Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

23
ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PRAKTIK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA PESERTA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KECAMATAN KOJA, JAKARTA UTARA TAHUN 2010 Oleh ONY LINDA, M.KES, NPD: D.99.0408 (KETUA) RETNO MARDHIATI ADIWIRYONO, NPD: D. 03.0612 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA MEI, 2010 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Transcript of Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

Page 1: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN

PRAKTIK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA PESERTA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

DI KECAMATAN KOJA, JAKARTA UTARA TAHUN 2010

Oleh ONY LINDA, M.KES, NPD: D.99.0408 (KETUA)

RETNO MARDHIATI ADIWIRYONO, NPD: D. 03.0612

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA MEI, 2010

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 2: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

PRAKTIK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA PESERTA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KEC. KOJA,

JAKARTA UTARA TAHUN 2010

Ony Linda & Retno Mardhiati Adiwiryono

BEHAVIOR PRACTICAL OF PHBS AT KINDERGARTEN STUDENTS IN KOJA, NORTH JAKARTA, 2010

ABSTRACT

Back ground: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) has declared Ministry of Health in several area. One of area is institution of kindergarten school (Pendidikan Anak Usia Dini/ PAUD) Objectives: To analized internal (sex) and eksternal (teacher, parent, friend, parent’s friend, canteen support) factors who related to practical of PHBS. Methods: The study was cross sectional and quantitative analitycal. The study was done in 33 PAUD Kecamatan Koja, Jakarta Utara at February 2010. Respondent were students of PAUD in 2009/2010 (179 respondents).Primary data collected with interview method and secondary data collected with copying the annual data reported of PHBS. Univariate and bivariate analysis with chi square test and using confident interval (CI) 95%. Results: It was found out 37.4% respondent in good practical of PHBS, 56.4% were girls, and all of variabel that support practical of PHBS in minus. Only sex there was no significant related to practical of PHBS. Conclutions: Practical of PHBS was minus Recommendations: Communication, information, dan education about PHBS to student and another group in order to practical of PHBS will excellent. Key Words: PHBS, Practical of PHBS, Student of PAUD

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 3: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

PENDAHULUAN

Promosi Kesehatan di institusi pendidikan (Health Promoting School) yang

dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 1995) menggunakan model

holistik yang meliputi hubungan antar aspek fisik, mental, sosial, dan lingkungan.

Konsep ini melibatkan keluarga dengan mendorong partisipasinya dalam

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik (mulai dari usia dini)

tentang kesehatan serta menunjukkan makna lingkungan sebagai penyumbang

kesehatan anak seperti kondisi fisik sekolah, sanitasi air bersih, dan lingkungan

bermain.

Institusi pendidikan dipandang sebagai sebuah tempat yang strategis untuk

mempromosikan kesehatan sekolah juga merupakan institusi yang efektif untuk

mewujudkan pendidikan kesehatan, dimana peserta didik dapat diajarkan tentang

maksud perilaku sehat dan tidak sehat serta konsekuensinya [Sarafino (Smet,

1994)]. Selain itu, usia sekolah (termasuk kelompok usia dini) merupakan masa

keemasan untuk menanamkan nilai-nilai PHBS dan berpotensi sebagai agent of

change untuk mempromosikan PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga,

maupun masyarakat.

Kecamatan Koja, Jakarta Utara merupakan salah satu wilayah yang

mensosialisasikan PHBS di institusi pendidikan. Salah satu institusi yang

melaksanakan kegiatan tersebut adalah melalui kelompok Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) yang didirikan di tiap-tiap rukun warga (RW). Praktik tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Bisa juga ia

dipengaruhi oleh faktor pencetus (predisposing), pendukung (enabling), dan

pendorong (reinforcing). Selama ini kelompok PAUD yang melaksanakan praktik

PHBS dalam tatanan institusi pendidikan di Kecamatan Koja, Jakarta Utara belum

pernah dilakukan penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada

Peserta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Di Kec. Koja, Jakarta Utara

berdasarkan faktor internal (jenis kelamin) dan faktor eksternal (peran guru, orang

tua, teman, orang tua teman, dan penjaga kantin sekolah).

Ruang lingkup penelitian ini meliputi responden adalah peserta PAUD di

Kec. Koja yang terdaftar pada tahun ajaran 2009/2010. Dari mereka digali

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 4: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

informasi mengenai praktik PHBS dan peranan orang lain terhadap praktik

tersebut dan waktu penelitian dilaksanakan bulan Februari 2010.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 5: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

KAJIAN TEORI

PHBS

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran

sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang

kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

Dalam PHBS juga dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat (empowerment), bina

suasana (social support), dan kepemimpinan (advocacy).

1. Gerakan Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan

berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu

sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar

(aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi

mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran

utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok

masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu

melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini

kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang

seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses

pengorganisasian masyarakat (community organisation) atau pembangunan

masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah

mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan

yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan

dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Disinilah letak

pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan

yang didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan kepada masyarakat oleh program

kesehatan sebagai bantuan,hendaknya disampaikan pada fase ini, bukan

sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh

masyarakat.

2. Bina Suasana

Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong

individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 6: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan

sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi

panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan

masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena

itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat,khususnya dalam upaya

meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan bina

suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam bina suasana, yaitu:

a. Pendekatan Individu

b. Pendekatan Kelompok

c. Pendekatan Masyarakat Umum

3. Advokasi

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk

mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait

(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal

yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan

penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal

seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat

berperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) di bidangnya dan atau sebagai

penyandang dana non pemerintah.

Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi

jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya

berlangsung tahapan-tahapan, yaitu (1) mengetahui atau menyadari adanya

masalah, (2) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, (3) peduli terhadap

pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan

masalah, (4) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu

alternatif pemecahan masalah, dan (5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan

tepat. Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu:

a. Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi

b. Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah

c. Memuat peran serta sasaran dalam pemecahan masalah

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 7: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

d. Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based

e. Dikemas secara menarik dan jelas

f. Sesuai dengan waktu yang tersedia.

PHBS meliputi tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat umum,

pelayanan kesehatan, dan tempat kerja.

Faktor yang Mempengaruhi

Hal-hal yang mempengaruhi PHBS:

1. faktor intern, sebagian terletak di dalam diri individu itu sendiri

a. Keturunan

Seseorang berperilaku tertentu karena memang sudah demikianlah

diturunkan dari orangtuanya. Sifat-sifat yang dimilikinya adalah

sifat-sifat yang diperoleh dari orang tua atau neneknya dan lain

sebagainya.

b. Motif

Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu.

Motif atau dorongan ini timbul karena dilandasi oleh adanya

kebutuhan, yang oleh Maslow dikelompokkan menjadi kebutuhan

biologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan rohani.

2. faktor ekstern (faktor lingkungan), sebagian terletak di luar dirinya yang

mempengaruhi individu sehingga di dalam diri individu timbul unsur-

unsur dan dorongan untuk berbuat sesuatu

Manfaat

Perilaku hidup bersih dan sehat sangat banyak bermanfaat bagi penduduk

Indonesia, yaitu:

1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.

2. Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota

keluarga.

3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang

tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya

investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat

meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 8: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

4. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten

/Kota di bidang kesehatan.

5. Meningkatkan citra pemerintah dalam bidang kesehatan.

6. Dapat menjadikan percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

Manajemen Pelaksanaan PHBS di PAUD

PHBS tatanan pendidikan adalah upaya untuk memberdayakan siswa,

guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu

mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.

Sasaran pembinaan PHBS di sekolah adalah siswa, warga sekolah (kepala

sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah, dan orang tua siswa), dan

masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam, dan lain-lain).

PHBS untuk PAUD meliputi:

1. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun ketika berada di sekolah

2. Menggunakan jamban jika buang air kecil (BAK) dan buang air besar

(BAB) ketika di sekolah.

3. Membuang sampah pada tempatnya

4.Mengikuti kegiatan olahraga

5.Jajan di kantin sekolah

6. Memberantas jentik nyamuk

7. Mengukur berat badan dan tinggi badan setiap bulan

8. Membuang sampah pada tempatnya

2.2 Perilaku

Perilaku diartikan sebagai suatu reaksi organisme terhadap lingkungannya.

Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan

untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan dan rangsangan

tersebut dapat menimbulkan suatu perubahan perilaku (Ensiklopedi Amerika,

Notoadmodjo, 2003). Menurut Kwick, 1974 (Notoatmodjo, 2003) menyatakan

bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat

diamati dan bahkan dapat dipelajari. Sementara menurut Skinner, 1938

(Notoatmodjo, 2003) mendefinisikan bahwa perilaku merupakan respons atau

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 9: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Meskipun perilaku

adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar

organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada

karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini

berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon

tiap-tiap orang berbeda.

2.2.1 Determinan-Determinan Perilaku

Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus

yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini

dapat dibedakan menjadi dua, yakni:

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang

bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat

kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik

lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya.

Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang

mewarnai perilaku seseorang.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah totalitas

penghayatan dari aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama

atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun

eksternal. [Bloom, 1908 (Notoatmodjo, 2003)], membagi perilaku

manusia kedalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni: a)

kognitif (cognitive), b) afektif (affective), c) psikomotor

(psychomotor).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 10: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan disain cross

sectional.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di 33 PAUD di Kecamatan Koja, Jakarta

Utara dan waktu penelitiannya bulan Februari tahun 2010.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh peserta PAUD yang terdaftar pada

tahun ajaran 2009/ 2010 di Kec. Koja, sedangkan sampelnya adalah perwakilan

peserta PAUD dari masing-masing kelurahan yang diambil secara purposive

dengan rincian dari 7 kelurahan yang ada terdapat 33 PAUD, dan dari masing-

masing PAUD akan diambil 5 peserta sehingga total sampel

33 PAUD * 5 responden = sebesar 165 responden

Dari total sampel yang ada ditambah 10% sehingga menjadi 181

responden. Setelah diseleksi yang dapat dianalisis sebesar 179 responden

Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer

meliputi variabel praktik PHBS, jenis kelamin, peran guru, peran orang tua, dan

peran lingkungan sekitar sekolah, diperoleh melalui wawancara kepada responden

dengan menggunakan alat bantu kuesioner, sementara data sekunder didapatkan

melalui penelusuran kepustakaan meliputi profil Kec. Koja dan profil PAUD di

Kec. Koja.

Secara sederhana variabel yang dikumpulkan dituangkan dalam kerangka

konsep seperti di bawah ini

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 11: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

Gambar 1 Kerangka Konsep Praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Pada Peserta PAUD di Kec. Koja, Jakarta Utara Tahun 2010

Variabel yang akan diteliti dibuat definisi operasional yang tertuang dalam tabel

di bawah ini

Faktor Internal Jenis Kelamin

Faktor Eksternal 1. Peran Guru 2. Peran Orang Tua 3. Peran Lingkungan Sekitar Sekolah (teman, orang tua teman, dan penjaga kantin sekolah)

Praktik PHBS

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 12: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

Tabel 1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Kategori Skala 1. Praktik

PHBS Skor responden yang di peroleh dari hasil kuesioner praktik PHBS di sekolah yang meliputi Mencuci tangan dengan air bersih & sabun ketika berada di sekolah, Menggunakan jamban jika buang air besar (BAB) & buang air kecil (BAK) ketika di sekolah, Membuang sampah pada tempatnya, memerika jentik, mengikuti kegiatan Olahraga, mengukur BB dan TB, dan Jajan di kantin sekolah

1. Baik, bila > median

2. Kurang Baik, bila

≤ median

Nilai median = 8

Ordinal

2. Jenis Kelamin

Status fisik resonden yang membedakan praktik PHBS dapat diketahui melalui observasi secara langsung

1. Laki-laki 2. Perempuan

Ordinal

3. Peran Guru Skor responden mengenai motivasi yang diberikan oleh pengajar yangmana diantara pekerjaannya adalah mengajarkan tentang PHBS di sekolah kepada peserta PAUD

1. Berperan, bila > median

2. Kurang Berperan,

bila ≤ median Nilai median = 9

Ordinal

4. Peran Orang tua

Skor responden mengenai motivasi dan anjuran yang diperoleh dari ibu/ ayah/ orang tua untuk melaksanakan PHBS di sekolah

1. Berperan, bila > median 2. Kurang Berperan, bila ≤ median Nilai median = 9

Ordinal

5. Peran Teman Skor responden mengenai motivasi yang diperoleh dari teman sebaya/ teman sekolah untuk melaksanakan PHBS di sekolah

1. Berperan, bila > median 2. Kurang Berperan, bila ≤ median Nilai median = 7

Ordinal

6. Peran Orang Tua Teman

Skor responden mengenai motivasi yang diperoleh dari ibu/ ayah/ orang tua dari temannya untuk melaksanakan PHBS di

1. Berperan, bila > median 2. Kurang Berperan, bila ≤

Ordinal

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 13: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya akan diolah. Pengolahan data dilakukan

agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang berguna dan benar.

Pengolahan data penelitian dilakukan dengan bantuan perangkat lunak. Adapun

tahapannya meliputi: editing, coding, inputing, cleaning, entry, dan scoring

Analisis Data

Hasil penelitian ini dianalisis secara univariat dan bivariat

sekolah median Nilai median = 8

7. Peran Penjaga Kantin Sekolah

Skor responden mengenai motivasi yang diperoleh dari orang yang mengelola kantin sekolah untuk melaksanakan PHBS di sekolah

1. Berperan, bila > median 2. Kurang Berperan, bila ≤ median Nilai median = 8

Ordinal

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 14: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Paparan pada bab ini meliputi analisis hasil penelitian termasuk

didalamnya adalah analisis univariat dan bivariat serta pembahasan dari masing-

masing variabel yang dianalisis

Analisis Univariat

Responden yang dianalisis dalam penelitian ini sebanyak 179 orang.

Namun pada variabel peran penjaga kantin sekolah yang dianalisis hanya sebesar

85 responden. Hal tersebut berkaitan dengan keberadaan kantin sekolah karena

tidak semua PAUD memiliki kantin.

Gambaran hasil penelitian meliputi praktik PHBS pada peserta PAUD

lebih dari setengahnya masih kurang baik baik yaitu 112 orang (62.6%), lebih dari

separuh pesertanya adalah anak perempuan (56.4%), sedangkan secara

keseluruhan peran berbagai pihak dalam mendukung PHBS masih rendah (kurang

berperan). Pihak yang dimaksud adalah guru (80.4%), orang tua (72.1%), teman

(58.1%), orang tua teman (60.9%), dan penjaga kantin sekolah (65.9%). Secara

ringkas gambaran hasil tersaji di tabel 5.1 berikut

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 15: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Praktik PHBS, Faktor Internal, dan Faktor Eksternal di Kecamatan Koja,

Jakarta Utara Tahun 2010 Variabel n %

1. Praktik PHBS (n = 179) a. Baik b. Kurang Baik

2. Jenis Kelamin (n = 179)

a. Laki-laki b. Perempuan

3. Peran Guru (n = 179)

a. Berperan b. Kurang Berperan

4. Peran Orang Tua (n = 179)

a. Berperan b. Kurang Berperan

5. Peran Teman (n = 179)

a. Berperan b. Kurang Berperan

6. Peran Orang Tua Teman (n = 179)

a. Berperan b. Kurang Berperan

7. Peran Penjaga Kantin Sekolah (n = 85)

a. Berperan b. Kurang Berperan

67 112

78 101

35 144

50 129

75 104

70 109

29 56

37,4 62,6

43,6 56,4

19,6 80.4

27,9 72,1

41,9 58,1

39,1 60,9

34.1 65.9

Analisis Bivariat

Berdasarkan tabel 5.2. Peserta PAUD yang memiliki praktik PHBS baik,

lebih banyak pada peserta PAUD berjenis kelamin perempuan yaitu 40 orang

(39.6%) daripada peserta PAUD berjenis kelamin laki-laki yaitu 27 orang

(34.6%). Hasil uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis

kelamin peserta PAUD dengan Praktik PHBS (Pvalue 0,494).

Peserta PAUD yang memiliki praktik PHBS baik, lebih banyak pada

peserta PAUD yang mendapatkan arahan PHBS dari guru yaitu 24 orang (68.4%)

daripada peserta PAUD yang kurang mendapatkan arahan PHBS dari guru yaitu

43 (29.9%). Uji Chi Square menunjukkan hasil ada hubungan antara peran guru

dalam mengarahkan PHBS pada peserta PAUD dengan Praktik PHBS (Pvalue

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 16: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

0,000). Hasil perhitungan Prevalensi Rasio (PR) menunjukkan peserta PAUD

yang mendapatkan arahan PHBS dari guru cenderung untuk memiliki praktik

PHBS dengan baik 2,296 kali dibandingkan peserta PAUD yang tidak

mendapatkan arahan PHBS dari guru (95% CI 1.641--3.214).

Sementara peserta PAUD yang memiliki praktik PHBS baik lebih banyak

pada peserta PAUD yang mendapatkan arahan dari orang tua yaitu 34 orang

(68,0%) daripada peserta PAUD yang kurang mendapatkan arahan dari orang tua

yaitu 33 orang (25.6%). Dan hasil uji Chi Square menunjukkan ada hubungan

antara peran orang tua dalam mengarahkan PHBS pada peserta PAUD dengan

Praktik PHBS (Pvalue 0,000). Hasil perhitungan Prevalensi Rasio (PR)

menunjukkan peserta PAUD yang mendapatkan arahan PHBS dari orang tua

cenderung untuk memiliki praktik PHBS dengan baik 2,658 kali dibandingkan

peserta PAUD yang tidak mendapatkan arahan PHBS dari orang tua (95%CI

1,872--3,774).

Pada peserta PAUD yang memiliki praktik PHBS baik, lebih banyak pada

peserta PAUD yang mendapatkan masukan dari teman yaitu 39 orang (52.0%)

daripada peserta PAUD yang kurang mendapatkan masukan dari teman yaitu 28

orang (26.9%). Berdasarkan hasil uji Chi Square menunjukkan ada hubungan

antara peran teman dalam memberikan interaksi tentang PHBS pada peserta

PAUD dengan Praktik PHBS peserta PAUD (Pvalue 0,001). Hasil perhitungan

Prevalensi Rasio (PR) menunjukkan peserta PAUD yang mendapatkan interaksi

tentang PHBS dari teman cenderung untuk memiliki praktik PHBS dengan baik

1,931 kali dibandingkan peserta PAUD yang tidak mendapatkan interaksi tentang

PHBS dari teman (95% CI 1,315--2,836).

Peserta PAUD yang memiliki praktik PHBS baik, lebih banyak pada

peserta PAUD yang mendapatkan arahan dari orang tua teman yaitu 45 orang

(64.3%) daripada peserta PAUD yang kurang mendapatkan arahan dari orang tua

teman yaitu 22 orang (20.2%). Dari hasil uji Chi Square menunjukkan ada

hubungan antara peran orang tua teman dalam mengarahkan PHBS pada peserta

PAUD dengan Praktik PHBS (Pvalue 0,000). Hasil perhitungan Prevalensi Rasio

(PR) menunjukkan peserta PAUD yang mendapatkan arahan PHBS dari orang tua

teman cenderung untuk memiliki praktik PHBS dengan baik 3,185 kali

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 17: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

dibandingkan peserta PAUD yang tidak mendapatkan arahan PHBS dari orang

tua teman (95% CI 2,109--4,810).

Terakhir Peserta PAUD yang memiliki perilaku baik pada perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) lebih banyak pada peserta PAUD yang mendapatkan

arahan dari penjaga kantin sekolah yaitu 21 orang (72.4%) daripada peserta

PAUD yang kurang mendapatkan arahan dari penjaga kantin sekolah yaitu 13

orang (23.2%) dengan hasil uji Chi Square menunjukkan ada hubungan antara

peran penjaga kantin sekolah dalam mengarahkan PHBS pada peserta PAUD

dengan Praktik PHBS (Pvalue 0,000). Hasil perhitungan Prevalensi Rasio (PR)

menunjukkan peserta PAUD yang mendapatkan arahan PHBS dari penjaga kantin

sekolah cenderung untuk memiliki praktik PHBS dengan baik 3,119 kali

dibandingkan peserta PAUD yang tidak mendapatkan arahan PHBS dari penjaga

kantin sekolah (95% CI 1,842--5,282).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 18: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Praktik PHBS di Kecamatan Koja,

Jakarta Utara Tahun 2010 Praktik PHBS

Baik Kurang Baik

Total

Variabel n % n % n %

P-Value PR

1. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan

2. Peran Guru

a. Berperan b. Kurang

Berperan 3. Peran Orang Tua

a. Berperan b. Kurang

Berperan

4. Peran Teman a. Berperan b. Kurang

Berperan 5. Peran Orang Tua

Teman a. Berperan b. Kurang

Berperan 6. Peran Penjaga

Kantin Sekolah a. Berperan b. Kurang

Berperan

27 40

24 43

34 33

39 28

45 22

21 13

34,6 39,6 68,6 29,9 68,0 25,6 52,0 26,9 64,3 20,2 72.4 23.2

51 61

11 101

16 96

36 76

25 87

8

43

65,4 60,4 31,4 70,1 32,0 74,4 48,0 73,1 35,7 79,8 27.6 76.8

78

101

35 144

50 129

75 104

70 109

29 56

100 100

100 100

100 100

100 100

100 100

100 100

0.494

0.000

0.000

0.001

0.000

0.000

0,874

(95% CI 0,593-1,289)

2,296 (95% CI 1.641- 3.214) 2,658 (95%CI 1,872-3,774) 1,931 (95%CI 1,315-2,836) 3,185 (95%CI 2,109-4,810) 3,119 (95% CI 1,842-5,282)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 19: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik PHBS pada peserta PAUD

masih rendah. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh sosialisasi dari pihak

terkait dalam hal ini puskesmas maupun dinas kesehatan sebagai perpanjangan

tangan Departemen Kesehatan masih minim terutama terhadap para guru di level

paling dasar (PAUD) sehingga memberikan pengaruh pula terhadap sosialisasi

PHBS tersebut kepada peserta didiknya. Selain itu, peran dari pihak lain (orang

tua, teman, orang tua teman, dan penjaga kantin sekolah) masih kurang. Berbeda

dengan temuan Chotijah (2008) menyebutkan pelaksanaan PHBS pada level

pendidikan dasar (SD) sudah cukup baik yaitu sebesar 62.8%. Demikian juga hasil

temuan Sualman (2009) menyatakan pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan

sudah mencapai 84.7%.

Responden dalam penelitian ini lebih dari separuh adalah anak perempuan.

Banyaknya peserta perempuan disebabkan oleh proporsi peserta PAUD secara

keseluruhan lebih banyak anak perempuan. Hasil uji secara statistik tidak

menunjukkan hubungan yang bermakna, baik anak laki-laki maupun perempuan

dalam mempraktikkan PHBS tidak berbeda. Kemungkinan disebabkan oleh belum

adanya sosialisasi PHBS ke mereka sehingga dalam praktiknya tidak bisa lihat

perbedaannya walaupun secara proporsi anak perempuan lebih baik praktik

PHBSnya dibandingkan anak laki-laki.

Peran guru dalam mendukung praktik PHBS pada peserta PAUD masih

belum banyak, hal ini ditandai dengan besarnya nilai pada kelompok kurang

berperan. Ini bisa terjadi kemungkinan karena penyampaian informasi tentang

PHBS untuk anak usia dini dari petugas yang berkompeten (puskesmas/ dinas

kesehatan) masih minim. Kemungkinan lain karena guru lebih memfokuskan

menyampaikan materi pembelajaran yang terdapat di dalam kurikulum

dibandingkan dengan materi PHBS yang secara kurikulum belum tertulis. Hasil di

atas berbeda dengan peranan guru di tingkat sekolah dasar. Dukungan mereka

dalam praktik PHBS kepada siswanya cukup besar, yaitu sebesar 88.5%

(Chotijah, 2008). Uji statistik peran guru terhadap praktik PHBS menunjukkan

hasil yang bermakna, semakin berperan guru dalam mensosialisasikan pesan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 20: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

PHBS maka peserta PAUD akan lebih besar proporsinya dalam mempraktikkan

PHBS. Hal itu dimungkinkan karena biasanya anak-anak patuh terhadap perintah

gurunya sehingga bila gurunya semakin berperan dalam mensosialisasikan PHBS

maka praktiknya juga akan semakin baik. Namun hasil di atas berbeda dengan

Chotijah (2008) yang menyebutkan peranan guru tidak berhubungan secara

signifikan dengan praktik PHBS anak.

Sementara peranan orang tua dalam menyampaikan PHBS juga masih

rendah. Rendahnya peranan tersebut mungkin disebabkan oleh terbatasnya

pengetahuan orang tua tentang PHBS dikarenakan oleh terbatas pula sosialisasi

dari petugas kesehatan kepada para orang tua sehingga untuk menyampaikan ke

anak juga menjadi terbatas. Selain itu mungkin kesibukan orang tua dalam bekerja

di luar rumah sehingga waktunya untuk mensosialisasikan PHBS sangat sedikit.

Peran orang tua berbeda hasilnya dengan Chotijah (2008) yang menyatakan

dukungan orang tua sangat besar (92.3%) terhadap praktik PHBS anak. Secara

statistik ada hubungan yang bermakna antara peran orang tua dengan praktik

PHBS, semakin besar peranan orang tua maka praktik PHBS peserta PAUD akan

semakin baik. Peranan orang tua masih kuat untuk mengubah perilaku anak ke

arah yang lebih baik sehingga bila orang tua memiliki pengetahuan dan waktu

yang memadai berkaitan dengan PHBS maka praktik peserta terhadap PHBS

menjadi lebih baik. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

Chotijah (2008) yang menyatakan peranan orang tua tidak berhubungan dengan

praktik PHBS.

Lebih dari separuh proporsi teman kurang berperan dalam praktik PHBS.

Hal itu kemungkinan bertalian dengan sosialisasi dari pihak puskesmas/ dinas

kesehatan yang minim kepada peserta PAUD sehingga untuk saling mengingatkan

antar teman tentang praktik PHBS menjadi rendah. Ada hubungan yang bermakna

secara statistik peran teman dengan praktik PHBS. Teman sebaya (peers)

merupakan panutan atau idola bagi teman lainnya, artinya bila salah satu peserta

PAUD mempraktikkan pesan-pesan PHBS lalu ia mengajak/ mengingatkan

teman-temannya, contoh cuci tangan pakai sabun bila setelah buang air kecil,

maka teman-temannya akan mengikuti hal yang sama.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 21: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

Orang tua teman kurang berperan dalam mendukung praktik PHBS untuk

peserta PAUD. Hal itu dimungkinkan oleh pemahaman mereka tentang PHBS

masih minim serta kesibukan mereka saat menunggu di sekolah mengurus

berbagai keperluan anak-anaknya, misalnya ada anak yang masih manja ingin

ditemani oleh ibunya saat belajar di kelas, merengek-rengek selalu minta jajan,

atau anak-anak yang sering berantem sehingga tidak sempat untuk menjangkau

teman-teman anaknya untuk praktik PHBS. Selain itu bisa juga disebabkan oleh

orang tua yang lebih senang ngobrol dengan orang tua lainnya dibandingkan

dengan mengingatkan temen-teman anaknya untuk melaksanakan PHBS. Peran

orang tua teman berhubungan bermakna dengan praktik PHBS. Orang tua teman

bisa menjadi tokoh panutan untuk peserta PAUD, sehingga bila mereka diingatkan

dalam waktu yang berulang-ulang kemungkinan besar praktik PHBS akan

menjadi lebih baik.

Penjaga kantin sekolah pun kurang berperan dalam mendukung praktik

PHBS untuk peserta PAUD. Bisa dipahami hal itu terjadi lebih dimungkinkan

karena kesibukan para penjaga kantin atau warung sekolah tersebut mengurusi

dagangannya atau melayani pembeli. Bisa juga disebabkan oleh ketidaktahuan

mereka mengenai PHBS. Hubungan kemaknaanpun menunjukkan hasil yang

signifikan antara peran penjaga kantin sekolah dan praktik PHBS. Bila ada

sosialisasi terhadap mereka tentang PHBS diikuti dengan pemahaman yang

memadai kemungkinan besar mereka akan ikut mensosialisasikan hal tersebut ke

peserta PAUD.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 22: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Peserta PAUD yang telah mempraktikkan PHBS dengan baik baru sebanyak 67

peserta (37.4%) selebihnya masih kurang

2. Lebih banyak (101 orang) peserta PAUD adalah anak perempuan (56.4%)

dibandingkan laki-laki.

3. Secara keseluruhan peran pihak lain dalam mensosialisasikan PHBS kepada

peserta PAUD masih dalam kategori kurang berperan dengan komposisi

sebesar 80.4% (144 orang) pada kelompok peran guru, sebesar 72.1% (129

orang) pada peran orang tua, sebesar 58.1% (104 orang) pada peran teman,

sebesar 60.9% (109 orang) pada peran orang tua teman, dan sebesar 65.9% (59

orang) pada kelompok peran penjaga kantin sekolah.

4. Hasil uji bivariat menunjukkan secara statistik ada hubungan yang bermakna

(p-value < 0.05) peran guru, orang tua, teman, orang tua teman, dan penjaga

kantin sekolah dengan praktik PHBS, sementara jenis kelamin secara statistik

tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p-value ≥ 0.05) terhadap

praktik PHBS.

Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan antara lain:

1. Sosialisasi sejak dini oleh guru kepada peserta PAUD mengenai pesan-pesan

yang ada dalam PHBS melalui semua aktivitas harian di sekolah dikaitkan

dengan PHBS dengan tujuan setiap peserta akan terbiasa dengan hal tersebut

dan dapat saling mengingatkan antar mereka untuk selalu melaksanakan

praktik PHBS.

2. Komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai PHBS secara berkala (setiap

awal semester) oleh pihak puskesmas/ dinas kesehatan kepada para guru, orang

tua murid bersamaan dengan kegiatan POMG (Persatuan Orang tua Murid dan

Guru) dan para penjual makanan dan minuman yang ada di lingkungan sekolah

dengan tujuan agar mereka menjadi perpanjangan tangan dalam menyampaikan

PHBS kepada peserta PAUD baik di lingkungan sekolah (peran guru, orang

tua, dan penjaga kantin sekolah) dan luar sekolah (peran orang tua).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 23: Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)

DAFTAR PUSTAKA

Chotidjah, Nur. 2008. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Siswa Kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar Negeri Jombang I Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang, Banten Tahun 2008. Skripsi. Jakarta: FIKES UHAMKA Departemen Gizi & Kesehatan Masyarakat FKM UI. 2007. Gizi dan Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Depkes RI. 2007. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Berbagai

Tatanan. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Green, Lawrence. 1991. Health Education Planning A Diagnostic Approach.

California: Mayfield Publishing Company Jelliffe, D.B. & E.F.P. Jelliffe. 1989. Community Nutritional Assessment. United

States: Oxford University Press Mamdy, Zulazmi. 2001. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jurnal Ilmu Kesehatan UHAMKA 1 (1): 10--25. 2001

Notoatmodjo, Soekidjo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu

Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT

Rineka Cipta. Pratiknya, Ahmad Watik. 2003. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran

dan Kesehatan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Smet, Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo. Sualman, Kamisah. 2009. PHBS Tatanan Rumah Tangga. Riau: Bag. Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.