PERHITUNGAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI KARTIKA JAYA ...
Transcript of PERHITUNGAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI KARTIKA JAYA ...
i
PERHITUNGAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI KARTIKA JAYA
BERDASARKAN PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN
KEMENTRIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 06/Per/Dep.6/IV/2016
TUGAS AKHIR
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK
MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PADA JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
OLEH :
HAMDI A03150015
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN DIKTI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN AKUNTANSI
2018
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Hamdi
NIM : A03150015
Tempat dan Tanggal Lahir : Catur, 6 Januari 1997
Agama : Islam
Alamat : Pasar Catur, RT.005 Kel.Warna Sari, Kec.Tamban
Catur.
Nama Orang Tua (Ayah) : Asdi
Nama Orang Tua (Ibu) : Alusyiah
Riwayat Pendidikan : 1. SDN 3 Tamban Luar, Tamban Catur (2009)
2. Mts Darussalam, Tamban Catur (2012)
3. SMAN 1 Kapuas Timur, Kapuas Timur (2015)
v
HALAMAN MOTTO
Yang seharusnya paling kita takutkan bukanlah kegagalan, tapi
sikap hati yang tidak lagi berani untuk mengambil resiko dan
menerima tantangan. Jangan takut gagal, saat kita gagal itu
waktu yang tepat buat belajar dan memperbaiki kesalahan.
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa Tugas Akhir/Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang telah saya
lakukan. Segala kutipan dan bantuan dari sumber telah diungkapkan sebagaimana
mestinya. Tugas Akhir/Skripsi ini belum pernah dipublikasikan untuk keperluan
laik oleh siapapun juga.
Apabila dikemudian hari pernyataan saya ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi hukum dari ketidakbenaran pernyataan tersebut. saya
memberikan hak sepenuhnya bagi politeknik jurusan akuntansi untuk minimal
membatalkan Tugas Akhir/Skripsi saya.
Banjarmasin, Juli 2018
Yang membuat pernyataan,
matrai
Hamdi
A03150015
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Perhitungan Tingkat Kesehatan
Koperasi Kartika Jaya Berdasarkan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan
Kementrian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia
Nomor: 06/Per/Dep.6/Iv/2016” untuk melengkapi syarat dalam menyelesaikan
program pendidikan Diploma III pada jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Banjarmasin.
Dalam proses penyusunan tugas akhir ini, penulis dihadapkan dengan
berbagai macam kendala yang lebih memberikan makna dalam penyusunan tugas
akhir ini. Dipenyelesaian tugas akhir ini penulis banyak mendapat bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dengan kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak H. Edi Yohanes, ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri
Banjarmasin.
2. Ibu Andriani, SE, MM, M.Sc selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik.
3. Ibu Hj.Nurul Mukhlisah, SE, MM selaku Ketua Prodi Akutansi.
4. Ibu Hj.Nurul Qolbiah, SE, Ak selaku Pembimbing I tugas akhir. yang telah
banyak memberikan arahan.
5. Ibu Nailiya Nikmah S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah membimbing
dalam hal penulisan.
6. Ibu Hikmawati, SE yang telah banyak membantu dan memberiakan masukan
dalam pengerjaan tugas akhir.
viii
7. Seluruh dosen, teknisi dan staff Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Banjarmasin yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan, bantuan dan
dukungan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
ini.
8. Bapak Rahmad Apriadi selaku Pimpinan Koperasi Kartika Jaya yang sudah
memberikan izin penelitian.
9. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan moril,
material, dan spiritual kepada penulis
10.Teman-teman kelas A Akuntansi terutama Fikrian nor rizky yang banyak
membantu selama kuliah dan Hairatu rahnisa dan teman-teman lainya yang
selalu memberikan doa dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini, masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
Akhir kata penulis hanya mengharapkan semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua, Aamiin…..
Banjarmasin, Juli 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................... Error! Bookmark not defined.i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
HALAMAN SURAT PERNYATAA...................................................................vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
ABSTRAK..........................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Permasalahan.........................................................................................3
C. Batasan Masalah....................................................................................3
D. Tujuan Penelitian...................................................................................3
E. Kegunaan Penelitian...............................................................................3
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5
A. Landasan Teori.................................................................................5
B. Hasil Penelitian Terdahulu.............................................................26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 31
A. Identitas dan Pemberian Definisi Operasional Variabel................31
B. Jenis Penelitian...............................................................................31
C. Jenis dan Sumber Data...................................................................31
D. Teknik Pengumpulan Data..............................................................32
E. Teknik Analisi Data.........................................................................33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................35
A. Hasil Penelitian................................................................................35
B. Pembahasan Hasil Penelitian...........................................................37
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................70
A. Simpulan..........................................................................................70
B. Saran................................................................................................71
DAFTAR PUTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Standar Penilaian terhadap Aaspek dan Komponen Penilaian .............6
Tabel 2 Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset ...........14
Tabel 3 Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman yang
Berisiko .................................................................................................15
Tabel 4 Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri .........................16
Tabel 5 Standar Perhitungan Skor Volume Pinjaman pada Anggota
terhadap Total Pinjaman Diberikan ......................................................16
Tabel 6 Standar Perhitungan RPM ...............................17
Tabel 7 Standar Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko
Pinjaman Bermasalah............................................................................18
Tabel 8 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Berisiko .....................................18
Tabel 9 Standar Perhitungan Manajemen Umum ..............................................19
Tabel 10 Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan ..................................19
Tabel 11 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan .....................................20
Tabel 12 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva .............................................20
Tabel 13 Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas ........................................21
Tabel 14 Standar Perhitungan Rasio Beban OperasiAnggota terhadap
Partisipasi Bruto ....................................................................................21
Tabel 15 Standar Perhitungan Rasio Beban Usaha pada SHU Kotor .................22
Tabel 16 Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan...................................22
Tabel 17 Standar Perhitungan Rasio Kas Terhadap Kewajiban Lancar .............23
Tabel 18 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap
Dana yang Diterima ..............................................................................23
Tabel 19 Standar Perhitungan Rasio Rentabilitas Aset.......................................24
xii
Tabel 20 Standar Perhitungan Rasio Rentabilitas Modal Sendiri .......................24
Tabel 21 Standar Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional .........................25
Tabel 22 Standar Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto .......................................26
Tabel 23 Standar Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota ......................26
Tabel 24 Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................................27
Tabel 25 Perhitungan Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset Pada
Koperasi Kartika Jaya ...........................................................................39
Tabel 26 Hasil Skor Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset .........................39
Tabel 27 Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Berisiko
pada Koperasi Kartika Jaya ..................................................................40
Tabel 28 Hasil Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Berisiko
pada Koperasi Kartika Jaya ..................................................................41
Tabel 29 Perhitungan Modal Tertimbang Koperasi Kartika Jaya .......................42
Tabel 30 Perhitungan ATMR Koperasi Kartika Jaya .........................................43
Tabel 31 Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Koperasi Kartika Jaya .............44
Tabel 32 Hasil Skor Rasio Kecukupan Modal Sendiri .......................................45
Tabel 33 Perhitungan Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap
Volume Pinjaman Koperasi Kartika Jaya .............................................46
Tabel 34 Hasil Skor Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap
Volume Pinjaman yang Diberikan ........................................................46
Tabel 35 Perhitungan Rasio Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman
yang Diberikan Koperasi Kartika Jaya .................................................47
Tabel 36 Hasil Skor Rasio Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman
Diberikan...............................................................................................48
Tabel 37 Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman
Bermaslah Koperasi Kartika Jaya .........................................................48
Tabel 38 Hasil Skor Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman
Bermasalah ............................................................................................49
xiii
Tabel 39 Perhitungan Rasio Pinjaman Berisiko Terhadap Pinjaman yang
Diberikan Koperasi Kartika Jaya ..........................................................50
Tabel 40 Hasil Skor Rasio Pinjman Berisiko terhadap Pinjaman ynag
diberikan ...............................................................................................50
Tabel 41 Perhitungan Aspek Manajemen Koperasi Kartika Jaya .......................51
Tabel 42 Standar Perhitungan Aspek Manajemen ..............................................52
Tabel 43 Hasil Skor Penilaian Aspek Manajemen ..............................................53
Tabel 44 Perhitungan Rasio Beban Operasional Pelayanan terhadap
Partisipasi Bruto Koperasi Kartika Jaya ...............................................54
Tabel 45 Hasil Skor Beban Operasional Pelayanan terhadap Partisipasi
Bruto .....................................................................................................55
Tabel 46 Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Koperasi Kartika Jaya ........56
Tabel 47 Hasil Skor rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Koperasi ............56
Tabel 48 Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan Ko[erasi Kartika Jaya ............57
Tabel 49 Hasil Skor Rasio Efisiensi Pelayanan ..................................................57
Tabel 50 Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar Koperasi
Kartika Jaya ..........................................................................................58
Tabel 51 Hasil Skor Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar ..............59
Tabel 52 Perhitungan Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana
yang Diterima Koperasi Kartika Jaya ...................................................59
Tabel 53 Hasil Skor Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang
Diterima ................................................................................................60
Tabel 54 Perhitungan Rasio Rentabilitas Aset Koperasi Kartika Jaya ...............61
Tabel 55 Hasil Skor Rasio Rentabilitas Aset ......................................................61
Tabel 56 Perhitunga Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Koperasi Kartika
Jaya .......................................................................................................62
Tabel 57 Hasil Skor Rasio Rentabilitas Modal Sendiri ......................................63
xiv
Tabel 58 Perhitungan Rasio Kemandirian dan Pelayanan Koperasi
Kartika Jaya ..........................................................................................63
Tabel 59 Hasil Skor Rasio Kemandirian dan Pelayanan ....................................64
Tabel 60 Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto Koperasi Kartika Jaya ................64
Tabel 61 Hasil Skor Rasio Partisipasi Bruto .......................................................65
Tabel 62 Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota Koperasi Kartika
Jaya .......................................................................................................66
Tabel 63 Hasil Skor Rasio Promosi Ekonomi Anggota ......................................66
Tabel 64 Rekapitulasi Skor dari 7 Aspek Penilaian dan Predikat Tingkat
Kesehatan Koperasi Kartika Jaya .........................................................67
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Struktur Organisasi Koperasi Kartika Jaya..............................................36
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Ijin Penelitian Dari Koperasi Kartika Jaya
2. SIUP
3. Tanda Daftar Perusahaan
4. Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing 1)
5. Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing 2)
6. Lembar Saran Penguji 1 Profosal Tugas Akhir
7. Lembar Saran Penguji 2 Profosal Tugas Akhir
8. Danah/Peta Koperasi Kartika Jaya
9. Photo Objek penelitian (Koperasi Kartika Jaya)
10. Laporan Keuangan Koperasi Kartika Jaya dari tahun 2013 s.d 2017
11. Kuisioner Aspek Manajemen
12. Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan Usaha
kecil Menengah Republik Indonesia Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016.
xvii
ABSTRAK
Hamdi / A03150015 / 2018 / PERHITUNGAN TINGKAT KESEHATAN
KOPERASI KARTIKA JAYA BERDASARKAN PERATURAN DEPUTI
BIDANG PENGAWASAN KEMENTRIAN KOPERASI DAN USAHA
KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR:
06/Per/Dep.6/IV/2016 / Analisis Laporan Keuangan / Perhitungan Tingkat
Kesehatan / Ko[erasi Kartika Jaya
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kesehatan Koperasi
Kartika Jaya berdasarkan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian
Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
06/Per/Dep.6/IV/2016.
Kerangka pemikiran penelitian ini adalah tingkat kesehatan KSP atau
USP, Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi Dan Usaha
Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016 dengan
menilai beberapa aspek yaitu aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif,
aspek manajemen, aspek efisiensi, aspek likuiditas, aspek kemandirian dan
pertumbuhan, aspek jati diri koperasi.
Hasil penelitian menunjukan selama tahun 2013 sampai dengan 2017
setelah dilakukan perhitungan tingkat kesehatan pada Koperasi Kartika Jaya
diperoleh predikat “Sehat” dengan nilai rata-rata 88,89. Selama tahun 2013 dan
2014 dengan jumlah skor 87,65 , mengalami kenaikan 90,5 pada tahun 2015 dan
skor kembali turun menjadi 87,65 pada tahun 2016 dan kembali naik 2017 dengan
nilai 91.
Kata Kunci: Perhitungan Tingkat Kesehatan, Aspek Permodalan, Aspek Kualitas
Aktiva Produktif, Aspek Manajemen, Aspek Efisiensi, Aspek
Likuiditas, Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan. dan Aspek Jati
Diri Koperasi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong yang didorong oleh
keinginan memberi jasa kepada kawan dalam semangat seseorang buat semua
dan semua buat seorang. (Bernhard, 2012:65)
Koperasi yang mempunyai kemampuan finansial, kemampuan
manajemen dan kemampuan memberikan peningkatan konsumsi para
anggotanya serta mampu memberikan fasilitas permodalan adalah koperasi
dalam status sehat. Oleh karena itu untuk mengetahui apakah koperasi
mengalami peningkatan atau penurunan kinerja diperlukan penilaian
kesehatan.
Pemerintah Indonesia dalam hal pengukuran tingkat kesehatan
koperasi telah mengeluarkan sebuah pedoman yang tertuang dalam Peraturan
Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Republik Indonesian Nomer : 06/Per/Dep.6/IV/2016(selanjutnya disingkat
Perdep/06/2016) tentang pedoman penilaian kesehatan pada koperasi
menyatakan bahwa penilaian pada kesehatan koperasi minimal dilakukan
satu kali dalam setahun setelah pelaksanaan RAT. Pengukuran tingkat
kesehatan koperasi menurut Perdep/06/2016 dapat dilakukan terhadap 7
aspek, diantaranya; aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek
2
manajemen, aspek efisiensi, aspek kemandirian dan pertumbuhan, aspek
likuiditas dan aspek jatidiri koperasi. Penilaian kesehatan koperasi ini
memiliki tujuan agar koperasi dapat dikelola secara profesional sesuai
peraturan kementrian sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada para anggota dan
masyarakat disekitarnya.
Salah satu dasar untuk pengukuran tingkat kesehatan koperasi dilihat
dari aspek laporan, keuangan laporan keuangan merupakan alat yang sangat
penting untuk memperoleh informasi tentang gambaran hasil usaha maupun
posisi finansial dari koperasi tersebut oleh karena itu laporan keuangan
menjadi instrumen yang tepat untuk dipelajari untuk menilai dan
mengevaluasi kesehatan koperasi.
Koperasi Kartika Jaya yang berada di Jalan Sultan Adam, Surgi Mufti,
Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, merupakan
koperasi yang bergerak dalam usaha simpan pinjam untuk pegawai negeri.
Agar dapat diketahui seberapa sehatnya koperasi Kartika Jaya dalam
melaksanakan usahanya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan serta dapat
bermanfaat bagi pengambil keputusan untuk bisa melanjutkan usahnya agar
lebih maju dan berkembang serta tujuan dari koperasi tersebut bisa tercapai
dengan baik, dan berdasarkan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah maka harus dilakukan
perhitungan tingkat kesehatan pada koperasi Kartika Jaya dan selama ini
3
Koperasi Kartika Jaya belum melakukan perhitungan tingkat kesehatan pada
koperasi.
Berdasarkan uraian diatas adalah alasan mendasar koperasi Kartika
Jaya menjadi objek penelitian ini dan penulis tertarik mengangkat judul “
Perhitungan Tingkat Kesehatan Koperasi Kartika Jaya Berdasarkan Peraturan
Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomer : 06/Per/Dep.6/IV/2016”.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka
permasalahan yang diteliti adalah bagaimana perhitungan tingkat kesehatan
koperasi Kartika Jaya berdasarkan Perdep/06/2016.?
C. Batasan Masalah
Agar lebih terarah dan tidak menyimpang, penulis membatasi masalah
hanya pada perhitungan tingkat kesehatan koperasi Kartika Jaya dengan
menggunakan laporan keuangan tahun 2013 s.d 2017 berdasarkan
Perdep/06/2016.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
kesehatan koperasi Kartika Jaya dari tahun 2013 s.d 2017 berdasarkan
Perdep/06/2016.
E. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Penulis
4
Penelitian ini akan menambah pengetahuan, pengalaman dan
penerapan teori yang diperoleh penulis selama kuliah.
2. Bagi Koperasi Kartika Jaya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan bagi koperasi Kartika Jaya dalam mengambil keputusan
yang lebih baik guna perkembangan koperasi di masa yang akan datang.
3. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan dibidang akuntansi khususnya mengenai
perhitungan tingkat kesehatan terhadap koperasi dalam menunjang topik
yang sama dimasa yang akan datang. Selain itu dapat dijadikan tambahan
informasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut
mengenai perhitungan tingkat kesehatan pada koperasi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Koperasi
a. Pengertian Koperasi
Dalam Undang-undang Nomer 25 Tahun 1992 di jelaskan
bahwa Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang
atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Menurut Undang-undang No.17 Tahun 2012, Koperasi adalah
badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan
hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai
modal untuk menjalankan usahanya, yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai
dengan nilai dan prinsip koperasi.
Dalam UU No.17 Tahun 2012 ,Koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satuya
usaha. Simpanan adalah uang yang disimpan oleh anggota kepada
Koperasi simpan pinjam, dengan memperoleh jasa dari Koperasi
simpan pinjam sesuai perjanjian. Pinjaman adalah penyediaan uang
oleh Koperasi simpan pinjam kepada anggota sebagai pinjaman
6
berdasarkan perjanjian, yang mewajibkan untuk melunasi dalam jangka
waktu tertentu dan membayar jasa.
b. Tujuan Koperasi
Dalam UU No. 25 Tahun 1992, Koperasi bertujuan
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berlandaskan Pancasila dan UUD 45.
c. Fungsi dan Peran Koperasi
Dalam UU No.25 Tahun 1992 dijelaskan fungsi dan peran
koperasi sebagai berikut:
1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
2) Berperan serta secara aktiv dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat.
3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
sokogurunya,
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
d. Prinsip Koperasi
7
Dalam UU No.25 Tahun 1992 dijelaskan prinsip dari koperasi
sebagai berikut:
1) Keanggotaan bersifat sukareladan terbuka.
2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5) Kemandirian.
2. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
“Dalam pengertian sederhana, laporan keuangan adalah laporan
yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatu periode tertentu”. Kasmir (2008:7)
Maksud laporan keuangan yang menunjukan kondisi
perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi
perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu (untuk Neraca) dan periode tertentu (untuk
Laporan Laba Rugi). Biasanya laporan keuangan di buat per
periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk
kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan
lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Di samping itu, dengan
adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi keuangan
perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan
tersebut. Kasmir(2008:7)
Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan
perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca
menunjukan atau menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan
ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan
perhitungan laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah
dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama
periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukan
sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan
perubahan ekuitas perusahaan. Munawir (2010:5)
8
b. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3)
c. Komponen Laporan Keuangan Koperasi
Berdasarkan Peraturan Mentri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomer : 12/Per/M.KUKM/IX/2015,
koperasi harus menyajikan laporan pertanggung jawaban keuangan
koperasi dalam bentuk laporan keuangan yang sekurang-kurangnya
diterbitkan sebanyak satu bulan sebelum kegiatan RAT
diselenggarakan, berupa :
1) Neraca
2) Perhitungan Hasil Usaha
3) Laporan Perubahan Ekuitas
4) Laporan Arus Kas
5) Catatan Atas Laporan Keuangan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan laporan keuangan, berupa :
1) Neraca, dalam neraca disajikan informasi mengenai aktivitas,
kewajiban dan modal koperasi pada periode tertuentu.
2) Perthitungan Laba-Rugi, didalamnya disajikan jumlah laba rugi yang
diperoleh dari total seluruh pendapatan dikurangi biaya atas
pendapatan.
9
3) Perhitungan Hasil Usaha, perhitungan hasil usaha memuat
perhitungan jumlah SHU dan rencana pembagian SHU.
3. Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi.
Penilaian tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam dapat dinilai
berdasarkan beberapa aspek di dalam Peraturan Deputi Bidang
Pengawasan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomor : 06/Per/Dep.6/IV/2016
Menjelaskan tentang pedoman peilaian kesehatan koperasi simpan
pinjam dan unit simpan pinjam koperasi.
a. Ruang Lingkup Penilaian Kesehatan
Ruang lingkup penilaian kesehatan KSP dan USP koperasi
meliputi penilaian terhadap beberapa aspek yaitu :
1) Permodalan
2) Kualitas aktiva produktif
3) Manajemen
4) Efisiensi
5) Likuiditas
6) Kemandirian dan pertumbuhan
7) Jatidiri koperasi
b. Penetapan Kesehatan Koperasi
Hasil penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi
diklasifikasikan dalam 4(empat) katagori, yaitu :
1) Sehat, jika
10
2) hasil penilaian diperoleh total skor 80,00 < x < 100
3) Cukup Sehat, jika hasil penilaian diperoleh total skor 66,00 < x <
80,00
4) Dalam Pengawasan, jika hasil penilaian diperoleh total skor 51,00 <
x < 66,00
5) Dalam Pengawasan Khusus, Jika hasil penilaian kesehatan diperoleh
total skor 0 < x < 51,00
c. Bobot Penilaian Terhadap Aspek dan Komponen Kesehatan
Dalam melakuakn penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi,
maka terhadap aspek yang dinilaidiberikan bobot penilaian sesuai
dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan koperasi tersebut.
Penilian aspek dilakukan dengan menggunakan nilai yang dinyatakan
dalam angka 0 sampai dengan 100.
Bobot penilaian terhadap aspek dan komponen tersebut
ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 1
Bobot Penilaian Terhadap Aspek dan Komponen Kesehatan
No
Aspek
yang
Dinilai
Komponen Bobot
Penilaian
1 Permodalan 15
a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
6
11
b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan yang
berisiko
c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri
6
3
2 Kualitas Aktiva Produktif 25
a. Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap volume
pinjaman diberikan
b. Rasio Risiko Pinjaman bermasalah terhadap pijaman yang
diberikan
c. Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman bermasalah
Catatan: Cadanag Risiko adalah cadangan tujuan risiko +
Penyisihan penghapusan pinjaman.
d. Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap pinjaman yang
diberikan
10
5
5
5
3 Manajemen 15
Lanjutan. . .
12
a. Manajemen Umum
b. Kelembagaan
c. Manajemen Permodalan
d. Manajemen Aktiva
e. Manajemen Likuiditas
3
3
3
3
3
4 Efisiensi 10
a. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi Bruto
Catatan : beban operasi anggota adalah Beban pokok ditambah
dengan beban usaha bagi anggota + Beban perkoperasian
b. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor
c. Rasio Efesiensi Pelayanan
4
4
2
5 Likuiditas 15
a. Rasio Kas
b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
Catatan : Dana diterima adalah total Pasiva selain hutang
biaya dan SHU belum dibagi
10
5
6 Kemandirian dan Pertumbuhan 10
Lanjutan. . .
13
a. Rentabilitas Aset
b. Rentabilitas Modal Sendiri
c. Kemandirian Operasional Pelayanan
Catatan : Beban Usaha adalah beban usaha bagi anggota
3
3
4
7 Jati Diri Koperasi 10
a. Rasio Partisipasi Bruto
b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)
PEA = MEPP + SHU Bagian Anggota
7
3
Jumlah 100
Sumber : (Perdep/06/2016)
d. Cara Penilaian untuk Memperoleh Angka Skor
Cara penilaian untuk memperoleh angka skor untuk menetapkan
predikat tingkat kesehatan KSP/USP Koperasi terdiri dari :
1) Permodalan
Penilaian dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) rasio
permodalan, yaitu:
a) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset
Lanjutan. . .
14
Rasio modal sendiri terhadap total asset dimaksudkan
untuk mengukur kemampuan KSP atau USP Koperasi dalam
menghimpun modal sendiri dibandingkan dengan asset yang
dimiliki. Modal sendiri adalah jumlah dari simpanan pokok,
simpanan wajib, dan simpanan lain yang memiliki karakteristik
sama dengan simpanan wajib, hibah, cadangan yang disisihkan
dari Sisa Hasil Usaha (SHU) dan dalam kaitanya dengan
penilaian kesehatan dapat ditambah dengan maksimal 50% modal
penyertaan.
Tabel 2
Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
Rasio Modal (%) Nilai Bobot(%) Skor
0 < x < 20 25 6 1,50
20 < x < 40 50 6 3,00
40 < x < 60 100 6 6,00
60 < x < 80 50 6 3,00
80 < x < 100 25 6 1,50
Sumber : (Perdep/06/2016 : 4)
b) Rasio Pinjaman Sendiri Terhadap Pinjaman Diberikan yang
Berisiko.
Pinjaman diberikan yang berisiko adalah dana yang
dipinjamkan oleh KSP atau USP Koperasi kepada peminjam yang
tidak mempunyai anggunan yang memadai dan atau jaminan yang
dapat diandalkan atas pinjaman yang diberikan tersebut.
15
Tabel 3
Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman ynag Berisiko
Rasio Modal
(dinilai dalam %) Nilai Bobot (%) Skor
0 < x < 10 0 6 0
10 < x < 20 10 6 0,6
20 < x < 30 20 6 1,2
30 < x < 40 30 6 1,8
40 < x < 50 40 6 2,4
50 < x < 60 50 6 3,0
60 < x < 70 60 6 3,6
70 < x < 80 70 6 4,2
80 < x < 90 80 6 4,8
90 < x < 100 90 6 5,4
>100 100 6 6,0
Sumber : (Perdep/06/2016: 5)
c) Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Rasio kecukupan modal sendiri yaitu perbandingan antara
modal tertimbang dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
(ATMR) di kaliakan dengan 100%. Modal tertimbang adalah
jumlah dari hasil kali setiap komponen modal KSP dan USP
Koperasi yang terdapat pada Neraca dengan bobot pengakuan
risiko. ATMR adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen
16
aktiva KSP dan USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan
bobot pengakuan risiko.
Tabel 4
Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Rasio Modal (%) Nilai Bobot (%) Skor
≤ 4 0 3 0,00
4 < x < 6 50 3 1,50
6 ≤ x ≤ 8 75 3 2,25
> 8 100 3 3,00
Sumber: (Perdep/06/2016:5)
2) Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva Produktif adalah kekayaan koperasi yang
mendatangkan penghasilan bagi koperasi yang bersangkutan.
Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada
4(empat) rasio, yaitu :
a) Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman
diberikan
Pinjaman yang diberikan adalah dana yang dipinjamkan
dan dana tersebut masih ada ditangan atau sisa dari pinjaman
pokok tersebut yang masih belum dikembalikan oleh peminjam.
Tabel 5
Standar Perhitungan Skor Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total
Pinjaman Diberikan
Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
< 25 0 10 0,00
25 – 50 50 10 5,00
50 – 75 75 10 7,50
> 75 100 10 10,00
Sumber: (Perdep/06/2016 : 7)
17
b) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman Diberikan
Untuk Memperoleh rasio antara risiko pinjaman
bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan, ditetapkan sebagai
berikut:
(1) Menghitung perkiraan besarnya risiko pinjaman bermaslah
(RPM) sebagai berikut:
(a) 50% dari Pinjaman diberikan yang kurang lancar(PKL)
(b) 75% dari pinjaman diberikan yang diragukan (PDR)
(c) 100% dari pinjaman diberikan yang macet (Pm)
(2) Hasil penjumlahantersebut dibagi dengan pinjaman yang
disalurkkan
. (18)
Tabel 6
Standar Perhitungan RPM
Rasio (%) Nilai Bobot(%) Skor
> 45 0 5 0,00
40 < x < 45 10 5 0,5
30 < x < 40 20 5 1,0
20 < x < 30 40 5 2,0
10 < x < 20 60 5 3,0
0 < x < 10 80 5 4,0
= 0 100 5 5,0
Sumber: (Perdep/06/2016:8)
c) Rasio cadangan risiko terhadap risiko pinjaman bermasalah
Rasio cadangan risiko terhadap risiko pinjaman
bermasalah diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
18
Tabel 7
Standar Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko Pinjaman
Bermasalah
Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
0 0 5 0,00
0-10 10 5 0,5
10-20 20 5 1,0
20-30 30 5 1,5
30-40 40 5 2,0
40-50 50 5 2,5
50-60 60 5 3,0
60-70 70 5 3,5
70-80 80 5 4,0
80-90 90 5 4,5
90-100 100 5 5,0
Sumber: (Perdep/06/2016 :9)
d) Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan
Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang
diberikan di atur dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 8
Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Berisiko
Rasio (%) Nilai Bobot(%) Skor
> 30 25 5 1,25
26 – 30 50 5 2,50
21 – 26 75 5 3,75
< 21 100 5 5,00
Sumber: (Perdep/06/2016 : 9)
3) Manajemen
Penilaian aspek manajemen KSP atau USP Koperasi meiputi
5 (lima) komponen sebagai berikut:
a) Manajemen Umum
Skor jawaban Ya dari aspek manajemen umum ditetapkan
sebagai berikut :
19
Tabel 9
Standar Perhitungan Manajemen Umum
Jumlah Jawaban Ya Skor
1 0,25
2 0,50
3 0,75
4 1,00
5 1,25
6 1,50
7 1,75
8 2,00
9 2,25
10 2,50
11 2,75
12 3,00
Sumber: (Perdep/06/2016:10)
b) Manajemen Kelembagaan
Skor jawaban Ya dari aspek manajemen kelembagaan
ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 10
Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan
Jumlah Jawaban Ya Skor
1 0,50
2 1,00
3 1,20
4 2,00
5 2,50
6 3,00
Sumber: (Perdep/06/2016:10)
c) Manajemen Permodalan
Skor jawaban Ya aspek manajemen permodalan
ditetapkan seperti tabel berikut:
20
Tabel 11
Standar Perhitungan Manajemen Permodalan
Jumlah Jawaban Ya Skor
1 0,60
2 1,20
3 1,80
4 2,40
5 3,00
Sumber: (Perdep/06/2016: 11)
d) Manajemen Aktiva
Skor jawaban Ya aspek manajemen aktiva ditetapkan
sebagai berikut:
Tabel 12
Standar Perhitungan Manajemen Aktiva
Jumlah Jawaban Ya Skor
1 0,30
2 0,60
3 0,90
4 1,20
5 1,50
6 1,80
7 2,10
8 2,40
9 2,70
10 3,00
Sumber: (Perdep/06/2016:11)
e) Manajemen Likuiditas
Skor jawaban Ya aspek manajemen likuiditas ditetapkan
sebagai berikut:
21
Tabel 13
Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas
Jumlah Jawaban Ya Skor
1 0,60
2 1,20
3 1,80
4 2,40
5 3,00
Sumber : (Perdep/06/2016:11)
4) Efisiensi
Penilaian efisiensi KSP ayau USP Koperasi didasarkan pada
3 (tiga) rasio yaitu :
a) Rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto
Biaya operasional adalah biaya yang timbul atas aktivitas
koperasi. Partisipasi bruto adalah pendapatan koperasi yang
timbul dari transaksi dengan anggotanya. Adapun skor rasio yang
di tetapkan adalah sebagai berikut:
Tabel 14
Standar Perhitungan Rasio beban operasi Anggota terhadap partisipasi Bruto
Rasio beban operasi anggota
terhadap partisipasi bruto
Nilai Bobot (%) Skor
> 100 0 4 1
95 < x < 100 50 4 2
90 < x < 95 75 4 3
< 90 100 4 4
Sumber: (Perdep/06/2016 : 12)
22
b) Rasio Beban Usaha Pada SHU Kotor
Beban usaha adalah biaya-biaya yang dikeluarkanoleh
koperasi. SHU kotor adalah selisih dari pendapatan dengan biaya
operasional. Adapun skor rasio ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 15
Standar Perhitungan Rasio Beban Usaha pada SHU Kotor
Rasio Beban
Usaha pada SHU
Kotor(%)
Nilai
Bobot(%)
Skor
> 80 25 4 1
60 < x< 80 50 4 2
40 < x < 60 75 4 3
0 < x < 40 100 4 4
Sumber : (Perdep/06/2016 : 12)
c) Rasio Efisiensi Pelayanan
Rasio ini menggambarkan seberapa besar KSP atau USP
Koperasi mampu memberikan Pelayanan yang efisien kepada
anggotanya dari penggunaan aset yang dimilikinya.
Adapun skor rasio efesiensi pelayanan yang ditetapkan
sebagai berikut:
Tabel 16
Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan
Rasio Efesiensi
Staff (%)
Nilai Bobot(%) Skor
< 5 100 2 2,0
5 < x < 10 75 2 1,5
10 < x < 15 50 2 1,0
> 15 0 2 0,0
Sumber: (Perdep/06/2016:13)
23
5) Likuiditas
a) Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban lancar
Skor Rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancar
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 17
Standar Perhitungan Rasio Kas Terhadap Kewajiban Lancar
Rasio Kas (%) Nilai Bobot(%) Skor
< 10 25 10 2,5
10 < x < 15 100 10 10
15 < x < 20 50 10 5
> 20 25 10 2,5
Sumber: (Perdep/06/2016:13)
b) Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
Adapun Skor rasio pinjaman diberikan terhadap dana yang
diterima di sajikan pada tabel berikut :
Tabel 18
Standar Perhitungan Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
Rasio Pinjman (%) Nilai Bobot(%) Skor
< 60 25 5 1,25
60 < x < 70 50 5 2,50
70 < x < 80 75 5 3,75
80 < x < 90 100 5 5
Sumber: (Perdep/06/2016:14)
6) Kemandirian dan Pertumbuhan
a) Rentabilitas Aset
Skor rasio rentabilitas aset disajikan dalam tabel berikut :
24
Tabel 19
Standar Perhitungan Rasio Rentabilitas Aset
Rasio Rentabilitas
Aset (%)
Nilai Bobot(%) Skor
< 5 25 3 0,75
5 < x < 7,5 50 3 1,50
7,5 < x < 10 75 3 2,25
> 10 100 3 3,00
Sumber: (Perdep/06/2016:15)
b) Rentabilitas Modal Sendiri
Skor rasio rentabilitas modal sendiri disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 20
Standar Perhitungan Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Rasio Rentabilitas
Modal Sendiri(%)
Nilai Bobot(%) Skor
< 5 25 3 0,75
5 < x < 7,5 50 3 1,50
7,5 < x < 10 75 3 2,25
> 10 100 3 3,00
Sumber: (Perdep/06/2016:15)
c) Rasio Kemandirian Operasional
Rasio Kemandirian Operasional yaitu Partisipasinetto
dibagikan beban usaha ditambah beban perkoperasian, skor
ditetapkan pada tabel berikut :
25
Tabel 21
Standar Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional
Rasio
Kemandirian
Operasional (%)
Nilai
Bobot(%)
Skor
< 100 0 4 0
> 100 100 4 4
Sumber: (Perdep/06/2016:16)
7) Jati Diri Koperasi
Penilaian aspek jati diri koperasi dimaksudkan untuk
mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu
mempromosikan ekonomi anggota. Aspekpenilaian jati diri
menggunakan 2 (dua) rasio yaitu :
a) Rasio Partisipasi Bruto
Rasio Partisipasi Bruto adalah tingkat kemempuan
koperasi dalam melayani anggota, semakin tinggi persentasenya
semakin baik. Partisipasi bruto adalah konstribusi anggota kepada
koperasi sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota yang
mencakup beban pokok dan partisipasi netto. Pengukuran rasio
partisipasi bruto dihitung dengan membandingkan partisipasi
bruto terhadap partisipasi bruto ditambah pendapatan, yang
ditetapkan pada tabel sebagai berikut :
26
Tabel 22
Standar Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto
Rasio Partisipasi
Bruto (%)
Nilai Bobot(%) Skor
< 25 25 7 1,75
25 < x < 50 50 7 3,50
50 < x < 75 75 7 5,25
> 75 100 7 7
Sumber: (Perdep/06/2016:16)
b) Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)
Pengukuran PEA dihitung dengan membandingkan
Promosi ekonomi anggota terhadap simpanan pokok ditambah
simpanan wajib, yang ditetapkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 23
Standar Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Rasio Rentabilitas
Aset (%)
Nilai Bobot(%) Skor
< 5 25 3 0,00
5 < x < 7,5 50 3 1,50
7,5 < x < 10 75 3 2,25
> 10 100 3 3,00
Sumber: (Perdep/06/2016:17)
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut :
27
Tabel 24
Hasil Penelitian Terdahulu
Identitas
Penelitian
Aspek
Rina Safitri
A03130008
Politeknik Negri
Banjarmasin
Heldi Noprian
A03110023
Politeknik Negri
Banjarmasin
Hamdi
A03150015
Politeknik Negri
Banjarmasin
1. Judul Analisis Rasio
KeuanaganTerha
dap Laporan
Keuanagn
Koperasi
Karyawan
SMKN 5
Banjarmasin
Analisa Penilaian
Kesehatan Keuangan
Koperasi Jasa
Keuangan Syariah
Ukhuwah Banjarmasin
berdasarkan SK Mentri
No :
14/Per/M.KUKM/XII/2
009
Perhitungan
Tingkat Kesehatan
Koperasi Kartika
Jaya Berdasarkan
Peraturan Deputi
Bidang Pengawasan
Mentri Koperasi
dan Usaha Kecil
dan Menengah
Nomer:
06/Per/Dep.6/IV/20
16
2.
Perusahaan
yang diteliti
Kopersi
Karyawan
SMKN 5
Banjarmasin
Koperasi Jasa
Keuangan Syariah
Ukhuwah Banjarmasin
Koperasi Kartika
Jaya Jl.Sultan
Adam, Surgi Mufti,
Banjarmasin Utara,
Kota Banjarmasin,
Kalimantan Selatan
3.Permasalah
an
Bagaimana
tingakat
Likuiditas,
Solvabilitas,
Aktivitas, dan
Rentabilitas
terhadap Laporan
Keuangan
Koperasi
Karyawan
SMKN 5
Banjarmasin
periode 2013 s.d
2015?
Bagaimana kesehatan
keuangan koperasi jasa
keuangan syariah
Ukhuwah
Banjarmasin.?
Bagaimana Tingkat
kesehatan Koperasi
Kartika Jaya
berdasarkan
Peraturan Deputi
Bidang Pengawasan
Mentri Koperasi
dan Usaha Kecil
dan Menengah
Nomer:
06/Per/Dep.6/IV/20
16?
4.Tujuan
Penelitian
Untuk
Mengetahui
bagaimana
Untuk mengetahui
kesehatan keuangan
koperasi jasa keuangan
Untuk mengetahui
tingkat kesehatan
Koperasi Kartika
28
tingkat
Likuiditas,
Solvabilitas,
Aktivitas, dan
Rentabilitas
terhadap laporan
keuangan
Koperasi
Karyawan
SMKN 5
Banjarmasin
Periode 2013 s.d
2015
syariah Ukhuwah
Banjarmasin selama
periode 2011-2013
Jaya Berdasarkan
Peraturan Deputi
Bidang Pengawasan
Mentri Koperasi
dan Usaha Kecil
dan Menengah
Nomer:
06/Per/Dep.6/IV/20
16 selama periode
2013 s.d 2017
5. Metode
Penelitian
Wawancara dan
Dokumentasi
Kuisioner, Wawancara
dan Dokumentasi
Kuisioner,
Wawancara dan
Dokumentasi
6. Hasil
Penelitian
Dari hasil
penelitian rasio
likuiditas
menunjukan
bahwa koperasi
mampu
memenuhi
kewajiban jangka
pendeknya yang
segera jatuh
tempo rasio
solvabilitas
menunjukan
koperasi di biayai
hampir
separuhnya
dengan hutang,
rasio aktivitas
perputaran
piutang rendah,
perputaran modal
kerja mengalami
kelebihan modal
kerja, fixed assets
sudah mampu
memaksimalkan
aktiva tetap.
Rasio rentabilitas
menggambarkan
bahwa koperasi
Dari hasil analisa
penilaian kesehatan
koperasi berdasarkan
SK Mentri nomer :
14/Per/M.KUKM/XII/2
009 koperasi masih
berada pada kreteria
kurang sehat selama
periode 2011 sampai
dengan 2013
Dari hasil
perhitungan tingkat
kesehatan Koperasi
Kartika Jaya
berdasarkan
Perdep/06/2016
dari tahun 2013
sampai dengan
2017 koperasi
mendapatkan
predikar “Sehat”
dengan nilai rata-
rata 88,98.
Lanjutan. .
.
Lanjutan. . .
29
dapat
memperoleh
keuntungan
setiap tahunya
meskipun dengan
nilai rasio yang
cukup rendah
terutama dari
nilai rasio return
on total assets
dan basic earning
power.
Lanjutan. . .
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah Perhitungan tingkat kesehatan
koperasi Kartika Jaya. Perhitungan tingkat kesehatan adalah pengukuran yang
dilakukan untuk mengetahui suatu gambaran, keadaan atau kondisi.
Perhitungan tingkat kesehatan adalah pengukuran yang dilakukan
untuk mengetahui gambaran mengenai kondisi koperasi Kartika Jaya sejauh
mana kinerja dan kelayakan usaha pada periode tertentu. Pengukuran tingkat
kesehatan Koperasi diukur berdasarkan beberapa aspek atau komponen pada
Perdep06/2016.
B. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus, studi kasus
adalah adalah metode yang bertujuan untuk mempelajari dan menyelidiki
suatu kejadian atau fenomena mengenai individu (Bimo Walgito:2010),
penulis lebih menekankan terhadap tingkat kesehatan koperasi dengan
beberapa aspek atau komponen pada Perdep/06/2016 berdasarkan laporan
keuangan periode 2013 s.d 2017 pada koperasi Kartika Jaya.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Data Kualitatif
31
Data Kualitatif adalah data penelitian yang bersifat deskriptif
seperti uraian kebijakan, struktur organisasi, dan lain sebagainya.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka perhitungan
dalam bentuk angka, misalnya neraca dan laporan laba-rugi.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data yang didapat langsung dari hasil wawancara dengan pihak
manajemen koperasi, yang terdiri dari:
a. Sejarah singkat koperasi
b. Struktur organisasi
c. Bidang usaha/operasional koperasi
d. Tujuan utama koperasi
e. Aspek Manajemen
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh peneliti tidak langsung,
dengan cara dicatat berupa bukti, catatan atau laporan yang telah tersusun
dalam arsip atau data dokumen seperti neraca dan laporan laba rugi
Koperasi Kartika Jaya periode 2013 s.d 2017.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data ini dipergunakan cara riset lapangan
yaitu dengan menumpulkan data datang langsung ke tempat atau objek
penelitian. Data-data tersebut diperoleh dengan cara :
32
1. Wawancara, kepada pengurus dan manajer serta beberapa karyawan
koperasi, misalnya dalam pengumpulan data sejarah singkat koperasi,
tugas dan tanggung jawab dan struktur organisasi koperasi serta tentang
kondisi keuangan koperasi selama tahun pengamatan yang dilihat dari
kepemilikan utang, modal dan aktiva koperasi tersebut.
2. Dokumentasi, berupa dokumen atau laporan keuangan koperasi seperti
neraca dan laporan laba rugi.
3. Kuisioner atau Angket, untuk memperoleh data tentang aspek manajemen
pada koperasi Kartika Jaya.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam peneltian ini
adalah mengunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan
langkah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan Koperasi Kartika Jaya
seperti sejarah koperasi, bidang usaha, struktur organisasi, jawaban
kuisioner tentang aspek manajemen dan laporan keuangan periode 2013
s.d 2017
2. Mempelajari laporan keuangan Koperasi Kartika Jaya.
3. Menghitung tingkat kesehatan koperasi Kartika Jaya dengan menggunakan
7 (tujuh) aspek berdasarkan Perdep/06/2016 yaitu : permodalan, kualitas
aktiva produktif, manajemen, efisiensi, kemandirian dan pertumbuhan,
likuiditas dan jati diri koperasi. Penilaian terhadap aspek-aspek tersebut
diberikan bobot penilaian berdasarkan Tabel 1 pada bab II.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Perusahaan
Koperasi Kartika Jaya berdiri pertama kali tahun 2010 di Gunung
Sari dibawah pimpinan Heri Murjiono. Berawal dari sekelompok orang
yang berjumlah 15 orang merundingkan dan sepakat untuk mendirikan
koperasi yang di beri nama “Koperasi Kartika Jaya”. Setelah mendapat
surat izin dari dinas koperasi pada tanggal 4 april 2011, setelah itu
koperasi Kartika Jaya bisa beroperasi. Koperasi Kartika Jaya yang
bergerak dibidang simpan Pinjam untuk Pegawai Negri ini sampai
sekarang masih aktiv beroperasi di Jalan Sultan Adam, Surgi Mufti,
Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara
tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan
dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
Berikut adalah struktur organisasi dari Koperasi Kartika Jaya:
35
Bagan 1
Struktur Organisasi Koperasi Kartika Jaya
Sumber : Wawancara Koperasi Kartika Jaya
b. Deskripsi Jabatan
1) Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi dalam koperasi, sehingga seluruh anggota memiliki hak
yang sama untuk meminta keterangan dan pertanggungjawaban dari
BADAN PENGAWAS
PIMPINAN
SEKERTARIS BENDAHARA
PENGURUS
PETUGAS
LAPANGAN
PELAYANAN KASIR SURVEI DEBT
COLLECTOR
ANGGOTA
RAT
36
Badan Pengawas, Pimpinan dan Pengurus mengenai pengelolaan
koperasi.
2) Badan Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan Koperasi selama satu bulan
dua kali.
3) Pimpinan juga mengawasi pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
setiap hari kerja.
4) Sekertaris melaksanakan tugas-tugas administrasi atau tugas peribadi
dari atasan.
5) Bendahara bertugas untuk membuat pembukuan dan mengatur
keuangan dalam koperasi.
6) Pengurus, beberapa tugas pengurus adalah memimpin, membina dan
membimbing anggota, memelihara kekayaan koperasi,
menyelenggarakan RAT.
7) Pelayanan, di koperasi kartika jaya pelayanan di bagi dua, pertama
adalah basian Pinjaman tempan mengajukan pinjaman dan Kasik
tempat pencairan dana.
8) Petugas Lapangan, juga terbagi menjadi dua, yang pertama adalah
Bagian Survei lapangan dan Debt Collector.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Tingkat kesehatan koperasi merupakan suatu kondisi yang
memperlihatkan suatu gambaran kinerja dan kualitas koperasi, yang
37
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas koperasi serta
pencapaian target-target koperasi.
Dalam Perdep/06/2016 penilaian tingkat kesehatan koperasi wajib
dilakukan minimal satu tahun sekali, karna penilaian atau perhitungan tingkat
kesehatan koperasi sangat bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai
keadaan atau perkembangan finansial yang selama ini telah dicapai dan
kelemahan-kelemahan yang ada pada koperasi.
Perdep/06/2016 menetapkan ada aspek yang digunakan dalam
perhitungan tingkat kesehatan Koperasi Kartika Jaya antara lain aspek
permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek
efisiensi, aspek likuiditas, aspek kemandirian dan pertumbuhan, aspek jatidiri
koperasi.
1. Perhitungan Aspek-Aspek Untuk Menentukan Tingkat Kesehatan
Koperasi Kartika Jaya.
a. Aspek Permodalan
1) Rasio modal sendiri terhadap total aset
a) Perhitungan modal sendiri terhadap total aset
Rasio modal sendiri terhadap total aset untuk mengukur
kemampuan koperasi kartika jaya dalam menghimpun modal
sendiri dibandingkan dengan aset yang dimiliki. Untuk
menghitung rasio modal sendiri terhadap total aset digunakan
rumus sebagai berikut:
38
Adapun perhitungan rasio modal sendiri terhadap total
aset pada Koperasi Kartika Jaya pada tabel 25 sebagai berikut:
Tabel 25
Perhitungan Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset pada Koperasi Kartika
Jaya
Tahun Modal Sendiri Total Aset Rasio(%)
2013 Rp. 62.305.165 Rp. 187.550.235 33,22
2014 Rp. 72.512.932 Rp. 204.082.350 35,53
2015 Rp. 62.140.301 Rp. 189.563.300 32,78
2016 Rp. 79.889.847 Rp. 211.740.300 37,73
2017 Rp. 89.587.847 Rp. 218.348.300 41,03
Sumber: Dibuat oleh penulis
b) Hasil skor rasio modal sendiri terhadap total aset pada Koperasi
Kartika Jaya
Berdasarkan data di tabel 25 diatas, maka dapat diketahui
hasil skor rasio modal sendiri terhadap total aset dari tahun 2013
sampai dengan 2017 seperti pada tabel sebagai berikut:
Tabel 26
Hasil Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset pada Koperasi Kartika Jaya
Tahun
Rasio Modal
Sendiri terhadap
Total Aset
Nilai Bobot
Skor(%) Skor
2013 33,22 50 6 3
2014 35,53 50 6 3
2015 32,78 50 6 3
2016 37,73 50 6 3
2017 41,03 100 6 6
Sumber: Dibuat oleh penulis
2) Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang beresiko
a) Perhitungan rasio modal sendiri terhadap pinjaman yang bersiko
Untuk menghitung rasio modal sendiri terhadap pinjaman
yang diberikan beresiko digunakan rumus sebagai berikut:
39
Pada Koperasi Kartika Jaya tidak mempunyai pinjaman
yang diberikan beresiko karena para anggota untuk melunasi
pinjaman tersebut mempunyai jaminan yang membuat para
anggota harus melunasi pinjamannya.
Adapun perhitungan rasio modal sendiri terhadap
pinjaman yang beresiko dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 27
Perhitungan Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman yang Beresiko Pada
Koperasi Kartika Jaya
Tahun Modal Sendiri Pinjaman yang
Beresiko
Rasio(%)
2013 Rp. 62.305.165 Rp. - 100
2014 Rp. 72.512.932 Rp. - 100
2015 Rp. 62.140.301 Rp. - 100
2016 Rp. 79.889.847 Rp. - 100
2017 Rp. 89.587.847 Rp. - 100
Sumber: Dibuat oleh Penulis
Rasio modal sendiri terhadap pinjaman yang beresiko
semakin tinggi rsaionya maka semakin baik untuk penetapan
predikat tingkat kesehatan koperasi. berdasarkan laporan keunagn
Koperasi Kartika Jaya dari tahun 2013 sampai dengan 2017 tidak
memiliki pinjaman yang beresiko sehingga resionya di tetapkan
nilai maksimalnya yaitu 100%.
b) Hasil skor rasio modal sendiri terhadap pinjaman yang beresiko
Berdasarkan tabel 27 di atas dapat diketahui skor rasio pada
taber sebagai berikut:
40
Tabel 28
Hasil Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman yang Berresiko pada Koperasi
Kartika Jaya
Tahun
Rasio Modal
Sendiri terhadap
Pinjaman
Beresiko
Nilai Bobot
Skor(%) Skor
2013 100 100 6 6
2014 100 100 6 6
2015 100 100 6 6
2016 100 100 6 6
2017 100 100 6 6
Sumber: Dibuat oleh penulis
3) Rasio Kecukupan Modal Sendiri
a) Perhitungan rasio kecukupan modal sendiri
Untuk menghitung rasio kecukupan modal sendiri dapat
di hitung dengan rumus:
Rasio kecukupan modal sendiri adalah perbandingan Modal
Sendiri Tertimbang dengan Aktiva Tertimbang Menurut
Resiko(ATMR) dikalikan dengan 100%. Modal tertimbang adalah
jumlah dari hasil kali setiap komponen modal KSP/USP Koperasi
yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan resiko. ATMR
adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aktiva KSP/USP
Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan
rasiko. Adapun untuk penempatan bobot pengakuan untuk
perhitungan modal tertimbang dan ATMR berdasarkan pada
Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Mengah
Republik Indonesia No: 20/Per/M.KUKM/XI/2008. Berdasarkan
41
data yang diperoleh maka dapat dihitung modal tertimbang dan
ATMR yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 29
Perhitungan Modal Tertimbang Koperasi Kartika Jaya
KOMPONEN
MODAL
NILAI
BOBOT
PENGAKU
AN
MODAL
TERTIMBANG
Tahun 2013
Modal Sendiri
1.Modal Anggota
a.Simpanan Poko Rp. 8.000.000 100% Rp. 8.000.000
b.Simpanan Wajib Rp. 28.800.000 100% Rp. 28.800.000
2.Dana Cadangan Rp. 4.647.500 100% Rp. 4.647.500
3.Dana Kasad Rp. 278.850 100% Rp. 278.850
4.SHU Belum Dibagi Rp. 20.578.818 50% Rp. 10.289.409
Kewajiban
5.Simpanan Anggota Rp. 120.943.523 50% Rp. 60.471.761
6.Dana Yang diterima Rp. 4.301.554 50% Rp. 2.150.777
Jumalah Modal
Tertimbang
Rp.187.550.235 Rp. 114.638.297
Tahun 2014
Modal Sendiri
1.Modal Anggota
a.Simpanan Poko Rp. 9.950.000 100% Rp. 9.950.000
b.Simpanan Wajib Rp. 30.550.000 100% Rp. 30.550.000
2.Dana Cadangan Rp. 1.009.500 100% Rp. 1.009.500
3.Dana Kasad Rp. 587.532 100% Rp. 587.532
4.SHU Belum Dibagi Rp. 30.415.900 50% Rp. 15.207.950
Kewajiban
5.Simpanan Anggota Rp. 130.230.669 50% Rp. 65.115.334
6.Dana Yang diterima Rp. 1.338.749 50% Rp. 669.374
Jumalah Modal
Tertimbang
Rp. 204.082.350 Rp. 123.089.690
Tahun 2015
Modal Sendiri
1.Modal Anggota
a.Simpanan Poko Rp. 9.500.000 100% Rp. 9.500.000
b.Simpanan Wajib Rp. 29.600.000 100% Rp. 29.600.000
2.Dana Cadangan Rp. 2.732.200 100% Rp. 2.732.200
3.Dana Kasad Rp. - 100% Rp. -
4.SHU Belum Dibagi Rp. 20.308.101 50% Rp. 10.157.050
Kewajiban
42
5.Simpanan Anggota Rp. 126.530.600 50% Rp. 63.265.300
6.Dana Yang diterima Rp. 892.399 50% Rp. 446.199
Jumalah Modal
Tertimbang
Rp. 189.563.300 Rp. 115.700.749
Tahun 2016
Modal Sendiri
1.Modal Anggota
a.Simpanan Poko Rp. 10.500.000 100% Rp. 10.500.000
b.Simpanan Wajib Rp. 35.800.000 100% Rp. 35.800.000
2.Dana Cadangan Rp. 4.000.300 100% Rp. 4.000.300
3.Dana Kasad Rp. 104.500 100% Rp. 104.500
4.SHU Belum Dibagi Rp. 29.485.105 50% Rp. 14.742.552
Kewajiban
5.Simpanan Anggota Rp. 130.145.395 50% Rp. 65.072.697
6.Dana Yang diterima Rp. 1.605.000 50% Rp. 802.500
Jumalah Modal
Tertimbang
Rp. 211.740.300 Rp. 134.022.549
Tahun 2017
Modal Sendiri
1.Modal Anggota
a.Simpanan Poko Rp. 12.500.000 100% Rp. 12.500.000
b.Simpanan Wajib Rp. 42.500.000 100% Rp. 42.500.000
2.Dana Cadangan Rp. 1.015.000 100% Rp. 1.015.000
3.Dana Kasad Rp. 206.897 100% Rp. 206.897
4.SHU Belum Dibagi Rp. 33.365.950 50% Rp. 16.682.975
Kewajiban
5.Simpanan Anggota Rp. 127.550.453 50% Rp. 63.775.226
6.Dana Yang diterima Rp. 1.200.000 50% Rp. 600.000
Jumalah Modal
Tertimbang
Rp. 218.348.300 Rp. 137.280.098
Sumber: Data dari Koperasi Kartika Jaya – Dibuat Oleh Penulis
Tabel 30
Perhitungan ATMR Koperasi Kartika Jaya
KOMPONEN NILAI BOBOT
RESIKO
AKTIVA
TERTIMBANG
Tahun 2013
Kas Rp. 10.363.235 0% Rp.-
Bank Rp. 15.155.000 0% Rp.-
Pinjaman Yang Diberikan Rp. 160.895.000 100% Rp. 160.895.000
Aset Tetap Rp. 1.137.000 70% Rp. 795.900
ATMR Rp. 187.550.235 Rp. 161.690.900
Tahun 2014
Kas Rp. 12.475.350 0% Rp.-
Lanjutan. . .
43
Bank Rp. 15.530.000 0% Rp.-
Pinjaman Yang Diberikan Rp. 174.940.000 100% Rp. 174.940.000
Aset Tetap Rp. 1.137.000 70% Rp. 795.900
ATMR Rp. 204.082.350 Rp. 175.735.900
Tahun 2015
Kas Rp. 9.590.000 0% Rp.-
Bank Rp. 13.500.000 0% Rp.-
Pinjaman Yang Diberikan Rp. 165.450.000 100% Rp. 165.450.000
Aset Tetap Rp. 1.023.300 70% Rp. 715.310
ATMR Rp.189.563.300 Rp. 166.175.310
Tahun 2016
Kas Rp. 12.667.000 0% Rp.-
Bank Rp. 18.500.000 0% Rp.-
Pinjaman Yang Diberikan Rp. 179.550.000 100% Rp. 179.550.000
Aset Tetap Rp. 1.023.300 70% Rp. 715.310
ATMR Rp. 211.740.300 Rp. 180.265.310
Tahun 2017
Kas Rp. 11.525.000 0% Rp.-
Bank Rp. 22.500.000 0% Rp.-
Pinjaman Yang Diberikan Rp. 179.440.000 100% Rp.179.440.000
Aset Tetap Rp. 4.883.300 70% Rp. 3.418.310
ATMR Rp. 218.348.300 Rp. 182.858.310
Sumber : Data dari Koperasi Kartika Jaya – Dibuat oleh Penulis
Berdasarkan perhitungan pada tabel 29 dan 30 diatas, dapat
dilakukan perhitungan rasio kecukupan modal sendiri koperasi
kartika jaya dari tahun 2013 sampai dengan 2017 disajikan pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 31
Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Koperasi Kartika Jaya
Tahun Modal Tertimbang ATMR Rasio(%)
2013 Rp. 114.638.297 Rp. 161.690.900 70,90
2014 Rp. 123.089.690 Rp. 175.735.900 70,04
2015 Rp. 115.700.749 Rp. 166.175.310 69,62
2016 Rp. 134.022.549 Rp. 180.265.310 74,34
2017 Rp. 137.280.098 Rp. 182.858.310 75,07
Sumber: Dibuat oleh penulis
Lanjutan. . .
44
b) Hasil skor rasio kecukupan modal sendiri
Berdasarkan tabel 31 di atas dapat diketahui hasil skor
rasio kecukupan modal sendiri dari tahun 2013 sampai dengan
2017 yang disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 32
Hasil Skor Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Tahun Rasio Kecukupan
Modal Sendiri(%) Nilai
Bobot
Skor(%) Skor
2013 70,90 100 3 3
2014 70,04 100 3 3
2015 69,62 100 3 3
2016 74,34 100 3 3
2017 75,07 100 3 3
Sumber: Dibuat oleh penulis
b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif
1) Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman
diberikan.
a) Perhitungan rasio volume pinjaman pada anggota terhadap
volume pinjaman diberikan.
Untuk menghitung rasio volume pinjaman pada anggota
terhadap pinjaman yang diberikan dapat digunakan rumus sebagai
berikut:
Berdasarkan Neraca yang ada pada Koperasi Kartika Jaya
volume pinjaman anggota di peroleh dari pinjaman yang
diberikan. Adapun perhitungan rasio volume pinjaman pada
anggota terhadap volume pinjaman Koperasi Kartika Jaya dari
45
tahun 2013 sampai dengan 2017 seperti terlihat pada tabel
berikut:
Tabel 33
Perhitungan Rasio Volume Pinjman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman
Koperasi Kartika Jaya
Tahun Volume Pinjaman
pada Anggota
Volume Pinjaman Rasio(%)
2013 Rp. 160.895.000 Rp. 160.895.000 100
2014 Rp. 174.940.000 Rp. 174.940.000 100
2015 Rp. 165.450.000 Rp. 165.450.000 100
2016 Rp. 179.550.000 Rp. 179.550.000 100
2017 Rp. 179.440.000 Rp. 179.440.000 100
Sumber: Dibuat oleh penulis
b) Hasil skor rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume
pinjaman yang diberikan
Berdasarkan data yang ada di tabel 33 diatas, maka dapat
diketahui hasil skor rasio volume pinjaman pada anggota terhadap
volume pinjaman diberikan pada Koperasi Kartika Jaya dari tahun
2013 sampai dengan 2015 yang disajikan dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 34
Hasil Skor Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman
yang Diberikan
Tahun
Rasio Volume Pinjaman
pada Anggota terhadap
Volume Pinjaman yang
Diberikan (%)
Nilai Bobot
Skor(%) Skor
2013 100 10 10 10
2014 100 10 10 10
2015 100 10 10 10
2016 100 10 10 10
2017 100 10 10 10
Sumber: Dibuat oleh penulis
46
2) Rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan
a) Perhitungan rasio pinjamn bermasalah terhadap pinjaman yang
diberikan
Untuk menghitung rasio risiko pinjaman bermasalah
terhadap pinjaman yang diberikan dapat digunakan rumus berikut
berikut:
Adapun perhitungan rasio risiko pinjaman bermasalah
terhadap pinjaman yang diberikan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 35
Perhitungan Rasio Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjman yang Diberikan
Koperasi Kartika Jaya
Tahun Pinjaman
Bermasalah
Pinjaman Yang
Diberikan
Rasio(%)
2013 Rp. - Rp. 160.895.000 0
2014 Rp. - Rp. 174.940.000 0
2015 Rp. - Rp. 165.450.000 0
2016 Rp. - Rp. 179.550.000 0
2017 Rp. - Rp. 179.440.000 0
Sumber: Dibuat oleh penulis
b) Hasil skor rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman
yang diberikan
Berdasarkan data di tabel 35 di atas dapat diketahui hasil
skor rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjman yang
diberikan disajikan pada tabel 36 berikut:
47
Tabel 36
Hasil Skor Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan
Tahun
Rasio Risiko Pinjaman
Bermasalah terhadap
Pinjaman yang Diberikan
(%)
Nilai Bobot
Skor(%) Skor
2013 0 100 5 5
2014 0 100 5 5
2015 0 100 5 5
2016 0 100 5 5
2017 0 100 5 5
3) Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah
a) Perhitungan rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah
Untuk menghitung rasio cadangan risiko terhadap pinjaman
bermasalah dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Adapun perhitungan rasio cadangan berisiko terhadap
pinjaman bermasalah disajikan pada tabel berikut:
Tabel 37
Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah Koperasi
Kartika Jaya
Tahun Cadangan Risiko Pinjaman
Bermasalah
Rasio(%)
2013 Rp. - Rp. - 100
2014 Rp. - Rp. - 100
2015 Rp. - Rp. - 100
2016 Rp. - Rp. - 100
2017 Rp. - Rp. - 100
Sumber: Dibuat oleh penulis
Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah
semakin tinggi rasio semakin baik pengaruhnya terhadap
48
penetapan predikat tingkat kesehatan. Berdasarkan laporan
keunagn Koperasi Kartika Jaya tidak memiliki cadangan risiko
dan pinjaman bermasalah, sehingga rasionya ditetapkan nilai
maksimumnya yaitu 100%.
b) Hasil skor rasio cadanagn risiko terhadap pinjaman bermasalah
Berdasarkan data pada tabel 37 diatas, maka dapat
diketahui hasil skor rasio cadangan risiko terhadap pinjaman
bermasalah pada tabel berikut:
Tabel 38
Hasil Skor Rasio Cadanagn Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah
Tahun
Rasio Cadanagn Risiko
terhadap Pinjaman
Bermasalah (%)
Nilai Bobot
Skor(%) Skor
2013 100 100 5 5
2014 100 100 5 5
2015 100 100 5 5
2016 100 100 5 5
2017 100 100 5 5
Sumber: Dibuat oleh penulis
4) Rasio pinjaman berisiko terhadap pinjaman yang diberikan
a) Perhitungan rasio pinjaman berisiko terhadap pinjaman yang
diberikan
Untuk menghitung rasio pinjaman berisiko terhadap
pinjaman yang diberikan digunakan rumus sebagai berikut:
Adapun perhitungan rasio pinjaman yang berisiko
terhadap pinjaman yang diberikan dapat dilihat pada tabel
berikut:
49
Tabel 39
Perhitungan Rasio Pinjaman Berisiko terhadap Pinjman yang Diberikan Koperasi
Kartika Jaya
Tahun Pinjaman Berisiko Pinjaman Yang
Diberikan
Rasio(%)
2013 Rp. - Rp. 160.895.000 0
2014 Rp. - Rp. 174.940.000 0
2015 Rp. - Rp. 165.450.000 0
2016 Rp. - Rp. 179.550.000 0
2017 Rp. - Rp. 179.440.000 0
Sumber: Dibuat oleh penulis
b) Hasil skor rasio pinjaman berisiko terhadap pinjaman yang
diberikan
Berdasarkan tabel 40 diatas, maka dapat diketahui hasil
skor rasio pinjaman berisiko terhadap pinjaman yang diberikan
pada tabel berikut:
Tabel 40
Hasil Skor Rasio Pinjaman Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan
Tahun
Rasio Pinjaman Berisiko
terhadap Pinjaman yang
Diberikan (%)
Nilai Bobot
Skor(%) Skor
2013 0 100 5 5
2014 0 100 5 5
2015 0 100 5 5
2016 0 100 5 5
2017 0 100 5 5
Sumber: Dibuat oleh penulis
50
c. Aspek Manajemen
1) Perhitungan aspek manajemen
Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari kuisioner
(Lampiran) yang diisi oleh pemimpin Koperasi Kartika Jaya atas
aspek manajemen yang meliputi lima komponen yaitu manajemen
umum, kelembagaan, manajemen permodalan, manajemen aktiva,
manajemen likuiditas yang dinilai dari dari tahun 2013 sampai
dengan 2017 tampak pada tabel sebagai berikut:
Tabel 41
Perhitungan Aspek Manajemen Koperasi Kartika Jaya
Aspek Jumlah Jawaban Ya
2013 2014 2015 2016 2017
Manajemen umum 9 9 9 9 9
Manajemen Kelembagaan 5 5 5 5 5
Manajemen permodalan 5 5 5 5 5
Manajemen aktiva 10 10 10 10 10
Manajemen likuiditas 4 4 4 4 4
Total 33 33 33 33 33
Sumber: Dibuat oleh penulis
2) Hasil skor aspek manajemen
Untuk menetapkan skor dari aspek manajemen dalam
Perdep/06/2016 sudah ditetapkan standar perhitungan untuk jawaban
“Ya” disetiap komponen, dan bobot skor untuk lima komponen
adalah 3. Standar perhitungan aspek manajemen dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
51
Tabel 42
Standar Perhitungan Aspek Manajemen
Aspek Jumlah Jawaban
Ya Skor
Aspek Manajemen Umum 1 0,25
2 0,50
3 0,75
4 1,00
5 1,25
6 1,50
7 1,75
8 2,00
9 2,25
10 2,50
11 2,75
12 3,00
Aspek Manajemen Kelembagaan 1 0,50
2 1,00
3 1,50
4 2,00
5 2,50
6 3,00
Aspek Manajemen Permodalan 1 0,60
2 1,20
3 1,80
4 2,40
5 3,00
Aspek Manajemen Aktiva 1 0,30
2 0,60
3 0,90
4 1,20
5 1,50
6 1,80
7 2,10
8 2,40
9 2,70
10 3,00
Aspek Manajemen Likuiditas 1 0,60
2 1,20
3 1,80
4 2,40
5 3,00
Sumber: Dibuat oleh penulis
52
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil skor penilaian
aspek manajemen dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 43
Hasil Skor Penilaian Aspek Manajemen
Tahun Aspek
Jumlah
Jawaban
YA
Bobot
Skor(%) Skor
2013 Manajemen Umum 9 3 2,25
Manajemen Kelembagaan 5 3 2,50
Manajemen Permodalan 5 3 3,00
Manajemen Aktiva 10 3 3,00
Manajemen Likuiditas 4 3 2,40
2014 Manajemen Umum 9 3 2,25
Manajemen Kelembagaan 5 3 2,50
Manajemen Permodalan 5 3 3,00
Manajemen Aktiva 10 3 3,00
Manajemen Likuiditas 4 3 2,40
2015 Manajemen Umum 9 3 2,25
Manajemen Kelembagaan 5 3 2,50
Manajemen Permodalan 5 3 3,00
Manajemen Aktiva 10 3 3,00
Manajemen Likuiditas 4 3 2,40
2016 Manajemen Umum 9 3 2,25
Manajemen Kelembagaan 5 3 2,50
Manajemen Permodalan 5 3 3,00
Manajemen Aktiva 10 3 3,00
Manajemen Likuiditas 4 3 2,40
2017 Manajemen Umum 9 3 2,25
Manajemen Kelembagaan 5 3 2,50
Manajemen Permodalan 5 3 3,00
Manajemen Aktiva 10 3 3,00
Manajemen Likuiditas 4 3 2,40
Sumber: Dibuat oleh penulis
d. Aspek Efisiensi
1) Rasio beban operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto
a) Perhitungan rasio beban operasional pelayanan terhadap
partisipasi bruto
53
Untuk menghitung rasio beban operasional pelayanan
terhadap pastisipasi bruto dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Beban operasi anggota adalah beban pokok ditambah
dengan beban usaha bagi anggota di tabah beban perkoperasian.
Berdasarkan laporan perhitungan hasil usaha atau laporan
rugi/laba Koperasi Kartika Jaya dari tahun 2013 sampai dengan
2017 yan termasuk dalam beban operasi anggota adalah jumlah
dari biaya operasional yang terdiri dari biaya RAT, biaya
umum/ATK dan biaya operasional lainnya. Sedangkan partisipasi
bruto adalah adalah konstribusi anggota kepada koperasi sebagai
imbalan atas penyerahan barang barang dan jasa kepada anggota,
dengan kata lain partisipasi bruto adalah nilai total penjualan
produk koperasi baik berupa barang atau jasa, kepada anggota
koperasi. Partisipasi bruto Koperasi Kartika Jaya diperoleh dari
pendapatan operasional utama yaitu jasa simpan pinjam.
Adapun perhitungan untuk rasio beban operasi pelayanan
terhadap partisipasi bruto Koperasi Kartika Jaya dari tahun 2013
sampai dengan 2017 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 44
Perhitungan Rasio Beban Operasional Pelayanan terhadap Partisipasi Bruto
Koperasi Kartika Jaya
Tahun Beban Operasional
Angota
Partisipasi Bruto Rasio(%)
2013 Rp. 2.085.400 Rp. 21.311.000 9,78
54
2014 Rp. 1.465.900 Rp. 28.459.000 5,15
2015 Rp. 2.763.400 Rp. 21.509.000 12,85
2016 Rp. 3.748.645 Rp. 29.917.500 12,52
2017 Rp. 5.062.600 Rp. 34.175.000 14,81
Sumber: Dibuat oleh penulis
b) Hasil skor rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi
bruto
Berdasarkan data pada tabel diatas, maka dapat diketahui
hasil skor rasio beban operasional pelayanan terhadap partisipasi
bruto pada tabel sebagai berikut:
Tabel 45
Hasil Skor Rasio Beban Operasional Pelayanan terhadap Partisipasi Bruto
Tahun
Rasio Beban Operasional
Pelayanan terhadap
Partisipasi Bruto (%)
Nilai Bobot
Skor(%) Skor
2013 9,78 100 4 4
2014 5,15 100 4 4
2015 12,85 100 4 4
2016 12,52 100 4 4
2017 14,81 100 4 4
Sumber: Dibuat oleh penulis
2) Rasio beban usaha terhadap SHU kotor
a) Perhitungan rasio beban usaha terhadap SHU kotor
Menghitung rasio beban usaha terhadap SHU kotor dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
Berdasarkan laporan perhitungan hasil usaha Koperasi
Kartika Jaya beban usaha terdiri dari biaya RAT, biaya
umum/ATK dan biaya operasional lainya. Adapun perhitungan
Lanjutan. . .
55
rasio beban usaha terhadap SHU kotor Koperasi Kartika Jaya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 46
Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Koperasi Kartika Jaya
Tahun Beban Usaha SHU Kotor Rasio(%)
2013 Rp. 2.085.400 Rp. 20.578.818 10,13
2014 Rp. 1.465.900 Rp. 30.415.900 4,82
2015 Rp. 2.763.400 Rp. 20.308.101 13,61
2016 Rp. 3.748.645 Rp. 29.485.105 10,68
2017 Rp. 5.062.600 Rp. 33.365.950 15,17
Sumber: Dibuat oleh penulis
b) Hasil skor rasio beban usaha terhadap SHU kotor
Berdasarkan data pada tabel 46 diatas maka dapat diketahui
hasil skor rasio beban usaha terhadap SHU kotor Koperasi
Kartika Jaya disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 47
Hasil Skor Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor
Tahun Rasio Beban Usaha
terhadap SHU Kotor (%) Nilai
Bobot
Skor(%) Skor
2013 10,13 100 4 4
2014 4,82 100 4 4
2015 13,61 100 4 4
2016 10,68 100 4 4
2017 15,17 100 4 4
Sumber : Dibuat oleh penulis
3) Rasio efisiensi pelayanan
a) Perhitungan rasio efisiensi pelayanan
Perhitungan rasio efesiensi pelayanan dihitung dengan
membandingkan biaya karyawan dengan volume pinjaman,
dengan rumus sebagai berikut:
56
Biaya karyawan adalah biaya yang dikeluarkan oleh
koperasi atas balas jasa karyawan atau untuk kesejahteraan
karyawan diluar dari gaji atau pembagian SHU untuk karyawan.
Perhitungan rasio efesiensi pelayanan Koperasi Kartika Jaya dari
tahun 2013 sampai dengan 2017 disajikan dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 48
Perhitungan Rasio Efesiensi Pelayanan Koperasi Kartika Jaya
Tahun Biaya Karyawan Volume Pinjaman Rasio(%)
2013 Rp. - Rp. 160.895.000 0
2014 Rp. - Rp. 174.940.000 0
2015 Rp. - Rp. 165.450.000 0
2016 Rp. - Rp. 179.550.000 0
2017 Rp. - Rp. 179.440.000 0
Sumber: Dibuat oleh penulis
b) Hasil skor rasio efesiensi pelayanan
Berdasarkan tabel 48 diatas, maka dapat diketahui hasil
skor rasio efesiensi pelayanan Koperasi Kartika Jaya pada tabel
berikut:
Tabel 49
Hasil Skor Rasio Efesiensi Pelayanan
Tahun Rasio Efesiensi Pelayanan
(%) Nilai
Bobot
Skor(%) Skor
2013 0 100 2 2
2014 0 100 2 2
2015 0 100 2 2
2016 0 100 2 2
2017 0 100 2 2
Sumber: Dibuat oleh penulis
57
e. Aspek Likuiditas
1) Rasio kas bank terhadap kewajiban lancar
a) Perhitungan rasio kas bank terhadap kewajiban lancar
Kas dan bank adalah alat yang siap atau bebas
dipergunakan untuk membiayai kegiatan koperasi, seperti uang
tunai dan uang yang disimpan. Untuk menghitung rasio kas dan
bank terhadap kewajiban lancar digunakan rumus sebagai berikut:
Adapun perhitungan rasio kas dan bank terhadap kewajiban
lancar pada Koperasi Kartika Jaya dari tahun 2013 sampai dengan
2017 pada tabel sebagai berikut:
Tabel 50
Perhitungan Rasio Kas Bank terhadap Kewajiban Lancar Koperasi Kartika Jaya
Tahun Kas + Bank Kewajiban Lancar Rasio(%)
2013 Rp. 25.518.235 Rp. 125.245.067 20,37
2014 Rp. 28.005.350 Rp. 131.569.418 21,28
2015 Rp. 23.090.000 Rp. 127.422.999 18,12
2016 Rp. 31.167.000 Rp. 131.850.395 23,64
2017 Rp. 34.025.000 Rp. 128.760.453 26,42
Sumber: Dibuat oleh penulis
b) Hasil rasio kas bank terhadap kewajiban lancar
Berdasarkan data pada tabel 50 diatas, maka dapat
diketahui hasil skor rasio kas bank terhadap kewajiban lancar
pada Koperasi Kartika Jaya yang disajikan pada tabel sebagai
berikut:
58
Tabel 51
Hasil Skor Rasio Kas Bank terhadap Kewajiban Lancar
Tahun Rasio Kas Bank terhadap
Kewajiban Lancar (%) Nilai
Bobot
Skor(%) Skor
2013 20,37 25 10 2,5
2014 21,28 25 10 2,5
2015 18,12 50 10 5
2016 23,64 25 10 2,5
2017 26,42 25 10 2,5
Sumber: Dibuat oleh penulis
2) Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
a) Perhitungan rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang
diterima
Untuk menghitung rasio pinjaman yang diberikan terhadap
dana yang diterima dapat dihitung menggunaka rumus berikut:
Dana yang diterima adalah sejumlah uang yang diterma
koperasi atas berjalannya kegiatan operasional maupun
nonoperasional koperasi. Dari laporan keuangan Koperasi Kartika
Jaya dana yang diterima didapat dari total dari kewajiban selain
hutang biaya di tambah total ekuitas selain SHU tahun berjalan.
Adapun perhitungan pinjaman yang diberikan terhadap dana
yang diterima dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 52
Perhitungan Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima
Koperasi Kartika Jaya
Tahun Pinjaman yang
Diberikan
Dana yang
Diterima
Rasio(%)
2013 Rp. 160.895.000 Rp. 166.971.417 96,36
2014 Rp. 174.940.000 Rp. 173.666.450 100,73
2015 Rp. 165.450.000 Rp. 169.255.199 97.75
59
2016 Rp. 179.550.000 Rp. 182.255.195 98.51
2017 Rp. 179.440.000 Rp. 184.982.350 97.01
Sumber: Dibuat oleh penulis
b) Hasil skor rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang
diterima
Berdasarkan data pada tabel 52 diatas, maka dapat
diketahui hasil skor rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana
yang diterima pada tabel berikut:
Tabel 53
Hasil Skor Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima
Tahun
Rasio Pinjaman yang
Diberikan terhadap Dana
yang Diterima (%)
Nilai Bobot
Skor(%) Skor
2013 96,36 100 5 5
2014 100,73 100 5 5
2015 97.75 100 5 5
2016 98.51 100 5 5
2017 97.01 100 5 5
Sumber: Dibuat oleh penulis
f. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan
1) Rasio rentabilitas aset
a) Perhitungan rasio rentabilitas aset
Rentabilitas aset bagi koperasi adalah kemampuan
menggunakan aktiva untuk menghasilkan keuntungan atau sisa
hasil usaha. Untuk menghitung rasio rentabilitas aset dapat
digunakan rumus sebagai berikut:
Lanjutan. . .
60
Adapun perhitungan rasio rentabilitas aset berdasarkan data
rencana pembagian SHU (Lampiran) dari Koperasi Kartika Jaya
disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 54
Perhitungan Rasio Rentabilitas Aset Koperasi Kartika Jaya
Tahun SHU Sebelum
Pajak
Total Aset Rasio(%)
2013 Rp. 20.270.136 Rp. 187.550.235 10,81
2014 Rp. 29.959.662 Rp. 204.082.350 14,68
2015 Rp. 20.003.480 Rp. 189.563.300 10,55
2016 Rp. 29.042.829 Rp. 211.740.300 13,71
2017 Rp. 32.865.461 Rp. 218.348.300 15,05
Sumber: Dibuat oleh penulis
b) Hasil skor rasio rentabilitas aset
Berdasarkan data pada tabel 54 diatas, maka dapat
diketahui hasil skor rasio rentabilitas Koperasi Kartika Jaya dari
tahunn 2013 sampai dengan 2017 disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 55
Hasil Skor Rasio Rentabilitas Aset
Tahun Rasio Rentabilitas aset(%)
Nilai Bobot
Skor(%) Skor
2013 10,81 100 3 3
2014 14,68 100 3 3
2015 10,55 100 3 3
2016 13,71 100 3 3
2017 15,05 100 3 3
Sumber: Dibuat oleh penulis
2) Rasio rentabilitas modal sendiri
a) Perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri Koperasi Kartika Jaya adalah
kemempuan modal sendiri koperasi dalam menghasilkan
61
keuntungan atau sisa hasil usaha. Pembagian SHU Koperasi
Kartika Jaya berdasarkan pada UU No.25 Tahun 1992, dan
disesuaikan dengan keperluan koperasi pada saat rapat anggota.
Untuk menghitung rasio rentabilitas modal sendiri digunakan
rumus sebagai berikut:
Berdasarkan data di rencana pembagian SHU Koperasi
Kartika Jaya untuk SHU bagian anggota diambil dari dana
kesejahteraan anggota yang terdiri dari jasa simpanan dan jasa
transaksi. Adapun perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri
Koperasi Kartika Jaya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 56
Perhitungan Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Koperasi Kartika Jaya
Tahun SHU Bagian
Anggota
Total Modal
Sendiri
Rasio(%)
2013 Rp. 8.108.054 Rp. 62.305.168 13,01
2014 Rp. 11.983.866 Rp. 72.512.932 16,52
2015 Rp. 8.001.392 Rp. 62.140.301 12,87
2016 Rp. 14.521.414 Rp. 79.889.905 18,17
2017 Rp. 16.432.730 Rp. 89.587.847 18,34
Sumber: Dibuat oleh penulis
b) Hasil skor rasio rentabilitas modal sendiri
Berdasarkan data pada tabel 56 diatas, maka dapat
diketahui hasil skor rasio rentabilitas modal sendiri pada tabel
berikut:
62
Tabel 57
Hasil Skor Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Tahun Rasio Rentabilitas Modal
Sendiri (%) Nilai
Bobot
Skor(%) Skor
2013 13,01 100 3 3
2014 16,52 100 3 3
2015 12,87 100 3 3
2016 18,17 100 3 3
2017 18,34 100 3 3
Sumber: Dibuat oleh penulis
3) Rasio Kemandirian operasional pelayanan
a) Perhitungan rasio kemandirian operasional pelayanan
Untuk menghitung rasio kemandirian operasional
pelayanan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Partisipasi Neto adalah konstribusi anggota terhadap hasil
usaha koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto
dengan beban pokok. Jadi, partisipasi neto adalah SHU yang
timbul akibat penjualan produk koperasi. Adapun perhitungan
rasio kemandirian dan pelayanan Koperasi Kartika Jaya dari
tahun 2013 sampai dengan 2017 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 58
Perhitungan Rasio Kemandirian dan Pelayanan Koperasi Kartika Jaya
Tahun Partisipasi Neto Beban
Usaha+Beban
Perkoperasian
Rasio(%)
2013 Rp. 20.270.136 Rp. 2.085.400 972,01
2014 Rp. 29.959.662 Rp. 1.465.900 2.043,77
2015 Rp. 20.003.480 Rp. 2.763.400 723,87
2016 Rp. 29.042.829 Rp. 3.748.645 774,75
2017 Rp. 32.865.461 Rp. 5.062.600 649,18
Sumber: Dibuat oleh penulis
63
b) Hasil skor rasio kemandirian dan pelayanan
Berdasarkan data pada tabel 58 diatas, maka dapat
diketahui hasil skor rasio kemandirian dan pelayanan seperti
tampak pada tabel sebagai berikut:
Tabel 59
Hasil Skor Rasio Kemandirian dan Pelayanan
Tahun Rasio Kemandirian dan
Pelayanan (%) Nilai
Bobot
Skor(%) Skor
2013 972,01 100 4 4
2014 2.043,77 100 4 4
2015 723,87 100 4 4
2016 774,75 100 4 4
2017 649,18 100 4 4
Sumber: Dibuat oleh penulis
g. Aspek Jati Diri Koperasi
1) Rasio partisipasi bruto
a) Perhitungan rasio partisipasi bruto
Untuk menghitung rasio partisipasi bruto digunakan rumus
sebagai berikut:
Adapun perhitungan rasio partisipasi bruto Koperasi
Kartika Jaya disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 60
Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto Koperasi Kartika Jaya
Tahun Partisipasi Bruto Parisipasi
Bruto+Pendapatan
Rasio(%)
2013 Rp. 21.311.000 Rp. 22.664.218 94,02
2014 Rp. 28.459.000 Rp. 31.881.800 89,26
2015 Rp. 21.509.000 Rp. 23.071.501 93,23
64
2016 Rp. 29.917.500 Rp. 33.233.750 90,02
2017 Rp. 34.175.000 Rp. 38.428.550 88,93
Sumber: Dibuat oleh penulis
b) Hasil skor rasio partisipasi bruto
Berdasarkan data yang ada pada tabel 60 diatas, maka dapat
diketahui hasil skor rasio partisipasi bruto Koperasi Kartika Jaya
tampak pada tabel berikut:
Tabel 61
Hasil Skor Rasio Partisipasi Bruto
Tahun Rasio Partisipasi Bruto (%)
Nilai Bobot
Skor(%) Skor
2013 94,02 100 7 7
2014 89,26 100 7 7
2015 93,23 100 7 7
2016 90,02 100 7 7
2017 88,93 100 7 7
Sumber: Dibuat oleh penulis
2) Rasio Promosi Ekonomi Anggota(PEA)
a) Perhitungan rasio promosi ekonomi anggota
Untuk menghitung rasio PEA menggunakan rumus berikut:
PEA = MEPPP+SHU Bagian Anggota
Manfaat Ekonomi Partisipasi Pemanfaatan Pelayanan
(MEPPP) adalah manfaat yang bersifat ekonomi yang diperoleh
anggota pada saat bertransaksi dengan koperasi. SHU bagian
anggota adalah dana kesejahteraan anggota yang terdiri dari jasa
simpanan dan jasa transaksi. Dengan kata lain PEA adalah
keuntungan yang didapatkan anggota dari kegiatan koperasi. Dari
Lanjutan. . .
65
laporan keuangan Koperasi Kartika Jaya keuntungan yang
didapatkan anggota hanya dari pembagian SHU. Adapun
perhitungan rasio partisipasi Koperasi Kartika Jaya yang disajikan
pada tabel berikut:
Tabel 62
Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota Koperasi Kartika Jaya
Tahun PEA Simpanan
Pokok+Simpanan
Wajib
Rasio(%)
2013 Rp. 8.108.054 Rp. 36.800.000 22,03
2014 Rp. 11.983.866 Rp. 40.500.000 29,59
2015 Rp. 8.001.392 Rp. 39.100.000 20,46
2016 Rp. 14.521.414 Rp. 46.300.000 31,36
2017 Rp. 16.432.730 Rp. 55.000.000 29,87
Sumber: Dibuat oleh penulis
b) Hasil skor rasio promosi ekonomi anggota
Berdasarkan data pada tabel 61 di atas, maka dapat
diketahui hasil skor rasio promosi ekonomi anggota yang
disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 63
Hasil Skor Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Tahun Rasio Promosi Ekonomi
Anggota (%) Nilai
Bobot
Skor(%) Skor
2013 22,03 100 3 3
2014 29,59 100 3 3
2015 20,46 100 3 3
2016 31,36 100 3 3
2017 29,87 100 3 3
Sumber: Dibuat oleh penulis
66
2. Penetapan Predikat Kesehatan Koperasi Kartika Jaya
Setelah dilakukan perhitungan 7 (tujuh) aspek diatas dan telah
diperoleh nilai skor masing-masing aspek, besarnya nilai skor tersebut
dijumlahkan sehingga diperoleh hasil penilaian tingkat kesehatan untuk
Koperasi Kartika Jaya. Berikut tabel skor untuk menentukan predikat
tingkat kesehatan Koperasi Kartika Jaya dari tahun 2013 sampai dengan
2017 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 64
Rekapitulasi Skor dari 7 Aspek Penilaian dan Predikat Tingkat Kesehatan
Koperasi Kartika Jaya
N
o.
Aspek yang
Dinilai
Kompo
nen
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
1 Permodalan a1 3 3 3 3 6
a2 6 6 6 6 6
a3 3 3 3 3 3
Jumlah skor 12 12 12 12 15
2 Kualitas
Aktiva
Produktiv
b1 10 10 10 10 10
b2 5 5 5 5 5
b3 5 5 5 5 5
b4 5 5 5 5 5
Jumlah skor 25 25 25 25 25
3 Manajemen c1 2,25 2,25 2,25 2,25 2,25
c2 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50
c3 3 3 3 3 3
c4 3 3 3 3 3
c5 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40
Jumlah skor 13,15 13,15 13,15 13,15 13,15
4 Efisiensi d1 4 4 4 4 4
d2 4 4 4 4 4
d3 2 2 2 2 2
Jumlah skor 10 10 10 10 10
5 Likuiditas e1 2,5 2,5 5 2,5 2,5
e2 5 5 5 5 5
Jumlah skor 7,5 7,5 10 7,5 7,5
6 Kemandirian
dan
Pertumbuhan
f1 3 3 3 3 3
f2 3 3 3 3 3
f3 4 4 4 4 4
Jumlah skor 10 10 10 10 10
67
7 Jatidiri
Koperasi g1 7 7 7 7 7
g2 3 3 3 3 3
Jumlah skor 10 10 10 10 10
JUMLAH 87,65 87,65 90,5 87,65 91
Predikat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat
Rata-rata 88,89
Predikat Sehat
Sumber: Dibuat oleh penulis
Keterangan:
a1 : Rasio modal sendiri terhadap total aset
a2 : Rasio modal sendiri terhadap pinjaman yang diberikan berisiko
a3 : Rasio kecukupan modal sendir
b1 : Rasio volume pinjman pada anggota terhadap volume pinjaman
diberikan
b2 : Rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman diberikan
b3 : Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah
b4 : Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan
c1 : Manajemen umum
c2 : Manajemen Kelembagaan
c3 : Manajemen permodalan
c4 : Manajemen Aktiva
c5 : Manajemen Likuiditas
d1 : Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto
d2 : Rasio beban usaha terhadap SHU kotor
d3 : Rasio efesiensi pelayanan
e1 : Rasio Kas dan bank terhadap kewajiban lancar
e2 : Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
f1 : Rentabilitas aset
f2 : Rentabilitas modal sendiri
f3 : Kemandirian operasional pelayanan
g1 : Rasio Partisipasi bruto
g2 : Rasio promosi ekonomi anggota (PEA)
Berdasarkan tabel 64 diatas dapat diketahui rata-rata tingkat
kesehatan Koperasi Kartika Jaya pada tahun 2013 sampai dengan 2017
tergolong dalam predikat sehat dengan skor rata-rata 88,89. Selama tahun
2013 dan 2014 dengan jumalah skor 87,65, mengalami kenaikan 90,5
pada tahun 2015 dan skor kembali turun menjadi 87,65 pada tahun 2016
dan kembali naik pada tahun 2017 dengan nilai 91.
Lanjutan. . .
68
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan yang berkenaan dengan perhitungan
tingkat kesehatan Koperasi Kartika Jaya berdasarkan Peraturan Deputi
Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomer : 06/Per/Dep.6/IV/2016, maka dapat diambil
simpulan bahwa:
1. Tingkat kesehatan Koperasi Kartika Jaya selama tahun 2013 sampai
dengan 2017 setelah dirata-rata mendapat predikat “Sehat”. dengan nilai
88,89.
2. Pada Perdep/06/2016 untuk aspek permodalan nilai maksimal adalah 15.
penilaian pada aspek permodalan berdasarkan 3 (tiga) rasio di antaranya
adalah rasio modal sendiri terhadap total aset (6), rasio modal sendiri
terhadap pinjaman diberikan yang berisiko (6), dan kecukupan modal
sendiri (3). Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, aspek permodalan
Koperasi Kartika Jaya tahun 2013 sampai 2016 belum mencapai nilai
maksimal disebabkan rasio modal sendiri terhadap total aset belum
mencapai nilai maksimal.
3. Nilai maksimal aspek kualitas aktiva produktif berdasarkan
Perdep/06/2016 adalah 25 yang dibagi menjadi 4 (empat) komponen rasio
diantaranya adalah rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume
69
pinjaman diberikan (10), rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap
pinjaman yang diberikan (5), rasio cadangan risiko terhadap pinjaman
bermasalah (5), dan rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang
diberikan (5). Dari perhitungan yang telah dilakukan aspek kualitas aktiva
produktif Koperasi Kartika Jaya tahun 2013 sampai dengan tahun 2017
mencapai nilai maksimal.
4. Nilai maksimal aspek manajemen berdasarkan Perdep/06/2016 adalah 15
yang dibagi menjadi 5 (lima) komponen yaitu manajemn umum (3),
manajemen kelembagaan (3), manajemen permodalan (3), manajemen
aktiva (3), dan manajemen likuiditas (3). Dari perhitungan yang telah
dilakukan pada aspek manajemen Koperasi Kartika Jaya dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2017 tidak mencapai nilai maksimal disebabkan
hanya 2 (dua) komponen yang mencapai nilai maksimal yaitu manajemen
permodalan dan manajemn aktiva.
5. Berdasarkan Perdep/06/2016 nilai maksimal aspek efisiensi adalah 10
yang terdiri dari 3 (tiga) rasio diantaranya adalah rasio beban operasional
anggota terhadap partisipasi bruto (4), rasio beban usaha terhadap SHU
kotor (4), dan rasio efisiensi pelayanan (2). Dari perhitungan yang telah
dilakukan pada aspek efisiensi Koperasi Kartika Jaya tahun 2013 sampai
dengan 2017 telah mencapai nilai maksimal.
6. Pada aspek likuiditas berdasarkan Perdep/06/2016 nilai maksimalnya
adalah 15 yang terdiri dari 2 (dua) rasio diantaranya adalah rasio kas dan
bank terhadap kewajiban lancar (10) dan rasio pinjaman yang diberikan
70
terhadap dana yang diterima (5). Dari perhitungan yang telah dilakukan
pada aspek likuiditas Koperasi Kartika Jaya tahun 2013 sampai dengan
2017 belum mencapai nilai maksimal.
7. Pada Perdep/06/2016 nilai maksimal aspek kemandirian dan pertumbuhan
adalah 10 yang terbagi menjadi 3 (tiga) rasio diantaranya adalah
rasiorentabilitas aset (3), rasio rentabilitas modal sendiri (3), dan rasio
kemandirian operasional pelayanan (4). Berdasarkan hasil perhitungan
yang telah dilakukan, jumlah nilai untuk aspek kemandirian dan
pertumbuhan Koperasi Kartika Jaya tahun 2013 sampai dengan 2017
sudah mencapai nilai maksimal.
8. Perhitungan nilai untuk aspek jati diri koperasi berdasarkan
Perdep/06/2016 nilai maksimalnya adalah 10 yang terbagi 2 (dua) rasio
diantaranya adalah rasio partisipasi bruto (7), dan rasio promosiekonomi
anggota (3). Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, untuk nilai
aspek jati diri koperasi pada Koperasi Kartika Jaya tahun 2013 sampai
dengan 2017 sudah mencapai nilai maksimal.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan juga simpulan diatas, maka
sebagai bahan pertimbangan yang akan dikembangkan ada beberapa saran
bagi Koperasi Kartika Jaya maupun kepada peneliti selanjutnya, yaitu:
1. Bagi Koperasi Kartika Jaya
a. Dari perhitungan ketujuh aspek yang sudah mendapat pradikat sehat
yang berarti kinerja koperasi selama 5 (lima) tahun sebelumnya berjalan
71
dengan baik. Alangkah baiknya jika koperasi menjaga atau
meningkatkan kinerja koperasi agar menjadi koperasi simpan pinjam
dengan katagori sehat untuk tahun selanjutnya.
b. Memperhatikan lagi nilai aspek yang kurang baik dalam hasil
perhitungan skor.
c. Koperasi Kartika Jaya diharapkan agar memberikan data yang lengkap
terhadap peneliti agar memudahkan peneitian yang juga bermanfaat
bagi koperasi.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, kepada
peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengadakan penelitian sejenis lebih
lanjut menggunakan Perdep/06/2016 atau peraturan yang lebih baru
sebagai pedoman perhitungan tingkat kesehatan koperasi. Dan diharapkan
untuk peneliti selanjutnya agar sebisa mungkin mendapatkan data yang
lengkap untuk melakukan perhitunga tingkat kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Tujuan Laporan Keuangan.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Munawir.2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisis 4.Yogyakarta:Liberty
Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan
Menengah Republik Indonesia. Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016 Tentang
Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam
Koperasi.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25. 1992. Tentang Perkoperasian