EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

152
EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA ANAK DI TK AISYIYAH MAMAJANG KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Melakukan Penelitian pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh AINUN ISLAMIYAH 10545 11032 16 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2020

Transcript of EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Page 1: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA ANAK DI TK

AISYIYAH MAMAJANG KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Melakukan Penelitian pada

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

AINUN ISLAMIYAH

10545 11032 16

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

2020

Page 2: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

ii

Page 3: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

iii

Page 4: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

iv

Page 5: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

v

Page 6: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Semua butuh proses,

karena disetiap proses ada pembelajaran.

-Ainun Islamiyah- (2020)

Nasib tak bisa diduga,

Takdir tak bisa dirubah,

Tapi doa bisa merubah segalanya.

-Adyar Z- (2021)

Sebuah mimpi tidak menjadi kenyataan lewat sihir,

Tapi dengan keringat, tekad, dan kerja keras.

-Wimar Adhitya- (2021)

Dengan segala kerendahan hati

Kupersembahkan karya sedehana ini untuk kedua orang tuaku tercinta Ayahanda

Tahir Supu dan Ibunda Hj. Nasriyah, Saudara-saudari ku Adyar Zadly, Andi

Siti Nur Aliyah Mappaladeng dan Anugrah, serta keluarga besarku.

Yang senantiasa mendoakan dan mengiringi setiap langkahku yang tiada hentinya

memberikan semangat demi kesuksesanku.

Page 7: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

vii

ABSTRAK

AINUN ISLAMIYAH. 2021. Efektivitas Penanganan Perilaku Agresif Anak di

TK Aisiyah Mamajang kota Makassar. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr. Hj Hidayah Quraisy, M.Pd dan

Pembimbing II Hj Musfirah, S.Ag.,M.Pd

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana

gambaran efektivitas penanganan perilaku agresif anak di TK Aisyiyah Mamajang

kota Makassar. Jenis penelitian ini yang digunaakn adalah penelitian kualitatif

deskripstif dengan metode atau pendekatan study kasus yang dilakukan di TK

Aisyiyah Mamajang kota Makassar. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara,

observasi, dan dokumntasi. Teknik keabsahan data yang digunakan ada tiga

tahapan yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas penanganan perilaku

anak agresif di TK Aisyiyah Mamajang kota Makassar menunjukkan bahwa

melalui penanganan yang diberikan berupa dua tindakan yaitu kuratif dan

preventif. Adapun perbedaan penanganan yang diterapkan guru kelas dan guru

pendamping pada anak yang berperilaku agresif yaitu (1) Guru kelas Guru, tidak

memberikan anak hukuman apabila melakukan kesalahan. Guru hanya

memberikan nasehat kepada anak, mengajarkan anak untuk merasakan pesaan

orang lain, mengajarkan anak untuk meminta maaf apabila telah melakukan

kesalahan. (2) Guru pendamping, memberikan hukuman apabila anak tidak mau

mendengar teguran dari guru, seperti guru mengeluarkan suara keras ketika

memanggil anak dan apabila anak sudah ditegur beberapa kali maka guru

mengansingkan anak agar tidak menganggu teman yang lain.

Kata Kunci: Efektivitas, Penanganan Perilaku Anak Agresif

Page 8: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

viii

KATA PENGANTAR

Allah maha penyayang dan pengasih, demikian kata untuk mewakili atas

segala karunia dan nikmat-nya. Jiwa ini takkan pernah bertahmid atas anugrah

pada detik waktu, denyut jantung ,gerak langkah serta rasa dan rasio pada-Mu,

Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari berkahmu.

Setiap orang dalam berkarya dan selalu mencari kesempurnaan, tetapi

terkadang kesempurnaan ini terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan

bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan

bagai pelangi terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.

Demikian juga tulisan ini kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi

kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis

kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam

dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat penting dalam perampungan tulisan

ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang

tua Tahir Supu dan Hj. Nasriyah yang telah berjuang, berdo”a mengasuh,

membesarkan mendidik, dan membiayai penulisan dalam proses pencarian ilmu.

Demikian pula penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya

memberikan motovasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada Dr. Hj.

Hidayah Quraisy, M.Pd dan Hj. Musfirah, M.Ag.,M.Pd. pembimbing, I dan

Page 9: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

pembimbing ,II yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak

awal penyusunan skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada :

Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muahammadiyah

Makassar. Bapak Erwin Akib, M.Pd.,Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan Bapak Tasrif

Akib,S.Pd.,M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia

Dini serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidkan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali

penulis dengan serangkaian ilmu pengatahuan yang sangat bermanfaat bagi

penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

Kepala Sekolah, guru, staf TK Aisyiyah Mamajang Kota Makassar di sekolah

tersebut yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuangku Suriani Fikri

dan Ika Aulia Azhara, sahabat-sahabatku serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Angkatan 2016 atas segala

kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi

pelangi dalam hidupku.

Page 10: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi

manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

Makassar, November 2021

Ainun Islamiyah

Page 11: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan penelitian ................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

BAB II TINJUAN PUSTAKA .............................................................................. 8

A. Kajian Teori ......................................................................................... 8

B. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 9

C. Kerangka Pikir ................................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 32

A. Jenis Penelitian ................................................................................... 32

B. Lokasi dan subjek penelitian ............................................................. 33

Page 12: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

12

C.Fokus Penelitian .................................................................................. 33

D. Prosedur Penelitian/Studi Kasus ........................................................ 33

E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 34

F. Tehnik Pengumpulan Data ................................................................. 35

G. Tehnik Keabsahan Data ..................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 39

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 39

1. Profil Sekolah ................................................................................. 39

2. Visi dan Misi TK Aisyiyah Mamajang Kota Makassar ................. 40

3. Data Guru dan Anak ....................................................................... 41

4. Sarana dan Prasarana ...................................................................... 42

B. Pembahasan .......................................................................................... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 83

A. Kesimpulan .......................................................................................... 83

B. Saran ..................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 86

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

13

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Guru di TK Aisyiyah Mamajang .................................................. 41

Tabel 4.2 Data Anak di TK Aisyiyah Mamajang .................................................. 42

Tabel 4.3 Sarana di TK Aisyiyah Mamajang ......................................................... 42

Tabel 4.4 Prasarana di TK Aisyiyah Mamajang .................................................... 43

Tabel 4.5 Data Subjek Penelitian ........................................................................... 45

Tabel 4.6 Bentuk perilaku agresif AK .................................................................. 49

Tabel 7. Penanganan Guru Tk ................................................................................ 59

Tabel 4.8 Bentuk perilaku agresif AK ................................................................... 66

Tabel 4.9 Penangan Guru di TK Aisyiyah Mamajang ........................................... 76

Page 14: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

14

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Bagan Kerangka Pikir.................................................... 32

Page 15: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program pengembangan PAUD di Taman Kanak-kanak harus dapat

menanamkan dan menumbuhkan pembinaan perilaku dan sikap yang dilakukan

melalui pembiasaan yang baik. Hal ini menjadi dasar dalam pembentukan pribadi

anak sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat, tumbuh menjadi

pribadi yang matang dan mandiri, melatih anak untuk hidup bersih, sehat serta

penanaman kebiasaan disiplin hidup sehari-hari. Para ahli psikologi

perkembangan menyebut masa usia dini sebagai masa emas atau golden age, dari

aspek pendidikan, stimulasi dini sangat diperlukan guna memberikan rangsangan

terhadap seluruh aspek perkembangan anak, yang mencakup penanaman nilai-

nilai dasar (agama, sosio emosional dan budi pekerti), pembentukan sikap

(disiplin dan kemandirian), dan pengembangan kemampuan dasar yaitu bahasa,

motorik, kognitif, dan seni.

Perkembangan sosial dan emosional merupakan dua aspek yang berlainan,

namun dalam kenyataannya satu sama lain saling mempengaruhi. Perkembangan

sosial sangat erat hubungannya dengan perkembangan emosional, Peran orang tua

dan guru di sekolah dalam mengembangkan perilaku sosial dan emosional anak

adalah ditempuh dengan menanamkan sejak dini pentingnya pembinaan perilaku

dan sikap yang dapat dilakukan melalui pembiasaan yang baik. Anak yang

kurang teman pada masa usia dini.

Page 16: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

16

Menurut Schaffer (1996) (Patilima, 2015:106) terkait dengan berbagai

masalah, antara lain emosional, keterampilan sosialnya buruk, kurang pandai

bersosialisasi, dan menyesuaikan diri di sekolah. Selain itu ada kemungkinan anak

akan terlihat agresif. Karena keterampilan sosialnya buruk, maka ia akan

mengalami kesulitan dalam berteman, dan kecil kemungkinan memiliki

kesempatan belajar mengenai keterampilan sosial yang lebih baik dari teman-

temannya.

Aviles, Anderson, dan Davila (Hari, 2018:196) Menyatakan bahwa

“Perkembangan sosial dan emosional pada masa kanak-kanak akhir dipengaruhi

oleh lingkungan rumah, masyarakat, dan sekolah”. Maka dari itu kita sebagai

orang tua atau pendidik harus memberi contoh nyata atau keteladanan yang baik

pada anak didik.

Pergaulan sosial anak yang berada pada usia Taman Kanak-Kanak

semakin meluas, sehingga mempengaruhi perkembangan sosialnya. Anak sudah

mulai melepaskan diri dari lingkungan keluarga, karena mereka sudah banyak

mengenal orang lain, baik dengan orang yang lebih dewasa maupun dengan teman

sebayanya. Meluasnya lingkungan sosial ini menyebabkan anak mendapat

pengaruh dari luar lingkungan orang tua, khususnya dengan teman sebaya, baik di

sekolah maupun di tempat lain. Anak sudah mulai terlibat dalam permainan

kelompok, anak juga menjadi anggota kelompok dan berinteraksi dengan anggota

lain. Pada saat anak mulai bermain dengan anak lain, kadang-kadang anak hanya

berlaku sebagai penonton saja, dengan pengalaman melihat anak-anak lain

bergaul, anak juga dapat belajar bagaimana cara bergaul atau bersosialisasi.

Page 17: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

17

Salah satu potensi yang harus dikembangkan pada anak adalah

perkembangan sosial-emosional. Perkembangan sosial adalah kemampuan yang

didapat anak untuk berperilaku sesuai tuntutan sosial (Muh. Nur Mustakim, 2005:

264). Perkembangan sosial-emosional adalah kemampuan dalam mengadakan

hubungan dengan orang lain, terbiasa bersikap sopan santun, menjalankan aturan

yang berlaku, disiplin dalam kesehariannya, dan menunjukkan emosi yang wajar

(Rosmalia Dewi, 2005: 18).

Kemampuan sosial-emosional yang dimiliki anak umur 4-6 di antaranya

adalah tenggang rasa terhadap orang lain, mudah bergaul dan berinteraksi

dengan orang lain, dapat berimajinasi, dapat berkomunikasi dengan orang

yang sudah dikenalnya, aktif bergaul dengan teman-teman, mengikuti aturan

permainan, meniru kegiatan orang dewasa, mematuhi peraturan yang ada,

mulai mengenal konsep benar dan salah, mulai dapat mengendalikan emosi,

serta menunjukkan reaksi emosi yang wajar karena marah, senang, sakit,

dan takut (Rosmalia Dewi, 2005: 34-35)

Hurlock (1978: 231) menjelaskan bahwa ”pengendalian emosi sangat

penting untuk dilakukan jika kita menginginkan anak berkembang secara normal.

Selain menghindari penolakan sosial hal ini dikarenakan apabila ekspresi emosi

ini tidak ditangani secara dini maka ke depan akan lebih sulit untuk

menghilangkannya”. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Hurlock (1978:

231) bahwa semakin dini anak-anak belajar untuk mengendalikan emosi pada diri

mereka, akan semakin mudah untuk mereka mengendalikan emosi.

Akan tetapi tidak semua anak dapat mencapai taraf perkembangan sesuai

umurnya. Rosmalia Dewi (2005: 109) menerangkan tingkah laku agresif adalah

salah satu bentuk perilaku anak yang mengalami kesulitan dalam perkembangan

sosial-emosionalnya. Rosmalia Dewi (2005: 109) juga menjelaskan bahwa

Page 18: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

18

tingkah laku agresif adalah suatu tingkah laku menyerang baik yang dilakukan

secara lisan atau verbal maupun melakukan suatu ancaman sebagai pernyataan

adanya rasa permusuhan. Rita Eka Izzaty (2005: 105) juga menjelaskan

pengertian tingkah laku agresif ini dengan suatu tindakan yang disengaja oleh

pelaku agar tercapai tujuan yang diinginkan baik membela diri atau membuat

lawan tidak berdaya.

Pada anak TK tidak jarang tingkah laku agresif muncul pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung. Tingkah laku agresif ini dapat mengganggu kegiatan

pembelajaran yang sedang berlangsung. Misalnya memukul teman, mendorong,

berkelahi, merusak hasil kerja ataupun alat permainan teman, dan membuang

barang milik teman. Tingkah laku agresif yang jika dibiarkan terus menerus akan

membuat anak mengalami penolakan dari teman-temannya bahkan orang dewasa

(Rusda Koto Sutadi & Sri Maryati Deliana, 1996: 31-32).

Rita Eka Izzaty (2005: 116) menjelaskan bahwa tingkah laku agresif harus

segera ditangani dan mendapatkan perhatian baik dari orang tua maupun

pendidiknya, karena jika dibiarkan mempunyai peluang besar menjadi sebuah

perilaku yang menetap. Selain itu di lingkungan sekolah, anak cenderung

ditakutidan dijauhi temannya yang berakibat menimbulkan suatu masalah baru

bagi anak karena terisolir. Tingkah laku ini jika dibiarkan begitu saja, pada saat

remaja akan menjadi juvenile delinquency yaitu tingkah laku khas kenakalan

remaja.

Page 19: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

19

Dalam kehidupan sehari-hari istilah agresif sering digunakan oleh

masyarakat. Istilah tersebut kebanyakan dimaknai orang sebagai hal yang bersifat

negatif, dan bahkan mengandung akibat ataupun kerugian bagi orang lain atau

dirinya. Agresif sebagai segala perilaku yang ditujukan untuk membahayakan

orang lain. Agresif dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu : hostile

aggression, semua tindakan yang tujuan utamanya adalah membahayakan atau

melukai korban nya, dan instrumental aggression, semua tindakan dalam bentuk

agresif dan kemungkinan dapat membahayakan orang lain tetapi motivasi yang

mendasari tingkah laku tersebut bukanlah alasan yang bersifat agresif.

Berdasarkan fakta dilapangan yaitu terjadinya perilaku agresif yang

ditampakkan pada anak didik saat proses pembelajaran ataupun bermain terjadi

secara spontan yang menandakan bahwa perilaku agresif pada anak didik sangat

dominan. Terdapat beberapa anak didik yang memiliki perilaku agresif seperti

mencubit temannya, suka mengganggu dan sampai pada perkelahian. Kekerasan

dalam kehidupan nyata dan dalam media merupakan pengaruh konstan dalam

kehidupan anak. Jenis dan level dari program kartun hingga tema dewasa

mempengaruhi cara pandang generasi anak ini terhadap dunia dan cara mereka

berinteraksi dengan sesama.

Berdasarkan hasil observasi awal pada bulan September 2020 di TK

Aisyiyah Mamajang Kota Makassar terdapat 2 anak yang berperilaku agresif.

Keduanya adalah anak kelas B2, Keduanya sering memukul, menendang,

mendorong, mengejek dan bahkan sampai berkelahi dengan temannya. Biasanya

kedua anak tersebut melakukan tindakan agresif kepada temannya disebabkan hal

Page 20: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

20

sepele, seperti meminta makanan kepada temannya jika tidak diberikan, dan

temannya pun dipukul oleh mereka sampai menangis. Peneliti memilih untuk

meneliti tentang sifat agresif pada anak karena agresif merupakan salah satu

bentuk permasalahan emosi pada anak yang sering muncul. Mengidentifikasi sifat

agresif dalam bentuk tindakan fisik lebih mudah karena semua tindakan verbal

maupun non verbal yang bertujuan untuk menyakiti orang lain dapat diamati

secara langsung. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam

terhadap anak yang menunjukkan perilaku tersebut dengan cara peneliti

melakukan wawancara terhadap guru dan orang tua anak. maka dari itu peneliti

tertarik mengangkat judul “Efektivitas Penanganan Perilaku Agresif Pada

Anak di TK Anak Aisyiyah Mamajang Kota Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana Efektivitas penanganan perilaku agresif pada

anak di TK Aisyiyah Mamajang Kota Makassar‟‟?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui Efektivitas penanganan perilaku agresif pada anak di TK Aisyiyah

Mamajang Kota Makassar?

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini, diharapkan agar hasilnya dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

Page 21: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

21

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan pengalaman serta

menambah wawasan dalam pengembangan pada anak usia dini melalui

Efektivitas penanganan perilaku anak agresif.

2. Bagi Guru, peneliti ini dapat berguna sebagai penambah wawasan bagi

guru untuk lebih memahami tentang Efektivitas penanganan perilaku

agresif anak usia dini.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan dan sumbangan

pemikiran bagi para akademis pengembangan ilmu pada pendidikan anak

usia dini.

Page 22: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang

erat kaitannya dengan masalah yang diteliti maka peneliti mengambil rujukan dari

penelitian lain yang hampir sama di antaranya sebagai berikut:

1. Penelitian oleh Yahdinil Firda Nadhirah (2017), berjudul “Perilaku Agresif pada

Anak Usia Dini‟‟.

2. Penelitian oleh Atang Setiawan (2010), berjudul “Penanganan Perilaku Agresif

pada Anak‟‟

3. Penelitian oleh Nurul Barokah (2013), berjudul “Penanganan anak Agresif pada

anak kelompok B TK Taqiyya Kartasura.

Beberapa penelitian terdahulu di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang akan dilakukan peneliti, antara lain.

Tabel 2.1. Hasil penelitian yang relevan.

No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Perilaku agresif

pada anak usia

dini

Masing-masing

membahas

tentang perilaku

agresif anak

Menjelaskan perilaku

agresif, sedangkan

peneliti lebih

menekankan pada

penanganan

Page 23: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

23

2 Penanganan

Perilaku Agresif

pada Anak

Masing-masing

membahas

tentang perilaku

agresif anak

Lokasi dan subjek

penelitian

3 Penanganan anak

Agresif pada anak

kelompok B TK

Taqiyya Kartasura

Masing-masing

membahas

tentang perilaku

agresif anak

Lokasi dan subjek

penelitian

Berdasarkan uraian dari beberapa penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan dari segi objek penelitian dan lokasi penelitian. Objek pada penelitian

ini yaitu Efektivitas penanganan perilaku anak agresif dan lokasi pada penelitian

ini yaitu pada TK Aisyiyah Mamajang Kota Makassar.

B. Tinjauan Pustaka

1. Perilaku Agresif

a. Pengertian Perilaku Agresif

Pengertian perilaku menurut Skinner seorang ahli psikologi (Susanto,

2014) mengemukakan bahwa “Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui

proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut

merespon. Dalam kehidupan sehari-hari istilah agresif sering digunakan oleh

masyarakat. Istilah agresif dimaknai oleh kebanyakan orang sebagai hal yang

Page 24: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

24

bersifat negatif, dan bahkan mengandung akibat atau pun kerugian bagi orang lain

atau dirinya.

Agresif adalah istilah umum yang dikaitkan dengan adanya perasaan-

perasaan marah atau permusuhan atau tindakan melukai orang lain baik dengan

tindakan kekerasan secara fisik, verbal, maupun menggunakan ekspresi wajah dan

gerakan tubuh yang mengancam atau merendahkan. Tindakan pada umumnya

merupakan tindakan yang disengaja oleh pelaku untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu. Agresif (aggression) Perilaku menyerang balik secara fisik (non verbal)

maupun kata-kata (verbal). Agresif merupakan bentuk reaksi terhadap rasa

frustasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhinya kebutuhan atau keinginannya).

Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang, seperti mencubit, menggigit,

menendang, dan sebagainya. Sebaliknya, orang tua berusaha mereduksi

mengurangi perilaku agresif anak dengan cara mengalihkan perhatian atau

keinginan anak. Jika orangtua menghukum anak yang agresif, agresivitas anak

akan semakin meningkat.

Bentuk agresif anak taman kanak-kanak ada beberapa macam. Pertama,

bentuk verbal, misalnya dengan mengeluarkan kata-kata “kotor” yang mungkin

anak tidak mengerti artinya namun hanya meniru saja. Kedua, juga bisa dalam

bentuk tindakan fisik. Misalnya menggigit, menendang, mencubit. Semua perilaku

ini dimaksudkan untuk menyakiti fisik atau badan.

Perilaku Agresif adalah segala bentuk perilaku yang disengaja untuk

menyakiti atau melukai makhluk hidup yang mempunyai motivasi untuk

menghindarinya. Sesuatu dikatakan agresivitas ketika ada niat untuk menyakiti

Page 25: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

25

orang lain, seperti memukul, menampar, menendang, dan lainnya. Namun, jika

tidak ada niatan untuk menyakiti atau mencelakakan orang lain, maka hal itu biasa

dianggap bukan agresivitas, misalnya kecelakaan lalu lintas.

Tindakan agresif sering dibagi ke dalam dua kategori, yaitu: hostile

aggression, semua tindakan yang tujuan utamanya adalah membahayakan atau

melukai korban nya, dan instrumental aggression, semua tindakan dalam bentuk

agresif dan kemungkinan dapat membahayakan orang lain tetapi motivasi yang

mendasari tingkah laku tersebut bukanlah alasan yang bersifat agresif. Kedua tipe

agresif tersebut dibedakan atas niat pelaku agresivitas.

Stewart dan Koch (Susanto,2015:112) mengemukakan bahwa :

Agresif merupakan tingkah laku maladaptif. Tingkah laku ini pada dasarnya

merupakan tingkah laku yang bermaksud melukai, menyakiti, atau

merugikan orang lain. Herbert berpandangan bahwa “tingkah laku agresif

merupakan suatu bentuk tingkah laku yang tidak dapat diterima secara

sosial, yang dapat menyebabkan luka fisik, rupa psikis pada orang lain atau

berupa merusak suatu benda”.

Hurlock (1978: 263) mengartikan agresi sebagai suatu tindakan nyata atau

ancaman permusuhan yang biasanya tidak ditimbulkan oleh orang lain.

Penyerangan fisik atau lisan terhadap pihak lain merupakan ekspresi sikap agresif

mereka. Biasanya sikap ini ditujukan kepada anak yang lebih kecil.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Conard (1998 : 594) menunjukkan

bahwa “ada hubungan yang positif antara perilaku agresif/impulsive dengan masa

lalu sosial seseorang seperti pernah ditangkap, pernah dihukum/dikeluarkan, dan

bentuk hukuman non-pengadilan”. Sasaran perilaku agresif ini adalah pendidik

atau teman, serta sasaran fisik : bangunan dan sasaran fisik sekolah. Sasaran lain

Page 26: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

26

misalnya mengganggu proses belajar di kelas, mengganggu kegiatan bersama,

atau mengganggu acara. Dampak agresif berupa kerusakan secara fisik. Berbeda

dengan agresivitas orang dewasa, dampak fisik agresivitas yang dilakukan anak

taman kanak-kanak pada umumnya tidak permanen. Dampak lain yang

ditimbulkan adalah pada aspek psikologis dan sosial yang tampaknya lebih

menonjol. Agresivitas salah satu anak taman kanak-kanak mungkin menimbulkan

perasaan takut pada anak-anak yang lain.

Rosmalia Dewi (2005: 109) mengartikan “agresif adalah suatu tingkah

laku menyerang baik yang dilakukan secara lisan atau verbal maupun melakukan

suatu ancaman yang digunakan sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan.

Tingkah laku ini dapat mengakibatkan kerugian atau melukai orang lain. Kerugian

yang ini dapat berupa kerugian psikologis maupun kerugian fisik”.

Rita Eka Izzaty (2005: 105) menyatakan “tingkah laku sebagai tindakan

yang disengaja oleh pelaku untuk mencapai tujuan yang diinginkan baik membela

diri atau membuat lawan tidak berdaya. Bentuk tingkah laku agresif pada anak TK

adalah verbal dan fisik”. Rita Eka Izzaty (2005: 116) “menekankan bahwa

tingkah laku agresif harus mendapat perhatian dan segera ditangani agar tidak

menjadi perilaku yang menetap. Pelaku tingkah laku agresif juga cenderung

ditakuti dan dijauhi temannya yang berakibat menimbulkan masalah baru bagi

anak. Tingkah laku agresif jika tidak ditangani akan menjadi juvenile delinquency

yaitu tingkah laku khas kenakalan remaja”.

Dari berbagai perumusan agresif yang telah dikemukakan, maka dapat

disimpulkan bahwa tingkah laku agresi merupakan tingkah laku pelampiasan dari

Page 27: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

27

perasaan frustasi untuk mengatasi perlawanan dengan kuat atau menghukum

orang lain, yang ditujukan untuk melukai pihak lain secara fisik maupun

psikologis pada orang lain yang dapat dilakukan secara fisik maupun verbal.

b. Kecenderungan Munculnya Perilaku Agresif

Agresif merupakan salah satu bentuk perilaku menyimpang, tidak sesuai

(maladaptive) atau tidak seimbang (in-congruence), yang terbentuk tidak dengan

sendirinya. Agresif muncul sebagai akibat dari adanya stimulus khusus yang

tergugah yang dapat menimbulkan rasa frustasi, biasanya dikaitkan dengan rasa

tidak enak yang kuat (anger), rasa gusar (range). Perasaan frustasi pada dasarnya

dapat dilihat sejak anak dilahirkan (bayi) sebagai akibat dari situasi-situasi

tertentu. Perasaan frustasi yang biasanya dikaitkan dengan perasaan tidak enak

yang kuat akan memberikan reaksi-reaksi yang sederhana sifatnya pada tahap-

tahap awal perkembangan.

Pada tahap awal perkembangan anak usia dini sebenarnya banyak hal yang

dapat membuat ia merasa tidak enak, karena pada masa ini anak memiliki

ketergantungan emosional yang besar dengan lingkungannya. Freud menyatakan

bahwa pada tahap awal perkembangan anak secara emosional ia sangat

bergantung pada orang lain terutama ibunya. (Hall & Lindzey, 1985: 52) (Ahmad

Susanto, 2015: 116) . Hal ini dipertegas oleh Erikson bahwa pada awal

perkembangan kehidupan anak (trust vs mistrust) secara kodrati anak sangat

membutuhkan perlindungan, penerimaan, kedekatan dan kasih sayang, di samping

pemeliharaan keberuntungan pada orang lain tersebut disebabkan oleh adanya

perasaan inferior. Oleh karenanya, bila anak merasa bahwa ia menerima situasi-

Page 28: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

28

situasi tertentu yang mengenakan di lingkungannya, seperti perlakuan orang tua

yang melindungi, memberi kasih sayang, menerima kelembutan maka akan

merasa aman, tenteram, dan percaya kepada lingkungan. Sebaliknya bila orang tua

memperlakukan anak secara kasar, tidak memperdulikan, menolak, mengacuhkan,

akibatnya anak selalu cemas, tidak percaya kepada lingkungan dan frustasi.

Reaksi dari perasaan yang tidak mengenakan tersebut akan ditunjukkan dalam

perilaku-perilaku yang sederhana, seperti ledakan kemarahan (temper tantrums),

menangis, mengguling-guling badan di lantai, bahkan akan menyerang atau

menggigit. Reaksi semacam ini akan dimunculkan anak secara berulang-ulang

setiap anak menghadapi ketidak-enakan. Menurut pandangan aliran behavioristik,

pengulangan kembali reaksi-reaksi yang sederhana tersebut semakin diperkuat

anak, manakala ia mendapat perhatian atau bahkan dukungan dari orang tua atau

lingkungannya yang membuat anak semakin tentram dan berani. Dalam kondisi

tersebut sebaiknya orang tua segera mencegah untuk tidak menjadikan anak

semakin berani atau semakin parah. Dengan teguran yang halus dan penuh

pengertian, anak diberi pemahaman agar tidak terlanjur menjadi lebih agresif.

Menurut Konardt (1984: 59) (Ahmad Susanto, 2015: 117) sebenarnya

reaksi-reaksi tersebut merupakan hasil belajar conditioning. Lebih lanjut Kornadt

menyatakan bahwa efek dari perasaan tidak enak yang kuat ini dapat dilihat

sebagai bentuk pertama yang sederhana dari tingkah laku agresif yang timbul

masih bersifat sederhana dan tujuan untuk melukai berjumlah berkembang, tetapi

sudah ada terlihat elemen-elemen agresif yang spesifik.

Page 29: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

29

Pada saat usia anak semakin bertambah, tepatnya saat komponen-

komponen kognitif mulai bekerja, anak mulai membentuk sistem kepercayaan

yang menjadi dasar relasi antara anak dan lingkungannya. Sekali anak mengalami

sesuatu sebagai hal yang bersifat ramah dan aman maka hal itu akan dipercayai.

Sebaliknya bila anak merasa lingkungan tidak ramah dan permusuhan, maka hal

itu menjadi sesuatu yang tidak dipercayai. Pada kondisi seperti ini anak mulai

memperhatikan orang lain dahulu dan bersiap dengan suatu mekanisme

pertahanan diri. Perasaan inilah menurutnya akan menjadi penting sebagai dasar

interpretasi terhadap kejadian-kejadian seperti frustasi.

Lebih lanjut, Kornadt (1984: 60) (Ahmad Susanto, 2015: 118)

menyatakan bahwa untuk mengembangkan suatu dorongan agresif yang

sebenarnya, perlu adanya langkah-langkah khusus tentang pengembagan kognitif,

yaitu kemampuan umum untuk mengerti kejadian-kejadian sebagai efek dari

tindakan-tindakannya sendiri dan untuk mengantisipasi serta mengarahkannya.

Berdasarkan kemampuan kognitif inilah sebenarnya anak mengetahui bagaimana

mengganggu orang lain sebagai akibat dari perilaku agresifnya.

Sebagai langkah untuk mengantisipasi kondisi ini, pertimbangan moral

akan menjadi sangat penting, karena berdasarkan pengetahuan dan pengertian

tersebut seorang anak (agresor) akan membuat keputusan yang melibatkan

evaluasi moral. Tentunya keputusan tersebut hasilnya tidak selalu menghasilkan

bahwa agresif itu kurang baik atau jelek, tetapi agresif dapat dilihat sebagai suatu

pengimbang, akibat frustasi dan rasa tidak aman. Meskipun keseimbangan yang

terjadi bersifat semu, sebagaimana dikatakan Sikun Pribadi (1981:161), (Ahmad

Page 30: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

30

Susanto, 2015: 118) bahwa sebenarnya agresif merupakan reaksi dari rasa frustasi

yang bertujuan untuk mereduksi ketegangan yang disebabkan rasa tidak enak.

Dengan bertindak agresif, agresor merasa lelah menyelesaikan masalah, namun

sebenarnya yang terjadi adalah penyaluran semu dari kecemasan. Jadi sebenarnya

hanyalah usaha seorang (agresor) dalam menghambat rasa frustasinya.

Apabila dilihat dari karakteristiknya, agresif ini hampir mirip dengan sikap

bermusuhan. Menurut Buss (1961: 61), (Ahmad Susanto, 2015: 118) sikap

bermusuhan melibatkan evaluasi yang negatif terhadap orang-orang dan kejadian-

kejadian, dan mungkin diartikan ketika serangan diperkuat oleh luka (injury) dari

pada oleh pencapaian penguatan dari luar diri. Sikap permusuhan lebih berkaitan

dengan agresif yang diperkuat akibat luka. Dalam pandangan Bandura (1973:61),

(Ahmad Susanto, 2015: 118) agresif yang diperkuat akibat luka ini disebut dengan

istilah hostile aggression,yaitu suatu tingkah laku yang diperkuat oleh

konsekuensi akibat luka.

Sikap permusuhan terdiri dari interpretasi terdahulu terhadap serangan

yang pernah dialami oleh seseorang, juga rasa ditolak serta merasa kehilangan.

Dengan kata lain, sikap bermusuhan adalah hasil dari hukuman. Adapun

keagresifan dapat muncul spontan jika ada penghalang yang menimbulkan

perasaan tidak enak atau terancam sehingga yang bersangkutan akan berusaha

melawan penghalang dengan cara bertindak agresif.

Sikap permusuhan adalah konsekuensi dari hukuman dan menimbulkan

suatu keinginan untuk melukai orang lain. sikap bermusuhan dan keagresifan

Page 31: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

31

merupakan bentuk tingkah laku yang agresif, yang melibatkan rangsangan untuk

merusak.

Berkowitz et al. (Wiwid Kurniawati, 2010: 6) mengelompokkan

agresivitas dalam tiga jenis yaitu:

a. Agresif fisik yaitu perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang

secara fisik seperti memukul dan menendang.

b. Agresif verbal yaitu perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti

seseorang sebagai umpatan atau bahkan ancaman seperti memaki dan

mengancam

c. Agresif pasif yaitu perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang

tidak secara fisik dan verbal misal menolak bicara, bungkam, dan tidak

peduli.

Rimm (2003: 156) mengungkapkan bahwa tidak ada tingkah laku pada

anak yang bisa dilepaskan begitu saja. Tingkah laku agresif harus ditangani agar

tidak berdampak negatif pada diri anak maupun lingkungan Dalam hal ini peneliti

sependapat dengan Rimm di mana tingkah laku agresif pada anak tidak boleh

dibiarkan begitu saja karena adanya dampak yang negatif.

c. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif

Perilaku agresif memiliki karakteristik dan bentuk yang beragam dari

rentangan yang ringan hingga yang berat dan biasanya dapat ditunjukan melalui

bentuk-bentuk seperti bahasa kasar, sering bertengkar dengan teman sebaya,

memaki atau mengejek. Adapun secara nonverbal dapat diwujudkan dalam bentuk

Page 32: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

32

seperti menentang perintah, mencakar, menggigit, merusak mainan, memukul,

menempeleng, dan mendominasi.

Menurut Murray dan Bellak dalam Sukaji (1982), (Ahmad Susanto, 2015:

114) “agresif yang terjadi pada individu memiliki berbagai bentuk, yaitu: (1).

Keagresifan emosional verbal meliputi perasaan marah dan membenci orang lain.

Meskipun pernyataan itu tidak dinyatakan dalam bentuk kata-kata, seperti

mengutuk, mengkritik, menghina, memperingatkan, dan menertawakan. (2)

Keagresifan fisik sosial, meliputi perbuatan berkelahi atau membunuh dalam

membela diri atau membela orang yang dicintai, membalas dendam terhadap

terhadap penghinaan atau suatu ketidakadilan, serta menghukum orang yang

melakukan tidak tercela. (3) Keagresifan fisik asosial, meliputi kegiatan

mendorong, menyerang, melukai atau membunuh orang lain dengan cara melawan

hukum. (4) Keagresifitas destruktif, meliputi tindakan menyerang atau membunuh

binatang, memecah, menghancurkan, membakar atau merusak sesuatu, melukai

atau menyakiti diri sendiri, sampai melakukan bunuh diri”.

Narramore (1968: 63), (Ahmad Susanto, 2015: 114) “agresif ditandai

dengan ciri-ciri argumentative dan tidak kooperatif, tidak patuh, suka

mengganggu kegiatan, suka berkelahi, tidak suka ketenangan, suka menarik diri,

dan tidak toleran”. Derlega & Janda (1997: 165), ( Ahmad Susanto, 2015: 114)

“mengemukakan bahwa agresif memiliki dua karakteristik, yaitu (1) agresif yang

memberikan reward, seperti menonjolkan diri, dan (2) agresif yang dapat melukai

orang lain (to injure)”. Adapun Levine & Seligmann (1967: 22), (Ahmad Susanto,

2015: 114) menyatakan bahwa agresif memiliki ciri positif dan

Page 33: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

33

negatif. Selanjutnya Erich Fromm, salah seorang pengikut Freud (neo-Freudin)

mengelompokkan agresif atas dua kelompok , yaitu benign aggression dan

malignant aggression. Benign aggression merupakan bentuk perilaku anak/orang

yang tidak mengakibatkan penderitaan atau menyakiti anak/orang lain. Adapun

malignant aggression merupakan bentuk perilaku atau tindakan yang

dimaksudkan untuk melukai orang lain. Tindakan semacam ini dinamakan

tindakan menyimpang.

Adapun Schneiders (1995: 336), (Ahmad Susanto, 2015: 115)

“menyatakan bahwa perilaku agresif bias bersifat verbal dan nonverbal. Dari

kedua sifat ini ia mengelompokkan perilaku agresif atau sembilan bentuk, yaitu

sebagai berikut: (1) suka menonjolkan atau membenarkan diri (self-assertion) (2)

suka menuntut meskipun bukan miliknya (possession) (3) suka mengganggu

(teasing) (4) suka mendominasi (dominance) (5) menggertak (bullying) (6)

permusuhan terbuka (open hostily) (7) berlaku kejam dan suka merusak (violence

and destruction) (8) menaruh rasa dendam (revenge) dan bertindak secara brutal

dan melampiaskan kemarahan secara sadis (brutality and sadistic fury)”.

Sears, et. al. (1991: 4-5), (Ahmad Susanto, 2015: 115) “mengelompokkan

perilaku agresif atas dasar timbangan nilai-nilai sosial yang dianut masyarakat,

yang dapat berbentuk verbal dan nonverbal. Agresif ini dapat dibedakan menjadi

tiga kelompok yaitu sebagai berikut: (1) agresif antisosial (2) agresif prososial dan

(3) agresif yang disetujui (sanctioned aggression). Pertama, Agresif anti-sosial

merupakan tindakan seseorang dengan maksud melukai orang lain baik secara

fisik maupun nonfisik yang menurut norma sosial bertentangan, missal perilaku

Page 34: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

34

anak usia dini yang suka menggigit temannya, merebut, dan merusak mainan

teman, menyerang teman yang lebih dewasa. Kedua, agresif prososial merupakan

tindakan agresif yang sebenarnya diatur oleh norma sosial, misalnya seorang

polisi yang secara tegas menembak mati pelaku perampokan karena perampok

tersebut dengan keji membunuh korbannya. Ketiga, agresif yang disetujui

(sanctioned aggression) merupakan tindakan agresif yang tidak diterima oleh

norma sosial, tetapi masih berada dalam batas yang wajar. Tindakan tersebut tidak

melanggar moral yang telah diterima. Misalnya jika kita melukai perampok

karena diri.

Berkaitan dengan keadaan anak agresif, berikut adalah ciri-ciri anak

agresif pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pertama, aspek kognitif anak

agresif, meliputi: (1) susahnya menangkap, menalar, berpikir apa yang diterima

oleh pengamatan indranya; (2) kurang inisiatif untuk menguraikan ide-ide yang

paling sederhana; (3) kosakata atau perbendaharaan bahasa sangat minim; (4)

konsentrasi terpecah/susah konsentrasi; (5) susah mengulang cerita; (6) susah

menghafal lagu; (7) susah mengelompokkan benda berdasarkan warna,

ukuran,dan bentuk; (8) tidak mampu mengurutkan satu materi gambar yang

diacak. Kedua, aspek afektif anak agresif, meliputi: (1) susah bekerja sama

dengan teman; (2) sering membangkang jika keinginannya tidak disuruh; (3)

berlaku cuek kepada siapa pun dan tidak pernah menuruti perintah; (4) mudah

menangis; (5) maunya menang sendiri. Ketiga, aspek psikomotor anak agresif,

meliputi: (1) tidak mengenal lelah selalu bergerak; (2) gerakan kurang

Page 35: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

35

terkoordinir; (3) kesulitan menjiplak atau mewarnai gambar; (4) susah membuat

bentuk bentuk lingkaran, segitiga, dan segi empat.

d. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Agresif

Menurut Davidoff ( Rita Eka Izzaty, 2005: 157-158 ) memaparkan faktor

yang penyebab munculnya tingkah laku agresif pada anak yaitu:

1). Faktor-faktor biologis

a) Gen. Hal ini berkaitan di mana gen diyakini mempunyai pengaruh dalam

pembentukan sistem neural otak yang mengatur perilaku agresi.

b) Sistem Otak. Sistem otak memang tidak terlibat dalam agresi akan tetapi

dapat memperlambat atau memperkuat sirkuit neural yang mengendalikan

agresi.

c) Kimia darah. Kimia darah yang khususnya hormon kelamin yang ditemukan

pada faktor keturunan juga dapat mempengaruhi perilaku agresi.

2). Faktor Lingkungan

a) Kemiskinan. Daya nalar anak yang belum berkembang dengan optimal dan

dihadapkan dengan situasi krisis bagi pertahanan hidup dianggap sebagai

faktor anak mudah memunculkan tingkah laku agresif.

b) Anonimitas. Jika seseorang merasa sendiri maka ia cenderung berperilaku

sendiri-sendiri, tidak merasa terikat dengan norma-norma masyarakat, dan

berdampak kurang mempunyai rasa simpati pada orang lain.

Page 36: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

36

c) Suhu udara yang panas. Suhu suatu lingkungan yang tinggi memiliki

dampak terhadap peningkatan agresivitas.

d) Meniru. Di sini meniru dianggap sebagai faktor yang dapat memicu anak

memunculkan tingkah laku agresif. Dengan menyaksikan perkelahian dan

pembunuhan meskipun sedikit akan menimbulkan rangsangan dan

memungkinkan untuk meniru model tersebut.

Menurut Rosmalia Dewi (2005:111) penyebab perilaku agresif yaitu “pola

asuh yang keliru, reaksi emosi terhadap frustasi, tingkah laku agresif, dan

sebelumnya”. Adapun penjelasan dari masing-masing penyebab perilaku

agresif yaitu:

1) Pola asuh yang keliru

Menurut hasil penelitian ternyata tingkah laku agresif pada anak-anak

merupakan hasil belajar yang berasal dari peniruan (imitation). Anak yang

memperoleh perilaku kasar, keras dari keluarga cenderung akan menunjukkan

perilaku yang kasar, keras ketika ia bermain dengan teman-temannya.

Pada keluarga yang otoriter, orang tua menentukan semua hal yang

berkenaan pergaulan anak-anaknya. Anak tidak diberi kesempatan untuk

menyatakan pikiran dan kemauannya, anak tidak diperbolehkan bergaul

dengan anak lain yang tidak disukai oleh orang tua. Pola asuh yang seperti ini

menimbulkan rasa jengkel pada anak. Kejengkelan anak dilampiaskan dengan

cara melawan atau menentang orang tua. Jika kebiasaan ini terbentuk selama

anak di rumah, besar kemungkinan akan tumbuh perilaku agresif pada anak.

Page 37: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

37

Pola asuh yang memanjakan juga dapat berpengaruh terhadap timbulnya

perilaku agresif. Orang tua yang selalu mengizinkan atau membenarkan

permintaan anak. Misalnya, bila anak merampas permainan anak lainnya

dilindungi dan dimaafkan karena alasan ia masih anak-anak. Perilaku anak

yang menyakiti temannya juga dilindungi dan dimaafkan dengan alasan si

anak berkeinginan untuk memperoleh alat permainannya. Pola asuh seperti ini

seolah-olah membenarkan perilaku anak yang salah. Perilaku anak menyakiti

temannya sejak kecil menjadi benih timbulnya perilaku agresif.

2) Reaksi Emosi Terhadap Frustasi

Munculnya perilaku agresif pada anak sebagai akibat dari banyaknya

larangan yang dibuat guru atau orang tua. Sementara itu anak usia pra sekolah

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang hal yang ada disekitarnya, anak

mencoba memanjat pohon, bermain di luar, bermain menggunakan pisau, dan

sebagainya.

Kecemasan yang ada di pihak guru dan orang tua melihat anak memanjat,

berlari, bermain pisau akibatnya dibuatlah sejumlah larangan pada anak. Bagi

anak yang sedang berkembang aktivitas ini merupakan kebutuhan oleh karena

itu anak akan melakukan dengan cara-cara yang dapat dilakukannya. Salah

satu bentuknya anak tampil dengan perilaku agresif berupa tindakan

penyerangan atau menyakiti orang lain sebagai reaksi emosinya.

3) Tingkah laku agresif sebelumnya

Tingkah laku agresif yang pernah dilakukan anak mendapat penguatan

dari keluarga atau guru. Misalnya, perilaku anak memukul atau menendang

Page 38: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

38

teman di sekolah ditakuti oleh guru, anak lain di kondisi untuk tetap

mengikuti keinginannya. Jika cara terus dilakukan guru, anak akan

mengulangi cara-cara ini untuk mendapatkan keinginannya.

1) Lingkungan dan Faktor Keturunan (Gen)

Penelitian terhadap anak kembar dan anak adopsi menunjukkan adanya

pengaruh lingkungan secara umum (keluarga), pengaruh lingkungan secara

khusus (unik), dan pengaruh genetic ringan. Nilai indeks pada anak kembar untuk

perilaku kenakalan remaja adalah 87% untuk kembar monozigotik dan 72% untuk

kembar dizigotik. Penelitian adopsi menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir

dari orang tua yang anti-sosial lebih rawan untuk terpengaruh oleh kondisi

keluarga yang tidak mendukung. Pengaruh genetik tampaknya lebih besar kepada

tindakan kriminal di usia dewasa dibandingkan gangguan perilaku dan kenakalan

anak-anak.

1) Gaya Pengasuhan Orang Tua

Lima aspek gaya pengasuhan orang tua kepada anaknya yang sudah sering

terbukti mengakibatkan masalah perilaku anti-sosial berjangka panjang

kepada anaknya adalah: a) pengawasan yang buruk, b) disiplin keras dan

tidak konsisten, c) hubungan parental yang tidak harmonis, d) penolakan sang

anak, dan e) rendahnya keterlibatan orang tua dalam kegiatan sang anak.

2) Pola interaksi Orang Tua-Anak

Studi menggunakan metode observasi langsung di rumah menemukan

bahwa banyak dari perilaku agresif anak-anak yang dipengaruhi oleh perilaku

orang tua terhadap anaknya. Kebanyakan anak-anak yang menunjukkan

Page 39: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

39

perilaku anti-sosial ternyata tidak mendapat pendidikan yang memadai dari

orang tuanya tentang perilaku yang sopan. Pihak orang tua terlihat tidak

peduli dan tidak berupaya menangani perilaku anaknya dengan baik.

3) Pengaruh Parental terhadap Emosi dan Perilaku Anak

Akar masalah juga dapat kita lacak sejak usia bayi. Banyak dari anak-anak

kecil yang memperlihatkan gangguan perilaku ternyata memiliki pola

kedekatan yang tidak normal, menunjukkan rasa takut, marah, dan stress

ketika bertemu kembali dengan orang tuanya setelah terpisah dalam waktu

yang tidak terlalu lama. Hal ini biasanya disebabkan oleh parenting yang

menakutkan anak, pengabaian, dan parenting yang tidak konsisten. Rasa

stress yang dialami sang ibu akibat hubungan yang kurang baik dengan orang

tuanya juga akan berpengaruh kepada sang bayi yang dikandungnya.

4) Masalah dengan Teman di Sekolah

Di sekolah, anak-anak seperti ini sulit mengembangkan skill sosial dan

seringkali mengganggu anak lain dan menjadi agresif. Hal ini selanjutnya

akan mengakibatkan sang anak ditolak oleh rekan sebayanya sehingga akan

berkumpul dengan anak-anak anti-sosial yang lain.

5) Pengaruh Karakteristik Anak

Pengaruh timbal balik antara karakteristik anak dan lingkungan adalah hal

yang kompleks. Ketika usia bertambah, lingkungan akan mengalami

pengaruh dari perilaku dan pilihan-pilihan yang diambil sang anak. Dalam

perjalanan hidupnya, akan ada beberapa peristiwa penting yang akan

menentukan alur hidup sang anak selanjutnya. Ini bukan hanya soal level

Page 40: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

40

anti-sosial yang ditunjukkan seorang anak, tapi lebih kepada pengaruh

perilaku sang anak terhadap lingkungan yang kemudian membentuk

lingkungan sosial yang akan dijalankan di masa selanjutnya. Beberapa contoh

karakter anak yang berpotensi menciptakan masalah bagi anak adalah

hiperaktif, perilaku eksplosif, kepekaan sosial yang rendah, dan suka mencari

perhatian.

Dari kajian di atas dapat disimpulkan faktor-faktor yang dapat

menyebabkan anak memunculkan tingkah laku agresif harus mendapatkan

perhatian agar tingkah laku agresif tidak muncul atau berkurang frekuensinya.

Selain memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tingkah laku

agresif, juga harus mengetahui penanganan yang harus diberikan jika anak sudah

menampilkan perilaku ini karena tidak ada kata terlambat untuk menuju ke arah

yang lebih baik. Perilaku agresif memang sudah ada sejak bayi. Perilaku agresif

ini dalam pelaksanaannya akan berkembang dan berubah sesuai dengan

pertambahan usia anak. Pada awalnya perilaku agresif berbentuk fisik seperti

menendang, mencakar, memukul, mengancam dan mendorong, dan berbicara

kotor.

e. Cara Menangani Anak Berperilaku Agresif

Rimm (2003: 158) “menjelaskan cara-cara pencegahan yang dapat kita

lakukan dengan cara menjauhkan tindakan kekerasan yang dapat dicontoh oleh

anak, memberi batasan, membangun tim yang kuat, mengajarkan anak

mengungkapkan kemarahan secara verbal, memberikan konsekuensi yang harus

Page 41: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

41

diterima anak jika melakukan tindak kekerasan terhadap orang lain, mengajarkan

sikap-sikap menghargai orang lain juga harus kita lakukan, membacakan cerita

mengenai sikap baik, dan memuji mereka saat melakukan perbuatan baik”.

Ummu Haya Nida (2009: 170-174) memberikan cara dalam menangani

tingkah laku agresif pada anak melalui:

a. Tindakan preventif

1) Orang tua jangan selalu memenuhi tuntutan atau keinginan anak. Orang tua

hendaknya tidak selalu menuruti semua keinginan anak, buatlah aturan-aturan

yang bertujuan mendisiplinkan anak tanpa membuat mereka merasa tertekan

bahkan tidak dapat mengembangkan diri.

2) Batasi dan kontrol anak dalam menonton televisi. Hal ini dikarenakan tayangan

yang ditampilkan banyak yang mengandung unsur kekerasan yang dapat

memicu munculnya tingkah laku agresif pada anak.

3) Orang tua atau orang sekitar selalu menunjukkan perilaku yang baik.

Berkenaan dengan sifat anak mudah meniru, sudah sepatutnya menunjukkan

perilaku yang baik saat marah maupun sedih untuk menjadi contoh yang baik

bagi anak.

4) Ciptakan suasana menyenangkan dalam rumah. Hal ini menyebabkan anak

akan cenderung berlaku ramah terhadap dirinya dan orang lain.

5) Dalam menghadapi suatu masalah yang berkaitan dengan kenakalan anak

hadapilah dengan tenang dan tidak emosional. Ajak anak untuk berbicara dari

hati ke hati.

Page 42: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

42

6) Latihan fisik. Hal ini bertujuan agar anak dapat menyalurkan ketegangan dan

energi yang ada pada anak seperti menari, renang, serta melukis.

b. Tindakan Kuratif

1) Memberikan pujian atau hadiah ketika anak menunjukkan perilaku tidak

menyakiti orang lain maupun tidak membentak saat bermain.

2) Mengajak anak untuk ikut merasakan perasaan orang lain untuk membangun

kepekaan sosial terhadap orang lain.

3) Tidak memberikan hukuman fisik.

4) Memberikan nasihat kepada anak bahwa perilaku yang mereka munculkan

menyakiti orang lain.

5) Membuat anak sibuk dengan memberikan aktivitas yang sesuai dengan minat

dan bakat anak.

6) Mengajarkan kepada anak untuk mengendalikan emosi dengan memberikan

contoh yang nyata.

7) Memahami perasaan anak dengan berdialog ketika anak sudah merasa tenang

untuk menyelesaikan masalah.

8) Membiasakan anak untuk meminta maaf atas kesalahan yang telah

dilakukannya.

Menurut Mashar, (2015: 89) Menjelaskan penanganan agresivitas sejak

dini, maka orang tua dan pendidik perlu memperhatikan beberapa perlakuan awal

bagi anak dengan perilaku agresif sebagai berikut:

Page 43: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

43

1. Mengajarkan pada semua anak tentang keterampilan untuk berhubungan

dengan orang lain.

2. Menciptakan lingkungan sekolah yang menekan tingkat frustasi atau tekanan

pada anak, sehingga lebih memberi keleluasaan anak dalam beraktivitas

selama proses pembelajaran, misalnya dengan penerapan pembelajaran aktif .

3. Anak yang berperilaku agresif dapat diatasi dengan menerapkan peraturan

yang disertai dengan pemberian penguat atau positive reinforcement dan

negative reinforcement.

4. Orang tua dan pendidik dapat pula menerapkan teknik penghapusan (

extinction) atau pengabaian, yaitu dengan mengabaikan perilaku agresif anak

dan tidak menunjukkan perhatian saat anak berperilaku agresif.

5. Anak diajarkan untuk lebih mengembangkan kecerdasan emosinya, dengan

melatih anak untuk mampu mengenali emosi, mengelola emosi, berempati,

mengembangkan hubungan baik dengan teman, dan motivasi diri, ini semua

dapat diawali dengan relaksasi diri.

C. Kerangka Pikir

Perilaku agresif tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena dapat

mempengaruhi perilaku sosial anak dan mendorong perkembangan perilaku yang

kurang baik. Antara lain anak jadi sulit untuk menaati aturan yang ada, sering

mengganggu teman, sering memukul atau mencubit temannya, dan lain-lain

sebagainya. Tentunya hal ini akan menghambat dirinya dalam menjalin hubungan

Page 44: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

44

sosial dengan orang lain. Karena itulah anak perlu dibantu untuk mengatasi

perilaku agresifnya.

Anak usia Taman Kanak-Kanak pada dasarnya sebagai makhluk sosial yang

memerlukan kehadiran orang lain dalam kehidupannya serta memiliki keinginan

yang kuat untuk dapat diterima oleh kelompoknya dan dapat bergabung dengan

teman sebaya nya. Agar dapat bersosialisasi dan dapat diterima oleh kelompoknya

tersebut anak harus memiliki sejumlah keterampilan atau perilaku sosial yang

membuat anak aktif berpartisipasi dalam berbagai aktivitas bersama temannya.

Salah satu sarana menstimulasi perilaku anak mengembangkan perilaku

sosialnnya adalah dengan menggunakan permainan atau mainan. Pada saat bermain,

anak berinteraksi dengan anak lain. Interaksi tersebut mengajarkan anak cara

merespon, memberi dan menerima, menolak atau setuju dengan ide dan perilaku

anak yang lain.

Permainan bagi anak-anak dapat mempelajari banyak hal, Mereka belajar

untuk bersosialisasi dan memahami aturan sosial yang ada melalui permainan

bersama-sama dengan teman-teman. Berbagai aspek emosi terlihat ketika bermain,

seperti kegembiraan, kekecewaan, kesabaran, ketahanan dalam berkompetisi, dan

lain-lain. Bermain setidak-tidaknya mendorong perkembangan berbagai aspek

meliputi perkembangan fisik, intelektual, sosial dan emosional. Dalam penelitian ini

menekankan bahwa pentingnya Efektivitas Penanganan Perilaku Agresif pada anak

usia dini di TK Aisyiyah Mamajang Kota Makassar.

Page 45: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

45

Diharapkan dengan adanya pelaksanaan penanganan perilaku agresif di

sekolah, dapat berperan bagi perkembangan perilaku sosial anak terutama pada

anak yang mengalami gangguan sosial seperti perilaku agresif. Deskripsi tersebut

menjadi esensial bagi penulis untuk merancang model penanganan untuk perilaku

anak yang agresif pada anak usia dini di TK Aisyiyah Mamajang Kota Makassar

dalam wujud penelitian. Adapun kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan

di bawah ini.

Page 46: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

46

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

TK Aisyiyah Mamajang

Kota Makassar

Perilaku agresif yang dimunculkan

anak kelompok B2

1. Agresif Verbal (kata-

kata), seperti :

- Mengeluarkan kata

kata kotor.

- Membantah

- Mengejek

- Mengancam

- Menggoda

- Menyoraki

2. Agresif Non Vebal

(fisik), seperti :

- Memukul

- Mencubit

- Mengigit

- Menendang

- Mendorong

Menangani tingkah laku anak agresif

dibagi menjadi 2 tindakan, yaitu:

A. Tindakan preventif

1. Orang tua dan guru jangan selalu

memenuhi tuntutan atau keinginan

anak

2. Batasi dan kontrol anak dalam

menonton TV dan HP

3. Orang tua dan guru selalu

menunjukkan perilaku baik

4. Ciptakan suasana yang

menyenangkan

5. Dalam menghadapi suatu masalah

yang berkaitan dengan kenakalan

anak hadapi dengan tenang dan

tidak emosi

6. Latihan fisik. seperti menari,

melukis dll

B. Tindakan Kuratif

1. Mengajak anak untuk ikut

merasakan perasaan orang lain

2. Tidak memberikan hukuman fisik

3. Memberikan nasehat kepada anak

bahwa perilaku yang mereka

munculkan menyakiti orang lain

4. Membuat anak sibuk dengan

memberikan aktivitas yang sesuai

minat dan bakat anak

5. Mengajarkan anak mengendalikan

emosi dengan memberikan contoh

nyata

6. Memahami perasaan anak dengan

berdialog

7. Membiasakan anak untuk meminta

maaf

Page 47: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian yang

digunakan yaitu penelitian kualitatif melalui pendekatan studi kasus (case study).

Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu objek tertentu yang

mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua

pihak yang bersangkutan, dengan kata lain dalam studi ini dikumpulkan dari

berbagai sumber (Nawawi,2003: 1).

Penelitian studi kasus akan kurang kedalamannya bila mana hanya

dipusatkan pada fase tertentu saja atau salah satu aspek tertentu sebelum

memperoleh gambaran umum tentang kasus tersebut. Sebaliknya studi kasus akan

kehilangan artinya kalau hanya ditujukan sekedar untuk memperoleh gambaran

umum namun tanpa menemukan sesuatu atau beberapa aspek khusus yang perlu

dipelajari secara intensif dan mendalam. Studi kasus yang baik harus dilakukan

secara langsung dalam kehidupan sebenarnya dari kasus yang diselidiki.

Walaupun demikian, data studi kasus dapat diperoleh tidak saja dari kasus yang

diteliti, tetapi, juga dapat diperoleh dari semua pihak yang mengetahui dan

mengenal kasus tersebut dengan baik. Dengan kata lain, data dalam studi kasus

dapat diperoleh dari berbagai sumber namun terbatas dalam kasus yang akan

diteliti (Nawawi, 2003: 2).

Page 48: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

48

Jenis penelitian kualitatif yang dipilih oleh peneliti sesuai dengan masalah

yang akan diteliti, yang mana masalah tersebut masih cenderung belum

jelas, bahkan gelap, kompleks dan dinamis. Oleh karena itu masalah dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentatif, dan akan berkembang atau

berganti setelah peneliti berada di lapangan.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilaksanakan di TK Aisyiyah Mamajang Kota

Makassar, sedangkan yang menjadi Subjek adalah guru kelas, guru pendamping,

orang tua anak sebagai subyek penelitian yang membantu dalam pengumpulan

data dan 2 anak dari kelompok B2 di TK Aisyiyah Mamajang Kota Makassar dan

pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada 09 November 2020.

C. Fokus Penelitian

Fokus Penelitian dalam Penelitian Kualitatif berkaitan erat dengan

rumusan masalah, dan rumusan masalah dalam penelitian dijadikan acuan dalam

menentukan fokus penelitian. Dalam hal ini, fokus penelitian dapat berkembang

atau berubah sesuai perkembangan masalah penelitian di lapangan.

Fokus penelitian mengandung penjelasan mengenai apa yang menjadi

pusat perhatian serta kelak dibahas secara mendalam dan tuntas untuk mengetahui

secara mendalam mengenai Efektivitas Penanganan Perilaku Agresif pada Anak

TK Aisyiyah Mamajang Kota Makassar.

D. Prosedur Penelitian/ Studi Kasus

Penelitian kualitatif didesain secara longgar, tidak ketat sehingga dalam

pelaksanaan penelitian berpeluang mengalami perubahan dari apa yang telah

Page 49: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

49

direncanakan. Hal itu dapat terjadi bila perencanaan ternyata tidak sesuai dengan

apa yang dijumpai di lapangan. Meskipun demikian, kerja penelitian mestilah

merancang langkah-langkah kegiatan penelitian.

Menurut Sugiyono (Imam G 2013: 107)

Terdapat tiga tahap utama dalam penelitian kualitatif yaitu: 1. Tahap deskripsi

atau tahap orientasi, di tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat,

didengar, dan dirasakan, kemudian peneliti baru mendata sepintas tentang

informasi yang diperoleh. 2. Tahap reduksi, tahap ini peneliti mereduksi

segala informasi yang diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada

masalah tertentu. 3. Tahap seleksi, pada tahap ini peneliti menguraikan fokus

yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci kemudian melakukan analisis secara

mendalam tentang fokus masalah. Hasilnya adalah tema yang di konstruksi

berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu pengetahuan, hipotesis, bahkan

teori baru.

Secara spesifik, ketiga tahap di atas dapat dijabarkan dalam tujuan langkah

penelitian kualitatif , yaitu identifikasi masalah, pembatasan masalah, penetapan

fokus masalah, pelaksanaan penelitian, pengolahan dan pemaknaan data,

pemunculan teori, dan pelaporan hasil penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus

“di validasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang

selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen

meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan

wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek

penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi

adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap

Page 50: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

50

metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti,

serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan. Adapun instrumen penelitian yang

digunakan yaitu berupa pedoman wawancara dan lembar observasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Untuk mendapatkan data yang

sesuai dan dapat menunjang keberhasilan peneliti ini, maka peneliti menggunakan

metode sebagai berikut.

1. Pengamatan (observasi)

Observasi kegiatan ini ditujukan kepada anak didik dan pendidik yang

melihat secara langsung anak yang berperilaku agresif kepada temannya, dan

bagaimana Efektivitas Penanganan pada Anak Berperilaku Agresif di TK

Aisyiyah Mamajang Kota Makassar, yang terdiri dari guru kelas dan anak

didik. Untuk pendidik bertujuan mengamati dan memantau setiap

perkembangan dan perilaku yang meliputi; reaksi anak didik saat melakukan

perilaku agresif terhadap temannya yang terlihat dari sikap. Dan mengamati

secara langsung perilaku agresif ketika sedang proses belajar mengajar

berlangsung serta mengamati penanganan yang diberikan terhadap perilaku

anak agresif.

Page 51: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

51

2. Wawancara yang mendalam

Wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan antara

pewawancara dengan yang diwawancarai. Bahkan keduanya dapat dilakukan

bersamaan, dimana wawancara dapat digunakan untuk menggali lebih dalam

lagi data yang didapat dari observasi.

Wawancara digunakan peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya

untuk mencari data tentang variabel latar belakang anak, orang tua,

pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu, dan sebagainya. Dengan

kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan membantu peneliti

untuk mengetahui, menemukan dan memperoleh data secara langsung tentang

Efektivitas Penanganan Perilaku Agresif pada Anak di TK Aisyiyah

Mamajang Kota Makassar.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada dua orang guru (guru

kelas dan guru pendamping), dua orang wali anak (orang tua AZ dan Orang

tua AK). Pertanyaan yang diajukan disesuaikan dengan pedoman wawancara.

Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh keterangan yang rinci dan

menyeluruh. Seperti bentuk perilaku agresif yang dilakukan subjek, faktor

penyebab perilaku agresif, penanganan perilaku agresif, dan sebagainya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebagai suatu catatan tertulis atau gambar yang

tersimpan tentang sesuatu yang sudah terjadi. Dokumen merupakan fakta dan

data hasil observasi dan wawancara yang tersimpan dalam berbagai bahan

Page 52: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

52

yang berbentuk dokumentasi. Dokumen tak terbatas pada ruang dan waktu

sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang

pernah terjadi untuk penguat data observasi dan wawancara dalam memeriksa

keabsahan data, membuat interpretasi dan penarikan kesimpulan.

Dokumentasi dalam penelitian ini didukung dengan dokumen berupa

pelaksanaan pembelajaran di kelas, foto-foto, serta data yang relevan dengan

penelitian. Dalam hal ini peneliti membuat dokumentasi berupa catatan-

catatan sebagai pelengkap dan meminjam arsip dari TK Aisyiyah Mamajang

Kota Makassar, diantaranya: Latar belakang paud, data peserta didik, sarana

dan prasarana.

G. Teknik Keabsahan Data

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Terdapat

triangulasi sumber, triangulasi pengumpulan data, dan triangulasi waktu.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk mengkaji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, yaitu guru

kelas, guru pendamping dan orang tua.

2. Triangulasi Teknik/Metode

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data

diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi.

Page 53: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

53

3. Triangulasi waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber

masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid

sehingga lebih kredibel. Pengujian keabsahan data dapat dilakukan dengan cara

melakukan pengecekkan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam

waktu/situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda,

maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kapasitas

datanya (Sugiyono, 2007: 127).

Page 54: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Data penelitian diperoleh melalui wawancara dan observasi yang dilakukan

pada saat penelitian di TK Aisyiyah Mamajang yaitu dimulai pada saat

melakukan observasi bahwa untuk mendapatkan data yang diperoleh dengan

cara memberikan sejumlah pertanyaan yang telah tersusun dengan butir – butir

pertanyaan sesuai dengan permasalahan yang ada. Jawaban yang diberikan

terhadap sejumlah pertanyaan yang ada. Jawaban yang diberikan terhadap

sejumlah pertanyaan diajukan dicatat dan dipertanyakan yang tidak

mendapatkan jawaban dikembangkan dengan sejumlah pertanyaan lain

sehingga pertanyaan dalam format wawancara dapat terjawab, hingga akhir

pengumpulan data pada tanggal 12 Desember 2020. Hasil observasi yang

menggunakan lembar penilaian observasi yang telah disediakan untuk melihat

indikator pada anak yang memiliki perilaku agresif.

1. Profil Sekolah

TK Aisyiyah Ranting Mamajang di awal tahun 1950 an merupakan salah

satu ranting dari Aisyiyah Cabang Makassar berlokasi di jalan Tupai No. 35

Makassar, RT/RW 01/03, Desa/Kelurahan Mamajang dalam, Kecamatan

Mamajang, Kabupaten/Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun

status sekolah yaitu TK Aisyiyah ter Akreditasi pada Tahun 2017(PAUD-

TK/7371/0020/07/2017) Nama Yayasan yaitu TK Aisyiyah Bustanul Athfal

Mamajang berdiri pada tahun 1955, Jumlah Ruangan Belajar yaitu 7 Ruangan.

Page 55: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

55

Walaupun masih berstatus ranting tetapi semangat para pengurusnya untuk

membuka amal usaha pendidikan begitu besar. Setelah pengajian terbentuk dan

berjalan dengan baik, oleh pengurus bersepakat membentuk pendidikan untuk

anak-anak. Mengingat di kecamatan Mamajang belum ada lembaga pendidikan

untuk anak-anak sebelum jenjang pendidikan sekolah dasar (SD). Taman

kanak-kanak Aisyiyah Mamajang dibina oleh : 1 (satu) orang Kepala Taman

Kanak-Kanak ,15 ( lima belas) orang tenaga guru, 1 (satu) orang tenaga

administrasi ,1 (satu) orang tenaga keamanan

2. Visi dan Misi TK Aisyiyah Mamajang Kota Makassar

a. Visi :

“Menjadi lembaga pendidikan anak usia dini yang berkualitas untuk

membentuk anak yang cerdas, kreatif, dan berkarakter”.

b. Misi :

1) Menciptakan lingkungan pendidikan yang islami, aman, nyaman, serta

suasana belajar yang menyenangkan

2) Melaksanakan norma-norma agama menjadi pembiasaan sehari-hari.

3) Mengintegrasikan nilai-nilai budaya ke dalam kegiatan pembelajaran.

4) Menjalin hubungan yang harmonis dengan orang tua, anak didik dan

masyarakat.

5) Mengembangkan sikap hormat terhadap orang tua dan guru, sayang sesama

teman, serta cinta tanah air.

6) Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif dan

menyenangkan.

7) Mengikut sertakan anak dalam berbagai lomba dan kegiatan.

Page 56: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

56

1. Data Guru dan Anak

a. Guru

Tabel 4.1 Data Guru di TK Aisyiyah Mamajang

No Nama Jabatan Alamat

1. Siti Aminah, S.Pd Kepala

Sekolah

Jl. A. Mangerangi No.58a

2. Nurbiati, S.Pd Guru

Perumnas Antang

3. Ida Asniar, S.Pd Guru

BTN Minasa Upa

4. Sitti B, S.Pd Guru BTN Toddopuli

5. Rosliana, S.Pd Guru BTN Je‟ne Cinnong Blok A

No.2

6. Ir. Andryani Akib, M.Pd Guru Jl. Vet-Sel I.r 3 No. 26

7. Ina Sutina Abidin, S.Pd Guru Jl. Inspeksi Kanal Selatan 2 No.

82E

8. Ita Rostia Ichsan, S.Pd Guru BTN. AURA Blok K2/No.5

9. Suhaenah Ismail, S.Pd Guru Jl. Pramuka Limbung

10. Salma Rachim, S.Pd Guru

BTN Makkio Baji Antang

No.13

11. Hasnia, S.Pd Guru Jl. Komp Pengadilan F110

Panaikang

12. Murtini, S.Pd Guru BTN AURA Blok M No.19

13. Rifka Irfainy Guru BTN Hartaco Indah

14. Nurnisa, S.Pd Guru

Jl. Anuang

15. Mega Mutiara Lestari,

S.Pd

Guru Jl. Candrawasih Ir.29 No. 42

16. Masliana, S.Pd Guru Jl. Onta Lama II No.7

17. Insyaniah Abidin, S.Pd Guru Jl. Landak Baru Kanal Selatan II

No.80

Page 57: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

57

Jumlah anak di TK Aisyiyah Mamajang Kota Makassar dari tahun ke

tahun :

Tabel 4.2 Data Anak di TK Aisyiyah Mamajang

No Tahun Ajaran Anak Yang

Mendaftar

Usia 4-5 Usia 5-6

1. 2013-2014 170 anak 60 anak 110 anak

2. 2014-2015 145 anak 35 anak 110 anak

3. 2015-2016 146 anak 19 anak 127 anak

4. 2016-2017 173 anak 54 anak 119 anak

5. 2017-2018 134 anak 60 anak 122 anak

6. 2018-2019 140 anak 30 anak 157 anak

7. 2019-2020 194 anak 32 anak 162Anak

2. Sarana dan Prasarana

a. Data Sarana

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama penelitian yaitu pada bulan

november sampai desember tahun 2020 terlihat bahwa kondisi bangunan dan

sarana di TK Aisyiyah Mamajang kota makassar yaitu :

Tabel 4.3 Sarana di TK Aisyiyah Mamajang

No Jenis Sarana Letak Jumlah Status

1 Lemari Setiap ruangan 10 Baik

2 Tempat Sampah Setiap ruangan 10 Baik

3 Jam Dinding Setiap ruangan 10 Baik

4 Rak buku Setiap ruangan 12 Baik

5 Meja Kerja / sirkulasi Ruangan Kantor KepSek 2 Baik

6 Kursi Pimpinan Ruangan Kantor KepSek 1 Baik

7 Meja Pimpinan Ruangan Kantor KepSek 1 Baik

8 Kursi dan Meja Tamu Ruangan Kantor KepSek 8 Baik

9 Meja Siswa Setiap kelas 20 Baik

Page 58: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

58

10 Kipas angina Setiap ruangan 16 Baik

11 AC Setiap ruangan 13 Baik

12 Kursi Pertemuan Kantor 60 Baik

13 Papan Tulis Setiap kelas 8 Baik

14 Tiang Bendera Kantor 1 Baik

15 Meja TU Ruang Tata Usaha 2 Baik

16 Kursi TU Ruang Tata Usaha 2 Baik

17 Lemari Ruang Tata Usaha 2 Baik

18 Komputer TU Ruang Tata Usaha 4 Baik

19 Printer Ruang Tata Usaha 3 Baik

20 Mesin foto copy Ruang Tata Usaha 1 Baik

21 Tempat tidur Ruang TPA 5 Baik

22 Pengeras Suara Kantor 2 Baik

23 Bell sekolah Kantor 1 Baik

24 Simbol Kenegaraan Setiap Ruangan 10 Baik

25 Tempat cuci tangan Toilet 6 Baik

26 Drumband Kantor 2 Baik

27 Dispenser Setiap ruangan 10 Baik

b. Data Prasarana

Tabel 4.4 Prasarana di TK Aisyiyah Mamajang

No. Nama

Prasarana

Jumlah

Status

Kepemilikan

1. Ruangan kantor Kepsek 1 unit Milik

2. Ruang guru 1 unit Milik

3. Kelas KB 1 unit Milik

4. Kelas Sentra Main Peran 1 unit Milik

5. Kelas Sentra Ibadah 1 unit Milik

6. Kelas Sentra Pembangunan 1 unit Milik

Page 59: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

59

7. Kelas Sentra Seni 1 unit Milik

8. Kelas Sentra Persiapan 1 unit Milik

9. Kelas Sentra Sains Bahan

Alam

1 unit Milik

10. Ruang Tata Usaha 1 unit Milik

11. Ruangan Aula dan ruangan

ibadah

1 unit Milik

12. WC Guru 1 unit Milik

13. WC Anak laki-laki 2 unit Milik

14. WC Siswa Perempuan 2 unit Milik

A. Deskripsi Perilaku Anak Agresif di TK Aisyiyah Mamajang

Data penelitian diperoleh melalui wawancara dan observasi yang dilakukan

pada saat penelitian di TK Aisyiyah Mamajang Kota Makassar yaitu dimulai

pada saat melakukan observasi bahwa untuk mendapatkan data yang diperoleh

dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan yang telah tersusun dengan butir

– butir pertanyaan sesuai dengan permasalahan yang ada. Jawaban yang

diberikan terhadap sejumlah pertanyaan diajukan dicatat dan dipertanyakan

yang tidak mendapatkan jawaban dikembangkan dengan sejumlah pertanyaan

lain sehingga pertanyaan dalam format wawancara dapat terjawab. Hasil

observasi yang menggunakan lembar penilaian observasi yang telah disediakan

untuk melihat indikator pada anak yang memiliki perilaku agresif.

Jawaban – jawaban yang terkumpul dan hasil observasi kemudian dianalisis

berdasarkan analisis deskriptif kualitatif dan disimpulkan dengan metode studi

kasus. Penganalisasian ini dilakukan terhadap butir – butir pertanyaan untuk

masing – masing orang tua dan guru kelas dan hasil dari lembar observasi yang

Page 60: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

60

diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis, secara deskriptif dan sistematis,

kemudian data tersebut dideskripsikan serta ditafsirkan untuk diambil

kesimpulan dan jawabannya terhadap pertanyaan penelitian. Berikut hasil

wawancara peneliti pada saat observasi yang dilakukan di kelas B2 yaitu pada

tema binatang dan subtema mengenal hewan udara usia anak yaitu 5-6 tahun di

dalam kelas yang memiliki perilaku agresif berjumlah 2 orang anak.

Subjek dalam penelitian ini adalah anak yang berperilaku agresif. Subjek

terdiri dari dua orang anak yang berjenis kelamin laki-laki. Identitas dan

karakteristik subjek dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 4.5 Data Subjek Penelitian

No Inisial Jenis kelamin Tempat dan tanggal lahir Umur Asal

1 AZ Laki-laki Makassar,03 Desember 2014 6 tahun Makassar

2 AK Laki-laki Makassar,17 Juli 2014 6 tahun Makassar

Pada penelitian ini subjek yang diteliti oleh peneliti adalah anak kelas B2 yang

berinisial AZ dan AK sebagai subjek karena peneliti ingin mengetahui secara

mendalam mengenai perilaku agresif yang dimiliki subjek yang diteliti yaitu,

bentuk-bentuk perilaku agresif, faktor penyebab perilaku agresif dan penanganan

perilaku agresif. Setiap masing-masing subjek memiliki penyebab, bentuk, dan

penanganan yang berbeda-beda, tapi bisa dikatakan sama kalau memang diantara

subjek memiliki kesamaan diantara hal tersebut.

Berdasarkan observasi di TK Aisyiyah Mamajang pada hari senin tanggal 09

November 2020, didukung dengan hasil wawancara bersama ibu Nurnisa, S.Pd

Page 61: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

61

dan ibu Nurbiati S.Pd dan orang tua tentang bagaimana perilaku agresif yang

dilakukan oleh anak, mengatakan bahwa:

1. Subjek I

a. Bentuk perilaku agresif yang dimunculkan subjek I : AZ

Subjek I berinisial AZ berumur 6th berjenis kelamin laki-laki. Lahir di

makassar, pada tanggal 03 Desember 2014, alamat Jl. Veteran Selatan No.8

RT/RW 002/005 Kelurahan Maricaya Selatan mamajang kota Makassar. Subjek

merupakan anak tunggal, AZ memiliki postur tubuh yang agak kurus tetapi bersih.

Berdasarkan pengamatan pada tanggal 09-13 November 2020 peneliti

mendapati subjek AZ berperilaku agresif verbal maupun non verbal di sekolah

pada saat proses proses pembelajaran berlangsung. Dimana terlihat subjek

membantah guru pada saat guru menjelaskan. Di dalam proses pengamatan

perilaku agresif yang biasa dilakukan pada AZ dapat dilihat pada proses

pembelajaran yaitu berbentuk verbal dan non verbal, diantaranya yaitu :

Menyoraki temannya pada saat pelajaran sedang berlangsung dikarenakan

temannya ditanya oleh ibu guru dengan menunjuk salah satu gambar yang ada di

majalah paud namun temannya itu salah menyebutkan pada saat menjawab

gambar tersebut. Dan AZ pun mengejek dengan menggunakan kata-kata yang

merendahkan dan kurang baik. kemudian, memukul kepala temannya

menggunakan pensil yang dianggap kurang pandai pada saat mengerjakan maze

sehingga temannya menjadi malu dan akhirnya menangis. Subjek juga sering

Page 62: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

62

menganggu temannya baik dalam proses pembelajaran berlangsung ataupun diluar

jam pelajaran.

Masih berdasarkan pengamatan yang sama pada tanggal 16-20 November,

subjek juga menunjukkan perilaku membantah guru pada saat diberikan tugas

dengan berkata “ Edd ibu guru nah suruh meski sede mewarnai, selalu na suruh

suruh” dan mengejek temannya yang lambat mengerjakan tugas yang diberikan

guru dengan berkata “ sallona (lambatnya) menulis ini tolo-tolo” dan pada saat

istirahat berlangsung terlihat subjek menendang temannya secara spontan.

Berdasarkan pengamatan tersebut pada tanggal 23-27 November, terlihat

subjek membantah guru pada saat guru menegur subjek untuk mengembalikan

peralatan yang sudah digunakan pada saat selesai menggambar. Subjek juga

terlihat memukul lengan temannya pada saat waktu makan sedang berlangsung

disebabkan temannya tidak ingin berbagi makanan. Masih berdasarkan dengan

pengamatan, subjek juga menganggu temannya yang sedang mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru.

Pada hasil pengamatan tanggal 30 November-3 Desember, terlihat subjek

kembali membantah guru pada saat disuruh untuk berbaris di depan kelas.

Dikarenakan subjek tidak mau bergabung dengan temannya yang sedang berbaris.

dan pada saat proses pembelajaran berlangsung terlihat subjek juga mengganggu

temannya yang sedang menulis dengan mengajak temannya bercerita.

Masih dengan hasil pengamatan, terlihat subjek kembali membantah guru

pada saat guru ingin memberikan tugas dikarenakan subjek mengganggu

temannya dan tidak mau duduk tenang.

Page 63: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

63

Berdasarkan pengamatan tersebut, dapat peneliti ketahui bahwa subjek AZ

memunculkan perilaku agresif verbal dan non verbal dengan mengejek temannya

dengan kata-kata yang merendahkan dan kurang baik. Dimana temannya ditanya

oleh guru dengan menunjuk salah satu gambar yang ada di majalah paud dan

temannya salah menyebutkan gambar tersebut, menunjukkan perilaku yang

membantah guru, memukul kepala temannya yang dianggap kurang pandai,

mengejek temannya yang lambat mengerjakan tugas. Perilaku subjek dengan

mengejek dan membantah membuat temannya merasa direndahkan dan menjauhi

subjek seketika setelah terjadi perilaku tersebut.

Perilaku subjek yang memukul dan mengejek temannya dengan kata-kata

yang kurang baik didukung dengan hasil wawancara bersama guru kelas, beliau

mengatakan bahwa:

“kalau dilihat dari perilakunya AZ itu biasa dia menunjukkan keduanya

baik itu verbal maupun nonverbal dek, misalnya pada saat diberikan tugas

mewarnai atau tugas apapun itu AZ itu cepat sekali merespon tapi respon

nya itu kurang baik, terkadang dia bilang „mewarnai mi sede edd capek ku

mi‟ dan sifat membantah nya itu kekeh sekali kalau ditegur pasti dia

menegur balik juga dan untuk bentuk non verbal nya pada saat proses

pembelajaran berlangsung biasa pada saat AZ mengerjakan tugas dia

selalu berkeliaran, kadang temannya mewarnai dia lewat langsung dipukul

kepala nya menggunakan pensil dan apapun yang di pegang nya dan biasa

juga dia mencubit, dan lebih parahnya lagi nanti menangis temanya baru

dia duduk ke tempatnya seolah tidak melakukan sesuatu”. (wawancara guru

kelas pada tanggal 04 Desember 2020)

Berdasarkan hasil wawancara bersama guru pendamping, mengatakan

bahwa:

“menurut saya bentuk perilaku yang biasa dilakukan AZ itu dia suka

mengganggu temannya dan juga usil tidak mau tenang, suka juga

membantah dan untuk tugas yang diberikan itu terkadang dia mau

mengerjakan dan kadang juga tidak mau. tapi kalau mood nya itu lagi baik

biasa dia kerjakan dek, ituji suka sekali ganggu temannya entah itu

Page 64: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

64

temannya dicubit, dipukul kepalanya, ditendang kaki nya.. intinya itu dia

tidak mau duduk tenang dek ada saja dilakukan yang mengundang untuk

diperhatikan oleh guru”(wawancara pada tanggal 06 Desember 2020)

Menurut informasi dari guru kelas dan guru pendamping, AZ merupakan anak

yang aktif, dan dilihat dari pembelajaran nya bisa dikatakan anak ini mampu

menangkap dan memahami apa yang guru jelaskan tetapi mempunyai perilaku

yang kurang baik. Subjek AZ dapat dikatakan sebagai anak yang suka

membantah dan susah diperingatkan.

Selain itu orang tua AZ juga mengatakan bahwa:

“Kalau di rumah AZ itu anaknya agak sedikit keras dek, dan kalau minta

sesuatu itu harus dituruti sekarang kalau tidak kita turuti dia biasa

ngambek, marah atau bahkan sampai menangis dek dan biasa dia buang

barang-barang yang ada di sekitarnya”. (wawancara pada tanggal 09

Desember 2020)

Berdasarkan informasi diatas, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa

subjek melakukan perilaku agresif verbal maupun non verbal di sekolah dan di

rumah. Adapun perilaku subjek lakukan yaitu:

Tabel 4.6 Bentuk perilaku agresif AK

Bentuk perilaku verbal Bentuk perilaku non verbal

1. Menyoraki .

2. Membantah

3. Mengejek

4. Berkata yang tidak sopan

5. Mengganggu teman saat sedang

belajar

1. Memukul

2. Mendorong

3. Menendang

4. Mencubit

5. Berkelahi

Page 65: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

65

a. Faktor Penyebab Perilaku Agresif Subjek I

Peneliti menggali informasi yang menyebabkan subjek berperilaku agresif

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal ini berdasarkan wawancara kepada

guru dan orang tua AZ serta observasi perilaku subjek baik itu di sekolah

maupun di rumah. AZ merupakan anak yang aktif, hasil wawancara dengan

orang tuanya mengatakan:

“Kalau AZ itu anaknya aktif dari sejak kecil dek, anaknya memang tidak

suka diam, selalu ingin melakukan sesuatu”(wawancara orang tua pada tgl

09 Desember 2020)

“Mungkin karena sejak kecil itu sering ditinggal karena saya sama ayahnya

kan kerja dan di rumah itu neneknya yang jaga dek, biasa kalau saya

pulang dari kerja AZ selalu kasi liat belanja nya kayak mainan atau

makanan dia sering sekali dimanjakan sama neneknya apa yang dia

inginkan selalu dituruti, Kalau dirumah anaknya itu agak sedikit keras dek,

dan kalau minta sesuatu itu harus dituruti sekarang kalau tidak kita turuti

dia bisa ngambek, marah atau bahkan sampai menangis dek dan biasa dia

buang barang-barang yang ada di sekitarnya biasa juga sampai dia pukul

neneknya atau saya kalau sudah marah ”.(wawancara orang tua AZ, pada

tgl 09 Desember 2020)

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa faktor penyebab perilaku agresif pada anak disebabkan

karena faktor biologis atau bawaan sejak lahir sampai dengan usia anak yang

sekarang.

Pernyataan kedua dari hasil wawancara dengan orang tua Ananda AZ

menunjukkan lingkungan turut berpengaruh dalam perkembangan perilaku

Ananda AZ. Hal ini disebabkan karena karakter anak yang mudah meniru dan

mencontoh apa yang pernah dilihatnya. Sikap nenek AZ yang selalu

memanjakan AZ juga turut berpengaruh dalam membentuk karakter anak yang

berperilaku agresif. Faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam

Page 66: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

66

perkembangan perilaku anak. Baik itu di lingkungan keluarga maupun

lingkungan tempat tinggal. Sebagai guru dan orang tua, harus berhati-hati

dalam hal tindakan maupun ucapan karena biasanya anak akan mudah meniru

apa yang mereka lihat. Karena anak belum mampu membedakan mana yang

harus ditiru dan mana yang tidak boleh ditiru. Hal itu disebabkan karena anak

belum mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Peneliti melanjutkan wawancara ke guru kelas dan guru pendamping untuk

memperoleh informasi tentang penyebab perilaku anak agresif Ananda AZ.

“Menurut saya, penyebabnya itu bisa bermacam-macam adek, misalnya

karena ketika di rumah anak kurang perhatian dari orangtua, bisa juga dari

faktor lingkungan, faktor bawaan, karena anak terlalu dimanja atau bisa

juga karena pengaruh teknologi misalnya televisi dan handphone karena

anak anak sekarang itu gampang sekali meniru apa yang dilihat, misalnya

video di youtube”(wawancara guru kelas pada tanggal 04 Desember 2020)

Guru kelas dan guru pendamping sependapat bahwa faktor yang

menyebabkan anak berperilaku agresif yaitu faktor pembawaan sejak anak

masih kecil dan faktor lingkungannya.

b. Penanganan Guru Terhadap Perilaku Agresif Subjek I

Guru dalam proses belajar mengajar memiliki strategi atau metode tertentu

dalam menangani beberapa masalah yang terjadi ketika proses belajar

mengajar berlangsung. Diantaranya ada dua tindakan yang digunakan oleh

guru dalam menangani anak yang berperilaku agresif yaitu tindakan preventif

dan tindakan kuratif. Dalam tindakan ini tidak diberikan kepada anak begitu

saja, melainkan guru harus melihat bagaimana perilaku agresif yang

dimunculkan oleh anak sehingga dalam penerapan tindakan preventif maupun

Page 67: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

67

tindakan kuratif dapat digunakan dengan tepat. Dalam hal ini guru hendaknya

memiliki keterampilan dalam hal mendekati anak salah satunya adalah

dengan menggunakan pendekatan individu. Dengan demikian permasalahan

yang diberikan dengan anak didik dapat terselesaikan dengan baik.

Pendekatan individu dilakukan karena setiap anak yang satu dengan anak

yang lainnya memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, sehingga dalam

penerapannya guru harus memberikan pengawasan dan perhatian yang

berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lain. Sebab guru harus

mampu melakukan pendekatan individual ketika proses belajar mengajar

berlangsung sehingga tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik, akan

tetapi apabila pendekatan individual tidak tercapai maka hasil atau tujuan dari

penanganan masalah tersebut tidak akan berjalan maksimal.

Pada kasus perilaku anak agresif ini terjadi ketika dalam proses belajar

mengajar, adapun cara penanganan nya dengan menggunakan pendekatan

individu seperti anak diberikan nasehat agar tidak menyoraki temannya

dengan menggunakan kata-kata yang kurang baik, menasehati anak agar tidak

memukul temannya lagi sambil di pegang tangannya dengan lembut sambil

diberikan nasehat dan anak diajak ngobrol agar kita sebagai guru mengetahui

apa yang anak rasakan.

Berdasarkan wawancara pada guru dan orang tua Subjek I mengenai

penanganan yang diberikan apabila anak perilaku agresif Ananda AZ adalah:

a) Guru memberikan nasehat pada anak bahwa apa yang mereka

lakukan itu dapat menyakiti orang lain.

Page 68: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

68

“Misalnya, AZ jangan dipukul temannya nak…kalau AZ dipukul kira-kira

bagaimana, sakit apa tidak nak? AZ menjawab “sakit ibu guru” nah.. itu

kita tahu ji nak, kalau dipukul itu sakit, makanya AZ jangan memukul

temannya lagi ya nak….nanti temannya sakit. Kalau temannya sakit kan

kasihan.... jadi jangan kita ulang lagi nak ya” (wawancara guru kelas pada

tgl 04 Desember 2020)

“Biasanya yang saya lakukan itu adalah mendekati anak terlebih dahulu

kemudian saya nasehati, bahwa perilaku agresif yang dilakukan itu bisa

merugikan diri sendiri dan juga orang lain“ (wawancara guru pendamping,

pada tgl 06 Desember)

“Bisa yang guru lakukan itu menegur dulu kemudian anak di nasehati dek

bahwa perbuatan nya itu tidak baik atau menyakiti orang lain”(wawancara

orang tua AZ, pada tgl 09 November 2020)

Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa tindakan yang

digunakan oleh guru dalam menangani perilaku anak agresif yaitu tindakan

kuratif, yaitu dengan cara memberikan nasehat kepada anak bahwa perilaku

yang mereka munculkan itu menyakiti orang lain.

Apabila anak agresif mau mengikuti perintah guru berarti perlahan-lahan

komunikasi anak dengan guru sudah mulai terjadi sehingga guru tinggal

melanjutkan lagi dengan memberikan pertanyaan atau permainan yang

membuat anak yang memiliki perilaku yang agresif itu tertarik sehingga

melupakan aktivitasnya yang merugikan orang lain. Selain itu, dalam

menangani anak yang berperilaku agresif guru juga bisa memberikan kepada

anak berupa pujian atau hadiah yang menarik berupa bintang dalam bentuk

kertas kepada anak sehingga anak tersebut mau menuruti apa yang

diperintahkan oleh guru. Seperti yang diungkapkan oleh guru, yaitu:

“Kalau anak yang memiliki perilaku agresif itukan biasanya cenderung

tidak mau diam dan tidak bisa tenang.. nah misalnya ketika anak yang

berperilaku agresif itu mau duduk dan mau memperhatikan guru pada saat

menjelaskan maka saya berikan anak pujian misalnya dengan memberi

Page 69: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

69

ucapan.. Waahh pintar nya anaknya ibu guru atau saya bilang.. bagus..

sambil memberi acungan jempol”(wawancara guru kelas, pada tgl 04

Desember 2020)

„Misalnya, ketika anak agresif sudah mau mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru dengan baik atau pada hari itu anak tidak lagi

memukul, membantah dan mengganggu atau menyakiti temannya... maka

saya berikan hadiah berupa bintang yang terbuat dari kertas lalu diberikan

pada anak” (wawancara guru pendamping pada tgl 06 Desember 2020)

Orang tua AZ , juga mengatakan:

“Biasa kalau anak-anak mau mendengar guru nya itu biasa dia diberikan

pujian di hadapan teman-temannya, seperti diberikan acungan jempol dan

bintang” (wawancara orang tua AZ pada tgl 09 Desember 2020)

Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru memberikan

kepada anak berupa pujian dengan mengatakan “ waah pintarnya anaknya ibu

guru(sambil mengelus kepala anak” atau hadiah berupa bintang yang terbuat

dari kertas.

b) Guru membiasakan anak untuk meminta maaf apabila anak

melakukan kesalahan.

“Misalnya, temannya yang tadi itu di cubit sampai tangannya itu

membekas.. kita panggil itu anak yang melakukan kesalahan dan juga anak

yang dicubit tadi untuk meminta maaf pada temannya.. kalau dia masih

tidak mau minta maaf.. biasa saya tanya kalau kita tidak minta maaf nanti

temannya tidak nah anjak meki berteman”(wawancara guru kelas, pada tgl

04 Desember 2020)

“Apabila anak melakukan kesalahan baik itu ke temannya maupun ke guru,

kita selalu ajarkan anak untuk meminta maaf walaupun itu masalah yang

ringan.. supaya anak ingat apabila dia melakukan kesalahan dia akan

segera meminta maaf”(wawancara guru pendamping, pada tgl 06

Desember 2020)

Orang tua AZ, mengatakan bahwa:

“Yang biasa saya lihat itu kalau anak melakukan kesalahan guru itu

memberikan penjelasan tentang perbuatan yang dilakukan dan setelah anak

Page 70: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

70

paham apa yang mereka lakukan barulah minta maaf”(wawancara orang

tua AZ, pada tgl 09 Desember 2020)

Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru mengajarkan

anak cara meminta maaf apabila anak melakukan suatu kesalahan, baik itu

kesalahan yang ringan maupun kesalah yang fatal.

c) Penanganan yang dilakukan apabila menghadapi masalah yang

ditimbulkan oleh anak.

“Misalnya anak mengganggu temannya yang sedang bermain atau

melempar mainan sampai rusak.. kita dekati itu anak tanya baik-baik

kenapaki begitu nak?..kita harus memahami perasaan nya anak dengan

mengajak dia bercerita.. intinya jangan emosi hadapi anak, kita harus

sabar, yang nama nya juga anak-anak yahh belum bisa dia kontrol emosi

nya.(wawancara guru kelas, pada tgl 04 Desember 2020)

“Kalau saya itu dek, apabila anak melakukan suatu kesalahan terus sudah

di nasehati berulang kali tapi dia tidak dengar, maka saya panggil nama

anak dengan yang suara keras dan saya tunjukkan ekspresi marah ke

anak.”(wawancara guru pendamping, pada tgl 06 Desember 2020)

“Pertama itu ku batasi bermain hp dek apalagi kalau dia melakukan

kesalahan saya tidak berikan hp, saya ajarkan juga untuk meminta maaf

apabila telah melakukan kesalahan,kalau hukuman fisik itu saya tidak

berikan dek palingan saya cuman mendiamkan saja.. jadi dia itu sudah tahu

kalau saya marah pasti mendiamkannya. (wawancara orang tua AZ)

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam

menghadapi sesuatu masalah yang dilakukan oleh anak yang berperilaku

agresif guru memberikan penanganan yang berbeda dimana guru kelas

menghadapi dengan tenang, sabar dan tidak emosi sedangkan guru

pendamping memanggil nama anak dengan suara keras apabila anak tidak mau

mendengar apa yang dikatakan oleh guru.

d) Hukuman yang diberikan pada anak.

“Misalnya, anak memukul temannya terus kita juga pukul dia.. menurut

saya itu bukan solusi yang baik untuk menangani perilaku agresif nya..

Page 71: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

71

karena apabila kita memberikan hukuman fisik kepada anak otomatis anak

itu merasa dia benci atau bisa berpengaruh ke psikis nya.(wawancara guru

kelas, pada tgl 04 Desember 2020)

“Kalau hukuman fisik saya tidak terapkan dek.. hal pertama itu berikan

nasehat misalnya jangan menendang temannya kalau sedang bermain..

kalau kita di tendang mauki.. saya kembalikan kepada anak bahwa apa

yang dia lakukan itu menyakiti temannya.. tapi kalau sudah berulang kali

saya nasehati tapi dia tidak dengar biasa saya marahi dek ”(wawancara

guru pendamping, pada tgl 06 Desember 2020)

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru tidak

memberikan hukuman yang berbentuk fisik kepada anak, karena akan

menimbulkan pengaruh yang buruk dan apabila guru terapkan hukuman

tersebut maka akan berdampak pada psikis anak tersebut.

e) Untuk mengalihkan perhatian anak maka guru memberikan

aktivitas sesuai yang dia inginkan, agar anak beralih perhatiannya

dan sibuk dengan aktivitas yang diberikan.

“Misalnya begini dek, ini anak lari-lari di dalam kelas, teriak-teriak

sehingga mengganggu temannya yang sedang fokus mengerjakan tugas..

dan kita sudah tegur berulang kali tapi ini anak tidak ada sama sekali

tanda-tanda untuk diam.. nah disini saya alihkan perhatiannya dengan

memberikan dia kegiatan yang dia sukai, seperti menyusun

balok.(wawancara guru kelas,pada tgl 04 Desember 2020)

“Contohnya, ini anak tidak diam dia selalu berkeliaran mengganggu

temannya, disini kita bisa alihkan perhatian anak yang tadi fokus ganggu

temannya dengan kita memberikan anak aktivitas lain yang sesuai dengan

kemampuan anak, misalnya dia ingin menggambar atau

mewarnai”(wawancara guru pendamping, pada tanggal 06 Desember

2020)

f) Guru bekerja sama dengan orang tua dalam menangani perilaku

agresif.

“Biasa kalau sekolah adakan rapat guru memberitahukan kepada orang tua

bahwa jangan terlalu memanjakan anak seperti menuruti semua

keinginannya karena akan berdampak pada anak kedepannya karena

apabila tidak dituruti anak akan marah. Begitupun jika anak berada di

lingkungan sekolah dia menginginkan main yang di pegang sama temannya

dan apabila tidak diberikan maka anak akan menunjukkan perilaku

Page 72: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

72

marah/agresif. Dia akan membawa sifat manja nya itu ke dalam lingkungan

sekolah karena anak akan beranggapan apapun yang dia minta pasti

dituruti. Jadi dalam penanganan/tindakan yang diberikan kita harus

bekerja sama dengan orang tua”(wawancara guru kelas pada tgl 04

Desember 2020)

“Dalam penanganan ini orang tua juga sangat berperang penting dek,

karena apabila anak berada dirumah dan keinginannya itu selalu dipenuhi

akan berdampak dimanapun anak itu berada,, baik itu di lingkungan

sekolahnya maupun diluar.. karena saat itu yang ada di dalam pikiran anak,

kalau saya menginginkan sesuatu pasti terpenuhi. Itumi yang akan

memunculkan perilaku yang agresif apabila keinginannya tidak terpenuhi”

(wawancara guru pendamping pada tgl 06 Desember 2020)

“Kalau saya dek tidak terlalu memanjakan AZ, kalau anaknya berbuat

salah saya marahi, misalnya hari ini dilarang main hp. Tapi kalau sama

neneknya dia tidak pernah dimarahi selalu dibela dan apa yang dia minta

pasti dikasih”(wawancara orang tua pada tgl 09 Desember 2020)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa apabila

guru menemukan anak didiknya berkeliaran dengan mengganggu temannya, maka

guru memberikan aktivitas kepada anak tersebut sesuai dengan kemampuannya..

maka dari itu anak yang tadi nya fokus mengganggu temannya akan

beralih perhatian nya dengan kegiatan yang diberikan oleh guru.

Penerapan hukuman dalam pembelajaran di Taman Kanak-Kanak biasanya

dilakukan oleh guru apabila terdapat anak yang memiliki perilaku agresif, baik

dalam bentuk perilaku agresi verbal maupun tindakan. Dalam penanganannya

guru dituntut untuk bisa mengkondisikan anak tersebut agar suasana belajar

mengajar didalam kelas dapat berjalan lancar dan tertib, sehingga materi yang

diajarkan oleh guru bisa diterima oleh semua anak. Maka dari itu ketika guru

menemukan sebuah kasus di dalam kelas ada beberapa anak yang memiliki

perilaku agresif dalam bentuk tindakan maupun ucapan seperti suka mengganggu

Page 73: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

73

temannya, membuat gaduh, ramai maka guru mengatasi perilaku anak tersebut

dengan memberikan hukuman kepada anak.

Adapun hukuman yang diberikan adalah dengan cara memanggil anak dengan

singkat, jelas dan tegas, anak diasingkan, atau menunjukkan ekspresi marah

kepada anak, hal itu menandakan bahwa guru tidak menyetujui dengan apa yang

dilakukan oleh anak. Seperti yang diungkapkan oleh guru yaitu:

“Kalau untuk hukuman fisik saya tidak berikan, saya juga tidak marahi,

saya itu palingan cuman mendiamkan saja. Misalnya anak melakukan

kesalahan seperti anak memukul temannya terus kita juga pukul dia..

menurut saya itu bukan solusi yang baik untuk menangani perilaku agresif

nya.. karena apabila kita memberikan hukuman fisik kepada anak otomatis

anak itu merasa dia benci atau bisa berpengaruh ke psikis nya.(wawancara

guru kelas, pada tgl 04 Desember 2020)

“Kalau saya itu dek, apabila anak melakukan suatu kesalahan terus sudah

di nasehati berulang kali tapi dia tidak dengar, maka saya panggil nama

anak dengan yang suara keras dan saya tunjukkan ekspresi marah ke

anak”(wawancara guru pendamping, pada tgl 06 Desember 2020)

Senada dengan keterangan di atas, orangtua subjek juga mengatakan hal yang

sama seperti di bawah ini:

“Kalau sudah merasa agak jengkel biasanya guru mendiamkannya

saja.”(wawancara orang tua AZ pada tgl 09 Desember 2020).

“Biasanya guru memberi hukuman misalnya anak diasingkan, agar tidak

mengganggu temannya yang fokus belajar” (wawancara orang tua AK

pada tgl 08 Deseember 2020)

Berdasarkan keterangan dari guru dan orang tua tersebut, ketika ada anak

agresif yang memukul atau berkelahi dengan temannya maka yang dilakukan oleh

guru kelas dan guru pendamping itu berbeda. Ada dengan cara mendiamkan

seperti yang dilakukan oleh guru kelas sedangkan guru pendamping dalam

menghadapi anak agresif dengan cara mengasingkan anak agar tidak mengganggu

Page 74: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

74

temannya yang fokus belajar. Sedangkan ketika anak agresi tersebut tidak mau

mendengarkan nasehat guru dan masih saja berperilaku agresi maka guru

memberikan hukuman kepada anak misalnya memanggil nama anak dengan suara

keras, singkat dan jelas, menunjukkan ekspresi marah kepada anak.

Tabel. Penanganan guru terhadap perilaku anak agresif, berikut tabel yang

dimaksud:

Tabel 4.7 Penanganan Guru di TK Aisyiyah Mamajang

Penanganan guru kelas Penanganan guru pendamping

Guru tidak memberikan anak hukuman

apabila melakukan kesalahan. Guru hanya

memberikan nasehat kepada anak,

mengajarkan anak untuk merasakan

perasaan orang lain, mengajarkan anak

untuk meminta maaf apabila telah

melakukan kesalahan. Guru juga bekerja

sama dengan orang tua dalam memantau

anak pada saat dirumah.

Guru memberikan hukuman

apabila anak tidak mau

mendengar teguran dari guru,

seperti guru mengeluarkan suara

keras ketika memanggil anak juga

menunjukkan ekspresi marah

ketika melihat anak dan apabila

anak sudah ditegur beberapa kali

maka guru mengansingkan anak

agar tidak menganggu teman yang

lain.

Page 75: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

75

1. Subjek II

a. Bentuk Perilaku Agresif yang dimunculkan Subjek II ; AK

Subjek II berinisial AK berumur 6th berjenis kelamin laki-laki. Lahir di

Makassar, pada tanggal 17 Juli 2014, alamat rumah Jl. Dg Tata 1 Komp.Pondok

lestari Blok E1/13, Kelurahan/Kecamatan Bontoduri/Tamalate kota Makassar.

Subjek merupakan anak pertama dari dua bersaudara, AK memiliki postur tubuh

yang bagus dan rapih.

Berdasarkan hasil pengamatan pada hari senin tanggal 09-13 November

2020 peneliti mendapati AK sedang mengganggu temannya yang sedang shalat

dhuha dengan menendang kaki temannya dan temannya pun membalas kemudian

AK dan temannya berkelahi. Tidak lama kemudian guru menghampiri anak yang

sedang berkelahi dengan mengatakan “ kalau tidak mauki berhenti berkelahi nanti

ibu guru hukum” adapun hukuman yang diberikan oleh guru adalah AK dan

temannya itu dipisahkan ditempat yang berbeda, dan setelah teman-temannya

selesai melaksanakan shalat dhuha, guru menghampiri AK dan temannya..

kemudian guru memberikan kesempatan untuk anak mengungkapkan masalahnya,

(anak yg ditendang) mengatakan “AK duluan yang ganggu ka ibu guru baru na

tendang kaki ku“ dan subjek pun juga menjawab dengan mengatakan “ kau itu nu

ambil tempat ta, bukan tempatmu itu tapi tempatku”

Setelah anak selesai mengungkapkan masalah masing-masing. Guru kemudian

memberikan nasehat kepada anak dengan mengatakan “ apakah ibu guru pernah

ajarkan ki nak kalau temannya lagi shalat boleh tidak kita ganggu? tidak

pernahkan? AK juga nak kalau kita sudah melihat teman ta shalat tidak usah kita

Page 76: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

76

ganggu.. kalau temannya diganggu nanti AK berdosa karena lagi mengganggu

orang yang sedang shalat.. Allah tidak suka kalau hamba nya itu bermain-main

saat shalat, dan ibu guru jugakan sudah ajarkan bagaimana adab-adab saat shalat,

jadi Allah itu marah kalau mengganggu orang yang sedang melaksanakan shalat.

Dan kita juga nak(anak yg ditendang) ”kalau ibu guru sudah atur tempatnya tidak

usah pindah-pindah lagi ke tempatnya teman ta, karna sudah ada tempatnya yang

masing-masing”.. Ayo minta maaf sama temannya.. jadi ibu guru tidak mau lagi

liat anak-anaknya ibu guru itu seperti tadi mengganggu temannya saat shalat dan

kalau ibu guru sudah atur tempatnya tidak usah pindah-pindah tetap di tempatnya

dan bukan pada waktu shalat saja nah, pada saat anak-anak juga belajar ibu guru

tidak mau lihat ada yang memukul, mencubit atau mengejek temannya, jadi harus

janji sama ibu guru dan kalau ibu guru lihat ada yang seperti itu berarti dia tidak

sayang sama ibu gurunya karena dia melanggar janjinya”.

Berdasarkan pengamatan pada 16-20 November 2020 peneliti mendapati

subjek memukul temannya yang ada disamping nya dikarenakan teman subjek

menegur nya pada saat sedang berteriak. Subjek juga sering mengejek dan

melontarkan kata-kata yang kurang baik pada saat berbicara dengan temannya.

Dan membantah guru pada saat subjek ditegur dengan mengatakan “kenapa kah

kalau cerita ka”

Hasil pengamatan pada tanggal 23-27 November 2020, peneliti mendapati

subjek menyoraki temanya yang memakai baju yang menurutnya lucu dan subjek

pun mengejek dan menertawakan temannya. Peneliti juga mendapati subjek

memukul temannya yang tidak sengaja menyenggol lengannya. Dan pada saat

Page 77: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

77

sedang antri untuk mencuci tangan terlihat subjek mendorong temannya dari

belakang sehingga temannya pun terjatuh.

Hasil pengamtan pada tanggal 30 November-3 Desember 2020, peneliti

mendapati subjek berkata tidak sopan pada teman ketika ingin mengambil mainan

yang dipegang oleh temannya dengan mengatakan “weh jelek... mainan ku itu

yang nu pegang” masih dengan pengamatan yang sama subjek terlihat subjek

juga mendorong temannya ketika hendak keluar kelas, dan temannya pun

mendorong balik subjek sehingga mengakibatkan perkelahian.

Peneliti juga mendapati subjek kembali membantah guru pada saat guru

memberikan penjelasan pada anak tentang manfaat makanan sehat untuk tubuh.

Dengan mengatakan “biar tidak makan ka begitu sehat ja juga”

Subjek berperilaku agresif verbal dan non verbal di sekolah dan dirumah

melalui wawancara yang dilakukan peneliti beberapa informasi guru memberikan

pandangan terhadap subjek yaitu:

“AK dari umur 3 bulan itu sudah aktif dek sampai sekarang. Kalau di

rumah Anaknya tidak mau diam ada saja yang dia lakukan. Biasa kalau lagi

main sama adeknya terus saya tegur biasa dia marah-marah dan kadang

sampai dia memukul adiknya saking marahnya” (wawancara orang tua AK

pada tgl 08 Desember 2020)

“Dulu itu AK waktu awal-awalnya tidak ada yang dia tahu, bahkan

memegang pensil saja dia gemetaran apalagi sampai menulis dek. Dan

alhamdulillah sekarang sudah mulai ada perubahan dibandingkan dulu

tidak ada sama sekali dia tahu. Anaknya dulu itu pendiam dan lama

kelamaan sifat agresifnya itu muncul „saya juga sampai heran dek‟ awal

pertama saya lihat dia munculkan pada saat saya menegur AK namun

respon nya itu kurang baik “kenapa kalau berdiri ka” dengan menunjukkan

ekspresi marah. Apapun itu dek kalau dia ditegur pasti ada saja responnya

yang menurut saya tidak baik dan sekarang juga biasa dia lakukan yang

mengundang untuk diperhatikan seperti berteriak di dalam kelas atau diluar

kelas” (wawancara guru kelas pada tgl 04 Desember 2020)

Page 78: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

78

“Pertama saya perhatikan itu, saya beranggapan begini “ini anak pendiam

nya, kenapa saya bilang pendiam karena saya melihat dia duduk tenang dan

sabar sekali.. diajak cerita juga dia tidak mau ngomong.. dan lama

kelamaan saya dekati, awal saya dekati tidak ada respon dan mungkin dia

sudah bosan saya dekati terus perlahan lahan dia mau bicara dek, nah..

disini juga saya mulai tahu ternyata AK itu anaknya paling tidak suka kalau

ditegur dek.. misalnya pada saat jam makan saya lihat AK minum berdiri

dan saya tegur dia langsung menunjukkan ekspresi marah.. Awalnya begitu

dia, tapi sekarang alhamdulillah sudah ada perubahan dek awalnya yang

tidak tahu menulis sekarang sudah bisa dan juga sekarang kalau kita kasih

tahu sudah mulai mau menerima, tapi sifat dasarnya itu masih biasa

dimunculkan.. sifat dasarnya itu seperti pada saat di tegur dia langsung

marah.(wawancara guru pendamping pada tgl 06 Desember 2020)

Berdasarkan penuturan kedua guru kelas dan guru pendamping, yaitu Apabila

ditegur subjek langsung menunjukkan ekspresi marah, menunjukkan perilaku

yang mengundang untuk diperhatikan oleh guru.

Berdasarkan informasi dari guru dan orang tua AK mengenai perilaku agresif

yang dilakukan di sekolah dan di rumah. Hasil observasi dan wawancara

menunjukkan bahwa subjek berperilaku agresif di sekolah maupun di rumah, baik

perilaku bentuk verbal atau bentuk perilaku non verbal. Adapun bentuk perilaku

AK menurut guru yaitu:

“Kalau saya lihat dari perilaku nya dia itu biasa menunjukkan kedua nya

dek baik itu melalui ucapan dan perbuatan. kalau lagi di dalam kelas biasa

dia teriak-teriak panggil teman yang agak jauh dari tempat duduknya, jadi

teman yang ada tepat di samping AK menegur itu dia pukul atau menarik

baju temannya. AK anaknya itu tidak mau kalau di tegur, suka cari

perhatian seperti tadi suka teriak-teriak, biasa lari-lari di dalam ruangan,

biasa dia duduk di atas meja juga pada saat temannya lagi mengerjakan

tugas. (wawancara guru kelas, pada tgl 04 Desember 2020)

“Kalau secara verbal, AK sering mencari perhatian ke guru dengan

berteriak atau berbicara yang kurang baik, mengejek temannya dengan

nama yang tidak baik. Agar dia diperhatikan oleh guru”(wawancara guru

pendamping, 06 Desember 2020)

Page 79: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

79

Saat subjek menunjukkan perilaku agresif kepada guru, peneliti menemukan

subjek berperilaku agresif secara verbal dan non verbal dengan berkata tidak

sopan terhadap guru. Subjek membantah guru dengan mengatakan “kenapa kah

kalau cerita ka”

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diketahui bahwa AK berkata tidak

sopan/membantah guru pada saat sedang menjelaskan dan kemudian guru

menegur AK untuk tidak bercerita karena sedang dalam proses kegiatan belajar

mengajar berlangsung.

Perilaku tersebut juga peneliti temukan saat AK ditegur oleh guru sedang

menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan oleh anak didik namun penjelasan

guru terhenti seketika akibat AK juga bercerita. Maka dari itu guru menegur AK

“ kenapaki tidak mau berhenti cerita kah, mauki gantian sama ibu guru cerita

diatas” dan AK membantah guru dengan mengatakan “kenapa kah kalau cerita

ka, kita juga kenapa marah marah”

Peneliti menyimpulkan bahwa subjek AK membantah guru yang menegurnya

disebabkan AK bercerita pada saat guru menjelaskan didepan dan guru pun

menegur AK dan subjek di tegur menjadi marah.

Pada hasil pengamatan, Peneliti mendapati AK menyoraki temannya yang

memakai baju yang menurutnya lucu dan AK pun mengejek dan menertawakan

temannya dengan mengatakan “jelekna bajuna, baju perempuan napake mau jadi

perempuan” setelah itu AK menertawakan temannya, sehingga temannya menjadi

malu.

Page 80: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

80

Selain perilaku agresif bentuk verbal, subjek juga melakukan perilaku agresif

non verbal, yaitu:

“Kalau untuk perilaku non verbalnya itu biasa kalau temannya lewat dan

mungkin tidak sengaja menyenggol lengannya, AK langsung memukul

temannya tersebut yang berada tepat di samping nya. Saya biasa pernah

bilang “ kalau sering mengganggu atau memukul temannya nanti ibu guru

kasi sendiri saja duduk”(wawancara guru kelas, tgl 04 Desember 2020)

“Anaknya memang usil dek, bukan hanya dengan teman sebangku nya biasa

dipukul atau diganggu, biasa temannya yang lain juga di usilin.. sampai-

sampai ada temannya yang menangis.. makanya kita tidak pernah kasih

berdekatan AK dan AZ karena kedua anak ini biasa dia berdebat bahkan itu

hari sampai berkelahi... tapi kalau temannya yang diganggu itu anaknya

berani kayak AZ biasa dia balas juga misalnya tadi itu kalau AK memukul..

dia pukul balik. Tapi kalau temannya itu pendiam kodong itumi biasa yang

menangis” (wawancara guru pendamping, pada tgl 06 Desember 2020)

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru kelas dan guru pendamping,

peneliti menemukan subjek berperilaku agresif seperti memukul temannya yang

tidak sengaja menyenggol lengannya pada saat ingin lewat di samping AK dan

biasa juga sampai terjadi perkelahian antara AK dan AZ.

Guru menjelaskan kepada peneliti bahwa subjek pernah terlibat perkelahian

dengan AZ.

“Pernah dek, bahkan awal-awal masuk sekolah itu biasa berkelahi.. biasa

masalah sepele dia biasa sampai berkelahi juga karena satu yang suka usil

dan yang satunya lagi pemarah/sensitif. (wawancara guru kelas, pada tgl

04 Desember 2020)

“Dulu itu sering sekali berkelahi, sampai-sampai saya sama ibu itu pusing..

karena bisa dibilang hampir setiap hari „saya pernah berpikiran ingin

pindahkan di kelas sebelah saking tidak bisanya mi dinasehati terus

menerus” saya sudah berpikiran seperti itu dulu dek.. tapi lama kelamaan

Alhamdulillah sudah ada sedikit demi sedikit perubahan karena sudah

jarang lagi berkelahi.. walaupun sekarang masih biasa terlibat perkelahian

tapi tidak seperti dulu yang tiap hari. Kami menggunakan banyak cara dek

dan kalau untuk itu kita hampir setiap hari anak kita nasehati bahkan

bukan hanya anak yang memiliki perilaku agresif saja tapi anak yang lain

juga”. (wawancara guru pendamping, pada tgl 06 Desember 2020)

Page 81: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

81

“Dulu itu dek, kalau saya tidak awasi dia sama adiknya biasa berkelahi

gara-gara hal kecil saja tapi sekarang sudah mulai mengerti karena saya

selalu menasehati „tidak boleh berkelahi sama adek nak.. kasihan adeknya

karena masih kecil, AK kan sudah besar sudah sekolah juga jadi harus bantu

ibu jaga adik bukan ajak berkelahi adek ‟ perlahan lahan dia sudah mulai

paham dek dan sekarang sudah jarang berkelahi sama adiknya.. sebenarnya

anaknya dulu itu penurut dek tapi karena dia lebih sering main diluar sama

anak tetangga yang usia nya itu usia SD, dibanding bermain sama adeknya di

rumah.. mungkin karena adeknya perempuan jadi mainnya itu tidak seru

katanya” (wawancara orang tua AK, pada tgl 08 Desember 2020)

Berdasarkan informasi diatas, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa

subjek melakukan perilaku agresif verbal dan non verbal di sekolah dan di rumah.

Adapun bentuk perilaku verbal yang subjek lakukan yaitu: mencari perhatian ke

guru, berkata tidak sopan dan membantah, menyoraki, mengejek teman.

Bentuk perilaku non verbal yang dilakukan AK di sekolah maupun di rumah

adalah memukul teman yang menyenggol nya, usil mengganggu teman nya,

mendorong, menendang, bahkan sampai berkelahi.

Tabel 4.8 Bentuk perilaku agresif AK

Bentuk perilaku verbal Bentuk perilaku non verbal

1. Mencari perhatian dengan

menggunakan kata yang tidak baik.

2. Membantah

3. Mengejek

4. Berkata yang tidak sopan

5. Menyoraki

6. Menggoda teman saat sedang belajar

1. Memukul

2. Mendorong

3. Menendang

4. Mencubit

5. Berkelahi

Page 82: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

82

b. Faktor penyebab anak berperilaku agresif

Peneliti menggali informasi yang menyebabkan subjek berperilaku agresif

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal ini berdasarkan wawancara kepada

guru dan orang tua Ananda AK serta observasi perilaku subjek baik itu di sekolah

maupun di rumah. Ananda AK merupakan anak yang aktif sejak umur 3 bulan,

hasil wawancara dengan orang tuanya mengatakan:

“Kalau AK sudah aktif sejak umur 3 bulan lebih dek, anaknya itu tidak mau

diam ditambah lagi sekarang umurnya sudah 6 tahun anaknya semakin

aktif” (wawancara orang tua AK, pada tgl 08 Desember 2020)

“Penyebab nya itu mungkin karena dia suka bermain dengan anak yang

usia nya sudah SD dan juga memiliki perilaku yang kurang baik dek, dulu

sebelum dia kenal dengan anak-anak di luar rumah AK itu kalau saya

nasehati di mau dengar dek.. anaknya juga jarang marah, apalagi sampai

memukul adiknya.. walaupun sih memang anaknya itu sangat

aktif”.(wawancara orang tua AK, pada tgl 08 Desember 2020)

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa faktor penyebab perilaku agresif pada anak yaitu terjadi

sejak anak masih kecil sudah terlihat sangat aktif dan tidak mau diam. Bahkan

ketika masih usia 3 bulan pun sudah tampak kalau anak tersebut sangat aktif

sampai dengan usia nya sekarang.

Berdasarkan hasil wawancara bersama guru kelas, mengatakan bahwa:

“Menurut saya, penyebab nya itu bisa bermacam-macam dek, misalnya

karena ketika di rumah anak kurang diperhatikan sama orang tua, bisa juga

dari faktor lingkungan sekitar nya, faktor bawaan karena mungkin anak

terlalu dimanja apapun yang dia minta selalu dituruti keinginan nya atau

bisa juga pengaruh teknologi” (wawancara guru kelas tgl 04 Desember

2020)

Page 83: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

83

Selain hal tersebut diatas guru pendamping juga mengatakan bahwa:

“Kalau menurut saya bisa jadi faktor bawaan sejak kecil, kurang perhatian

atau di lingkungan sekitarnya itu anak biasa melihat hal-hal yang kurang

baik.. entah itu ucapan,maupun perbuatan karena daya tangkap anak itu

cepat sekali, jadi apa yang mereka lihat pasti dia tiru. (wawancara guru

pendamping, pada tgl 06 Desember 2020)

Guru kelas dan guru pendamping sependapat bahwa salah satu faktor yang

menyebabkan AK berperilaku agresif yaitu dari faktor lingkungan dan

pembawaan sejak kecil.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa faktor penyebab perilaku agresif pada anak yaitu terjadi

sejak anak masih kecil sudah terlihat sangat aktif dan tidak mau diam. Bahkan

ketika masih usia 3 bulan pun sudah tampak kalau anak tersebut sangat aktif

sampai dengan usia nya sekarang.

Peneliti melanjutkan wawancara ke guru kelas dan guru pendamping untuk

memperoleh informasi tentang penyebab perilaku agresif Ananda AK.

“Kalau menurut saya penyebabnya bisa bermacam-macam misalnya itu

tadi karena kurang perhatian dari orang tuanya, dan faktor lingkungan di

sekitarnya” (wawancara guru kelas, pada tgl 04 Desember 2020)

“Seperti itu tadi yang saya katakan bermacam-macam, dari faktor bawaan,

faktor lingkungan, atau pengaruh teknologi juga”(wawancara guru

pendamping, pada tgl 06 Desember 2020)

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam

perkembangan perilaku anak kedepannya. Baik lingkungan keluarga maupun

lingkungan tempat tinggalnya. Sebagai orang tua, harus berhati-hati dalam hal

tindakan maupun ucapan karena biasanya anak akan mudah meniru. Mereka

Page 84: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

84

belum bisa membedakan mana yang harus ditiru dan mana yang tidak boleh ditiru.

Hal itu disebabkan karena anak belum mampu membedakan mana yang baik dan

mana yang buruk, mereka hanya meniru apa yang pernah dilihatnya.

c. Penanganan Perilaku Agresif Subjek II

Guru dalam proses belajar mengajar memiliki strategi atau metode tertentu

dalam menangani beberapa masalah yang terjadi ketika proses belajar mengajar

berlangsung. Diantaranya ada dua tindakan yang digunakan oleh guru dalam

menangani anak yang berperilaku agresif yaitu tindakan preventif dan tindakan

kuratif. Dalam tindakan ini tidak diberikan kepada anak begitu saja, melainkan

guru harus melihat bagaimana perilaku agresif yang dimunculkan oleh anak

sehingga dalam penerapan tindakan preventif maupun tindakan kuratif dapat

digunakan dengan tepat. Dalam hal ini guru hendaknya memiliki keterampilan

dalam hal mendekati anak salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan

individu. Dengan demikian permasalahan yang diberikan dengan anak didik dapat

terselesaikan dengan baik.

Pendekatan individu dilakukan karena setiap anak yang satu dengan anak

yang lainnya memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, sehingga dalam

penerapannya guru harus memberikan pengawasan dan perhatian yang berbeda

antara anak yang satu dengan anak yang lain. Sebab guru harus mampu

melakukan pendekatan individual ketika proses belajar mengajar berlangsung

sehingga tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik, akan tetapi apabila

pendekatan individual tidak tercapai maka hasil atau tujuan dari penanganan

masalah tersebut tidak akan berjalan maksimal.

Page 85: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

85

Pada kasus perilaku anak agresif ini terjadi ketika dalam proses belajar

mengajar, adapun cara penanganan nya dengan menggunakan pendekatan

individu seperti anak diberikan nasehat agar tidak menyoraki temannya dengan

menggunakan kata-kata yang kurang baik, menasehati anak agar tidak memukul

temannya lagi sambil di pegang tangannya dengan lembut sambil diberikan

nasehat dan anak diajak ngobrol agar kita sebagai guru mengetahui apa yang anak

rasakan.

Berdasarkan wawancara bersama guru dan orang tua, mengenai

penanganan yang diberikan apabila anak berperilaku agresif, mengatakan bahwa:

a) Guru memberikan nasehat pada anak bahwa apa yang mereka

lakukan itu dapat menyakiti orang lain.

“Misalnya, AK jangan dipukul temannya nak…kalau AK dipukul kira-kira

bagaimana, sakit apa tidak nak? AK menjawab “sakit ibu guru” nah.. itu

kita tahu ji nak, kalau dipukul itu sakit, makanya AK jangan memukul

temannya lagi ya nak….nanti temannya sakit. Kalau temannya sakit kan

kasihan.... jadi jangan kita ulangi lagi nak ya” (wawancara guru kelas pada

tgl 04 Desember 2020)

“Biasanya yang saya lakukan itu adalah mendekati anak terlebih dahulu

kemudian saya nasehati, bahwa perilaku agresif yang dilakukan itu bisa

merugikan diri sendiri dan juga orang lain“ (wawancara guru pendamping,

pada tgl 06 Desember)

“Bisa yang guru lakukan itu menegur dulu kemudian anak di nasehati dek

bahwa perbuatan nya itu tidak baik atau menyakiti orang lain”(wawancara

orang tua AK, pada tgl 08 Desember 2020)

Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa tindakan yang

digunakan oleh guru dalam menangani perilaku anak agresif yaitu tindakan

kuratif, yaitu dengan cara memberikan nasehat kepada anak bahwa perilaku yang

mereka munculkan itu menyakiti orang lain

Page 86: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

86

Apabila anak agresif mau mengikuti perintah guru berarti perlahan-lahan

komunikasi anak dengan guru sudah mulai terjadi sehingga guru tinggal

melanjutkan lagi dengan memberikan pertanyaan atau permainan yang membuat

anak yang memiliki perilaku yang agresif itu tertarik sehingga melupakan

aktivitasnya yang merugikan orang lain. Selain itu, dalam menangani anak yang

berperilaku agresif guru juga bisa memberikan kepada anak berupa pujian

atau hadiah yang menarik berupa bintang dalam bentuk kertas kepada anak

sehingga anak tersebut mau menuruti apa yang diperintahkan oleh guru. Seperti

yang diungkapkan oleh guru, yaitu:

“Kalau anak yang memiliki perilaku agresif itukan biasanya cenderung

tidak mau diam dan tidak bisa tenang.. nah misalnya ketika anak yang

berperilaku agresif itu mau duduk dan mau memperhatikan guru pada saat

menjelaskan maka saya berikan anak pujian misalnya dengan memberi

ucapan.. Waahh pintar nya anaknya ibu guru atau saya bilang.. bagus..

sambil memberi acungan jempol”(wawancara guru kelas, pada tgl 04

Desember 2020)

„Misalnya hari ini AZ dan AK sudah mau mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru dengan baik, jadi besok-besok harus rajin kerja

tugasnya supaya dapat nilai yang bagus atau pada hari itu anak tidak lagi

memukul, membantah dan mengganggu atau menyakiti temannya... maka

saya berikan pujian, hadiah berupa bintang yang terbuat dari kertas lalu

diberikan pada anak” (wawancara guru pendamping pada tgl 06 Desember

2020)

Orang tua AK juga mengatakan:

“Biasa kalau anak-anak mau mendengar guru nya itu biasa dia diberikan

pujian di hadapan teman-temannya, seperti diberikan tepuk tangan,

acungan jempol dan bintang” (wawancara orang tua AK pada tgl 08

Desember 2020)

Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru memberikan

kepada anak berupa pujian dengan mengatakan “ waah pintarnya anaknya ibu

Page 87: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

87

guru(sambil mengelus kepala anak” atau hadiah berupa bintang yang terbuat dari

kertas.

b) Guru membiasakan anak untuk meminta maaf apabila anak

melakukan kesalahan.

“Misalnya, temannya yang tadi itu di cubit sampai tangannya itu

membekas.. kita panggil itu anak yang melakukan kesalahan dan juga anak

yang dicubit tadi untuk meminta maaf pada temannya.. kalau dia masih

tidak mau minta maaf.. biasa saya tanya kalau kita tidak minta maaf nanti

temannya tidak nah anjak meki berteman”(wawancara guru kelas, pada tgl

04 Desember 2020)

“Apabila anak melakukan kesalahan baik itu ke temannya maupun ke guru,

kita selalu ajarkan anak untuk meminta maaf walaupun itu masalah yang

ringan.. supaya anak ingat apabila dia melakukan kesalahan dia akan

segera meminta maaf”(wawancara guru pendamping, pada tgl 06

Desember 2020)

Orang tua AK, mengatakan bahwa:

“Yang biasa saya lihat itu kalau anak melakukan kesalahan guru itu

memberikan penjelasan tentang perbuatan yang dilakukan dan setelah anak

paham apa yang mereka lakukan barulah minta maaf”(wawancara orang

tua AK, pada tgl 08 Desember 2020)

Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru mengajarkan

anak cara meminta maaf apabila anak melakukan suatu kesalahan, baik itu

kesalahan yang ringan maupun kesalah yang fatal.

c) Penanganan yang dilakukan guru apabila menghadapi masalah

yang ditimbulkan oleh anak

“Misalnya anak mengganggu temannya yang sedang bermain atau

melempar mainan sampai rusak.. kita dekati itu anak tanya baik-baik

kenapaki begitu nak?..kita harus memahami perasaan nya anak dengan

mengajak dia bercerita.. intinya jangan emosi hadapi anak, kita harus

sabar, yang nama nya juga anak-anak yahh belum bisa dia kontrol emosi

nya.(wawancara guru kelas, pada tgl 04 Desember 2020)

“Kalau saya itu dek, apabila anak melakukan suatu kesalahan terus sudah

di nasehati berulang kali tapi dia tidak dengar, maka saya panggil nama

Page 88: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

88

anak dengan yang suara keras dan saya tunjukkan ekspresi marah ke

anak.”(wawancara guru pendamping, pada tgl 06 Desember 2020)

“pertama itu saya berikan nasehat dek, bahwa apa yang dilakukan itu tidak

baik, dan saya juga membatasi bermain hp, saya ajarkan juga untuk

mengendalikan emosi nya dengan memberikan contoh bahwa kalau selaluki

marah-marah bertemanki itu sama setan.. mauki tidak berteman sama

setan”(wawancara orang tua AK)

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam

menghadapi sesuatu masalah yang dilakukan oleh anak yang berperilaku agresif

guru memberikan penanganan yang berbeda dimana guru kelas

menghadapi dengan tenang, sabar dan tidak emosi sedangkan guru pendamping

memanggil nama anak dengan suara keras apabila anak tidak mau mendengar apa

yang dikatakan oleh guru.

d) Hukuman yang diberikan pada anak

“Misalnya, anak memukul temannya terus kita juga pukul dia.. menurut

saya itu bukan solusi yang baik untuk menangani perilaku agresif nya..

karena apabila kita memberikan hukuman fisik kepada anak otomatis anak

itu merasa dia benci atau bisa berpengaruh ke psikis nya.(wawancara guru

kelas, pada tgl 04 Desember 2020)

“Kalau hukuman fisik saya tidak terapkan dek.. hal pertama itu berikan

nasehat misalnya jangan menendang temannya kalau sedang bermain..

kalau kita di tendang mauki.. saya kembalikan kepada anak bahwa apa

yang dia lakukan itu menyakiti temannya.. tapi kalau sudah berulang kali

saya nasehati tapi dia tidak dengar biasa saya marahi dek ”(wawancara

guru pendamping, pada tgl 06 Desember 2020)

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru tidak

memberikan hukuman yang berbentuk fisik kepada anak, karena akan

menimbulkan pengaruh yang buruk dan apabila guru terapkan hukuman tersebut

maka akan berdampak pada psikis anak tersebut.

Page 89: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

89

e) Guru memberikan anak aktivitas sesuai yang dia inginkan, agar

anak beralih perhatiannya dan sibuk dengan aktivitas yang

diberikan.

“Misalnya begini dek, ini anak lari-lari di dalam kelas, teriak-teriak

sehingga mengganggu temannya yang sedang fokus mengerjakan tugas..

dan kita sudah tegur berulang kali tapi ini anak tidak ada sama sekali

tanda-tanda untuk diam.. nah disini saya alihkan perhatiannya dengan

memberikan dia kegiatan yang dia sukai, seperti menyusun

balok.(wawancara guru kelas,pada tgl 04 Desember 2020)

“Contohnya, ini anak tidak diam dia selalu berkeliaran mengganggu

temannya, disini kita bisa alihkan perhatian anak yang tadi fokus ganggu

temannya dengan kita memberikan anak aktivitas lain yang sesuai dengan

kemampuan anak, misalnya dia ingin menggambar atau

mewarnai”(wawancara guru pendamping, pada tanggal 08 Desember

2020)

f) Orang tua juga jangan selalu memenuhi tuntutan atau keinginan

anak

“Biasa kalau sekolah adakan rapat guru memberitahukan kepada orang tua

bahwa jangan terlalu memanjakan anak seperti menuruti semua

keinginannya karena akan berdampak pada anak kedepannya karena

apabila tidak dituruti anak akan marah. Begitupun jika anak berada di

lingkungan sekolah dia menginginkan main yang di pegang sama temannya

dan apabila tidak diberikan maka anak akan menunjukkan perilaku

marah/agresif. Dia akan membawa sifat manja nya itu ke dalam lingkungan

sekolah karena anak akan beranggapan apapun yang dia minta pasti

dituruti. Jadi dalam penanganan/tindakan yang diberikan kita harus

bekerja sama dengan orang tua”(wawancara guru kelas pada tgl 04

Desember 2020)

“Dalam penanganan ini orang tua juga sangat berperang penting dek,

karena apabila anak berada dirumah dan keinginannya itu selalu dipenuhi

akan berdampak dimanapun anak itu berada,, baik itu di lingkungan

sekolahnya maupun diluar.. karena saat itu yang ada di dalam pikiran anak,

kalau saya menginginkan sesuatu pasti terpenuhi. Itumi yang akan

memunculkan perilaku yang agresif apabila keinginannya tidak terpenuhi”

(wawancara guru pendamping pada tgl 06 Desember 2020)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa apabila

guru menemukan anak didiknya berkeliaran dengan mengganggu temannya, maka

Page 90: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

90

guru memberikan aktivitas kepada anak tersebut sesuai dengan kemampuannya..

maka dari itu anak yang tadi nya fokus mengganggu temannya akan

beralih perhatian nya dengan kegiatan yang diberikan oleh guru.

Penerapan hukuman dalam pembelajaran di Taman Kanak-Kanak biasanya

dilakukan oleh guru apabila terdapat anak yang memiliki perilaku agresi, baik

dalam bentuk perilaku agresi verbal maupun tindakan. Dalam penanganannya

guru dituntut untuk bisa mengkondisikan anak tersebut agar suasana belajar

mengajar didalam kelas dapat berjalan lancar dan tertib, sehingga materi yang

diajarkan oleh guru bisa diterima oleh semua anak. Maka dari itu ketika guru

menemukan sebuah kasus di dalam kelas ada beberapa anak yang memiliki

perilaku agresi dalam bentuk tindakan maupun ucapan seperti suka mengganggu

temannya, membuat gaduh, ramai maka guru mengatasi perilaku anak tersebut

dengan memberikan hukuman kepada anak.

Adapun hukuman yang diberikan adalah dengan cara memanggil anak

dengan singkat, jelas dan tegas, anak diasingkan, atau menunjukkan ekspresi

marah kepada anak, hal itu menandakan bahwa guru tidak menyetujui dengan apa

yang dilakukan oleh anak. Seperti yang diungkapkan oleh guru yaitu:

“Kalau untuk hukuman fisik saya tidak berikan, saya juga tidak marahi,

saya itu palingan cuman mendiamkan saja. Misalnya anak melakukan

kesalahan seperti anak memukul temannya terus kita juga pukul dia..

menurut saya itu bukan solusi yang baik untuk menangani perilaku agresif

nya.. karena apabila kita memberikan hukuman fisik kepada anak otomatis

anak itu merasa dia benci atau bisa berpengaruh ke psikis nya.(wawancara

guru kelas, pada tgl 04 Desember 2020)

Page 91: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

91

“Kalau saya itu dek, apabila anak melakukan suatu kesalahan terus sudah

di nasehati berulang kali tapi dia tidak dengar, maka saya panggil nama

anak dengan yang suara keras dan saya tunjukkan ekspresi marah ke anak

dan kalau sudah tidak mau ditegur biasa saya asingkan”(wawancara guru

pendamping, pada tgl 06 Desember 2020)

Senada dengan keterangan di atas, orangtua subjek juga mengatakan hal yang

sama seperti di bawah ini:

“Biasanya guru memberi hukuman misalnya anak diasingkan, agar tidak

mengganggu temannya yang fokus belajar” (wawancara orang tua AK

pada tgl 08 Desember 2020).

“Kalau sudah merasa agak jengkel biasanya guru mendiamkannya

saja.”(wawancara orang tua AZ pada tgl 09 Desember 2020).

Berdasarkan keterangan dari guru dan orang tua tersebut, ketika ada anak

agresif yang memukul atau berkelahi dengan temannya maka yang dilakukan oleh

guru kelas dan guru pendamping itu berbeda. Ada dengan cara mendiamkan

seperti yang dilakukan oleh guru kelas sedangkan guru pendamping dalam

menghadapi anak agresif dengan cara mengasingkan anak agar tidak mengganggu

temannya yang fokus belajar. Sedangkan ketika anak agresi tersebut tidak mau

mendengarkan nasehat guru dan masih saja berperilaku agresi maka guru

memberikan hukuman kepada anak misalnya memanggil nama anak dengan suara

keras, singkat dan jelas, menunjukkan ekspresi marah kepada anak.

Tabel. Penanganan guru terhadap perilaku anak agresif, berikut tabel yang

dimaksud:

Page 92: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

92

Tabel 4.9 Penangan Guru di TK Aisyiyah Mamajang

Penanganan guru kelas Penanganan guru pendamping

Guru tidak memberikan anak hukuman

apabila melakukan kesalahan. Guru

hanya memberikan nasehat kepada

anak, mengajarkan anak untuk

merasakan pesaan orang lain,

mengajarkan anak untuk meminta maaf

apabila telah melakukan kesalahan.

Guru juga bekerja sama dalam

memantau anak pada saat dirumah.

Guru memberikan hukuman apabila

anak tidak mau mendengar teguran

dari guru, seperti guru mengeluarkan

suara keras ketika memanggil anak

juga menunjukkan ekspresi marah

ketika melihat anak dan apabila anak

sudah ditegur beberapa kali maka

guru mengansingkan anak agar tidak

menganggu teman yang lain.

C. Pembahasan

Perilaku agresif sering terjadi pada anak usia dini. Hal ini disebabkan

karena kebiasaan atau karakter anak yang masih suka meniru atau memperagakan

apa yang pernah dilihatnya, sehingga anak melakukan tindakan yang seharusnya

tidak boleh dilakukan, karena anak belum mengetahui mana yang salah dan mana

yang benar. Berdasarkan wawancara dengan guru, ketika kegiatan belajar

mengajar berlangsung dimana anak yang memiliki perilaku agresif sering

mengganggu/usil kepada temannya,memukul hingga menangis dan bahkan

sampai berkelahi. Perilaku agresif ini bersifat verbal dan non verbal/fisik,

sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Stewart dan Koch (Susanto,2015:112)

Agresif merupakan tingkah laku maladaptif. Tingkah laku ini pada dasarnya

Page 93: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

93

merupakan tingkah laku yang bermaksud melukai, menyakiti, atau merugikan

orang lain.

Murray dan Bellak dalam Sukaji (1982) menambahkan bahwa perilaku

agresif yang terjadi pada individu memiliki berbagai bentuk, yaitu (1) keagresifan

emosional verbal meliputi perasaan orang lain. seperti mengutuk, mengkritik,

menghina dan menertawakan. (2) keagresifan fisik sosial/asosial, meliputi

perbuatan berkelahi, mendorong, menyerang. Sedangkan Narramore (1968:63)

agresif ditandai dengan ciri-ciri argumentative dan tidak kooperatif, tidak patuh,

suka mengganggu kegiatan, suka berkelahi, tidak suka ketenangan, suka menarik

diri dan tidak toleran.

Munculnya penyebab perilaku agresif di lingkungan sekolah maka guru dan

orang tua harus mengetahui faktor penyebab anak melakukan perilaku agresif baik

itu perilaku agresif bentuk verbal maupun dalam bentuk non verbal, sebagaimana

teori yang dikemukakan oleh Davidoff (Rita Eka Izzaty,2005: 157-158) Penyebab

munculnya perilaku agresif yaitu faktor biologis, faktor lingkungan dianggap

sebagai faktor yang dapat memicu anak memunculkan tingkah laku agresif.

Seperti menyaksikan perkelahian dan permusuhan meskipun sedikit akan

menimbulkan rangsangan dan memungkinkan untuk meniru model tersebut.

Sedangkan menurut Dewi (2005:111) penyebab perilaku agresif yaitu (1) pola

asuh yang keliru, seperti anak tidak diberi kesempatan untuk menyatakan pikiran

dan kemauannya, anak tidak diperbolehkan bergaul dengan anak lain yang tidak

disukai orang tua. Pola asuh seperti ini menimbulkan rasa jengkel pada anak.

Kejengkelan anak dilampiaskan dengan cara melawan atau menentang orang tua.

Page 94: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

94

Jika kebiasaan ini terbentuk selama anak dirumah, besar kemungkinan akan

tumbuh perilaku agresif pada anak.

Pola asuh yang memanjakan juga dapat berpengaruh terhadap timbulnya

perilaku agresif. Misalnya, bila anak merampas mainan temannya dilindungi dan

dimaafkan karena alasan ia masih anak-anak. Perilaku anak yang menyakiti

temannya juga dan dimaafkan dengan alasan di anak berkeinginan untuk

memperoleh alat permainannya. Pola asuh seperti ini seolah-olah membenarkan

perilaku yang salah sehingga menjadi benih timbulnya perilaku agresif. (2) reaksi

emosi terhadap frustasi, munculnya perilaku agresif pada anak sebagai akibat dari

banyaknya larangan yang dibuat guru atau orangtua. (3) tingkah laku agresif

sebelumya, tingkah laku agresif yang pernah dilakukan anak mendapat dukungan

penguatan dari keluarga atau guru. Misalnya, perilaku anak menendang teman di

sekolah ditakuti oleh guru, anak lain di kondisi untuk tetap mengikuti

keinginannya.(4) lingkungan dan faktor keturunan.(5) gaya pengasuhan orang

tua.(6) pola interaksi orang tua dan anak. (7) pengaruh parental terhadap emosi

dan perilaku anak.(8) masalah dengan teman di sekolah.

Apabila perilaku agresif muncul di lingkungan taman kanak-kanak maka guru

memberikan penanganan terhadap anak yang berperilaku agresif dan tindakan

yang diberikan guru harus benar-benar sesuai dengan perilaku apa yang

dimunculkan anak. Sebab ketika tindakan yang guru berikan itu tidak melihat

anak, maka anak akan mengalami trauma dan akan berpengaruh pada psikis nya

atau anak akan takut pada guru sehingga dikhawatirkan anak tidak ingin lagi ke

Page 95: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

95

sekolah. Dalam hal ini pemberian penanganan/tindakan seperti tindakan preventif

maupun tindakan kuratif.

Sebagaimana teori yang dipaparkan oleh Ummu Haya Nida (2009: 170-174)

memberikan cara dalam menangani tingkah laku agresif pada anak melalui:

Tindakan preventif, a) orang tua jangan selalu memenuhi tuntutan atau keinginan

anak. b) batasi dan kontrol anak dalam menonton televisi. hal ini dikarenakan

tayangan yang ditampilkan banyak yang mengandung unsur kekerasan yang dapat

memicu munculnya tingkah laku agresif pada anak. c) orang tua atau orang sekitar

selalu menunjukkan perilaku yang tidak baik. Berkenaan dengan sifat anak yang

mudah meniru, sudah sepatutnya kita menunjukkan perilaku yang baik. d)

ciptakan suasana menyenangkan dalam rumah. e) dalam menghadapi suatu

masalah yang berkaitan dengan kenakalan anak hadapilah dengan tenang dan

tidak emosi. f) latihan fisik seperti menari,renang, serta melukis hal ini bertujuan

agar anak dapat menyalurkan ketegangan anak. Tindakan kuratif, a) memberikan

pujian atau hadiah ketika anak menunjukkan perilaku tidak menyakiti orang lain.

b) mengajak anak untuk ikut merasakan perasaan orang lain untuk membangun

kepekaan sosial terhadap orang lain. c) tidak memberikan hukuman fisik. d)

memberikan nasehat kepada anak bahwa perilaku yang mereka munculkan

menyakiti orang lain. e) membuat anak sibuk dengan memberikan aktivitas yang

sesuai dengan minat dan bakat anak. f) mengajarkan kepada anak untuk

mengendalikan emosi dengan memberikan contoh yang nyata. g) memahami

perasaan anak dengan berdialog ketika anak sudah merasa tenang untuk

Page 96: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

96

menyelesaikan masalah. h) membiasakan anak untuk meminta maaf atas

kesalahan yang telah dilakukannya.

Sedangkan menurut (Mashar,2015: 89) yaitu, 1) mengajarkan pada semua

anak tentang keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain. 2) menciptakan

lingkungan sekolah yang menekan tingkat frustasi atau tekanan pada anak

misalnya dengan penerapan pembelajaran aktif. 3) anak yang berperilaku agresif

dapat diatasi dengan menerapkan peraturan yang disertai dengan pemberian

penguat atau positive reinforcement dan negative reinforcement. 4) orang tua dan

pendidik dapat pula menerapkan teknik penghapusan atau pengabaian, yaitu

dengan mengabaikan perilaku agresif anak dan tidak menunjukkan perhatian saat

anak berperilaku agresif. 5) anak diajarkan untuk lebih mengembangkan

kecerdasan emosinya, dengan melatih anak untuk mampu mengenali emosi,

mengelola emosi, berempati, mengembangkan hubungan baik dengan teman, dan

motivasi diri, ini semua diawali dengan relaksasi diri.

Berdasarkan wawancara kepada guru, faktor penyebab terjadi nya perilaku

agresif dalam penelitian ini adalah: (1) Kurangnya perhatian pada anak dan

pengawasan dari orang tua, sehingga ketika anak berada diluar lingkungan

keluarga maka anak mencari perhatian kepada orang lain. hal ini disebabkan

orang tua terlalu sibuk bekerja. Dirumah anak hanya bersama dengan neneknya

saja. (2) Pengaruh lingkungan, dalam hal ini apabila disekitar lingkungan tempat

tinggal anak terdapat anak yang memiliki perilaku yang kurang baik, maka anak

akan meniru apa yang dilihatnya. Hal ini disebabkan karena karakter anak yang

mudah meniru dan mencontoh apa yang pernah mereka lihat. (3) Anak sering

Page 97: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

97

dimanjakan, anak yang sering dimanjakan oleh orang tua atau neneknya biasanya

ketika ingin meminta sesuatu selalu ingin dituruti/jarang dimarahi dan apabila

keinginannya tidak terpenuhi maka anak akan menunjukkan kemarahannya. Hal

ini juga berdampak ketika anak sedang berada di lingkungan sekolah yang

cenderung bersikap seenaknya sendiri dan susah diatur atau di nasehati.

Dalam menangani perilaku agresif yang dilakukan guru di TK Aisyiyah

Mamajang adalah dengan cara guru menggunakan tindakan individu kepada anak

terlebih dahulu, yaitu dengan cara anak dinasehati agar tidak lagi memukul atau

mencubit temannya sambil tangannya di pegang, mengelus kepala anak dan

memegang punggung nya dan serta mengajak anak berdialog setelah itu guru

menjelaskan kepada anak bahwa apa yang mereka lakukan itu dapat merugikan

dirinya dan juga merugikan orang lain. Misalnya, anak akan ditakuti dan dijauhi

oleh teman-temannya.

Sebagaimana teori yang dipaparkan oleh Ummu Haya Nida (2009: 170-174)

yaitu, Tindakan kuratif yang diberikan guru kepada anak agresif ketika dia mau

berhenti melakukan perilaku agresifnya misalnya, pada hari itu anak tidak

membuat kegaduhan, berhenti bertengkar, tidak mengganggu temannya, tidak

berlarian di dalam kelas atau ketika anak yang berperilaku agresif mau duduk

diam dengan tenang pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Maka

tindakan ini dapat diberikan kepada anak dengan memberikan pujian misalnya

mengucapkan kata “Wahh,, pintarnya anaknya ibu guru” sambil memberikan

acungan jempol atau bisa juga anak diberikan hadiah berupa bintang yang terbuat

dari kertas.

Page 98: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

98

Adapun tindakan preventif yang diberikan guru kelas dan guru pendamping

itu berbeda pada saat memberikan penanganan kepada anak yang berperilaku

agresif , yaitu apabila anak menyakiti atau menganggu temannya, maka guru kelas

memberikan tindakan preventif dalam menghadapi suatu masalah yang berkaitan

dengan perilaku anak, guru tersebut menghadapi dengan tenang dan tidak emosi,

tidak selalu memenuhi tuntutan anak dan apabila sudah berulang kali anak

diberikan teguran dan tidak mendengar maka guru akan mendiamkannya.

Sedangkan penanganan yang diberikan pada guru pendamping adalah, apabila

anak memunculkan perilaku agresif dan anak tersebut sudah beberapa kali

diberikan teguran tapi tidak mendengar maka guru akan memperlihatkan ekspresi

marah dan memanggil nama anak dengan suara yang agak keras dan guru juga

tidak selalu memenuhi keinginan anak.

Page 99: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

99

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Tindakan Preventif yang diberikan guru

Penanganan yang dilakukan guru kelas dan guru pendamping apabila

menghadapi masalah yang ditimbulkan oleh anak yang berperilaku agresif guru

memberikan penanganan yang berbeda dimana guru kelas menghadapi dengan

tenang, sabar dan tidak emosi dan guru juga bekerja sama dengan pihak orang tua

mengenai penanganan agresif agar tidak terlalu memanjakan atau menuruti semua

keinginan anak karena akan berdampak pada anak untuk kedepannya Sedangkan

penanganan yang diberikan guru pendamping yaitu apabila anak sudah dinasehati

dan ditegur beberapa kali dan anak tidak mau mendengar teguran dari guru, maka

guru akan memanggil nama anak dengan suara yang keras dan menunjukkan

ekspresi marah pada anak, dan mengasingkan anak.

2. Tindakan Preventif yang diberikan orang tua

Tindakan yang diberikan orang tua AZ yaitu memberikan batasan pada anak

untuk tidak sering bermain HP. Sedangkan tindakan yang diberikan orang tua AK

yaitu tidak memenuhi semua keinginan anak dan juga membatasi anak pada saat

bermain HP.

Page 100: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

100

3. Tindakan Kuratif yang diberikan guru

Guru memberikan nasehat pada anak apabila melakukan sesuatu yang menyakiti

dan merugikan orang lain, apabila anak melakukan kesalahan maka guru

membiasakan anak untuk meminta maaf, tidak memberikan hukuman pada anak,

guru memberikan aktivitas agar anak beralih perhatiannya.

4. Tindakan kuratif yang diberikan orang tua

Menasehati anak apabila melakukan kesalahan, mengajarkan anak untuk

mengendalikan emosi, memahami perasaan anak dengan mengajak bercerita,

mengajarkan anak untuk meminta maaf apabila melakukan kesalahan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian ini, maka saran dikemukakan

sebagai berikut:

1. Bagi guru, dalam pemberian penanganan/tindakan, baik itu tindakan

preventif maupun tindakan kuratif kepada anak diharapkan guru

menerapkannya dengan baik agar perilaku agresif anak dapat ditangani

dengan baik. Selain itu, guru diharapkan lebih telaten dalam menghadapi

anak yang berperilaku agresif..

2. Bagi orang tua, diharapkan bagi para orang tua untuk senantiasa mengawasi

dan memberikan nasehat kepada anaknya agar tidak bergaul/bermain

dengan sembarang teman. Selain itu para orang tua juga diharapkan tidak

memanjakan anak-anaknya karena akan berdampak kepada anak untuk

kedepannya.

Page 101: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

DAFTAR PUSTAKA

Atang Setiawan, 2010. Penanganan Perilaku Agresif pada Anak.

Dewi, Rosmalia. 2005. Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Fadlilah, Muhammad dan Khorida, Lilif Mualifatu. 2016. Pendidikan Karakter

Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Teori dan Praktek. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Hurlock, E. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Terjemahan oleh Tjandrasa, M &

Zarkasih, M. Jakarta.: Erlangga

Kulsum, Umi & Jauhar Mohammad. 2014. Pengantar Psikologi Sosial. Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher

Mashar, Riana. 2015. Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Pengembangannya.

Jakarta: Prenadamedia Group.

Muh. Nur Mustakim. (2005). Peranan Cerita dalam Pembentukan Perkembangan Anak

TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi, Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan

Tinggi.

Morrison, George S. 2012. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Jakarta: PT Indeks.

Nawawi, H. Hadari. 1983. Metode Penelitian Deskriptif. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Nadhirah, Yahdinil, Firda. 2017. Perilaku Agresi Pada Anak Usia Dini. Jurnal.

Nurul Barokah, 2013. Penanganan Anak Agresif.

Patilima, Hamid. 2015. Resiliensi Anak Usia Dini. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Rusda Koto Sutadi & Sri Maryati Deliana. (1996). Permasalahan Anak Taman

Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Tenaga

Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Rimm, S. (2003). Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah.

(Alih bahasa: Lina Jusuf). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Page 102: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Izzaty Rita Eka. (2005). Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak Usia TK.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi, Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan

Perguruan Tinggi.

Susanto, Ahmad. 2015. Bimbingan & Konseling di Taman kanak-kanak. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Soetjiningsih, Cristiana Hari. 2018. Perkembangan Anak Sejak Pembuahan

Sampai Dengan Kanak-kanak Akhir. Depok: Prenadamedia Group.

Susanto, Ahmad. 2014. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Prenadamedia

Group.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Susanto. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Edisi Ketiga.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Ummu Haya Nida. (2009). “2T Tips & Trik” Melejitkan Talenta sang Buah Hati.

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Kurniawati Wiwid. (2010). Mengurangi Agresivitas Anak Usia Dini dengan

Metode Time-out. Tesis. (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: UGM.

Nadhirah,Yahdinil Firda, 2017. Perilaku Agresif Pada Anak Usia Dini.

Zubaedi. 2017. Strategi Taktis Pendidikan Karakter (Untuk PAUD dan Sekolah).

Depok: PT RajaGrafindo Persada.

Conard Rey, Emanuel, Raymond. 1998. Aggressive and impulsive behavior in

military psychiatric inpatients. (Online), 3 (www. ProQuest.com, Diakses

2 Februari 2016)

Page 103: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

LAMPIRAN

Page 104: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

KISI-KISI INSTRUMEN OBSERVASI EFEKTIVITAS

PENANGANAN PERILAKU ANAK

AGRESIF DI TK AISYIYAH MAMAJANG KOTA MAKASSAR

1. Lembar Observasi

Aspek yang diamati dalam penelitian ini tingkah laku agresif yang

dimunculkan oleh anak selama proses pembelajaran berlangsung didalam

kelas maupun di luar kelas.

Tabel 1. Berikut kisi-kisi pedoman observasi tingkah laku agresif anak:

No Aspek Indikator Penanganan

1 Agresif

Verbal (kata-

kata)

1. Mengancam Mengancam temannya agar

temannya itu takut

A. Tindakan preventif.

1. Orang tua jangan

selalu memenuhi

tuntutan atau

keinginan anak.

2. Batasi dan kontrol

anak dalam

menonton televisi.

3. Orang tua atau

orang sekitar selalu

menunjukkan

perilaku baik.

4. Ciptakan suasana

menyenangkan

dalam rumah

5. Dalam menghadapi

suatu masalah yang

berkaitan dengan

kenakalan anak

hadapi dengan

tenang dan tidak

2. Menggoda Menganggu temannya yang

sedang belajar

3. Mengejek Mengejek temannya dengan

kata-kata yang

kejam/mengumpat

4. Menyoraki Menyoraki temannya

dengan kata merendahkan

5. Menghasut Mempengaruhi orang lain

untuk

Page 105: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

mengucilkan/membenci

temannya

emosiponal.

6. Latihan fisik.

seperti

menari,melukis dll.

B. Tindakan kuratif.

1. Mengajak anak

untuk ikut

merasakan perasaan

orang lain untuk

membangun

kepekaan sosial

nya.

2. Tidak membrikan

hukuman fisik.

3. Memberikan

nasihat kepada anak

bahwa perilaku

yang mereka

munculkan

menyakiti orang

lain.

4. Membuat anak

sibuk dengan

memberikan

aktivitas yang

sesuai dengan minat

dan bakat anak.

5. Mengajarkan anak

mengendalikan

emosi dengan

memberikan contoh

nyata.

6. Memehami

perasaan anak

dengan berdialog.

7. Membiasakan anak

untuk meminta

maaf.

6. Membantah Menolak perintah guru

ataupun temannya apabila

dimintai pertolongan

2 Agresif Non

Verbal (fisik)

1. Mendorong Mendorong temannya

dengan tujuan membuatnya

terjatuh/tersakiti

2. Menendang Menendang temannya

dengan kaki

3. Memukul Bentuk penyerangan fisik

terhadap anggota badan

orang lain

4. Mengigit Melukai temannya dengan

mengigit/menggunakan alat

penjepit lainnya

5. Mencubit Melukai temannya

mengunakan dua jari sampai

temannya merasakan sakit

Page 106: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Instrumen Wawancara Guru Kelas

1. Narasumber : Guru Kelas

2. Pendidikan terakhir : S1 PAUD

3. Waktu : 10:00- 10:33

4. Tanggal Wawancara : 04 Desember 2020

5. Lokasi Wawancara : Panti Asuhan

No. Pertanyaan Hasil Wawancara

1 Apakah ibu mengetahui apa itu perilaku agresif?

2 Bagaimana bentuk perilaku agresif yang sering

dilakukan subjek?

3 Faktor apa sajakah yang menyebabkan anak

berperilaku agresif ?

4 Apa saja yang biasa diucapkan anak agresif

pada saat membantah/tidak mematuhi perintah

ibu?

5 Bagaimana tanggapan ibu jika anak berperilaku

agresif baik itu secara verbal maupun non

verbal?

6 Apakah kondisi tertentu saja anak berperilaku

agresif atau dalam setiap kondisi?

7 Bagaimana tanggapan ibu jika anak

mengadukan masalah setelah dilukai oleh

subjek ?

.

8 Bagaimana perilaku anak agresif ketika

diberikan kegiatan atau tugas oleh ibu?

9 Apa yang ibu lakukan ketika anak yang

berperilaku agresif itu mau duduk diam dan

Page 107: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

mengerjakan tugas yang diberikan oleh ibu ?

10 Siapa yang membantu ibu dalam menangani

anak yang berperilaku agresif?

11 Penanganan seperti apa yang ibu terapkan pada

anak yang berperilaku agresif?

Page 108: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Instrumen Wawancara Guru Pendamping

1. Narasumber : Guru Pendamping

2. Pendidikan Terakhir : S1 PAUD

3. Waktu : 11:00- 11:30

4. Tanggal Wawancara : 06 Desember 2020

5. Lokasi Wawancara : Panti Asuhan

No. Pertanyaan Hasil Wawancara

1 Apakah ibu mengetahui apa itu

perilaku agresif?

2 Bagaimana bentuk perilaku agresif

yang sering dilakukan subjek?

3 Faktor apa sajakah yang

menyebabkan anak berperilaku

agresif ?

.

4 Apa saja yang biasa diucapkan anak

agresif pada saat membantah/tidak

mematuhi perintah ibu?

5 Bagaimana tanggapan ibu jika anak

berperilaku agresif baik itu secara

verbal maupun non verbal?

6 Apakah kondisi tertentu saja anak

berperilaku agresif atau dalam setiap

kondisi?

7 Bagaimana tanggapan ibu jika anak

mengadukan masalah setelah dilukai

oleh subjek ?

8 Bagaimana perilaku anak agresif

ketika diberikan kegiatan atau tugas

oleh ibu?

Page 109: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

9

Apa yang ibu lakukan ketika anak

yang berperilaku agresif itu mau

duduk diam dan mengerjakan tugas

yang diberikan oleh ibu ?

10 Apakah subjek pernah terlibat

perkelahian?

11

Siapa yang membantu ibu dalam

menangani anak yang berperilaku

agresif?

1

2

Penanganan seperti apa yang ibu

terapkan pada anak yang berperilaku

agresif?

Page 110: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Hasil Wawancara Guru Kelas

1. Narasumber : Guru Kelas

2. Pendidikan Terakhir : S1 PAUD

3. Waktu : 10:00 – 10:33

4. Tanggal Wawancara : 04 Desember 2020

5. Lokasi Wawancara : Panti Asuhan

No. Pertanyaan Hasil Wawancara

1 Apakah ibu mengetahui apa itu

perilaku agresif?

Iya tau dek, perilaku agresif itu perilaku yang

bandel dan tidak mau diam, ada saja yang

dilakukan seperti menganggu, memukul,

mencubit dan selalu membuat masalah yang

mengundang perhatian.

2 Bagaimana bentuk perilaku agresif

yang sering dilakukan subjek?

kalau dilihat dari perilaku nya itu biasa dia

menunjukkan keduanya baik itu verbal maupun

non verbal karena pada saat diberikan tugas

anaknya itu cepat sekali merespon tapi respon

nya itu kurang, terkadang dia bilang „mewarnai

mi sede edd capek ta mi‟ dan sifat membantah

nya itu kekeh sekali dek kalau di tegur itu pasti

menegur balik dan untuk non verbal nya pada

saat proses pembelajaran juga biasa pada saat

anaknya itu tidak mau duduk diam selalu

berkeliaran, kadang temannya mewarnai dia

lewat langsung dipukul kepala nya

menggunakan pensil dan apapun yang

dipegang nya dan biasa juga dia mencubit, dan

lebih parahnya lagi nanti menangis temannya

baru dia duduk ke tempatnya seolah tidak

melakukan sesuatu.

3 Faktor apa sajakah yang menyebabkan

anak berperilaku agresif ?

Menurut saya penyebabnya itu bisa bermacam-

macam dek, misalnya ketika dirumah anak

kurang perhatian dari orangtuaa, bisa juga dari

faktor lingkungannya, faktor bawaan juga,

karena mungkin anak terlalu dimanja atau biasa

juga karena pengaruh teknologi misalnya

televisi dan hp karena anak-anak sekarang itu

cepat sekali meniru apa yang dilihat, misalnya

video di youtube.

Page 111: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

4 Apa saja yang biasa diucapkan anak

agresif pada saat membantah/tidak

mematuhi perintah ibu?

Misalnya pada saat saya menjelaskan tugas dan

saya menyuruh subjek untuk kembali ke tempat

duduk masing-masing dan subjek biasa

membantah dengan mengatakan “ tidak mauja

pindah ke tempatku ibu guru, mauka duduk

disini

5 Bagaimana tanggapan ibu jika anak

berperilaku agresif baik itu secara

verbal maupun non verbal?

Misalnya anak membantah pertama itu saya

panggil kemudian saya ajak duduk disamping

saya, terus bertanya pada teman-temannya yang

lain dengan mengatakan „bagus tidak kalau ada

yang ibu gurunya katakan terus anaknya ibu

guru itu membantah, itu perbuatan dosa atau

tidak‟ anak mengatakan dosa ibu guru.. nah

kalau dosa mau tidak kita membantah ibu guru

lagi dan yang suka membantah ibu gurunya

berarti dia tidak sayang sama ibu gurunya. Saya

berikan anak nasehat dan kalau pun sudah

kelawatan baru saya mendiamkan nya.. karena

kalau diperhatikan dia semakin menjadi jadi.

Kalau untuk non verbal nya biasa kalau

temannya lewat kodong dan biasa tidak sengaja

itu anak menyenggol, biasa itu langsung nah

pukul temannya.. saya biasa pernah bilang

“kalau sering menganggu dan memukul

temannya nanti ibu guru suruh duduk sendiri”

6 Apakah kondisi tertentu saja anak

berperilaku agresif atau dalam setiap

kondisi?

Perilaku agresif AZ dan AK dia tidak

munculkan setiap hari dek ada waktu tertentu

perilaku nya itu muncul.. ituji iya kah anaknya

tidak mau diam dan suka sekali cerita.

7 Bagaimana tanggapan ibu jika anak

mengadukan masalah setelah dilukai

oleh subjek ?

Biasa nya saya tanya dulu, kenapa temannya

dilukai nak? Misalnya.. nah ambilki peraut ku

bu guru jadi saya pukul tangan nya sampai

merah,, terus saya nasehati bahwa apa yang

dilakukan terhadap temannya itu tidak baik dan

saya nasehati juga pada anak yang sudah

dilukai dengan mengatakan „ lain kali kalau

mauki pinjam peraut nya teman ta nak, tanyaki

dulu bilang bisa tidak saya pinjam peraut nya‟

pasti nah pinjamkan ki kalau kita tanyaki..

janganki langsung ambilki nak nanti temannya

marah dan biasa juga saya ajarkan anak untuk

meminta maaf apabila melakukan kesalahan.

Page 112: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

8 Bagaimana perilaku anak agresif

ketika diberikan kegiatan atau tugas

oleh ibu?

Tergantung dari mood nya dek, kadang dia mau

mengerjakan dan kadang juga tidak mau, AZ

itu kalau diberikan tugas dia cepat pahami

misalnya diberikan tugas maze atau mewarnai

dia kerja dan biasa juga tidak , dan suka sekali

cerita sama temannya atau berpindah tempat..

intinya anaknya tidak suka tinggal diam, tapi

itu bagusnya dia biasa jadi ceritanya selesai

juga tugasnya.. dan biasa juga cerita saja terus

tugasnya diabaikan begitupun dengan AK

sama-sama dia walaupun tidak se cerewet AZ

9

10

Apa yang ibu lakukan ketika anak

yang berperilaku agresif itu mau

duduk diam dan mengerjakan tugas

yang diberikan oleh ibu ?

Apakah subjek pernah terlibat

perkelahian?

Misalnya ketika anak yang berperilaku agresif

itu mau duduk dan mau memperhatikan guru

pada saat menjelaskan maka saya berikan anak

pujian misalnya dengan memberi ucapan..

Waahh pintar nya anaknya ibu guru atau saya

bilang.. bagus.. sambil memberi acungan

jempol”

Pernah dek, bahkan awal-awal masuk sekolah

itu sering berkelahi,, biasa masalah sepele ji

sampai berkelahi. Bagaimana tidak berkelahi

kalau AZ usil dan yang satunya lagi

pemarah/sensitif. Baku dapat mi.

11 Siapa yang membantu ibu dalam

menangani anak yang berperilaku

agresif?

Saya dibantu sama guru pendamping dek

12 Penanganan seperti apa yang ibu

terapkan pada anak yang berperilaku

agresif?

1. Saya berikan nasehat pada anak.

Misalnya, AZ jangan dipukul temannya

nak…kalau AZ dipukul kira-kira

bagaimana, sakit apa tidak nak? AZ

menjawab “sakit ibu guru” nah.. itu kita

tahu ji nak, kalau dipukul itu sakit,

makanya AZ jangan memukul

temannya lagi ya nak….nanti temannya

sakit. Kalau temannya sakit kan

kasihan.. jadi jangan kita ulangi lagi nak

ya.

2. Saya berikan anak pujian apabila mau

mendengar.

Kalau anak yang memiliki perilaku

agresif itukan biasanya cenderung tidak

mau diam dan tidak bisa tenang.. nah

misalnya ketika anak yang berperilaku

Page 113: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

agresif itu mau duduk dan mau

memperhatikan guru pada saat

menjelaskan maka saya berikan anak

pujian miasalnya dengan memberi

ucapan.. Waahh pintar nya anaknya ibu

guru atau saya bilang.. bagus.. sambil

memberi acungan jempol.

3. Biasakan dia untuk meminta maaf

setelah melakukan kesalahan.

Misalnya, temannya yang tadi itu di

cubit sampai tangannya itu membekas..

kita panggil itu anak yang melakukan

kesalahan dan juga anak yang di cubit

tadi untuk meminta maaf pada

temannya.. kalau dia masih tidak mau

minta maaf.. biasa saya tanya kalau kita

tidak minta maaf nanti temannya tidak

nah anjak meki berteman.

4. Tidak ikut emosi apabila anak

melakukan kesalahan.

Misalnya anak menganggu temannya

yang sedang bermain atau melempar

mainan sampai rusak.. kita dekati itu

anak tanya baik-baik kenapaki begitu

nak?..kita harus memahami perasaan

nya anak dengan mengajak dia

bercerita.. intinya jangan emosi hadapi

anak, kita harus sabar, yang nama nya

juga anak-anak yahh belum bisa dia

kontrol emosi nya.

5. Saya tidak memberikan hukuman pada

anak.

Misalnya, anak memukul temannya

terus kita juga pukul dia.. menurut saya

itu bukan solusi yang baik untuk

menangani perilaku agresif nya.. karna

apabila kita memberikan hukuman fisik

kepada anak otomatis anak itu merasa

dia benci atau bisa berpengaruh ke

psikis nya.

6. Mengalihkan perhatian anak dengan

cara memberikan aktivitas yang lain.

Misalnya begini dek, ini anak lari-lari

didalam kelas, teriak-teriak sehingga

menganggu temannya yang sedang

fokus mengerjakan tugas.. dan kita

Page 114: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

sudah tegur berulang kali tapi ini anak

tidak ada sama sekali tanda-tanda untuk

diam.. nah disini saya alihkan

perhatiannya dengan memberikan dia

kegiatan yang dia sukai, seperti

menyusun balok.

7. Bekerja sama dengan orang tuanya

“Biasa kalau sekolah adakan rapat guru

memberitahukan kepada orang tua

bahwa jangan terlalu memanjakan anak

seperti menuruti semua keinginannya

karna akan berdampak pada anak

kedepannya karena apabila tidak dituruti

anak akan marah. Begitupun jika anak

berada di lingkungan sekolah dia

menginginkan main yang di pegang

sama temannya dan apabila tidak

diberikan maka anak akan menunjukkan

perilaku marah/agresif. Dia akan

membawa sifat manja nya itu kedalam

lingkungan sekolah karena anak akan

beranggapan apapun yang dia minta

pasti dituruti. Jadi dalam

penanganan/tindakan yang diberikan

kita harus bekerja sama dengan orang

tua.

Page 115: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Hasil Wawancara Guru Pendamping

1. Narasumber : Guru Pendamping

2. Pendidikan terakhir : S1 PAUD

3. Waktu : 11:00 – 11:30

4. Tanggal Wawancara : 06 Desember 2020

5. Lokasi Wawancara : Panti Asuhan

No. Pertanyaan Hasil Wawancara

1 Apakah ibu mengetahui apa itu

perilaku agresif?

Menurut saya, anak yang memiliki

perilaku agresif yaitu anak yang

tidak mau diam, sangat aktif, suka

mengganggu, menyakiti, dll

2 Bagaimana bentuk perilaku agresif

yang sering dilakukan subjek?

Kalau secara verbal, sering

mencari perhatian ke guru

dengan berteriak atau berbicara

yang kurang baik, mengejek

temannya dengan nama yang

tidak baik. Agar dia

diperhatikan oleh guru.

Anaknya memang usil dek,

bukan hanya dengan teman

sebangku nya biasa dipukul

atau diganggu, biasa temannya

yang lain juga di usilin..

sampai-sampai ada temannya

yang menangis.. makanya kita

tidak pernah kasi berdekatan

AK dan AZ karena kedua anak

ini biasa dia berdebat bahkan

itu hari sampai berkelahi... tapi

kalau temannya yang di

ganggu itu anaknya berani

kayak AZ biasa dia balas juga

misalnya tadi itu kalau AK

memukul.. dia pukul balik.

Tapi kalau temannya itu

pendiam kodong itumi biasa

yang menangis

3 Faktor apa sajakah yang

menyebabkan anak berperilaku

agresif ?

Menurut saya penyebabnya

bermacam-macam ya dek, bisa

jadi faktor bawaan sejak kecil,

kurang perhatian atau di

lingkungan sekitarnya itu anak

Page 116: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

biasa melihat hal-hal yang

kurang baik.. entah itu

ucapan,ataupun perbuatan

karena daya tangkap anak itu

cepat sekali, jadi apa yang

mereka lihat pasti dia tiru. dan

juga ada teori yang pernah saya

baca mengatakan bahwa anak

dilahirkan dalam keadaan

kosong itu ibaratakan seperti

kertas putih bersih, pengalaman

dan lingkungannya lah yang

akan mepengaruhi dan membuat

anak tersebut berkembang. jadi

jangan kita perlihatkan ke anak

hal hal yang tidak baik,

misalnya kita membentak

otomatis anak itu anak meniru

apa yang kita lakukan, perlu

kehatian hatian saja dek.

4 Apa saja yang biasa diucapkan

anak agresif pada saat

membantah/tidak mematuhi

perintah ibu?

Banyak dek, biasa kalau disuruh

duduk ada saja balasan nya

misalnya nda mauja duduk bu

guru, biarma disini deh.

5 Bagaimana tanggapan ibu jika anak

berperilaku agresif baik itu secara

verbal maupun non verbal?

Misalnya dia menunjukkan

sikap membantah atau

mengejek.. kita nasehati itu anak

bahwa apa yang dilakukan itu

tidak baik.. terus ditanya „kalau

kita membantah guru/orang tua

kita bisa berdosa, jadi tidak

bolehki membantah apa yang

diucapkan sama ibu guru karena

itu juga demi kebaikan nya

anak-anak.. bisa juga

mengatakan mau tidak jadi anak

yang nakal seperti yang di

pinggir jalan itu? Dan anak

menjawab.. tidak mau bu guru..

nah maka dari itu jangan suka

membantah apa yang ibu

gurunya bilang.

6 Apakah kondisi tertentu saja anak Waktu tertentu saja dek.

Page 117: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

berperilaku agresif atau dalam

setiap kondisi?

7 Bagaimana tanggapan ibu jika anak

mengadukan masalah setelah

dilukai oleh subjek ?

Pertama itu saya panggil anak

yang dilukai, terus kita tanya,,

diapakan ki tadi nak? Dan anak

menjawab „na lukai tanganku bu

guru berdarah ki‟ dan saya

panggil juga anak yang agresif

yang sudah lukai temannya „

mau tidak ibu lukai juga

tangannya sampai berdarah‟

saya biasa ancam dia dan saya

nasehati anak bahwa apa yang

dia lakukan itu merugikan orang

lain.

8 Bagaimana perilaku anak agresif

ketika diberikan kegiatan atau tugas

oleh ibu?

Pada saat diberikan tugas biasa

dikerjakan dan biasa juga tidak

mau, tidak menetu dia.. biasa

sementara temannya

mengerjakan tugas dia ajak

cerita, yang tadinya temannya

fokus kerja tugas lalu dia datang

ajak cerita sehingga temannya

terlambat mi kerja tugas gara-

gara diajak terus cerita.

9 Apa yang ibu lakukan ketika anak

yang berperilaku agresif itu mau

duduk diam dan mengerjakan tugas

yang diberikan oleh ibu ?

Misalnya hari ini AZ dan AK

sudah mau mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru dengan

baik, jadi besok-besok harus

rajin kerja tugasnya supaya

dapat nilai yang bagus atau pada

hari itu anak tidak lagi

memukul, membantah dan

menganggu atau menyakiti

temannya... maka saya berikan

pujian, hadiah berupa bintang

yang terbuat dari kertas lalu

diberikan pada anak.

10

Apakah subjek pernah terlibat

perkelahian?

Dulu itu sering sekali berkelahi,

sampai-sampai saya sama ibu itu

pusing.. karena bisa dibilang

hampir setiap hari „saya pernah

berpikiran ingin pindahkan

dikelas sebelah saking tidak

Page 118: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

bisanya mi di nasehati terus

menerus.. saya berfikiran seperti

itu dulu dek.. dan Alhamdulillah

lama kelamaan sedikit demi

sedikit ada perubahan karena

sudah jarangmi berkelahi..

walaupun sekarang masih biasa

terlibat perkelahian tapi tidak

seperti dulu yang tiap hari. Kami

menggunakan banyak cara dek

dan kalau untuk nasehat itu

hampir tiap hari dinasehati

bahkan bukan hanya anak

berperilaku agresif saja tapi

anak yang lain juga.

11

Siapa yang membantu ibu dalam

menangani anak yang berperilaku

agresif?

Biasa dibantu oleh guru kelas,

kan perkelas itu ada 2 guru nya

dek.

12 Penanganan seperti apa yang ibu

terapakan pada anak berperilaku

agreisf?

1. Diberikan nasehat

Biasanya yang saya

lakukan itu adalah

mendekati anak terlebih

dahulu kemudian saya

nasehati, bahwa perilaku

agresif yang dilakukan

itu bisa merugikan diri

sendiri dan juga orang

lain.

2. Diberikan pujian atau

hadiah

Misalnya, ketika anak

agresif sudah mau

mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru

dengan baik atau pada

hari itu anak tidak lagi

memukul, membantah

dan menganggu atau

menyakiti temannya...

maka saya berikan

hadiah berupa bintang

yang terbuat dari kertas

lalu diberikan pada anak.

Page 119: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

3. Membiasakan anak

untuk minta maaf

Apabila anak melakukan

kesalahan baik itu ke

temannya maupun ke

guru, kita selalu ajarkan

anak untuk meminta

maaf walaupun itu

masalah yang ringan..

supaya anak ingat

apabila dia melakukan

kesalahan dia akan

segera meminta maaf.

4. Cara menghadapi

masalah yang anak

lakukan

Kalau saya itu dek,

apabila anak melakukan

suatu kesalahan terus

sudah di nasehati

berulang kali tapi dia

tidak dengar, maka saya

panggil nama anak

dengan yang suara keras

dan saya tunjukkan

eksperesi marah ke anak

dan kalau tiak mau

berhenti biasa saya

asingkan dek.

5. Kalau hukuman fisik

saya tidak terapkan dek..

hal pertama itu berikan

nasehat misalnya jangan

menedang temannya

kalau sedang bermain..

kalau kita di tendang

mauki.. saya kembalikan

kepada anak bahwa apa

yang dia lakukan itu

menyakiti temannya..

tapi kalau sudah

berulang kali saya

nasehati tapi dia tidak

dengar biasa saya marahi

dek.

6. Mengalihkan perhatian

Page 120: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

anak dengan

memberikan aktivitas

yang disukai Contohnya,

ini anak tidak diam dia

selalu berkeliaran

menganggu temannya,

disini kita bisa alihkan

perhatian anak yang tadi

fokus ganggu temannya

dengan kita memberikan

anak aktivitas lain yang

sesuai dengan

kemampuan anak,

misalnya dia ingin

menggambar atau

mewarnai.

7. Dalam penanganan ini

orang tua juga sangat

berperang penting dek,

karena apabila anak

berada dirumah dan

keinginannya itu selalu

di penuhi akan

berdampak dimana pun

anak itu berada,, baik itu

di lingkungan

sekolahnya maupun

diluar.. karena saat itu

yang ada di dalam

fikiran anak, kalau saya

menginginkan sesuatu

pasti terpenuhi. Itumi

yang akan memunculkan

perilaku yang agresif

apabila keinginannya

tidak terpenuhi.

Page 121: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Instrumen Wawancara Orang Tua AZ

Nama : Rahmania

Hari/tgl : 09/12/2020

Waktu : 09.00- 09.30 WITA

No Pertanyaan Hasil Wawancara

1 Maaf ibu, boleh tahu nama ibu

siapa?

2 Nama anak ibu siapa?

3 Apakah AZ kalau ke sekolah tidak

pernah kita tunggui ibu?

4 Apakah setiap hari ibu mengantar

AZ ke sekolah?

5 Apa ibu suka memanjakan AZ ?

6 Apa ibu sudah memberitahu kepada

neneknya untuk tidak memanjakan

AZ?

7 Kalau di rumah AZ main dengan

siapa ibu ?

8 Bagaimana sikap AZ ketika berada

di rumah ibu?

9 Menurut ibu apa yang menjadi

penyebab nya?

10 Bagaimana perilaku AZ ketika

berada di sekolah?

11 Bagaimana perilaku AZ ketika

mengikuti KBM ibu?

Page 122: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

12 Bagaimana tanggapan ibu

mendengar itu?

13 Menurut pengamatan ibu,

bagaimana cara guru dalam

menangani anak yang berperilaku

agresif atau anak yang tidak mau

diam ketika KBM berlangsung?

Page 123: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Instrumen Wawancara Orang Tua AK

Nama : Iin Indriani

Hari/tgl : 08/12/2020

Waktu : 08.00- 08.30 WITA

No Pertanyaan Hasil Wawancara

1 Maaf ibu, boleh tahu nama ibu

siapa?

2 Nama anak ibu siapa?

3 Kalau ke sekolah Ak masih kita

tunggui atau tidak ibu?

4 AK itu anak yang keberapa ibu?

5 Kalau di rumah AK bermainnya

sama siapa ibu ?

6 Kenapa AK bermainnya dengan

anak SD ibu, apakah di lingkungan

tempat tinggal ibu tidak ada anak

seusia AK?

7 Bagaimana pengamatan ibu tentang

perilaku anak SD tersebut?

8 Apakah AK meniru perbuatan

mereka ibu?

9 Apakah ibu tidak melarang AK

untuk tidak bergaul dengan

tersebut?

10 Apakah ibu pernah membicarakan

hal ini kepada orang tua anak

tersebut?

11 Kalau dirumah perilaku AK

bagaimana ibu?

Page 124: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

12 Menurut ibu apa penyebab nya ?

.

13

Sebelumnya bagaimana perilaku

AK ibu?

14

Bagaimana perilaku AK ketika

berada di sekolah ibu?

15 Jika ibu melihat atau mendapat

informasi dari guru kelas/guru

pendamping, Apa yang ibu lakukan?

Page 125: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Hasil Wawancara Dengan Orang Tua AZ

Nama : Rahmania

Hari/tgl : 09/12/2020

Waktu : 09.00- 09.30 WITA

No Pertanyaan Hasil Wawancara

1 Maaf ibu, boleh tahu nama ibu

siapa?

Ibu Rahma.

2 Nama anak ibu siapa?

AZ.

3 Apakah AZ kalau ke sekolah

tidak pernah kita tunggui ibu?

Dulu waktu awal-awal masuk sekolah itu

saya tunggui dek, dan sekarang sudah

tidak ditunggui mi.

4 Apakah setiap hari ibu

mengantar AZ ke sekolah?

Kadang-kadang dek, biasa dia mau saya

antar ke sekolahnya sebelum saya

berangkat kerja tapi kadang juga tidak

mau, biasanya yang sering antar itu

neneknya.

5 Apa ibu suka memanjakan AZ ?

Kalau saya dek tidak terlalu manjakan

dia, misalnya kalau anaknya berbuat

salah tetap saya marahi atau saya kasih

hukuman, misalnya hari ini dilarang main

hp. Tapi kalau sama neneknya AZ tidak

pernah dimarahi selalu dibela, maklum

karena cucu satu satu jadi selalu

dimanjakan.

6 Apa ibu sudah memberitahu

kepada neneknya untuk tidak

memanjakan AZ?

Biasaji saya kasi tahu dek untuk tidak

terlalu manjakan cucunya.. mungkin juga

karena terlalu sayang mi makanya

dituruti semua kemauannya.

7 Kalau di rumah AZ main

dengan siapa ibu ?

Biasa main sama anak tetangga dek.

8 Bagaimana sikap AZ ketika

berada di rumah ibu?

Kalau di rumah anaknya agak sedikit

keras, dan kalau minta sesuatu itu harus

dituruti sekarang kalau tidak kita turuti

mi apa yang na maui bisa ngambek,

marah bahkan sampai menangis dek dan

biasa barang-barang yang ada didekatnya

itu dilempar.

Page 126: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

9 Menurut ibu apa yang menjadi

penyebab nya?

Mungkin karena sejak kecil itu sering

ditinggal karena saya sama ayahnya kan

kerja dan dirumah itu neneknya yang jaga

dan selalu juga dimanjakan, apa yang dia

mau selalu dituruti.

10 Bagaimana perilaku AZ ketika

berada di sekolah?

Kata gurunya itu AZ kalau main biasa

milih-milih teman dek, katanya kayak

buat kelompok misalnya kelompok robot

jadi yang menurutnya teman yang tidak

cocok tidak dikasi masukmi.

11 Bagaimana perilaku AZ ketika

mengikuti KBM ibu?

Kalau kata gurunya, ketika proses belajar

berlangsung anaknya tidak mau duduk

diam ada saja yang dia lakukan, entah itu

ganggu temannya, lari-lari dan kalau

sudah bosanmi biasa dia bermain sendiri.

12 Bagaimana tanggapan ibu

mendengar itu?

Padahal AZ sudah saya nasehati setiap

hari dek, supaya kalau di sekolah dia

tidak ulangi lagi perbuatannya,, biasa

saya bilang ke dia „kalau tidak mauki

nurut sama ibu guru ta nak, siapa mi mau

ajarki? Katanya mauki jadi anak pintar‟..

kalau anak pintar itu harus nurut apa yang

ibu guru sama orang tua nya bilang nak.

13

Menurut pengamatan ibu,

bagaimana cara guru dalam

menangani anak yang

berperilaku agresif atau anak

yang tidak mau diam ketika

KBM berlangsung?

Biasanya guru menegur dulu kemudian

anak dinasehati dek, dan ketika anak

sudah mau mendengar apa yang gurunya

bilang.. biasanya guru itu memberikan

pujian pada anak, diberi acungan jempol

atau diberikan hadiah berupa bintang

yang terbuat dari kertas. Dan kalau

anaknya tidak mau mendengar biasa guru

mendiamkan nya atau diasingkan dek

disuruh duduk sendiri.

14

Menurut pengamatan ibu apa

yang dilakukan oleh guru

apabila anak agresif mau duduk

diam dan mengerjakan

tugasnya?

Biasa kalau anak-anak mau mendengar

gurunya itu biasa dia diberikan pujian

dihadapan teman-temannya, seperti

diberikan acungan jempol, diberikan

tepuk tangan dan diberikan bintang.

15

Apa yang guru lakukan bila

anak yang berperilaku agresif

melakukan kesalahan?

Yang biasa saya lihat itu kalau anak

melakukan kesalahan guru memberikan

penjelasan tentang perbuatan yang

dilakukan dan setelah anak paham apa

yang mereka lakukan barulah guru

Page 127: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

menyuruh anak meminta maaf, dan juga

kalau sudah jengkel biasanya guru

mendiamkan anak.

Page 128: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Hasil Wawancara Orang Tua AK

Nama : Iin Indriani

Hari/tgl : 08/12/2020

Waktu : 08.00- 08.30 WITA

No Pertanyaan Hasil Wawancara

1 Maaf ibu, boleh tahu nama ibu

siapa?

Ibu Ani

2 Nama anak ibu siapa?

Namanya AK

3 Kalau ke sekolah Ak masih kita

tunggui atau tidak ibu?

Tidak dek, paling cuma antar sama jemput

saja.

4 AK itu anak yang keberapa

ibu?

AK anak saya yang pertama dek, dia

punya adek cewek umur 2th 3bulan.

5 Kalau di rumah AK

bermainnya sama siapa ibu ?

Biasa kalau pulang dari sekolah dia suka

main sama anak tentangga yang usia di

atasnya seperti usia SD, dia lebih sering

main diluar dibanding sama adeknya

dirumah.. mungkin karena adeknya

perempuan jadi jarang main sama-sama.

6 Kenapa AK bermainnya

dengan anak SD ibu, apakah di

lingkungan tempat tinggal ibu

tidak ada anak seusia AK?

Kalau anak seusianya itu adaji dek, tapi

itumi kebanyakan anak cewek disekitaran

rumah dan begitumi anaknya tidak mau

main kalau sama anak cewek, dia lebih

suka main dengan anak cowok terus anak-

anak cowok disini rata-rata usia SD mi.

7 Bagaimana pengamatan ibu

tentang perilaku anak SD

tersebut?

Kalau saya perhatikan itu macam-macam

perilaku nya dek, ada yang anaknya

pendiam, ada juga yang nakal.. itumi biasa

yang nakal selalu pukul/jitak kepalanya

temannya, biasa saling meneriaki,

berbicara kurang sopan dan serimg sekali

bombe-bombe (tidak diajak cerita) kadang

juga sampai berkelahi dek.

8 Apakah AK meniru perbuatan

mereka ibu?

Kadang-kadang, nama nya juga anak kecil

dek dia belum bisa membedakan mana

Page 129: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

yang baik dan mana yang buruk.

Sebenarnya saya sebagai orang tua juga

khawatir dek.

9 Apakah ibu tidak melarang AK

untuk tidak bergaul dengan

tersebut?

Pastimi saya larang dek malahan sudah

sering saya larang, begitumi kalau

dilarang langsungki marah biasa sampai

menangis mau keluar bermain sama

temannya.

10 Apakah ibu pernah

membicarakan hal ini kepada

orang tua anak tersebut?

Iya pernah dek, dan apaji dia bilang

„namanya juga anak-anak bu apa saja yang

dilihat pasti ditiru‟. Katanya seringji juga

anaknya ditegur kalau sudah

mengeluarkan kata-kata yang tidak baik.

Tapi begitumi biasa kalau anak-anak kita

tegur dia kayak acuh dan tidak peduli.

11 Kalau dirumah perilaku AK

bagaimana ibu?

AK dari umur 3 bulan itu sudah mulai

aktif dek sampai sekarang. Kalau dirumah

itu anaknya tidak mau diam dek ada saja

yang dilakukan. Biasa berkelahi sama

adeknya terus kalau saya tegur biasa dia

marah-marah dan kadang sampai adeknya

dipukul. Semenjak dia selalu main dengan

anak SD itu suka sekali marah dan kalau

marah mi biasa dilempar mainannya atau

apapun yang dia pegang. Dan sekarang

itu kalau saya tidak awasi sama adeknya

biasa berkelahi gara-gara hal kecil saja

dan saya biasa bilang ‟tidak bolehki

berkelahi sama adek nak,, kasihan

adeknya karena masih kecil, katanya AK

sayang sama adek kalau selaluki berkelahi

sama adek nanti adeknya diambil sama

kakak dian (sepupu subjek)‟ dan perlahan

dia sudah mulai paham dek dan sekarang

sudah jarang berkelahi sama adeknya,

Walaupun masih sering marah.

12 Menurut ibu apa penyebab nya

?

Penyebabnya itu karena itu tadi dek dia

suka main dengan anak-anak yang usia

nya sudah SD dan juga memiliki perilaku

yang kurang baik.

Page 130: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

13

Sebelumnya bagaimana

perilaku AK ibu?

Dulu sebelum dia kenal dengan anak-anak

diluar rumah anaknya itu penurut dek

kalau saya nasehati dia mau dengar,

anaknya juga jarang marah, apalagi

sampai pukul adeknya.. walaupun

memang dia itu anaknya aktif.

14

Bagaimana perilaku AK ketika

berada di sekolah ibu?

Kalau di sekolah seperti biasa dia bergaul

ji dengan temannya, hanya saja kalau

temannya mungkin lagi iseng menyenggol

biasa dia balas dengan memukul temannya

bahwa sampai di tendang kodong. Kalau

perbuatan nya itu sudah kelewatan dek,

saya biasa ditelfon sama guru kelas/guru

pendamping nya atau kalau saya

berhalangan hadir dia kirim foto AK

dengan anak yang di pukul tadi.

15 Jika ibu melihat atau mendapat

informasi dari guru kelas/guru

pendamping, Apa yang ibu

lakukan?

Biasa nya saya langsung marahi AK dek.

Page 131: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …
Page 132: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …
Page 133: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …
Page 134: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …
Page 135: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …
Page 136: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …
Page 137: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …
Page 138: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

DOKUMENTASI

Perilaku anak agresif ketika memukul temannya

Perilaku anak agresif ketika menindih temannya

Page 139: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Menarik rambut temannya

Mencubit temannya

Page 140: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Menendang temannya

Menganggu temannya

Page 141: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Memukul kepala temannya

Mendorong dan menindih temannya

Page 142: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Berkelahi dengan temannya

Page 143: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Anak agresif yang menganggu temannya ketika sedang belajar

Page 144: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …
Page 145: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Anak agresif berkelahi dengan temannya

Ketika temannya menangis

Page 146: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Guru menasehati setelah anak melakukan perilaku agresif

Ketika anak agresif diasingkan oleh guru

Page 147: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …
Page 148: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Ket. Wawancara guru kelas

Ket. Wawancara guru pendamping

Ket. Mengurus persuratan dengan kepala sekolah

Page 149: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …
Page 150: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

Ket. Wawancara orang tua AK

Ket. Wawancara orang tua AZ

Page 151: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …
Page 152: EFEKTIVITAS PENANGANAN PERILAKU AGRESIF PADA …

RIWAYAT HIDUP

AINUN ISLAMIYAH, Lahir di Barru pada tanggal 09

April 1998. Penulis Penulis adalah anak kedua dari tiga

bersaudara dari pasangan tahir supu dan dan hj nasriyah.

Penulis memulai pendidikan TK PGRI Lawallu 2009,

kemudian penulis memulai pendidikan SD inpres lawallu

pada tahun 2010, kemudian pada tahun yang sama pula penulis memulai

pendidikan menegah pertama di SMP 2 Barru dan tamat pada tahun 2013,

selanjutnya pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di SMA 2 Barru.

Penulis menyelesaikan pendidikan menegah atas pada tahub 2016 dan ditahun

yang sama memulai pendidikan di bangku perguruan tinggi tepatnya di

Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.