Perkembangan Anggaran SP

18
PERKEMBANGAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK Adhimas Galih H Haryadi Budiman Kristina Wiwien

description

Perkembangan Anggaran SP

Transcript of Perkembangan Anggaran SP

Page 1: Perkembangan Anggaran SP

PERKEMBANGAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Adhimas Galih H Haryadi BudimanKristina Wiwien Reza Ferdiansyah

Page 2: Perkembangan Anggaran SP

JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIKTraditional Budget

New Public

Management

Incrementalism

Line-item

Planing Programming and Budgeting-system

(PPBS)Zero Based Budgeting (ZBB)

Performance Budgeting

Page 3: Perkembangan Anggaran SP

Incrementalism BudgetPenekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah

pengawasan dan pertanggungjawaban yang sentralistik

Incrementalism; hanya memodifikasi jumlah rupiah pada item anggaran yang sudah ada berbasis data tahunan sebelumnya tanpa kajian

incrementalism cenderung menerima konsep harga pokok pelayanan historis (historic cost of service)

Tanpa memperhatikan pertanyaan seperti: Apakah pelayanan tertentu masih dibutuhkan/masih menjadi prioritas? Apakah pelayanan yang diberikan telah terdistribusi secara adil & merata? Apakah pelayanan diberikan secara ekonomis dan efisien? Apakah pelayanan yang diberikan mempengaruhi pola kebutuhan publik?

Page 4: Perkembangan Anggaran SP

Line-item Budget

Metode line-item budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item tertentu yang telah ada dalam struktur

anggaran meski secara riil item tersebut sudah tidak relevan

Tidak memungkinkan untuk dilakukan penilaian kinerja secara akurat

Satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan semata-mata pada ketaatan dalam menggunakan dana yang diusulkan.

Page 5: Perkembangan Anggaran SP

Kelemahan Anggaran Tradisional Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan

dengan rencana pembangunan jangka panjang Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran

tidak diteliti secara menyeluruh efektivitasnya Lebih berorientasi pada input dari pada aoutput Sekat-sekat antar departemen yang kaku Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran

modal/investasi Anggaran tradisional bersifat tahunan Sentralisasi penyiapan anggaran Persetujuan anggaran yang terlambat Sistem informasi finansial yang tidak memadai

Page 6: Perkembangan Anggaran SP

New Public Management “Reinventing Government” (Osborne dan Gaebler, 1992):

Pemerintah katalis: fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan publik

Pemerintah milik masyarakat: memberdayakan masyarakat daripada melayani Pemerintah yang kompetitif: menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian

pelayanan publik Pemerintah yang digerakkan oleh misi: mengubah organisasi yang digerakkan

oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakan oleh misi Pemerintah yang berorientasi hasil: membiayai hasil bukan masukkan Pemerintah berorintasi pada pelanggan: memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan

birokrasi Pemerintah wirausaha: mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar

membelanjakan Pemerintah antisipatif: berupaya mencegah daripada mengobati Pemerintah desentralisasi: dari hierarkhi menuju partisipatif dan tim kerja Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar: mengadakan perubahan

dengan mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan mekanisme administratif (sistem prosedur dan pemaksaan)

Page 7: Perkembangan Anggaran SP

Komprehensif/komparatif Terintegrasi dan lintas departemen Proses pengambilan keputusan yang rasional Berjangka panjang Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas Analisis total cost dan benefit (termasuk opportunity cost) Berorientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input Adanya pengawasan kinerja

Karakteristik Umum Pendekatan NPM

Page 8: Perkembangan Anggaran SP

Perbandingan Anggaran Tradisional Dengan Anggaran Berbasis Pendekatan NPM Anggaran Tradisional New Public Management

Sentralisasi Desentralisasi & develoved managementBerorientasi pada input Berorientasi pada input, output dan

outcome (value for money)Tidak terkait dg. Perenc. jangka panjang Utuh dan komprehensif dengan

perencanaan jangka panjangLine-item dan incrementalism Berdasarkan sasaran kinerjaBatasan dept. yang kaku (rigid department) Lintas departemen (cross department)Menggunakan aturan klasik: Zero-Base Budgeting, Planning, Vote Accounting Programming Budgeting SystemPrinsip anggaran Bruto Sistematik dan rasionalBersifat tahunan Bottom-up budgetingSpesifik Komprehensif

Page 9: Perkembangan Anggaran SP

Performance Budgeting

Performance Budgeting didasarkan pada Tujuan dan Sasaran

Kinerja

Mengharuskan adanya Indikator Kinerja,

Standar Kinerja, Standar Biaya dan Benchmark

dari setiap jenis pelayanan

Penilaian kinerja didasarkan pada

pelaksanaan value for money dan budget

effectively

Page 10: Perkembangan Anggaran SP

Zero Based Budgeting

Konsep Zero Based Budgeting dapat menghilangkan incrementalism dan line-item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero-based).

Penyusunan anggaran yang bersifat incremental mendasarkan besarnya realisasi anggaran tahun ini untuk menetapkan anggaran tahun depan.

Penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini, bukan data tahun sebelumnya.

Dengan ZBB seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal yang sama sekali baru.

Page 11: Perkembangan Anggaran SP

Keunggulan Zero Based Budgeting

Menghasilkan alokasi sumber daya secara lebih efisien Fokus pada value for money Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan

inefektivitas biaya Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam

proses penyusunan anggaran Sistematik untuk menggeser status quo dan mendorong

organisasi untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya serta tingkat pengeluaran

Page 12: Perkembangan Anggaran SP

Kelemahan Zero Based Budgeting

Time consuming, teoritis dan tidak praktis Cenderung menekankan manfaat jangka pendek Implementasinya membutuhkan teknologi yang maju Proses merangking dan mereview ribuan paket keputusan

berpotensi mempengaruhi keputusan yang tidak objektif Dibutuhkan staf yang memiliki keahlian yang mungkin tidak

dimiliki organisasi Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua

paket keputusan harus masuk dalam anggaran Menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi

Page 13: Perkembangan Anggaran SP

Planning, Programming, And Budgeting System (PPBS)

PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori sistem yang berorientasi pada output dan tujuan.

Sistem anggaran PPBS tidak mendasarkan pada struktur organisasi tradisional yang terdiri dari divisi-divisi, namun berdasarkan program.

PPBS ditujukan untuk membantu manajemen pemerintah dalam membuat keputusan alokasi sumber daya secara lebih baik, karena sumber daya yang dimiliki pemerintah terbatas, sementara tuntutan masyarakat tidak terbatas jumlahnya.

Page 14: Perkembangan Anggaran SP

Proses Implementasi PPBS

Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas

Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari masing-masing program

Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil

Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui

Page 15: Perkembangan Anggaran SP

Karakteristik PPBSY Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai

tujuanY Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun

anggaran yang akan datangY Mempertimbangkan semua biaya yang terjadiY Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif

program, yang meliputi:

(a) identifikasi tujuan

(b) identifikasi secara sistematik alternatif program(c) estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program (d) estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh

Page 16: Perkembangan Anggaran SP

Kelebihan PPBS; Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari

manajemen puncak ke manajemen menengah; Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja; Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya

(cost-consciousness/cost awareness) dalam perencanaan program; Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi,

koordinasi, dan kerja sama antar departemen; Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan

dengan pencapaian tujuan organisasi; Menggunakan teori marginal utility, sehingga mendorong alokasi

sumber daya secara optimal.

Page 17: Perkembangan Anggaran SP

Kelemahan PPBS Membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data,

adanya sistem pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi Membutuhkan biaya yang besar karena PPBS membutuhkan

teknologi yang canggih Sulit untuk diimplementasikan Mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan

manusia yang kompleks Merupakan teknik anggaran yang statistically oriented. Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini terkait

dengan sifat program atau kegiatan yang lintas departemen sehingga menyulitkan dalam melakukan alokasi biaya. Sementara itu sistem akuntansi dibuat berdasarkan departemen, bukan program

Page 18: Perkembangan Anggaran SP

Terima Kasih