INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Transcript of INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman,dan nyaman. Contoh: JALAN, DRAINASE, SANITASI, AIR MINUM
Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi. Contoh: POSKESKEL, RTH/RTNH
Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian. Contoh: JARINGAN LISTRIK, JARINGAN TELEPON
KOMPONEN INFRASTRUKTUR TERSIER (KONSTRUKSI
SEDERHANA,RESIKO KECIL, BIAYA KECIL, DAPAT DILAKUKAN SECARA
SWAKELOLA OLEH MASYARAKAT
KOMPONEN
INFRASTRUKTUR
SKALA
LINGKUNGAN
KETENTUAN UMUM KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Setiap kegiatan infrastruktur yang direncanakan dan dibangun harus difokuskan pada lokasi kawasan
kumuh prioritas sehingga penanganan pada lokasi tersebut dapat tuntas;
Setiap kegiatan infrastruktur yang direncanakan dan dibangun harus memberikan manfaat bagi semua
(universal accsess) dan merupakan prioritas dalam dokumen Rencana Penataan Lingkungan
Permukiman (RPLP) Kelurahan/Desa;
Untuk jenis infrastruktur yang terintegrasi dengan infrastruktur skala kawasan/lainnya seperti
jaringan Jalan, Drainase, Sanitasi/Air Limbah, Persampahan, Air Bersih Perpipaan maka harus
direncanakan dan dibangun dengan memperhatikan keterpaduan fungsi dan pelayanan bangunan
tersebut;
Setiap kegiatan infrastruktur yang direncanakan dan dibangun harus memberikan dampak BESAR
dalam pengurangan luas penanganan kekumuhan pada lokasi tersebut;
Memenuhi standar teknis bangunan yang ditetapkan oleh pemerintah/instansi teknis terkait, sehingga
bangunan dapat menjamin Keselamatan (Kekuatan, Keamanan) dan Kesehatan warga pengguna,
dapat berfungsi optimal serta tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan
masyarakat (sosial);
No KRITERIA SKALA LINGKUNGAN
1 OTORITAS KOTA BUKAN INVENTARISASI KOTA
2 SISTEM JARINGAN JARINGAN TERSIER ATAU NON JARINGAN
3 CAKUPAN DAMPAK/PELAYANAN DALAM SATU KAWASAN
4 TEKNOLOGI PELAKSANAAN SEDERHANA
5 NILAI INVESTASI KECIL
6 DAMPAK LINGKUNGAN & SOSIAL DITANGANI
KRITERIA KEGIATAN SKALA LINGKUNGAN
No KRITERIA LOKASI
1 LOKASI KAWASAN KUMUH SESUAI SK KUMUH YANG DITETAPKAN PEMERINTAH
KAB/KOTA
2 STATUS LAHAN JELAS & SESUAI PERUNTUKAN RTRW
No KRITERIA KETERANGAN
1 DAMPAK BESAR TERHADAP PENGUARANGAN
LUASAN KUMUH
Penanganan permasalahan utama atau lebih dari satu permasalahan kekumuhan
sekaligus
2 KEMENDESAKAN
Tingkat Kemendesakan Usulan Kegiatan; relatip terhadap Usulan Kegiatan lainnya,
dalam kaitannya dengan penyelesaiaan masalah Kekumuhan maupun dukungan
terhadap kegiatan sosial-ekonomi masyarakat
3 KETERPADUAN PENANGANAN KEGIATAN Kegiatan yang dilaksanakan saling terkait menunjang keterpaduan fungsi pelayanan
dengan kegiatan prioritas lainnya atau yang dilaksanakan oleh sumberdana lain
4 BERPOTENSI BESAR MEMBANGKITKAN
GOTONGROYONG/SWADAYA MASYARAKAT
Kegiatan dan metode pelaksanaan pekerjaan sejalan dengan budaya
kegotongroyongan setempat
5 TEKNOLOGI PELAKSANAAN SEDERHANA Kegiatan dapat dilaksanakan oleh tenaga kerja setempat denganatau tanpa dukungan
peralatan berat/besar dalam jumlah kecil 1-2 alat
6 NILAI BIAYA PEKERJAAN dan KETERSEDIAAN
ANGGARAN
Jumlah biaya pekerjaan relative kecil < 1 M dan masih tercukupi dengan ketersediaan
anggaran yang ada;
7 DAPAT DIKERJAKAN DALAM SATU TAHUN
ANGGARAN
Kelayakan Teknis Usulan Kegiatan untuk dapat diselesaikan oleh masyarakat dalam
jangka waktu paling lambat sampai dengan bulan November tahun dilaksanakan
pekerjaan
8 TANAH/LAHAN LOKASI KEGIATAN TERSEDIA Telah ada kepastian Yang besar terhadap kesiapan Tanah/Lahan Lokasi
Kegiatan untuk digunakan (Kelengkapan Administrasi oleh BKM)
9 DAMPAK LINGKUNGAN & SOSIAL
Dampak positif lebih besar, Potensi Dampak negatif lingkungan berikut mitigasinya
dapat teridentifikasi dan dapat ditangani melalui SPPL; Permasalahan Lahan atau
social warga disekitar lokasi dapat diselesaikan
KRITERIA PEMILIHAN PRIORITAS KEGIATAN SKALA LINGKUNGAN
KEGIATAN PERENCANAAN TEKNIS
TUJUAN :
SASARAN :
Terwujudnya infrastruktur yang diinginkan sesuai dengan ketentuan, kriteria/ standar teknis bangunan (mutu yang dipersyaratkan) dalam kurun waktu dan biaya yang telah ditetapkan (secara efektif dan efisien).
Tersedianya rencana teknis pelaksanaan pembangunan infrastruktur (dokumen DED) yang dapat menjamin terwujudnya infrastruktur yang diinginkan sesuai dengan ketentuan, kriteria/ standar teknis bangunan (mutu yang dipersyaratkan) secara efektif dan efisien serta dapat bermanfaat secara berkelanjutan.
CAKUPAN ISI TAHAPAN PERENCANAAN TEKNIS
PELAKU PERAN
POKJANIS KOTA MEMFASILITASI KETERPADUAN PEMBANGUNAN, MEMFASILITASI PENGANGGARAN APBD, MEMASTIKAN & MENYETUJUI
KELAYAKAN DED
TA-UP/TIPP/UPL MENYUSUN PERENCANAAN TEKNIS SAMPAI DIPEROLEH SELURUH PRODUK PERENCANAAN
FASILITATOR PENDAMPINGAN UPL & KSM UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS SECARA BAIK
KHUSUS FASTEK/ASKOT MELAKUKAN VERIFIKASI KELAYAKAN SELURUH PRODUK DED SESUAI STANDAR TEKNIS
KONSTRKUSI ATAU ATURAN YANG BERLAKU
DIAGRAM ALIR TAHAP PERENCANAAN TEKNIS INFRASTRUKTUR (SKALA LINGKUNGAN)
Gambar 1, DIAGRAM ALIR TAHAP PERENCANAAN TEKNIS INFRASTRUKTUR (SKALA LINGKUNGAN)
Pengelolaan Lingkungan dan Dampak
Sosial (Safeguards)
Desain/ Gambar Peta Lokasi, Site Plan, Gbr Teknik
Spesifikasi Teknis dan
POS O dan P
Harga Satuan Upah/Bahan/
Alat
Teknis Sarana dan Prasarana
SU
RV
EY
d
an
INV
ES
TIG
AS
I
Rembug Kesepakatan
Harga
Rencana Jadwal
Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan
COACHING / KONSOLIDASI
T I P P
Pengorganisa sian dan
Teknis Kegiatan
PERSIAPAN PERENCANAAN TEKNIS
L K M / T I P P
RPLP/
RTPLP/NUAP
Penyusunan ”Contoh Bentuk Proposal
KSM” Pelaksanaan Pekerjaan
Pemaketan Pekerjaan
KSM
PEMBENTUKAN KSM/PANITIA
VERIFIKASI KELAYAKAN DOKUMEN
PERENCANAAN
TAHAP PELAKSANAAN PERENCAAN TEKNIS TAHAP PERSIAPAN
Gambar 1, DIAGRAM ALIR TAHAP PERENCANAAN TEKNIS INFRASTRUKTUR (SKALA LINGKUNGAN)
Pengelolaan Lingkungan dan Dampak
Sosial (Safeguards)
Desain/ Gambar Peta Lokasi, Site Plan, Gbr Teknik
Spesifikasi Teknis dan
POS O dan P
Harga Satuan Upah/Bahan/
Alat
Teknis Sarana dan Prasarana
SU
RV
EY
d
an
INV
ES
TIG
AS
I
Rembug Kesepakatan
Harga
Rencana Jadwal
Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan
COACHING / KONSOLIDASI
T I P P
Pengorganisa sian dan
Teknis Kegiatan
PERSIAPAN PERENCANAAN TEKNIS
L K M / T I P P
RPLP/
RTPLP/NUAP
Penyusunan ”Contoh Bentuk Proposal
KSM” Pelaksanaan Pekerjaan
Pemaketan Pekerjaan
KSM
PEMBENTUKAN KSM/PANITIA
VERIFIKASI KELAYAKAN DOKUMEN
PERENCANAAN
ISU - ISU KRITIS PERENCANAAN TEKNIS
KEGIATAN SKALA LINGKUNGAN
JENIS KEGIATAN YANG DIPILIH BERNILAI KECIL DAN TERSEBAR DIKAWASAN KUMUH SEHINGGA PENANGANAN PADA
LOKASI TERSEBUT TIDAK FOKUS (SPOT-SPOT);
KEGIATAN YANG DIPILIH TIDAK BERDAMPAK BESAR ATAS PENGUARANGAN LUASAN KUMUH;
GAMBAR DED TIDAK SESUAI KONDISI LAPANGAN;
KONTRIBUSI SWADAYA YANG DIRENCANAKAN TIDAK REALISTIS;
HARGA-HARGA UPAH/BAHAN/ALAT, KEMAHALAN;
SEBAGIAN/KESELURUHAN LAHAN LOKASI KEGIATAN MASIH BERMASALAH;
INFRASTRUKTUR YANG DIBANGUN TIDAK DIMANFAATKAN OLEH WARGA;
DIMENSI/UKURAN, KELENGKAPAN KOMPONEN BANGUNAN DIBAWAH STANDAR TEKNIS
DOKUMEN DED TIDAK SELESAI TEPAT WAKTU
DOKUMEN DED TIDAK TIDAK LENGKAP (GAMBAR, DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN, RAB, SPESIFIKASI/RKS,
JADWAL PELAKSANAAN)
GAMBAR TIDAK BERSKALA DAN TIDAK LENGKAP (SITEPLAN, DENAH, TAMPAK, POTONGAN, DETIL)
ACUAN PERENCANAAN TEKNIS
STANDAR TEKNIS YANG DIGUNAKAN YAITU SNI DAN PEDOMAN TEKNIS LAINNYA, AL:
Rencana Induk Kawasan, standar teknis bidang ini antara lain: SNI 02-2406-1991 dan Pt T-15-
2002-C untuk kawasan yang pertumbuhannya normal dan satuan luas daerah tidak terlampau luas
(<200 ha).
Studi Kelayakan Kawasan, Standar teknis bidang ini antara lain: sesuai AB-K/RESK/TC/001/98
Standar teknis penanganan jalan kawasan, SNI 03-2853-1995, SNI 03-2446-1991, SNI 03.6967-
2003, Pedoman Sederhana Pembangunan Prasarana Jalan dan Jembatan, Puslitbang PU Tahun
1996, SK SNI T-04-1990-F;
Standar teknis penyediaan prasarana drainase, SNI 06-2409-2002 dan SNI 03-24532002.
Standar teknis bidang sarana air minum: AB-K/RE-RT/TC/026/98 dan ABK/OP/ST/004/98, SNI.03-
3981-1992
Standar teknis bidang pengelolaan Air Limbah, SNI 03-2398-2002, SNI 03-2399-1991, SNI. 03-3982-
1992, PTT-19-2000-C dan PTS -09-2000-C
Standar teknis bid Pengelolaan sampah kawasan, SNI 19-3964-1994 dan SNI 033242-1994 dan SNI
19-3983-1995 sesuai PTS 06-2000-C dan PTS 07-2000-C
Standar teknis bidang RTH, 009/T/BT/1995
Permen PU No.11/MRTP/M/2013 atau perubahan terkini tentang Pedoman Analisa Harga Satuan
Pekerjaan (AHSP) bidang Pekerjaan Umum atau perubahan terkini
TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Setelah semua rencana disusun, organisasi telah ditetapkan, orang-orang telah ditunjuk dan
memahami tugas dan tanggungjawabnya, maka tahap selanjutnya adalah pelaksanaan yaitu
melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai hasil-hasil perencanaan teknis (DED/Proposal) yang
telah ditetapkan/disusun sebelumnya.
Sasaran Proyek Pembangunan Infrastruktur Secara rinci meliputi (4T):
Terwujudnya bangunan yang memenuhi atau sesuai dengan ketentuan/peraturan yang
berlaku, yaitu untuk menjamin keselamatan (keamanan/kenyamanan dan kesehatan
masyarakat yang menggunakannya) dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap sosial
masyarakat dan pelestarian lingkungan (Tepat Mutu);
Terwujudnya bangunan dalam kurun waktu yang sesuai dengan jadwal yang
ditentukan/direncanakan (Tepat Waktu);
Terwujudnya bangunan sesuai dengan biaya yang telah ditentukan/direncanakan (Tepat
Biaya);
Terwujudnya akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan pembangunan (Tertib Administrasi
proyek);
TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PELAKU PERAN
POKJANIS KOTA DUKUNGAN TEKNIS, MONITORING & EVALUASI PELAKSANAAN
UPL PENGENDALIAN KUALITAS, WAKTU, BIAYA & ADMINISTRASI
KSM/PANITIA MELAKSANAKAN KONSTRUKSI SEMPAI TERWUJUD BANGUNAN SESUAI ESUAI STANDAR
TEKNIS/PERSYARATAN YANG DITETAPKAN DALAM DOKUMEN SPPD-L.
FASILITATOR PENDAMPINGAN UPL & KSM UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS SECARA BAIK
Penjelasan: Musyawarah Persiapan
Pelaksanaan Kegiatan (MP2K)
A. Tujuan :
1. Adanya O&P serta Struktur Organisasi lapangan serta
program kerjanya.
2. Untuk mengendaliaka waktu pelaksanaan sesuai dengan
SPPD-L.
3. Untuk mengendalikan kualitas sesuai dengan kualitas yang
disyaratkan dalam perencanaan teknis di Proposal.
4. Untuk mengendalikan mobilisasi material , alat dan tenaga
kerja.
5. Menentukan metode pelaksanaan pekerjaan.
B. Tata cara MP2K
1. Penyiapan Undangan kepada BKM, UPL, Lurah/Kades.
2. Pelaksanaan MP2K
3. Kesepakatan MP2K dengan BA MP2K.
Penjelasan: Pengadaan Bahan dan
Alat
A. Tujuan :
1. Untuk mendapatkan bahan dan alat yang berkualitas dan
murah.
2. Agar pengadaan bahan/alat dan tenaga kerja bisa
memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas.
B. Tata cara Pengadaan Bahan dan alat :
1. Pengadaan bahan dan alat dibawah Rp. 50 Juta, bisa
dilakukan dengan pengadaan langsung, berdasarkan harga
kesepakatan hasil survey 3 toko/Pemasok.
2. Pengadaan bahan dan alat diatas Rp. 50 Juta. Dilakukan
dengan Evaluasi Penawaran 3 Toko/Pemasok. Dalam hal
tidak dimungkinkan 3 toko maka 2 tokopun diperkenankan.
Penjelasan: Praktek Lapangan/OJT A. Tujuan :
1. Pembelajaran terhadap KSM dengan melakukan praktek lapangan di awal
pelaksanaan pekerjaan difasilitasi oleh Fasilitator Kelurahan dan UPL.
2. Memberikan contoh diawal pelaksanaan pekerjaan misalnya Pencampuran beton,
perakitan besi tulangan, pengecoran beton, pemasangan pondasi batu kali,
pemasangan dinding bata dll.
B. Pendekatan pelaksanaanya adalah :
1. OJT disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan, sehingga tidak
memerlukan biaya khusus untuk pengadaan bahan dan tenaga kerja.
2. Dilakukan di awal pekerjaan sehingga masyarakat bisa mengikuti contoh pekerjaan
yang dipraktekkan tadi untuk menyelesaikan seluruh volume pekerjaan.
3. Dilakukan pada pekerjaan tertentu yang diprioritaskan yang dianggap paling
menentukan kualitas, dan atau kurang dipahami pelaksana di lapangan.
Setelah OJT dilaksanakan, Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur memberikan
persetujuan (Berita Acara) kepada KSM/Panitia untuk memulai pekerjaan fisik.
Penjelasan: Mekanisme Pencairan Dana KSM PENCAIRAN DANA KEGIATAN INFRASTRUKTUR DARI BKM KEPADA KSM/PANITIA DILAKUKAN MELALUI REKENING KSM/PANITIA SECARA TIGA TAHAP/TERMIN, YAITU:
TAHAP KETERANGAN PERSYARATAN
I
(60%)
Setelah ditandatanganinya SPPD-L, KSM/Panitia dapat mengajukan pembayaran uang muka kepada BKM sebagai pembayaran tahap-1 sebesar 60% dari nilai SPPD-L
1) SPPD-L 2) Rekening Buku Tabungan KSM/Panitia (untuk kegiatan yang
nilai BLM lebih besar Rp. 30Jt) 3) Berita Acara Penarikan Tahap Pertama; 4) Rencana Penggunaan Dana (RPD) Tahap Pertama
II
(30%)
KSM/PANITIA dapat mengajukan pembayaran tahap kedua sebesar 30% dari nilai SPPD-L setelah pekerjaan fisik mencapai kemajuan fisik sekurang2nya 50% dan pemanfaatan dana tahap pertama sekurang-kurangnya telah dimanfaatkan 90%.
1) Lap.Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan (Kemajuan Fisik min. 50%);
2) Laporan Penggunaan Dana (LPD) Termin Pertama (min. 90%); 3) Berita Acara Pembayaran Termin Kedua; 4) Rencana Penggunaan Dana (RPD) Termin Kedua
III
(10%)
Angsuran tahap ketiga sebesar 10 % dari SPPD-L diajukan setelah prestasi fisik pekerjaan mencapai minimal 85 % dan pemanfaatan dana tahap kedua sekurang-kurangnya telah dimanfaatkan 90%
1) Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan (Kemajuan Fisik min. 85%);
2) Laporan Penggunaan Dana (LPD) Termin Kedua (min. 90%); 3) Berita Acara Pembayaran Termin Ketiga; 4) Rencana Penggunaan Dana (RPD) Termin Ketiga. 5) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Seluruh
Pekerjaan Fisik;
Penjelasan: Sertifikasi A. Tujuan Sertifikasi :adalah agar kualitas hasil pelaksanaan pembangunan dapat
tercapai sesuai dengan ketentuan/standar yang di persyaratkan/ direncanakan.
B. Ukuran & Standar Keluaran/Sasaran :
1.Terbentuknya Tim Sertifikasi Pekerjaan yang melibatkan unsur Pendamping (Askot
Infra/Fasilitator Teknik), UPL , KSM, BKM, dan Tim Serahterima Pekerjaan PPK;
2.Kemajuan kegiatan sertifikasi telah mencapai 100% (selesai);
3.Diketahuinya rekomendasi atas kelayakan (kualitas dan manfaat) dari kegiatan
infrastruktur yang telah dibangun sesuai hasil pemeriksaan lapangan;
4.Dibuat/adanya Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2) sesuai Rekomendasi
hasil pemeriksaan dilapangan;
5.Dibuat/adanya Surat Pernyataan Penyelesaiaan Pekerjaan (SP3) berdasarkan BAP2.
C. Pelaku Sertifikasi adalah : Askot Infra/Fasilitator Teknik , UPL Unsur Satker PIP
Kab/Kota, unsur Pemerintah Kel/Desa.(Tim-Bersama);
Pengertian Pengendalian
1. Istilah pengendalian sering diartikan sama dengan pengawasan/ supervisi tetapi juga sering diartikan berbeda.
2. Pengawasan berhenti sampai pada proses adanya temuan/penyimpangan pelaksanaan dari rencana/ standarnya, termasuk rekomendasi/ tindaklanjutnya .
3. Pengendalian sampai pada dilakukannya tindakan perbaikan atas penyimpangan tersebut.
4. Pengawas hanya sampai pada memberikan saran tindaklanjut/ perbaikan atas temuan sedangkan tindaklanjutnya dilakukan oleh pengendali.
5. Pengendalian lebih luas dari sekedar pengawasan/supervisi.
Sasaran/Keluaran Pengendalian
1. Kegiatan/Pekerjaan terlaksana secara benar, lancar /terkoordinasi dan terarah menuju perwujudan bangunan yang direncanakan;
2. Meningkatnya kemampuan dari personil organisasi pelaksana pekerjaan untuk melaksanakan tugas/kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya secara benar dan teliti;
3. Dilakukan tindakan perbaikan atau penyelesaiaan atas temuan penyimpangan/ kesalahan/kekurangan dari setiap pekerjaan sehingga dapat kembali sesuai dengan standar yang telah dipersyaratkan/direncanakan sebelumnya
ASPEK Supervisi pelaksanaan kegiatan di lapangan
1. Volume pekerjaan, dilakukan dengan pengukuran volume pekerjaan di
lapangan apakan sudah sesuai dengan yang direncanakan.
2. Mutu kualitas pekerjaan, dilakukan pemeriksaan material yang dipakai
apakah berkualitas baik, hasil pekerjaan baik dan sudah sesuai,
kelengkapan bangunan cukup, metode pelaksanaan sudah benar dan yang
lain yang berkaitan dengan kualitas bangunan.
3. Waktu Pelaksanaan, apakah setiap item pekerjaan diselesaiakan sesuai
jadwal, apakan sisa waktu cukup untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.
4. Biaya, apakah ada pembelian bahan yang berlebihan, apakan
pembelanjaan sesui dan bisa dipertanggungjawabkan, apakah dilakuakan
pembukuan dengan baik.
5. Administrasi Pelaksanaan Kegiatan, apakan administrasi dilakukan dan
diarsipkan dengan baik.
Langkah-Langkah Pengendalian
1. Merencanakan :
a. Ditentukan/dipilih ”mana yang ingin dikendalikan”;
b. Tetapkan ”suatu satuan ukuran;
c. Tetapkan ”suatu Patokan/Standar” dari satuan ukuran;
d. Buat instrumen pengukuran Patokan dilapangan, sesuai satuan ukuran pekerjaan yang telah ditetapkan.
2. Melaksanakan Pengendalian a. Supervisi/Pengawasan (Membimbing, Mengarahkan) agar kemampuan mereka
(personil pelaksana pekerjaan) terus meningkat dalam melaksanakan tugas dengan benar dan teliti.
b. Inspeksi atau pengecekan/pemeriksaan terhadap pelaksanaan tugas/kegiatan yang dilaksanakan.
c. Pengukuran dan pelaporan hasil pemeriksaan berdasarkan instrumen yang telah dipersiapkan, kemudian Evaluasi Hasil Pelaksanaan (Bandingkan hasil pengukuran dengan standar/ patokannya dan lakukan penilaian untuk mengetahui apakah ada penyimpangan). Pengukuran/penilaian pelaksanaan sesuai standar pengukuran kegiatan tersebut.
d. Tentukan dan lakukan tindakan koreksi/penyelesaian masalah yang terjadi (penyimpangan negatif) bila ada atau Berikan pujian yang sesuai atas keberhasilan (penyimpangan positif)
Unit Infrastruktur Secara Berjenjang (TA KMP-TA KMW-Askot Infra-Fastek) bertanggunjawab terhadap capaian kualitas Infrastruktur sehingga dapat menolak/meminta perbaikan hasil pekerjaan BKM/KSM yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis yang telah ditetapkan dalam kontrak SPPDL
Cakupan Kualitas Kegiatan Infrastruktur
A.Persyaratan Mutu prasarana dan sarana KOTAKU tidak hanya dilihat pada sekedar kualitas fisik konstruksi tetapi haruslah meliputi :
1. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam upaya Peningkatan kualitas permukiman kumuh;
2. Dapat dioperasikan/berfungsi,
3. Dapat Dimanfaatkan oleh warga;
4. Tersedia akses yang mudah/aman untuk digunakan oleh warga pemanfaat,
5. Menjamin keselamatan (keamanan, kekuatan) dan Kesehatan warga pemanfaat,
6. Menjamin tidak menimbulkan dampak negatif atas sosial dan Lingkungan.
Cakupan Kualitas Kegiatan…
B. Mutu pekerjaan Konstruksi meliputi :
1. Lingkup aktivitas setiap pekerjaan (termasuk Jadwal pelaksanaan setiap aktivitas dan pengamanan keselamatan kerja),
2. Kuantitas/volume pekerjaan yang harus diselesaikan, Metode Kerja, Persyaratan Bahan/alat, Komposisi Campuran, Dimensi/Ukuran Pekerjaan, dan lain-lain yang tercantum dalam spesifiksi teknis/gambar rencana.
Upaya-upaya Pendekatan Pengendalian/Supervisi
Kualitas yang dibangun Masyarakat
1. Targetkan Kualitas, bukan kuantitas;
2. Harus Tegas dari awal;
3. Pelatihan/coaching yang kontinyu;
4. Gunakan sistem On The Job Training/ Praktek lapangan/ Trial;
5. Seleksi Mandor dan tim pelaksana;
6. Beli Alat/Bahan yang bermutu baik;
7. Ketat dalam penerimaan bahan/alat;
8. Segera laporkan masalah;
9. Rapat Rutin Evaluasi Lapangan.
ISU-ISU PELAKSANAAN/PENGENDALIAN
Kualitas Infrastruktur masih banyak yang dibawah standar teknis;
Kurangnya pengawasan oleh pendamping (tim faskel) pada saat pelaksanaan;
Fasilitator Teknik tidak tegas dalam memberikan keputusan teknis kepada masyarakat
dan cenderung mengikuti kemauan masyarakat;
Jumlah kegiatan yang didampingi oleh 1 Tim Faskel cukup banyak dan lokasinya
tersebar;
Nilai Swadaya yang sudah disepakati bersama oleh masyarakat dan tercantum dalam
proposal tidak direalisasikan, sehingga berdampak pada pengurangan kualitas dan
kuantitas pekerjaan fisik;
Proses Pembentukan KSM tidak melibatkan seluruh komponen masyarakat (kurang
legitisi) dan KSM dibentuk hanya sekedar untuk melaksanakan kegiatan;
Tenaga kerja ahli (Mandor,tukang) yang dipergunakan kebanyakan tidak memiliki
kemampaun sesuai keahliannya;
Banyak tidak dilakukan kegiatan MP2K dan OJT dilapangan sebelum dimulai
pembangunan fisik;
TAHAP PASCA KONSTRUKSI
PELAKU PERAN
LURAH/KADES PEMBINAAN KPP; MONEV PENGELOLAAN, PENGANGGARAN PEMELIHARAAN
KPP/PENGELOLA
KAWASAN
MENYUSUN PROGRAM KERJA, MELAKSANAKAN KEGIATAN O&P, MENGGALANG
SUMBER PEMBIAYAAN
BKM/UPL/FASILITATOR PENDAMPINGAN KELEMBAGAAN KPP & KUALITAS INFRASTRUKTUR
1
2
Setelah Pekerjaan Infrastruktur yang dibangun oleh BKM Selesai 100% maka dilakukan Serah terima Hasil Pekerjaan dari BKM kepada PPK Kota;
MEKANISME SERAHTERIMA PENGELOLAAN O&P INFRASTRUKTUR SKALA LINGKUNGAN
KEPADA PENGELOLA KAWASAN/KPP:
PPK Kota melakukan serahterima Pengelolaan Hasil Pekerjaan kepada
Pemerintah Kel/Desa;
1
2
3 Pemerintah Kel/Desa melakukan Pengelolaan O&P melalui ”PENGELOLA
KAWASAN”/”KPP”
MEKANISME PENGELOLAAN O&P
CAKUPAN INFRASTRUKTUR YANG MENJADI TUGAS/TANGGUNGJAWAB PENGELOLAAN O&P
INFRASTRUKTUR OLEH PENGELOLA KAWASAN/KPP TIDAK TERBATAS HANYA PADA INFRASTRUKTUR
YANG BARU DIBANGUN TETAPI JUGA TERHADAP INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA DIKAWASAN
TERSEBUT.
PENGELOLA KAWASAN ATAU KPP DIBENTUK UNTUK MELAKSANAKAN PENGELOLAAN
INFRASTRUKTUR DITINGKAT KEL/DESA ATAU KAWASAN YANG SECARA STRUKTUR BERADA
DALAM PEMBINAAN PEMERINTAH KEL/DESA;
PEMERINTAH KEL/DESA
PENGELOLA
KAWASAN/KPP
BKM/UPL
PENGELOLAAN SKALA
PUBLIK
PENGELOLAAN SKALA
KOMUNAL (KEWILAYAHAN)
RANCANGAN ORGANISASI PENGELOLAAN O&P
o JALAN/JEMBATAN & BANG. PELENGKAPNYA
o DRAINASE/SUMUR RESAPAN/PENGENDALI BANJIR
o IPLT o TPS3R/TPST/GEROBAK/MOTOR SAMPAH o PROTEKSI KEBAKARAN o RUANG TERBUKA PUBLIK
o MCK KOMUNAL/ SEPTICKTANGK/IPAL KOMUNAL
o AIR BERSIH NON PDAM
koordinasi/fasilitasi