PERNYATAAN PERS TAHUNAN MENTERI LUAR · PDF file7. Situasi kawasan Asia Tenggara dan Asia...
Transcript of PERNYATAAN PERS TAHUNAN MENTERI LUAR · PDF file7. Situasi kawasan Asia Tenggara dan Asia...
Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri RI (Bagian I)
BAGIAN I
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
MENTERI LUAR NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Kilas Balik 2007 dan Proyeksi 2008
Jakarta, 8 Januari 2008
DEPARTEMEN LUAR NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
I. PENDAHULUAN
1. Tahun 2007 merupakan tahun yang sibuk bagi kiprah diplomasi Indonesia. Dimulai
pada Januari 2007 ketika Indonesia mulai menduduki posisi keanggotaan tidak
tetap Dewan Keamanan PBB dan diakhiri oleh Konperensi PBB tentang Perubahan
Iklim di Bali pada Desember 2007.
2. Di antara bulanbulan itu, diplomasi bilateral, diplomasi regional, dan diplomasi
multilateralglobal secara dinamis telah berkiprah sebagai bagian dari new activism
hubungan dan politik luar negeri Indonesia di era Reformasi. Hasil Reformasi dan
perkembangan situasi di dalam negeri, serta perkembangan situasi internasional
dan kawasan, telah memungkinkan keleluasaan kiprah politik luar negeri Indonesia
yang bebas dan aktif ke segala penjuru.
(Situasi Global dan Regional)
3. Dibandingkan tahuntahun sebelumnya, pada tahun 2007 dunia secara umum
mengalami situasi yang lebih baik. Di bidang politik dan keamanan, konflikkonflik
besar cenderung menyusut; walaupun ketegangan dan kekerasan seperti di Irak
dan Afghanistan terus berlangsung.
4. Masalah proliferasi senjata pemusnah massal, khususnya isu nuklir Korea Utara dan
Iran, telah meningkatkan ketegangan dalam politik internasional. Keberhasilan Six
Party Talks dalam mendorong denuklirisasi Korea Utara pada Februari 2007 telah
menggencarkan upaya internasional mencari solusi atas isu nuklir Iran—yang pada
akhirnya telah mencegah terjadinya konflik militer terbuka.
5. Konflik Arab–Israel cenderung mereda dibandingkan dengan konflik militer terbuka
yang terjadi pada tahun sebelumnya. Perkembangan ini telah membuka peluang
bagi upaya menghidupkan kembali proses perdamaian, yang berujung pada
diselenggarakannya Konperensi Annapolis pada bulan November 2007.
6. Pada pihak lain, konflikkonflik internal di berbagai negara pada pertengahan
pertama tahun 2007 terutama di Afrika—seperti Darfur di Sudan, Congo, dan Sierra
Leone—telah memuncak. Upaya Uni Afrika bersama PBB telah berhasil meredam
konflikkonflik tersebut, walaupun belum dapat menyelesaikannya secara tuntas.
7. Situasi kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur relatif aman dan damai dengan tidak
adanya konflik terbuka antarnegara. Ketegangan politik yang berkaitan dengan isu
demokrasi dan HAM terjadi di Myanmar. Proses integrasi regional telah berkembang
sangat dinamis.
8. Pada sebagian besar 2007, ekonomi dunia cenderung menguat. Namun, pada
penghujung tahun, perekonomian global tumbuh melamban—yang dipicu oleh
skandal subprime mortgage di Amerika Serikat dan melambungnya harga minyak
mentah hingga USD 100 per barrel. Perlambatan laju pertumbuhan ekonomi itu
akan mempunyai implikasi menurunnya volume perdagangan dunia serta
melambannya laju pertumbuhan harga beberapa komoditi.
9. Walaupun perkembangan itu telah mengakibatkan guncangan pada pasar modal,
tetapi tidak terlalu besar pengaruhnya pada situasi ekonomi di kawasan Asia Timur
termasuk Indonesia. Sebaliknya, beberapa negara Asia telah menjadi penyelamat
dalam mengatasi krisis subprime mortgage. Asia Tenggara dan Asia Timur tetap
mengalami pertumbuhan ekonomi yang di atas ratarata dunia. Di ASEAN, Vietnam
telah tumbuh dengan 8,4%, Singapura 7,7%, Indonesia 6,3%, Malaysia 6% dan
Thailand 4,5%.
(Perkembangan Domestik)
10. Kita patut bersyukur karena situasi dalam negeri di bidang politik dan keamanan
pada tahun 2007 relatif stabil. Institusiinstitusi demokrasi terus menguat, yang
akan menjamin kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.
Penyelenggaraan ratusan pemilu langsung di daerahdaerah telah berlangsung
aman dan demokratis. Situasi konflik di beberapa daerah telah dapat diredam dan
diatasi. Menyusul MOU 2005, perdamaian di Aceh semakin mantap. Krisis di Poso
praktis telah diatasi dan kehidupan masyarakat telah dipulihkan.
11. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya mengatasi ancaman dan bahaya terorisme
telah menunjukkan hasil. Pada tahun 2007, praktis tidak ada serangan teror.
Namun demikian, dari sisi human security, kerap terjadinya bencana alam di
berbagai tempat di Indonesia dan bencana buatan manusia—terutama keselamatan
transportasi publik—telah menjadi sumber keprihatinan bagi kita sendiri maupun
masyarakat internasional.
12. Di bidang ekonomi, pada tahun 2007 Indonesia telah tumbuh 6,3%; yang
merupakan kelanjutan dari trend pertumbuhan yang meningkat sejak 2001. Selain
itu, tingkat inflasi relatif terkendali (6,5%), investasi asing dan domestik meningkat
(naik 144%), nilai tukar mata uang terjaga stabilitasnya pada kisaran yang
kondusif bagi pelaku ekonomi, dan cadangan devisa mencapai angka tertinggi
dalam sejarah Indonesia (lebih dari 57 milyar USD) dan terus meningkat.
13. Kemajuan di berbagai bidang yang diraih Indonesia sejak Reformasi digulirkan —
dan apresiasi masyarakat internasional terhadap kemajuan yang dicapai tersebut —
telah memungkinkan diplomasi Indonesia berkiprah lebih leluasa dalam pergaulan
antar bangsa. Sebaliknya, raihanraihan diplomasi telah memberikan kontribusi
bagi pencapaian agendaagenda domestik Kabinet Indonesia Bersatu. Masih
merupakan tantangan, bagaimana menterjemahkan kedekatan politik yang telah
dibangun dengan negaranegara lain menjadi peluang kerjasama nyata di bidang
ekonomi, perdagangan dan investasi.
II. KINERJA POLITIK LUAR NEGERI 2007
(Bilateral)
14. Hubungan dengan negaranegara tetangga terdekat, baik negara anggota ASEAN,
Papua Nugini, Timor Leste dan Australia, secara umum berlangsung baik. Guliran
proses integrasi regional seperti ASEAN dan masyarakat Asia Timur telah ikut
memperkuat jalinan hubungan bilateral tersebut. Harus diakui, terdapat masalah
masalah yang harus diatasi dalam hubungan bilateral dengan Singapura dan
Malaysia. Dalam kasuskasus tertentu, terdapat emosi publik yang menyulitkan—
walaupun pada tingkat pemerintah terdapat komunikasi yang baik untuk dapat
menyelesaikan masalah.
15. Hasil pemilihan umum di Timor Leste, Papua Nugini dan Australia telah
menampilkan pemerintahan baru yang memberikan prospek positif terhadap
hubungan bilateral dengan Indonesia. Terpilihnya Presiden Ramos Horta dan
Perdana Menteri Xanana Gusmao diharapkan akan dapat memperkuat trend ke
arah hubungan bertetangga baik yang rekonsiliatif dan berorientasi ke depan.
16. Hubungan Indonesia – Australia yang positif dalam lima tahun terakhir akan
memperoleh momentum baru dengan tampilnya pemerintahan Partai Buruh di
bawah Perdana Menteri Kevin Rudd. Penandatanganan Persetujuan Kerangka
Kerjasama Keamanan Indonesia Australia (Lombok Treaty), November 2006,
yang telah diratifikasi pada akhir tahun lalu, merupakan pilar penting yang dapat
memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
17. Sementara itu, terpilihnya kembali Perdana Menteri Michael Somare di Papua Nugini
juga akan semakin memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia serta
kondusif bagi pelaksanaan otonomi khusus Papua dan program repatriasi WNI asal
Papua dari Papua Nugini.
18. Hubungan bilateral dengan negaranegara kunci di Asia Timur seperti Jepang, China,
Korea Selatan dan India semakin erat. Bangunan strategic/comprehensive
partnerships dengan negaranegara itu yang diraih pada tahuntahun sebelumnya
telah diterjemahkan dalam berbagai plan of actions yang memungkinkan
peningkatan hubungan perdagangan dan investasi, disamping politik dan keamanan.
19. Pertumbuhan ekonomi China yang cepat telah membuka peluang bagi peningkatan
hubungan perdagangan Indonesia – China yang pada tahun lalu mencapai USD 20
milyar. Besar kemungkinan nilai perdagangan Indonesia – China dapat mencapai
USD 30 milyar pada tahun 2010. Perampungan perundingan mengenai perjanjian
ekstradisi dengan China yang cepat pada tahun lalu, merupakan salah satu wujud
kedekatan hubungan antara kedua negara.
20. Pergantian pemerintahan yang kerap terjadi di Jepang tidak mempengaruhi banyak
kedekatan hubungan bilateral Indonesia – Jepang. Perjanjian Kemitraan Ekonomi
(EPA) yang telah ditandatangani oleh Presiden Yudhoyono dan Perdana Menteri
Shinzo Abe pada tahun 2007, merupakan pilar hubungan ekonomi yang penting ke
depan. Terpilihnya Perdana Menteri Fukuda memberikan harapan bagi peningkatan
hubungan tersebut bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik
kedua negara.
21. Pertemuan ke3 Komisi Bersama Tingkat Menlu Indonesia – India di Jakarta pada
bulan Juni 2007 telah mengkaji peluangpeluang untuk meningkatkan hubungan
kedua negara di berbagai bidang, berdasarkan Kemitraan Baru Strategis yang
ditandatangani pada tahun 2005. Kita mencatat, sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi India yang pesat dalam lima tahun terakhir ini, total perdagangan
IndonesiaIndia mencapai peningkatan yang cukup signifikan: dari USD 3,9 milyar
(2005) menjadi USD 4,2 milyar (2006) dan ditargetkan mencapai USD 10 milyar
pada tahun 2010.
22. Dengan Korea Selatan, telah terjadi saling kunjung pada tingkat Kepala
Negara/Pemerintahan pada dua tahun terakhir. Pada waktu kunjungan Presiden
Yudhoyono ke Korea Selatan pada bulan Juli 2007, telah disahkan rekomendasi
eminent persons group mengenai plan of actions di berbagai bidang, sebagai
penjabaran dari strategic partnership yang ditandatangani pada tahun 2006. Salah
satunya adalah kerjasama di bidang reforestrasi di Kalimantan, sebagai bagian dari
kerjasama nyata untuk menanggulangi perubahan iklim.
23. Konflik ArabIsrael merupakan isu yang emosional dalam hubungan Indonesia
dengan Timur Tengah. Indonesia konsisten mendukung perjuangan bangsa
Palestina untuk merdeka di tanahnya sendiri, hidup berdampingan secara aman
dan damai dengan Israel. Karena itu, Indonesia terus berupaya memberikan
kontribusi ke arah itu—baik dalam penyelesaian konflik maupun bantuan
memperkuat kapasitas pemerintahan Palestina.
24. Indonesia juga mendorong persatuan bangsa Palestina melalui rekonsiliasi antara
Hamas dan Fatah. Dalam kunjungannya ke Indonesia bulan Oktober 2007, Presiden
Mahmoud Abbas telah mengulangi usulannya agar Indonesia berpartisipasi pada
Konperensi Annapolis 27 November 2007 tentang Timur Tengah serta menyambut
baik rencana Indonesia menyelenggarakan Konperensi Asia Afrika untuk
peningkatan kapasitas Palestina pada pertengahan pertama tahun 2008. Indonesia
juga berpartisipasi dalam Konperensi Donor untuk Palestina di Paris, Desember
2007, dan telah menyampaikan pledge bantuan sebesar USD 1 juta.
25. Kunjungan Presiden Yudhoyono pada tahun 2006 ke beberapa negara Timur
Tengah (Saudi Arabia, Kuwait, Qatar dan Uni Emirat Arab) telah mendekatkan
hubungan Indonesia dengan negaranegara tersebut. Masih merupakan tantangan
untuk menterjemahkan kedekatan politik ini menjadi peluang kerjasama konkrit di
bidang ekonomi, perdagangan dan investasi. Dengan Qatar, telah ditandatangani
Joint Investment Fund dengan modal awal sebesar USD 1 milyar.
26. Dengan Afrika, upaya untuk melanjutkan dan menjabarkan NAASP melalui
kerjasama nyata di berbagai bidang terus dilakukan walaupun sempat menemui
kesulitan karena adanya masalah konflik Sahara Barat. Di antara programprogram
kerjasama teknik AsiaAfrika yang telah dilaksanakan tahun lalu meliputi bidang
HAKI, perubahan iklim, teknologi satelit, dan perdagangan internasional. Secara
bilateral, Indonesia juga memberikan kerjasama teknik di bidang pertanian dan
perikanan kepada beberapa negara Afrika.
27. Perkembangan hubungan antara Indonesia dan Uni Eropa terus mengalami
peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, yang antara lain ditandai dengan
dirampungkannya Partnership and Cooperation Agreement. Dalam Dialog Indonesia
– Uni Eropa pada bulan Maret 2007 di Berlin juga telah disepakati adanya
peningkatan dialog politik Indonesia –Uni Eropa yang merupakan pengakuan Uni
Eropa mengenai pentingnya Indonesia. Meskipun demikian, pengembangan
kerjasama lebih lanjut telah menghadapi hambatan dengan adanya keputusan Uni
Eropa pada bulan Juli 2007 yang melarang maskapai penerbangan Indonesia
terbang ke wilayah udara Uni Eropa karena alasan teknis keselamatan
penerbangan. Pada bulan Nopember 2007 larangan ini tetap dilanjutkan meskipun
Pemerintah Indonesia telah serius melakukan langkahlangkah perbaikan, sehingga
Indonesia berpandangan keputusan Uni Eropa tersebut tidak sesuai dengan
semangat kemitraan yang sedang dikembangkan oleh kedua belah pihak. Masalah
ini diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu dekat, sehingga hambatan bagi
pengembangan kerjasama kedua belah pihak kedepan dapat segera disingkirkan.
28. Hubungan bilateral IndonesiaRusia juga terus mengalami peningkatan. Dalam
kunjungan Presiden Vladimir V Putin pada bulan September 2007, telah berhasil
ditandatangani delapan persetujuan kerjasama di berbagai bidang termasuk
pemberian state loan senilai USD 1 milyar untuk pengadaan peralatan militer.
29. Hubungan bilateral IndonesiaAmerika Serikat juga diwarnai perkembangan positif,
antara lain dengan dikeluarkannya resolusi Senat Amerika Serikat tentang
pengakuan atas pentingnya Indonesia bagi Amerika Serikat. Selain itu, Kongres AS
juga telah mengeluarkan Resolusi tentang bantuan bagi kerjasama militer
Indonesia – Amerika Serikat, yang berjumlah USD 15,7 juta. Amerika Serikat terus
menjadi salah satu negara tujuan utama ekspor dan sumber investasi yang penting
bagi Indonesia.
30. Saling kunjung pada tingkat kepala negara/pemerintahan dan Menlu dapat
meningkatkan momentum bagi upaya memajukan hubungan bilateral. Intensitas
hubungan itu juga tercermin dari komisikomisi bilateral baik pada tingkat Menlu
maupun pejabat tinggi (SOM).
(Regional)
31. Dalam usianya yang ke40 pada tahun 2007, ASEAN memasuki tahap penting dan
bersejarah dengan transformasi dari suatu asosiasi yang longgar (loose association)
menjadi suatu komunitas. Pada KTT di Filipina bulan Januari 2007, telah disepakati
untuk mempercepat perwujudan Komunitas ASEAN dari rencana semula tahun
2020 menjadi tahun 2015. Transformasi tersebut juga terefleksikan dalam Piagam
ASEAN yang ditandatangani para pemimpin pada KTT di Singapura bulan November
2007.
32. Penguatan kelembagaan ASEAN didukung pula oleh penguatan kerjasama di
berbagai bidang, seperti Deklarasi mengenai Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN
pada KTT Singapura. Rencana kerja strategis jangka pendek, menengah dan
panjang sampai tahun 2015 menuju integrasi ekonomi yang menjadikan ASEAN
sebagai basis produksi tunggal dan lintas bebas atas barang dan jasa, investasi,
modal dan orang dalam suatu kawasan ekonomi dengan daya saing tinggi.
33. Di bidang hukum dan HAM, antara lain pada KTT ke12 di Filipina telah
ditandatangani “Cebu Declaration on the Protection and Promotion of the Rights of
Migrant Workers” dan “ASEAN Convention on CounterTerrorism” serta “Mutual
Legal Assistance Treaty on Criminal Matters”. Indonesia berkepentingan untuk
dapat mengimplementasikan Mutual Legal Assistance Treaty on Criminal Matters
yang akan memberikan payung hukum kerjasama lebih efektif penanganan
kejahatan lintas batas negara. Indonesia juga telah mengusulkan mengadakan
ASEAN Extradition Treaty. Suatu Working Group telah dibentuk untuk mewujudkan
rencana tersebut.
34. Mengenai masalah Myanmar, pada KTT ke13 di Singapura diperjelas posisi ASEAN
yang mendukung misi Prof. Ibrahim Gambari sebagai utusan PBB. Indonesia
bahkan melihat perlunya ASEAN secara aktif mengengage Myanmar dalam satu
kerangka koordinasi atau kerjasama ASEANChinaPBB, yang diharapkan dapat
mendorong proses demokratisasi dan perbaikan situasi HAM yang lebih credible.
35. Hingga akhir tahun 2007 ASEAN telah memiliki comprehensive partnership
agreements dengan semua negara mitra wicara, termasuk dalam kerangka
kerjasama ASEAN Plus Three, dan telah memiliki Plan of Action/Work Plan dengan
hampir semua mitra wicaranya. Perkuatan kerjasama dengan para mitra ini
merupakan kepentingan Indonesia, yang berkeinginan untuk mendorong ASEAN
menjadi salah satu elemen penting dalam proses integrasi kawasan Asia Tenggara
dan bahkan Asia Timur.
36. Kerjasama ASEAN dengan negaranegara mitra wicara juga ditandai dengan
meningkatnya guliran proses negosiasi mengenai Free Trade Areas (FTAs) seperti
ASEANChina/Jepang/Korea/India/AustraliaNew Zealand; sebagian diantaranya
hampir mendekati penyelesaian. Mengantisipasi kebuntuan putaran Doha
Development Agenda pada WTO, yang akan mendorong negaranegara di berbagai
kawasan memajukan FTAs, maka guliran proses perundingan FTA yang dilakukan
ASEAN dengan mitra wicaranya dapat menjadi suatu cadangan solusi. Sebagai
implikasinya, proses ‘building blocks’ ini juga dapat menjurus pada pembentukan
FTA di kawasan Asia Timur.
37. Sebagai negara Pasifik, secara geografis dan etnis, Indonesia memberikan
perhatian penting dalam hubungan dengan negaranegara anggota Pacific Islands
Forum (PIF). Indonesia menjadi mitra dialog PIF sejak tahun 2000. Pada PIF
Summit tahun 2007 tidak ada lagi rujukan mengenai situasi di Papua dalam
statement PIF. Indonesia telah meningkatkan kerjasama teknik dengan negara
negara pulau anggota PIF di bidang pertanian, seni dan budaya, microhydro power,
dan microfinancing untuk usaha kecil dan mikro.
38. Memperkuat hubungan dengan negaranegara tetangga di Pasifik, dialog tahunan
dengan negaranegara peserta dialog di Pasifik Barat Daya (SWPD)–Indonesia,
Timor Leste, Papua Nugini, Australia, New Zealand, Filipina—juga terus berlangsung
sejak Oktober 2003. Pada tahun 2007, pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri
SWPD telah kembali diselenggarakan di Manila, di selasela pertemuan ASEAN.
39. KTT APEC ke21 di Sydney, Australia, pada bulan September 2007 telah
mengangkat isu perubahan iklim sebagai agenda penting. KTT telah memberikan
political weight bagi Konperensi Bali mengenai perubahan iklim. KTT juga telah
menghasilkan beberapa komitmen penting seperti upaya memperkuat integrasi
ekonomi regional di kawasan Asia Pasifik, menurunkan biaya transaksi bisnis
sebanyak 5% melalui Trade Facilitation Action Plan tahap 2 dan memberikan
dukungan politis yang kuat bagi penyelesaian perundingan DDA di WTO. Langkah
langkah liberalisasi perdagangan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi Indonesia khususnya dalam peningkatan akses pasar.
40. Indonesia juga memanfaatkan APEC untuk mengatasi bebagai isu yang berdampak
pada perekonomian kawasan, antara lain kerjasama AntiKorupsi, melalui MLA,
ekstradisi dan pengembalian asset yang dapat memperkuat upaya memajukan
good governance dan pemberantasan korupsi.
41. Forum for East Asia Latin American Cooperation (FEALAC) merupakan upaya
untuk meningkatkan saling pengertian, mendorong interaksi dan dialog antara
negaranegara di Asia Timur dengan negaranegara kawasan Amerika Latin, serta
menggali potensi kerjasama di berbagai bidang (politik, ekonomi, pendidikan, sosial
budaya, dan ilmu pengetahuan dan teknologi) dalam rangka pengembangan
kemitraan baru dan strategis. Dalam Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri
FEALAC ke3 di Brasilia, Brasil tanggal 2223 Agustus 2007, yang dihadiri oleh
Menteri Luar Negeri RI, Indonesia ditunjuk sebagai Ketua Kelompok Kerja Politik,
Pendidikan dan Budaya FEALAC periode 20072009. Dalam kerangka ini, Menteri
Luar Negeri juga telah melakukan rangkaian kunjungan bilateral ke Brazil,
Paraguay, Argentina, Chile dan Ekuador.
(MultilateralGlobal)
42. Keanggotaan Indonesia di DK PBB dimulai Januari 2007 untuk masa 2 tahun. Pada
November 2007, Indonesia mendapatkan giliran untuk menjabat sebagai Presiden
DK PBB. Selama Presidensi Indonesia di DK PBB, Indonesia telah mengusung tema
besar dalam suatu perdebatan terbuka mengenai peran dan kontribusi organisasi
regional dan subregional dalam pemeliharaan perdamaian dan keamanan
internasional. Tema ini mendapat dukungan besar yang ditunjukkan dengan
kehadiran Sekjen PBB, wakilwakil organisasi regional dan subregional (Liga Arab,
UE, OKI, UA, Collective Security Treaty Organization dan ASEAN). Hasil perdebatan
telah memberikan pengakuan atas peran penting organisasi regional dan sub
regional dalam upaya mencegah secara dini konflik di kawasan untuk tidak
berkembang menjadi konflik yang mengancam perdamaian dan keamanan
internasional.
43. Selain itu, Indonesia telah mampu memandu (navigate) dan memberi jalan keluar
terhadap berbagai permasalahan prosedural dan substantif seperti ketika DK
membahas isu Eritrea/Ethiopia, masalah penggelaran pasukan PBB di Darfur
(Sudan), Somalia, Timur Tengah (Palestina), Lebanon, Myanmar dan Bosnia
Herzegovina, sehingga DK tetap padu dalam memenuhi tanggungjawabnya dalam
pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
44. Isu nuklir Iran dan Korea Utara yang mencuat pada kuartal pertama tahun 2007,
telah menimbulkan peningkatan ketegangan yang mengancam perdamaian dan
keamanan dunia. Dewan Keamanan PBB telah mengesahkan resolusi tentang kedua
masalah tersebut.
45. Posisi prinsip Indonesia adalah mendukung hak setiap negara untuk
mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai, dengan menghormati
sepenuhnya NPT dan safeguard agreements yang menjadi tolak ukur atau standard
perilaku bagi negaranegara tersebut melalui kerjasama yang transparan dengan
Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
46. Indonesia juga mendorong tercapainya solusi damai melalui dialog atas sengketa
mengenai isu nuklir tersebut. Karena itu Indonesia mendukung resolusi Dewan
Keamanan 1747 yang telah menimbulkan reaksi yang negatif oleh sebagian pihak
di dalam negeri. Indonesia meyakini dicapainya penyelesaian isu nuklir Korea Utara
melalui Six Party Talks pada bulan Februari 2007 dapat menjadi model bagi
penyelesaian permasalahan isu nuklir Iran.
47. Tidak seperti dikhawatirkan sebagian pihak di dalam negeri, selama tahun 2007, isu
nuklir Iran tidak diangkat lagi pada agenda Dewan Keamanan. Kerjasama baik yang
mulai ditunjukkan oleh Iran, dengan telah dicapainya workplan dengan IAEA pada
bulan Agustus 2007, telah ikut menurunkan ketegangan dan membuka peluang
lebih baik bagi upaya mencari solusi damai atas masalah itu pada tahun 2008.
48. Konflik sektarian di Irak merupakan isu yang terus mendapat perhatian di DKPBB
dan Indonesia selalu menegaskan pentingnya upaya pemulihan kedaulatan,
keamanan dan stabilitas Irak. Terkait dengan ini, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono telah menyampaikan gagasan solusi yang terdiri dari tiga komponen,
yakni: rekonsiliasi antara pihakpihak yang bertikai, penarikan mundur pasukan
asing secara bertahap dan menggantinya dengan pasukan penyangga dari negara
negara Islam moderat, serta memajukan rehabilitasi dan rekonstruksi Irak.
49. Dalam upaya mendorong rekonsiliasi tersebut, Indonesia telah menyelenggarakan
konperensi internasional antar tokoh Islam (Sunni dan Syiah) di Bogor pada
tanggal 34 April 2007 yang didukung oleh organisasiorganisasi kemasyarakatan,
khususnya NU dan Muhammadiyah.
50. Sejak tahun 1957, Indonesia terus menerus selama 50 tahun telah aktif
memberikan kontribusinya pada operasi pemeliharaan perdamaian. Di Lebanon
Selatan, Indonesia telah menggelar satu batalyon Kontingen Garuda di bawah
UNIFIL sejak November 2006. Selain itu, PBB juga meminta penggelaran pasukan
wanita TNI untuk memperkuat UNIFIL. Kontingen Garuda sekarang ini juga masih
digelar di Congo, Sudan, Liberia, Nepal, dan Georgia. Indonesia juga akan
mengirim satu Formed Police Unit (FPU) POLRI ke Darfur, Sudan untuk bergabung
dalam UNAMID pada awal 2008.
51. Mengenai isu HAM, guna menunjang kegiatan pemajuan dan perlindungan HAM di
dalam negeri, Indonesia telah melakukan serangkaian dialog HAM bilateral,
diantaranya dengan Pemerintah Norwegia, Kanada, Swedia, Rusia dan Jepang.
Sebagai wujud keterbukaan Indonesia, Pemerintah Indonesia pada 2007 telah
menerima kunjungan Hina Jhilani (Special Rapporteur on Human Rights Defender),
Manfred Novak (Special Rapporteur on Torture), dan Komisaris Tinggi HAM PBB Ms.
Louise Arbour. Ketiga pejabat PBB di bidang HAM tersebut mengakui kemajuan
pesat yang dicapai Indonesia dalam pemajuan dan perlindungan HAM yang
merupakan salah satu pilar penting reformasi.
52. Dalam kaitan ini, Indonesia juga telah menjadi tuan rumah penyelenggaraan
Lokakarya HAM Kawasan Asia Pasifik ke14 di Bali pada Juli 2007 yang
menyepakati Bali Action Plans yangantara lain mengakui pentingnya keterkaitan
antara HAM dan kemiskinan ekstrim, serta menyepakati pembahasan diantara
pemangku kepentingan di kawasan dalam menanggulangi masalah tersebut.
53. Apresiasi masyarakat internasional terhadap kemajuan yang diraih Indonesia telah
memungkinkan Indonesia terpilih kembali sebagai anggota Dewan HAM untuk
periode 20072009 dengan suara mayoritas yang tinggi.
54. Mengenai isu terorisme, untuk melakukan stocktaking terhadap upaya negara
negara di kawasan Asia Tenggara, pada bulan Februari 2007 Indonesia dan
Australia telah mengkosponsori penyelenggaraan SubRegional Ministerial
Conference on CounterTerrorism. Konperensi mengakui keberhasilan yang dicapai
Indonesia dalam memerangi terorisme dengan menyeimbangkan antara
kepentingan keamanan dengan proses hukum dan penghormatan HAM.
55. Isu perubahan iklim yang sesungguhnya bukan merupakan isu baru, telah mencuat
menjadi isu global yang menonjol pada tahun 2007. Laporan IPCC dan laporan
Nicholas Stern telah memberikan urgensi bagi upaya penanganan yang nyata dan
segera untuk melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
Konperensi ke13 Negaranegara Pihak UNFCCC dan Pertemuan ke3 Negara
negara Pihak pada Kyoto Protocol menjadi tumpuan harapan bagi keberhasilan
proses sampai dengan tahun 2009 guna menyiapkan kerangka komitmen baru
yang akan menggantikan Kyoto Protocol pada tahun 2012.
56. Konperensi Bali sesungguhnya merupakan bagian dari rangkaian pertemuan
sebelumnya yakni Montreal dan Nairobi, dan kemudian sesudah Bali, Polandia dan
Denmark. Tetapi, rangkaian pertemuan tingkat tinggi seperti EU Summit, G8, APEC,
High Level Meeting SMUPBB serta ASEAN/East Asia Summit telah memberikan
bobot politik dan ekspektasi yang besar agar Bali Conference dapat menghasilkan
Bali Road Map yang memetakan prosedur dan mekanisme serta panduan substansi
bagi guliran proses selanjutanya sampai dengan 2009.
57. Masalah perubahan iklimbukanlah masalah teknis lingkungan hidup semata, tetapi
masalah yang sarat dengan aspek politik dan ekonomi. Karena itu, perundingan di
Bali merupakan perundingan yang tidak mudah. Kepemimpinan Indonesia telah
berhasil melahirkan Bali Road Map yang merupakan suatu terobosan bagi
kebuntuan yang sebelumnya terjadi dalam pertemuanpertemuan sebelumnya.
Konperensi Bali tentang perubahan iklimmerupakan salah satu puncak tampilan
diplomasi dan kepemimpinan Indonesia. Bahkan tampilan Indonesia selaku tuan
rumah Konperensi Bali telah menonjol pada rangkaian summit sebelum Bali.
Inisiatif Indonesia mengenai hutan tropis (F11 dan REDD) dan Corral Triangle juga
telah mendapat tempat dalam Konperensi Bali dan karena itu masih akan ada
tindak lanjutnya sebagai bagian dari upaya mitigasi terhadap perubahan iklim.
(Diplomasi Publik)
58. Pada tahun 2007, kiprah diplomasi Indonesia telah memperoleh dukungan publik
yang semakin luas. Berbagai inisiatif diplomasi publik terus dikembangkan, baik
untuk merangkul berbagai komponen masyarakat di dalam negeri sebagai
konstituen politik luar negeri maupun untuk membentuk dan meningkatkan citra
Indonesia di publik internasional.
59. Dialogdialog lintas agama yang diprakarsai Indonesia sejak tahun 2004, baik
secara bilateral maupun regional dan lintas kawasan, telah memungkinkan
terjadinya interaksi berkelanjutan di antara para pemuka agama dari berbagai
negara. Pada tahun 2007, dialog lintas agama kawasan Asia Pasifik berlangsung di
Selandia Baru sedangkan dalam kerangka ASEM berlangsung di China. Dialog
bilateral dilakukan dengan Vatikan dan Kanada. Pada forumforum tersebut, para
pemuka agama telah secara konsisten dan lantang menolak terorisme serta
menyerukan toleransi, perdamaian dan kerjasama demi kemanusiaan.
60. Global InterMedia Dialogue yang diprakarsai Indonesia bersama Norwegia sejak
tahun 2006 juga telah dilanjutkan pada tahun 2007. Forum ini telah memungkinkan
terjadinya interaksi berkelanjutan di antara para tokoh media dari berbagai negara
untuk memajukan kebebasan pers dalam dunia yang multikultural serta
mendorong peranan media dalam menumbuhkan saling pengertian di antara
keragaman kultural. Pada tahun 2008, Indonesia akan kembali menjadi tuan rumah
GIMD.
61. Di dalam negeri, berbagai upaya diplomasi publik juga terus dilakukan untuk
mengkomunikasikan kebijakan politik luar negeri kepada masyarakat antara lain
melalui Annual Lectures di kampuskampus perguruan tinggi, Foreign Policy
Breakfast, situsweb Deplu dan bahkan situsweb untuk anakanak, serta
penerbitan beberapa publikasi berkala. Semua itu dilakukan untuk menumbuhkan
pemahaman yang lebih baik atas kebijakan politik luar negeri—syukur kalau
diperoleh dukungan masyarakat. Upaya diplomasi publik juga dilakukan untuk isu
isu tematik, seperti misalnya penyelenggaraan Konperensi AnakAnak Internasional
tentang Perubahan Iklim di Surabaya, bekerjasama dengan Tunas Hijau, menjelang
Konperensi PBB tentang Perubahan Iklim di Bali.
62. Upaya diplomasi publik juga mulai dilakukan untuk memfasilitasi kerjasama luar
negeri oleh pemerintahpemerintah daerah. Pada tahun 2007 telah diluncurkan
program ”Updates from the Region” yang untuk pertama kali menampilkan Propinsi
Riau. Pemerintah Propinsi Riau kemudian menyelenggarakan Riau Investment
Summit pada bulan November 2007, yang dihadiri oleh sekitar 80 investor asing
dan antara lain telah menghasilkan 15 MOU dengan total nilai investasi senilai Rp. 5
triliun.
(Border Diplomacy)
63. Pada dimensi kewilayahan, kejelasan batas wilayah darat dan laut merupakan
elemen penting dalam upaya memelihara keutuhan dan kesatuan NKRI. Indonesia
berbatasan maritim dengan 10 negara tetangga dan berbatasan darat dengan 3
negara. Perundingan batas maritim sesuai kesepakatan dengan negaranegara
yang berbatasan masih terus berlangsung secara berkala. Perundingan penetapan
batas maritim dengan Malaysia, Singapura dan Filipina sudah sampai pada tahap
yang maju dengan secara konkrit membahas sejumlah opsi garis yang selanjutnya
akan dirundingkan pada tahun 2008. Indonesia akan memulai babak baru
perundingan batas maritim dengan akan memulai merundingkan batas Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan Vietnam dan Palau pada tahun 2008.
(Perlindungan WNI)
64. Instruksi Presiden No. 06 Tahun 2006 telah mengamanatkan kebijakan Pemerintah
untuk melakukan reformasi sistem penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari kebijakan tersebut, fungsi Perwakilan RI
dalam perlindungan WNI di luar negeri telah diperkuat antara lain melalui
pembentukan wadah Pelayanan Warga (Citizen Service) di Perwakilan, yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan warga yang cepat, murah dan ramah atas
sikap dasar “kepedulian dan keberpihakan”.
65. Menteri Luar Negeri telah meresmikan 6 gugus tugas Pelayanan Warga yang secara
simbolik diresmikan tanggal 29 Juli 2007 di KBRI Singapura. 5 perwakilan RI
lainnya yaitu KBRI Seoul (Korsel), KBRI Bandar Seri Begawan (Brunei Darussalam),
KBRI Amman (Jordania), KBRI Damaskus (Syria), dan KBRI Doha (Qatar). Sebagai
contoh, pelayanan warga pada KBRI Kuala Lumpur telah meningkat lebih baik, dari
2 minggu pada 6 bulan lalu diturunkan menjadi 7 hari dan 3 hari, dan sejak bulan
lalu sudah dicapai pelayanan paspor dan keimigrasian selesai pada hari yang sama.
66. Dalam upaya peningkatan perlindungan terhadap WNI, Pemerintah Indonesia juga
terus mengupayakan adanya perjanjian mengenai Mandatory Consular Notification
(MCN) dengan beberapa negara. Dengan adanya MCN ini nantinya diharapkan
upaya perlindungan WNI dapat dilakukan secara lebih cepat karena negara tuan
rumah mempunyai kewajiban untuk segera menyampaikan pemberitahuan kepada
perwakilan Republik Indonesia jika terdapat warga negara Indonesia yang terlibat
dalam masalah hukum di negara tersebut.
Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri RI (Bagian II)
BAGIAN II
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
MENTERI LUAR NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Kilas Balik 2007 dan Proyeksi 2008
Jakarta, 8 Januari 2008
DEPARTEMEN LUAR NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
III. PROYEKSI 2008
1. Di bidang politik dan keamanan internasional, kecenderungan penurunan
ketegangan yang telah berlangsung sejak bulanbulan terakhir tahun lalu
diperkirakan akan berlanjut pada tahun 2008. Meskipun demikian, belum dapat
dipastikan apakah akan muncul solusi final untuk berbagai situasi konflik—terutama
di Irak, Afghanistan dan Timur Tengah.
2. Kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur, yang dalam beberapa tahun belakangan ini
tekun menata integrasi regional, telah menikmati adanya stabilitas relatif dan
ketahanan regional—sementara di kawasankawasan lain, seperti Afrika, Timur
Tengah dan Asia Selatan, berada dalam situasi konflik atau ketegangan
berkepanjangan. Namun demikian, keberhasilan integrasi regional di Asia Tenggara
dan Asia Timur akan tergantung pula pada upaya pembangunan politik yang dapat
mempersempit political gap di antara negaranegara kawasan, termasuk
melalui ”shaping and sharing of norms”.
3. Oleh karena itu, langkahlangkah kerjasama konkrit untuk pembangunan politik di
kawasan menjadi elemen penting dalam upaya memelihara stabilitas dan tertib
kawasan. Dalam kaitan ini, pada tahun 2008 Indonesia akan meluncurkan inisiatif
Bali Democracy Forum sebagai ajang dialog antarpemerintah yang bersifat inklusif.
Forum ini dirancang sebagai tempat bertukar pikiran dan pengalaman dalam
menjalankan praktekpraktek demokrasi dan good governance serta memperkuat
institusiinstitusi demokrasi.
4. Masih terkait dengan demokrasi dan good governance, dalam kalender diplomasi
tahun 2008, antara lain Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Anti
Korupsi (Conference of State Parties to the UN Convention Against Corruption) ke2
yang akan diselenggarakan di Bali, 28 Januari – 1 Februari. Konferensi ini akan
dihadiri oleh 104 negara pihak dan 50 peninjau.
5. Berbagai kemajuan yang telah dicapai setelah 10 tahun Reformasi akan semakin
melapangkan keleluasaan kiprah politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif
ke segala penjuru. Meskipun masih banyak tantangan yang kita hadapi, tetapi
kemajuan yang telah kita raih serta dukungan dan apresiasi masyarakat
internasional akan semakin menumbuhkan rasa percaya diri kita sebagai bangsa.
6. Dalam kaitan ini, peran aktif Indonesia di dunia internasional akan terus kita
tunjukkan melalui kekuatan gagasan, inisiatif, dan dialog. Menjadi harapan kita
bersama bahwa momentum 100 tahun kebangkitan nasional Indonesia juga
menjadi pendorong bagi upaya mewujudkan ketertiban dunia yang didasarkan pada
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
IV. BENAH DIRI
7. Sebagai bagian dari upaya benah diri, pimpinan Departemen Luar Negeri terus
berupaya menjadikan Deplu sebagai Departemen yang profesional dengan jumlah
pegawai yang tetap, namun dengan perbandingan jumlah tenaga profesional yang
terus meningkat melebihi jumlah tenaga administratif.
8. Untuk kepentingan tersebut, Deplu terus mengembangkan sistim rekrutmen yang
bersih, terbuka, berorientasi pada merit dan mengedepankan kompetensi.
Pendekatan ini telah mendapatkan sambutan dari masyarakat yang nampak dari
semakin tingginya jumlah pelamar. Sebagai gambaran, pada rekrutmen tahun 2007,
terdapat lebih dari 17.000 pelamar untuk mengisi 100 lowongan. Guna
merefleksikan kemajemukan, Deplu juga telah menyelenggarakan seleksi
penerimaan melalui jalur khusus yang dilaksanakan di 15 universitas negeri yang
ada di daerah, khususnya di luar Jawa.
9. Dalam upaya peningkatan SDM tersebut, Departemen Luar Negeri terus
meningkatkan kualitas programprogram pendidikan dan pelatihan bagi para
pejabat dinas luar negeri dan pegawai lainnya melalui diklat fungsional diplomatik
berjenjang, diklat nondiplomatik dan diklat struktural. Departemen Luar Negeri
juga terus mendorong adanya selfdevelopment bagi para pejabat diplomatik
khususnya para diplomat muda, guna meningkatkan kompetensinya baik melalui
jalur akademis maupun nonakademis di dalam maupun di luar negeri. Upaya
peningkatan profesionalisme diplomat tersebut juga dilaksanakan melalui berbagai
kerjasama dengan negaranegara lain. Untuk kepentingan ini, hingga tahun 2007,
Departemen Luar Negeri telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan 14
negara dan organisasi internasional.
10. Guna mendukung upaya pemerintah menciptakan good governance, Pimpinan
Departemen Luar Negeri juga terus meningkatkan pelaksanaan tiga tertib yang
meliputi tertib fisik, waktu dan administrasi. Dalam kaitan ini, Deplu antara lain
telah merumuskan adanya kode etik diplomat yang dimaksudkan untuk
menjunjung tinggi kehormatan profesi, keteladanan sikap dan perilaku diplomat
dalam melaksanakan diplomasi.
11. Di bidang administrasi, untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan
akuntabilitas, pada tanggal 27 Juni 2007 Menteri Luar Negeri RI telah meresmikan
penerapan aplikasi sistem eProcurement dalam proses pemilihan penyediaan
barang/jasa di lingkungan Departemen Luar Negeri. Tujuan utama aplikasi sistem
eProcurement ini adalah untuk menyediakan pengadaan barang dan jasa yang
bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) serta mengoptimalkan belanja barang
dan jasa pemerintah sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, eProcurement ini dilaksanakan dengan mekanisme pengawasan internal
yang sangat ketat.
V. PENUTUP
12. Di akhir paparan ini, saya ingin menegaskan bahwa kiprah dan raihan diplomasi
pada tahun 2007 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari agenda, prioritas
dan program kerja Kabinet Indonesia Bersatu. Departemen Luar Negeri dan seluruh
perwakilan RI di luar negeri siap untuk terus bekerja keras dan memberikan
kontribusi terbaik bagi kemajuan bangsa dan negara.
13. Sedikit catatan saya bahwa, di tengah keberhasilan kita sebagai tuan rumah
Konferensi PBB tentang perubahan iklim di Bali bulan Desember yang lalu, terjadi
peristiwa tragis yang dialami oleh 6 orang staf Deplu yang seharihari bertugas
memfasilitasi para wartawan asing dan nasional. Pada kesempatan ini, saya ingin
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas ungkapan belasungkawa,
simpati dan solidaritas yang telah diberikan kepada Departemen Luar Negeri dan
keluarga para almarhum.
14. Akhirnya, saya ingin menyampaikan penghargaan yang setinggitingginya kepada
media massa nasional yang terbit di Jakarta maupun di daerah, yang tiada hentinya
memberikan dukungan kepada Departemen Luar Negeri dalam menyebarluaskan
informasi dan pembelajaran kepada masyarakat mengenai kebijakan dan
pelaksanaan politik luar negeri Indonesia.
15. Seperti tahuntahun yang lalu, kali ini Departemen Luar Negeri juga akan
memberikan penghargaan Adam Malik Award kepada rekanrekan media massa.
Penghargaan kali ini, sedikit berbeda dengan yang lalu. Untuk itu, mohon dapat
diterima dan saya mengucapkan selamat atas keberhasilannya.
Terima kasih.