INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

34

Transcript of INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Page 1: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Page 2: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman,dan nyaman. Contoh: JALAN, DRAINASE, SANITASI, AIR MINUM

Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi. Contoh: POSKESKEL, RTH/RTNH

Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian. Contoh: JARINGAN LISTRIK, JARINGAN TELEPON

KOMPONEN INFRASTRUKTUR TERSIER (KONSTRUKSI

SEDERHANA,RESIKO KECIL, BIAYA KECIL, DAPAT DILAKUKAN SECARA

SWAKELOLA OLEH MASYARAKAT

KOMPONEN

INFRASTRUKTUR

SKALA

LINGKUNGAN

Page 3: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

KETENTUAN UMUM KEGIATAN INFRASTRUKTUR

Setiap kegiatan infrastruktur yang direncanakan dan dibangun harus difokuskan pada lokasi kawasan

kumuh prioritas sehingga penanganan pada lokasi tersebut dapat tuntas;

Setiap kegiatan infrastruktur yang direncanakan dan dibangun harus memberikan manfaat bagi semua

(universal accsess) dan merupakan prioritas dalam dokumen Rencana Penataan Lingkungan

Permukiman (RPLP) Kelurahan/Desa;

Untuk jenis infrastruktur yang terintegrasi dengan infrastruktur skala kawasan/lainnya seperti

jaringan Jalan, Drainase, Sanitasi/Air Limbah, Persampahan, Air Bersih Perpipaan maka harus

direncanakan dan dibangun dengan memperhatikan keterpaduan fungsi dan pelayanan bangunan

tersebut;

Setiap kegiatan infrastruktur yang direncanakan dan dibangun harus memberikan dampak BESAR

dalam pengurangan luas penanganan kekumuhan pada lokasi tersebut;

Memenuhi standar teknis bangunan yang ditetapkan oleh pemerintah/instansi teknis terkait, sehingga

bangunan dapat menjamin Keselamatan (Kekuatan, Keamanan) dan Kesehatan warga pengguna,

dapat berfungsi optimal serta tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan

masyarakat (sosial);

Page 4: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

No KRITERIA SKALA LINGKUNGAN

1 OTORITAS KOTA BUKAN INVENTARISASI KOTA

2 SISTEM JARINGAN JARINGAN TERSIER ATAU NON JARINGAN

3 CAKUPAN DAMPAK/PELAYANAN DALAM SATU KAWASAN

4 TEKNOLOGI PELAKSANAAN SEDERHANA

5 NILAI INVESTASI KECIL

6 DAMPAK LINGKUNGAN & SOSIAL DITANGANI

KRITERIA KEGIATAN SKALA LINGKUNGAN

No KRITERIA LOKASI

1 LOKASI KAWASAN KUMUH SESUAI SK KUMUH YANG DITETAPKAN PEMERINTAH

KAB/KOTA

2 STATUS LAHAN JELAS & SESUAI PERUNTUKAN RTRW

Page 5: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

No KRITERIA KETERANGAN

1 DAMPAK BESAR TERHADAP PENGUARANGAN

LUASAN KUMUH

Penanganan permasalahan utama atau lebih dari satu permasalahan kekumuhan

sekaligus

2 KEMENDESAKAN

Tingkat Kemendesakan Usulan Kegiatan; relatip terhadap Usulan Kegiatan lainnya,

dalam kaitannya dengan penyelesaiaan masalah Kekumuhan maupun dukungan

terhadap kegiatan sosial-ekonomi masyarakat

3 KETERPADUAN PENANGANAN KEGIATAN Kegiatan yang dilaksanakan saling terkait menunjang keterpaduan fungsi pelayanan

dengan kegiatan prioritas lainnya atau yang dilaksanakan oleh sumberdana lain

4 BERPOTENSI BESAR MEMBANGKITKAN

GOTONGROYONG/SWADAYA MASYARAKAT

Kegiatan dan metode pelaksanaan pekerjaan sejalan dengan budaya

kegotongroyongan setempat

5 TEKNOLOGI PELAKSANAAN SEDERHANA Kegiatan dapat dilaksanakan oleh tenaga kerja setempat denganatau tanpa dukungan

peralatan berat/besar dalam jumlah kecil 1-2 alat

6 NILAI BIAYA PEKERJAAN dan KETERSEDIAAN

ANGGARAN

Jumlah biaya pekerjaan relative kecil < 1 M dan masih tercukupi dengan ketersediaan

anggaran yang ada;

7 DAPAT DIKERJAKAN DALAM SATU TAHUN

ANGGARAN

Kelayakan Teknis Usulan Kegiatan untuk dapat diselesaikan oleh masyarakat dalam

jangka waktu paling lambat sampai dengan bulan November tahun dilaksanakan

pekerjaan

8 TANAH/LAHAN LOKASI KEGIATAN TERSEDIA Telah ada kepastian Yang besar terhadap kesiapan Tanah/Lahan Lokasi

Kegiatan untuk digunakan (Kelengkapan Administrasi oleh BKM)

9 DAMPAK LINGKUNGAN & SOSIAL

Dampak positif lebih besar, Potensi Dampak negatif lingkungan berikut mitigasinya

dapat teridentifikasi dan dapat ditangani melalui SPPL; Permasalahan Lahan atau

social warga disekitar lokasi dapat diselesaikan

KRITERIA PEMILIHAN PRIORITAS KEGIATAN SKALA LINGKUNGAN

Page 6: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

KEGIATAN PERENCANAAN TEKNIS

TUJUAN :

SASARAN :

Terwujudnya infrastruktur yang diinginkan sesuai dengan ketentuan, kriteria/ standar teknis bangunan (mutu yang dipersyaratkan) dalam kurun waktu dan biaya yang telah ditetapkan (secara efektif dan efisien).

Tersedianya rencana teknis pelaksanaan pembangunan infrastruktur (dokumen DED) yang dapat menjamin terwujudnya infrastruktur yang diinginkan sesuai dengan ketentuan, kriteria/ standar teknis bangunan (mutu yang dipersyaratkan) secara efektif dan efisien serta dapat bermanfaat secara berkelanjutan.

Page 7: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

CAKUPAN ISI TAHAPAN PERENCANAAN TEKNIS

PELAKU PERAN

POKJANIS KOTA MEMFASILITASI KETERPADUAN PEMBANGUNAN, MEMFASILITASI PENGANGGARAN APBD, MEMASTIKAN & MENYETUJUI

KELAYAKAN DED

TA-UP/TIPP/UPL MENYUSUN PERENCANAAN TEKNIS SAMPAI DIPEROLEH SELURUH PRODUK PERENCANAAN

FASILITATOR PENDAMPINGAN UPL & KSM UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS SECARA BAIK

KHUSUS FASTEK/ASKOT MELAKUKAN VERIFIKASI KELAYAKAN SELURUH PRODUK DED SESUAI STANDAR TEKNIS

KONSTRKUSI ATAU ATURAN YANG BERLAKU

Page 8: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

DIAGRAM ALIR TAHAP PERENCANAAN TEKNIS INFRASTRUKTUR (SKALA LINGKUNGAN)

Gambar 1, DIAGRAM ALIR TAHAP PERENCANAAN TEKNIS INFRASTRUKTUR (SKALA LINGKUNGAN)

Pengelolaan Lingkungan dan Dampak

Sosial (Safeguards)

Desain/ Gambar Peta Lokasi, Site Plan, Gbr Teknik

Spesifikasi Teknis dan

POS O dan P

Harga Satuan Upah/Bahan/

Alat

Teknis Sarana dan Prasarana

SU

RV

EY

d

an

INV

ES

TIG

AS

I

Rembug Kesepakatan

Harga

Rencana Jadwal

Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan

COACHING / KONSOLIDASI

T I P P

Pengorganisa sian dan

Teknis Kegiatan

PERSIAPAN PERENCANAAN TEKNIS

L K M / T I P P

RPLP/

RTPLP/NUAP

Penyusunan ”Contoh Bentuk Proposal

KSM” Pelaksanaan Pekerjaan

Pemaketan Pekerjaan

KSM

PEMBENTUKAN KSM/PANITIA

VERIFIKASI KELAYAKAN DOKUMEN

PERENCANAAN

TAHAP PELAKSANAAN PERENCAAN TEKNIS TAHAP PERSIAPAN

Gambar 1, DIAGRAM ALIR TAHAP PERENCANAAN TEKNIS INFRASTRUKTUR (SKALA LINGKUNGAN)

Pengelolaan Lingkungan dan Dampak

Sosial (Safeguards)

Desain/ Gambar Peta Lokasi, Site Plan, Gbr Teknik

Spesifikasi Teknis dan

POS O dan P

Harga Satuan Upah/Bahan/

Alat

Teknis Sarana dan Prasarana

SU

RV

EY

d

an

INV

ES

TIG

AS

I

Rembug Kesepakatan

Harga

Rencana Jadwal

Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan

COACHING / KONSOLIDASI

T I P P

Pengorganisa sian dan

Teknis Kegiatan

PERSIAPAN PERENCANAAN TEKNIS

L K M / T I P P

RPLP/

RTPLP/NUAP

Penyusunan ”Contoh Bentuk Proposal

KSM” Pelaksanaan Pekerjaan

Pemaketan Pekerjaan

KSM

PEMBENTUKAN KSM/PANITIA

VERIFIKASI KELAYAKAN DOKUMEN

PERENCANAAN

Page 9: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

ISU - ISU KRITIS PERENCANAAN TEKNIS

KEGIATAN SKALA LINGKUNGAN

JENIS KEGIATAN YANG DIPILIH BERNILAI KECIL DAN TERSEBAR DIKAWASAN KUMUH SEHINGGA PENANGANAN PADA

LOKASI TERSEBUT TIDAK FOKUS (SPOT-SPOT);

KEGIATAN YANG DIPILIH TIDAK BERDAMPAK BESAR ATAS PENGUARANGAN LUASAN KUMUH;

GAMBAR DED TIDAK SESUAI KONDISI LAPANGAN;

KONTRIBUSI SWADAYA YANG DIRENCANAKAN TIDAK REALISTIS;

HARGA-HARGA UPAH/BAHAN/ALAT, KEMAHALAN;

SEBAGIAN/KESELURUHAN LAHAN LOKASI KEGIATAN MASIH BERMASALAH;

INFRASTRUKTUR YANG DIBANGUN TIDAK DIMANFAATKAN OLEH WARGA;

DIMENSI/UKURAN, KELENGKAPAN KOMPONEN BANGUNAN DIBAWAH STANDAR TEKNIS

DOKUMEN DED TIDAK SELESAI TEPAT WAKTU

DOKUMEN DED TIDAK TIDAK LENGKAP (GAMBAR, DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN, RAB, SPESIFIKASI/RKS,

JADWAL PELAKSANAAN)

GAMBAR TIDAK BERSKALA DAN TIDAK LENGKAP (SITEPLAN, DENAH, TAMPAK, POTONGAN, DETIL)

Page 10: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

ACUAN PERENCANAAN TEKNIS

STANDAR TEKNIS YANG DIGUNAKAN YAITU SNI DAN PEDOMAN TEKNIS LAINNYA, AL:

Rencana Induk Kawasan, standar teknis bidang ini antara lain: SNI 02-2406-1991 dan Pt T-15-

2002-C untuk kawasan yang pertumbuhannya normal dan satuan luas daerah tidak terlampau luas

(<200 ha).

Studi Kelayakan Kawasan, Standar teknis bidang ini antara lain: sesuai AB-K/RESK/TC/001/98

Standar teknis penanganan jalan kawasan, SNI 03-2853-1995, SNI 03-2446-1991, SNI 03.6967-

2003, Pedoman Sederhana Pembangunan Prasarana Jalan dan Jembatan, Puslitbang PU Tahun

1996, SK SNI T-04-1990-F;

Standar teknis penyediaan prasarana drainase, SNI 06-2409-2002 dan SNI 03-24532002.

Standar teknis bidang sarana air minum: AB-K/RE-RT/TC/026/98 dan ABK/OP/ST/004/98, SNI.03-

3981-1992

Standar teknis bidang pengelolaan Air Limbah, SNI 03-2398-2002, SNI 03-2399-1991, SNI. 03-3982-

1992, PTT-19-2000-C dan PTS -09-2000-C

Standar teknis bid Pengelolaan sampah kawasan, SNI 19-3964-1994 dan SNI 033242-1994 dan SNI

19-3983-1995 sesuai PTS 06-2000-C dan PTS 07-2000-C

Standar teknis bidang RTH, 009/T/BT/1995

Permen PU No.11/MRTP/M/2013 atau perubahan terkini tentang Pedoman Analisa Harga Satuan

Pekerjaan (AHSP) bidang Pekerjaan Umum atau perubahan terkini

Page 11: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Page 12: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Setelah semua rencana disusun, organisasi telah ditetapkan, orang-orang telah ditunjuk dan

memahami tugas dan tanggungjawabnya, maka tahap selanjutnya adalah pelaksanaan yaitu

melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai hasil-hasil perencanaan teknis (DED/Proposal) yang

telah ditetapkan/disusun sebelumnya.

Sasaran Proyek Pembangunan Infrastruktur Secara rinci meliputi (4T):

Terwujudnya bangunan yang memenuhi atau sesuai dengan ketentuan/peraturan yang

berlaku, yaitu untuk menjamin keselamatan (keamanan/kenyamanan dan kesehatan

masyarakat yang menggunakannya) dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap sosial

masyarakat dan pelestarian lingkungan (Tepat Mutu);

Terwujudnya bangunan dalam kurun waktu yang sesuai dengan jadwal yang

ditentukan/direncanakan (Tepat Waktu);

Terwujudnya bangunan sesuai dengan biaya yang telah ditentukan/direncanakan (Tepat

Biaya);

Terwujudnya akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan pembangunan (Tertib Administrasi

proyek);

Page 13: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PELAKU PERAN

POKJANIS KOTA DUKUNGAN TEKNIS, MONITORING & EVALUASI PELAKSANAAN

UPL PENGENDALIAN KUALITAS, WAKTU, BIAYA & ADMINISTRASI

KSM/PANITIA MELAKSANAKAN KONSTRUKSI SEMPAI TERWUJUD BANGUNAN SESUAI ESUAI STANDAR

TEKNIS/PERSYARATAN YANG DITETAPKAN DALAM DOKUMEN SPPD-L.

FASILITATOR PENDAMPINGAN UPL & KSM UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS SECARA BAIK

Page 14: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Page 15: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Penjelasan: Musyawarah Persiapan

Pelaksanaan Kegiatan (MP2K)

A. Tujuan :

1. Adanya O&P serta Struktur Organisasi lapangan serta

program kerjanya.

2. Untuk mengendaliaka waktu pelaksanaan sesuai dengan

SPPD-L.

3. Untuk mengendalikan kualitas sesuai dengan kualitas yang

disyaratkan dalam perencanaan teknis di Proposal.

4. Untuk mengendalikan mobilisasi material , alat dan tenaga

kerja.

5. Menentukan metode pelaksanaan pekerjaan.

B. Tata cara MP2K

1. Penyiapan Undangan kepada BKM, UPL, Lurah/Kades.

2. Pelaksanaan MP2K

3. Kesepakatan MP2K dengan BA MP2K.

Page 16: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Penjelasan: Pengadaan Bahan dan

Alat

A. Tujuan :

1. Untuk mendapatkan bahan dan alat yang berkualitas dan

murah.

2. Agar pengadaan bahan/alat dan tenaga kerja bisa

memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas.

B. Tata cara Pengadaan Bahan dan alat :

1. Pengadaan bahan dan alat dibawah Rp. 50 Juta, bisa

dilakukan dengan pengadaan langsung, berdasarkan harga

kesepakatan hasil survey 3 toko/Pemasok.

2. Pengadaan bahan dan alat diatas Rp. 50 Juta. Dilakukan

dengan Evaluasi Penawaran 3 Toko/Pemasok. Dalam hal

tidak dimungkinkan 3 toko maka 2 tokopun diperkenankan.

Page 17: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Penjelasan: Praktek Lapangan/OJT A. Tujuan :

1. Pembelajaran terhadap KSM dengan melakukan praktek lapangan di awal

pelaksanaan pekerjaan difasilitasi oleh Fasilitator Kelurahan dan UPL.

2. Memberikan contoh diawal pelaksanaan pekerjaan misalnya Pencampuran beton,

perakitan besi tulangan, pengecoran beton, pemasangan pondasi batu kali,

pemasangan dinding bata dll.

B. Pendekatan pelaksanaanya adalah :

1. OJT disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan, sehingga tidak

memerlukan biaya khusus untuk pengadaan bahan dan tenaga kerja.

2. Dilakukan di awal pekerjaan sehingga masyarakat bisa mengikuti contoh pekerjaan

yang dipraktekkan tadi untuk menyelesaikan seluruh volume pekerjaan.

3. Dilakukan pada pekerjaan tertentu yang diprioritaskan yang dianggap paling

menentukan kualitas, dan atau kurang dipahami pelaksana di lapangan.

Setelah OJT dilaksanakan, Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur memberikan

persetujuan (Berita Acara) kepada KSM/Panitia untuk memulai pekerjaan fisik.

Page 18: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Penjelasan: Mekanisme Pencairan Dana KSM PENCAIRAN DANA KEGIATAN INFRASTRUKTUR DARI BKM KEPADA KSM/PANITIA DILAKUKAN MELALUI REKENING KSM/PANITIA SECARA TIGA TAHAP/TERMIN, YAITU:

TAHAP KETERANGAN PERSYARATAN

I

(60%)

Setelah ditandatanganinya SPPD-L, KSM/Panitia dapat mengajukan pembayaran uang muka kepada BKM sebagai pembayaran tahap-1 sebesar 60% dari nilai SPPD-L

1) SPPD-L 2) Rekening Buku Tabungan KSM/Panitia (untuk kegiatan yang

nilai BLM lebih besar Rp. 30Jt) 3) Berita Acara Penarikan Tahap Pertama; 4) Rencana Penggunaan Dana (RPD) Tahap Pertama

II

(30%)

KSM/PANITIA dapat mengajukan pembayaran tahap kedua sebesar 30% dari nilai SPPD-L setelah pekerjaan fisik mencapai kemajuan fisik sekurang2nya 50% dan pemanfaatan dana tahap pertama sekurang-kurangnya telah dimanfaatkan 90%.

1) Lap.Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan (Kemajuan Fisik min. 50%);

2) Laporan Penggunaan Dana (LPD) Termin Pertama (min. 90%); 3) Berita Acara Pembayaran Termin Kedua; 4) Rencana Penggunaan Dana (RPD) Termin Kedua

III

(10%)

Angsuran tahap ketiga sebesar 10 % dari SPPD-L diajukan setelah prestasi fisik pekerjaan mencapai minimal 85 % dan pemanfaatan dana tahap kedua sekurang-kurangnya telah dimanfaatkan 90%

1) Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan (Kemajuan Fisik min. 85%);

2) Laporan Penggunaan Dana (LPD) Termin Kedua (min. 90%); 3) Berita Acara Pembayaran Termin Ketiga; 4) Rencana Penggunaan Dana (RPD) Termin Ketiga. 5) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Seluruh

Pekerjaan Fisik;

Page 19: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Penjelasan: Sertifikasi A. Tujuan Sertifikasi :adalah agar kualitas hasil pelaksanaan pembangunan dapat

tercapai sesuai dengan ketentuan/standar yang di persyaratkan/ direncanakan.

B. Ukuran & Standar Keluaran/Sasaran :

1.Terbentuknya Tim Sertifikasi Pekerjaan yang melibatkan unsur Pendamping (Askot

Infra/Fasilitator Teknik), UPL , KSM, BKM, dan Tim Serahterima Pekerjaan PPK;

2.Kemajuan kegiatan sertifikasi telah mencapai 100% (selesai);

3.Diketahuinya rekomendasi atas kelayakan (kualitas dan manfaat) dari kegiatan

infrastruktur yang telah dibangun sesuai hasil pemeriksaan lapangan;

4.Dibuat/adanya Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2) sesuai Rekomendasi

hasil pemeriksaan dilapangan;

5.Dibuat/adanya Surat Pernyataan Penyelesaiaan Pekerjaan (SP3) berdasarkan BAP2.

C. Pelaku Sertifikasi adalah : Askot Infra/Fasilitator Teknik , UPL Unsur Satker PIP

Kab/Kota, unsur Pemerintah Kel/Desa.(Tim-Bersama);

Page 20: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Page 21: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Pengertian Pengendalian

1. Istilah pengendalian sering diartikan sama dengan pengawasan/ supervisi tetapi juga sering diartikan berbeda.

2. Pengawasan berhenti sampai pada proses adanya temuan/penyimpangan pelaksanaan dari rencana/ standarnya, termasuk rekomendasi/ tindaklanjutnya .

3. Pengendalian sampai pada dilakukannya tindakan perbaikan atas penyimpangan tersebut.

4. Pengawas hanya sampai pada memberikan saran tindaklanjut/ perbaikan atas temuan sedangkan tindaklanjutnya dilakukan oleh pengendali.

5. Pengendalian lebih luas dari sekedar pengawasan/supervisi.

Page 22: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Sasaran/Keluaran Pengendalian

1. Kegiatan/Pekerjaan terlaksana secara benar, lancar /terkoordinasi dan terarah menuju perwujudan bangunan yang direncanakan;

2. Meningkatnya kemampuan dari personil organisasi pelaksana pekerjaan untuk melaksanakan tugas/kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya secara benar dan teliti;

3. Dilakukan tindakan perbaikan atau penyelesaiaan atas temuan penyimpangan/ kesalahan/kekurangan dari setiap pekerjaan sehingga dapat kembali sesuai dengan standar yang telah dipersyaratkan/direncanakan sebelumnya

Page 23: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

ASPEK Supervisi pelaksanaan kegiatan di lapangan

1. Volume pekerjaan, dilakukan dengan pengukuran volume pekerjaan di

lapangan apakan sudah sesuai dengan yang direncanakan.

2. Mutu kualitas pekerjaan, dilakukan pemeriksaan material yang dipakai

apakah berkualitas baik, hasil pekerjaan baik dan sudah sesuai,

kelengkapan bangunan cukup, metode pelaksanaan sudah benar dan yang

lain yang berkaitan dengan kualitas bangunan.

3. Waktu Pelaksanaan, apakah setiap item pekerjaan diselesaiakan sesuai

jadwal, apakan sisa waktu cukup untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.

4. Biaya, apakah ada pembelian bahan yang berlebihan, apakan

pembelanjaan sesui dan bisa dipertanggungjawabkan, apakah dilakuakan

pembukuan dengan baik.

5. Administrasi Pelaksanaan Kegiatan, apakan administrasi dilakukan dan

diarsipkan dengan baik.

Page 24: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Langkah-Langkah Pengendalian

1. Merencanakan :

a. Ditentukan/dipilih ”mana yang ingin dikendalikan”;

b. Tetapkan ”suatu satuan ukuran;

c. Tetapkan ”suatu Patokan/Standar” dari satuan ukuran;

d. Buat instrumen pengukuran Patokan dilapangan, sesuai satuan ukuran pekerjaan yang telah ditetapkan.

Page 25: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

2. Melaksanakan Pengendalian a. Supervisi/Pengawasan (Membimbing, Mengarahkan) agar kemampuan mereka

(personil pelaksana pekerjaan) terus meningkat dalam melaksanakan tugas dengan benar dan teliti.

b. Inspeksi atau pengecekan/pemeriksaan terhadap pelaksanaan tugas/kegiatan yang dilaksanakan.

c. Pengukuran dan pelaporan hasil pemeriksaan berdasarkan instrumen yang telah dipersiapkan, kemudian Evaluasi Hasil Pelaksanaan (Bandingkan hasil pengukuran dengan standar/ patokannya dan lakukan penilaian untuk mengetahui apakah ada penyimpangan). Pengukuran/penilaian pelaksanaan sesuai standar pengukuran kegiatan tersebut.

d. Tentukan dan lakukan tindakan koreksi/penyelesaian masalah yang terjadi (penyimpangan negatif) bila ada atau Berikan pujian yang sesuai atas keberhasilan (penyimpangan positif)

Unit Infrastruktur Secara Berjenjang (TA KMP-TA KMW-Askot Infra-Fastek) bertanggunjawab terhadap capaian kualitas Infrastruktur sehingga dapat menolak/meminta perbaikan hasil pekerjaan BKM/KSM yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis yang telah ditetapkan dalam kontrak SPPDL

Page 26: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Cakupan Kualitas Kegiatan Infrastruktur

A.Persyaratan Mutu prasarana dan sarana KOTAKU tidak hanya dilihat pada sekedar kualitas fisik konstruksi tetapi haruslah meliputi :

1. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam upaya Peningkatan kualitas permukiman kumuh;

2. Dapat dioperasikan/berfungsi,

3. Dapat Dimanfaatkan oleh warga;

4. Tersedia akses yang mudah/aman untuk digunakan oleh warga pemanfaat,

5. Menjamin keselamatan (keamanan, kekuatan) dan Kesehatan warga pemanfaat,

6. Menjamin tidak menimbulkan dampak negatif atas sosial dan Lingkungan.

Page 27: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Cakupan Kualitas Kegiatan…

B. Mutu pekerjaan Konstruksi meliputi :

1. Lingkup aktivitas setiap pekerjaan (termasuk Jadwal pelaksanaan setiap aktivitas dan pengamanan keselamatan kerja),

2. Kuantitas/volume pekerjaan yang harus diselesaikan, Metode Kerja, Persyaratan Bahan/alat, Komposisi Campuran, Dimensi/Ukuran Pekerjaan, dan lain-lain yang tercantum dalam spesifiksi teknis/gambar rencana.

Page 28: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Upaya-upaya Pendekatan Pengendalian/Supervisi

Kualitas yang dibangun Masyarakat

1. Targetkan Kualitas, bukan kuantitas;

2. Harus Tegas dari awal;

3. Pelatihan/coaching yang kontinyu;

4. Gunakan sistem On The Job Training/ Praktek lapangan/ Trial;

5. Seleksi Mandor dan tim pelaksana;

6. Beli Alat/Bahan yang bermutu baik;

7. Ketat dalam penerimaan bahan/alat;

8. Segera laporkan masalah;

9. Rapat Rutin Evaluasi Lapangan.

Page 29: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

ISU-ISU PELAKSANAAN/PENGENDALIAN

Kualitas Infrastruktur masih banyak yang dibawah standar teknis;

Kurangnya pengawasan oleh pendamping (tim faskel) pada saat pelaksanaan;

Fasilitator Teknik tidak tegas dalam memberikan keputusan teknis kepada masyarakat

dan cenderung mengikuti kemauan masyarakat;

Jumlah kegiatan yang didampingi oleh 1 Tim Faskel cukup banyak dan lokasinya

tersebar;

Nilai Swadaya yang sudah disepakati bersama oleh masyarakat dan tercantum dalam

proposal tidak direalisasikan, sehingga berdampak pada pengurangan kualitas dan

kuantitas pekerjaan fisik;

Proses Pembentukan KSM tidak melibatkan seluruh komponen masyarakat (kurang

legitisi) dan KSM dibentuk hanya sekedar untuk melaksanakan kegiatan;

Tenaga kerja ahli (Mandor,tukang) yang dipergunakan kebanyakan tidak memiliki

kemampaun sesuai keahliannya;

Banyak tidak dilakukan kegiatan MP2K dan OJT dilapangan sebelum dimulai

pembangunan fisik;

Page 30: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Page 31: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

TAHAP PASCA KONSTRUKSI

PELAKU PERAN

LURAH/KADES PEMBINAAN KPP; MONEV PENGELOLAAN, PENGANGGARAN PEMELIHARAAN

KPP/PENGELOLA

KAWASAN

MENYUSUN PROGRAM KERJA, MELAKSANAKAN KEGIATAN O&P, MENGGALANG

SUMBER PEMBIAYAAN

BKM/UPL/FASILITATOR PENDAMPINGAN KELEMBAGAAN KPP & KUALITAS INFRASTRUKTUR

1

2

Page 32: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Setelah Pekerjaan Infrastruktur yang dibangun oleh BKM Selesai 100% maka dilakukan Serah terima Hasil Pekerjaan dari BKM kepada PPK Kota;

MEKANISME SERAHTERIMA PENGELOLAAN O&P INFRASTRUKTUR SKALA LINGKUNGAN

KEPADA PENGELOLA KAWASAN/KPP:

PPK Kota melakukan serahterima Pengelolaan Hasil Pekerjaan kepada

Pemerintah Kel/Desa;

1

2

3 Pemerintah Kel/Desa melakukan Pengelolaan O&P melalui ”PENGELOLA

KAWASAN”/”KPP”

MEKANISME PENGELOLAAN O&P

CAKUPAN INFRASTRUKTUR YANG MENJADI TUGAS/TANGGUNGJAWAB PENGELOLAAN O&P

INFRASTRUKTUR OLEH PENGELOLA KAWASAN/KPP TIDAK TERBATAS HANYA PADA INFRASTRUKTUR

YANG BARU DIBANGUN TETAPI JUGA TERHADAP INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA DIKAWASAN

TERSEBUT.

PENGELOLA KAWASAN ATAU KPP DIBENTUK UNTUK MELAKSANAKAN PENGELOLAAN

INFRASTRUKTUR DITINGKAT KEL/DESA ATAU KAWASAN YANG SECARA STRUKTUR BERADA

DALAM PEMBINAAN PEMERINTAH KEL/DESA;

Page 33: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

PEMERINTAH KEL/DESA

PENGELOLA

KAWASAN/KPP

BKM/UPL

PENGELOLAAN SKALA

PUBLIK

PENGELOLAAN SKALA

KOMUNAL (KEWILAYAHAN)

RANCANGAN ORGANISASI PENGELOLAAN O&P

o JALAN/JEMBATAN & BANG. PELENGKAPNYA

o DRAINASE/SUMUR RESAPAN/PENGENDALI BANJIR

o IPLT o TPS3R/TPST/GEROBAK/MOTOR SAMPAH o PROTEKSI KEBAKARAN o RUANG TERBUKA PUBLIK

o MCK KOMUNAL/ SEPTICKTANGK/IPAL KOMUNAL

o AIR BERSIH NON PDAM

koordinasi/fasilitasi

Page 34: INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN