Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

20
PERKEMBANGAN JIWA KEAGAMAAN DEWASA Oleh : Nailiamani

Transcript of Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

Page 1: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

PERKEMBANGAN JIWA KEAGAMAAN DEWASA

Oleh :Nailiamani

Page 2: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

Pembuka Berikut merupakan pemaparan bagaimana

perkembangan jiwa keberagamaan pada masa dewasa.

Pemaparan perkembangan ini adalah secara umum, bukan untuk agama tertentu saja.

Jadi pemaparan yang disampaikan pada tulisan ini bisa digeneralisasikan pada agama apa saja.

Page 3: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

Macam-macam Kebutuhan J.P. Guilford mengemukakan pembagian

kebutuhan manusia sebagai berikut ( Jalaluddin, 2008):

1. Kebutuhan Individual, terdiri dari:a. Homeostatis, yaitu kebutuhan yang dituntut

tubuh dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan.

b. Regulasi temperatur adalah penyesuaian tubuh dalam usaha mengatasi kebutuhan akan perubahan temperatur badan.

Page 4: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

c. Tidur merupakan kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi agar terhindar dari gejala halusinasi.

d. Lapar adalah kebutuhan biologis yang harus dipenuhi untuk membangkitkan energi tubuh sebagai organis.

e. Seks merupakan kebutuhan seks sebagai salah satu kebutuhan yang timbul dari dorongan mempertahankan jenis.

f. Melarikan diri yaitu kebutuhan manusia akan perlindungan, keselamatan jasmani dan rohani.

Page 5: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

g. Pencegahan, yaitu kebutuhan manusia untuk mencegah terjadinya reaksi melarikan diri. Kebutuhan ini menyalurkan dorongan manusia ke arah penerimaan tantangan dari luar kemudian menekan, menantang atau menyalurkannya.

h. Ingin tahu (curiosity), yaitu kebutuhan rohani manusia untuk ingin selalu mengetahui latar belakang kehidupannya. Kebutuhan ini mendorong manusia untuk mengembangkan dirinya.

Page 6: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

i. Humor, yaitu kebutuhan manusia untuk mengendorkan beban kejiwaan yang dialaminya dalam bentuk verbal dan perbuatan.Sigmund Freud membagi humor atas:1) Agressive Wit, yaitu humor yang menyinggung orang lain.2) Harmsless Wit, yaitu humor yang tidak menyinggung orang lain.

Page 7: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

2. Kebutuhan SosialKebutuhan sosial manusia tidak diisebabkan pengaruh yang datang dari luar (stimulus), seperti layaknya pada binatang. Kebutuhan sosial pada manusia berbentuk nilai. Jadi, kebutuhan itu bukan semata-mata kebutuhan biologis melainkan juga kebutuhan rohaniah.

Page 8: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

Bentuk kebutuhan ini menurut Guilford terdiri dari:

a. Pujian dan Hinaanpujian merangsang manusia untuk mengejar prestasi dan kedudukan yang terpuji, sedangkan hinaan menyadari manusia dari kekeliruan dan pelanggaran terhadap etika sosial.

b. Kekuasaan dan MengalahGuilford berpendapat bahwa kebutuhan kekuasaan dan mengalah ini tercermin dari adanya perjuangan manusia yang tak henti-hentinya dalam kehidupan.

Page 9: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

c. Pergauland. Imitasi dan simpati

Kebutuhan manusia dalam pergaulannya yang tercermin dalam bentuk meniru dan mengadakan respon-emosionil.

e. PerhatianBesar kecilnya perhatian masyarakat terhadap seseorang akan mempengaruhi sikapnya.

Page 10: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

Dr. Zakiah Daradjat dalam bukunya Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental membagi kebutuhan manusia atas dua kebutuhan pokok, yaitu (Jalaluddin, 2008):

a. Kebutuhan Primer, yaitu kebutuhan jasmaniah.b. Kebutuhan Sekunder atau kebutuhan rohaniah.

Kebutuhan sekunder yang pokok dibagi menjadi enam macam, yaitu:

1. Kebutuhan akan rasa kasih sayang2. Kebutuhan akan rasa aman3. Kebutuhan akan rasa harga diri4. Kebutuhan akan rasa bebas5. Kebutuhan akan rasa sukses6. Kebutuhan akan rasa ingin tahu

Page 11: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

3. Kebutuhan Manusia akan Agama Ahmad Yamani (Jalaluddin, 2008) mengemukakan,

bahwa tatkala Allah membekali insan itu dengan nikmat berpikir dan daya penelitian, diberinya pula rasa bingung dan bimbang untuk memahami dan belajar mengenali alam sekitarnya sebagai imbangan atas rasa takut terhadap kegarangan dan kebengisan alam itu.

Menurut Robert Nuttin (Jalaluddin, 2008), dorongan beragama merupakan salah-satu dorongan yang bekerja dalam diri manusia sebagaimana dorongan-dorongan lainnya. Selain itu dorongan beragama juga merupakan kebutuhan insaniah yang tumbuhnya dari gabungan berbagai faktor penyebab yang bersumber dari rasa keagamaan.

Page 12: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

Sikap Keberagamaan pada Orang Dewasa Charlotte Buchler mengungkapkan saat telah

menginjak usia dewasa terlihat adanya kemantapan jiwa mereka: “Saya hidup dan saya tahu untuk apa,”, menggambarkan bahwa di usia dewasa orang sudah memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup. Dengan kata lain, orang dewasa sudah memahami nilai-nilai yang dipilihnya dan berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya. Orang dewasa sudah memiliki identitas yang jelas dan kepribadian yang mantap.

Page 13: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

Masalah-masalah Keberagamaan Pada Masa Dewasa

Seorang ahli psikologi Lewis Sherril, membagi masalah-masalah keberagamaan pada masa dewasa sebagai berikut;a. Masa dewasa awal, masalah yang dihadapi adalah memilih arah hidup yang akan diambildengan menghadapi godaan berbagai kemungkinan pilihan.b. Masa dewasa tengah, masalah sentaral pada masa ini adalah mencapai pandangan hidup yang matang dan utuh yang dapat menjadi dasar dalam membuat keputusan secara konsisten.c. Masa dewasa akhir, ciri utamanya adalah ‘pasrah’. Pada masa ini, minat dan kegiatan kurang beragama. Hidup menjadi kurang rumit dan lebih berpusat pada hal-hal yang sungguh-sungguh berarti. Kesederhanaan lebih sangat menonjol pada usia tua.

Page 14: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

Di usia dewasa biasanya seseorang sudah memiliki sifat kepribadian yang stabil. Stabilitasi sifat-sifat kepribadian ini antara lain terlihat dri cara bertindak dan bertingkah laku yang agak bersifat tetap dan selalu berulang kembali (Buchori dalam jalaluddin, 2008).

Sikap keberagamaan seorang di usia dewasa sulit untuk diubah. Jika pun terjadi perubahan mungkin proses itu terjadi setelah sidasarkan atas pertimbangan yang matang.

Jika seorang dewasa memilih nilai yang bersumber dari nilai-nilai nonagama, itu pun akan dipertahankannya sebagai padangan hidupnya.

Kemungkinan ini memberi peluang bagi munculnya kecenderungan sikap yang antiagama, bila menurut pertimbangan akal sehat, (common sense), terdapat kelemahan-kelemahan tertentu dalam ajaran agama yang dipahaminya.

Page 15: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

Jika nilai-nilai agama yang mereka pilih dijadikan pandangan hidup, maka sikap keberagamaan akan terlihat pula dalam pola kehidupan mereka.

Sikap keberagamaan itu akan dipertahankan sebagai identitas dan kepribadian mereka.

Sikap keberagamaan ini membawa mereka secara mantap menjalankan ajaran agama yang mereka anut.

Sikap keberagamaan seorang dewasa cenderung didasarkan atas pemilihan terhadap ajaran agama yang dapat memberikan kepuasan batin atas dasar pertimbangan akal sehat.

Page 16: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

Beragama, bagi orang dewasa sudah merupakan sikap hidup dan bukan sekedar ikut-ikutan.

Sikap keberagamaan pada orang dewasa antara lain memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1. menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan pemikiran yang matang, bukan sekedar ikut-ikutan.2. cenderung bersifat realis, sehingga norma-norma agama lebih banyak diaplikasikan dalam sikap dan tingkah laku.3. Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama, dan berusaha untuk mempelajari dan memperdalam pemahaman keagamaan.

Page 17: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

4. Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung jawab diri hingga sikap keberagamaan merupakan realisasi dari sikap hidup.5. Bersikap lebih terbuka dan wawasan yang lebih luas.6. Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga kemantapan beragama selain didasarkan atas pertimbangan pikiran, juga didasarkan atas pertimbangan hati nurani.7. Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe kepribadian masing-masing, sehingga terlihat adanya pengaruh kepribadian dalam menerima, memahami serta melaksanakan ajaran agama yang diyakininya.8. Terlihat adanya hubungan anatara sikap keberagamaan dengan kehidupan sosial, sehingga perhatian terhadap kepentingan organisasi sosial keagamaan sudah berkembang.

Page 18: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

Penutup Perkembangan adalah suatu proses yang bertahap, begitu

juga dengan proses perkembangan jiwa keagamaan. Sebelum memasuki usia dewasa, individu tentu telah

melewati masa anak-anak dan remaja. Perkembangan merupakan proses yang saling

berkesinambungan pada tiap tahapannya. Perkembangan jiwa keagamaan pada remaja juga

berkaitan erat dengan bagaimana individu telah melewati tahapan jiwa keagamaannya pada masa anak-anak dan remaja.

Apabila pada tahap remaja perkembangan jiwa keagamaannya baik atau bagus maka pada tahap dewasa kemungkinan besar akan berkembang lebih baik dan bagus.

Page 19: Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa

Kesimpulan Perkembangan jiwa keagamaan pada orang

dewasa tidak terlepas bagaimana perkebangannya pada masa anak-anak dan remajanya terdahulu. Agama merupakan salah satu kebutuhan bagi manusia. Sikap keberagamaan pada masa dewasa pada umumnya sudah memiliki sikap kepribadian yang stabil dalam kehidupan. Pemilihan agamapun cenderung didasarkan atas pemilihan agama dapat memberikan kepuasan batin atas dasar pertimbangan akal sehat. Agama pada masa dewasa seharusnya telah menjadi sikap dalam hidup mereka. Agama merupakan suatu identitas dan kepribadian hidup yang akan diperlihatkan dalam kehidupannya.