PERMUKIMAN TERAPUNG DANAU TEMPE DI KABUPATEN...

2
xv INTISARI Permukiman terapung Danau Tempe merupakan suatu bentuk permukiman yang unik. Siklus tahunan pasang surut air danau tidak hanya mempengaruhi mata pencaharian penduduk, tetapi juga mempengaruhi posisi permukiman. Pada saat air pasang, maka warga bekerja sebagai nelayan menangkap ikan. Sebaliknya pada saat air surut di musim kemarau maka warga bercocok tanam di tanah bekas danau. Adapun posisi permukiman pada saat air pasang adalah di pinggir danau dekat dengan daratan, sementara pada saat air surut posisi permukiman berpindah ke tengah danau atau area di mana air masih ada menggenangi danau. Danau Tempe terletak di bagian tengah Propinsi Sulawesi Selatan yang meliputi tiga kabupaten yaitu Kabupaten Wajo, Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Soppeng. Penelitian ini sendiri dilakukan di wilayah Kabupaten Soppeng, tepatnya Kelurahan Limpomajang, Kecamatan Marioriawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengksplorasi konsep permukiman terapung Danau Tempe di Kabupaten Soppeng, Proponsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendek atan fenomenologi. Analisis data menggunakan pendektan induktif dan penentuan responden memadukan antara purposive sampling dan snowball sampling. Warga yang tinggal di permukiman terapung Danau Tempe adalah para nelayan yang dulunya tinggal di daratan. Potensi perikanan danau yang besar menjadi daya tarik utama bagi nelayan untuk timggal di danau. Mereka ingin lebih dekat dengan tempat mereka menangkap ikan sehingga bisa menghemat waktu, tenaga dan biaya bahan bakar. Sebagian lagi tinggal di danau karena tidak memiliki lahan untuk membuat rumah di daratan. Bagi sebagian warga permukiman terapung menjadi tempat tinggal bagi utama mereka, namun bagi sebagian yang lain hanya menjadikan rumah terapung sebagai tempat istirahat ataupun menyimpan peralatan menangkap ikan karena memerka masih memiliki rumah di daratan. Seluruh aktivitas keseharian dilakukan diatas air. Tidak ada fasilitas umum seperti sarana pendidikan, kesehatan, pasar dan peribadahtan di permukiman terapung. Untuk untuk memenuhi keperluan tersebut penduduk harus naik ke daratan. Sumber air utama untuk mandi dan mencuci adalah air danau, sementara untuk air minum diambil dari sumber air yang ada di daratan Hasil penelitian menemukan bahwa konsep permukiman yang terbentuk adalah konsep permukiman berbasis alam danau dan perikanan yang dibentuk oleh empat tema utama yaitu: 1) Kearifan lokal dalam konteks adaptasi terhadap lingkungan alam danau; 2) Kearifan local terhadap implikasi penetapan palawang; 3) Permukiman berbasi perikanan/pakkaja; 4) Kuatnya ikatan kekerabatan dan social buday. Temuan-temuan tersebut dibangun oleh beberapa tema diantaranya: sejarah permukiman, pola sebaran penduduk, kondisi bangunan dan denah rumah, kepemilikan lahan, sarana dan prasarana, ekonomi berbasis danau, agama dan bahasa, sistem kekerabatan serta adat dan budaya. Kata kunci: permukiman terapung, lingkungan alam danau, palawang, pakkaja PERMUKIMAN TERAPUNG DANAU TEMPE DI KABUPATEN SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN Ahsan Laode Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Transcript of PERMUKIMAN TERAPUNG DANAU TEMPE DI KABUPATEN...

Page 1: PERMUKIMAN TERAPUNG DANAU TEMPE DI KABUPATEN …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69072/potongan/S2-2014-327620-abstract.pdf · sejarah permukiman, pola sebaran penduduk, kondisi

xv

INTISARI

Permukiman terapung Danau Tempe merupakan suatu bentukpermukiman yang unik. Siklus tahunan pasang surut air danau tidak hanyamempengaruhi mata pencaharian penduduk, tetapi juga mempengaruhi posisipermukiman. Pada saat air pasang, maka warga bekerja sebagai nelayanmenangkap ikan. Sebaliknya pada saat air surut di musim kemarau maka wargabercocok tanam di tanah bekas danau. Adapun posisi permukiman pada saat airpasang adalah di pinggir danau dekat dengan daratan, sementara pada saat airsurut posisi permukiman berpindah ke tengah danau atau area di mana air masihada menggenangi danau.

Danau Tempe terletak di bagian tengah Propinsi Sulawesi Selatan yangmeliputi tiga kabupaten yaitu Kabupaten Wajo, Kabupaten Sidrap dan KabupatenSoppeng. Penelitian ini sendiri dilakukan di wilayah Kabupaten Soppeng,tepatnya Kelurahan Limpomajang, Kecamatan Marioriawa. Penelitian inibertujuan untuk mengksplorasi konsep permukiman terapung Danau Tempe diKabupaten Soppeng, Proponsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini merupakanpenelitian deskriptif kualitatif dengan pendek atan fenomenologi. Analisis datamenggunakan pendektan induktif dan penentuan responden memadukan antarapurposive sampling dan snowball sampling.

Warga yang tinggal di permukiman terapung Danau Tempe adalah paranelayan yang dulunya tinggal di daratan. Potensi perikanan danau yang besarmenjadi daya tarik utama bagi nelayan untuk timggal di danau. Mereka ingin lebihdekat dengan tempat mereka menangkap ikan sehingga bisa menghemat waktu,tenaga dan biaya bahan bakar. Sebagian lagi tinggal di danau karena tidakmemiliki lahan untuk membuat rumah di daratan. Bagi sebagian wargapermukiman terapung menjadi tempat tinggal bagi utama mereka, namun bagisebagian yang lain hanya menjadikan rumah terapung sebagai tempat istirahatataupun menyimpan peralatan menangkap ikan karena memerka masih memilikirumah di daratan. Seluruh aktivitas keseharian dilakukan diatas air. Tidak adafasilitas umum seperti sarana pendidikan, kesehatan, pasar dan peribadahtan dipermukiman terapung. Untuk untuk memenuhi keperluan tersebut penduduk harusnaik ke daratan. Sumber air utama untuk mandi dan mencuci adalah air danau,sementara untuk air minum diambil dari sumber air yang ada di daratan

Hasil penelitian menemukan bahwa konsep permukiman yang terbentukadalah konsep permukiman berbasis alam danau dan perikanan yang dibentukoleh empat tema utama yaitu: 1) Kearifan lokal dalam konteks adaptasi terhadaplingkungan alam danau; 2) Kearifan local terhadap implikasi penetapan palawang;3) Permukiman berbasi perikanan/pakkaja; 4) Kuatnya ikatan kekerabatan dansocial buday. Temuan-temuan tersebut dibangun oleh beberapa tema diantaranya:sejarah permukiman, pola sebaran penduduk, kondisi bangunan dan denah rumah,kepemilikan lahan, sarana dan prasarana, ekonomi berbasis danau, agama danbahasa, sistem kekerabatan serta adat dan budaya.

Kata kunci: permukiman terapung, lingkungan alam danau, palawang, pakkaja

PERMUKIMAN TERAPUNG DANAU TEMPE DI KABUPATEN SOPPENGPROVINSI SULAWESI SELATANAhsan LaodeUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: PERMUKIMAN TERAPUNG DANAU TEMPE DI KABUPATEN …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69072/potongan/S2-2014-327620-abstract.pdf · sejarah permukiman, pola sebaran penduduk, kondisi

xvi

ABSTRACT

Floating Settlement of Lake Tempe is a unique form of settlement. Theannual cycle of tidal water of the lake does not only affect people's livelihoods,but also affects the position of the settlements. At high tide, the residents work asfishermen, and at low tide in the dry season the resident work as farmer in the landof the former lake. The settlement position when the high tide is on the edge of thelake close to the mainland, while at low tide the settlements position moves to themiddle of the lake or areas where water still flooded .

Lake Tempe is located in the central part of South Sulawesi Provincewhich covers three districts, they are District of Wajo, Sidrap and Soppeng. Thisresearch was conducted in District of Soppeng, precisely Limpomajang Village,Sub-district Marioriawa. This research aims to explore the concept of floatingsettlements of Lake Tempe on District of Soppeng, Province of South Sulawesi.This research is a qualitative descriptive with phenomenology approach. Dataanalysis using inductive analysis, and determination respondents is combinepurposive and snowball sampling .

Residents who living in floating settlements of Lake Tempe werefishermen who used to live on the mainland. The potential large fishing of the lakebecoming a major attraction for fishermen to live in the lake. They want to becloser to where they fish so they can save time, labor and fuel costs. Some of themlive in the lake because they have no land to make a home on the mainland. Forsome people living in the floating settlements is their primary residence, but forsome others just make a floating house as a place to rest or store fishingequipment because they are still have a house on the mainland. All activitiescarried out over the water daily. There are no public facilities such as education,health, market and mosque in floating house. To meet the needs for the residentshould rise to the mainland. The main source of water for bathing and washing islake water, while for drinking water taken from water sources that exist in themainland.

This research found that the concept of settlement in Tempe Lake is theconcept of settlement with lake nature and fishing based wich formed by fourmain themes, namely: 1) Local knowledge in the context of adaptation to thenatural environment of the lake, 2) Local knowledge of the implications of thedetermination palawang; 3) settlement-based fisheries/pakkaja; 4) The strength ofsocial ties of kinship and culture of the settlers. These findings are built by severalthemes including: the history of settlement, population distribution pattern, thecondition of the building and house plans, land, infrastructure, lake-basedeconomy, religion and language, kinship systems as well as custom and culture.

Key word: floating settlements, the natural environment of the lake, palawang,pakkaja.

PERMUKIMAN TERAPUNG DANAU TEMPE DI KABUPATEN SOPPENGPROVINSI SULAWESI SELATANAhsan LaodeUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/