Perencanaan Pembangunan kelompok 5
-
Upload
sita-nurhalimah -
Category
Economy & Finance
-
view
364 -
download
1
Transcript of Perencanaan Pembangunan kelompok 5
Kelompok 5Teknik Analisis SWOT, Teknik Perencanaan
Strategis, dan Perencanaan Pembangunan Regional
OlehMuhammad Dzulfaqori (1304182)
Rahma Nur Amalia (1301050)Sita Nurhalimah (1306931)
Vira Maulina (1300770)
S
W
OT
TEKNIK ANALISIS SWOTPengaruh eksternal
Kekuatanpendorong
Kekuatanpenghambat
Pengaruh internal
Menurut Ferrel dan Harline (2005), untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi
dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman).
Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu Instansi mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan.
Fungsi Analisis SWOT
Internal
Eksternal
S (Strength)
Tentukan faktor2 kekuatan internal
W (Weakness)
Tentukan faktor2 kelemahan internal
O (Opportunity)
Tentukan faktor2 peluang eksternal
Strategi SO: Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO: Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
T (Threat)
Tentukan faktor2 ancaman eksternal
Strategi ST: Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT: Ciptakan strategi yang meminimalkan kelamahan dan menghindari ancaman
Matrik SWOT
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu
organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini.
Pengertian Perencanaan Strategis
Jenis – jenis PerencanaanJenis perencanaan menurut prosesnya : Policy Planning Program Planning Operational Planning
Jenis perencanaan menurut jangka waktunya 1. Long Range Planning, yaitu perencanaan
jangka panjang yangdalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tigatahun
2. Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1hingga tiga tahun
3. Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yangpelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun
Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya 1. National Planning, yakni rencana yang
diperuntukkan bagiseluruh wilayah negara 2. Regional Planning, yakni rencana untuk
suatu daerah 3. Local Planning, yakni rencana untuk suatu
daerah yang sangatterbatas.
Jenis perencanaan menurut penggunaannya 1. Single Use Planning, yaitu suatu
perencanaan hanya untuksekali pakai saja. Dalam artian jika rencana tersebut telahtercapai, maka tidak akan digunakan lagi
2. Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secaraberulang-ulang, walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali
Proses Penyusunan Perencanaan
1. Merumuskan Misi dan Tujuan.2. Memahami Keadaan Saat ini3. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya Tujuan4. Menyusun rencana Kegiatan untuk mencapai Tujuan
Manfaat pengelolaan dan perencanaan yang efektif, yakni : Pengembangan diri – dengan melakukan
perencanaan yang efektif, maka seseorang akan mampu menyisakan waktu luang yang berharga untuk menyusun pengembangan diri guna peningkatan kinerjanya.
Pekerjaan tuntas dan selesai tepat waktu sehingga pekerjaan tidak menumpuk; dan tidak mesti melakukan lembur guna menuntaskan pekerjaan.
Pekerjaan dapat ditata dengan rapi, dan akan memudahkan proses mengorganisasikan dan mengendalikan pekerjaan lainnya
Peter Hall
Robert Mc Namara
Perkembangan Konsep Perencanaan Regional
D.Conyers et al, (1984 hal 3)
Jan Tinbergen (diterjemahkan oleh Hafid, 1973,hal 33)
Edgar A. Rose (M.J. Bruton 1974 hal. 30)
B. Mackaye
DEFINISI PERENCANAAN-1
Bintoro Tjokroamidjojo
Albert Waterston
Webster Dictionary
DEFINISI PERENCANAAN-2
DEFINISI REGIONAL (WILAYAH)1. Wilayah Formal Atau Homogen ; wilayah yg memiliki kesamaan,
misalnya kesamaan struktur ekonomi atau kondisi geografis2. Wilayah Fungsional atau Modal ; wilayah yang satu sama lainnya
secara fungsional saling membutuhkan.3. Wilayah Perencanaan atau Administratif Perencanaan (J.GLASSON/1974)
PEMBAGIAN REGIONAL (WILAYAH)4. Daerah Administratif5. Daerah terkait dalam suatu sistem6. Daerah Perencanaan Strategis (RIDWAN KAMANSYAH)
DEFINISI REGIONAL (WILAYAH)
D. conyers, et al (1984, hal. 24) yang mengatakan : "The colonial power began to accept the need for social and economic development and even the reality of Ditinjau dari aspek historis perkembangan masyarakat
menurut pertumbuhannya dapat dibedakan dalam masyarakat traditional, masyarakat transitional dan masyarakat modern.
Untuk mencapai kemajuan sebagai daerah maju atau modern maka ia harus melakukan suatu "development”. Suatu istilah asing yang kemudian dipersamakan dalam bahasa kita sebagai pembangunan. Dari sudut tata bahasa Indonesia istilah development dapat dijabarkan sebagai kemajuan atau perkembangan.
Historis Pembangunan
Moeljadi Banoewidjojo Saul M Katz Sondang P Siagian J. Glasson membagi wilayah dalam tiga jenis
yaitu: a) Wilayah formal atau wilayah homogeny b) Wilayah fungsional atau wilayah modal c) Wilayah perencanaan atau wilayah administrasi
perencanaan (region programming)
DEFINISI PEMBANGUNAN
1. Pendekatan perencanaan sektoral
2. Pendekatan perencanaan regional (wilayah)
Pendekatan Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan dengan Pendekatan wilayah (regional)
melihat pemanfaatan ruang serta interaksi-interaksi berbagai kegiatan dalam ruang suatu wilayah yg diarahkan untuk pencapaian efeseinsi dan kenyamanan yg optimal untuk kemakmuran masyarakat di wilayah tersebut.
Pendekatan perencanaan regional memandang wilayah sebagai kumpulan dari bagian-bagian wilayah yg lebih kecil dengan potensi dan daya tarik serta daya dorong yg berbeda-beda, yang mengharuskan mereka menjalin hubungan untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya
Perencanaan wilayah mencakup berbagai kehidupan yg komprehensip (satu sama lain saling bersentuhan), yang semuanya bermuara pada upaya meningkatkan kehidupan masyarakat (ekonomi, politik, social dan budaya ) berbaur dalam sebuah perencanaan wilayah yang cukup kompleks
Ciri Perencanaan dengan Pendekatan Regional
(Wilayah)
Perencanaan regional (wilayah) akan menjawab beberapa pertanyaan yang pada pendekatan sektoral tidak akan terjawab , yaitu ;1. Lokasi berbagai kegiatan ekonomi yg akan berkembang2. Penyebaran penduduk dan lokasi berbnagai kegiatan
ekonomi yg akan berkembang dimasa yg akan datang3. Perubahan struktur ruang wilayah dan sarana yg
harus di bangun4. Perencanaan jaringan penghubung yg dapat
menghubungkan berbagai pusat kegiatan atau pemukiman secara efesein.
Perencanaan Regional Mengatasi berbagai masalah
sektoral
Dengan pendekatan perencanaan Regional maka terjadi
perubahan paradigm pembangunan yang dahulu bersifat sentralisasi, sektoral, partial, makro dan top down approach ke paradigm baru yg desentralisasi, interaktif, bottom up approach, keterpaduan, mikro, local based dan partisipatory
Perencanaan pembangunan wilayah (regional) harus diorientasikan kepada kemampuan bertindak local dalam kerangka berpikir global, memperhitungkan kelayakan masa kini dalam mempertimbangkan masa depan, lebih fleksibel dan dinamis dalam framework yg pasti dgn melibatkan seluruh unsure di masyrakat seperti akademisi, investor, budayawan, praktisi, dll
Perubahan Paradigma Perencanaan
Pembangunan
Glasson (1974 : 5) Perencanaan adalah : “major features of general planning include a sequence of actions which are designed to solve problems in the future”. Glasson kemudian menetapkan urutan langkah-langkah sebagai berikut :1. The indentification of the problem.2. The formulation of general goals and more specific and
measurable objectives relating to possible constraints.3. The indentefication of possible constraints.4. Projection of the future situation.5. The generation and evalution of alternative courses of
action,and the production of a preferred plan.Which in generic form may include any policy statement or strategy as well as a definitive plan.
Langkah-langkah Proses Perencanaan
Regional
Indentifikasi kondisi saat sekarang dan indentifikasi masalah yang akan datang,
baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Tentukan visi, misi, dan tujuan umum yang ingin dicapai. Indentifikasi kondisi daerah-daerah di sekitar daerah yang akan dibuat
perencanaannya dengan pendekatan wilayah, baik menyangkut potensi daerah tersebut maupun hal-hal lain yang terkait dengan kemungkinan untuk melakukan kerja sama.
Indentifikasi kendala yang dihadapi saat ini maupun yang akan datang, termasuk kendala jika dilakukan kerja sama antardaerah.
Proyeksikan berbagai variabel yang terkait, baik yang bersifat terkendali maupun yang di luar jangkauan pengendalian pihak perencana.
Tetapkan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai dengan kekuatan sendiri dan melalui kerja sama antardaerah dalam kurun waktu tertentu, dengan tujuan yang dapat diukur.
Susun format kerja sama antardaerah dan sesuaikan dengan yang berlaku secara transparan.
Cari seluruh alternatif yang mungkin dilakukan dengan kemampuan sendiri maupun melalui kerja sama antardaerah untuk mencapai sasaran tersebut.
Pilih alternatif terbaik, termasuk kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan. Menetapkan lokasi dan waktu dari semua kegiatan yang akan dilaksanakan. Menyusun kebijakan dan strategi agar kegiatan pada tiap lokasi berjalan sesuai
dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah dalam Perencanaan Pendekatan Wilayah
PENDEKATAN-PENDEKATAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH
(REGIONAL) DI INDONESIA
Pada kurun waktu ini, pendekatan
pembangunan yang dilakukan masih bersifat parsial dan sektoral.
Titik berat pelaksanaan pengembangan wilayah terfokus pada kawasan perkotaan, sedangkan perdesaan belum mendapat perhatian serius.
Pendekatan Periode 1960-an
Terjadi peningkatan kegiatan ekonomi di perkotaan, tetapi di sisi lain mengakibatkan penurunan mutu lingkungan.
Pedesaan yang kurang terperhatikan mengakibatkan produktivitasnya menurun
Terjadi urbanisasi.
Pengembangan wilayah mulai dipandang sebagai solusi guna
mempercepat pembangunan wilayah. Koreksi terhadap pendekatan mulai dilakukan, mengingat
pendekatan pengembangan wilayah yang diterapkan bersifat sektoral.
Asumsi pengembangan pusat pertumbuhan akan menetes ke wilayah sekitarnya, terbukti kurang berjalan. Kenyataannya, pusat pertumbuhan “menghisap” wilayah sekitarnya. Pusat-pusat yang sudah berkembang cenderung menjadi metropolitan.
PENDEKATAN PERIODE 1970-an
Periode awal tahun 1980-an ditandai dengan
perumusan Strategi Nasional Pembangunan Perkotaan yang masih menggunakan konsep kutub pertumbuhan (growth pole) dalam proses pembangunannya.
Pada periode ini, juga dikenalkan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
PENDEKATAN PERIODE 1980-an
Pendekatan wilayah dalam perencanaan tata ruang wilayah mengalami pendalaman dan perluasan cakupan, antara lain dibuktikan dgn pemberlakuan PP No. 45/1992 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah dan UU No. 24/1992 tentang Penataan Ruang.
Dalam prosesnya, penataan ruang melakukan tinjauan komprehensif tentang wilayah.
Analisisnya menggunakan model dari berbagai disiplin ilmu. Hasil kegiatan dituangkan dalam spatial plan atau rencana tata ruang.
PENDEKATAN PERIODE 1990-an (1)
Tata Ruang
Penataan kawasan lindung, kawasan pemukiman perkotaan, kawasan pemukiman pedesaan, kawasan produksi, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi, prasarana transportasi, telekomunikasi dan pengairan.
Pada periode ini dikenal hirarki Sistem Perencanaan Tata Ruang, yaitu:
Rancana Tata Ruang Wilayah Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/kabupaten
Rencana-rencana Rinci
Perkembangan teknologi informasi memicu tuntutan terhadap transparansi, keterlibatan masyarakat dalam pembangunan, desentralisasi dan otonomi daerah serta penghargaan terhadap HAM di Indonesia.
Penyusunan “kawasan andalan” serta sektor unggulan sebagai prime-mover. Model kawasan andalan pertama kali dikembangkan adalah model KAPET (Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu).
PENDEKATAN PERIODE 1990-an (2)
Berdasarkan Keppres 89/1996, KAPET adalah wilayah geografis dengan batas-batas tertentu yang memenuhi persyaratan :
Memiliki potensi untuk cepat tumbuh Mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakkan
pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya dan/atau Memiliki potensi pengembalian investasi yang besar.
Tujuannya yaitu untuk pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya ke seluruh wilayah Indonesia.Contoh :
KAPET Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. KAPET Seram, Maluku. KAPET Palapas, Sulawesi Tengah.
Pengertian dan Tujuan Pembentukan KAPET
Penataan ruang lebih desentralistik (bottom-up approach) dan penyusunan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) disiapkan pemerintah daerah bersangkutan dengan mengikutsertakan masyarakat (public participation).
Pendekatan Periode 2000-an
Contoh :
RTRW Kabupaten Pontianak
Rencana pembangunan kawasan Bandung Teknopolis di SWK Gedebage pada RTTW
Kota Bandung