Perkembangan Elektronik Data

25
2.1. Perkembangan elektronik data keperawatan di Rumah Sakit yang Berkembang di Negara Maju dan di Indonesia Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi merupakan sesuatu hal yang tak bisa dihindari dalam kehidupan ini karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut telah mempengaruhi aktivitas pengelolaan data dan informasi di berbagai bidang masyarakat termasuk bidang keperawatan yang memunculkan istilah baru yaitu informatika keperawatan (ANA, 2008). Perkembangan informatika keperawatan di luar negeri telah berkembang pesat pada seluruh aktivitas keperawatan, baik dalam bidang pelayanan, pendidikan maupun riset keperawatan. Sementara penerapannya dalam sistem dokumentasi akan mempengaruhi kontinuitas perawatan klien dan memungkinkan perawat melakukan perawatan yang lebih aman (Rykkje, 2009). Hasil penelitian Yu (2005) di Quensland, Australia,

Transcript of Perkembangan Elektronik Data

Page 1: Perkembangan Elektronik Data

2.1. Perkembangan elektronik data keperawatan di Rumah Sakit yang Berkembang di

Negara Maju dan di Indonesia

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi merupakan sesuatu hal

yang tak bisa dihindari dalam kehidupan ini karena kemajuan teknologi akan

berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan

untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, memberikan banyak

kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut telah mempengaruhi

aktivitas pengelolaan data dan informasi di berbagai bidang masyarakat termasuk

bidang keperawatan yang memunculkan istilah baru yaitu informatika

keperawatan (ANA, 2008).

Perkembangan informatika keperawatan di luar negeri telah berkembang

pesat pada seluruh aktivitas keperawatan, baik dalam bidang pelayanan,

pendidikan maupun riset keperawatan. Sementara penerapannya dalam sistem

dokumentasi akan mempengaruhi kontinuitas perawatan klien dan

memungkinkan perawat melakukan perawatan yang lebih aman (Rykkje, 2009).

Hasil penelitian Yu (2005) di Quensland, Australia, menunjukkan adanya

perbaikan dalam hal waktu yang diperlukan dalam pendokumentasian,

keterbacaan data dan kemudahan akses pada dokumentasi yang dilakukan

dengan berbasis teknologi informasi atau sistem komputerisasi bila dibandingkan

dengan pendokumentasian dengan sistem kertas (paper based). Hal ini sejalan

dengan penelitian Lee (2006) yang menyatakan bahwa pendokumentasian

berbasis teknologi informasi memungkinkan perawat menggunakannya sebagai

sarana belajar dan memahami pentingnya mendokumentasikan proses perawatan

pasien mereka serta menghemat waktu dalam menyusun rencana perawatan.

Namun, di Indonesia perkembangan informatika keperawatan

berkembang lamban. Umumnya rumah sakit di Indonesia belum memanfaatkan

Teknologi Informatika secara optimal. Kalaupun memang ada, TI digunakan

Page 2: Perkembangan Elektronik Data

hanya sebatas pada kanal administratif, tidak sekaligus untuk mendukung

sepenuhnya kepentingan medis. Sebagian besar rumah sakit di Indonesia

umumnya masih memakai pola manajemen informasi yang masih konvensional,

yaitu dengan secarik atau berlembar-lembar kertas untuk berbagai kebutuhannya.

Bisa dikatakan, layanan e-prescription atau resep elektronik yang sudah tidak

lagi membutuhkan kertas masih sangat jarang dijumpai di rumah sakit di

Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus memanfaatkan teknologi

informasi keperawatan dengan baik agar dapat memajukan dunia keperawatan.

Salah satu cara memanfaatkannya adalah dengan menggunakan teknologi dalam

dokumentasi keperawatan.

Penggunaan teknologi informasi dalam dokumentasi keperawatan

merupakan cara baru untuk merekam, memberikan dan menerima informasi

klien. Hal ini memberikan tantangan bagi perawat, terutama berkaitan dengan

kerahasiaan dan keamanan informasi klien sehingga perawat perlu didukung

dengan kebijakan dan pedoman yang jelas. Pengembangan dokumentasi dengan

dukungan teknologi informasi dan sistem komputerisasi harus tetap

memperhatikan prinsip-prinsip dokumentasi, akses, penyimpanan, pengambilan

dan pengiriman informasi seperti yang berlaku dalam sistem pendokumentasian

yang berbasis kertas (document paper) (CRNBC, 2007). Berdasarkan hal

tersebut dapat diketahui bahwa dokumentasi keperawatan dan dokumentasi

terkomputerisasi merupakan bagian dari elektronik data yang berkembang di

bidang keperawatan.

2.1.1 Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang

dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang

berwenang (Potter Perry, 2005). Catatan kesehatan klien dapat berupa

kertas dokumen atau dokumen elektronik, seperti rekam medis elektronik,

faks, e-mail, kaset audio atau kaset video dan gambar (CRNBC, 2007).

Proses mendokumentasikan perawatan klien telah dilakukan sejak jaman

Page 3: Perkembangan Elektronik Data

Florence Nightingale yang menulis tentang pentingnya komunikasi di

antara pemberi layanan keperawatan dan merupakan pelopor dalam

pengembangan format yang digunakan dalam memfasilitasi proses

komunikasi tersebut. Meskipun bentuk pendokumentasian keperawatan

telah berkembang dari waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan

perubahan dalam perawatan kesehatan, namun perubahan yang terjadi tidak

membawa pengaruh besar dalam proses dokumentasi hingga

diperkenalkannya komputer dalam kesehatan di akhir abad 20 (Turpin,

2005).

Berdasarkan hal di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan

pendokumentasian adalah untuk memfasilitasi proses komunikasi di antara

tim kesehatan. Melalui dokumentasi, perawat dapat berkomunikasi dengan

perawat lain dan tim kesehatan tentang penilaian terhadap status klien,

intervensi keperawatan yang dilakukan dan hasil dari intervensi (WHO,

1996). Selain itu, dokumentasi keperawatan juga dapat meningkatkan

kualitas keperawatan serta membantu perawat dalam memberikan

perawatan secara optimal dan berkelanjutan dengan cara memandu perawat

untuk dapat menulis dokumentasi dengan benar (Gregory et al, 2008).

Sebelumnya telah ada penggunaan teknologi informasi yang disiapkan

bagi mahasiswa perawat untuk menyimpan data dengan menggunakan

perangkat mobile. Perangkat ini digunakan untuk menilai fisik pasien,

kemudian mentransfer penilaian tersebut pada aplikasi desktop. Dibuatnya

versi 1.0 sistem, dapat digunakan untuk menyajikan gambar atau sketsa

seorang pria telentang dalam lingkaran. Pemilihan menu memungkinkan

pengguna untuk memilih sistem fisiologis yang relevan dengan bagian-

tubuh yang dipilih. Pengguna ini kemudian dimaksudkan untuk

menggunakan sistem Palm “Sync-Manager” untuk mentransfer data fisik

penilaian-set ke desktop, untuk dilihat dan secara opsional diedit

menggunakan versi desktop Nursing Information System. Sebuah “saluran”

Page 4: Perkembangan Elektronik Data

custom-dikembangkan mengelola transfer ini, dengan cara file-format-

spesifik NIS. (Larry LeFever, 2003).

2.1.1.1 Dokumentasi Keperawatan dengan Kode (Coded Nursing

Documentation/CND)

Adalah dokumentasi menggunakan sistem komputer dimana

catatan keperawatan yang terlihat hanya kode saja. Kode sendiri

berdasarkan standar asuhan keperawatan yang telah dirumuskan.

Virginia, dkk (2008) pengembangan dokumentasi yang dilakukan

berupa dokumentasi keperawatan dengan sistem pengkodean.

Pengkodean dilakukan dengan memasukkan data pasien ke

komputer, pada akhirnya akan terlihat data dokumentasi hanya

berupa kode secara lengkap menguraikan mulai dari penyakit

hingga evaluasi yang akan dicapai oleh pasien tersebut. Sistem

pengkodean ini, tidak menuntut perawat untuk melakukan

aktivitas menulis lebih banyak.

2.1.1.2 Clinical Care Clasification (CCC)

Adalah sebuah standar terminologi keperawatan yang terdiri dari

atom (data) konsep, masing-masing mempunyai kode yang unik

dan definisi, sehingga memungkinkan untuk kode dokumentasi

keperawatan serta proses rencana perawatan elektronik. Model

Sistem CCC menggambarkan dokumentasi perawatan pasien oleh

perawat dan semua penyedia layanan kesehatan dalam pengaturan

perawatan kesehatan sebagai interaktif, saling berkaitan, dan proses

umpan balik yang terus-menerus. Model Sistem CCC

mengilustrasikan hubungan antara CCC of Nursing diagnosis dan

hasil dan CCC Keperawatan dan Intervensi.

Page 5: Perkembangan Elektronik Data

Clinical Care Clasification (CCC) Sistem akan menyediakan

kerangka kerja standar untuk mengklasifikasi nursing diagnosis,

nursing interventions, dan hasil keperawatan untuk kode

dokumentasi keperawatan. Komponen meliputi: 1) Aktivitas, 2)

Usus/lambung, 3) Jantung, 4) kognitif, 5) Koping, 6) Volume

cairan, 7) Kesehatan Perilaku, 8) Siklus kehidupan, 9) Obat-obatan,

10) Metabolik, 11) Gizi, 12) Keseimbangan psikis, 13) Pernafasan,

14) Peranan hubungan, 15) Keselamatan, 16) Perawatan Diri, 17)

Konsep Diri, 18) Sensorik, 19) Kulit Integritas, 20) Perfusi

Jaringan, dan 21) Fungsi Eliminasi.

2.1.1.3 Proses pengembangan Dokumentasi Keperawatan dengan Kode

Dokumentasi keperawatan dengan kode menggunakan sistem

terminologi keperawatan yang meliputi perencanaan, analisis,

desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Berbagai hal

yang perlu disediakan:

1. Alat

Perlengkapan yang disiapkan adalah Sistem Informasi

Kesehatan Elektronik, Electronic Health Record, Electronic

Medical Record, Electronic Patient Record, Sistem Informasi

klinis, Order Entry Provider Computerized System.

2. SDM

Perawat, Providers, Consulting Providers, Allied Health

Professionals

Tahapan yang perlu dilaksanakan dalam aplikasi dokumentasi :

1. Perencanaan

Inti dari perencanaan adalah bagaimana produk akhir akan terlihat dan

bagaimana Kode Dokumentasi Keperawatan (CND) akan disajikan dan

digunakan, kegiatannya meliputi :

Page 6: Perkembangan Elektronik Data

a. Menentukan ruang lingkup dan desain

b. Memperoleh dukungan administrasi

c. Identifikasi format untuk CND menggunakan beberapa pendekatan

yang mungkin yaitu standar, individual dan interaktif.

2. Analisis

Analisis terhadap proses dokumentasi keperawatan yang ada dan

menentukan perubahan dan konfigurasi meliputi:

a. Analisis dokumentasi keperawatan yang ada

b. Lacak alur kerja perawat dalam perawatan

c. Tentukan apa yang konten perlu dikumpulkan

d. Tentukan apa yang laporan yang diperlukan

3. Desain

Informasi yang dianalisa digunakan untuk merancang prototipe yang

berfokus pada mengkonfigurasi aplikasi CND.

a. Desain model mengikuti enam langkah dari proses keperawatan

b. Tentukan spesifikasi dan lingkup fungsional

c. Tentukan tingkat kekhususan  

4. Pelaksanaan

Fase ini menunjukkan CND sebagai aplikasi catatan elektronik juga

sebaiknya:

a. Menyediakan teknisi, profesional dan dukungan pelatihan

b. Menetapkan pemeliharaan dan memperbarui prosedur.

5. Evaluasi

Evaluasi dan fase terakhir adalah CND dianalisis untuk memastikan

bahwa CND memuat enam set kode yang berfungsi seperti yang

direncanakan dan dikonfigurasi. Tahap evaluasi terdiri dari:

a. Ujilah kegunaan aplikasi

b. Ujilah keumuman laporan

c. Ujilah kembali penggunaan dan aplikasi penelitian

d. Ujilah kepuasan pengguna

Page 7: Perkembangan Elektronik Data

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan

dokumentasi keperawatan dengan berbasis teknologi informasi sebagai

catatan elektronik adalah (CRNBC, 2007):

1. Catatan kesehatan elektronik klien adalah kumpulan informasi kesehatan

pribadi satu individu yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan

dan disimpan secara elektronik di bawah pengamanan ketat.

2. Dokumentasi dalam catatan keperawatan elektronik harus komprehensif,

akurat, tepat waktu, dan jelas mengidentifikasi pemberi perawatan

3. Entri data dilakukan oleh orang yang melaksanakan perawatan dan

bukan oleh staf yang lain.

4. Masukan data yang dibuat dan disimpan dalam catatan keperawatan

elektronik dianggap sebagai bagian permanen dari rekaman dan tidak

dapat dihapus. Jika diperlukan koreksi setelah data dimasukkan dan

telah disimpan, maka kebijakan lembaga memberikan arahan tentang

bagaimana hal ini harus dilakukan.

Lembaga yang menggunakan dokumentasi elektronik harus memiliki

kebijakan untuk mendukung penggunaannya, termasuk kebijakan untuk:

mengoreksi apabila terjadi kesalahan dalam dokumentasi atau jika

terlambat memasukkan data; mencegah penghapusan informasi;

mengidentifikasi perubahan dan update catatan; melindungi kerahasiaan

informasi klien; menjaga keamanan dari sistem (password, perlindungan

virus, enkripsi, firewall); pelacakan akses tidak sah ke informasi klien;

proses untuk mendokumentasikan di instansi menggunakan campuran

metode elektronik dan kertas; back-up klien informasi; dan sarana

dokumentasi dalam hal kegagalan sistem (CRNBC, 2007).

Selain hal tersebut diatas rumah sakit harus memiliki kebijakan yang

mengatur lama waktu suatu dokumentasi kesehatan klien harus disimpan.

Dokumen klien yang disimpan di rumah sakit dapat dianggap sebagai

Page 8: Perkembangan Elektronik Data

catatan primer, sekunder atau sementara. Pedoman penyimpanan dokumen

klien antara lain:

1. Catatan yang berisi referensi darah atau produk darah harus

dipertahankan selama-lamanya. Dengan kata lain, catatan tersebut harus

disimpan selamanya.

2. Catatan primer klien misalnya, catatan dokter, catatan keperawatan,

konsultasi, resume, dan pemberitahuan kematian disimpan selama 10

tahun

3. Sekunder dokumen misalnya hasil pemeriksaan diagnostik, catatan

pengobatan disimpan selama enam tahun

4. Catatan sementara misalnya laporan diet, bagan grafik disimpan selama

satu tahun

Pedoman yang dapat digunakan oleh perawat dalam menggunakan

dokumentasi elektronik adalah sebagai berikut:

1. Tidak pernah mengungkapkan atau mengizinkan orang lain

menggunakan nomor identifikasi pribadi (password) dan

menginformasikan kepada atasan langsung jika ada kecurigaan bahwa

kode identifikasi sedang digunakan oleh orang lain

2. Mengubah password pada interval yang sering dan teratur (sesuai

kebijakan lembaga)

3. Memilih password yang tidak mudah diuraikan dan melakukan log off

bila tidak menggunakan sistem atau ketika meninggalkan sistem.

4. Menjaga kerahasiaan semua informasi, termasuk semua salinan cetak

dari informasi dan melindungi informasi klien yang ditampilkan pada

monitor misalnya dengan penggunaan screen saver, mengatur lokasi

monitor, dan menggunakan privasi layar

5. Menggunakan sistem hanya pada layanan akses yang aman untuk

membuka ke informasi klien

Page 9: Perkembangan Elektronik Data

6. Melakukan akses hanya pada informasi klien yang diperlukan untuk

memberikan pelayanan keperawatan pada klien tersebut.

7. Mengakses informasi klien untuk tujuan selain memberikan asuhan

keperawatan merupakan pelanggaran kerahasiaan.

2.1.2. Dokumentasi Keperawatan Terkomputerisasi

Computerized nursing documentation adalah suatu modul keperawatan

yang dikombinasikan dengan sistem komputer rumah sakit ke staf

perawat. Dengan sistem yang terkomputerisasi ini perawat dapat

melakukan akses ke laboratorium radiologi, fisioterapi, dan disiplin yang

lain, seperti ahli gizi, fisioterapis dan occupational therapies.

Pendokumentasian keperawatan merupakan hal penting yang dapat

menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan (Kozier,E, 2008).

Pemikiran tentang dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi

dibuat dalam rangka memudahkan dan mempercepat pendokumentasian

asuhan keperawatan yang dibuat. Dengan sistem ini perawat lebih dapat

menghemat waktu dan perawat akan lebih sering berada di samping

pasien. Dengan dokumentasi yang terkomputerisasi ini pencatatan dapat

dilakukan akurat dan lengkap. Suatu studi diselenggarakan di University

medical center Heidelberg selama 18 bulan. Hasil dari studi menunjukkan

adanya suatu peningkatan yang penting tentang kuantitas dan kualitas

dokumentasi. Aspek positif meliputi kelengkapan dari dokumentasi

keperawatan, aspek yang formal dan peningkatan kualitas hubungan antar

perawat. Aspek yang negatif adalah berkaitan dengan kontens dari rencana

keperawatan (Kozier,E, 2008).

Pendokumentasian asuhan keperawatan saat ini masih banyak

dilakukan secara manual. Hal ini dapat menimbulkan efek negatif yang

cukup tinggi. Maka dari itulah pendokumentasian asuhan keperawatan

Page 10: Perkembangan Elektronik Data

perlu diterapkan di Indonesia. Beberapa fungsi dari pendokumentasian

terkomputerisasi, yaitu:

1. Bukti hukum

Pendomukentasian askep secara manual sangat berisiko. Hal ini

dikarenakan apabila terjadi kasus hukum, tulisan tangan sangat sulit

dipertanggungjawabkan. Dengan adanya dokumentasi asuhan

keperawatan yang berbasis teknologi dan terkomputerisasi bisa

menjadi bukti hukum yang konkret dan terpercaya. Jika terjadi

masalah hukum penanganannya bisa lebih cepat karena adanya

undang-undang teknologi informasi yang ada dan jelas mengaturnya.

2. Meningkatkan standar pelayanan dan jaminan mutu perawat

Dokumentasi asuhan keperawatan terkomputerisasi menjadikan proses

pencatatan data klien dan asuhan keperawatan yang diberikan menjadi

lebih efisien dan aman. Pendokumentasian yang efektif dapat

mencerminkan meningkatnya standar mutu pelayanan dan mutu

perawat. Jika dibandingkan dengan dengan dokumentasi secara

manual yang membutuhkan waktu lama dan sangat tidak efektif.

Karena dengan penggunaan waktu yang lama dalam

pendokumentasian sehingga bisa saja standar pelayanan keperawatan

dan jaminan mutu terbengkalai.

3. Sarana komunikasi

Lengkapnya data yang dibuat dalam dokumentasi asuhan

keperawatan sehingga sarana komunikasi perawat, klien, keluarga dan

staf kesehatan lainnya bisa menjadi jelas. Hal ini dikarenakan dengan

data terkomputerisasi maka pencarian data menjadi lebih mudah dan

efisien. Ketika data tersebut dibutuhkan, maka bisa langsung dengan

cepat diakses sehingga komunikasi menjadi lancar.

4. Mencatat administrasi

Page 11: Perkembangan Elektronik Data

Kualitas pendokumentasian keperawatan dapat dilihat dari

kelengkapan dan keakuratan menuliskan proses asuhan keperawatan

yang diberikan kepada pasien. Data asuhan keperawatan klien selain

digunakan sebagai riwayat keperawatan tapi juga bisa digunakan

sebagai catatan administrasi. Catatan askep yang diberikan dapat

mencerminkan data administrasi yang ada.

5. Memberikan pendidikan dan sumber penelitian

Catatan pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah

dibuat oleh perawat dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran

dan penelitian bagi perawatnya sendiri maupun mahasiswa kesehatan

lainnya. Karena perawat tersebut dapat melakukan evaluasi terhadap

asuhan keperawatan yang telah diberikan selama ini.

6. Bahan akreditasi rumah sakit

Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang

dilaksanakan pada suatu rumahsakit, seperti pendokumentasian

manual atau terkomputerisasi dapat menjadi ukuran akreditasi suatu

rumah sakit.

2.1.3 Bentuk-bentuk Dokumentasi Data

2.1.3.1 Smart Card

Smart card merupakan salah satu pengembangan sistem

informasi kesehatan yang telah dikembangkan di negara-negara

maju seperti negara-negara di Eropa. Smart card, seperti artinya

yaitu sebuah kartu cerdas yang di pegang oleh klien dan tenaga

kesehatan untuk dapat mengakses dengan mudah data kesehatan

klien secara akurat. Pelayanan kesehatan yang bervisi maju serta

mengedepankan kenyamanan, dilakukan pengembangan “Aplikasi

Pelayanan Kesehatan” dengan berbasis pada smart card. Sistem

Page 12: Perkembangan Elektronik Data

Aplikasi yang dikembangkan ini diproyeksikan untuk

mendayagunakan penggunaan smart card dalam manajemen sumber

daya di sebuah unit pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit atau

Klinik baik yang berdiri sendiri atau yang berada di dalam suatu

institusi, serta untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat, tepat

dan berfungsi tinggi, yang membuat suasana suatu unit pelayanan

kesehatan lebih maju dan terkontrol dalam sistem informasi yang

memadai (Sarinanto, dkk, 2002).

2.1.3.2 Mobile Nursing Information System (MNIS)

Mobile Nursing Information System diproduksi paling terintegrasi

dengan komputer dan jaringan komunikasi. Sistem ini menawarkan

portabilitas perawat dan akses mobile ketika informasi yang

dibutuhkan. Komputer portabel komputer laptop, komputer tablet,

atau personal digital assistant (PDA) Wireless komunikasi dan

jaringan memungkinkan komputer mobile untuk mengakses data

dalam sistem informasi rumah sakit (HIS) online tanpa kabel.

populer komunikasi nirkabel semut jaringan termasuk GSM,

jaringan area lokal nirkabel (WLAN) dan bluetooth, WLAN cocok

untuk digunakan dalam keperawatan.

Definisi PDA (Personal Digital Assistants) adalah sebuah alat

komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang

didesain sebagai organizer individu, namun terus berkembang

sepanjang masa (Koeniger-Donohue, 2008). Pada aplikasi klinis

yang sudah digunakan adalah referensi tentang obat. PDA dengan

mudah dapat menariknya keluar ketika butuh pengingat cepat

tindakan obat, intervensi, diagnosis. PDA semacam ini

memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang bar

Page 13: Perkembangan Elektronik Data

code/gelang data pasien guna mengakses rekam medis mereka,

seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain

(Joan, Dionne, & Jia Joyce, 2006)

2.1.3.3 Nursing Home Clinical System

Sistem OneTouch teknologi sebelumnya tidak tersedia untuk

perawatan di rumah dan merupakan pergeseran dari manual kertas

pena ke metode digital. Pengumpulan data baru ini memiliki efek

positif pada kualitas pribadi perawatan dengan meningkatkan

deteksi masalah penduduk melalui alert otomatis. Bukti efek positif

dari otomatisasi ditemukan dalam praktek kritis menggunakan

tanda untuk meningkatkan evaluasi pasien yang spesifik dan

keputusan klinis. OneTouch mengintegrasikan teknologi khusus

yang digunakan untuk melacak secara elektronik perawatan di

rumah, PDA di samping tempat tidur untuk data perawatan masuk,

dan teknologi wieless melalui perangkat lunak untuk mendukung

CDSS (clinical decission suport system).

Modul Bed side ini dirancang untuk menyediakan

kelengkapan, dokumentasi yang diverifikasi dan interaktivitas dari

item tertentu dalam catatan klinis. Pengguna nursing home clinical

system sebelumnya menunjukkan bahwa jenis sistem dokumentasi

bed-side ini memberikan manfaat penyedia perawatan kesehatan.

Mereka bisa melihat banyak hal tentang perawatan pada penduduk

secara bersamaan dari beberapa daerah di fasilitas dan kemudian

melacak informasi pelayanan penduduk yang nantinya

dikembalkani ke penyedia layanan tersebut. Informasi yang

disediakan termasuk hal-hal penting seperti tanda tanda klinis,

pesan antara perawat, item rencana perawatan, perintah aktif dari

dokter,dan perawatan.

Page 14: Perkembangan Elektronik Data

2.1.3.4 Rekam Medis Elektronik (Electronical Medical Record)

Modul ini berguna untuk menangani data riwayat medis

pasien, seperti misalnya Riwayat Klinis, Resume, dan Ringkasan

Masuk / Keluar. Format datanya sudah distandarisasi sedemikian

rupa sehingga dapat membantu menghasilkan laporan Departemen

Kesehatan.

2.1.3.5 Billing System

Modul ini dipergunakan untuk menangani pencatatan biaya

pelayanan (tindakan & obat) dan pembayarannya, baik untuk pasien

rawat inap maupun rawat jalan. Mulai dari registrasi (pendaftaran),

biaya-biaya yang timbul selama perawatan untuk pasien rawat inap,

biaya tindakan tambahan untuk pasien rawat jalan, sampai terakhir

pada pembayaran. Billing untuk layanan penunjang medis seperti

Radiologi, Laboratorium serta Rehab Medik juga termasuk di

dalam modul ini.

Page 15: Perkembangan Elektronik Data

American Nurses Association. (2008). Nursing informatics: Scope and standards of practice. Silver Springs: American Nurses Association.

Budiyati. (2010). Pelaksanaan rekam medis elektronik (EMR): Bagaimana penyedia layanan kesehatan mengelola tantangan menuju perubahan sistem digital. Diambil dari: http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/TUGAS%20SIM%20Budi.pdf

CRNBC. (2007). Nursing Documentation. https://www.crnbc.ca/downloads/151.pdfGregory,et al (2008). Documentation in Practice. Journal of Nursing Management.

Edition 4.Volume 17.

Kozier, Erb. Berman & Snyder. (2008). Fundamental of Nursing: Concepts, process,

and practice.7thEdition. New Jersey : Pearson Education. Inc.

Larry LeFever (2003). Reengineering a Mobile Nursing Information System.

http://proquest.umi.com/pqdweb?

RQT=511&sid=1&restriction=4&TS=1288863445

Lee, T. (2005). Nurses’ perceptions of their documentation experiences in a computerized nursing care planning system. http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer

Potter (2005). Fundamentals Of Nursing: Concepts Process And Practice. California: Addison Wesley.

Rykkje, L. (2009) . Implementing Electronic Patient Record and VIPS in medical hospital wards: Evaluating change in quantity and quality of nursing documentation by using the audit instrument Cat-ch-Ing http://content.ebscohost.com/pdf23_24/pdf/2009/Z06/01Jun09/43375690.pdf?T=P&P=AN&K=2010357929&S=R&D=rzh&EbscoContent=dGJyMMTo50SeqLc4zdnyOLCmr0ieprBSsa64TLeWxWXS&ContentCustomer=dGJyMPGnrkqurrJJuePfgeyx4YHs1%2BaE

Turpin. (2005). Transitioning From Paper to Computerized Documentation. Gastroenterology Nursing. Volume 28. http://journal.lww.com/gastroenterologynursing.

WHO. (1996). The Nursing Process and Documentation. http://whqlibdoc.who.int/hq/1996/EUR_ICP_DLVR02_96_1-4.pdf

Page 16: Perkembangan Elektronik Data

Yu, P. (2006). Electronic Versus Paper-Based Nursing Documentation Systems: The Caregivers Weigh In. JAGS VOL. 54 (10) http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=5&hid=9&sid=f621f766-0ac2-4b4d-a756-7d290644cd66%40sessionmgr13.