PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB...

50
PERFORMA AYAM KUB (KAMPUNG UNGGUL BALITNAK) PERIODE GROWER PADA PEMBERIAN RANSUM DENGAN PROTEIN KASAR YANG BERBEDA (Skripsi) Oleh: Made Lupita Sari JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017

Transcript of PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

PERFORMA AYAM KUB (KAMPUNG UNGGUL BALITNAK) PERIODEGROWER PADA PEMBERIAN RANSUM DENGAN PROTEIN KASAR

YANG BERBEDA

(Skripsi)

Oleh:

Made Lupita Sari

JURUSAN PETERNAKANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2017

Page 2: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

ABSTRAK

PERFORMA AYAM KUB (KAMPUNG UNGGUL BALITNAK) PERIODEGROWER PADA PEMBERIAN RANSUM DENGAN PROTEIN KASAR

YANG BERBEDA

Oleh

Made Lupita Sari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ransum dengankadar protein kasar berbeda terhadap performa ayam KUB. Penelitiandilaksanakan pada Juli--Agustus 2017 di kandang unggas Laboratorium LapangTerpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Ayam yang digunakan adalahayam KUB berumur 4--8 minggu sebanyak 95 ekor. Rancangan percobaan yangdigunakan, yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 8ulangan. Setiap satu satuan percobaan terdiri dari 4 ekor ayam KUB. Perlakuanyang diberikan adalah ransum dengan kadar protein kasar sebesar P0 : 15,60%;P1 : 12,81%; P2 : 10,05%. Data yang diperoleh dianalisis ragam menggunakantaraf nyata 5% dan dilanjutkan dengan uji BNT. Peubah yang diamati adalahkonsumsi ransum, konsumsi protein, pertambahan berat tubuh, konversi ransum,dan income over feed cost. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum dengankadar protein kasar berbeda berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsiransum, konsumsi protein, pertambahan berat tubuh, konversi ransum, dan incomeover feed cost ayam KUB periode grower.

Kata kunci : Performa, Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB), ransum,protein kasar.

Page 3: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

ABSTRACT

THE CHICKEN PERFORMANCE OF KUB (KAMPUNG UNGGULBALITNAK) CHICKEN AT THE GROWER PHASE WITH DIFFERENT

CRUDE PROTEIN RATION

By

Made Lupita Sari

The aims of this research is to know the effect of the different crude protein ration tothe performance of KUB chicken. The research was conducted in July to August2017 in poultry cage of Integrated Field Laboratory, Agriculture Faculty, LampungUniversity. The amount of chickens that is used in this research were 95 chickens atthe age of 4-- 8 weeks old. Every trial units consist of 4 KUB chickens. Thetreatment that used are the ratio of different crude protein, there are P0: 15,60%; P1:12,81%; P2: 10,05%. The obtaining data were analyzed by using the analysis ofvariance of 5% level and will continued by BNT Test. The observed variabels arefeed consumption, protein consumption, body weight gain, feed conversion, andincome over feed cost. The result showed that the different crude protein ratio hasnot significant (P> 0,05) on feed consumption, protein consumption, body weightgain, feed conversion, and income over feed cost.

Keywords : Performance, Kampung Unggul Balitnak (KUB) chicken, feed, crudeprotein ration

Page 4: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

PERFORMA AYAM KUB (KAMPUNG UNGGUL BALITNAK) PERIODEGROWER PADA PEMBERIAN RANSUM DENGAN PROTEIN KASAR

YANG BERBEDA

Oleh

Made Lupita Sari

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelarSARJANA PETERNAKAN

Pada

Jurusan PeternakanFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 5: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga
Page 6: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga
Page 7: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rejobinangun pada 01 Februari 1995, putri kedua dari dua

bersaudara, anak dari pasangan Bapak I Wayan Suminggu dan Ibu Murwaningsih.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak - kanak di TK PKK Bali Indah

pada 2001; sekolah dasar di SDN2 Rejobinangun pada 2007; sekolah menengah

pertama di SMPN 1 Raman Utara pada 2010; sekolah menengah atas di SMAN 3

Metro 2013. Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Jurusan

Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.

Selama masa studi penulis pernah menjadi Pengurus Bidang Pelatihan dan

Pengembangan Himpunan Mahasiswa Peternakan (HIMAPET) periode

2015--2016. Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu Nutrisi

Ternak Unggas. Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Peternakan

Mulawarman, Desa Tegal Sari, Gading Rejo pada Juli--Agustus 2016 dan penulis

juga melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Negara Aji Baru,

Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah pada Januari--Februari 2017.

Page 8: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur yangmendalam kepada

Tuhan Yang Maha Esa

Saya persembahkan Mahakarya yangsederhana ini sebagai bentuk bakti

dan terima kasih kepada :

Kedua orang tuaku tercinta Bape dan MemeI Wayan Suminggu dan Murwaningsih

Mbok serta Adi ku yang kusayangiPutu Juni Ambarsari dan Wayan Dian Safitri

atas doa, dukungan, cinta, dan kasih sayang yang selaludiberikan selama ini yang mengiringi setiap langkah kaki ku

dalam menjalani hidup yang penuh warna

Sahabat, teman, dan semua orangyang telah memberikan semangat dan motivasiselama pembelajaran sampai akhir masa studi

Serta tak lupa ku ucapkan terima kasih kepadaAlmamater yang ku banggakan yang turut membentuk

pribadi ku menjadi lebih dewasa dan kuat

Page 9: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

MOTTO

“Karena berbicara engkau menemukan kebahagiaan, karena berbicaraengkau mendapat kematian, karena berbicara engkau akan menemukan

kesusahan, dan karena berbicara pula engkau mendapat sahabat”(Nitisastra, Sargah V. Bait 3)

“Hidup dengan tidak mementingkan diri sendiri, itulah dasar dari kebajikandan kebenaran utama. Tahan menghadapi cobaan hidup, itulah kekuatan

yang utama. Berkeyakinan bahwa orang lain adalah bagian dari diri sendiri,itulah pengetahuan utama. Setia pada ucapan dan janji adalah kesetiaan

utama”(Sarasamuscaya, Sloka 66)

Page 10: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

SANWACANA

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Performa Ayam KUB (Kampung Unggul Balitnak) Periode

Grower Pada Pemberian Ransum Dengan Protein Kasar Yang Berbeda”. Penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Ir. Syahrio Tantalo, M.P., -- selaku Dosen pembimbing utama – atas

dukungan, motivasi, dan pemahaman yang diberikan;

2. Ibu Ir. Khaira Nova, M.P., -- selaku Dosen pembimbing anggota -- atas

waktu, dukungan, dan pemahaman yang diberikan;

3. Bapak Dr. Ir. Rudy Sutrisna, M.S., -- selaku Dosen penguji -- atas kritik dan

masukan yang membangun untuk menyempurnakan tulisan ini;

4. Bapak drh. Madi Hartono, M.P., -- selaku Dosen Pembimbing Akademik --

yang senantiasa memberikan waktu, dukungan, dan bimbingannya;

5. Ibu Sri Suharyati, S.Pt., M.P. -- selaku Ketua Jurusan Peternakan yang telah

memberikan dukungan;

6. Bapak Dr. Kusuma Adhianto, S.Pt., M.S. -- selaku Sekretaris Jurusan

Peternakan yang telah memberikan dukungan;

7. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. -- selaku Dekan Fakultas

Pertanian yang telah memberikan dukungan;

Page 11: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Peternakan, yang telah memberikan

pembelajaran dan pemahaman yang berharga;

9. Bapak Hadi dan Bapak Adi -- selaku staf PT. Charoen Pokphand --atas segala

bantuan, ilmu, dan dukungan selama penelitian;

10. Meme Bape ku tercinta, atas kasih sayang, doa, motivasi, materi,

kebersamaan dan kebahagiaan yang selalu diberikan;

11. Teman satu tim penelitian, Windara Insan Mayora, Hery Irawan dan Lukman

Hakim--atas kerjasama dan bantuannya selama penelitian;

12. Sahabat-sahabat ku, peternakan 2013 yang tiada henti memberikan nasihat-

nasihat dan kawan bertukar pikiran yang luar biasa, terimakasih atas

kebersamaan dan kekeluargaan kita selama ini semoga kita dapat menggapai

semua impian dan cita-cita kita serta dipertemukan kembali dalam keadaan

sehat dan sukses;

13. Keluarga besar Angan Saka -- atas segala bantuan, ilmu, dan dukungan

selama penelitian;

14. Almamater tercinta.

Semoga semua bantuan dan jasa yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap semoga karya

ini dapat memberikan manfaat.

Bandar Lampung, 2017Penulis,

Made Lupita Sari

Page 12: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ v

I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang dan Masalah ..................................................... 1

1.2. Tujuan Penelitian ....................................................................... 2

1.3. Kegunaan Penelitian .................................................................. 3

1.4. Kerangka Pemikiran .................................................................. 3

1.5. Hipotesis .................................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6

2.1. Karakteristik Ayam Kampung .................................................. 6

2.2. Kebutuhan Nutrisi Ayam Kampung ......................................... 8

2.3. Konsumsi Ransum .................................................................... 10

2.4. Konsumsi Protein ..................................................................... 13

2.5. Pertambahan Berat Tubuh ........................................................ 14

2.6. Konversi Ransum ..................................................................... 16

2.7. Income Over Feed Cost (IOFC) ............................................... 17

Page 13: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

III. METODE PENELITIAN ............................................................ 19

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 19

3.2. Bahan Penelitian ...................................................................... 19

3.2.1 Ayam KUB ....................................................................... 19

3.2.2 Ransum ............................................................................. 20

3.3. Alat Penelitian .......................................................................... 21

3.4. Metode Penelitian .................................................................... 22

3.4.1 Rancangan penelitian ........................................................ 22

3.4.2 Analisis data ....................................................................... 22

3.4.3 Tata letak penelitian ........................................................... 22

3.5. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 23

3.5.1 Persiapan kandang ............................................................ 23

3.5.2 Pembuatan ransum ............................................................ 24

3.5.3 Tahapan pelaksanaan ........................................................ 24

3.6. Peubah yang diamati ................................................................. 25

3.6.1 Konsumsi ransum (g/ekor/minggu) ................................... 25

3.6.2 Konsumsi protein (g/ekor/minggu) .................................... 26

3.6.3 Pertambahan berat tubuh (g/ekor/minggu) ........................ 26

3.6.4 Konversi ransum ................................................................ 26

3.6.5 Income over feed cost (IOFC) ........................................... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 27

4.1 Pengaruh Ransum Perlakuan terhadap Konsumsi

Ransum ................................................................................ 27

4.2 Pengaruh Ransum Perlakuan terhadap Konsumsi

Protein ................................................................................. 29

Page 14: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

4.3 Pengaruh Ransum Perlakuan terhadap Pertambahan

Berat Tubuh ......................................................................... 31

4.4 Pengaruh Ransum Perlakuan terhadap Konversi

Ransum ................................................................................ 34

4.5 Pengaruh Ransum Perlakuan terhadap Income Over

Feed Cost (IOFC) ................................................................ 36

V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 39

5.1 Simpulan .............................................................................. 39

5.2 Saran ..................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 40

LAMPIRAN

Page 15: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kebutuhan nutrisi ayam kampung ........................................................ 9

2. Kebutuhan pakan ayam kampung ......................................................... 11

3. Konsumsi ransum ayam kampung ........................................................ 11

4. Rata-rata bobot badan dan pertambahan berat tubuh rata-rata

ayam kampung ...................................................................................... 14

5. Kandungan nutrisi bahan pakan berdasarkan perhitungan..................... 20

6. Formulasi ransum penelitian ................................................................. 20

7. Harga ransum ........................................................................................ 21

8. Rata-rata konsumsi ransum ayam KUB selama pemeliharaan ............. 27

9. Rata-rata konsumsi protein ayam KUB selama pemeliharaan ............... 30

10. Rata-rata pertambahan berat tubuh ayam KUB selama

pemeliharaan ........................................................................................ 32

11. Rata-rata konversi ransum ayam KUB selama pemeliharan................ 35

12. Rata-rata IOFC (income over feed cost) ayam KUB selama

pemeliharaan ....................................................................................... 37

13. Bobot badan akhir ayam KUB periode grower ................................... 38

14. Suhu dan kelembaban kandang penelitian .......................................... 45

15. Formulasi ransum (P0 : protein kasar 15,60%) ................................... 46

16. Formulasi ransum (P0 : protein kasar 12,81%) ................................... 46

17. Formulasi ransum (P0 : protein kasar 10,05%) ................................... 46

Page 16: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

18. Analisis ragam konsumsi ransum ayam KUB selama

pemeliharaan ....................................................................................... 47

19. Analisis ragam konsumsi protein ayam KUB selama

pemeliharaan ....................................................................................... 47

20. Analisis ragam pertambahan berat tubuh ayam KUB selama

pemeliharaan ....................................................................................... 48

21. Analisis ragam konversi ransum ayam KUB selama

pemeliharaan ....................................................................................... 48

22. Analisis ragam income over feed cost (IOFC) ayam KUB selama

pemeliharaan ....................................................................................... 49

23. Analisis ragam bobot badan akhir ....................................................... 49

24. Pendapatan dan biaya ransum ayam KUB periode grower ................ 50

Page 17: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tata letak percobaan .............................................................................. 23

Page 18: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Ayam kampung memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Jumlah

populasi yang besar dan hampir dimiliki seluruh penduduk menandakan bahwa

ayam kampung mudah dibudidayakan dengan kondisi iklim yang ada. Ayam

kampung memiliki ketahanan yang cukup baik dalam menghadapi iklim yang

sulit, seperti musim kemarau yang panjang. Oleh karena itu, ayam kampung

merupakan ternak yang cukup mudah beradaptasi di daerah lahan kering. Ada

berbagai jenis ayam kampung yang dapat dibudidayakan oleh masyarakat

Indonesia, salah satunya adalah ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB).

Ayam KUB merupakan jenis ayam kampung dengan galur baru yang dihasilkan

Badan Litbang Pertanian, Ciawi, Bogor. Ayam KUB mempunyai kelebihan, yaitu

mengandung gen MX++

60%, gen penanda ketahanan terhadap flu burung

sehingga membuatnya lebih tahan terhadap serangan Avian Influenza (AI).

Sebagai perbandingan, broiler tidak mengandung gen tersebut, sementara pada

ayam kampung biasa kandungan gen tersebut di bawah 60%. Kelebihan lainnya,

yaitu pada pemeliharaan intensif dengan diberi ransum komersil mampu

menghasilkan daging secara cepat dalam waktu kurang dari 70 hari.

Page 19: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

2

Tata laksana pemeliharaan ayam KUB meliputi tata laksana pemberian ransum,

perkandangan, biosekuriti, dan lain-lain. Tata laksana pemberian ransum

merupakan hal penting yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil yang

maksimal. Hal ini akan berpengaruh terhadap pertambahan bobot tubuh,

produksi, dan kesehatan ternak, sehingga memerlukan imbangan ransum yang

baik, frekuensi serta jumlah pemberian ransum sesuai dengan kebutuhan. Ayam

KUB diberi ransum konsentrat yang mempunyai kadar protein kasar sekitar 22%,

sedangkan kebutuhan protein ayam kampung pada masa pertumbuhan adalah 14%

(Resnawati et al., 1998). Budidaya ayam KUB pada peternak umumnya

menggunakan ransum konsentrat yang mempunyai kadar protein kasar sebesar

22%, menurut pernyataan Resnawati et al., (1998) ransum yang diberikan

melebihi kebutuhan protein kasar ayam KUB. Hal ini tentunya akan

menyebabkan kerugian karena kelebihan protein tersebut akan dibuang melalui

ekskreta. Selain itu, harga ransum dengan kadar protein kasar yang tinggi relatif

lebih mahal, sehingga pengeluaran untuk produksi ayam juga tinggi. Oleh sebab

itu, kebutuhan protein kasar untuk ayam KUB perlu diteliti untuk mengetahui

kebutuhan protein kasar periode grower dan mendapatkan performa yang optimal

serta biaya yang dikeluarkan lebih efisien.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh tingkat pemberian protein kasar yang berbeda dalam

ransum terhadap performa ayam KUB periode grower.

Page 20: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

3

2. Mengetahui kadar protein kasar ransum terbaik yang berpengaruh terhadap

performa ayam KUB periode grower.

1.3 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi bidang keilmuan, pemerintah,

dan penerapannya bagi peternak. Aspek ilmiah dari hasil penelitian ini

diharapkan menambah informasi mengenai nilai kebutuhan nutrisi ayam

kampung. Aspek untuk peternak diharapkan akan memberi pengaruh secara

ekonomis dalam pemeliharaan ayam kampung, khususnya ayam KUB.

1.4 Kerangka Pemikiran

Ayam kampung mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan gizi

masyarakat maupun dalam peningkatan pendapatan. Metode pemeliharaannya

yang tidak memerlukan persyaratan yang sulit, karena telah beradaptasi dengan

lingkungan dan memiliki daya tahan terhadap penyakit yang lebih besar

dibandingkan dengan ayam ras. Ayam kampung mempunyai kelebihan seperti

dagingnya lebih disukai masyarakat namun harga daging dan telurnya lebih mahal

dibandingkan dengan ayam ras. Rendahnya produktivitas ayam kampung

disebabkan oleh pemeliharaan yang masih bersifat tradisional, jumlah ransum

yang diberikan tidak mencukupi dan pemberian ransum yang belum mengacu

kepada kaidah ilmu nutrisi, dan belum memperhitungkan kebutuhan zat-zat

makanan untuk berbagai tingkat produksi.

Page 21: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

4

Peningkatan produktivitas ayam kampung dapat dilakukan melalui perbaikan

kuantitas dan kualitas ransum yang diberikan dengan sistem pemeliharaan

intensif. Ransum berkualitas harus mengandung zat-zat nutrisi yang dibutuhkan

sesuai dengan perkembangan umur dan tujuan pemeliharaan. Ransum yang

sempurna dengan kandungan zat-zat nutrisi yang seimbang akan memberikan

hasil yang optimal. Keseimbangan yang baik antara protein dan energi metabolis

dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi ayam kampung (Iskandar dan

Resnawati, 1999).

Ayam KUB dipelihara menggunakan sistem yang sama dengan pemeliharan

broiler. Perbedaan dari sistem pemeliharaan ayam KUB dan broiler terletak pada

waktu umur pemanenan dan ransum yang digunakan. Pada ayam KUB dipelihara

hingga umur 11 minggu. Hal ini karena genetik ayam KUB berasal dari ayam

kampung yang pertumbuhannya relatif cukup lama dibandingkan dengan broiler

yang biasanya umur 1 bulan sudah dapat dipanen.

Ayam KUB sudah mulai dikembangkan di Lampung, yaitu di Badan Usaha Milik

Tiyuh (BUMT) Tulang Bawang Barat. Ayam KUB tersebut diberi ransum

dengan kadar protein kasar sebesar 17,45%. Kadar protein kasar yang diberikan

dianggap melebihi kebutuhan protein kasar ayam kampung. Oleh sebab itu,

dilakukan penelitian mengenai kebutuhan protein kasar ayam KUB.

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan ransum dengan kadar protein kasar

berbeda, yaitu 15,60%, 12,81%, dan 10,05%. Resnawati et al. (1998) menyatakan

imbangan protein dan energi dalam ransum ayam kampung yang dibutuhkan

selama masa pertumbuhan adalah 14% protein kasar dan 2.600 kkal/kg energi

Page 22: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

5

metabolis. Menurut Iskandar et al. (2010) kebutuhan protein ayam kampung

untuk penggemukan umur 0--12 minggu adalah 17,50%.

1.5 Hipotesis

1. Terdapat pengaruh pemberian ransum dengan kadar protein kasar yang berbeda

terhadap performa ayam KUB periode grower.

2. Terdapat kadar protein kasar terbaik yang berpengaruh terhadap performa

ayam KUB periode grower.

Page 23: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Ayam Kampung

Ayam kampung di Indonesia berasal dari subspesies Gallus gallus spadiceus yang

berasal dari Sumatera bagian utara, dan semenanjung Malaysia hingga Asia

Tenggara (Sulandari et al., 2007). Berdasarkan Fumihito et al. (1996) dan

Pramual et al. (2013) menyatakan bahwa ayam Kampung di Indonesia berasal

dari subspesies Gallus gallus bankiva yang berasal dari Lampung, Jawa, dan Bali.

Ayam yang terdapat di pedesaan Indonesia adalah keturunan ayam hutan (Gallus

gallus) yang sebagian telah didomestikasi, lalu dikenal dengan ayam

lokal/kampung atau ayam sayur.

Ayam kampung atau dikenal juga sebagai ayam buras mempunyai banyak

kegunaan dan manfaat untuk menunjang kehidupan manusia antara lain

pemeliharaannya sangat mudah karena tahan pada kondisi lingkungan,

pengelolaan yang buruk, tidak memerlukan lahan yang luas, bisa dilahan sekitar

rumah, harga jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam

pedaging lain dan tidak mudah stres terhadap perlakuan yang kasar dan daya

tahan tubuhnya lebih kuat dibandingkan dengan ayam pedaging lainnya

(Nuroso, 2010). Ayam kampung juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain

sulitnya memperoleh bibit yang baik, dan produksi telurnya yang lebih rendah

Page 24: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

7

dibandingkan dengan ayam ras, pertumbuhannya relatif lambat sehingga waktu

pemeliharaannya lebih lama, keadaan ini terutama disebabkan oleh rendahnya

potensi genetik (Suharyanto, 2007).

Umumnya, ayam kampung dipelihara secara umbaran banyak dijumpai di desa.

Saat ini cara seperti ini banyak mengandung risiko, salah satunya tidak ekonomis.

Pada usia 20 minggu ayam kampung yang dipelihara secara tradisional hanya

mencapai bobot badan 746,9 g, sedangkan yang dipelihara intensif dalam kandang

pada usia yang sama dapat mencapai 1.435,5 g. Perbaikan lingkungan yang

diikuti perbaikan manajemen pemeliharaan akan meningkatkan produktivitas

ayam kampung di Indonesia yang perlu dilestarikan (Sulandri et al., 2007).

Menurut Sidadolog dan Yuwanta (2011), fase hidup ayam kampung pedaging

dibagi menjadi 3 fase, yaitu

1. Fase starter, yaitu ayam kampung berumur 0--4 minggu membutuhkan protein

kasar sekitar 9--20%, energi 2.850 kkal/kg, Ca 1%, dan P 0,45%.

2. Fase grower, yaitu ayam kampung berumur 4--8 minggu membutuhkan protein

kasar 18--19%, energi 2.900 kkal/kg, Ca 1%, dan P 0,45%.

3. Fase finisher, yaitu ayam kampung berumur 8--12 minggu membutuhkan

protein kasar 16--18%, energi 3.000 kkal/kg, Ca 0,6%, dan P 0,4%.

Kandang ayam dibuat dengan mengutamakan kenyamanan dan keamanan. Hal ini

akan mencegah ayam dari stress. Untuk itu perlu pengaturan populasi dalam satu

luasan kandang berdasarkan jumlah dan tingkatan umur. Berdasarkan tingkatan

umur dan jumlah kepadatan kandang dapat dilakukan seperti berikut

Page 25: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

8

1. Untuk ayam pada periode starter dapat ditempatkan sebanyak 30 ekor pada

kandang dengan luas 100 cm x 100 cm x 40 cm.

2. Untuk ayam pada periode grower dapat ditempatkan sebanyak 15 ekor pada

kandang dengan ukuran 100 cm x 100 cm x 60 cm.

Ayam KUB merupakan salah satu nama ayam kampung hasil pemuliabiakan yang

dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pertanian yang bertempat di Ciawi,

Bogor. Proses pembentukan ayam KUB pada 1997--1998, Balitnak berinisiatif

melakukan penelitian breeding ayam kampung dengan mendatangkan indukan

ayam kampung dari beberapa daerah di Jawa Barat yakni dari Kecamatan

Cipanas/Kabupaten Cianjur, Kecamatan Jatiwangi/Kabupaten Majalengka,

Kecamatan Pondok Rangon/ Kota Depok, Kecamatan Ciawi/Kabupaten Bogor,

dan Kecamatan Jasinga/Kabupaten Bogor (Sartika et al., 2013).

Keunggulan dari ayam kampung unggul balitnak (KUB) pedaging, yaitu bobot

badan dapat mencapai 1 kg pada umur 70 hari. Keunggulan lain dari ayam KUB

diantaranya konsumsi ransum rendah, mortalitas rendah, daya tetas telur yang

tinggi, dan pertumbuhan lebih cepat (Sartika et al., 2013).

2.2 Kebutuhan Nutrisi Ayam Kampung

Secara umum, kebutuhan gizi untuk ayam tertinggi selama minggu

awal (0--8 minggu) dari kehidupan. Oleh karena itu, perlu diberikan ransum yang

cukup mengandung energi, protein, mineral, dan vitamin dalam jumlah yang

seimbang. Faktor lainnya adalah perbaikan genetik dan peningkatan manajemen

Page 26: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

9

pemeliharaan ayam kampung harus didukung dengan perbaikan nutrisi pakan

(Setioko dan Iskandar, 2005). Kebutuhan nutrisi ayam kampung dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Kebutuhan nutrisi ayam kampung

Nutrisi Umur (minggu)

0--12 12--22 22 keatas

Energi (Kkal/kg) 2.600 2.400 2.400--2.600

Protein (%) 17--20 14 14

Kalsium (%) 0,9 1 3,4

Fosfor (%) 0,45 0,45 0,34

Metionin (%) 0,37 0,21 0,22--0,30

Lisin (%) 0,87 0,45 0,68

Sumber : Nawawi dan Norrohmah (2002)

Sampai saat ini standar gizi ransum ayam kampung yang dipakai di Indonesia

didasarkan rekomendasi Scott et al. (1982) dan NRC (1994). Menurut Scott et al.

(1982), kebutuhan energi metabolis ayam tipe ringan umur 2--8 minggu antara

2.600--3.100 kkal/kg dan protein ransum antara 18--21,4% sedangkan menurut

NRC (1994), kebutuhan energi metabolis dan protein masing-masing 2.900

kkal/kg dan 18%.

Menurut Ayu dan Wijana (2011), penggunaan level energi 3.100 kkal/kg dengan

protein kasar 22% protein dan level energi 2.900 kkal dengan 18% protein kasar

memengaruhi berat badan dan berat karkas ayam kampung nyata lebih baik

(P<0.05) dibandingkan dengan level energi 2.800 kkal dengan 16% protein. Akan

tetapi penggunaan seluruh level energi 3.100 kkal dengan 22% protein kasar

sampai 2.800 kkal dengan 16% protein kasar dalam ransum memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap berat potong, persentase karkas dan organ dalam

Page 27: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

10

ayam kampung umur 10 minggu. Ayam kampung umur 0--10 minggu

disarankan untuk menggunakan level energi 3.100--2.900 kkal/kg dan 22--18%

protein untuk pertumbuhan dan produksi karkas .

2.3 Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum adalah jumlah ransum yang dikonsumsi oleh ternak apabila

ransum tersebut diberikan secara ad-libitum selama 24 jam. Jumlah konsumsi

ransum merupakan faktor terpenting dalam menentukan jumlah nutrien yang

didapat oleh ternak dan pengaruh terhadap tingkat produksi (Parakkasi, 1999).

Konsumsi ransum yang rendah akan menyebabkan kekurangan zat makanan yang

dibutuhkan ternak dan akibatnya akan menghambat pertumbuhan lemak dan

daging. Apabila kebutuhan untuk hidup pokok sudah terpenuhi, kelebihan gizi

yang dikonsumsi akan ditimbun sebagai jaringan lemak dan daging (Anggorodi,

1994). Menurut Piliang (2000), konsumsi ransum dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya adalah palatabilitas ransum, bentuk fisik ransum, bobot badan,

jenis kelamin, suhu lingkungan, keseimbangan hormonal, dan fase pertumbuhan.

Suhu yang tinggi juga dapat menyebabkan nafsu makan menurun dan

meningkatnya konsumsi air minum. Hal ini mengakibatkan otot-otot daging

lambat membesar sehingga daya tahannya juga menurun. Konsumsi harian

ransum ayam kampung dapat dilihat pada Tabel 2.

Konsumsi ransum yang tinggi pada keturunan ayam persilangan terkait dengan

pertambahan bobot badan (PBB) yang tinggi dan berpostur berat. Ayam berbobot

badan tinggi membutuhkan konsumsi ransum yang lebih banyak untuk kebutuhan

Page 28: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

11

pokok maupun pertumbuhan. Jumlah konsumsi ransum tergantung pada

kebutuhan yang dipengaruhi oleh besar badan dan pertambahan bobot badannya

(Rahayu et al., 2010). Konsumsi ransum setiap minggu bertambah sesuai dengan

pertambahan bobot badan (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Konsumsi

ransum tiap ekor ternak berbeda–beda. Konsumsi ransum ayam kampung naik

setiap minggunya seperti yang tersaji pada Tabel 3.

Tabel 2. Kebutuhan pakan ayam kampung

Umur (Minggu) Konsumsi (g/ekor/hari) Bobot badan (g)

1 9a 45

a

2 18a 65

a

3 27a 95

a

4 34a 130

a

5 41a 180

a

6 45a 240

a

7 46a 310

a

8 47a 360

a

9 41--44b 660

b

10 44--47b 720

b

11 48--52b 770

b

12 51--55b 830

b

Sumber a. Sudaryani dan Santoso (1995)

b. Murtidjo (1994)

Tabel 3. Konsumsi ransum ayam kampung

Umur (Minggu) Konsumsi (g/ekor)

1 35

2 70

3 105

4 140

5 175

6 245

7 315

8 385

9 455

10 525

Sumber : Aryanti et al (2013)

Page 29: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

12

Rata–rata konsumsi ransum ayam kampung super umur 3--7 minggu yang

diberikan ransum ad-libitum sebesar 400,98 g/ekor/minggu (Wicaksono, 2015).

Kandungan energi dan protein dalam ransum dapat memengaruhi jumlah dari

konsumsi ransum ayam. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan

pertambahan berat badan (Sidadolog dan Yuwanta, 2011). Ransum yang di

konsumsi pada malam hari lebih banyak, sangat efisien dan ransum yang

dikonsumsi pada malam hari akan dialokasikan untuk pembentukan jaringan

tubuh, ransum dengan jumlah sedikit pada siang hari akan menekan panas yang

terbuang sia–sia karena proses metabolisme, sehingga ayam tidak mengalami

tekanan panas yang tinggi (Fijana et al., 2012).

Proporsi pemberian ransum dan cahaya pada malam hari bertujuan memberikan

kesempatan bagi ternak agar dapat beristirahat dari aktivitas makan demi

mendukung proses pencernaan di dalam tubuh sehingga dapat berlangsung secara

optimal dan mengurangi pengeluaran energi (Lewis dan Gous, 2007). Ayam

melakukan aktivitas pada siang hari dan beristirahat pada malam hari. Ayam

beraktivitas bila adanya cahaya yang diterima oleh retina mata. Hal ini diatur oleh

hormon melatonin yang dirangsang oleh keberadaan cahaya (Cornetto dan

Esteves, 2001). Konsumsi ransum yang banyak akan mempercepat laju

perjalanan makanan dalam usus, karena banyaknya ransum akan memenuhi

saluran pencernaan, semakin cepat laju makanan meninggalkan saluran

pencernaan maka hanya sedikit zat–zat makanan yang mampu diserap tubuh

ternak. Proses pencernaan yang relatif pendek pada unggas berjalan kurang lebih

8--12 jam (Scanes et al., 2004).

Page 30: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

13

2.4 Konsumsi Protein

Konsumsi protein merupakan konsumsi zat-zat organik yang mengandung karbon,

hidrogen, nitrogen sulfur dan fosfor (Anggorodi, 1995). Menurut Wahju (2004),

besarnya konsumsi ransum tergantung pada kandungan protein ransum. Gultom

(2014), menyatakan bahwa konsumsi protein yang tinggi akan memengaruhi

asupan protein pula ke dalam daging dan asam-asam amino tercukupi di dalam

tubuhnya sehingga metabolisme sel-sel dalam tubuh berlangsung secara normal.

Hal ini sesuai dengan pendapat Tampubolon dan Bintang (2012) yang

menyebutkan bahwa asupan protein dipengaruhi oleh jumlah konsumsi ransum.

Ransum yang energinya semakin tinggi maka semakin sedikit protein yang

dikonsumsi, demikian sebaliknya bila energi pakan rendah protein yang

dikonsumsi semakin banyak untuk memenuhi kebutuhannya. Asupan protein

berperan penting dalam proses deposisi protein melalui sintesis dan degradasi

protein (Suthama et al., 2010).

Winedar et al., (2006) melaporkan bahwa konsumsi protein ransum broiler

sebesar 13,49 g/ekor/hari dan semakin meningkat sampai dengan 16,79

g/ekor/hari sampai umur 5 minggu. Menurut Mide dan Harfiah (2013), konsumsi

protein broiler sampai umur 6 minggu sebesar 124,49g/ekor/minggu dengan

pemberian energi metabolis 3.034 kkal/kg dan protein kasar 18,07%. Penelitian

Aisjah et al., (2007) menyatakan bahwa suplementasi metionin sampai dengan

0,12% dalam ransum broiler umur 6 minggu tidak memberikan pengaruh

terhadap konsumsi protein 23,42--23,53 g/ekor/hari dengan energi metabolis

berkisar 2.900 kkal/kg.

Page 31: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

14

2.5 Pertambahan Berat Tubuh (PBT)

Pertambahan berat badan merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan

sebagai standar berproduksi (Muharlien et al., 2011). Pertambahan 10 g berat

badan berasal dari sintesis protein tubuh yang berasal dari protein ransum yang

dikonsumsi (Mahfudz et al., 2010). Rata-rata bobot badan dan pertambahan berat

badan rata-rata ayam kampung dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata bobot badan dan pertambahan berat tubuh rata-rata

ayam kampung

Umur (Minggu) Bobot badan

rata-rata

Pertambahan berat tubuh

rata-rata

Kisaran bobot

badan

7 576 136 500--600

8 712 136 600--700

9 840 128 700--800

10 900 60 800--900

Sumber : Aryanti et al. (2013)

Rata–rata pertambahan berat badan ayam kampung super umur 3--10 minggu

yang diberikan ransum secara ad-libitum, yaitu 103,47 g/ekor/minggu

(Wicaksono, 2015). Pertumbuhan mencakup pertumbuhan dalam bentuk dan

berat jaringan-jaringan pembangun seperti urat daging, tulang, jantung, otak dan

semua jaringan tubuh kecuali jaringan lemak. Pertumbuhan dapat terjadi dengan

penambahan jumlah sel, disebut hiperplasi dan dapat pula terjadi dengan

penambahan ukurannya yang disebut hipertropi (Anggorodi, 1994). Tingkah laku

pakan berpengaruh terhadap pertambahan berat badan karena konsumsi ransum

yang rendah dapat menyebabkan pertambahan berat badan menjadi rendah

(Yuwanta, 2008).

Page 32: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

15

Menurut Tillman et al., (1991), pertumbuhan biasanya dimulai perlahan-

lahan kemudian mulai berlangsung lebih cepat dan akhirnya perlahan-lahan lagi

atau sama sekali berhenti sehingga membentuk kurva pertumbuhan yang

berbentuk sigmoid. Williamson dan Payne (1993) menyatakan bahwa rata-rata

pertambahan berat tubuh ayam kampung di daerah tropis sekitar 0,9 kg sampai

1,8 kg. Hasil penelitian Dewi et al., (2009) menyatakan bahwa ayam kampung

diberi ransum mengandung imbangan energi dan protein lebih tinggi

menghasilkan berat badan lebih tinggi secara nyata dibandingkan dengan ransum

mengandung imbangan energi dan protein lebih rendah pada umur 8 minggu.

Tillman et al., (1991) menyatakan bahwa kuantitas dan kualitas ransum yang

diberikan menyangkut dengan tinggi rendahnya produksi dan kecepatan

pertumbuhan yang sedang tumbuh.

Laju pertumbuhan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan, dan genetik

dimana berat tubuh awal fase penggemukaan berhubungan dengan berat dewasa.

Faktor utama yang memengaruhi pertambahan berat badan adalah jumlah

konsumsi ransum ayam serta kandungan energi dan protein yang terdapat dalam

ransum, karena energi dan protein sangat penting dalam memengaruhi kecepatan

pertambahan berat badan. Faktor–faktor yang memengaruhi pertambahan berat

badan pada unggas adalah spesies, strain, tipe produksi, jenis kelamin, suhu

lingkungan, musim, mutu dan jumlah ransum, manajemen pemeliharaan, bentuk

ransum, sistem pemberian ransum, dan berat awal (Santosa, 2012).

Page 33: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

16

2.6 Konversi Ransum

Konversi ransum merupakan pembagian antara konsumsi ransum dengan

pertambahan berat badan yang dicapai pada suatu periode waktu tertentu. Bila

rasio kecil berarti pertambahan berat badan memuaskan peternak atau konsumsi

ayam kampung tidak banyak. Konversi inilah yang sebaiknya digunakan sebagai

pegangan produksi karena sekaligus melibatkan berat badan dan konsumsi pakan

(Rasyaf, 1994). Faktor-faktor yang memengaruhi konversi ransum adalah

genetik, umur, berat badan, tingkat konsumsi ransum, pertambahan bobot badan,

palatabilitas dan hormon. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Lubis (1993)

yang menyatakan bahwa konversi ransum sangat dipengaruhi oleh kondisi ternak,

daya cerna, jenis kelamin, bangsa, kualitas dan kuantitas ransum dan faktor

lingkungan. Efisiensi ransum didefinisikan sebagai perbandingan jumlah unit

yang dihasilkan (pertambahan berat badan) dengan jumlah unit konsumsi ransum

per satuan waktu yang sama.

Semakin baik mutu ransum, semakin kecil pula nilai konversi ransumnya. Baik

atau tidak mutu ransum ditentukan oleh keseimbangan zat gizi pada ransum

dengan yang dibutuhkan oleh tubuh ayam kampung. Ransum yang kekurangan

salah satu unsur gizi dari zat gizi akan mengakibatkan ayam mengkonsumsi

ransum secara berlebihan untuk mencukupi kekurangan zat yang diperlukan

tubuhnya (Sarwono, 1996).

Ayam kampung super (umur 3--10 minggu) dengan pemberian ransum ad-libitum

memiliki nilai konversi ransum 5,0--5,5 (Wicaksono, 2015). Konversi ransum

ayam buras yang dipelihara dengan sistem pemeliharaan intensif berkisar antara

Page 34: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

17

4,9--6,4. Pemeliharaan ayam dengan sistem pemeliharaan secara tradisional, semi

intensif, dan intensif dihasilkan konversi ransum yang berbeda. Konversi ransum

pada sistem pemeliharaan tradisional sekitar >10, pada sistem pemeliharaan

secara semi intensif didapatkan hasil berkisar 8--10 dan sistem pemeliharaan

secara intensif didapatkan hasil konversi ransum berkisar antara 4,9--6,4 (Suryana

dan Hasbianto, 2008). Semakin kecil angka konversi ransum menandakan ayam

lebih baik dalam mengubah pakan menjadi daging dan ransum dapat dikatakan

baik. Pemberian pakan pada suhu lingkungan yang sejuk (kurang 2--3°C dari

normal) secara nyata akan meningkatkan bobot badan, memperbaiki konversi

ransum, mengurangi mortalitas 1,41% dibandingkan dengan yang bersuhu normal

(Wahju, 2004).

2.7 Income Over Feed Cost (IOFC)

Income Over Feed Cost (IOFC) adalah perbandingan total pendapatan dari

penjualan ayam dengan total biaya ransum yang digunakan selama usaha

pemeliharaan broiler. Income Over Feed Cost ini merupakan tolak ukur untuk

melihat seberapa besar biaya ransum yang merupakan biaya terbesar dalam usaha

penggemukan ternak. IOFC diperoleh dengan menghitung perbandingan antara

harga jual ternak yang didapat dari total bobot badan dengan biaya ransum yang

digunakan selama penggemukan (Nova et al., 2002).

Penggunaan ransum yang berkualitas baik dan harganya yang relatif rendah

merupakan tuntutan ekonomis untuk mencapai tingkat efisiensi ransum. Hasil

penelitian Andriani (2012) menunjukkan bahwa nilai IOFC broiler berkisar

Page 35: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

18

1,91--2,18, artinya setiap pengeluaran Rp1,00 akan mendapatkan penerimaan

sebesar Rp1,91--2,18. Besarnya nilai IOFC yang baik untuk usaha peternakan

adalah >1 (Rasyaf, 2011).

Page 36: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

19

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 minggu pada Juni--Juli 2017, bertempat di

Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Analisis proksimat bahan pakan dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Makanan

Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan

Laboratorium Teknik Hasil Pertanian, Politeknik Negeri Lampung.

3.2 Bahan Penelitian

3.2.1 Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)

Bahan yang digunakan adalah 95 ekor ayam KUB berumur 4 minggu dengan rata-

rata bobot tubuh 277,85 g/ekor ± 41,67 (koefisien keragaman = 14,99%) dengan

tidak memisahkan jantan dan betina per ulangan (unsex). Ayam KUB yang

digunakan produksi PT. Sumber Unggas Indonesia, Ciawi, Bogor.

Page 37: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

20

3.2.2 Ransum

Ransum yang digunakan pada penelitian ini adalah ransum berbentuk mash

dengan kadar protein kasar 15,60%, 12,81%, dan 10,05%. Bahan ransum terdiri

atas dedak padi, jagung kuning, dan ransum Hipro 511 produksi PT. Chareon

Pokphand. Kandungan nutrisi bahan penyusun ransum penelitian dan formulasi

ransum penelitian disajikan pada Tabel 5, 6 dan 7.

Tabel 5. Kandungan nutrisi bahan pakan

Kandungan nutrisi Bahan penyusun ransum

Jagung* Dedak padi* Hipro 511**

----------------------------%---------------------------

Air 10,17 9,50 13

Berat kering 89,83 90,50 87,00

Protein kasar 6,41 7,09 21,50

Lemak 4,70 14,50 5,00

Serat kasar 2,02 13,10 5,00

Abu 1,50 10,62 7,00

Ca*** 0,23 0,07 0,90

P*** 0,41 1,50 0,60

BETN 75,20 41,56 48,50

Energi metabolis (kkal/kg)*** 3.370 2.980 3.025

Sumber: * Hasil analisis Laboratorium Teknik Hasil Pertanian Politeknik

Negeri Lampung berdasarkan bahan kering (2017)

** Hasil analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung berdasarkan bahan kering (2017)

***Fathul et al. (2014)

Tabel 6. Formulasi ransum penelitian

Bahan Harga/kg (Rp) Perlakuan

R0 R1 R3

----------------%----------

Hipro 511 7.500,00 60,00 41,00 22,00

Jagung 5000,00 20,00 31,70 47,50

Dedak padi 2.500,00 20,00 27,30 30,50

Protein kasar ransum 15,60 12,81 10,05

Serat kasar ransum 6,02 6,27 6,05

Energi metabolis ransum(kkal/kg) 3.085 3.122 3.175

Page 38: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

21

Tabel 7. Harga ransum

Ransum Harga

(Rp/kg)

kebutuhan ransum/

g/ekor/minggu Harga ransum selama 4

minggu/ekor (Rp) 1 2 3 4

P0 6.000,00 175 245 315 385

6.720,00

P1 5.343,00 175 245 315 385

5.984,16

P2 4.787,50 175 245 315 385

5.362,00

Keterangan: *Harga ransum ini berdasarkan harga pada Mei--Agustus 2017

dengan rincian sebagai berikut :

Harga Hipro 511 = Rp7.500,00

Harga Jagung = Rp5.000,00

Harga Dedak = Rp2.500,00

3.3 Alat Penelitian

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah

1. Petak kandang ayam terbuat dari waring yang dikaitkan pada besi berukuran 60

x 70 cm untuk 4 ekor ayam KUB sebanyak 24 petak;

2. tempat pakan berupa feeder tray dan tempat air minum kapasitas 1 liter yang

ditempatkan pada setiap kandang;

3. timbangan digital kapasitas 10 kg dengan tingkat ketelitian 0,01 untuk

menimbang ransum dan bobot ayam;

4. alat-alat analisis proksimat;

5. alat-alat kebersihan;

6. alat tulis untuk melakukan pencatatan.

Page 39: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

22

3.4 Metode Penelitian

3.4.1 Rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas

3 perlakuan dan 8 ulangan. Masing-masing ulangan terdiri atas 4 ekor ayam KUB

berumur 4 minggu. Perlakuan yang menggunakan ransum dengan kadar protein

kasar berbeda sebagai berikut

R0 : ransum dengan kadar protein 15,60%

R1 : ransum dengan kadar protein 12,81%

R2 : ransum dengan kadar protein 10,05%

3.4.2 Analisis data

Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf 5%. Apabila setelah dilakukan

analisis ragam diperoleh hasilnya berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut dengan

menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) (Steel dan Torrie, 1993).

3.4.3 Tata letak penelitian

Sebelum penelitian ini dilakukan terlebih dahulu ditentukan tata letak percobaan.

Tata letak dalam percobaan ini berukuran 1x1m dengan pemisah antar satuan

petak berupa jaring. Tata letak yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat

pada Gambar 1.

Page 40: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

23

R0U2 R0U1 R2U1 R1U3

R1U1 R2U2 R2U8 R0U4

R0U3 R1U5 R2U4 R2U7

R1U6 R2U6 R0U8 R0U7

R2U5 R1U4 R1U2 R2U3

R0U6 R1U8 R1U7 R0U5

Gambar 1. Tata letak percobaan

3.5 Pelaksanaan Penelitian

3.5.1 Persiapan kandang

Tahapan persiapan kandang meliputi :

1. membersihkan lantai kandang dengan menggunakan air dan sikat;

2. merakit kandang dari sekat dan waring dengan ukuran 60 x 70 cm sebanyak

24 petak;

3. mengapur rakitan kandang, dinding kandang, tiang kandang, dan

lantai kandang;

4. menyemprot kandang dengan desinfektan;

5. mencuci peralatan kandang (tempat ransum dan air minum);

6. setelah lantai kering, lantai kandang kemudian dilapisi dengan litter sekam

setebal 5--6 cm.

Page 41: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

24

3.5.2 Pembuatan ransum

Pembuatan ransum dilakukan dengan cara mencampurkan bahan pakan secara

homogen. Berikut langlah-langkah mencampur bahan pakan secara manual :

1. Susun bahan pakan di lantai. Bahan yang banyak jumlahnya diletakkan paling

bawah. Bahan yang sedikit diletakkan di atas sehingga tumpukan bahan

berbentuk gundukan.

2. Agar mempermudah pencampuran, mula-mula campurkan setengah bagian

campuran dahulu. Misalnya campuran bahan sebelah kanan.

3. Lanjutkan mencampur setengah bagian bahan yang lain di sebelah kiri

4. Aduk merata campuran bahan di sebelah kanan dan kiri sehingga didapat

campuran yang benar-benar merata.

Contoh pencampuran ransum R1 adalah

1. Letakkan konsentrat 511 di lantai, tambahkan jagung dan yang terakhir

tambahkan dedak padi, sehingga bahan tersebut berbentuk gundukan.

2. Aduk sebagian ransum tersebut, misalnya sebelah kanan kemudian dilanjutkan

sebelah kiri.

3. Aduk merata bahan sebelah kiri dan kanan sampai benar-benar merata.

3.5.3 Tahapan pelaksanaan

Saat ayam kampung KUB berumur 4 minggu, dilakukan penimbangan terlebih

dahulu menggunakan timbangan digital untuk mendapatkan bobot tubuh awal,

kemudian dimasukkan ke dalam 24 petak kandang percobaan yang telah

Page 42: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

25

dipersiapkan dan setiap petak terdiri dari 4 ekor ayam kampung KUB.

Selanjutnya, diberikan air minum dan ransum secara ad libitum. Konsumsi

ransum dihitung setiap minggu. Selain itu, juga diukur suhu dan kelembapan

lingkungan kandang setiap hari pada pukul 07.00 WIB, 12.00 WIB, dan 17.00

WIB. Suhu dan kelembapan lingkungan kandang diukur menggunakan

themohygrometer yang diletakkan di dalam kandang.

Air minum yang digunakan dalam penelitian ini berupa air sumur yang diberikan

secara ad-libitum. Pemberian air minum dilakukan pada pagi, siang, dan

sore hari.

3.6 Peubah yang Diamati

3.6.1 Konsumsi ransum (g/ekor/minggu)

Konsumsi ransum diukur setiap minggu berdasarkan selisih antara jumlah ransum

yang diberikan pada awal minggu (g) dengan sisa ransum pada akhir minggu

(Rasyaf, 2005). Konsumsi ransum ini dihitung untuk mengetahui banyaknya

ransum yang dikonsumsi oleh ayam KUB selama pemeliharaan.

3.6.2 Konsumsi Protein (g/ekor/minggu)

Konsumsi protein dinyatakan dalam satuan gram, dihitung dengan rumus menurut

Tillman et al., (1998) sebagai berikut.

Konsumsi protein (g) = Konsumsi ransum (g) x Kadar protein kasar ransum (%).

Page 43: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

26

3.6.3 Pertambahan berat tubuh (g/ekor/minggu)

Pertambahan berat tubuh dihitung setiap minggu pada satuan percobaan ayam

KUB mulai umur 4 minggu berdasarkan selisih berat KUB akhir minggu (g)

dengan berat tubuh minggu sebelumnya (g) (Anggorodi, 1995).

3.6.4 Konversi ransum

Konversi ransum dihitung berdasarkan jumlah ransum yang dikonsumsi

(g/ekor/minggu) dibagi dengan pertambahan bobot tubuh (g/ekor/minggu)

(Rasyaf, 2005).

3.6.5 IOFC (Income Over Feed cost)

Nilai Income Over Feed cost (IOFC) diperoleh dengan cara membandingkan

pendapatan dari penjualan ayam dengan jumlah biaya ransum selama

pemeliharaan periode grower (Nova et al., 2002). Data yang diambil dari umur

1--8 minggu, yang artinya pendapatan dari penjualan ayam diperoleh dari bobot

ayam KUB umur 1--8 minggu, sedangkan biaya ransum yang digunakan adalah

biaya ransum selama periode grower.

Page 44: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

39

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

1. Pemberian ransum dengan kadar protein kasar yang berbeda pada ayam KUB

berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, konsumsi

protein, pertambahan berat tubuh, konversi ransum, dan income over feed

cost (IOFC).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian disarankan pada peternak dan penelitian selanjutnya

sebagai berikut

1. Peternak disarankan menggunakan kadar protein kasar dalam ransum

sebesar 12,81% untuk ayam KUB periode grower karena nilai

pertambahan berat tubuh yang tinggi, konversi ransum yang rendah, dan

IOFC yang tinggi.

2. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan ayam KUB dengan

membedakan antara jantan atau betina, agar mendapatkan dan mengetahui

respon pertumbuhan ayam KUB yang optimal.

Page 45: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

40

3. Bentuk ransum untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan

bentuk ransum crumble atau pellet untuk ayam KUB periode grower.

Page 46: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

39

DAFTAR PUSTAKA

Aisjah, T., R.Wiradimadja dan Abun., 2007. Suplementasi Metionin dalamRansum Berbasis Lokal terhadap Imbangan Efisiensi Protein pada AyamPedaging. Artikel Ilmiah Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak,Fakultas Peternakan, Universitas Padjajaran, Jatinangor. Bandung.

Andriani, D. 2012. Pengaruh Kepadatan Kandang terhadap Performan Broiler diSemi Closed House. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Anggorodi, R. 1995. Ilmu Makanan Ternak Umum Cetakan ke 5. GramediaPustaka Utama. Jakarta.

Aryanti, F., Aji M.B., Budiono N. 2013. Pengaruh pemberian air gula merahterhadap performans ayam kampung pedaging. Jurnal Sains Veteriner.ISSN. 31 (2) : 0126-0421.

Ayu dan Wijaya. 2011. Pengaruh Penggunaan Level Energi Protein Ransumterhadap Produksi Ayam Kampung. Fakultas Peternakan,Universitas Udayana.

Cornetto, T. & I. Esteves. 2001. Behaviour of the domestic fowl in the presence ofvertical panels. Poult. Sci. 80 : 1455-1465.

Dewi, G.A., I G. Mahardika., I K. Sumadi., I M. Suasta., dan I M. Wirapartha,2009. Peningkatan Produktivitas Ayam Kampung Melalui KebutuhanEnergi dan Protein Pakan. Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Fapet –UNUD. Denpasar.

Fathul, F., Liman, Nining, P., dan Syahrio, T. 2013. Pengetahuan Pakan danFormulasi Ransum. Buku Ajar. Jurusan Peternakan. Fakultas Pertanian.Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Fijana, M.F. 2012. Pengaruh proporsi pemberian pakan pada siang malam haridan pencahayaan pada malam hari terhadap produksi karkas broiler.Animal Agriculture Journal. 1 (1) : 1--24.

Fumihito A.S., Miyake, T., Takada, M., Singu, R., Endo, T., Gojobori, T., Kondo,N., Ohno, S. 1996. Monophyletic origin and unique dispersal patterns ofdomestic fowis. Proc Nati Acad Soi. 93: 6792--6795.

Page 47: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

40

Gultom, S.M., Supratman, R.D.H., Abun. 2014. Pengaruh imbangan energi danprotein ransum terhadap bobot karkas dan bobot lemak abdominal broilerumur 3--5 minggu. Jurnal Fakultas Peternakan, UniversitasPadjajaran. Bandung.

Gunawan, Sihombing DTH. 2004. Pengaruh suhu lingkungan tinggi terhadapkondisi fisiologis dan produktivitas ayam buras. Wartozoa. 14 (1) : 31-38.

Hughes, B.D.2003. Interaction of dietary calcium and protein in bone health inhumans. Am.J.Clin.Nutr.133: 852S--854S.

Iskandar, S. dan H. Resnawati.1999. Potensi daging ayam silangan (F1)pelung x kampung yang diberi ransum berbeda protein pada dua masastarter. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis UniversitasDiponegoro. Semarang.

Iskandar, S. 2009. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Lokal, Balitnak. Bogor.

_________. 2010. Usaha Tani Ayam Kampung. Editor: Ketaren, P. P., Sopiyana.S., Sudarman. D. Balai penelitian ternak Ciawi. Bogor.

Kartasudjana dan Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. PebebarSwadaya. Jakarta.

Lewis, P. D. and R. M. Gous, 2007. Broilers perform better on short or step-upphotoperiods. South Afr. J. Anim. Sci. 37 : 90--96.

Listiawati, F. 1999. Pengaruh Pemberian Limbah Udang sebagai SubstitusiTepung Ikan terhadap Performans Ayam Kampung Umur 8-16 Minggu. FPUSU. Medan.

Lubis, D. A. 1993. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan. Jakarta.

Mahfudz, L.D., T.A. Sarjana., dan W. Sarengat. 2010. Efisiensi PenggunaanProtein Ransum yang Mengandung Limbah Destilasi Minuman Beralkohol(Ldmb) oleh Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica) Jantan. SeminarNasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Fakultas Peternakan,Universitas Diponegoro.

Mide, M.Z., Harfiah., 2013. Pengaruh penambahan tepung daun katuk (Saoropusandrogynus) dalam ransum berbasis pakan lokal terhadap performansbroiler. Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak. 9 (1) : 18--26.

Muharlien., Achmanu., Agung K. 2011. Effek lama waktu pembatasan pemberianpakan terhadap performan ayam pedaging. Jurnal Ternak Tropika JurusanProter. Fapet. Univeritas Brawijaya. Malang. 6 (2) : 1--6.

Page 48: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

41

Murtidjo, B.A. 1994. Pedoman Meramu Makanan Unggas. Edisi Keenam.Kanisius. Yogyakarta.

National Research Council. 1994. Nutrient Requirements of Poultry. NationalAcademy of Sciences. Washington. DC.

Nawawi, N. T., dan Nurrohmah. 2002. Ransum Ayam Kampung. PT TrubusAgrisarana. Surabaya

Nova, K., T. Kurtini, dan Riyanti. 2002. Buku Ajar. Mnejemen Usaha TernakUnggas. Universitas lampung. Bandar Lampung.

Nugraha, D.U., Atmomarsono, dan L.D Mahfudz. 2012. Pengaruh penambahaneceng gondok (Eichornia crassipes) fermentasi dalam ransum terhadapproduksi telur itik tegal. Anim Agric J.I (1): 75--85.

Nuroso. 2010. Ayam Kampung Pedaging Hari Per Hari. Penebarswadaya. Jakarta.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik.Angkasa. Bandung.

Piliang W.G. 2000. Fisiologi Nutrisi. Volume I. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Pramual, P., Meeyen, K., Wongpakam, K., Klinhom, U. 2013. Genetic diversityof thai native chicken inferred from mitocondrial DNA sequences. Trop NatHist. 13: 97--106.

Purba, E. 1999. Pengaruh Pemberian Berbagai Level Tepung Bekicot (Achatinafulica) sebagai Substitusi Tepung Ikan terhadap Performans AyamKampung Umur 10-16 Minggu. Skripsi. FP USU. Medan.

Rahayu, B.W.I., dan Widodo, A.E.P. 2010. Penampilan pertumbuhan ayampersilangan kampung dan bangkok. Jurnal Ilmu Peternakan. 5(2) : 77--81.

Rasyaf, M. 1994. Bahan Makanan Unggas Di Indonesia. Kanisius. Yogyakarta.

________. 2005. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta

________. 2011. Panduan Beternak ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Resnawati, H., A. Gozali., I Barchia., A. P. Sinurat., T. Antawidjaja. 1998.Penggunaan Berbagai Tingkat Energi dalam Ransum Ayam Buras yangDipelihara secara Intensif. Laporan Penelitian. Balai PenelitianTernak. Bogor.

Page 49: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

42

Riza, M.Z. 1999. Pengaruh Penggunaan Tepung Buah Tanjung (Mimosops elengiL.) pada Ransum terhadap Performans Ayam Kampung Umur 16-24Minggu. Skripsi. FP USU. Medan.

Santosa, K., S.ST., Warsito., dan A. Andoko. 2012. Bisnis Penggemukan Sapi.Agromedia Pustaka. Jakarta.

Sartika, T. 2016. Panen Ayam Kampung 70 Hari. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sarwono, B., 1996. Beternak Ayam Kampung. Penebar Swadaya. Jakarta.

Scanes C.G., George B., Ensminger M. 2004. Poultry Science. Edisi ke-4.Illinois Interstate Publisher.

Scott, M. L., M.C, Nesheim., and R.J.Young. 1982. Nutritions of the Chickens.Second Ed. M. L. Scott and Associates Ithaca. New York.

Setioko, A.R., dan S. Iskandar. 2005. Review Hasil Hasil Penelitian dan dukunganTeknologi dalam Pengembangan Ayam Lokal. Prosiding LokakaryaNasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal. Semarang, 25September 2005. Pusat penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.Hlm. 10--19.

Sidadolog, J.H.P., dan T.Yuwanta. 2011. Pengaruh konsentrasi protein-energipakan terhadap pertambahan berat badan, efisiensi energi dan efisiensiprotein pada masa pertumbuhan ayam merawang. Animal Production 11Lab. Ternak Unggas, Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta. (1) : 15--22.

Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. GramediaPustaka Utama. Jakarta

Sudaryani, T., dan Santoso, 1995. Pembibitan Ayam Ras. PenebarSwadaya. Jakarta.

Suharyanto, A.A. 2007. Panen Ayam Kampung dalam 7 Minggu Bebas FluBurung. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sulandari, S., M.S.A. Zein., S. Paryanti., T. Sartika., M. Astuti., T. Widjastuti., E.Sujana., S.Darana., I. Setiawan., dan D. Garnida. 2007. Sumber DayaGenetik Lokal Indonesia. dalam: Keragaman Sumber Daya Hayati AyamLokal Indonesia : Manfaat dan Potensi. LIPI Press. Bogor.

Suryana., dan A. Hasbianto. 2008. Usaha tani ternak ayam buras di Indonesiapermasalahan dan tantangan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, J.Litbang Pertanian. Kalimantan Selatan. 27(3): 75--83

Page 50: PERFORMA AYAM KUB (K AMPUNG UNGGUL BALITNAK) …digilib.unila.ac.id/29590/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu ... juga

43

Suthama, N., Wahyuni, H.I., dan Mangitsah, I., 2010. Laju PertumbuhanBerdasarkan Degradasi Protein Tubuh pada Ayam Kedu Dipelihara Ex Situ.Prosiding Seminar Nasional Tentang Unggas Lokal ke-IV. Semarang 7Oktober 2010. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang.Hlm. 138--146.

Tampubolon., Bintang, P.P., 2012. Pengaruh Imbangan Energi dan ProteinRansum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler.Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Bandung.

Tanwiriah, W., D. Garnida dan I.Y. Asmara. 2006. Pengaruh Tingkat Proteindalam Ransum terhadap Performa Entok Lokal (Muscovy duck) padaPeriode Pertumbuhan. Seminar Teknologi Peternakan dan VeterinerFakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Bandung.

Tillman. A. D., Hartadi., H. Reksohaddiprodjo., S. Prawirokusumo., dan S.Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta.

Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke-V. Gadjah Mada UniversityPress. Yogyakarta.

Wicaksono, D. 2015. Perbandingan Fertilitas, Susut Tetas, Daya Tetas, danBobot Tetas Ayam Kampung pada Peternakan Kombinasi. Skripsi.Jurusan Peternakan. Universitas Lampung

Williamson, G., dan W.J.A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di DaerahTropis. Edisi ke-3. Gadjah Mada Universitas Press. Yogyakarta.

Winedar, H., Listyawati, S.,Sutarno., 2006. Daya cerna protein pakan, kandunganprotein daging, dan pertambahan berat badan ayam broiler setelahpemberian pakan yang difermentasi dengan Effective Microorganisms-4(EM-4). Jurnal Bioteknologi. 3 (1) : 14--19.

Yuwanta, T. 2008. Dasar Ternak Unggas. Cetakan ke 5. Kanisius. Yogyakarta