PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global...

132
PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL TRIWULAN I 2002 Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas Artikel Perkembangan Ekonomi Dunia Perkembangan Kerja Sama Internasional DIREKTORAT RISET EKONOMI DAN KEBIJAKAN MONETER BANK INDONESIA

Transcript of PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global...

Page 1: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGANDAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

TRIWULAN I 2002

P a s a r K e u a n g a n d a nP a s a r K o m o d i t a s

Artikel

Perkembangan EkonomiDunia

P e r k e m b a n g a n K e r j aS a m a I n t e r n a s i o n a l

DIREKTORAT RISET EKONOMI DAN KEBIJAKAN MONETER

BANK INDONESIA

Page 2: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

�������������������� ����

�������������������������

���� ��������

������������� � ����������������������� ���

������ ������������ � ����������������� �����

�������������

����������� ������ ��� �

����� ������� ���� � � � � � � � � � � � �

����������� ������ � � � � � � � � � � � � � � �

� � � �� �

Page 3: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��

Tulisan dalam Tinjauan Triwulanan Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama

Internasional ini bersumber dari berbagai publikasi dan pendapat pribadi para

penulis dan bukan merupakan pendapat dan kebijakan Bank Indonesia.

Pengutipan diizinkan dengan menyebutkan sumbernya.

Redaksi sangat mengharapkan komentar, saran, dan kritik demi perbaikan terbitan ini.

Redaksi juga mengharapkan sumbangan artikel, karangan, atau

laporan untuk dapat dimuat dalam terbitan ini.

Alamat Redaksi:

Bagian Studi Ekonomi dan Lembaga Internasional

Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Bank Indonesia

Gedung B, Lantai 20

Jalan M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10110

Telepon: (021) 381-8227, 381-7335, 381-8250 ; Faksimili: (021) 345-2917;

E-mail: [email protected]

Page 4: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��������������

Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan

yang ditandai oleh membaiknya kondisi dua kekuatan ekonomi dunia yaitu ekonomi Amerika

Serikat dan negara-negara Euro. Kombinasi antara kebijakan moneter dan fiskal yang sangat

ekspansif serta rendahnya harga minyak dunia sepanjang tahun 2001 telah memberikan stimulus

terhadap bangkitnya ekonomi Amerika Serikat. Sementara itu, bangkitnya kembali perekonomian

Amerika Serikat telah membantu pulihnya kondisi ekonomi Euro antara lain melalui pangsa

ekspor Euro di Amerika Serikat. Sementara itu, ditengah membaiknya kinerja ekonomi di Amerika

Serikat dan Euro, kondisi ekonomi Jepang masih dihadapkan ketidakpastian menyusul kontraksi

yang terjadi pada tiga triwulan terakhir tahun 2001. Kendati perekonomian Jepang pada tahun

2001 masih tumbuh positif sebesar 0,4%, namun kontraksi yang mulai terjadi sejak triwulan II

2001 terus meningkat hingga triwulan IV 2001 dan diperkirakan akan terus berlangsung hingga

triwulan I 2002.

Sejalan dengan membaiknya ekonomi Amerika Serikat dan Euro, perekonomian negara-

negara di Asia dan Amerika Latin juga memperlihatkan kondisi yang semakin membaik, kecuali

Argentina. Di negara-negara Asia terutama yang terkena imbas oleh melemahnya perekonomian

global, indikasi pemulihan semakin terlihat terutama pada sektor industri elektronik yang

mengalami “rebound”, yang ditunjang oleh kebijakan moneter dan fiskal yang longgar. Sementara

itu, perekonomian di negara-negara Amerika Latin, khususnya Meksiko, Brazil dan Chili juga

menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang disebabkan oleh meningkatnya ekspor negara

tersebut ke Amerika Serikat selama dua bulan pertama tahun 2002. Dapat ditambahkan bahwa

sebagian besar ekspor Meksiko, Brazil dan Chile ditujukan ke Amerika Serikat. Berbeda dengan

negara-negara Amerika Latin lainnya, kontraksi yang terjadi di Argentina pada triwulan IV 2001

diperkirakan akan terus berlanjut hingga triwulan I 2002. Perubahan kepemimpinan yang terjadi

pada bulan Januari 2002 yang mendevaluasi mata uang peso sebesar 29% dan mengakhiri

sistem Currency Board System (CBS) telah menimbulkan ketidakpastian terhadap per-

ekonomian Argentina.

Selanjutnya Bab II akan membahas dampak perkembangan ekonomi dan kebijakan

ekonomi terhadap pasar uang, pasar valuta asing, pasar saham dan pasar obligasi. Selain itu,

Page 5: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��

Bab II juga mengulas perkembangan harga komoditas internasional terutama minyak dan emas.

Mulai pulihnya perekonomian dunia yang ditopang oleh kebijakan moneter dan fiskal yang

ekspansif yang diterapkan sebelumnya di berbagai negara telah menyebabkan stance kebijakan

moneter dan fiskal di berbagai negara bergeser dari longgar menjadi lebih netral. Namun,

pelaku pasar ternyata memberikan reaksi yang berlainan di berbagai negara terhadap

pergeseran stance kebijakan tersebut.

Dalam Bab III, dibahas hasil sidang pada berbagai lembaga dan fora regional dan

internasional. Sepanjang triwulan I 2002, Indonesia telah menghadiri berbagai forum

internasional mengenai kerja sama ekonomi, moneter, dan keuangan internasional; kerja sama

pembangunan ekonomi regional/internasional; dan integrasi perekonomian dan perdagangan

internasional. Kerja sama ekonomi, moneter, dan keuangan internasional dalam periode tersebut

telah dibahas dalam forum SEACEN dan EMEAP. Kerja sama pembangunan ekonomi regional/

internasional dibahas dalam Konferensi Financing for Development. Sementara integrasi

perekonomian dan perdagangan internasional dibahas dalam forum APEC Economic Committee

dan G-15 Expert Group.

Bab terakhir (Bab IV) menyajikan beberapa artikel yang berjudul Fostering Sustained

Growth, Melemahnya Yen Serta Dampaknya Terhadap Ekonomi Asia, dan Tinjauan Umum

Dampak “the New Basel Accord” Terhadap Perekonomian.

Dalam kesempatan ini tim penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak khususnya rekan-rekan di Bagian Studi Ekonomi dan Lembaga Internasional, Direktorat

Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter-Bank Indonesia, mahasiswi dari Universitas Sam

Ratulangi Menado, Sdri. Christine Henny Lydia Pepah dan Sdri. Indira Maya Kader, dan

Direktorat Luar Negeri serta satuan kerja lain yang telah membantu dan berperan serta dalam

penyusunan laporan PEKKI triwulan I 2002.

Tim Penyusun

Page 6: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � �

�����������

Lesunya perekonomian dunia yang terjadi sejak pertengahan tahun 2000 mulai

menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Perkembangan ini ditandai dengan mulai membaiknya

kondisi dua kekuatan ekonomi dunia yaitu ekonomi Amerika Serikat dan negara-negara Euro.

Sejalan dengan membaiknya ekonomi Amerika Serikat, perekonomian negara-negara Amerika

Latin kecuali Argentina dan beberapa negara Asia juga semakin memperlihatkan kondisi yang

membaik. Sinyal membaiknya perekonomian dunia juga ditandai oleh menguatnya kembali

harga saham dan komoditas dalam skala global. Sementara itu, di tengah membaiknya kinerja

ekonomi di berbagai kawasan, kondisi ekonomi Jepang masih dihadapkan ketidakpastian

menyusul kontraksi ekonomi yang terjadi pada triwulan IV 2001. Mulai terlihatnya indikasi

pemulihan ekonomi dunia pada triwulan laporan terutama merupakan dampak positif dari

ditempuhnya kebijakan moneter dan fiskal yang sangat ekspansif di berbagai kawasan terutama

di Amerika Serikat dan beberapa negara industri baru di Asia. Ruang gerak bagi ekspansi

kebijakan makroekonomi tersebut semakin terbuka karena beberapa indikator memperlihatkan

kondisi yang kondusif seperti, inflasi yang rendah, posisi fiskal yang kuat, serta berkurangnya

tingkat kerentanan (vulnerability). Kondisi tersebut telah memungkinkan otoritas moneter dan

fiskal melakukan respon terhadap situasi yang sangat sulit khususnya paska tragedi 11

September 2001.

Pada tahun 2001, perekonomian dunia tumbuh sebesar 2,5%, dimana negara-negara

maju sebagai penyumbang utama mengalami pertumbuhan sebesar 1,1%. Sementara itu,

negara-negara berkembang mengalami pertumbuhan sebesar 4,0%. Selanjutnya, pada tahun

2002 perekonomian dunia diperkirakan akan terus membaik dengan tumbuh sekitar 2,7%. Dalam

hal ini, negara-negara industri maju diperkirakan akan tumbuh sekitar 1,4%, sementara negara-

negara berkembang diperkirakan akan tumbuh sekitar 4,3%. Di negara-negara industri maju,

kebijakan moneter dan fiskal diperkirakan masih akan diarahkan guna mempertahankan

kesinambungan pemulihan ekonomi.

������������������ ����

Page 7: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ��

Kendati mulai mem-

perlihatkan perbaikan, po-

tensi risiko (downside risk)

yang dihadapi perekonomian

dunia masih tetap perlu

diwaspadai1. Pertama, ma-

sih terjadinya ketimpangan

(economic imbalance) dalam

perekonomian global yang

terutama ditandai dengan

masih tingginya defisit tran-

saksi berjalan dan rendahnya

saving rate di Amerika

Serikat, nilai tukar US dollar

yang overvalue dan nilai

tukar euro yang undervalue,

serta tingginya tingkat utang

rumah tangga dan korporasi

di sejumlah negara. Dengan

mulai pulihnya ekonomi

Amerika Serikat, kondisi

ketimpangan tersebut dalam jangka pendek diperkirakan akan semakin melebar. Oleh karena

itu, diperlukan berbagai langkah struktural dan kerjasama internasional guna mengatasi ketim-

pangan tersebut sehingga dapat mempertahankan kesinambungan pemulihan ekonomi global.

Kedua, menyusul terjadinya “rebound” sejak akhir tahun 2001, harga saham secara global

memperlihatkan kembali gejala ke arah “overpricing” atau dihargai terlalu tinggi sebagai akibat

terjadinya ekspektasi yang berlebihan terhadap kemungkinan peningkatan laba yang diraih

perusahaan-perusahaan di sejumlah negara. Apabila realisasi perolehan laba perusahaan-

perusahaan tersebut mengecewakan, maka sangat besar kemungkinan terjadi kemerosotan

kepercayaan di pasar keuangan yang sangat tajam, yang pada gilirannya akan kembali

menimbulkan negative wealth effect secara mendadak. Hal ini karena di negara-negara industri,

harga asset khususnya harga saham semakin berperan penting sebagai determinan pengeluaran

����������� ��������

������������

��� � � � � � �

����������� �� �� ��� ��� ������������������� �� �� ��� �� ���

������������� �� �� �� ��� ��������� ��� ��� ���� � �� ��������� �� ��� ��� ��� ����������� ��� ��� ��� �� �������� �� ��� �� �� ���������� ��� ��� ��� ��� ������� � !� ��� �! ��� ���

����������� �� �! ��� �� � ����"���� ��! ��� ��� ��� ������� �� ��� !�� !�� ���#$��� �� ��� ��� ��� ����� �� ��� !�� �� !� !�!�%�&'� ��� !�� ��! �� ���

"�����#$��&������(�)* �� ��� ��� �� ��&������+�����,��� ��� �� !�� !�� ���

%&$����'������������ �� ��� �� ��� ������&�

&������(�)* ��� �� ' � �� ���&������+�����,��� �� !�� ��� ��� ���

(���&�&������(�)* !�� �� ' � ��� ���&������+�����,��� ��� !�� ��� ��� ���

�������� ���� ������������������������

1 Lihat World Economic Outlook Maret 2002.

Page 8: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � �

konsumsi. Di sejumlah negara maju, perkembangan harga saham tersebut semakin memegang

peranan penting dalam perumusan kebijakan makroekonomi. Ketiga, risiko regional dan global

yang timbul karena dampak negatif (adverse effect) dari kesulitan ekonomi yang masih dihadapi

Jepang dan Argentina, meskipun masing-masing tengah menghadapi permasalahan ekonomi

yang berbeda. Melemahnya yen secara berkelanjutan sebagai respon terhadap resesi ekonomi

yang dihadapi Jepang semakin mengurangi daya saing produk beberapa negara industri baru

di Asia.

Pada triwulan laporan, perekonomian Amerika Serikat sebagai lokomotif ekonomi dunia

mulai memperlihatkan indikasi pemulihan yang lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Hal ini terlihat dari semakin menguatnya kepercayaan dunia usaha dan konsumen (business

and consumer confidence) serta pasar modal, meningkatnya konsumsi rumah tangga secara

signifikan, meningkatnya kembali penyerapan tenaga kerja, serta semakin stabilnya kinerja

produksi industri sektor manufaktur.

Kombinasi antara kebijakan moneter dan fiskal yang sangat ekspansif serta rendahnya

harga minyak dunia sepanjang tahun 2001 telah memberikan stimulus terhadap bangkitnya

ekonomi Amerika Serikat tersebut. Sebagaimana diketahui, kebijakan moneter yang ekspansif

tersebut ditempuh dengan penurunan suku bunga Fed Fund oleh Federal Reserve sepanjang

tahun 2001 dari 6.5% menjadi 1.75%. Sedangkan, kebijakan fiskal yang ekspansif ditempuh

antara lain melalui penurunan pajak.

Meskipun berbagai indikator dalam perekonomian Amerika Serikat mulai membaik,

kewaspadaan masih diperlukan terhadap kemungkinan timbulnya beberapa risiko yang dapat

membuat proses pemulihan ekonomi Amerika Serikat terganggu (unsustainable). Hal ini

terutama apabila perolehan laba perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat tidak setinggi dari

yang diharapkan, ekses kapasitas produksi yang dapat menimbulkan hambatan terhadap

peningkatan investasi, serta kesinambungan peningkatan harga saham tidak dapat

dipertahankan. Menyikapi kondisi ekonomi seperti itu, Federal Reserve diperkirakan akan tetap

menempuh kebijakan moneter yang cenderung netral sampai terlihat perbaikan kondisi ekonomi

cukup sustainable. Sementara itu, kebijakan fiskal dipekirakan akan lebih dititik beratkan pada

upaya untuk mencapai keseimbangan fiskal dalam jangka menengah dan mengatasi tekanan-

tekanan yang berasal dari sistem jaminan sosial.

Di kawasan Euro, tanda-tanda perbaikan ekonomi terlihat dari tingkat kepercayaan

dunia usaha yang mulai menguat dan produksi sektor industri yang mulai memperlihatkan

Page 9: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ��

peningkatan. Pada triwulan I 2002 pertumbuhan ekonomi kawasan Euro meningkat sebesar

0,7%, jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan kontraksi sebesar 0,2% yang terjadi pada

triwulan sebelumnya. Menyikapi perkembangan situasi ekonomi terakhir, stance kebijakan

moneter bank sentral Eropa (ECB) dalam beberapa bulan mendatang diperkirakan akan tetap

“neutral bias” dengan tetap mempertahankan suku bunga pada tingkat 3,25% sementara

menunggu arah perkembangan ekonomi selanjutnya. Di sisi fiskal, negara-negara yang

mengalami defisit diperkirakan akan berupaya untuk memperkuat posisi fiskal pada saat

pemulihan ekonomi semakin kuat. Hal ini ditempuh guna menyediakan ruang gerak agar proses

“automomatic stabilizer” dapat berfungsi ketika perekonomian kembali mengalami perlambatan.

Berbeda dengan membaiknya kondisi perekonomian di dua kekuatan ekonomi dunia di

atas, kinerja perekonomian Jepang justru semakin terpuruk, —menyusul kontraksi sebesar

2,2% pada triwulan IV 2001—, yang ditandai dengan semakin melemahnya tingkat kepercayaan

dan memburuknya kondisi sektor perbankan. Kemajuan restrukturisasi sektor perbankan dan

perusahaan tetap menjadi kunci utama bagi pemulihan kepercayaan dan terciptanya prospek

pertumbuhan ekonomi Jepang yang sustainable.

Dalam skala makro, kemerosotan ekonomi Jepang disebabkan oleh masih lemahnya

permintaan baik domestik maupun eksternal. Melemahnya permintaan domestik tersebut antara

lain tercermin dari perkembangan retail sales yang mengalami kontraksi dalam kurun waktu

satu tahun terakhir, dimana kontraksi terbesar terjadi pada bulan Februari 2002 sebesar 6,8%.

Melemahnya permintaan domestik tercermin pula pada kecenderungan deflasi yang hingga

kini masih terus berlangsung. Kondisi ini tidak mendorong sektor produksi untuk meningkatkan

produksinya. Disisi lain, kemerosotan ekonomi Jepang juga diakibatkan oleh melemahnya

permintaan dunia terhadap produk Jepang, yang pada gilirannya mengakibatkan penurunan

surplus neraca perdagangan Jepang secara terus menerus dalam dua tahun terakhir.

Mulai membaiknya kondisi ekonomi di negara-negara industri maju berperan besar

dalam menopang kegiatan ekonomi di negara-negara berkembang, sejalan dengan berbagai

langkah yang terus ditempuh guna memperkuat struktur fundamental ekonomi, mengurangi

kerentanan terhadap kejutan (shock), serta meningkatkan produktivitas. Tanda-tanda pemulihan

ekonomi semakin tampak di beberapa negara Asia, seperti Cina, Korea Selatan dan beberapa

negara ASEAN. Selain itu, beberapa negara di kawasan Amerika Latin seperti Chili, Brazil dan

Meksiko juga menunjukkan perkembangan positif. Demikian pula dengan Rusia, Australia dan

Selandia Baru yang memperlihatkan kinerja ekonomi yang mulai membaik.

Page 10: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � �

Di negara-negara Asia terutama yang terkena imbas oleh melemahnya perekonomian

global –kecuali Cina dan India—, indikasi pemulihan ekonomi semakin terlihat terutama pada

sektor industri elektronik yang mengalami rebound, yang ditopang dengan kebijakan moneter

dan fiskal cukup longgar di sejumlah negara. Hal yang paling menonjol dari kondisi perekonomian

Asia adalah semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi Cina yang mengalami pertumbuhan

spektakuler yakni sebesar 7,5% pada triwulan laporan, menyusul ekspansi sebesar 6,6% pada

triwulan IV 2001. Kendati demikian, kekhawatiran mulai merebak di dalam negeri Cina

sehubungan dengan masuknya Cina menjadi anggota organisasi perdagangan dunia (World

Trade Organization) yang diperkirakan akan meningkatkan jumlah pengangguran karena

meningkatnya tuntutan efisiensi, yang pada gilirannya akan berdampak pada rendahnya

pengeluaran konsumen.

Sementara itu, sejalan dengan mulai membaiknya perekonomian Amerika Serikat —

sebagai tujuan utama ekspor—, sejumlah negara Amerika Latin juga menunjukkan perbaikan,

kecuali ekonomi Argentina yang pada tahun 2002 diperkirakan masih akan mengalami kontraksi.

Dampak penularan (contagion effect) akibat krisis ekonomi yang mengguncang Argentina

terhadap perekonomian negara-negara di kawasan Amerika Latin dan kawasan lainnya dalam

kenyataannya sangat terbatas. Perekonomian Meksiko dan Brazil yang memiliki hubungan

perdagangan yang sangat erat dengan Amerika Serikat memperlihatkan kinerja mulai membaik.

Pada tahun 2002, perekonomian Meksiko dan Brazil masing-masing diperkirakan tumbuh

sebesar 1,7% dan 2,5%. Sedangkan perekonomian Argentina diperkirakan masih akan

mengalami kontraksi sebesar 8,4%, setelah berturut-turut mengalami kontraksi sebesar 0,8%

dan 3,7% pada tahun 2000 dan 2001.

Dalam pada itu, perekonomian di negara-negara Oceania khususnya perekonomian

Australia dan Selandia Baru juga memperlihatkan perbaikan melalui pertumbuhan yang sama

sebesar 2,4%. Membaiknya perekonomian Australia pada triwulan laporan terutama sebagai

akibat meningkatnya permintaan domestik yang ditopang oleh tingkat suku bunga yang sangat

rendah.

������ ��������������� ����� �����

���������������

Perekonomian Amerika Serikat (AS) pada triwulan pertama tahun 2002 diperkirakan

tumbuh sebesar 5,0% (q-o-q), pertumbuhan tertinggi selama dua tahun terakhir. Pertumbuhan

Page 11: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ��

Grafik Perkembangan Indeks PMI di AS (%)

0

10

20

30

40

50

60

70

Jun-90

Apr-91

Feb-92

Des-92

Okt-93

Ags-94

Jun-95

Apr-96

Feb-97

Des-97

Okt-98

Ags-99

Jun-00

Apr-01

Feb-02

GrafikPDB, Inflasi dan Tingkat Pengangguran AS (%)

ekonomi tersebut meningkat lebih pesat

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan

IV 2001 yang mencapai 1,7% (q-o-q). Hal

tersebut didukung oleh kebijakan moneter

dan fiskal yang ekspansif, yang men-

dorong pengeluaran konsumsi masya-

rakat, investasi, dan ekspor. Peningkatan

kegiatan investasi ini terlihat terutama di

sektor manufaktur dan pendukungnya.

Fenomena ini di dukung pula oleh

penurunan inventory yang lebih kecil yang

mengindikasikan pulihnya aktivitas bisnis

setelah pada triwulan IV 2001 mengalami

stagnasi. Pada triwulan II 2002, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tetap tumbuh tinggi

sebesar 5,0% (q-o-q). Walaupun dalam triwulan III dan IV 2002 laju pertumbuhan ekonomi

akan mengalami penurunan, pengeluaran konsumen diharapkan masih akan meningkat pada

paruh kedua tahun 2002 seiring dengan meningkatnya lapangan pekerjaan dan pendapatan

masyarakat.

Laju inflasi - Indeks Harga Konsumen (IHK)- pada triwulan I 2002 diperkirakan

mencapai 1,3% (y-o-y), lebih rendah dibanding inflasi pada triwulan IV 2001 yang naik sebesar

1,9% (y-o-y). Inflasi ini merupakan terkecil sejak tahun 1986. Untuk tahun 2003, inflasi -IHK-

diprakirakan akan mengalami kenaikan

sebesar 2,5%. Sementara itu, indeks

harga produsen diperkirakan akan me-

ningkat sebesar 0,7% (m-o-m) di bulan

Maret 2002 melesat tajam dibandingkan

bulan Desember 2001 yang mengalami

deflasi sebesar 0,6% (m-o-m). Pening-

katan harga pada bulan Maret tersebut

terutama dipengaruhi oleh melonjaknya

harga minyak mentah seiring dengan

situasi yang memanas antara Palestina

dengan Israel. Selain itu, peningkatan

-2

0

2

4

6

8

10

Jun-90

Mar-91

Des-91

Sep-92

Jun-93

Mar-94

Des-94

Sep-95

Jun-96

Mar-97

Des-97

Sep-98

Jun-99

Mar-00

Des-00

Sep-01P

DB

, In

flasi

, Tin

gkat

Pe

ngan

ggur

an

PDB Inflasi Tingkat Pengangguran

Page 12: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � �

harga juga dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas dan perkiraan menguatnya permintaan.

Pengeluaran masyarakat pada triwulan I 2002 terlihat meningkat cukup tajam

dibandingkan triwulan sebelumnya, meskipun kembali menunjukkan penurunan terutama

menjelang akhir bulan Maret 2002 akibat naiknya harga minyak mentah dunia dan perkiraan

naiknya suku bunga seiring dengan menguatnya tekanan inflasi. Namun demikian pengeluaran

konsumsi masyarakat yang merupakan dua pertiga dari perekonomian Amerika Serikat

diharapkan masih akan cukup baik seiring dengan tetap tingginya keyakinan akan pemulihan

ekonomi Amerika Serikat mulai triwulan I 2002.

Di sisi tenaga kerja, kondisi pada bulan Maret 2002 masih belum menggembirakan

karena tingkat pengangguran masih mencapai level 5,7% dari jumlah angkatan kerja atau

tidak berubah dibandingkan bulan Desember 2001. Kondisi ini diperkirakan berada pada posisi

yang sama pada bulan April sampai Juni 2002 dan selanjutnya akan membaik dalam bulan-

bulan berikutnya.

Di sisi eksternal, posisi neraca

berjalan Amerika Serikat untuk tahun 2002

diperkirakan masih mengalami defisit sebe-

sar –4,0%, sedikit lebih baik dari tahun 2001

yang mengalami defisit sebesar –4,1%.

Meskipun ekonomi dunia yang mulai

membaik pada triwulan I 2002 akan men-

dorong peningkatan ekspor Amerika

Serikat, di sisi lain impor di Amerika juga

akan meningkat tajam. Pola ini diperkirakan

akan terus berlanjut hingga tahun 2003. Jika

kondisi ini menjadi kenyataan, maka

diperkirakan defisit neraca berjalan

mencapai US$ 413 miliar pada tahun 2002

(sama dengan level pada tahun 2001) dan

terus meningkat menjadi US$ 477 miliar

pada tahun 2003 (4,2% dari nilai PDB).

Dengan memperhatikan recovery

ekonomi yang masih berlangsung, dan

-40

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

Jan-92

Sep-92

Mei-93

Jan-94

Sep-94

Mei-95

Jan-96

Sep-96

Mei-97

Jan-98

Sep-98

Mei-99

Jan-00

Sep-00

Mei-01

Jan-02

Grafik Neraca Perdagangan AS

Grafik Suku Bunga Fed FundApril 1999 - Maret 2002

1.01.52.02.53.03.54.04.55.05.56.06.57.07.5

4/30/1999

6/30/1999

8/31/1999

29/10/99

12/31/1999

2/29/2000

4/28/2000

6/30/2000

8/31/2000

10/31/2000

12/30/2000

2/28/2001

30/04/01

29/06/01

31/08/01

31/10/01

31/12/01

28/02/02

Per

sen

Fed Fund Target

Fed Fund Effective

Page 13: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ��

diwarnai oleh angka pengangguran yang masih tinggi, maka hingga pertengahan tahun 2002

ini diperkirakan Fed Res masih belum menaikkan suku bunga Fed Fund yang saat ini mencapai

1,75%. Fed Res diperkirakan akan mempertimbangkan kenaikan Fed Fund sebesar 25 bp

pada FOMC tanggal 27 Juni 2002 mendatang untuk mencegah perekonomian mengalami

overheating.

�����������

����������������

Pada triwulan laporan, kinerja ekonomi negara-negara yang tergabung dalam Euro

mulai menunjukkan perbaikan ditandai oleh ekspansi sebesar 0,7%, setelah kontraksi sebesar

-0.2% pada triwulan IV 2001. Membaiknya kondisi ekonomi Euro tidak terlepas dari bangkitnya

kembali perekonomian Amerika Serikat, yang pada dasarnya merupakan negara tujuan ekspor

utama sebagian besar negara-negara Euro, yaitu menyerap sekitar seperlima ekspor Euro.

Tanda-tanda perbaikan ekonomi terlihat dari kepercayaan dunia usaha dan konsumen yang

menguat, yang salah satunya tercermin dari peningkatan German IFO index secara berturut-

turut dalam empat bulan sejak Desember 2001.

Secara keseluruhan tahun 2002 perekonomian Euro diperkirakan tumbuh sebesar

1,2%, lebih rendah dibanding tahun 2001 yang tumbuh sebesar 1,5%. Pada tahun 2003

perekonomian diperkirakan akan mengalami percepatan dengan laju pertumbuhan sekitar

2,3%. Membaiknya perekonomian Euro terutama pada pertengahan tahun 2002 ditopang oleh

kebijakan moneter yang longgar dan kondisi eksternal yang menguntungan. Meskipun stimulus

kebijakan moneter dalam perekonomian Euro tidak sebesar perekonomian Amerika Serikat,

perekonomian Euro secara umum menghadapi ketimpangan makroekonomi yang lebih ringan

sehingga risiko yang dapat mengganjal proses pemulihan ekonomi yang sustainable diper-

kirakan relatif akan lebih kecil. Sementara itu tingkat profitabilitas perusahaan-perusahaan di

Euro relatif lebih kuat dibandingkan di Amerika Serikat, yang pada gilirannya diperkirakan akan

menjadi penopang bangkitnya kembali kegiatan investasi. Kendati demikian, beberapa risiko

diperkirakan berpotensi menghadang proses pemulihan ekonomi seperti, kemungkinan

tertundanya kebangkitan ekonomi Jerman, serta berbagai kelemahan struktural terutama di

pasar tenaga kerja.

Sementara itu tekanan laju inflasi tampak masih cukup kuat. Dalam tiga bulan pertama

tahun 2002, laju inflasi masih tetap bergerak di atas ceiling rate yang ditetapkan bank sentral

Page 14: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� �

Eropa sebesar 2,0% (y-o-y). Pada

bulan Januari 2002 laju inflasi

mencapai 2,7% (m-o-m), yang

merupakan level tertinggi sejak

bulan Juni 2001. Tingginya laju

inflasi tersebut terutama disum-

bang oleh meningkatnya pajak,

harga makanan, serta harga

barang dan jasa yang terkait

dengan pemanfaatan momentum

pengenalan penggunaan uang

kertas Euro, seperti harga maka-

nan di restoran dan tiket bioskop.

Pada bulan Februari 2002, inflasi mengalami penurunan menjadi 2,4%, dan selanjutnya mening-

kat kembali mencapai 2,5% pada bulan Maret 2002, sebagai akibat melonjaknya harga minyak

sebesar 38%. Secara keseluruhan, laju inflasi diperkirakan akan mencapai 1,5% (y-o-y) pada

tahun 2001 dan akan menurun menjadi 1,2% (y-o-y) pada tahun 2002. Menyikapi kegiatan

ekonomi yang mulai membaik dan tekanan laju infalsi yang masih kuat, bank sentral Eropa

(ECB) diperkirakan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga pada tingkat 3,25% dalam

triwulan II 2002. Peningkatan suku bunga diperkirakan akan terjadi apabila harga minyak terus

melambung.

Perekonomian Jerman pada tahun 2001 mengalami ekspansi sebesar 0,6%, yang

merupakan pertumbuhan ekonomi terendah sejak tahun 1993. Pada tahun 2002, perekonomian

diperkirakan akan tetap melaju lambat pada tingkat sekitar 0,75%. Pemulihan ekonomi

diharapkan akan terjadi mulai semester kedua tahun 2002, sehingga dapat mendorong kegiatan

ekonomi pada tahun 2003 yang diperkirakan akan tumbuh 2,2%. Salah satu penyebab lambatnya

pertumbuhan ekonomi tahun 2002 ini adalah merosotnya manufacturing order yang dipicu oleh

lemahnya permintaan factory dan demand goods.

Sementara itu, laju inflasi di Jerman pada bulan Januari 2002 memperlihatkan tekanan,

mencapai 2,2% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan bulan Desember 2001 yang mencapai 1,5%

(y-o-y). Tekanan inflasi tersebut terutama bersumber dari kondisi cuaca yang mempengaruhi

harga buah dan sayur. Untuk tahun 2003, tingkat inflasi diperkirakan akan sedikit mengalami

peningkatan menjadi 1,5%.

GrafikPDB, Inflasi dan Tingkat Pengangguran Kawasan Euro (%)

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

Sep-96

Mar-97

Sep-97

Mar-98

Sep-98

Mar-99

Sep-99

Mar-00

Sep-00

Mar-01

Sep-01

Mar-02

PD

B,

Infl

asi

0

2

4

6

8

10

12

Tin

gka

t P

eng

ang

gu

ran

PDB Inflasi Tingkat pengangguran

Page 15: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ��

Tingkat pengangguran di

Jerman diperkirakan mengalami penu-

runan pada bulan Maret 2002, pertama

kalinya dalam 15 bulan terakhir. Penu-

runan tingkat pengangguran disebab-

kan oleh antisipasi perusahaan-

perusahaan terhadap kemungkinan

pulihnya ekonomi. Jumlah pengang-

gur turun sebanyak 140.000 orang,

menjadi 4,16 juta orang. Keyakinan

makin menurunnya tingkat pengang-

guran juga diperkuat dengan semakin membaiknya business confidence di Jerman. Tingginya

business confidence ini didorong oleh semakin membaiknya perekonomian Amerika Serikat

yang merupakan 10% pasar ekspor Jerman.

Perekonomian Perancis pada tahun 2001 hanya tumbuh 2%, selanjutnya untuk tahun

2002 diperkirakan tumbuh sebesar 1,5%, yang merupakan pertumbuhan paling lambat sejak

tahun 1996. Sementara itu, pada triwulan I 2002, ekonomi Perancis diperkirakan tumbuh 0,3%,

dan pada triwulan II 2002 diperkirakan tumbuh sebesar 0,5%.

Sementara itu, pada tahun 2001 laju inflasi mencapai 1,6%. Laju inflasi diperkirakan

menurun menjadi 1,4% pada tahun 2002 dan meningkat lagi menjadi 1,8% pada tahun 2003.

Di sektor eksternal, setelah mengalami penurunan drastis sejak tahun 1998, neraca

perdagangan Perancis pada tahun 2001 mengalami surplus dan diperkirakan akan terus

berlanjut. Bahkan untuk periode 2002-2003, surplus tersebut diperkirakan akan meningkat seiring

dengan membaiknya terms of trade. Sementara itu, surplus neraca transaksi berjalan

diperkirakan akan tetap berlangsung, didukung oleh surplus pendapatan jasa dan investasi.

Surplus transaksi berjalan Perancis diperkirakan mengalami kenaikan dari 2% (dari PDB) pada

periode 2001-2002, menjadi 2,7% pada tahun 2003.

Pada tahun 2002 perekonomian Italia diperkirakan hanya akan tumbuh 1,2%, dan

selanjutnya akan meningkat menjadi 2,8% pada tahun 2003. Sedangkan pada tahun 2000 dan

2001, perekenomian Italia tumbuh masing-masing sebesar 2,9% dan 1,8%. Penyebab utama

melambatnya pertumbuhan ekonomi pada perode 2001-2002, yaitu lesunya perekonomian

Grafik Produksi di Sektor Industri Kawasan Euro (%)

-8.00

-6.00

-4.00

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

31/01/92

30/09/92

31/05/93

31/01/94

30/09/94

31/05/95

31/01/96

30/09/96

31/05/97

31/01/98

30/09/98

31/05/99

31/01/00

30/09/00

31/05/01

31/01/02

Page 16: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � ��

dunia dan lambatnya pertumbuhan

investasi akibat belum jelasnya insentif

yang diberikan oleh pemerintahan baru.

Sementara itu, permintaan domestik

tetap ditopang oleh peningkatan

konsumsi swasta, akibat naiknya tingkat

penyerapan tenaga kerja dan dampak

pemotongan pajak oleh pemerintah.

Pada bulan Maret 2002, laju infla-

si Italia mencapai 2,6% (y-o-y) dan 0,2%

(m-o-m), meningkat dari 2,5% (y-o-y)

pada bulan Februari. Tekanan inflasi terutama bersumber dari melonjaknya harga minyak,

harga makanan, serta pengenalan mata uang Euro. Kendati demikian, untuk keseluruhan tahun

2002 laju inflasi diperkirakan akan mencapai 2,1%, lebih rendah dari tahun 2001 yang mencapai

2,7%.

Defisit perdagangan Italia untuk Januari 2002 mencapai 1,643 miliar euro, naik dari

posisi 1,143 miliar euro pada bulan Januari 2001. Sementara itu, surplus transaksi berjalan

untuk tahun 2001 mencapai 0,3%, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 0,6% pada tahun

2002.

Pada tahun 2001 perekonomian Belgia melambat menjadi 1,1% dan diperkirakan akan

terus melambat mencapai 0,7% pada tahun 2002. Melambatnya ekonomi Belgia salah satunya

merupakan akibat melemahnya kinerja sektor perdagangan di mana surplus transaksi berjalan

tahun 2001 mengalami penurunan menjadi 3,8% dari PDB, dibandingkan dengan surplus tahun

2000 yang mencapai 4,6%.

Di pihak lain, tekanan laju inflasi terus meningkat, mencapai 2,4% pada tahun 2001.

Sementara itu, sejalan dengan melonjaknya harga minyak dan makanan, tekanan laju inflasi

diperkirakan akan terus menguat pada tahun 2002.

Tingkat pengangguran di Belgia pada bulan Maret 2002 mencapai 10,8%. IMF telah

mendesak pemerintah Belgia untuk berusaha mengurangi tingginya tingkat pensiun awal dan

memastikan bahwa program tenaga kerja pemerintah tidak merugikan program tenaga kerja

sektor swasta.

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

Jan-92

Sep-92

May-93

Jan-94

Sep-94

May-95

Jan-96

Sep-96

May-97

Jan-98

Sep-98

May-99

Jan-00

Sep-00

May-01

Jan-02

Grafik Consumer Confidence Kawasan Euro (%)

Page 17: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ���

Pada tahun 2001, perekonomian Belanda tumbuh 1,1% dan diperkirakan akan

meningkat menjadi 1,4% pada tahun 2002. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun

2002 ditopang oleh kemungkinan perbaikan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa. Rendahnya

pertumbuhan ekonomi pada tahun 2001 terutama akibat dari biaya upah yang tinggi dan resesi

dunia yang menyebabkan berkurangnya permintaan untuk barang dan jasa Belanda.

Sementara itu, laju inflasi Belanda pada tahun 2001 mencapai 5,1%, namun diperkirakan

akan menurun menjadi 2,7% pada tahun 2002. Sumber utama penyebab inflasi adalah

melonjaknya harga minyak dan tingginya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Belanda. Sementara

itu, tingkat pengangguran tahun 2001 berada pada level 2% dan diperkirakan akan terus

mengalami kenaikan, mencapai 2,4% untuk tahun 2002.

����� �

Dalam triwulan I 2002, perekonomian Inggris mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan,

terutama sejak bulan Februari 2002. Hal ini tercermin dari pertumbuhan produksi industri

manufaktur yang mulai tercatat positif (0,4%) pada bulan Februari 2002. Kenaikan di bulan

Februari ini adalah awal kenaikan tingkat produksi yang selama lima bulan terakhir ini mengalami

penurunan terus-menerus. Hal tersebut disebabkan semakin banyaknya perusahaan di Inggris

memproduksi bahan kimia dan komputer. Produksi bahan kimia mengalami kenaikan sebesar

2,4% pada bulan Februari 2002. Tanpa kenaikan tersebut, keuntungan keseluruhan untuk

manufaktur hanya mencapai 0,1%. Sementara itu produksi komputer dan peralatan proses

informasi (information-processing equipment) lainnya mengalami pertumbuhan 1,7% untuk

Februari 2002 (m-o-m). Kondisi ini

meningkatkan optimisme produsen atas

pemulihan ekonomi yang lebih cepat.

Dengan perbaikan produksi pada bebe-

rapa sektor penting, terutama produksi

bahan kimia, dan information related

equipment, laju pertumbuhan PDB pada

triwulan I 2002 diperkirakan sebesar

0,2% (q-o-q). Pelaku usaha optimis

bahwa pertumbuhan ekonomi pada tri-

wulan II akan lebih baik, seiring dengan

Grafik PDB dan Inflasi Inggris (%)

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

Mar-97

Sep-97

Mar-98

Sep-98

Mar-99

Sep-99

Mar-00

Sep-00

Mar-01

Sep-01

Jan-02

PD

B

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

Infl

asi

PDB Inflasi

Page 18: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � ��

GrafikPDB, Inflasi dan Tingkat Pengangguran Jepang (%)

kecenderungan perbaikan perekonomian dunia, khususnya Amerika Serikat yang akan

mendorong kenaikan permintaan terhadap barang-barang produksi Inggris. Amerika Serikat

merupakan negara tujuan ekspor utama Inggris yang menyerap 14% dari ekspor Inggris. Amerika

Serikat juga merupakan investor asing terbesar di Inggris. Dengan perkembangan yang

menggembirakan ini, Bank of England memprediksi bahwa perekonomian Inggris akan tumbuh

sekitar 2% dalam paruh pertama tahun 2002.

Tanda-tanda percepatan pertumbuhan ekonomi Inggris meningkatkan ekspektasi bahwa

BOE akan meningkatkan suku bunga benchmark-nya dalam tahun ini, setelah sejak bulan

November 2001 hingga akhir Maret 2002 suku bunga benchmark Inggris bertahan pada tingkat

4%. Sementara itu, laju inflasi tahunan Inggris dalam triwulan I 2002 cenderung lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya, dimana pada bulan Januari dan Februari 2002 masing-

masing sebesar 2,6% (y-o-y) dan 2,2% (y-o-y), mendekati target laju inflasi yang ditetapkan

Pemerintah sebesar 2,5% (y-o-y).

������

Perkembangan ekonomi Jepang masih belum menunjukkan tanda-tanda meng-

gembirakan, bahkan nampaknya semakin memburuk. Kondisi perekonomian Jepang semakin

menurun sejak pertengahan tahun 2000, bahkan dalam tiga triwulan terakhir tahun 2001 terus-

menerus mengalami kontraksi. Kontraksi terbesar terjadi dalam triwulan IV 2001 yang mencapai

-2,2% (y-o-y) setelah dalam dua triwulan sebelumnya berturut-turut mengalami kontraksi sebesar

-0,4% (y-o-y) dan -0,5% (y-o-y). Dengan

demikian, sepanjang tahun 2001 ekonomi

Jepang mengalami kontraksi sebesar -

0,4%. Kontraksi ekonomi Jepang semakin

diperparah dengan berlanjutnya kecen-

derungan deflasi yang dalam bulan Januari

dan Februari 2002 masing-masing men-

capai –0,8% (y-o-y), sedikit membaik

dibandingkan dengan bulan Desember 2001

sebesar –0,9% (y-o-y).

Memburuknya perekonomian

Jepang terutama disebabkan oleh rendah-

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

Mar-97

Sep-97

Mar-98

Sep-98

Mar-99

Sep-99

Mar-00

Sep-00

Mar-01

Sep-01

Jan-02

PDB Inflasi Tingkat Pengangguran

Page 19: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ���

nya permintaan domestik. Melemahnya

permintaan domestik antara lain tercermin

dari pertumbuhan retail sales yang terus-

menerus mengalami kontraksi dalam kurun

waktu satu tahun terakhir, dimana kontraksi

terbesar terjadi dalam bulan Desember

2001 dan Februari 2002 masing-masing

sebesar -6,8% (y-o-y).

Dalam hal ini, terdapat beberapa

faktor penyebab masih lemahnya permin-

taan domestik. Pertama, fungsi intermediasi

perbankan belum sepenuhnya pulih. Terhambatnya fungsi intermediasi perbankan disebabkan

oleh besarnya kredit bermasalah yang mengakibatkan bank-bank mengalami kerugian besar

sehingga memaksa mereka lebih bersikap hati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Tahun lalu,

perbankan dan pemerintah Jepang telah menghapusbukukan kredit bermasalah sekitar 70 triliun

yen atau 12% dari PDB Jepang sehingga posisinya tinggal 33 triliun yen per 31 Maret 2001.

Kedua, beban utang baik utang swasta maupun utang pemerintah masih cukup besar. Kelesuan

ekonomi membuat dunia usaha semakin sulit untuk mengembalikan utang kepada perbankan

sehingga meningkatkan jumlah kredit macet. Sementara itu, utang pemerintah juga semakin

bertambah guna membiayai ekspansi fiskal dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.

Besarnya utang tersebut menyebabkan dunia usaha dan pemerintah lebih bersikap hati-hati

dalam mengalokasikan pengeluarannya. Dengan pembatasan utang pemerintah sebesar 30

triliun yen untuk tahun fiskal 2002/2003 yang

ditetapkan oleh Menteri Keuangan Jepang,

maka total outstanding utang pemerintah

pada bulan Maret 2003 diperkirakan

mencapai 693 triliun yen atau lebih dari 40%

PDB Jepang. Ketiga, kondisi ketenaga-

kerjaan kian memburuk. Resesi ekonomi

berkepanjangan telah menyebabkan

peningkatan jumlah pengangguran sehing-

ga menurunkan potensi pendapatan sektor

rumah tangga. Hal ini pada gilirannya

Grafik Pertumbuhan Retail Sales JepangApril 1997 - Februari 2002 (%YoY)

-10.0

-8.0

-6.0

-4.0

-2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

30/0

4/19

97

31/0

8/19

97

31/1

2/19

97

30/0

4/19

98

31/0

8/19

98

31/1

2/19

98

30/0

4/19

99

31/0

8/19

99

31/1

2/19

99

30/0

4/20

00

31/0

8/20

00

31/1

2/20

00

30/0

4/20

01

31/0

8/20

01

31/1

2/20

01

Grafik Tankan Manufacturing Survey Index

-60.0

-50.0

-40.0

-30.0

-20.0

-10.0

0.0

10.0

20.0

30/0

6/19

97

31/1

2/19

97

30/0

6/19

98

31/1

2/19

98

30/0

6/19

99

31/1

2/19

99

30/0

6/20

00

31/1

2/20

00

30/0

6/20

01

31/1

2/20

01

Page 20: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � ��

menurunkan daya beli masyarakat dan selanjutnya berdampak pada menurunnya tingkat

konsumsi yang menyumbang 60% terhadap PDB Jepang.

Dari sisi sektor produksi, merosotnya perekonomian Jepang dipicu oleh melemahnya

aktivitas produksi industri teknologi informasi dan industri manufaktur yang berorientasi ekspor.

Penurunan aktivitas di kedua sektor industri tersebut menimbulkan dampak negatif berantai

terhadap kinerja sektor-sektor lainnya terutama industri nonmanufaktur. Implikasi selanjutnya

adalah menurunnya pendapatan dunia usaha, menurunnya pengeluaran investasi, meningkatnya

pengangguran, berkurangnya pendapatan pekerja, dan akhirnya tingkat konsumsi juga

mengalami penurunan. Dunia usaha nampaknya masih pesimis terhadap prospek ekonomi

Jepang. Hal ini terlihat dari hasil survei Tankan dalam bulan Maret 2002 yang menghasilkan

indeks –38, tidak berubah dibandingkan bulan Desember 2001 dan merupakan indeks terendah

dalam 3 tahun terakhir.

Selain melemahnya permintaan domestik, menurunnya permintaan luar negeri juga

berdampak buruk terhadap perekonomian Jepang. Menurunnya permintaan luar negeri terhadap

produk-produk ekspor Jepang terlihat dari pertumbuhan surplus neraca perdagangan Jepang

yang masih mengalami kontraksi dan mencapai –11,3% (y-o-y) dalam bulan Februari 2002.

Penurunan permintaan tersebut merupakan dampak dari kondisi ekonomi dunia yang sedang

lesu khususnya ekonomi Amerika Serikat dan Eropa Barat sebagai pasar terbesar produk-

produk ekspor Jepang. Namun demikian, melihat trend pertumbuhan surplus neraca

perdagangan Jepang sejak awal tahun 2001 yang menunjukkan kecenderungan kontraksi yang

mengecil, ke depan nampaknya dimungkinkan untuk tumbuh positif. Hal ini sejalan dengan

mulai pulihnya perekonomian Amerika

Serikat, Eropa, dan beberapa negara

emerging lainnya dalam triwulan I 2002

sehingga kinerja sektor eksternal Jepang

diharapkan terus membaik.

Berbagai kebijakan telah ditempuh

baik oleh Pemerintah maupun Otoritas

Moneter Jepang dalam rangka membawa

Jepang keluar dari krisis ekonomi yang

berkepanjangan. Dari sisi fiskal, pemerintah

terus-menerus melakukan ekspansi melalui

Grafik Pertumbuhan Neraca Perdagangan JepangApril 1997 - Februari 2002 (%)

-150

-100

-50

0

50

100

150

200

250

30/0

4/19

97

31/0

7/19

97

31/1

0/19

97

28/0

2/19

98

31/0

5/19

98

31/0

8/19

98

30/1

1/19

98

28/0

2/19

99

31/0

5/19

99

31/0

8/19

99

30/1

1/19

99

29/0

2/20

00

31/0

5/20

00

31/0

8/20

00

30/1

1/20

00

28/0

2/20

01

31/0

5/20

01

31/0

8/20

01

30/1

1/20

01

Page 21: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ���

paket stimulus fiskal yang dibiayai dengan penjualan obligasi pemerintah. Akibatnya, defisit

fiskal terus membengkak dan menempatkan Pemerintah Jepang sebagai pengutang terbesar

di dunia sehingga peringkat obligasi Pemerintah Jepang terancam turun. Dari sisi moneter,

Bank of Japan juga telah berupaya menempuh kebijakan moneter yang longgar dengan

menurunkan official discount rate menjadi 0,1%, sementara suku bunga antarbank diarahkan

mendekati level 0% (near-zero interest rate policy). Namun, berbagai langkah kebijakan tersebut

nampaknya belum mampu mengeluarkan Jepang dari krisis ekonomi sehingga Pemerintah

Jepang mencanangkan program reformasi secara menyeluruh dari mulai sektor fiskal, keuangan,

dunia usaha, dan birokrasi.

������� ����������������� �� ����������!

"������

Perekonomian Cina –negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia—

diperkirakan akan mengalami kenaikan cukup signifikan pada triwulan I 2002, sehingga target

pertumbuhan sebesar 7% sepanjang tahun 2002 akan terpenuhi. Pertumbuhan ekonomi

sepanjang triwulan I 2002 tersebut diperkirakan akan mencapai 7,5% (y-o-y), naik dibandingkan

pertumbuhan triwulan IV 2001 yang mencapai sebesar 6,6%. Membaiknya pertumbuhan ekonomi

Cina terutama didorong oleh membaiknya kondisi perekonomian Amerika Serikat, serta

meningkatnya investasi asing yang masuk ke Cina setelah negara tersebut masuk dalam

keanggotaan World Trade Organiza-

tion. Selain kedua aspek tersebut,

tingginya pertumbuhan ekonomi Cina

pada triwulan I 2002 juga didukung

oleh relatif tingginya pengeluaran

pemerintah dan masyarakat. Namun

demikian, pertumbuhan ekonomi yang

mengesankan tersebut nampaknya

masih belum cukup besar untuk

menyerap seluruh tenaga kerja.

Seiring dengan membaiknya per-

ekonomian, tingkat pengangguran di

Cina juga menunjukkan peningkatan

Grafik PDB dan Inflasi Cina (%)

0

2

4

6

8

10

12

14

Mar-94

Des-94

Sep-95

Jun-96

Mar-97

Des-97

Sep-98

Jun-99

Mar-00

Des-00

Sep-01

PDB

-5

0

5

10

15

20

25

30

Infla

si

PDB Inflasi

Mar-02

Page 22: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � ��

cukup signifikan. Pemerintah Cina mencatat kenaikan pengangguran di perkotaan sebesar

3,6% pada akhir tahun 2001. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah Cina untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi adalah dengan menurunkan suku bunga pada bulan Februari 2002.

Penurunan tingkat suku bunga tersebut merupakan yang pertama kalinya, setelah lebih dari

dua setengah tahun, dalam rangka meningkatkan pengeluaran dan investasi pada paruh kedua

tahun 2002.

Membaiknya kondisi perekonomian Amerika akhir-akhir ini berdampak cukup signifikan

terhadap kinerja ekspor Cina. Pada dua bulan pertama triwulan I 2002, ekspor Cina tumbuh

pesat. Pada periode Januari-Februari 2002, ekspor mengalami pertumbuhan sebesar 14,1%

dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, pada periode yang sama impor tumbuh 3,2%,

jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 8,2%. Dengan perkembangan

ekspor dan impor tersebut, surplus neraca perdagangan Cina pada triwulan I 2002 tercatat

sebesar USD 6 milyar. Kenaikan ekspor tersebut diperkirakan akan mendorong kenaikan tingkat

harga akibat berkurangnya kelebihan supply yang dapat dijual di pasar lokal.

Problem deflasi yang selama beberapa periode dialami Cina, nampaknya masih akan

terjadi pada triwulan I 2002, bahkan pada bulan Januari 2002, Indeks Harga Konsumen turun

sebesar 1%, yang merupakan penurunan terbesar dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

Kecenderungan turunnya harga tersebut berlanjut pada bulan kedua triwulan I 2002, Laju inflasi

di Cina, pada awal triwulan I 2002 menunjukkan penurunan dibanding tahun sebelumnya.

Kecenderungan turunnya indek harga konsumen tersebut tidak berlanjut pada bulan Februari,

sebagai dampak naiknya permintaan konsumen berkaitan dengan perayaan tahun baru. Namun,

untuk bulan-bulan selanjutnya Cina diperkirakan masih akan dilanda deflasi sejalan dengan

kecenderungan masyarakat untuk meningkatkan tabungan dan mengurangi konsumsi menyusul

masuknya Cina dalam WTO, serta meningkatnya jumlah pengangguran. Sebagai ilustrasi, Cina

Petroleum & Chemical Corp. atau Synopec, telah merencanakan untuk mem-PHK-kan sekitar

37,000 pekerja pada tahun 2002, Province Liaoning di Cina akan mem-PHK-kan lebih dari

separuh pegawai sipil (540,000 pekerja) akibat ditutupnya perusahaan metal dan tambang.

Kondisi tersebut diperburuk dengan tindakan dunia usaha menurunkan tingkat harga untuk

mempertahankan daya saing produk mereka.

Upaya meningkatkan pengeluaran masyarakat untuk menahan meningkatnya

pengangguran dan mengatasi pertumbuhan ekonomi yang menurun telah mendorong anggaran

Pemerintah Cina kemungkinan mencatat defisit sebesar 19% menjadi 309,8 miliar yuan pada

Page 23: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ���

tahun laporan. Pemerintah pusat Cina merencanakan akan melakukan pengeluaran sebesar

1,37 triliun yuan pada tahun 2002 atau 10,1% lebih besar dari tahun 2001. Penerimaan pajak

diharapkan tumbuh sebesar 7,7% menjadi 1,06 triliun yuan, melambat dari 21% kenaikan pada

tahun lalu. Penerimaan pajak Pemerintah Cina pada dua bulan pertama 2002 tercatat meningkat

13% menjadi 266 miliar yuan ($32 miliar). Selama dua bulan pertama, Pemerintah Cina telah

menerima 18,8 miliar yuan dari pajak pendapatan perorangan, lebih besar 29,3% dari tahun

lalu dan, sebesar 11,9 miliar yuan dari pajak pendapatan perusahaan, lebih besar 45,9% dari

tahun lalu.

Menyadari bahwa akan terjadi kelebihan penawaran di pasar, maka dalam rangka

mendorong pengeluaran, Pemerintah Cina akan terus menaikkan gaji pegawai berpendapatan

rendah dan para petani. Disamping itu upaya Pemerintah Cina untuk mendorong permintaan

domestik juga dilakukan dengan menambah uang di proyek-proyek publik dan kesejahteraan

masyarakat. Konsekuensi utama dari kebijakan tersebut adalah membesarnya defisit anggaran

pemerintah, yang diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 19% dari tahun sebelumnya,

hingga mencapai USD37,4 miliar, senilai 3% dari PDB.

��������

Setelah mengalami kinerja yang buruk dalam dua triwulan terakhir tahun 2001, kinerja

ekonomi Hong Kong pada triwulan I 2002 tampaknya belum menunjukkan perkembangan yang

signifikan, meskipun tanda-tanda pemulihan ekonomi mulai terlihat di Hong Kong. Hal tersebut

antara lain di tandai oleh belum pulih-

nya kinerja ekspor dan consumer

spending, yang mendorong tertahan-

nya pemulihan ekonomi Hong Kong

pada triwulan I 2002. Namun, muncul-

nya tanda-tanda pemulihan ekonomi

di Hong Kong terutama pada bulan

terakhir triwulan I 2002 dan membaik-

nya perekonomian global tahun ini

tampaknya telah mendorong keyaki-

nan pemerintah bahwa ekonomi Hong

Kong akan tumbuh 1% tahun 2002,

Grafik PDB dan Inflasi Hong Kong (%)

-10

-5

0

5

10

15

20

Sep-96

Mar-97

Sep-97

Mar-98

Sep-98

Mar-99

Sep-99

Mar-00

Sep-00

Mar-01

Sep-01

Mar-02

PD

B

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

Infl

asi

PDB Inflasi

Page 24: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � �

lebih tinggi dari angka pertumbuhan tahun lalu sebesar 0,1%. Tanda pemulihan ekonomi tersebut

dicerminkan antara lain oleh membaiknya beberapa indikator ekonomi seperti membaiknya

aktivitas bisnis, maupun mulai meningkatnya output, order dan purchasing.

Dari sisi domestik, kegiatan ekonomi yang menurun yang dialami Hong Kong selama

tiga triwulan terakhir tahun lalu serta melemahnya domestic demand yang terus berlangsung

sampai dengan triwulan I 2002, mendorong tingkat harga di Hong Kong kembali mengalami

penurunan. Setelah mengalami periode deflasi sejak tahun 1998, pada bulan Februari tahun

2002 Composite Price index (CPI) masih menunjukkan kecenderungan menurun dan mencapai

-2,3 % (y-o-y) pada periode tersebut.

Kecenderungan menurunnya tingkat harga tersebut tidak terlepas dari semakin

memburuknya kondisi lapangan kerja seiring dengan penurunan kegiatan ekonomi selama ini.

Meningkatnya angka pengangguran, yang pada dua bulan pertama tahun 2002 mencapai angka

tertinggi yakni 6,7% dan 6,8% pada bulan Januari dan Februari 2002, serta melemahnya

permintaan terhadap sektor properti telah mendorong domestic demand di Hong Kong semakin

melemah.

Sementara itu, di sisi eksternal, kinerja ekonomi Hong Kong yang belum membaik

pada triwulan I 2002 tercermin pada kinerja ekspor yang belum menunjukkan perbaikan yang

signifikan. Sampai dengan bulan Februari tahun ini, ekspor Hong Kong masih terus mengalami

penurunan meskipun sedikit melambat dan mencatat penurunan 9,1% (y-o-y) pada periode

tersebut. Penurunan ekspor pada bulan tersebut merupakan penurunan terendah sejak bulan

Agustus tahun lalu. Namun demikian, membaiknya kondisi ekonomi global tahun ini diharapkan

akan mendorong ekspor Hong Kong semakin membaik.

Di sisi lain, dalam bulan yang sama, impor mencatat penurunan sebesar 19,8% dibanding

periode yang sama tahun lalu didorong oleh menurunnya permintaan konsumen menyusul

tingginya angka pengangguran di Hong Kong. Dengan perkembangan tersebut, defisit

perdagangan Hong Kong pada bulan Februari mencapai HK$2,8 miliar, menurun dari HK$17,6

miliar pada periode yang sama tahun lalu. Menurunnya ekspor Hong Kong yang terus

berlangsung saat ini, diperkirakan tidak akan berpengaruh signifikan terhadap neraca transaksi

berjalan. Salah satu penyebab kecilnya pengaruh tersebut adalah struktur ekspor Hong Kong

yang sebagian besar merupakan import-dependent. Dengan kondisi tersebut, neraca

pembayaran diperkirakan akan tetap mengalami surplus sebesar 2,6% tahun 2002 dan sedikit

menurun menjadi 2,1% pada tahun 2003.

Page 25: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ��

Sementara itu, seiring dengan kegiatan ekonomi yang menurun, defisit anggaran

pemerintah Hong Kong terus meningkat hingga mencapai dua puluh kali lebih besar dari

perkiraan semula. Dalam tahun anggaran yang berakhir tanggal 31 Maret 2002, defisit anggaran

mencapai HK$65,6 (USD8,4 miliar) atau mencapai 5,2% dari PDB. Angka tersebut membengkak

dari defisit tahun fiskal sebelumnya yang hanya mencapai HK$7,8 miliar. Diperkirakan defisit

anggaran akan terus berlangsung dalam tahun-tahun mendatang setelah pemerintah

mengisyaratkan akan menunda kenaikan pajak sampai dengan tahun 2006 seiring dengan

kegiatan ekonomi yang masih melemah dan angka pengangguran yang tinggi. Dalam rangka

memperkecil defisit anggaran, selain menerapkan kenaikan pajak, pemerintah juga telah

merencanakan untuk : (i) memotong pembayaran pegawai sipil sebesar 4,75% pada 1 Oktober

2002, (ii) menaikkan pajak minuman keras, (iii) menghapus duty-free pada tembakau dan

minuman keras lainnya, serta (iv) mengenakan pajak HK$18 bagi mereka yang datang maupun

pergi dari wilayah kepabean Hong Kong. Dengan kebijakan tersebut, pemerintah mengharapkan

dapat memperkecil defisit sampai dengan HK$45,2 miliar pada tahun anggaran 2002/2003.

�������#����

Perekonomian Korea menunjukkan pertumbuhan yang semakin membaik. PDB triwulan

IV 2001 tumbuh sebesar 3,7% (y-o-y), jauh di atas laju pertumbuhan triwulan sebelumnya yang

hanya mencapai 1,8%, sehingga sepanjang tahun 2001 PDB tumbuh sebesar 3%. Walaupun

pertumbuhan PDB Korea melambat, setelah pada tahun 2000 mampu tumbuh sebesar 9,3%,

namun perekonomian Korea termasuk salah satu yang dapat ‘survive’ di tengah terjadinya

global economic slowdown. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2001 tersebut didorong

oleh pengeluaran domestik yang kuat, termasuk pengeluaran pemerintah, sehingga secara

agregat pengeluaran domestik mampu mengkompensasi penurunan ekspor yang terjadi pada

periode yang sama.

Perkembangan ekonomi Korea pada triwulan I 2002 diwarnai oleh penurunan aktivitas

perdagangan internasional. Nilai ekspor Korea sepanjang triwulan I 2002 kembali terkontraksi

walaupun dengan laju yang melambat, yaitu sebesar 10,4% (y-o-y), sementara impor terkontraksi

11,4% (y-o-y). Dengan perkembangan tersebut surplus neraca perdagangan Korea pada 2

bulan pertama triwulan I 2002 mencapai US$760,3 juta.

Setelah menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2001, angka

penjualan retail dan wholesale mengalami penurunan pada 2 bulan pertama triwulan I 2002.

Page 26: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � ��

Indeks penjualan retail menurun dari

144,4 pada akhir tahun 2001 menjadi

131,8 pada bulan Januari 2002, dan

menurun lagi menjadi 130,7 pada bulan

Februari 2002. Indeks penjualan

wholesale juga menurun dari 134,5

menjadi 128,6 pada bulan Januari

2002, dan menjadi 118,8 pada bulan

Februari 2002. Menurunnya penjualan

retail dan wholesale juga diikuti oleh

turunnya produksi sektor manufaktur.

Indeks produksi melambat dari 164,7

pada akhir tahun 2001 menjadi 142,5

pada bulan Februari 2002.

Namun penurunan angka penjualan dan produksi tersebut tidak menurunkan persepsi

dan ekspektasi konsumen dan kalangan bisnis di Korea, karena penurunan tersebut merupakan

fenomena musiman. Indeks consumer confidence yang menggambarkan persepsi konsumen

terhadap kondisi perekonomian menunjukkan peningkatan dari 89,2 pada bulan Desember

2001 menjadi 100,5 pada bulan Februari 2002. Sementara itu indeks consumer expectation

meningkat dari 100,9 menjadi 107,7.

Optimisme kalangan bisnis juga meningkat dengan melonjaknya indeks business

confidence. Indeks yang pada akhir 2001 sebesar 105,1 bahkan sempat meningkat mencapai

141,90 pada bulan Februari 2002, sebelum sedikit terkoreksi menjadi 140,8 pada bulan Maret

2002. Indikator sektor bisnis lainnya, jumlah persediaan barang (inventories) menunjukkan

penurunan yang cukup signifikan, yaitu menurun menjadi 118 dari level 124,5. Kombinasi

perkembangan meningkatnya consumer confidence, consumer expectation, dan business

confidence, serta menurunnya persediaan barang mengindikasikan bahwa aktivitas produksi

sektor industri manufaktur akan segera meningkat.

Perkembangan sektor moneter diwarnai dengan meningkatnya jumlah uang beredar.

M1 sepanjang triwulan I 2002 meningkat sebesar 5,06%, sementara M2 meningkat 2,77%.

Peningkatan jumlah uang beredar tersebut mendorong kenaikan harga barang-barang konsumsi

sebesar 1,63%. Sementara itu, Bank of Korea tetap mempertahankan benchmark suku bunga

Grafik PDB dan Inflasi Korea (%)

-10

-5

0

5

10

15

Mar-97

Sep-97

Mar-98

Sep-98

Mar-99

Sep-99

Mar-00

Sep-00

Mar-01

Sep-01

Mar-02

PD

B

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Infl

asi

PDB Inflasi

Page 27: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ���

pada level 4%, dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk meredam laju inflasi segera

setelah perekonomian semakin membaik.

Indikasi akan meningkatnya aktivitas sektor riil yang didukung oleh perkembangan di

sektor moneter tersebut akan sangat menunjang pencapaian perkiraan Pemerintah mengenai

pertumbuhan ekonomi Korea sebesar 4% pada tahun 2002.

������$��

Perkembangan ekonomi Singapura pada triwulan IV 2001 diwarnai dengan pertumbuhan

PDB sebesar 5,6% (qoq) atau lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebesar 4,3%. Dengan

demikian PDB sepanjang tahun 2001 terkontraksi sebesar 2%.

Membaiknya perekonomian pada triwulan IV didorong oleh permintaan domestik dan

sedikit membaiknya ekspor. Kuatnya permintaan domestik tercermin pada meningkatnya

penjualan retail. Indeks penjualan retail meningkat dari 133,6 pada akhir triwulan III menjadi

166,8 pada akhir triwulan IV. Meningkatnya penjualan retail mendorong aktivitas produksi sektor

manufaktur dimana indeks produksi pada periode yang sama meningkat dari 99,5 menjadi

100,3. Lebih jauh lagi, persepsi kalangan bisnis juga menjadi semakin optimis yang tercermin

pada meningkatnya purchasing manager index dari 45,6 menjadi 48,3.

Ekspor Singapura pada triwulan IV meningkat 3,43% (qoq) dibandingkan triwulan III

terkontraksi sebesar 5,96%, namun dibanding tahun sebelumnya masih terkontraksi 18,13%.

Sementara itu, impor masih terkontraksi walaupun dengan laju kontraksi yang menurun, yaitu

dari 2,70% menjadi 1,05%. Dengan perkembangan ini, surplus neraca perdagangan Singapura

meningkat dari S$7.495 juta menjadi S$8.026 juta, sehingga posisi neraca pembayaran membaik

dari defisit S$2.230 juta menjadi surplus S$3.959 juta. Posisi cadangan devisa juga meningkat

dari S$137,55 miliar menjadi S$140 miliar.

Namun perkembangan positif tersebut tidak diikuti secara langsung oleh angka

pengangguran. Perusahaan-perusahaan masih terus melakukan pengurangan tenaga kerja

sejalan dengan masih lesunya ekspor, sehingga angka pengangguran tetap meningkat menjadi

4,7% pada akhir tahun 2001 dari sebesar 3,8% pada akhir triwulan III 2001.

Perkembangan ekspor, yang merupakan kontributor utama terhadap seluruh pere-

konomian Singapura, yang masih lemah mengakibatkan Pemerintah memperkirakan PDB masih

akan terkontraksi sebesar 2% pada triwulan I 2002. Ekspor pada bulan Februari 2002 kembali

Page 28: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � ��

terkontraksi sebesar 19,2% (y-o-y).

Menurunnya ekspor, disamping karena

masih lemahnya permintaan pasar inter-

nasional, juga disebabkan oleh apresiasi

dollar Singapura yang mengakibatkan

harga barang-barang Singapura relatif lebih

mahal. Dollar Singapura pada sepanjang

bulan Januari – Februari 2002 terapresiasi

0,76% menjadi S$1,8314/USD, sebelum

kembali melemah menjadi S$1,8432/USD

pada akhir triwulan I 2002. Menurunnya ekspor secara tidak langsung menekan impor, mengingat

sebagian besar impor Singapura merupakan impor bahan baku dari produk ekspor, sehingga

impor bulan Februari 2002 ikut menurun sebesar 18,2% (y-o-y). Disamping itu, hadirnya produk-

produk serupa dari negara pesaing, seperti Cina yang memiliki biaya produksi relatif rendah

sehingga harga produknya lebih murah, semakin menekan ekspor Singapura.

Faktor-faktor lain yang menunjukkan kecenderungan akan terjadinya kontraksi PDB

tersebut adalah sedikit menurunnya penjualan retail yang pada triwulan IV 2002 merupakan

penggerak perekonomian. Indeks penjualan retail bulan Februari 2002 menurun menjadi

91,9.

Namun, Pemerintah tetap optimis perekonomian akan segera bangkit pada triwulan-

triwulan berikutnya sejalan dengan perkiraan membaiknya perekonomian Amerika, sehingga

sepanjang tahun 2002 ini perekonomian akan tumbuh antara 1% - 3%. Optimisme pemerintah

tersebut didasari oleh sedang dilakukannya negosiasi kesepakatan perdagangan bebas dengan

Amerika yang memasuki tahap akhir. Proses negosiasi yang dimulai pada bulan November

2001 tersebut diperkirakan akan mencapai kesepakatan yang penandatanganannya akan

dilakukan oleh kedua pihak dalam waktu dekat. Sebelumnya Singapura telah menjalin

perdagangan bebas dengan Jepang, Australia, New Zealand, Canada, Mexico dan Eropa

(European Free Trade Area).

Dalam kesepakatan tersebut pihak Amerika akan melonggarkan persyaratan “rules of

origin” (produk ekspor harus diproduksi di dalam negeri) bagi eksportir Singapura, sehingga

eksportir Singapura dapat menekan biaya produksi dengan merelokasi pabriknya ke luar negeri

yang upah buruh dan sewa tanahnya lebih murah, seperti Indonesia, Vietnam, Kamboja, dan

Grafik PDB dan Inflasi Singapura (%)

-10

-5

0

5

10

15

Jun-96

Dec-96

Jun-97

Dec-97

Jun-98

Dec-98

Jun-99

Dec-99

Jun-00

Dec-00

Jun-01

Dec-01

PDB

-2

-1.5

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

Infla

si

PDB Inflasi

Mar-02

Page 29: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ���

sebagainya. Selain itu Singapura juga akan membuka pasar industri jasa, termasuk perbankan,

pendidikan dan kesehatan, terhadap perusahaan-perusahaan Amerika, sehingga investasi di

sektor jasa diperkirakan akan meningkat. Implementasi kesepakatan perdagangan bebas dengan

Amerika diperkirakan akan mendongkrak PDB Singapura sebesar 0,7 percentage point.

Disamping itu, pemerintah juga sedang mempersiapkan kebijakan untuk melakukan

pemotongan pajak atas perusahaan dan perorangan. Hal ini ditujukan untuk menarik investasi

baru, terutama investasi di sektor jasa. Dengan mendorong sektor jasa, pemerintah mencoba

memperbaiki struktur perekonomian Singapura untuk mengurangi ketergantungan

perekonomian terhadap ekspor produk IT, yang terbukti rentan terhadap external shocks.

Monetary Authority of Singapore atau bank sentral Singapura secara paralel juga

melakukan upaya untuk mendorong aktivitas perekonomian dengan terus memompa likuiditas

ke dalam perekonomian. Jumlah uang beredar, baik M1, M2 dan M3 mengalami peningkatan

masing-masing sebesar 7,95%, 2,79% dan 2,59% (y-o-y), pada bulan Februari 2002.

Pertumbuhan jumlah uang beredar tersebut sedikit meningkatkan harga barang-barang konsumsi

sebesar 0,1% dalam dua bulan pertama triwulan I 2002. Namun, dibandingkan tahun sebelumnya

masih terjadi deflasi sebesar 0,6% (y-o-y), sedikit lebih tinggi dibandingkan deflasi bulan

sebelumnya sebesar 1,1%.

���%��

Setelah mengalami kontraksi pada tahun 2001, perekonomian Taiwan pada tahun 2002

ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 2,5%. Optimisme bahwa perekonomian Taiwan akan

semakin membaik mulai terlihat di awal triwulan I 2002, yang ditandai dengan meningkatnya

ekspor di bulan Januari sebesar 9,2% (y-o-y) dibandingkan tahun sebelumnya. Membaiknya

kinerja ekspor Taiwan tersebut sempat terganggu dengan terhentinya pengiriman barang ke

luar negeri berkaitan dengan libur tahun baru. Meningkatnya ekspor tersebut ternyata tidak

berlanjut pada bulan-bulan berikutnya. Ekspor Taiwan cenderung semakin turun sepanjang

bulan Februari akibat turunnya pengiriman barang ekspor karena libur tahun baru. Dampak

libur tahun baru tersebut adalah turunnya ekspor Taiwan di bulan Februari sebesar 28,1% dari

tahun sebelumnya. Penurunan tersebut lebih besar dari yang diperkirakan, yaitu sebesar 20,5%.

Dengan demikian, pada dua bulan pertama triwulan I 2002 ekspor Taiwan turun sebesar 11,1%

dari tahun sebelumnya.

Page 30: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � ��

Memasuki bulan Maret, kinerja

ekspor Taiwan diprediksikan akan

membaik didorong oleh perkiraan

naiknya permintaan perangkat kom-

puter dan telepon seluler seiring

dengan membaiknya kondisi pereko-

nomian Amerika Serikat. Berdasarkan

perkiraan pemerintah Taiwan, kenai-

kan permintaan tersebut akan men-

dorong pertumbuhan ekonomi pada

tahun 2002 ke level 2,3%. Optimisme

terhadap kenaikan permintaan ekspor

semakin besar di akhir triwulan I 2002 hingga akhir triwulan II 2002. Meningkatnya permintaan

ekspor dari Amerika Serikat tersebut, diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi

pada triwulan I 2002 sebesar 0,5%.

Memasuki triwulan I 2002, laju inflasi di Taiwan menunjukkan kenaikan menyusul

kebijakan pemerintah Taiwan untuk menurunkan subsidi bagi alkohol dan rokok, sebagai

konsekuensi keanggotaan Taiwan dalam World Trade Organization. Indeks harga konsumen

pada Januari 2002 naik 0,5% dari bulan Desember 2001, namun jika dibandingkan tahun

sebelumnya, laju inflasi di bulan Januari tersebut turun sebesar 1,7%. Pada bulan Februari,

laju inflasi di Taiwan masih menunjukkan kenaikan sebesar 0,4% dari bulan Januari atau naik

1,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terutama didorong oleh kenaikan permintaan

konsumen menjelang perayaan Tahun Baru Cina (Imlek).

Meskipun sempat mengalami kenaikan pada dua bulan pertama tahun 2002, laju inflasi

di Taiwan diperkirakan akan mengalami penurunan pada beberapa bulan mendatang, akibat

belum pulihnya kondisi perekonomian sebagian besar negara di dunia dan relatif tingginya

angka pengangguran di Taiwan. Kondisi tersebut mulai nampak di akhir triwulan I 2002, dimana

pada bulan Maret terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen di Taiwan sebesar 0,3%

dibandingkan bulan Februari. Prediksi bahwa Indeks Harga Konsumen akan cenderung turun

sepanjang tahun 2002, memberikan peluang bagi bank sentral Taiwan untuk melanjutkan

kebijakan penurunan tingkat suku bunga pada tahun 2002, atau minimal mempertahankan

tingkat suku bunga untuk tidak berubah.

Grafik PDB dan Inflasi Taiwan (%)

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Jun-96

Dec-96

Jun-97

Dec-97

Jun-98

Dec-98

Jun-99

Dec-99

Jun-00

Dec-00

Jun-01

Dec-01

PD

B

-2

-1

0

1

2

3

4

5

Infl

asi

PDB Inflasi

Mar-02

Page 31: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ���

��#�&'��

Setelah mengalami pertumbuhan negatif dalam dua triwulan terakhir tahun lalu, ekonomi

Malaysia pada triwulan I 2002 tampaknya akan sedikit membaik. Indikasi membaiknya ekonomi

Malaysia semakin kuat menyusul membaiknya lingkungan eksternal seiring dengan tanda-

tanda pemulihan ekonomi global. Sementara itu, pengaruh positif dari serangkaian kebijakan

yang berorientasi pada pertumbuhan (pro-growth policy) yang diterapkan pemerintah sejak

akhir tahun 1998, serta kebijakan untuk mendorong domestic demand sejak tahun lalu menyusul

perlambatan ekonomi global, telah menjadi faktor lainnya yang mendorong optimisme tersebut.

Menyusul perkembangan tersebut, Bank Negara Malaysia (BNM) memperkirakan ekonomi

akan tumbuh 3,5% tahun 2002, meningkat dari angka pertumbuhan tahun lalu sebesar 0,4%.

Optimisme atas pemulihan ekonomi Malaysia tersebut didukung oleh perkembangan

ekonomi global yang semakin membaik pada triwulan pertama tahun ini, terutama di Amerika

Serikat dan negara maju lainnya. Membaiknya lingkungan ekonomi global diharapkan akan

memperbaiki kinerja ekspor barang semi-konduktor dan barang-barang elektronik lainnya yang

selama ini menjadi tumpuan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Meskipun

sektor eksternal dalam triwulan pertama tahun ini belum menunjukkan perbaikan signifikan,

namun tanda-tanda membaiknya kinerja ekspor mulai tampak seiring dengan mulai

meningkatnya order barang-barang elektronik yang merupakan produk unggulan ekspor

Malaysia. Kenaikkan order tersebut dicerminkan oleh meningkatnya produksi industri pada

bulan Februari 2002 setelah dalam satu tahun terakhir terus mengalami penurunan. Pada bulan

Februari, produksi industri tumbuh 2,9% (y-o-y) meningkat dibanding bulan sebelumnya yang

mengalami kontraksi sebesar 6,7% (y-o-y). Sementara itu, pada bulan yang sama sektor

manufaktur, yang menyumbang 2/3 terhadap produk industri, mengalami pertumbuhan 3,8%.

Dari sisi domestik, tekanan permintaan yang masih lemah akibat belum membaiknya

kinerja ekonomi domestik secara signifikan, telah mendorong tingkat inflasi di negara tersebut

tetap berada pada level yang rendah. Rendahnya tingkat inflasi tersebut juga didorong oleh

nilai tukar yang stabil dan harga barang-barang impor yang menurun. Meskipun inflasi pada

bulan terakhir triwulan I 2002 meningkat menjadi 2,1% (y-o-y) dari 1,2% (y-o-y) pada bulan

sebelumnya, inflasi selama tahun 2002 diperkirakan akan berada pada level 1,8%, lebih rendah

dibanding target inflasi bank sentral sebesar 2%. Dengan tingkat inflasi yang moderat tersebut,

Bank Negara Malaysia (BNM) mengesampingkan kekhawatiran pengaruh kenaikan harga

minyak saat ini terhadap kenaikan harga di negara tersebut.

Page 32: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � ��

Meskipun tanda-tanda mem-

baiknya kinerja ekspor semakin kuat,

namun penurunan ekspor yang telah

berlangsung sejak satu tahun terakhir

masih berlangsung sampai dengan

bulan Februari tahun ini. Pada bulan

Februari, ekspor mengalami penuru-

nan sebesar 15% dibanding periode

yang sama tahun lalu. Sementara itu,

seiring dengan perkembangan eko-

nomi domestik masih lemah, impor

mengalami penurunan 8,1% (y-o-y)

pada periode yang sama. Penurunan ekspor yang lebih besar dibanding penurunan impor

tersebut telah menyebabkan mengecilnya surplus perdagangan Malaysia. Selama dua bulan

pertama tahun 2002, surplus perdagangan menurun 11,4% menjadi 8,2 miliar ringgit. Namun,

meningkatnya order atas barang ekspor diperkirakan akan memberi pengaruh positif atas kinerja

ekspor Malaysia dalam triwulan mendatang. Menyusul perkembangan tersebut, serta pemulihan

ekonomi global yang semakin menguat, pemerintah Malaysia memperkirakan ekspor akan

tumbuh 4,4% tahun 2002.

Pada sisi lain, meningkatnya arus investasi ke negara tersebut pada triwulan I 2002,

menyusul meningkatnya kegiatan FDI maupun porfolio investment terutama di pasar saham

serta repatriasi hasil ekspor, telah mendorong surplus meningkatnya capital account. Seiring

dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa Malaysia per 30 Maret 2002 mengalami

kenaikan hingga mencapai USD 32,7 miliar, angka tertinggi sejak September 2000. Cadangan

devisa yang mencapai angka tersebut cukup untuk meng-cover lima kali utang luar negeri

jangka pendek pemerintah.

Dengan jumlah cadangan devisa yang semakin meningkat, lembaga pemeringkat utang

Moodys’s telah menaikkan outlook utang luar negeri Malaysia “Baa2” dari “stable” menjadi

‘positif’. Kenaikan rating sebelumnya juga telah dilakukan lembaga pemeringkat lain yaitu S&P

setelah pemerintah Malaysia dinilai berhasil mempertahankan kebijakan nilai tukar ringgit yang

di-peg terhadap US dollar maupun kemajuan yang telah dicapai negara tersebut dalam me-

restrukturisasi sektor korporasi.

Grafik PDB Konstan dan Inflasi Malaysia (%)

-15

-10

-5

0

5

10

15

Sep-96

Mar-97

Sep-97

Mar-98

Sep-98

Mar-99

Sep-99

Mar-00

Sep-00

Mar-01

Sep-01

PD

B

0

1

2

3

4

5

6

7

Infl

asi

PDB Inflasi

Page 33: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ���

Membaiknya rating Malaysia tersebut akan berdampak positif bagi perusahaan dalam

rangka memperoleh sumber pembiayaan di pasar modal internasional menyusul rencana

Malayan Banking, bank terbesar di negara tersebut, dan perusahaan lainnya menjual obligasi

dalam waktu dekat. Rencana tersebut dilakukan setelah Mahathir mendorong perbankan

dan perusahaan lain untuk melakukan akuisisi dalam rangka meningkatkan daya saing.

Sebelumnya, pada awal bulan Maret 2002, pemerintah telah menjual obligasi senilai USD750

juta.

Dari sisi fiskal, penjualan obligasi pemerintah tersebut merupakan bagian dari

kebijakan ekspansi fiskal yang dilakukan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Untuk tahun 2002, pemerintah akan melanjutkan kebijakan ekspansi fiskal tersebut dengan

tetap memperhatikan “fiscal prudence”. Kebijakan ekspansi fiskal yang berhati-hati tersebut

tercermin dari rencana pemerintah untuk melakukan konsolidasi posisi fiskal pemerintah

serta menurunkan target defisit fiskal dari 6,5% terhadap PDB pada tahun 2001 menjadi

5,1% tahun 2002.

(�#�����

Filipina sempat mengalami penurunan PDB pada tahun 2001 namun masih lebih baik

dibandingkan dengan ekonomi negara-negara Asia timur lainnya. PDB Filipina tahun 2001

mencapai 3,4% sedangkan perkiraan tahun ini mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar

2,5% yang disebabkan oleh melemahnya ekspor. Pada dasarnya Filipina tidak bergantung

pada ekspor hasil industri tapi bergantung pada sektor jasa dan pertanian, sehingga menurunnya

ekspor industri tidak terlalu berdampak buruk terhadap perekonomian Filipina. PDB Filipina

tahun 2003 diprakirakan akan meningkat sebesar 3,6% yang disebabkan oleh kenaikan ekspor

dan menguatnya permintaan Amerika Serikat serta perbaikan pada sektor teknologi informasi

(TI).

Inflasi bulanan terus menerus menurun pada paruh kedua tahun 2001, yang tercatat

sebesar 6.1%. Inflasi Filipina pada tahun 2002 diperkirakan akan lebih rendah dari pada inflasi

tahun 2001, yaitu sebesar 4-5%. Namun inflasi diperkirakan akan meningkat pada tahun 2003

sebesar 5,7%. Instabilitas mata uang peso, tingginya harga minyak dan meningkatnya biaya

makanan sebagai akibat dari gangguan sementara di sisi penawaran telah mendorong

meningkatnya inflasi pada paruh pertama tahun 2001.

Page 34: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � �

Melambatnya tingkat inflasi

telah menyebabkan bank sentral

Filipina menurunkan suku bunga

sebesar 6,25% sejak awal 2001 dalam

rangka mendorong pinjaman dan

pengeluaran. Namun seluruh tekanan

tersebut kini telah berkurang. Meski-

pun perekonomian Filipina pada tahun

2001 lebih baik dibandingkan dengan

negara tetangganya, namun penuru-

nan suku bunga oleh bank sentral

masih diperlukan untuk mendorong

pengeluaran masyarakat dan meningkatkan pinjaman oleh sektor perbankan.

Filipina mengalami penurunan inflasi secara tak terduga di bulan Februari mencapai

3,4% sebagai akibat dari menguatnya mata uang peso yg menjadikan produk impor menjadi

lebih murah. Faktor yang mempengaruhi inflasi rendah antara lain ekonomi yang lambat yang

membatasi tekanan permintaan. Dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah dalam

mengontrol harga minyak yang diperkirakan akan menurun tahun ini diharapkan dapat membantu

mencapai target inflasi.

Sektor eksternal Filipina diperkirakan akan membaik di tahun 2002 seiring dengan

pulihnya ekonomi Amerika. Dalam tahun 2002, pendapatan ekspor dan harga produk ekspor

diperkirakan akan meningkat. Impor bahan mentah, barang setengah jadi dan barang modal

meningkat menyusul mulai pulihnya kegiatan sektor manufaktur sebagai akibat dari pulihnya

permintaan eksternal. Kondisi ini akan terus berlanjut hingga tahun 2003, dimana ekspor dipra-

kirakan tumbuh sebesar 11,8%. Impor Filipina pada periode yang sama juga diprakirakan akan

meningkat, sehingga surplus perdagangan akan meningkat menjadi US$1 miliar pada tahun

2003.

��)��#��*

Setelah mengalami perlambatan pertumbuhan pada tahun 2001 sebesar 1,8%,

perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh sebesar 3% di tahun 2002, yang diharapkan

bersumber dari ekspor. Mulai pulihnya perekonomian Amerika Serikat diharapkan akan

Grafik PDB dan Inflasi Filipina (%)

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

Mar-97

Sep-97

Mar-98

Sep-98

Mar-99

Sep-99

Mar-00

Sep-00

Mar-01

Sep-01

Jan-02

PD

B

0

2

4

6

8

10

12

Infl

asi

PDB Inflasi

Page 35: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ��

mengakhiri penurunan ekspor Thailand yang cukup drastis tahun lalu. Disamping itu, penurunan

suku bunga sejak akhir tahun lalu juga diharapkan akan memicu pengeluaran domestik yang

akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan IV 2001, perekonomian Thailand mulai

mengalami rebound sebagai akibat dari peningkatan pengeluaran konsumen dan manufaktur

yang mulai kembali membaik. PDB pada triwulan IV 2001 tumbuh sebesar 1,6% setelah pada

triwulan III 2001 mengalami pertumbuhan sebesar nol persen.

Ekspor Thailand yang diharapkan akan mendorong pertumbuhan di tahun 2002

diperkirakan meningkat 2,3% pada tahun 2002 setelah pada tahun 2001 turun sebesar 7%

sebagai akibat turunnya tingkat pertumbuhan ekonomi di negara-negara pangsa pasar ekspor

Thailand terbesar seperti Amerika Serikat, kawasan Eropa dan Jepang. Walaupun demikian,

pada bulan Februari 2002 ekspor Thailand ternyata masih mengalami penurunan yaitu

sebesar 8,1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi $4,7 miliar, setelah pada

bulan Januari 2002 juga turun sebesar 6,4%. Sementara itu, impor juga mengalami penurunan

pada bulan Februari 2002 sebesar 13,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi

$4,3 miliar. Hal ini mengindikasikan bahwa kebangkitan ekonomi Amerika Serikat

kemungkinan membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada yang diperkirakan untuk dapat

kembali menggairahkan permintaan terhadap barang-barang ekspor Thailand. Amerika

Serikat menyumbang seperlima (20%) dari total ekspor Thailand, sementara Eropa dan

Jepang masing-masing menyumbang 16% dan 15%. Sementara itu, penurunan ekspor yang

diimbangi dengan penurunan impor ini telah meningkatkan surplus transaksi berjalan Thailand

dari $820 juta pada bulan Februari tahun 2001 menjadi $989 juta pada bulan yang sama

tahun 2002.

Inflasi untuk triwulan I 2002

sebesar 0,6%, masih di dalam target

inflasi antara nol sampai dengan 1%.

Sementara itu, IHK pada bulan Maret

2002 meningkat sebesar 0,3% diban-

dingkan dengan bulan sebelumnya.

Kenaikan inflasi pada bulan Maret 2002

tersebut sebagai akibat dari mening-

katnya harga minyak mentah yang

mendorong naiknya biaya transportasi

Grafik PDB dan Inflasi Thailand (%)

-8.0

-6.0

-4.0

-2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

Mar-97

Sep-97

Mar-98

Sep-98

Mar-99

Sep-99

Mar-00

Sep-00

Mar-01

Sep-01

Mar-02

-16

-14

-12

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

PDB Inflasi

PD

B

Inflasi

Page 36: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � ��

dan produksi. Harga minyak mentah internasional pada bulan Maret 2002 meningkat sebesar

19% dari 10% pada bulan Februari. Kenaikan IHK tersebut dikhawatirkan akan membatasi

bank sentral dalam melonggarkan kebijakan suku bunga setelah sejak bulan Desember 2001

turun menjadi 2%.

Bank sentral Thailand pada bulan Desember 2001 telah menurunkan suku bunga

benchmark-nya sebesar seperempat percentage point, disusul penurunan berikut pada bulan

Januari 2002 dalam besaran yang sama sehingga menjadi 2% dalam rangka menggairahkan

permintaan domestik untuk mengimbangi menurunnya ekspor yang telah menghambat

pertumbuhan. Penurunan suku bunga tersebut merupakan penurunan yang pertama kali

dalam dua setengah tahun. Pemerintah Thailand mengharapkan agar menurunnya suku

bunga akan meningkatkan pinjaman dan investasi. Penurunan suku bunga telah mendorong

perusahan Toyota Motor (Thailand) Co. dan perusahaan pembuat mobil lainnya menawarkan

pinjaman dengan biaya lebih murah yang berdampak pada meningkatnya penjualan

kendaraan.

Pengeluaran konsumen pada triwulan pertama tahun 2002 mencatat kecenderungan

meningkat seiring dengan meningkatnya consumer confidence. Naiknya permintaan untuk

perumahan telah mendorong produksi manufaktur tumbuh sebesar 2,4% di bulan Februari

dibandingkan dengan setahun yang lalu, meningkat dari pertumbuhan 1,5% di bulan Januari.

Business confidence di Thailand pada triwulan pertama 2002 ini meningkat akibat naiknya

pengeluaran konsumen dan ekspektasi rebound di Amerika Serikat. Di lain pihak penggunaan

kapasitas pabrik di Thailand masih jauh dari optimal. Pada bulan Februari tercatat penggunaan

kapasitas pabrik secara nasional baru sebesar 54,4% dan selama hampir dua tahun terakhir

ini belum dapat melebihi 60%. Rendahnya penggunaan kapasitas ini dipengaruhi oleh

menurunnya ekspor yang menghambat pertumbuhan produksi dan investasi

Defisit anggaran Thailand pada bulan Februari 2002 mengalami peningkatan dua kali

lipat sebagai akibat dari kebijakan Pemerintah Thailand yang melakukan pengeluaran lebih

besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Defisit anggaran tersebut meningkat

menjadi 22 miliar baht ($507 juta) dari 10,7 miliar baht pada bulan yang sama tahun lalu. Defisit

untuk lima bulan pertama tahun fiskal yang dimulai bulan Oktober tersebut membengkak 40%

menjadi 121 miliar baht, lebih separuh dari ceiling pemerintah sebesar 200 miliar bath untuk

keseluruhan tahun. Baik pemerintah maupun perusahaan umum milik negara akan terus

meningkatkan pengeluaran untuk mempertahankan pertumbuhan ekonominya.

Page 37: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ���

������� ����� �

Pada triwulan I 2002, perekonomian Rusia tumbuh sebesar 3% dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya. Kecenderungan penurunan laju pertumbuhan telah dimulai

sejak tahun 2001 dimana PDB Rusia hanya tumbuh sebesar 5%, menurun dari pertumbuhan

ekonomi tahun 2000 sebesar 9%. Penurunan laju pertumbuhan ini disebabkan kecenderungan

penurunan harga minyak sehingga mengakibatkan turunnya penerimaan ekspor minyak yang

menyumbang seperempat dari keseluruhan ekspor Rusia. Harga minyak mentah turun lebih

dari 3% setelah selama enam bulan sempat tinggi akibat cadangan minyak Amerika Serikat

yang menumpuk dan OPEC serta Rusia meningkatkan penawaran minyak di pasar dunia

pada triwulan I 2001.

Mempertimbangkan besarnya dampak fluktuasi harga minyak terhadap perekonomian

Rusia, banyak para analis dan lender asing menyatakan bahwa pemerintah Rusia seyogianya

memfokuskan pada upaya melonggarkan ketentuan untuk mendorong kegiatan penyediaan

jasa dan pembuatan barang jadi dari pada mengandalkan pada sumber daya mineral seperti

minyak dan metal.

Tekanan laju inflasi Rusia tahun 2002 diperkirakan cenderung menurun sejalan dengan

melemahnya permintaan di dalam negeri. Pada bulan Maret 2002 laju inflasi melambat menjadi

1,1% dari 1,2% pada bulan Februari dan 3,1% pada bulan Januari. Dengan demikian laju

inflasi dalam triwulan I 2001 mencapai 5,4% lebih rendah dari triwulan yang sama tahun

sebelumnya yang sebesar 7,1%. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada perumahan dan jasa

publik seperti gas alam, pemanasan

(heating), listrik dan air panas. Peme-

rintah Rusia mentargetkan laju inflasi

tahunan untuk tahun 2002 sebesar

12%-14%, lebih rendah dari tahun

2001 yang sebesar 18,6%.

Di sisi fiskal, pertumbuhan

ekonomi yang pada tahun 2001 hanya

sebesar 3,5% telah mendorong

pemerintah Rusia untuk memper-

timbangkan pengurangan pajak bagi

-10

-5

0

5

10

15

Mar-97

Sep-97

Mar-98

Sep-98

Mar-99

Sep-99

Mar-00

Sep-00

Mar-01

Sep-01

0

20

40

60

80

100

120

140

PDB Inflasi

PD

B

Inflasi

Grafik PDB dan Inflasi Rusia (%)

Page 38: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � ��

pengusaha kecil untuk meningkatkan enterpreneurship, sehingga dapat menggerakkan

perekonomian. Pengusaha kecil akan dibebaskan dari pajak yang berbelit-belit, seperti

corporate tax on profit, pajak penjualan dan pajak properti. Sementara itu, Pemerintah Rusia

sedang mempertimbangkan untuk memberikan keringanan kepada perusahaan dengan

pendapatan tahunan di bawah 10 juta rubles ($320,000) dan perusahaan dengan tenaga

kerja kurang dari 20 orang untuk menggantikan seluruh bentuk pajak dengan mengenakan

pajak pendapatan sebesar 8% atau pajak keuntungan sebesar 20%. Saat ini pengusaha

kecil membayar pajak perusahaan, pajak pertambahan nilai dan unified social tax sebesar

24%.

Anggaran negara pada bulan Januari 2002 mengalami surplus sebesar 82,9 miliar rubles.

Penerimaan Pemerintah pusat Rusia pada bulan Januari 2002 mencapai 161,2 miliar rubles,

jauh lebih tinggi dari penerimaan pada bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 94,6 miliar

rubles. Penerimaan pajak pada Januari 2002 menyumbang sebesar 111,4 miliar rubles, lebih

tinggi dari bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 88,9 miliar rubles. Sementara itu

pengeluaran pemerintah pada bulan Januari 2002 mencapai 78,3 miliar rubles, lebih rendah

dari pengeluaran bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 60,6 miliar rubles. Sebagian

dari surplus anggaran bulan Januari 2002 tersebut telah digunakan untuk membiayai utang

dalam negeri sebesar 21,7 miliar rubles dan utang luar negeri sebesar 12,3 miliar rubles. Utang

luar negeri Rusia keseluruhan pada bulan Januari 2002 sebesar $130,9 miliar. Utang tersebut

terdiri dari utang kepada Paris Club sebesar $42,3 miliar dan kepada negara lainnya sebesar

$14,8 miliar. Rusia juga menerima pinjaman dari lembaga keuangan internasional seperti IMF,

Bank Dunia dan European Bank of Reconstruction and Development dengan nilai masing-

masing sebesar $7,7 miliar, $7,2 miliar, dan $200 juta.

Di sisi eksternal, turunnya harga minyak dan melambatnya permintaan dunia akan

mengurangi surplus neraca perdagangan dan neraca berjalan dari level yang tertinggi tahun

2000-2001. Kendati demikian, sektor eksternal Rusia berada pada posisi yang baik. Neraca

berjalan tahun 2001 diperkirakan surplus sebesar US$34 miliar, lebih rendah dari tahun

sebelumnya sebesar US$46 miliar, atau setara 11% dari PDB. Nilai ekspor mengalami

penurunan sejak paruh kedua tahun 2001 sejalan dengan menurunnya harga minyak dan

metal, sementara impor meningkat akibat dari pertumbuhan pendapatan riil dan apresiasi

nilai tukar rubel. Beberapa perbaikan harga komoditas ekspor Rusia, melambatnya

permintaan domestik dan melambatnya apresiasi riil nilai tukar rubles diharapkan menjadikan

Page 39: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ���

neraca perdagangan Rusia surplus, yaitu sekitar US$37 miliar – US$38 miliar untuk tahun

2002 dan tahun mendatang.

������� ��������+�������"��� �

�$'���#��

Perekonomian Australia pada triwulan IV 2001 tumbuh sebesar 4,1% dari tahun

sebelumnya, dan merupakan salah satu negara industri yang mengalami pertumbuhan ekonomi

yang tercepat. Perekonomian Australia pada tahun lalu tetap mengalami pertumbuhan yang

berarti sementara negara partner dagang utama Amerika Serikat dan Jepang mengalami resesi.

Pertumbuhan ekonomi tahun lalu disebabkan oleh tingginya konsumsi domestik, pesatnya

pembangunan yang disebabkan oleh rendahnya suku bunga selama tiga dekade, serta

pemberian uang muka secara cuma-cuma bagi mereka yang baru pertama kali mendirikan

rumah. Pinjaman yang murah serta pemberian bantuan pembangunan perumahan oleh

Pemerintah Australia sebesar A$10,000 telah meningkatkan pengeluaran masyarakat untuk

rumah. Peningkatan pembelian rumah telah mendorong meningkatnya pengeluaran masyarakat

serta impor untuk pembelian alat-alat rumah dan alat-alat listrik.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut dicerminkan oleh peningkatan penjualan

retail. Pada bulan Februari 2002, penjualan retail meningkat sebesar 0,3% dari bulan sebelumnya

menjadi A$14.12 miliar ($7.5 miliar) dan meningkat sebesar 7,1% dibandingkan bulan yang

sama tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran konsumsi telah meningkatkan penjualan

di beberapa departemen store seperti David Jones Ltd. dan Coles Myer Ltd.. Penjualan di

departemen store tercatat meningkat sebesar 1,1%, sementara penjualan barang-barang

rekreasi meningkat sebesar 2,6%.

Tingginya pertumbuhan ekonomi Australia juga dicerminkan oleh tingginya kegiatan

industri manufaktur pada triwulan I 2002 yang mencapai tingkat tertinggi selama delapan tahun

terakhir. Sekitar 46% dari perusahaan yang di survey menyatakan terdapat peningkatan

produksi, sementara 57% mengharapkan terdapat pertumbuhan yang lebih tinggi pada triwulan

II 2002. Dunia usaha yang di survey tersebut menyumbang A$59 miliar ($26 miliar) atau

seperempat dari seluruh kegiatan industri di Australia.

Rendahnya tingkat pengangguran pada bulan Februari 2002 juga merupakan salah

satu indikator yang menunjukkan bahwa perekonomian Australia tumbuh tinggi. Setelah sempat

Page 40: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � ��

mencapai level tinggi pada bulan

Januari sebesar 7%, tingkat pengang-

guran pada bulan Februari turun

sebesar 6,6%, terendah dalam satu

tahun. Tingkat pengangguran yang

mencapai 7% pada bulan Januari 2002

tersebut juga masih lebih rendah

dibanding tingkat pengangguran pada

tahun 1990-an sebesar 10,8%.

Tingginya perekonomian

Australia yang salah satu faktor di-

sebabkan oleh kuatnya permintaan domestik diikuti oleh peningkatan tajam impor Australia.

Pada bulan Februari 2002, neraca perdagangan Australia mengalami defisit sebesar $604 juta,

lebih tinggi dari angka perkiraan semula sebesar $500 juta. Trend neraca perdagangan yang

menurun tersebut telah berlangsung selama delapan bulan. Ekspor barang dan jasa pada bulan

Februari 2002 turun 0,3% (m-o-m) setelah sebelumnya naik sebesar 4.3% (m-o-m). Ekspor

barang mengalami penurunan 1,2% (m-o-m) pada bulan yang sama, sementara ekspor jasa

turun sebesar 2,9% (m-o-m). Sebaliknya impor barang dan jasa meningkat 2,6% (m-o-m) setelah

sebelumnya naik 3,5% pada bulan Januari 2002. Impor barang naik sebesar 2,5% (m-o-m)

sementara impor jasa naik sebesar 2,8% (m-o-m).

Dalam pelaksanaan kebijakan moneter, Bank sentral Australia masih mempertahankan

suku bunga rendah sebesar 4,25% setelah tahun lalu sempat menurun sebesar 2 percentage

point dalam rangka merespon pertumbuhan global yang menurun. Suku bunga rendah tersebut

telah berlangsung selama 28 tahun.

Sementara itu, Indeks Harga Konsumen pada triwulan IV 2001 meningkat 3,1% dari

tahun sebelumnya, atau berada diatas target 2%–3%. Indeks harga konsumen untuk triwulan

I 2002 diperkirakan meningkat 0,8% dari triwulan sebelumnya atau sebesar 2,9%

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan inflasi tahunan yang berada

diatas terget, perekonomian yang tumbuh sebesar 4% setiap tahunnya serta tingkat

pertumbuhan tenaga kerja yang lebih tinggi dari perkiraan, para ekonom memperkirakan

pemerintah Australia akan menaikkan target suku bunga overnight cash pada bulan Mei

menjadi sebesar 5,25%.

Grafik PDB dan Inflasi Australia (%)

0

1

2

3

4

5

6

7

Sep-96

Mar-97

Sep-97

Mar-98

Sep-98

Mar-99

Sep-99

Mar-00

Sep-00

Mar-01

Sep-01

PD

B

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

Infl

asi

PDB Inflasi

Page 41: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ���

��#��*������$

Perekonomian Selandia Baru mengalami pertumbuhan dari 0,2% pada triwulan III 2001

menjadi 0,6% pada triwulan IV 2001. Pertumbuhan ekonomi tersebut, yang masih di bawah

angka perkiraan sebesar 1,2%, disebabkan oleh rendahnya suku bunga yang mendorong

peningkatan konsumsi masyarakat. Secara keseluruhan, perekonomian Selandia Baru pada

tahun 2001 mengalami pertumbuhan sebesar 2,4% (y-o-y), lebih rendah dari pertumbuhan

tahun sebelumnya sebesar 3,8%.

Dalam rangka mendorong perusahaan-perusahaan meningkatkan penyerapan tenaga

kerja serta dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyakarat dalam mengkonsumsi dan

membeli rumah baru, bank sentral Selandia Baru telah menurunkan suku bunga sebanyak lima

kali dalam satu tahun. Suku bunga rendah yang mendorong konsumsi masyarakat telah meng-

offset penurunan ekspor Selandia Baru sebagai akibat penurunan permintaan dunia.

Pengeluaran rumah tangga untuk pembelian furniture, appliances, komputer dan mobil pada

triwulan IV 2001 tumbuh sebesar 1,4%. Demikian pula pengeluaran untuk pembelian rumah

tumbuh sebesar 20%. Sementara itu pengeluaran untuk jasa mengalami penurunan sebagai

akibat dari berkurangnya agen penerbangan. Selain itu, suku bunga rendah yang meningkatkan

pengeluaran masyarakat juga meng-offset penurunan jumlah turis ke Selandia Baru yang selama

ini menyumbang sebesar 11% dari perekonomian Selandia Baru. Selama bulan Desember

2001 tercatat turis asing yang datang ke Selandia Baru turun 7,3%.

Pada bulan Februari 2002, bank sentral Selandia Baru menaikkan suku bunga

benchmark (benchmark interest rate) sebesar 25 bp dari 4.75% menjadi 5%. Kenaikan

benchmark interest rate yang tidak

diduga sebelumnya tersebut dalam

rangka mengantisipasi risiko per-

cepatan inflasi dan overheating eco-

nomy. Kenaikkan benchmark interest

rate diperkirakan masih akan berlanjut

menjadi 5,5% sampai dengan bulan

Mei mendatang.

Setelah meningkat sebesar

1,8% pada tahun 2001, Indeks Harga

Konsumen Selandia Baru sampai

Grafik PDB dan Inflasi Selandia Baru (%)

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Mar-94

Dec-94

Sep-95

Jun-96

Mar-97

Dec-97

Sep-98

Jun-99

Mar-00

Dec-00

Sep-01

PD

B

-1

0

1

2

3

4

5

Infl

asi

PDB Inflasi

Page 42: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � ��

dengan bulan Maret 2002 diperkirakan meningkat sebesar 3%. Hal ini sejalan dengan survey

terhadap dunia usaha yang menyebutkan bahwa 25% responden merencanakan untuk

menaikkan harga produk pada tahun mendatang. Perkiraan kenaikan harga tersebut juga

tercermin dari meningkatnya jumlah tenaga kerja sebesar 16,000 pada triwulan IV 2001 dan

gaji sebesar 3,3% pada bulan November 2001.

Consumer confidence index pada triwulan IV 2001 sebesar 118,7, meningkat dari 115,8

pada triwulan sebelumnya. Indeks kepercayaan masyarakat yang berada di atas 100

mencerminkan bahwa lebih banyak masyarakat yang optimis terhadap perkembangan ekonomi

Selandia Baru. Hal ini telah mendorong meningkatnya pembangunan perumahan yang tercermin

pada izin pembangunan rumah yang meningkat sebesar 56% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, penjualan ritel juga meningkat sebesar 2,1% pada periode yang sama. Business

confidence di Selandia Baru meningkat pada bulan Maret 2002 dan mencapai angka tertinggi

selama tujuh bulan terakhir.

Di sisi eksternal, surplus neraca perdagangan Selandia Baru pada bulan Februari 2002

membengkak dari yang diperkirakan sebelumnya yaitu sebesar NZ$269 juta setelah pada bulan

Januari mengalami defisit sebesar $246 juta. Surplus perdagangan Selandia Baru pada bulan

Februari 2002 tidak sebesar bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar NZ389 juta. Surplus

neraca perdagangan tersebut disebabkan oleh peningkatan ekspor pada bulan Januari 2002

sebesar 16%, sementara impor turun sebesar 7%. Kenaikkan ekspor pada bulan Februari sejalan

dengan trend kenaikkan pada bulan yang sama selama lima tahun terakhir, namun impor yang

mempunyai trend meningkat pada bulan yang sama justru pada bulan Februari 2002 mengalami

penurunan. Hal ini yang menjadikan surplus neraca perdagangan yang diluar perkiraan

sebelumnya. Defisit neraca berjalan Selandia Baru selama tahun 2001 turun menjadi $3,8

miliar atau 3,25% dari PDB. Pada triwulan IV 2001, defisit neraca berjalan sebesar $1,84 juta,

16% di atas ekspektasi masyarakat.

������� ������������������ ����� �

���'���

Setelah mengalami kontraksi sebesar 0,3% pada tahun 2001, perekonomian Meksiko

pada tahun 2002 diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,5%. Pertumbuhan tersebut diharapkan

bersumber dari peningkatan permintaan akan barang-barang ekspor Meksiko, terutama

Page 43: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ���

Grafik PDB dan Inflasi Meksiko (%)

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Mar-97

Sep-97

Mar-98

Sep-98

Mar-99

Sep-99

Mar-00

Sep-00

Mar-01

Sep-01

Jan-02

Mar-02

PD

B

0

5

10

15

20

25

30

Infl

asi

PDB Inflasi

permintaan dari Amerika Serikat yang

diperkirakan akan pulih pada triwulan

II 2002.

Kontraksi yang terjadi pada

tahun 2001 tersebut disebabkan oleh

resesi yang terjadi di Amerika Serikat

(menyumbang 90% dari ekspor

Meksiko) yang berakibat pada me-

nurunnya permintaan domestik. Hal ini

menjadikan perusahaan-perusahaan

di Meksiko mengurangi tenaga ker-

janya sejumlah 230,000 orang,

sehingga tingkat pengangguran pada bulan Desember mencapai 2,5%, lebih tinggi dari bulan

yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,9%. Namun pada bulan Februari 2002 terjadi penurunan

tingkat pengangguran dari 3% pada bulan Januari menjadi 2,7% pada bulan Februari 2002.

Tingkat pengangguran pada bulan Januari sebesar 3% merupakan tingkat pengangguran

tertinggi sejak bulan Februari 1999. Penurunan tingkat pengangguran tersebut merupakan tanda

bahwa kegiatan ekonomi di Meksiko telah mulai pulih.

Tingkat pengangguran yang tinggi pada bulan Januari 2002 dicerminkan oleh hasil

industri yang menurun sebesar 3,3% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya.

Demikian pula dengan hasil industri manufaktur, produksi rakitan berorientasi ekspor dan output

konstruksi turun masing-masing sebesar 4,5%, 14% dan 0,2%.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi Meksiko memberi arti pada relatif stabilnya harga

makanan. Relatif stabilnya harga telah menyebabkan inflasi pada tahun 2001 hanya sebesar

4,86%. Bahkan inflasi pada triwulan I 2002 mengalami penurunan menjadi 4,66%. Pada tahun

2002, penurunan arus modal masuk akan menyebabkan melemahnya mata uang peso yang

pada gilirannya akan menjadikan bank sentral Meksiko mengalami kesulitan untuk mencapai

target inflasi sebesar 4,5% untuk tahun 2002 dan 3% untuk tahun 2003. Inflasi pada bulan

Maret 2002 tercatat sebesar 0,51% dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yang didominasi

oleh tarif hotel dan restoran akibat hari libur Paskah serta kenaikan tarif listrik.

Di sisi eksternal, defisit perdagangan pada bulan Februari 2002 meningkat menjadi

$732 juta dibanding bulan sebelumnya sebesar $722 juta. Ekspor minyak pada bulan Februari

Page 44: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � �

2002 turun sebesar 8,8% menjadi $739 juta dibanding bulan Januari 2002 sebesar $810 juta.

Berkurangnya angka ekspor minyak disebabkan oleh turunnya harga minyak yang terjadi antara

bulan November 2001 dan Januari 2002, serta menguatnya peso. Namun penurunan angka

ekspor minyak tersebut diimbangi dengan kenaikan ekspor non-migas sebesar 3,4% dari $10,77

miliar pada bulan Januari menjadi $11,14 miliar pada bulan Februari 2002. Secara keseluruhan

ekspor Meksiko pada bulan Februari meningkat 2,9% dari bulan Januari sebesar $11,59. Pulihnya

perekonomian Amerika Serikat sebagai pasar utama Meksiko merupakan salah satu penyebab

naiknya ekspor. Sedangkan impor untuk bulan Februari meningkat sebesar 2,9% menjadi $12,66

miliar dari $12,31 miliar bulan Januari. Impor bulan Februari tersebut merupakan penurunan

sebesar 3,6% dari bulan yang sama tahun sebelumnya dan merupakan impor terendah dalam

tujuh bulan terakhir.

Pada triwulan I 2002, penerimaan pemerintah turun sekitar 17 miliar peso seiring dengan

berkurangnya penerimaan pajak akibat resesi dan menurunnya pendapatan dari ekspor minyak

yang menyumbang lebih dari sepertiga penerimaan pemerintah Meksiko. Oleh karena itu,

pada tahun 2002 pemerintah Meksiko merencanakan untuk mengurangi pengeluarannya sebesar

10,1 miliar peso ($1,1 miliar) atau sekitar 7%. Pengeluaran tahun 2002 dianggarkan sebesar

1,46 triliun peso dengan tujuan untuk mempertahankan anggaran defisit sebesar 0,65% terhadap

PDB serta untuk menahan kenaikan inflasi sebagai akibat dari kebijakan pemerintah yang

ingin menggairahkan kembali permintaan dan berusaha untuk keluar dari krisis. Penurunan

pengeluaran tersebut akan dilakukan dengan menurunkan transfer kepada pemerintah negara

bagian dan lokal (state and local authorities).

������,���#

Perekonomian Brazil pada tahun 2002 diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,8% setelah

mengalami pertumbuhan sebesar 1,5% pada tahun 2001 sebagai akibat dari penurunan Brazilian

Real dan energy rationing. Angka perkiraan tersebut dengan mengasumsikan bahwa

perekonomian Amerika Serikat telah pulih serta krisis yang terjadi di Argentina tidak terlalu

berpengaruh pada perekonomian Brazil.

Inflasi pada tahun 2002 diperkirakan meningkat menjadi 4,4% dan untuk tahun 2003

sebesar 2,8%. Sementara itu, inflasi pada bulan Maret 2002 diperkirakan meningkat, setelah

sempat turun selama empat bulan, sebagai akibat dari meningkatnya harga minyak internasional

yang menyebabkan meningkatnya harga gasoline. Harga gasoline merupakan komponen yang

Page 45: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ��

besar dalam menyumbang IPCA

index. Inflasi yang diukur dengan IPCA

index kemungkinan naik dari 0,36%

pada bulan Maret menjadi 0,46% pada

bulan April 2002. Perusahaan minyak

pemerintah Petroleo Brasileiro SA

telah meningkatkan harga bensin

sebesar 11,6% pada bulan Februari

2002 dalam rangka mengimbangi

kenaikkan harga minyak dunia.

Sementara itu, minyak mentah (crude

oil) dan brent crude meningkat masing-masing sebesar 20% dan 22%. Inflasi secara bulanan

tercatat sebesar 0,52% dan 0,36% untuk dua bulan pertama tahun 2002 dan meningkat menjadi

sebesar 0,6% pada bulan Maret 2002 yang didominasi oleh dampak dari kenaikan harga

gasoline sebesar 4,2% dan elektrik sebesar 2,2%.

Kenaikan inflasi tersebut telah menyebabkan Pemerintah Brazil membatasi penurunan

suku bunga benchmark. Komite kebijakan moneter Brazil telah menurunkan suku bunga selama

dua bulan secara berturut-turut (Februari dan Maret) sebesar 25 bp, sehingga suku bunga

turun dari 19% menjadi 18,50%. Presiden bank sentral Brazil mengemukakan bahwa

meningkatnya harga minyak telah menjadikan pemerintah sulit untuk menurunkan suku bunga.

Pemerintah mentargetkan suku bunga riil pada tahun 2002 sebesar 8%.

Disamping itu, harga minyak yang meningkat tersebut juga menurunkan surplus

perdagangan Brazil mengingat negara tersebut merupakan net importir minyak. Kendati

demikian, para investor tetap optimis mengenai prospek arus masuk investasi asing dan upaya

pemerintah untuk memperpanjang utang yang akan jatuh tempo sebelum pemilihan umum

bulan Oktober 2002.

Brazil dan Meksiko saat ini hampir mendekati implementasi penandatanganan

perjanjian penurunan tarif dan peningkatan kuota untuk otomotif dalam rangka mencapai

perdagangan besar khusus kendaraan tahun 2006. Saat ini, kedua negara tersebut telah

memiliki batasan perdagangan kendaraan setiap tahunnya sebesar 50,000 kendaraan dengan

tarif 8%. Dalam hal perdagangan dengan negara lain, Brazil dan Meksiko mengenakan tarif

masing-masing sebesar 35% dan 22%. Selanjutnya, kedua negara tersebut juga merencanakan

Grafik PDB dan Inflasi Brazil (%)

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

Mar-97

Sep-97

Mar-98

Sep-98

Mar-99

Sep-99

Mar-00

Sep-00

Mar-01

Sep-01

Mar-02

PD

B

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Infl

asi

PDB Inflasi

Page 46: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � ��

menurunkan tarif menjadi 1,1% pada akhir tahun 2002 dan akan terus diturunkan untuk empat

tahun kedepan sehingga menjadi nol persen.

Pemerintah Brazil mentargetkan surplus anggaran tahunan, diluar pembayaran bunga

pinjaman, untuk tiga tahun mendatang sebesar 3,5% dari PDB. Target tersebut dalam rangka

mengurangi beban utang Pemerintah Brazil. Saat ini Brazil sedang mengupayakan untuk

menurunkan total pinjaman pemerintah bersih menjadi kurang dari 50% terhadap PDB dari

sebelumnya sebesar 54,5% atau 680 miliar reals ($294 miliar) pada bulan Februari 2002. Selama

ini Pemerintah Brazil mengalami defisit tahunan pada anggaran sektor publik keseluruhan,

termasuk pembayaran bunga pinjaman sebesar 62 miliar reals atau 5,3% dari PDB pada tahun

2001.

"�)���#��

Pertumbuhan ekonomi Chili pada tahun 2001 dilaporkan sebesar 3,0% setelah pada

tahun sebelumnya mencapai 5,4%. Menurunnya pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan

oleh menurunnya permintaan ekspor (sumbangan ekspor terhadap PDB sebesar 30%) dan

melemahnya consumer spending. Sedangkan untuk tahun 2002 pertumbuhan ekonomi

diperkirakan masih sebesar 3%.

Setelah mencatat laju inflasi sebesar 3,6% selama tahun 2001 atau 2,6% pada triwulan

IV 2001, consumer price index bulan Maret dilaporkan masih berada pada level 2,6% (y-o-y).

Laju inflasi selama triwulan I 2002 disebabkan oleh meningkatnya biaya pendidikan hingga

2,7% dan tingginya harga minyak (bahan bakar tanpa timbal meningkat hingga 2,1%). Domestic

demand diperkirakan akan tetap lemah hingga akhir tahun 2002, sehingga inflasi dapat ditekan

pada level 2,4%.

Pada tanggal 12 Maret Bank Sentral kembali menurunkan benchmark lending rate dari

5,5% menjadi 4,75% yang merupakan level terendah sejak tahun 1970-an. Penurunan suku

bunga yang ketiga tahun 2002 atau kedelapan sejak bulan Oktober 2001 tersebut, diharapkan

akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan consumer spending. Namun harapan tersebut

tidak terwujud karena Chili menghadapi angka pengangguran tertinggi pada bulan Februari

sejak bulan Maret 1999.

Angka pengangguran di Chili hingga bulan Februari mencapai 8,3% dari 8% di bulan

Januari, menandai bahwa diturunkannya suku bunga tidak berhasil mendorong investasi di

Page 47: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ���

sektor korporasi dan penciptaan lapa-

ngan kerja. Rendahnya penjualan me-

nyebabkan perusahaan-perusahaan

memberhentikan dua dari enam pega-

wainya yang pada akhirnya akan se-

makin memperlemah consumer

spending.

Surplus neraca perdagangan

di bulan Februari meningkat hingga

US$373,5 juta dari US$148,3 juta

tahun sebelumnya atau dari US$114,7

juta pada bulan Januari. Meningkatnya

surplus neraca perdagangan terjadi setelah impor mengalami penurunan yang tajam. Hal tersebut

menandai bahwa penurunan suku bunga sejak tahun lalu gagal memulihkan consumer demand.

Konsumen lebih berhati-hati untuk membelanjakan uangnya akibat tekanan inflasi. Pada bulan

Februari dilaporkan ekspor turun menjadi US$1,34 miliar dari US$1,42 miliar bulan Januari,

sedangkan impor menurun drastis menjadi US$964,9 juta dari US$1,27 miliar. Resesi ekonomi

yang terjadi di Amerika Serikat yang merupakan mitra dagang dan pasar utama Chili (terutama

pasar tembaga) juga menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi Chili.

Defisit anggaran di tahun 2002 diperkirakan meningkat 0,5% terhadap PDB

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 0,3% dari PDB (118 miliar peso atau US$178,7

juta). Defisit anggaran yang meningkat tersebut disebabkan oleh pengeluaran pemerintah

untuk program tenaga kerja dan pendidikan yang melebihi pendapatan dari pajak dan ekspor

tembaga.

���������

Perekonomian Argentina pada triwulan I 2002 diperkirakan masih akan mengalami

kontraksi. Hal ini tercermin dari merosotnya ouput industri dan investasi domestik sebagai

akibat dari tingginya faktor ketidakpastian dan meningkatnya laju inflasi. Di pihak lain, permintaan

domestik juga diperkirakan merosot tajam sebagai dampak dari meningkatnya angka

pengangguran, menurunnya kepercayaan investor, pembekuan dana pihak ketiga serta

menurunnya tingkat pendapatan dan konsumsi rumah tangga.

Grafik PDB dan Inflasi Chili (%)

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Mar-97

Sep-97

Mar-98

Sep-98

Mar-99

Sep-99

Mar-00

Sep-00

Mar-01

Sep-01

Mar-02

PD

B

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Infl

asi

PDB Inflasi

Page 48: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � ��

Kontraksi ekonomi Argentina

yang terjadi pada triwulan IV 2001 di-

perkirakan masih berlanjut pada tri-

wulan I 2002. Kontraksi yang terjadi di

triwulan I 2002 diperkirakan sebesar

2% (m-o-m) atau 10,7% (y-o-y). Fak-

tor-faktor yang menyebabkan terjadi-

nya kontraksi di triwulan I 2002 adalah

output industri yang turun sebesar

18,4% di bulan Januari, merosotnya

produksi industri sebesar 15% di bulan

Februari, turunnya investasi domestik

serta nilai peso yang masih terdepre-

siasi. Sementara itu, kondisi perekonomian di tahun 2002 diperkirakan masih mengalami kon-

traksi sebesar 8,4%, jauh lebih buruk dibandingkan dengan tahun 2001 yang mencatat kontraksi

sebesar 4,5%. Kontraksi tersebut terutama disebabkan oleh keterbatasan likuiditas, tidak

berjalannya sistem pembayaran dan intermediasi perbankan, serta merosotnya tingkat

pendapatan.

Kondisi resesi ekonomi di Argentina menyebabkan tingkat pengangguran mencapai

18,3% di akhir tahun 2001 dan diperkirakan akan meningkat di triwulan I 2002. Hal ini tercermin

dari meningkatnya jumlah pekerja yang mengalami PHK, dimana pada bulan Februari dan

Maret 2002 mencapai masing-masing 75.000 dan 65.000 pekerja. Selain itu, tingkat kemiskinan

juga meningkat, dimana populasi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai

40%. Naiknya harga barang kebutuhan pokok dan tingginya tingkat pengangguran menjadi

penyebab meningkatnya tingkat kemiskinan. Untuk mengatasi kemiskinan, pemerintah

menaikkan pajak ekspor gandum, jagung dan kedelai dalam upaya mengumpulkan dana

sebesar US$ 1 miliar untuk orang miskin. Sementara itu, pendapatan dari ekspor akan digunakan

untuk mencegah semakin melemahnya nilai peso dengan meminta eksportir menukar

pendapatan dolar dengan peso Argentina.

Di pihak lain, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada triwulan I 2002 mencapai 9,7%

(y-o-y). Hal ini ditandai dengan meningkatnya IHK bulan Maret sebesar 4% dibandingkan

dengan bulan Februari 2002 dan merupakan peningkatan IHK bulanan terbesar sejak tahun

1991. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya laju inflasi ini adalah kenaikan harga

Grafik PDB dan IHK Argentina (%)

-15

-10

-5

0

5

10

Mar-97

Sep-97

Mar-98

Sep-98

Mar-99

Sep-99

Mar-00

Sep-00

Mar-01

Sep-01

Jan-02

Mar-02

PD

B

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

Infl

asi

PDB Inflasi

Page 49: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� ���

barang-barang dan masih terdepresiasinya nilai peso. Sementara itu, IHK pada tahun 2002

diperkirakan meningkat sebesar 15,9%, jauh berbeda dengan tahun 2001 yang mengalami

kontraksi –1,1%. IHK pada tahun 2002 ini diperkirakan dapat meningkat lebih tajam apabila

masih terjadi depresiasi mata uang peso dan dilepasnya kontrol harga.

Dalam kaitannya dengan trade balance, surplus perdagangan Argentina di bulan

Februari meningkat sebagai akibat merosotnya nilai impor sebesar 64% yang disebabkan oleh

devaluasi peso. Hal ini menjadikan surplus perdagangan naik tajam dari $100 juta pada bulan

Februari 2001 menjadi $1.2 miliar pada Februari 2002. Sementara nilai ekspor Argentina tidak

berubah, yaitu sebesar $1.86 miliar, nilai impor turun menjadi sebesar $627 miliar. Namun

demikian, nilai ekspor Argentina diperkirakan masih akan meningkat sebagai respon dari

depresiasi nilai tukar peso dan membaiknya ekonomi regional dan global.

Perkembangan perekonomian Argentina yang telah diuraikan diatas tak terlepas dari

perkembangan politik yang terjadi di Argentina. Perubahan kepemimpinan yang terjadi pada

bulan Januari 2002 membawa dampak pada perekonomian. Pemerintahan baru dibawah

Presiden Eduardo Duhalde mendevaluasi mata uang peso sebesar 29% dan mengakhiri sistem

Currency Board System (CBS) yang selama ini dianut. Selanjutnya, diperkenalkan sistem nilai

tukar yang baru, yaitu dual exchange rate, dimana regim ini menganut dua kelompok nilai

tukar. Pertama, fixed rate yang ditujukan untuk transaksi perdagangan dan keuangan dengan

rate 1,4 peso per US$. Kedua, free floating rate yang digunakan pada transaksi selain kedua

transaksi diatas. Setelah berjalan selama sebulan (Januari 2002), sistem fixed rate dihapus

dan kini Argentina menganut sistem Free Floating Rate. Sampai bulan Februari 2002, nilai

peso telah terdepresiasi sebesar 17% dan mencapai nilai terendah sebesar 2,4 peso per dolar.

Selain itu, pemerintah Argentina juga menyatakan secara resmi default atas utang-utangnya

yang bernilai US$ 95 miliar.

Kebijakan ekonomi dari pemerintahan baru yang dianggap kontroversial adalah

pembatasan pengambilan uang dari bank dan transfer ke luar negeri, pembekuan tabungan

serta penkorversian tabungan dolar menjadi peso. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga

perbankan agar tidak mengalami collapse. Namun, tindakan ini tidak populer dan memicu

kerusuhan yang terjadi di hampir seluruh negeri. Negara-negara tetangga Argentina, seperti

Brazil, Uruguay, Chili, Bolivia dan Paraguay, menghimbau IMF untuk turun tangan mengatasi

krisis yang terjadi di Argentina karena dikhawatirkan akan mengganggu transaksi perdagangan

dan menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan Amerika Latin.

Page 50: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������� ������ ��� � ��

Walaupun perekonomian Argentina belum pulih dari krisis, tampaknya investor mulai

kembali ke Argentina. Hal ini dimungkinkan oleh adanya rencana pemerintah dalam rangka

stabilisasi ekonomi dan pinjaman baru dari IMF sebesar $20 miliar. Namun demikian, IMF

mensyaratkan pemerintah Argentina untuk mengembangkan kebijakan fiskal dan moneter yang

komprehensif sebelum dana bantuan tersebut dikucurkan. Oleh karena itu, walaupun

perekonomian Argentina masih tetap dilanda resesi, diharapkan akan terjadi pertumbuhan

ekonomi di paruh kedua tahun 2002. Namun hal ini sangat tergantung dari kondisi perekonomian

di Amerika Serikat mengingat konsumen terbesar dari ekspor Argentina adalah Amerika Serikat.

Page 51: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������������������� ��������

�����������

Tanda-tanda pemulihan ekonomi dunia yang mulai nampak jelas dalam triwulan I 2002

berdampak luas terhadap perkembangan pasar keuangan dan pasar komoditas internasional.

Membaiknya kinerja ekonomi tersebut tidak terlepas dari kombinasi kebijakan moneter dan

fiskal yang ekspansif yang sebelumnya diterapkan di berbagai negara dalam rangka mendorong

pertumbuhan ekonomi domestiknya. Sejalan dengan semakin membaiknya kondisi ekonomi

global, stance kebijakan moneter dan fiskal di berbagai negara bergeser dari longgar menjadi

lebih netral. Namun, pelaku pasar ternyata memberikan reaksi yang berlainan di berbagai negara

terhadap pergeseran stance kebijakan tersebut.

Di pasar uang, perubahan arah kebijakan moneter dari easing bias policy ke neutral

bias policy menimbulkan reaksi yang berbeda antara pelaku pasar di negara-negara maju dan

di negara-negara berkembang. Di negara-negara maju, suku bunga dipandang sudah berada

pada titik terendah sehingga tidak ada lagi ruang gerak bagi otoritas moneter untuk menurunkan

suku bunga. Dengan semakin membaiknya kondisi ekonomi domestik, yang diperkirakan akan

berdampak inflatoir, pelaku pasar di negara-negara maju memiliki ekspektasi bahwa suku bunga

dimungkinkan kembali untuk meningkat. Hal ini tercermin dari meningkatnya kembali suku

bunga pasar uang antarbank dalam denominasi mata uang negara-negara maju pada triwulan

I 2002 setelah sepanjang tahun 2001 cenderung menurun. Sebaliknya di negara-negara

berkembang, suku bunga masih dimungkinkan untuk turun dalam rangka memacu ekonomi

agar tumbuh lebih cepat sehingga membentuk ekspektasi penurunan suku bunga di kalangan

pelaku pasar. Kondisi ini dikonfirmasi oleh menurunnya suku bunga pasar uang antarbank di

beberapa negara Asia pada triwulan I 2002.

Di pasar modal, perkembangan pasar obligasi dan pasar saham juga terkait erat dengan

ekspektasi pelaku pasar terhadap kondisi ekonomi dan perkembangan suku bunga. Ekspektasi

peningkatan suku bunga oleh bank sentral juga terjadi di pasar obligasi khususnya di negara

Amerika Serikat dan Eropa. Hal ini antara lain tercermin dari penurunan harga obligasi sebagai

instrumen fixed income di negara tersebut. Sebaliknya, kondisi perekonomian Jepang yang

����������������������� ������

Page 52: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������������������� ������ ��

masih memburuk disertai dengan kecenderungan deflasi telah mendorong peningkatan harga-

harga obligasi di Jepang. Membaiknya perekonomian dunia juga semakin menggairahkan bursa

saham. Indeks harga saham dunia cenderung meningkat selama triwulan I 2002, melanjutkan

trend penguatan indeks harga saham dalam periode sebelumnya. Trend penguatan indeks

harga saham di Asia terlihat lebih tajam dibandingkan dengan trend penguatan indeks harga

saham di negara-negara maju. Namun, laju peningkatan indeks harga saham di negara-negara

maju agak tertahan karena kecenderungan meningkatnya harga minyak dunia dan munculnya

ekspektasi peningkatan suku bunga oleh otoritas moneter. Peningkatan harga minyak tersebut

dikhawatirkan meningkatkan tekanan inflasi (cost-push and imported inflation) karena negara-

negara maju pada umumnya merupakan negara-negara pengimpor minyak terbesar.

Di pasar valuta asing, nilai tukar mata uang dunia bergerak bervariasi. Sebagian

mata uang bergerak melemah terhadap dolar AS, sementara sebagian lainnya justru bergerak

menguat. Pergerakan nilai tukar mata uang tersebut juga tidak terlepas dari membaiknya kondisi

ekonomi global yang dimotori oleh kebangkitan ekonomi AS sebagai lokomotif ekonomi dunia.

Kinerja ekonomi AS yang membaik berdampak ganda terhadap perkembangan pasar valuta

asing. Di satu sisi, perkembangan tersebut akan meningkatkan permintaan terhadap produk-

produk ekspor dari negara-negara lain sehingga berdampak apresiatif terhadap mata uang

domestik negara-negara mitra dagang AS. Di sisi lain, membaiknya ekonomi AS juga menarik

minat investor untuk menanamkan modalnya dalam aset-aset berdenominasi dolar AS sehingga

berdampak apresiatif terhadap dolar AS atau berdampak depresiatif terhadap mata uang

domestik negara-negara asal investor. Kombinasi dari kedua dampak tersebut dan struktur

perekonomian dalam negeri akan mewarnai arah pergerakan mata uang di pasar valuta asing.

Di pasar komoditas, sejalan dengan membaiknya kinerja ekonomi di berbagai kawasan,

permintaan terhadap beberapa komoditas mulai menunjukkan peningkatan terutama komoditas

utama seperti minyak dan emas. Meningkatnya permintaan tersebut menjadi faktor utama yang

memicu harga-harga komoditas cenderung meningkat sepanjang triwulan I 2002. Kondisi ini

menyebabkan pasar komoditas kembali bergairah setelah tahun lalu mengalami kelesuan akibat

merosotnya harga-harga komoditas seiring dengan menurunnya permintaan dunia.

��������

Indikasi pemulihan ekonomi dunia dalam triwulan I 2002, yang ditandai oleh optimisme

pemulihan ekonomi di AS, telah mempengaruhi perkembangan pasar keuangan di AS, Eropa

Page 53: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������������������� ��������

dan Asia. Menyusul indikasi

pemulihan ekonomi tersebut,

pelonggaran kebijakan moneter

yang diterapkan negara-negara

besar sejak tahun lalu, pada

triwulan I 2002 mulai menun-

jukkan perubahan arah. Dalam

periode tersebut, easing bias

policy yang diterapkan bebe-

rapa bank sentral selama ini

mulai beralih ke neutral bias

policy.

Kebijakan untuk mem-

pertahankan suku bunga oleh

Fed Res dalam triwulan I 2002

pada level 1,75% yang berlaku

sejak Desember tahun lalu,

diikuti pula oleh bank sentral di

berbagai belahan dunia lainnya.

Di kawasan Eropa, European

Central Bank (ECB) dan Bank

of England (BOE) terakhir kali

menurunkan benchmark suku

bunga masing-masing 50bp menjadi 3,25% dan 4% pada bulan Agustus tahun lalu. Di

kawasan Asia, kebijakan yang sama diikuti pula oleh sebagian besar bank sentral di kawasan

tersebut seperti Cina, Hong Kong, Korea dan Malaysia. Kebijakan neutral bias tersebut,

tampaknya dilakukan untuk menstabilkan proses pemulihan ekonomi yang mulai berlangsung

saat ini sehingga kebijakan menaikkan suku bunga dipandang terlalu dini. Hal ini juga

dikarenakan tanda pemulihan ekonomi yang mulai tampak pada triwulan akhir tahun lalu

diyakini semata-mata bukan karena kebijakan moneter yang sangat longgar, melainkan

juga didorong oleh penurunan harga minyak yang tajam saat itu. Sementara itu, bank sentral

negara Filipina, Thailand, dan Indonesia sampai dengan triwulan I 2002 masih menurunkan

suku bunga.

Suku BungaPasar Uang Negara-Negara Maju (6 bulan) (%)

Grafik Suku Bunga Fed FundApril 1999 - Maret 2002

1.01.52.02.53.03.54.04.55.05.56.06.57.07.5

4/30/1999

6/30/1999

8/31/1999

29/10/99

12/31/1999

2/29/2000

4/28/2000

6/30/2000

8/31/2000

10/31/2000

12/30/2000

2/28/2001

30/04/01

29/06/01

31/08/01

31/10/01

31/12/01

28/02/02

Per

sen

Fed Fund Target

Fed Fund Effective

5.3

75.

43

4.4

8 4.14 4.

713.

91

2.5

2

1.98

0.1

30

.08

0.0

90.

10

4.4

24.

373.

54

3.25

����

����

����

����

����

������

��� �� ����� �� ���� �� ������ ��

��������� �� ���� ������������������������� ����������

4.40

2.3

3

0.10

3.5

9

Page 54: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������������������� ������ ��

Di negara maju, kebijakan

mempertahankan suku bunga -

neutral bias policy- oleh berbagai

bank sentral telah mendorong

suku bunga di pasar uang cende-

rung meningkat menyusul mem-

baiknya kondisi ekonomi domestik

di negara tersebut. Kecenderu-

ngan ini berbeda dibanding

dengan periode sebelumnya

dimana suku bunga pasar cende-

rung menurun seiring dengan

penurunan suku bunga bank sen-

tral. Di pasar uang London, pada

akhir triwulan I 2002, suku bunga poundsterling mencapai 4.39%, meningkat dari 4,14% pada

akhir triwulan sebelumnya. Demikian pula suku bunga dolar AS dan euro, masing-masing

meningkat dari 1,98% dan 3,25% pada akhir triwulan IV 2001 menjadi 2,33% dan 3,59% pada

akhir triwulan I 2002. Sementara untuk yen pada akhir triwulan I 2002, suku bunga mata uang

tersebut di pasar London berada pada level 0,095%, relatif tidak berbeda dengan level pada

akhir triwulan sebelumnya yang mencapai 0,10%. Hal ini sesuai dengan langkah BOJ untuk

mempertahankan suku bunga mendekati nol sehubungan dengan masih lesunya kondisi

perekonomian negara tersebut.

Di kawasan Asia, suku bunga pasar uang dalam triwulan I 2002 menunjukkan

perkembangan yang berbeda dengan pasar uang di negara maju. Selama periode tersebut,

suku bunga pasar uang di Asia bergerak seragam, cenderung menurun meskipun bank sentral

di kawasan ini menempuh kebijakan moneter yang berbeda. Bank sentral Korea dan Malaysia

mulai menerapkan neutral bias policy, sementara bank sentral Indonesia, Filipina dan Thailand

masih menerapkan easing bias policy.

Pada akhir triwulan I 2002, suku bunga pasar uang di Indonesia (Jibor 6 bulan), Malaysia,

Thailand, dan Korea masing-masing berada pada level 17,39%, 3,24%, 2,38% dan 4,73%,

menurun dari 17,93%, 3,27%, 2,44% dan 4,79% pada akhir periode sebelumnya. Sementara di

Singapura, suku bunga SIBOR dengan jatuh tempo 6 bulan mengalami kecenderungan yang

sama sebelum kembali mengalami koreksi dan mencapai level 1,125% pada akhir triwulan I

Grafik Suku Bunga Pasar Uang Asia1)

1) Interbank rate

1.13

����

����

����

����

�����

�����

������

�� ������� ����� ������ ����

��� ����� �������� ��� �� ������� !���� ������� ��� �����

Page 55: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������������������� ��������

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

Apr-99

Jul-9

9

Oct-99

Jan-0

0

Apr-00

Jul-0

0

Oct-00

Jan-0

1

Apr-01

Jul-0

1

Oct-01

Jan-0

2

US UK Japan China Korea Singapore

2002. Kecenderungan suku bunga yang menurun di pasar uang Asia ini tampaknya sejalan

dengan pandangan bank sentral di kawasan Asia untuk mendorong percepatan pemulihan

ekonomi dikawasan ini.

���� ����

��������������

Perkembangan pasar obligasi selama triwulan I 2002 tidak terlepas dari perkembangan

lingkungan ekonomi global saat ini. Tanda pemulihan ekonomi global yang berlangsung saat

ini, kecuali Jepang, telah mendorong yield obligasi pemerintah meningkat. Kenaikan yield obligasi

tersebut menyusul meningkatnya spekulasi pasar terhadap kemungkinan bank sentral

menaikkan suku bunga. Diperkirakan kenaikan yield obligasi pemerintah akan berlanjut dalam

triwulan mendatang seiring dengan meningkatnya ekpektasi kenaikan suku bunga tersebut.

Hal ini berbeda dengan perkembangan obligasi pada triwulan sebelumnya, dimana yield obligasi

cenderung menurun seiring dengan penurunan suku bunga.

US treasury note, setelah mengalami periode penurunan pada triwulan sebelumnya,

pada triwulan pertama tahun ini menunjukkan kecenderungan meningkat terutama sepanjang

bulan terakhir periode tersebut. Selama periode tersebut, yield benchmark 10 year-US note

meningkat dan mencapai level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir menyusul perkembangan

positif berbagai indikator ekonomi negara tersebut. Spekulasi terhadap kenaikan suku bunga

oleh Fed Res menyusul tanda pemulihan ekonomi di negara tersebut telah memunculkan

kekhawatiran di kalangan

investor atas menurunnya daya

tarik obligasi pemerintah

sehingga mendorong obligasi

terkoreksi dan yield meningkat.

Perkembangan yang

sama juga terjadi pada obligasi

pemerintah di kawasan Eropa.

Harga obligasi pemerintah yang

cenderung menurun, seiring

dengan tanda pemulihan

ekonomi di kawasan ini, telah

Grafik Perkembangan Yield Obligasi Pemerintah (%)

Page 56: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������������������� ������ ��

menurunkan minat beli terhadap

obligasi pemerintah dan beralih

ke asset yang lebih beresiko

seperti saham dan corporate

debt. Dalam triwulan I 2002,

yield benchmark 10 year

German bond meningkat 26bp

menjadi 5,2% pada akhir

triwulan, tertinggi dalam triwulan

II tahun lalu. Kendati memburuk

pada triwulan I tahun ini, pada

triwulan II diperkirakan perkem-

bangan harga obligasi pemerintah di kawasan ini tidak akan seburuk triwulan I. Dengan indikasi

pemulihan ekonomi yang moderat di kawasan ini, dan kebijakan penurunan suku bunga yang

tidak seagresif di AS, yield obligasi Jerman 2 dan 10 tahun pada triwulan II diperkirakan akan

meningkat lebih lambat dibanding kenaikan pada triwulan sebelumnya menyusul perkirakan

bahwa ECB tidak akan segera menaikkan suku bunga dalam waktu dekat ini.

Berbeda dengan perkembangan obligasi di AS dan Eropa, harga obligasi pemerintah

Jepang dalam triwulan I 2002 cenderung meningkat setelah ekonomi negara tersebut belum

juga menunjukkan tanda-tanda pulih dari resesi ekonomi. Hasil indeks Tankan yang tidak

menunjukkan kenaikan kepercayaan atas prospek ekonomi negara tersebut, mengindikasikan

negara tersebut akan mengalami periode resesi yang lebih panjang. Selain karena faktor tersebut,

kenaikan harga obligasi pemerintah didorong pula oleh ekspektasi pengalihan investasi dari

deposito perbankan ke pasar utang oleh investor dan pemerintah daerah menyusul kebijakan

pembatasan jaminan pemerintah atas deposito. Sementara itu, rencana pemerintah menurunkan

tingkat kupon obligasi berjangka waktu 10 tahun tidak berpengaruh signifikan atas harga obligasi

pemerintah.

Sementara di negara Asia lainnya seperti Cina, Korea dan Singapore, harga obligasi

pemerintah cenderung menurun seiring dengan perkembangan positif di kawasan tersebut.

Berbeda dengan kecenderungan penurunan harga obligasi negara Asia lainnya, harga obligasi

pemerintah Indonesia beberapa triwulan terakhir cenderung meningkat karena menurunnya

faktor risiko. Membaiknya kondisi sosial dan politik di Indonesia, yang akan memberi pengaruh

positif terhadap upaya pemulihan ekonomi, tampaknya telah berhasil mendorong minat investor

Grafik Yield Obligasi Pemerintah Indonesia (%)

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Apr-01

May-01

Jun-01

Jul-01

Aug-01

Sep-01

Oct-01

Nov-01

Dec-01

Jan-02

Feb-02

Mar-02

Page 57: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������������������� �������

DJIA NKY 225 Stoxx 50 JCI STI SET Kospi

1.41% 4.25% 2.20% 25.07% 7.42% 20.21% 15.56%

Prosentase kenaikan harga saham pada Triwulan I 2002

untuk membeli obligasi Indonesia sehingga mendorong harga obligasi meningkat dan yield

menurun.

�����������

Mengawali tahun 2002, pergerakan indeks saham di berbagai belahan dunia

menunjukkan kecenderungan menguat walaupun masih diselingi oleh beberapa koreksi.

Kenaikan saham pada triwulan I 2002 tersebut merupakan kelanjutan dari penguatan saham

pada periode sebelumnya seiring dengan mulai munculnya tanda-tanda pemulihan ekonomi

global. Optimisme pemulihan ekonomi di AS yang semakin kuat pada triwulan I 2002, yang

berdampak positif pada pemulihan ekonomi di kawasan lainnya, serta ekspektasi keuntungan

perusahaan-perusahaan seiring dengan pemulihan ekonomi, telah mewarnai trend kenaikan

indeks saham sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Selama periode tersebut, trend penguatan

indeks saham di Asia terlihat lebih tajam dibanding trend penguatan saham di negara-negara

maju.

Pada triwulan I 2002, indeks saham utama Amerika (Dow Jones, Nasdaq dan S&P

500) cenderung menguat. Perkembangan berbagai indikator utama di negara tersebut, antara

lain membaiknya US consumer confidence, berkurangnya pemutusan hubungan kerja,

pertumbuhan sektor manufaktur, serta meningkatnya ekspektasi atas keuntungan perusahaan

telah memperkuat indeks harga saham. Menyusul berbagai perkembangan positif tersebut,

indeks Dow Jones selama periode tersebut menguat hingga mencapai posisi 10.635 pada

tanggal 19 Maret 2002, tertinggi dalam delapan bulan terakhir, sebelum kembali menurun dan

mencapai 10403,94 pada akhir triwulan I. Meskipun indeks saham sempat mengalami koreksi,

sebagai dampak ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve, selama periode triwulan

I 2002 indeks saham Dow Jones tetap mengalami pertumbuhan sebesar 1,41%.

Optimisme pemulihan ekonomi AS juga berdampak positif terhadap perkembangan

saham di kawasan dunia lainnya. Di pasar saham Eropa, pemulihan ekonomi AS dan kebangkitan

Page 58: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������������������� ������ �

-

2,000.00

4,000.00

6,000.00

8,000.00

10,000.00

12,000.00

14,000.00

16,000.00

29/1

2/00

29/0

1/01

28/0

2/01

29/0

3/01

29/0

4/01

29/0

5/01

29/0

6/01

29/0

7/01

29/0

8/01

29/0

9/01

29/1

0/01

29/1

1/01

29/1

2/01

29/0

1/02

28/0

2/02

29/0

3/02

DJIA

NKY 225

DJ Stoxx 50

0.00

500.00

1000.00

1500.00

2000.00

2500.00

5/01

/01

5/02

/01

5/03

/01

5/04

/01

5/05

/01

5/06

/01

5/07

/01

5/08

/01

5/09

/01

5/10

/01

5/11

/01

5/12

/01

5/01

/02

5/02

/02

5/03

/02

JCI

STI

SET

Kospi

ekonomi Euro terutama di tiga

ekonomi terbesar kawasan

Euro —yaitu Jerman,

Perancis, dan Italia— telah

memberi pengaruh positif

terhadap indeks saham. Na-

mun, dalam triwulan I ter-

sebut, penguatan indeks

saham lebih lanjut sempat

tertahan oleh penurunan sa-

ham perusahaan peralatan

elektronik. Penurunan saham

tersebut berlangsung setelah

JP. Morgan Chase & Co.

mengumumkan turunnya

pengeluaran perusahaan-

perusahaan telekomunikasi.

Namun demikian, menguat-

nya indeks DJ Stoxx 50

sebesar 2,2% selama periode

laporan menunjukkan bahwa

penurunan saham tersebut

tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap saham

Euro. Sementara itu, optimisme pemulihan ekonomi global, perkiraan pertumbuhan ekonomi

yang semakin meningkat menyusul kuatnya domestic spending, serta meningkatnya ekspor di

Inggris telah mendorong saham di negara tersebut bergerak meningkat selama periode laporan.

Di kawasan Asia, optimisme pemulihan ekonomi di AS dan mulai bangkitnya ekonomi

di kawasan ini telah mendorong indeks saham Jepang, Korea, Singapore dan Thailand

mengalami pergerakan yang sama dengan pasar saham di kawasan lain. Di Jepang, indeks

saham menguat didorong oleh optimisme peningkatan ekspor negara tersebut menyusul

pulihnya ekonomi AS. Selain karena faktor tersebut, kenaikan saham juga didorong oleh

optimisme pasar bahwa pemerintah akan segera turun tangan menyelesaikan kredit macet

Grafik Indeks Saham AS, Kawasan Euro dan Jepang (%)

Grafik Perkembangan Indeks Saham Asia (%)

Page 59: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������������������� ��������

perbankan, menyusul desakan G-7 agar pemerintah Jepang mencegah collapse-nya sistem

perbankan negara tersebut. Selama tiga bulan pertama tahun ini, indeks Nikei 225 meningkat

dari posisi 10871,49 pada awal periode menjadi 11333,11 pada akhir triwulan, atau meningkat

4.25%.

Di pasar saham Korea, masuknya investor asing telah mendorong penguatan indeks

harga saham di negara tersebut. Kepastian pengambilalihan perusahaan pembuat memory

chip, Hynix Semiconductor Inc., oleh perusahaan komputer Amerika, Micron Technology Inc.,

yang mendorong saham perusahan elektronik dan komputer meningkat, menandai masuknya

investor asing ke pasar saham Korea. Sentimen positif di pasar saham Korea tersebut juga

didorong oleh rencana Daimler Chrysler AG untuk membeli saham Hyundai. Menyusul

perkembangan tersebut, indeks Kospi Korea selama triwulan I 2002 mencatat pertumbuhan

19,77% dari posisi 747,72 pada awal periode menjadi 895,58 pada akhir triwulan I 2002.

Di Thailand, selain dipengaruhi oleh optimisme perkembangan ekonomi global serta

kenaikan harga minyak dunia, kenaikan saham didorong pula oleh perkembangan domestik di

negara tersebut. Optimisme keberhasilan upaya BOT untuk memperbaiki neraca perbankan

telah mendorong saham-saham perbankan meningkat. Sementara itu, kenaikan indeks tersebut

juga dipengaruhi oleh meningkatnya saham perusahaan minyak di Thailand menyusul kenaikan

harga minyak dunia.

Di Indonesia, perkembangan bursa saham diwarnai oleh kenaikan harga-harga saham

perusahaan yang akan dan telah didivestasi. Perusahaan telekomunikasi seperti Indosat dan

Telkom merencanakan akan melakukan divestasi, sementara BPPN telah melakukan proses

divestasi saham BCA. Tindakan tersebut telah menyebabkan harga saham ketiga perusahaan

meroket sehingga mendorong IHSG meningkat sebesar 25,07% dalam triwulan I 2002.

���������������

Setelah dalam triwulan sebelumnya perkembangan pasar valuta asing diwarnai oleh

kecenderungan melemahnya hampir seluruh mata uang utama dunia terhadap dolar AS,

sepanjang triwulan I 2002, nilai tukar beberapa mata uang utama dunia bergerak bervariasi.

Sebagian mata uang melemah terhadap dolar AS, seperti euro, yen, dan won Korea. Namun,

mata uang yang lain seperti rupiah, bath, peso Filipina, dan dolar Singapura justru menguat

terhadap dolar AS. Pola pergerakan mata uang tersebut juga relatif stabil kecuali untuk yen dan

Page 60: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������������������� ������ ��

85.00

90.00

95.00

100.00

105.00

110.00

115.00

120.00

125.00

01/1

0/20

01

11/1

0/20

01

23/1

0/20

01

02/1

1/20

01

14/1

1/20

01

26/1

1/20

01

06/1

2/20

01

18/1

2/20

01

28/1

2/20

01

09/0

1/20

02

21/0

1/20

02

31/0

1/20

02

12/0

2/20

02

22/0

2/20

02

06/0

3/20

02

18/0

3/20

02

28/0

3/20

02

Ind

eks

Nila

i Tu

kar

(1 J

an 2

001

= 10

0)

80

90

100

110

120

130

140

Nila

i Tu

kar

No

min

al

USD/EUR100

YEN/USD

INDEKS NILAI TUKAR YEN

INDEKS NILAI TUKAR EURO

rupiah yang bergerak lebih fluk-

tuatif terutama dalam bulan Maret

2002. Hal ini terlihat dari perkem-

bangan indeks nilai tukar mata

uang beberapa negara terhadap

dolar AS.

Selain faktor-faktor do-

mestik, pergerakan mata uang

tersebut juga dipengaruhi oleh

faktor-faktor eksternal yang

terutama bersumber dari perkem-

bangan ekonomi AS sebagai loko-

motif ekonomi dunia. Pereko-

nomian AS yang mulai menun-

jukkan tanda-tanda pemulihan

berdampak ganda terhadap per-

kembangan pasar valuta asing. Di

satu sisi, perkembangan tersebut

akan meningkatkan permintaan

terhadap produk-produk ekspor

dari negara-negara lain sehingga

berdampak apresiatif terhadap

mata uang domestik negara-

negara mitra dagang AS. Di sisi

lain, membaiknya ekonomi AS juga menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dalam

aset-aset berdenominasi dolar AS sehingga berdampak apresiatif terhadap dolar AS atau

berdampak depresiatif terhadap mata uang domestik negara-negara asal investor. Dampak

yang berlawanan tersebut saling tarik-menarik dan akan menentukan apakah dampak apresiasi

atau depresiasi yang lebih kuat, tergantung dari struktur ekonomi masing-masing negara dan

keterkaitannya dengan ekonomi AS.

Lebih menariknya aset-aset berdenominasi dolar AS menyebabkan permintaan terhadap

dolar AS meningkat. Dengan perkataan lain, terjadinya pergeseran portofolio ke dalam aset-

aset berdenominasi dolar AS telah menurunkan permintaan terhadap hard currencies pesaing

Indeks Nilai Tukar Nominal Euro dan YenOktober 2001 – Maret 2002 (1 Jan 2001 = 100)

Indeks Nilai Tukar Nominal AsiaOktober 2001 – Maret 2002 (1 Jan 2001 = 100)

95.00

100.00

105.00

110.00

115.00

120.00

01

/10

/20

01

09

/10

/20

01

17

/10

/20

01

25

/10

/20

01

02

/11

/20

01

12

/11

/20

01

20

/11

/20

01

28

/11

/20

01

06

/12

/20

01

14

/12

/20

01

24

/12

/20

01

01

/01

/20

02

09

/01

/20

02

17

/01

/20

02

25

/01

/20

02

04

/02

/20

02

12

/02

/20

02

20

/02

/20

02

28

/02

/20

02

08

/03

/20

02

18

/03

/20

02

26

/03

/20

02

JPY KRW THB

PHP IDR SGD

Page 61: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������������������� ��������

dolar AS seperti euro dan yen. Dampak pergeseran portofolio tersebut lebih dominan

mempengaruhi melemahnya euro dan yen dibandingkan dengan potensi apresiasi nilai tukar

euro dan yen sebagai dampak membaiknya kinerja ekonomi AS. Akibatnya, sepanjang periode

laporan nilai tukar euro melemah 2,0% dari 88,95 US cents per euro pada akhir Desember

2001 menjadi 87,17 US cents pada akhir Maret 2002.

Sementara itu, tekanan depresiasi terhadap yen semakin diperberat dengan berlanjutnya

krisis ekonomi Jepang. Dibuka pada posisi 131,66 yen per dollar AS pada awal periode laporan,

nilai tukar yen cenderung melemah hingga mencapai titik terendah 134,71 yen per dollar AS pada

tanggal 8 Februari 2002. Selanjutnya, yen kembali bergerak menguat sebelum akhirnya ditutup

pada posisi 132,73 yen per dolar AS pada akhir periode laporan atau melemah sekitar 0,8%

sepanjang periode laporan. Prospek ekonomi domestik yang masih suram dan ancaman deflasi

mendorong para investor Jepang mengalihkan dananya ke luar negeri terutama ke AS yang mulai

menunjukkan tanda-tanda kebangkitan ekonomi. Dampak pelarian modal tersebut meng-offset

peningkatan ekspor sehingga secara neto masih memberikan tekanan depresiasi terhadap yen.

Kecenderungan melemahnya yen berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar won Korea

yang juga cenderung terdepresiasi. Nilai tukar won terkait erat dengan yen karena kedua negara

memiliki karakteristik produk ekspor relatif sama sehingga saling bersaing memperebutkan

pangsa ekspor di pasar internasional. Melemahnya yen dipersepsi oleh pasar akan

memperlemah daya saing produk-produk ekspor Korea sehingga akan menurunkan permintaan

terhadap produk-produk ekspor Korea. Akibatnya, pasar bereaksi dengan menurunkan

permintaan terhadap mata uang Korea sehingga nilai tukar won cenderung melemah. Sepanjang

periode laporan, won melemah 1,0% dari 1.313,5 won per dolar AS pada akhir Desember 2001

ke posisi 1.327 won pada akhir Maret 2002.

Bila membaiknya ekonomi AS membawa dampak neto terhadap melemahnya euro

dan yen, maka terhadap beberapa mata uang Asia lain justru berdampak sebaliknya. Nilai

tukar rupiah, baht, peso Filipina, dan dolar Singapura masing-masing menguat sebesar 5,9%,

1,6%, 1,2%, dan 0,1% ke posisi Rp9.825, 43,50 baht, 51,00 peso, dan S$1,8432 pada akhir

periode laporan. Meningkatnya permintaan AS terhadap produk-produk ekspor dari negara-

negara ASEAN menyebabkan naiknya permintaan terhadap mata uang domestik masing-masing

negara sehingga bergerak menguat. Dalam pada itu, nilai tukar rupiah mengalami apresiasi

terbesar sehingga menempatkan rupiah sebagai mata uang berkinerja terbaik di antara mata

uang negara-negara ASEAN sepanjang periode laporan.

Page 62: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������������������� ������ ��

������ �����

Perkembangan pasar komoditas internasional sepanjang triwulan I 2002 ditandai dengan

kecenderungan meningkatnya harga-harga komoditas terutama komoditas utama seperti minyak

dan emas. Sejalan dengan membaiknya ekonomi di berbagai kawasan, permintaan terhadap

beberapa komoditas mulai menunjukkan peningkatan sehingga mendorong naiknya harga-

harga komoditas tersebut. Kondisi ini menyebabkan pasar komoditas kembali bergairah setelah

tahun lalu mengalami kelesuan akibat merosotnya harga-harga komoditas seiring dengan

menurunnya permintaan dunia.

Harga minyak sebagai komoditas utama meningkat pesat dari $19,30 per barrel pada

akhir Desember 2001 menjadi $25,60 per barrel pada akhir Maret 2002 atau meningkat 32,6%

dalam periode laporan. Pada awal periode laporan, harga minyak telah menunjukkan

kecenderungan meningkat hingga ditutup pada posisi $21,58 per barrel pada tanggal 4 Januari

2002. Selama dua pekan kemudian, harga minyak cenderung kembali menurun hingga mencapai

posisi penutupan terendah, yaitu $17,94 per barrel pada tanggal 17 Januari 2002. Setelah itu,

harga minyak bergerak naik kembali selama hampir satu bulan hingga ke posisi penutupan

$21,87 per barrel pada tanggal 11 Februari 2002. Kecenderungan menurunnya harga minyak

kembali terjadi selama lebih dari sepekan kemudian sebelum akhirnya kembali bergerak

menguat dan ditutup pada posisi tertinggi $25,60 per barrel pada akhir periode laporan.

Kecenderungan meningkatnya harga minyak dipicu oleh beberapa faktor. Pertama,

impor minyak AS diperkirakan meningkat baik untuk memenuhi cadangan minyak strategisnya

yang diperkirakan meningkat maupun

untuk menghadapi sisa musim dingin.

Sementara itu, badai salju yang me-

landa kawasan timur AS dari Georgia

sampai Carolina telah menghambat

arus pasokan minyak ke kawasan

tersebut. Kedua, negara-negara OPEC

telah mengurangi produksi minyaknya

sementara Rusia sebagai negara

produsen non-OPEC telah berjanji

untuk memperpanjang pembatasan

ekspor minyaknya. Langkah pengu-

Harga Spot Minyak Mentah BrentApril 2001 - Maret 2002

15

17

19

21

23

25

27

29

31

2/04

/01

2/05

/01

2/06

/01

2/07

/01

2/08

/01

2/09

/01

2/10

/01

2/11

/01

2/12

/01

2/01

/02

2/02

/02

2/03

/02

US

$ p

er b

arre

l

Page 63: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������������������� ��������

rangan produksi minyak OPEC

dimaksudkan untuk mentaati kuota

produksi minyak OPEC yang telah di-

sepakati bersama pada bulan Desem-

ber 2001 sebesar $1,5 juta barrel per

hari. Dalam tahun 2001, produksi

minyak OPEC lebih besar 565.000

barrel per hari dibandingkan dengan

kuota produksi yang disepakati.

Kelebihan produksi minyak OPEC

tersebut telah mendorong produsen

non-OPEC ikut meningkatkan pro-

duksinya sehingga menekan turun

harga minyak dunia pada waktu itu. Namun dalam bulan Januari 2002, produksi minyak ke-10

negara anggota OPEC telah menurun 640.000 barrel per hari sehingga kembali mendorong

naik harga minyak dunia. Sementara itu, komitmen Rusia untuk tetap membatasi ekspor

minyaknya dimaksudkan untuk menghindari ketegangan hubungan dengan negara-negara

OPEC. Ketiga, membaiknya kinerja ekonomi di berbagai kawasan diperkirakan akan mening-

katkan permintaan minyak dunia terutama untuk mendukung kegiatan sektor industri.

Perkembangan harga komoditas utama lainnya, yaitu emas, juga menunjukkan

kecenderungan meningkat. Sepanjang periode laporan, harga spot emas di bursa London

meningkat 8,5% dari $278,95 per troy oz pada akhir Desember 2001 menjadi $302,65 per troy

oz pada akhir Maret 2002. Tingkat harga emas tertinggi dicapai pada tanggal 8 Februari 2002

yang ditutup pada posisi $303,75 per troy oz.

Kecenderungan meningkatnya harga emas terutama pada akhir periode laporan dipicu

oleh kebijakan Pemerintah Jepang yang membatasi cakupan asuransi terhadap dana pihak

ketiga di sektor perbankan. Kebijakan tersebut mendorong para investor/deposan mengalihkan

portofolio asetnya dari simpanan di bank menjadi emas sebelum berlaku efektif mulai 1 April

2002. Hal ini menyebabkan peningkatan permintaan emas sehingga harga emas cenderung

meningkat.

Harga Spot EmasApril 2001 - Maret 2002

250

260

270

280

290

300

310

2/0

4/0

1

2/0

5/0

1

2/0

6/0

1

2/0

7/0

1

2/0

8/0

1

2/0

9/0

1

2/1

0/0

1

2/1

1/0

1

2/1

2/0

1

2/0

1/0

2

2/0

2/0

2

2/0

3/0

2

US

$ p

er t

roy

oz

Page 64: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ������������� ��

PENDAHULUAN

Pada triwulan I 2002, Indonesia telah berpartisipasi dalam berbagai forum internasional

mengenai kerjasama ekonomi, moneter dan keuangan internasional maupun integrasi ekonomi

dan perdagangan internasional. Kerja sama ekonomi, moneter dan keuangan internasional

dalam periode laporan telah dibahas dalam forum SEACEN dan EMEAP. Kerja sama

pembangunan ekonomi regional/internasional dibahas dalam Konferensi Financing for

Development. Sementara integrasi ekonomi dan perdagangan internasional dibahas dalam

forum APEC Economic Committee dan G-15 Expert Group.

Selama triwulan laporan, SEACEN telah menyelenggarakan dua pertemuan, yaitu

SEACEN Board of Directors Meeting ke-43 dan SEACEN Interim Executive Committee

Meeting. Forum SEACEN Board of Directors Meeting ke-43 membahas isu-isu mengenai

laporan perkembangan kegiatan SEACEN selama tahun 2001, usulan program untuk tahun

2002, anggaran untuk tahun 2002 serta pertemuan Gubernur SEACEN ke-21. Forum SEACEN

Interim Executive Committee Meeting mengangkat isu mengenai Term of Reference untuk

Exco dan penyusunan kriteria untuk anggota baru SEACEN. Sementara itu, pada triwulan

laporan EMEAP telah menyelenggarakan satu kali Workshop dan satu kali pertemuan tingkat

Deputi. Forum EMEAP Workshop membahas isu mengenai dampak ekonomi makro New

Basel Accord terhadap negara anggota EMEAP, sedangkan pertemuan EMEAP tingkat Deputi

mengangkat isu mengenai: (i) Laporan Working Group EMEAP dan pemilihan Chairman dan

Vice-Chairman Working Group EMEAP yang baru, (ii) Perkembangan ekonomi terkini negara

anggota EMEAP, (iii) Temuan dari Workshop on Macroeconomic Impact of the New Basel

Accord, dan (iv) Lainnya.

Sementara itu, Konferensi Financing for Development membahas upaya-upaya

memerangi kemiskinan dan mengesahkan Konsensus Monterrey. Di bidang integrasi ekonomi

dan perdagangan internasional, pertemuan APEC Economic Committee membahas berbagai

isu yang meliputi: (i) APEC Tasking Statement, Economic Outlook, kajian mengenai manfaat

�������������������� ������� ����

Page 65: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ���������������

dari Trade and Investment Liberalization Facilitation (TILF), Knowledge Base Economy (KBE),

New Economy, dan aktivitas lain yang terkait dengan Economic Committee.

Sementara itu, Forum G-15 Expert Group memfokuskan pada isu-isu: (i) transparency

dan standard dan codes, (ii) arus modal, (iii) reformasi lembaga keuangan internasional, (iv)

highly leverage institutions, dan (v) poverty reduction.

KERJA SAMA EKONOMI, MONETER, DAN KEUANGAN INTERNASIONAL

43rd SEACEN Board of Directors’ Meeting di Malaysia

Pada tanggal 25 Februari 2002 telah diselenggarakan 43rd SEACEN Board of Directors’

Meeting di Malaysia. Agenda dari Sidang meliputi: (i) Progress Report on Activities, (ii) Proposed

Programme for Operating Year 2002, (iii) Budget for Operating Year 2002, (iv) 21st Meeting of

the Board of Governors, dan (v) isu lainnya.

Berkaitan dengan progress report on activities, selama periode laporan telah

dilaksanakan 8 proyek penelitian, 6 proyek telah dijadwalkan sebelumnya dan 2 proyek penelitian

merupakan proyek tambahan untuk mengantisipasi dampak tragedi 11 September 2001.

Sementara itu, selama periode laporan juga telah dilaksanakan 3 seminar, 2 workshop, dan 1

meeting. Beberapa meeting yang telah dijadwalkan terpaksa ditunda pelaksanaannya sebagai

dampak tragedi 11 September.

Untuk sisa masa kerja 2001 yang berakhir pada 31 Maret 2002, dijadwalkan masih

akan dilaksanakan beberapa kegiatan, yaitu : course on balance of payment management,

seminar on financial system oversight, workshop on communication strategy for monetary policy,

dan workshop on current options and possible convergence.

Mengenai usulan program SEACEN tahun 2002, berdasarkan usulan yang disampaikan

oleh masing-masing anggota SEACEN, melalui media korespondensi, disepakati daftar kegiatan

SEACEN tahun 2002 sebagai berikut :

a. Empat topik penelitian, yaitu dua penelitian core program : (i) Economic Openness and

Effectiveness of Counter-Cyclical Macroeconomic Policies in The Global Economic

Slowdown: Experience of the SEACEN Countries, (ii) Efficacy of Monetary Transmission

Mechanism : Experiences of the SEACEN Countries, serta dua penelitian supplementary

programs : (i) Issues in External Debts Concepts, Monitoring Procedures, Reporting and

Crisis Prevention in the SEACEN Countries, dan (ii) China in the WTO Impact on Trade

Page 66: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ������������� ��

and Investment in the SEACEN Countries.

b. Enam training course, yaitu lima core-program meliputi : banking supervision, monetary

policies and strategies, payment and settlement system, dan macroeconomic management,

serta satu supplementary program, yaitu : foreign exchange and financial derivatives.

c. Lima seminar core-program, yaitu seminar : central bank surveillance, international finance and

capital market, senior bank supervisors, senior bank management of central banks on financial

system oversight, dan policy forum for Governors/Deputy Governors on national institutional

arrangements for financial supervision. Dua seminar supplementary programs, yaitu seminar :

legal and regulatory aspecs of financial stability, dan e-finance : challenges for central banks.

d. Lima kegiatan workshop, meliputi : operational risk and coorporate governance, new capital

accord, prevention of money laundering and financial criminality-legal aspects, dan

techniques of inflation projection.

Dalam Operating Year 2002, Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan

SEACEN-CPSS Course on Payment Systems for Emerging Economies di Bali pada tanggal 5-

8 Agustus 2002 dan SEACEN-BIS Seminar : Central Bank Surveillance of the Structure and

Functioning of Financial Markets di Bali tanggal 11-13 Juni 2002.

Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan yang diusulkan pada Operating Year 2002,

besarnya anggaran pengeluaran tahun 2002 diusulkan dan kemudian disepakati sebesar RM

4,980,000, dengan cost sharing masing-masing anggota sebesar RM 452,727. Anggaran untuk

tahun 2002 tersebut turun 2,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut

disebabkan telah selesainya proyek komputerisasi, pengalihan pembiayaan beberapa proyek

penelitian dan gaji serta tunjangan perumahan Visiting Research Economist ke supplementary

budget, serta penghapusan biaya pengadaan katalog publikasi.

Pertemuan Board of Directors (BOD) tersebut juga menetapkan bahwa pertemuan Board

of Governors Conference (BOG) SEACEN Centre ke-21 akan diselenggarakan bersamaan

dengan Konferensi SEACEN Governors ke 37 di Ulanbaatar, Mongolia pada tanggal 25-27

Juni 2002. Selain itu, pertemuan juga membahas mengenai perbedaan keberadaan Executive

Committee (Exco) dan BOD serta pembagian tugas antara Exco dengan BOD. Kesepakatan

yang dicapai adalah sebagai berikut :

a. Keberadaan BOD masih tetap dipertahankan, namun dengan struktur keanggotaan akan di-

kembalikan ke format lama, yaitu keanggotaan BOD hanya terdiri dari tiga pejabat, yaitu :

Page 67: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ���������������

Gubernur Bank Negara Malaysia, Deputy Gubernur Bank Negara Malaysia, dan Executive

Director SEACEN. Tugas BOD tersebut adalah menetapkan kebijakan yang berkaitan

dengan masalah-masalah governance, yang meliputi tiga aspek utama, yaitu : (i) budget/

financial, (ii) staffing, dan (iii) activities.

b. Keberadaan Exco yang sudah ditetapkan oleh BOG akan tetap dipertahankan, dengan

tugas utama adalah memutuskan aspek-aspek yang lebih bersifat operasional, seperti

kegiatan riset, seminar, training, dan workshop.

c. Dalam rangka memelihara koordinasi antara BOD dengan Exco, maka anggota BOD yang

sekaligus juga merupakan anggota Exco memberikan laporan secara rutin yang

disampaikan pada setiap sidang Exco. Laporan BOD tersebut disepakati untuk dijadikan

agenda permanen dalam setiap Exco Meeting.

SEACEN Interim Executive Committee (Exco) Meeting di Singapura

Pada tanggal 13 Maret 2002 telah diselenggarakan SEACEN Interim Executive

Committee (Exco) meeting di Singapura. Dalam pertemuan tersebut dibahas dua hal utama

yaitu (i) Term of Reference untuk Exco, dan (ii) Penyusunan kriteria untuk anggota baru

SEACEN.

Berkenaan dengan pembahasan Term of Reference Exco, Bank Indonesia mengingatkan

peserta Sidang mengenai peranan Exco sesuai dengan hasil pertemuan SEACEN Board of

Governors tahun lalu di Singapura bahwa selain berfungsi sebagai pengawas SEACEN Centre

(supervisory role), Exco berfungsi untuk memberikan masukan (advisory role) kepada Board of

Governors mengenai SEACEN Centre. Selain itu, Bank Indonesia menekankan pula perlunya

hubungan (link) antara Exco dengan SEACEN Board of Directors. Dalam pertemuan tersebut

disepakati bahwa Executive Director SEACEN Centre akan menjadi link antara Exco dengan

Board of Directors. Dalam kaitan ini, Executive Director akan melaporkan hasil pertemuan

Board of Directors dalam pertemuan Exco. Secara keseluruhan, Term of Reference Exco yang

disepakati terdiri atas tiga bagian utama yaitu (i) The Exco in the SEACEN Framework yang

mengatur hubungan Exco dengan SEACEN Board of Governors, SEACEN Board of Directors,

dan SEACEN Centre, (ii) Responsibilities of the Exco yang pada intinya mengatur peran Exco

sesuai dengan kewenangan yang didelegasikan oleh SEACEN Board of Governors kepada

Exco, dan (iii) Structure and Operation of the Exco yang mengatur chairmanship, representation,

decision making process, dan meetings dari Exco.

Page 68: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ������������� ��

Sementara itu, dalam pembahasan mengenai kriteria keanggotaan baru SEACEN,

Exco membahas usulan kriteria yang diajukan SEACEN Centre dan rencana keanggotaan

Brunei, Fiji, dan Pakistan. Para peserta sidang sepakat bahwa penerimaan anggota baru

SEACEN tetap dilakukan secara case-by-case basis dengan mengacu kepada kriteria yang

disepakati. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia meminta SEACEN Centre untuk mengajukan

usulan mengenai jenis keanggotaan SEACEN berikut kriterianya pada pertemuan Exco tahun

mendatang.

Mengenai rencana keanggotaan Brunei dan Fiji, disepakati bahwa penilaian atas rencana

keanggotaan kedua negera tersebut akan dilakukan setelah kedua negara tersebut melakukan

permohonan secara resmi. Sementara itu atas rencana keanggotaan Pakistan yang telah

mengajukan permohonan secara resmi tidak tercapai konsensus karena Pakistan belum

memperoleh rekomendasi minimal dari dua negara anggota, dan yang terlebih penting lagi,

keanggotaan Pakistan dikhawatirkan akan merubah karakter dasar dari SEACEN.

Executives’ Meeting of East Asia Pacific Central Banks (EMEAP) Tingkat

Deputi ke-23 di Bali, Indonesia

Pada tanggal 19 Maret 2002 telah diselenggarakan EMEAP Deputies’ Meeting ke-23 di

Bali, Indonesia dengan didahului EMEAP Workshop on Macroeconomic Impact of the New

Basel Accord pada tanggal 18 Maret 2002.

Dalam EMEAP Workshop dibahas topik tentang Macroeconomic Impact of the New

Basel Accord, dan dihadiri oleh sebelas anggota EMEAP, yaitu Australia, Cina, Filipina, Hong

Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Singapura dan Thailand. Pembicara

pada Workshop ini berasal dari Bank for International Settlements (BIS) yaitu Norman Chan,

Deputy Chief Executive Hong Kong Monetary Authority.

Beberapa kesimpulan yang bisa ditarik, yaitu:

(i) secara umum disepakati bahwa ketentuan New Basel Accord memberikan dampak positif

dalam meningkatkan kinerja perbankan pada khususnya dan sektor finansial pada

umumnya. Kesepakatan tersebut meliputi perbaikan Basel Accord I antara lain kepekaan

yang lebih tinggi dalam mengukur risiko, khususnya risiko kredit, dan memberikan

“fleksibilitas” bagi pengawas dalam menentukan kecukupan modal. Namun ketentuan

tersebut bersifat internasional, tidak mengakomodasi kondisi negara-negara EMEAP,

Page 69: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ���������������

khususnya Asia sehingga menimbulkan permasalahan bagi bank dan pengawas serta

mempunyai konsekuensi terhadap kondisi ekonomi makro;

(ii) mengingat negara-negara EMEAP pada akhirnya harus mengimplementasikan New Basel

Accord, diskusi ini banyak memfokuskan kepada persyaratan agunan khususnya agunan

tanah/rumah yang tidak diakui oleh ketentuan baru dalam kaitannya dengan peran Small

Medium Enterprises (SMEs) di Asia, serta penentuan waktu implementasi ketentuan

tersebut;

(iii) secara umum negara EMEAP menyetujui diperlukannya implementasi secara bertahap

dan perlunya dilakukan beberapa penyesuaian terhadap ketentuan mengenai agunan tanah/

rumah yang digunakan oleh SMEs.

Dalam EMEAP Deputies’ Meeting ke-23 yang dihadiri oleh sebelas negara anggota

EMEAP, (Deputi Gubernur Bank Indonesia bertindak sebagai chairman), agenda yang dibahas

meliputi: (i) Working Group Report on Existing Work and Initiatives, (ii) Recent Economic

Developments dan (iii) Finding of the EMEAP Workshop on Macroeconomic Impact of the New

Basel Accord

Pada sesi pertama empat Working Group EMEAP, yaitu Bank Supervision, Payment

and Settlement Systems, Financial Markets dan IT Expert Forum, melaporkan progres dari

masing-masing Working Group. Disamping itu, pada sesi ini juga telah dilakukan pemilihan

terhadap chairman dan vice-chairman untuk keempat Working Group.

a. Working Group on Bank Supervision melaporkan bahwa sampai saat ini belum terdapat

progres yang berarti setelah pertemuan para Deputi terakhir bulan November yang lalu di

Auckland, Selandia Baru tahun 2001, mengingat pertemuan Working Group on Bank

Supervision baru akan diselenggarakan di Bali bulan Mei 2002 mendatang. Chairman dari

Working Group yang baru adalah Bank Negara Malaysia setelah sebelumnya dipegang

oleh Hong Kong Monetary Authority.

b. Working Group on Payment and Settlement Systems melaporkan bahwa mereka telah

menyelesaikan tugas pertama dan telah pula menghasilkan dan mempublikasikan laporan

mengenai risiko nilai tukar di kawasan EMEAP pada bulan Desember 2001.

Sementara itu, EMEAP Red Book akan selesai dalam beberapa bulan. Isu yang akan

dibahas selanjutnya dalam Working Group adalah (i) mempublikasikan hasil dari

kegiatannya, (ii) melanjutkan studi mengenai penurunan risiko penyelesaian devisa, dan

Page 70: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ������������� ��

(iii) melanjutkan kegiatan payment and settlement risk. Chairman dari Working Group on

Payment and Settlement Systems adalah Bank of Japan untuk jangka waktu dua tahun

dengan Vice-Chairman adalah Reserve Bank of Australia.

c. Sementara itu, Chairman dari Working Group on Financial Markets yang baru adalah Hong

Kong Monetary Authority dengan Bank of Korea sebagai Vice-Chairman setelah Chairman

sebelumnya dipegang oleh Reserve Bank of Australia. Dalam laporan oleh Working Group

on Financial Markets, para Deputi EMEAP sepakat atas usulan yang disampaikan oleh

Hong Kong Monetary Authority dengan klarifikasi sebagai berikut : (i) surveillance

merupakan core dari Working Group ini, (ii) frekuensi pertemuan adalah empat kali dalam

setahun untuk Working Group dan dua kali setahun dari pertemuan forum diselenggarakan

back-to-back dengan pertemuan Working Group, (iii) non-anggota hanya bertindak sebagai

nara sumber dalam forum tukar pandangan.

d. Working Group on IT Expert Forum melaporkan bahwa pertemuan pertama telah

diselenggarakan di Tokyo bulan Februari 2002 dengan tuan rumah Bank of Japan. Dalam

pertemuan diperoleh kesimpulan bahwa kendati dalam rangka efisiensi berbagai sistem

dan proyeksi berada di luar bank sentral (outsource) namun critical system dan infrastruktur

IT harus tetap berada di dalam bank sentral (in-house) dan saat ini sedang diupayakan

untuk mengembalikannya ke bank sentral (in-house) dalam upaya mempertahankan

kemampuan mengontrol.

Pada sesi kedua (Recent Economic Development), para Deputi EMEAP menyepakati

tanda-tanda pemulihan ekonomi pada paruh kedua tahun 2002. Keyakinan ini berdasarkan

pada dampak serangan 11 September yang lebih kecil daripada yang diantisipasi, rebound

perekonomian Amerika Serikat yang solid, dan hampir selesainya koreksi terhadap nilai aset

IT yang terkait dengan industri. selain itu, para Deputi juga membahas tentang :

i) perkembangan ekonomi regional; secara keseluruhan mencatat pertumbuhan yang lebih

rendah pada tahun 2001 yang mencerminkan kondisi ekonomi global yang berlawanan.

Beberapa negara kendati menunjukkan tingkat pertumbuhan yang lebih lambat tetap

mengalami pertumbuhan tinggi dibandingkan dengan negara lainnya di kawasan, sementara

sebagian besar lainnya mengalami pertumbuhan yang moderat dan sisanya masih

mengalami kontraksi.

ii) pertumbuhan ekonomi yang melambat; sebagian besar negara mendukung kebijakan pro-

growth atau kebijakan moneter yang longgar melalui penurunan suku bunga yang

Page 71: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ���������������

dikombinasikan dengan kebijakan fiskal yang ekspansioner dengan membiarkan defisit

fiskal. Ekonomi di kawasan juga menerapkan structural adjustment baik di sektor keuangan,

termasuk perbankan, dan sektor riil. Bahkan beberapa ekonomi menerapkan reformasi

yang lebih besar melalui diversifikasi sehingga menjadikan broader based economy.

iii) restruksturisasi perbankan; upaya-upaya telah dilakukan untuk menurunkan non-performing

loans. Mengingat bahwa permasalahan sektor perbankan juga terkait dengan sektor

korporasi, para Deputi EMEAP menyetujui bahwa untuk menjadikan restrukturisasi

perbankan membuahkan hasil maka diperlukan pula restrukturisasi korporasi.

iv) Inflasi dikawasan tetap rendah bahkan beberapa negara mengalami deflasi.

v) Outlook pada tahun 2002 diharapkan lebih baik dengan pertumbuhan ekonomi diperkirakan

lebih tinggi seiring dengan perbaikan ekonomi dunia dan structural adjustment yang

dilakukan di banyak negara.

vi) depresiasi Yen; para Deputi mengkhawatirkan dampak yang ditimbulkan pada

perekonomian Asia lainnya, sehingga mempertanyakan strategi kebijakan nilai tukar Jepang

untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Para Deputi menunjukkan kehati-hatiannya

bahwa nilai tukar seyogianya tidak digunakan untuk mengkompensasi dampak structural

adjustment.

Pada sesi berikutnya, dibahas temuan dari Workshop on Macroeconomic Impact of the

New Basel Accord tanggal 18 Maret 2002, yaitu:

(i) Para Deputi EMEAP menyetujui pembentukan drafting group yang akan dipimpin oleh

Simon Topping dari Hong Kong Monetary Authority yang akan bertugas menyusun paper

berisikan komentar/tanggapan terhadap New Proposal, kekhawatiran-kekhawatiran

terhadap New Proposal, serta rekomendasi yang diberikan.

(ii) Draft paper tersebut harus disampaikan kepada Working Group on Banking Supervision

yang akan menyelenggarkan pertemuan di Bali pada bulan Mei 2002 mendatang.

(iii) Draft yang telah direvisi tersebut akan dibagikan kepada para Deputi EMEAP

(iv) Paper tersebut akan dibagikan kepada para Gubernur anggota EMEAP pada pertemuan

di Malaysia bulan Juli mendatang.

(v) Paper tersebut akan berlandasan perubahan terhadap Basel Accord.

Page 72: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ������������� �

KERJA SAMA PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL/INTERNASIONAL

Konferensi Financing for Development di Monterrey, Meksiko

Konferensi internasional mengenai Pendanaan bagi Pembangunan (Financing for

Development) diselenggarakan di Monterrey, Meksiko pada tanggal 18-22 Maret 2002 dihadiri

oleh 48 Kepala Negara/Pemerintahan dan sekitar 300 pejabat setingkat Menteri, para pimpinan

lembaga internasional serta perusahaan multinasional dan lembaga swadaya internasional.

Agenda acara dimulai dengan pembacaan statement oleh Presiden Meksiko, Vicente

Fox sebagai President of the Conference; Secretary-General of the United Nations, Kofi Anan;

President of the United Nations General Assembly, Han Seung-Soo; President of The World

Bank, James D. Wolfensohn; Managing Director of the International Monetary Fund (IMF),

Horst Kohler; dan Director-General of the World Trade Organization (WTO), Mike Moore. Acara

dilanjutkan dengan mendengarkan statement dari seluruh delegasi.

Secara umum pembicara-pembicara tersebut di atas menyatakan komitmennya untuk

meningkatkan kerjasama dan bersatu memerangi kemiskinan (poverty) dengan target tingkat

kemiskinan di dunia menurun menjadi setengahnya pada tahun 2015. Untuk mencapai target

tersebut perlu ditingkatkan penyediaan dana kepada negara-negara miskin dan berkembang.

Namun diingatkan bahwa agar penggunaan dana efektif diperlukan suatu kondisi yang

mendukung di negara penerima seperti antara lain good governance, penegakan hukum,

pemberantasan korupsi, dan liberalisasi perdagangan.

Konferensi ditutup dengan pengesahan Konsensus Monterrey pada intinya berisi:

i. Adanya globalisasi dan semakin kuatnya saling ketergantungan antar negara menuntut

suatu ikilm dan kerjasama internasional yang mendukung upaya pembangunan melalui

peningkatan kerjasama dan kemitraan antara negara-negara maju dan negara-negara

berkembang.

ii. Sebagai dasar peningkatan kerjasama dan kemitraan tersebut di atas, negara-negara

berkembang perlu melakukan pembenahan dalam pengelolaan pembangunan dengan

bertumpu pada pengerahan dan pemanfaatan sumberdaya domestik secara efektif, efisien

dan berkesinambungan seraya memperkuat upaya penegakan hukum dan pemerintahan

yang bersih, demokratis dan akuntabel.

iii. Kesepakatan untuk meningkatkan upaya penyelesaian masalah utang luar negeri negara

berkembang melalui penerapan prinsip burden sharing antara kreditur dan debitur, baik

Page 73: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ��������������

antar pemerintah maupun antar pemerintah dengan swasta. Mekanisme penyelesaian

utang luar negeri dapat dilakukan melalui skema debt swaps. IMF dan World Bank diminta

untuk mengkaji kemungkinan memanfaatkan ketersediaan SDR (Special Drawing Right)

guna membantu keperluan pembiayaan pembangunan di negara-negara berkembang.

Disamping itu, IMF dan World Bank juga diminta untuk mempertimbangkan debt relief

dalam rekomendasi kebijakannya kepada negara penerima dana yang mengalami

perubahan fundamental debt sustainability akibat adanya bencana alam, gejolak

perdagangan atau konflik internal. Kebijakan debt relief juga direkomendasikan

pelaksanaannya melalui Paris Club dan London Club dalam kerangka meningkatkan sumber

dana yang diperlukan untuk mencapai sustainable growth and development.

iv. Kesepakatan untuk meningkatkan koordinasi dan koherensi kebijakan di antara lembaga-

lembaga internasional yang menangani bidang moneter, keuangan, perdagangan dan

pembangunan. Dalam kaitan ini juga ditekankan perlunya meningkatkan partisipasi negara

berkembang dalam proses pengambilan keputusan di berbagai lembaga internasional

khususnya IMF dan World Bank.

v. Komitmen negara-negara maju untuk meningkatkan jumlah bantuan pembangunan kepada

negara-negara berkembang. Presiden Amerika Serikat menyatakan rencananya untuk

menganggarkan dana sebesar USD 5 milyar untuk 3 tahun ke depan. Perdana Menteri

Spanyol selaku Presiden Uni Eropa (UE) menyatakan bahwa UE menganggarkan sekitar

USD 8 – 10 miliar per tahun dalam jangka waktu 3 tahun. Namun demikian, ditegaskan

oleh Amerika Serikat dan UE tentang adanya persyaratan bagi calon negara penerima

bantuan, yaitu serius dalam memberantas korupsi, mendukung liberalisasi perdagangan

dan investasi, menegakkan hukum, meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

kesehatan dan pendidikan.

Dalam kesempatan konferensi internasional tersebut terdapat pula beberapa side events

yang dilaksanakan secara pararel/simultan. Side events dimaksud merupakan pertemuan

International Business Forum yang pada intinya membahas implementasi consensus Monterrey

khususnya peranan sektor swasta. Dalam pertemuan tersebut didiskusikan upaya-upaya yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan arus dana swasta dari negara-negara maju ke negara-

negara miskin dan berkembang dengan menciptakan beberapa mekanisme atau skim tertentu

antara lain mekanisme pembiayaan utang, pengembangan jaringan informasi antar investor,

pendanaan infrastruktur, dana restrukturisasi perusahaan, modal ventura dan kredit UKM.

Page 74: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ������������� ��

Bagi Indonesia kiranya Konsensus Monterrey ini dapat dijadikan sebagai rujukan

bagi perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan nasional yang lebih terpadu dan

berkelanjutan, antara lain yang berkaitan dengan peningkatan langkah-langkah pembenahan

tata pemerintahan, penegakan hukum, penguatan kelembagaan dan peningkatan efektifitas

bantuan asing, sehingga dapat memulihkan kepercayaan masyarakat internasional khususnya

negara dan lembaga kreditur dan kalangan investor. Namun demikian, diperlukan komitmen

yang tegas dan usaha yang keras bagi pemerintah RI dalam mewujudkan hal tersebut di

atas, terutama peningkatan koordinasi di dalam negeri, yakni antara pemerintah pusat-daerah,

antar instansi/lembaga pemerintahan, dan antara pemerintah dengan lembaga legislatif (DPR).

Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pencairan bantuan/pinjaman luar negeri yang

dikaitkan dengan performance yang dipersyaratkan dalam Letter of Intent (LOI) dan policy

matrix yang memerlukan komitmen tingkat koordinasi yang baik pada semua pihak yang

terkait.

INTEGRASI PEREKONOMIAN DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Sidang APEC Economic Committee (EC) di Mexico City, Meksiko

Pada tanggal 25-26 Februari 2002 telah diselenggarakan pertemuan Economic

Committee (EC) APEC di Mexico City. Pertemuan dipimpin oleh EC Chair yang baru Dr. Choong

Yong Ahn, Presiden dari Korea Institute of International Economic Policy (KIEP), dan dihadiri

oleh para ekonom dari negara-negara anggota. Pertemuan pada hari pertama membahas tema

APEC 2002 yang terkait dengan Economic Committee, yaitu APEC Tasking Statement,

Economic Outlook, dan kajian mengenai manfaat dari Trade and Investment Liberalization

Facilitation (TILF). Selanjutnya pada hari kedua, pertemuan membahas isu-isu Knowledge

Base Economy (KBE), New Economy, dan aktivitas lain yang terkait dengan EC.

Dalam APEC Tasking Statement, terdapat dua isu utama yang terkait dengan Economic

Committee, yaitu (i) pengarahan para menteri agar EC melanjutkan kajian untuk implementasi

rekomendasi KBE, serta (ii) komitmen Leaders untuk bekerja sama agar terorisme internasional

tidak mengganggu kegiatan ekonomi dan pasar. Terkait dengan penugasan para menteri

tersebut, EC telah memasukkan kajian-kajian terkait dengan KBE yaitu mengenai Knowledge

Clearing House (KCH) website, Igniting Policies, dan KBE Indicators dalam program kerja

tahun 2002. Sedangkan terkait dengan counter-terrorism, pertemuan membahas mengenai

peranan EC untuk menindaklanjuti pernyataan para Leaders tersebut. Disepakati bahwa EC

Page 75: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ��������������

akan memfokuskan pada pelaksanaan program kerja yang telah ditetapkan untuk tahun 2002.

Hal ini mengingat isu counter-terrorism tersebut sudah dan sedang ditangani melalui Finance

Minister Process atau fora-fora lain, ataupun kajian-kajian mendalam mengenai hal tersebut

seperti yang dilakukan oleh OECD. Dalam hal ini, EC akan bekerja sama dengan Finance

Minister Process dan fora-fora lain apabila diperlukan.

Dalam sesi Economic Outlook, khususnya mengenai isu Economic Performance and

Prospect, EC Chair menjelaskan tentang template dan persiapan penyusunan APEC Economic

Outlook 2002. Dikemukakan agar ekonomi anggota dapat menyampaikan template uraian dan

serta perkembangan dan outlook ekonomi masing-masing negara sebelum 1 Mei 2002,

mengingat draft awal economic outlook tersebut akan disampaikan pada Senior Official Meeting

(SOM) II pada pertengahan Mei 2002. Updating data dan outlook masih dimungkinkan hingga

laporan final disusun untuk disampaikan pada Deputies Meeting September 2002.

Terkait dengan isu “Microbanking Regulation and Supervision in the Asia Pasific Region”,

Meksiko menyampaikan bahwa progress penyusunannya telah mencapai banyak kemajuan

dan sesuai jadwal. Selain itu, Meksiko juga menjelaskan mengenai persiapan simposium yang

akan dilakukan tanggal 25-26 Juli 2002 di Mexico City. Terkait dengan hal tersebut, Indonesia

menyampaikan bahwa cakupan kajian perlu diperjelas dengan memfokuskan pada fungsi

intermediasi (simpanan dan kredit) dari microbanking untuk Usaha Kredit Menengah (UKM)

meskipun dapat pula dikaitkan dengan perannya untuk pengentasan kemiskinan. Mengenai

supervisi dan regulasi terhadap microbanking di beberapa negara berkembang pada umumnya

masih relatif terbatas.

Mengenai persiapan untuk penyusunan APEC Economic Outlook 2003, EC Chair

meminta kesediaan ekonomi anggota untuk secara sukarela bertindak sebagai koordinator.

Menanggapi hal ini, untuk Bab I APEC Secretariat akan membantu untuk pemrosesan template

sehingga ekonomi anggota yang bertindak sebagai koordinator dapat memfokuskan pada

penyusunan laporannya. Dalam hal ini, anggota diharapkan dapat lebih menjelaskan kebijakan-

kebijakan yang ditempuh dalam uraian template tersebut, agar kandungan analisis kebijakan

dalam economic outlook dapat lebih diperkaya. Sedangkan untuk Bab 2, Thailand sedang

mempertimbangkan untuk bertindak sebagai koordinator meskipun tema untuk isu struktural

yang akan diangkat dalam economic outlook tahun 2003 masih dalam proses perumusan. Apabila

pada akhirnya tidak ada negara anggota yang bersedia menjadi koordinator, maka EC Chair

akan bertindak sebagai koordinator.

Page 76: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ������������� �

Dalam konteks Trade and Investment Liberalization Facilitation, sebagai tindak lanjut

dari Shanghai Accord, terdapat tiga proyek penelitian dalam program kerja EC tahun 2002

yang terkait dengan keuntungan dari TILF. Jepang melaporkan progres penelitian mengenai

keuntungan dari fasilitas investasi dikawasan APEC dengan menggunakan Computable General

Equilibrium (CGE) Model, dengan mencoba mengkuantifikasi aliran dan stock FDI antar negara,

hambatan terhadap investasi, dan perilaku FDI. Korea melaporkan progres penelitian mengenai

keuntungan dari fasilitas perdagangan dengan menggunakan hasil survei terhadap perusahaan-

perusahaan dikawasan APEC. Sementara itu, Kanada menyampaikan rencana penelitian

mengenai fasilitas perdagangan yang terkait dengan custom, standard and conformance, dan

mobilitas bisnis.

Berkaitan dengan implementasi KBE, pertemuan membahas progress dari tiga

program kerja yaitu KCH website, igniting policies, dan KBI indicators. Korea melaporkan

progres pembangunan infrastruktur dan isi dari KCH website yang direncanakan akan

diluncurkan sebelum AFMM bulan Oktober 2002. Kanada menyampaikan rencana KBE Task

Force untuk beberapa menu igniting policies KBE, antara lain program-program kerjasama

R&D, HRD assistance, long-term learning, fasilitasi e-commerce, dan promosi e-government

dalam kawasan APEC. Sementara itu Australia melaporkan draft paper mengenai KBE

indicators yang secara sukarela dan bertahap akan dimasukkan dalam laporan APEC

Economic Outlook mulai tahun 2002, yang dikelompokkan ke dalam empat aspek yaitu

lingkungan bisnis, infrastruktur Information, Communication and Technology (ICT), sistim

inovasi dan pengembangan SDM. Dalam hal ini, Indonesia belum menyampaikan data-data

untuk penyusunan KBI Indicator tersebut mengingat tidak semua data tersedia di Indonesia.

Dalam pembahasan New Economy, terdapat empat proyek penelitian mengenai new

economy dalam program kerja EC tahun 2002 yang dilaporkan dalam pertemuan dengan

perkembangan sebagai berikut :

a) Australia melaporkan bahwa progress penelitian “Innovation in service Industries Including

e-commerce” sesuai dengan jadwal, yaitu sedang diselesaikan analisis mengenai

karakteristik dan pentingnya industri jasa dalam kawasan APEC. Selanjutnya penelitian

akan melakukan analisis studi kasus dan merumuskan rekomendasi kebijakan yang dapat

ditarik oleh negara anggota APEC.

b) Kanada melaporkan bahwa bagian pertama dari penelitian “New Economy: Economic

Growth in the Information Age” telah hampir menyelesaikan studi kasus di Kanada, yang

Page 77: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ��������������

pada intinya menyimpulkan bahwa produktivitas tenaga kerja pada sektor produksi ICT

merupakan faktor utama dari peningkatan produktivitas ekonomi keseluruhan.

c) Jepang meminta masukan lebih lanjut dari hasil studi yang telah diselesaikan sebelumnya

mengenai pentingnya kewirausahaan dalam new economy dikawasan APEC.

d) Taiwan melaporkan hasil studi yang menarik mengenai “Transforming Digital Divide into

Digital Opportunities” yang pada intinya membuktikan terjadinya kesenjangan IT yang

semakin melebar antara negara maju dengan negara berkembang serta antara perusahaan

besar dan kecil. Untuk itu, hasil studi merekomendasikan perlunya kebijakan untuk

pengembangan infrastruktur, liberalisasi pasar, penurunan biaya transaksi, serta

peningkatan capacity building dibidang IT.

Selanjutnya, pertemuan juga membahas usulan penelitian untuk program kerja EC

tahun 2003. Dalam hubungan ini, Amerika Serikat mengusulkan kajian mengenai “Debt

Restructuring Process in the APEC Economies”. Usulan ini didukung oleh banyak negara

anggota, termasuk Indonesia, dengan pertimbangan pentingnya isu tersebut dan pelajaran

kebijakan yang dapat ditarik untuk proses pemulihan ekonomi di banyak negara anggota

APEC. Namun demikian, pertemuan mencatat pentingnya diadakan koordinasi dengan

Ministerial Meeting Process agar dihindari kemungkinan overlapping dari cakupan pekerjaan

dan untuk pembahasan rekomendasi kebijakan yang akan dihasilkan. Selain itu, Kanada

mengemukakan beberapa topik kajian yang terkait dengan KBE dan KBE indicators, dan

untuk itu diminta untuk menyampaikan usulan konkrit untuk disampaikan kepada negara

anggota APEC. Usulan program kerja EC tahun 2003 tersebut akan dibahas lebih lanjut pada

pertemuan EC pada SOM selanjutnya.

Sidang G-15 Expert Group di Kuala Lumpur, Malaysia

Pada tanggal 26 Februari 2002 telah diselenggarakan Sidang G-15 Expert Group on

Reform of the International Financial Architecture di Kuala Lumpur, Malaysia. Sidang ini dipimpin

oleh Deputi Gubernur Bank Negara Malaysia (Dato’ Huang Sin Cheng) dan dihadiri oleh 19

peserta dari 17 negara di Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Tujuan Sidang adalah untuk menyampaikan dan menyamakan persepsi di antara negara-

negara G-15 yang mewakili kelompok G-77 mengenai isu-isu yang berkaitan dengan topik di

atas. Sidang ini merupakan tindak lanjut dari sidang Pemimpin Negara G-15 ke-sebelas di

Page 78: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ������������� �

Jakarta (30-31 Mei 2001). Walaupun telah banyak kemajuan yang dicapai dalam upaya

mereformasi International Financial Architecture (IFA), namun hal-hal yang terkait dengan

kepentingan negara-negara berkembang masih terbatas. Oleh karena itu, agar suara kelompok

negara berkembang lebih didengar pada berbagai forum internasional maka negara G-15 perlu

untuk menyelenggarakan Sidang tersebut. Hasil sidang ini selanjutnya akan dilaporkan kepada

para Pemimpin Negara G-15 dan Menteri Luar Negeri dalam pertemuan Summit G-15 pada

bulan Juli 2002 mendatang.

Materi yang dibahas dalam sidang meliputi 5 isu utama, yaitu (i) transparency dan

standards dan codes; (ii) capital flows, (iii) reform of the international financial institution, (iv)

highly leverage institutions; dan (v) poverty reduction. Uraian singkat dari masing-masing topik

adalah sebagai berikut:

(i) Transparency dan Standards dan Codes

Sidang mengakui adanya peningkatan kepentingan dan kemajuan dalam upaya peningkatan

transparency dan pemenuhan standards dan codes yang memenuhi kriteria internasional

dalam rangka memelihara stabilitas keuangan internasional dan mencegah terjadinya krisis.

Bagi pelaku pasar, transparency penting karena data dan informasi yang diperoleh

merupakan landasan untuk mengurangi kesenjangan dalam pencapaian progres serta

untuk meningkatkan kepentingan negara-negara berkembang yang belum sepenuhnya

memperoleh perhatian dunia internasional. Kesenjangan informasi ini terjadi terutama antara

sektor pemerintah dan swasta, dimana sektor pemerintah telah banyak dituntut agar lebih

terbuka. Selanjutnya dengan semakin pentingnya capital flows maka kepada sektor swasta

juga dituntut keterbukaan yang lebih besar.

Mengenai standard dan codes yang berlaku secara internasional, dengan adanya

perbedaan tingkat pembangunan, struktur sektor keuangan dan kapasitas insitusional pada

masing-masing negara, maka standard dan codes disarankan untuk tidak dimasukkan

sebagai conditionality International Financial Institution (IFI). Selanjutnya, diharapkan

adanya bantuan teknis bagi negara-negara berkembang sehingga dapat segera memenuhi

standard dan codes yang berlaku secara internasional.

(ii) Capital Flows

Sidang memandang perlunya pengelolaan risiko yang berkaitan dengan capital flows agar

dapat diperoleh manfaat yang optimal. Dalam hal ini, Sidang berpendapat bahwa kebijakan

Page 79: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ��������������

perekonomian dalam negeri memegang peranan penting. Namun, hal ini juga perlu didukung

dengan surveillance pada tingkat global. Sidang selanjutnya menekankan perlunya aturan

internasional agar sistem keuangan dunia dapat berfungsi secara efisien. Dalam kaitan

ini, Sidang merekomendasikan beberapa hal antara lain peningkatan global framework

untuk memelihara stabilias keuangan dunia, peningkatan peran surveillance oleh IFIs,

pemberian technical assistance dan peningkatan kerja sama melalui berbagai forum,

termasuk kelompok negara-negara berkembang.

(iii) Highly Leverage Institutions (HLIs)

Sidang mendukung pelaksanaan inisiatif-inisiatif baru terutama yang berasal dari Financial

Stability Forum (FSF), BIS dan kelompok sektor swasta untuk mengatasi risiko sistematik

yang ditimbulkan oleh kegiatan HLIs, termasuk hedge funds. Sidang berpendapat bahwa

perkembangan industri HLIs dewasa ini perlu diwaspadai kerena berpotensi menimbulkan

risiko sistemik, mengancam stabilitas pasar keuangan dunia, dan mengurangi perlindungan

bagi investor. Berkaitan dengan hal tersebut, Sidang merekomendasikan agar HLIs

dikenakan kewajiban antara lain pelaporan dan disclosure, penerapan manajemen risiko,

dan praktek dealing yang benar.

(iv) Reform of the International Financial Institution

Pembahasan Sidang difokuskan pada upaya reformasi IMF, terutama menyangkut aspek

kuota, peningkatan likuiditas, fasilitas pinjaman, conditionality, dan keterlibatan swasta

dalam mencegah dan mengatasi krisis. Sidang berpendapat bahwa diperlukan pembagian

kuota yang lebih seimbang bagi negara-negara berkembang. Likuiditas IMF perlu

ditingkatkan agar IMF dapat memenuhi kebutuhan anggotanya dengan segera. Mengenai

penggunaan dana IMF yang berkepanjangan, Sidang berpendapat bahwa dalam

memutuskan penggunaan dana tersebut, IMF perlu mempertimbangkan keadaan masing-

masing negara. Mengenai conditionality, Sidang menyatakan perlunya tanggung jawab

bersama antara pemerintah dan IMF atas suatu program IMF. Berkaitan dengan keterlibatan

sektor swasta, Sidang menyambut baik usulan IMF mengenai sovereign debt-restructuring

namun masih ada beberapa catatan, seperti masalah hukum dan politik sebelum usulan

tersebut dapat diterapkan. Dalam hal terjadinya krisis dan kaitannya dengan lalu lintas

modal, Sidang memandang perlu keterlibatan sektor swasta, termasuk dalam upaya

restrukturisasi utang.

Page 80: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������� ��� ������������� �

(v) HIPC and Poverty Issues

Sidang mengakui pentingya fasilitas PRGF dalam membantu negara miskin untuk mencapai

stabilitas finansial dan memerangi kemiskinan. Sidang menekankan agar persyaratan PRGF

disederhanakan agar lebih banyak negara yang dapat memanfaatkan fasilitas tersebut.

Page 81: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������

�������������

������������ ������������

������������� �

���������������������

The development of the global economy, which has marked its downturn towards the

end of 2000, has brought adverse effects across the globe. Induced by economic policies directed

to prevent economic overheating, particularly in the US and Europe, the major developed

countries experienced a sharp economic downturn that has led to decreasing consumer and

business confidence and widening unemployment. The slowdown has spread to developing

economies in the form of deteriorating external sector due to the drop of overseas demand that

has pushed commodity prices lower, and the significant decline in foreign investment.

Furthermore, flight-to-quality capital outflows triggered by increased risks have put additional

pressure on some emerging economies.

For the EMEAP countries, while the global economic slowdown undoubtedly posed

economic setbacks, the extent of the impact varied across countries. Commonly, the slowdown

has major bearings on the member countries’ external balance, mostly the export growth and

foreign investment. However, each country reacted specifically since economic structure and

the strength of economic fundamentals vary across countries. In countries with relatively less

exposure to external developments such as China, growth remains strong. In the more open

countries, such as Singapore and Japan, weaker external demand had seriously hampered

exports resulting in much weaker growth or even contractions. In the mean time, as the slowdown

exposed more risks, flight-to-quality capital flows have driven foreign investors away from some

emerging economies in the region, which in turn put a strain on the balance of payments. As a

result, a number of economies have been relying on domestic spending for growth, including

eased monetary policy and increased government expenditure, taking into account the existing

1 Deputy Governor of Bank Indonesia

Page 82: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������� ��

fundamentals. In some economies whereby structural problems remain to be solved such as

bank restructuring and non-performing loans, the challenge they face are obviously more

complex.

Similarly, the Asian countries, especially those hit by the 1997 economic crisis, are not

spared by the adverse external environment which has hampered economic recovery as external

demand played important role in these economies. Nevertheless, the structural reform programs

that have been initiated before the start of last year’s economic slowdown have helped these

countries strengthened their resilience.

Recent developments, however, have cast light of recovery. Early signs of economic

rebound in the northern hemisphere, such as regaining consumer confidence and increasing

retail sales, have raised some optimism in the Asia Pacific region, most notably through the

return of export growth. Apparently, the quick policy response in the form of a series of interest

rate cuts by most developed countries and some emerging economies last year has helped

create the needed environment for economic recovery. While we should welcome the emerging

positive signs, at this juncture we should not feel complacent until we are confident that the

recession has really bottomed out. Moreover, question remains as to the speed of the recovery,

and more importantly the sustainability of the returning growth. Sustained growth is needed to

preserve and augment the welfare of nations worldwide.

��� ������������������������������

The path to foster sustained growth is unlike a toll-free road as there are numerous

challenges ahead. While globalization and integration have its noticeable advantage for the

world economy, the downside risk remains. The global interconnection have allowed for an

extensively free mobility of capital flows that help speed up economic progress worldwide.

However, the easy reversibility of capital flows may create serious risk to an economy. Large

amount of capital outflow driven by either real economic distress or mere negative sentiment

have proven to be able to create a major setback on a country’s economy which will in turn

threaten the sustainability of growth.

Recent external developments have become a true test for an economy’s resilience as

well as the effectiveness of the world’s economic system. Apparently, the recent economic

slowdown has led to economic difficulties for most economies around the globe. It is appreciable

Page 83: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������

though that the fair economic practice was still maintained as the slowdown was not followed by

protectionism. In the mean time, serious attention must be placed on the development of the

world currencies. The depreciative trend of yen, for instance, most likely affects the performance

of the Asian currencies, especially for the economies which exports compete with those of

Japan. Obviously the fluctuations of the world major currencies will affect the stability of the

EMEAP country’s currencies.

Domestically, challenges lay in both fundamental and structural aspects. The formula

for establishing sound macroeconomic fundamentals would be unique for each economy as

the characteristic varies. Furthermore, as structural problems have proven to create a serious

hurdle for an economy’s resilience and for growth to be sustainable, structural adjustments in

both financial real sector needs to be completed. High amount of debt and structural problems

ranging from banking to legal system and political stability are among the factors that impinge a

sustainable growth. Additionally, there may be a more subtle indication of inhibiting problems

The disconnection between real and financial developments is to name one. The quick rebound

of equity prices after the September 11 attack suggests investor’s optimism of an earlier and

stronger recovery than may actually represented by the indicators of real economic development.

Furthermore, whereas consumer confidence may be expected to increase demand, excess

capacity seems likely to limit investment, while on the other hand the banking system may not

be as resilient as they appear to be due to their limited capacity to absorb losses. Therefore, the

synergy of measures in both structural and fundamental aspects would play an important role in

enhancing the resilience and ensuring a sustained growth.

��������������������������������

Fostering sustained growth takes comprehensive efforts in more ways than one, and

require measures stem from national and international level. With the challenge of globalization

and integration that carries the risk of capital flows reversibility, it is crucial to make efforts to

create symmetric risks between creditor / investors and the recipient country so as to reduce

moral hazards.

The recent series of interest rate cuts by most developed countries and some emerging

countries as the policy response to the recent economic setback has created a good environment

for recovery. However, the positive development should be taken into account cautiously. The

movement of the world major currencies should be closely monitored so as to enable a quick

Page 84: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������� ��

and appropriate policy to maintain financial stability in the Asia Pacific region. Not less important

is the commitment not to apply protectionism as it would inhibit the process of recovery.

Furthermore at the national level, responsibility lays on each country to strive for sound

economic fundamental and keep structural reform in progress in both financial and real sector.

Appropriate macroeconomic policies tailored to suit each country’s specific character will facilitate

a more sustained growth. Reliable financial system is important to support the effectiveness of

these policies. Consequently, it is necessary to develop and deepen the financial market as

well as maintain the market liquidity. Well-established and resilient economic infrastructures,

such as sound financial institutions and well developed financial markets, reliable legal system

and sufficient technology will facilitate a more sustained growth. Those aspects, plus a stable

domestic environment ranging from social politics and national security to natural preservation

will help maintain consumer and business confidence which is necessary to push a country’s

economy steadily back up. Additionally, a good risk management of capital flows will increase

the resilience towards external developments. Reinforcing domestic-driven growth would also

be beneficial to reduce an economy’s vulnerability to unfavorable external developments.

International measures would also play important role in fostering sustained growth.

International surveillance such as performed under IMF Article IV, financial sector surveillance

sponsored by APEC and surveillance on capital flows initiated by South East Asian Expert

Group are among the surveillance efforts that help sustain sound economic growth. Regional

cooperation such as conducted within EMEAP framework is a good forum for exchanging views

and learning lessons from member countries’ experiences. Early warning system developed

from these experiences should be able to prevent crisis and ensure a more sustained growth.

In addition, it is also important to establish a sound international financial architecture.

The elements of transparency, international standard and codes, capital flows, private sector

involvements, etc. are expected to allow for a stable world financial system and in turn help

maintain a steady economic growth.

�����������

Drawing lessons from the recent economic slowdown, the global interlink leave a country

vulnerable to any external developments. While the impact varies depending on the economic

structure and the strength of economic fundamentals, most countries have the capability to pick

Page 85: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������

up from the early signs of global economic upturn. Nevertheless, the sustainability of the returning

growth is not yet assured. The EMEAP economies are fully aware of the need to maintain

sustained growth. Facing the various challenges, the endeavor calls for determined efforts both

at the national and regional / international levels.

As part of the endeavor, the coming workshop and meeting of EMEAP Deputies on

Denpasar, Bali on March 18-19, 2002 aims to strengthen measures to foster a more sustained

growth within the Asia Pacific region and represent concerted efforts to reinforce regional

cooperation among central banks and monetary authorities within the region. The forum would

be an excellent venue to exchange views on the global situation and the appropriate policy

response at regional and international level that would respond to the challenges under the

changing global environment. The cooperation includes efforts to explore ways and means to

promote crisis prevention and resolution measures. The preceding workshop on the

macroeconomic impact of the new Basel Accord would be a valuable contribution. Furthermore,

technical assistance that incorporates crucial subjects such as risk management of capital

flows would be a constructive contribution as well. All of these measures would contribute to

fostering sustained growth.

Page 86: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������� ��

������� �����������

Sepanjang tahun 2001 hingga awal tahun 2002 nilai tukar yen terus mengalami

kecenderungan depresiasi. Pada akhir Januari 2002 nilai tukar yen telah mencapai 135.20 per

US dollar atau mengalami depresiasi sekitar 15% apabila dibandingkan dengan level pada

akhir tahun 2002. Kendati demikian, nilai tukar yen sempat mengalami koreksi (rebound) dan

mencapai 128.56 per US dollar pada 12 Maret 2002.

Mencermati berbagai perkembangan yang terjadi sepanjang tahun 2001, tercatat dua

periode di mana nilai tukar yen mengalami depresiasi atau anjlok secara signifikan; yakni periode

Maret hingga April 2001 dan Desember 2001. Dalam kedua periode tersebut, yen melemah

kurang lebih 10 yen terhadap US dollar. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ter-

depresiasi yen secara cukup tajam dalam kedua periode tersebut. Faktor yang cukup berperan

besar adalah pelonggaran kebijakan moneter. Namun, selain itu ekspektasi pasar juga sangat

menentukan terdepresiasinya yen tersebut, yakni: prakiraan terhadap kemungkinan semakin

memburuknya kondisi ekonomi Jepang, (ii) tekanan penyesuaian neraca (balance sheet

adjustment) di sektor korporasi dan kekhawatiran terhadap semakin memburuknya sistem

keuangan, serta (iii) dugaan kuat bahwa otoritas ekonomi Amerika Serikat akan mentolerir

terderpresiasinya yen.

Dalam kedua periode tersebut, otoritas moneter –yang dilaksanakan oleh Bank of

Japan— secara aktif melakukan intervensi di pasar valuta asing, yang tampaknya ditujukan

guna mencegah kemungkinan terjadinya “dollar crash” paska tragedi 11 September di Amerika

Serikat. Kendati demikian, tidak terdapat cukup bukti bahwa Bank of Japan melakukan intervensi

untuk membuat yen semakin melemah.

Melihat intervensi di pasar valuta asing yang dilakukan otoritas moneter Jepang di masa

lalu, terdapat kecenderungan pola “asimetri” yang dapat diobservasi, yakni ketika yen

����������������������������������������������������

���������� ���������������������

1 Disarikan dari tulisan Masayuki Matsushima (Bank of Japan)

2 Mahasiswi, International Business Administration (IBA) Program, Universitas Sam Ratulangi, Manado, Peserta Praktek KerjaLapangan di Bagian Studi Ekonomi dan Lembaga Internasional, Direktorat Riset Eonomi dan Kebijakan Moneter, Bank Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Nanang Hendarsah (Peneliti Ekonomi Yunior di Bagian Studi Ekonomi dan LembagaInternasional, Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter, Bank Indonesia) yang telah membantu memberikan masukan danediting dalam proses penyusunan artikel ini.

Page 87: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������

terapresiasi, otoritas moneter melakukan intervensi secara lebih aktif daripada ketika yen

terdepresiasi, dan hal ini mungkin dapat dipandang sebagai suatu kecenderungan atau “policy

bias” yang mengarah pada melemahnya yen. Namun dengan mencermati perkembangan nilai

tukar yen dalam 20 tahun terakhir, yaitu sejak diberlakukannya regim “free float” pada tahun

1973 sampai tahun 1995, nilai tukar yen terus terapresiasi dengan lonjakan-lonjakan yang

tajam, kendati terdapat beberapa periode pendek di mana yen terdepresiasi. Dengan melihat

perspektif waktu yang panjang tersebut, maka menjadi suatu hal yang wajar apabila otoritas

moneter melakukan intervensi dengan menjual yen daripada membeli yen, yaitu untuk meredam

lonjakan tajam atau “sharp swing” di pasar.

��������� ���������������������������������������

Terdepresiasinya yen sepanjang tahun 2001 dapat membawa pengaruh positif terhadap

perekonomian Jepang. Beberapa pengaruh positif tersebut antara lain: (i) meningkatnya

keuntungan yang dapat diraih perusahaan pengekspor, (ii) pertumbuhan ekonomi yang

bersumber dari naiknya ekspor, dan (iii) dampak terhadap harga yaitu berkurangnya tekanan

“deflasi” . Pada tingkat tertentu, dampak positif ini akan bergantung pada beberapa faktor seperti

struktur ekonomi (ketergantungan terhadap ekspor, dsb) dan perilaku perusahaan (corporate

behavior).

Dalam tahun-tahun terakhir ini, melemahnya yen dipandang tidak akan memberikan

pengaruh positif yang besar terhadap perekonomian secara keseluruhan karena apresiasi yen

pada sebagian tahun 1980-an telah membawa perubahan signifikan terhadap struktur pere-

konomian dan perilaku perusahaan di Jepang. Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

������������ ��� �!�����"#����$���#�%�&��%�

Pada umumnya sebagian besar harga ekspor dan impor adalah dalam US dollar,

sehingga melemahnya yen akan meningkatkan laba perusahaan pengekspor yang di-

denominasi dalam yen. Di sisi lain, melemahnya yen mengurangi laba perusahaan pengimpor,

kecuali apabila mereka dapat membebankan harga impor yang tinggi ke harga jual di dalam

negeri. Dalam skala makro, Jepang secara berkelanjutan menikmati surplus perdagangan,

sehingga laba yang lebih besar yang diraih perusahaan pengekspor akan mengimbangi

rendahnya laba yang diraih perusahaan pengimpor, yang pada gilirannya dapat meningkatkan

tingkat keuntungan perusahaan Jepang secara keseluruhan.

Page 88: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������� ��

Kendati demikian, dampak sesungguhnya dari keuntungan perusahaan tersebut akan

tergantung pada seberapa banyak perusahaan melakukan lindung nilai (hedging) perkiraan

pendapatan dan pengeluaran dalam valuta asing (kebanyakan dalam US dollar). Semakin besar

jumlah yang harus dilindung nilai, semakin sedikit peningkatan keuntungan yang dapat diraih

dari melemahnya yen, setidaknya dalam jangka pendek.

������������ ������'"�!"��$���%$%�(�����$)

Depresiasi yen akan meningkatkan keuntungan ekspor dan memberi ruang bagi

perusahaan pengekspor untuk mengurangi harga ekspor mereka yang di-denominasi dalam

mata uang asing (sehingga menghasilkan daya saing lebih baik). Pada dasarnya, harga ekspor

yang lebih rendah cenderung bermuara pada tingginya volume ekspor. Sementara itu,

melemahnya yen akan mengurangi laba perusahaan pengimpor dan pada akhirnya memaksa

mereka untuk menaikkan harga penjualan dalam negeri. Hal ini pada gilirannya dapat

mengakibatkan penurunan permintaan volume impor. Dengan demikian net effect dari

melemahnya yen adalah meningkatnya real net export dan kemudian mendorong tingkat

pertumbuhan ekonomi di mana besarnya pertumbuhan akan bergantung pada sumbangan net

export terhadap PDB.

Namun, dampak kuantitatif dari meningkatnya net export akan tergantung pada beberapa

faktor seperti: kecepatan penyesuaian volume perdagangan terhadap perubahan fluktuasi nilai

tukar dan derajat substitusi (relative substitutability) dari barang yang diperdagangkan.

Pengalaman historis dan berbagai simulasi memperlihatkan bahwa dalam kasus Jepang,

dampak dari pergerakan nilai tukar terhadap volume perdagangan, tidak seperti yang umumnya

diperkirakan. Sebagai contoh, perhitungan model ekonometrik oleh Bank of Japan (BOJ)

memperlihatkan bahwa 10% depresiasi yen berdampak positif sekitar 0,1% terhadap

pertumbuhan PDB tahun pertama, dan hanya sekitar 0,3% selama tahun kedua saat terjadi

penyesuaian volume. Tentu saja hasil dari model perhitungan tersebut harus diartikan dengan

hati-hati, karena hanya mengandalkan data historis dengan latar belakang struktur ekonomi

yang ada. Secara umum, kajian tersebut menyimpulkan bahwa dampak melemahnya yen

terhadap pertumbuhan ekonomi Jepang sangat minim.

Salah satu alasan mengapa perubahan nilai tukar tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap volume perdagangan kemungkinan akibat dari meningkatnya ekspansi

investasi dan produksi oleh perusahaan Jepang di luar negeri. Selama periode melemahnya

Page 89: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��������������

yen pada akhir tahun 1980-an, banyak perusahaan terkemuka di Jepang (khususnya pada

sektor perlengkapan listrik dan otomotif) melakukan penanaman modal besar-besaran di luar

negeri dan mengalihkan banyak fasilitas produksinya ke negara-negara lain. Hasilnya,

sebagian besar dari hasil ekspor perusahaan-perusahaan tersebut secara permanen di-

substitusi oleh produksi lokal dari cabang perusahaan Jepang di luar negeri. Bahkan, pening-

katan dalam divisi produksi secara horisontal telah meningkatkan volume ekspor atau “reverse

import” ke Jepang. Perusahaan-perusahaan ini mengalami kesulitan dalam menyesuaikan

volume perdagangan untuk mengambil keuntungan dari melemahnya yen secara cukup tajam.

Selama mereka menganggap melemahnya yen sebagai suatu fenomena sementara,

perusahaan-perusahaan ini diperkirakan tidak akan mengurangi kegiatan produksi di luar

negeri secara signifikan.

������������ ������)��* �+"�$,-�#(.

Telah diuraikan di atas bahwa depresiasi yen akan memicu peningkatan harga di dalam

negeri melalui peningkatan harga impor. Seperti halnya dampaknya terhadap pertumbuhan

ekonomi, dampak dari melemahnya yen terhadap harga atau laju inflasi tergantung pada berbagai

faktor. Sebagai contoh, apabila “J Curve Effect” sangat kuat, maka akan terjadi peningkatan

defisit perdagangan nominal secara temporer, yang pada gilirannya akan mengakibatkan

penurunan permintaan domestik, dan selanjutnya akan meng-offset tekanan (naik) atas harga.

Seberapa besar perusahaan importir dapat mengalihkan kenaikan dalam harga impor ke harga

domestik, juga akan bergantung pada trend permintaan domestik dan kekuatan daya saing.

Dalam kasus ini, model ekonometrik Bank of Japan memperlihatkan bahwa depresiasi yen

sebesar 10% berdampak kurang dari 0,1% terhadap kenaikkan harga konsumen selama tahun

pertama, dan 0,1% selama tahun ke dua.

Perlu dicatat di sini adalah terjadinya kemajuan pesat globalisasi dalam satu dekade

terakhir yang secara implisit dan eksplisit menghadapkan perusahaan-perusahaan Jepang pada

suatu mega-kompetisi dalam skala global. Dalam konteks ini, harga domestik cenderung

konvergen menuju harga global, dan perusahaan-perusahaan lokal di Jepang mengalami

penurunan kemampuan untuk mempengaruhi harga domestik.

Tidak dapat dipungkiri bahwa harga domestik di Jepang masih lebih tinggi dibandingkan

dengan harga internasional. Perbedaan atau “discrepancy” ini telah berlangsung dalam waktu

yang lama walaupun telah ada keterbukaan pasar dan berbagai kebijakan liberalisasi. Hal ini

Page 90: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������� �

karena “main bank system” terus ‘mengikat’ perusahaan-perusahaan untuk melaksanakan

transaksi “keiretsu”.

Namun demikian, sejak paruh kedua tahun 1990-an, telah terjadi ekspansi yang cepat

dalam bentuk pengalihan penggunaan sumber daya dalam negeri ke sumber daya impor yang

lebih murah (import substitution). Dua faktor penyebab pengalihan ini adalah: (i) industrialisasi

yang cepat di Asia, dan (ii) semakin mudahnya memperoleh informasi melalui komputerisasi

global dan meluasnya jaringan internet. Kecenderungan ini menyebabkan berkurangnya tekanan

terhadap harga konsumen di dalam negeri Jepang dari harga barang impor. Salah satu penelitian

mengungkapkan bahwa 70%–80% dari penurunan pada Consumer Price Index (CPI) saat ini

berhubungan dengan competitive imports.

Dengan berlanjutnya tekanan global tersebut ketidaksesuaian antara harga dalam negeri

dan harga internasional semakin menipis dan dorongan terhadap harga konsumen yang timbul

akibat melemahnya yen menjadi semakin terbatas. Upaya untuk mempercepat ketidaksesuaian

tersebut juga dapat dicapai melalui antara lain: rasionalisasi perusahaan, merombak struktur

industri, dan pengalihan produksi pada barang-barang di mana Jepang memiliki keuntungan

“comparative”.

��������� �����������������������������������

Terdepresiasinya yen dapat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi di negara-

negara Asia melalui beberapa cara. Untuk mengarah langsung pada kesimpulan, dampak

terdepresiasinya yen terhadap ekonomi Asia akan berbeda secara kualitatif dan kuantitatif,

tergantung pada berbagai kondisi yang ada.

������������ �����#���/�-"'���#($)� �$���0���($)

Dampak dari melemahnya yen terhadap mata uang di negara-negara Asia akan

tergantung pada sistim nilai tukar yang dianut oleh negara tertentu, apakah floating atau fixed,

dan hubungan dagang dengan Jepang, apakah “subtitute atau supplement”. Selain itu, dampak

tersebut juga akan tergantung pada persepsi pasar yang muncul seperti yang terjadi di masa

lalu, idiosyncratic nature dari mata uang masing-masing negara (misalnya tingkat deviasi dari

equilibrium pasar sebelum melemahnya yen), sistim keuangan, dan posisi eksternal negara

yang bersangkutan.

Page 91: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������

Banyak negara-negara Asia memberlakukan floating exchange rate setelah krisis.

Fluktuasi dari nilai tukar dari mata uang negara-negara Asia ini pada dasarnya menggambarkan

posisi ekternal dan kekuatan ekonomi masing-masing. Melemahnya yen yang berawal pada

tahun 2000 adalah akibat dari faktor-faktor yang khususnya terjadi di Jepang, seperti stagnasi

perekonomian Jepang dan ketidakstabilan sistim keuangan yang menyebabkan keterlambatan

dalam menghapus non-performing loans. Secara umum, berbagai faktor di dalam negeri Jepang

tersebut hanya memiliki dampak kecil terhadap mata uang Asia.

Sementara itu, hubungan antara yen dan mata uang di Asia adalah merupakan meka-

nisme ekonomi yang alami melalui hubungan dagang dengan Jepang. Sebagai contoh, jika depre-

siasi yen memperkuat daya saing ekspor Jepang dan mempengaruhi ekspor negara-negara lain di

Asia, maka merupakan sesuatu yang alami apabila mata uang negara-negara Asia juga akan

melemah dalam nilai sama. Selama ekspor negara-negara Asia tidak hanya berupa barang yang

sepenuhnya dapat substitutable penuh dengan ekspor Jepang, tingkat melemahnya mata uang

negara-negara Asia (terhadap mata uang lain selain yen, dan khususnya terhadap USD), akan

lebih kecil dibandingkan dengan melemahnya yen. Data terakhir memperlihatkan bahwa mata uang

negara-negara Asia memang bergerak menurut mekanisme ini dan perubahan dalam bentuk

effective rates-nya (atas dasar sekeranjang mata uang) lebih kecil.

Melemahnya nilai tukar yang sejalan dengan logika ekonomi dapat dilihat sebagai

penyesuaian yang alami dan wajar menurut floating exchange rate. Tidak ada alasan untuk

diyakini bahwa melemahnya nilai tukar akan menyebabkan larinya modal atau menyulut krisis

mata uang. Saat ini mayoritas negara-negara Asia memiliki cadangan devisa yang terus

meningkat, dan apabila mereka mengurangi akumulasi cadangan devisanya (atau jika otoritas

moneter tidak lagi menjual mata uangnya sendiri untuk memperoleh USD), maka hal tersebut

secara logika dapat meyebabkan mata uangnya terapresiasi. Fakta membuktikan bahwa

pergerakan nilai tukar yang sejalan dengan mekanisme floating system tidak menimbulkan

kekhawatiran berarti.

Terdapat beberapa negara masih mematok (peg) mata uangnya terhadap USD (RRC,

Hongkong, dan Malaysia). Melemahnya yen telah menyebabkan menguatnya mata uang mereka

terhadap yen dan dengan sendirinya menaikkan nilai tukar efektif riil-nya. Sebagai akibatnya,

beberapa dampak terhadap ekspor tidak dapat dihindari. Tetapi, apabila melihat trend jangka panjang,

level nilai tukar efektif riil mata uang RMB (RRC) saat ini tidaklah lebih tinggi dibandingkan pada

sekitar tahun 1998, dan mata uang MYR (Malaysia) masih cukup rendah dibandingkan level saat

Page 92: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������� ��

sebelum krisis. Selain itu, negara-negara ini menerapkan patokan (peg) terhadap mata uangnya

karena menilai bahwa dalam sistem nilai tukar peg, manfaat jangka panjang yang diperoleh dari

stabilitas nilai tukar lebih besar dari ongkos yang ditimbulkan dari fluktuasi nilai tukar real effective.

Oleh karena itu, tidaklah tepat untuk menyimpulkan bahwa negara-negara ini menanggung ongkos

tertentu hanya karena melemahnya yen dalam beberapa tahun terakhir.

������������ �����$�$���$��% �-

Melemahnya yen akan membawa dampak lain terhadap perekonomian Asia selain

terhadap nilai tukar, perdagangan, dan daya saing ekspor seperti diuraikan di atas. Misalnya,

melemahnya yen akan memberikan sedikit insentif bagi perusahaan Jepang untuk melakukan

investasi langsung di negara-negara Asia.

Namun, investasi langsung pada dasarnya juga dipengaruhi oleh trend nilai tukar

jangka menengah dan panjang. Selama perusahaan-perusahaan Jepang tidak menganggap

melemahnya yen saat ini sebagai gejala permanen, kemungkinan tidak akan ada trend

penurunan ekspansi produksi di luar negeri dalam jangka panjang. Sebagaimana telah

diuraikan di atas, perekonomian Jepang tengah berada dalam proses penyesuaian struktural

dalam merespon mega-kompetisi, di mana perbedaan atau ketidaksesuaian antara harga

dalam negeri dan harga internasional harus dipersempit. Tekanan-tekanan ini tampaknya

tidak mempengaruhi perusahaan-perusahaan Jepang untuk mengurangi produksi luar negeri

mereka.

Berkurang atau tidaknya investasi dari Jepang ke negara-negara di Asia tidak hanya

tergantung pada melemahnya yen. Faktor penting lainnya adalah persaingan dengan negara

lain di Asia sebagai tujuan investasi. Ketika perusahaan-perusahaan Jepang melakukan

investasi di wilayah Asia, mereka tidak hanya mencari cost competitiveness (baik biaya

investasi terhadap fixed maupun liquid asset, dan biaya operasional termasuk upah dan

gaji), tapi juga mempertimbangkan potensi sumber lokal untuk suku cadang dan komponen,

potensi pertumbuhan konsumsi pasar dalam negeri, dan kondisi infrastruktur bisnis (termasuk

sistim akuntansi dan hukum serta tingkat kebebasan transaksi modal). Karena itu terlalu

cepat untuk menyatakan bahwa melemahnya yen sebagai penyebab berkurangnya investasi

Jepang di beberapa negara, di mana penurunan investasi ini bisa saja hanya suatu kebetulan

semata.

Page 93: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������

��������%$1��)�$#(�����($'��$� ��(�����$)

Seperti telah diuraikan sebelumnya, melemahnya yen tidak hanya membawa dampak

positif terhadap perekonomian Jepang dari sudut pandang kuantitatif. Bagaimanapun, selama

masih memberikan dampak positif, depresiasi tersebut dapat menyebabkan naiknya permintaan

dari Jepang (makin tinggi ekspor ke Jepang akibat “income effect” yang secara potensial

memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara di Asia).

Dari perspektif jangka panjang, melemahnya yen akan menimbulkan kontraksi atau

penurunan pada ketidaksesuaian antara harga dalam negeri dan harga internasional di Jepang.

Hal tersebut dapat mengurangi satu dari sekian banyak faktor yang menghambat masuknya

investasi langsung (FDI) ke Jepang dari negara lain. Selanjutnya, masuknya investasi langsung

ke Jepang diharapkan dapat membawa dampak positif terhadap perekonomian negara-negara

Asia berupa selain menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi Jepang yang lebih tinggi juga

menaikkan ekspor ke Jepang.

Page 94: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������� ��

���������������� ���������� ������������������������

Melemahnya nilai tukar yen terhadap mata uang US dollar kemungkinan memberikan

dampak positif terhadap perekonomian Jepang, misalnya dalam bentuk peningkatan keuntungan

perusahaan pengekspor, mendorong pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari naiknya ekspor,

dan berkurangnya tekanan deflasi. Di sisi lain, melemahnya yen juga dapat mempengaruhi

perekonomian negara-negara di Asia melalui berbagai jalur, misalnya jalur nilai tukar,

perdagangan, daya saing ekspor, dan arus penanaman modal.

Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang menjalin hubungan ekonomi cukup

erat dengan Jepang diperkirakan turut merasakan dampak dari melemahnya yen tersebut.

Melemahnya yen dapat mempengaruhi Indonesia melalui 3 (tiga) jalur , yaitu: (i) jalur nilai tukar,

(ii) jalur utang luar negeri pemerintah, dan (iii) jalur perdagangan/ekspor impor.

�� ���� �������������

Melemahnya yen terhadap US dollar dalam beberapa tahun terakhir telah memberikan

dampak regional (contagion effect) terhadap mata uang negara-negara Asia pada umumnya.

Hal tersebut terlihat dari tingginya korelasi antara pergerakan mata uang Asia dan yen Jepang.

Won Korea, dollar Taiwan, dan dollar Singapura, merupakan tiga mata uang di Asia yang sangat

terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar yen. Melemahnya yen kerap diikuti oleh melemahnya mata

uang ketiga negara tersebut. Hal ini disebabkan ketiga negara tersebut merupakan negara industri

baru di Asia yang menghasilkan produk ekspor yang berperan sebagai substitusi bagi produk

ekspor Jepang. Sehingga, melemahnya yen akan mengakibatkan daya saing ketiga negara

tersebut menurun, yang pada gilirannya diantisipasi oleh pasar dengan menekan ketiga mata

uang negara tersebut. Sementara itu pengaruh melemahnya yen terhadap mata uang rupiah

tidak sebesar yang dialami oleh ketiga mata uang Asia tersebut, karena Indonesia lebih merupakan

penghasil produk “complementer” bagi ekspor Jepang. Kendati demikian, dalam situasi tertentu

misalnya dalam kondisi di mana sentimen di dalam negeri tidak dominan, fluktuasi yen kerap

mempengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah melalui dampak penularan dari fluktuasi mata uang

regional, dimana melemahnya yen akan diikuti dengan melemahnya rupiah.

Page 95: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������

�� ��������� ���������

Secara umum, komposisi utang luar negeri pemerintah Indonesia dalam mata uang

yen sangat besar karena sebagian besar utang luar negeri berasal dari Jepang. Penarikan

utang luar negeri dari Jepang tersebut pada gilirannya akan dikonversi kedalam mata uang

dollar AS dan masuk sebagai cadangan devisa di bank sentral. Besarnya porsi US dollar dalam

komposisi cadangan devisa bank sentral di seluruh dunia merupakan hal yang wajar karena

peran US dollar sebagai mata uang terkuat. Dengan komposisi cadangan devisa yang sebagian

besar berdenominasi dalam US dollar maka melemahnya nilai tukar yen terhadap US dollar

akan memberikan keuntungan bagi Indonesia karena akan memperoleh yen yang lebih banyak

untuk pembayaran kembali utang ke kreditur Jepang (repayment) pada saat jatuh tempo

�� ��������������&����������

Masing-masing negara Asia memiliki karakteristik hubungan dagang yang berbeda satu

sama lain dengan Jepang. Produk negara-negara seperti Korea, Singapura dan Taiwan bersaing

(competitive) di pasar internasional dengan produk Jepang terutama untuk produk-produk

elektronik dan suku cadangnya. Khusus untuk produk otomotif, Jepang mulai memperoleh

saingan yang cukup ketat dari produk Korea Selatan. Di pihak lain, Indonesia meskipun mulai

memproduksi produk elektronik namun masih lebih banyak didominasi oleh “consumer good”

bukan “business electronic component” sebagaimana dihasilkan oleh Korea, Taiwan dan

Singapura. Secara umum, produk ekspor Indonesia sebagian besar masih merupakan ekspor

produk “tradisional” seperti bahan mentah yang pada dasarnya dibutuhkan atau sebagai

complement bagi industri di Jepang.

Dengan demikian, melemahnya nilai tukar yen, diperkirakan tidak akan memberikan

dampak yang cukup signifikan terhadap kinerja ekspor Indonesia, tetapi akan mengurangi daya

saing produk ekspor negara-negara industri baru di Asia seperti Korea, Taiwan dan Singapura.

Di pihak lain, apabila mata uang yen melemah secara berkelanjutan, diperkirakan akan

meningkatkan impor Jepang ke Indonesia karena produk Jepang akan menjadi lebih murah

apabila diukur dalam mata uang US dollar.

Page 96: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������� ��

�2������������������������������������� �������������������������

�������������������������

Integrasi pasar keuangan dunia yang berlangsung cepat didukung dengan kemajuan

teknologi dan inovasi instrumen pasar keuangan yang pesat telah membuat mobilitas aliran

modal antar negara semakin tinggi, dan transaksi keuangan antar negara semakin kompleks.

Hal ini semakin meningkatkan peranan lembaga perantara keuangan, khususnya perbankan.

Kompleksitas dari transaksi keuangan cenderung meningkatkan risiko yang dihadapi oleh

perbankan. Hal ini harus diwaspadai mengingat kegagalan perbankan (banking failure) dapat

menyebabkan terjadinya systemic failure dalam sistem keuangan yang membahayakan bagi

perekonomian.

Krisis keuangan di Asia yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 membuktikan bahwa

lemahnya sistem perbankan dalam era globalisasi dan integrasi pasar beresiko sangat tinggi

dan telah mendorong terjadinya krisis yang mendalam. Karena itu, untuk memperkuat sistem

perbankan dalam kerangka meningkatkan stabilitas ekonomi dan keuangan global, Bank for

International Settlement pada bulan Juni 2001 telah mengajukan proposal untuk menggantikan

Basel Capital Accord yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1988 dan telah diamandemen

pada tahun 1996. The New Basel Accord ini dijadwalkan untuk dapat diimplementasikan dalam

tahun 20042.

The New Basel Capital Accord (Basel Accord II) yang pada intinya meningkatkan

sensitivitas risiko perbankan dalam menjalankan kegiatan usahanya menjadi tantangan tersendiri

bagi pembuat kebijakan. Di satu sisi, jika seluruh perbankan dalam perekonomian dapat

mengaplikasikan ketentuan baru tersebut, maka kepercayaan terhadap sistem perbankan akan

meningkat dan perekonomian akan mendapat manfaat nyata dari pemenuhan ketentuan

tersebut. Di lain pihak, memaksakan pemenuhan terhadap ketentuan tersebut, sementara

perbankan belum siap dan belum mampu memenuhi ketentuan tersebut, akan beresiko

terhambatnya proses restrukturisasi perbankan, bahkan berisiko pada penutupan bank, yang

pada gilirannya membahayakan perekonomian nasional.

1 Mahasiswi, International Business Administration (IBA) Program, Universitas Sam Ratulangi, Manado, Peserta Praktek KerjaLapangan di Bagian Studi Ekonomi dan Lembaga Internasional, Direktorat Riset Eonomi dan Kebijakan Moneter, Bank Indonesia

2 Bank for International Settlements.,”The New Basel Accord: an explanatory note”, January 2001.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Yati Kurniati (Peneliti Ekonomi Yunior di Bagian Studi Ekonomi dan Lembaga Internasional,Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter, Bank Indonesia) yang telah membantu memberikan masukan dan editing dalamproses penyusunan artikel ini.

Page 97: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������

Paper singkat berikut ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai

proposal Basel Accord II dan kemungkinan dampaknya terhadap perbankan khususnya, dan

perekonomian pada umumnya.

�����3� ������������ ������������� �����

The Basel Committee on Banking Supervision pertama kali mengeluarkan Basel Capital

Accord pada bulan Juli tahun 1988. Hal ini terutama didasari oleh keprihatinan dari bank sen-

tral negara-negara G-10 terhadap kecenderungan menurunnya permodalan bank-bank utama

dunia secara persisten sampai ke tingkat yang mengkhawatirkan akibat ketatnya persaingan.

Sejak saat itu, sektor keuangan dan perbankan mengalami transformasi secara signifikan

sehingga mendorong para pemilik bank untuk mengelola usahanya dengan prinsip kehati-hatian.

Dalam Basel Capital Accord I tersebut, bank-bank devisa di negara-negara G-10

diwajibkan untuk memelihara modal minimum (CAR) 8% terhadap aktiva tertimbang menurut

risiko (ATMR). Dalam hal ini, modal dibagi ke dalam dua tingkatan, yaitu Tier 1 yang mencakup

penyertaan pemegang saham (shareholders’ equity) dan laba yang ditahan (retained earnings),

dan Tier 2 yang mencakup modal di luar kedua komponen tersebut. Bank wajib memelihara

minimal setengah dari modalnya dalam bentuk Tier 1.

Sesuai dengan kelompok debiturnya, bobot risiko aktiva tersebut diklasifikasikan menjadi

empat jenis yaitu 0%, 20%, 50%, dan 100%. Ini berarti beberapa jenis aktiva tidak terkait dengan

persyaratan modal (bobot risiko 0%), sementara tagihan terhadap bank memiliki bobot 20%

atau ekuivalen dengan 1,6% dari nilai tagihan tersebut. Tagihan kepada BUMN dan tagihan

yang dijamin oleh perusahaan milik penerintah pusat negara lain memiliki bobot 50%. Tagihan

kepada sektor swasta non-bank memiliki bobot 100% atau ekuivalen dengan 8% dari nilai

tagihan (sesuai persyaratan modal minimum). Selain di sisi on-balance sheet, pembobotan

risiko tersebut juga dilakukan di sisi off-balance sheet yang mencakup jaminan yang diberikan

bank, komitmen-komitmen, tagihan-tagihan forward, dan lain-lain.

Namun dalam tahun 1996, terjadi perubahan mendasar dimana posisi-posisi

perdagangan obligasi, saham, valuta asing dan komoditas dikeluarkan dari perhitungan risiko

kredit, namun dikaitkan langsung dengan open position bank untuk setiap instrumen.

Tujuan utama dari Basel Capital Accord adalah memastikan kecukupan tingkat

permodalan dalam sistem perbankan international dan meningkatkan ruang gerak bank-bank

Page 98: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������� ��

dalam menjalankan kegiatan usahanya. Nampaknya kedua tujuan tersebut telah tercapai

terutama di negara-negara maju. Sepanjang tahun 1990-an, Basel Capital Accord tersebut

telah menjadi standard yang diterima dunia, terbukti dengan diterapkannya the Basel Framework

terhadap sistem perbankan di lebih dari 100 negara. Namun demikian, penerapan ketentuan

permodalan tersebut masih menimbulkan konflik, antara lain bank cenderung mengurangi

portofolionya dalam bentuk kredit. Dengan demikian, bobot risiko aktivanya akan menurun dan

rasio modalnya akan meningkat. Selain menimbulkan moral hazard, ketentuan lama tersebut

dianggap masih belum memasukkan faktor-faktor lain yang dapat meminimalkan risiko kredit,

seperti agunan dan jaminan.

Dengan adanya beberapa kekurangan tersebut maka the Basel Committee memutuskan

bahwa ketentuan lama tersebut perlu diubah. Pada bulan Juni 1999, komite tersebut

mengusulkan proposal untuk mengganti Capital Accord yang lama karena pembobotan faktor

risikonya dianggap kurang sensitif. Setelah menerima masukan dari kalangan industri dan

pengawas di sektor keuangan the Basel Committee melakukan penyempurnaan terhadap

proposalnya dan telah mempublikasikan proposal akhir sekitar akhir 2001. Basel Capital Accord

direncanakan akan diimplementasikan pada tahun 2004.

�� ������������������������������� ���

Konsep dasar New Basel Capital Accord memuat tiga inovasi mendasar, yang masing-

masing dirancang untuk memperbesar sensitivitas risiko dalam ketentuan baru tersebut. Inovasi

pertama melengkapi standar kuantitatif yang berlaku saat ini dengan dua pilar tambahan

berkaitan dengan supervisory review dan market disipline. Kedua pilar tambahan tersebut

dimaksudkan sebagai faktor penyeimbang pilar kuantitatif (pilar 1) dalam proses penilaian/

perhitungan modal. Inovasi kedua mengizinkan bank-bank yang memiliki kemampuan

manajemen risiko yang baik untuk menggunakan sistem internalnya sendiri dalam melakukan

evaluasi risiko kredit, bahkan membuat standar bobot risiko untuk masing-masing kelompok

aktiva. Hal ini dikenal sebagai internal ratings based (IRB). Inovasi yang ketiga memungkinkan

bank untuk menggunakan sistem grading dari lembaga-lembaga pemeringkat swasta dengan

mengklasifikasikan tagihan-tagihan luar negerinya (sovereign claims) menjadi lima kelompok

risiko dan tagihan-tagihan kepada sektor korporasi dan bank menjadi tiga kelompok risiko.

Selain itu, terdapat sejumlah usulan untuk mengurangi pembobotan risiko di satu sisi dan

menambah pembobotan untuk risiko yang lain.

Page 99: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������

�����������������������

Basel Accord II terdiri dari tiga pilar utama yang secara bersama memperkokoh dan

menyehatkan sistem keuangan. The Basel Committee menekankan aplikasi yang tepat

dari ketiga pilar tersebut dan berencana untuk secara aktif bekerja sama dengan para

pengawas perbankan untuk mengimplementasi semua aspek dari Accord tersebut secara

efektif.

�����������������������������������������

Pilar pertama tetap mempertahankan definisi modal yang berlaku saat ini dan

persyaratan minimum modal (CAR) 8% terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).

Perhitungan risiko dalam konsep yang baru ini akan diperluas mencakup perusahaan induk

yang terkait dengan grup bank. Revisi tersebut difokuskan pada perbaikan ukuran risiko,

yaitu perhitungan denominasi dari rasio modal. Metode pengukuran risiko kredit menjadi

lebih jelas dibandingkan dengan yang berlaku saat ini. Dalam konsep baru tersebut untuk

pertama kalinya diusulkan pengukuran operational risk, sementara pengukuran market risk

tidak berubah.

Dalam hal pengukuran risiko kredit, terdapat dua pilihan: pertama standardised

approach, dan kedua internal rating based (IRB) approach. Dalam Pendekatan IRB terdapat

dua macam pendekatan yaitu foundation dan advanced. Penggunaan dari pendekatan IRB

akan tergantung pada persetujuan supervisor, berdasarkan pada standard yang ditentukan

oleh Basel Committee.

Standardized approach untuk risiko kredit

Pendekatan standardized secara konsep sama dengan Accord 1988, namun lebih

sensitive terhadap risiko. Bank mengalokasikan suatu timbangan risiko terhadap setiap aktiva

dan posisi off-balance sheet, untuk kemudian mendapatkan jumlah keseluruhan nilai aktiva

tertimbang menurut risiko. Berdasarkan Accord I yang berlaku saat ini, besarnya timbangan

risiko secara individu tergantung pada kategori dari peminjam (yaitu : negara, perbankan atau

korporasi). Dalam Accord yang baru, timbangan risiko disesuaikan dengan referensi rating

yang dikeluarkan oleh lembaga rating external yang diakui.

Page 100: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������� ��

The Internal Ratings Based (IRB) approach

Dalam pendekatan IRB, perbankan diperkenankan menggunakan estimasi internal atas

creditworthiness debiturnya untuk menilai risiko kredit dalam portfolio mereka, dengan metodologi

dan standard disclosure yang ketat. Pendekatan ini memiliki dua metode, yaitu : (i) foundation

method, dimana bank melakukan estimasi terhadap kemungkinan default dari setiap debiturnya

dan (ii) advanced method dimana bank yang memiliki proses alokasi internal yang sudah

berkembang diperkenankan memberikan input lain yang diperlukan. Dengan kedua metode ini,

pendekatan IRB memiliki kisaran timbangan risiko yang lebih beragam dibandingkan pendekatan

standardized, sehingga lebih sensitive terhadap risiko.

�������������������������������������

Proses pengawasan membutuhkan pengawas untuk memastikan bahwa setiap bank

menjalankan proses internal dengan baik untuk menilai kecukupan modalnya berdasarkan

evaluasi risiko secara cermat. Konsep baru tersebut menekankan pentingnya manajemen

bank mengembangkan proses penilaian modal secara internal dan meningkatkan permodalan-

nya secara bertahap sesuai dengan profil dan pengendalian risiko yang dimiliki bank.

Supervisor akan bertanggung jawab untuk mengevaluasi sejauh mana bank menilai kecukupan

modalnya sesuai dengan risiko yang dimiliki. Proses internal ini selanjutnya akan menjadi hal

pokok dalam pengawasan dan intervensi. Implementasi proses pengawasan ini dalam banyak

kasus akan memerlukan dialog yang lebih intensif antara pengawas dan bank-bank yang

diawasi. Penerapan kerangka kerja yang baru ini memerlukan pelatihan dan keahlian dari

pengawas bank, dimana Basel Committee dan BIS’s Financial Stability Institute diharapkan

memberikan bantuannya.

������������������ ���!��������

Pilar ketiga dalam konsep yang baru tersebut adalah mendorong market disipline melalui

peningkatan transparansi manajemen bank. Transparansi tersebut diharapkan dapat

memberikan pemahaman yang lebih baik bagi pelaku pasar terhadap profil risiko bank dan

posisi kecukupan modalnya. Konsep baru tersebut menetapkan standard transparansi

(disclosure requirements) dan beberapa rekomendasi, termasuk cara perhitungan kecukupan

modal dan metode penilaian risiko. Rekomendasi tersebut diterapkan untuk seluruh bank, dengan

Page 101: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������

syarat-syarat yang lebih rinci untuk keperluan pengawasan terhadap metodologi internal untuk

risiko kredit, teknik-teknik untuk mengurangi risiko kredit dan sekuritisasi asset.

����������������������������� �������������������������

Tujuan utama dari pengaturan “Capital Adequacy Ratio” (CAR) adalah untuk mem-

berlakukan tingkat permodalan yang tepat sesuai dengan risk exposure yang dihadapi oleh

perbankan. Dari sudut pandang ini, “the New Accord (Basel Accord II)” lebih baik dibandingkan

“Basel Accord I” karena lebih risk sensitive. Basel Accord II akan mendorong perbankan untuk

mengembangkan sistem manajemen risikonya seperti meningkatkan internal (credit) rating

systems, mengurangi ketergantungan pada kolateral dan meningkatkan fokusnya pada borrower

risk, serta mengembangkan operational risk management systems. Basel Accord II juga

mensyaratkan peningkatan kualitas disclosure yang dapat memudahkan investor dan pasar

dalam menjalankan peranan pengawasan terhadap perbankan. Dengan demikian, implementasi

dari Basel Accord II diharapkan dapat memperkuat sistem perbankan dan meningkatkan

kepercayaan pasar terhadap sistem keuangan. Sistem perbankan yang sehat akan

meningkatkan aktivitas ekonomi karena dana akan dialokasikan secara lebih efisien ke sektor-

sektor yang paling produktif. Hal ini sangat penting terutama bagi ekonomi negara-negara Asia

yang mengandalkan sektor perbankan sebagai sumber pembiayaan eksternal. Dengan sistem

perbankan yang sehat, akses terhadap dana-dana internasional menjadi lebih terbuka, sehingga

dapat memperluas sumber-sumber untuk membiayai proses pemulihan ekonomi. Namun,

kiranya kita perlu waspada terhadap dampak negatif yang mungkin dapat meng-offset kebaikan-

kebaikan yang diharapkan dari proposal Basel Accord II tersebut, khususnya bagi perbankan

di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

���������$($)��'�$����#0���'�$�����% �-�$

Proposal Basel Accord II menambahkan jenis risiko baru dimasukkan dalam perhitungan

persyaratan permodalan, yaitu operational risk. Capital charge terhadap operational risk yang

diperhitungkan dengan menggunakan basic indicator approach3 tampak terlalu tinggi dan tidak

mencerminkan kondisi operasional perbankan di negara-negara berkembang yang relatif lebih

3 Basic indicator approach mewajibkan bank mempertahankan modal sebesar persentase yang tetap terhadap gross income.Pendekatan ini cenderung lebih banyak diterapkan oleh negara-negara berkembang.

Page 102: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������� ��

sederhana dibandingkan dengan operasional perbankan di negara maju yang sudah sangat

kompleks. Konsekuensinya, bank akan dikenakan persyaratan modal yang lebih tinggi.

Sementara itu, internal measurement approach yang mensyaratkan capital charge yang lebih

rendah sulit untuk diimplementasikan, mengingat pendekatan ini memerlukan investasi

pembangunan sistem penunjang operasi perbankan yang mahal dan sulit untuk dapat dipenuhi

oleh perbankan dalam kondisi saat ini. Dengan demikian, proposal Basel Accord II untuk

memasukkan operational risk dan market risk ke dalam perhitungan persyaratan permodalan

akan menyebabkan perbankan menjadi sulit untuk memenuhi persyaratan CAR.

Implementasi dari Basel Accord II akan meningkatkan persyaratan modal minimum,

yang pada gilirannya akan menjadi beban baik bagi pemerintah maupun bank-bank di Asia.

Sebagaimana diketahui bahwa proses restrukturisasi perbankan akan mamakan waktu cukup

lama untuk memenuhi seluruh aspek yang direkomendasikan dalam Basel Accord II. Selama

proses restrukturisasi —yang memakan banyak biaya— berlangsung, bank-bank tidak dapat

secara optimal menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan sehingga

mengganggu perputaran roda ekonomi. Dengan mempertimbangkan situasi tersebut,

implementasi Basel Accord II kemungkinan akan menghambat program rekapitalisasi karena

CAR bank-bank dapat merosot di bawah tingkat minimum yang dipersyaratkan.

Studi yang dilakukan bank sentral Filipina mengungkapkan bahwa capital charge

terhadap operational risk akan menyebabkan turunnya CAR sebanyak 335 basis point. Saat ini

sebagian besar bank-bank di Filipina memiliki CAR di atas 10%, namun belum memperhitungkan

operational risk dan market risk. Sehingga, bila capital charge terhadap risiko-risiko tersebut

diperhitungkan maka CAR tersebut akan turun di bawah persyaratan minimum.

Di Indonesia, krisis ekonomi dan perbankan telah menurunkan modal bank secara

dramatis. Pada akhir tahun 1998 sistem perbankan di Indonesia mengalami negatif net worth

sebesar $11 miliar, kredit bermasalah (Non Performing Loan-NPL) mencapai 70% dari total

kredit, dan pengucuran kredit baru terhenti. Setelah program rekapitalisasi, dari 145 bank, 138

diantaranya telah memenuhi CAR 8% dan NPL secara signifikan menurun menjadi 12,1% dari

total kredit. Namun, pencapaian CAR 8% tersebut bahkan belum memperhitungkan market

risk seperti yang disyaratkan dalam Basel Accord I, apalagi operational risk yang dipersyaratkan

dalam Basel Accord II.

Page 103: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

���������������

������������ �����#�#� �$�3(�0����$�

Sensitivitas terhadap risiko yang lebih besar dalam Basel Accord II, menjadikan negara-

negara tidak lagi diklasifikasikan atas kelompok OECD dan bukan OECD, namun dikelompokkan

berdasarkan risiko. Hal ini menyulitkan bagi negara berkembang yang dinilai beresiko tinggi.

Kita sadari bahwa ketersediaan dana dan ongkos pembiayaan terkait erat dengan rating suatu

negara. Hal ini akan mempengaruhi negara yang memiliki rating rendah dalam pembiayaan

proyek pembangunannya.

Dengan pembebanan capital charge yang tinggi untuk exposure yang lebih beresiko,

akan membuat lembaga keuangan internasional yang sebelumnya merupakan pemberi pinjaman

yang agresif, cenderung akan lebih konservatif dalam meningkatkan exposure-nya di negara

berkembang. Pengurangan dana yang dialokasikan ke negara-negara berkembang pada

gilirannya akan menyebabkan biaya dana untuk perbankan di negara berkembang menjadi

lebih mahal.

������������ ���$ "#'�(���4(-� �$���$�$)���*��.

Sektor industri kecil dan menengah (small-medium enterprises–SMEs) banyak berfungsi

menjadi pendorong pertumbuhan di negara-negara berkembang. Oleh karena itu, kebijakan

investasi di negara-negara berkembang banyak diarahkan untuk melindungi dan mengem-

bangkan sektor industri tersebut. Namun, implementasi dari Basel Accord II dikhawatirkan

akan berdampak negatif terhadap ketersediaan dana dan biaya financing bagi sektor ini. Jika

Basel Accord I cenderung bias dalam men-support retail dan consumer banking, yaitu

menganggap SME dan retail lending mempunyai risiko yang sama dengan blue-chip

multinationals, hal ini tidak berlaku lagi dalam Basel Accord II. Dalam Basel Accord II, tagihan

terhadap SMEs dianggap lebih beresiko sehingga memerlukan persyaratan modal yang lebih

tinggi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan biaya financing bagi SME.

Di lain pihak, dalam hal pembiayaan terhadap perusahaan besar, terutama perusahaan

multinational, perbankan domestik di negara berkembang akan mendapat persaingan berat

dari bank asing. Sebagian besar bank asing telah menerapkan sistem manajemen risiko yang

membuat bank-bank asing tersebut dapat menggunakan internal-ratings based (IRB) approach

untuk menghitung credit risk, sehingga bank asing ini memiliki perhitungan risk-based capital

yang lebih rendah. Berarti, bank asing dapat menyalurkan kredit dengan biaya yang lebih rendah

Page 104: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������� ��

dibandingkan bank-bank domestik yang sebagian besar masih menggunakan standardized

approach. Dengan demikian, bank-bank asing mempunyai kesempatan besar untuk memperkuat

posisinya dalam pasar wholesale banking, dimana mereka umumnya berkonsentrasi sejak

pertama mereka masuk ke dalam sistem perbankan domestik suatu negara.

Alhasil, dampak dari implementasi Basel Accord II terhadap lending kepada SMEs

masih mendua. Industri SMEs mungkin menderita karena biaya pinjaman yang lebih tinggi dari

penerapan Basel Accord II, namun industri ini dapat memperoleh manfaat dari persaingan

retail banking dalam perbankan domestik karena kemungkinan pasar wholesale banking akan

dikuasai oleh bank-bank asing.

������������ ��������%$%�(�$

Pada akhirnya, mempertimbangkan bahwa sebagian besar perbankan di Asia sedang

dalam proses restrukturisasi, timing dari penerapan Basel Accord II menjadi kurang tepat.

Kenaikan persyaratan permodalan dalam kondisi perekonomian yang sedang menurun akan

memperburuk kondisi perekonomian negara-negara berkembang, khususnya di Asia.

Persyaratan modal yang tinggi tidak hanya berlaku pada bisnis, tetapi juga berlaku bagi negara.

Karena itu, jika sektor usaha dan pemerintah menghadapi kondisi dimana ketersediaan dana

sulit dan berbiaya tinggi, diperkirakan downward spiral effect akan terjadi.

Di Indonesia, bank-bank masih lebih memprioritaskan proses konsolidasi internal untuk

memperbaiki kualitas aktiva dibandingkan dengan menyalurkan kredit baru. Oleh karena itu,

meningkatkan persyaratan modal bagi bank dalam masa krisis akan mendorong bank bersikap

risk averse. Lebih jauh lagi, hal ini akan memperpanjang masalah credit crunch dan berdampak

pada sektor riil karena ekonomi Indonesia sebagian besar masih terkait dengan kredit bank.

Jika bank tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka proses pemulihan ekonomi

akan terhambat.

/2��������

Fleksibilitas sangat diperlukan dalam tahapan implementasi Basel Accord II terutama

bagi negara berkembang seperti Indonesia yang sedang dalam proses pemulihan ekonomi

dari krisis. Terlebih, sistem perbankan Indonesia bahkan belum dapat menerapkan ketentuan

Basel Accord I sepenuhnya.

Page 105: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

����������������

��,���$#(�5

Amando M. Tetangco, Jr., “Comments on Mr. Topping’s Presentation: Impact of the

New Basel Accord on Banks in Asia”, Bangko Sentral ng Pilipinas. Dipresentasikan dalam

EMEAP workshop on Macroeconomic Impact of the New Basel Capital Accord, Jimbaran, Bali,

Maret 2002.

Bank Indonesia, “Position paper on the Impact of the New Basel Accord”, bahan EMEAP

workshop on Macroeconomic Impact of the New Basel Capital Accord, Jimbaran, Bali, Maret

2002.

Phillip Lowe, “Macroeconomic Implications of the New Basel Capital Accord”, Bank for

International Settlements. Tayangan dipresentasikan dalam EMEAP workshop on

Macroeconomic Impact of the New Basel Capital Accord, Jimbaran, Bali, Maret 2002.

Bank for International Settlements, “The New Basel Capital Accord: an explanatory

note”, January 2001.

Simon Topping, “ Impact of The New Basel Accord on Banks in Asia”, Hong Kong

Monetary Authority. Tayangan dipresentasikan dalam EMEAP workshop on Macroeconomic

Impact of the New Basel Capital Accord, Jimbaran, Bali, Maret 2002.

Stefan Hohl, “New Capital Accord (Basel II)”, Bank for International Settlements.

Tayangan dipresentasikan dalam EMEAP workshop on Macroeconomic Impact of the New

Basel Capital Accord, Jimbaran, Bali, Maret 2002.

Page 106: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��������

Page 107: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������������

���������

������ �����������������������������������������

dalam persen

Kelompok Negara/Negara 1997 1998 1999 2000 2001 Proyeksi2002 2003

Dunia 4,2 2,8 3,6 4,7 2,5 2,7 4,1Negara-negara maju 3,4 2,7 3,3 3,9 1,2 1,6 3,0 Negara-negara industri utama 3,2 2,8 2,9 3,5 1,1 1,4 2,8

Amerika Serikat 4,4 4,3 4,1 4,1 1,2 2,2 3,4Inggris 3,0 3,0 2,1 3,0 2,4 2,0 2,8Italia 2,0 1,8 1,6 2,9 1,8 1,2 2,8Jepang 1,8 -1,0 0,7 2,2 -0,4 -1,0 0,8Jerman 1,4 2,0 1,8 3,0 0,6 0,7 2,7Kanada 4,3 3,9 5,1 4,4 1,5 2,0 2,8Perancis 1,9 3,5 3,0 3,6 2,0 1,3 3,0

Negara-negara maju lainnya 4,3 2,2 4,9 5,2 1,6 2,3 3,7Negara-negara berkembang 5,8 3,5 3,9 5,7 4,0 4,3 5,7 Berdasarkan kawasan

Afrika 3,1 3,5 2,5 2,9 3,7 3,4 4,2Asia 6,5 4,0 6,2 6,7 5,6 5,8 6,6

ASEAN-4 3,6 -9,2 2,5 5,0 2,5 3,1 4,4China 8,8 7,8 7,1 8,0 7,3 7,0 7,8

Timur Tengah, Malta dan Turki 5,1 4,1 1,1 6,0 2,0 3,1 4,5Amerika Latin 5,4 2,1 0,1 4,0 0,7 1,1 4,2

Argentina 8,1 3,9 -3,4 -0,8 -3,7 -8,4 3,9Brazilia 3,6 -0,1 0,5 4,4 1,5 2,5 3,5Chile 7,6 3,4 -1,1 5,4 3,0 3,0 4,5Columbia 3,2 0,4 -4,1 2,8 1,5 2,5 3,3

Berdasarkan sumber penerimaan eksporPengekspor minyak 4,8 3,4 1,3 5,0 4,5 2,6 4,1Bukan pengekspor minyak 5,9 3,6 4,2 5,8 4,0 4,5 5,8

Negara industri baru Asia (NIEs) 5,8 -2,3 7,9 8,2 0,8 2,8 5,1Hong Kong SAR 5,0 -5,1 3,0 10,5 0,1 1,5 3,6Korea 5,0 -6,7 10,9 8,8 3,0 4,5 5,5Singapura 8,4 0,4 5,9 9,9 –2,2 2,0 5,1Taiwan 6,8 4,7 5,4 5,9 -1,9 1,7 4,8

Negara-negara ASEANIndonesia 4,5 -13,2 0,8 4,8 3,3 3,7 4,7Philipina 5,2 -0,5 3,4 4,0 3,4 4,0 4,2Malaysia 7,5 -7,5 6,1 8,3 0,4 2,5 5,5Thailand -1,8 -10,4 4,3 4,4 1,5 2,0 4,5

Negara-negara dalam transisi 1,6 -0,8 3,6 6,3 5,2 3,5 4,0Eropa Tengah dan Timur 2,6 2,3 2,0 3,8 3,1 3,0 4,0Negara Persemakmuran Independen

dan Mongolia 1,1 -2,8 4,6 7,9 6,4 3,8 4,4Rusia 0,9 -4,9 5,4 8,3 5,4 3,4 4,5Di luar Rusia 1,5 1,6 2,8 6,9 8,8 4,7 4,1

1) Produk Domestik Bruto riil.Sumber : IMF, World Economic Outlook, Maret 2002

Page 108: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��������������� ���

������������� �����������������������������������

Negara-negara maju 2,5 2,8 2.1 2,8 3,3 0.6 0.6 2.5Negara-negara industri utama 2,4 2,6 2.3 2.4 3.0 0.5 0.4 2.4

Amerika Serikat 2,6 3,5 3,4 3,2 3.3 0.1 0.4 2.8Inggris 2,2 3.1 2.6 1.7 2.7 2.0 1.5 2.5Italia 1,0 1.8 1.8 1.6 2.9 1.7 1.1 2.6Jepang 4,8 1.6 -1.3 0.5 2.0 -0.5 -1.2 0.7Jerman 0,5 1.2 2.0 1.8 2.9 0.3 0.7 2.5Kanada -0,4 3.2 3.0 4.2 3.5 0.5 -0.4 1.8Perancis 0,7 1,5 3.1 2.6 3.2 1.6 0.9 2.6

Negara-negara industri lainnya 3,0 3,6 1.5 4.3 4.6 0.9 1.5 3.1

Negara-negara berkembang 4,9 5.8 3.5 3.9 5.7 4.0 4.3 5.7 Berdasarkan kawasan

Afrika 3,0 3.2 3.6 2.6 2.9 3.7 3.4 4.2Asia 6,7 6.6 4.0 6.1 6.7 5.6 5.8 6.6Timur Tengah, Malta dan Turki 2,6 5.6 3.9 1.1 6.0 2.0 3.1 4.5Amerika Latin 1.8 5.3 2.3 0.2 4.0 0.9 1.1 4.2

Negara-negara industri baru Asia (NIEs) 5,1 4,7 -3.5 7.0 7.1 -0.2 1.9 4.3

Negara-negara dalam transisi -0,6 1.6 -0,8 3.6 6,3 5.2 3.5 4.0

Sumber : IMF, World Economic Outlook, Maret 2002

dalam persen

Kelompok Negara/Negara 1996 1997 1998 1999 2000 2001Proyeksi

2002 2003

Page 109: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������������

Negara-negara maju 6,9 6,8 6,4 5,8 6,0 6,6 6.3

Negara-negara industri utama 6,6 6,3 6,1 5,7 6,0 6,7 6.4Amerika Serikat 5.0 4,5 4,2 4,0 4,8 6,0 5.6Inggris 7.1 6.3 6,0 5,6 5,1 5,4 5.4Italia 11,7 11,8 11,4 10,6 9,5 9,4 8.9Jepang 3,4 4,1 4,7 4,7 5,1 5,8 5.7Jerman 9,8 8.9 8,2 7,5 7,4 7,8 7.6Kanada 9,1 8,3 7,6 6,8 7,2 8,0 7.5Perancis 12,3 11,8 11,2 9,5 9.0 9.4 9.0

Negara-negara maju lainnya 7,8 8,1 7,3 6,2 6,2 6,3 5.9

Negara industri baru Asia (NIEs) 2,5 5,4 5,2 3,8 4,3 4,2 3.3

Sumber : IMF, World Economic Outlook, Maret 2002

dalam persen

Kelompok Negara/Negara 1997 1998 1999 2000 2001

���������������������������������������������

Proyeksi2002 2003

Page 110: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��������������� ���

������ !����"�#�����������������������������������

Negara-negara maju 2,1 1,5 1,4 2,3 2,3 1,2 1,8 Negara-negara industri utama 2,0 1,3 1,4 2,3 2,1 1,1 1,7

Amerika Serikat 2,3 1,5 2,2 3,4 2,8 1,4 2,4Inggris*) 2,8 2,7 2,3 2,1 2,1 2,3 2,4Italia 1,9 2,0 1,7 2,6 2,7 2,1 1,6Jepang 1,7 0,7 -0,3 -0,8 –0,7 -1,1 -0,5Jerman 1,5 0,6 0,7 2,1 2,4 1,1 1,2Kanada 1,6 1,0 1,8 2,7 2,8 1,6 1,8Perancis 1,2 0,9 0,3 0,8 1,8 1,4 1,4

Negara-negara maju lainnya 2,3 2,4 1,3 2,4 3,0 1,9 2,0Negara-negara berkembang 10,9 10,6 6,9 6,1 5,7 5,6 4,5 Berdasarkan kawasan

Afrika 14,6 10,9 12,3 14,2 12,6 9,0 6,2Asia 4,8 7,7 2,5 1,9 2,6 2,9 2,8 China 2,8 -0,8 -1,4 0,4 0,7 0,8 1,1Timur Tengah, Malta dan Turki 28,3 28,1 23,7 19,5 17,3 16,8 12,3Amerika Latin 12,9 9,9 8,9 8,1 6,4 7,4 5,6 Argentina 0,5 0,9 -1,2 5,0 4,9 8,0 5,0 Brazilia 6,9 3,2 4,9 7,0 6,8 5,8 3,6 Chile 6,1 5,8 3,3 3,8 3,6 2,4 3,1 Columbia 18,5 18,7 10,9 9,2 8,0 7,1 5,3

Berdasarkan sumber eksporPengekspor minyak 20,1 18,0 17,2 13,8 12,1 11,5 10,2Bukan pengekspor minyak 9,0 9,8 5,9 5,3 5,1 5,0 4,0

Negara industri baru Asia (NIEs) 3,4 4,4 - 1,1 1,9 1,1 1,9Hong Kong SAR 5,9 0,9 -4,0 -3,7 –1,6 --2,5 --Korea 3,1 5,3 0,8 2,3 4,1 2,4 2,6Singapura 1,3 -1,1 0,1 1,4 1,0 1,1 1,6Taiwan 1,9 2,4 0,2 1,3 – 0,4 1,6

Negara-negara ASEANBrunei Darussalam 1,7 -0,4 -0,1 1,5 2,5 n,a, n,a,Indonesia 6,6 58,4 20,7 3,8 12,5 9,4 7,7Philipina 5,9 9,7 6,6 4,3 6,1 5,0 5,1Malaysia 2,6 5,1 2,8 1,6 1,4 1,8 2,5Thailand 5,6 8,1 0,3 1,5 1,7 1,0 2,4

Negara-negara dalam transisi 27,3 21,8 44,1 20,2 15,9 11,0 2,4Eropa Tengah dan Timur 41,8 17,2 11,0 12,8 9,6 7,0 5,8Negara Persemakmuran Independen dan Mongolia 19,1 25,0 70,5 25,0 19,8 13,4 10,5

Rusia 14,7 27,7 85,7 20,8 20,7 14,1 10,8Di luar Rusia 29,6 19,3 41,8 34,9 18,1 11,9 10,0

*) Indeks harga eceran di luar bunga hipotik,Sumber : IMF, World Economic Outlook, Maret 2002

dalam persen

Kelompok Negara/Negara 1997 1998 1999 2000 2001Proyeksi

2002 2003

Page 111: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������������

AmerikaTotal (dolar) 1.621,8 1.693,3 1,700,0 1,788,3 1.902,9Defisit/surplus (% PDB) -0,03 0,62 1,71 2.58 n.a.

InggrisTotal (pound) 306.579 313.836 324.393 n.a. n.a.Defisit/surplus (% PDB) -2.58 -0.38 1,52 n.a. n.a.

ItaliaTotal (lira) 595,0 611,3 327,2 369,3 n.a.Defisit/surplus (% PDB) –1,57 –2,31 0,1 -1.24 n.a.

JermanTotal (mark) 1.214,65 1.233,9 n.a. n.a. n.a.Defisit/surplus (% PDB) –2,9 0.9 n.a. n.a. n.a.

KanadaTotal (dolar) 186,95 193,58 201,44 210,96 n.a.Defisit/surplus (% PDB) 0,61 0,33 0,92 1,34 n.a.

PerancisTotal (frank) 3.789,2 n.a. n.a. n.a. n.a.Defisit/surplus (% PDB) -3,5 n.a. n.a. n.a. n.a.

Sumber : - IMF. International Financial Statistics, Maret 2002

miliar mata uang masing-masing

Negara 1997 1998 1999 2000 2001

������$������������������� ������������������"������%���

Page 112: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��������������� ���

������$������������������� �����������������������������

ASEANIndonesia : Total (triliun rupiah) 112,893 174,92 223,462 n.a. 299,7

Defisit/surplus (%) -0.67 -2.95 -1.14 n.a. -34,3Philipina : Total (miliar peso) 466,69 511,08 585,43 638,7 706,433

Defisit/surplus (%) 0,33 -10,82 23,35 -26,99 n.a.Malaysia : Total (miliar ringgit) 59,109 60,371 68,210 n.a. n.a.

Defisit/surplus (%) 2,35 -1,76 -3,17 n.a. n.a.Singapura : Total (miliar dolar Sing) 29,222 25,56 26,70 30,068 n.a.

Defisit/surplus (%) 9.70 16.72 10.26 11.38 n.a.

Thailand : Total (miliar baht) 875,714 842,581 833,042 852,97 908.654

Defisit/surplus (%) -317,73 -2.786,08 -3.340,84 2.205,30 n.a.

Negara-negara lainnya

Argentina : Total (miliar peso) 46.174,3 47.108,3 49.214,2 49.365,9 n.a.

Defisit/surplus (%) -1,49 -1,39 -2,87 -2,40 n.a.

Brasil : Total (juta reais) n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.

Defisit/surplus (%) -29,83 n.a. n.a. n.a.

Korea : Total (miliar won) 79,004 107.494 112.826 83.896 n.a.

Defisit/surplus (%) -1.27 -2.97 -3.21 0.43 n.a.

Meksiko : Total (miliar peso) 505,902 556,079 689,921 848,502 n.a.

Defisit/surplus (%) -1.074,60 -1.444,60 -1.553,66 -1.274,90 n.a.

1) Data dari Triwulan I + II + III + IV, kecuali Total Data Korea tahun 2000 dari triwulan I + II + IIISumber : - IMF. International Financial Statistics, Maret 2002

Kelompok Negara/Negara 1997 1998 1999 2000 2001

Page 113: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

�����������������

Perdagangan barang dan jasa Perdagangan dunia

Volume 10.5 4.2 5.3 12.4 0.3 2.1 6.6Deflator harga Dalam dolar AS –6.1 –4.5 –1.9 –0.7 –3.3 –0.6 1.2 Dalam SDR –0.9 –3.1 –2.7 2.9 0.2 0.2 1.0

Volume perdaganganEkspor Negara-negara maju 10,5 4.0 5,1 11,7 -0,9 0,7 6.2 Negara-negara berkembang 13.9 4.8 4.1 15.2 3.0 4.5 7.0Impor Negara-negara maju 9,3 5.9 7.7 11.5 –0.8 1.4 6.5 Negara-negara berkembang 11,8 –0.9 1.2 15.9 3.3 6.2 7.9

Nilai tukar dagang Negara-negara maju -0,5 1,4 -0,3 -2,3 0,4 1.3 0.4 Negara-negara berkembang –0.7 –6.8 4.7 6.8 –2,6 –3.3 –0.1

Perdagangan barang Perdagangan dunia

Volume 10,6 4.6 5.6 12.8 –0.1 2.2 6.7Deflator harga Dalam dolar AS -6,3 –5.4 –1.9 0.2 –3.4 –0.8 1.2 Dalam SDR –1.1 –4.0 –2.7 3.9 0.1 --- 1.1

Harga dalam dolar ASManufaktur –8.0 -1,8 -1,9 -5,1 -2,2 -1,8 1.3Minyak -5,4 -32,1 37,5 57.0 -14.1 -17.6 ---Komoditas primer nonmigas -3,0 -14,7 -7,0 1.8 -5.5 –0.1 7.2

Harga dalam dolar SDRManufaktur -3.0 -0,4 -2,7 -1,6 1.3 –1.0 1.1Minyak -0,2 -31,2 36.5 62.8 -11,0 -16.9 –0.1Komoditas primer nonmigas 2,4 -13,4 -7,8 5.6 -2.1 0.8 7.0

Volume perdaganganEkspor Negara-negara maju 10.9 4.3 5.2 12.0 –1.3 0.9 6.5 Negara-negara berkembang 12.8 4.7 4.6 15.5 2.5 4.1 6.7 Pengekspor migas 5.0 2.0 --- 6.9 0.3 –2.9 3.0 Bukan pengekspor migas 15.2 5.5 5.6 17.8 3.2 6.2 7.6Impor Negara-negara maju 10.0 5.9 8.7 11.9 –1.1 1.4 6.6 Negara-negara berkembang 10.2 0.4 0.7 16.5 2.1 6.5 8.2 Pengekspor migas 14.1 3.1 –1.1 10.8 9.3 2.9 4.8 Bukan pengekspor migas 9.5 --- 1.0 17.4 1.0 7.1 8.8

Deflator harga dalam SDREkspor Negara-negara maju -2,2 –3.4 –3.4 1.0 0.2 1.1 1.2 Negara-negara berkembang 1.3 –10.7 5.0 13.6 –1.9 –3.5 1.2 Pengekspor migas 1.4 –26.6 27.6 46.9 –7.6 –13.3 --- Bukan pengekspor migas 1.3 –6.1 0.2 4.9 --- 0.7 1.4Impor Negara-negara maju -1,6 -4,9 –3.4 3.7 –0.1 –0.1 0.8 Negara-negara berkembang 2.3 –4.4 0.3 6.2 1.1 -0.2 1.3 Pengekspor migas 1.0 -0.9 -2.0 3.9 2.8 1.6 1.8 Bukan pengekspor migas 2.5 -5.0 0.7 6.6 0.8 -0.6 1.2

Nilai tukar dagang Negara-negara maju -0.6 1.6 --- -2.6 0.4 1.1 0.4 Negara-negara berkembang -0.9 -6.5 4.7 7.0 -2.9 -3.3 -0.1 Pengekspor migas 0.4 -25.9 30.2 41.4 -10.1 -14.7 -1.7 Bukan pengekspor migas -1.1 -1.2 -0.5 -1.5 -0.8 -0.1 0.3

Sumber : IMF, World Economic Outlook, Maret 2002

�������&'��������(�����������������)����

Kelompok Negara/Negara 1997 1998 1999 2000 2001Proyeksi

2002 2003

Page 114: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��������������� ��

������*�����������)������������"�������������������������

Negara-negara maju -0,5 1,4 -0,3 -2,3 0,4 1.3 0.4Negara-negara industri utama -0,4 2,1 0.2 -2,9 0,9 2.0 0.5 Amerika Serikat 1.6 3.5 -0.9 -2.5 3.7 5.4 1.5 Inggris 3.3 2.2 0.7 1.1 0.4 0.1 -0.5 Italia 1.5 2.0 -0.5 -6.0 -0.2 1.0 -0.2 Jepang -3.7 3.2 -0.6 -4.5 -1.2 2.9 -0.1 Jerman -1.9 2.0 0.6 -4.6 -0.1 0.9 --- Kanada -0.7 -4.1 1.1 4.2 -1.1 -3.9 0.2 Perancis --- 1.1 -0.3 -2.5 1.1 -0.4 -0.4Negara-negara maju lainnya -0.7 0.3 -0.3 -1.3 -0.4 0.2 0.2

Negara-negara berkembang -0.9 -6.5 4.7 7.0 -2.9 3.3 -0.1

Negara industri baru Asia (NIEs) -1.2 0.3 -1.1 -4.6 -1.5 1.1 0.1Afrika -1.0 -9.7 6.0 16.6 -5.5 -7.9 0.4Amerika Latin -2.4 -7.1 0.1 6.7 -3.4 -2.2 0.2Asia -0.5 0.4 -0.7 -3.4 --- 0.2 0.3Timur Tengah, Malta dan Turki 0.4 -18.5 23.5 28.0 -7.4 -9.9 -1.6Sub-Sahara Afrika -2.8 -9.1 6.7 12.9 -6.0 -6.8 1.1

Sumber : IMF, World Economic Outlook, Maret 2002

Kelompok Negara/Negara 1997 1998 1999 2000 2001Proyeksi

2002 2003

Page 115: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������������

Minyak (US$/barel)London Spot Brent Blend 19,12 12,72 17,70 28,31 24,41 114,3

Kopi (US$/pound) Dari Brasil (di New York) 166,80 121,81 88,92 79,80 50,50 29,2

Emas (US$/fine ounce) Inggris 331,10 294,20 278,78 279,00 278,43 73,1

Nikel (US$/pound)Inggris 314,10 209,72 272,27 391,48 270,78 73,7

Karet (US$/pound) Semua jenis (di New York) 47,44 46,61 45,31 47,36 48,88 . . .

Timah (sen $/pound) London 255,85 251,12 244,55 246,57 203,64 62,4

Tembaga (sen $/pound)Inggris 103,20 75,01 71,33 82,31 71,68 51,4

1) Triwulan I + II + III + IV 20012) Januari 2002Sumber : IMF, International Financial Statistics, Maret 2002

Kelompok Negara/Negara 1997 1998 1999 2000 20011) 20022)

������+������������'�����������������

Page 116: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��������������� ���

Cadangan internasional 1.292,3 1.277,9 1.402,2 1.578.8 1.707.5 n.a.

Negara-negara industri 603,3 573,9 614,7 677,5 707,8 n.a. Negara-negara industri utama

Amerika Serikat 52,8 59,4 53,2 52,6 55,0 54,7Inggeris 24,6 23,7 26,9 34,2 30,1 28,8Italia 43,6 24,1 19,1 22,4 n.a. n.a.Jepang 163,6 153,9 209,9 273,3 315,3 318,0Jerman 60,8 56,7 48,4 47,6 n.a. n.a.Kanada 13,3 16,6 20,6 24,5 27,1 26,9Perancis 25,8 35,1 32,3 31,8 28,7 28,2

Negara-negara berkembang 689,0 704,0 787,5 901,2 999,7 n.a.

Negara-negara ASEANIndonesia 12,4 16,2 19,4 22,0 21,8 21,8Philipina 5,6 6,7 9,9 10,2 11,0 n.a.Malaysia 15,5 18,2 22,3 22,7 24,3 n.a.Singapura 52,8 53,2 56,0 61,5 60,0 n.a.Thailand 19,5 20,6 24,9 24,7 25,8 26,7

1) Desember 20012) Januari 2002Sumber : IMF, International Financial Statistics, Maret 2002

Kelompok Negara/Negara 1997 1998 1999 2000 20011) 20022)

������,-��������)�.����������"����������������������������

miliar juta SDR

Page 117: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������������

Negara-negara maju -0,5 -1,0 -0,8 -0,8 -0.8Negara-negara industri utama -1,0 -1,6 -1,4 -1,4 -1.3

Amerika Serikat -3,5 -4,5 -4,1 -4,0 -4.0Inggris -1,1 -1,8 -1,3 -2,1 -2.3Italia 0,5 -0,5 0,3 0,6 1,0Jepang 2,4 2,5 2,1 3,0 3,4Jerman -0,9 -1,0 0,1 0,7 0.8Kanada 0,2 2,5 2,7 1,8 2,0Perancis 2,6 1,8 2,5 2,4 2,1

Negara-negara maju lainnya 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0

Negara industri baru Asia (NIEs) 7,1 5,1 4,6 4,4 4,2Hong Kong 7,3 5,4 5,6 6,2 7,6Korea 6,0 2,7 2,1 1,4 0,2Singapura 25,9 23,6 23,1 20,8 20,6Taiwan 2,9 2,9 2,1 3,1 3,5

Negara-negara ASEAN 9,2 7,9 5,5 3,7 2,9Indonesia 4,1 5,2 3,4 1,0Philipina 10,0 12,1 5,6 3,6 3,5Malaysia 15,9 9,4 7,5 5,1Thailand 10,2 7,5 5,4 4,8 3,5

Negara-negara dalam transisiEropa Tengah -5,7 -5,2 -5,1 -4,9 - -Rusia 11,8 18,0 11,2 6,1 5,2

Sumber : IMF, World Economic Outlook, Maret 2002

�������/���0��������������������������"��������������������������

Kelompok Negara/Negara 1999 2000 2001 Proyeksi2002 2003

dalam persen

Page 118: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��������������� ���

Negara-negara industri utamaAmerika Serikat -189,4 -196,2 -244.7 -343.12 -449.6 -144.3 n.a.Inggris -21.2 -20.2 -36.1 -44.5 -45.3 -12.6 n.a.Italia 54,1 39,9 35,6 23,4 10,7 4.9 n.a.Jepang 83,6 101,6 122,4 123,3 116,7 18.4 n.a.Jerman 69.4 70.1 76.9 70.1 57.3 21.5 n.a.Kanada 31.1 18.6 15.3 25.8 39.8 8.3 n.a.Perancis 14.9 26.9 24.9 18.0 1.1 1.3 n.a.

Negara industri baru Asia (NIEs)Hong Kong -17,8 -20,6 -7,8 -3,2 -8,2 -1,5 n.a.Korea -15.0 -3.2 41.6 28.4 16.9 3.1 n.a.Singapura 2.2 1.1 14.8 11.2 11.4 n.a. n.a.Taiwan 13,6 7,7 5,9 11,2 8,5 12,6 n.a.

Negara-negara ASEANIndonesia -5.9 10.1 18.4 20.6 25.0 6.1 n.a.Philipina -11.3 -11.1 -2.8 5.0 6.9 1.4 n.a.Malaysia 3.8 3.5 17.5 22.6 n.a. n.a. n.a.Thailand -9.5 1.6 16.2 14.0 11.8 2.5 n.a.

1) Triwulan III

2) Triwulan I

Sumber : IMF, International Financial Statistics, Maret 2002

Kelompok Negara/Negara 1996 1997 1998 1999 2000 20011) 2002

�����������0��������������������"��������������������������

miliar dolar AS

Page 119: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������������

Negara-negara industri utamaAmerika Serikat 625,07 688,70 682,14 702,10 781,13 n.a.Inggris 262,10 281,06 271,84 268,19 281,56 270.4Italia 251,00 240.40 245.70 235.18 238,26 179,74Jepang 410,90 420,96 387,93 419,37 479,25 306,99Jerman 524,20 512,43 543,40 542.87 549,60 426,78Kanada 201,63 214,42 214,33 238,45 276,64 199,72Perancis 241,07 289,95 305,64 300,76 298,84 217,64

Negara-negara berkembangPengekspor minyak 224,50 253,94 200,23 233,37 340,35 n.a.Bukan pengekspor minyak 735,10 1.633,51 1.572,79 1.655.88 1.992,73 953,6

Negara-negara industri baru Asia (NIEs)Hong Kong SAR 180,75 188,06 174,00 173,89 201,86 142,56Korea 129,72 136,16 132,31 143,68 172,27 114,12Singapura 124,12 109,90 114,68 137,00 137,88 92,32Taiwan 115,73 121,08 110,52 121,50 147,78 62,78

Negara-negara ASEANIndonesia 49,81 53,44 48,85 48,67 62,12 10,10Philipina 20,54 24,88 29,41 36,58 39,78 23,91Malaysia 78,33 78,74 73,30 84,46 98,14 22,74Thailand 55,72 57,37 54,46 58,44 69,06 49,09

1) Triwulan I + II + III 2001

Sumber : IMF, International Financial Statistics, Maret 2002

Kelompok Negara/Negara 1996 1997 1998 1999 2000 20011)

��������������������"�������������������������

miliar dolar AS

Page 120: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��������������� ���

Negara-negara industri utamaAmerika Serikat 822,0 899,0 944,4 1.059,4 1.259,3 896,51Inggris 287,4 306,6 314,0 318,0 334,4 242,00Italia 206,9 210,3 218,4 220,3 236,6 175,9Jepang 349,2 338,8 280,5 311,3 379,5 265,6Jerman 458,8 445,6 471,4 473,5 497,8 370,5Kanada 175,0 200,9 206,1 220,2 244,8 173,6Perancis 235,1 271,9 288,4 289,9 301,0 222,3

Negara-negara berkembangPengekspor minyak 157,6 171,6 155,8 150,5 175,1 36,2Bukan pengekspor minyak 1,703,9 1.823,5 1.664,3 1.701,5 2.009,3 997,5

Negara industri baru Asia (NIEs)Hong Kong 198,6 208,6 184,5 179,5 212,8 152,3Korea 150,3 144,6 93,3 119,8 160,4 106,7Singapura 131,4 132,4 104,7 111,1 134,5 88,5Taiwan 101,3 113,9 104,9 111,0 n.a. n.a.

Negara-negara ASEANIndonesia 42,9 41,7 27,3 24,0 33,5 9,2Philipina 34,3 38,6 31,5 32,6 33,8 24,4Malaysia 78,4 79,0 58,3 65,0 82,2 19,2Thailand 72,3 62,9 43,0 50,3 61,9 47,4

1) Triwulan I + II + III + IV

Sumber : IMF, International Financial Statistics, Maret 2002

Kelompok Negara/Negara 1996 1997 1998 1999 2000 20011)

��������"����������"�������������������������

miliar dolar AS

Page 121: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������������

Negara berkembang 2.108,4 317,1 2.145,3 345,0 2.101,1 351,8 2.089,0 342,2 2.113,8 328,2 2.119,7 330,5Afrika 290,4 26,5 291,3 26,2 277,2 27,4 274,5 26,1 266,7 33,0 266,0 25,2Asia 697,0 98,7 702,3 96,7 674,9 99,2 675,7 101,3 686,6 99,7 716,0 104,7Timur Tengah, Malta dan Turki 368,1 35,8 384,3 38,0 396,0 40,9 398,4 42,7 413,6 39,2 419,7 43,3Amerika Latin 752,3 156,2 767,5 184,1 753,1 184,3 740,3 172,1 746,8 146,3 717,9 157,3

Negara dalam transisi 360,8 50,2 359,2 47,0 359,5 48,3 360,0 50,1 366,8 48,9 366,7 57,1Eropa Tengah dan Timur 167,9 29,5 173,3 28,8 177,5 32,2 184,7 32,9 194,1 31,4 203,9 33,8Negara Persemakmuran Bebas dan

Mongolia 192,9 20,8 185,9 18,2 181,9 16,1 175,4 17,1 172,7 17,6 162,8 23,3Rusia 158,2 16,3 144,3 12,9 140,7 9,8 131,2 12,4 126,0 12,6 114,0 18,4Di luar Rusia 34,7 4,5 41,6 5,3 41,2 6,3 44,2 4,7 46,7 5,0 48,8 4,9

Sumber : IMF, World Economic Outlook, Maret 2002

Kelompok Negara/Negara 1998 1999 2000 2001 Proyeksi2002 2003

Total DSP Total DSP Total DSP Total DSP Total DSP Total DSP

������� %����!�������������)���1�.�0����2�������������������������

Page 122: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��������������� ���

�������$������������1����������!��������

Global GDP-weighted average 3.05 -235 3.14 3.56 3.67 3.88 3.93

Amerika GDP-weighted average 3.26 -431 3.50 4.33 4.21 4.59 4.47Amerika Serikat Federal funds rate 1.75 -475 11 Des 01 (-25bp) 2.00 3.00 3.00 3.50 3.50

Kanada Overnight funding rate 2.00 -375 15 Jan 02 (-25bp) 2.50 3.00 3.50 3.75 3.75

Brazil SELIC overnight rate 18.50 275 20 Mar 02 (-25 bp) 18.00 18.00 17.00 16.50 14.25

Mexico 91-day Cetes rate 7.42 -975 31 Jul 01 (-50mil) 8.50 8.00 6.00 6.00 7.00

Chile Discount rate 4.75 -325 12 Mar 02 (-75bp) 4.50 4.50 4.50 4.75 5.75

Eropa/Afrika GDP-weighted average 3.64 -162 3.66 3.93 4.36 4.54 4.75

Euro Refi rate 3.25 -150 8 Nov 01 (-50bp) 3.25 3.50 4.00 4.25 4.50

Inggris Repo rate 4.00 -200 8 Nov 01 (-50bp) 4.25 4.75 5.00 5.00 5.00

Swedia Repo rate 4.00 0 20 Mar 01 (+25bp) 4.25 4.50 4.75 5.00 5.25

Denmark 14-day CD rate 3.55 -185 1 Feb 02 (-5bp) 3.55 3.80 4.30 4.55 4.80

Norwegia Deposit rate 6.50 -50 13 Des 01 (-50bp) 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50

Republik Czech 2-week repo rate 4.25 -100 1 Feb 02 (-25bp) 4.25 4.25 4.50 4.50 4.50

Hungaria 2-week repo rate 8.50 -325 19 Feb 02 (-50bp) 8.00 8.00 8.00 8.00 7.00

Polandia 28-day intervention rate 10.00 - 900 31 Jan 02 (-150bp) 8.00 8.00 8.00 8.25 8.25

Afrika Selatan Repo rate 11.50 -502) 15 Mar 02 (+100bp) 12.50 12.50 12.50 11.50 11.50

Swiss 3-month Swiss Libor1) 1.75 -175 7 Des 01 (-50bp) 1.75 2.00 2.25 2.25 2.75

Asia/Pasifik GDP-weighted average 2.06 -66 2.05 2.10 2.14 2.15 2.22Australia Cash rate 4.25 -200 5 Des 01 (-25bp) 4.50 5.00 5.25 5.25 5.75Selandia Baru Cash rate 5.00 -150 20 Mar 02 (+25bp) 5.25 5.50 5.75 5.75 6.25

Jepang Overnight call rate 0.00 -25 19 Mar 01 (-15 bp) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Hong Kong Discount window base 3.25 -475 12 Des 01 (-25bp) 3.50 4.00 4.50 5.00 5.00

China 1-year working capital 5.31 -54 20 Feb 02 (-54 bp) 5.30 5.30 5.30 5.30 5.60

Korea Overnight call rate 4.00 -125 19 Sep 01(-50bp) 4.00 4.25 4.50 4.50 5.25

Indonesia 1-month SBI rate 16.74 232 not applicable 15.50 15.00 14.50 14.00 12.50

India Bank rate 6.50 -150 22 Okt 01 (-50bp) 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50

Philipina Reverse repo rate 7.00 -650 15 Mar 02 (-25bp) 7.00 7.00 7.25 7.25 7.50

Thailand 14-day repo rate 2.00 50 21 Jan 02 (-25bp) 2.00 2.00 2.25 2.25 2.50

Taiwan Official discount rate 2.13 -250 27 Des 01 (-12.5bp) 2.13 2.38 2.63 2.88 2.88

* Untuk Mexico perubahan ini mencerminkan pergerakan akhir dari “corto”1) Level saat ini dan proyeksi mengacu pada nilai tengah kisaran target SNB2) 100bp sesuai dengan penyesuaian tekhnis atas repo rateSumber : JP Morgan

Suku Bunga 5 April Perubahan dari Perubahan Proyeksi

Benchmark 2002 Des 2000 (bp) Terakhir* Jun 02 Sep 02 Des 02 Mar 03 Des 03

Page 123: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

�����������������

Amerika Serikat M1 1.096,9 1.120,4 1.148,3 1.112,3 1.202,8 1.184,8 (miliar dolar) M2 4.051,4 4.406,4 4.675,9 4.966,0 5.364,4 5.468,4

Inggris M0 27,8 29,4 32.8 34.6 37.3 n.a. (miliar pound) M2 837,4 900,1 932,3 971,4 1.120,6

M4 722,2 783,2 815.0 882,7 942.5 n.a.

Italia M1 645,8 717,7 459.3 487.2 515.8 n.a.(triliun lira) M2 931,0 975,3 n.a. n.a. n.a. n.a.

Jepang M1 204,3 214,4 239,5 247.9 263,1 n.a. (triliun yen) M2 374,1 387,9 383,3 381,8 361,5 n.a.

Jerman M1 872,9 930,6 n.a. n.a. n.a. n.a. (miliar deutsche mark) M2 1.265,7 1.322,1 n.a. n.a. n.a. n.a.

Kanada M1 169,9 179,6 199,2 225,2 n.a. n.a. (miliar canadian dolar) M2 377,7 380,4 388,1 444,4 n.a. n.a.

Perancis M1 1.933,0 1.993,0 n.a. n.a. n.a. n.a. (miliar france) M2 3.624,0 3.781,0 n.a. n.a. n.a. n.a.

1) Januari 2002

Sumber : IMF, International Financial Statistics, Maret 2002.

Negara 1997 1998 1999 2000 2001 20021)

�������&�%�������������������������"������%���

Page 124: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��������������� ��

ASEAN Indonesia M1 51.6 68.8 87.3 114.6 156.8 170.5 (triliun rupiah) M2 288,6 355,6 577,4 646,2 747,028 666.5

Philipina M1 233.1 266.3 286.0 395.6 390.6 357.6 (miliar peso) M2 989,6 1.238,9 1.348,3 1.514,5 1.674,7 1.701.8

Malaysia M1 74.182,0 82.840,0 58.522,0 75,602.0 80.630 83.879 (juta ringgit) M2 160.127,0 192.198,0 212.544,0 241.249,0 267.691 273.073

Singapura M1 27.040,0 27.511,0 27.239,0 31,109.0 33.2621 36.114 (juta dolar) M2 84.911 95.953 133.545 143.365 137.636 144.826

Thailand M1 423,7 430,1 451,0 739.7 684,3 639,9 (miliar baht) M2 3303,0 3911,6 4311,6 4.279,1 4.505,8 4.662,6

Negara-negara lainnya Argentina M1 19.042,0 21.482,0 21.489,0 21,836,0 19.839,0 15.820,0 (miliar peso) M2 42.710,0 56.038,0 64.162,0 67,315,0 70.677,0 57.476,0

Korea(miliar won) M1 39.542,0 35.036,0 35.583,0 44.375,0 46.997 49.549,0

M2 138.770,0 168.495,0 222.956,0 284.943,0 366.052,0 400.799,0

Meksiko M1 245.260,0 325.391,0 387.897,0 489,136.0 564,233 678.021,0 (miliar peso) M2 995.167,0 1.295.084,0 1.656.617,0 2.016.394,0 2.339.587,0 2.738.433,0

Sumber : - IMF, International Financial Statistics, Maret 2002.

Kelompok Negara/Negara 1996 1997 1998 1999 2000 2001

�������&�%����������������������������������

Page 125: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������������

1996 1,35 5,18 1.522,20 1,53 1,64 - 115,701997

Triwulan I 1,36 5,60 1.638,90 1,66 1,63 - 121,22Triwulan II 1,39 5,78 1.690,10 1,71 1,64 - 119,57Triwulan III 1,38 6,09 1.763,00 1,81 1,62 - 117,93Triwulan IV 1,41 5,88 1.720,40 1,76 1,66 - 125,24

1998Triwulan I 1,43 6,10 1.792,63 1,82 1,65 - 128,31Triwulan II 1,47 6,06 1.782,00 1,81 1,67 - 138,77Triwulan III 1,53 5,60 1.649,00 1,67 1,70 - 136,45Triwulan IV 1,54 5,62 1.659,90 1,68 1,66 1.17 113,60

1999Triwulan I 1,51 6,10 1.799,17 1,82 1,61 1.08 118,90Triwulan II 1,46 6,34 1.870,43 1,89 1,58 1.04 121,10Triwulan III 1,47 6,14 1.812,32 1,83 1,65 1.07 106,46Triwulan IV 1,45 6,52 1.924,43 1,94 1,62 1.01 102,50

2000Triwulan I 1,45 6,87 2.027,08 2,05 1,60 0,96 102,78Triwulan II 1,48 6,96 2,026,87 2,04 1,51 0,95 106,21Triwulan III 1,52 7,43 2,191,96 2,28 1,46 1,14 108,14Triwulan IV 1,50 6,96 2,055,44 2,08 1,49 1,06 114,41

2001Triwulan I 1,57 6,87 2.206,07 2,05 1,41 1,13 125,51Triwulan II 1,51 7,72 2.279,31 2,30 1,42 1,18 124,65Triwulan III 1,57 7,20 2.154,52 2,15 1,47 0,91 119,56Triwulan IV 1,59 7,37 2.176.81 2,20 1,45 0,89 131,66

2002Triwulan I 1,59 7,52 2.222,2 2,24 1,43 0,87 132,73

Sumber : Bloomberg

Dolar Frank Lira Mark Pound Euro Yen Rata-rata Periode Kanada Perancis Italia Jerman Inggris Eropa Jepang

per $ per $ per $ per $ per $ per $ per $

�������*�����������������������)����31�� ���������%����%���

Page 126: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��������������� ���

1997Triwulan I 2.402,0 1.934,2 1.443,6 429,0 - 3.963,9Triwulan II 2.431,9 2.127,7 1.412,1 419,1 - 4.085,4Triwulan III 3.269,0 2.710,0 1.853,0 552,2 - 5.284,5Triwulan IV 5.402,5 4.032,3 2.597,8 776,4 - 7.708,8

1998Triwulan I 8.550,0 6.316,2 4.506,7 1.352,1 - 13.957,3Triwulan II 14.950,0 10.526,3 8.245,7 2.459,8 - 24.842,1Triwulan III 10.850,0 7.936,5 6.401,6 1.909,2 - 18.285,8Triwulan IV 8.000,0 6.940,0 4.776,9 1.424,3 - 13.336,0

1999Triwulan I 8.725,0 7.245,0 4.801,0 1.417,4 9.352,0 14.153,0Triwulan II 6.705,0 5.595,0 3.548,9 1.058,6 7.071,0 10.852,5Triwulan III 8.300,0 7.825,0 4.547,5 1.360,6 8.880,0 13.759,4Triwulan IV 7.100,0 6.942,5 3.652,5 1.091,7 7.125,0 11.362,5

2000Triwulan I 7.580,0 7.374,0 3.702,5 1.110,1 7.245,0 12.076,4Triwulan II 8.760,0 8.250,0 4.280,0 1.283,2 8.375,0 13.250,0Triwulan III 8.775,0 9.515,0 3.964,2 1.188,5 7.757,0 11.348,8Triwulan IV 9.675,0 8.456,4 4.651,4 1.390,1 9.120,5 14.415,8

2001Triwulan I 9.752,0 7.769,9 4.757,1 1.419,5 8.630,1 13.750,3Triwulan II 11.390,0 9.137,6 4.947,2 1.475,1 9.670,1 16.120,3Triwulan III 9.715,0 8.138,0 4.527,1 n.a. 8.860,0 14.323,3Triwulan IV 10.400,0 7.898,0 4.729,9 n.a. 9.270,0 15.127,8

2002Triwulan I 9.825,0 7.400,0 4.379,0 n.a. 8.585,0 13.969,9

Sumber : Bloomberg

Akhir Periode Rp/$ Rp/Y100 Rp/DM Rp/FRF Rp/EUR Rp/GBP

�������+���������������������������� �� ���������%����%���

Page 127: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������������

1997Triwulan I 12.534,3 662,2 4.312,9 6.583,5 1.894,8 18.003,4Triwulan II 15.196,8 724,6 4.604,6 7.672,8 1.921,5 20.605,0Triwulan III 15.049,3 546,7 5.244,2 7.945,3 1.861,1 17.887,7Triwulan IV 10.722,8 401,7 5.135,5 7.908,3 1.507,7 15.258,7

1998Triwulan I 11.518,7 541.4 5.932,2 8.799,8 1.484,4 16.527,2Triwulan II 8.543,1 445,9 5.832,5 8.952,0 1.009,2 15.830,3Triwulan III 7.883,5 276,2 5.064,4 7.842,6 939,7 13.406,4Triwulan IV 10.048,6 398,0 5.882,6 9.181,4 1.392,7 13.842,2

1999Triwulan I 10.942,2 393,6 6.295,3 9.786,16 1.518,3 15.836,6Triwulan II 13.532,1 662,0 6.318,5 10.970,8 2.167,7 17.529,7Triwulan III 12.733,2 547,9 6.029,8 10.337,0 2.021,9 17.605,5Triwulan IV 16.962,1 676,9 6.930,2 11.497,1 2.479,1 18,934,3

2000Triwulan I 17.406,5 583,3 6.540,2 10.921,9 2.132,6 20.337,3Triwulan II 16.155,8 515,1 6.312,7 10.447,9 2.038,0 17.441,1Triwulan III 15.648,0 415,5 6.264,1 10.650,9 1.986,7 15.747,0Triwulan IV 15.095,5 416,3 6.222,5 10.786,8 1.926,8 13.785,7

2001Triwulan I 12.760,6 381,1 5.633,7 9.878,8 1.674,2 12.999,7Triwulan II 13.042,5 437,6 5.642,5 10.502,4 1.726,5 12.969,1Triwulan III 9.950,7 392,5 4.903,4 8.847,6 1.319,5 9.774,6Triwulan IV 11.397,2 392,0 5.217,4 10.021,5 1.623,6 10.542,6

2002Triwulan I 11.032,9 481,8 5.271,8 10.403,9 1.803,2 11.024,9

Sumber : Bloomberg

Hong Kong Jakarta London New York Singapura Tokyo

Akhir Periode Stock Stock Stock Stock Stock StockExchange Exchange Exchange Exchange Exchange Exchange

Hang Seng IHSG FT Index Dow Jones ST Index Nikkei

�������,������������"������'����1� ������������������

Page 128: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��������������� ���

Total Emerging MarketTotal Net Private Capital Inflows1) 231.8 114.6 65.6 65.1 17.1 49.2 68.1 96.7

Net Foreign Direct Investment 119.5 145.1 155.1 158.9 156.2 173.2 157.4 165.7Net Portfolio Investment 85.9 48.3 -1.6 31.5 -5.7 -13.1 10.7 11.3Net Other Investment 26.5 -78.9 -87.9 -125.3 -133.5 -111.0 -100.0 -80.3

Negara-negara di Asia yang mengalami krisis2)

Total Net Private Capital Inflows 74.3 -5.6 -31.6 -13.9 -16.5 -18.7 -5.9 -3.9Net Foreign Direct Investment 11.7 10.2 11.5 14.5 13.5 10.3 9.7 11.4Net Portfolio Investment 26.9 8.9 -9.0 11.9 7.1 3.1 6.0 1.4Net Other Investment 35.7 -24.7 -34.1 --- -37.0 -32.0 -21.5 -16.7

Negara-negara di Asia lainnyaTotal Net Private Capital Inflows 50.5 22.9 -14.2 10.4 6.0 51.7 24.1 19.0

Net Foreign Direct Investment 45.7 49.7 48.5 43.0 41.7 44.0 49.4 50.3Net Portfolio Investment 3.5 -0.1 -6.3 0.9 -2.7 -6.9 1.0 -0.8Net Other Investment 1.3 -26.6 -56.3 -33.5 -33.1 14.7 -26.3 -30.4

AfrikaTotal Net Private Capital Inflows 11.3 8.6 10.0 11.0 7.4 8.1 7.5 11.9

Net Foreign Direct Investment 4.3 8.1 6.8 8.9 7.3 21.9 10.6 12.2Net Portfolio Investment 2.8 7.0 3.7 8.7 -2.4 -8.8 3.4 3.5Net Other Investment 4.2 -6.5 -0.5 -6.6 2.4 -5.0 -6.5 -3.8

Amerika LatinTotal Net Private Capital Inflows 66.4 70.6 71.3 42.8 44.4 27.2 39.7 52.7

Net Foreign Direct Investment 40.3 56.2 60.6 63.7 63.1 68.2 46.9 53.5Net Portfolio Investment 38.8 25.9 18.7 11.1 4.6 7.1 4.4 7.8Net Other Investment -12.7 -11.7 -8.0 -32.0 -23.3 -48.2 -16.7 8.7

Timur Tengah Malta dan TurkiTotal Net Private Capital Inflows 7.0 15.0 9.8 0.8 -24.8 -26.5 -9.0 0.1

Net Foreign Direct Investment 4.7 5.2 6.3 5.4 7.7 6.6 7.5 9.0Net Portfolio Investment 0.6 -0.9 -13.2 -4.2 -15.1 -10.1 -7.1 -4.4Net Other Investment 1.7 10.7 16.6 -0.4 -17.4 -23.0 -9.4 -4.5

Negara-negara dalam transisiTotal Net Private Capital Inflows 19,3 3.0 20.3 13.9 0.5 7.3 16.7 17.0

Net Foreign Direct Investment 12.5 15.8 21.4 23.4 22.8 22.2 33.3 29.3Net Portfolio Investment 13.3 7.5 4.5 3.1 2.8 2.5 3.1 3.9Net Other Investment -3.6 -20.2 -5.6 -12.5 -25.0 -17.4 -19.6 -16.2

1) Net Foreign Direct Investment ditambah Net Portfolio Investment dan Net Other Investment2) Indonesia, Korea, Malaysia, Philipina, dan Thailand

Sumber : IMF, World Economic Outlook, Maret 2002

Kelompok Negara 1996 1997 1998 1999 2000 2001Proyeksi

2002 2003

�������/��.���-������4��5�����������������

miliar dolar AS

Page 129: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

��� �������

Page 130: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

AFMM APEC Finance Ministers ‘ Meeting

AS Amerika Serikat

ASEAN Association of South East Asian Nation

BOD Board of Directors

BOG Board of Governors

CGE Computable General Equilibrium

CPI Consumer Price Index

DJIA Dow Jones Industrial Average

EC Economic Committee

EMEAP Executives’ Meeting of East Asia Pacific Central Banks

EXCO Executive Committee

FDI Foreign Direct Investment

Fed Res Federal Reserve

FSF Financial Stability Forum

G-7 Group-7 (Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, Perancis, Kanada, Italia)

G-15 Group-15 (Aljazair, Argentina, Brazil, Chili, India, Indonesia, Jamaika, Kuba,

Malaysia, Meksiko, Mesir, Peru, Srilanka, Thailand, Venezuela, Zimbabwe)

G-20 Group-20 (Afrika Selatan, Amerika Serikat, Argentina, Australia, Brazil, Cina,

Perancis, Jerman, Kanada, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Korea,

Meksiko, Rusia, Saudi Arabia, Turki, Uni Eropa, IMF dan Bank Dunia)

HLIs Highly Leverage Institutions

HKMA Hong Kong Monetary Authority

HRD Human Resource Development

ICT Information, Communication and Technology

IFA International Financial Architecture

IFI International Financial Institution

IHK Indeks Harga Konsumen

IHSG Indeks Harga Saham Gabungan

IMF International Monetary Fund

IT Information Technology

JCI Jakarta Composite Index

KBE Knowledge Base Economy

KIEP Korean Institute of International Economy Policy

��������������� ���

Page 131: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

������������������

KCH Knowledge Clearing House

Kospi Korea Stock Price Index

m-o-m month on month

NKY Nikkei 225

OECD Organization for Economic Cooperation and Development

OPEC Organization of Petroleum Exporting Countries

PDB Produk Domestik Bruto

PHK Pemberhentian Hubungan Kerja

PMI Purchasing Manager Index

PPN Pajak Pertambahan Nilai

q-o-q Quarter on Quarter

R&D Research and Development

SIBOR Singapore Interbank Offer Rates

S&P Standard and Poors

SOM Senior Official Meeting

SET Stock Exchange of Thailand

SEACEN South East Asia Central Banks

STI Strait Time Index

TI Teknologi Informasi

TILF Trade and Investment Liberalization Facilitation

UKM Usaha Kredit Menengah

USD United States Dollar

WTO World Trade Organization

y-o-y year on year

Page 132: PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA · PDF filelaporan untuk dapat ... Perekonomian global dalam triwulan I 2002 mulai menunjukkan tanda-tanda ... pelaku pasar ternyata memberikan

Tim Penyusun :Nanang Hendarsah, Syahrul Baharsyah, Shinta R. I. Soekro, Yati Kurniati,

Ferry Syarifuddin, Gunawan B. Padoli, M. Noor Nugroho, M. Taufik Amrozy ,Evie Sylviani, Aswin Kosotali, Indah Nuryani , Sari H. Binhadi,

Indira Maya Kader, Christine Henny Lydia Pepah

Artikel :Achjar Iljas, Indira Maya Kader ,

Christine Henny Lydia Pepah

Data Support :Dewi Kriswanti

Editor : Difi A. Johansyah, Benny Siswanto,Aida S. Budiman, Shinta R.I. Soekro

Layout dan Design :

Sunarto, Oke Sofyan