PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS...

103
Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS TANAMAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dan Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Rangka Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh : NOVIA UJIANTY SILITONGA 020200138 DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

Transcript of PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS...

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS

TANAMAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dan Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Rangka Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

NOVIA UJIANTY SILITONGA

020200138

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat dan

kemurahan-Nya, penulis diberikan kesempatan melewati masa-masa perkuliahan

sampai pada akhirnya penulis juga diberikan kemampuan untuk menyelesaikan

skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

VARIETAS TANAMAN”.

Penulis menyadari bahwa pada hakikatnya penulisan skripsi ini tidak dapat

diselesaikan oleh penulis tanpa adanya bantuan, dukungan, petunjuk, dan

perhatian dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH. M.Hum, selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing

I, yang telah memberikan bimbingan, masukan, petunjuk, perhatian, dan

dorongan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH. M.Hum, Bapak Syafrudin, SH. M.H dan

Bapak Muhammad Husni, SH. M.H, selaku Pembantu Dekan I, II, dan

III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. M.Hum, selaku Ketua

Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara, yang telah memberikan masukan, petunjuk, perhatian, dan

dorongan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH., CN., M.Hum, selaku Dosen

Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, masukan, petunjuk,

perhatian, dan dorongan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Rosnidar Sembiring, SH. M.Hum, selaku Dosen Wali penulis yang

telah membimbing penulis selama masa perkuliahan di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara, yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada

penulis selama masa perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara.

7. Ayahanda J. Silitonga dan Ibunda T. br. Lumbangaol, terima kasih

buat doa, kasih sayang, dan nasehat yang telah dicurahkan kepada penulis.

8. Kakakku Sondang Lamsihar Silitonga, abangku Irwanto Parlintua

Silitonga, adikku Sabam Maruli Silitonga dan Deddy Silitonga, terima

kasih buat doa, kasih sayang, dan semangat motivasi yang telah

dicurahkan kepada penulis.

9. Teman-teman mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara, teman-teman di Fakultas Sastra (Etnomusikologi) Universitas

Sumatera Utara, dan seluruh teman-teman penulis lainnya, terima

kasih untuk setiap bantuan, perhatian, dukungan, dan motivasi kepada

penulis.

10. Dan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis selama ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini dapat

berguna bagi kita semmua yang membacanya.

Medan, September 2008

Penulis,

NOVIA UJIANTY SILITONGA

Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………i

KATA PENGANTAR …………………………………………………...ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………v

DAFTAR BAGAN ………………………………………………….vii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………1

A. Latar Belakang …………………………………………….….1

B. Perumusan Masalah …………………………………………..7

C. Tinjauan dan Manfaatan Penulisan …………………………...8

D. Keaslian Penulisan ……………………………………………9

E. Tinjauan Kepustakaan ………………………………………..10

F. Metode Penelitian ……………………………………………11

G. Sistematika Penulisan ………………………………………..12

BAB II PENEMUAN VARIETAS TANAMAN SEBAGAI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

A. Pengertian Dan Ruang Lingkup Penemuan Varietas Tanaman ………………………………………………………..14

B. Hak Eksklusif Dalam Perlindungan Varietas Tanaman …….24 C. Sifat Kebendaan Pada Perlindungan Varietas Tanaman ……26 D. Dasar Hukum Perlindungan Varietas Tanaman …………….28 E. Proses Pendaftaran Hak Perlindungan Varietas

Tanaman ……………………………………………………….32

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN A. Bentuk- Bentuk Pelanggaran Hukum

Atas Hak Perlindungan Tanaman ……….……..………….58 B. Penyelesaian Sengketa atau Pelanggaran Hukum

Atas Hak Perlindungan Tanaman …………………………..67

BAB IV BERAKHIRNYA HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN

A. Berakhirnya Jangka Waktu Perlindungan Varietas Tanaman …………………………………………………...74

B. Pembatalan Hak Perlindungan Varietas Tanaman …………75 C. Pencabutan Hak Perlindungan Varietas Tanaman…………76

Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………………………………………………….78 B. Saran ………………………………………………………... 91

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………93

Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR BAGAN

Bagan 1: Kegiatan Pemuliaan Tanaman Secara Sederhana ……………..17

Bagan 2: Prosedur Pengurusan untuk Memperoleh Hak

Perlindungan …………………………………………………..45

Bagan 3: Prosedur Pendaftaran Hak PVT……………………………….55

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi yang ditandai dengan semakin tajamnya kompetisi di

berbagai bidang mendorong Indonesia untuk turut serta terlibat aktif dalam

pergaulan global tersebut, khususnya di bidang perdagangan internasional. Bidang

pertanian di Indonesia merupakan salah satu bidang yang dapat dikembangkan

sebagai sarana untuk terlibat aktif dalam perdagangan internasional, mengingat

hasil pertanian merupakan komoditi ekspor yang sangat dibutuhkan di berbagai

negara. Keberhasilan pertanian Indonesia dapat terwujud apabila seluruh

komponen bangsa Indonesia dapat bersatu membangun bidang pertanian yang

tangguh dan mampu bersaing, baik dari segi kualitas maupun dari segi harga

dengan hasil pertanian dari negara lain.

Perkembangan pesat di bidang ekonomi, sosial, dan teknologi telah

mengakibatkan masalah pangan menjadi masalah yang berdimensi global, dimana

masalah pangan tidak hanya tertuju kepada produk pangan yang dapat dijadikan

komoditi yang berpotensial meningkatkan pendapatan masyarakat dan negara,

akan tetapi juga tertuju kepada sumber penghasil pangan itu sendiri yang dapat

direkayasa seperti terciptanya varietas-varietas baru tanaman yang dapat

menghasilkan produk-produk unggulan.1

Keberhasilan dalam bidang pertanian sangat tergantung pada tiga aspek

pokok yaitu aspek pemuliaan tanaman, aspek fisiologi tanaman dan aspek ekologi

1 Sunaryati Hartono, “Aspek Globalisasi Perdagangan Internasional dan Regional yang Berkaitan dan Berpengaruh Pada Masalah Pangan dan Pertanian di Indonesia”, Majalah Hukum Nasional Volume 02 Tahun 1997, hlm. 26

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

tanaman. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu gugusan ilmu tanaman (crop

science) yang berperan langsung dalam bidang pertanian dan hasilnya akan

terlihat langsung melalui hasil pertanian.2

Kemampuan untuk menghasilkan varietas tanaman yang dapat djadikan

bibit unggul sangat diperlukan, karena varietas tanaman merupakan faktor yang

menentukan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Keuntungan yang diperoleh

dari penggunaan varietas yang unggul antara lain varietas tanaman yang

digunakan telah berteknologi tinggi, relatif murah, dan tidak mencemari

lingkungan. Melalui penggunaan varietas tanaman yang unggul diharapkan proses

produksi menjadi lebih efisien, lebih produktivitas, dan menghasilkan bahan

pangan yang bermutu tinggi.

Selain ketiga aspek yang harus

dipenuhi, bidang pertanian juga harus didukung dengan adanya lingkup pertanian

yang terdiri dari bidang-bidang pemuliaan tanaman, teknologi benih, pemanenan,

pengolahan, teknik budidaya, pemberantasan hama dan penyakit, pemberantasan

gulma dan penyimpanan. Dengan dipenuhinya ketiga aspek dan lingkup pertanian

tersebut, dapat menghasilkan hasil-hasil pertanian yang bermutu tinggi karena

berasal dari benih yang bermutu tinggi pula.

3

Masih relatif rendahnya penemuan varietas bibit unggul di Indonesia

berkaitan dengan keadaan yang tidak kondusif bagi perkembangan kegiatan

pemuliaan tanaman. Hal ini disebabkan oleh karena tidak adanya jaminan untuk

memperoleh keuntungan dengan melakukan kegiatan penemuan varietas tanaman

baru yang bersifat unggul. Hal ini disebabkan karena varietas tanaman unggul

2 Hasan Basri Jumin, Dasar-Dasar Agronomi, PT. RafaGrafindo Persada, Jakarta, 1994, hlm. 4 3 Syarifudin Karama, “Fenomena Hasil Pelepasan Varietas, Kesiapan Industri Perbenihan dan Dampaknya Pada Konservasi Plasma Nutfah Oleh Para Petani”, Simposium Nasional Pengelolaan Plasma Nutfah dan Pemuliaan Tanaman, Bogor, 22-23 Agustus 2000, hlm. 2

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

yang dihasilkan dapat menjadi milik seluruh masyarakat, sehingga siapapun dapat

memperbanyak benih tanaman baik untuk diperjualbelikan maupun untuk

dipergunakan sendiri. Misalnya saja pada pemanfaatan benih tanaman unggul

yang mudah dikembangbiakkan secara vegetatif (perkembangbiakkan tanaman

yang tidak melalui perkawinan reproduksi seksual/biji, misalnya okulasi, stek,

cangkok, dan kultur jaringan)4 tidak mempunyai suatu konsekuensi hukum

tertentu, sehingga para pemulia sulit melakukan gugatan kepada para pihak lain

yang telah memanfaatkan dengan bebas hasil temuannya.5

Ketentuan hukum di Indonesia yang memberi perlindungan terhadap

varietas tanaman, pada awalnya diatur dalam Undang-Undang Paten (UUP).

Dalam UUP tahun 1989 pasal 7 huruf c diatur bahwa semua varietas tanaman

dapat dimintakan hak patennya, kecuali untuk komoditi tanaman padi, jagung, ubi

kayu, dan ubi jalar. Selanjutnya UUP mengalami amandemen menjadi UUP tahun

Varietas tanaman yang baru biasanya diperoleh melalui proses pemuliaan

tanaman yang memerlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang

memerlukan pencurahan pikiran, tenaga, waktu, dan dana yang besar. Sulitnya

proses pemuliaan tanaman mengharuskan adanya suatu penghargaan atas hasil

kerja keras para pihak pemulia, yaitu dengan adanya pemberian jaminan

perlindungan hukum yang jelas dan tegas. Dengan adanya kepastian hukum yang

jelas akan mendorong para pemulia untuk lebih giat dalam melakukan penelitian

dalam rangka menghasilkan lebih banyak lagi varietas tanaman yang baru dan

bersifat unggul.

4 Dwidjoseputro, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT. Gramedia, Jakarta, 1983, hlm. 22 5 Achmad Baihaki, “Mengembangkan Peran Industri Perbenihan Dalam Meningkatkan Daya Saing Produk Pertanian Melalui Pembentukan Hak Pemulia (PVP)”, Lokakarya Hak Kekayaan Intelektual dengan Fokus Pada Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety Protection and Patent Workshop), Jakarta, 25-26 Maret 1996, hlm. 6

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

1997, dimana dalam UUP 1997 ketentuan pengecualian permohonan paten

terhadap varietas tanaman dihapuskan sehingga semua jenis varietas tanaman

dapat dimintakan hak paten tanpa kecuali. Ketentuan UUP 1997 tidak berlangsung

lama karena UUP kembali mengalami amandemen, dan dalam UUP terbaru yaitu

UUP tahun 2001 pada pasal 7 huruf d diatur bahwa varietas tanaman sebagai

makhluk hidup merupakan invensi yang tidak dapat diberikan paten. Perubahan-

perubahan aturan perlindungan hak paten yang diberikan terhadap varietas

tanaman, dilakukan berdasarkan pada pertimbangan bahwa untuk memenuhi

kebutuhan pangan bagi rakyat diperlukan upaya penelitian dan pengembangan ke

arah invensi teknologi yang dapat menghasilkan bahan pangan dalam jumlah,

ragam, dan kualitas yang sebanyak-banyaknya. Invensi merupakan ide dari

inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang

spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk atau proses atau

penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.6

Ketentuan lain yang memberi dasar perlindungan bagi pemuliaan tanaman

adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya

Tanaman yang pada intinya berisi tentang pengaturan pemberian penghargaan

bagi invensi teknologi di bidang budidaya tanaman, jenis dan varietas baru bagi

perorangan maupun badan hukum.

Namun ketentuan

perlindungan varietas tanaman berdasarkan UUP belum dapat sepenuhnya

memenuhi harapan para pihak pemulia untuk mendapat perlindungan hukum

terhadap hasil invensinya.

7

6 Pasal 1 Bagian 2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten 7 Pasal 55 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

Serta Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun

1995 tentang Perbenihan, yang mengatur tentang pemberian penghargaan kepada

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

inventor varietas tanaman baru.8

8 Pasal 45 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 Tentang Perbenihan

Namun penghargaan yang diperoleh para pihak

pemulia tanaman berdasarkan UU No. 12 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah

No. 44 Tahun 1995 hanya bersifat sosiologis, dimana para pihak pemulia tanaman

diberi kewenangan memberikan nama atas hasil invensinya dan pemberian

sejumlah uang yang dimaksudkan sebagai pengganti biaya yang telah dikeluarkan

dalam kegiatan pemuliaan tanaman. Kompensasi ini belum tentu dapat

mendorong minat para pemulia tanaman untuk menghasilkan invensi baru.

Pada dasarnya ketentuan berupa undang-undang merupakan tonggak acuan

yang diperlukan untuk mendorong dan melindungi kegiatan dalam menghasilkan

varietas tanaman yang bersifat unggul. Para pihak yang bergerak dalam bidang

pemuliaan tanaman membutuhkan suatu pengaturan khusus yang dapat

memberikan jaminan dan perlindungan hukum secara jelas dan tegas.

Perlindungan yang dimaksud berupa adanya pengakuan hak atas kekayaan

intelektual bagi hasil invensi berupa varietas baru tanaman.

Untuk mendukung kegiatan pemuliaan tanaman dan memberikan situasi

kondusif bagi perkembangan industri perbenihan nasional, maka pada tanggal 20

Desember 2000 telah disahkan dan diundangkan Undang-Undang Nomor 29

Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman (UU PVT). Pembentukan

undang-undang ini banyak mengadopsi International Convention for The

Protection of New Varieties of Plants (selanjutnya disebut UPOV Convention),

yaitu suatu ketentuan internasional yang khusus memberikan perlindungan bagi

varietas baru tanaman yang dibentuk untuk melindungi hak pemulia (breeder’s

rights).

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Hak pemulia (breeder’s rights) merupakan hak eksklusif yang diberikan

kepada pemegangnya untuk menghasilkan atau menggunakan kembali dan

menjual varietas tanaman yang telah dihasilkan.9 Dalam UU No. 29 tahun 2000

diberikan suatu hak khusus yang dimaksudkan untuk menegaskan pengakuan atas

adanya hak yang dimiliki oleh pemilik/pemegang hak, yaitu hak untuk melarang

atau memberi izin penggunaan secara komersial dari hak pemulia tersebut, hak

yang dimaksud adalah hak Perlindungan Varietas Tanaman (Hak PVT). Baik

UPOV Convention maupun UU No. 29 tahun 2000 mengatur bahwa tidak semua

invensi varietas baru tanaman dapat begitu saja mendapatkan perlindungan hak

pemulia. Hal ini disebabkan karena varietas tanaman yang dapat diberikan

perlindungan (PVT) merupakan varietas dari jenis atau spesies tanaman yang

baru, unik, seragam, stabil, dan diberi nama.10

Hak pemulia memberikan kewenangan kepada pemilik/pemegang hak

untuk menggunakan dan memberikan persetujuan kepada orang atau badan

hukum lain untuk menggunakan varietas berupa benih dan hasil panen yang

digunakan untuk perbanyakan dan pengembangbiakan yang meliputi kegiatan

yang ditentukan dalam PVT.

11

Pada dasarnya varietas tanaman merupakan makhluk hidup yang dapat

menampilkan diri sendiri dalam lingkungan tumbuhnya, adanya kestabilan

karakter merupakan unsur penting bagi varietas tanaman yang tidak terdapat pada

hasil invensi teknologi lainnya yang mendapatkan perlindungan hukum dalam

9 Patricia Louhghlan, Intellectual Property: Creative and Marketing Rights, LBC Information Service, Australia, 1998, hlm. 155 10 Pasal 2 butir 1 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman 11 Andriana Krisnawati, Perlindungan Hukum Varietas Baru Tanaman, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm. 10

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

bentuk hak Paten. Tidak semua unsur penting yang terdapat pada suatu varietas

tanaman dapat dilindungi dengan UU Paten, sehingga apabila UU Paten tetap

diberlakukan untuk melindungi varietas tanaman maka peluang untuk

mengembangkan kegiatan pemuliaan tanaman tidak dapat terwujud seperti yang

diharapkan.

Semakin banyak pihak yang turut aktif dalam menghasilkan varietas baru

tanaman akan meningkatkan kesiapan sektor pertanian untuk memenuhi

kebutuhan pangan rakyat, maupun untuk bersaing dalam perdagangan global.

Potensi sumber daya alam Indonesia yang melimpah harus dapat dimanfaatkan

secara maksimal untuk menghasilkan varietas tanaman berbagai komoditi

pertanian. Ketersediaan varietas tanaman yang unggul, baik dari segi kualitas

maupun kuantitas pada setiap waktu dan tempat serta dapat dijangkau oleh para

petani merupakan langkah awal bagi kemajuan sektor pertanian di Indonesia.

Oleh karena itu, maka sangat dibutuhkan adanya suatu kepastian jaminan

hukum yang dapat memberikan perlindungan terhadap temuan varietas tanaman

yang baru, sehingga para inventor merasa penelitian yang mereka lakukan sangat

dihargai dan bukan pekerjaan yang sia-sia belaka.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan judul skripsi ini yaitu “Perlindungan Hukum Terhadap

Varietas Tanaman”, maka perlu dirumuskan yang menjadi permasalahan terhadap

judul skripsi ini. Persoalan yang akan dibahas yaitu:

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

1. Bagaimanakah proses untuk mendapatkan hak perlindungan terhadap varietas

tanaman menurut UU No. 29 tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas

Tanaman ?

2. Bagaimanakah perlindungan hukum yang didapat para pemegang hak

Perlindungan Varietas Tanaman jika terjadi pelanggaran ?

3. Hal-hal apa sajakah yang dapat menyebabkan berakhirnya perlindungan

hukum atas hak Perlindungan Varietas Tanaman ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana proses-proses yang harus dijalankan untuk

mendapatkan hak perlindungan terhadap varietas tanaman menurut peraturan

yang berlaku yaitu UU No. 29 tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas

Tanaman.

2. Untuk mengetahui perlindungan hukum apa saja yang diperoleh para

pemegang hak perlindungan varietas tanaman jika mereka mengalami

pelanggaran hukum terhadap hak yang mereka dapatkan.

3. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan berakhirnya

perlindungan hukum atas hak Perlindungan Varietas Tanaman.

2. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, pastilah pembahasan terhadap masalah-masalah yang akan

dibahas akan menimbulkan pemahaman dan pandangan baru dalam penemuan

terhadap varietas baru tanaman. Seperti diketahui bersama bahwa hasil-hasil

pertanian merupakan kebutuhan pokok yang diperlukan setiap individu dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan adanya perlindungan hukum

yang diberikan terhadap penemuan bibit unggul yang merupakan hasil dari

varietas baru tanaman maka diharapkan para pembaca dapat bergiat melakukan

percobaan-percobaan ilmiah untuk menemukan lebih banyak bibit unggul

sehingga pemenuhan kebutuhan hidup khususnya di bidang pangan tidak

terkendala.

2. Secara Praktis

Pembahasan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembaca

terutama para petani dan para ilmuwan agar lebih giat melakukan eksperimen

untuk memperoleh bibit unggul yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

pangan karena setiap penemuan baru tersebut akan dilindungi secara hukum. Juga

sebagai bahan kajian bagi para akademisi dalam menambah wawasan

pengetahuan terutama di bidang pertanian.

D. Keaslian Penulisan

“Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman” yang diangkat

menjadi judul skripsi ini merupakan karya ilmiah yang belum pernah ditulis di

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulis menyusun melalui referensi

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

buku-buku, media cetak dan elektronik dan juga bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, skripsi ini adalah asli dan dapat dipertanggungjawabkan.

E. Tinjauan Kepustakaan

Perlindungan dapat diartikan sebagai penjagaan, memberikan

pertolongan12 dan pengertian hukum menurut salah satu sarjana (E. Utrecht)

adalah himpunan petunjuk hidup (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang

mengatur tata tertib dalam masyarakat, dan seharusnya ditaati oleh anggota

masyarakat tersebut, oleh hukum maka pelanggaran terhadap petunjuk hidup

tersebut dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah masyarakat

tersebut.13

Varietas tanaman yang selanjutnya disebut varietas, adalah sekelompok

tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman,

pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe

atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang

sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila

diperbanyak tidak mengalami perubahan.

14 Sedangkan menurut kamus besar

bahasa Indonesia, pengertian varietas adalah perubahan rupa yang menurun dan

pengertian tanaman adalah segala yang hidup yang ditandai dengan adanya akar,

batang, daun, dan sebagainya.15

12 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1995 13 Syahruddin Husein, Pengantar Ilmu Hukum, Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum USU, Medan, 1998, hlm. 7 14 Pasal 1 Angka 3 UU No. 29 Tahun 2000 15 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Varietas baru tanaman dihasilkan melalui perakitan yang lazim disebut

proses pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman adalah rangkaian kegiatan

penelitian dan pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu

varietas, sesuai dengan metode baku untuk menghasilkan varietas baru dan

mempertahankan kemurnian benih varietas yang dihasilkan.16 Pemulia tanaman

adalah orang yang melakukan kegiatan pemuliaan tanaman.17 Dalam proses

menghasilkan suatu varietas baru tanaman, para pihak pemulia akan mendapat

suatu perlindungan varietas tanaman (PVT) yaitu perlindungan khusus yang

diberikan oleh negara, dalam hal ini diwakilkan oleh Pemerintah dan

pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap

varietas tanaman yang dihasilkan oleh pihak pemulia tanaman melalui kegiatan

pemuliaan tanaman.18

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan

dapat dipertanggungjawabkan, maka digunakan metode penelitian hukum

deskriptif dengan pengumpulan data secara studi pustaka (Library Research).

Sebagaimana umumnya penelitian hukum deskriptif yang dilakukan dengan

penelitian pustaka yakni penelitian yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka

atau data sekunder, serta mempelajari sumber-sumber atau bahan tertulis yang

dapat dijadikan bahan dalam penulisan skripsi ini. Sumber-sumber tersebut antara

lain berasal dari buku-buku, artikel, koran, majalah serta melalui situs internet

dengan cara membaca, menafsirkan, membandingkan serta menerjemahkan dari

F. Metode Penelitian

16 Pasal 1 Angka 4 UU No. 29 Tahun 2000 17 Pasal 1 Angka 5 UU No. 29 Tahun 2000 18 Pasal 1 Angka 1 UU No. 29 Tahun 2000

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

berbagai sumber yang berhubungan dengan perlindungan hukum terhadap varietas

baru tanaman.

G. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya harus

diuraikan secara sistematis. Untuk memudahkan penulisan skripsi maka

diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per

bab yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini

adalah:

BAB I PENDAHULUAN: Berisi tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah. tinjauan dan manfaat penulisan, keaslian

penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian dan sistematika

penulisan skripsi ini.

BAB II PENEMUAN VARIETAS TANAMAN SEBAGAI HAK

KEKAYAAN INTELEKTUAL: Berisi uraian tentang pengertian

dan ruang lingkup penemuan varietas tanaman, hak eksklusif yang

terdapat dalam perlindungan varietas tanaman, sifat kebendaan

pada perlindungan varietas tanaman, dasar hukum perlindungan

varietas tanaman, dan bagaimana proses pendaftaran untuk

mendapat hak perlindungan varietas tanaman.

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG HAK

PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN: Berisi uraian

tentang bagaimana bentuk-bentuk pelanggaran hukum terhadap

hak perlindungan varietas tanaman dan bagaimana langkah-

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

langkah penyelesaian sengketa atau pelanggaran hukum terhadap

hak perlindungan varietas tanaman.

BAB IV BERAKHIRNYA HAK PERLINDUNGAN VARIETAS

TANAMAN: Berisi uraian tentang berakhirnya hak perlindungan

varietas tanaman yang disebabkan berakhirnya jangka waktu

perlindungan varietas tanaman, pembatalan hak perlindungan

varietas tanaman, dan pencabutan hak perlindungan varietas

tanaman.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN: Berisi tentang kesimpulan dari

bab-bab sebelumnya dan saran-saran yang direkomendasikan

berkaitan dengan hak perlindungan varietas tanaman.

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

BAB II

PENEMUAN VARIETAS TANAMAN SEBAGAI HAK KEKAYAAN

INTELEKTUAL

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Penemuan Varietas Tanaman

Hak kekayaan intelektual merupakan hak kebendaan, hak atas sesuatu

benda yang bersumber dari hasil kerja otak atau hasil dari pekerjaan pemikiran

manusia yang menalar.19 Hak kekayaan intelektual (Intellectual Property Rights)

dapat dideskripsikan sebagai hak atas kekayaan yang lahir karena kemampuan

intelektual manusia. McKeough and Stewart mendefinisikan hak kekayaan

intelektual sebagai hak yang memberikan perlindungan hukum atas hasil

kreativitas manusia yang memiliki manfaat ekonomi.20 Definisi lain mengenai hak

kekayaan intelektual adalah hak hukum privat yang memberikan penghargaan atas

kontribusi manusia tidak berwujud yang akan digunakan untuk memproduksi

suatu teknologi yang sifatnya khusus.21

Konsepsi mengenai hak kekayaan intelektual didasarkan kepada pemikiran

bahwa hasil kreasi dari pekerjaan dengan menggunakan kemampuan intelektual

berupa gagasan yang diwujudkan secara konkret, kemudian diperbanyak secara

luas sehingga mempunyai nilai secara ekonomis, karena terlibat dalam aktifitas

komersial. Terciptanya invensi-invensi baru di bidang teknologi, pada akhirnya

19 OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 9 20 McKeough and Stewart, Intellectual Property in Australia, Butterworths, Australia, 1997, hlm. 1 21 Lyle Glowka, A Guide to The Convention on Biological Diversity, Environmental Poolicy and Law Paper No. 30, IIUUCN-The World Conservation Union, 1994, hlm. 87

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

akan meningkatkan taraf hidup masyarakat karena invensi yang telah dihasilkan

memiliki manfaat secara ekonomis.22

Hak kekayaan intelektual terdiri dari beberapa jenis yang dapat

digolongkan dalam kelompok hak Cipta (Copy Rights) dan hak Kekayaan

Perindustrian (Industrial Property Rights).

23

1. Patent

Hak Cipta dibagi 2 yaitu hak cipta

dan hak yang berkaitan atau sepadan dengan hak cipta (neighbouring rights).

Sedangkan hak kekayaan perindustrian dapat dibagi menjadi :

2. Utility Models 3. Industrial Designs 4. Trade Secrets 5. Trade Marks 6. Service Marks 7. Trade Names or Commercial Names 8. Appelations of Origin 9. Indications of Origin 10. Unfair Competition Protection 11. New Varities of Plants Protection 12. Integrated Circuits.24

Pengaturan mengenai perlindungan terhadap varietas tanaman (New

Varities of Plants Protection) merupakan perkembangan dari segi hukum yang

ingin menciptakan hak-hak baru guna menegaskan dan memperkuat tipe

perlindungan untuk ide berupa penyampaian konsep hak yang baru.25

Kegiatan pemuliaan tanaman merupakan rangkaian kegiatan penelitian dan

pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai

dengan metode baku untuk menghasilkan varietas baru dan mempertahankan

22 Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori dan Praktiknya di Indonesia), Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, hlm. 23 23 Redaksi, Indonesia Perlu Perhatikan Hak Milik Intelektual, Kompas, Jakarta, 19 Februari 1996, hlm. 1, diakses dari www.kompas.co.id tanggal 28 September 2008 24 OK. Saidin, op. cit, hlm. 16 25 Muhammad Djumhana, Hukum dalam Perkembangan Bioteknologi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hlm. 111

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

kemurnian benih varietas yang dihasilkan26, yang dilakukan dengan tujuan untuk

mendapatkan suatu varietas tanaman baru yang bersifat unggul. Pemuliaan

tanaman dapat juga diartikan sebagai rangkaian kegiatan untuk mempertahankan

kemurnian jenis dan/atau varietas tanaman yang sudah ada, atau menghasilkan

jenis dan/atau varietas tanaman baru yang lebih baik. Pada dasarnya pemuliaan

tanaman merupakan suatu metode yang secara sistematik merakit keragaman

genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.27

Dalam rangka melakukan kegiatan pemuliaan tanaman, maka harus

dipenuhi hal-hal berikut:

1. Adanya keragaman genetik

2. Sistem-sistem logis dalam pemindahan dan fiksasi gen

3. Konsepsi dan tujuan atau sasaran yang jelas

4. Mekanisme penyebarluasan hasilnya kepada masyarakat.28

Setelah memperoleh keanekaragaman genetik melalui proses perkawinan

tanaman, maka dibuatlah suatu tindakan isolasi atau pemisahan antara suatu

spesies dan diadakan pengembangan secara terpisah antara genotipe yang terpilih.

Pengujian dan penelitian diperlukan untuk memilih genotipe, hal ini dilakukan

dengan cara melakukan pengukuran fenotipe individu atau kelompok individu

sejenis. Penilaian terhadap ragam genotipe dilaksanaj\kan dengan perkawinan

tanaman untuk memperbanyak. Kemurnian gen diperoleh melalui teknik

pengawasan yang ketat untuk mengetahui ada/tidaknya pengaruh dari komponen

lingkungan sekitar.

26 Pasal 1 Angka 4 UU No. 29 Tahun 2000 27 Amrin Makmur, Pengantar Pemuliaan Tanaman, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hlm. 11 28 Hasan Basri Jumin, op. cit, hlm. 63

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Secara sederhana kegiatan pemuliaan tanaman dapat digambarkan sebagai

berikut.

Sumber: Hasan Basri Jumin, Dasar-Dasar Agronomi, PT. RafaGrafindo Persada, Jakarta, 1994, hlm. 64

Secara umum tujuan utama dari pemuliaan tanaman adalah untuk

mendapatkan varietas tanaman yang lebih baik dengan cara memperbaiki sifat-

sifat tanaman, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, walaupun tidak dapat

dipungkiri bahwa yang menjadi tujuan akhir adalah sektor ekonomi. Hal ini

disebabkan dengan meningkatnya nilai dan jumlah hasil pertanian yang akan

diperoleh, maka keuntungan yang lebih besar juga dapat diperoleh. Tujuan dari

pemuliaan tanaman dapat tercapai apabila varietas baru yang dihasilkan oleh

pihak pemulia tanaman benar-benar dapat digunakan para petani. Kegiatan

pemuliaan dalam bidang pertanian bertujuan untuk:

1. Perbaikan daya hasil dan stabilitas hasil pada tanaman bahan pangan 2. Perbaikan daya hasil yang lebih menarik pada tanaman buah-buahan 3. Penemuan bahan pangan baru (diversifikasi menu) 4. Peningkatan protein melalui peningkatan komposisi hasil 5. Peningkatan gizi melalui eksploitasi ragam genetik 6. Peningkatan hasil pertanian yang mempunyai kandungan energi tinggi

Menimbulkan keragaman genetik

Isolasi

Pengujian dan penilaian

Perbanyakan Menyebarluaskan

Membuat perkawinan

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

7. Perbaikan terhadap kandungan racun 8. Ketahanan terhadap penyakit dan hama di lapangan dan tempat

penyimpanan.29

Dalam proses pemuliaan tanaman, yang menjadi subjek yang perlu

mendapat perlindungan hukum adalah pihak pemulia yaitu orang-orang yang

melaksanakan pemuliaan tanaman, sedangkan yang menjadi objek dalam

pemuliaan tanaman adalah varietas tanaman. Pengertian dari varietas tanaman

dapat dirumuskan sebagai berikut.

sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.30

Hal penting yang turut menunjang perkembangan di bidang pemuliaan

tanaman adalah adanya investasi dana. Berkaitan dengan kegiatan investasi, maka

banyak negara yang ketika akan melakukan kegiatan investasi akan memberikan

suatu hak eksklusif berupa hak pemulia (breeder’s rights) kepada para pemulia

tanaman, dengan tujuan untuk:

1. memberikan kesempatan kepada para pemulia termasuk lembaga pemerintahan, untuk mendapatkan suatu pengembalian yang wajar dari dana yang telah mereka keluarkan selama proses pemuliaan

2. memberikan insentif untuk melanjutkan atau menambah investasi di masa mendatang

3. mengakui hak moral dari inventor (pihak pemulia yang bersangkutan) dan hak ekonomi sebagai imbalan atas hasil usahanya.31

Keberadaan inventor modal dalam rangka pengembangan pemuliaan

sangat penting, untuk itu para inventor pada umumnya akan meneliti seberapa 29 Ibid, hlm. 65 30 Pasal 1 Angka 3 UU No. 29 Tahun 2000 31 Andriana Krisnawati, op. cit, hlm. 50

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

jauh perlindungan yang akan diberikan bagi hasil penelitian. Hal ini disebabkan

karena menyangkut sejumlah dana yang akan dikeluarkan bagi penelitian dan

pengembangan varietas baru tanaman melalui kegiatan pemuliaan. Tidak adanya

jaminan pengembalian keuntungan dari investasi yang akan ditanamkan akan

melemahkan keinginan dari para inventor. Oleh karena itu, maka perlindungan

hukum terhadap varietas tanaman perlu diberikan, agar para inventor tidak ragu

menanamkan modalnya dalam kegiatan penelitian dan pengembangan varietas-

varietas tanaman baru yang lebih baik dan unggul.

Perlindungan hukum di bidang pertanian sudah lama dibutuhkan, karena

melalui proses pemuliaan tanaman telah diperoleh hasil yang sangat berarti berupa

benih tanaman yang bersifat unggul. Dengan adanya proses yang dipengaruhi

penyerbukan dan seleksi tanaman, manusia dapat mempengaruhi sifat-sifat

varietas tanaman dan bahkan menciptakan varietas tanaman yang baru. Akan

tetapi untuk menghasilkan varietas tanaman yang baru atau unggul, diperlukan

banyak waktu, usaha, dan dana yang cukup besar, sehingga jika tidak ada

perlindungan hukum yang jelas akan menimbulkan ketidakpuasan bagi para

pemulia tanaman.

Sebagaimana halnya bentuk perlindungan atas hak kekayaan intelektual

lainnya, peraturan tentang hak pemulia (breeder’s rights) berusaha untuk

mendapatkan keseimbangan antara kepentingan pihak yang menghasilkan varietas

tanaman, dengan pengguna atau konsumen dari jenis varietas tanaman maupun

hasil panen dari varietas tanaman tersebut. Apabila perlindungan hukum tidak

diberikan, maka perusahaan benih akan mengalami kerugian disebabkan tidak

adanya investasi dana dalam jumlah yang besar untuk kegiatan penelitian dan

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

pengembangan jenis varietas-varietas tanaman baru. Secara alamiah setiap

varietas tanaman dapat dengan mudah diproduksi ulang, sehingga tanpa adanya

jaminan perlindungan hukum, memudahkan pihak ketiga menjual hasil dari

varietas tanaman dengan harga rendah tanpa harus melakukan investasi dana yang

besar untuk kegiatan pemuliaan.

Hak pemulia yang diberikan untuk perlindungan terhadap varietas

tanaman berbeda dengan hak paten, dimana hak paten diberikan untuk melindungi

suatu invensi di bidang industri yang terbentuk karena tindakan manusia dan

karenanya dapat diteliti dan diproduksi ulang secara identik sedangkan hak

pemulia diberikan untuk melindungi suatu produk alam yang sulit dijelaskan dan

seringkali berulang secara tidak sama (identik) dan manusia hanya dapat

mempengaruhinya saja.

Pada dasarnya perlindungan hukum hanya diberikan terhadap varietas dari

jenis atau spesies tanaman yang baru, unik, seragam, stabil, dan diberi nama.

Suatu varietas tanaman dianggap baru apabila pada saat penerimaan permohonan

hak PVT, bahan perbanyakan atau hasil panen dari varietas tanaman tersebut

belum pernah diperdagangkan di Indonesia, atau jika sudah pernah

diperdagangkan maka jangka waktunya tidak lebih dari setahun dan jika sudah

diperdagangkan di luar negeri, jangka waktunya tidak lebih dari empat tahun

untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan.32 Varietas

tanaman dianggap unik apabila pada saat penerimaan permohonan hak PVT,

varietas tanaman dapat dibedakan secara jelas dengan varietas lain yang

keberadaannya sudah diketahui secara umum.33

32 Pasal 2 ayat 2 UU No. 29 Tahun 2000 33 Pasal 2 ayat 3 UU No. 29 Tahun 2000

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Varietas tanaman dianggap seragam apabila sifat-sifat utama atau yang

penting pada varietas tanaman terbukti seragam, meskipun hasil yang diperoleh

bervariasi sebagai akibat dari cara tanam dan lingkungan yang berbeda-beda.34

Varietas tanaman dianggap stabil apabila sifat-sifatnya tidak mengalami

perubahan setelah ditanam berulang-ulang, dan untuk yang diperbanyak melalui

siklus perbanyakan khusus, tidak mengalami perubahan pada setiap akhir siklus

tersebut.35

a. nama varietas tersebut tetap dapat digunakan meskipun masa perlindungannya telah habis

Maksud dari varietas yang diperbanyak tidak mengalami perubahan

adalah varietas tanaman harus tetap stabil dalam proses perbanyakan benih atau

propagasi dengan metode tertentu, misalnya produksi benih hibrida, kultur

jaringan atau stek.

Varietas tanaman yang diberikan perlindungan hukum (PVT) harus

mendapat penamaan, yang selanjutnya menjadi nama varietas tanaman yang

bersangkutan, dengan ketentuan:

b. pemberian nama tidak boleh menimbulkan kerancuan terhadap sifat-sifat varietas

c. penamaan varietas dilakukan oleh pemohon hak PVT dan didaftarkan pada kantor PVT

d. apabila penamaan tidak sesuai dengan ketentuan butir b, maka kantor PVT berhak menolak penamaan tersebut dan meminta penamaan baru

e. apabila nama varietas tersebut telah dipergunakan oleh varietas lain, maka pemohon wajib mengganti nama varietas tersebut

f. nama varietas yang diajukan sebagai merek dagang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.36

Varietas tanaman yang baru dapat dikembangkan melalui 2 cara yaitu

melalui pemuliaan tanaman secara klasik dan melalui bioteknologi, misalnya

melalui proses rekayasa genetika. Varietas tanaman yang dihasilkan melalui 34 Pasal 2 ayat 4 UU No. 29 Tahun 2000 35 Pasal 2 ayat 5 UU No. 29 Tahun 2000 36 Pasal 2 ayat 6 UU No. 29 Tahun 2000

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

proses rekayasa genetika juga akan mendapatkan perlindungan dengan hak PVT,

akan tetapi proses/metode untuk menghasilkan varietas tanaman yang baru akan

dilindungi dengan hak Paten, sepanjang persyaratan dipenuhi. Pemulia tanaman

yang menginginkan perlindungan hak PVT dan hak Paten sekaligus tidak dapat

secara langsung memperoleh kedua hak tersebut. Pemberian perlindungan dengan

hak Paten akan lebih diutamakan, hal ini desebabkan karena faktor kebaruan

(novelty) pada hak Paten lebih sulit diperoleh jika dibandingkan dengan hak PVT.

Proses pemuliaan tanaman yang menghasilkan varietas tanaman yang memiliki

nilai ekonomis tinggi, dapat dilindungi kerahasiaannya dengan menggunakan

ketentuan rahasia dagang.

Perkembangan terhadap pengakuan hak pemulia memberikan keuntungan

yang besar bagi para pemulia tanaman, keuntungan semakin bertambah dengan

perubahan pada hak Paten yang telah diperluas cakupannya. Hak Paten telah

memungkinkan adanya hak monopoli atas gen-gen secara individual bahkan juga

atas sifat-sifat genetis. Hak tersebut memungkinkan adanya tuntutan ganda

(multiple claim), yang tidak hanya meliputi seluruh tanaman tetapi juga bagian-

bagian tanaman dan prosesnya.37

Perlindungaan HAKI bagi tanaman (kepemilikan eksklusif dari beberapa

aspek tanaman) cenderung pada bahan tanaman yang tidak ada akhirnya.

Pemegang hak pemulia tidak dapat menetapkan harga tertentu dengan bebas

karena kekayaan mereka dapat digantikan dengan hal yang sama di satu sisi, dan

di sisi yang lain pemulia dapat melarang pihak lain, untuk mempergunakan

(menjual) produk yang mereka lindungi. Dengan demikian, kemampuan HAKI

37 Cita Citrawinda Priapantja, Perlindungan dan Penyelesaian Sengketa Obat Tradisional, Pangan, dan Kerajinan Indonesia, Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran, Bandung, 2001, hlm. 7

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

tidak memberikan kekuasaan tanpa batas untuk menyediakan sumber genetik

tanaman bagi industri, akan tetapi meskipun demikian adanya HAKI sangat

membantu dan diperlukan. Adanya HAKI tidak hanya berguna untuk

membedakan, tetapi juga untuk menyebarkan ide dan plasma nutfah, dimana

plasma nutfah merupakan sumber daya yang menjadi bahan utama dalam proses

pemuliaan tanaman. Kedua tindakan tersebut sangat dibutuhkan oleh industri

perbenihan dan para pihak lain yang memberi perhatian bagi kegiatan pemuliaan

tanaman.38 Plasma nutfah adalah substansi yang terdapat dalam kelompok

makhluk hidup, dan merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan

dan dikembangkan atau dirakit untuk menciptakan jenis unggul atau kultivar

baru.39 Plasma nutfah dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

untuk kemakmuran rakyat. Kultivar merupakan sekelompok tumbuhan yang

apabila dibudidayakan untuk memperoleh keturunan akan tetap menurunkan ciri-

ciri khas tumbuhan induknya, seperti bentuk, rasa buah, warna, dan ciri khas

lainnya.40

1. menjamin terpenuhinya sebanyak mungkin kebutuhan petani akan benih yang bermutu secara berkesinambungan dan merata di seluruh wilayah pertanaman secara spesifik

Perlindungan terhadap varietas tanaman berupa hak pemulia diharapkan

harus mampu:

2. mendorong dan meningkatkan peran serta masyarakat dan mendorong tumbuhnya industri perbenihan, dan merangsang invensi serta pengembangan varietas-varietas baru tanaman sebanyak mungkin oleh masyarakat

3. mendorong perluasan lapangan kerja baru di bidang pertanian dan peningkatan kegiatan dalam teknologi pemuliaan oleh masyarakat

4. menjamin perkayaan, pemanfaatan, dan pelestarian plasma nutfah 38 Cita Citrawinda Priapantja, Hak Kekayaan Intelektual; Tantangan Masa Depan, Badan Penerbit FH.UI, Jakarta, 2003, hlm. 22 39 Pasal 1 Angka 2 PP No. 44 Tahun 1995 40 Penjelasan Pasal 1 Angka 2 PP No. 44 Tahun 1995

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

5. mendorong peningkatan pendapatan dan taraf hidup petani.41

B. Hak Eksklusif Dalam Perlindungan Varietas Tanaman

Pada defenisi hak pemulia ataupun hak perlindungan terhadap varietas

tanaman yang telah dikemukakan sebelumnya, diketahui hak pemulia merupakan

hak yang bersifat eksklusif. Secara prinsip, keeksklusifan hak pemulia meliputi

kewenangan pemulia untuk memproduksi atau memperbanyak benih, menyiapkan

untuk tujuan propagasi, mengiklankan, menawarkan, menjual atau

memperdagangkan, mengekspor, mengimpor, dan mencadangkan untuk keperluan

kegiatan dalam proses pemuliaan tanaman. Adanya hak eksklusif bagi pemegang

hak perlindungan mempunyai konsekuensi bahwa orang lain tidak dapat

melakukan kegiatan apapun yang bersifat komersil terhadap varietas tanaman

yang telah dilindungi, tanpa adanya persetujuan dari pemegang hak pemulia.

Hak eksklusif yang dimiliki melalui hak pemulia dibatasi oleh kegiatan-

kegiatan yang tidak dianggap sebagai pelanggaran apabila dilakukan oleh pihak

lain tanpa adanya persetujuan dari pemegang hak pemulia. Adapun kegiatan-

kegiatan yang dianggap tidak melanggar adalah:

1. menggunakan sebagian hasil panen dari varietas yang dilindungi sepanjang tidak untuk tujuan komersil

2. menggunakan varietas yang dilindungi untuk kegiatan penelitian, pemuliaan tanaman dan perakitan varietas baru

3. penggunaan oleh pemerintah atas varietas yang dilindungi dalam rangka kebijakan pengadaan pangan dan obat-obatan dengan memperhatikan hak-hak ekonomi dari pemegang hak PVT.42

41 Achmad Baihaki, “Meningkatkan dan Mengembangkan Partisipasi Industri Perbenihan dalam Pembangunan Pertanian melalui Breeder’s Rights”, Makalah Seminar Berkala Program Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan Budidaya Tanaman, FAPERTA UNPAD, Bandung, 16 Maret 1998 hlm. 13 42 Pasal 10 ayat 1 UU No. 29 Tahun 2000

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Berdasarkan hak eksklusif yang dimiliki, maka pemegang hak pemulia

atau hak PVT dapat mengalihkan hak perlindungan kepada pihak lain yang

dianggap mampu melaksanakannya. Pengalihan hak kepada pihak lain dilakukan

melalui lisensi yang diatur berdasarkan UU PVT dimana pemberian lisensi

dilakukan melalui perjanjian lisensi. Berbeda dengan pengalihan hak PVT melalui

pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian dalam bentuk akta notaris, dan sebab lain

yang dibenarkan undang-undang43

Pemegang hak PVT berhak memberi lisensi kepada pihak ketiga, maka

apabila terjadi perjanjian lisensi, harus dinyatakan secara tegas dalam perjanjian,

yang harus menerangkan hak apa saja yang berpindah kepada pemegang lisensi

selama jangka waktu sesuai dalam perjanjian lisensi. Pemegang hak PVT yang

akan membuat perjanjian lisensi dengan pihak ketiga lainnya, hanya boleh

mengalihkan hak yang belum diberikan lisensi. Pemegang hak PVT wajib

memberitahukan kepada para pemegang lisensi atas pemberian lisensi baru.

dimana kepemilikan hak juga mengalami

peralihan, pemberian lisensi melalui perjanjian pada dasarnya hanya pemberian

hak untuk menikmati manfaat ekonomi dari hak PVT dalam jangka waktu tertentu

dan syarat tertentu pula. Kepemilikan hak PVT tetap berada pada pemegangnya,

tidak dialihkan kepada pemegang lisensi. Dengan demikian, pemegang lisensi

tidak boleh memberikan lisensi kepada orang lain.

Selain lisensi yang diperoleh berdasarkan kesepakatan para pihak, dalam

UU PVT juga diatur mengenai lisensi wajib. Lisensi wajib terjadi karena

keputusan pemerintah, misalnya untuk mengatasi kelangkaan pangan di musim

kemarau, maupun atas dasar permohonan pihak lain karena tidak dilaksanakannya

43 Pasal 40 angka 1 UU No. 29 Tahun 2000

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

hak PVT. Surat perjanjian yang dilakukan oleh pemberi lisensi hak pemulia

kepada penerima lisensi maupun lisensi wajib, harus didaftarkan ke kantor PVT di

lingkungan Departemen Pertanian Republik Indonesia. Pendaftaran surat

perjanjian lisensi sekaligus merupakan pencatatan hak yang mempunyai akibat

hukum bagi pihak ketiga.44

C. Sifat Kebendaan Pada Perlindungan Varietas Tanaman

Sifat yang terdapat pada hak kebendaan merupakan sifat yang absolut

sehingga dapat dipertahankan terhadap siapapun juga, mempunyai droit de suit

(hak yang mengikuti), memiliki sistem bahwa hak terdahulu tingkatannya lebih

tinggi daripada hak yang lahir kemudian, memiliki droit de preference (hak

terlebih dahulu), gugatnya disebut gugat kebendaan, hak kebendaan ini dapat

dipindahkan sepenuhnya, mempunyai jangka waktu yang tak terbatas, dan

memberikan wewenang yang luas bagi pemiliknya.45

Sifat kebendaan sebagai hak yang absolut juga terdapat pada hak

perlindungan terhadap varietas tanaman. Hak PVT atau hak pemulia merupakan

hak yang diberikan negara kepada orang atau badan hukum tertentu yang telah

menghasilkan invensi atau suatu penemuan jenis varietas tanaman yang baru.

Dalam hal ini, hak pemulia mengandung sifat yang eksklusif dan aspek monopoli

selama hak pemulia masih dikuasai oleh pihak pemulia sebagai pemilik atau

pemegang hak PVT. Karena itu maka para pemulia dapat mempertahankan

haknya terhadap siapapun. Akan tetapi, sifat absolut yang terdapat dalam hak

44 Pasal 43 ayat 2 UU No. 29 Tahun 2000 45 Mariam Darus Badrulzaman, Mencari Sistem Hukum Benda Nasional, BPHN-Alumni, Bandung, 1997, hlm. 43

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

pemulia dibatasi dengan fungsi sosial, seperti yang diatur dalam pasal 10 ayat 1

UU No. 29 tahun 2000 yaitu:

1. menggunakan sebagian hasil panen dari varietas yang dilindungi sepanjang tidak untuk tujuan komersil

2. menggunakan varietas yang dilindungi untuk kegiatan penelitian, pemuliaan tanaman dan perakitan varietas baru

3. penggunaan oleh pemerintah atas varietas yang dilindungi dalam rangka kebijakan pengadaan pangan dan obat-obatan dengan memperhatikan hak-hak ekonomi dari pemegang hak PVT.

Hak perlindungan terhadap varietas tanaman juga memiliki droit de suit,

dimana hak perlindungan atau hak pemulia akan terus melekat pada varietas

tanaman yang dilindungi dimana pun varietas tanaman tersebut berada. Pemulia

tanaman yang memiliki atau memegang hak perlindungan terhadap varietas

tanaman dapat memberikan lisensi kepada pihak lain untuk memperbanyak

varietas yang telah dihasilkan, akan tetapi hak perlindungan akan tetap melekat

pada varietas tanaman walaupun yang memperbanyaknya bukan pemegang hak

PVT.

Pada hak perlindungan terhadap varietas tanaman terdapat kemungkinan

untuk melakukan gugat kebendaan, hal ini terjadi apabila pihak pemulia tanaman

sebagai pemilik hak PVT merasa dirugikan oleh pihak lain yang melakukan

pelanggaran terhadap hak yang dimilikinya. Varietas tanaman yang dihasilkan

pihak pemulia mempunyai manfaat secara ekonomi, karena itu penggunaan

varietas tanaman yang telah dilindungi tanpa adanya suatu persetujuan dari

pemilik hak dapat menimbulkan kerugian ekonomi. Seorang pemulia tanaman

yang tidak melaksanakan hak perlindungan terhadap varietas tanaman yang

dimilikinya, dapat mengalihkan haknya kepada pihak lain melalui lisensi atau

perjanjian yang disepakati bersama.

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Hak perlindungan terhadap varietas tanaman memberikan wewenang

yang luas bagi pemegang hak, sehingga yang bersangkutan dapat mengalihkan

atau menguasakan hak yang dimilikinya kepada pihak lain. Adapun yang

membedakan sifat kebendaan hak perlindungan terhadap varietas tanaman dari

hak kebendaan lainnya adalah hak perlindungan terhadap varietas tanaman tidak

memiliki sifat hak kebendaan lain berupa hak yang terjadi lebih dahulu, tingkat

hak yang telah ada lebih tinggi dari hak yang baru, serta sifat yang berhubungan

dengan jangka waktu yang tak terbatas.

D. Dasar Hukum Perlindungan Varietas Tanaman

Perlindungan varietas tanaman merupakan suatu ketentuan dalam HAKI

yang masih relatif baru dalam sejarah perlindungannya sebagai hak kebendaan

immaterial yang diberikan kepada individu oleh negara. Di negara lain, seperti

Amerika, meskipun tidak disebut secara khusus dalam peraturan negaranya, telah

dikenal adanya peraturan mengenai perlindungan terhadap varietas tanaman.

Peraturan tersebut berlaku tahun 1930 bersamaan dengan terbitnya The United

States Patent Act 1930. Dan di Eropa, undang-undang yang berkaitan dengan

perlindungan terhadap varietas tanaman dan hasilnya telah dikenal sejak abad ke-

16.

Pada tahun 1961, beberapa negara di dunia telah menyepakati suatu

konvensi internasional tentang perlindungan varietas tanaman, kesepakatan

internasional termuat dalam International Convention for the Protection of New

Varieties of Plants, yang lebih dikenal dengan istilah UPOV. UPOV merupakan

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

akronim dari Union Internationale pour la protection des obtentions vegetale.46

Di Indonesia, perlindungan terhadap varietas tanaman sudah mulai diatur sejak

tahun 1989 yaitu dalam peraturan HAKI di bidang hak Paten. Pada UU Paten

tahun 1989 disebutkan bahwa perlindungan paten tidak dapat diberikan terhadap

makanan, minuman, dan varietas tanaman, khususnya bagi komoditi tanaman

padi, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar.47

Amandemen terhadap UU Paten terjadi sebagai akibat keikutsertaan

Indionesia dalam meratifikasi ketentuan TRIPs (Trade Related Aspects of

Intellectual Property Rights), dimana dalam ketentuan TRIPs pada pasal 27 ayat 3

huruf b diatur bahwa:

Pada tahun 1997, UU Paten tersebut

mengalami amandemen yaitu berupa pencabutan atau penghapusan terhadap

ketentuan pelarangan pemberian perlindungan terhadap makanan, minuman, dan

varietas tanaman. Sehingga pada UU paten 1997, makanan, minuman, dan

varietas tanaman dapat memperoleh perlindungan berupa hak Paten.

However, member shall provide for the protection of plants varieties either by patents or by an effective sui generis system or by any combination thereof.48

Berdasarkan ketentuan TRIPs, disebutkan bahwa TRIPs mewajibkan

seluruh negara-negara yang menjadi anggotanya untuk memberikan perlindungan

terhadap varietas tanaman, baik melalui perlindungan paten, sistem sui generis

yang efektif (misalnya melalui pemberian hak pemulia), ataupun dengan

kombinasi antara sistem perlindungan paten dan sistem sui generis.49

46 Krisnani Setyowati, “Pokok-Pokok Peraturan Perlindungan Varietas Tanaman”, disampaikan pada Training of the Trainer Pengelola Gugus Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta, 24-27 September 2001 47 Pasal 7 huruf c UU Paten Tahun 1989 48 Andriana Krisnawati, op. cit, hlm. 23 49 Sui Generis diartikan sebagai mempunyai sifat yang tersendiri, sifat khas dari sesutu. Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986, hlm. 553

Meskipun

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

UU Paten tahun 1997 telah mengizinkan pemberian perlindungan paten terhadap

tanaman, namun UU Paten 1997 tidak dapat memberikan perlindungan

meenyeluruh terhadap aspek-aspek yang terdapat pada varietas baru tanaman.

Perlindungan terhadap varietas tanaman dengan menggunakan hak Paten

tidak dapat terus dilakukan, dengan alasan:

1. pemegang paten akan memiliki kewenangan secara prinsip untuk melarang penggunaan kembali benih yang telah ditanam oleh petani, dengan konsekuensi akan muncul biaya tinggi bagi petani dan dominasi perusahaan benih besar akan semakin kuat

2. pemuliaan yang berdasarkan pada perlindungan varietas akan tersingkir, yakni ketika perlindungan paten tidak mendukung jenis invensi yang secara umum dilakukan pada tingkat petani, dimana varietas tanaman yang dihasilkan oleh petani tradisional tidak dimintakan paten dan digunakan secara bebas diantara kelompok petani tersebut.

3. pemberian paten memiliki sifat akan adanya hak monopoli pada benih dan/atau tanaman yang menjadi objek produksi serta perdagangan benih yang penting

4. pemberian paten akan mendukung standarisasi yang lebih tinggi serta memperkuat kecenderungan ke arah budidaya tunggal sehingga akan mengikis keanekaragaman hayati

5. pemberian paten juga mendukung bertambahnya kecenderungan monopoli pada pemilikan tanah dan industri benih, yang memungkinkan petani kecil dan pemulia tradisional merasakan dampak terburuk.50

Selain perlindungan dengan hak paten, pengaturan secara khusus

mengenai perlindungan terhadap varietas tanaman dilakukan sejak tahun 1990,

dengan diterbitkannya UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya

Alam Hayati dan Ekosistemnya. Kemudian pada tahun 1992, diterbitkan UU No.

12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman yang mendorong kegiatan

pemuliaan tanaman, dimana dalam pasal 55 UU No. 12 tahun 1992 dinyatakan

bahwa:

1. kepada penemu teknologi tepat serta penemu teori dan metode ilmiah baru di bidang budidaya tanaman dapat diberikan penghargaan oleh pemerintah

50 Suryodiningrat, Aneka Hak Milik Perindustrian dan Hak Paten, Tarsito, Bandung, 1994, hlm. 52

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

2. kepada penemu jenis baru dan/atau varietas unggul, dapat diberikan penghargaan oleh pemerintah serta mempunyai hak memberi nama pada temuannya

3. setiap orang atau badan hukum yang tanamannya memiliki keunggulan tertentu dapat diberikan penghargaan oleh pemerintah

4. ketentuan mengenai pemberian penghargaan sebagai dimaksud dalam ayat 1, ayat 2, dan ayat 3, diatur lebih lanjut oleh pemerintah.

Ketentuan dalam UU No. 12 tahun 1992 tidak mengatur adanya

perlindungan terhadap hak-hak yang dimiliki pihak pemulia tanaman, sehingga

para pemulia tanaman tidak mengetahui keuntungan/manfaat yang diperoleh

apabila varietas temuannya diperbanyak atau dijual, dan apa sanksi bagi pihak

yang menjual atau menggunakan varietas temuannya tanpa persetujuan dari pihak

pemulia untuk tujuan komersil. Berdasarkan ketentuan dalam UU No. 12 tahun

1992, pihak pemulia hanya memperoleh penghargaan dari pemerintah, sebagai

balas jasa dari hasil penemuan varietas baru.

Ketentuan lain yang mengatur tentang pemberian penghargaan terhadap

penemuan varietas unggul terdapat dalam pasal 45 PP No. 44 tahun 1995 tentang

Perbenihan Tanaman, yang menyatakan bahwa menteri memberikan penghargaan

kepada penemu varietas unggul dan/atau teknologi di bidang perbenihan. Pada

tanggal 20 Desember 2000, diterbitkan UU No. 29 tahun 2000 dimana UU

tersebut mengatur secara terperinci mengenai perlindungan terhadap varietas

tanaman.

Latar belakang lahirnya UU Varietas Tanaman yang mengatur secara

khusus mengenai perlindungan terhadap varietas tanaman.di Indonesia tidak

terlepas dari tuntutan sekaligus konsekuensi Indonesia atas keikutsertaannya

menandatangani kesepakatan GATT/WTO 1994, dimana salah satu ketentuannya

memuat mengenai kesepakatan TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual

Page 39: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Property Rights). Keikutsertaan Indonesia meratifikasi kesepakatan TRIPs,

mengakibatkan Indonesia harus menyelaraskan peraturan perundang-undangan

khususnya di bidang HAKI dengan persetujuan TRIPs yang di dalamnya terdapat

ketentuan mengenai perlindungan terhadap varietas tanaman

Selain itu adanya pengaturan secara khusus mengenai perlindungan

terhadap varietas tanaman ini akan maningkatkan minat dan peran serta baik

secara perorangan maupun badan hukum untuk melakukan kegiatan pemuliaan

tanaman dalam rangka menghasilkan varietas tanaman baru yang unggul, karena

para pemulia atau pemegang hak perlindungan terhadap varietas tanaman akan

memiliki hal tertentu yang memiliki perlindungan hukum secara memadai.

E. Proses Pendaftaran Hak Perlindungan Varietas Tanaman

1. Subjek Hukum Yang Dapat Melakukan Proses Pendaftaran Hak

Perlindungan Varietas Tanaman

Kegiatan pemuliaan tanaman di Indonesia terbuka terhadap semua pihak,

baik perorangan maupun badan hukum dari instansi pemerintah dan pihak swasta.

Keterbukaan peluang dalam kegiatan pemuliaan tanaman bagi pihak swasta perlu

dilakukan, mengingat tingginya tingkat kebutuhan terhadap varietas tanaman dari

berbagai komoditi yang sampai saat ini masih belum dapat terpenuhi.

Varietas tanaman yang selama ini terbentuk lebih banyak dihasilkan oleh

para pemulia tanaman yang berasal dari instansi pemerintah dan dari kalangan

perguruan tinggi, sehingga jumlahnya masih terbatas. Sedangkan pihak swasta

yang terlibat pada umumnya lebih tertarik untuk menghasilkan varietas tanaman

yang bersifat komersil (commercial variety) seperti tanaman jagung hibrida,

Page 40: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

sayuran, dan buah-buahan semusim, bahkan ada pula industri benih yang hanya

melakukan perbanyakan dari varietas tanaman yang telah ada.

Permohonan pendaftaran hak PVT diajukan ke kantor PVT secara tertulis

dengan mempergunakan bahasa Indonesia dan membayar biaya yang besarnya

ditetapkan oleh menteri. Permohonan pendaftaran hak PVT hanya dapat diajukan

untuk satu varietas tanaman, dimana permohonan dapat diajukan oleh:

1. Pemulia

Pemulia yang menghasilkan suatu varietas tanaman yang baru berhak

untuk mendapatkan imbalan yang layak dengan memperhatikan manfaat ekonomi

yang dapat diperoleh dari varietas tanaman. Imbalan tersebut dapat dibayarkan

dengan ketentuan seperti yang diatur dalam pasal 8 ayat 2 UU No. 29 tahun 2000

yaitu:

a. dalam jumlah tertentu dan sekaligus b. berdasarkan persentase c. dalam bentuk gabungan antara jumlah tertentu dan sekaligus dengan

hadiah atau bonus d. dalam bentuk gabungan antara persentase dengan hadiah atau bonus , yang

besarnya ditetapkan sendiri oleh pihak-pihak yang bersangkutan

Ketentuan pemberian imbalan sama sekali tidak akan menghapus hak

pemulia, agar namanya tetap dicantumkan dalam sertifikat pemberian hak PVT.

Seorang pemulia yang ingin melakukan pendaftaran hak PVT berkewajiban

untuk:

a. melaksanakan hak PVT di Indonesia b. membayar biaya tahunan PVT c. menyediakan dan menunjukkan contoh benih varietas yang telah

mendapatkan hak PVT di Indonesia.51

51 Pasal 9 ayat 1 UU No. 29 Tahun 2000

Page 41: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Akan tetapi, ketentuan dapat dikecualikan apabila dalam melaksanakan

hak PVT-nya, seorang pemulia mendapatkan kendala baik secara teknis maupun

ekonomis dalam mengembangkan varietas tanaman di Indonesia. Pengecualian

hanya dapat disetujui kantor PVT apabila pihak pemulia sebagai pemegang hak

PVT mengajukan permohonan tertulis yang disertai alasan-alasan dan bukti yang

diberikan oleh instansi yang berwenang.

2. Orang atau badan hukum yang mempekerjakan pemulia atau yang

memesan varietas dari pemulia

Para pihak yang mempekerjakan pemulia ini dapat berasal dari

perorangan, instansi pemerintah maupun pihak swasta. Para pihak tersebut yang

memberikan dana dan fasilitas yang diperlukan pihak pemulia untuk

menghasilkan suatu varietas tanaman yang baru. Kerjasama antara kedua belah

pihak dituangkan dalam perjanjian yang dibuat secara khusus. Berdasarkan

perjanjian yang telah disepakati bersama, varietas tanaman yang dihasilkan

pemulia selanjutnya akan dialihkan kepada pihak yang mendanai kegiatan

pemuliaan tanaman. Orang atau badan hukum selaku kuasa dalam mengajukan

permohonan pendaftaran hak PVT harus menyertakan surat kuasa khusus dengan

mencantumkan nama dan alamat lengkap kuasa yang berhak.

3. Ahli waris

Pihak ahli waris dapat merupakan ahli waris dari pemulia tanaman

maupun ahli waris dari pihak yang mempekerjakan pemulia atau yang memesan

varietas dari pemulia. Dalam mengajukan permohonan pendaftaran hak PVT,

seorang ahli waris harus membawa serta dokumen resmi sebagai bukti bahwa

Page 42: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

dirinya benar merupakan ahli waris dari pemulia tanaman maupun ahli waris dari

pihak yang mempekerjakan pemulia atau yang memesan varietas dari pemulia.

4. Konsultan PVT

Permohonan pendaftaran hak PVT dapat diajukan oleh pihak pemohon

yang tidak bertempat tinggal atau berkedudukan tetap di Indonesia. Mereka dapat

membuat permohonan melalui Konsultan PVT di Indonesia selaku kuasa. Seorang

Konsultan PVT berkewajiban untuk:

a. terdaftar di kantor PVT b. menjaga kerahasiaan varietas dan seluruh dokumen permohonan hak PVT,

sampai dengan tanggal diumumkannya permohonan hak PVT yang bersangkutan.52

Pekerjaan seorang Konsultan PVT memerlukan pengetahuan, sikap dan

keterampilan yang khusus agar proses permohonan hak PVT dan langkah-langkah

selanjutnya dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dengan tidak melanggar

ketentuan peraturan yang terkait serta tidak merugikan pihak yang ingin

mengajukan permohonan hak PVT. Kewajiban Konsultan PVT untuk menjaga

kerahasiaan varietas, berlaku pula kepada para pihak terkait yang dipekerjakan

oleh Konsultan tersebut, misalnya penerjemah dan sebagainya. Kewajiban untuk

menjaga kerahasiaan varietas akan berakhir pada saat permohonan hak PVT mulai

diumumkan oleh kantor PVT.

Konsultan PVT merupakan perorangan maupun lembaga yang secara

khusus memberikan jasanya yang berkaitan dengan pengajuan permohonan hak

PVT. Tujuan pengadaan lembaga ini adalah untuk memberikan kemudahan bagi

pemulia ataupun para pemohon PVT yang tidak memahami segi hukum ataupun

52 Pasal 13 ayat 1 UU No. 29 Tahun 2000

Page 43: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

segi administrasi mengenai hak PVT, khususnya bagi para pihak pemohon yang

berada di luar Indonesia yang tidak mempunyai perwakilan seperti badan hukum

yang resmi di Indonesia. Persyaratan untuk menjadi seorang Konsultan PVT

diatur khusus oleh pemerintah, dimana persyaratan tersebut meliputi syarat

kelengkapan administrasi, kelengkapan fasilitas perkantoran, kriteria pengetahuan

dan keterampilan teknis staf yang memadai, serta dedikasi dan kemampuan tugas

dan fungsi Konsultan PVT yang dinilai secara periodik.

2. Instansi Yang Berwenang Mengelola Pendaftaran Hak Perlindungan

Varietas Tanaman

Agar kebutuhan varietas tanaman dari berbagai komoditi dapat terpenuhi,

maka diperlukan kerjasama yang baik dari semua kalangan, bukan saja

keterlibatan pihak pemulia tanaman dari kalangan instansi pemerintah ataupun

dari kalangan perguruan tinggi saja, melainkan juga dibutuhkan keterlibatan

industri benih dari perusahaan swasta. Dalam proses pemuliaan tanaman, para

pihak yang ingin mendaftarkan hak perlindungan terhadap varietas tanaman dapat

mengajukan permohonan ke kantor perlindungan varietas tanaman yaitu suatu unit

organisasi di lingkungan Departemen Pertanian dimana unit tersebut mempunyai

tugas dan kewenangan khusus di bidang perlindungan varietas tanaman.

Dalam kantor perlindungan varietas tanaman (kantor PVT) tersebut

terdapat pejabat khusus yang disebut pemeriksa perlindungan varietas tanaman

yaitu pejabat pemerintah yang berdasarkan keahliannya diangkat oleh Menteri

Pertanian dan ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan substantif dan

memberikan rekomendasi atas permohonan hak perlindungan varietas tanaman.

Pemeriksaan substantif yang dilakukan pemeriksa PVT akan meliputi

Page 44: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

pemeriksaan sifat kebaruan, keunikan, keseragaman, dan kestabilan varietas

tanaman yang dimohonkan hak PVT. Dalam melaksanakan tugasnya, kantor PVT

dapat meminta bantuan ahli maupun fasilitas yang diperlukan termasuk mencari

informasi dari institusi lain baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Kantor perlindungan varietas tanaman akan menerbitkan daftar umum

perlindungan varietas tanaman yaitu daftar catatan resmi dari seluruh tahapan dan

kegiatan pengelolaan perlindungan varietas tanaman. Selain itu, kantor

perlindungan varietas tanaman tersebut juga menerbitkan berita resmi

perlindungan varietas tanaman yaitu suatu media informasi komunikasi resmi dari

kegiatan pengelolaan perlindungan varietas tanaman yang diterbitkan secara

berkala untuk tujuan kepentingan umum.

3. Syarat-Syarat Pendaftaran Hak Perlindungan Varietas Tanaman

Suatu varietas tanaman yang baru yang akan mendapatkan perlindungan

hukum harus merupakan varietas tanaman yang memenuhi persyaratan yaitu

varietas tanaman tersebut harus baru, unik, seragam, stabil, dan diberi nama. Akan

tetapi, tidak semua varietas tanaman bisa mendapatkan hak PVT. Varietas yang

tidak dapat diberikan hak PVT meliputi varietas yang penggunaannya

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban

umum, kesusilaan, norma-norma agama, kesehatan, dan kelestarian lingkungan

hidup.

Varietas tanaman akan dianggap baru apabila waktu permohonan

pendaftaran diajukan, tanaman tersebut belum diperdagangkan atau jika sudah

diperdagangkan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Di Indonesia selama satu tahun

Page 45: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

b. Di luar negeri selama empat tahun (untuk tanaman musiman) atau enam tahun

(untuk tanaman tahunan

Varietas tanaman dianggap unik apabila tanaman tersebut dapat dibedakan

dari varietas yang telah ada atau yang telah dikenal masyarakat umum. Dalam hal

ini, unsur pembeda menjadi sangat penting karena pemulia tanaman dianggap

telah menemukan suatu kelebihan dari tanaman tersebut yang tidak terdapat pada

tanaman lainnya melalui suatu prosedur penelitian dan pengujian yang memakan

banyak waktu dan biaya. Untuk memenuhi keseragaman, unsur-unsur pembeda

yang menjadi sifat utama dan penting dari varietas tanaman yang baru harus

ditemukan dalam semua (atau paling tidak kebanyakan) pohon atau tanaman yang

dihasilkan varietas tanaman yang baru tersebut. Kestabilan terdapat pada varietas

tanaman jika sifat-sifat utama dan penting tersebut tidak mengalami perubahan

setelah ditanam berulang-ulang atau jika diperbanyak dengan siklus perbanyakan

khusus, varietas tanaman tersebut tidak akan mengalami perubahan pada setiap

akhir siklus tersebut.

Setiap varietas tanaman hasil pemuliaan yang akan digunakan sebagai

varietas asal untuk membuat varietas turunan esensial harus diberi nama yang

akan menjadi identitas varietas tanaman yang bersangkutan. Penamaan varietas

hasil pemuliaan tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Mencerminkan identitas varietas tanaman hasil pemuliaan yang bersangkutan

b. Tidak menimbulkan keracuan karakteristik, nilai, atau identitas suatu varietas hasil pemuliaan

c. Tidak telah digunakan untuk nama varietas yang sudah ada d. Tidak menggunakan nama orang terkenal e. Tidak menggunakan nama alam f. Tidak menggunakan lambang Negara

Page 46: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

g. Tidak menggunakan nama merek dagang untuk barang dan jasa yang dihasilkan dari bahan propagasi dari benih atau bibit, atau bahan yang dihasilkan dari varietas lain, jasa transportasi atau penyewaan tanaman.53

Setelah memenuhi persyaratan untuk penamaan tersebut, pemilik varietas

hasil pemuliaan harus segera mendaftarkan varietas tanaman hasil pemuliaannya

ke kantor PVT. Selanjutnya, kantor PVT akan mendaftarkan varietas hasil

pemuliaan yang bersangkutan dalam daftar umum PVT dalam jangka waktu

paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak pendaftaran disampaikan oleh pemilik

varietas hasil pemuliaan. Petugas pemeriksa varietas tanaman akan memeriksa

kembali kelengkapan syarat-syarat untuk penamaan, jika belum sesuai dengan

persyaratan yang dimaksud maka kantor PVT akan memberikan saran perbaikan

nama varietas tanaman tersebut secara tertulis dalam jangka waktu paling lama 30

(tiga puluh) hari sejak pendaftaran disampaikan oleh pemilik varietas hasil

pemuliaan. Dan apabila dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung

sejak tanggal saran perbaikan diberikan, pemilik varietas tanaman hasil pemuliaan

tersebut tidak memberikan tanggapan apapun maka pendaftaran tersebut dianggap

ditarik kembali. Varietas tanaman yang telah disetujui penamaannya oleh kantor

PVT memiliki ketentuan bahwa:

a. nama varietas tersebut terus dapat dipergunakan meskipun masa perlindungannya telah habis

b. pemberian naman tidak boleh menimbulkan kerancuan terhadap sifat-sifat varietas

c. penamaan varietas dilakukan oleh pemohon hak PVT dan didaftarkan pada kantor PVT

d. apabila penamaan tidak sesuai dengan ketentuan butir b, maka pihak kantor PVT berhak menolak penamaan tersebut dan meminta penamaan baru

e. apabila nama varietas tersebut telah dipergunakan untuk varietas lain, maka pemohon wajib mengganti nama varietas teersebut

53 Pasal 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2004 tentang Penamaan, Pendaftaran Dan Penggunaan Varietas Asal Untuk Pembuatan Varietas Turunan Esensial

Page 47: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

f. nama varietas yang diajukan dapat juga diajukan sebagai merek dagang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.54

Permohonan pendaftaran hak PYT terhadap varietas tanaman yang

diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada kantor PVT, harus

memuat:

a. tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan b. nama dan alamat lengkap pemohon c. nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pemulia serta nama ahli

waris yang ditunjuk d. nama varietas e. deskripsi varietas yang mencakup asal usul atau silsilah, ciri-ciri

morfologi, dan sifat-sifat penting lainnya f. gambar dan/ atau foto yang disebut dalam deskripsi, yang diperlukan

untuk memperjelas deskripsinya.55

Selain varietas tanaman biasa, dikenal juga varietas transgenik, dalam

permohonan untuk varietas tersebut maka deskripsinya harus juga mencakup

uraian mengenai penjelasan molekuler varietas yang bersangkutan dan stabilitas

genetik dari sifat yang diusulkan, sistem reproduksi tetuanya, keberadaan kerabat

liarnya, kandungan senyawa yang dapat mengganggu lingkungan, dan kesehatan

manusia serta cara pemusnahannya apabila terjadi penyimpangan, dan juga harus

disertai dengan surat pernyataan aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia

dari instansi yang berwenang. Yang dimaksud dengan varietas transgenik

merupakan varietas yang dihasilkan melalui teknik rekayasa genetika. Teknologi

rekayasa genetik memungkinkan kita untuk mengisolasi DNA dari berbagai

organisme dan menggabungkannya ke dalam suatu organisme yang lain sehingga

menghasilkan organisme dengan sifat yang berbeda. Teknik ini juga diterapkan

dalam usaha menciptakan tanaman dengan sifat-sifat unggul, sehingga dapat

meningkatkan hasil produksi pertanian pada umumnya. Rekombinasi DNA 54 Pasal 2 ayat 6 UU No. 29 Tahun 2000 55 Pasal 11 ayat 2 UU No. 29 Tahun 2000

Page 48: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

dianggap sebagai bentuk baru dari alam atau penemuan baru sehingga pada

perkembangannya kemudian tanaman transgenik dapat memperoleh perlindungan

hukum.

Dalam proses pembuatannya, varietas tersebut kemungkinan

menggunakan bahan atau bagian dari organisme yang dalam bentuk asalnya

memiliki resiko berbahaya bagi lingkungan termasuk sumber daya hayati dan

kesehatan manusia, oleh karena itu maka terlebih dahulu perlu diadakan

pengkajian terhadap potensi berbahaya dari varietas transgenik oleh instansi yang

berwenang sebelum varietas tersebut digunakan secara luas oleh masyarakat.

Hasil dari pemeriksaan harus disertakan dalam berkas permohonan hak PVT

untuk varietas transgenk. Pihak pemulia tanaman baik itu perseorangan maupun

badan hukum memiliki suatu hak prioritas yaitu hak yang diberikan kepada

perorangan ataupun badan hukum yang mengajukan permohonan hak

perlindungan varietas tanaman di Indonesia setelah mengajukan permohonan hak

perlindungan varietas tanaman untuk varietas tanaman yang sama di negara lain.

Permohonan hak PVT dengan menggunakan hak prioritas tersebut harus

memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. diajukan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penerimaan pengajuan permohonan hak PVT yang pertama kali di luar Indonesia

b. dilengkapi salinan surat permohonan hak PVT yang pertama kali dan disahkan oleh pihak yang berwenang di negara yang dimaksud dalam butir a paling lambat 3 (tiga) bulan

c. dilengkapi salinan sah dokumen permohonan hak PVT yang pertama di luar negeri

d. dilengkapi salinan sah penolakan hak PVT, apabila hak PVT tersebut pernah ditolak. 56

56 Pasal 14 ayat 1 UU No. 29 Tahun 2000

Page 49: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Pengajuan berkas permohonan pendaftaran hak perlindungan varietas

tanaman dianggap diajukan pada tanggal saat penerimaan berkas permohonan hak

PVT oleh kantor perlindungan hak varietas tanaman dimana segala pembayaran

untuk biaya-biaya yang diperlukan telah selesai dilakukan. Untuk tanggal

penerimaan surat permohonan hak perlindungan varietas tanaman adalah tanggal

pada saat kantor perlindungan varietas tanaman menerima surat permohonan hak

PVT yang telah memenuhi syarat-syarat secara lengkap. Tanggal penerimaan

surat permohonan hak perlindungan varietas tanaman akan dicatat dalam daftar

umum PVT oleh kantor perlindungan varietas tanaman.

Apabila ternyata terdapat kekurangan pemenuhan terhadap syarat-syarat

pendaftaran, maka kantor PVT akan meminta agar pihak yang mengajukan

permohonan pendaftaran hak PVT untuk melengkapi kekurangan tersebut, dimana

jangka waktu yang diberikan adalah 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal

pengiriman surat permohonan pemenuhan kekurangan tersebut yang dikirimkan

oleh kantor PVT. Bila dalam jangka waktu yang diberikan, pihak pemohon belum

selesai melengkapinya maka berdasarkan pertimbangan alasan yang diajukan

pihak pemohon dan disetujui oleh kantor PVT, jangka waktu tersebut dapat

diperpanjang kembali paling lama 3 (tiga) bulan. Pada saat pengajuan kembali

berkas permohonan hak PVT yang kurang lengkap tersebut, maka tanggal

penerimaannya mengalami perubahan dimana tanggal penerimaannya bukan lagi

tanggal penerimaan berkas permohonan hak PVT untuk pertama kali, akan tetapi

telah mengalami perubahan menjadi tanggal diterimanya pemenuhan kelengkapan

terakhir dari kekurangan pada berkas permohonan hak PVT tersebut oleh kantor

PVT. Berkas permohonan hak PVT yang tidak juga dilengkapi meskipun telah

Page 50: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

mendapat perpanjangan waktu tidak akan diterima. Kantor PVT akan

memberitahukan secara tertulis kepada pihak pemohon hak PVT bahwa

permohonan hak perlindungan varietas tanaman (hak PVT) yang mereka ajukan

dianggap ditarik kembali.

Pengajuan berkas permohonan hak PVT untuk suatu varietas tanaman

dengan sifat-sifat yang sama ternyata secara tidak disengaja dapat diajukan oleh

lebih dari satu pihak pemohon hak PVT. Dalam hal ini, berkas permohonan yang

dapat diterima adalah berkas permohonan hak PVT yang telah diajukan terlebih

dahulu secara lengkap tanpa adanya kekurangan pada syarat-syarat pendaftaran.

Apabila berkas permohonan hak PVT tersebut diajukan secara bersamaan maka

kantor PVT akan meminta secara tertulis kepada para pihak pemohon untuk

berunding guna memutuskan permohonan yang mana yang akan diajukan dan

meminta kepada para pihak tersebut untuk menyampaikan hasil perundingan

mereka ke kantor PVT paling lambat 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal

peengiriman surat tersebut. Bila perundingan tidak mencapai persetujuan, tidak

adanya suatu keputusan antara para pihak pemohon hak PVT, tidak adanya

kemungkinan untuk dilakukannya perundingan atau perundingan terlaksana akan

tetapi hasil perundingan tidak disampaikan ke kantor PVT, maka permohonan hak

PVT tersebut ditolak dan kantor PVT akan memberitahukan secara tertulis hal

tersebut kepada para pihak pemohon hak PVT.

Berkas pengajuan permohonan hak PVT yang diajukan dengan hak

prioritas akan diberi tanggal penerimaan sesuai dengan tanggal penerimaan

permohonan hak PVT yang pertama kali diajukan di luar negeri. Perubahan

terhadap permohonan hak PVT dapat dilakukan sebelum dan selama masa

Page 51: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

pemeriksaan, dimana perubahan yang dapat dilakukan berupa penambahan atau

pengurangan uraian mengenai penjelasan sifat-sifat varietas tanaman yang

dimohonkan hak PVT dan perubahan permohonan tersebut dianggap diajukan

pada tanggal yang sama dengan permohonan pertama. Selain itu, berkas

permohonan hak PVT juga dapat ditarik kembali oleh pihak yang mengajukannya

dengan membuat permohonan secara tertulis ke kantor PVT.

Dalam kantor PVT sendiri terdapat ketentuan yang mengikat para

pegawainya dimana selama masih terikat dinas aktif sampai selama satu tahun

setelah pensiun atau berhenti dari kantor PVT dengan alasan apapun, para

pegawai kantor PVT atau pihak yang karena tugasnya bekerja untuk dan atas

nama kantor PVT dilarang mengajukan permohonan hak PVT, mendapatkan hak

PVT atau memegang hak yang berkaitan dengan perlindungan varietas tanaman,

kecuali apabila kepemilikan hak PVT tersebut diperoleh karena pewarisan. Para

pegawai di lingkungan kantor PVT juga berkewajiban menjaga kerahasiaan

varietas tanaman yang dimohonkan hak PVT dan seluruh dokumen permohonan

hak PVT sejak tanggal penerimaan surat permohonan hak PVT hingga tanggal

diumumkannya permohonan hak PVT tersebut.

4. Prosedur Pendaftaran Hak Pendaftaran Varietas Tanaman

Varietas tanaman yang baru harus mendapatkan perlindungan secara

hukum, hal ini bertujuan agar para pemulia ataupun para pemegang hak pemulia

dapat terus bekerja menghasilkan varietas tanaman yang digunakan sebagai bibit

unggul yang bermanfaat dalam dunia pertanian tanpa harus khawatir hasil

temuannya akan disalahgunakan orang yang tidak berhak. Sama halnya dengan

hak kekayaan intelektual (HKI) lainnya, untuk mendapatkan hak perlindungan,

Page 52: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

varietas tanaman harus didaftarkan, namun berbeda dengan HKI yang lainnya

dimana pendaftaran dilakukan di kantor Ditjen. HKI Departemen Hukum dan

HAM, pendaftaran hak PVT dilakukan di kantor PVT yang berada di bawah

naungan Departemen Pertanian.

Secara sederhana prosedur pengurusan untuk memperoleh hak

perlindungan dapat digambarkan sebagai berikut.

Layak

Sumber: http:/bima.ipb.ac.id/~haki/home.php?kiri=PVT

Ketentuan untuk mengajukan permohonan PVT adalah sebagai berikut:

a. Pemohon wajib menyampaikan surat permohonan dengan membayar biaya

yang telah ditetapkan

b. Surat permohonan hak PVT memuat:

- tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan

- nama dan alamat lengkap pemohon

Pengajuan Permohonan Perlindungan

Penandatanganan Surat Perjanjian Kerja

Penilaian Kelayakan Perlindungan Tidak Dikembalikan Kepada

Pemohon

Pembuatan/ Persiapan Dokumen Pendaftaran

Pendaftaran ke Ditjen. HKI Dephuk & HAM atau Kantor PVT Deptan.RI

Page 53: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

- nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pemulia serta nama ahli

waris yang ditunjuk

- nama varietas

- deskripsi varietas yang mencakup asal usul atau silsilah, ciri-ciri

morfologi, dan sifat-sifat penting lainnya

- gambar dan/ atau foto yang disebut dalam deskripsi, yang diperlukan

untuk memperjelas deskripsinya.

c. Dalam hal permohonan hak PVT diajukan oleh:

- orang atau badan hukum selaku Konsultan PVT atau kuasa pemohon

harus disertai surat kuasa khusus dengan mencantumkan nama dan

alamat lengkap pemberi kuasa yang berhak

- ahli waris harus disertai dokumen bukti ahli waris

d. Dalam hal varietas transgenik, maka deskripsinya harus juga mencakup

uraian mengenai penjelasan molekuler varietas yang bersangkutan dan

stabilitas genetik dari sifat yang diusulkan, sistem reproduksi tetuanya,

keberadaan kerabat liarnya, kandungan senyawa yang dapat mengganggu

lingkungan, dan kesehatan manusia serta cara pemusnahannya apabila

terjadi penyimpangan, dengan disertai surat pernyataan aman bagi

lingkungan dan kesehatan manusia dari instansi yang berwenang.

Berkas permohonan pendaftaran hak PVT hanya dapat diajukan untuk satu

varietas tanaman dimana diajukan oleh pemulia, orang atau badan hukum yang

mempekerjakan pemulia atau yang memesan varietas dari pemulia, ahli waris dan

konsultan PVT. Untuk permohonan hak PVT yang diajukan oleh pihak pemohon

yang tidak bertempat tinggal atau berkedudukan tetap di wilayah Indonesia harus

Page 54: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

diwakilkan melalui konsultan PVT di Indonesia selaku kuasa. Selaoin

permohonan biasa, dapat juga dilakukan permohonan hak PVT dengan

menggunakan hak prioritas dimana harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

- diajukan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penerimaan

pengajuan permohonan hak PVT yang pertama kali di luar Indonesia

- dilengkapi salinan surat permohonan hak PVT yang pertama kali dan

disahkan oleh pihak yang berwenang di negara yang dimaksud dalam butir a

paling lambat 3 (tiga) bulan

- dilengkapi salinan sah dokumen permohonan hak PVT yang pertama di luar

negeri

- dilengkapi salinan sah penolakan hak PVT, apabila hak PVT tersebut pernah

ditolak.

Jika para pemohon hak PVT telah memenuhi persyaratan tersebut, maka

berkas permohonan pendaftaran hak perlindungan varietas tanaman dianggap

diajukan pada tanggal penerimaan berkas permohonan hak PVT oleh kantor

perlindungan hak varietas tanaman dimana segala pembayaran untuk biaya-biaya

yang diperlukan telah selesai dilakukan. Untuk tanggal penerimaan surat

permohonan hak perlindungan varietas tanaman adalah tanggal pada saat kantor

perlindungan varietas tanaman menerima surat permohonan hak PVT yang telah

memenuhi syarat-syarat secara lengkap dan tanggal penerimaan surat permohonan

hak perlindungan varietas tanaman akan dicatat dalam daftar umum PVT oleh

kantor perlindungan varietas tanaman. Pada saat penerimaan permohonan hak

PVT terdapat kekurangan terhadap syarat-syarat pendaftaran, maka kantor PVT

akan meminta agar pihak yang mengajukan permohonan pendaftaran hak PVT

Page 55: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

untuk melengkapi kekurangan tersebut, dimana jangka waktu yang diberikan

adalah 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal pengiriman surat permohonan

pemenuhan kekurangan tersebut yang dikirimkan oleh kantor PVT. Bila dalam

jangka waktu yang diberikan, pihak pemohon belum selesai melengkapinya maka

berdasarkan pertimbangan alasan yang diajukan pihak pemohon dan disetujui oleh

kantor PVT, jangka waktu tersebut dapat diperpanjang kembali paling lama 3

(tiga) bulan berdasarkan permintaan pihak pemohon hak PVT. Berkas

permohonan hak PVT yang tidak juga dilengkapi meskipun telah mendapat

perpanjangan waktu tidak akan diterima. Kantor PVT akan memberitahukan

secara tertulis kepada pihak pemohon hak PVT bahwa permohonan hak

perlindungan varietas tanaman (hak PVT) yang mereka ajukan dianggap ditarik

kembali. Pada saat pengajuan kembali berkas permohonan hak PVT yang kurang

lengkap tersebut, maka tanggal penerimaannya mengalami perubahan dimana

tanggal penerimaannya bukan lagi tanggal penerimaan berkas permohonan hak

PVT untuk pertama kali, akan tetapi telah mengalami perubahan menjadi tanggal

diterimanya pemenuhan kelengkapan terakhir dari kekurangan pada berkas

permohonan hak PVT tersebut oleh kantor PVT.

Setelah mendapatkan tanggal penerimaan, kantor PVT akan melakukan

pemeriksaan terhadap varietas tanaman yang akan dimohonkan hak PVT. Kantor

PVT akan membuat pengumuman mengenai adanya suatu permohonan untuk

mendapatkan hak PVT terhadap suatu jenis varietas tanaman. Adanya

pengumuman ini dinilai sangat penting bila ditinjau dari sisi juridisnya, karena

pengumuman tersebut merupakan syarat bagi lahirnya hak kebendaan sebagai

penerapan asas publisitas. Dalam hal ini, kantor PVT akan mengumumkan

Page 56: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

permohonan hak PVT yang sudah memenuhi persyaratan kelengkapan dan

permohonan hak PVT tersebut tidak ditarik kembali oleh pihak pemohon hak

PVT. Pengumuman tersebut akan dilakukan selambat-lambatnya:

a. 6 (enam) bulan setelah tanggal penerimaan permohonan hak PVT

b. 12 (dua belas) bulan setelah tanggal penerimaan permohonan hak PVT

dengan hak prioritas.57

Pengumuman permohonan hak PVT tersebut akan berlangsung selama 6

(enam) bulan dan dilakukan dengan cara:

a. menggunakan atau memanfaatkan fasilitas untuk pengumuman yang

mudah dan jelas sehingga dapat diketahui dan dimengerti oleh masyarakat.

b. membuat pengumuman tersebut dalam berita resmi PVT.

Pengumuman mengenai permohonan hak PVT tersebut akan dicatat oleh pegawai

kantor PVT dalam daftar umum PVT. Pengumuman permohonan hak PVT

tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut:

a. nama dan alamat lengkap pemohon hak PVT atau pemegang kuasa b. nama dan alamat lengkap pemulia c. tanggal pengajuan permohonan hak PVT atau tanggal, nomor dan negara

tempat permohonan hak PVT yang pertama kali diajukan dalam hal permohonan hak PVT dengan hak prioritas

d. nama varietas e. deskripsi varietas f. deskripsi yang memuat informasi untuk varietas transgenik.58

Selama jangka waktu dilakukannya pengumuman permohonan hak PVT,

setiap orang atau badan hukum dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang

diperlukan mengenai varietas tanaman yang dimohonkan hak PVT tersebut.

Setelah melihat dan memperhatikan pengumuman permohonan PVT tersebut,

maka setiap orang ataupun badan hukum yang merasa berkepentingan, secara

57 Pasal 24 ayat 2 UU No. 29 Tahun 2000 58 Pasal 26 UU No. 29 Tahun 2000

Page 57: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

tertulis dapat mengajukan pandangan maupun keberatannya disertai alasan yang

jelas mengenai permohonan atas hak PVT tersebut. Kantor PVT akan

mengirimkan salinan surat yang berisi pandangan maupun keberatan yang

diajukan kepada pihak yang mengajukan permohonan hak PVT. Untuk

menanggapinya, pemohon hak PVT berhak mengajukan secara tertulis sanggahan

dan penjelasan terhadap pandangan maupun keberatan yang diajukan dan

mengirimkannya kembali ke kantor PVT. Pandangan, keberatan, sanggahan,

maupun penjelasan yang dikemukakan dalam masa pengumuman tersebut akan

digunakan sebagai tambahan untuk bahan pertimbangan dalam memutuskan

permohonan hak PVT.

Pemohon hak PVT harus mengajukan pemeriksaan substantif atas

permohonan hak PVT, dimana permohonan substantif diajukan secara tertulis

kepada kantor PVT selambat-lambatnya satu bulan setelah masa pengumuman

permohonan hak PVT berakhir. Hak perlindungan atas varietas tanaman

merupakan hak yang diberikan negara berdasarkan adanya permohonan dari pihak

yang memerlukan hak PVT sehingga pihak pemohon harus bersikap aktif

termasuk dalam mengajukan permohonan pemeriksaan substantif. Hal ini

mengakibatkan apabila dalam jangka waktu satu bulan setelah berakhirnya

pengumuman, kantor PVT belum menerima permohonan pemeriksaan substantif

dari pihak yang mengajukan hak PVT maka permohonan terhadap hak PVT

dianggap ditarik kembali.

Pemeriksaan substantif yang dilakukan oleh Pemeriksa PVT merupakan

pemeriksaan yang meliputi sifat kebaruan, keunikan, keseragaman, dan kestabilan

dari varietas tanaman yang dimohonkan hak PVT. Dalam melakukan

Page 58: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

pemeriksaan, kantor PVT dapat meminta bantuan tenaga ahli maupun fasilitas

yang diperlukan termasuk memperoleh informasi dari institusi lain baik dari

dalam maupun dari luar negeri. Ketika kantor PVT menggunakan bantuan tenaga

ahli maupun fasilitas dari institusi lainnya, semua para pihak yang terlibat secara

keseluruhan akan terikat dengan kewajiban untuk menjaga kerahasiaan varietas

tanaman dan semua dokumen permohonan hak PVT termasuk juga merahasiakan

penjelasan atau informasi yang diberikan untuk melengkapinya. Pemeriksaan

substantif hanya dapat dilakukan oleh Pemeriksa PVT, yang merupakan pegawai

kantor PVT atau dapat pula berasal dari instansi pemerintah lainnya yang secara

khusus dididik menjadi tenaga ahli yang memiliki kualifikasi Pemeriksa PVT dan

diangkat untuk tugas tersebut. Oleh karena sifat keahlian dan ruang lingkup

pekerjaannya yang bersifat khusus maka jabatan Pemeriksa PVT merupakan

jabatan fungsional.

Pemeriksa PVT melaporkan mengenai ketidakjelasan atau kekurangan

kelengkapan persyaratan yang dianggap penting dari varietas tanaman yang

dimohonkan hak PVT, laporan tersebut akan diberitahukan secara tertulis oleh

kantor PVT kepada pihak yang memohon hak PVT. Pemberitahuan tersebut harus

jelas dan terperinci mencantumkan hal-hal yang dinilai tidak jelas atau

kekurangan kelengkapan yang dinilai penting termasuk juga mengenai jangka

waktu yang diberikan untuk melakukan perbaikan ataupun perubahan.

Ketidakjelasan atau kekurangan kelengkapan yang dinilai penting yang dimaksud

dapat berupa asal usul atau silsilah varietas tanaman yang tidak jelas, deskripsi

yang kurang sesuai atau kurang jelas, maupun mengenai gambar yang kurang

mendukung. Pihak pemohon hak PVT harus segera memberi tanggapan atas

Page 59: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

pemberitahuan tersebut, apabila pemohon hak PVT tidak memberikan penjelasan

atau tidak memenuhi kekurangan kelengkapan termasuk melakukan perbaikan

atau perubahan yang diminta maka kantor PVT berhak menolak permohonan hak

PVT tersebut.

Keputusan pemberian atau penolakan terhadap permohonan hak PVT akan

dikeluarkan kantor PVT selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) bulan

terhitung sejak tanggal permohonan pemeriksaan substantif. Akan tetapi bila

waktu pemeriksaan belum selesai dan memerlukan perpanjangan waktu, maka

kantor PVT harus memberitahukan kepada pihak pemohon hak PVT disertai

alasan dan penjelasan mengenai perpanjangan waktu pemeriksaan tersebut.

Laporan Pemeriksa PVT yang menyimpulkan bahwa varietas tanaman

yang dimohonkan hak PVT sesuai dengan ketentuan undang-undang akan

diberitahukan secara resmi oleh kantor PVT kepada pihak pemohon hak PVT.

Pemberitahuan tersebut berisikan persetujuan pemberian hak PVT untuk varietas

tanaman yang dimohonkan hak PVT, dimana hak PVT yang diberikan berbentuk

sertifikat hak PVT. Hak PVT yang telah diberikan akan dicatat dalam daftar

umum PVT dan diumumkan dalam berita resmi PVT. Salinan dokumen PVT

tersebut dapat diberikan oleh kantor PVT kepada para pihak yang memerlukan

dengan membayar biaya yang telah ditentukan.

Kantor PVT dapat menolak permohonan hak PVT, penolakan dilakukan

setelah mengadakan pemeriksaan oleh Pemeriksa PVT. Laporan Pemeriksa PVT

yang menyimpulkan permohonan hak PVT tidak memenuhi ketentuan yang

ditetapkan dan tidak adanya tanggapan dari pihak pemohon hak PVT mengenai

laporan Pemeriksa PVT tersebut dapat dijadikan dasar penolakan hak PVT.

Page 60: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Kantor PVT memberitahukan secara tertulis penolakan tersebut kepada pihak

pemohon hak PVT dan dengan jelas mencantumkan alasan dan pertimbangan

yang mendasari penolakan tersebut. Penolakan pemberian hak PVT tersebut akan

dicatat dalam daftar umum PVT.

Pihak pemohon hak PVT yang mendapat penolakan dapat mengajukan

permohonan banding kepada Komisi Banding PVT. Komisi Banding PVT

merupakan suatu badan yang secara khusus dibentuk untuk memeriksa

permohonan banding atas penolakan permohonan hak PVT dan memberikan

hasilnya kepada kantor PVT. Dalam melaksanakan tugasnya Komisi Banding

PVT bekerja secara independen, yang beranggotakan beberapa ahli di bidang yang

diperlukan dan Pemeriksa PVT senior yang tidak melakukan pemeriksaan

substantif terhadap varietas tanaman yang dimohonkan hak PVT tersebut. Dalam

Komisi Banding PVT kecuali untuk ketua yang merangkap anggota, para anggota

komisi ini diangkat apabila terdapat permohonan banding dan mereka bertugas

hanya untuk memeriksa permohonan banding yang bersangkutan.

Permohonan banding diajukan terhadap penolakan permohonan hak PVT

yang berkaitan dengan alasan dan dasar pertimbangan mengenai hal-hal yang

bersifat substantif. Permohonan banding tersebut diajukan secara tertulis oleh

pemohon hak PVT atau kuasa hukumnya disertai uraian secara jelas mengenai

keberatan terhadap penolakan permohonan hak PVT beserta alasan keberatan

tersebut. Permohonan banding diajukan selambat-lambatnya 3 bulan sejak tanggal

pengiriman surat penolakan permohonan hak PVT dengan melampirkan tembusan

kepada kantor PVT.

Page 61: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Permohonan banding diajukan tidak untuk memberikan penjelasan

maupun untuk melengkapi permohonan hak PVT yang telah ditolak. Upaya

hukum ini juga tidak dapat dimohonkan untuk penolakan yang disebabkan karena

pihak pemohon hak PVT tidak melakukan perbaikan atau penyempurnaan yang

disarankan kantor PVT selama masa pemeriksaan substantif. Permohonan banding

ini juga tidak dapat dilakukan terhadap permohonan hak PVT yang telah ditarik

kembali oleh pihak pemohon saat pengumuman hasil pemeriksaan awal sebelum

permohonan hak PVT diumumkan. Sedangkan para pihak pemohon hak PVT

yang tidak mengajukan banding terhadap putusan kantor PVT yang menolak

pemberian hak PVT dalam jangka waktu yang telah ditentukan, akan dinggap

menerima penolakan permohonan hak PVT tersebut sehingga keputusan

penolakan akan dicatat dalam daftar umum PVT.

Pemeriksaan yang dilakukan Komisi Banding PVT dilakukan selambat-

lambatnya 3 bulan sejak tanggal penerimaan permohonan banding PVT. Hasil dari

pemeriksaan yang dilakukan Komisi Banding PVT ini bersifat final dimana pihak

pemohon hak PVT tidak dapat meminta peninjauan lebih lanjut kepada lembaga

atau pejabat lainnya, hal ini disebabkan karena penilaian atas varietas tanaman

menyangkut pertimbangan yang bersifat teknis. Dari hasil pemeriksaan yang

dilakukan, Komisi Banding PVT dapat mengabulkan permohonan banding yang

diajukan dan mencabut putusan penolakan pemberian hak PVT yang telah

dikeluarkan. Putusan pengabulan permohonan banding tersebut mewajibkan

kantor PVT memberikan sertifikat hak PVT yang dimohonkan. Apabila setelah

melakukan pemeriksaan, Komisi Banding PVT tetap menolak permohonan

banding tersebut maka kantor PVT akan memberitahukan penolakan tersebut

Page 62: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

kepada para pihak yang mengajukan banding. Prosedur pendaftaran tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut

Tidak Tidak

dipenuhi Ya

19 bln 6 bln (biasa)

12 bln (hak prioritas)

N

13 bln 1 bln Tidak

Tidak

Tidak Ya

3 bln Ya

Sumber: http:/bima.ipb.ac.id/~haki/home.php?kiri=PVT

Permohonan

Persyaratan - Biasa (psl 11 & 12) - Hak prioritas (psl 14)

Tanggal Penerimaan (psl 15)

Dilengkapi (psl 16)

Dianggap ditarik kembali (psl 18)

Pemeriksaan Persyaratan (psl 24)

Memenuhi ketentuan psl 11 atau psl 14

Pengumuman 6 bulan (psl 25)

Permohonan Pemeriksaan Substantif

(psl 29)

Permohonan dapat ditarik kembali

Pandangan dan keberatan (psl 28)

Sanggahan dan penjelasan (psl 28)

Pemeriksaan substansi 24 bln (psl

30)

Jelas/ lengkap? (psl 32)

Memenuhi syarat?

Pemberian Sertifikat PVT (psl 34)

Penolakan

Permohonan Banding (psl 36)

Page 63: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

5. Jangka Waktu Perlindungan Varietas Tanaman

Perlindungan hukum yang diberikan terhadap varietas tanaman

dilaksanakan untuk mendorong dan memberi kesempatan kepada dunia usaha

untuk meningkatkan perannya dalam berbagai aspek pembangunan pertanian. Hal

ini sangat penting disebabkan perakitan varietas tanaman yang bersifat unggul di

Indonesia masih lebih banyak dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah.

Untuk itulah diharapkan dunia usaha semakin dapat berperan sehingga dapat lebih

banyak menghasilkan varietas tanaman yang lebih unggul dan beragam.

Varietas tanaman yang mendapat perlindungan tidak boleh bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum,

kesusilaan, norma agama, kelestarian lingkungan hidup, dan kesehatan.

Perlindungan yang diberikan tidak akan menutup kesempatan bagi para petani

kecil memanfaatkan varietas tanaman tersebut untuk keperluannya sendiri, selain

itu perlindungan tersebut juga masih memberi perlindungan terhadap varietas

lokal bagi kepentingan masyarakat luas.

Perlindungan terhadap varietas tanaman yang diberikan sebagai hak PVT

kepada pihak pemulia menetapkan lamanya jangka waktu perlindungan. Lamanya

jangka waktu yang diberikan adalah 20 (dua puluh) tahun untuk tanaman

semusim, misalnya pada tanaman padi dan jagung. Selain itu juga terdapat jangka

waktu perlindungan untuk tanaman tahunanyaitu selama 25 (dua puluh lima)

tahun. Tanaman tahunan ditujukan untuk jenis pohon-pohon (tree) dan tanaman

merambat (vine) yang masa produksinya lebih dari satu tahun.

Jangka waktu perlindungan diberikan terhitung sejak tanggal pemberian

hak PVT kepada pihak pemohon hak PVT. Saat pemohon hak PVT mengajukan

Page 64: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

berkas permohonan secara lengkap dan diterima kantor PVT hingga saat hak

tersebut diberikan, untuk varietas tanaman yang dimohonkan hak PVT diberikan

perlindungan sementara. Perlindungan sementara tersebut merupakan

perlindungan yang diberikan sejak diserahkannya pengajuan permohonan secara

lengkap sampai diterbitkannya Sertifikat Hak PVT dimana selama jangka waktu

tersebut pemohon mendapatkan peerlindungan atas penggunaan varietas. Setelah

melewati jangka waktu yang diberikan maka varietas tanaman yang dilindungi

akan menjadi milik masyarakat umum (public domain).

Jangka waktu perlindungan yang diberikan untuk varietas tanaman di

Indonesia umumnya sama dengan negara-negara lain yang telah meratifikasi

Konvensi UPOV (International Convention for the Protection of New Varieties

of Plants/ UPOV Convention). Perbedaannya hanya tergantung pada Konvensi

UPOV yang diratifikasi, dimana pada Konvensi UPOV 1978 memberikan

perlindungan antara 15 hingga 18 tahun untuk tanaman merambat, pohon, buah-

buahan, dan tanaman hias. Sedangkan dalam Konvensi UPOV 1991 memberikan

perlindungan selama 20 tahun untuk tanaman semusim dan 25 tahun untuk

tanaman tahunan. Indonesia saat ini belum menjadi anggota UPOV, akan tetapi

dalam pembentukan undang-undang perlindungan terhadap varietas tanaman (UU

PVT) Indonesia mengacu pada Konvensi UPOV 1991. Hal itu disebabkan

ketentuan dari organisasi tersebut yang mewajibkan setiap negara non anggota

dan organisasi antar pemerintah yang ingin menjadi anggota UPOV untuk

mengakses konvensi yang terakhir diberlakukan yaitu Konvensi UPOV 1991.

Page 65: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

BAB III

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG HAK

PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN

A. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Hukum Atas Hak Perlindungan Tanama

Peraturan perundang-undangan yang memberi perlindungan terhadap

varietas tanaman selain memberi keuntungan bagi pemilik atau pemegang hak

PVT, juga memberi perlindungan hukum bagi para pihak yang terkait dalam

kegiatan pemuliaan tanaman tersebut. Perlindungan yang dimaksud mencakup

pengakuan terhadap pengetahuan tradisional masyarakat yang dimiliki para petani

tradisional. Pada umumnya kemampuan para petani tradisional merupakan

pengetahuan yang dimiliki secara turun temurun. Untuk melindungi kepentingan

para petani tradisional dalam proses pemuliaan tanaman diperlukan sistem sui

generis, melalui pemberian hak pemulia. Sistem sui generis bagi perlindungan

varietas tanaman harus mencakup unsur-unsur sebagai berikut:

1. varietas tanaman tidak dapat diberikan paten, karena bertentangan dengan tujuan untuk melindungi kehidupan tanaman sebagai makhluk hidup

2. petani harus diizinkan untuk menggunakan kembali benih yang didapat dari varietas yang dilindungi, dengan cara menyimpan sebagian hasil panen untuk ditanam pada masa tanam berikutnya, tanpa adanya keharusaan membayar royalti kepada pemegang hak selama tidak mengkomersilkan benih tersebut

3. setiap pihak harus diizinkan untuk menggunakan bahan tanaman yang dilindungi untuk pengembangan varietas lebih lanjut tanpa persetujuan dari pemegang hak dengan memberikan kompensasi kepada pemegang hak

4. pemegang hak harus menyediakan kompensasi bagi petani tradisional yang telah menyediakan varietas lokal atau pengetahuan untuk pengembangan varietas yang dilindungi, karena menyangkut hak komunitas lokal sebagai tradisi dan pengetahuan yang telah dimiliki secara turun temurun

Page 66: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

5. lisensi wajib harus disediakan untuk kepentingan umum terutama menyangkut hal-hal yang mendesak dan berkaitan dengan kepentingan umum.59

Adanya pengetahuan tradisional memungkinkan komunitas lokal memiliki

hak untuk mengakses penggunaan tanah dan sumber daya genetik sebagai sumber

mata pencaharian. Kepemilikan pengetahuan tradisional masyarakat bersifat

kolektif dan komunal, karena pengetahuan tradisional yang dimiliki secara turun

temurun. Perlindungan terhadap pengetahuan tradisional memberi keuntungan

berupa:

a. menghapus atau mengurangi rasa ketidakadilan, karena para petani akan mendapatkan kompensasi

b. mencegah penggunaan pengetahuan dalam cara yang merugikan pemiliknya

c. pengakuan luar biasa terhadap nilai pengetahuan tradisional dan menghormati siapapun yang telah memeliharanya

d. menjaga sumber daya secara optimal untuk memunculkan standar kehidupan dan tingkat pembangunan, khususnya di negara berkembang

e. pemanfaatan pengetahuan tradisional yang lebih berguna di seluruh dunia

f. memelihara gaya hidup tradisional g. melindungi atau memelihara lingkungan.60

Di Indonesia, pelanggaran terhadap pengetahuan tradisional masyarakat

sering terjadi, misalnya adanya kasus pematenan tanaman tradisional Indonesia

sebagai bahan baku pembuatan kosmetik oleh perusahaan Shiseido dari Jepang.

Sejak tahun 1995, perusahaan kosmetik Shiseido dari Jepang telah

melakukan pembajakan hayati (biopiracy) dengan mengajukan 51 permohonan

hak paten terhadap tanaman obat dan rempah asli Indonesia. Secara diam-diam

perusahaan tersebut telah mendapatkan hak paten untuk tanaman obat dan rempah

yang telah digunakan dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia secara turun

59 Andriana Krisnawati, op. cit, hlm. 39 60 Ibid, hlm. 42

Page 67: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

temurun. Perusahaan Shiseido telah memiliki 9 paten yaitu paten perawatan

kepala bernomor register JP 10316541 dengan subjek paten meliputi kayu rapet

(Parameria laevigata), kemukus (Piper cubeba), tempuyung (Sonchus arvensis

L), belantas (Pluchea indica L), mesoyi (Massoia aromatica Becc), pule (Alstonia

scholaris), pulowaras (Alycia reindwartii Bl), daan sintok (Cinamomumsintoc

BL). Selain itu tanaman lain yang juga termasuk dalam subjek paten adalah kayu

legi, kelabet, lempuyang, remujung, dan brotowali. Tanaman tersebut terbagi atas

3 hak paten dan merupakan bahan anti penuaan. Sementara untuk perawatan kulit,

tanaman yang didaftarkan adalah tanaman wolo (Borassus flabellifer), regulo

(Abelmoschus moschatus), dan bunga cangkok (Schima wallichii) dan ekstrak

cabe jawa dari Piperaceae didaftarkan hak patennya untuk tonik rambut.

Perusahaan kosmetik tersebut mematenkan tanaman-tanaman asli Indonesia

tersebut di kantor paten di Jepang, dan untuk mendapatkan double protection

tanaman tersebut juga didaftarkan di lembaga paten Eropa untuk negara Inggris,

Jerman, Perancis, dan Italia.

Pendaftaran hak paten untuk tanaman dan rempah asli dari Indonesia

tersebut digugat oleh suatu organisasi non pemerintah di Indonesia. Gugatan

diajukan melalui pengadilan di Jepang dan akhirnya perusahaan kosmetik tersebut

membatalkan permohonan registrasi hak paten yang menggunakan tanaman obat

dan rempah asli Indonesia untuk keperluan kosmetik yang sebelumnya telah

diajukan ke kantor paten di Tokyo, Jepang. Pembatalan tersebut dilakukan karena

perusahaan Shiseido menyadari bahwa tanaman hayati Indonesia yang termasuk

dalam permohonan hak paten yang diajukannya telah menjadi bahan baku obat

dan kosmetika tradisional sejak zaman dahulu dan dikenal luas masyarakat

Page 68: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

sebagai jamu. Selain itu juga dikemukakan bahwa dari semua permohonan paten

yang diajukan ternyata hanya satu yang telah diregistrasi di Jepang yaitu ramuan

yang menggunakan tanaman lempuyang untuk pemutih kulit. Namun menurut

perusahaan Shiseido, yang diberi hak paten bukanlah tanaman lempuyangnya

melainkan proses pembuatan kosmetik yang menggunakan bahan baku

lempuyang sehingga bangsa Indonesia tetap bisa memanfaatkan tanaman

tersebut.61

Sebelum dikeluarkannya UU No. 29 tahun 2000, perlindungan terhadap

tanaman dilakukan dengan menggunakan hak paten, dalam kasus tersebut tampak

ketidakpahaman sebagian masyarakat terhadap sistem paten terutama dalam

membedakan antara produk dan proses yang dilindungi hak paten. Berdasarkan

pengakuan dari pihak Shiseido, ketidakpahaman tersebut mengakibatkan

penafsiran yang salah terhadap subjek yang didaftarkan oleh perusahaan Jepang

tersebut dimana Indonesia menganggap yang didaftarkan paten adalah tanaman

obat dan rempah tradisional Indonesia, sementara yang didaftarkan perusahaan

tersebut adalah proses pembuatan kosmetik yang menggunakan bahan tanaman

tersebut.

Permasalahan tersebut juga ditimbulkan karena belum adanya sistem

perlindungan hukum bagi pengetahuan tradisional masyarakat (traditional

knowledge). Belum terbentuknya sistem perlindungan hukum terhadap traditional

kmowledge ini mengakibatkan terjadinya pembajakan hayati (biopiracy) oleh

perusahaan Shiseido karena tanaman obat dan rempah-rempah asli tanaman

61 “Shiseido Batalkan Paten Rempah Indonesia” dalam Kompas 26 Maret 2002.

Page 69: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Indonesia tersebut masih menjadi milik umum (public domain) sehingga setiap

orang dapat memanfaatkannya.

Sebelum membentuk peraturan baru untuk perlindungan terhadap

pengetahuan tradisional masyarakat tersebut, maka pemerintah dapat

memanfaatkan ketentuan pasal 7 UU No. 29 tahun 2000 (UU PVT) yang memuat:

a. Varietas lokal milik masyarakat dikuasai oleh negara

b. Penguasaan oleh negara dilaksanakan oleh pemerintah

c. Pemerintah berkewajiban memberikan penamaan terhadap varietas lokal

tersebut

d. Ketentuan penamaan, pendaftaran, dan penggunaan varietas lokal serta

instansi yang diberi tugas untuk melaksanakannya diatur lebih lanjut oleh

pemerintah.62

Varietas lokal tersebut adalah varietas tanaman yang telah ada dan

dibudidayakan secara turun temurun oleh petani, serta menjadi milik masyarakat

umum. Yang diatur pemerintah meliputi pengaturan hak imbalan dan penggunaan

varietas tanaman tersebut dalam hubungannya dengan perlindungan hukum yang

diberikan terhadap varietas tanaman serta usaha-usaha pelestarian plasma nutfah.

Penggunaan varietas lokal tersebut mencakup kepemilikan dan pengaturan

manfaat ekonomi bagi masyarakat pemilik dari varietas lokal tersebut.

Penerapan ketentuan pasal 7 UU PVT dapat mencegah pemanfaatan

kekayaan hayati secara illegal (biopiracy) yang dilakukan oleh pihak asing, karena

ketentuan pasal tersebut memberikan kesempatan penuntutan hukum berdasarkan

ketentuan UU PVT Indonesia jika terjadi pelanggaran.

62 Pasal 7 UU No. 29 Tahun 2000

Page 70: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Salah satu tanaman pangan yang telah mendapatkan hak PVT di Indonesia

adalah jagung. Jagung merupakan salah satu tanaman pangan terpenting selain

beras dan kedelai. Sampai tahun 2001 jumlah lahan yang ditanami jagung hibrida

di Indonesia hanya mencapai 15%, sangat jauh jika dibandingkan dengan Filipina

dengan angka 40% atau Thailand dengan angka 86%. Gambaran ini menjadi

argumentasi untuk meningkatkan penggunaan benih jagung hibrida.

Dewan Jagung Nasional63

Permasalahan yang lebih besar dapat dilihat pada kasus dominasi bibit

paten yang diproduksi oleh PT. Monsanto di Amerika yang mencapai sekitar 85%

di seluruh ladang kedelai, 45% dari seluruh ladang jagung dan 76% untuk ladang

kapas. Petani di berbagai daerah di Amerika mengeluhkan sulitnya bercocok

tanam tanpa tersangkut masalah pelanggaran hak paten, sedangkan untuk beralih

ke bibit alami sudah tidak mungkin karena kelangkaan bibit alami di pasaran. PT.

yang beranggotakan wakil pemerintah dan

industri, menargetkan peningkatan penggunaan jagung hibrida. Ditargetkan areal

tanam 3,3 juta Ha saat ini dapat menjadi 7,5 juta ha. Yang menjadi potensi

masalah bukan pada target peningkatan produksi jagung tersebut, namun sifat dari

hal paten yang, melekat pada benih jagung hibrida. Dengan meningkatkan target

pemakaian benih hibrida, maka meningkat pula ketergantungan petani pada benih

yang dipatenkan tersebut. Berkaca dari kasus tuntutan hukum yang pernah ada

seringkali tidak jelas definisi pelanggaran hukum yang dituduhkan kepada petani.

Dan tidak kalah mengerikan adalah dengan adanya PVT perusahaan benih jagung

multinasional memiliki peluang yang menentukan arah kebijakan pengembangan

jagung di Indonesia.

63 Dalam struktur Dewan Jagung terdapat eksekutif PT. Dupont Indonesia, PT. BISI, PT. Monagri Utama, dan PT. Syngeta

Page 71: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Monsanto menyatakan bahwa sejak tahun 1998 hingga 2004 telah dibuka sidang

ribuan petani dengan tuntutan pelanggaran hak paten bibit produksinya. Tidak

setengah-setengah, PT. Monsanto mengerahkan anggota khusus penyelidikan

kemungkinana pelanggaran hak paten sebanyak 75 staf dengan anggaran sebesar

$10.

Kasus serupa juga mulai terjadi di Indonesia, tepatnya di Jawa Timur.

Dimana sejumlah petani di Jawa Timur diseret ke pengadilan karena dituduh

memalsukan benih jagung. Seorang petani malah diadili di dua pengadilan

berbeda. Putusan hakim di kedua pengadilan pun tidak sama. Hal ini terjadi saat

PT. BISI, anak perusahaan dari PT. Charoen Pokhpand merupakan produsen bibit

jagung unggul. Seperti produsen benih lainnya propagasi benih di serahkan ke

petani-petani jagung lokal dengan ikatan kontrak. Seorang petani bernama Pak

Tukirin mengikuti program propagasi bibit jagung produksi PT. BISI tersebut

selama beberapa tahun, bahkan sempat memenangkan juara terbaik kedua

penghasil benih jagung se-Kecamatan Ngoronggot. Setelah selesai kontrak

pembenihan dengan PT. BISI, Pak Tukirin membeli benih jagung produksi

PT.BISI (bukan ikatan kontrak) untuk dibudidayakan dengan tujuan konsumsi dan

bukan penangkaran benih. Dari sini Pak Tukirin mencoba untuk menciptakan bibit

unggul sendiri berdasarkan pengalamannya. Kegiatan ini kemudian dilaporkan PT

BISI sebagai tindakan pelanggaran PVT jagung produksi PT BISI. Setelah tidak

terbukti demikian, tuntutan dialihkan sebagai pelanggaran berupa peniruan cara

berbudidaya.

Secara hukum tuntutan atas Pak Tukirin memiliki banyak kecacatan.

Tuduhan yang dikenakan terhadap Pak Tukirin tidak berdasar hukum sama sekali.

Page 72: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Fakta kejadian bahwa Pak Tukirin mencoba melakukan persilangan dengan

caranya sendiri kemudian dituduh merupakan usaha sertifikasi yang illegal

berdasarkan UU. No.12 mengenai Sistem Budidaya Tumbuhan. Bila dicermati

tuntutan tersebut sangat menyimpang dari kejadian yang sebenarnya.

Nasib apes juga menimpa Budi Purwo Utomo. Setelah divonis bebas oleh

PN Tulungagung, pria yang bekerja sebagai petani itu kembali harus berurusan

dengan pengadilan. Kali ini ia diseret jaksa ke Pengadilan negeri Kediri. Di

pengadilan terakhir, Budi dihukum percobaan. Budi bukanlah pelaku terorisme

atau pembunuhan berencana. Ia adalah salah seorang dari beberapa petani di Jawa

Timur yang kesandung masalah hukum karena benih jagung. Jumlah petani yang

menghadapi kasus serupa cukup banyak. Di Kediri saja, tak kurang dari 11 petani

dilaporkan ke polisi dan harus duduk di kursi terdakwa. Sebagian di antaranya

sudah mendapatkan vonis di tingkat pertama. Burhana, misalnya. Pria ini divonis

lima bulan penjara karena dituduh mengedarkan benih jagung tanpa sertifikasi.

Petani lain ada yang dijerat dengan tuduhan meniru cara bercocok tanam

perusahaan, ada pula yang dituduh memalsukan merek, atau pencurian benih. Ada

banyak celah yang dipakai jaksa untuk menjerat petani seperti Burhana. Maka,

Senin (18/12) siang Burhana datang ke Komisi Yudisial ditemani sejumlah aktivis

lembaga swadaya masyarakat. Mereka menemui Zainal Arifin, Koordinator

Bidang Pelayanan Masyarakat Komisi Yudisial (KY). “Kami ingin melaporkan

prilaku hakim yang menangani perkara para petani ini,“ ujar Tejo Wahyu

Djatmiko, bekas Direktur Eksekutif Konphalindo, yang dalam hal ini mewakili

ICEL..

Page 73: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Prilaku hakim yang dimaksud sikap hakim yang begitu saja menerima

dakwaan jaksa terhadap para petani yang dilaporkan oleh perusahaan perbenihan

setempat. Salah satu yang terasa janggal adalah adanya dua putusan berbeda dari

dua pengadilan berbeda terhadap Budi Purwo Utomo. “Kami melihat proses

pengadilan yang berlangsung sejak 2004 di Jawa Timur mengabaikan hak-hak

petani dan membuat petani enggan untuk mengembangkan benih sesuai dengan

teknik yang mereka miliki,“ ujar Fuad Bahari, Koordinator Divisi Advokasi

Aliansi Petani Indonesia. Setidaknya, ada dua kejanggalan yang dikeluhkan para

petani, termasuk ke Komisi Yudisial. Pertama, berkaitan dengan UU No. 12

Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. UU ini mengatur sanksi bagi

pihak yang melakukan budidaya tanpa izin atau sertifikasi tanpa izin. Menurut

Burhana, salah seorang petani yang pernah dipidana, petani tidak mungkin

memenuhi persyaratan uji coba agar mendapatkan sertifikasi. Sebab, uji coba

harus dilakukan di 15 provinsi dan tiap provinsi diuji coba di lima kabupaten.

“Aturan ini hanya akan menguntungkan pemodal besar. Petani tak akan bisa

berkembang,“ tandasnya. Kedua, para petani ini bisa saja dihukum kalau mereka

terbukti melakukan pelanggaran terhadap UU No. 29 Tahun 2000 tentang

Perlindungan Varietas Tanaman. Masalahnya, jaksa seperti enggan menggunakan

UU tersebut karena perusahaan yang melaporkan pun diduga sulit membuktikan

pelanggaran terhadap varietas tanaman mereka. Petani kecil yang pada umumnya

awam terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan kontrak perjanjian dan hukum,

menjadi sasaran empuk penuntutan-penuntutan hukum yang tidak jelas dasarnya

tanpa ada perlawanan. Petani tidak berkutik dalam sistem hukum karena tidak

mampu menyewa pengacara bahkan pembayaran biaya sidang.

Page 74: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

B. Penyelesaian Sengketa atau Pelanggaran Hukum Atas Hak Perlindungan

Tanaman

Hak yang diperoleh oleh para pemegang hak perlindungan terhadap

varietas tanaman adalah hak untuk menggunakan dan memberikan persetujuan

kepada orang atau badan hukum yang lain untuk menggunakan varietas berupa

benih dan hasil panen yang digunakan untuk propagasi. Ketentuan ini juga

berlaku untuk varietas turunan esensial yang berasal dari suatu varietas yang

dilindungi atau varietas yang telah terdaftar dan diberi nama, varietas yang tidak

dapat dibedakan secara jelas dari varietas yang dilindungi, dan varietas yang

diproduksi dengan selalu menggunakan varietas yang dilindungi. Penggunaan

hasil panen yang digunakan untuk propagasi yang berasal dari varietas yang

dilindungi, harus mendapat persetujuan dari pemegang hak PVT. Demikian juga

dalam hal penggunaan varietas turunan esensial, harus mendapat persetujuan dari

pemegang hak PVT ataupun persetujuan dari pemilik varietas asal.

1. Gugatan Perdata

Jika suatu hak perlindungan terhadap varietas tanaman diberikan kepada

orang atau badan hukum selain kepada orang atau badan hukum yang seharusnya

berhak atas hak PVT tersebut, maka orang atau badan hukum yang berhak

tersebut dapat menuntut ke Pengadilan Negeri. Hak menuntut tersebut terus

berlaku sejak tanggal diberikannya sertifikat hak PVT. Salinan putusan atas

tuntutan tersebut oleh Panitera Pengadilan Negeri segera disampaikan kepada

Kantor PVT untuk selanjutnya dicatat dalam Daftar Umum PVT dan diumumkan

dalam Berita Resmi PVT. Pemegang hak PVT atau pemegang lisensi atau

Page 75: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

pemegang lisensi wajib berhak menuntut ganti rugi melalui Pengadilan Negeri

kepada siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan

penyalahgunaan hak perlindungan terhadap varietas tanaman yang tidak

dimilikinya.

Tuntutan ganti rugi yang diajukan tersebut dapat diterima apabila terbukti

bahwa varietas yang digunakan adalah varietas yang telah mendapatkan hak

perlindungan terhadap varietas tanaman (Hak PVT). Putusan Pengadilan Negeri

tentang tuntutan oleh Panitera Pengadilan Negeri yang bersangkutan segera

disampaikan kepada Kantor PVT untuk selanjutnya dicatat dalam Daftar Umum

PVT dan diumumkan dalam Berita Resmi PVT. Untuk mencegah kerugian yang

lebih besar terhadap pihak yang memiliki dan memegang hak perlindungan

terhadap varietsa tanaman yang haknya telah dilanggar tersebut, maka hakim

dapat memerintahkan kepada pelanggar hak tersebut selama masih dalam

pemeriksaan Pengadilan Negeri untuk menghentikan sementara keseluruhan

kegiatan usahanya terutama kegiatan yang diperkirakan merupakan perbuatan

yang menyalahgunakan hak perlindungan yang diberikan terhadap varietas

tanaman. Hakim juga dapat memerintahkan penyerahan hasil pelanggaran hak

perlindungan terhadap varietas tanaman untuk dipergunakan, hal ini terjadi

apabila putusan pengadilan sudah mempunyai kekuatan hukum tetap dan setelah

orang atau badan hukum yang dituntut tersebut telah membayar ganti rugi kepada

pemilik atau pemegang hak perlindungan terhadap varietas tanaman tersebut.

Akan tetapi hak untuk mengajukan tuntutan ke Pengadilan Negeri maupun

menyelesaikannya dengan itikad baik di luar pengadilan (dengan mediasi), tidak

Page 76: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

menghapus dan mengurangi hak negara untuk melakukan tuntutan pidana

terhadap pelanggaran hak perlindungan terhadap varietas tanaman.

2. Tuntutan Pidana

UU Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) memuat sanksi kepada orang

yang menggunakan varietas tanaman tanpa seizin pemegang hak PVT. Hak

pemegang PVT memberikan izin kepada pihak ketiga juga berlaku untuk varietas

turunan esensial yang berasal dari suatu varietas yang dilindungi atau varietas

yang telah terdaftar dan diberi nama, varietas yang tidak dapat dibedakan secara

jelas dari varietas yang dilindungi, dan varietas yang diproduksi dengan selalu

menggunakan varietas yang dilindungi. Hak untuk menggunakan varietas meliput i

kegiatan memproduksi atau memperbanyak benih, menyiapkan untuk tujuan

propagasi, mengiklankan, menawarkan, menjual atau memperdagangkan,

mengekspor, mengimpor, dan mencadangkan untuk keperluan.

Adapun hal yang mengakibatkan kegiatan-kegiatan tersebut dilarang

adalah tak adanya persetujuan dari pemegang hak perlindungan terhadap varietas

tanaman. Pelanggaran tersebut dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama

tujuh tahun dan denda paling banyak Rp 2.500.000.000,00.64

64 Pasal 71 UU No. 29 Tahun 2000

Konsultan PVT yang

dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban yaitu mendaftarkan varietas tanaman

yang dikuasakan kepadanya oleh pihak pemulia ke kantor perlindungan varietas

tanaman, tidak menjaga kerahasiaan varietas tanaman dan seluruh dokumen

permohonan hak PVT sampai dengan tanggal diumumkannya permohonan hak

PVT yang bersangkutan dan terhitung sejak tanggal penerimaan surat permohonan

hak PVT, demikian juga pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai di lingkungan

Page 77: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

kantor perlindungan varietas tanaman dimana seluruh pegawai berkewajiban

menjaga kerahasiaan varietas dan seluruh dokumen permohonan hak PVT samapi

dengan tanggal diumumkannya permohonan hak PVT yang bersangkutan, dapat

dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling

banyak Rp 1.000.000.000,00.65

a. penggunaan sebagian hasil panen dari varietas yang dilindungi sepanjang

tidak untuk tujuan komersil

Barangsiapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagai berikut

b. penggunaan varietas yang dilindungi untuk kegiatan penelitian, pemuliaan

tanaman dan perakitan varietas baru

c. penggunaan oleh pemerintah atas varietas yang dilindungi dalam rangka

kebijakan penyediaan pangan dan obat-obatan dengan memperhatikan hak-

hak ekonomi dari pemegang hak PVT.

Jika terdapat pihak yang terbukti secara hukum dengan sengaja

melakukan pelanggaran penggunaan varietas tanaman yang dilindungi tanpa

adanya izin dari pemegang hak PVT, dimana penggunaan varietas tanaman

tersebut digunakan untuk tujuan komersial yaitu untuk mendatangkan keuntungan

untuk dirinya sendiri, dapat dikenakan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun

dan dapat didenda paling banyak Rp 1.000.000.00,00.66

65 Pasal 72 UU No. 29 Tahun 2000 66 Pasal 73 UU No. 29 Tahun 2000

Pegawai kantor PVT yang

bertugas sebagai Pemeriksa PVT dalam proses pemeriksaan substantif atau pihak

manapun yang terlibat dalam proses permohonan hak PVT wajib merahasiakan

varietas tanaman yang diperiksanya dan bila terjadi pelanggaran maka dapat

Page 78: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

dikenakan pidana penjara selama 5 (lima) tahun dan dapat didenda paling banyak

Rp 1.000.000.00,00.67

Pelanggaran terhadap ketentuan dalam UU perlindungan terhadap varietas

tanaman dimasukkan dalam tindak pidana kejahatan, oleh sebab itu pemeriksaan

terhadap tindak pidana tersebut dilakukan oleh Penyidik dari Kepolisian Negara

Republik Indonesia. Selain penyidik dari kepolisian, pemeriksaan juga dapat

dilakukan oleh pejabat pegawai negeri sipil tertentu

68

a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkaitan

dengan tindak pidana di bidang perlindungan terhadap varietas tanaman

di departemen yang lingkup

tugas dan tanggung jawabnya meliputi pembinaan PVT dengan memperhatikan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diberi wewenang khusus

sebagai penyidik sebagaimana diatur dalam UU No. 8 Tahun 1981 tentang

Hukum Acara Pidana untuk melakukan penyidikan tindak pidana dalam bidang

perlindungan terhadap varietas tanaman. Akan tetapi dalam pelaksanaan tugas dan

wewenangnya, pejabat pegawai negeri tersebut berada di bawah koordinasi dan

pengawasan penyidik pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Wewenang dari penyidik maupun pejabat pegawai negeri sipil tersebut

meliputi:

b. melakukan pemeriksaan terhadap orang atau badan hukum yang diduga

melakukan tindak pidana di bidang perlindungan terhadap varietas

tanaman

67 Pasal 74 UU No. 29 Tahun 2000 68 Pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana di Indonesia

Page 79: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum

sehubungan dengan peristiwa tindak pidana di bidang perlindungan

terhadap varietas tanaman

d. melakukan pemeriksaan atas pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain

berkenaan dengan peristiwa tindak pidana di bidang perlindungan terhadap

varietas tanaman

e. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat bahan

bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan

penyitaan terhadap hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti dalam

peristiwa tindak pidana di bidang perlindungan terhadap varietas tanaman

f. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan dalam

peristiwa tindak pidana di bidang perlindungan terhadap varietas tanaman

Dalam pelaksanaan tugasnya, penyidik memberitahukan dimulainya

penyidikan dan melaporkan hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui

penyidik pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan pasal 107

UU No. No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana yang berisi ketentuan

sebagai berikut.

a. Untuk kepentingan penyidikan, penyidik pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan yang diperlukan kepada penyidik pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh UU

b. Dalam hal suatu peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana sedang dalam penyidikan oleh penyidik pejabat pegawai negeri sipil tertentu, kemudian ditemukan bukti yang kuat untuk diajukan kepada penuntut umum, maka penyidik pejabat pegawai negeri sipil melaporkan hal tersebut kepada penyidik pejabat Kepolisian

c. Dalam hal tindak pidana telah selesai disidik oleh penyidik pejabat pegawai negeri sipil maka hasil penyidikannya harus segera diserahkan

Page 80: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia.69

Penyidikan adanya pelanggaran hak perlindungan terhadap varietas

tanaman yang diberikan dapat dilanjutkan ke tahap penuntutan. Hak PVT

diberikan hanya kepada orang atau badan hukum yang berhak yaitu kepada para

pihak yang sudah melakukan permohonan hak PVT dan telah melewati semua

proses hingga permohonan hak PVT dikabulkan. Hak PVT yang diberikan kepada

kepada pihak yang tidak berhak dapat mendasari penuntutan dari pihak pemegang

hak PVT, dimana penuntutan dilakukan melalui Pengadilan Negeri. Hak untuk

melakukan penuntutan diberlakukan sejak tanggal diberikannya sertifikat hak

PVT yang dikeluarkan kantor PVT kepada pihak yang berwenang atas

kepemilikan hak PVT tersebut. Pengadilan negeri akan mengambil putusan

berdasarkan bukti-bukti yang sah dan meyakinkan, salinan putusan atas tuntutan

yang dilakukan para pihak mengenai hak PVT tersebut akan disampaikan oleh

panitera pengadilan negeri kepada kantor PVT yang akan mencatat dalam daftar

umum PVT dan diumumkan dalam berita resmi PVT.

69 Pasal 107 UU No. 8 Tahun 1981

Page 81: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV

BERAKHIRNYA HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN

Hak perlindungan terhadap varietas tanaman atau Hak PVT merupakan

salah satu hak kebendaan yang diberikan oleh negara kepada para pihak pemulia

tanaman yang telah berhasil mendapatkan suatu varietas tanaman yang baru

berdasarkan proses pemuliaan tanaman. Sebagai salah satu hak yang diberikan,

maka hak PVT ini merupakan hak yang dibatasi jangka waktunya dimana selama

masa perlindungan hukum tersebut berlaku pemilik maupun pemegang hak PVT

berkewajiban membayar biaya tahunan selama jangka waktu pemberlakuan hak

PVT.

Berakhirnya jangka waktu hak perlindungan terhadap varietas tanaman

yang diberikan kepada para pemegang hak PVT ini mengakibatkan berakhirnya

hak perlindungan terhadap varietas tanaman tersebut. Selain dari berakhirnya

jangka waktu, hak perlindungan terhadap varietas tanaman ini juga dapat berakhir

dengan cara adanya pembatalan dan karena adanya pencabutan terhadap hak

perlindungan terhadap varietas tanaman itu sendiri.

A. Berakhirnya Jangka Waktu Perlindungan Varietas Tanaman

Perlindungan yang diberikan terhadap suatu jenis varietas tanaman tertentu

mempunyai jangka waktu yang berbeda-beda satu sama lain. Peraturan mengenai

perbedaan jangka waktu tersebut juga berbeda-beda di setiap negara. Dalam

peraturan perlindungan terhadap varietas tanaman diatur mengenai pemberian

jangka waktu terhadap varietas tanaman yang meliputi:

Page 82: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

a. 20 tahun untuk tanaman semusim

b. 25 tahun untuk tanaman tahunan

Varietas tanaman yang telah berakhir jangka waktunya tersebut harus

segera dilaporkan ke Kantor Perlindungan Varietas Tanaman. Kantor Perlindunga

Varietas akan mencatatkan berakhirnya jangka waktu terhadap varietas tanaman

tersebut ke dalam Daftar Umum Perlindungan Varietas Tanaman dan

mengumumkannya ke dalam Berita Resmi Perlindungan Varietas Tanaman.

B. Pembatalan Hak Perlindungan Varietas Tanaman

Pembatalan hak perlindungan terhadap varietas tanaman hanya dapat

dilakukan oleh Kantor PVT, dimana pembatalan ini dilakukan apabila setelah hak

perlindungan terhadap varietas tanaman diberikan kepada pihak pemulia, ternyata:

a. Syarat-syarat kebaruan dan/ atau keunikan tidak dipenuhi pada saat

pemberian hak perlindungan terhadap varietas tanaman

b. Syarat-syarat keseragaman dan/ atau stabilitas tidak dipenuhi pada saat

pemberian hak perlindungan terhadap varietas tanaman

c. Hak perlindungan terhadap varietas tanaman telah diberikan kepada pihak

yang tidak berhak.

Pembatalan hak PVT yang diberikan sebagai akibat dari pemberian hak

PVT kepada pihak yang tidak berhak dilakukan untuk mencegah terjadinya

pembatalan hak perlindungan terhadap varietas tanaman yang dilakukan secara

aewenang-wenang oleh kantor PVT. Selain hal tersebut di atas, hak perlindungan

terhadap varietas tanaman ini tidak dapat dibatalkan dengan alasan apa pun.

Dengan dibatalkannya hak perlindungan terhadap varietas tanaman, maka semua

Page 83: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

akibat hukum yang berkaitan dengan Hak PVT akan hapus terhitung sejak tanggal

diberikannya hak PVT, kecuali ditentukan lain dalam putusan Pengadilan Negeri.

Para pihak yang mengalami kerugian akibat adanya putusan pembatalan hak PVT

dapat mengajukan keberatan atas dihapuskannya akibat hukum yang berkaitan

dengan hak PVT tersebut ke pengadilan negeri.

Kantor perlindungan terhadap varietas tanaman (Kantor PVT) akan

mencatat pembatalan hak perlindungan terhadap varietas tanaman dalam Daftar

Umum PVT dan mengumumkannya dalam Berita Resmi PVT.

C. Pencabutan Hak Perlindungan Varietas Tanaman

Pencabutan terhadap hak perlindungan terhadap varietas tanaman

dilakukan oleh Kantor PVT Pencabutan terhadap hak PVT tersebut dapat

dilakukan berdasarkan alasan sebagai berikut:

a. Pemegang hak perlindungan terhadap varietas tanaman tidak memenuhi

kewajiban membayar biaya tahunan dalam jangka waktu enam bulan

b. Syarat dan/ atau ciri-ciri dari varietas yang dilindungi sudah berubah aatau

tidak sesuai lagi dengan ketentuan dalam pasal 2 UU No. 25 tahun 2000

c. Pemegang hak perlindungan terhadap varietas tanaman tidak mampu

menyediakan dan menyiapkan contoh benih varietas yang telah

mendapatkan hak PVT

d. Pemegang hak perlindungan terhadap varietas tanaman tidak menyediakan

benih varietas yang telah mendapatkan hak PVT

e. Pemegang hak perlindungan terhadap varietas tanaman mengajukan

permohonan pencabutan hak PVT-nya secara tertulis ke Kantor PVT.

Page 84: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Dengan adanya pencabutan terhadap hak perlindungan terhadap varietas

tanaman ini, maka Hak PVT akan berakhir terhitung sejak tanggal pencabutan hak

tersebut. Kanor perlindungan terhadap varietas tanaman akan mencatat putusan

pencabutan hak PVT dalam Daftar Umum dan mengumumkannya dalam Berita

Resmi PVT. Dalam hal hak perlindungan terhadap varietas tanaman yang telah

dicabut, apabila pemegang hak perlindungan terhadap varietas tanaman telah

memberikan lisensi maupun lisensi wajib kepada pihak lain dan pemegang lisensi

tersebut telah membayar royalti secara penuh kepada pemegang hak PVT, maka

pemegang hak PVT yang berkewajiban mengembalikan keseluruhan royalti

dengan memperhitungkan sisa jangka waktu penggunaan lisensi maupun lisensi

wajib.

Page 85: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang ada pada bab-bab sebelumnya maka dapat

diambil kesimpulan bahwa:

1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas

Tanaman secara umum mengatur mengenai pelaksanaan pemberian

perlindungan hukum terhadap varietas tanaman. Pemberian perlindungan bagi

tanaman dianggap penting guna lebih meningkatkan minat dan peran serta

perorangan maupun badan hukum untuk melakukan kegiatan pemuliaan

tanaman dalam rangka menghasilkan varietas tanaman unggul yang baru yang

secara langsung dapat membangun pertanian yang lebih maju, efisien dan

tangguh. Perlindungan terhadap varietas tanaman merupakan perlindungan

khusus yang diberikan negara melalui kantor perlindungan varietas tanaman

(Kantor PVT) terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia yaitu

orang yang melakukan kegiatan pemuliaan tanaman melalui kegiatan

pemuliaan tanaman. Kegiatan pemuliaan tanaman merupakan rangkaian

kegiatan penelitian dan pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan

suatu varietas tanaman, sesuai dengan metode baku untuk menghasilkan

varietas baru dan mempertahankan kemurnian benih varietas yang dihasilkan.

Perlindungan ini menghasilkan suatu hak khusus untuk menggunakan sendiri

varietas hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau

badan hukum yang lain untuk menggunakannya selama jangka waktu tertentu

Page 86: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

yang disebut hak perlindungan varietas tanaman (hak PVT). Untuk

memperoleh hak PVT tersebut maka pihak pemulia harus mengajukan

permohonan hak PVT terhadap varietas tanaman yang dihasilkannya.

Pemohon wajib menyampaikan surat permohonan dengan membayar biaya

yang telah ditetapkan, surat permohonan hak PVT harus memuat:

a. tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan

b. nama dan alamat lengkap pemohon

c. nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pemulia serta nama ahli waris

yang ditunjuk

d. nama varietas

e. deskripsi varietas yang mencakup asal usul atau silsilah, ciri-ciri morfologi,

dan sifat-sifat penting lainnya

f. gambar dan/ atau foto yang disebut dalam deskripsi, yang diperlukan untuk

memperjelas deskripsinya.

Dalam hal permohonan hak PVT diajukan oleh orang atau badan hukum

selaku Konsultan PVT atau kuasa pemohon harus disertai surat kuasa khusus

dengan mencantumkan nama dan alamat lengkap pemberi kuasa yang berhak

dan ahli waris harus disertai dokumen bukti ahli waris

Dalam hal varietas transgenik, maka deskripsinya harus juga mencakup uraian

mengenai penjelasan molekuler varietas yang bersangkutan dan stabilitas

genetik dari sifat yang diusulkan, sistem reproduksi tetuanya, keberadaan

kerabat liarnya, kandungan senyawa yang dapat mengganggu lingkungan, dan

kesehatan manusia serta cara pemusnahannya apabila terjadi penyimpangan,

Page 87: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

dengan disertai surat pernyataan aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia

dari instansi yang berwenang.

Berkas permohonan pendaftaran hak PVT hanya dapat diajukan untuk satu

varietas tanaman dimana diajukan oleh pemulia, orang atau badan hukum

yang mempekerjakan pemulia atau yang memesan varietas dari pemulia, ahli

waris dan konsultan PVT. Untuk permohonan hak PVT yang diajukan oleh

pihak pemohon yang tidak bertempat tinggal atau berkedudukan tetap di

wilayah Indonesia harus diwakilkan melalui konsultan PVT di Indonesia

selaku kuasa. Selaoin permohonan biasa, dapat juga dilakukan permohonan

hak PVT dengan menggunakan hak prioritas dimana harus memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

a. diajukan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penerimaan

pengajuan permohonan hak PVT yang pertama kali di luar Indonesia

b. dilengkapi salinan surat permohonan hak PVT yang pertama kali dan

disahkan oleh pihak yang berwenang di negara yang dimaksud dalam butir a

paling lambat 3 (tiga) bulan

c. dilengkapi salinan sah dokumen permohonan hak PVT yang pertama di luar

negeri

d. dilengkapi salinan sah penolakan hak PVT, apabila hak PVT tersebut

pernah ditolak.

Jika para pemohon hak PVT telah memenuhi persyaratan tersebut, maka

berkas permohonan pendaftaran hak perlindungan varietas tanaman dianggap

diajukan pada tanggal penerimaan berkas permohonan hak PVT oleh kantor

perlindungan hak varietas tanaman dimana segala pembayaran untuk biaya-

Page 88: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

biaya yang diperlukan telah selesai dilakukan. Untuk tanggal penerimaan surat

permohonan hak perlindungan varietas tanaman adalah tanggal pada saat

kantor perlindungan varietas tanaman menerima surat permohonan hak PVT

yang telah memenuhi syarat-syarat secara lengkap dan tanggal penerimaan

surat permohonan hak perlindungan varietas tanaman akan dicatat dalam

daftar umum PVT oleh kantor perlindungan varietas tanaman. Pada saat

penerimaan permohonan hak PVT terdapat kekurangan terhadap syarat-syarat

pendaftaran, maka kantor PVT akan meminta agar pihak yang mengajukan

permohonan pendaftaran hak PVT untuk melengkapi kekurangan tersebut,

dimana jangka waktu yang diberikan adalah 3 (tiga) bulan terhitung sejak

tanggal pengiriman surat permohonan pemenuhan kekurangan tersebut yang

dikirimkan oleh kantor PVT. Bila dalam jangka waktu yang diberikan, pihak

pemohon belum selesai melengkapinya maka berdasarkan pertimbangan

alasan yang diajukan pihak pemohon dan disetujui oleh kantor PVT, jangka

waktu tersebut dapat diperpanjang kembali paling lama 3 (tiga) bulan

berdasarkan permintaan pihak pemohon hak PVT. Berkas permohonan hak

PVT yang tidak juga dilengkapi meskipun telah mendapat perpanjangan

waktu tidak akan diterima. Kantor PVT akan memberitahukan secara tertulis

kepada pihak pemohon hak PVT bahwa permohonan hak perlindungan

varietas tanaman (hak PVT) yang mereka ajukan dianggap ditarik kembali.

Pada saat pengajuan kembali berkas permohonan hak PVT yang kurang

lengkap tersebut, maka tanggal penerimaannya mengalami perubahan dimana

tanggal penerimaannya bukan lagi tanggal penerimaan berkas permohonan

hak PVT untuk pertama kali, akan tetapi telah mengalami perubahan menjadi

Page 89: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

tanggal diterimanya pemenuhan kelengkapan terakhir dari kekurangan pada

berkas permohonan hak PVT tersebut oleh kantor PVT.

Setelah mendapatkan tanggal penerimaan, kantor PVT akan melakukan

pemeriksaan terhadap varietas tanaman yang akan dimohonkan hak PVT.

Kantor PVT akan membuat pengumuman mengenai adanya suatu permohonan

untuk mendapatkan hak PVT terhadap suatu jenis varietas tanaman. Adanya

pengumuman ini dinilai sangat penting bila ditinjau dari sisi juridisnya, karena

pengumuman tersebut merupakan syarat bagi lahirnya hak kebendaan sebagai

penerapan asas publisitas. Dalam hal ini, kantor PVT akan mengumumkan

permohonan hak PVT yang sudah memenuhi persyaratan kelengkapan dan

permohonan hak PVT tersebut tidak ditarik kembali oleh pihak pemohon hak

PVT. Pengumuman tersebut akan dilakukan selambat-lambatnya 6 (enam)

bulan setelah tanggal penerimaan permohonan hak PVT dan 12 (dua belas)

bulan setelah tanggal penerimaan permohonan hak PVT dengan hak prioritas.

Pengumuman permohonan hak PVT tersebut akan berlangsung selama 6

(enam) bulan dan dilakukan dengan cara menggunakan atau memanfaatkan

fasilitas untuk pengumuman yang mudah dan jelas sehingga dapat diketahui

dan dimengerti oleh masyarakat dan dengan membuat pengumuman tersebut

dalam berita resmi PVT.

Pengumuman mengenai permohonan hak PVT tersebut akan dicatat oleh

pegawai kantor PVT dalam daftar umum PVT. Pengumuman permohonan hak

PVT tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut:

a. nama dan alamat lengkap pemohon hak PVT atau pemegang kuasa

b. nama dan alamat lengkap pemulia

Page 90: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

c. tanggal pengajuan permohonan hak PVT atau tanggal, nomor dan negara

tempat permohonan hak PVT yang pertama kali diajukan dalam hal

permohonan hak PVT dengan hak prioritas

d. nama varietas

e.deskripsi varietas

f.deskripsi yang memuat informasi untuk varietas transgenik.

Selama jangka waktu dilakukannya pengumuman permohonan hak PVT,

setiap orang atau badan hukum dapat dengan mudah mendapatkan informasi

yang diperlukan mengenai varietas tanaman yang dimohonkan hak PVT

tersebut. Setelah melihat dan memperhatikan pengumuman permohonan PVT

tersebut, maka setiap orang ataupun badan hukum yang merasa

berkepentingan, secara tertulis dapat mengajukan pandangan maupun

keberatannya disertai alasan yang jelas mengenai permohonan atas hak PVT

tersebut. Kantor PVT akan mengirimkan salinan surat yang berisi pandangan

maupun keberatan yang diajukan kepada pihak yang mengajukan permohonan

hak PVT. Untuk menanggapinya, pemohon hak PVT berhak mengajukan

secara tertulis sanggahan dan penjelasan terhadap pandangan maupun

keberatan yang diajukan dan mengirimkannya kembali ke kantor PVT.

Pandangan, keberatan, sanggahan, maupun penjelasan yang dikemukakan

dalam masa pengumuman tersebut akan digunakan sebagai tambahan untuk

bahan pertimbangan dalam memutuskan permohonan hak PVT.

Pemohon hak PVT harus mengajukan pemeriksaan substantif atas

permohonan hak PVT, dimana permohonan substantif diajukan secara tertulis

kepada kantor PVT selambat-lambatnya satu bulan setelah masa pengumuman

Page 91: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

permohonan hak PVT berakhir. Hak perlindungan atas varietas tanaman

merupakan hak yang diberikan negara berdasarkan adanya permohonan dari

pihak yang memerlukan hak PVT sehingga pihak pemohon harus bersikap

aktif termasuk dalam mengajukan permohonan pemeriksaan substantif. Hal ini

mengakibatkan apabila dalam jangka waktu satu bulan setelah berakhirnya

pengumuman, kantor PVT belum menerima permohonan pemeriksaan

substantif dari pihak yang mengajukan hak PVT maka permohonan terhadap

hak PVT dianggap ditarik kembali.

Pemeriksaan substantif yang dilakukan oleh Pemeriksa PVT merupakan

pemeriksaan yang meliputi sifat kebaruan, keunikan, keseragaman, dan

kestabilan dari varietas tanaman yang dimohonkan hak PVT. Dalam

melakukan pemeriksaan, kantor PVT dapat meminta bantuan tenaga ahli

maupun fasilitas yang diperlukan termasuk memperoleh informasi dari

institusi lain baik dari dalam maupun dari luar negeri. Ketika kantor PVT

menggunakan bantuan tenaga ahli maupun fasilitas dari institusi lainnya,

semua para pihak yang terlibat secara keseluruhan akan terikat dengan

kewajiban untuk menjaga kerahasiaan varietas tanaman dan semua dokumen

permohonan hak PVT termasuk juga merahasiakan penjelasan atau informasi

yang diberikan untuk melengkapinya. Pemeriksaan substantif hanya dapat

dilakukan oleh Pemeriksa PVT, yang merupakan pegawai kantor PVT atau

dapat pula berasal dari instansi pemerintah lainnya yang secara khusus dididik

menjadi tenaga ahli yang memiliki kualifikasi Pemeriksa PVT dan diangkat

untuk tugas tersebut. Oleh karena sifat keahlian dan ruang lingkup

Page 92: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

pekerjaannya yang bersifat khusus maka jabatan Pemeriksa PVT merupakan

jabatan fungsional.

Pemeriksa PVT melaporkan mengenai ketidakjelasan atau kekurangan

kelengkapan persyaratan yang dianggap penting dari varietas tanaman yang

dimohonkan hak PVT, laporan tersebut akan diberitahukan secara tertulis oleh

kantor PVT kepada pihak yang memohon hak PVT. Pemberitahuan tersebut

harus jelas dan terperinci mencantumkan hal-hal yang dinilai tidak jelas atau

kekurangan kelengkapan yang dinilai penting termasuk juga mengenai jangka

waktu yang diberikan untuk melakukan perbaikan ataupun perubahan.

Ketidakjelasan atau kekurangan kelengkapan yang dinilai penting yang

dimaksud dapat berupa asal usul atau silsilah varietas tanaman yang tidak

jelas, deskripsi yang kurang sesuai atau kurang jelas, maupun mengenai

gambar yang kurang mendukung. Pihak pemohon hak PVT harus segera

memberi tanggapan atas pemberitahuan tersebut, apabila pemohon hak PVT

tidak memberikan penjelasan atau tidak memenuhi kekurangan kelengkapan

termasuk melakukan perbaikan atau perubahan yang diminta maka kantor

PVT berhak menolak permohonan hak PVT tersebut.

Keputusan pemberian atau penolakan terhadap permohonan hak PVT akan

dikeluarkan kantor PVT selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) bulan

terhitung sejak tanggal permohonan pemeriksaan substantif. Akan tetapi bila

waktu pemeriksaan belum selesai dan memerlukan perpanjangan waktu, maka

kantor PVT harus memberitahukan kepada pihak pemohon hak PVT disertai

alasan dan penjelasan mengenai perpanjangan waktu pemeriksaan tersebut.

Page 93: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Laporan Pemeriksa PVT yang menyimpulkan bahwa varietas tanaman yang

dimohonkan hak PVT sesuai dengan ketentuan undang-undang akan

diberitahukan secara resmi oleh kantor PVT kepada pihak pemohon hak PVT.

Pemberitahuan tersebut berisikan persetujuan pemberian hak PVT untuk

varietas tanaman yang dimohonkan hak PVT, dimana hak PVT yang diberikan

berbentuk sertifikat hak PVT. Hak PVT yang telah diberikan akan dicatat

dalam daftar umum PVT dan diumumkan dalam berita resmi PVT. Salinan

dokumen PVT tersebut dapat diberikan oleh kantor PVT kepada para pihak

yang memerlukan dengan membayar biaya yang telah ditentukan.

Kantor PVT dapat menolak permohonan hak PVT, penolakan dilakukan

setelah mengadakan pemeriksaan oleh Pemeriksa PVT. Laporan Pemeriksa

PVT yang menyimpulkan permohonan hak PVT tidak memenuhi ketentuan

yang ditetapkan dan tidak adanya tanggapan dari pihak pemohon hak PVT

mengenai laporan Pemeriksa PVT tersebut dapat dijadikan dasar penolakan

hak PVT. Kantor PVT memberitahukan secara tertulis penolakan tersebut

kepada pihak pemohon hak PVT dan dengan jelas mencantumkan alasan dan

pertimbangan yang mendasari penolakan tersebut. Penolakan pemberian hak

PVT tersebut akan dicatat dalam daftar umum PVT.

Pihak pemohon hak PVT yang mendapat penolakan dapat mengajukan

permohonan banding kepada Komisi Banding PVT. Komisi Banding PVT

merupakan suatu badan yang secara khusus dibentuk untuk memeriksa

permohonan banding atas penolakan permohonan hak PVT dan memberikan

hasilnya kepada kantor PVT. Dalam melaksanakan tugasnya Komisi Banding

PVT bekerja secara independen, yang beranggotakan beberapa ahli di bidang

Page 94: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

yang diperlukan dan Pemeriksa PVT senior yang tidak melakukan

pemeriksaan substantif terhadap varietas tanaman yang dimohonkan hak PVT

tersebut. Dalam Komisi Banding PVT kecuali untuk ketua yang merangkap

anggota, para anggota komisi ini diangkat apabila terdapat permohonan

banding dan mereka bertugas hanya untuk memeriksa permohonan banding

yang bersangkutan. Permohonan banding diajukan terhadap penolakan

permohonan hak PVT yang berkaitan dengan alasan dan dasar pertimbangan

mengenai hal-hal yang bersifat substantif. Permohonan banding tersebut

diajukan secara tertulis oleh pemohon hak PVT atau kuasa hukumnya disertai

uraian secara jelas mengenai keberatan terhadap penolakan permohonan hak

PVT beserta alasan keberatan tersebut. Permohonan banding diajukan

selambat-lambatnya 3 bulan sejak tanggal pengiriman surat penolakan

permohonan hak PVT dengan melampirkan tembusan kepada kantor PVT.

Permohonan banding diajukan tidak untuk memberikan penjelasan maupun

untuk melengkapi permohonan hak PVT yang telah ditolak. Upaya hukum ini

juga tidak dapat dimohonkan untuk penolakan yang disebabkan karena pihak

pemohon hak PVT tidak melakukan perbaikan atau penyempurnaan yang

disarankan kantor PVT selama masa pemeriksaan substantif. Permohonan

banding ini juga tidak dapat dilakukan terhadap permohonan hak PVT yang

telah ditarik kembali oleh pihak pemohon saat pengumuman hasil

pemeriksaan awal sebelum permohonan hak PVT diumumkan. Sedangkan

para pihak pemohon hak PVT yang tidak mengajukan banding terhadap

putusan kantor PVT yang menolak pemberian hak PVT dalam jangka waktu

yang telah ditentukan, akan dinggap menerima penolakan permohonan hak

Page 95: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

PVT tersebut sehingga keputusan penolakan akan dicatat dalam daftar umum

PVT.

Pemeriksaan yang dilakukan Komisi Banding PVT dilakukan selambat-

lambatnya 3 bulan sejak tanggal penerimaan permohonan banding PVT. Hasil

dari pemeriksaan yang dilakukan Komisi Banding PVT ini bersifat final

dimana pihak pemohon hak PVT tidak dapat meminta peninjauan lebih lanjut

kepada lembaga atau pejabat lainnya, hal ini disebabkan karena penilaian atas

varietas tanaman menyangkut pertimbangan yang bersifat teknis. Dari hasil

pemeriksaan yang dilakukan, Komisi Banding PVT dapat mengabulkan

permohonan banding yang diajukan dan mencabut putusan penolakan

pemberian hak PVT yang telah dikeluarkan. Putusan pengabulan permohonan

banding tersebut mewajibkan kantor PVT memberikan sertifikat hak PVT

yang dimohonkan. Apabila setelah melakukan pemeriksaan, Komisi Banding

PVT tetap menolak permohonan banding tersebut maka kantor PVT akan

memberitahukan penolakan tersebut kepada para pihak yang mengajukan

banding.

2. Bagi para pemilik atau pemegang hak PVT akan mendapatkan perlindungan

hukum yang mengakibatkan apabila terjadi pelanggaran terhadap hak yang

mereka miliki maka para pemilik atau pemegang hak PVT tersebut dapat

menuntut melalui jalur hukum pihak yang melakukan pelanggaran.

Perlindungan hukum yang diberikan dapat diperoleh melalui gugatan perdata,

dimana jika suatu hak perlindungan terhadap varietas tanaman diberikan

kepada orang atau badan hukum selain kepada orang atau badan hukum yang

seharusnya berhak atas hak PVT tersebut, maka orang atau badan hukum yang

Page 96: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

berhak tersebut dapat menuntut ke Pengadilan Negeri. Pemegang hak PVT

atau pemegang lisensi atau pemegang lisensi wajib berhak menuntut ganti rugi

melalui Pengadilan Negeri kepada siapapun yang dengan sengaja dan tanpa

hak melakukan perbuatan penyalahgunaan hak perlindungan terhadap varietas

tanaman yang tidak dimilikinya. Tuntutan ganti rugi yang diajukan tersebut

dapat diterima apabila terbukti bahwa varietas yang digunakan adalah varietas

yang telah mendapatkan hak perlindungan terhadap varietas tanaman (Hak

PVT). Putusan Pengadilan Negeri tentang tuntutan oleh Panitera Pengadilan

Negeri yang bersangkutan segera disampaikan kepada Kantor PVT untuk

selanjutnya dicatat dalam Daftar Umum PVT dan diumumkan dalam Berita

Resmi PVT.

UU Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) juga memuat sanksi pidana

kepada orang yang menggunakan varietas tanaman tanpa seizin pemegang hak

PVT. Kegiatan tersebut meliputi penggunakan varietas dalam kegiatan

memproduksi atau memperbanyak benih, menyiapkan untuk tujuan propagasi,

mengiklankan, menawarkan, menjual atau memperdagangkan, mengekspor,

mengimpor, dan mencadangkan untuk keperluan. Pelanggaran tersebut dapat

dipidana dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun dan denda paling

banyak Rp 2.500.000.000,00.

Seorang Konsultan PVT yang menjadi kuasa dari pihak pemulia yang

memohon hak PVT yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban yaitu

mendaftarkan varietas tanaman yang dikuasakan kepadanya oleh pihak

pemulia ke kantor perlindungan varietas tanaman, tidak menjaga kerahasiaan

varietas tanaman dan seluruh dokumen permohonan hak PVT sampai dengan

Page 97: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

tanggal diumumkannya permohonan hak PVT yang bersangkutan dan

terhitung sejak tanggal penerimaan surat permohonan hak PVT dapat dikenai

sanksi pidana, demikian juga pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai di

lingkungan kantor perlindungan varietas tanaman dimana seluruh pegawai

berkewajiban menjaga kerahasiaan varietas dan seluruh dokumen permohonan

hak PVT sampai dengan tanggal diumumkannya permohonan hak PVT yang

bersangkutan, dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)

tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00.

Jika terdapat pihak yang terbukti secara hukum dengan sengaja melakukan

pelanggaran penggunaan varietas tanaman yang dilindungi tanpa adanya izin

dari pemegang hak PVT, dimana penggunaan varietas tanaman tersebut

digunakan untuk tujuan komersial yaitu untuk mendatangkan keuntungan

untuk dirinya sendiri, dapat dikenakan pidana penjara paling lama 5 (lima)

tahun dan dapat didenda paling banyak Rp 1.000.000.00,00. Pegawai kantor

PVT yang bertugas sebagai Pemeriksa PVT dalam proses pemeriksaan

substantif atau pihak manapun yang terlibat dalam proses permohonan hak

PVT wajib merahasiakan varietas tanaman yang diperiksanya dan bila terjadi

pelanggaran maka dapat dikenakan pidana penjara selama 5 (lima) tahun dan

dapat didenda paling banyak Rp 1.000.000.00,00.

Penuntutan secara pidana tersebut dilakukan melalui Pengadilan Negeri. Hak

untuk melakukan penuntutan diberlakukan sejak tanggal diberikannya

sertifikat hak PVT yang dikeluarkan kantor PVT kepada pihak yang

berwenang atas kepemilikan hak PVT tersebut. Pengadilan negeri akan

mengambil putusan berdasarkan bukti-bukti yang sah dan meyakinkan,

Page 98: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

salinan putusan atas tuntutan yang dilakukan para pihak mengenai hak PVT

tersebut akan disampaikan oleh panitera pengadilan negeri kepada kantor PVT

yang akan mencatat dalam daftar umum PVT dan diumumkan dalam berita

resmi PVT.

3. Hak perlindungan terhadap varietas tanaman yang diberikan oleh Kantor PVT

kepada para pihak yang memohon hak PVT tersebut mempunyai jangka waktu

yang terbatas. Hak PVT tersebut dapat berakhir disebabkan karena telah

berakhirnya jangka waktu perlindungan hukum varietas tanaman yang

diberikan, adanya pembatalan terhadap hak perlindungan varietas tanaman

yang diberikan, dan juga dapat disebabkan karena adanya pencabutan dari hak

perlindungan terhadap varietas tanaman yang telah diberikan tersebut.

B. Saran

h. Kebijakan pemberian perlindungan hukum yang diberikan terhadap

kegiatan pemuliaan tanaman yang dilakukan pihak pemulia guna

menghasilkan varietas tanaman belum banyak dipahami oleh masyarakat luas,

khususnya para petani maupun badan usaha yang berproduksi menghasilkan

benih tanaman. Sehingga pemerintah melalui kantor PVT diharapkan dapat

mensosialisasikan ketentuan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000,

terutama mengenai prosedur pendaftaran atau permohonan untuk

mendapatkan hak perlindungan varietas tanaman (hak PVT) yang dianggap

merepotkan dan memakan banyak waktu dan biaya. Pemerintah sebaiknya

dapat mempermudah prosedur yang harus ditempuh sehingga dapat

menghemat waktu dan biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak pemohon hak

PVT. Perlindungan hukum yang diperoleh tersebut sangat membantu para

Page 99: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

petani yang umumnya merupakan petani miskin, sehingga mereka dapat

bekerja menghasilkan varietas-varietas tanaman baru yang bersifat unggul

tanpa merasa takut hasil kerja keras mereka dipergunakan dengan bebas oleh

semua pihak.

2. Kurangnya pemahaman terhadap Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 oleh

para penegak hukum mengakibatkan adanya anggapan kurang efisiennya UU

tersebut dibentuk. Oleh karena itu pemerintah diharapkan dapat mengadakan

suatu pelatihan khusus bagi para aparat penegak hukum, baik di di lingkungan

penyidik, di lingkungan kejaksaan (bagi penuntut umum), maupun bagi hakim

yang berhak memberi keputusan di pengadilan negeri.

3. Perlu adanya perealisasian perlindungan hukum yang diberikan terhadap

varietas tanaman baik itu varietas tanaman yang dimiliki hak PVT maupun

varietas lokal yang dimiliki masyarakat umum. Perealisasian dapat dilakukan

dengan mengamplikasikan ketentuan-ketentuan hukum dalam UU No. 29

Tahun 2000 baik ketentuan perdata maupun pidananya dalam setiap kasus-

kasus pelanggaran terhadap hak perlindungan tanaman (hak PVT) yang

muncul di masyarakat. Hal tersebut dapat dijadikan upaya pencegahan yang

efektif karena sanksi hukum yang diberikan cukup berat, sehingga di masa

mendatang pelanggaran terhadap hak PVT yang dilakukan berbagai pihak

baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri tidak terjadi lagi.

Page 100: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, F, Dasar- Dasar Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Andalas,

Padang, 1990

Badrulzaman, Mariam Darus, Mencari Sistem Hukum Benda Nasional, BPHN-

Alumni, Bandung, 1997

Baihaki, Achmad, “Meningkatkan dan Mengembangkan Partisipasi Industri

Perbenihan dalam Pembangunan Pertanian Melalui Pembentukan

Breeder’s Rights”, Makalah Seminar Berkala Program studi Pemuliaan

Tanaman jurusan Budidaya Tanaman, FAPERTA UNPAD, Bandung, 16

Maret 1998

Dwidjoseputro, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT. Gramedia, Jakarta, 1983

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka, 1995

Dahlan, dan Sanusi Bintang, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, Citra

Aditya Bakti, Bandung, 2000

Djubaedillah, R., Muhammad Djumhana, Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori

dan Praktiknya di Indonesia), Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997

Djumhana, Muhammad, Hukum dalam Perkembangan Bioteknologi, Citra Aditya

Bakti, Bandung, 1995

--------------------- , Hak Kekayaan Intelektual Teori dan Praktek, Citra Aditya

Bakti, Bandung, 1999

Glowka, Lyle, A Guide to The Convention on Biological Diversity, Environmental

Poolicy and Law Paper No. 30, IIUUCN-The World Conservation Union,

1994

Page 101: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Hamzah, Andi, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986

Hartono, Sunaryati, “Aspek Globalisasi Perdagangan Internasional dan Regional

yang Berkaitan dan Berpengaruh Pada Masalah Pangan dan Pertanian di

Indonesia”, Majalah Hukum Nasional Volume 02 Tahun 1997

Husein, Syahruddin, Pengantar Ilmu Hukum, Kelompok Studi Hukum dan

Masyarakat Hukum USU, Medan, 1998

Jumin, Hasan Basri, Dasar- Dasar Agronomi, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,

1994

Karama, Syarifudin, “Fenomena Hasil Pelepasan Varietas, Kesiapan Industri

Perbenihan dan Dampaknya Pada Konservasi Plasma Nutfah Oleh Para

Petani”, Simposium Nasional Pengelolaan Plasma Nutfah dan Pemuliaan

Tanaman, Bogor, 22-23 Agustus 2000

Krisnawati, Andriana, Perlindungan Hukum Varietas Baru Tanaman, PT.

RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004

Louhghlan, Patricia, Intellectual Property: Creative and Marketing Rights, LBC

Information Service, Australia, 1998

Makmur, Amrin, Pengantar Pemuliaan Tanaman, PT. Rineka Cipta, Jakarta,

1992

Mangunwidjaja, Djumali, Pengantar Teknologi Peertanian, PT. Penebar

Swadaya, Jakarta, 2005

Maulana, Insan Budi, Pelangi HaKI dan Anti Monopoli, PSH FH UII,

Yogyakarta, 2000

Putra, Ida Bagus Wyasa, Aspek-Aspek Hukum Perdata Internasional dan

Transaksi Bisnis Internasional, Refika Aditama, Bandung, 2000

Page 102: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Priapantja, Cita Citrawinda, Perlindungan dan Penyelesaian Sengketa Obat

Tradisional, Pangan, dan Kerajinan Indonesia, Lembaga Penelitian

Universitas Padjadjaran, Bandung, 2001

-------------------------, Hak Kekayaan Intelektual; Tantangan Masa Depan, Badan

Penerbit FH.UI, Jakarta, 2003

Republik Indonesia, Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1992 Tentang Sistem

Budidaya Tanaman

Republik Indonesia, Undang- Undang Nomor 44 Tahun 1995 Tentang Perbenihan

Republik Indonesia, Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2000 Tentang

Perlindungan Varietas Tanaman

Republik Indonesia, Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten

Republik Indonesia, Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2004 Tentang Penamaan,

Pendaftaran, Dan Penggunaan Varietas Asal Untuk Pembuatan Varietas

Turunan Esensial

Redaksi, Indonesia Perlu Perhatikan Hak Milik Intelektual, Kompas, Jakarta, 19

Februari 1996, diakses dari www.kompas.co.id tanggal 28 September

2008

Riswandi, Budi Agus, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya

Saidin, OK., Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, PT. RajaGrafindo Persada,

Jakarta, 2006

Setyowati, Krisnani, “Pokok- Pokok Peraturan Perlindungan Varietas Tanaman”,

disampaikan pada Training of the Trainer Pengelola Gugus Hak Kekayaan

Intelektual, Jakarta, 24- 27 September 2001

Page 103: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP VARIETAS …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12136/1/09E02063.pdf · Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I, yang

Novia Ujianty Silitonga : Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman, 2008. USU Repository © 2009

Sembiring, Sentosa, Hak Kekayaan Intelektual; Dalam Berbagai Peraturan

Perundang-undangan, CV. Yrama Widya, Bandung, 2006

Steward, and McKeough, Intellectual Property in Australia, Butterworths,

Australia, 1997

Suryodiningrat, Aneka Hak Milik Perindustrian dan Hak Paten, Tarsito, Bandung,

1994

Syahrani, Riduan, Intisari Rangkuman Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung,

1989

Tim Lindsey, dkk, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, Alumni, Bandung

2002

www.google.co.id “Teknologi Rekayasa Genetik”, diakses pada tanggal 28

September 2008

www.google.com “Penyelamatan Ekonomi dengan Swasembada Pangan”, diakses

pada tanggal 28 September 2008

www.google.com “Dipidanakan, Petani Benih Mengadu Ke Komisi Yudisial ”,

diakses pada tanggal 28 September 2008

www.kompas.com “Shiseido Batalkan Paten Rempah Indonesia”, 26 Maret 2002,

diakses tanggal 22 Agustus 2008