Perinatal

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada saat ini, dalam setiap hari, seorang ibu meninggal karena komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan atau nifas, dan 8 bayi meninggal karena komplikasi kehamilan atau persalinan. (1) Kematian maternal pada saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat penting. Tingginya angka kematian maternal mempunyai dampak yang besar terhadap kehidupan keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu angka kematian maternal dapat digunakan sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat, khususnya indikator kesehatan ibu (1) . Di Indonesia, angka kematian maternal merupakan indikator utama untuk mengukur standar kesehatan masyarakat. Upaya untuk menurunkan angka kematian maternal telah dicanangkan sebagai prioritas utama dalam program-program pemerintah. Angka kematian maternal yang pasti di Indonesia sangat sulit diperoleh karena administrasi belum teratur, pelaporan kelahiran kematian tidak lengkap, 1

Transcript of Perinatal

Page 1: Perinatal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pada saat ini, dalam setiap hari, seorang ibu meninggal karena

komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan atau nifas, dan 8

bayi meninggal karena komplikasi kehamilan atau persalinan.(1)

Kematian maternal pada saat ini masih merupakan salah satu masalah

kesehatan yang sangat penting. Tingginya angka kematian maternal

mempunyai dampak yang besar terhadap kehidupan keluarga dan masyarakat.

Oleh karena itu angka kematian maternal dapat digunakan sebagai salah satu

indikator kesejahteraan masyarakat, khususnya indikator kesehatan ibu (1).

Di Indonesia, angka kematian maternal merupakan indikator utama

untuk mengukur standar kesehatan masyarakat. Upaya untuk menurunkan

angka kematian maternal telah dicanangkan sebagai prioritas utama dalam

program-program pemerintah.

Angka kematian maternal yang pasti di Indonesia sangat sulit diperoleh

karena administrasi belum teratur, pelaporan kelahiran kematian tidak lengkap,

sistem pencatatan dan pelaporan yang belum baik mengakibatkan kurangnya

bahan statistik sehingga angka kematian maternal yang diperoleh tidak dapat

dipercaya sepenuhnya (2). Data-data yang ada hanyalah data-data rumah sakit,

terutama rumah sakit yang dipakai untuk pendidikan, sedangkan seperti kita,

ketahui, 70-80% dari penduduk Indonesia bermukim di daerah pedesaan dan

tidak memakai fasilitas rumah sakit (3).

Dalam kurun waktu 25 tahun angka kematian maternal di Indonesia

telah menunjukkan penurunan, tetapi bila dibandingkan dengan negara-negara

tetangga di ASEAN. Indonesia masih paling tinggi. Dapat dilihat pada tabel 1.1

di bawah ini.

1

Page 2: Perinatal

Tabel 1.1 Angka kematian maternal di Indonesia dibandingkan dengan negara-

negara di ASEAN.

Negara AKM per 100.000 kelahiranIndonesia 425Filipina 140Thailand 50Malaysia 35Singapura 14

Sumber : Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam, 1993.

Dalam profil kesehatan Indonesia tahun 1999, jumlah Angka Kematian

Ibu (AKI) pada tahun 1995, di Indonesia masih tinggi yaitu sekitar 373 per

100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di beberapa negara

periode tahun 1980 sampai 1997 tertinggi di negara Bangladesh dan India yaitu

440 per 100.000 kelahiran hidup dan terendah di Singapura yaitu 6 per 100.000

kelahiran hidup.(3,4)

Kematian ibu sebagian besar (lebih dari 90%) disebabkan oleh

perdarahan (40-60%), toksemia gravidarum (20-30%) dan infeksi jalan lahir

(20-30%). Kematian ini umumnya terjadi pada kelompok ibu berisiko tinggi,

baik sejak masa kehamilan maupun yang terjadi mendadak pada saat persalinan

atau nifas dini.(2)

1.2. TUJUAN

- Mengetahui angka kematian maternal di RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto periode Januari 1998- Desember 2000.

- Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada angka kematian maternal

di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

2

Page 3: Perinatal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. DEFINISI

Menurut WHO, FIGO dan Emrican Colledge of obstetrion and

gynecologist. Kematian maternal ialah kematian seorang wanita yang terjadi

pada waktu hamil sampai dengan 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak

tergantung umur kehamilan dan tempat kehamilan, yang disebabkan oleh

apapun atau diperberat oleh kehamilan atau penangannya, tetapi bukan karena

kecelakaan (World Health Organization, 1989).(4)

Angka kematian maternal ialah jumlah maternal yang diperhitungkan

terhadap 100 atau 1000 kelahiran hidup. Pada saat ini di beberapa negara angka

kematian maternal diperhitungkan terhadapa 100.000 kelahiran hidup (4).

Maternal Mortality Ratio yaitu alat ukur dimana sebagai pembilang

adalah semua kematian ibu yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan,

komplikasi kehamilan dan nifas, dan sebagai penyebut adalah jumlah kelahiran

hidup. Rasio kematian maternal banyak dipengaruhi oleh cakupan dan mutu

pelayanan kesehatan ibu hamil serta pertolongan ibu bersalin dan nifas

(Obstetric care). Di bawah ini beberapa indikasi untuk kematian maternal (5).

Maternal Mortality Rate

Jumlah kematian maternal dalam 1 tahun x 100.000=

Jumlah wanita usia reproduksi (15-49 th) pada pertengahan yang sama

Maternal Mortality Ratio

Jumlah kematian maternal dalam 1 tahun x 100.000=

Jumlah persalinan pada tahun yang sama

Definisi angka kematian bervariasi antar negara maju dengan negara

berkembang. Perbedaan definisi kematian dan definisi angka kematian

3

Page 4: Perinatal

maternal yang berbeda pula. Di negara maju angka kematian maternal

diperhitungkan terhadap 1000 atau 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di

negara berkembang masih diperhitungkan terhadap 1000 atau 10000 kelahiran

hidup atau persalinan (2).

II.2. SEBAB KEMATIAN MATERNAL

Berdasarkan penyebabnya kematian maternal dapat dibedakan

menjadi :

a. Obstetrik langsung yaitu kematian akibat langsung dari kehamilan,

persalinan atai akibat komplikasi pertolongan yang diberikan kepada

wanita atau kelanjutan komplikasi tindakan pertolongan sampai 42 hari

pasca persalinan, mmisanya : perdarahan, preeklamsia, eklamsia, infeksi,

gangguan vaskuler, emboli air ketuban, tromboemboli, anestesi.

b. Obstetrik tidak langsuung yaitu kematian wanita akibat suatu penyakit yang

sudah ada sebelum kehamilan, persalinan dan nifas atau akibat penyakit

yang timbul selama kehamilan itu, misalnya : diabeter mellitus, penyakit

ginjal, pembuluh darah, tuberkolosis paru, hepatitis, lues, penyakit jiwa.

c. Non obstetrik yaitu kematian amternal yang tidak ada hubungannya dengan

kehamilan, persalinan atau nifas yang terjadi selama kehamilan sampai 90

hari pasca persalinan, mmisalnya kecelakaan, kebakaran, tenggelam, bunuh

diri.

d. Tidak jelas (undertermined death) yaitu kematian ibu hamil, bersalin dan

nifas yang penyebabnya tidak jelas dapat ditentukan.

II.3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMATIAN

MATERNAL

Faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kematian maternal :

a. Faktor penderita

i. Umur : Kematian maternal meningkat pada umur kurang dari 20 tahun

dan umur lebih dari 30 tahun.

4

Page 5: Perinatal

ii. Paritas : Kematian maternal meningkat pada kehamilan pertama dan

paritas empat atau lebih.

iii. Perawatan masa hamil : Kematian maternal meningkat pada wanita

yang tidak teratur melakukan perawatan masa hamil.

iv. Pendidikan dan sosial ekonomi : Kematian maternal meningkat pada

wanita dengan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah.

v. Tempat tinggal : Kematian maternal meningkat pada wanita pedesaan

dibanding dengan wanita perkotaan. Ini berhubungan dengan fasilitas

yang ada.

b. Faktor Penolong

Kematian maternal tergantung siapa penolongnya, dokter spesialis

kebidanan, dokter umum, bidan, perawat, dukun terlatih atau dukun tidak

terlatih.

c. Fasilitas

Di luar rumah sakit : Penyediaan darah, transportasi, obat atau perawatan

biasanya kurang adekuat atau optimal.

Di dalam rumah sakit : Penyediaan darah, obat, perawatan, laboratoium,

komunikasi dan konsultasi biasanya lebih baik.

Menurut faktor-faktor yang mempengaruhi angka kematian maternal

adalah :

a. Umur dan paritas

Umur dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun, serta paritas empat ke atas

memperbesar angka kematian maternal.

b. Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal care

Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal care dapat menurunkan angka

kematian maternal, begitupun sebaliknya jika ibu hamil atau Antenatal

care maka hal ini dapat meningkatkan angka kematian maternal.

c. Faktor Sosia-ekonomi

Keadaan sosio-ekonomi mempengaruhi kematian ibu. Keadaan menjadi

bukti, bahwa negara yang maju dan makmur memiliki angka kematian

maternal rendah. Usaha pemerintah Indonesia menggalakan pembangunan

di segala bidang memberikan harapan ke arah itu.

d. Pendidikan

5

Page 6: Perinatal

Faktor pendidikan berkaitan erat dengan faktor sosial-ekonomi.

Diharapkan pula di Pelita-pelita berikutnya jumlah penduduk Indonesia

termasuk kaum wanitanya lebih banyak yang berkesempatan bersekolah.

e. Keadaan kesehatan dan higiene

Merupakan kenyataan bahwa tuberkulosa dan malaria masih meminta

korban kematian ibu dalam proses reproduksi.

f.Transportasi

Pada umumnya sistem transportasi mempengaruhi AKM. Jika transportasi

sulit, maka pengangkutan pasien yang sudah parah dan sudah terlambat

mencapai pertolongan akan berhasil menambah kasus-kasus darurat.

g. Keadaan Rumah Sakit, Personil dan Peralatan

Keadaan rumah sakit, personil dan peralatan belum begitu memuaskan,

mungkin hanya beberapa rumah sakit saja yang dapat dikatakan

mempunyai personil dan peralatan yang memadai.

h. Keluarga Berencana

Komplikasi-komplikasi yang terjadi akibat dari pemakaian alat kontrasepsi

dapat meningkatkan angka kematian maternal.

6

Page 7: Perinatal

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. BAHAN DAN CARA KERJA

Penelitian ini dilakukan dengan cara deskriptik retrospektif dengan

menggunakan data sekunder dari laporan kamar bersalin, laporan IGD dan

catatan rekam medik periode Januari 1998- Desember 2000 di RSUD Prof.

Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

III.2. SUBYEK PENELITIAN

Subyek penelitian ini adalah seluruh pasien wanita yang masuk ke

RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo untuk melahirkan, habis melahirkan yang

gawat dan wanita-wanita yang di rujuk karena mau/habis melahirkan yang

terdaftar pada data-data rekam medik, IGD dan kamar bersalin.

III.3. BATASAN-BATASAN

1. Kematian maternal adalah kematian seorang wanita yang terjadi pada

waktu hamil sampai dengan 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak

tergantung umur kehamilan dan tempat kehamilan, yang disebabkan oleh

apapun atau diperberat dan kehamilan atau penangannya tetapi bukan

karena kecelakaan.

2. Angka kematian maternal adalah

Jumlah kematian maternal x 1000 (10.000) dalam 1 tahun

Jumlah persalinan hidup pada tahun yang sama

3. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kematian maternal yang diteliti

pada penelitian ini adalah umur, paritas, pendidikan, usia kehamilan,

jenis pekerjaan, perawatan masa hamil, dan fasilitas.

7

Page 8: Perinatal

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Perbandingan Jumlah Kematian Maternal dan Jumlah Persalinan Periode Januari 1998-Desember 2000

Tahun Jumlah persalian Mati Jumlah Total Persalinan Per 10.0001998 11 1090 1011999 8 1666 482000 13 1911 68Total 32 4667

Berdasarkan data tabel di atas kita dapatkan bahwa jumlah kematian maternal

tiap tahun masih cukup tinggi, pada tahun 1998 sebanyak 101 orang, tahun 1999

sebanyak 48 dan tahun 2000 sebanyak 68 orang, ini merupakan perhitungan per

10.000 kelahiran hidup.

Tabel 2. Angka Kematian Ibu menurut Umur

Golongan umur (th) Jumlah % 20 2 6,25%21-25 5 15,625%26-30 6 18,75%31-35 10 31,25%36-40 6 18,75% 41 3 9,375%Total 32 100%

Berdasarkan data diatas didapatkan jumlah terbanyak kematian maternal pada

usia 31-35 th sebesar 31,25% (10 orang), dan yang sedikit terjadi kematian maternal

pada usia 20 tahun yaitu sebesar 6,25% (6 orang).

8

Page 9: Perinatal

Tabel 3. Angka Kematian Ibu menurut Paritas

Paritas Jumlah %P1 9 28,125%

P2-P3 13 40,625%P4-P5 4 12,5% P6 6 18,75%Total 32 100%

Tabel 3 menunjukkan perbandingan paritas ibu-ibu yang meninggal dalam

persalinan dan masa nifas. Sebanyak 40,625% (13 orang) ibu yang meninggal

merupakan para 2 dan para 3, pada para 6 keatas jumlah ibu yang meninggal

sebanyak 18,75% (6 orang) sedangkan pada primi para didapatkan 28,125%

(9 orang) ibu yang meninggal.

Tabel 5. Angka Kematian Ibu menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah %SD 13 40,625%

SMP 6 18,75%SMA 6 18,75%PT - -

Tanpa keterangan 7 21,875%Total 32 100%

Dapat dilihat bahwa kematian maternal yang terjadi di RSUD Margono

Soekarjo terbesar pada ibu-ibu yang tingkat pendidikannya hanya SD (40,625%) 13

orang, dan tidak ada yang sampai ke perguruan tinggi.

Tingkat SMP dan SMA jumlahnya sama 6 orang (18,75%) dan tanpa keterangan

sebanyak 7 ornag (21,875%).

9

Page 10: Perinatal

Tabel 4. Angka Kematian Ibu menurut Usia Kehamilan

Usia Kehamilan Jumlah % 28 minggu 1 3,125%29-32 minggu 4 12,5%33-36 minggu 3 9,375%37-40 minggu 21 65,625% 40 minggu 3 9,375%

Total 32 100%

Dari data di atas kita dapatkan bahwa kematian maternal banyak terjadi pada

usia kehamilan ibu 37-40 minggu sebanyak 21 orang (65,625%), untuk usia

kehamilan 41 minggu sebanyak 3 orang (9,375%) dan pada usia kehamilan 28

minggu hanya 1 orang (3,125%.

Tabel 6. Angka Kematian Ibu menurut Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah %Buruh 15 46,875%Tani 8 25%

Swasta 5 15,625%PNS 3 9,375%

Tanpa keterangan 1 3,125Total 32 100%

Berdasarkan dari data-data diatas, dapat dikatakan bahwa sebagian besar

kematian maternal berasalh dari keluarga dengan sosial ekonomi rendah, buruh

sebanyak 15 orang (46,875%) dan tani 8 orang (25%), sedangkan dari keluarga

dengan sosial ekonomi cukup lebih sedikit, SMA 3 orang (9,375%).

Tabel 7. Angka Kematian Ibu berdasarkan Antenatal care

Antenatal care Jumlah %Teratur 8 25%Tidak teratur 22 68,75%Tanpa keterangan 2 6,25%

Total 32 100%

10

Page 11: Perinatal

Pada tabel 7 kematian didapatkan pada pemeriksaan kehamilan adalah ANC

tidak teratur 22 orang (68,75%), ANC teratur sebanyak 8 orang (25 %) dan

tanpa keterangan sebanyak 2 orang (6,25%).

Tabel 8. Angka Kematian Ibu berdasarkan Kedatangan (Rujukan)

Kedatangan (Rujukan) Jumlah %Sendiri 4 12,5%Bidan 17 53,125%Dokter 2 6,25%

Rumah Sakit 9 28,125%Total 32 100%

Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang datang merupakan

pasien-pasien kiriman (Rujukan) dari bidan sebanyak 17 orang (53,125%), yang

dirujuk oleh dokter sebanyak 2 orang (6,25%) merupakan jumlah yang sedikit.

Sedangkan yang datang sendiri ke Rumah Sakit sebanyak 4 orang (12,5%).

Tabel 8. Angka Kematian Ibu berdasarkan Penyebab Kematian

Penyebab Jenis Jumlah %Langsung Perdarahan 21 65,625%

Toxemia Gravidarum 8 25% Infeksi 1 3,125%

Tak langsung Jantung 2 6,25%Total 32 100%

Penyebab terbanyak kematian ibu bersalin yang ada di RSU Margono

Soekarjo disebabkan oleh perdarahan, sebanyak 21 orang (65,625%) yang

disebabkan oleh karena Toxemia (Eklamsi dan preeklamsi) sebanyak 8 orang (25%),

karena infeksi hanya 1 orang (3,125%). Sedangkan yang disebabkan tidak langsung

adalah karena sakit jantung sebanyak 2 orang (6,25%).

11

Page 12: Perinatal

Adapun penyebab kematian karena perdarahan dapat dibedakan lagi.

Jenis Perdarahan Macam Jumlah %Perdarahan antepartum Placenta privea 4 19,05%

Perdarahan post partum Ruptur uteri 5 23,80%Retensio placenta 1 4,77%Atonia uteri 10 47,61%Laserasi jalan lahir 1 4,77%

Total 21 100%

Jenis perdarahan post partum merupakan penyebab kematian ibu bersalin

karena ruptur uteri sebanyak 5 orang (23,80%), retensio placenta 1 orang (4,77%),

atonia uteri 10 orang (47,61%) dan laserasi jalan lahir 1 orang (4,77%), sedangkan

perdarahan antepartum yaitu placenta previa 4 orang (19,05%).

12

Page 13: Perinatal

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam tiga tahun (1998-2000) masalah-masalah di bagian Obstetri dan

Ginekologi RSMS Purwokerto telah diusahakan untuk diatasi, misalnya membuat

diagnosa yang lebih tepat, memberikan pengobatan yang lebih cepat dan sempurna,

meningkatkan kerjasama dengan bagian-bagian klinik lainnya dalam konsultasi

penderita, menambah alat-alat serta obat-obatan dan sebagainya. Ternyata bahwa

dalam periode 1998-2000 angka kematian ibu menurun tetapi tidak mantap. Angka

kematian ibu ini tidak mungkin dapat diturunkan terus jika masalah-masalah diluar

rumah sakit tidak ditanggulangi bersama-sama.

Berdasarkan tabel 2 dari hasil penelitian, umur ibu antaran 31-35 tahun paling

banyak yang mengalami kematian pada periode 1998-2000. Sebagaimana diketahui

bahwa pada umur antara 31-35 tahun, ibu-ibu masuk dalam kategori tenaga produktif

dan kehamilan pada usia ini adalah kehamilan dengan resiko tinggi.

Tabel 3 menunjukkan bahwa multipara lebih banyak yang meninggal

daripada primipara. Hal ini dapat dipahami karena resiko yang lebih banyak pada

multipara seperti lebih sering terjadinya atonia uteri.

Usia kehamilan 37-40 minggu pada penelitian ini banyak terjadi kematian

ibu, hal ini dikarenakan banyaknya komplikasi kehamilan yang dapat terjadi seperti

perdarahan antepartum dan toksemia gravidarum ( preeklamsia dan eklamsia ).

Sedangkan bila menurut tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu-ibu dari tingkat

pendidikan rendah dan pekerjaannya buruh, banyak mengalami kematian. Hal ini

berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan sosial ekonomi yang juga

mempengaruhi teratur tidaknya seorang ibu hamil melakukan pemeriksaan

kehamilannya. Terbukti dalam penelitian ini, ibu-ibu yang tidak melakukan ANC

secara teratur banyak yang mengalami kematian.

Menurut penyebab kematian, perdarahan paling banyak menyebabkan

kematian ibu. Hal ini disebabkan terlambatnya penanganan yang diberikan. Hal ini

berkaitan dengan cepat tidaknya pasien dirujuk ke RSMS Purwokerto. Hasil

penelitian memperlihatkan ibu-ibu yang berasal dari rujukan banyak yang

meninggal.

13

Page 14: Perinatal

Sedangkan jenis penyebab perdarahan terbanyak adalah perdarahan post

partum, hal ini berkaitan dengan paritas dimana perdarahan post partum banyak

ditemukan pada multipara. Pada multipara sering didapatkan pasien dengan

kontaraksi uterus yang jelek ( atonia uteri ).

14

Page 15: Perinatal

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari tahun 1998-2000, angka kematian ibu di RSMS Purwokerto menurun,

disebabkan antara lain oleh karena diatasinya masalah-masalah yang mempengaruhi

tingginya angka kematian ibu.

Angka kematian ibu ini tidak mungkin dapat diturunkan terus jika masalah-

masalah di luar Rumah Sakit tidak ditanggulangi bersama-sama.

Untuk menurunkan angka kematian ibu diperlukan peningkatan penyuluhan

kesehatan, mengintensivkan perawatan ibu hamil, bersalin dan masa nifas,

mengadakan penataran-penataran, penambahan tenaga ahli, mencukupi alat-alat dan

fasilitas, perbaikan dalam sarana dan komunikasi, ekonomi, pendidikan dan

sebagainya, dengan kata lain memperbaiki taraf hidup rakyat dalam arti yang seluas-

luasnya.

15

Page 16: Perinatal

DAFTAR PUSTAKA

1. Budiarso, L.R, Setyowati, T dan Lubis, A, 1996, Kematian Maternal dan Pelayanan Kesehatan, Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia, 1994, Majalah Obstetri Ginekologi Indonesia : 108-120.

2. Prawirohardjo, S, 1981, Kebidanan Dalam Masa Lampau, Kini dan Kelak dalam Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, edisi II : 3-21, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

3. Wowor, G, E 1986, Kematian Maternal, Majalah Kedokteran Indonesia, 38 : 592-599.

4. Hutabarat, H, 1981, Kematian Maternal, Majalah Obstetri Ginekologi Indonesia 7 : 5.

5. Campbel, O, Koblinsky, M, Taylor P, 1995, Off to rapid start, Appraising Maternal Mortality and Services, Internal Journal of Gynecology & Obstetric, 48 : 33-552.

16