Perilaku+Hidup+Bersih+Dan+Sehat

4
8/8/2019 Perilaku+Hidup+Bersih+Dan+Sehat http://slidepdf.com/reader/full/perilakuhidupbersihdansehat 1/4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) Hidup bersih, sehat, bahagia dan sejahtera lahir batin adalah dambaan setiap orang. Hidup berkecukupan materi bukan jaminan bagi seseorang bisa hidup sehat dan bahagia. Mereka yang kurang dari sisi materi juga bisa menikmati hidup sehat dan bahagia. Sebab, kesehatan terkait erat dengan perilaku atau budaya. Perubahan perilaku atau budaya membutuhkan edukasi yang terus menerus. Pemerintah sudah cukup lama mengampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).  Namun, berbagai kendala klasik menghadang. Di antaranya: disparitas status kesehatan antartingkat social ekonomi, antarkawasan, dan antarperkotaan-perdesaan, beban ganda  penyakit, rendahnya kinerja pelayanan kesehatan, kebiasaan merokok, pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dan gizi lebih pada balita, rendahnya kebersihan lingkungan, rendahnya kuantitas, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan, dan terbatasnya tenaga kesehatan dan penyebarannya. Indikator yang digunakan dalam pendataan PHBS meliputi sebelas indikator perilaku, antara lain tidak merokok, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, imunisasi, balita ditimbang, sarapan pagi, makan buah dan sayur, cuci tangan, gosok gigi, dan olahraga. Dari aspek lingkungan, harus memenuhi tujuh indikator yaitu tersedianya jamban, air  bersih, bebas jentik, pemilahan sampah, sistem pembuangan air limbah (SPAL), ventilasi, lantai, dan kepadatan rumah. Budaya atau perilaku hidup bersih dan sehat harus menjadi bagian integral dari kehidupan kita. PHBS harus tertanam pada anak sejak kecil sehingga mereka sudah terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat hingga mereka dewasa. Kesehatan adalah investasi kita di masa kini dan masa depan. Masyarakat juga harus disadarkan bahwa kesehatan dibangun bukan oleh obat-obatan atau tindakan kuratif lainnya, tapi 75 persen kesehatan kita dibangun oleh lingkungan yang sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat. Tidak ada yang bisa kita kerjakan bila badan kita sakit. Bahkan, tidak ada artinya  perjalanan karier yang menanjak bila kondisi fisik, psikis, dan lingkungan kita makin buruk. A.  Sasaran PHBS Secara umum Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan  pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. 1. PHBS di Sekolah ( Institusi Pendidikan ) PHBS di Sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh  peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Transcript of Perilaku+Hidup+Bersih+Dan+Sehat

Page 1: Perilaku+Hidup+Bersih+Dan+Sehat

8/8/2019 Perilaku+Hidup+Bersih+Dan+Sehat

http://slidepdf.com/reader/full/perilakuhidupbersihdansehat 1/4

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

( PHBS )

Hidup bersih, sehat, bahagia dan sejahtera lahir batin adalah dambaan setiap orang.

Hidup berkecukupan materi bukan jaminan bagi seseorang bisa hidup sehat dan bahagia.Mereka yang kurang dari sisi materi juga bisa menikmati hidup sehat dan bahagia. Sebab,

kesehatan terkait erat dengan perilaku atau budaya. Perubahan perilaku atau budayamembutuhkan edukasi yang terus menerus.

Pemerintah sudah cukup lama mengampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).  Namun, berbagai kendala klasik menghadang. Di antaranya: disparitas status kesehatan

antartingkat social ekonomi, antarkawasan, dan antarperkotaan-perdesaan, beban ganda penyakit, rendahnya kinerja pelayanan kesehatan, kebiasaan merokok, pemberian air susu ibu

(ASI) eksklusif dan gizi lebih pada balita, rendahnya kebersihan lingkungan, rendahnya

kuantitas, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan, dan terbatasnya tenaga

kesehatan dan penyebarannya.

Indikator yang digunakan dalam pendataan PHBS meliputi sebelas indikator perilaku,

antara lain tidak merokok, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI

eksklusif, imunisasi, balita ditimbang, sarapan pagi, makan buah dan sayur, cuci tangan,

gosok gigi, dan olahraga.

Dari aspek lingkungan, harus memenuhi tujuh indikator yaitu tersedianya jamban, air 

  bersih, bebas jentik, pemilahan sampah, sistem pembuangan air limbah (SPAL), ventilasi,

lantai, dan kepadatan rumah.

Budaya atau perilaku hidup bersih dan sehat harus menjadi bagian integral dari kehidupan

kita. PHBS harus tertanam pada anak sejak kecil sehingga mereka sudah terbiasa dengan pola

hidup bersih dan sehat hingga mereka dewasa.

Kesehatan adalah investasi kita di masa kini dan masa depan. Masyarakat juga harus

disadarkan bahwa kesehatan dibangun bukan oleh obat-obatan atau tindakan kuratif lainnya,

tapi 75 persen kesehatan kita dibangun oleh lingkungan yang sehat dan perilaku hidup bersihdan sehat. Tidak ada yang bisa kita kerjakan bila badan kita sakit. Bahkan, tidak ada artinya

 perjalanan karier yang menanjak bila kondisi fisik, psikis, dan lingkungan kita makin buruk.

A. Sasaran PHBS

Secara umum Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya untuk 

memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,

kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan

melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan

  pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat

(empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui

masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidupsehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

1.  PHBS di Sekolah ( Institusi Pendidikan )PHBS di Sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh

 peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai

hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,

meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan

sehat.

Page 2: Perilaku+Hidup+Bersih+Dan+Sehat

8/8/2019 Perilaku+Hidup+Bersih+Dan+Sehat

http://slidepdf.com/reader/full/perilakuhidupbersihdansehat 2/4

Sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh anggota keluargainstitusi pendidikan dan terbagi dalam :

a.  Sasaran Primer 

Adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah

 perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah (individu/kelompok dalam

institusi pendidikan yang bermasalah).

 b.  Sasaran Sekunder 

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan

yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader 

kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor 

terkait, PKK 

c.  Sasaran Tersier 

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam

menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan misalnya, kepala desa,

lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat dan orangtua murid.

2.  PHBS di Rumah Tangga

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumahtangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat

serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS

yang melakukan 10 PHBS yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan;

2. Memberi ASI ekslusif;

3. Menimbang balita setiap bulan;

4. Menggunakan air bersih;

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun;

6. Menggunakan jamban sehat;

7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu;

8. Makan buah dan sayur setiap hari;

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari; dan

10. Tidak merokok di dalam rumah.

3.  PHBS di Institusi KesehatanPHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien,

masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk 

mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalammewujudkan Institusi Kesehatan Sehat.

4.  PHBS di Tempat Kerja

PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerjaagar 

tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan

aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :

1. Tidak merokok di tempat kerja;

Page 3: Perilaku+Hidup+Bersih+Dan+Sehat

8/8/2019 Perilaku+Hidup+Bersih+Dan+Sehat

http://slidepdf.com/reader/full/perilakuhidupbersihdansehat 3/4

2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja;3. Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik;

4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dansesudah buang air besar dan buang air kecil;

5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja;

6. Menggunakan air bersih;

7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar;8. Membuang sampah pada tempatnya; dan

9. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

5.  PHBS di Tempat Umum

PHBS di Tempat - tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakan

masyarakat pengunjung dan pengelola tempat - tempat umum agar tahu, mau dan

mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat -

tempat Umum Sehat.

Tempat - tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh

 pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakatseperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan

olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.

B. Pengembangan PHBS

Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya

menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan jugadimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan

PHBS diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif),

khususnya dalam menciptakan perilaku baru.

Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi

kesehatan dan PHBS yaitu :

1.  Gerakan PemberdayaanPemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan

  berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu

sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar 

(aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi

mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran

utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok 

masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampumelaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini

kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yangseringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses

  pengorganisasian masyarakat (community organisation) atau pembangunanmasyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah

mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitanyang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan

dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Disinilah letak 

 pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan

yang didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan kepada masyarakat oleh program

kesehatan sebagai bantuan,hendaknya disampaikan pada fase ini, bukan

Page 4: Perilaku+Hidup+Bersih+Dan+Sehat

8/8/2019 Perilaku+Hidup+Bersih+Dan+Sehat

http://slidepdf.com/reader/full/perilakuhidupbersihdansehat 4/4

sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan olehmasyarakat.

2.  Binasuasana

Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong

individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.

Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungansosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orangorang yang menjadi

  panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan

masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena

itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat,khususnya dalam upaya

meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina

Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana, yaitu :

a. Pendekatan Individu

 b. Pendekatan Kelompok 

c. Pendekatan Masyarakat Umum

3.  Advokasi 

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait

(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formalyang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan

 penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informalseperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat

  berperan sebagai penentu ´kebijakan´ (tidak tertulis) dibidangnya dan atau

sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan

dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu

singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu

a.  Mengetahui atau menyadariadanya masalah,

 b.  Tertarik untuk ikut mengatasi masalah,

c.  Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai

alternatif pemecahan masalah,

d.  Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif 

 pemecahan masalah, dan

e.  Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat,

dan tepat. Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu :

- Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi

- Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah- Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah- Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based

- Dikemas secara menarik dan jelas

- Sesuai dengan waktu yang tersedia.