Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time...

8

Click here to load reader

Transcript of Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time...

Page 1: Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time …library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-abikusno.pdf · pengertian biasa. 2. Tingkat kesulitan pekerjaan d) Cara Bedeaux; ...

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

ABIKUSNO DHARSUKY

Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Untuk memperoleh prestasi kerja dan hasil kerja yang optimum diperlukan sistem kerja yang baik. Dalam merancang sistem kerja perlu diperhatikan berbagai elemen sistem kerja yang saling berinteraksi yang terdiri dari: manusia, bahan, mesin dan peralatan serta lingkungan untuk mencapai optimum yang diharapkan. Dengan kreatifitas manusia dalam merancang suatu sistem kerja, akan terdapat berhagai macam alternatif cara kerja yang dapat diterapkan. Dengan demikian perlu dikembangkan suatu patokan penilaian yang dapat dipakai untuk memilih tata cara kerja yang akan digunakan untuk suatu keadaan tertentu. Patokan-patokan tersebut meliputi antara lain: a. Faktor Waktu

Adalah patokan yang dipakai untuk alternatif terbaik, yaitu alternatif yang memberikan waktu penyelesaian yang lebih singkat. dengan demikian diharapkan dalam waktu tertentu dapat diperoleh hasil kerja yang sebanyak-banyaknya.

b. Faktor Tenaga yang Dikeluarkan Adalah patokan untuk menentukan alternatif terbaik, yaitu yang memberikan hasil kerja yang sama tetapi dengan penggunaan tenaga yang lebih sedikit.

c. Faktor Biaya Adalah patokan untuk menentukan alternatif terbaik. yaitu memberikan biaya satuan hasil kerja yang lebih rendah.

d. Faktor Pengaruh Psikologi Adalah patokan untuk mnentukan alternatif cara kerja terbaik, yaitu yang berikan dampak psikologi yang lebih baik.

e. Faktor akibat Sosiologi Adalah patokan untuk menentukan alternatif yang terbaik, yaitu yang memberikan dampak sosiologi yang lebih baik.

STUDI GERAKAN 1. Studi gerakan adalah merupakan suatu pengetahuan dasar untuk

menganalisa gerakan-gerakan anggota tubuh pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan demikian diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak efektif atau yang tidak produktif dapat dikurangi atau dapat dihilangkan, sehingga akan diperoleh penghematan waktu kerja yang selanjutnya dapat menghemat pemakaian sarana yang tersedia untuk jenis pekerjaan tersebut.

2. Untuk menganalisa gerakan-gerakan yang akan diamati kita perlu mengetahui 17 gerakan dasar yang dikembangkan oleh F.B. Gilbreth bersama istrinya, Lilian Gilbreth, 17 gerakan dasar ini atau sering juga disebut sebagai elemen gerakan dinamakan dengan istilah Therblig yang terdiri atas: a) Mencari (Search) b) Memilih (Select) c) Memegang (Grasp) d) Menjangkau (Reach) e) Membawa (Move) f) Memegang untuk memakai (Hold) g) Melepas (Release) h) Pengarahan (Position) i) Pengarahan scmentara (Preposition) j) Memeriksa (Inspect) k) Merakit (Assemble) l) Lepas Rakit (Diassemble) m) Memakai (Use) n) Kelambatan yang tidak dapat dihindarkan (Unavoidable Delay) 0) Kelambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable Delay) p) Merencanakan (Plan) q) Istirahat untuk menghilangkan Fatique (Rest to Over Come Fatigue)

e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 1

Page 2: Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time …library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-abikusno.pdf · pengertian biasa. 2. Tingkat kesulitan pekerjaan d) Cara Bedeaux; ...

Ekonomi Gerakan 3. Ekonomi Gerakan disini berisikan prinsip-prinsip yang harus

dipertimbangkan dalam perancangan sistem kerja yang baik. Prinsip-prinsip ini dikembangkan berdasarkan penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang perlu dalam suatu pekerjaan.

4. Dalam prinsip ekonomi gerakan, faktor manusia dipelajari untuk mengetahui tingkat kenyamanan dalam bekerja dengan memperhatikan tingkat produktifitas yang tetap tinggi. Dengan kata lain. prinsip ini kita mempelajari juga adanya keterbatasan dan kemampuan manusia dalam bekerja. Prinsip-prinsip ekonomi gerakan disini dihubungkan dengan tiga hal yaitu: a. Tubuh manusia dan gerakannya b. Pengaturan tata letak tempat kerja c. Perancangan peralatan

Tahapan dalam perhitungan waktu baku pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Melakukan pengukuran pendahuluan

Pentingnya pengukuran pendahuluan adalah untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan dengan tingkat ketelitian dan tingkat kepercayaan yang tertentu. Disarankan pengukur untuk memilih posisi yang enak dalam mengamati dan mencatat, sehingga tidak ada kesan yang mengganggu operator, gerakannya, maupun terasa terganggu.

b. Pengujian Keseragaman Data Pada langkah ini kita menentukan kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) dengan rumus: BKA = ⎯x + 3σ BKE = ⎯x – 3σ untuk tingkat kepercayaan = 95 % Jika ada data yang diperoleh keluar dari batas kontrol tersebut, maka data tersebut harus dibuang atau di eliminir.

c. Menghitung Jumlah Data yang Diperlukan Dengan menggunakan batasan untuk tingkat ketelilian sebesar 5 % dan tingkat kepercayaan sebesar 95 %, maka kita dapat menurunkan rumus sebagai berikut:

dimana . N' = jumlah pengukuran yang diperlukan. N = jumlah pengukuran yang telah dilakukan Xi = waktu penyelesaian (wuktu siklus) / pengamatan ke-i. Setelah jumlah pengukuran data cukup-yaitu memenuhi syarat N' < N, maka langkah selanjutnya harus dilakukan adalah :

1) Menghitung Waktu Siklus (WS) WS=X1

N 2) Menghitung Waktu Normal (WN)

WN=WS x P dimana, P = Faktor penyesuaian (rating factor)

3) Menghitung Waktu Baku (WB) WB == WN ( 1 + a ) dimana, a = faktor kelonggaran (allowance).

Faktor Penyesuaian

Selama pengukuran berlangsung, pengukur harus mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan oleh operator karena pada saat pengukuran berlangsung dapat terjadi bahwa para operator bekerja secara tidak wajar, misalnya bekerja tanpa kesungguhan, terlalu lambat atau terlalu cepat. Hal ini tidak kita inginkan karena mempengaruhi kecepatan kerja yang akan berakibat terlalu singkat atau terlalu cepat besarnya waktu penyelesaian.

Untuk mengatasi hal tersebut, kita perlu mengadakan koreksi dengan memperhitungkan faktor penyesuaian sehingga hasil perhitungan waktu perlu disesuaikan atau dinormalkan dulu untuk memperoleh waktu siklus yang wajar. Jika operator bekerja dengan wajar, maka besarnya faktor penyesuaian p=1, jika terlalu lambat maka p < 1 dan jika terlalu cepat maka p > 1.

e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 2

Page 3: Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time …library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-abikusno.pdf · pengertian biasa. 2. Tingkat kesulitan pekerjaan d) Cara Bedeaux; ...

Adapun cara yang dapat digunakan untuk menentukan faktor penyesuaian, yaitu: a) Cara persentase ;

Merupakan cara yang paling awal dan sangat sederhana untuk menentukan faktor penyesuaian. Besarnya ditentukan oleh pengukur sepenuhnya melalui pengamatannya selama pengukuran berlangsung. Cara ini kurang teliti karena terlalu besar dan subyektif.

b) Cara Shumard ; Cara ini memberikan patokan-patokan penilaian melalui kelas-kelas permomance kerja dan setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri, seperti pada tabel berikut:

KELAS PENYESUAIAN KELAS PENYESUAIAN Superfast 100 Good - 65 Fast + 95 Normal 60 Fast 90 Fair + 55 Fast – 85 Fair 50 Excellent 80 Fair - 45 Good + 75 Foor 40 Good 70

c) Cara obyektif.

Adalah cara yang memperhatikan 2 faktor, yaitu : 1. Kecepatan kerja, adalah kecepatan dalam melakukan pekerjaan dalam

pengertian biasa. 2. Tingkat kesulitan pekerjaan

d) Cara Bedeaux; Pada dasarnya tidak berbeda dengan cara Shumard, hanya saja nilai-nilai cara Bedeaux dinyatakan dengan buruf B (huruf pertama dari Bedeaux) seperti 60B dan 70B.

e) Cara Sintesis; Berbeda dengan cara lainnya, dimana dalam cara ini penyelesaian setiap elemen gerakan dibandingkan dengan waktu yang diperoleh dari pengukuran, kemudian di rata-ratakan.

f) Cara Westinghouse; Penilaiannya didasarkan pada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidak wajaran dalam bekerja, yaitu: 1. Ketrampilan atau skills, didefenisikan sebagai kemampuan mengikuti cara

kerja yang ditetapkan. 2. Usaha, adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau yang diberikan

operator ketika melakukan pekerjaannya. 3. Kondisi kerja, adalah komisi fisik lingkungan, dan lain-lain. 4. Konsistensi, adalah keseragaman hasil pengukuran yang diperoleh selama

operator bekerja.

e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 3

Page 4: Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time …library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-abikusno.pdf · pengertian biasa. 2. Tingkat kesulitan pekerjaan d) Cara Bedeaux; ...

Tabel penyusunan menurut Westinghouse: FAKTOR KELAS LAMBANG PENYESUAIAN

Keterampilan Usaha Kondisi Kerja Konsistensi

Superskill Excellent Good Average Fair Poor Excessive Excellent Good Average Fair Poor Ideal Excellent Good Average Fair Poor Perfect Excellent Good Average Fair Poor

A1 A2

B1

B2

C1

C2

D E1

E2

F1

F2

A1

A2

B1

B2

C1

C2

D E1

E2

F1

F2

A B C D E F A B C D E F

+ 0,15 + 0,13 + 0,11 + 0,08 + 0,06 + 0,03 0,00 - 0,05 - 0,10 - 0,16 - 0,22 + 0,3 + 0,12 + 0,10 + 0,08 + 0,05 + 0,02 0,00 - 0,04 - 0,08 - 0,12 - 0,17 + 0,06 + 0,04 + 0,02 0,00 - 0,03 - 0,07 + 0,04 + 0,03 + 0,01 0,00 - 0,02 - 0,04

Faktor penyesuaian p diperoleh dengan menjumlahkan harga ke-empat penyesuaian itu lalu ditambah satu. Segagai contoh suatu pekerjaan diselesaikan dalam keadaan sebagai berikut, Keterampilan : Fair (E1) = - 0,05 Usaha : Good (C1) = + 0,02 Kondisi : Excellent (B) = + 0,04 Konsistensi : Poor (F) = - 0,04 Jumlah = - 0,03 Jadi, p = 1 + (- 0,03) p = 0,97

e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 4

Page 5: Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time …library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-abikusno.pdf · pengertian biasa. 2. Tingkat kesulitan pekerjaan d) Cara Bedeaux; ...

Kelonggaran Dalam prakteknya, seseorang tidak mungkin dapat bekerja secara terus

menerus. Oleh sebab itu dalam rnenentukan waktu baku sesuatu siklus pekerjaan perlu diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran terhadap waktu normal yang didapat.

Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan hambatan-hambatan lain yang tidak dapat dihindarkan. Ketiga hal tersebut merupakan sesuatu yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja selama melakukan pekerjaan.

Yang termasuk kelonggaran untuk kebutuhan pribadi adalah hal-hal seperti umum sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman sekerja sekedarnya untuk menghilangkan ketegangan meupun kejenuan dalam bekerja dan lain-lain. Jelaslah bahwa kebutuhan tersebut tidak dapat dihindarkan karena merupakan tuntutan psikologis dan fisiologis yang wajar.

Jika rasa fatique telah datang dan pekerja bekerja terus maka usaha yang dilakukan pekerja lebih besar dari biasanya dan hasil produksi akan turun baik jumlah maupun kualitasnya, karena itu dibutuhkan waktu untuk menghilangkan rasa fatigue dan salah satu cara untuk menentukan besarnya kelonggaran ini adalah dengan melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dengan mencatat pada saat-saat mana hasil produksi menurun.

Kelonggaran untuk hambatan yang tak dapat dihindarkan adalah waktu yang digunakan untuk menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas, mengasah peralatan potong, mesin berhenti karena matinya arus listrik dan lain-lain. Harga kelonggaran ini biasanya berkisar 10 sampai dengan 15%. PENGUMPULAN DATA Jalannya Percobaan 1. Penentuan Tata letak Kerja Sebelum perakitan dilakukan terlebih dahulu dilakukan pengaturan lata letak kerja. Tata letak kerja dalam praktikum ini ditunjukkan dalam gambar berikut: Keterangan: F = Kotak produk jadi a = 34 Cm G = Delivery Box b = 39 Cm 1 = Rumah Stecker I c = 40 Cm 2 = Isi Stecker d = 33 Cm 3 = Mur e = 29 Cm 4 = Baut 5 = Rumah Stecker Meja kerja : - Tinggi = 77 Cm

- Panjang = 73 Cm - Lebar = 63 Cm

Tata letak kerja yang ditunjukkan pada gambar sebelumnya merupakan tata letak kerja yang paling bagi operator. 2. Komponen Stecker Komponen Stecker yang akan dirakit ditunjukkan pada gambar 2 berikut:

e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 5

Page 6: Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time …library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-abikusno.pdf · pengertian biasa. 2. Tingkat kesulitan pekerjaan d) Cara Bedeaux; ...

Keterangan: 1. Isi Stecker 2. Baut 3. Mur 4. Rumah Stecker

3. Peralatan dan Perlengkapan Yang Digunakan: Peralatan dan Perlengkapan Yang Digunakan meliputi:

1. Stop Watch (jam henti) 2. Obeng 3. Meja kerja dan kursi 4. Delivery box 5. Tempat produk jadi

HASIL PENGAMATAN

Data-data yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan sebanyak 20 kali adalah sebagai berikut: Tabel. Hasil Pengamatan

No Waktu (detik) No Waktu (detik) 1 24,37 11 23,51 2 19,98 12 24,40 3 19,99 13 21,68 4 23,80 14 18,80 5 21,27 15 22,28 6 22,92 16 19,85 7 19,12 17 23,28 8 20,79 18 21,00 9 20,71 19 19,56 10 19,68 20 19,50

PENGOLAHAN DATA Data-data yang diperoleh dikelompokkan menjadi 5 kelompok, dimana tiap kelompok terdiri dari 4 data. Data-data dan analisa ke-20 data tersebut dinyatakan dalam tabel berikut: Tabel. Data Percobaan Terakhir yang telah dikelompokkan dan analisanya

PENGAMATAN KE I II III IV V

24,37 21,27 20,71 21,68 23,28 19,98 22,92 19,68 18,80 21,00 19,99 19,122 23,51 22,28 19,56 23,80 20,79 24,40 19,85 19,50

∑ X 88,14 84,10 88,30 82,61 80,34 X 22,035 21,025 22,075 20,652 20,085

_ = ∑ X X = 5 = 20,97 σ_ = 1,016 x

=

BKA = X + 3 σ_ = 20,97 + 3 (1,016) = 24,018 x

=

BKB = X - 3 σ_ = 20,97 – 3 (1,016) = 17,922 x Pancaran rata-rata kelompok pada diagram kontrol ditunjukkan pada gambar berikut:

e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 6

Page 7: Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time …library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-abikusno.pdf · pengertian biasa. 2. Tingkat kesulitan pekerjaan d) Cara Bedeaux; ...

Gambar 3. Digram Kontrol Dari diagram kontrol diatas dapat dilihat bahwa semua data berada dalam daerah kontrol, maka berarti semua data adalah seragam. a. Test Kecukupan Data Untuk menghitung jumlah data yang diperlukan dengan:

Tingkat kepercayaan = 95 %, dan Tingkat ketelitian = 10 %, digunakan rumus :

Dimana: N’ adalah jumlah data yang diperlukan Dalam hal ini, N = 20 ( ∑ xi )2 = 181893,7201

∑ xi 2 = 9158,6471

N’ = 2,8 ≈ 3

Berarti jumlah data yang diperlukan adalah 3; dengan demikian data yang diperoleh sudah cukup. b. Waktu Siklus Rata-rata 20

WS = ∑X1 = 21,32 detik t = 1

20 c. Faktor Penyesuaian Faktor penyesuaian ditentukan berdasarkan Westinghouse untuk: * Faktor ketrampilan, terlihat bahwa:

- Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran - Kelihatan tidak yakin pada urutan-urutan gerakan - Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya - Sering melakukan kesalahan-kesalahan

Dari hal diatas dapat ditentukan bahwa tingkat ketrampilan operator masuk kategori “Poor Skill”. * Faktor Usaha

- Tidak sebaik good, tetapi tidak lebih baik dari poor - Bekerja dengan stabil - Menerima saran, tetapi tidak melaksanakannya - Set up dilaksanakan dengan baik - Melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan

Dengan demikian faktor usaha operator masuk dalam kategori “Average”. * Faktor Konsistensi * Faktor Kondisi Faktor kondisi masuk kategori “Good”.

Faktor penyesuaian diperoleh sebagai berikut : - Ketrampilan : Poor (F1) = - 0,16 - Usaha : average (0) = 0,00 - konsistensi : Fair (E) = - 0,20 - Kondisi : Good (C2) = + 0,02

jumlah = - 0,16

e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 7

Page 8: Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time …library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-abikusno.pdf · pengertian biasa. 2. Tingkat kesulitan pekerjaan d) Cara Bedeaux; ...

jadi faktor penyesuaian (p) = 1- 0,16 = 0,84

d. Waktu Normal Waktu Normal = Wn = Ws . p

= 21,32 x 0,84 = 17,91 detik e. Faktor Kelonggaran

Faktor Kelonggaran disini meliputi : - Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi - Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique - Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tak terhindarkan

- Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique

- Tenaga yang dikeluarkan ……………………………………………..2 % - Sikap kerja …………………………………………………………………….1 % - Gerakan kerja ………………………………………………………………..0 % - Kelelahan mata ……………………………………………………………..2 % - Keadaan temperatur tempat kerja ……………………………….2 % - Keadaan atmosfir ………………………………………………………….3 % - Keadaan lingkungan ……………………………………………………..0 % Jumlah …………………………………………………….10 %

- Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi = 3 % - Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tak terhindarkan, seperti:

- Menerima dan meminta petunjuk assisten - Memperbaiki sekrup yang tidak sesuai dengan stecker

Besar kelonggarannya adalah = 3 % Jadi faktor kelonggaran total = 10 % + 3 % + 3 % = 16 % f. Waktu Baku Waktu Baku dihitung dengan rumus:

Wb = Wn + a. Wn , dimana a adalah faktor kelonggaran total. Wb = 17,91 x (0,16)( 17,91) = 20,78 detik

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pengukuran dan analisa Sistem Kerja yang telah dilakukan dan berdasarkan analisa data, maka dapat disimpulkan: 1. Dari analisa pengukuran waktu diperoleh:

Waktu siklus rata-rata (WS) = 21,23 detik Waktu normal (Wn) = 17,91 detik

faktor penyesuaian (p) = 0,84 Waktu baku (Wb) = 20,78 detik

faktor kelonggaran (a) = 16 % 2. Dengan diketahui waktu baku dalam suatu kegiatan kerja akan memberikan

manfaat: a. Menentukan jumlah pekerja dan mesin yang digunakan untuk

memproduksi sejumlah produk. b. Dapat diketahui waktu menganggur operator (pekerja) dan mesin. c. Memberikan informasi bagi pimpinan untuk melaksanakan latihan

kerja/training para pekerjanya. d. Pekerja dapat mengetahui waktu yang dihabiskan untuk menghasilkan

satu produk. e. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan untuk menentukan bear

gaji pekerja. f. Memberikan informasi dalam pengembangan perusahaan baik dari segi

mutu, maupun jumlah produk.

e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 8