP3. Penyerahan JKP yang dilakukan di dalam daerah pabean oleh PKP4. Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean5. Ekspor BKP oleh PKP6. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain7. penyerahan aktiva oleh PKP yang menurut tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan sepanjang PPN yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan8. pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar pabean ke dalam pabeanPPn Barang Mewah , yang dimaksud adalah 1. barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok2. barang tersebut hanya dikonsumsi kelompok masyarakat tertentu yang secara umum berpenghasilan tinggi

Page 62: Perpajakan by bu meika riba'ati

3.Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status4. jika dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat serta mengganggu ketertiban masyarakat misalnya, minuman kerasTarip PPN :1. yang berlaku saat ini 10%, namun dengan peraturan pemerintah dapat diubah minimal 5% dan maksimal 15%Tarip PPn. BM :1. Tarip PPn BM berkisar antara 10% sampai 75%

PPN = DPP x Tarip pajak PPn BM = DPP x Tarip pajak

Contoh :1. Dalam bulan April 2006 PT.SUKSES melakukan transaksi berikut ,a. membeli bahan baku Rp 100.000.000, dipungut PPN Rp 10.000.000b. membeli bahan penolong seharga Rp 40.000.000, dipungut PPN Rp 4.000.000c. menjual produk seharga Rp 200.000.000 memungut PPN Rp 20.000.000

Page 63: Perpajakan by bu meika riba'ati

Pjk keluaran Rp 20.000.000Pjk masukan 14.000.000PPN kurang dibayar Rp 6.000.000 (setor ke kas negara)2. Dari Rp 22.000.000 pembayaran dengan tarip PPN 10% maka berapa jumlah yang dibayar pada rekanan Pembayaran Rp 22.000.000PPN 10/110 x Rp 22.000.000 2.000.000Harus dibayar pada PKP rekanan Rp 20.000.000

Page 64: Perpajakan by bu meika riba'ati

3.Tn.Mulyono mengimpor BKP dari luar daerah pabean dengan nilai impor Rp 15.000.000, PPn yang dipubgut melalui Dirjen Bea Cukai adalah 10 % x Rp 15.000.000 = Rp 1.500.0004. Selama bulan takwim dilakukan kegiatan berikut :- pembelian bahan baku dari pabrikan Rp 100.000.000- menyerahkan hasil produksi dengan harga jual Rp 60.000.000 , sehingga : pjk masukan yang dipungut PKP lain = 10%xRp 100.000.000 = Rp 10.000.000 pjk keluaran yg harus dipungut = 10%xRp 60.000.000 = Rp 6.000.000 PPN yang lebih dibayar sebesar Rp 4.000.0005. Selama bulan takwim dilakukan transaksi berikut - membeli bahan baku dari pabrikan Rp 150.000.000- menyerahkan BKP hasil produksi seharga Rp 200.000.000 sehingga : pjk masukan yg dipungut PKP lain = 10%x Rp 150.000.000 = Rp 15.000.000 pjk keluaran yg harus dipungut = 10% x Rp 200.000.000 = Rp 20.000.000PPN yg masih harus disetor ke kas negara Rp 5.000.000

Page 65: Perpajakan by bu meika riba'ati

6. PKP “WAHYU” sebagai pabrikan menyerahkan produk seharga Rp 10.000.000, barang tersebut tergolong barang mewah dengan tarip PPn BM 40% dan tarip PPN 10% maka pajak yang harus dipungut :PPN = 10% x Rp 10.000.000 = Rp 1.000.000PPn BM = 40% x Rp 10.000.000 = Rp 4.000.000

7. Seorang PKP “X” menjual secara tunai BKP pada seorang PKP “Y” Rp 50.000.000 maka PPN yang terhutang adalah :10% x Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000

Page 66: Perpajakan by bu meika riba'ati

Pajak Bumi dan Bangunan

1. Obyek pajak : adalah bumi dan bangunan, adapun pengelompokannya dilakukan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman serta memudahkan penghitungan pajak terhutang

2. Nilai jual obyek pajak/NJOP :adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual-beli yang terjadi secara wajar, namun apabila tidak ada transaksi jual beli maka NJOP ditentukan melalui perbandingan dengan obyek lain yang sejenis atau nilai jual baru atau NJOP pengganti

3. Subyek pajak :orang atau badan yang mempunyai hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan atau memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan

Page 67: Perpajakan by bu meika riba'ati

4. Dasar Pengenaan Pajak / DPP adalah :NJOP digunakan sebagai dasar pengenaan pajak5. Tarip Pajak sebesar 0,5 %6. Dasar penghitungan pajak ditetapkan serendah-rendahnya 20 % dan setinggi-tingginya 100 %7. Prosentase untuk menentukan besarnya NJKP adalah 7a) 40 % dari NJOP untuk ,- obyek pajak perkebunan- obyek pajak kehutanan- obyek pajak lainnya yang wajib pajaknya perorangan dengan NJOP atas bumi dan bangunan sama atau lebih besar dari Rp 1.000.000.0007b) 20 % dari NJOP untuk ,- obyek pajak pertambangan- obyek pajak lainnya yang NJOP nya kurang dari Rp 1.000.000.0008. Cara menghitung pajak

PBB = tarip pajak x NJKP = 0,5 % x{prosentase NJKP x (NJOP – NJOPTKP) }

Page 68: Perpajakan by bu meika riba'ati

Contoh :1. Wajib pajak Mahbub mempunyai sepetak lahan/tanah dan bangunan yang NJOPnya Rp 40.000.000 dan NJOPTKP di wilayah tersebut Rp 24.000.000 sehingga jumlah pajak terhutang

0,5 % x 20 % x (Rp 40.000.000 – Rp 24.000.000) = Rp ........2. Ny Sumirah memiliki lahan di daerah I senilai Rp 26.000.000 dan bangunan senilai Rp 18.000.000 di mana NJOPTKP sebear Rp 20.000.000 , berapa PBB yang harus dibayar Ny Sumirah

Page 69: Perpajakan by bu meika riba'ati

BPHTB (bea perolehan hak atas tanah dan bangunan) :adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan bangunan

Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan :perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan

Hak atas tanah dan atau bangunan :hak atas tanah, termasuk hak pengelolaan beserta bangunan diatasnya

Page 70: Perpajakan by bu meika riba'ati

Obyek BPHTB adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan yang meliputi :1. pemindahan hak ,- jual beli ; tukar menukar ; hibah ; waris ; pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya ; pemisahan yang berakibat peralihan ; penunjukan pembelian dalam lelang ; pelaksanaan putusan hakim yang berkekuatan tetap ; penggabungan usaha ; peleburan usaha ; pemekaran usaha ; hadiah

Page 71: Perpajakan by bu meika riba'ati

2. Pemberian hak baru karena - kelanjutan pelepasan hak- di luar pelepasan hakSubyek pajak adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan bangunan Dasar pengenaan pajak adalah nilai perolehan obyek pajak (NPOP) ditentukan berdasarkan a. Harga transaksi (dalam hal jual beli)b. Harga transaksi yg tercantum dalam risalah lelang dalam hal penunjukan pembeli dalam lelangc. Selain a dan b maka DPP ditentukan berdasar nilai pasar obyek pajak

Page 72: Perpajakan by bu meika riba'ati

Contoh :1. Marwan membeli tanah dan bangunan dengan NPOP Rp 140.000.000 sementara itu NPOPTKP di wilayah tersebut Rp 100.000.000, berapa BPHTB ?NPOP Rp 140.000.000NPOPTKP 100.000.000NPOPKP Rp 40.000.000

BPHTB yg terhutang = Rp 40.000.000 x 5% = Rp ........