Perilaku Antipredator Pada Cicak

13
Perilaku Antipredator Cicak (Hemidactylus frenatus) di Kos-Kosan Wilayah Sektor Timur, Darussalam Hafidz Fadilloh 1206103010063 Abstrak Penelitian ini berjudul “Perilaku Antipredator Cicak (Hemidactylus Frenatus) di Kos-Kosan Wilayah Sektor Timur, Darussalam” dilaksanakan pada 31 Mei 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati respon yang diperlihatkan oleh cicak (Hemidactylus frenatus) sebagai perilaku antipredator dan melindungi dirinya. Ada enam bentuk gangguan dan respon dari cicak dikategorikan menjadi empat skala yang berbeda. Dari hasil pemberian gangguan didapat bahwa cicak pada kawasan tersebut memiliki sifat antipredator dengat tingkat sedang sehingga dapat ditarik hipotesis bahwa cicak yang berada di kawasan tinggal manusia sudah berkurang tingkat kewaspadaannya. Adapun bentuk respon yang paling ekstrim adalah dengan melepaskan ekornya (autotomi) kemudian cicak tersebut melarikan diri ke atas plaffon. Kata kunci: Cicak, antipredator, gangguan, respon. PENDAHULUAN Indonesia kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) salah satunya adalah fauna (dunia hewan), hewan merupakan salah satu objek penelitian para ilmuan karena hewan mempunyai organ - organ yang unik untuk diteliti. Setiap organisme mempunyai cara - cara tertentu menghindarkan diri dari serangan luar atau dari musuhnya. Dalam penelitian ini saya

description

Etologi perilaku

Transcript of Perilaku Antipredator Pada Cicak

Page 1: Perilaku Antipredator Pada Cicak

Perilaku Antipredator Cicak (Hemidactylus frenatus) di Kos-Kosan Wilayah Sektor Timur, Darussalam

Hafidz Fadilloh1206103010063

AbstrakPenelitian ini berjudul “Perilaku Antipredator Cicak (Hemidactylus Frenatus) di Kos-Kosan Wilayah Sektor Timur, Darussalam” dilaksanakan pada 31 Mei 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati respon yang diperlihatkan oleh cicak (Hemidactylus frenatus) sebagai perilaku antipredator dan melindungi dirinya. Ada enam bentuk gangguan dan respon dari cicak dikategorikan menjadi empat skala yang berbeda. Dari hasil pemberian gangguan didapat bahwa cicak pada kawasan tersebut memiliki sifat antipredator dengat tingkat sedang sehingga dapat ditarik hipotesis bahwa cicak yang berada di kawasan tinggal manusia sudah berkurang tingkat kewaspadaannya. Adapun bentuk respon yang paling ekstrim adalah dengan melepaskan ekornya (autotomi) kemudian cicak tersebut melarikan diri ke atas plaffon.Kata kunci: Cicak, antipredator, gangguan, respon.

PENDAHULUAN

Indonesia kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) salah satunya adalah fauna

(dunia hewan), hewan merupakan salah satu objek penelitian para ilmuan karena hewan

mempunyai organ - organ yang unik untuk diteliti. Setiap organisme mempunyai cara -

cara tertentu menghindarkan diri dari serangan luar atau dari musuhnya. Dalam

penelitian ini saya mencoba untuk meneliti perilaku antipredator hewan Cicak yang

berada di sekitar (Hemidactylus frenatus).

Beberapa anggota Lacertilia mempunyai cara perlindungan diri dengan autotomi

ekor, yaitu putusnya ekor pada tempat-tempat tertentu disepanjang ekor yang disebut

dengan dataran autotomi. Autotomi ekor terjadi apabila hewan dikejar atau ekornya

ditangkap (Young, 1989). Ekor merupakan organ yang sangat menarik untuk diteliti

karena beberapa anggota Lacertilia mempunyai kemampuan autotomi ekor yang

selanjutnya diikuti oleh regenerasi.

Page 2: Perilaku Antipredator Pada Cicak

Cicak (Hemidactylus frenatus) merupakan salah satu anggota Lacertilia yang

mempunyai kemampuan autotomi dan regenerasi ekor sehingga sangat menarik untuk

diteliti. Setelah peristiwa autotomi ekor akan terjadi proses regenerasi sehingga tumbuh

ekor baru yang bentuk dan ukurannya hampir sama dengan ekor semula. Perbedaan ekor

asli dengan hasil regenerasi terutama terletak pada struktur vertebrata dan medulla

spinalis (Balinsky, 1982).

Kucing merupakan salah satu hewan karnovira yang memiliki sifat berburu

cukup tinggi. Keinginan kucing untuk menangkap mangsanya merupakan naluri yang

dimilikinya sejak dia dilahirkan di dunia ini. Salah satunya kucing yang suka memangsa

cicak, cicak merupakan salah satu hewan yang dijadikan hewan buruan untuk kucing.

Beberapa alasan kenapa kucing memangsa cicak, yaituc icak merupakan hewan yang

sering ditemui dimanapun. Apa lagi diperumahan, pasti di setiap rumah ada cicak yang

menempel di dindingnya. Sehingga dengan banyaknya keberadaan cicak ini membuat

kucing suka menangkap cicak dan kemudian dimakannya.

Selain itu cicak merupakan hewan yang tidak berbahaya bagi kucing. Cicak

merupakan hewan yang tidak beracun jika melakukan serangan yang mengarah ke

kucing kamu. Yang bisa dilakukan hanyalah mengalihkan perhatian kucing dengan

memutuskan ekornya saja, dan jika kucing teralihkan perhatiannya maka si cicak

berusaha untuk melarikan diri.

Selain untuk dimakan, kucing juga menangkap cicak untuk dijadikan sebagai

mainan dia. Tidak semua kucing menangkap cicak untuk dimakan, malahan kebanyakan

kucing yang menangkap cicak ini sengaja untuk dimainkan, dan begitu cicak ini sudah

mati akan ditinggalkan oleh kucing. Karena kucing merupakan salah satu hewan yang

suka bermain, oleh karena itu jangan bingung jika kucing tidak memakan hasil

buruannya.

Ekor yang mengalami regenerasi tidak disokong oleh deretan vertebra seperti

halnya ekor asli, oleh bangunan berbentuk pipa memanjang tersusun atas tulang rawan.

Page 3: Perilaku Antipredator Pada Cicak

Pada ekor yang regenerasi medulla spinalistidak sempurna karena hanya tersusun atas

sel - sel epindima sel - sel glia dan serabut - serabut syaraf tanpa badan sel syaraf.

Lapisan epindema merupakan deretan sel - sel ependima yang melapisi canalis centralis

medulla spinalis (Simpson, 1970).

Proses autotomi terjadi secara spontan dan pada ekor yang putus tidak terlihat

adanya bekas kerusakan, walaupun ekor sebenarnya tersusun atas jaringan-jaringan yang

tidak sama konsistensinya. Putusnya ekor terjadi pada tempat-tempat tertentu yang

disebut dataran autotomi yaitu dataran retakan yang terletak melintang pada ekor. Bila

putusnya ekor terjadi bukan pada dataran autotomi, maka regenerasi akan terhambat

bahkan regenerasi akan berhenti sama sekali (Bustard, 1998; Pratt, 1946).

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilakukan di kos-kosan mahasiswa di Jln. Tunjong E19 Sektor Timur,

Darussalam pada tanggal 31 Mei 2015 pukul 21.00 WIB.

Alat dan Bahan

Percobaan ini dilakukan dengan memberi tingkat gangguan yang berbeda dan

menggunakan alat berupa sapu rumah, kamera digital merk Casio Exilim 16.1 MP.

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan tidak memerlukan bahan khusus, hanya

memanfaatkan dinding kos yang strategis dengan lampu yang sering didekati oleh

Cicak.

Metode Penelitian

Page 4: Perilaku Antipredator Pada Cicak

Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan memberikan gangguan bertingkat. Percobaan ini dilakukan dengan memberikan

beberapa tingkatan gangguan terhadap Cicak yang berada di dinding. Adapun gangguan

yang diberikan dilampirkan di dalam tabel berikut:

Adapun respon yang cari dengan menggunakan rumus:

Sehingga dapat dikategorikan menjadi:

a. Respon rendah : 0,1-0,3

Respon : skor yang diperolehskor maksimal

Tabel 1. Jenis gangguan dan respon yang ditunjukkan oleh Cicak

No Jenis gangguanRespon yang ditunjukkan

1 2 3 4

1. Berjalan

3. Bersuara keras

4. Mendekati dinding dan bersuara keras

5. Menggerak-gerakkan sapu dari jarak 3 m

6. Menggerak-gerakkan sapu dari jarak 1 m

Keterangan :1. Observasi 2. Berpindah tempat3. Lari dan bersembunyi4. Autotomi

Page 5: Perilaku Antipredator Pada Cicak

b. Respon sedang : 0,4-0,6c. Respon kompleks : 0,7-1

Page 6: Perilaku Antipredator Pada Cicak

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar cicak observasi (dokumentasi pribadi) Gambar cicak yang bersembunyi (dikumentasi

pribadi)

Gambar gerakan berpindah yang dilakukan oleh cicak (dokumentasi pribadi)

Posisi awal

Posisi setelah berpindah

Gambar pemberian salah satu gangguan Gambar pemberian gangguan dengan menjepit

Dokumentasi pribadi Dokumentasi pribadi

Page 7: Perilaku Antipredator Pada Cicak

Gambar cicak yang melepaskan ekor

Page 8: Perilaku Antipredator Pada Cicak

Cicak merupakan hewan yang aktif pada malam hari (nokturnal). Pada malam

hari Cicak akan melakukan aktivitas makan dan reproduksi pada malam hari. Hal ini

dikarenakan pada malam hari lebih banyak serangga yang aktif sehingga jumlah

makanannya melimpah pada malam hari, meskipun begitu cicak juga terlihat pada siang

hari namun dalam jumlah yang sedikit. Di alam cicak memiliki tempat-tempat yang

teduh untuk hidup, hal ini juga untuk melindungi dirinya dari predator seperti burung. Di

pemukiman yang dihuni oleh manusia, cicak umumnya menempat atap rumah dan

celah-celah lainnya yang ada di dalam rumah.

Aktivitas hidup cicak yang hidup di pemukiman lebih sering terlihat di dinding

rumah yang dekat dengan lampu. Hal ini dikarenakan banyak serangga nokturnal yang

tertarik oleh cahaya lampu dan mengerubungi lampu rumah. Cicak sebagai predator

serangga nocturnal akan bergerak secara perlahan hingga mengejar serangga yang

hinggap di dinding untuk dijadikan mangsa. Oleh sebab itu keberadaannya bagi manusia

adalah sebagai pengontrol keberadaan serangga yang bahkan membawa efek negative

bagi manusia, seperti beberapa spesies nyamuk vector parasite berbahaya.

Namun, keberadaan cicak di dinding tidaklah selamanya menjamin keamanan

hidupnya, pada malam hari cicak memiliki musuh besar kucing, baik kucing rumah

maupun kucing liar. Kucing dapat memangsa cicak sebagai makanan selingannya atau

hanya bermain saja. Kucing merupakan hewan yang senang bermain, setelah

mendapatkan cicak kucing hanya memainkannya saja, setelah cicak tersebut mati maka

akan ditinggalkan begitu saja. Namun, cicak memiliki mekanisme pertahanan diri

dengan memutuskan ekornya (autotomi) sehingga bisa terlepas dari cengkraman kucing.

Perilaku antipredator ini menarik untuk diteliti, dengan memberikan gangguan

seperti yang terlampir pada bab 2, terlihat bahwa cicak menunjukkan respon sebagai

berikut:

Tabel 2. Jenis gangguan dan respon yang ditunjukkan oleh CicakRespon yang ditunjukkan

Page 9: Perilaku Antipredator Pada Cicak

No Jenis gangguan 1 2 3 4

1. Berjalan √

3. Bersuara keras √

4. Mendekati dinding dan bersuara keras √ √

5. Menggerak-gerakkan sapu dari jarak 3 m √ √

6. Menggerak-gerakkan sapu dari jarak 1 m √ √ √7. Menjepit cicak √ √ √ √

Dari data yang ditunjukkan pada tabel menunjukkan bahwa respon yang

ditunjukkan bervariasi pada tiap gangguan. Respon maksimal terlihat pada saat proses

menangkap cicak dan menjepitnya, cicak tersebut menunjukkan semua reaksi yang

dikategorikan dalam penelitian ini. Setelah cicak berhasil disudutkan, cicak dijepit

menggunakan sandal. Setelah cicak meronta-ronta tidak bisa melepaskan diri, cicak

kemudian melepaskan diri dengan memutuskan ekornya dan merayap kembali ke

dinding dan bersembunyi di plafon.

Dengan menyubtitusikan ke dalam rumus maka diperoleh repon cicak di sekitar

kos-kosan:

Respon= skor yangdiperolehskor maksimal

¿ 1428

¿0.5 Sedang

Dengan demikian, perilaku antipredator untuk cicak yang berada di kos-kosan

tergolong dalam kategori sedang. Hal ini mungkin disebabkan karena cicak pada

Page 10: Perilaku Antipredator Pada Cicak

wilayah ini sudah terbiasa akan kehadiran manusia dan keberadaan kucing di sekitar

kos-kosan tergolong jarang ditemui masuk ke halaman kos-kosan.

KESIMPULAN

Cicak merupakan hewan yang aktif pada malam hari (nokturnal). Pada malam hari

Cicak akan melakukan aktivitas makan dan reproduksi pada malam hari. Hal ini

dikarenakan pada malam hari lebih banyak serangga yang aktif sehingga jumlah

makanannya melimpah pada malam hari. Aktivitas hidup cicak yang hidup di

pemukiman lebih sering terlihat di dinding rumah yang dekat dengan lampu. Hal ini

dikarenakan banyak serangga nokturnal yang tertarik oleh cahaya lampu dan

mengerubungi lampu rumah

Cicak memiliki musuh besar kucing, baik kucing rumah maupun kucing liar.

Kucing dapat memangsa cicak sebagai makanan selingannya atau hanya bermain saja.

Kucing merupakan hewan yang senang bermain, setelah mendapatkan cicak kucing

hanya memainkannya saja, setelah cicak tersebut mati maka akan ditinggalkan begitu

saja.

DAFTAR PUSTAKA

Balinsky, B. I. 1970. An Introduction to Embryology. 3Ed. W.B. Saunders Co. Philadelphia

Bustard, H. R. 1968. Temperatur Dependant Tail Autotomy Mekanism in Geckkonoid lizard. Herpetologica. Hal 127-130.

Campbell, Neil A., dkk. 2012. Biologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Page 11: Perilaku Antipredator Pada Cicak

Kimball, John W. 1983. Biologi Jilid 3. Erlangga: Jakarta.

Pratt, C.W.M. 1946. The Plane of Fracture of The Caudal Vertebrae of Certain Lacertilians. Journal of Anatomy. 80 : 184-188.