Perepet jengkol

download Perepet jengkol

of 10

description

Olahraga

Transcript of Perepet jengkol

1. Perepet jengkolMeski nama permainannya adalah perepet jengkol tapi sebenarnya dalam permainan tersebut sama sekali tidak melibatkan jengkol. Setelah djamandoeloe.com cari tahu sana sini tidak ada yang tahu kenapa permainan ini dinamakan perepet jengkol, yang pasti permainan ini sudah ada sejak dulu. Malah konon katanya pada zaman dulu permainan ini biasanya dimainkan ketika malam terang bulan. Jadi, waktu dulu saat terang bulan seperti itu anak-anak kampung akan keluar rumah untuk bermain di halaman. Perepet jengkol ini dilakukan sedikitnya oleh tiga orang, namun akan semakin ramai kalau dimainkan oleh lebih dari tiga orang. Cara bermainnya seperti ini:

1.Para pemainnya berdiri sambil membelakangi temannya masing-masing kemudian para pemainnya saling berpegangan tangan atau merangkul juga boleh asal saling mengikat saja.2. Setelah itu, salah satu kaki setiap pemainnya diangkat kemudian dikaitkan dengan kaki pemain lainnya yang diangkat juga, kaki mereka tersebut dianyamkan hingga kuat. Jadi, kaki pemain yang satu dengan pemain yang lainnya saling terkait.3. Kalau pertahanan kakinya sudah kuat, masing-masing pemain harus menjaga keseimbangganya agar tidak terjatuh dan satu per satu mulai melepaskan tangannya.4. Jika sudah seperti itu, semua pemain meloncat-loncat bergerak berputar ke arah kanan atau kiri tergantung kesepakatan bersama. Sambil berputar semuanya melantunkan lagu yang ada di atas sambil bertepuk tangan.5. Semakin lama putarannya akan semakin cepat hingga akhirnya keseimbangan para pemain tidak dapat dipertahankan lagi dan semuanya berjatuhan.

Tidak ada pihak yang dinyatakan menang atau kalah dalam permainan ini karena permainan ini hanya dimainkan untuk bersenang-senang. Meski begitu, permainan perepet jengkol memberikan sebuah pelajaran bagi kita, yakni mengajarkan kita untuk bisa bekerja sama dengan yang orang lain. Di saat kita bisa saling bekerja sama serta mendengarkan petunjuk satu sama lain maka keseimbangan itu pun akan terjaga dengan baik. Namun, di saat kita sudah lemah dan tidak lagi bisa diajak kerja sama, jatuhlah semuanya. Kurang lebih seperti itulah permainan tradisional daerah Sunda ini. Permainan zaman dulu itu tidak sembarang permainan tetapi selalu ada makna dibalik semuanya.2. Gobak SodorHadang/ Gobak Sodor termasuk salah satu permainan tradisional Indonesia yang juga dimainkan di negara lain. di Indonesia sendiri Gobak Sodor atau Hadang memiliki nama tersendiri disetiap daerah di Indonesia, akan tetapi tetap pada aturan dan cara bermain yang sama.

Permainan Hadang/Gobak Sodor memiliki arti sendiri pada setiap pemainnya, biasanya permainan ini dimainkan pada saat jam istirahat sekolah, pada sore hari di lingkungan tinggal masyarakat dan tentu saja permainan yang gemar dimainkan oleh anak-anak ini bisa juga untuk melatih berbagai kecakapan keterampilan pada diri anak terutama untuk fisik tubuh anak. Misalnya : Kelincahan, Kecepatan, dan gerak reflek pada anak, tentu saja kekompakan tidak luput pada permainan ini. Bhkan orang dewasa pun berhak memainkan permainan ini.

Aturan permainannya sendiri sangat mudah untuk diterapkan, berikut ulasan singkatnya :

1. Terdiri dari 2 Tim sebanyak 5 orang pemain dan 3 cadangan atau lebih.2. Pemain yang menjadi penjaga diharuskan menjaga satu orang pemain lawan, dan yang bertugas pada garis tengah area permaian mengatur semua pergerakan lawan (mengepung lawan).3. permainan dinyatakan selesai atau berganti jaga pada saat pemain yang menjaga menyentuh anggota tubuh pemain lawan atau sebaliknya.4. setiap game dibatasi oleh waktu dan babak permainan, waktu permainan tergantung dari juri/wasit yang memimpin/ kesepakatan antar pemain.5. pemaian dinyatakan menang apa bila meraik kemenangan terbanyak pada waktu permainan yang ditentukan. 6. Untuk ukuran arena permainan kalian bisa memakai lapangan voli yang dibagi atas 6 ruang, atau bisa dengan ukuran yang kalian tentukan sendiri.

3. BentengBentengadalah permainan yang dimainkan oleh duagrup, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8orang. Masing-masinggrupmemilih suatu tempat sebagaimarkas, biasanya sebuahtiang,batuataupilarsebagai benteng.

Peralatan

Pada permainan bebentengan ini para pemain tidak memerlukan alat-alat khusus, cukup lahan kosong untuk menjadi pijakan dan batas antara kedua kubu kelompok masing-masing. Kedua kelompok membuat markas bebentengannya saling berjauhan, biasanya di sudut lapangan. Misalnya kelompok pertama di sudut barat maka kelompok yang kedua di sudut timur.

Peraturan

Setiap personil pada kedua kubu harus menyentuh benteng. Hal ini menandakan bahwa status personil tersebut adalah baru. Kalau dia agak lama tidak menyentuh benteng, maka status personil tersebut akan disebut lamo. Personil yang berstatus lamo, dapat dikejar, diburu, dan ditawan oleh personil dari benteng lawan yang berstatus baru. Jika seorang lamo sedang berada atau berlari di luar benteng dapat menjadi tawanan lawan jika disentuh oleh personil dari benteng lawan yang berstatus baru.Personil yang menjadi tawanan akan berdiri bergandengan di dekat benteng lawan yang menawannya. Para tawanan tidak dapat lagi bebas memburu atau menyerang sampai mereka dapat dibebaskan. Para tawanan dapat dibebaskan oleh teman dari bentengnya dengan cara menyentuh teman-temannya yang menjadi tawanan tersebut. Permainan

Awal mula permainan ini dimulai dengan majunya atau menyerangnya dari salah satu personil tiap kubu salah satu benteng untuk menantang musuh permainannya. Personil dari lawan mainnya kemudian balik menyerang dan mengejar musuhnya. Dari sana para pemain yang maju saling mengejar dan menghindar satu sama lainnya. Jika seorang lamo yang maju kemudian ditangkap atau disentuh oleh lawan mainnya maka dia menjadi tawanan musuhnya.

Seorang lamo berusaha mengejar dan menghindar dari lawan mainnya supaya tak jadi tawanan musuhnya dan para personil yang berada pada markas bentengnya dapat bergantian secara bergiliran untuk maju menyerang musuhnya. Demikian seterusnya sehingga terjadi saling kejar mengejar antar personil kedua benteng.

Pada sela-sela permainan sering terjadi kehabisan personil karena ditawan dan bentengnya dikepung oleh lawannya. Lawan pengepung ini dapat membebaskan teman-temannya yang juga menjadi tawanan dan dijaga oleh personil di benteng lawannya. Setelah dibebaskan, para mantan tawanan ini dapat turut mengepung benteng lawannya. Sisa personil dari benteng yang terkepung dapat mengejar para pengepung yang berstatus lamo untuk mempertahankan bentengnya, atau balik mengirim penyerang ke benteng pengepung jika benteng para pengepung tidak menjaganya.

Akhir Permainan

Satu kelompok dapat memengankan permainan jika salah satu personil mereka dapat menyentuh benteng lawan tanpa disentuh oleh lawan yang mempertahankan benteng yang diserang tersebut. Setelah ada yang menang dan kalah, maka permainan selesai dan dapat dimulai kembali permainan bebentengan tersebut dari awal.

4. Boy-BoyanPermainan tradisional boy boyan ini berasal dari jawa barat, permainan tradisional boy boyan ini biasanya dimainkan oleh anak anak

Teknik dan Aturan Permainan Jumlah pemain : 2-10 anak Bahan : Kreweng (pecahan genteng/gerabah) atau pecahan asbes atau potongankayu, bola plastik Orientasi : Konsentrasi, kerjasama, ketepatan, dan kecepatan Persiapan : 1. Tujuh buah kreweng disusun sehingga dalam posisi bertumpuk/menyerupai menara 2. Siapkan bola plastik berdiameter + 20 cm

Cara Bermain 1.Sebelum melakukan permainan, dilakukan hompimpa untuk menentukan pemain mana yang pertama memulai permainan. Secara bersama-sama, pemain mengucapkan kata hom-pim-pa. Ketika mengucapkan suku kata terakhir (pa), masing-masing pemain memperlihatkan salah satu telapak tangan dengan bagian dalam telapak tangan menghadap ke bawah atau ke atas. Di beberapa daerah hompimpa dilakukan dengan lagu berlirik hompimpa alaium gambrengyang bermakna dari Tuhan kembali ke Tuhan, mari kita bermain. Pemenang adalah pemain yang memperlihatkan telapak tangan yang berbeda dari para pemain lainnya. Ketika pemain lainnya sudah menang, pemain yang kalah ditentukan oleh dua pemain yang tersisa dengan melakukan suit. 2. Pemain yang menang pertama merubuhkan menara kreweng dengan menggunakan bola dari jarak tertentu. 3. Selanjutnya, pemain yang menang harus menyusun kembali menara kreweng yang berserakan tersebut sambil menghindari tembakan bola dari pemain yang kalah. Jika pemain yang menang terkena tembakan akan menjadi pemain yang kalah dan sebaliknya. 4. Sementara pemain yang menang lainnya terus berjuang menyelesaikan susunan menara kreweng tersebut. Jika pemain yang menang berhasil menyusun pecahan kreweng berarti permainan usai. 5. Egrang atau jajangkungan

Permainan egrang ataupun jajangkungan dimainkan dengan sepasang tongkat atau galah, yang terbuat dari kayu atau bambu setinggi 2 hingga 3 sentimeter. Sementara untuk tumpuan atau pijakan kaki ibuat dengan ketinggian 30x60 em dari ujung bawah tongkat. Beberapa orang pemain dapat serentak memainkannya bersama-sama.

Disejumlah daerah, umumnya permainan dilakukan sebagai adu ketahanan keseimbangan tubuh. Namun didaerah lainnya, perrnalnan egrang ataupun jajangkungan dilakukan sebagai adu ketahanan fisik, strategi, dan konsentrasi karna harus memainkan egrang atau jajangkungan berupaya menjatuhkan lawannya. Dua kelompok pemain saling berpasangan satu lawan satu. Setelah saling berhadapan, pemain satu dengan lainnya saling menendang ujung egrang yang menyentuh tanah. Selain itu, dibeberapa daerah pesisir (pantura) permainan egrang lebih banyak dipadukan dengan permainan lain.

Semisal permainan sepakbola, pukul kendi dan lainnya. Media bambu yang dipergunakan umumnya bambu tali (awi tali) ataupun bambu hijau (awi hejo) dan bambu hitam (awi hideung). Pemilihan bambu tali, hijau dan hitam bukan tanpa alasan. Selain mudah dalam proses pembuatan karena cepat kering, juga sangat kuat tidak mudah retak saat dijadikan pijakan. Selain itu bila disambungkan antara bagian bambu yang dijadikan pegangan dan pijakan tidak merekah dan justru sebaliknya semakin menjepit. Berbeda dengan jenis bambu lainnya seperi bambu gombong dan tanaman bambu lainnya yang cenderung sulit mongering dan mudah merekah serta rapuh.

Proses pembuatan permainan egrang atau jajangkungan. Setelah ditebang, bambu yang dipilih adalah bambu yang sesuai dengan pegangan tangan atau bambu bagian atas. Bila tidak melalui proses pengeringan, batang bambu terlebih dahulu dibersihkan. Pamasangan pijakan disesuaikan dengan urutan buluh bambu, buluh bambu bagian atas dipergunakan untuk pegangangan (bagian atas) sedangkan yang disambung dengan pijakan merupakan bulu bagian bawah.6.Meong BongkokPermainan ini dilakukan oleh anak laki atau perempuan, dilakukan di tempat yang cukup luas, jumlah pemain antara 12 atau 20 orang yang berpasang-pasangan membentuk dua kelompok untuk bertanding.Permainan ini merupakan hiburan yang mengasyikan dan mengandung unsur olah raga serta keterampilan memelihara keseimbangan. Terdapat di daerah Cibatu Kabupaten Garut.7. Gatrik Gatrik merupakan permainan tradisional masyarakat Sunda. Pada masanya pernah menjadi permainan yang populer di Indonesia. Gatrik adalah permainan kelompok, terdiri dari dua kelompok. Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai tongkat berukuran kira-kira 30 cm dan lainnya berukuran lebih kecil. Permainan gatrik biasanya dilakukan di lapangan atau halaman tanah terbuka. Jumlah pemain sebanyak 2 tim, masing-masing tim terdiri dari 2-5 anak. Biasanya digunakan batu (bata) sebagai landasan gatrik atau benda lain yang bisa digunakan sebagai landasan gatrik.

Permainan ini terdiri dari tim pemukul dan tim penangkap. Gatrik menggunakan alat bantu berupa 2 potongan bambu atau kayu, potongan panjang sebagai pemukul sepanjang kurangg lebih 30 cm dan potongan pendek sepanjang 10 cm.

Mulai mainUntuk menentukan tim yang lebih dulu bermain sebagai pemukul, kita bisa melakukan suit, atau melemparkan kayu Gatrik pendek ke landasan di atas batu. Siapa yang melemparnya lalu masuk atau paling dekat dengan batu landasan, akan menjadi tim pemukul.

Babak Permainan

Babak Pertama adalah menyilangkan gatrik pendek di atas batu dan siap dilempar dengan gatrik panjang. Tim penangkap akan menjaga lemparan gatrik pendek, jika berhasil tertangkap maka giliran akan berganti. Jika tidak bisa menangkap, masih ada satu kesempatan lagi dengan melemparkan gatrik pendek ke gatrik panjang. Bila kena, tim penangkap akan berganti menjadi tim pemukul.

Bila tidak mengenai gatrik panjang , maka kita masuk babak kedua. Gatrik panjang dan pendek dipegang dengan tangan lalu gatrik pendek dipukul sekeras-kerasnya dengan gatrik panjang. Bila tertangkap, tim penjaga mendapat mempunyai peluang untuk bermain gatrik. Bila tidak, tim penjaga melemparkan gatrik pendek mendekati batu landasan, agar tim pemukul tidak mempunyai jarak per gatrik pendek untuk mendapatkan nilai.

Babak terakhir adalah apa yang disebut patil lele, letakkan dengan posisi miring di landasan batu. Pukul bagian ujung hingga terlempar ke atas, lalu segera dipukul lebih keras lagi ke depan. Tim penangkap tetap bertugas menangkap gatrik pendek. Bila tidak tertangkap, tim pemukul akan meneruskan permainan dengan memukul ujung gatrik yang pendek gatrik pendek di atas tanah (seperti memukul bola golf tapi sambil kaki mengangkang). Dalam memukul gatrik pendek, dilakukan secara estafet (jika pemain ke-1 gagal memukul, diganti pemain ke-2, dst.). Jarak yang diukur dengan gatrik pendek itu menentukan kemenangan tim. Tim yang menang biasanya akan dihadiahi oleh tim yang kalah dengan diakod (digendong) dengan jarak sesuai jauhnya gatrik pendek yang dipukul.

Permainan ini membutuhkan kelincahan dan kecepatan. Pemain harus hati-hati saat memainkannya karena semakin kencang gatrik meluncur, tim penangkap harus sigap untuk menghindari cedera terkena kayu gatrik. Cara bermain/peraturan bermain gatrik ini di setiap daerah bisa berbeda-beda.

DAFTAR PUSTAKAhttp://annalian.blogspot.com/2012/11/permainan-tradisional-boy-boyan.htmlhttp://anjjabar.go.id/permainan-rakyathttp://gpswisataindonesia.blogspot.com/2014/01/sejarah-permainan-tradisional.htmlwww.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=1013&lang=id(semua diakses tanggal 7 maret 2014)

TUGAS INDIVIDUMATA KULIAH APRESIASI OLAHRAGASemester Genap 2013/2014

Judul Tugas :Permainan Tradisional

Kelas:Agribisnis A

Disusun Oleh :Ratih Rizky Nursyifa150610120020

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS PADJADJARANJATINANGOR2014

KATA PENGANTARPuji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berkat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Tanpa bantuannya sulit bagi saya untuk dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.Saya telah berusaha untuk menyempurnakan tulisan ini, namun sebagai manusia tim penulis pun menyadari akan keterbatasan maupun kehilafan dan kesalahan yang tanpa disadari. Oleh karena itu, saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini akan sangat dinantikan.Jatinangor, Maret 2014

Penulis