Perjalanan Imunologis Hepatitis B

3
Perjalanan Imunologis Hepatitis B 3 fase penting : 1) Fase Imunotoleransi 2) Fase Imunoaktif/Immune Clearance 3) Fase Nonreplikatif/Residual Fase Imunotoleransi Pada masa anak-anak atau dewasa muda, sistem imun tubuh toleran terhadap VHB sehingga konsentrasi virus dalam darah dapat sedemikian tingginya, tetapi tidak terjadi peradangan hati yang berarti. VHB ada dalam fase replikatif dengan titer HBsAg yang sangat tinggi, HBeAg positif, anti-HBe negative, titer DNA VHB tinggi dan konsentrasi ALT relatif normal. Fase Imunoaktif/Immune Clearance Sekitar 30% individu dengan persistensi VHB akibat terjadinya replikasi VHB yang berkepanjangan, terjadi proses nekroinflamasi yang tampak dari kenaikan konsentrasi ALT. Pasien mulai kehilanan toleransi imun terhadap VHB. Tubuh berusaha menghancurkan virus dan menimbulkan pecahnya sel-sel hati yang terinfeksi VHB. Sisanya, sekitar 70% dari individu tersebut akhirnya dapat menghilangkan sebagian besar partikel VHB tanpa ada kerusakan hati yang berarti. Fase Nonreplikatif/Residual Terjadi setelah fase imunoaktif, titer HBsAg rendah dengan HBeAg menjadi negatif dan anti-HBe menjadi positif spontan, serta konsentrasi ALT yang normal. Sekitar 20-30% pasien Hepatitis B Kronik dalam fase residual dapat mengalami reaktivasi dan menyebabkan kekambuhan. Pada sebagian pasien dalam fase ini, pada waktu terjadi serokonversi HBeAg positif menjadi Anti HBe justri sudah terjadi sirosis. Ini disebabkan terjadinya fibrosis setelah nekrosis yang terjadi pada kekambuhan yang berulang-ulang sebelum terjadinya serokonversi tersebut.

Transcript of Perjalanan Imunologis Hepatitis B

Page 1: Perjalanan Imunologis Hepatitis B

Perjalanan Imunologis Hepatitis B

3 fase penting :

1) Fase Imunotoleransi2) Fase Imunoaktif/Immune Clearance3) Fase Nonreplikatif/Residual

Fase Imunotoleransi

Pada masa anak-anak atau dewasa muda, sistem imun tubuh toleran terhadap VHB sehingga konsentrasi virus dalam darah dapat sedemikian tingginya, tetapi tidak terjadi peradangan hati yang berarti. VHB ada dalam fase replikatif dengan titer HBsAg yang sangat tinggi, HBeAg positif, anti-HBe negative, titer DNA VHB tinggi dan konsentrasi ALT relatif normal.

Fase Imunoaktif/Immune Clearance

Sekitar 30% individu dengan persistensi VHB akibat terjadinya replikasi VHB yang berkepanjangan, terjadi proses nekroinflamasi yang tampak dari kenaikan konsentrasi ALT. Pasien mulai kehilanan toleransi imun terhadap VHB. Tubuh berusaha menghancurkan virus dan menimbulkan pecahnya sel-sel hati yang terinfeksi VHB. Sisanya, sekitar 70% dari individu tersebut akhirnya dapat menghilangkan sebagian besar partikel VHB tanpa ada kerusakan hati yang berarti.

Fase Nonreplikatif/Residual

Terjadi setelah fase imunoaktif, titer HBsAg rendah dengan HBeAg menjadi negatif dan anti-HBe menjadi positif spontan, serta konsentrasi ALT yang normal. Sekitar 20-30% pasien Hepatitis B Kronik dalam fase residual dapat mengalami reaktivasi dan menyebabkan kekambuhan. Pada sebagian pasien dalam fase ini, pada waktu terjadi serokonversi HBeAg positif menjadi Anti HBe justri sudah terjadi sirosis. Ini disebabkan terjadinya fibrosis setelah nekrosis yang terjadi pada kekambuhan yang berulang-ulang sebelum terjadinya serokonversi tersebut.

Pemeriksaan HBV-DNA

Pemeriksaan amplikasi kuantitatif (PCR) dapat mendeteksi kadar HBV-DNA sampai dengan 102 copies/ml tapi hasil dari pemeriksaan ini harus diinteprestasikan dengan hati-hati karena ketidakpastian arti perbedaan klinis dari kadar HBV DNA yang rendah itu. Berdasarkan pengetahuan dan definisi sekarang tentang hepatitis B kronik, pemeriksaan standard dengan batas deteksi 105-106 copies/ml sudah cukup untuk evaluasi awal pasien dengan infeksi VHB kronik.

Page 2: Perjalanan Imunologis Hepatitis B

Penatalaksanaan Nefropati Diabetik

Stadium Pemeriksaan PenatalaksanaanMikroalbuminuria negatifTekanan darah normal

Mikroalbuminuria persistenTekanan darah normal

Mikroalbuminuria persistenTekanan darah meningkat

Proteinuria

GFR menurun

-mikroalbumin setiap tahun-faktor resiko kardiovaskuler

-monitor ketat kadar lipid, tekanan darah, kadar gula dan albumin urin

-albumin urin, creatinine clearance, tekanan darah

-monitor protein urine, creatinine clearance, lipid darah dan tekanan darah

Persiapan dialisis atau transplantasi ginjal

Pengendalian gula darah (HbA1C <7%)

Tambahkan ACE-inhibitor atau AIIRA

Atur dosis ACE inhibitor dengan sasaran tekanan darah <130/85. Bila perlu diet rendah garam dan diuretika serta penambahan obat antihipertensi yang kedua

Kendalikan tekanan darah dengan agresif, sasaran <125/75, bila perlu obat-obat penurunan kadar lipid, diet rendah protein

Diet rendah protein (0,8/kgBB), dialisis bila GFR antara 10-12 mL/menit (setara dengan kreatinin serum >6mg% atau creatinine clearance <15 mL/menit)