Perkembangan kebijakan investasi daerah

11
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN INVESTASI PEMERINTAH KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Direktorat SMI, 2015 KKPE KPEN-RP KUPS Peningkatan Sinergi Kanwil DJPBN Dit. SMI Menuju Pengelolaan Investasi yang Optimal 1

Transcript of Perkembangan kebijakan investasi daerah

Page 1: Perkembangan kebijakan investasi daerah

PERKEMBANGAN KEBIJAKAN INVESTASI PEMERINTAH

KEMENTERIAN KEUANGANDIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Direktorat SMI, 2015

KKPE

KPEN-RP

KUPS

Peningkatan Sinergi Kanwil DJPBN – Dit. SMI Menuju Pengelolaan Investasi yang Optimal

1

Page 2: Perkembangan kebijakan investasi daerah

Layout penyajian

1. Latar belakang pentingnya SLA

2. Evaluasi SLA

3. Latar belakang dan Evaluasi Kredit Program

4. Sekilas Dit SMI

5. Reviu pelaksanaan tugas manajemen investasi oleh Kanwil

6. Perkembangan transformasi kelembagaan investasi (Special Mission)

KEMENTERIAN KEUANGANDIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2

Page 3: Perkembangan kebijakan investasi daerah

ALTERNATIF PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

Konvensional (SLA)

Alternatif sumber pembiayaaninfrastruktur sesuai tusi Dit SMI

PPP

Keterbatasan SLA: 1. Blm dpt memenuhi gap

sebesar Rp2.834 T2. Pemerintah menanggung

risiko (kurs dan default)3. Mekanisme keputusan yang

lama dan birokrasi yang panjang

4. Menambah beban utang negara:

Peluang PPP: 1. Banyaknya kantung2 investasi

yg dikuasai Pemr. dan BUMN namun blm dimaksimalkan manfaatnya (e.g. PIP: 5.2T, PT. SMI: 5.4T, PT. PII: 2.1T, LPEI: 6.5T, dll)

2. Sharing risiko dengan pihak swasta

3. Governance tanpa melalui birokrasi yg rumit

4. Market interest rate5. Prosedur relatif lebih pendek6. Persiapan proyek lebih

pendek7. Proyek pd BUMN dgn nilai

relatif kecil

TARGET PERTUMBUHAN EKONOMI 2015-2019

6-8%per tahun

PRASYARAT

TARGET PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 2015-2019:

Rp5.452 T(naik 183% dibandingkan periode 2009-2014 Rp1.923,7 T)

SUMBER PEMBIAYAAN

PPPRp1.090 T

(20%)

APBN+APBDRp1.178 T

(22%)

BUMNRp350 T (6%)

52% ...???Rp2.834 T

Total Utang Pemerintah Pusat telahmencapai Rp2.531 T

Rp5.452 T

Realisasi penerimaan pajak Q1-2015: Rp198,23 T (15,32% daritarget Rp1.294,26 T)

Total Utang LN

Pressure APBN:

Rasio Utang vs PDB

60%Batas hutang

Pemr.

PP 23 th 2003

22%Target

Pemr. KMK-37/2013

26%Realisasi

(DJPU Q1/2015)

KONDISI PEMERINTAH

Alternatif Lain:• DIRECT LENDING?• MUNICIPAL DEVELOPMENT FUND?

GAP

3

Page 4: Perkembangan kebijakan investasi daerah

Kendala Solusi

Mekanisme Keputusan

1. Panjangnya birokrasi• Kement. Teknis• Bappenas• Kemenkeu (DJPU, BKF, DJPB,

DJA, DJPK)• DPR, DPRD• Kemendagri dan Kemenneg

BUMN sbg pembina Pemda/BUMN

2. Blm ada aturan norma waktu yang komprehensif

3. Biaya tinggi dr sisi manajemen/bisnis

• Efisiensi mekanisme• Menetapkan norma waktu

• Meningkatkan koordinasi dengan unit-unit terkait

• Membuat komitmen dengan seluruh stakeholder

• Penetapan RPMK Penerusan Pinjaman

KesiapanProject/Kegiatan

Realisasi yang lambat• Pembebasan tanah• Mekanisme pengadaan dan

kontraktor• Persetujuan lender

• Evaluasi usulan/rencana penarikan dana• Penerapan aturan• Kesiapan dan progress project• Pengurangan pagu DIPA PP 2014

Manajemen Resiko

1. Risiko politik2. Risiko operasi / manajemen3. Risiko gagal bayar4. Risiko gagal kegiatan/ proyek5. Risiko kurs

• Review dari independent consultant/BPKP• Kesiapan dan progress project• Mekanisme peringatan dini u/ repayment

(early warning) melalui monitoring• Enforcement pemotongan DAU/DBH u/

pinjaman Pemda

RestrukturisasiUtang

Proses restrukturisasi yang berjalan lambat

• MoU dengan Kementerian BUMN• KPI manajemen• Monev unit terkait• Kerjasama dgn Kejaksaan dan BPKP

• Peningkatan kerja sama antar kementerian (Kemendagri, KemenPU, BPP-SPAM)

• Mekanisme pengurusan piutang oleh PUPN

Keuntungan SLA

Bagi debitur:1. Persyaratan mudah

• Tanpa jaminan• Tdk ada dana

pendamping2. Jangka waktu lama dan

tingkat bunga rendah3. Default risk ditanggung

Pemerintah4. Potensi alih teknologi dan

pengetahuan

Bagi pemerintah:Monitoring outcome project oleh berbagai pihak termasuk lender

EVALUASI SLA

Draft Temuan BPK dalam audit kinerja SLA (Des 2013) a.l.:1. Pemerintah belum memiliki

kerangka hukum yang mengatur mengenai tujuan dan lingkup penerusan pinjaman

2. Wewewang BUN dalam rangka manajemen risiko atas penerusan pinjaman belum diatur secara memadai

3. Tidak ada kerangka hukum yang mengatur secara lengkap dan jelas pihak-pihak yang terkait dalam perencanaan dan monev pengelolaan penerusan pinjaman

4

1

2

3

4

Page 5: Perkembangan kebijakan investasi daerah

Kredit Program Skema Subsidi Bunga

MANFAAT SUBSIDI BUNGA

• Bagi Debitur:• Memperoleh akses pembiayaan usaha melalui kredit

perbankan

• Menikmati bunga yang ringan untuk meningkatkankemampuan usaha

• Bagi Pemerintah:• Proses penyaluran kredit dilakukan oleh perbankan

sehingga governancenya terjaga

• Risiko gagal bayar ditanggung oleh perbankansehingga risiko fiskal di sisi pemerintah rendah

• Mendorong terwujudnya financial inclusion (keuangan inklusif)

• Mendorong terwujudnya sasaran pemerintah misalnya ketahanan pangan

• Bagi perbankan:• Memperoleh keuntungan dari dana yang disalurkan

• Menjaga reputasi karena ikut mendukung program pemerintah

JENIS SKEMA

1. KKP-E• Komoditas Tebu• Komoditas Non Tebu

2. KPEN-RP• Komoditas Sawit• Komoditas Karet &

Kakao

3. KPP NAD-NIAS4. KUPS5. S-SRG

STAKEHOLDERS

1. Kement. Teknis• Pertanian• Kelautan & Perikanan• Perdagangan

2. Pemda3. Kemenko Ekon.4. Kemenkeu5. Bank Pelaksana6. Bank Indonesia7. BPKP

SKEMA SUBSIDI BUNGA

Kendala Usulan

MekanismePenyaluran

Bagi debitur:1. Proses rekomendasi dr dinas memerlukan

waktu yg lama dan berbiaya.2. Proses sertifikasi lahan/tanah biayanya mahal

dan prosesnya lama.

Bagi bank:• Kurang menarik bagi bank pelaksana dr sisi tk.

bunga dan risiko kredit• Proses rekomendasi dr dinas tidak dapat

dipastikan waktu penyelesaiannya

Bagi Pemerintah:1. Terjadi overlapping antar skema2. Penetapan tk.bunga oleh Pemerintah (ranah

kebijakan moneter)3. Peran Kementerian Teknis blm maksimal misal

dlm penyiapan calon debitur danpendampingan debitur.

• Mendorong SOP penerbitanrekomendasi.

• Meningkatkan koordinasi antarkementerian, BPN dan Pemda.

• Perlu dikaji skema yg lbh menarik u/ perbankan namun lebih tepat sasaran

• Mendorong SOP penerbitanrekomendasi.

• Simplifikasi skema• Mendudukkan kembali kpd konsepsi

dasar keuangan negara• Peningkatan peran Kement. Teknis

Manajemen Resiko

Bagi debitur:• Debitur tetap menanggung hutang walaupun

terjadi gagal panen

Bagi bank:1. Risiko gagal bayar sektor pertanian tinggi.2. Proses pembayaran subsidi bunga

memerlukan waktu yang lama

Bagi Pemerintah:• Risiko subsidi dibayarkan pada debitur diluar

sasaran kredit program

• Mendorong asuransi pertanian

• Mendorong asuransi pertanian• Mengembangkan aplikasi Sistem

Informasi Kredit Program (SIKP)

• Memasukkan daftar calon debitur ygdirekomendasikan dinas/kementteknis ke dalam SIKP untuk direkon

Monitoring & Evaluasi

Bagi debitur:• Kurangnya pendampingan dr dinas teknis

Bagi bank:• Petugas bank tidak semuanya memahami

monitoring kemajuan usaha debitur

Bagi Pemerintah:• Tidak adanya database debitur dan penyaluran

sebagai data awal monitoring dan evaluasi.• Kementerian Teknis tidak memiliki indikator

pengukuran keberhasilan kredit program.• Tidak ada instansi Pemerintah yang

mengkoordinir implementasi dan evaluasi KP

• Peningkatan peran Kement. Teknis

• Pendampingan monitoring dr kement. Teknis

• Menyusun database debitur kreditprogram melalui SIKP

• Mendorong Kement. Teknis menetapkan output/outcome yg terukur sebagai indikator keberhasilanprogram

5

Page 6: Perkembangan kebijakan investasi daerah

SEKILAS DIT SMI DAN KELOLAAN DANA

Profil Piutang Penerusan Pinjaman(dalam triliun Rp) per 31 Desember 2014

KATEGORI DEBITURJUMLAH

SLA/Debitur HAK TAGIH

PEMERINTAH TOTAL

TUNGGAKAN %NPL

BUMN/PERBANKAN 362/88 64,7 15,4 23.8%

BUMD 385/185 4,8 4.1 85.4%

PEMDA 222/130 1,2 0.6 50.0%

KOPERASI/PROYEK 32/19 0.1 0.1 100.00%

Grand Total 1001/422 70.8 20,2 28.53%

Profil Kredit Program

• Pemberian pinjaman (dana APBN dlm triliun)

SkemaJml

perj/debiturHAK TAGIH

PEMERINTAH TUNGGAKAN %NPL

KUMK 22/22 2.65 - -

• Subsidi Bunga dan Penjaminan (dana perbankan dlm triliun)Skema Jml debitur Realisasi DIPA

SubsidiPenyaluran Outs.

Subsidi Bunga 108rb 1.2 12.2 7.6

Peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui: Perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma dan standar

pemberian bimbingan teknis dan evaluasi

dlm bidang: Pinjaman dan penerusan

pinjaman kpd BUMN, BUMD/Pemda

Dana investasi kpd BIP Kredit program

Tugas Utama

Penguatan Sinergi dengan Kanwil DJPBN

Sebagian dilaksanakan oleh Kanwil

6

Page 7: Perkembangan kebijakan investasi daerah

Evaluasi pelaksanaan tusi Kanwil terkait manajemen investasiNo. Tugas &

Fungsi yang didelegasikan

Evalu-asi

SOP Progress Kendala Solusi

Rekonsiliasikewajiban debituratas pinjamanRDI/PRD

√ ada Jumlah pinjaman yang telah direkonsiliasi Kanwil telah mendekati 100%

Telah menjadi IKU kanwil Telah dianggarkan di DIPA Kanwil

Ketersediaan anggaran di Kanwil msh kurang

Msh kurangnya bimtek perhitungan pinjaman

Pelaksanaan kegiatan hanya 2x setahun

Koordinasi antara Dit. SMI, Kanwil dan Setditjen terkait pendanaan

Penyusunan/penyempurnaan juknis

Peningkatan pelaksanaan bimtek manajemen investasi

Pemanfaatan SIKP u/ perhitungan subsidi bunga

Desain ulang kegiatan bimtek penerusan pinjaman dan kredit program oleh Kanwil

Monitoring pinjamanPemda/BUMD

√ ada Untuk Tahun 2013-2014, yang didelegasikan adalahmonitoring pencapaian target Business plan PDAM yg telahmengikuti restrukturisasi

Seluruh Kanwil yg mndptkan penugasan monev PDAM ditargetkan mengirimkan laporan tgl 10 Oktober 2014

Masih perlu penyempurnaan juknis

Perlu ditingkatkan u/ monev lain spt debt swap dan usulan penjaminan / subsidi bunga PDAM

Monitoring PinjamanBUMN/PT

√ ada Tahun 2012 monitoring pada PT Semen Baturaja danPT.Pertani

Tahun 2013 dilakukan monitoring pada 4 BUMN (PTPN VI, PT.PIM, Perum PPS & PT LEN)

Tahun 2014 monitoring pada 5 BUMN (PTPN VI, PT Mega Eltra, PT Sang Hyang Seri, PT Semen Baturaja, PG Rajawali II) di 4 Kanwil (Jambi, DKI Jkt, Sumsel, Jabar)

Tahun 2015 akan dilakukan monev pasca restruk pada 7 BUMN, mulai Mei 2015 (PTPN I, PTPN VI, PTPN VIII, PT. LEN, PT Semen Baturaja, Perum Perindo, dan PT Mega Eltra)

Dlm rangka percepatan realisasi DIPA Penerusan Pinjaman, tahun ini juga akan diadakan monev masa pembangunan pada proyek-proyek PT. PLN di wilayah Kanwil Sumut, Jabar, DKI Jakarta, NAD, Sumsel, Jateng, Jatim, Kalbar dan Maluku

Blm adanya juknis yg memadai

Verifikasiperhitungansubsidi bungaKredit Program

ada Tahun 2011 melakukan verifikasi tagihan subsidi bunga dariBPD, namun selanjutnya tdk berjalan karena blm adanya perangkat dukungan yang memadai

Saat ini tugas verifikasi subsidi telah dialihkan ke KPPN Investasi dan sedang dikembangkan aplikasi penghitungan subsidi

Blm adanya tools/aplikasi perhitungan subsidi

Blm dilakukan sosialisasi kepada BPD terkait agar menagihkan subsidi melalui Kanwil

Bimbingan teknispenerusanpinjaman dankredit program

ada Tahun 2012, kajian efektifitas KP skema subsidi bunga di 5 Kanwil

Tahun 2013, kajian efektifitas dan hasil dari KUR di 7 Kanwil

Perumusan program/kegiatan msh blm komprehensif dan sistematis

Dasar hukum: PMK 169/2012 dan Perdirjen 8/2011

1

2

3

4

5

7

Page 8: Perkembangan kebijakan investasi daerah

Pendelegasian Sebagian Tusi SMI pada Kanwil DJPBN terkait Pinjaman PDAM

8

• Penyempurnaan tata kerja monev restrukturisasi utang PDAM • Penyempurnaan data kinerja pembayaran kembali (kewajiban rekonsiliasi bagi PDAM

lunas cukup via email atau sarana pengiriman lainnya)• Perlunya web Dit. SMI yang dapat menampilkan informasi terbaru tentang profil PDAM

sebagai panduan bagi Kanwil dalam melaksanakan monev restrukturisasi utang PDAM• Bimtek penerusan pinjaman, restrukturisasi dan kredit program

Action Plan

Monev Restrukturisasi Utang PDAM 2014 oleh 22 Kanwil.

Rekonsiliasi outstanding pinjaman Pemda dan BUMD per 31 Desember 2014 dilaksanakan oleh 33 Kanwil

13 Kanwil tepat waktu 9 Kanwil lainnya terlambat.

31 Kanwil telah melaksanakan rekonsiliasi dengan kehadiran sebesar 100%

2 Kanwil belum menyampaikan laporan pelaksanaan rekonsiliasi (kanwil papua dan maluku)

Page 9: Perkembangan kebijakan investasi daerah

9

1. Penguatan tusi kanwil sebagai pembinaan kepada BUMD dalam rangka peningkatan kinerja manajemenPDAM. Pembinaan tersebut dapat dilakukan dengan membentuk forum komunikasi dengan melibatkanPemda selaku pemilik PDAM, BPKP Perwakilan dan SKPD Teknis terkait kepada seluruh PDAM di wilayahkerja Kanwil masing-masing. (Penilaian PDAM berdasarkan audit kinerja BPKP dan BPPSPAM

2. Pemeringkatan kualitas laporan pendelegasian wewenang yang telah disusun Kanwil (ketepatan waktu,kelengkapan data, kontinuitas dan validitas data)

3. Peningkatan koordinasi antara Kanwil DJPbn dengan Kanwil DJKN dalam rangka monev terhadap 28 PDAMyang pengurusan utangnya telah diserahkan ke PUPN

4. Peningkatan peran kanwil dalam penyampaian informasi ke PDAM dan pihak terkait tentangperkembangan proses penyelesaian restrukturisasi atas permohonan 62 PDAM

5. Bimtek yang akan dilaksanakan oleh Kanwil DJPB sebagai konseling pendampingan dalam hal stake holdermengalami permasalahan terkait penerusan pinjaman, proses restrukturisasi dan kredit program

6. Upaya penyelesaian utang PDAM dengan pelaksanaan opsi pertukaran utang menjadi penyertaan modalpemerintah kepada PDAM (Debt Swap to Equity) yang tidak mampu membayar utang pokok. Kanwil DJPBndapat berperan sebagai perwakilan pemerintah selaku salah satu pemilik modal PDAM (sedang dalamproses kajian)

UMPAN Balik / Tindak Lanjut

Page 10: Perkembangan kebijakan investasi daerah

LATAR BELAKANG TRANSFORMASI KELEMBAGAAN INVESTASI

KEMENTERIAN KEUANGANDIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Overview Fungsi Treasuri

FUNGSI

2

4

3

1

Disbursment and

Receipt (DR)

4 FUNGSIINISIATIF STRATEGIS

Special Mission (SM)

Liquidity

Management (LM)

Accounting and

Reporting (AR)

Berdasarkan KMK No.36/KMK.01/2014

tentang Cetak Biru Program Transformasi

Kelembagaan Kemenkeu Tahun 2014-

2025, DJPB berperan aktif untuk

mendorong 4 dari 7 Fungsi Treasury

Additional developmental tasks taken on by the

Ministry of Finance

Evaluasi Mckinsey:

“Fragmented. Small investment management units

spread across different directorate-generals; no clear

overall vision.”

Tujuan penataan kelembagaan special mission:

Memperluas tujuan, aspirasi dan strategi

perangkat special mission

Menerapkan kepemilikan, tata kelola, pelaporan

dan struktur hukum yang jelas

Menempatkan proses special mission yang tepat

10

Page 11: Perkembangan kebijakan investasi daerah

TERIMA KASIH

11