Perkembangan Kognitif

9
Disusun oleh : Neng Maryani Neng Parida S Siti Mariam M Siti Nurhalimah Sonia Agustin

Transcript of Perkembangan Kognitif

Disusun oleh : Neng Maryani Neng Parida S Siti Mariam M

Siti Nurhalimah Sonia Agustin

LATAR BELAKANGPerkembangan kognitif pada anak menurut Piaget

(dalam Wong, 1999) dibagi ke dalam empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, praoperasional, bedah konkret, dan tahap bedah formal.

Teori,mengenai perkembangan psikososial dikemukakan oleh Erikson (dalam wong, 1999) yang menyatakan bahwa anak dalam perkembangannya selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Setiap tahapan sosial memiliki dua komponen, aspek yang baik dan yang tidak baik dari konflik inti, dan kemajuan ke tahap berikutnya bergantung pada resolusi atas konflik tersebut.

Perkembangan Kognitif

1. Tahap SensorimotorPada tahap sensorimotor (0-2 tahun), anak

mulai mampu mengasimilasi dan mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar, dan menyentuh. Sebagian besar gerakan pada masa ini diarahkan ke mulut.

2.Tahap PraoperasionalPada tahap operasional (2-7 tahun), anak belum

mampu mengoperasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan, perkembangannya masih bersifat egosentris

3. Tahap Bedah Konkret

Pada tahap bedah konkret (7-11 tahun), anak sudah memandang dunianya secara realistis, jalan pikiran sudah mulai logis dan koheren. Sifat egosentris mulai hilang melalui perubahan progresif dalam proses berpikir dan hubungan dengan orang lain.

4. Tahap Bedah Formal

Pada tahap bedah formal (11-15 tahun), anak sudah mengalami perkembangan pikiran, mampu membentuk gambaran mental dan menyelesaikan aktivitas dalam berpikir, mampu menduga dan memperkirakan dengan pikiran yang abstrak.

Perkembangan Psikososial1. Tahap percaya versus tidak percaya (0-1 tahun)

Atribut paling penting bagi perkembangan kepribadian yang sehat adalah kepercayaan (trust). Pada tahap ini bayi sudah membangun rasa percaya kepada seseorang, baik orang tua maupun orang yang mengasuhnya. Kesalahan dalam mengasuh atau merawat pada tahap ini dapat menimbulkan rasa tidak percaya.

2. Tahap kemandirian versus rasa malu dan ragu (1-3 tahun)Pada tahap ini anak sudah mulai mencoba mandiri dalam tugas

tumbuh kembang. Misalnya dalam hal motorik dan bahasa, anak sudah mulai latihan jalan sendiri, dan berbicara. Perasaan negatif seperti ragu dan malu muncul ketika membuat pilihan yang salah, dipermalukan oleh orang lain, ketika orang tua terlalu melindungi dan tidak memberikan kemandirian,

3. Tahap inisiatif versus rasa bersalah (4-6 tahun)Pada tahap ini anak mulai berinisiatif dalam belajar mencari

pengalaman baru secara aktif, dan apabila pada tahap ini anak dilarang atau dicegah, akan muncul perasaan bersalah.

4. Tahap rajin versus rasa rendah diri (6-12 tahun atau masa sekolah)Pada tahap ini anak selalu berusaha untuk mencapai sesuatu yang

diinginkan atau berprestasi sehingga cenderung rajin dalam melakukan sesuatu. Namun apabila harapan atau keinginan tersebut tidak tercapai, atau merasa bahwa standar yang ditetapkan oleh orang lain terlalu tinggi untuknya, kemungkinan besar anak akan merasa rendah diri.

5. Tahap identitas versus kebingungan peran (12-18 tahun atau masa remaja)Pada tahap ini terjadi perubahan dalam diri anak, khususnya dalam

fisik dan kematangan usia serta perubahan hormonal. Anak akan menunjukkan identitas dirinya dan sangat peduli mengenai pandangan orang lain tentang dirinya.

6. Tahap keintiman versus pemisahan (masa dewasa muda)Pada tahap ini anak mencoba melakukan hubungan dengan

teman sebaya atau kelompok masyarakat dalam kehidupan sosial untuk menjalin keakraban. Apabila anak tidak mampu bergabung atau membina hubungan dengan orang lain, maka kemungkinan dapat memisahkan diri dari anggota atau kelompok orang.

7. Tahap generasi versus penghentian (masa dewasa pertengahan)Pada tahap ini individu ingin mencoab memperhatikan generasi

berikutnya dalam aktivitas di masyarakat dan keinginannya adalah membuat dunia menerimanya. Jika pada tahap ini terjadi kegagalan, akan terjadi pengehtnian dalam kegiatan atau aktivitasnya.

8. Tahap integritas versus keputusasaan (masa dewasa lanjut) Pada tahap ini individu memikirkan tugas-tugas dalam mengakhiri kehidupan, perasaan putus asa akan mudah timbul karena kegagalan pada dirinya untuk melakukan aktivitas dalam kehidupan.

KESIMPULAN

Perkembangan kognitif pada anak menurut Piaget (dalam Wong, 1999) dibagi ke dalam empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, praoperasional, bedah konkret, dan tahap bedah formal. Teori mengenai perkembangan psikososial dikemukakan oleh Erikson (dalam wong, 1999) yang menyatakan bahwa anak dalam perkembangannya selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Setiap tahapan sosial memiliki dua komponen, aspek yang baik dan yang tidak baik dari konflik inti, dan kemajuan ke tahap berikutnya bergantung pada resolusi atas konflik tersebut. Pendapatan rentang kehidupan yang digunakan oleh Erikson ini meliputi delapan tahap, namun hanya lima tahap pertama yang terkait dengan masa kanak-kanak.