PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta...

85
PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK ANTARA TARUNA ANGKATAN UDARA DAN MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh: PRAKOSO PRIYO SEJATI C0505040 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta...

Page 1: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK ANTARA TARUNA ANGKATAN UDARA DAN MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh: PRAKOSO PRIYO SEJATI

C0505040

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 2: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

ii

PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK ANTARA TARUNA ANGKATAN UDARA DAN MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA)

Disusun oleh

PRAKOSO PRIYO SEJATI C0505040

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing,

Drs. Tundjung W Sutirto, M.Si NIP. 196112251987031003

Mengetahui, Ketua Jurusan Ilmu Sejarah

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum NIP. 195402231986012001

Page 3: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

iii

PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK ANTARA TARUNA ANGKATAN UDARA DAN MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA)

Disusun Oleh

PRAKOSO PRIYO SEJATI C0505040

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta Pada Tanggal…………………

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum NIP. 195402231986012001

………………

Sekretaris Tiwuk Kusuma,S.S, M.Hum NIP.197306132000032002

………………

Penguji I Drs. Tundjung W Sutirto, M.Si NIP. 196112251987031003

………………

Penguji II Drs. Suparyadi, M.Hum NIP. 196207141988031002

………………

Dekan, Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. Sudarno, M.A NIP. 195303141985061001

Page 4: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

iv

PERNYATAAN

Nama : Prakoso Priyo Sejati NIM : CO505040

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Peristiwa 2 Maret 1969 Di Yogyakarta (Konflik Antara Taruna Angkatan Udara Dan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada) adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, Februari 2010

Yang membuat pernyataan,

Prakoso Priyo Sejati

Page 5: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

v

MOTTO:

Tidak selamanya diam adalah emas, kerena emas tidak pernah didapatkan tanpa melakukan sesuatu.

(Prakoso, 2009)

Jangan mengeluh menjalani hidup ini, mengeluh menambah beban hidup. Satu hal perlu dimengerti, hidup hendaklah untuk disyukuri.

(Khalil Ghibran)

Memiliki sedikit pengetahuan dipergunakan untuk berkarya jauh lebih berarti daripada memiliki pengetahuan luas, mati tak berfungsi.

(Khalil Ghibran)

Untuk menggapai masa depan cerah kita tak dapat melupakan setonggak masa lalu

(Bob Marley, Penyanyi Musik Regge, Jamaika)

Page 6: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu Tercinta

2. Kakak dan Adikku.

3. Almamaterku

Page 7: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

vii

KATA PENGANTAR

Syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan baik.

Terselesainya skripsi tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik

dorongan, bimbingan, serta pengarahan. Untuk itu penulis rasa terima kasih

kepada:

1. Drs. Sudarno, M.A selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa beserta

jajarannya telah memperlancar dan mempermudah studi penulis sampai

terselesainya skripsi ini.

2. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum selaku Ketua jurusan Ilmu Sejarah Fakultas

Sastra dan Seni Rupa mencurahkan segenap pengetahuan dimilikinya kepada

penulis.

3. Drs. Tundjung W Sutirto, M.Si selaku Pembimbing Skripsi membimbing

penulis dengan penuh perhatian, hingga selesai skripsi ini.

4. M. Bagus Sekar Alam, SS, M.Si selaku Pembimbing Akademi senantiasa

memberi dorongan moril dan pengetahuan kepada penulis.

5. Kepala beserta Staff Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Perpustakaan Monument Pers Surakarta, Perpustakaan dan Arsip

Daerah Yogyakarta, Pusat Arsip UGM, Balai Penerbitan Pers Mahasiswa

UGM memberikan pelayanan dalam proses pengumpulan data.

6. Bapak, Ibu, Kakak dan Adikku tercinta telah memberikan semangat dan do’a,

hingga penulis menyandang gelar Sarjana.

Page 8: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

viii

7. Teman-teman sebangku kuliah di Jurusan Sejarah angk. 2005, Khanifan,

Andi, TP, Sinta, Bayu Cs, Ari Cs, Syafi’I, Deni dan lain-lain tidak dapat

penulis sebut satu persatu.

8. Kawan-Kawan di Forum Mahasiswa Sejarah (FMS) FSSR, Mas Taufik

Effendi, Mas Hari Priyatmoko (2003), Doni Tri W, Mira, Ulwa (2006),

Langgeng Tri Budi (2007) telah meluangkan waktunya untuk belajar

bersama.

9. Kawan-kawan SKI FSSR UNS 2005 ikut membentuk kepribadian ku.

10. Rekan-Rekan kerja di INDIE DESAIN dalam memotivasi penyelesaian

skripsi.

11. Keluarga Besar Sudiro Suwito memberi beragam solusi untuk segera

menyelesaikan studi.

12. Semua pihak telah membantu, hingga selesainya skripsi ini.

Penulis menyadari, penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan

kekeliruan. Oleh karena itu, penulis menghargai adanya saran maupun kritik

membangun, guna menyempurnakan penulisan-penulisan serupa di masa datang.

Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi kita semua.

Surakarta, Februari 2010

Penulis

Page 9: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

ix

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii LEMBAR PERNYATAAN ................................................................... iv HALAMAN MOTTO ............................................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi KATA PENGANTAR ............................................................................ vii DAFTAR ISI ........................................................................................... ix DAFTAR ISTILAH ............................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii ABSTRAK ............................................................................................. xiii Bab I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Perumusan Masalah .................................................................... 12 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 12 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 13 E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 13 F. Metodologi Penelitian ................................................................. 15

1. Metode .................................................................................. 15 2. Teknik Analisis Data ............................................................. 18

G. Sistematika Penulisan ................................................................. 18 BAB II KONDISI KEHIDUPAN KAMPUS DI YOGYAKARTA 1966-69 20

A. Kehidupan Awal Mahasiswa Yogyakarta .................................. 20 B. Kehidupan Sosial Ekonomi di era Orde Baru ............................. 29 C. Arah Perpolitikan Organisasi Intra Kampus ............................... 31 D. Kondisi Perkuliahan Mahasiswa ................................................. 42

BAB III AKSI PERISTIWA 2 MARET 1969 DAN AKIBAT YANG DI TIMBULKAN .......................................................................... 45

A. Munculnya Peristiwa 2 Maret 1969 di Yogyakarta .................... 45 B. Aksi Demonstrasi Mahasiswa dan Tuntutan ............................... 55 C. Suasana Pasca Aksi Solidaritas ................................................... 65

BAB IV RESOLUSI KONFLIK PERISTIWA 2 MARET 1969 DI

YOGYAKARTA ...................................................................... 69 A. Upaya dari Resolusi Peristiwa 2 Maret 1969 di Yogyakarta . .... 69 B. Akhir Konflik .............................................................................. 72

BAB V KESIMPULAN ......................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 78 DAFTAR INFORMAN ......................................................................... 82 LAMPIRAN ........................................................................................... 83

Page 10: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

x

DAFTAR ISTILAH

AKABRI : Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia AU : Angkatan Udara BAKERMASA : Badan Kerjasama Antar Senat Mahasiswa CGMI : Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia DANJEN : Komandan Jendral DEMA : Dewan Mahasiswa GERMASOS : Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia Germindo : Gerakan Mahasiswa Indonesia GMKI : Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia GMNI : Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia GMSOS : Gerakan Mahasiswa Sosialis HMI: Himpunan Mahasiswa Islam HIS : Holland Indies Scholl HSEP : Hukum, Sosial, Ekonomi, Politik IAIN : Institut Agama Islam Negeri IKIP : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan IMM : Ikatan Mahasiswa Muslim KAMI : Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia KOMBESPOL : Komsariat Besar Polisi Korem : Komando Resort Militer MPRS : Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara PANGDAM : Panglima Daerah Militer PKI : Partai Komunis Indonesia PMKRI : Perhimpunan Mahasiswa Kristen Indonesia PMII : Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia PNI : Partai Nasional Indonesia PPMI : Perhimpunan Pemuda Muslim Indonesia PSI : Partai Sosialis Indonesia SOB : Staat Onder Blaad

Page 11: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

xi

UGM : Universitas Gadjah Mada

Page 12: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Mertju Suar. 8 Mei 1969 .................................................................. 83

2. Kedaulatan Rakyat, 12 mei 1969 ...................................................... 84

3. Mertju Suar, 12 Mei 1969. ............................................................... 85

4. Kompas,14 Mei 1969 <Tadjuk Rencana> ....................................... 86

5. Kompas,14 Mei 1969. ...................................................................... 87

6. Kompas,15 Mei 1969. ...................................................................... 88

7. Kompas, 19 Mei 1969. ...................................................................... 89

8. Mertju Suar, 26 Mei 1969. ............................................................... 90

9. Mertju Suar, 2 Juni 1969................................................................... 91

10. Mertju Suar, 2 Juni 1969 <Tajuk Rencana> ................................... 92

11. Mertju Suar, 3 Juni 1969................................................................... 93

Page 13: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

xiii

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1.1. Koleksi arsip UGM; Photo bersama Dewan Mahasiswa

UGM tahun 1969, Tepat berdiri di tengah Sutomo Parastho dengan kawan-kawan. 38

Gambar 1.2 Koleksi arsip UGM; Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru tahun 1969, tepat Pak Soeroso memimpin Upacara Pembukaan. 41

Gambar 3.1 Pangkalan Udara Gading di Wonosari Gunung Kidul 47

Gambar 3.2 Lapangan Terbang Gading dengan Panjang R/W 1200 M 47

Gambar 4.1 Logo AAU 50

Gambar 5.1 Photo Diri Komodor Roesman. 53

Gambar 5.2 Kompas, Selasa 13 Mei 1969. Aksi Mahasiswa Saat Menuju Ke Kampus Bulak Sumur. 60

Gambar 6.1 Koleksi arsip UGM; Aksi Demonstrasi di Bunderan UGM. 60

Gambar 6.2 Koleksi arsip UGM; Aksi Mahasiswa di Gedung Utama UGM. 61

Gambar 7.1 Koleksi arsip UGM; Pamflet Aksi Mahasiswa pada Peristiwa 2 Maret 1969 di Kampus UGM. 62 Gambar 7.2 Kedaulatan Rakyat, Senin 12 Mei 1969. Mahasiswa mendengarkan orasi dari Pak Soeroso (Rektor UGM). 63 Gambar 7.3 Mertju Suar, Selasa 13 Mei 1969. Mahasiswa berkumpul di depan Gedung Utama UGM 64 Gambar 8.1 Kedaulatan Rakyat, Senin 19 Mei 1969. Karikatur DELEGASI DEMA UGM KE DJAKARTA. 67 Gambar 9.1 Mertju Suar, Sabtu 7 Juni 1969. Suasana Malam keakraban UGM - AKABRI BAG. UDARA 73 Gambar 9.2 Kedaulatan Rakyat, Senin 9 Juni 1969. “KARIKATUR” MALAM KEAKRABAN UGM-AKABRI. 74

Page 14: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

xiv

ABSTRAK

Prakoso Priyo Sejati. C0505040. 2010. Peristiwa 2 Maret 1969 Di Yogyakarta (Konflik Antara Taruna Angkatan Udara Dan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada). Skripsi: Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian tentang konflik mahasiswa era awal orde baru di Yogyakarta

bertujuan: 1) Menjelaskan latar belakang Peristiwa 2 Maret 1969 di Yogyakarta, 2) Menjelaskan dampak dan pengaruhnya terkait Peristiwa 2 Maret 1969 di Yogyakarta, 3) Menjelaskan resolusi konflik dari mahasiswa dan Taruna AU pada Peristiwa 2 Maret 1969 di Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan Penelitian Sejarah, Metode Penelitian yang dipergunakan adalah metode sejarah. Metode sejarah meliputi Heuristik, Kritik Sumber: Ekstern dan Intern, Intepretasi dan Historiografi.

Analisa data digunakan dalam penelitian adalah analisa kualitatif deskriptif, yaitu analisa yang didasarkan pada hubungan sebab akibat dari suatu fenomena historis dalam situasi tertentu. Analisa data diperoleh dari dokumen/ surat kabar dan studi pustaka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peristiwa 2 Maret 1969 sebagai cerminan dari berbagai aspek ketimpangan-ketimpangan dialami oleh mahasiswa Yogyakarta khususnya mahasiswa UGM. Peristiwa dimulai dari pemukulan yang dilakukan Taruna Akabri kepada 2 mahasiswa fakultas teknik UGM mengakibatkan timbulnya protes-protes dari mahasiswa hingga melakukan aksi demonstrasi. Mahasiswa melakukan demonstrasi dengan berjalan kaki adapula bersepeda. Kejadian pemukulan tersebut terjadi akibat pengejekan mahasiswa kepada Taruna Angkatan Udara di Yogyakarta. Ketimpangan sosial yang ada turut mempengaruhi peristiwa tersebut. Meletusnya aksi demontrasi pada bulan Mei 1969 merupakan klimaks dari persoalan ketimpangan sosial antara mahasiswa dan pihak Taruna Angkatan Udara. Dipihak mahasiswa mencari penyelesaian kasus hingga sampai ke pemerintah pusat dengan diwakili oleh DEMA di tingkat fakultas maupun universitas. Penjelasan dari pemerintah pusat mengharapkan kejadian pemukulan diselesaikan di tingkat daerah.

Pada kurun waktu tersebut merupakan masa awal pemerintahan orde baru sedang mencari format politik. Peristiwa 2 Maret 1969 termuat dalam surat-surat kabar di Yogyakarta. Pemerintah melakukan tindakan represif terhadap mahasiswa untuk mengakhiri konflik melalui cara dialog. Pertemuan yang dihadiri para petinggi militer dan pihak universitas di Gedung Agung terselesaikan peristiwa 2 Maret 1969 secara kekeluargaan. Kehidupan kampus diharapkan untuk ikut andil dalam misi pembangunan orde baru, dari kasus ini berdampak pada persoalan internal dari DEMA akan ketidakberlangsungan peran organisasi DEMA di kampus UGM. Pihak rektorat tidak memperbolehkan keberadaan organisasi kampus diakibatkan selain dari peristiwa ini telah pula kepengurusan DEMA dipengaruhi masuknya organisasi-organisasi partai politik berada dalam ekstra kampus bercampur dalam kelembagaan DEMA. Untuk itu penyelesaian kasus 2 Maret 1969 sebagaimana diharapkan dapat mempersatukan kelembagaan DEMA dalam kegiatan optimalisasi kampus dengan beriringan pemerintah tidak dapat berjalan optimal.

Page 15: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

xv

ABSTRAK

Prakoso Priyo Sejati. C0505040. 2010. Peristiwa 2 Maret 1969 di Yogyakarta (Konflik antara Taruna Angkatan Udara dan MahasiswaUniversitas Gadjah Mada). Thesis. History Department, Faculty of Letters and Fine Arts, Sebelas Maret University, Surakarta. The purpose of the research of college students in early orde baru age in Yogyakarta is; 1) to explain the background of the incident of March 2nd 1969 in Yogyakarta; 2) to explain the effect of the incident of March 2nd 1969 in Yogyakarta; 3) to explain the resultion of the conflict between the college students and AU Taruna on the incident of March 2nd 1969 in Yogyakarta. The research is a history research which applies research methodology of history method. History method includes Heuristic, source criticism: Extern and Intern, Interpretation and Historiography. The analysis of the research is qualitative descriptive analysis which is grounded on the causal relationship of historical phenomenon in a particular situation. The data of the research is taken from documents study and newspaper. The result of the research shows that the incident of March 2nd 1969 as a reflection of various imbalance aspects faced by college students of Yogyakarta, particularly UGM students. The incident began with the assaults executed by the Akabri Taruna towards 2 students of engineering faculty of UGM caused by the taunt of the student for the Taruna. Besides, social imbalance contributed as well to the incident. The assault resulted in the protest of the students which reached its climax on May. The students sought the solution to the state government represented by DEMA both of faculty and of university. The governments stated that the incidents should be solved in the district level. At the time, it was the early reign of orde baru inquiring for political format. The incident of March 2nd 1969 published in newspaper in Yogyakarta. The government conducted a repressive action towards the students to end the conflict by dialogues in Gedung Agung where the military and university official were present. The case resulted in the inactivating of DEMA both of faculty and of university of UGM. The office of the university head prohibited DEMA not only for the incident but also for the reason of the merging of political party organization and DEMA.

Page 16: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gejolak muncul peristiwa radikalisasi, kritik sosial dan aksi demontrasi

tidak lepas dari adanya gejolak perubahan sosial, jenis perubahan sosial penting

untuk mengetahui pelopor perubahan baik di tingkat daerah maupun di tingkat

nasional. Pelopor perubahan dimaksud seseorang atau sekelompok orang

dipercaya masyarakat sebagai pemimpin dalam salah satu atau beberapa lembaga

sosial yang sering pula disebut dengan mahasiswa.1 Untuk konteks Indonesia,

kemunculan peranan kelompok mahasiswa dalam sosial politik bangsa Indonesia

merupakan fenomena khas abad ke-20.2 Disebabkan oleh beberapa kualitasnya

spesifik, mahasiswa tampil sebagai lapisan masyarakat vokal berorientasi kedepan

serta menjadi idealis dan konsekuensinya mahasiswa memiliki posisi sosial

tertentu, menentukkan didalamnya sejumlah privelese menjadi hak dikuasai secara

independent.

Para mahasiswa merupakan golongan baru di Indonesia tetapi sejarah

perkembangan yang masih singkat, telah banyak terjadi sebagai akibat kegiatan-

kegiatan atau tindakan-tindakan mereka. Pada tahun 1968, para mahasiswa

terdaftar di universitas-universitas dan institut-institut pendidikan tinggi negeri di

Indonesia mencapai jumlah 117.946 pemuda. Disamping mahasiswa-mahasiswa

1 Arief Budiman, ”Peran Mahasiswa Sebagai Inteligensia,” dalam Prisma, No.11.

November 1976, hal 55-56. 2 Fahry Ali dan Bachtiar Effendy, Politik Dan Gerakan Mahasiswa, Suatu Tinjauan Sejarah

(Jakarta: Inti Sarana Aksara, Cetakan I,1985), hal 3.

Page 17: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

2

di Perguruan Tinggi Negeri masih banyak mahasiswa-mahasiswa belajar di

Perguruan Tinggi Swasta.

Jumlah mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada mencapai puncaknya

pada tahun ajaran 1965/1966 menerima 4106 orang mahasiswa. Selain

meningkatnya lulusan sekolah menengah, kenaikan jumlah mahasiswa baru

berkaitan digunakannya pendidikan sebagai slogan politik. Pemerintah

memerintahkan perguruan tinggi menerima mahasiswa baru. Akibatnya berbagai

kelompok politik di Universitas Gadjah Mada memasukkan kader-kader di dalam

penerimaan mahasiswa. Pada tahun-tahun berikutnya, pertambahan mahasiswa

Universitas Gadjah Mada sekitar 2500 orang per tahun.

Sebagai konsekuensi dari kedudukan Universitas Gadjah Mada berada di

pulau jawa, sebagian besar mahasiswa Universitas Gadjah Mada berasal dari

pulau jawa, persentase mahasiswa berasal dari luar pulau jawa relatif kecil, secara

perlahan jumlah terus bertambah. Kebijakan pimpinan universitas, menginginkan

Universitas Gadjah Mada menjadi pusat intelektual nasional. Tujuan itu dicapai

dengan cara menerima lulusan sekolah menengah atas dari pulau-pulau lain di

Indonesia menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada.3

Mahasiswa Indonesia era tahun 1960-an menjadi juru bicara rakyat.4

Mahasiswa merupakan generasi muda terdidik, golongan terlatih dalam akademi-

akademi dan perguruan tinggi-perguruan tinggi mendapatkan kesempatan lebih

3 Sahid Susanto dan Bambang Purwanto, Universitas Gadjah Mada Dari Masa Ke Masa

Menuju Otonomi Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: UGM Press, 2001), hal 66. 4 Adi Suryadi Culla, Patah Tumbuh Hilang Berganti, Sketsa Pergolakan Mahasiswa,

Dalam Politik Dan Sejarah Indonesia (1908-1998), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), hal 46.

Page 18: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

3

dari rakyat pada umumnya dan memiliki kemampuan untuk menghadapi keadaan,

mempunyai tugas moril dan historis untuk tampil kedepan.5

Golongan pada pertengahan tahun 1960-an ikut menjalankan peranan

besar dalam meruntuhkan Orde Lama dipimpin oleh Presiden Soekarno dan

membangun Orde Baru dalam masyarakat dipimpin oleh Presiden Soeharto. Tidak

banyak diketahui mengenai kehidupan gerakan mahasiswa di Indonesia. Pada

waktu tertentu tersebar berita-berita mengenai kegiatan-kegiatan politik, seperti

demonstrasi ataupun pernyataan pengecaman tindakan penguasa, dan oleh sebab

itu mendapat perhatian dari surat-surat kabar, majalah, radio dan sebagainya

diketahui oleh masyarakat.6

Faktor institusional ikut pula berperan dalam aksi protes mahasiswa adalah

pemberitaan media massa terus menerus perihal aksi protes mahasiswa. Nama dan

kegiatan-kegiatan dimuat media massa menimbulkan glorifikasi (kebanggaan)

bagi diri bersangkutan menyebabkan mahasiswa terdorong untuk menggiatkan

aktivitas protesnya. Selain itu, peran penting diberikan kepada organisasi

mahasiswa intra universitas (DEMA) memberikan andil besar dalam setiap aksi

protes mahasiswa. Sekalipun namanya organisasi intra universitas, fungsinya

semakin tidak berbeda dari organisasi ekstra universitas. Pada awal organisasi

intra universitas (DEMA) tumbuh untuk menjalankan fungsi pemenuhan

kebutuhan mahasiswa (program intern). Tujuannya adalah menjamin keberhasilan

serta meningkatkan kesejahteraan hidup para mahasiswa yang sedang menempuh

pendidikan.

5 Kusumo Hadi, Intelegensia Menyongsong Hari Depan, (Jakarta: DPP Gmsos, 1958), hal

59. 6 Sok Hok Gie, Catatatan Seorang Demonstran, (Jakarta: LP3ES, 2005), hal 43.

Page 19: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

4

Gerakan mahasiswa mulai terbentuk dengan ditandai terbentuknya DEMA

pada pertengahan tahun 1950-an, peran organisasi ekstra kampus dikurangi oleh

kehadiran lembaga-lembaga internal kampus seperti Dewan Mahasiswa di UGM.

DEMA seringkali menjadi kontrol secara langsung kebijakan pemerintah.

Membahas terkait gerakan mahasiswa, secara teoritis gerakan mahasiswa

menurut Philip G. Altbach7 dengan melihat dari aspek organisasi dan sifat politik

didefinisikan asosiasi dari mahasiswa diilhami oleh tujuan yang dinyatakan dalam

doktrin, ideologi spesifik, walaupun tidak ekslusif pada dasar politik. Pendapat

hampir sama dikemukakan oleh Lewis Feuer8 dengan melihat dari sisi respon

emosional dan keyakinan intelektual mahasiswa, gerakan mahasiswa didefinisikan

sebagai gerakan perasaan emosional bercampur dengan konflik antar generasi

yang dimotivasi oleh tujuan nyata, serta mempunyai misi historis untuk

memperbaiki ketidak sempurnaan dari lingkungan.

Hakekat munculnya gerakan mahasiswa9 adalah perubahan, tumbuh

karena adanya dorongan mengubah kondisi kehidupan yang ada digantikan

dengan situasi yang dianggap memenuhi harapan. Artinya gerakan mahasiswa itu

lahir sesuai dengan lingkungan mereka berada, serta melakukan pembebasan

terhadap lingkungannya baik lingkungan pendidikan, sosial, politik, ekonomi dan

lain sebagainya menuju perubahan lebih baik.

Untuk menyatakan sebuah gagasan tersebut lebih dikenal; dengan

beberapa urgensi gerakan mahasiswa freedom (kebebasan), Purity (kemurnian),

7 Philip G Altbach, dalam I Ketut Putra Erawan, Perjalanan Gerakan Mahasiswa Indonesia 1966-1978, (UGM: Yogyakarta, 1989), hal 42.

8 Lewis Feuer, Pattren In The History Of Student Movement, Mimeographed, Berkeley,

University Of California, 1965, hal 4. 9 Ibid.

Page 20: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

5

vanguard (kepeloporan), ideal (ideal), intelectual tradition (tradisi intektual),

some location (lokasi sama), good communication (komunikasi baik), sense of

solidarity (rasa solidaritas), alienated (keterasingan), ideological (ideologi) dan

sensitivity (sensitifitas).10

Fenomena gerakan mahasiswa berpolitik secara kritis dan otonom.

Dikemukakan oleh Philip G. Altbach, dalam bukunya politik dan mahasiswa,

bahwa

“Berbagai faktor yang mempengaruhi gejolak-gejolak timbulnya gerakan mahasiswa adalah: situasi sosial-ekonomi yang memprihatinkan kehidupan umum serta mahasiswa itu sendiri. Ketidakadilan sosial, kebijaksanaan luar negeri pemerintah, politik yang tidak demokratis, telah dipandang sebagai akar dari kegiatan politik mahasiswa di Indonesia. Albach membagi gerakan mahasiswa menjadi dua yaitu perubahan sosial dan menumbuhkan perubahan politik. Menumbuhkan perubahan sosial didalam gerakan mahasiswa adalah mensejajarkan antara kondisi yang dialami masyarakat di luar kampus harus sama dengan di dalam kampus atau yang dialami oleh mahasiswa. Sedangkan menumbuhkan perubahan politik berarti kemampuan untuk merubah lembaga politik masyarakat dengan memperhatikan aspirasi dan kepentingan mahasiswa dengan melalui kehidupan kampus, perubahan itu nantinya akan diambil alih oleh institusi masyarakat. (Philip G Altbach, 1988: xii).

Karateristik gerakan mahasiswa dikemukan oleh Philip G Altbach,

gerakan mahasiswa merupakan contoh dari gerakan sosial paling baik karena sifat

free value (bebas nilai). Mahasiswa sebagai kelompok akan memasuki lapisan atas

dalam susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise didalam

masyarakat, dengan sendirinya mahasiswa merupakan elit dikalangan angkatan

muda dan terlebih meningkatnya kepemimpinan mahasiswa dikalangan angkatan

muda tidak lepas dari kecenderungan orientasi universitas.11

10 Philip G Altbach, op.cit., hal 48. 11 Arbi Sanit (Editor), Sistem Politik Indonesia, Kestabilan Dan Peta Politik, (Jakarta: Pusat

Studi Politik Indonesia, 1978), hal 73-78.

Page 21: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

6

Dilatarbelakangi kelompok masyarakat berpendidikan terbaik, mahasiswa

mempunyai jaringan horizon begitu luas secara keseluruhan untuk mampu

bergerak diantara lapisan sosial (mobilitas) dan universitas sebagai sarana

mobilitas sosial. Bahkan mahasiswa sebagai kelompok masyarakat paling lama

menduduki bangku sekolah sampai universitas, mengalami proses sosialisasi

politik terpanjang diantara angkatan muda. Mahasiswa relatif mempunyai

pengetahuan politik dari lapisan sosial kemasyarakatan lainnya. Kehidupan

kampus membentuk gaya hidup unik dikalangan mahasiswa sebagai pembentuk

akulturasi sosial dan budaya dalam angkatan muda mengakibatkan tercipta

jembatan primordial mahasiswa sebagai kelompok.

Mahasiswa merupakan golongan sedang mengalami pertumbuhan dan

mempersiapkan diri untuk menerima tanggung jawab sebagai orang-orang dewasa

sepenuhnya. Dalam masa mahasiswa masing-masing mengalami perkembangan

dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan sendirinya perkembangan dialami

mahasiswa bukan tanpa masalah, mahasiswa senantiasa berhadapan dengan

masalah baik kecil maupun besar. 12

Tahapan pembentukan gerakan mahasiswa sebagaimana dikemukan oleh

Neil J Smelser13. Structural Condusiveness menunjuk pada kemungkinan tumbuh

gerakan sosial, baik stratifikasi maupun differensiasi struktur sosial yang memusat

disatu tangan, atau masalah primordial lainnya dapat menyebabkan timbul

gerakan sosial dan Structural Strain terjadi karena adanya beberapa atau satu

12 Harsya Bahtiar Pengantar xvi-xvii. Sok Hok Gie: Catatatan Seorang Demonstran

(Jakarta: LP3ES, 2005), hal xii. 13 Neil J Smelser, Theory Of Collective Behavior, Routledge And Kegan Paul Ltd, London,

1976.

Page 22: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

7

macam perubahan. Seperti pandangan hidup berubah, berubah posisi sosial, posisi

ekonomi dan lain sebagainya.

Dalam konteks gerakan mahasiswa di Indonesia, gerakan mahasiswa

menjadi gerakan bersifat collective actions, awal dari gerakan ini berimbas pada

adanya solidarity mobilization gerakan bukan hanya dilakukan oleh elemen

gerakan mahasiswa melainkan juga masyarakat luas.

Merujuk gerakan demonstrasi mahasiswa meluas, merupakan gambaran

dari pemberontakan terhadap kepengapan dan keciutan gerak mahasiswa (public

sphere dan public space) akibat tidak mendapat saluran aspirasi yang tidak

mampu merangkul disemua pihak. Pada tingkat bawah, keabsahan perlawanan

lebih konkrit ialah terbentuknya pelampiasan rasa kesal terpendam melalui

umpatan-umpatan atau penolakan terhadap simbol-simbol otoritas kekuasaan.

Insiden-insiden lahir di lapangan antara kelompok demonstrasi dengan simbol-

simbol yang mewakili pemerintahan.14 Memicu banyak kemungkinan, menjurus

kearah dorongan tindakan agresif dan melahirkan kerusuhan sosial manakala

bersifat massal. Aparat kemiliteran diwakili oleh Taruna AKABRI bagian Udara

bagi masyarakat bawah bukan saja dianggap mewakili otoritas kekuasaan dinilai

tidak demokratis, juga mewakili lembaganya sendiri telah dianggap antagonis

bagi rakyat.

Bagi mahasiswa di Yogyakarta, perhatian dan wacana dari kelompok-

kelompok kampus umumnya memang cenderung berpusat dikonsep-konsep

tersebut. Secara umum merupakan bentuk ekses dari ketidakmerataan antara

tingkat kesejahteraan mahasiswa militer dengan mahasiswa sipil. Wacana politik

14 Yudi Latif dan Idi Subandy (eds), Bahasa dan Kekuasaan:Politik Wacana Di Panggung Orde Baru, (Bandung: Mizan,1996), hal 40.

Page 23: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

8

komunitas kampus, persoalannya bukanlah sekedar mendukung atau menentang

ketidakmerataan, melainkan berpusat pada persoalan tentang tingkat dan besarnya

ketidakmerataan. Tingkat pemerataan yang diperlukan untuk mencapai tujuan-

tujuan hidup bernegara seperti keadilan sosial, dan dihadapi mahasiswa tahun

1969 ialah efisiensi ekonomi. Oleh mahasiswa beratnya biaya kenaikan harga

buku, transportasi, tarif pengobatan, sewa tempat tinggal, mahalnya uang kuliah,

uang ujian dan makin meningkatnya ongkos hidup secara umum membawa

pengaruh tidak kecil bagi mahasiswa.15 Terkadang mahasiswa di Yogyakarta

untuk kepentingan ekonomipun beberapa mahasiswa terlibat pemalsuan obat-

obatan untuk membiayai studinya.16

Latar belakang permasalahan ekonomi, seringkali umpatan muncul dari

mahasiswa untuk memberikan kritik kepada para institusi pemerintah. Akibatnya

dari sikap tersebut meletuslah peristiwa yang sering disebut dengan “Peristiwa 2

Maret 1969” di Yogyakarta. Peristiwa didahului dengan sikap para Taruna

AKABRI bag. Udara17 yang menanggapi persoalan problem sosial dialami oleh

mahasiswa UGM dengan melakukan pemukulan terhadap mahasiswa. Pada saat

peristiwa berlangsung pemukulan selalu dimulai dari ejekan/ umpatan-umpatan

dari mahasiswa berujung pada pemukulan balasan yang tidak hanya terjadi sekali.

Bahkan bisa dikatakan beberapa kali dilakukan oleh pihak AKABRI terhadap

mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).

15 Raillon, Francois, Politik dan Ideologi Mahasiswa Indonesia: Pembentukan dan

Konsolidasi Orde Baru 1966-1974, (Jakarta: LP3ES, 1989), hal 65. 16 Mertju Suar, 14 Mei 1969 17 Sejak 1966 nama AAU diubah menjadi AKABRI Udara, masa pendidikan 4-5 tahun.

Pada masa itu, sistem rekrutmen perwira militer sukarela melalui satu jalur komando, (Mako AKABRI), dipimpin oleh Danjen AKABRI. http://dewangga-stan.com/2009/04/Akademi-Angkatan-Udara-Yogyakarta diakses pada 15 Maret 2010 pada 13.00 WIB.

Page 24: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

9

Pada awal orde baru, hubungan partnership antara mahasiswa bersama

militer berjalan dengan baik. 18 Terjadi kerenggangan seketika akibat ketimpangan

sosial timbul di tengah-tengah berlangsungnya aksi-aksi menuntut terselesainya

kasus-kasus yang terjadi di daerah terlebih akibat ketidakpastian hukum. Aksi

menuntut terselesainya kasus Peristiwa 2 Maret 1969 di Yogyakarta, peristiwa

tersebut merupakan ekses timbul dan “kawin” dengan munculnya faktor struktural

baru dalam dinamika pergolakan mahasiswa. Keterlambatan menjawab yang

diperlihatkan melalui lamanya penanganan dan ketidak jelasan dalam

penyelesaian mengakibatkan reaksi keras terhadap penuntutan penyelesaian

peristiwa mengakibatkan aksi-aksi demonstrasi mahasiswa UGM di Yogyakarta.

Dari kejadian tersebut menimbulkan ekses yang berakibat memancing

mahasiswa pada aksi demonstrasi mahasiswa UGM dari beberapa elemen

mahasiswa, dipelopori oleh Ct.DEMA UGM. Sebagaimana diketahui UGM cukup

berpengaruh di tingkat nasional serta merupakan universitas yang telah didirikan

pada 1949 sebagai Universitas Negeri dan Universitas Nasional pertama di

Indonesia.19 Sejak berdirinya UGM berperan sebagai tempat belajar bagi para

pemuda di Indonesia.20 Universitas Gadjah Mada terdiri dari beberapa fakultas di

18 Akbar Tanjung,”Gerakan Mahasiswa Dalam Mengontrol Kebijakan Pemerintah”,

Makalah di sampaikan pada Kongres I Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Sosial Politik Se-Indonesia (ILMISPI), Bandar Lampung, 17 April 2000, hal 4-5.

19 Pada Pendirian sebelum bergabungnya antara Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta,

Pendirian Balai Perguruan Tinggi Negeri diumumkan di Gedung KNI Malioboro pada tanggal 3 Maret 1946 oleh Mr. Boediarto, Ir. Marsito, Prof. Dr. Prijono, Mr. Soenario, Dr. Soleiman, Dr. Buntaran dan Dr. Soeharto. www. wikipedia.com diakses tanggal 20 Februari 2010, pukul 19.47 WIB.

20 Djoko Suryo, “Penduduk Dan Perkembangan Kota Yogyakarta 1900-1990”, Kota Lama

Kota Baru Sejarah: Kota-Kota Di Indonesia Sebelum Dan Sesudah Kemerdekaan. Freek Colombijn , dkk (ed). (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2005), hal 38-39.

Page 25: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

10

perguruan tinggi UGM.21 Peran UGM menjadi sangat penting dalam

pembangunan kesatuan bangsa, UGM ikut berperan sebagai “Melting Pot” bagi

pemuda yang berasal dari segala golongan etnis dan penjuru tanah air yang belajar

dan tinggal bersama di Kota Yogyakarta.

Dilatarbelakangi oleh Peristiwa 2 Maret 1969, timbulnya reaksi dari

sejumlah civitas akademi dengan menuntut diselesaikannya persoalan. Aksi

penuntutan berawal dari mahasiswa dilakukan pada Sabtu, 10 Mei 1969. Akibat

tidak cepatnya kejelasan dari pihak AKABRI dan lambat penanganannya tidak

memberikan kepastian hukum serta kurang adanya kejelasan akibat masih

renggangnya hubungan universitas dengan pihak militer. Perselisihan di wakili

oleh AKABRI bagian Udara dengan Universitas Gadjah Mada di tahun 196922

yang keduanya semestinya dapat berhubungan dengan baik. Dengan prinsip

partnership yang dilakukan pada perpolitikan Jenderal Soeharto memulai

kepemimpinan nasional.

Berdasarkan hal itu, para mahasiswa yang dikoordinator oleh Ct. DEMA

UGM hingga dosen UGM yang mengajar di AKABRI Bag.Udara bahkan

melibatkan Rektor kampus UGM ikut berperan dalam aksi demonstrasi. Insiden

tersebut mahasiswa melakukan aksi demonstrasi yang dimotori oleh Kadema

(Ketua Dewan Mahasiswa) Fakultas Teknik UGM bersama Ct. DEMA UGM,

21 Fakultas Kesusasteraan dan Hukum adalah fakultas pertama yang didirikan oleh Balai

Perguruan Tinggi Gadjah Mada pada 17 Februari 1946 (disahkan melalui Akte Notaries dengan tanggal 28 Februari 1946). Pada tanggal 19 Desember 1949 terjadi penggabungan Perguruan Tinggi menjadi Universitas Negeri Gadjah Mada (ulang tahun UGM terhitung sejak tanggal ini) berdasarkan PP No. 23 tahun 1949. Fakultas Sastra Paedagogik dan Filsafat menempati kampus Wijilan, Fakultas Teknik di Jetis, Fakultas Kedokteran bersama Fakultas Kedokteran Gigi dan Farmasi, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Kedokteran Hewan berada di Ngasem, dan Fakultas HESP (Hukum, Ekonomi, Sosial, Politik) bertempat di Pagelaran. Sahid Susanto dan Bambang Purwanto,Universitas Gadjah Mada dari masa ke masa menuju otonomi perguruan tinggi (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2001), hal 16-19.

22 Suara Merdeka, 12 Mei 1969.

Page 26: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

11

mengecam aksi pemukulan dengan pernyataan bersama mengenai “Solidaritas

Mahasiswa Gadjah Mada”. Untuk kalangan dosen, para dosen UGM yang

mengajar di AKABRI bagian udara mulai 10 Mei tidak akan mengajar lagi di

tempat tersebut sampai ada penyelesaian dan penjelasan terkait dengan insiden

tersebut. Bahkan di tingkat petinggi kampus termasuk rektorpun turun untuk

menyelesaikan perkara ini yang pada awal perkara menimbulkan renggangnya

hubungan antara Universitas Gadjah Mada dengan AKABRI. Kondisi seperti itu

maka rektor pun bersama dengan Gubernur AKABRI menyelesaikan persoalan

“Peristiwa 2 maret 1969” di Yogyakarta.

Aksi-aksi mahasiswa bukannya tanpa hambatan berarti. Di lapangan

mereka menghadapi sikap progresif aparat keamanan, dipihak lain ada upaya-

upaya dari pemerintah untuk menjinakkan aksi-aksi mahasiswa terus dilakukan.

Salah satu diantaranya adalah lewat tawaran dialog. Dengan cara ini berhasil

diselesaikan secara represif dari gerakan mahasiswa yang ada di daerah khususnya

di Yogyakarta. Memang tidak dipungkiri bahwa kesemuanya mempunyai arti

penting bagi dinamika perjalanan sejarah bangsa Indonesia khususnya dalam

dinamika pergolakan aksi mahasiswa.

Merekonstruksi peristiwa sejarah pada dasarnya adalah menghadirkan dan

menempatkan kembali kelampauan pada proporsi sebenarnya.23 Oleh karena itu,

penulis dituntut memberikan keterangan sejarah yang sewajarnya. Terkait dengan

pemikiran tersebut studi ini berusaha menghadirkan kembali proses sejarah

perihal aksi protes mahasiswa di Yogyakarta pada peristiwa 2 maret 1969.

23 Taufik Abdullah, “Pengalaman Yang Berlaku, Tantangan Nasional Mendatang:Ilmu

Sejarah Di Tahun 1970-An Dan 1980-An”, Makalah Seminar Sejarah IV(Yogyakarta: 1985), hal 3.

Page 27: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

12

Disamping itu, menganalisa isu-isu sosial-politik pada saat itu berusaha

dimanifestasikan dalam beberapa tuntutan. Untuk mengetahui runtutan dan

eksesnya terhadap “Peristiwa 2 Maret 1969” di Yogyakarta ini terjadi. Penelitian

ini mencoba mengemukakan terkait dengan peristiwa tersebut.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah telah diuraikan diatas, dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana latar belakang terjadinya Peristiwa 2 Maret 1969 di

Yogyakarta ?

2. Bagaimana akibat yang ditimbulkan dari Peristiwa 2 Maret 1969 di

Yogyakarta terhadap pihak civitas akademi UGM dan AKABRI

bagian Udara?

3. Bagaimana bentuk Resolusi konflik terhadap Peristiwa 2 Maret 1969

di Yogyakarta dari civitas akademi UGM dan AKABRI bagian Udara?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

untuk:

1. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya Peristiwa 2 Maret 1969 di

Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari Peristiwa 2 Maret 1969

di Yogyakarta terhadap pihak civitas akademi UGM dan AKABRI

bagian Udara.

Page 28: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

13

3. Untuk mengetahui bentuk resolusi konflik terhadap Peristiwa 2 Maret

1969 di Yogyakarta dari civitas akademi UGM dan AKABRI bagian

Udara.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengaplikasikan teori dan materi yang diperoleh dari proses perkuliahan

di Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa dalam penelitian

yang berhubungan dengan militer dalam peran sosial terutama mengenai

Peristiwa 2 Maret 1969 di Yogyakarta mengakibatkan renggangnya

hubungan antara UGM dengan AKABRI.

2. Sebagai bahan tinjauan tentang penelitian yang sejenis dengan penelitian

tentang sejarah pergolakan mahasiswa era awal orde baru di Indonesia.

3. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi

para mahasiswa, terlebih para aktivis mahasiswa serta tokoh-tokoh

masyarakat yang berkepentingan di dalam masalah hubungan mahasiswa

dan militer .

E. Tinjauan Pustaka

Kaum Intelektual pekerjaannya berkecimpung dalam produksi gagasan,

mempunyai kedudukan terhormat dalam masyarakat. Anggapan umum, kaum

intelektual “berumah diatas angan” dan karenanya terkadang anti kemapanan,

selalu bertindak sebagai agen perubahan. Bahkan seringkali dipandang sebagai

pelopor gerakan revolusioner.

Page 29: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

14

Untuk mendukung serta melengkapi sumber-sumber data yang tersedia

sebagai bahan penulisan terkait dengan gerakan mahasiswa, maka dilengkapi

dengan pustaka yang mendukung. Beberapa pustaka yang digunakan dalam

penulisan ini yaitu sebuah buku yang disusun dalam;

Buku dari Sahid Susanto dan Bambang Purwanto, Universitas Gadjah

Mada Dari Masa Ke Masa Menuju Otonomi Perguruan Tinggi. Buku secara

detail mengulas terkait Universitas Gadjah Mada dari berdiri hingga

perkembangannya. Buku ini mendeskripsikan awal perkembangan sosial

masyarakat Yogyakarta, kondisi pendidikan pasca kemerdekaan, perkuliahan

UGM, pembelajaran dari masa ke masa. Buku ini memiliki keterlibatan penting

untuk menganalisa awal Peristiwa 2 Maret 1969 Yogyakarta ini terjadi.

“Politik dan Ideologi Mahasiswa Indonesia: Pembentukan dan

Konsolidasi Orde Baru 1966-1974”. Ditulis oleh Francois Raillon, buku

mengulas tentang perjuangan mahasiswa di era tahun 1966-1974 yang

menerangkan terkait konsolidasi menuju tatanan orde baru dengan strategi awal

mahasiswa tahun 1966 bersama dengan militer untuk memulai konsolidasi. Buku

ini mengulas lebih detail era-era dari aktivitas mahasiswa yang melakukan aksi-

aksi demonstrasi di tanah air.

Robert Brym, dalam bukunya “Intelektual dan Politik” menyanggah

kesimpulan-kesimpulan yang merupakan hasil generalisasi berlebihan terkait

radikalisasi. Bagi Brym, kaum intelektual bukanlah kelompok masyarakat yang

tidak berakar dan pasti terkait pada suatu kelas atau kelompok tertentu dalam

masyarakat seperti anggapan banyak orang. Robert Brym menganalisis pada

mobilitas intelektual, yaitu pergeseran keterkaitan pada berbagai kelas atau

Page 30: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

15

kelompok sosial yang lain dan menilai adanya pertalian antara lokasi sosial kaum

intelektual dan orientasi politik: moderat atau radikal, demokrasi atau elitis, kiri

atau kanan.

Sebuah perspektif menentukkan dari mana menarik sebuah garis, tetapi

tidak menentukkan kearah mana dan sampai sejauh mana garis tersebut

dihubungkan. Berarti bahwa perspektif dan penawaran gagasan tentang

mahasiswa sebenarnya merupakan titik awal untuk adanya kerja intelektual besar,

karena juga seperti halnya pengertian yang dikandung dalam nama kekuasaan dan

bangsa.

Skripsi ini berbeda dengan tulisan dalam buku-buku diatas, skripsi ini

membahas masalah mahasiswa dan aktivitasnya yang sesuai dengan lingkup

pembahasannya, hanya saja permasalahan lebih terfokus pada sebuah kasus

pergolakan mahasiswa Yogyakarta dalam Peristiwa 2 Maret 1969. Penulis

berusaha menyajikan fakta-fakta baru yang ditemukan selama melakukan

penelitian.

F. Metodologi Penelitian

1. Metode

Metode Sejarah dalam studi sejarah adalah suatu proses menguji dan

menganalisis secara kritis rekaman peninggalan masa lampau.24 Penelitian yang

dilakukan adalah dengan menggunakan metode sejarah kritis. Langkah-langkah

itu dibagi dalam beberapa tahapan. Pertama dengan heuristik, yaitu pengumpulan

data-data yang diperlukan dalam penelitian. Data-data yang digunakan berupa

24 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah (Jakarta : UI Press, 1975), hal 62.

Page 31: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

16

sumber primer dan sekunder. Adapun sumber primer berupa arsip. Studi

Dokumen diperoleh dari Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada dan

Perpustakaan Yogyakarta. Dokumen ataupun arsip yang diperoleh dari kedua

tempat tersebut adalah beberapa berupa dokumentasi foto digital yang berkaitan

dengan peristiwa 2 Maret 1969, sedangkan dari Perpustakaan Yogyakarta

diperoleh beberapa dokumen dari surat kabar yang berisi tentang berita-berita

maupun pernyataan-pernyataan tentang peristiwa 2 Maret 1969. Dalam penelitian

sejarah, dokumen atau arsip dari suatu kronologi peristiwa sangat penting artinya

sebab dokumen atau arsip adalah saksi dari sebuah peristiwa penting atau kejadian

masa lampau dengan tingkat kepercayaan paling tinggi.

Studi Pustaka dilakukan dengan mengumpulkan buku-buku atau literatur

untuk dijadikan referensi dalam pembuatan skripsi ini. Studi Pustaka dilakukan di

Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan FSSR UNS, Monumen Pers Surakarta,

Perpustakaan Yogyakarta, Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada, Balai

Penerbitan Pers Mahasiswa UGM, Perpustakaan Museum Dirgantara Mandala

dan dari situs-situs internet yang berkaitan.

Sumber lainnya, penulis dapatkan dari wawancara dengan pelaku sejarah

yang mengetahui peristiwa pada masa itu, yaitu Purn. Kolonel Mujono,

Mahasiswa AKABRI bagian Udara angkatan 68. Penulis juga melakukan

wawancara dengan Marsekal Muda TNI Purn Lambert F Silooy pihak yang

mengetahui Peristiwa 2 Maret 1969 yang juga sebagai Mahasiswa AKABRI

bagian Udara dan beberapa pelaku yang mengetahuinya. Cara mendapatkan

narasumber adalah dengan melakukan survey lembaga-lembaga yang terkait

kemudian mencari dan melakukan wawancara dengan orang yang mengetahui

Page 32: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

17

maupun terlibat dalam peristiwa tersebut. Dalam penelitian ini digunakan pula

riset literatur untuk melengkapi data-data yang belum lengkap dari sumber primer.

Buku-buku, artikel atau referensi lain menjadi data sekunder yang menunjang

penelitian ini. Referensi ini digunakan untuk mendukung data utama berupa

dokumen atau arsip. Untuk keperluan itu dikumpulkan buku-buku, majalah-

majalah, surat kabar (Kompas, Mertju Suar, Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka)

dan tulisan lain yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini. Tahapan kedua

adalah tahap kritik sumber yaitu tahapan pengolahan data yang telah berhasil

dikumpulkan, baik dengan kritik intern maupun kritik ekstern. Kritik Intern

dilakukan untuk mencari keaslian isi data, sedangkan kritik ekstern bertujuan

untuk mencari keaslian sumber. Kritik sumber ini dimaksudkan untuk mencari

keotentikan sumber sehingga akan diperoleh data yang benar-benar valid.25

Proses selanjutnya adalah tahap interpretasi atau tahapan penafsiran

terhadap data yang telah dianalisis dalam tahap kritik. Dalam tahap ini dilakukan

penafsiran-penafsiran terhadap data-data yang sudah terseleksi dengan

disesuaikan pada tema yang dibahas. Hal ini dimaksudkan untuk berusaha

menguraikan setiap kejadian dan mendeskripsikannya dalam jalinan kausalitas

atau sebab akibat peristiwa itu secara kronologis. Data-data yang tersedia akan

menjadi valid dan hidup apabila analisis terhadap sumber yang ada sangat kritis.

Sumber tersebut akan menentukan seberapa bermutunya tulisan yang dihasilkan

Tahapan yang terakhir adalah tahap yang disebut dengan historiografi,

yaitu penulisan sejarah berdasarkan pada data-data yang telah melewati tiga tahap.

Dalam penelitian ini historiografi diwujudkan di dalam bentuk penulisan skripsi.

25 Ibid., hal. 95.

Page 33: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

18

2. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif

analisis. Deskriptif artinya memaparkan ataupun menggambarkan suatu fenomena

tentang ciri-ciri khusus yang terdapat dalam suatu peristiwa. Analisis adalah usaha

untuk menganalisa ataupun mengintepretasikan data-data yang berhubungan

dengan kajian permasalahan, dengan demikian studi ini bukan hanya

mempersoalkan masalah apa, dimana, dan kapan peristiwa tersebut dapat terjadi,

namun lebih dari itu mencoba untuk mengupas bagaimana dan mengapa peristiwa

tersebut terjadi, sehingga studi ini pada dasarnya tidak akan mengabaikan prinsip

kausalitas ataupun hubungan sebab akibat serta aspek ruang dan waktu.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberi gambaran terperinci berkarakteristik sejarah yaitu adanya

kontinuitas perkembangan kejadian berurutan, skripsi ini disusun per bab.

Penelitian ini berjudul PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA

(Konflik Antara Taruna Angkatan Udara dan Mahasiswa Universitas Gadjah

Mada). Meliputi lima bab, untuk lebih detailnya akan dijelaskan dibawah ini.

Dimulai bab I, diberi judul Pendahuluan. bab ini diuraikan tentang latar belakang

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

Pada Bab II, berisi tentang kehidupan politik kampus di Yogyakarta 1966-1969.

Dimulai dengan kehidupan awal mahasiswa Yogyakarta, kehidupan sosial

ekonomi di era orde baru, arah perpolitikan organisasi intra, kondisi

Page 34: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

19

perkuliahan mahasiswa. Pembahasan penting dalam melihat berbagai

aktivitas dan kondisi sosial kehidupan di Kampus.

Pada Bab III, mengenai peristiwa 2 maret 1969 di Yogyakarta dan akibat yang

ditimbulkan. Membahas tentang munculnya peristiwa 2 maret 1969, aksi

demontrasi mahasiswa dan tuntutannya serta suasana pasca aksi solidaritas

tersebut.

Pada Bab IV, terkait resolusi konflik dari peristiwa 2 maret 1969 di Yogyakarta

menyajikan tentang: upaya dari resolusi peristiwa 2 maret 1969, hingga

akhir konflik.

Pada Bab V, penutup berisi kesimpulan dan saran. Bagian akhir dari skripsi

merupakan bagian pertanggungjawaban sumber dan penelitian skripsi,

menyertakan daftar pustaka.

Page 35: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

20

BAB II

KEHIDUPAN POLITIK KAMPUS

Di YOGYAKARTA TAHUN 1966-1969

A.

Kehid

upan Awal Mahasiswa Yogyakarta

Penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia telah mulai

diselenggarakan pada masa kolonial Belanda terhenti sesaat Jepang berhasil

menduduki Indonesia pada awal tahun 1942. Pada bulan April 1943, pendidikan

kedokteran, farmasi, dan kedokteran gigi mulai dibuka kembali di Jakarta dan

Surabaya. Lembaga pendidikan tinggi ini merupakan bagian dari Djakarta Ika Dai

Gaku atau lembaga Pendidikan Tinggi Jakarta, memiliki bagian ilmu kedokteran

(Igaku-Bu) dan bagian ilmu obat-obatan (Yukugaku-Bu) serta bagian ilmu

kedokteran gigi (Sika-Igaku-Bu) di Surabaya. Setahun kemudian, pendidikan

tinggi teknik di Bandung.26

Perubahan penting lain mulai berlangsung sejak kemerdekaan Indonesia

diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada bulan Agustus 1945, para

mahasiswa Indonesia di Bandung mengambil alih Sekolah Tinggi Teknik dari

orang Jepang dan menyerahkan kepemimpinannya kepada orang Indonesia,

seperti Roosseno, Goenarso, Soewandi Notokoesoemo, Soenarjo dan Sutan

Mocthar Abidin. Tindakan serupa dilakukan di Perguruan Tinggi Kedokteran di

Jakarta dan Surabaya serta Pendidikan Kedokteran Hewan dan Pertanian di

26 Sahid Susanto dan Bambang Purwanto. Universitas Gadjah Mada Dari Masa Ke Masa

Menuju Otonomi Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: UGM Press, 2001), hal 5-6

Page 36: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

21

Bogor. Djakarta Ikadai Gaku diubah menjadi Balai Pengajaran Tinggi Jakarta,

terdiri dari Perguran Tinggi Kedokteran (PTK) dan Perguruan Tinggi Ahli Obat

(PTAO) berkedudukan di Jakarta serta Perguruan Tinggi Kedokteran Gigi di

Surabaya.

Kegiatan pendidikan dilakukan oleh orang Indonesia tidak berlangsung

lama. Pada bulan November 1945, penyelenggaraan Pendidikan Tinggi di

Badung, Jakarta, dan Surabaya dihentikan menyusul kedatangan tentara sekutu

dan NICA. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Kedokteran dan rencana

penyelenggaraan Pendidikan Kedokteran Gigi di Surabaya dihentikan akibat

pertempuran di Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Sebagian besar

peralatan dipindahkan oleh para pendukung RI ke Malang. Di Jakarta

penyelenggaraan perkuliahan di Sekolah Tinggi Teknik Bandung juga dihentikan.

Di Jakarta, Sekolah Tingggi Kedokteran di Salemba diambilalih oleh pihak

Belanda, untuk itu kementrian kesehatan RI memutuskan memindahkan

Pendidikan Tinggi Kedokteran ke daerah pedalaman.27

Sejak ibukota negara dipindahkan ke kota Yogyakarta, kota ini

memainkan peranan penting dalam perjalanan sejarah perjuangan bangsa

Indonesia. Yogyakarta melanjutkan peranan penting pernah dilakukan dalam

perjuangan pergerakan kebangsaan pada masa kolonial, khususnya kepeloporan di

bidang pendidikan. Keberadaan sekolah-sekolah Muhamadiyah dan Taman Siswa

serta sekolah-sekolah modern lainnya di Yogyakarta, telah menjadikan

Yogyakarta sebagai sebuah kosmopolitan yang menarik orang dari berbagai etnik

dan daerah yang berbeda di nusantara, bertemu di kota ini untuk melanjutkan

27 Ibid.

Page 37: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

22

pendidikan. Adanya sekolah-sekolah itu memungkinkan terjadinya kontak antar-

etnik secara intensif dan terbentuknya kota Yogyakarta sebagai salah satu pusat

jaringan pergerakan nasional Indonesia. Disamping itu, selain tercatat sebagai

penyelenggara kongres pertama Budi Utomo, kota Yogyakarta menjadi tempat

penyelenggaraan kongres perempuan Indonesia pertama.

Sejak awal setelah bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaannya, mulai

terlihat perubahan dalam beberapa segi kehidupan masyarakat. Tidak berarti

terjadi perubahan yang radikal, terutama dalam struktur sosial dan ekonomi.

Secara umum keadaan Indonesia tetap merupakan kelanjutan masa-masa

sebelumnya, dengan ciri feudal dan kolonial masih tetap kuat. Warisan kolonial

Belanda maupun pendudukan Jepang masih terasa diberbagai kegiatan masyarakat

dan kenegaraan masih dipengaruhi oleh unsur-unsur kolonial.

Posisi penting Yogyakarta pada masa kolonial didukung oleh keberadaan

perkebunan, pabrik gula, dan terutama adanya kelompok pengusaha dan pedagang

bumi putera yang kuat.28 Sementara itu, keberadaan Yogyakarta sebagai salah satu

pusat kerajaan dan kebudayaan jawa terus berlangsung. Kasultanan Yogyakarta

dan Kadipaten Pakualaman merupakan produk dari perpecahan kerajaan jawa

pada abad XVIII dan XIX, kedekatan secara geografis Yogyakarta dengan simbol-

simbol awal kerajaan Mataram Kuno dan Mataram Islam memberi legitimasi

kultural tersendiri, khususnya identitas Yogyakarta sebagai Mataram.29

Bertolak belakang pada dunia pendidikan di Yogyakarta setelah

penghapusan berbagai batasan didalam masyarakat kolonial, memberi kesempatan

28 Edward Shills, “ Modernisasi Dan Pendidikan Tinggi”, dalam Myron Weiner,

Modernisasi: Dinamika Pertumbuhan, (Yogyakarta: UGM Pers,1977), hal 29.

29 Williang K. Cumming, “ Pendidikan Tinggi Dan Masyarakat Indonesia”, dalam Prisma (2), Februari 1981, hal 4.

Page 38: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

23

kepada seseorang untuk mencapai status sosial yang tidak dapat dicapai pada

masa sebelumnya. Mobilitas vertikal menjadi terbuka, kelompok di Yogyakarta

pada masa kolonial menempati status lebih rendah setelah kemerdekaan dapat

muncul ke lapisan sosial yang lebih tinggi. Status sosial sebelumnya lebih

berorientasi pada penguasa tradisional, telah mulai bergeser. Kebangsawanan

tidak lagi dipandang sebagai satu-satunya status sosial yang terhormat didalam

masyarakat. Sebagai kelanjutan dari perubahan yang telah terjadi sejak awal abad

XX, status kebangsawanan mulai digeser oleh status baru dari kelompok

intelektual, terutama kelompok yang mendapat pendidikan tinggi barat.30

Yogyakarta memainkan peranan penting dalam dunia pendidikan, berdiri

lembaga pendidikan tinggi ditandai dengan kuliah tentang “Pemandangan

sociologisch tentang perubahan dalam masyarakat“ pada tanggal 13 Maret 1946

oleh Prof. Soenarjo Kolopaking dilaksanakan perkuliahan awal di SMT Kotabaru.

Jumlah mahasiswa terlalu banyak tidak dapat diselenggarakan di Kotabaru,

perkuliahan dipindahkan di Pagelaran kota Yogyakarta. Kegiatan perkuliahan

menggunakan fasilitas yang terbatas. Atas usaha dilakukan oleh K.R.T Notojoedo

kursi untuk perkuliahan diambil dari kursi milik pribadi Sultan Hamengkubuwono

IX, sedangkan bangku serta peralatan diambil dari fasilitas yang dimiliki wiyata

praja.

Mobilitas sosial dan pelapisan sosial ada di Yogyakarta mulai bergeser

ditentukan oleh tingkat pendidikan setelah munculnya Universitas Gadjah Mada.

Pendidikan, terutama pendidikan tinggi mempunyai prestise didalam masyarakat,

baik bagi penduduk di pedesaan dan perkotaan maupun dikalangan petani,

30 Ibid. hal 5.

Page 39: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

24

pedagang, priyayi dan bangsawan. Kualifikasi pendidikan, terutama generasi

muda menentukan pandangan sosial masyarakat terhadap lingkungan. Beberapa

kelompok masyarakat secara tradisional lebih berorientasi pada perdagangan atau

wirausaha, memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan

lebih tinggi. Pendidikan keagamaan ditempuh oleh penduduk bumiputera

sebelumnya, secara perlahan-lahan telah diganti pendidikan sekolah berorientasi

barat.

Untuk itu mahasiswa merupakan salah satu kekuatan pelopor bagi

perubahan sosial politik di Indonesia.31 Dalam setiap perubahan mengambil posisi

signifikan. Mahasiswa mempunyai kesempatan istimewa belajar di universitas,

tempat mendapat pengetahuan lebih tinggi dan nilai-nilai baru diterapkan didalam

kehidupan.32 Berada dalam posisi memungkinkan untuk terlibat dalam proses

politik, memberikan sumbangan dalam proses perubahan.33

Mahasiswa tindakan perpolitikan dilatarbelakangi memiliki dua bentuk

sumber daya mendorong bagi mahasiswa untuk mengekspresikan perlawanan

terhadap ketimpangan-ketimpangan. Pertama, ialah mendapat pengetahuan lebih

lama dalam jenjang pendidikan. Timbul kombinasi diantara watak ilmiah yang

kritis-obyektif dengan pengetahuan sistematik tentang masalah yang menjadi

bidang spesialisasinya, mendorong untuk mengadakan penilaian dan menentukan

sikap tentang kehidupan politik yang mengelilingi. Kedua, sikap idealisme lazim

31 Anas Urbaningrum, Mahasiswa Menggugat; Pengantar. (Bandung: Pustaka Hidayah,1999

), hal 17.

32 Francois Railon, op.cit., hal 192.

33Arbit Sanit. Mahasiswa, Kekuasaan dan Bangsa;Refleksi dan Gagasan Alternatif, (Jakarta: Lingkaran Studi Indonesia dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia,1989), hal 7.

Page 40: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

25

menjadi ciri khas mahasiswa. Sebagai unsur masyarakat bebas dari ikatan sruktur

kekuasaan, terlepas dari kepentingan-kepentingan di masyarakat. Kombinasi

diantara kebebasan struktural dengan pengetahuan dan pemahaman cita-cita, ide

ataupun pemikiran tentang politik dan kemasyarakatan tertuang dalam ideologi,

memungkinkan mahasiswa untuk memiliki idealisme.34 Disinilah ideologi

merupakan perangkat mendasar dan merupakan unsur dari keseluruhan faktor

mewarnai aktivitas politik mahasiswa.

Kota Yogyakarta, di tengah-tengah berbagai persoalan politik dan militer

antara Indonesia dan Belanda keterbatasan fasilitas dialami mahasiswa,

keterbatasan keuangan serta kesulitan lainnya. Bagi republik Indonesia memiliki

perguruan tinggi merupakan hal penting, merupakan salah satu bukti keberadaan

negara dan bangsa Indonesia yang tidak berbeda dengan negara lain. Pemerintah

berusaha untuk membuka kesempatan luas dalam bidang pendidikan tinggi seperti

ucapan dilontarkan John Fitzergerld Kennedy, pendidikan merupakan pintu

gerbang keberhasilan pembangunan bangsa.35

Gerakan mahasiswa pasca kemerdekaan36 atau gerakan mahasiswa pada

masa orde lama terbagi-bagi mengikuti perkembangan ideologi politik yang

mendominasi, gerakan mahasiswa menjadi kaki tangan gerakan ideologi politik

atau partai. Sifat sistem Demokrasi Parlementer, kehidupan parlemen didominasi

34 Arbit Sanit, Pergolakan Melawan Kekuasaan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1999), hal

36-37. 35 Yozar Anwar, Pergulatan Mahasiswa Abad Ke-20: Perjuangan Anak-Anak Muda

Pemberani, (Jakarta: Sinar Harapan, 1981), hal 32. 36 Bantarto Bandoro,et. al, ed. Refleksi Setelah Abad Kemerdekaan Indonesia. (Jakarta:

CSIS, 1995), hal 45.

Page 41: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

26

oleh partai-partai politik mengakibatkan kabinet sering jatuh.37 Berlanjut era 60-

an (Demokrasi Terpimpin), mahasiswa selain tergabung dalam organisasi kampus

juga menjadi anggota kelompok atau partai di luar kampus. Sebenarnya telah

terjadi “Radikalisasi Kampus”, tahun itu ledakan jumlah mahasiswa sampai

ratusan ribu.

Perspektif bertambah jumlah mahasiswa erat kaitan dengan prospek

adanya Pemilihan Umum menyebabkan partai politik tertarik pada dunia

Universitas. Berdiri organisasi mahasiswa berafiliasi ke partai, seperti Gerakan

Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) berafilsi dibawah PNI, Gerakan

Mahasiswa Sosialis Indonesia (GMS/ GERMASOS) dengan PSI, Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI) dengan Masyumi, Concentrasi Gerakan Mahasiawa

Indonesia (CGMI) dengan PKI. Organisasi mahasiswa terbentuk dari luar

lingkungan kampus menekankan akan pergerakan. Pergerakan tersebut adalah

organisasi mengadakan perubahan lembaga-lembaga politik atau terhadap tatanan

masyarakat.38 Semangat progresif revolusioner menjadi ciri khas masa tahun 60-

an, pada kampus-kampus di Yogyakarta.

Peta kekuatan progresif intelektual dan mahasiswa terbesar terdapat di

UGM,

IKIP Yogyakarta dan IAIN Sunan Kalijaga. Di UGM, selain HMI dicap sebagai

kontra revolusioner, ada HIS, Germindo dan GMKI, secara keseluruhan

kelompok CGMI mendominasi. Selain HMI, semua bergabung dalam PPMI. Di

37 Empat partai besarnya antara lain; Masyumi, Partai Nasional Indonesia (PNI), Nahdlatul

Ulama (NU) serta PKI. Lihat Sularto, Dialog dengan Sejarah: Soekarno Seratus Tahun. (Jakarta: Kompas, 2002), hal 55.

38 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik. (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2005),

hal 162.

Page 42: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

27

IKIP peta kekuatan serupa di UGM.39 Fungsi perguruan tinggi menghadapi

benturan-benturan dihadapkan dengan struktur politik kekuasaan. Terdapat tarik-

menarik kepentingan cukup transparan antara sifat pendidikan dinamis dan sifat

politik kekuasaan. Ada beberapa sebab munculnya gerakan revolusioner di

Yogyakarta, Yogyakarta berlatar belakang untuk menjadi kota pelajar. Kondisi

mengakibatkan tradisi intelektual tumbuh subur di kota Yogyakarta.

Sebagai lembaga bergerak dalam bidang pendidikan dan pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, perguruan tinggi tidak akan terlepas dari

berbagai perubahan terjadi didalam masyarakat. Begitu juga, terjadi di Universitas

Gadjah Mada. Beberapa persoalan di dalam masyarakat secara nasional

berdampak terhadap berbagai kehidupan Universitas Gadjah Mada. Suhu politik

meningkat secara nasional sejak awal tahun 1960-an, mempengaruhi aktivitas

politik oleh organisasi politik, mulai dari organisasi para sarjana berafiliasi dengan

kekuatan politik sampai organisasi mahasiswa beridiologi tertentu.

Sampai pertengahan tahun 1965, secara politis Universitas Gadjah Mada

didominasi oleh Partai Nasional Indonesia (PNI) para staff pengajar berafiliasi

dengan PNI, tergabung dalam Organisasi Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia (ISRI),

tenaga para pegawai tergabung dalam Kesatuan Buruh Marhaen (KBM). Selain

PNI, Partai Komunis Indonesia (PKI) berpengaruh di Universitas Gadjah Mada.

Di lingkungan staf universitas berlatar belakang sarjana, tergabung didalam

Himpunan Sarjana Indonesia (HSI). Sementara itu, para pegawai berada dibawah

Serikat Sekerja Pendidikan (SS-Pendidikan). Selain dua kelompok diatas,

39Mobilitas Mahasiswa Progresif Revolusioner di IKIP, lihat Harian Pagi

Nasional, 28 Agustus 1965.

Page 43: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

28

kelompok islam merupakan kekuatan lain berpengaruh di Universitas Gadjah

Mada.

Usaha perebutan kekuasaan oleh kelompok Gerakan 30 September pada

tahun 1965, berpengaruh ke dalam Universitas Gadjah Mada. Sejak muncul

tuntutan masyarakat terhadap pertanggungjawaban kelompok komunis dalam

tragedi nasional. Di Universitas Gadjah Mada mulai terjadi aksi menyingkirkan

kekuatan yang mendominasi berbagai posisi dan kegiatan. Akibatnya beberapa

dosen, pegawai, dan mahasiswa diskors atau bahkan diberhentikan.40

Universitas merupakan kelompok sosial sedikit sekali terpolitisir dan

ditugaskan untuk mencetak elite indonesia, maka sejak saat itu universitas

berubah menjadi satu ajang pertempuran politik.41 Akibatnya menimbulkan

masalah bagi universitas, sebab percaturan politik baik nasional maupun daerah

mulai mempengaruhi kehidupan kampus.42

Pengaruh tersebut tumbuh pengkotakan mahasiswa didasarkan kepada

ideologi mempertajamkan ikatan-ikatan kesukuan, agama, daerah, dan

sebagainya. Secara sistematis partai politik memiliki kedekatan intens dengan

organisasi-organisasi kemahasiswaan yang berafiliasi guna mendukung langkah-

langkah perpolitikan yang diinginkan atau dapat dikatakan sebagai

underbouwnya. Dengan demikian mulai memasukkan element-element pertama

dalam debat politik di kalangan mahasiswa. Nuansa perpolitikan cukup meluas

40 Sahid Susanto dan Bambang Purwanto, op.cit., hal 48-49. 41 Francois Railon. op.cit., hal 9. 42 Arbit Sanit, Sistem Politik Indonesia: Kestabilan, Peta Kekuatan Politik Dan

Pembangunan (Jakarta: Rajawali Pers,1984), hal 92.

Page 44: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

29

dengan bertambahnya jumlah mahasiswa menimbulkan sikap perpolitikan

mahasiswa semakin dinamis.43

B.

Kehid

upan Sosial Ekonomi di era Orde Baru

Tahun 1965 timbul periode baru membawa perubahan-perubahan sosial

dalam masyarakat Indonesia. Sumber utama dari perubahan-perubahan terletak

pada pergantian pemerintahan. Kegoncangan politik yang terjadi menyusul

peristiwa gerakan 30 September tahun 1965, telah mempengaruhi berbagai

aktivitas di UGM, peristiwa tersebut menjadi titik balik bagi munculnya sikap

bermusuhan dan saling mencurigai dalam bentuk lain. Para aktivis politik dan

organisasi dianggap mempunyai hubungan dengan kelompok komunis pada masa

sebelum peristiwa itu, menjadi sasaran berbagai gerakan anti komunis yang

muncul setelah tragedi nasional.

Gejolak politik di lingkungan senat universitas, staf pengajar dan

mahasiswa Universitas Gadjah Mada mempengaruhi aktivitas kerektoran. Sikap

saling curiga dan pertentangan muncul ketidakpercayaan berbagai kelompok

terhadap setiap kebijakan ditetapkan oleh rektor baru. Situasi menyulitkan drg.

Nazir alwi menempatkan dirinya, baik sebagai pribadi maupun rektor. Setiap

kebijakan dilakukan, selalu dicurigai menguntungkan salah satu kelompok.

43 Ibid.

Page 45: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

30

Di masa orde baru, pergolakan-pergolakan ideologis politik orde lama

menciptakan ketidakstabilan politik nasional, diusahakan orde baru tidak terulang

kembali. Untuk itu, pembangunan dan modernisasi menjadi isu penting selama

orde baru menggantikan kepemimpinan nasional.44 Suharto menjadi pemimpin

orde Baru dihadapkan persoalan penting tentang format politik yang seharusnya

atau sebaliknya tumbuh dan kembangkan menjadi mekanisme diandalkan untuk

keperluan membangun Indonesia kembali. Disatu pihak, format politik baru

memberikan semacam keputusan kepada pendukung-pendukung pemerintahan

orde baru yang beraneka ragam, dipihak lain mampu menghindarkan dirinya dari

kesulitan-kesulitan politik berjangkit dalam masyarakat di masa orde lama.45

Menunjukkan keperluan untuk menciptakan format politik yang menghasilkan

ketenangan dan kestabilan di dalam masyarakat.

Jatuhnya orde lama digantikan dengan orde baru sebagian besar

komponennya merupakan partner berjuang mahasiswa. Dalam situasi ini, gerakan

mahasiswa Yogyakarta awalnya mengalami proses ketergagapan, proses

penyesuaian-penyesuaian dilakukan mahasiswa terhadap format pergerakannya

dalam menghadapi situasi sosial dan politik. Terkadang mengalami hambatan-

hambatan perselisihan dalam gerakan mahasiswa terutama kesulitan menentukan

posisi terhadap rezim baru.

44 Akhmad Zaini Akbar, ed. Beberapa Aspek Pembangunan Orde Baru. (Solo: Ramadhani,

1990), hal 20-21. 45 Alfian, Pemikiran Dan Perubahan Politik Indonesia. (Jakarta : PT.Gramedia, 1983), hal

34.

Page 46: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

31

Di masa awal orde baru, tiga kekuatan dominan yaitu golongan islam,

militer dan mahasiswa.46 Orde baru bertahap berusaha menjadikan tiga pihak

kekuatan menjadi kekuatan melanggengkan kekuasaan. Orde baru meletakkan

kebijakan bidang ekonomi sebagai landasan dari pemerintah di bidang-bidang lain

termasuk pendidikan.

Gerakan mahasiswa Yogyakarta era pasca tahun 1966 tidak banyak

dikenal masyarakat. Bukan berarti gerakan mahasiswa milik mahasiswa Jakarta

dan Bandung, secara geografis dekat dengan pusat pemerintahan menjadi sasaran

kritik dari kaum muda ini. Gerakan mahasiswa Universitas Gadjah Mada

berlanjut, Indonesia berada di bawah kekuasaan Suharto terus melangsungkan

pembangunan. Gerakan mahasiswa merupakan protes atas keadaan yang tidak

seimbang, seperti dialami mahasiswa di Yogyakarta khususnya UGM.

Tahun 1969 surat kabar di Yogyakarta memberitakan terkait perubahan

sosial mahasiswa. Keluhan dan kecemburuan dengan otoritas kekuasaan,

mendorong mahasiswa tertarik pada masalah kesempatan kerja, kebebasan

berbicara dan berkumpul, terjadi kepincangan ekonomi dan sosial diantara lapisan

masyarakat dan diantara daerah. Mahasiswa merasa langsung terlibat kedalam

masalah-masalah diatas, sebab kesemuanya dihadapi secara nyata dan

mempengaruhi hari depan mahasiswa.

Struktur penduduk kota Yogyakarta, mengakibatkan mahasiswa

Yogyakarta semakin dinamis dan penundaan penyelesaian problem penyediaan

lapangan kerja dan pendidikan, memberikan bahan bakar untuk munculnya

46 Al Ghozie Usman. Mahasiswa, Militer, dan Politik, (Yogyakarta: Kelompok Studi Batas

Kota,1981), hal 35.

Page 47: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

32

gerakan protes mahasiswa. Gerakan mahasiswa menjadi bentuk oposisi efektif

dalam masyarakat.

C. Arah Perpolitikan Organisasi Intra Kampus

Sebelumnya awal tahun 1960-an, terjadi ledakan lulusan sekolah

menengah atas berharap dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Pendidikan tinggi sebelumnya dimasuki kelompok masyarakat dari status sosial

tertentu mengalami perubahan sejak terjadi perubahan orientasi didalam

masyarakat dan adanya kemajuan dalam pendidikan ditingkat sekolah menengah

secara nasional. Kelompok sosial sebelumnya tidak mendapat kesempatan atau

kurang menaruh perhatian terhadap pendidikan tinggi, memungkinkan memasuki

jenjang ke perguruan tinggi.

Universitas Gadjah Mada sejak selesainya pembangunan gedung kantor

pusat tata usaha dan beberapa gedung lainnya di Bulaksumur dan Sekip pada

akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an, secara berangsur-angsur kegiatan

belajar mengajar dan administratif Universitas Gadjah Mada mulai berpusat di

wilayah utara kota Yogyakarta. Kegiatan administratif mulai pindah ke

Bulaksumur pada tahun 1958, sebelum itu beberapa fakultas telah memindahkan

pusat kegiatan di sekitar Bulaksumur dan Sekip. Secara cepat pula, Universitas

Gadjah Mada identik dengan Bulaksumur, sebagian kegiatan masih berlangsung

di luar Bulaksumur termasuk di sekitar tembok kraton. Sebagai perguruan tinggi

negeri, Universitas Gajah Mada dikenal masyarakat dengan sebutan GAMA

menjadi salah satu tujuan utama para lulusan sekolah menengah atas. Tidak hanya

Page 48: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

33

datang dari daerah sekitar Yogyakarta atau daerah lain di pulau Jawa, melainkan

para calon mahasiswa berasal dari berbagai pulau lainnya.

Memang tidak seluruh pemuda Indonesia dapat mengenyam pendidikan

hingga perguruan tinggi, terlebih kondisi ekonomi cukup sulit seperti tahun 60-an.

Memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi, oleh sebab itu

mahasiswa melibatkan diri dalam pergerakan menentang pemerintah. Para

mahasiswa ingin menunjukkan dapat melakukan perbaikan-perbaikan dari

keadaan yang ada.

Terbukanya kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh warga

negara memunculkan persoalan baru yaitu pengangguran. Terjadi akibat semakin

meningkatnya jumlah sekolah dan perguruan tinggi menjanjikan masa depan lebih

baik. Yogyakarta sebagai kota pelajar menimbulkan keinginan untuk menuntut

ilmu di daerah ini. Masyarakat menganggap seseorang berhasil belajar di

Yogyakarta akan memperoleh pekerjaan yang baik. Persoalan ada tidak

sesederhana yang dibayangkan. Meningkatnya jumlah lulusan sekolah menengah

dan perguruan tinggi di Yogyakarta selain menghasilkan tenaga terampil dan ahli,

juga menghasilkan pengangguran cukup besar. Selain itu kondisi para mahasiswa

pun makin mirip dengan kondisi rakyat umumnya. Para mahasiswa kehilangan

posisi sebagai elite masa depannya sudah terjamin.

Pengangguran di Yogyakarta tiap tahun meningkat dengan rata-rata

kenaikan mencapai 5000 orang pertahun. Pada tahun 1969, jumlah pengangguran

4.010 orang. Sesuai data, nampak adanya ketimpangan antara kebutuhan kerja

Page 49: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

34

dengan jumlah pencari kerja. Pengangguran di Yogyakarta membawa dampak

masalah sosial cukup serius. 47

Pertumbuhan penduduk Yogyakarta cenderung meningkat setiap tahun,

ada kecenderungan pasti pertumbuhan penduduk selain disebabkan oleh kelahiran

didalam masyarakat sendiri ditambah para pelajar dan mahasiswa dari luar

Yogyakarta. Gerakan mahasiswa dipelopori oleh Dewan Mahasiswa UGM

membentuk sebuah format untuk memperhatikan aspek-aspek tersebut.

Mahasiswa merupakan komponen penting dalam kehidupan universitas,

tidak terkecuali di Universitas Gadjah Mada. Keberadaan organisasi

kemahasiswaan dan organisasi ekstrauniversitas dengan berbagai kegiatannya

memberi ciri tersendiri dalam kampus. Perkembangan sosial dan psikologis para

mahasiswa yang khas pada suatu periode tertentu, membangun identitas sesuai

dengan lingkungannya. Para mahasiswa dengan berbagai ide diwujudkan dalam

berbagai kegiatan, di dalam maupun di luar kampus seperti kesenian, olahraga,

pengabdian masyarakat dan keilmuan.

Kelembagaan dan berbagai aturan penyelenggaraan pendidikan dan

pengajaran di Universitas Gadjah Mada. Perubahan di dalam maupun di luar

universitas, dikeluarkannya berbagai peraturan baru oleh pemerintah, dan tuntutan

akibat perubahan dalam masyarakat.

Sesuai dengan Undang-Undang No. 22 tahun 1961 tentang perguruan

tinggi, berbagai aturan yang berlaku di Universitas Gadjah Mada mulai

mengalami perubahan. Salah satu perubahan penting itu menyangkut

kelembagaan universitas. Senat universitas tidak menjadi lembaga tertinggi.

47 Propinsi DIY dalam angka tahun 1969 Bag I (Yogyakarta, Biro Pusat Stastistik DI Yogyakarta), hal 113.

Page 50: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

35

Istilah presiden sebagai pimpinan universitas diganti dengan rektor, didamping

oleh senat universitas. Lembaga dewan kurator diganti dewan penyantun. Dewan

kurator berfungsi sebagai pengawas universitas, dewan penyantun bertugas

membantu pimpinan universitas menjaga dan memilihara hubungan universitas

dengan masyarakat dan instansi-instansi pemerintah serta membantu universitas

mengatasi kesulitan. Sebagai penyesuaian dengan peraturan baru, Universitas

Gadjah Mada membentuk dewan penyantun diketuai oleh Soedarisman

Poerwokoesoemo pada 1 April 1962.

Dalam organisasi kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada termasuk

struktur formal universitas dibedakan menjadi dua, yaitu Majelis

Permusyawaratan Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa.48 Majelis Mahasiswa

Universitas Gadjah Mada beranggotakan 45 orang, dan Dewan Mahasiswa

beranggotakan 15 orang. Disamping itu terdapat organisasi kemahasiswaan

berafiliasi dengan kekuatan ideologis berada diluar struktur formal universitas.

Dalam kenyataannya, sejak awal kehidupan organisasi kemahasiswaan didalam

universitas diwarnai oleh organisasi ekstrauniversiter. Di kota Yogyakarta

merupakan tempat kelahiran beberapa lembaga mahasiswa sebagai basis

mahasiswa. Lembaga ini menjadi pemersatu mahasiswa dalam melakukan

aktivitas gerakannya.

Dewan mahasiswa Universitas Gadjah Mada menjadi pelopor

pembentukan Badan Kesejahteraan Mahasiswa Yogyakarta, aktif dalam

pengadaan beras bagi mahasiswa mengalami kesulitan ekonomi. Para mahasiswa

48 Dewan Mahasiswa (DEMA) yang awalnya lahir di Universitas Gadjah Mada pada 11

Januari 1950, sebagai organisasi yang melingkupi keseluruhan mahasiswa yang ada di kampus. Pembentukan pada awal Dewan Mahasiswa ini pula kemudian di ikuti oleh Perguruan Tinggi lain di tanah air. Skripsi: Julianto, Peran Organisasi Mahasiswa UGM Dalam Aktivitas Kampus. Yogyakarta: Jurusan Sosiologi Fakultas Sosial Dan Ilmu Politik UGM, 1996, hal 32-34.

Page 51: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

36

membantu masyarakat dalam berbagai kegiatan, seperti pembuatan Bendungan

dan sarana pengairan di Kalijoro Pakis dan Beji, pembuatan jembatan di Turgo,

operasi kesehatan di daerah Transmigrasi Sumatera Selatan, pengadaan dana

untuk korban bencana alam Gunung Kidul, Gunung Agung, dan kebakaran di

Tukangan. Selain itu, para mahasiswa mengadakan operasi penertiban terhadap

gelandangan dan pelacur di Jawa Tengah dan Yogyakarta.49

Dewan

mahasiswa Universitas Gadjah Mada aktif kampanye pengembalian Irian Barat.

Para mahasiswa mengadakan latihan militer untuk para sukarelawan, sebagai

persiapan tenaga tempur di garis depan Operasi Trikora. Dewan Mahasiswa

Universitas Gadjah Mada melakukan pertemuan dengan mahasiswa dari Irian

Barat kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berkaitan aktivitas latihan

kemiliteran, dewan mahasiswa UGM ikut berperan pembentukan Resimen

Mahasiswa Mahakarta beranggotakan mahasiswa dari Perguruan Tinggi di

Yogyakarta pada tanggal 20 Januari 1963. Sementara itu, kebijakan konfrontasi

dengan Malaysia mulai dicanangkan, Dewan Mahasiswa Universitas Gadjah

Mada ikut serta dalam pertemuan dengan organisasi mahasiswa internasional

untuk mendapat dukungan bagi Indonesia.

Berbag

ai organisasi kemahasiswaan didasarkan ideologi politik secara resmi tidak

termasuk didalam struktur organisasi universitas. Dalam kenyataannya, muncul

organisasi mahasiswa berafiliasi pada partai politik tertentu melakukan

49 Wawancara dengan Sumarto bag. Arsip UGM pada Senin Pukul 10.00 WIB Tgl 13 Oktober 2009.

Page 52: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

37

kegiatannya di dalam kampus. Dua organisasi yaitu CGMI berafiliasi kepada PKI

dan GMNI berkiblat kepada PNI, merupakan organisasi mahasiswa ekstra

universitas berpengaruh di Universitas Gadjah Mada awal tahun 1960-an.

Disamping dua organisasi itu, hanya dua organisasi Islam, yaitu HMI dan PMII

memiliki pendukung cukup berarti di UGM.50

Pada tahun 1966, drg. Nazir alwi diangkat sebagai rektor baru, pejabat

sementara atau Ct. Dewan Mahasiswa/ Komisaris Dewan Mahasiswa (Ct. DEMA/

Kodema) UGM, dibentuk dilantik di Sitihinggil Pagelaran. Ct. DEMA/ Kodema

membentuk presidium, anggota tetap diwarnai oleh wakil organisasi ekstra

universitas. Beberapa organisasi tidak bergabung didalam KAMI, termasuk

GMNI memiliki massa pendukung di Universitas Gadjah Mada, tidak

diikutsertakan dalam kepengurusan baru. Pengurus Dewan Mahasiswa Universitas

Gadjah Mada yang dilantik terdiri dari 2 orang mewakili PMII dan IMM.51

Dalam upaya membersihkan Universitas Gadjah Mada dari unsur

komunis, Dewan Mahasiswa UGM ikut serta dalam tim penjaringan yang

dibentuk oleh universitas dan berpartisipasi aktif dalam kepanitiaan penerimaan

mahasiswa baru. Tim universitas memutuskan untuk menskor dan mencatat 3569

orang mahasiswa.

Pembe

ntukan Dewan Mahasiswa tidak mendapat dukungan dari para mahasiswa GMNI.

Ketegangan memuncak ditengah-tengah mahasiswa Universitas Gadjah Mada,

50 Wawancara dengan Prasojo bag. Arsip UGM pada Senin Pukul 11.00 WIB Tgl 13

Oktober 2009. 51 Sahid Susanto dan Bambang Purwanto, op.cit., hal 76.

Page 53: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

38

beberapa orang mahasiswa berusaha mendirikan organisasi kemahasiswaan lain

sebagai tandingan Dewan Mahasiswa baru dilantik. Di tahun-tahun itu pula

kampus sastra UGM, aliran politik tumbuh. Nama-nama seperti Sunardi (tokoh

Lekra), Soesono Wiwoho (Ketua Himpunan Sarjana Indonesia), Beni Oetoyo,

Narantoko (Jurusan Sastra Indonesia), Soeri Soeroto (Jurusan Sejarah) adalah

dikategorikan sebagai “kelompok kiri”. Dalam kehidupan kampus melalui

kegiatan-kegiatan kesenian dan kebudayaan mampu umumnya mempengaruhi

perpolitikan mahasiswa.52

Pertentangan antar mahasiswa menjadikan pihak luar ikut campur tangan

pada urusan internal kampus Universitas Gadjah Mada. Berdasarkan intruksi

Korem 027 Pamungkas bulan September 1966, para mahasiswa dilarang

membentuk Badan Kegiatan Kemahasiswaan Intrauniversitas sebagai tandingan

dari Dema/ Kodema/ Senat Mahasiswa. Instruksi diikuti dengan intruksi sejenis

oleh Rektor Universitas Gadjah Mada menyebutkan, pembentukan organisasi

kemahasiswaan didalam universitas dianjurkan untuk mengikutsertakan seluruh

organisasi mahasiswa ekstrauniversitas dengan prinsip gotong royong.

Keadaan di kampus mulai tenang, Ct. DEMA Universitas Gadjah Mada

mulai mengarahkan kegiatan ke luar kampus. Perwujudan dari kegiatan

mahasiswa antar kampus, Ct. DEMA Universitas Gadjah Mada menerima

kunjungan para mahasiswa Institut Teknologi Bandung dan Universitas

Padjajaran pada Oktober 1967. Program antar kampus berusaha meningkatkan

kerja sama antar mahasiswa, terutama berhubungan aktivitas sesuai dengan

perkembangan politik. Pada awal tahun 1968, Ct. DEMA Universitas Gadjah

52 Ahmad Nashih Luthfi, Manusia Ulang-Alik; Biografi Umar Kayam. (Yogyakarta:

Penerbit Eja, 2007), hal 44..

Page 54: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

39

Mada berpartisipasi dalam pertemuan Dewan Mahasiswa seluruh Indonesia

dilaksanakan di Jakarta. Pertemuan merupakan persiapan untuk mengadakan

diskusi antar seluruh Dewan Mahasiswa seluruh perguruan tinggi di Indonesia.

Gambar 1.1

Photo bersama Dewan Mahasiswa UGM tahun 1969, Tepat Berdiri di tengah Sutomo Parastho dengan kawan-kawan.

Sumber ; Koleksi arsip UGM

Didalam diskusi besar Dewan Mahasiswa di Jakarta tahun 1968, para

mahasiswa berpendapat yang dimaksud dengan organisasi mahasiswa intra

universitas adalah:

„Badan pelengkap universitas atau institute yang mewakili mahasiswa dalam hubungannya dengan badan-badan pelengkap civitas akademica lainnya bersifat horizontal. Badan ini berdaulat penuh dan secara organisatoris tidak berada di bawah pimpinan universitas/ institut“.53

53 Azrul Azwar, “Organisasi Intra Universitas Dan Peranannya Dalam Kehidupan

Kemahasiswaan”, dalam Mahasiswa, No.1.th.Sumber 1976, hal 8.

Page 55: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

40

Dilain pihak, pimpinan Universitas (Pemerintah) berdasarkan konferensi di

rektorat perguruan tinggi di Darmaga tahun 1968, dimaksudkan dengan organisasi

mahasiswa intra universitas ialah:

„Kelengkapan organisasi universitas yang turut membantu pimpinan universitas/ institute melaksanakan program perguruan tinggi dalam bidang kemahasiswaan dan badan ini merupakan keluarga mahasiswa dalam universitas/institut“ 54

Dewan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada berhasil pula mempersatukan

berbagai organisasi kemahasiswanan yang berbeda, keberhasilan tidak

berlangsung lama. Ketenangan organisasi tertinggi mahasiswa mengalami pasang

surut pada pertengahan tahun 1968. Perbedaan para pengurus tentang beberapa isu

penting, seperti keanggotaan Ct. DEMA Universitas Gadjah Mada dalam Badan

Kerjasama Antar Senat Mahasiswa (BAKERMASA). Pertentangan terfokus pada

adanya pendapat dikalangan para pengurus yang tidak menyetujui keanggotaan

Ct. DEMA Universitas Gadjah Mada dalam BEKERMASA karena kepengurusan

BAKERMAS tidak didasarkan pada Perguruan Tinggi, melainkan berdasarkan

keormasan. Pertentangan ini merupakan kelanjutan dari konflik antar kelompok

yang berlangsung sebelumnya, termasuk kericuhan terjadi didalam KAMI dibawa

ke kampus.

Gejolak politik di lingkungan senat universitas, staf pengajar dan

mahasiswa Univesitas Gadjah Mada mempengaruhi aktivitas kerektorannya.

Sikap saling curiga dan pertentangan selalu munculnya ketidakpercayaan berbagai

kelompok terhadap setiap kebijakan yang ditetapkan oleh rektor baru. Situasi

menyulitkan drg. Nazir alwi menempatkan dirinya, baik sebagai pribadi maupun

54 Ibid, hal 16.

Page 56: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

41

sebagai rektor. Setiap kebijakan di lakukannya, selalu dicurigai menguntungkan

salah satu kelompok.

Rektor Universitas Gadjah Mada ketiga menghadapi tantangan secara

terus menerus, baik dari para mahasiswa, dosen, termasuk beberapa orang guru

besar, dan beberapa pejabat sipil dan militer di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Berbagai surat, ancaman, selebaran gelap, pamflet muncul di dalam dan di luar

universitas berisi kecaman terhadap kepemimpinannya.

Drg. Nazir alwi diharapkan dapat berbuat banyak menggantikan rector

sebelumnya. Kenyataannya, masa kerektorannya lebih banyak dihabiskan untuk

menetralisasi berbagai pertentangan terjadi di dalam Universitas Gadjah Mada.

Berakhrinya masa kerektoran dan waktu singkat, menimbulkan krisis

kepemimpinan di Universitas Gadjah Mada sebagai alternatif dari kesulitan untuk

mengangkat seorang rektor, Universitas Gadjah Mada membentuk sebuah

kepemimpinan kolektif terdiri dari lima orang untuk menjalankan kegiatan harian

universitas.

Pada tanggal 30 September 1968 dalam suatu rapat terbuka senat

Universitas Gadjah Mada Soepojo Padmodipoetro mewakili presidium

menyerahkan jabatan pimpinan Universitas Gadjah Mada kepada Drs. Soeroso,

M.A. Pergantian rektor baru, tetap menimbulkan pertentangan diantara para

pengurus Ct. DEMA. Beberapa pengurus Ct. DEMA kecewa dengan penggantian

drg. Nazir Alwi oleh presidium. Pembentukan presidium dianggap para pengurus

mahasiswa tidak sesuai peraturan tentang perguruan tinggi yang berlaku. Konflik

antar pengurus mengakibatkan pemecatan terhadap pengurus Ct. DEMA

Universitas Gadjah Mada.

Page 57: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

42

Berbagai pamflet, poster, dan slogan menentang pengangkatan Dekan

Fakultas Sosial dan Politik tahun 1966, ditempelkan dan disebarkan di berbagai

tempat, baik didalam maupun diluar lingkungan kampus Universitas Gadjah

Mada. Para mahasiswa mengadakan demonstrasi saat upacara pelantikan

dilakukan di Bulaksumur. Para mahasiswa mengadakan aksi demonstrasi di

Gedung Agung, tempat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menginap. Aksi-aksi

itu menimbulkan pertentangan langsung berbagai organisasi mahasiswa. Para

mahasiswa mengeluarkan pernyataan antara mendukung dan menolak

pengangkatan Soeroso sebagai rektor UGM.

Gambar 1.2 Upacara penerimaan mahasiswa baru tahun 1969, tepat

Pak Soeroso memimpin upacara pembukaan.

Sumber: Koleksi arsip UGM

D. Kondisi Perkuliahan Mahasiswa

Kedudukan Yogyakarta sebagai ibukota Republik Indonesia disamping

mendorong terbentuknya lembaga tinggi milik pemerintah, melainkan lembaga

Page 58: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

43

sejenis diselenggarakan swasta. Salah satu usaha swasta adalah pendidikan tinggi

diselenggarakan oleh Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada.

Para mahasiswa membayar uang kuliah sebesar Rp.120 per tahun, dibayar

setiap tiga bulan. Uang kuliah dibayar selama empat tahun. Para mahasiswa

diharuskan mambayar uang pangkal sebesar Rp.25 dan uang ujian sebesar Rp.20.

Para mahasiswa golongan miskin dibebani pembayaran setiap bulan sebesar Rp.5

per mata kuliah, atau Rp.15 untuk tiga mata kuliah.55

Rutinitas penyelengaraan perkuliahan menghadapi kendala lain. Sebagian

besar pengajar memiliki jabatan di pemerintahan atau lembaga pendidikan

lainnya. Setiap hari menempuh jarak jauh antara rumah, tempat kerja, dan menuju

tempat mengajar perkuliahan. Transportasi sangat terbatas, sepeda merupakan alat

transportasi paling mewah dan mudah dimiliki baik oleh mahasiswa maupun

dosen.56

Kegiatan perkuliahan dan kehidupan dosen serta mahasiswa tidak

menentu. Kondisi perkuliahan ada sebagian melaju antara Yogyakarta, Klaten dan

Surakarta. Para mahasiswa dan dosen berangkat pagi hari, menggunakan kereta

api dan pulang malam hari. Kondisi memprihatinkan terjadi pada tempat kuliah.

Di Fakultas Teknik, mahasiswa terpaksa membangun ruang kuliah berdinding

anyaman bambu di Teras samping Gedung Sekolah di Jetis.

Kegiatan belajar mengajar di Universitas Gadjah Mada pada masa awal

dilakukan ditempat terpisah-pisah, salah satunya kelompok Ngasem/ kelompok

fakultas teknik menampung mahasiswa dari fakultas teknik. Di kompleks

55 Sahid Susanto dan Bambang Purwanto. op.cit., hal 11-12. 56 Ibid, hal 67.

Page 59: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

44

Mangkubumen untuk fakultas seperti MAMACANGA, merupakan akronim dari

Masyarakat Mahasiswa Complex Ngasem. Memiliki simbol-simbol tersendiri,

seperti pin digunakan untuk membedakan kelompoknya dan kelompok lain.

Dalam pertandingan olahraga, pertunjukan kesenian, dan kegiatan lain, termasuk

dalam soal pacaran menunjukkan identitas kelompok tersebut.

Sementara para mahasiswa di fakultas-fakultas lain menggunakan ruang di

Pagelaran Keraton Yogyakarta proses pembelajaran hanya dipisahkan oleh

dinding sederhana. Suara di ruang satu terdengar dengan jelas di ruang lain,

suasana perkuliahan menjadi tidak tenang. Para mahasiswa mendengar dua

perkuliahan akibat perkuliahan berlangsung secara bersama-sama di ruang

bersebelahan. Kericuhan bertambah, letak beberapa ruangan kuliah dekat dengan

jalur lalu lintas utama. Ada ruang kuliah terletak di sebelah kandang ayam.

Sebelum kuliah, para mahasiswa membersihkan kotoran ayam yang terdapat di

lantai, meja, kursi. Di tempat lain, ruang kuliah terletak bersebelahan dengan WC

sering menebarkan bau kotoran mengganggu ke dalam ruangan saat kuliah

berlangsung.

Pertambahan jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun menyebabkan ruang

kuliah tidak memadai, mahasiswa telah datang dua jam sebelum perkuliahan

dimulai untuk mendapatkan kursi duduk. Mahasiswa yang lain, terpaksa harus

mendengarkan perkuliahan sambil berdiri dan duduk di lantai. Keadaan sama

terjadi pada kegiatan praktikum. Para mahasiswa bergilir dalam sepuluh

kelompok, kegiatan praktikum baru berakhir pada pukul sebelas malam.

Kekurangan ruangan, kegiatan perkuliahan dilakukan di rumah dosen, atau di

ruangan terbuka lain.

Page 60: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

45

Keterbatasan sarana menyebabkan kegiatan perkuliahan, praktikum atau

kegiatan administratif satu fakultas dilakukan secara terpisah dibeberapa tempat

atau berpindah-pindah. Di fakultas teknik kegiatan dilakukan memanfaatkan

fasilitas Sekolah Menengah Teknologi Jetis dan di Laboratorium Hidraulik milik

kementrian pekerjaan umum di Pingit. Di jurusan farmasi, kuliah kimia analitik

diselenggarakan di Jetis, seksi reseptur menempati sebuah ruangan di kawasan

Ngasem. Seksi kimia farmasi melakukan kegiatan di Sekip menggunakan ruang

fakultas pertanian, dan seksi farmakologi meminjam ruang fakultas kedokteran

hewan.

Tempat kuliah dan praktikum terpisah-pisah menimbulkan kesulitan baik

bagi siswa maupun dosen, dalam satu hari kuliah mengajar di dua tempat terpisah

jauh. Para mahasiswa hilir mudik sepanjang Malioboro secara tergesa-gesa akibat

mengikuti kuliah atau praktikum jauh di tempat lain. Sebagian besar mahasiswa

berjalan kaki atau naik sepeda, dan mahasiswa kaya yang memiliki kendaraan

bermotor. Becak dan andong digunakan masyarakat sehari-hari, belum ada

angkutan umum lain khusus menghubungkan beberapa kampus terpisah. Oleh

sebab itu, mahasiswa mengikuti kuliah dalam keadaan nafas tersengal. Hal serupa

terjadi pada dosen, terutama pada dosen muda dan asisten dosen.

Page 61: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

46

BAB III

PERISTIWA 2 MARET 1969 DAN AKIBAT

YANG DITIMBULKAN

A.Munculnya Peristiwa 2 Maret 1969 Di Yogyakarta

Didalam negara berkembang, perguruan tinggi mempunyai kedudukan

penting untuk membantu pembangunan nasional. Berkaitan dengan kenyataan

tidak ada satu bangsa dapat mencapai dan mempertahankan tingkat kemajuan

pembangunan tanpa memiliki komponen kesarjanaan. Oleh sebab itu, perguruan

tinggi di negara berkembang menyerap pengetahuan dari luar dan

mengembangkan pengetahuan setempat untuk digunakan sebagai dasar

kemampuan pembangunan. Perguruan tinggi merupakan lembaga sentral

mengakumulasi dan menciptakan pengetahuan sebagai pusat kegiatan intelektual,

penyebarluas pengetahuan mahasiswa dan masyarakat. Gerakan mahasiswa

khususnya Dewan Mahasiswa UGM cenderung mengarah langsung pada

kekuasaan, militer mulai dipandang sebagai lawan. Kelompok mahasiswa

umumnya mempunyai kesempatan politik lebih tinggi dari pada masyarakat

umum. Kesempatan ini menjadi modal mendorong kekuatan-kekuatan dalam

masalah melibatkan perpolitikan.57

Militer muncul sebagai pimpinan politik modern di negara-negara timur,

kelompok sosial paling kuat memonopoli kekuasaan di masyarakat. Militer

57 Hariman Siregar, Hati Nurani Seorang Demonstran. (Jakarta : Mustika Utama, 1994), hal

158.

Page 62: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

47

menjadi golongan saingan, dan makin lama menjadi tantangan bagi kaum

inteligensia sipil.58

Latarbelakang kondisi perkuliahan dan pengajaran kurang memadai serta

munculnya tangsi-tangsi militer di kota Yogyakarta berdampak sosiologis

menyimpan potensi konflik kesatuan militer dengan masyarakat maupun kesatuan

militer dengan kesatuan lain termasuk dengan mahasiswa. Berdirinya pusat AAU

di Maguwo59 menyimpan potensi konflik. Pada tanggal 9 April 1960 di Lanuma

Adisutjipto diadakan upacara peletakan batu pertama pendirian gedung Akademi

Angkatan Udara. Lanuma Adisutjipto60 menjadi tempat pendidikan para calon

perwira Angkatan Udara. Pada tahun 1965 tempat pendidikan diresmikan menjadi

Akademi Angkatan Udara (AAU) dengan semboyan “Vidya Karma Vira

58 Harry J. Benda,”Kaum Inteligensia Timur Sebagai Golongan Elite Politik”, dalam

Sartono Kartodirdjo (eds). Elite Dalam Perspektif Sejarah. (Jakarta: LP3ES, 1981), hal 154. 59 Maguwo merupakan Operational Base/ Operasi Pemboman pertama dilancarkan serangan

terhadap sasaran kedudukan Belanda pada pagi hari tanggal 29 Juli 1947.www.tni/au.co.id diakses tanggal 20 Maret 2010, pukul 19.50 WIB.

60 Sekolah penerbangan Indonesia dimulai sebelum perang. Pada 1 Agustus 1921

pemerintah Belanda dibuka sekolah penerbangan pertama di Indonesia di Kalijati Subang, Jawa Barat: Sekolah Penerbangan Kalijati. Pada 1 Januari 1940, institusi menjadi Penerbangan Militer (Militaire Luchvaart). Terdapat seorang warga pribumi, lulusan Militaire Academy Breda (Belanda), Letnan R. Suryadi Suryadarma. Penerbang pengintai ditugaskan menjadi instruktur di Sekolah Penerbang Kalijati.

Pada 1939 Sekolah Penerbang digabungkan dengan Sekolah Pengintai di Lapangan Andir Bandung. Direkrut 10 siswa –5 orang berhasil mencapai Kleine Militaire Brevet (KMB), antara lain Husein Sastranegara, Sulistio, dan H. Sujono; 2 orang mencapai Groote Militaire Brevet (GMB), Adisutjipto dan Sambudjo Hurip, dan 3 orang kena grounded. Penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Pemerintah RI, Pangkalan Udara Andir membuka Sekolah Penerbang Lanjutan (SPL) pada 1950, menghasilkan 3 angkatan. Angkatan pertama,1950: 10 penerbang militer dan 11 penerbang sipil. Diantara ada Rusman Nurjadin (Gubernur AAU tahun 1969). Angkatan kedua, 1952, meluluskan 16 penerbang antara lain, Ashadi Tjahjadi, Sompil Basuki, dan Suwoto Sukendar. Angkatan ketiga 8 orang, antara lain, Nurtanio dan Supadio. Akademi Angkatan Udara dimulai sejak didirikan Lembaga Pendidikan Perwira TNI AU di Maguwo, Yogyakarta, di tahun kemerdekaan RI. Akhir Desember 1945, Komodor Udara Suryadi Suryadarma merencanakan pembentukan personil AU, diserahkan Agustinus Adisutjipto. Hasibuan, Imran. & Abriyanto, M., & Djunaedi, Purwadi, Elang dan pejuang tanah air : biografi Marsekal (Purn.) Roesman Nurjadin, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004), hal 22.

Page 63: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

48

Pakca”.61 Untuk panggilan para Taruna Akademi Angkatan Udara diubah menjadi

“Karbol”.62 Tanggal 5 Oktober 1966, Lembaga-lembaga pendidikan militer yaitu:

Akademi Militer Nasional (AMN), Akademi Angkatan laut (AAL), Akademi

Angkatan Udara (AAU), Akademi Angkatan Kepolisian (AAK) diintegrasikan

menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).63 Dengan

demikian sebutan Akademi Angkatan Udara menjadi AKABRI Bagian Udara.

AKABRI pada tahun awal berdiri memiliki rencana menambah fasilitas

Pangkalan Udara Gading di Wonosari Gunung Kidul.

Disamping itu pihak AKABRI berhasil mendirikan museum Pimpinan

Angkatan Udara V (Pangkowilu), tanggal 4 April 1969 diresmikan berdirinya

61 Wawancara dengan Kapten Sus Hamdi Londong pada 1 Maret 2010. 62 Wawancara dengan Marsekal Muda TNI Purn Lambert F Silooy pada 1 Maret 2010. 63 http://tni-au.mil.id:8080/kotama/riwayatmu-doeloe-halaman-2 diakses tanggal 20

Februari 2010, pukul 20.35 WIB.

Sumber. Http/ tni-au/co.id

Sumber. Http/ tni-au/co.id

Gambar.3.1 Pangkalan Udara Gading di Wonosari Gunung Kidul

Gambar.3.2 Lapangan Terbang Gading dengan panjang R/W 1200 M

Page 64: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

49

Museum Pusat Angkatan Udara Roesman Nuryadin.64 Museum ini menjadi cikal

bakal museum Dirgantara Mandala.65

Gerakan mahasiswa di Indonesia tidak berbeda dengan gerakan

mahasiswa pada umumnya dibeberapa belahan dunia. Gerakan mahasiswa

didominasi para pemuda yang memiliki watak perubahan. Lahirnya gerakan

mahasiswa tidak dengan perencanaan matang, melainkan momentum politik di

Indonesia. Pembuktian gerakan mahasiswa Indonesia sesuai dengan konteks

zaman, memberikan kesimpulan gerakan dalam orientasi dan tindakan politik.

Mengarah dan bersandar pada problem-problem dan kebutuhan struktural rakyat

Indonesia. Orientasi dan tindakan politik cermin dari mahasiswa Indonesia

memahami masyarakat, menentukan pemihakan dan kecakapan merealisasi nilai-

nilai tujuan atau ideologi.

Perubahan cepat penguasa orde baru berhasil memanfaatkan potensi

ekonomi dan penerapan pendekatan kekuasaan. Bidang politik, menjalankan

kebijakan pembangunan nasional, menjadi tantangan tersendiri bagi

perkembangan Universitas Gadjah Mada menjelang tahun 1970-an. Kebijakan

pembangunan dilakukan masa orde baru meninggalkan kemampuan ekonomi

sebagian penduduk dan pemerintah untuk membiayai pendidikan. Pengaruhnya,

64 Sejak dikeluarkannya Instruksi Menteri / Panglima Angkatan Udara No. 2 tahun 1967 tanggal 30 Juli 1967 tentang peningkatan kegiatan bidang sejarah, budaya dan Museum Angkatan Udara, Atas dasar pertimbangan tersebut, maka Kepala Staf TNI Angkatan Udara mengeluarkan keputusan No. Kep / 11 / IV / 1978 tanggal 17 April 1978 menetapkan bahwa Museum Pusat AURI yang semula berkedudukan di Jakarta dipindahkan di Yogyakarta, diintegrasikan dengan Museum Pendidikan/ Karbol menjadi Museum Pusat TNI Angkatan Udara dengan memanfaatkan gedung Link Trainer di kawasan kesatrian AKABRI Bagian Udara.

Operasi boyong perpindahan benda-benda koleksi museum dari Museum Pusat AURI di Jakarta (AKABRI Bagian Udara) November 1977. Dalam langkah penyempurnaan pemindahan berdasarkan Keputusan Kasau No. Skep/04/IV/1978 tanggal 17 April 1978, dilengkapi dengan nama Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala”. www.tni/au.co.id diakses tanggal 20 Maret 2010, Pukul 19.50 WIB.

65 Wawancara dengan Lektol Sus Djoko Purnomo pada 20 Januari 2010.

Page 65: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

50

animo memasuki perguruan tinggi semakin besar dan operasionalisasi kegiatan

pendidikan di perguruan tinggi dibandingkan pada masa sebelumnya belum

mengalami perbaikan secara optimal.

Perkembangan kekuasaan negara mulai memperlihatkan konsentrasi

presiden Soeharto, Golkar, Militer.66 Timbul konsentrasi kekayaan dan modal

pada kelompok tertentu, serta ketimpangan masyarakat ditengah-tengah

pertumbuhan ekonomi menyebabkan letupan-letupan perlawanan dari dalam

kampus. Sebagian besar mahasiswa Universitas Gadjah Mada berasal dari daerah

perkotaan, adanya sekitar 30% mahasiswa berasal dari daerah pedesaan

menunjukkan Universitas Gadjah Mada menjadi tujuan utama sebagaian besar

lulusan sekolah menengah atas berasal dari keluarga kelas bawah yang ingin

melanjutkan ke perguran tinggi karena rendahnya biaya hidup di Yogyakarta dan

biaya kuliah di Universitas Gadjah Mada dibandingkan dengan kota-kota lain.67

Universitas Gadjah Mada telah berkembang sebagai perguruan tinggi yang

memiliki 13 fakultas dengan hampir sepuluh ribu orang mahasiswa.

Perkembangan mencapai puncak pada tahun 1969, pendidikan tinggi di Univesitas

Gadjah Mada diselenggarakan di 18 fakultas. Kecemburuan sosial memuncak

pada bulan Maret 1969 di Yogyakarta.

Sekian persoalan timbul pada tahun 1969 di Kota Yogyakarta, peristiwa

yang terjadi tanggal 2 Maret 1969 Jam 18.30 di Yogyakarta atau disebut dengan

“Tragedi Peristiwa 2 Maret 1969 Yogyakarta” peristiwa diawali dengan kejadian

bentrok antara 2 orang mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

66 Harold Crouch, Militer dan politik di Indonesia, (Jakarta: Sinar Harapan, 1999), hal 56. 67 Sahid Susanto dan Bambang Purwanto. Universitas Gadjah Mada Dari Masa Ke Masa

Menuju Otonomi Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: UGM Press, 2001), hal 8.

Page 66: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

51

dengan Karbol AKABRI bagian Udara.68 Dimulai dengan umpatan mencela dari

mahasiswa Fakultas Teknik69 Universitas Gadjah Mada oleh I. Suparjana dan

Sajono secara spontanitas menimbulkan kemarahan dari karbol AKABRI bagian

Udara.70 Umpatan-umpatan para mahasiswa merupakan sikap mencela terhadap

simbol pemerintah.

Gambar.4.1 Logo AAU

Sumber. Http/ tni-au/co.id

Orientasi diambil untuk memihak atau melawan pemerintahan tergantung

dari para intelektual memiliki kesempatan untuk masuk kedalam kehidupan

professional. Sebab, semenjak tahun 1960-an hingga 1968 pengangguran

intelektual tinggi, dan membesar seiring berkembang pendidikan di Indonesia.

68 Akademi Angkatan Udara dimulai sejak didirikannya Lembaga Pendidikan Perwira TNI

AU di Maguwo, Yogyakarta, di tahun kemerdekaan RI. Akhir Desember 1945, Komodor Udara Suryadi Suryadarma merencanakan pembentukan personil AU, kemudian diserahkan kepada Agustinus Adisutjipto. Ksatrian AAU meliputi area seluas 69 hektar terletak ± 315 kaki diatas permukaan laut, dan berada 10,3 km sebelah timur Kota Yogyakarta. Suasana lingkungan Ksatrian dengan pepohonan dan taman yang ditata menjadikan Komplek Ksatrian AAU sebagai tempat yang nyaman dan asri. www.tni/au.co.id diakses tanggal 20 Maret 2010, pukul 19.50 WIB.

69 Fakultas Teknik merupakan salah satu fakultas pertama dimiliki UGM. Fakultas ini pada

mulanya memiliki 3 jurusan yang pada waktu itu di kenal dengan bagian, yaitu Jurusan Teknik Sipil, Teknik Kimia serta Teknik Mesin dan Listrik. Pada tahun 1950, Jurusan Teknik Mesin dan Listrik pada fakultas ini dibekukan. Sahid Susanto dan Bambang Purwanto.op.cit,.hal.45.

70 Suara Merdeka, 12 Maret 1969.

Page 67: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

52

Terjadi ketidakseimbangan antara lowongan kerja dengan jumlah universitas.

Besarnya pengangguran intelektual, kalangan intelektual jauh dari kekuasaan dan

semakin cenderung mengkritik pemerintahan.

Anggota AKABRI bagian Udara memiliki postur kekar, lebih leluasa

untuk melakukan pemukulan terhadap 2 orang mahasiswa Universitas Gadjah

Mada. Mahasiswa UGM terluka cukup parah. Pemukulan mahasiswa terjadi tepat

di depan Gedung Senisono Yogyakarta.71

Para karbol AKABRI bagian Udara melakukan pemukulan terhadap

mahasiswa, meminta kartu identitas diri para mahasiswa. Mahasiswa memberikan

kartu identitas diri, para karbol balik ke kamp. Pemukulan tidak berakhir, 2 karbol

melakukan pemukulan mengajak karbol lain dalam jumlah banyak untuk

mendatangi rumah dan mengambil 2 mahasiwa, I. Suparjana dan Sajono. Kedua

mahasiswa naik bus bersama dengan karbol-karbol dalam rombongan dan

mendapat perlakuan pemukulan kembali.72

Pasca kejadian pemukulan, mahasiswa datang ke Lanuma Adi Sucipto,

Yogyakarta dan mendapat nasehat. Pemberitaan tadi para mahasiswa ditingkat

organisasi kampus menyesalkan peristiwa itu terjadi. Para mahasiswa dari

organisasi kampus UGM mendapat informasi langsung dari I. Suparjana dan

Sajono. Pengurus dari DEMA (Dewan Mahasiswa) Fakultas Teknik menilai

keduanya mendapat perlakuan tidak tepat. Dewan mahasiswa merupakan lembaga

kemahasiswaan berperan dalam menggalang komunikasi antar universitas

diberbagai kota besar dalam berbagai demonstrasi di Indonesia.

71 Wawancara dengan Marimin pada 20 September 2009. 72 Suara Merdeka, 12 Mei 1969.

Page 68: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

53

Para mahasiswa organisasi ditingkat fakultas berkoordinasi dengan tingkat

universitas dikoordinator didalam DEMA yang dipimpin oleh Sutomo Parastho.

Terjadi koordinasi baik dengan pihak organisasi universitas Ketua Dewan

Mahasiswa beserta anggota dari pengurus DEMA Fakultas Teknik UGM

meminta nasehat dosen-dosen dan menghadap kepada rektorat dipimpin oleh

Soeroso H. Prawirohardjo memiliki masa jabatan sebagai petinggi kampus hingga

masa periode 1968-1973.73

Pihak universitas diwakili Soeroso H Prawirohadjo merasa ikut prihatin

akan insiden dialami oleh kedua mahasiswa. Kadema Fakultas Teknik secara

langsung menegaskan diri untuk menghadap gubernur AKABRI bagian Udara

tepat pada tanggal 14 April 1969. Pada kesempatan tersebut menyampaikan

maksud tujuan kedatangan menuntut keadilan hukum atas tindakan 2 karbol dari

AKABRI bagian Udara. Oleh Gubernur AKABRI tindakan perlu klarifikasi lebih

detail untuk menyelesaikan masalah dengan mengumpulkan data-data otentik

terlebih dahulu sebelum menanggapi peristiwa pada 2 Maret 1969 dilakukakan

karbol AKABRI bagian Udara tersebut.

Diangg

73 Soeroso H Prawirohardjo atau sering di panggil dengan Pak Soeroso lahir di Semarang

pada tanggal 16 Maret 1935. Rektor UGM yang beristerikan Wahyuningdyah dengan tiga orang anak ini menyelesaikan pemdidikan SD tahun 1948, SMP tamat tahun 1952 dan SMA selesai pada tahun 1955 selesai menyelesaikan pendidikan di SMA, Soeroso kemudian memasuki Perguruan Tinggi di UGM dan memperoleh gelar sarjana dalam bidang Hukum Internasional pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik pada tahun 1960. Pendidikannya di teruskan di University Of Pittssburg USA dan memperoleh Gelar Master of Art pada tahun 1962. Riwayat pekerjaannya adalah menjabat sebagai asisten di Fakultas Sosial dan Politik UGM tahun 1959-1963. Pada tahun 1963 diangkat sebagai Lektor muda dan selanjutnya sebagai Lektor mulai akhir tahun 1966. Kariernya mulai meningkat ketika diangkat menjadi Dekan Fakultas Sosial dan Politik UGM di tahun 1966-1968. Pada tanggal 28 September 1968. Soeroso di angkat menjadi Rektor UGM. Lihat Sahid Susanto dan Bambang Purwanto, Rektor-Rektor Universitas Gadjah Mada : Biografi Pendidikan, (Yogyakarta; UGM Pers, 2002), hal 76.

Page 69: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

54

ap oleh Dewan Mahasiswa sebagai kelambanan dalam merespon situasi, Dewan

Mahasiswa Fakultas Teknik UGM tidak hanya berusaha lewat cara tersebut.

Dengan cara lain diharapkan mendapat respon pun para mahasiswa lakukan.

Dengan cara pernyataan pers berhasil dimuat di surat-surat kabar Yogyakarta.

Berita penyebarluasan itu mengakibatkan seluruh masyarakat Yogyakarta

mengetahui peristiwa tersebut.

Para orang tua mahasiswa menyatakan ikut keprihatinan terhadap masalah

di hadapi pemuda-pemuda. Kondisi secara tidak langsung beban mahasiswa

terlalu berat disamping faktor ekonomi juga dipukuli oleh karbol AKABRI bagian

Udara. Tuntutan dari mahasiswa untuk mengklarifikasi. Pihak AKABRI

mengundang para wartawan surat kabar yang berada di Yogyakarta. Siaran pers

diwakili oleh Gubernur AKABRI bagian udara Komodor Rusman.74 Komodor

Rusmanpun akhirnya menyampaikan pernyataan.75

Gambar 5.1 Photo Diri Komodor Roesman.

74 Laksamana Udara Roesman Noerjadin menjabat mulai 31 Maret 1966 sampai 10

November 1969. http://tni-au.mil.id:8080/kotama/riwayatmu-doeloe-halaman-2 diakses tanggal 20 Februari 2010, pukul 20.15 WIB.

75 Mertju Suar, 7 Mei 1969.

Page 70: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

55

Sumber : Http://Tni-Au/Riwayatmu-Doeloe

Pernyataan terkait dengan Peristiwa 2 Maret bersamaan dengan

pemberitaan terkait penjelasan tentang peristiwa kecelakaan dialami oleh pesawat

terbang milik Angkatan Udara saat melakukan latihan. Peristiwa terjadi tanggal 11

April 1969, tiga hari sebelum kedatangan mahasiswa ke Lanuma untuk

menanyakan penyelesaian 2 Maret 1969 di Yogyakarta. Terjadi pada jam 23.15

WIB mengakibatkan kerugian-kerugian dipihak AKABRI dan masyarakat berupa

2 orang AKABRI bagian Udara tewas dan sebuah pesawat T-34 hancur, 4 orang

penduduk dari masyarakat tewas, 1 orang luka berat dan sebuah rumah hancur.

Mengenai Peristiwa 2 Maret 1969 , menurut Komodor Rusman

“Kenakalan anak-anak dan merupakan peristiwa perdata. Inisiden yang dialami mahasiswa semacam ini hanyalah perkelahian antara orang-orang muda dan apapun alasannya seringkali terjadi”76

Penjela

san tersebut dinilai tidak memuaskan oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada,

mahasiswa menilai tindakan Taruna AKABRI bagian Udara adalah main hakim

sendiri dan perselisihan tidak diselesaikan dengan main hakim sendiri melainkan

dengan cara damai atau dibawa Pengadilan. Pemberitaan simpang siur itu

menimbulkan kemarahan mahasiswa.77

Rasa tidak puas tidak selalu menimbulkan keinginan akan perubahan

dalam bentuk aksi, sumber daya politik diperlukan untuk menerjemahkan

76 Mertju Suar, 8 Mei 1969. 77 Wawancara dengan Kolonel Mujono pada 20 September 2009.

Page 71: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

56

ketidakpuasan atau kemarahan menjadi aksi.78 Dipihak mahasiswa mendengar

pernyatan Komodor Rusman, pimpinan mahasiswa dimotori oleh Dewan

Mahasiswa melakukan koordinasi bersama dengan Kadema ditingkat fakultas

beserta organisasi ekstra kampus, HMI dan GMNI.

Keadaan berlangsung terus tanpa adanya penilaian tepat, aktivitas gerakan

mahasiswa menjawab krisis kepercayaan. Pasca pengklarifikasian peristiwa 2

Maret 1969 di Yogyakarta adalah gejala mengarah pada pembentukkan format

gerakan mahasiswa lebih tajam dan radikal.

B. Aksi

Demonstrasi Mahasiswa dan Tuntutannya

Perjalanan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa memberikan kontribusi

besar dalam semua aspek kehidupan, resiko ditimbulkan tidak ternilai secara

materi. Berbeda pola umum menyalurkan dinamika sosial melalui lembaga politik

mapan, gerakan mahasiswa cenderung melakukan melalui protes. Baik berbentuk

kritik sosial secara umum, seperti mimbar bebas dan puisi protes, maupun sikap,

ditandai aksi-aksi jalanan dan penyampaian sikap terhadap lembaga politik dan

kekuasaan. Perilaku tersebut oleh komunitas mahasiswa disebut demokrasi atau

demo, oleh penguasa disebut unjuk rasa.79

Unjuk rasa dikenal sebagai satu bentuk partisipasi politik. Gabriel

A.Almond mengkatagorikan unjuk rasa sebagai bentuk partisipasi politik non

78 Eric Hoffer, Gerakan Massa ( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993), hal 25. 79 M.T.Arifin, “Arah Gerakan Aksi Protes Mahasiswa: Perspektif Sosiopolitik Pasca 1980-

an”, dalam Anyar Stone (ed.), Mendayung Diantara HAM dan Demokrasi (Solo: Ramdhani, 1995), hal 95.

Page 72: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

57

konvensional,80 dan membedakannya dengan partisipasi politik konvensional,

seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, diskusi politik, kampanye,

membentuk dan bergabung dengan kelompok kepentingan serta berkomunikasi

secara individual dengan pejabat politik dan administratif. Bentuk partisipasi

politik berwujud demonstrasi, protes, dan tindak kekerasan dipergunakan oleh

orang untuk mempengaruhi kehidupan politik dan kebijakan pemerintah, apabila

bentuk-bentuk aktivitas lain tidak dapat dilakukan atau nampak tidak efektif.

Memahami unjuk merupakan bentuk aktualisasi politik dilakukan dalam

praktek politik di negara demokratis.81 Unjuk rasa, satu bentuk ekspresi politik

masyarakat semestinya diterima dan diakomodasi dalam proses politik dan

pemerintahan. Dapat dipandang sebagai prematur dari aktualisasi lain, yaitu

gerakan massa.82

Demonstrasi bukan soal baru di Indonesia dan fenomena aktivitas politik

modern bersifat non parlementer. Demonstrasi berbentuk aksi di pabrik-pabrik, di

halaman atau lobbi gedung Dewan Perwakilan Rakyat dan institusi-institusi

pemerintah, dan berbentuk aksi turun ke jalan. Diantaranya ada di Yogyakarta

melibatkan mahasiswa khususnya UGM pada peristiwa 2 Maret 1969 di

Yogyakarta. Pada bulan Mei 1969, pecahlah gelombang demonstrasi besar-

besaran dilakukan oleh mahasiswa, menuntut agar meminta pertanggung jawaban

dari pihak AKABRI.

80 Gabriel A. Almond, “Sosialisasi, Kebudayaan dan Partisipasi Politik”, dalam Mohtar

Mas’oed dan Colin Mc Andrews, Perbandingan Sistem Politik (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1990), hal 46-47.

81 Eep Saefulloh Fatah,” Unjuk Rasa, Gerakan Mahasiswa Dan Demokrasi: Potret

Pergeseran Politik Orde Baru,”dalam Prisma, No.4, April 1994, hal 3-6. 82 Ibid, hal 4.

Page 73: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

58

Perjuangan politik para mahasiswa menentang ketidakadilan hukum dan

mengoreksi ketidakmerataan ekonomi. Berbagai cara dapat dilakukan mahasiswa

dan digunakan untuk mendukung atau melawan kekuasaan. Cara-cara itu antara

lain ialah petisi, demonstrasi, pemogokan bahkan aksi massa. Para mahasiswa

dibandingkan dengan intelektual lebih mempunyai keahlian sebab dekat dengan

rakyat. Kekuatan mahasiswa sanggup bergerak cepat, berkat jaringan komunikasi

aktif.

Dewan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, aktif dan merespon cepat

terkait dengan perubahan ataupun gejolak dari masyarakat. Adanya permasalahan

sosial dari pengangguran, ketidakmerataan kesejahteraan, bahkan ketidakpastian

hukum, Dewan Mahasiswa memulai sikap profokatif bersamaan dengan muncul

kesadaran sosial.

Mahasiswa diorganisir oleh organisasi mahasiswa Dewan Mahasiswa dan

Majelis Mahasiswa sebagai lembaga mempersatukan berbagai potensi dan

kekuatan mahasiswa untuk menentang kebijakan pemerintah.83 Pada umumnya

mahasiswa melakukan aksi demonstrasi bila ketidakpuasan mahasiswa terjalin

dengan keresahan masyarakat. Jalinan ketidakpuasan disusun berdasarkan

ideologi yang menajamkan ketidakpuasan.84

Tindakan kekecewaan dan penyesalan menimbulkan sikap protes terhadap

peristiwa dan cara penyelesaiannya, maka para mahasiswa Universitas Gadjah

Mada protes dengan melakukan demonstrasi dilakukan oleh sekitar 3000

83 Muchtar E. Harahap dan Andris Basril, Gerakan Mahasiswa Dalam Politik Indonesia

(Jakarta: Network For South East Asian Studies, NSEAS, 1999), hal 228. 84 Philip G. Albath (ed), Politik Dan Mahasiswa: Perspektif Dan Kecenderungan Masa

Kini, (Jakarta: Gramedia, 1988), hal xii.

Page 74: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

59

mahasiswa dari beberapa fakultas di UGM dan element organisasi

kemahasiswaan. Bahkan dapat dikatakan kondisi sebelumnya Universitas besar di

Indonesia telah menjadi semacam Universitas Massa.85 Pada tahun 1969, jumlah

mahasiswa di Universitas Gadjah Mada mencapai lebih dari 15.000 orang. Hari

Sabtu 10 Mei 1969 awal aksi demonstrasi dari markas DEMA Universitas UGM

dipimpin oleh Sutomo Parastho dari kampus UGM fakultas HSEP (Hukum,

Sosial, Ekonomi, Politik) bertepat di Pagelaran, demonstrasi dimulai jam 09.30

ribuan mahasiswa berkumpul di tanah lapang Alun-Alun, akan aksi demonstrasi

tersebut mengakibatkan tak seorang pun karbol AKABRI bagian udara berada di

tengah kota Yogyakarta. Gerakan massa mahasiswa turun ke jalan merupakan

cara untuk mendorong tuntutan. Keprihatinan mahasiswa akan keadaan sosial

ekonomi yang sedang dialami serta kekhawatiran akan masa depan

membangkitkan mahasiswa untuk menentukan penilaian, sikap dan gerakan

korektif-kolektif.

Para karbol AKABRI bagian Udara Yogyakarta tidak boleh masuk ke kota

Yogyakarta akibat peristiwa Pemukulan 2 Maret 1969 di Yogyakarta,

menimbulkan tindakan demonstrasi mahasiswa UGM di sepanjang Malioboro86

masih twice traffic. Di tempat-tempat sering dikunjungi karbol berderet-deret

pemuda dan mahasiswa, umumnya adalah mahasiswa dari Universitas Gadjah

Mada.87

85 Robert Brym, Intelektual dan Politik, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993), hal 25. 86 Jalan Malioboro merupakan jalan yang membujur dari Utara ke Selatan menghubungkan

antara Tugu dan Kraton Yogyakarta. www.wikipedia.com. 87 Kompas, 13 Mei 1969.

Page 75: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

60

Meningkatnya jumlah mahasiswa dalam aksi demonstrasi, mendapat

tantangan dari ABRI Angkatan Darat, dari Komando Resort Militer (Korem) 072

Yogyakarta. Dengan dasar masih berlakunya SOB (Negara Dalam Keadaan

Bahaya) di Jawa Tengah dan Yogyakarta maka dari pihak ABRI Angkatan Darat

melakukan patroli, melarang segala aksi demonstrasi. Larangan berdemonstrasi

dan corat-coret serta pemasangan spanduk tanpa ijin yang berlaku disingkirkan.

Mahasiswa terpaksa membubarkan diri bersamaan iring-iringan patroli

ABRI, pemimpin mahasiswa memerintahkan para demonstran kembali ke fakultas

masing-masing yang tersebar di beberapa daerah Yogyakarta. Perintah dilakukan

guna mahasiswa tidak terlibat bentrok terhadap ABRI Angkatan Darat. Dari segi

mahasiswa berjumlah ribuan, mahasiswa sama sekali tidak membawa senjata atau

pelengkap diri dalam menghadapi tantangan dari pihak keamanan. Pada saat

membubarkan diri tersebut terdengar pemuntahan peluru oleh alat-alat negara di

Alun-Alun. Mahasiswa berbalik ke kompleks pusat UGM di Bulak Sumur,

Kampus Bulaksumur menjadi pusat kegiatan dan simbol Universitas Gadjah

Mada serta tempat kerja para pimpinan universitas. Para mahasiswa berharap

bertemu dengan Rektor UGM untuk mendengarkan tuntutan mahasiswa beserta

penyelesainnya.

Pada saat aksi demonstrasi, mahasiswa menuju kampus pusat UGM.

Mahasiswa dengan berjalan kaki dan ada pula bersepeda dilakukan oleh hampir

seluruh mahasiswa Universitas Gadjah Mada dari segala organisasi

kemahasiswaan. Kota Yogyakarta saat itu sering kali mendapat julukan kota

sepeda, para pelajar dan mahasiswa umumnya naik sepeda pulang-pergi sekolah

Page 76: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

61

dan kuliah.88 3000 mahasiswa membanjiri jalan-jalan sepanjang Malioboro

menuju Bulaksumur. Di tengah perjalanan, tepat di Panti rapih para mahasiswa

dihadang oleh barisan ABRI. Penghadangan dari pihak aparat keamanan, tidak

dapat meredam aksi demonstrasi.

Gambar 5.2 Aksi Mahasiswa Saat Menuju Ke Kampus Bulak Sumur

Sumber ; Kompas, Selasa 13 Mei 1969.

Gambar 6.1 Aksi Demonstrasi di Bunderan UGM

88 Djoko Suryo, “Penduduk Dan Perkembangan Kota Yogyakarta 1900-1990”, dalam Kota

Lama Kota Baru Sejarah: Kota-Kota Di Indonesia Sebelum Dan Sesudah Kemerdekaan. Freek Colombijn, dkk (ed). (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2005) hal 38-39.

Page 77: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

62

Sumber ; Koleksi arsip UGM

Setibanya para mahasiswa di kampus. Mahasiswa memasang spanduk-

spanduk, dan diantara spanduk terpasang ada berbunyi …..

DOSEN DAN MAHASISWA KOMPAK.”

… TAGAKKAN HUKUM DAN KEADILAN”,…..

GATUTKACA-GATUTKACA INDONESIA…..?.89

Gambar 6.2 Aksi Mahasiswa di Gedung Utama UGM

89 Kompas, 13 Mei 1969.

Page 78: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

63

Sumber ; Koleksi arsip UGM

Aksi pamplet serta selebaran-selebaran kecil berisikan ketidakpuasan

terhadap sikap pimpinan Akabri bertebaran di kampus.

Gambar 7.1 Pamflet Aksi Mahasiswa pada

Peristiwa 2 Maret 1969 di Kampus UGM.

Page 79: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

64

Sumber ; Koleksi arsip UGM, 13 Oktober 2009

Mahasiswa berkumpul di bunderan kampus UGM Bulaksumur sementara

pimpinan mahasiswa diminta untuk mengadakan koordinasi dengan pihak

Universitas. Pimpinan mahasiswa mengadakan koordinasi bersama dengan Rektor

UGM, Soeroso H. Prawirohardjo didampingi oleh para dosen UGM. Sementara

massa mahasiswa pada umumnya berada di luar gedung. Para mahasiswa

memanjangkan spanduk di pagar-pagar ruang senat. Spanduk berisikan kecaman

dan penyesalan berkenaan dengan terjadinya Peristiwa 2 Maret 1969 di

Yogyakarta.

Selesai berkoordinasi dengan mahasiswa, Soeroso H. Prawirohardjo

menyambut massa mahasiswa dengan ucapan:

“Saya Gembira Menerima Kedatangan Saudara-Saudara Yang Telah Menjunjung Persaudaraan”90 Dari ucapan Rektor, mahasiswa mendapat antusias tinggi. Mahasiswa-

mahasiswa ikut berdemonstrasi menyampaikan resolusi diwakili oleh

pimpinannya, resolusi dibacakan oleh Sutomo Parastho. Resolusi ditandatangani

oleh Umar T.A (Kadema Fakultas Teknik) dan Sutomo Parastho (Ketua Dewan

Mahasiswa), Johar Noor (Sekretaris DEMA). Iringan tepuk tangan menutup

pembacaan resolusi setelah rektor Soeroso membubuhkan tanda tangannya.

Gambar 7.2 Mahasiswa Mendengarkan Orasi dari Pak Soeroso (Rektor UGM)

90 Kompas, 13 Mei 1969.

Page 80: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

65

Sumber ; Kedaulatan Rakyat, Senin 12 Mei 1969

Gambar 7.3 Mahasiswa berkumpul di depan Gedung Utama UGM

Page 81: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

66

Sumber; Mertju Suar, Selasa 13 Mei 1969

Pernyataan “Solidaritas Mahasiswa Gadjah Mada” memiliki makna bahwa

keprihatinan dari mahasiswa, resolusi secara pokok terdiri dari dua hal: Pertama,

menuntut terselesainya segera Peristiwa 2 Maret 1969, Kedua, menganggap

bahwa peristiwa 2 Maret 1969 dialami oleh mahasiswa UGM adalah pelanggaran

dan penginjakan atas Hak-Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Dasar 1945.91

adanya soliditas dan solidaritas diantara semua elemen gerakan. Gerakan

disebabkan oleh perbedaan visi dan misi ideologis tidak tampak walaupun tiap-

tiap elemen gerakan membawa warna bendera organisasi berbeda-beda.

Pada pokoknya Dewan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada

memperingatkan seluruh mahasiswa Universitas Gadjah Mada akan mogok

kuliah, apabila persoalan tidak segera diselesaikan selama kurun waktu 30 hari

setelah aksi demonstrasi yang dilakukan tanggal 10 Mei 1969. Sementara dipihak

ABRI Angkatan Darat berada di luar kampus dan berbaris di luar pagar kampus

UGM.92 Menurut Sutomo Parastho aksi ribuan mahasiswa UGM dilakukan tanpa

sponsor dan merupakan gerakan hati nurani.

Gerakan penuntutan terselesainya Peristiwa 2 Maret 1969 di Yogyakarta,

memperoleh massa cukup banyak atas isu utama. Faktor soliditas dan solidaritas

91 Kompas, 13 Mei 1969. 92 Kedaulatan Rakyat, 12 Mei 1969.

Page 82: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

67

antara semua elemen gerakan sebagai pendorong utama dalam keberhasilan

gerakan mahasiswa.

Berdasarkan resolusi, penanganannya diperlukan untuk segera menuntut

pelaku-pelaku pemukulan secepatnya menurut ketentuan hukum berlaku “Role of

law”. Dari pihak universitas, Pernyataan “Solidaritas Mahasiswa Gadjah Mada”

dibacakan oleh Rektor Soeroso, rektor menghimbau hendaknya persoalan

diserahkan kepada pimpinan Universitas agar segera selesai. Disamping itu rektor

menyatakan penghormatan kepada mahasiswa telah menunjukkan solidaritas dan

kecintaan mahasiswa terhadap almamaternya.

C.

Suasan

a Pasca Aksi Demonstrasi

Peristiwa tersebut berimbas ke hari berikutnya. Sehari setelah

berdemonstrasi, pada hari Minggu 11 Mei 1969 para karbol jam 13.00 wib tidak

diperbolehkan bermain di daerah perkotaan hingga minggu malam, tidak boleh

berada di Jalanan kota Yogyakarta. Dikhawatirkan akan memicu konflik terhadap

mahasiswa.93

Para Karbol AKABRI bagian Udara ditarik dari kota dan diharapkan

berada di Lanuma Adisucipto tempat markas AKABRI bagian Udara. Intruksi dari

petinggi AKABRI bagian Udara mengakibatkan tidak ada Karbol AKABRI

muncul di tengah kota. Padahal seringkali para Taruna AKABRI bagian Udara

93 Kedaulatan Rakyat, 12 Mei 1969.

Page 83: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

68

berakhir pekan ke kota bersama pacar atau berjalan-jalan.94 Di pihak lain, patroli

dari angkatan bersenjata Angkatan Darat berkeliling di Kota. Para mahasiswa

mengincar dari Karbol AKABRI bagian Udara maka tidak terjadi insiden

perkelahian. Para mahasiswa dengan tenang tetap duduk-duduk di jalan-jalan

perkotaan Yogyakarta.

Aspirasi dan demonstrasi mahasiswa UGM di Yogyakarta, dapat

dikatakan merupakan aksi cukup militan. Terlebih aksi para mahasiswa setelah

menyampaikan aspirasi kepada rektor, mahasiswa mengirimkan delegasi ke

Jakarta untuk meminta pernyataan dari penyelesaian pemerintah pusat.95 Dewan

mahasiswa diwakili oleh 3 anggota Dewan Mahasiswa UGM beserta 4 lainnya

dari Dewan Mahasiswa di tingkat Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Selasa, 13 Mei 1969 menuju Jakarta.

Gambar 8.1

Karikatur DELEGASI DEMA UGM KE DJAKARTA.

94 Kedaulatan Rakyat, 12 Mei 69. 95 Kompas, 15 Mei 1969.

Page 84: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

69

Sumber; Kedaulatan Rakyat, Senin 19 Mei 1969

Di Jakarta, para mahasiswa didampingi asisten khusus Danjen untuk

Urusan Taruna, Kombespol Muljono Santoso. Danjen meminta masalah

diselesaikan di tingkat daerah.96 Bertemu dengan perwakilan dari pemerintah, para

tokoh mahasiswa tidak memiliki pengaruh untuk mengakomodasikan tuntutan-

tuntutan secara substansial. Akomodasi hanya pada persoalan bersifat parsial, dan

dianggap tidak memiliki pengaruh terhadap proses penyelesaian kasus 2 Maret

1969.

Danjen pada saat bertemu dengan para delegasi mahasiswa menyatakan:

“Sama sekali tak dapat di benarkan, karenanya para pelakunya harus di tindak sesuai dengan norma-norma dan kaidah-kaidah militer“ 97 Menurut laporan Danjen para pelaku sudah ditindak sesuai gradasi hukum

militer. Secara institusi militer telah menjalankan prosedur hukum yang berlaku.

Gradasi hukum militer Peristiwa 2 Maret 1969 di Yogyakarta adalah

peristiwa pidana bukan peristiwa pelanggaran disiplin. Di samping itu, keterangan

dari pihak mahasiswa mengungkapkan pemukulan terhadap mahasiswa UGM,

seringkali terjadi bahkan sampai lima kali terjadi pada mahasiswa dilakukan pihak

AKABRI bagian Udara, diharapkan tidak terulang. Mahasiswa berada di Jakarta

kurang lebih satu minggu. Para delegasi selama berada di Jakarta pula menghadap

96 Kompas, 19 Mei 1969. 97 Kedaulatan Rakyat, 19 Mei 1969.

Page 85: PERISTIWA 2 MARET 1969 DI YOGYAKARTA (KONFLIK …... · iii peristiwa 2 maret 1969 di yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa universitas gadjah mada) disusun

70

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Jaksa Agung. Tuntutan terhadap

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan kesejahteraan secara total

terhadap pembiayaan dengan meningkatnya berbagai harga buku, kos serta biaya

hidup di Yogyakarta.

Menyampaikan tuntutan, delegasi mahasiswa untuk tuntasnya

penyelesaian Peristiwa 2 Maret 1969 kembali ke Yogyakarta, mempersiapkan

mengadakan koordinasi tentang kejelasan diperoleh dari pemerintah pusat.