Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

22
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN TEMPAT- TEMPAT UMUM BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak asazi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita- cita bangsa Indonesia, sebagaimana yang dimaksudkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan. 1 Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka mengimbangi makin ketatnya persaingan bebas di era globalisasi. Keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut memerlukan pembangunan kesehatan yang lebih produktif

description

vghvhj

Transcript of Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

Page 1: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN TEMPAT-TEMPAT UMUM

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan hak asazi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang

harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana yang dimaksudkan

dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Berkaitan dengan hal itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai

melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan.1

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar

rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk memperoleh

pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar peranannya dalam

mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka mengimbangi makin

ketatnya persaingan bebas di era globalisasi. Keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut

memerlukan pembangunan kesehatan yang lebih produktif dengan melibatkan semua sektor

terkait termasuk swasta dan masyarakat. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan yang optimal.2

Page 2: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

Banyak hal di bidang kesehatan telah dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan

kesehatan. Namun demikian, bila digunakan sasaran strategis Kementerian Kesehatan yang

harus dicapai tahun 2014 dan target-target Millennium Development Goals (MDGs) yang

harus dicapai tahun 2015 sebagai acuan, berbagai hal yang telah dicapai tersebut kiranya

masih memerlukan peningkatan yang luar biasa.1

Hasil Riskesdas 2007 diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktekkan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baru mencapai 38,7% sehinggan Rencana Strategis

(Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 mencantumkan taget 70% rumah tangga

sudah mempraktekkan PHBS pada tahun 2014. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS

memang merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) dari Kementerian Kesehatan. 

Meningkatkan cakupan rumah tangga yang mempraktekkan PHBS sebesar lebih dari 30%

dalam kurun waktu 2010-2014 merupakan upaya yang sangat berat. Perilaku rumah tangga

sangat dipengaruhi oleh proses yang terjadi di tatanan-tatanan sosial lain, yaitu tatanan

institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas

kesehatan.1

Profil kesehatan Indonesia tahun 2009 menyajikan data bahwa baru 64,41% sarana

yang telah dibina kesehatan lingkungannya yang meliputi institusi pendidikan (67,52%),

tempat kerja (59,15%), tempat ibadah (58,84%), fasilitas kesehatan (77,02%) dan sarana lain

(62,26%). Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan PHBS di tatanan-tatanan selain rumah

tangga, yaitu di tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan

tatanan fasilitas kesehatan, juga belum berjalan sebagaimana mestinya.1

Page 3: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) di salah satu tatanan yaitu tempat-tempat umum (TTU). Sarana dan bangunan umum

merupakan tempat dan atau alat yang dipergunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan

kegiatannya. Oleh karena itu perlu dikelola demi kelangsungan kehidupan dan

penghidupannya untuk mencapai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang

memungkinkan penggunanya hidup dan bekerja dengan produktif secara sosial ekonomis.3

Sarana dan bangunan umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan

apabila memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan dapat mencegah penularan penyakit

antar pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan

dalam pencegahan terjadinya kecelakaan, oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya

kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan yang diselenggarakan secara menyeluruh,

terpadu, dan berkesinambungan. Dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat serta

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka diperlukan strategi promosi kesehatan baik

kepada pemerintah, tokoh masyarakat, dan khususnya kepada masyarakat.3

B.     TUJUAN

1.      Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS di tempat-tempat umum

2.      Meningkatkan peran serta masyarakan tehadap PHBS di tempat-tempat umum

3.      Meningkatkan kesehatan lingkungan di tempat-tempat umum yang memenuhi syarat

kesehatan

Page 4: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang,

keluarga, kelompok atau masyarkat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam  mewujudkan kesehatan masyarakat.1 Dengan demikian,

PHBS sebagai wujud operasional dari promosi kesehatan merupakan upaya mengajak,

mendorong  kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.4

PHBS mencakup banyak perilaku yang harus dipraktikkan dalam rangka mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Di bidang pencegahan dan

penanggulangan penyakit serta pencegahan lingkungan harus dipraktikkan melalui mencuci

tangan dengan sabun, pengelolaan air minum dan makanan yang memenuhi syarat,

menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, pengelolaan limbah cair yang

memenuhi syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok dalam ruangan, dan lain-lain.1

Page 5: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

B.     PHBS DI TEMPAT-TEMPAT UMUM

             a.      Pengertian Tempat-tempat Umum

Tempat-tempat umum yaitu tempat kegiatan bagi umum, yang mempunyai tempat,

sarana dan kegiatan tetap, diselenggarakan badan pemerintah, swasta, dan atau perorangan,

yang dipergunakan langsung oleh masyarakat.5

a)      Kriteria

Suatu tempat dikatakan tempat umum bila memenuhi kriteria :

1.      Diperuntukkan masyarakat umum

2.      Mempunyai bangunan tetap /permanen

3.      Tempat tersebut ada aktivitas pengelola pengunjung/pengusaha

4.      Pada tempat tersebut tersedia fasilitas :

-          Fasilitas kerja Pengelola

-          Fasilitas sanitasi, seperti penyediaan air bersih,bak sampah, WC, Kamar mandi, pembuangan

limbah (SPAL)

b)      Jenis-jenis Tempat Umum

1.      Yang berhubungan dengan sarana Pariwisata

-  Penginapan/Losmen

-  Mess

-  Kolam Renang

-  Bioskop

-  Tempat Hiburan

- Tempat Rekreasi

-  Bilyard

Page 6: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

-  Tempat Bersejarah

2.   Yang berhubungan dengan sarana Perhubungan

-  Terminal Angkutan Darat

-  Terminal Angkutan Laut

3.   Yang berhubungan dengan sarana Komersial :

-  Pemangkas Rambut

-  Salon Kecantikan

-  Pasar-Pasar

-  Apotik

-  Toko Obat

-  Perbelanjaan

4.   Yang berhubungan dengan sarana Sosial :

-  Tempat-Tempat Ibadah

-  Rumah Sakit

-  Klinik Bersalin

-  Sekolah-Sekolah/Asrama

-  Panti Asuhan

5.   Kantor-kantor pemerintahan dan swasta termasuk bank-bank pemerintah dan swasta.6

            b.      Manfaat PHBS di Tempat-tempat Umum

1.      Bagi Masyarakat

a)      Masyarakat menjadi sehat dan tidak mudah sakit

Page 7: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

b)      Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan mengatasi

masalah-masalah kesehatan yang dihadapi

2.      Bagi Tempat Umum

a)      Lingkungan di sekitar tempat-tempat umum menjadi lebih bersih, indah dan sehat, sehingga

meningkatkan citra tempat umum

b)      Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari meningkatnya

kunjungan pengguna tempat-tempat umum

3.      Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota

a)      Peningkatan persentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah

kabupaten/kota yang baik

b)      Kabupaten/kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan

PHBS di tempat-tempat umum.5

C.     PEMBINAAN PHBS DI TEMPAT-TEMPAT UMUM

Promosi Kesehatan di tempat umum merupakan upaya untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama

masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan

yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan

didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya

bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan

kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula berperilaku

mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah

kehidupan masyarakat.6

Page 8: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

PHBS di tempat-tempat umum bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau

pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga

disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku. PHBS di tempat-tempat

umum dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri

maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan

sebagainya). Dengan kata lain PHBS ditempat-tempat umum tidak hanya mengaitkan diri

pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan

atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka memelihara dan

meningkatkan kesehatan masyarakat.6

a.       Metode

Metode yang digunakan dalam pembinaan PHBS di tempat-tempat umum

sebagaimana yang digunakan dalam promosi kesehatan dapat digolongkan berdasarkan

Teknik Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.

1.      Berdasarkan Teknik Berkomunikasi

a)      Metode Penyuluhan Langsung

Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan sasaran

misalnya kunjungan ke rumah-rumah, pertemuan diskusi (FGD), pertemuan di balai desa,

pertemuan di posyandu, dan lain-lain.

b)      Metode Tidak Langsung

Page 9: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka dengan sasaran,

tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara (media). Misalnya publikasi dalam

bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dan sebagainya.

2.      Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai

a)      Pendekatan Perorangan

Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan

sasaran secara perorangan, antara lain : kunjungan rumah, hubungan telepon, dan lain-lain

b)  Pendekatan Kelompok

Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok sasaran. Beberapa

metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara lain : Pertemuan, Demonstrasi,

Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan lain-lain

c)  Pendekatan Massal

Petugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus kepada sasaran yang

jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam golongan ini adalah : pertemuan

umum, pertunjukan kesenian, penyebaran tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film,

dan lain-lain.

3.      Berdasarkan Indera Penerima

a)      Metode Melihat/Memperhatikan

Dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui indera penglihatan, seperti : Penempelan Poster,

Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran dinding, Pemutaran Film

b)      Metode Pendengaran

Page 10: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera pendengar, umpamanya :

penyuluhan lewat radio, pidato, ceramah, dan lain-lain

c)      Metode Kombinasi

Metode ini contohnya demonstrasi yaitu memperlihatkan secara singkat kepada suatu

kelompok bagaimana melakukan suatu perilaku kesehatan baru.7

b.      Sasaran

Sasaran PHBS di tempat-tempat umum dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu

sasaran primer, sasaran sekunder, dan sasaran tersier. Sasaran primer berupa sasaran langsung

yaitu : individu anggota masyarakat, kelompok-kelompok dalam masyarakat, dan masyarakat

secara keseluruhan yang diharapkan untuk mempraktikkan PHBS. Secara umum, yang

termasuk dalam sasaran ini antara lain : masyarakat pengguna atau pembeli, pedagang,

petugas kebersihan, petugas keamanan, pengelola/pramusaji, jamaah, pengelola tempat

ibadah, remaja tempat ibadah, awak angkutan umum, pengelola angkutan umum, dan

sebagainya.5

Sasaran sekunder adalah mereka yang memiliki pengaruh terhadap sasaran primer

dalam pengambilan keputusan untuk mempraktikkan PHBS. Yang termasuk dalam kelompok

ini adalah pemuka masyarakat atau tokoh masyarakat, yang umumnya menjadi panutan

sasaran primer. Terdapat berbagai jenis tokoh masyarakat misalnya tokoh atau pemuka adat,

tokoh atau pemuka agama, tokoh politik, tokoh pertanian, tokoh pendidikan, tokoh bisnis,

tokoh pemuda, tokoh remaja, tokoh wanita, tokoh kesehatan dan lain-lain. Pemuka atau tokoh

adalah seseorang yang memiliki kelebihan di antara orang-orang lain dalam masyarakat dan

menjadi panutan bagi kelompoknya atau bagi masyarkat karena ia menjadi figur yang

Page 11: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

menonjol. Di samping itu, ia dapat mengubah system nilai dan norma yang berlaku dalam

kelompoknya.

Sedangkan sasaran tersier adalah mereka yang berada dalam posisi pengambilan

keputusan formal, sehingga dapat memberikan dukungan, baik berupa kebijakan/pengaturan

dan atau sumber daya dalam proses pembinaan PHBS terhadap sasaran primer. Mereka juga

sering disebut sebagai tokoh masyarakat formal, yakni orang yang memiliki posisi

menentukan dalam struktur formal di masyarakat (penentu kebijakan). Dengan posisinya itu,

mereka juga memiliki kemampuan untuk mengubah sistem nilai dan norma masyarakat

melalui pemberlakuan kebijakan/pengaturan, di samping menyediakan sarana yang

diperlukan.1

c.       Strategi

Pembinaan PHBS di tempat umum yang bersifat menyeluruh memerlukan strategi

oleh karena rumitnya hakikat dari perilaku. Dengan mengacu pada Piagam Ottawa (Ottawa

Charter) yang merupakan hasil dari Konferensi Internasional Promosi Kesehatan Pertama di

Ottawa (Kanada), tiga strategi pokok yang harus dilaksanakan dalam promosi kesehatan

adalah advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat.

Pembinaan PHBS di tempat umum dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan

pembinaan oleh kementerian terkait sesuai dengan tempat umum yang dibinanya dan juga

dengan pembinaan dan pengembangan desa dan kelurakan siaga aktif. Tanggung jawab

pembinaan terendah PHBS di tempat umum juga diletakkan di tingkat kabupaten/kota

(Pokjanal Kabupaten/Kota).

1.      Pemberdayaan  Masyarakat

Page 12: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu,  keluarga atau

kelompok (sasaran) secara terus-menerus dan  berkesinambungan mengikuti perkembangan

sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi

tahu atau sadar (aspekknowledge), dari tahu menjadi mau (aspek aƫtitude), dan dari mau

menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Pemberdayaan

merupakan proses memosisikan masyarakat agar memiliki peran yang besar (kedaulatan)

dalam  pengambilan keputusan dan penetapan tindakan yang berkaitan dengan kesehatannya.

Pemberdayaan di tempat umum seperti tempat ibadah, pasar, terminal, pertokoan,

tempat rekreasi dan lain-lain ditujukan terhadap para pengunjung tempat umum. Di tempat

umum pun pemberdayaan diawali dengan pengorganisasian masyarakat (yaitu masyarakat

tempat umum, khususnya para pemilik dan pengelola tempat umum). Tujuannya adalah

untuk membentuk atau merevitalisasi Tim Kesehatan di tempat umum yang bersangkutan

(pengembangan kapasitas pengelola). Dengan pengorganisasian masyarakat ini, maka

selanjutnya pemberdayaan pengunjung di tempat umum dapat ditimbangterimakan kepada

pemilik dan pengelola tempat umum serta Tim Kesehatannya. Pemberdayaan dapat di

laksanakan melalui penyelenggaraan Klinik Konsultasi Kesehatan sebagai UKBM di tempat

umum yang dikelola oleh Tim Kesehatan.

2.      Bina Suasana

Pemilik/pengelola tempat umum dan Tim Kesehatan juga bertugas menyelenggarakan

bina suasana di tempat umum yang mereka kelola. Tugas yang utama adalah berperan

sebagai panutan dalam mempraktikkan PHBS bagi pengunjung di tempat umum yang

dikelolanya. Tugas berikutnya adalah memanfaatkan media tentang PHBS seperti 

pemasangan billboard, poster,banner di tempat-tempat strategis, pembagian selebaran

Page 13: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

(leaflet), pertunjukan  film, dan jika memungkinkan, menyelenggarakan

seminar/simposium/diskusi, mengundang pakar atau tokoh atau figur publik untuk

berceramah dan lain-lain.

Bina suasana publik dilakukan oleh masyarakat umum melalui pengembangan

kemitraan dan pemanfaatan media komunikasi, seperti radio, televisi, koran, majalah, situs

internet dan lain-lain, sehingga dapat tercipta pendapat umum. Dalam kategori ini media

massa tersebut peduli dan mendukung perilaku yang sedang diperkenalkan. Dengan

demikian, maka media massa tersebut lalu menjadi mitra dalam rangka menyebarluaskan

informasi tentang perilaku yang sedang diperkenalkan dan menciptakan pendapat umum atau

opini publik yang positif tentang perilaku tersebut. Suasana atau pendapat umum yang positif

ini akan dirasakan pula sebagai pendukung atau “penekan” (social pressure) oleh individu-

individu anggota masyarakat, sehingga akhirnya mereka mau melaksanakan perilaku yang

sedang diperkenalkan.

3.      Advokasi

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan

komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang

terkait ini berupa tokoh-tokoh masyarakat (formal dan informal) yang umumnya berperan

sebagai narasumber (opinion leader), atau penentu kebijakan (norma) atau penyandang dana

(termasuk swasta dan dunia usaha). Juga berupa kelompok-kelompok dalam masyarakat dan

media massa yang dapat berperan dalam menciptakan suasana kondusif, opini publik dan

dorongan (pressure) bagi terciptanya PHBS masyarakat. Advokasi merupakan upaya untuk

menyukseskan bina suasana dan pemberdayaan atau proses pembinaan PHBS secara umum.

Page 14: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

Komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam

waktu singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu:

1)   mengetahui atau menyadari adanya masalah

2)   tertarik untuk ikut mengatasi masalah

3)   peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif

pemecahan masalah

4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif  pemecahan

masalah

5)   memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

Advokasi dilakakukan oleh fasilitator dari kabupaten/kota/provinsi terhadap para

pemilik dan pengelola tempat umum agar mereka berperan serta dalam kegiatan pembinaan

PHBS di tempat umum yang dikelolanya. Para pemilik dan pengelola tempat umum misalnya

harus memberi dukungan kebijakan/pengaturan dan menyediakan sarana agar PHBS di

tempat umum dapat dipraktikkan.

D.    PEMANTAUAN DAN EVALUASI

a.       Pemantauan

Untuk melihat keberhasilan pembinaan PHBS maka yang diukur dan dievaluasi

adalah PHBS di tatanan rumah tangga. Namun, hasil akhir ini sangat dipengaruhi oleh hasil-

hasil antara yaitu PHBS di tatanan lain. Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan lain

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dengan memanfaatkan data dari sistem informasi

PHBS yang terintegrasi dalam sistem Informasi Kementerian terkait. Hasil pengolahan data

diumpanbalikkan untuk tujuan perbaikan.

Page 15: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan tempat-tempat umum menggunakan data

dari sistem informasi PHBS tatanan tempat umum yang terintegrasi dalam Sistem Informasi

Kementerian Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perhubungan, dan

Kementerian Perdagangan. Pemantauan juga dapat dilakukan dengan melaksanakan supervisi

dan bimbingan secara berkala dan sewaktu-waktu sehingga kesulitan-kesulitan yang dihadapi

di tingkat pelaksanaan dapat segera diatasi.

b.      Evaluasi

Evaluasi dilakukan terhadap dampak pembinaan PHBS, yaitu yang berupa perubahan

perilaku masyarakat di tatanan rumah tangga. Evaluasi dilakukan beberapa tahun sekali

dengan menyelenggarakan survai secara nasional terhadap masyarakat. Oleh karena survai

secara nasional memerlukan biaya yang cukup besar, maka evaluasi terhadap keberhasilan

pembinaan PHBS diintegrasikan dengan survei-survei yang diselenggarakan oleh

Kementerian Kesehatan yaitu Riset Kesehatan Dasar dan oleh Badan Pusat Statistik seperti:

Susenas, SDKI dan lain-lain. Frekuensi evaluasi pembinaan PHBS dengan demikian

mengikuti frekuensi penyelenggaraan survei-survei tersebut.1

Hasil yang diharapkan dari evaluasi PHBS di tempat-tempat umum antara lain

pelaksanaan program PHBS sesuai rencana, adanya pembinaan untuk mencegah terjadinya

penyimpangan, adanya upaya jalan keluar apabila terjadi hambatan, serta adanya peningkatan

program PHBS.8

E.     INDIKATOR KEBERHASILAN

Keberhasilan PHBS di tempat umum dapat dilihat dari pencapaian upaya-upaya yang

dilakukan di tempat-tempat umum yang indikatornya antara lain :

Page 16: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

1.      Tersedia sarana untuk mencuci tangan menggunakan sabun.

2.      Tersedia jamban sehat.

3.      Tersedia tempat sampah.

4.      Terdapat larangan untuk tidak merokok.

5.      Terdapat larangan untuk  tidak menkonsumsi NAPZA.

6.      Terdapat larangan untuk tidak meludah di sembaran tempat.

7.      Terdapat kegiatann memberantas jentik nyamuk secara rutin.

Untuk mengevaluasi keberhasilan kegiatan pembinaan PHBS di tempat-tempat umum

dapat dilihat melaui 3 indikator yaitu :

a)      Indikator Input

Indikator input yaitu indikator  yang  berkaitan  dengan  penunjang  pelaksanaan  program

dan  turut menentukan keberhasilan program. Seperti  :  tersedia  air  bersih,  tersedia 

jamban  yang  bersih,  tersedia  tempat sampah, sarana mencuci tangan, dan lain-lain

b)      Indikator Proses

Indikator proses yaitu indikator  yang  menggambarkan  bagaimana  proses 

kegiatan/program berjalan atau tidak. Seperti:   terpelihara   tempat   penampungan   air,  

tersedia   alat   pembersih jamban, digunakan dan dipeliharanya tempat sampah dan lain-lain.

c)      Indikator output/outcome

indikator  ini menggambarkan   bagaimana   hasil   output   suatu program kegiatan telah

berjalan atau tidak. Seperti  :  Digunakannya  air  bersih,  digunakannya  jamban,  di 

halaman  dan di  dalam ruangan dalam keadaan bersih, bebas asap rokok, dan lain-lain.8

Page 17: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat

BAB III

PENUTUP

Keberhasilan pembangunan kesehatan dalam mencapai sasaran strategis tahun 2014

dan target-target Millenium Development Goals tahun 2015 sangat ditentukan oleh

keberhasilan dalam menciptakan dan melestarikan perilaku hidup masyarakat yang

berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan. Oleh sebab itu, upaya pembinaan perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya strategis yang harus menjadi perhatian

para pemangku kepentingan (stakeholders).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan Tempat-tempat Umum (TTU)

merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga

memerlukan pembinaan melalui kerjasama dan keterpaduan anar berbagai sektor sehingga

dapat dicapai hasil yang diharapkan. Kegiatan-kegiatan dalam rangka pembinaan PHBS di

tempat-tempat umum memerlukan komitmen dan aliansi strategis berbagai pihak termasuk

swasta dan dunia usaha sehingga kebijakan maupun kegiatan tersebut terkoordinasi dengan

baik. Kapasitas pengelola tatanan dapat ditingkatkan, sehingga pembinaan PHBS tidak lagi

sekedar merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah, melainkan juga seluruh komponen

masyarakat.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan di

Magister Kesehatan Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia. Harapan kami semoga

tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Page 18: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Tempat