PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU...

110
PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU DI KAMPUNG KARANGSARI, DESA SINDANGASIH, KECAMATAN KARANG TENGAH, CIANJUR PERTHY ASTRIA HARYANDHES DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Transcript of PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU...

Page 1: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU

DI KAMPUNG KARANGSARI, DESA SINDANGASIH,

KECAMATAN KARANG TENGAH, CIANJUR

PERTHY ASTRIA HARYANDHES

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

RINGKASAN

PERTHY ASTRIA HARYANDHES. Perencanaan Lanskap Agrowisata

Pertanian Terpadu di Kampung Karangsari, Desa Sindangasih, Kecamatan Karang

Tengah, Cianjur. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH dan SITI

NURISJAH.

Kampung Karangsari merupakan bagian dari Desa Sindangasih, salah satu

desa penghasil utama komoditas pertanian di Kabupaten Cianjur. Komoditas

pertanian utama yang dihasilkan berupa padi sawah, tanaman sayuran, dan

perikanan. Pada saat ini, pertanian di Kampung Karangsari hanya berpusat pada

kegiatan produksi. Agrowisata merupakan suatu jenis wisata yang berbasis

pertanian, mulai dari penanaman hingga pengolahan produk pertanian.

Agrowisata dapat menjadi wadah untuk mengenalkan pertanian kepada

masyarakat, termasuk sistem pertanian terpadu. Pertanian terpadu adalah suatu

teknik pertanian yang menggabungkan beberapa jenis komoditas untuk diproduksi

berdasarkan LEISA, sistem pertanian berkelanjutan bermasukan eksternal rendah.

Sistem ini belum dikenal luas oleh masyarakat.

Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan konsep agrowisata yang

berdasarkan pertanian terpadu di Kampung Karangsari melalui proses-proses

perencanaan. Perencanaan kawasan agrowisata terpadu dilakukan dengan

mengidentifikasi dan menganalisis potensi dan kendala tapak serta merencanakan

pengembangan kawasan wisata pertanian terpadu dengan menyediakan ruang

wisata yang dilengkapi dengan sarana penunjang dan jalur sirkulasi. Metode yang

digunakan adalah metode perencanaan kawasan rekreasi oleh Gold (1980)

meliputi tahap persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis, dan perencanaan.

Pengumpulan data dilakukan pada Agustus 2010 – Februari 2011 dengan cara

survei lapang, wawancara, dan studi pustaka. Peta dasar dan batas tapak

didapatkan dari peta yang diunduh dari Google Earth, disesuaikan dengan peta

yang didapatkan dari institusi desa, kemudian diproses menggunakan perangkat

lunak ArcView GIS 3.5, AutoCAD 2010, dan Adobe Photoshop CS5. Analisis

dilakukan menggunakan metode deskriptif dan spasial. Metode deskriptif

Page 3: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

digunakan untuk data mikroklimat, kemiringan lahan, hidrologi, dan sosial,

ekonomi, dan budaya. Sedangkan metode spasial digunakan untuk data tata guna

lahan, objek dan atraksi wisata, serta orientasi dan aksesibilitas. Data spasial yang

dihasilkan akan melalui proses overlay menjadi peta zonasi ruang yang

dialokasikan untuk pengembangan agrowisata, sedangkan hasil analisis deskriptif

digunakan untuk menentukan solusi dari kendala dan pemanfaatan dari potensi

yang ada di tapak. Kendala di tapak dalam membangun kawasan agrowisata

umumnya adalah keadaan infrastruktur dan fasilitas umum yang tidak terawat,

serta curah hujan dan intensitas penyinaran yang tinggi pada bulan-bulan tertentu

yang dapat mempengaruhi kenyamanan pengunjung selama berwisata. Sedangkan

potensi yang telah ada di tapak berupa lahan pertanian yang beragam sehingga

dapat disusun aktivitas agrowisata yang beragam pula, lokasi tapak yang dekat

dengan jalan utama dan pusat kota serta dikelilingi oleh view perbukitan, area

yang relatif datar sehingga memudahkan mengelola area pertanian, serta iklim

yang umumnya cocok untuk makhluk hidup pada daerah tropis.

Kampung Karangsari direncanakan dibagi menjadi dua ruang, yaitu ruang

utama agrowisata dan ruang pendukung agrowisata. Ruang utama agrowisata

merupakan ruang yang memanfaatkan dan mengembangkan potensi lahan sebagai

objek utama wisata pertanian dan dibagi sesuai dengan potensi objek dan atraksi

yang tersedia, yaitu subruang agrowisata sawah, subruang agrowisata kebun

sayuran, subruang agrowisata perikanan, subruang agrowisata peternakan, dan

subruang agrowisata teknologi pertanian. Ruang pendukung agrowisata bertujuan

memberikan pelayanan kelengkapan, kemudahan, dan kenyamanan pengunjung

selama melakukan aktivitas wisata dibagi menjadi subruang penerimaan,

subruang transisi, subruang pelayanan, dan subruang masyarakat. Aktivitas dan

fasilitas yang direncanakan akan disusun sesuai dengan ruang yang

dikembangkan. Untuk mengakses ruang-ruang ini direncanakan sebuah jalur

wisata untuk kepentingan pengunjung dan pengelola dalam mengakses kawasan

agrowisata, dibagi berdasarkan jenis kendaraan yang dapat melalui jalur tersebut,

yaitu jalur primer, sekunder, dan tersier. Target pengunjung untuk kawasan

agrowisata ini adalah bebas untuk segala usia dan jenis kelamin, oleh karena itu

akan disediakan kendaraan mini yang dapat digunakan untuk mengangkut

Page 4: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

pengunjung yang lebih muda atau tua. Dalam melakukan aktivitas agrowisata,

pengunjung ditawarkan paket-paket tur wisata berdasarkan panjang waktu yang

tersedia, di antaranya, paket tur satu hari dan paket tur dua hari. Pada perjalanan

paket wisata satu hari, aktivitas wisata yang ditawarkan lebih bersifat rekreatif,

tetapi masih memiliki nilai edukasi dan mencakup seluruh objek dan atraksi

pertanian. Pada paket wisata dua hari, wisatawan akan ditawarkan paket lengkap

aktivitas edukasi dan wisata pertanian terpadu, serta interaksi dengan masyarakat

setempat. Keikutsertaan wisatawan dalam proses pertanian lebih lengkap pada

paket tur dua hari, selain itu waktu yang tersedia lebih banyak sehingga

wisatawan dapat lebih santai dalam mengikuti aktivitas agrowisata. Selain dua

paket tur tersebut, pengunjung juga dapat mengambil paket tur setengah hari,

yaitu tur yang lebih bersifat interpretatif karena pengunjung bebas mengakses

seluruh tapak agrowisata, namun tidak dapat berpartisipasi langsung dalam

kegiatan pertanian.

Secara umum, dapat disimpulkan bahwa dari segi fisik dan visual

Kampung Karangsari memiliki potensi sebagai kawasan agrowisata, dan kendala

utama adalah berupa karakter lahan yang berfokus pada kegiatan produksi dan

jalur sirkulasi yang belum tertata. Penelitian ini merupakan perencanaan lanskap

secara garis bersar dengan memanfaatkan potensi ruang pertanian yang telah ada

di tapak, dapat dilanjutkan dengan desain pada setiap ruang yang telah

direncanakan dengan konsep pertanian terpadu yang lebih detail.

Kata kunci: perencanaan lanskap, agrowisata, pertanian terpadu.

Page 5: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU

DI KAMPUNG KARANGSARI, DESA SINDANGASIH,

KECAMATAN KARANG TENGAH, CIANJUR

PERTHY ASTRIA HARYANDHES

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 6: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Perencanaan Lanskap Agrowisata Pertanian Terpadu di Kampung

Karangsari, Desa Sindangasih, Kecamatan Karang Tengah,

Kabupaten Cianjur

Nama : Perthy Astria Haryandhes

NRP : A44061242

Program studi : Arsitektur Lanskap

Disetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Prof. Dr. Ir. Wahju Q. Mugnisjah, M.Agr. Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA

NIP. 19491105 197403 1 001 NIP. 19480912 197412 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA

NIP. 19480912 197412 2 001

Tanggal lulus:

Page 7: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah Swt atas segala rahmat, hidayah,

dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Perencanaan Lanskap

Agrowisata Pertanian Terpadu di Kampung Karangsari, Desa Sindangasih,

Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur” ini dapat diselesaikan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Kedua orangtua, Bapak Djoko Harsono dan Ibu Eka Sartika yang telah

membesarkan, mendukung baik moral maupun material, serta memberikan

kasih sayang yang tak terhingga;

2. Prof. Dr. Ir. Wahju Q. Mugnisjah, M.Agr. selaku dosen pembimbing pertama

penelitian dan skripsi yang telah membimbing, memberi dukungan dan arahan

selama penyelesaian skripsi;

3. Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku dosen pembimbing kedua yang juga telah

memberi bimbingan dan masukan serta dukungan selama penyelesaian skripsi;

4. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M. Agr selaku dosen penguji, atas kritik, saran, dan

masukannya;

5. Dr. Ir. Nurhayati, M.S selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa

memberikan pengarahan selama perkuliahan;

6. teman-teman dan sahabat Arsitektur Lanskap 43 yang telah berbagi segala

waktu suka maupun duka bersama penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan.

Kritik dan saran diharapkan dari semua pihak untuk penyempurnaan penulisan-

penulisan selanjutnya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Mei 2013

Perthy Astria Haryandhes

Page 8: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 20 Januari 1989 di Jakarta, sebagai anak

pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Djoko Harsono (bapak) dan Eka

Sartika (ibu). Pendidikan dasar penulis diselesaikan pada tahun 2000 di SD Negeri

Sarua 06. Kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 96 Jakarta dan lulus pada tahun

2003. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 70 Jakarta dan lulus

pada tahun 2006. Setelah itu, penulis diterima di IPB (Institut Pertanian Bogor)

melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) dan pada tahun kedua

kuliah diterima di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Page 9: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................... 2

1.3 Manfaat ................................................................................................... 2

1.4 Kerangka Pikir Penelitian ...................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5

2.1 Perencanaan Lanskap ............................................................................. 5

2.2 Proses Perencanaan Lanskap ................................................................. 5

2.3 Rekreasi dan Wisata................................................................................ 6

2.4 Perencanaan Kawasan Rekreasi ............................................................ 7

2.5 Agrowisata.............................................................................................. 10

2.6 Perencanaan Agrowisata ........................................................................ 12

2.7 Pertanian Terpadu .................................................................................. 13

III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 16

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 16

3.2 Alat dan Bahan Penelitian .................................................................... 16

3.3 Batasan Studi ......................................................................................... 17

3.4 Metode Perencanaan Lanskap Agrowisata ........................................... 17

3.4.1 Persiapan ....................................................................................... 19

3.4.2 Inventarisasi ................................................................................. 19

3.4.3 Analisis ........................................................................................ 20

3.4.4 Sintesis ...................................................................................... 21

3.4.5 Perencanaan Lanskap ................................................................ 22

Page 10: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 23

4.1 Data dan Analisis ................................................................................... 23

4.1.1 Aspek Biofisik ............................................................................ 23

4.1.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak ............................................ 23

4.1.1.2 Tata Guna Lahan ................................................................. 23

4.1.1.3 Tanah dan Kemiringan ....................................................... 26

4.1.1.4 Aksesibilitas ........................................................................ 28

4.1.1.5 Mikroklimat ........................................................................ 32

4.1.1.6 Hidrologi ............................................................................. 36

4.1.1.7 Aspek Visual ....................................................................... 37

4.1.2 Fasilitas dan Utilitas ................................................................... 39

4.1.3 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya ........................................ 41

4.1.4 Obyek dan Atraksi Wisata ......................................................... 44

4.2 Sintesis ..................................................................................................... 51

4.3 Konsep Perencanaan Lanskap ................................................................ 60

4.3.1 Pengembangan Konsep ............................................................. 60

4.3.1.1 Konsep Ruang .................................................................... 60

4.3.1.2 Konsep Aktivitas dan fasilitas ............................................ 61

4.3.1.3 Konsep Sirkulasi ................................................................. 62

4.4 Perencanaan Lanskap Agrowisata .......................................................... 64

4.4.1 Rencana Ruang dan Aktivitas ................................................... 64

4.4.1.1 Ruang Utama Agrowisata .................................................. 64

4.4.1.2 Ruang Pendukung Agrowisata ........................................... 68

4.4.2 Rencana Jalur Agrowisata ......................................................... 74

4.4.3 Rencana Tur Agrowisata ........................................................... 75

4.4.4 Daya Dukung Agrowisata ......................................................... 80

V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 84

5.1 Simpulan .................................................................................................. 84

5.2 Saran ........................................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 85

LAMPIRAN ........................................................................................................ 87

Page 11: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................. 4

2. Proses Perancangan Tapak (Gold, 1980) ...................................................... 9

3. Lokasi Penelitian (Sumber: BAPPEDA Cianjur dan Google Earth,

2009) .............................................................................................................. 16

4. Proses Perencanaan Lanskap Wisata Pertanian Terpadu ............................. 17

5. Pola Penggunaan Lahan ................................................................................ 24

6. Lahan Peternakan dan Perikanan .................................................................. 25

7. Sketsa Pembagian Kolam .............................................................................. 26

8. Peta Ketinggian Tanah Kecamatan Karangtengah ....................................... 27

9. Aksesibilitas ................................................................................................... 29

10. Kondisi Jalan (a) Desa Hegarmanah (b) Jln. Kyai Haji Opo

Mustofa .......................................................................................................... 30

11. Jln. Kyai Haji Saleh ....................................................................................... 30

12. Kondisi Gerbang Penanda Desa yang Tidak Terawat .................................. 31

13. Tanaman Peneduh untuk Mereduksi Sinar Matahari (Brooks, 1998) ......... 35

14. Pemantulan Sinar Matahari pada Berbagai Permukaan Material

(Brooks, 1998) ............................................................................................... 35

15. Saluran Air (a) Terbangun (b) Tidak Terbangun ......................................... 36

16. Bad View dan Good View di Tapak (a) Vandalisme (b) View ke

Area Persawahan ........................................................................................... 37

17. Pekarangan Area Perumahan ........................................................................ 38

18. View Penyebaran Vegetasi ........................................................................... 39

19. Fasiliats Umum yang Tidak Terawat ............................................................ 39

Page 12: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

20. Fasilitas dan Utilitas di Sekitar Tapak .......................................................... 40

21. Industri Sangkar Burung di Kampung Karangsari ....................................... 44

22. Aktivitas Penggunaan Limbah Pertanian ...................................................... 45

23. Kebun Sayuran di Kampung Karangsari ...................................................... 46

24. Aktivitas Pasca Panen ................................................................................... 47

25. Hewan Ternak di Kampung Karangsari ....................................................... 48

26. Aktivitas di Area Perikanan .......................................................................... 49

27. Objek dan Atraksi Perikanan ........................................................................ 49

28. Diagram Pembagian Ruang .......................................................................... 51

29. Sintesis ........................................................................................................... 59

30. Diagram Pembagian Konsep Ruang ............................................................. 60

31. Diagram Pembagian Konsep Aktivitas ......................................................... 62

32. Pengembangan Konsep ................................................................................. 63

33. Ilustrasi Aktivitas dan Fasilitas di Ruang Agrowisata Sawah ..................... 65

34. Ilustrasi Packing House di Ruang Agrowisata Kebun Sayuran ................... 66

35. Ilustrasi Aktivitas dan Fasilitas di Ruang Teknologi Pertanian ................... 66

36. Ilustrasi Aktivitas dan Fasilitas di Ruang Agrowisata Perikanan ................ 67

37. Ilustrasi Aktivitas dan Fasilitas di Ruang Agrowisata Peternakan .............. 68

38. Ilustrasi Ruang Penerimaan Utama ............................................................... 69

39. Ilustrasi Ruang Pelayanan ............................................................................. 70

40. Ilustrasi Jalur (a) Sekunder (b) Tersier ......................................................... 75

41. Rencana Tapak .............................................................................................. 81

42. Rencana Tur Satu Hari ................................................................................. 82

43. Rencana Tur Dua Hari ................................................................................... 83

Page 13: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Sumber Bahan Organik yang Umum Dimanfaatkan sebagai Pupuk

(Sutanto, 2002). ............................................................................................. 14

2. Kandungan Zat Hara dan Air Beberapa Jenis Pupuk Kandang ................... 15

3. Jenis Data, Bentuk, Sumber, Cara Pengambilan dan Bentuk Hasil

yang Didapatkan. ........................................................................................... 18

4. Pola Penggunaan Lahan ................................................................................ 25

5. Analisis Aksesibilitas Kampung Karangsari ................................................ 32

6. Data Mikroklimat Kampung Karangsari Tahun 2009 dan 2010 ................ 33

7. Nilai THI Kampung Karangsari Berdasarkan Data Tahun 2009 –

2010 ................................................................................................................ 34

8. Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Sindangasih ............................... 42

9. Tingkat Pendidikan Tertinggi Penduduk Desa Sindangasih ........................ 43

10. Jenis Vegetasi Pertanian di Kampung Karangsari ........................................ 47

11. Potensi Obyek dan Atraksi Wisata Pertanian Kampung Karangsari ........... 50

12. Pengembangan Potensi Aktivitas .................................................................. 53

13. Analisis dan Sintesis ...................................................................................... 55

14. Perencanaan Ruang dan Aktivitas ................................................................ 72

15. Alokasi Ruang Wisata ................................................................................... 74

16. Vegetasi Tepi Jalan ........................................................................................ 76

17. Perencanaan Rute Wisata .............................................................................. 77

18. Daya Dukung Berdasarkan Fasilitas Wisata ................................................ 80

Page 14: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintah Daerah (Pemda) Cianjur memiliki visi sebagai salah satu pusat

agribisnis dan pariwisata di daerah Jawa Barat. Salah satu cara untuk

merealisasikan visi Pemda tersebut adalah dengan membangun suatu kawasan

wisata pertanian terpadu. Lahan pertanian yang menggunakan sistem pertanian

terpadu dapat digunakan sebagai atraksi. Untuk itu, diperlukan suatu pengkajian

terhadap potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, serta sarana dan

prasarana yang dibutuhkan untuk membangun kawasan agrowisata.

Pengembangan agrowisata merupakan upaya terhadap pemanfaatan

potensi yang ada di bidang pertanian dan peluang-peluang yang ada di bidang

pariwisata. Menurut Alikodra (1989), prospek pengembangan agrowisata di

Indonesia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu keadaan atau potensi objek

agrowisata, potensi pasar, dan kondisi serta perkembangan sarana pendukung.

Sarana dan prasarana pendukung meliputi jaringan jalan, sarana transportasi serta

kondisi perhubungan lainnya, akomodasi penginapan dan rumah makan,

aksesibilitas, dan jaminan keamanan.

Kampung Karangsari terletak di Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten

Cianjur. Kampung ini memiliki suasana lanskap perdesaan dan pertanian yang

dominan. Sebagian besar lahan pada tapak digunakan sebagai area persawahan.

Selain itu, terdapat kolam ikan dan kandang hewan ternak. Di sekitar area

pertanian, terdapat pemukiman penduduk yang bernuansa perdesaan atau

kampung.

Beberapa petani setempat menggunakan sistem pertanian terpadu pada

lahannya. Sistem pertanian terpadu merupakan suatu sistem pertanian yang

mengintegrasikan beberapa jenis komoditas untuk dikembangkan bersama-sama

sehingga membentuk suatu hubungan yang saling melengkapi. Sistem ini

mengacu pada konsep pertanian berkelanjutan dengan meminimalisasi

penggunaan input dari luar sistem. Teknik bertani seperti ini belum banyak

dikenal oleh masyarakat luas, padahal sistem ini memberikan hasil yang produktif

dan berkelanjutan.

Page 15: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

2

Kondisi lanskap perdesaan yang suasananya masih alami berpotensi

digunakan sebagai area rekreasi, sedangkan kegiatan pertanian yang berupa

pertanian terpadu dapat dijadikan sebagai atraksi wisata dan sarana pembelajaran.

Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan untuk membuat tapak pada desa

Karangsari menjadi sebuah kawasan agrowisata yang berbasis pertanian terpadu

yang dapat menambah pendapatan daerah serta menambah kesejahteraan

masyarakat sekitarnya.

1.2. Tujuan

Tujuan umum studi ini adalah menata lanskap Kampung Karangsari

sehingga dapat berfungsi sebagai kawasan wisata pertanian terpadu. Tujuan

khusus dari studi ini adalah

1. mengidentifikasi kondisi awal dan potensi yang ada di tapak,

2. menganalisis potensi dan kendala tapak untuk dijadikan sebagai kawasan

agrowisata, dan

3. merencanakan kawasan agrowisata pertanian terpadu dengan menyediakan

ruang wisata yang dilengkapi dengan sarana penunjang dan jalur wisata.

1.3. Manfaat

Manfaat studi ini adalah

1. memberikan alternatif penataan lanskap Kampung Karangsari sebagai

kawasan agrowisata dan

2. memberikan alternatif rencana pengembangan tapak sebagai kawasan

agrowisata.

1.4. Kerangka Pikir Penelitian

Studi dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa kondisi awal Kampung

Karangsari yang berupa lanskap pertanian dan perdesaan merupakan suatu potensi

lanskap dan sumber daya yang baru berfokus pada kegiatan produksi dan belum

memanfaatkan jasa lingkungan sebagai sesuatu yang dapat dikembangkan

menjadi objek dan daya tarik wisata. Objek wisata yang ada berupa sawah, kolam,

Page 16: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

3

kandang, dan kebun, sedangkan daya tarik wisata di Kampung Karangsari berupa

aktivitas pertanian terpadu dan kegiatan sosial dan budaya masyarakat.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu analisis sumber daya kawasan wisata

pertanian terpadu. Dari pemanfaatan potensi pada tapak dapat ditentukan sebuah

zonasi kawasan agrowisata, kemudian disusun sebuah konsep wisata pertanian

terpadu yang berupa konsep ruang, aktivitas, fasilitas, dan jalur wisata. Konsep

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Kondisi Lanskap Kampung Karangsari

Lanskap Pertanian

dan Perdesaan

Objek dan Atraksi

Pertanian

Kondisi Sosial,

Ekonomi, dan Budaya

Objek Wisata:

1. Sawah

2. Kolam

3. Kandang

4. Kebun

Daya Tarik Wisata:

1. Aktivitas Pertanian 2. Kegiatan Sosial dan

Budaya Masyarakat

Perencanaan Lanskap Agrowisata Pertanian Terpadu di Kampung Karangsari,

Desa Sindangasih, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur

Zonasi Kawasan Agrowisata

Konsep Agrowisata Pertanian Terpadu:

1. Ruang

2. Aktivitas dan Fasilitas

3. Jalur Wisata

Analisis Sumber Daya Kawasan Agrowisata Pertanian Terpadu

Potensi Lanskap dan Sumber Daya yang Belum Dikembangkan

untuk Wisata

toshiba
Line
Page 17: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

4

tersebut kemudian dikembangkan menjadi suatu perencanaan lanskap wisata

pertanian terpadu berupa rencana ruang, aktivitas, fasilitas dan rencana sirkulasi.

Hasil akhir penelitian adalah laporan tertulis berupa deskripsi rencana

lanskap ruang dan aktivitas pendukung agrowisata, rencana jalur sirkulasi, dan

rencana tur. Selain itu, hasil akhir juga berupa laporan spasial yakni rencana

lanskap kawasan agrowisata yang terdiri atas rencana tapak beserta ilustrasi dari

objek, atraksi, dan fasilitas agrowisata yang direncanakan.

Page 18: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perencanaan Lanskap

Menurut Laurie (1984), perencanaan merupakan suatu pendekatan ke masa

depan terhadap lahan dan perencanaan tersebut disertai dengan imajinasi dan

kepekaan terhadap analisis tapak. Menurut Nurisjah dan Pramukanto (2009),

perencanaan merupakan proses pemikiran dari suatu ide ke arah suatu bentuk

nyata. Perencanaan dapat diartikan pula sebagai suatu tindakan mengatur dan

menyatukan berbagai tata guna lahan dalam suatu proses berdasarkan

pengetahuan teknis lahan dan kualitas estetiknya. Lebih lanjut dinyatakan bahwa

perencanaan adalah pemilihan, pembuatan, atau penggunaan dari fakta-fakta

tersedia dan anggapan-anggapan yang berkenaan dengan pandangan ke masa

depan serta perumusan aktivitas yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang

diinginkan.

Lynch (1981) mengungkapkan bahwa perencanaan tapak adalah seni

menciptakan lingkungan fisik luar yang menyokong tindakan manusia, yang

dalam proses perencanaannya dimulai dengan memahami orang-orang yang akan

menggunakan tapak tersebut dan kebijakan-kebijakan yang ada.

2.2. Proses Perencanaan Lanskap

Proses perencanaan adalah suatu alat yang sistematis digunakan untuk

menentukan saat awal dan keadaan yang diharapkan dan cara yang terbaik untuk

mencapai keadaan yang diharapkan (Simonds, 1983). Menurut Nurisjah dan

Pramukanto (2009), proses perencanaan lanskap merupakan suatu kegiatan

berurutan yang saling terkait, tidak hanya tahapannya, tetapi juga pada produk

perencanaan lanskap yang dihasilkan. Pengumpulan data dan informasi awal yang

kurang lengkap atau salah akan berdampak terhadap hasil-hasil pada kegiatan

lanjutannya dan juga hasil perencanaan.

Menurut Gold (1980), proses perencanaan yang baik harus merupakan

suatu proses yang dinamis, saling terkait, dan saling menunjang. Untuk itu,

diperlukan berbagai pendekatan dalam proses perencanaan untuk menghasilkan

Page 19: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

6

hal tersebut. Proses perencanaan terdiri atas lima tahap, yaitu persiapan,

pengumpulan data, analisis, sintesis, dan perencanaan.

Persiapan merupakan tahapan perumusan tujuan, program, dan informasi

lain tentang berbagai keinginan pemilik dan pemakai (Gold, 1980). Pada awal

proses, perencanaan lanskap dimulai dengan memperhatikan, menafsirkan, dan

menjawab berbagai kepentingan ke dalam produk yang direncanakan.

Pengumpulan data merupakan proses pengumpulan data keadaan awal dari

tapak dengan melakukan survei lapangan, wawancara, pengamatan, perekaman,

dan sebagainya. Menurut Nurisjah dan Pramukanto (2009), data yang

dikumpulkan meliputi data fisik, sosial, dan ekonomi.

Analisis adalah tahap untuk mengidentifikasi potensi, masalah, dan

kemungkinan pengembangan lain dari tapak berdasarkan data yang didapat.

Analisis dilakukan terhadap berbagai aspek dan faktor yang berperan pada tapak

sehingga dapat diketahui masalah, hambatan, potensi, dan berbagai tingkat

kerawanan atau kerapuhan lanskap (Nurisjah dan Pramukanto, 2009). Sintesis

merupakan tahap menentukan alternatif pemecahan masalah dan pemanfaatan

potensi dengan menggunakan beberapa cara yang disesuaikan dengan tujuan

perencanaan (Gold, 1980).

Menurut Nurisjah dan Pramukanto (2009), hasil perencanaan lanskap

dapat disajikan dalam bentuk gambar praperencanaan, terdiri dari gambar situasi

awal dan gambar atau ilustrasi tahap analisis dan sintesis, serta gambar rencana

lanskap yang terdiri dari konsep perencanaan, rencana penggunaan lahan, rencana

penggunaan ruang, rencana pengembangan tapak, rencana induk lanskap, rencana

tapak, rencana penanaman, dan berbagai bentuk gambar dan ilustrasi lainnya

sesuai kebutuhan perencanaan. Menurut Laurie (1984), pendekatan perencanaan

yang baik pada hakekatnya didekatkan pada lima komponen utama, yaitu

pendekatan terhadap faktor alami, sosial, teknologi, metodologi, serta nilai-nilai.

2.3. Rekreasi dan Wisata

Menurut Nurisjah dan Pramukanto (2009), rekreasi merupakan aktivitas

penggunaan waktu luang yang menyenangkan, yang dapat dilakukan baik di

dalam maupun di luar ruangan. Rekreasi direncanakan tidak hanya untuk berbagai

Page 20: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

7

bentuk aktivitas yang menyenangkan, tetapi juga untuk memperkaya,

memperluas, dan mengembangkan kemampuan seseorang untuk sesuatu yang

baru dan yang lebih memuaskan. Rekreasi dapat berbentuk rekreasi fisik

(olahraga, berjalan-jalan) dan juga rekreasi psikis yang melibatkan pikiran,

perasaan, dan kenyamanan.

Menurut Gold (1980), rekreasi adalah apa yang terjadi di dalam

hubungannya dengan kepuasan diri yang diperoleh melalui pengalaman. Rekreasi

juga dapat dikatakan sebagai segala kegiatan yang dilakukan seseorang untuk

menyegarkan sikap mentalnya. Rekreasi biasanya dihubungkan dengan pemilihan

berbagai aktivitas oleh individu atau kelompok, baik yang aktif maupun yang

pasif. Aktivitas rekreasi juga ditentukan oleh elemen waktu, kondisi, dan sikap

manusia serta lingkungan.

Wisata merupakan rangkaian kegiatan yang terkait dengan pergerakan

manusia yang melakukan perjalanan dan persinggahan sementara dari tempat

tinggalnya ke satu atau beberapa tempat tujuan di luar dari lingkungan tempat

tinggalnya, yang didorong oleh berbagai keperluan dan tanpa bermaksud untuk

mencari nafkah tetap (Nurisjah dan Pramukanto, 2009).

2.4. Perencanaan Kawasan Rekreasi

Menurut Gold (1980), perencanaan kawasan rekreasi merupakan proses

yang menghubungkan antara sumber daya rekreasi dan kebutuhan manusia untuk

berekreasi tanpa mengakibatkan kerusakan. Tujuan umum dari perencanaan

kawasan rekreasi adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kualitas

lingkungan, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk memaksimalkan

kesejahteraan manusia dengan menciptakan lingkungan yang lebih baik, sehat,

menyenangkan, dan menarik. Perencanaan rekreasi menggambarkan apa yang

orang inginkan, imajinatif dalam merencanakan apa yang akan dibuat, dan

realistis apakah perencanaan tersebut memungkinkan. Hal ini berdasarkan

pernyataan bahwa perencanaan dilakukan untuk mengantisipasi atau bereaksi

terhadap perubahan-perubahan.

Langkah pertama yang diambil dalam merencanakan rekreasi adalah

menentukan sumber daya yang akan diselidiki, yaitu data sumber daya apa saja

Page 21: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

8

yang harus diambil (Simonds, 1983). Menurut Nurisjah dan Pramukanto (2009),

untuk meghasilkan suatu rencana areal rekreasi yang baik, terdapat beberapa hal

yang harus diperhatikan dan dianalisis. Hal tersebut adalah

1. potensi dan kendala sumber daya yang tersedia,

2. potensi pengunjung,

3. kebijakan dan peraturan yang terkait dengan sumber daya dan penggunaannya,

dan

4. alternatif dan dampak dari perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan.

Gold (1980) mengemukakan beberapa prinsip umum perencanaan,

khususnya perencanaan untuk kawasan rekreasi. Prinsip-psinsip tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Aktivitas dan fasilitas rekreasi harus dapat digunakan oleh semua orang.

2. Rekreasi harus dikoordinasikan dengan kemungkinan-kemungkinan rekreasi

lain yang sama untuk menghindari duplikasi.

3. Rekreasi harus berintergrasi dengan pelayanan umum lain seperti kesehatan,

pendidikan, dan transportasi.

4. Fasilitas-fasilitas harus dapat beradaptasi dengan permintaan di masa yang

akan datang.

5. Fasilitas dan program-programnya secara finansial harus dapat dikerjakan.

6. Masyarakat harus dilibatkan dalam proses perencanaan.

7. Perencanaan lokal dan regional harus berintegrasi.

8. Perencanaan harus merupakan proses yang berkelanjutan dan membutuhkan

evaluasi.

9. Fasilitas-fasilitas dibuat seefektif mungkin untuk menyediakan waktu sebaik-

baiknya demi kesehatan, keamanan, dan kebahagiaan penggunanya, selain

menjadi contoh desain yang positif serta bentuk kepedulian terhadap manusia.

Menurut Gold (1980), perencanaan rekreasi merupakan suatu cara yang

sistematis untuk mengantisipasi, menyediakan, mencegah, atau mengawasi

perubahan yang berhubungan dengan keinginan masyarakat dan kesempatan

waktu luang. Proses perencanaan yang diambil dari proses perancangan dapat

digambarkan dengan gambar tahapan (Gambar 2). Pendekatan yang dipakai dalam

perencanaan kawasan rekreasi adalah (1) pendekatan sumber daya, (2) pendekatan

Page 22: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

9

aktivitas, (3) pendekatan ekonomi, serta (4) pendekatan tingkah laku.

1. Pendekatan sumber daya mempertimbangkan situasi dan kondisi sumber daya

untuk menentukan bentuk serta kemungkinan aktivitas rekreasi. Sumber daya

yang diselidiki harus relevan dengan fungsi yang akan dikembangkan. Faktor-

faktor yang perlu dipertimbangkan adalah geologi, hidrologi, iklim, biologi,

konfirmasi lahan, bentukan alami, dan bentukan buatan (Simonds, 1983).

2. Pendekatan aktivitas merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk

menentukan bentuk rekreasi berdasarkan aktivitas pengguna dengan tujuan

agar kepuasan pengguna dapat tercapai.

3. Pendekatan ekonomi menggunakan sumber daya ekonomi dari masyarakat

untuk menentukan jumlah, tipe, dan lokasi dari kawasan rekreasi.

4. Pendekatan tingkah laku menentukan bentuk rekreasi berdasarkan kebiasaan

atau tingkah laku manusia dalam mempergunakan waktu senggangnya.

Pendekatan ini difokuskan pada pengalaman rekreasi dengan melihat alasan

seseorang berekreasi, apa saja aktivitas yang dilakukan, serta manfaat yang

diinginkan dari aktivitas yang digunakan.

Inventarisasi Analisis Sintesis Rencana Induk Detil Desain

Tapak dan

Arsitektural

Program Rekreasi

Sementara Penelitian, Percobaan, Fleksibilitas

Perkembangan

Spesifik Program

Rekreasi

Karakter

Alami Tapak

Potensi

Pengembangan

Alternatif

Pengembangan

Kondisi Saat Ini

Iklim

Topografi

Fisiografi dan Hidrologi

Kemiringan

Klasifikasi Kemiringan

Vegetasi

Survei Visual

Pembatasan

dan Peluang

Penggunaan

Potensi Area

Kesesuaian

Pengembangan

Area

Konsep

1

2 3

Gambar 2. Proses Perencanan Tapak untuk Rekreasi (Gold, 1980)

Tanah

Tapak

Page 23: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

10

Menurut metode Gold (1980) terdapat lima tahap dalam proses

perencanaan kawasan rekreasi (Gambar 2). Tahap pertama adalah inventarisasi,

yaitu pendataan karakter alami berupa kondisi umum tapak, data iklim, topografi,

hidrologi, kemiringan dan ketinggian lahan, jenis dan sifat tanah, vegetasi, dan

survei visual. Data ini digunakan pada tahap kedua, yaitu tahap analisis. Analisis

merupakan langkah untuk mendapatkan pengembangan potensi yang tepat untuk

tapak, untuk itu perlu dianalisis hambatan dan peluang untuk membangun

kawasan rekreasi, potensi penggunaan area, dan kesesuaiam pengembangan area

agar rekreasi dapat terealisasi dengan baik.

Tahap selanjutnya adalah sintesis. Pada tahap ini disusun alternatif

pengembangan area berdasarkan pemecahan kendala dan pemanfaatan potensi

dari hasil analisis yang sudah dibuat. Dari alternatif pengembangan tersebut dapat

disusun konsep yang sesuai untuk perencanaan kawasan rekreasi. Tahap terakhir

dalam perencanaan adalah penyusunan rencana induk (site plan). Dalam rencana

induk terdapat detil desain tapak dan arsitektural yang berhubungan dengan

perkembangan spesifik program rekreasi.

2.5. Agrowisata

Menurut Nurisjah (2001), agrowisata atau wisata pertanian didefinisikan

sebagai rangkaian aktivitas perjalanan wisata yang memanfaatkan lokasi atau

kawasan dan sektor pertanian mulai dari awal sampai produk pertanian dalam

berbagai sistem, skala, dan bentuk dengan tujuan memperluas pengetahuan,

pemahaman, pengalaman, dan rekreasi di bidang pertanian.

Agrowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata yang dilakukan

di kawasan pertanian dan aktivitas di dalamnya meliputi persiapan lahan,

penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dengan

bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian

tersebut sebagai oleh-oleh. Kegiatan agrowisata dilakukan pada lanskap pertanian

dan salah satu obyek wisata utamanya adalah lanskap pertanian (Arifin, 1992).

Nurisjah (2001) menyatakan bahwa agrowisata merupakan penggabungan

antara aktivitas wisata dengan aktivitas pertanian. Aktivitas wisata pertanian

merupakan kegiatan seseorang berjalan-jalan keluar dari ruang dan lingkup

Page 24: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

11

pekerjaannya sambil menikmati pemandangan atau hal-hal lain yang tidak terkait

dengan pekerjaan yang dimilikinya. Aktivitas pertanian yang dimaksud

merupakan istilah pertanian dalam arti luas, yang merupakan aktivitas untuk

kelangsungan hidup manusia yang terkait dengan pemanenan energi matahari dari

tingkat primitif (pemburu dan pengumpul) sampai model pertanian yang canggih

(kultur jaringan).

Pengembangan aktivitas agrowisata secara tidak langsung akan

meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitar akan pentingnya

pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata akan

menciptakan lapangan pekerjaan karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja

dari masyarakat perdesaan sehingga dapat menahan atau mengurangi arus

urbanisasi yang semakin meningkat. Selain itu, pengembangan kegiatan

agrowisata dapat melestarikan sumber daya, melestarikan teknologi lokal, dan

meningkatkan pendapatan petani atau masyarakat sekitar lokasi wisata (Subowo,

2002).

Tirtawinata dan Fachruddin (1999) mengemukakan beberapa manfaat

agrowisata, yaitu

1. meningkatkan konservasi lingkungan melalui kelestarian lingkungan dan

keseimbangan ekosistem,

2. mempertahankan fungsi hidrologis untuk menahan cadangan air serta

pelestarian plasma nutfah tanaman budi daya,

3. meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam, melalui topografi, jenis flora

dan fauna, serta warna dan arsitektur bangunan yang tersusun dalam suatu tata

ruang yang serasi dengan alam,

4. memberikan nilai rekreasi, melalui penyediaan fasilitas penunjang serta

aktivitas yang dapat menimbulkan kegembiraan di tengah alam,

5. meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan, melalui

sarana penelitian, informasi tentang pembibitan, budi daya sampai

pemeliharaannya, dan

6. mendapatkan keuntungan ekonomi baik bagi daerah maupun masyarakat.

Page 25: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

12

2.6. Perencanaan Agrowisata

Menurut Tirtawinata dan Fachruddin (1999), terdapat beberapa prinsip

yang diperlukan untuk merencanakan agrowisata, yaitu

1. sesuai dengan rencana pengembangan wilayah tempat agrowisata itu,

2. dibuat secara lengkap, tetapi sesederhana mungkin,

3. mempertimbangkan tata lingkungan dan kondisi sosial masyarakat di

sekitarnya,

4. selaras dengan sumber daya alam, sumber tenaga kerja, sumber dana, dan

teknik-teknik yang ada, dan

5. perlu evaluasi sesuai dengan perkembangan yang ada.

Identifikasi suatu wilayah pertanian yang akan dijadikan obyek agrowisata

perlu dipertimbangkan secara matang. Kemudahan mencapai lokasi, karakteristik

alam, sentra produksi pertanian, dan adanya kegiatan agroindustri merupakan

faktor yang dapat dijadikan pertimbangan (Tirtawinata dan Fachruddin, 1999).

Agrowisata sebagai obyek wisata selayaknya memberikan kemudahan

bagi wisatawan dengan cara melengkapi kebutuhan prasarana dan sarananya

(Tirtawinata dan Fachruddin, 1999). Fasilitas pelayanan tersebut ditempatkan

pada lokasi yang tepat dan strategis sehingga dapat berfungsi secara maksimal.

Dalam menyediakan fasilitas, hendaknya dilakukan dua pendekatan

(Tirtawinata dan Fachruddin, 1999). Pendekatan pertama dilakukan dengan

memanfaatkan semua obyek, yaitu prasarana, sarana, dan fasilitas lingkungan

yang masih berfungsi baik, dan melakukan perbaikan bila diperlukan. Langkah

kedua adalah dengan membangun prasarana, sarana, dan fasilitas yang masih

dianggap kurang. Sarana dan fasilitas yang diperlukan meliputi

1. jalan menuju lokasi,

2. pintu gerbang,

3. tempat parkir,

4. pusat informasi,

5. papan informasi,

6. sirkulasi dalam kawasan agrowisata,

7. shelter,

8. tempat beribadah (musala),

Page 26: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

13

9. toilet, dan

10. tempat sampah.

Menurut Tirtawinata dan Fachruddin (1999), terdapat beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam pengelolaan obyek wisata, antara lain, pengelolaan

obyek yang ditawarkan, pengelolaan pengunjung, pengelolaan fasilitas

pendukung, keamanan (untuk melindungi obyek dan fasilitas, serta keselamatan

pengunjung), dan pengelolaan kelembagaan. Pengelolaan diperlukan untuk

menjamin keberlanjutan dari aktivitas agrowisata pada tapak.

2.7. Pertanian Terpadu

Sistem pertanian terpadu merupakan konsep LEISA (low-external-input

and sustainable agriculture, pertanian berkelanjutan yang bermasukan eksternal

rendah), sistem buatan yang meniru alam. Pada sistem terdapat upaya

mengoptimalkan penggunaan sumber daya lokal yang tersedia dengan

mengombinasikan komponen berbeda, antara lain, tanaman, hewan, tanah, air,

iklim, dan manusianya (Tim dosen IPB, 2006).

Menurut Reijntjes et al. (1999), LEISA adalah pertanian yang

mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang tersedia di

tempat (seperti tanah, air, tumbuhan, tanaman dan hewan lokal, serta tenaga

manusia, pengetahuan, dan keterampilan) dan layak secara ekonomis, mantap

secara ekologis, disesuaikan dengan budaya, dan adil secara sosial.

Sistem pertanian modern yang belum menggunakan sistem pertanian

terpadu mengandalkan input dari luar sistem, seperti pupuk kimia, varietas

unggul, dan pestisida, yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan

mengganggu ekosistem. Untuk menekan laju kerusakan lingkungan, penggunaan

masukan luar yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan ditekan dan diarahkan

agar sesuai dengan kondisi lingkungan. Untuk menjaga kondisi lingkungan,

diperlukan sistem pertanian yang berupaya meminimalkan penggunaan masukan

(benih, pupuk kimia, pertisida, dan bahan bakar) dari luar ekosistem, yang dalam

jangka panjang dapat membahayakan kelangsungan hidup pertanian (Salikin,

2003).

Page 27: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

14

Model LEISA mengacu pada bentuk-bentuk pertanian yang

memperhatikan hal-hal berikut:

1. optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal (Tabel 1) yang ada dengan

mengkombinasikan berbagai macam komponen sistem usaha tani, yaitu

tanaman, ternak, ikan, tanah, air, iklim, dan manusia sehingga saling

melengkapi dan memberikan efek sinergi yang paling besar;

2. pemanfaatan input luar yang dilakukan hanya jika diperlukan untuk

melengkapi unsur-unsur yang kurang dalam agroekosistem dan meningkatkan

sumber daya biologi, fisik, dan manusia, serta dalam pemanfaatannya

perhatian utama diberikan pada mekanisme daur ulang dan minimalisasi

kerusakan lingkungan (Reijntjes et al, 1999).

Sumber Bahan

Organik

Jenis Bahan

Organik Contoh Pemanfaatan Bahan Organik

Pertanian Limbah dan residu Jerami dan sekam padi, gulma, daun,

batang dan tongkol jagung, semua

bagian vegetatif tanaman, batang

pisang, sabut kelapa

Limbah dan residu

ternak

Kotoran padat, limbah ternak cair,

limbah pakan ternak, tepung tulang,

cairan proses biogas

Pupuk hijau Gliriside, terrano, mukuna, turi,

lamtoro, centrosema, albisia

Tanaman air Azola, ganggang biru, rumput laut,

eceng gondok, dan gulma air lainnya

Penambat nitorgen Mikroorganisme, mikoriza, rhizobium,

biogas

Industri Limbah padat Serbuk gergaji kayu, blotong, kertas,

ampas tebu, kelapa sawit, pengalengan

makanan, pemotongan hewan

Limbah cair Alkohol, kertas, bumbu masak (MSG),

kelapa sawit (POME)

Limbah Rumah

Tangga

Sampah Tinja, kencing, sampah dapur

Setiap ekor kambing dewasa dapat menghasilkan feses 300-500 gr/hari

(Sutama dan Budiarsana, 2009). Feses ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk

kandang maupun penyubur tanah melalui proses pengomposan karena feses

ternak mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium. Pemberian pupuk kandang

Tabel 1. Sumber Bahan Organik yang Umum Dimanfaatkan sebagai Pupuk

(Sutanto, 2002)

Page 28: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

15

pada tanah dapat memberikan dampak positif berupa memudahkan penyerapan air

hujan, memperbaiki kemampuan air tanah dalam mengikat air, mengurangi erosi,

memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi kecambah biji dan akar, serta

merupakan sumber unsur hara tanaman (Setiawan, 2002).

Metode LEISA tidak bertujuan memaksimalkan produksi dalam jangka

pendek, melainkan untuk mencapai tingkat produksi yang stabil dan memadai

dalam jangka panjang. LEISA berupaya mempertahankan dan sedapat mungkin

meningkatkan potensi sumber daya alam serta memanfaatkannya secara optimal.

Pada prinsipnya, hasil produksi yang keluar dari sistem atau dipasarkan harus

diimbangi dengan tambahan unsur hara yang dimasukkan ke dalam sistem

tersebut (Tim dosen IPB, 2006). Zamora (1995) dalam Salikin (2003) memberikan

lima kriteria untuk mengelola suatu sistem pertanian menjadi berkelanjutan, yaitu

1. kelayakan ekonomis,

2. bernuansa dan bersahabat dengan ekologi,

3. keberterimaan secara sosial,

4. kepantasan secara budaya, dan

5. pendekatan sistem dan holistik.

Jenis Ternak Kadar Zat hara dan Air (%)

Nitrogen Fosfor Kalium Air

Sapi

- padat 0,40 0,20 0,10 85

- cair 1,00 0,50 1,50 92

Kambing

- padat 0,60 0,30 0,17 60

- cair 1,50 0,13 1,80 85

Domba

- padat 0,75 0,50 0,45 60

- cair 1,35 0,05 2,10 85

Ayam 1,00 0,80 0,40 55

Sumber: Pinus Lingga, 1992 dalam Setiawan, 2002

Tabel 2. Kandungan Zat Hara dan Air Beberapa Jenis Pupuk Kandang

Page 29: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan di Kampung Karangsari, Desa Sindangasih,

Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat (Gambar 4).

Luas total tapak adalah 4,7 Ha dengan batasan fisik berupa area pertanian,

perumahan penduduk, dan jalan. Penelitian mencakup survei kondisi tapak,

pengumpulan data, pengolahan data, dan penyusunan hasil studi. Pengambilan

data dilakukan pada Agustus 2010 – Oktober 2010 kemudian dilanjutkan pada

Februari 2011.

3.2. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain adalah kamera

digital untuk data visual tapak saat ini, alat perekam suara untuk merekam hasil

Gambar 3. Lokasi Penelitian (Sumber: BAPPEDA Cianjur dan Google Earth, 2009)

Page 30: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

17

wawancara dengan petani dan penduduk setempat, kuisioner, dan komputer untuk

mengolah data dengan perangkat lunak Microsoft Word dan Excel, ArcView 3.2,

Google Earth, AutoCAD 2010, dan Adobe Photoshop CS5. Sedangkan bahan

yang digunakan adalah berupa studi pustaka, data spasial, dan data deskriptif

(Tabel 3).

3.3. Batasan Studi

Penelitian ini dibatasi oleh penataan lanskap Kampung Karangsari, Desa

Sindangasih, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur yang termasuk di

dalamnya badan jalan, ruang terbuka, dan ruang terbagun sehingga dapat

digunakan sebagai kawasan agrowisata melalui perencanaan ruang dan aktivitas,

jalur sirkulasi wisata, dan fasilitas wisata. Penelitian ini dilaksanakan hingga hasil

akhir berupa rencana tapak sebagai kawasan agrowisata yang menitikberatkan

pada kegiatan wisata berbasis pertanian terpadu dan sosial masyarakat dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada.

3.4. Metode Perencanaan Lanskap Agrowisata

Metode perencanaan yang digunakan adalah metode survei yang

mengikuti proses perencanaan yang dikemukakan oleh Gold (1980) yang

dimodifikasi. Proses perencanaan ini meliputi (1) persiapan, (2) inventarisari, (3)

analisis, (4) sintesis, dan (5) perencanaan.

Perencanaan dilakukan melalui proses-proses seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Proses Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata Pertanian Terpadu

Page 31: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

No Jenis Data Bentuk Sumber Cara Pengambilan Hasil

1 Aspek biofisik

Letak dan luas Sekunder BAPPEDA, Institusi

desa

Studi pustaka Peta, Deskripsi

Tata guna lahan Sekunder Institusi desa,

Google earth

Studi pustaka Peta

Tanah dan kemiringan Sekunder BAPPEDA Studi pustaka Deskripsi, Peta

Hidrologi Primer Tapak Pengamatan lapang Deskripsi

Mikroklimat Sekunder BMKG Studi pustaka Deskripsi

Potensi visual Primer Tapak Pengamatan lapang Deskripsi

2 Objek dan atraksi wisata Primer Tapak Pengamatan lapang,

wawancara

Deskripsi

3 Aksesibilitas Primer,

Sekunder

Institusi desa, Tapak Studi pustaka,

pengamatan lapang

Peta

4 Infrastruktur wisata Primer Tapak Pengamatan lapang,

wawancara

Deskripsi

5 Aspek sosial, ekonomi, dan budaya Primer,

Sekunder

Tapak, Institusi Desa Studi pustaka,

Wawancara

Deskripsi

Tabel 3. Jenis, Bentuk, Sumber, Cara Pengambilan dan Hasil Bentuk Data yang Didapatkan

18

Page 32: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

19

3.4.1. Persiapan

Pada tahap ini dilakukan penetapan lokasi dan batasan penelitian,

persiapan alat, dan pengurusan perijinan. Pengurusan perijinan dilakukan ke

Kantor Kesatuan Bangsa Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur untuk

dapat melakukan penelitian di Kampung Karangsari, Desa Sindangasih.

Selanjutnya perijinan diteruskan ke Kantor Kecamatan Karang Tengah dan Balai

Desa Sindangasih.

3.4.2. Inventarisasi

Tahap inventarisasi merupakan tahap pengumpulan data kondisi awal

tapak. Data yang dikumpulkan berupa data fisik dan sosial. Data primer diperoleh

melalui pengamatan langsung (observasi lapang) dan wawancara, sedangkan data

sekunder diperoleh melalui studi pustaka. Pengumpulan data dilakukan dengan

tujuan mendapatkan data yang berhubungan dengan kawasan agrowisata dan

dibutuhkan dalam proses perencanaan.

Observasi lapang merupakan survei ke dalam tapak secara langsung untuk

mendapatkan data tentang kondisi fisik, aksesibilitas, kondisi area pertanian

terpadu, dan aspek wisata berupa fasilitas dan utilitas yang tersedia pada tapak

sebagai kawasan agrowisata. Wawancara dilakukan kepada masyarakat sekitar,

termasuk petani, aparat pemerintah, pengusaha, dan tokoh-tokoh penting desa

untuk mengetahui kebijakan dan peraturan yang berlaku pada tapak. Selain itu,

wawancara juga untuk mendapatkan data sosial berupa persepsi dan dukungan

masyarakat terhadap kawasan agrowisata, kepemilikan lahan, potensi atraksi yang

berasal dari masyarakat, dan pengelolaan lahan. Wawancara dengan kuisioner

dilakukan kepada 15 orang petani di sekitar kampung Karangsari yang diambil

secara acak.

Selain observasi lapang dan wawancara, juga dilakukan studi pustaka

mengenai agrowisata dan pertanian terpadu untuk mengetahui standar-standar dan

metode perencanaan agrowisata. Data ini diperlukan sebagai standar dan pedoman

dalam perencanaan untuk menciptakan suatu kawasan agrowisata yang aman,

nyaman, dan indah.

Page 33: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

20

Pengambilan data batasan tapak dan tata guna lahan menggunakan citra

yang diambil dari Google Earth, digabungkan dengan peta yang didapatkan dari

institusi desa, kemudian diproses menggunakan perangkat lunak ArcView GIS

dan AutoCAD. Data mengenai aksesibilitas tapak didapatkan dari hasil

pengamatan lapang dan dari institusi desa yang hasilnya berupa peta jalur

sirkulasi. Data mengenai topografi, ketinggian, dan kemiringan lahan didapatkan

dari BAPPEDA Cianjur. Data iklim diambil dari BMKG yang diambil dari stasiun

PT. Fasung, hal ini dikarenakan stasiun terdekat dari tapak sudah tidak berfungsi.

Untuk menentukan penempatan dan jenis atraksi-atraksi wisata, diperlukan

data potensi objek wisata yang ada. Objek-objek yang dapat dijadikan sebagai

atraksi wisata didapatkan dengan pengamatan langsung dan disusun dalam bentuk

spasial dan deskriptif. Objek wisata yang diutamakan berupa kegiatan pertanian,

sedangkan objek nonpertanian dapat berupa kesenian dan budaya dari kehidupan

setempat. Informasi mengenai nilai budaya setempat didapatkan melalui

wawancara langsung dengan penduduk dan studi literatur.

3.4.3. Analisis

Analisis yang dilakukan berupa analisis deskriptif dan spasial dari data

yang diperoleh pada tahap inventarisasi untuk menentukan potensi dan kendala

pada tapak, dan kesesuaian area sebagai area wisata pertanian terpadu. Potensi dan

kendala yang ada dikembangkan dan ditingkatkan sehingga dapat mendukung

kawasan lanskap agrowisata. Sebaliknya, kendala dihilangkan atau dikurangi

dengan dicari cara pemecahan masalah yang efektif dan efisien.

Hasil dari tahap inventarisasi yang berupa peta orientasi, penutupan lahan,

hidrologi, potensi akustik dan visual, dan aksesibilitas digunakan dalam tahap ini.

Selain itu, digunakan juga grafik dari data mikroklimat dan foto-foto untuk

interpretasi kondisi tapak pada saat ini. Beberapa data diuraikan secara deskriptif,

demikian juga dengan peta, grafik, dan foto yang didapatkan.

Untuk analisis suhu dan kelembaban, digunakan standar kesesuaian iklim

untuk pertanian menggunakan klasifikasi berdasarkan jumlah bulan basah (BB)

dan bulan kering (BK) yang dibatasi oleh peluang hujan, hujan efektif, dan

kebutuhan air tanaman menurut konsep yang dikemukakan oleh Oldeman

Page 34: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

21

(Koesmaryono dalam Handoko, 1995). Bulan basah (BB) merupakan bulan

dengan curah hujan > 200 mm, sedangkan bulan lembab (BL) memiliki curah

hujan 100 – 200 mm. Bulan kering (BK) merupakan bulan dengan curah hujan <

100 mm. Menurut Schmidht – Ferguson, BK merupakan bulan dengan CH < 60

mm, BL memiliki CH antara 60 – 100 mm, dan BB adalah bulan dengan CH >

100 mm.

Selain itu, untuk kenyamanan pengguna tapak dilakukan perhitungan THI

(Temperature Humidity Index). Untuk daerah tropis, apabila nilai THI antara 21 -

27, iklim tergolong nyaman (Fandeli, 2009). Rumus yang digunakan adalah

THI = 0,8 T + [Rh x (T/500)]

dengan

T = suhu rata-rata

Rh = kelembaban relatif (%).

Analisis tanah dilakukan menggunakan studi pustaka sifat fisik dan kimia

tanah. Kedua aspek tersebut mempengaruhi kesesuaian tumbuh tanaman

pertanian. Selain itu, juga dapat diketahui tanaman yang cocok sehingga dapat

dipertahankan atau ditambahkan di tapak. Untuk aksesibilitas, dilakukan

pemetaan jalur dan pintu masuk dan keluar, keefektifan, dan keefisienan jalur

yang akan disesuaikan dengan aktivitas. Tapak akan dibagi berdasarkan pola

penggunaan lahan. Pada tiap zonasi akan dilakukan analisis untuk mendapatkan

objek dan atraksi yang dapat digunakan untuk kegiatan agrowisata. Objek dan

atraksi berasal dari aktivitas pertanian dan sumber daya pertanian yang ada.

Selain itu dilakukan analisis untuk mengetahui daya dukung yang akan

dikembangkan. Daya dukung yang dihitung adalah daya dukung pengunjung

berdasarkan rata-rata dalam m2

per orang (Boulon dalam Nurisjah, Pramukanto,

dan Wibowo, 2003).

DD = A / S

Keterangan:

DD = Daya dukung (orang)

A = Area yang digunakan (m2)

S = Standar kebutuhan per orang (m2/orang)

Page 35: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

22

3.4.4. Sintesis

Hasil analisis yang telah didapatkan kemudian digabungkan pada tahap

ini. Data spasial yang dihasilkan pada tahap analisis melalui proses overlay

menjadi peta zonasi ruang yang dialokasikan untuk pengembangan agrowisata.

Sedangkan hasil analisis deskriptif akan dijabarkan secara lebih rinci dan

digunakan untuk menentukan solusi dari kendala dan pemanfaatan dari potensi

yang ada di tapak.

3.4.5. Perencanaan Lanskap

Tahap perencanaan lanskap merupakan tahap terakhir dalam penelitian ini.

Dari proses sebelumnya dapat ditentukan konsep dasar tapak berdasarkan objek

dan atraksi wisata yang akan dikembangkan. Konsep yang disusun meliputi ruang,

aktivitas, fasilitas, sirkulasi dan touring plan. Konsep tersebut kemudian

dituangkan dalam bentuk spasial berupa blok ruang agrowisata. Hasil yang

diperoleh dari tahapan akan dikembangkan untuk perencanaan lanskap.

Dalam tahap ini konsep yang telah disusun di tahap sintesis diterapkan ke

tapak dan dituangkan dalam bentuk spasial. Selain itu, juga dikembangkan lebih

lanjut berupa rencana ruang dan aktivitas, rencana jalur wisata, dan rencana

fasilitas. Hasil akhir dari tahap perencanaan adalah berupa site plan beserta paket

wisata yang ditawarkan di kawasan wisata pertanian terpadu.

a. Rencana Ruang dan Aktivitas

Rencana ini meliputi perencanaan alokasi ruang wisata dan aktivitas yang

sesuai di dalamnya. Selain itu, ditentukan objek dan atraksi utama pada tiap

ruang wisata.

b. Rencana Jalur Wisata

Rencana jalur wisata adalah merencanakan jalur dan paket wisata yang dapat

diambil wisatawan. Pada tahap ini juga direncanakan jalur sirkulasi yang dapat

menunjang kemudahan aktivitas antarruang wisata.

c. Rencana Fasilitas

Untuk menunjang kelancaran dan kenyamanan kegiatan agrowisata, diperlukan

penempatan fasilitas dan utilitas yang efektif dan efisien. Oleh karena itu

diperlukan perencanaan penempatan fasilitas dan utilitas di tahap ini.

Page 36: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data dan Analisis

4.1.1. Aspek Biofisik

4.1.1.1. Letak, Luas, dan Batas Tapak

Lokasi penelitian terletak di Kampung Karangsari, Desa Sindangasih,

Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat seluas 4,7

ha. Letak geografis berada pada 107°9'52" - 107°10'34" BT dan 6°49'31" -

6°49'55" LS. Tapak dikelilingi oleh bentang alam pertanian dan perbukitan yang

menciptakan suasana perdesaan.

Sebelah utara tapak berbatasan dengan lahan-lahan pertanian penduduk

yang merupakan bagian dari Desa Maleber. Demikian pula, di sebelah timur tapak

berbatasan dengan area pertanian dari Kampung Kandang Sapi. Sebelah barat

berbatasan dengan area permukiman yang merupakan perbatasan dengan

Kampung Kabandungan. Sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Jalan

Kyai Haji Saleh. Desa Sindangasih terdiri dari 5 kampung yang dibagi

berdasarkan kompleks RW atau Rukun Warga, yaitu Kampung Pandan Jaya,

Kampung Kandang Sapi, Kampung Karangsari, Kampung Kabandungan, dan

Kampung Hegarmanah. Di antara kampung tidak terdapat pagar atau pembatas

yang jelas. Untuk membangun suatu area wisata diperlukan batas kawasan yang

jelas agar tidak membingungkan pengunjung.

4.1.1.2. Tata Guna Lahan

Sebanyak ± 88% dari luas tapak digunakan sebagai lahan pertanian berupa

sawah, kebun, kolam ikan, dan kandang ternak. Persentase paling besar adalah

untuk sawah dan kebun sebanyak 83%, perikanan sebanyak 4%, dan peternakan

sebanyak kurang dari 1% (Tabel 3). Pemanfaatan area budi daya yang bervariasi

merupakan potensi utama dalam pengembangan agrowisata, terdiri dari lahan

sawah dan ladang, kandang, dan kolam. Ketiga lahan tersebut berada dalam

kondisi baik yang memungkinkan untuk pengembangan wisata pertanian terpadu,

tetapi perlu ditata agar dapat menarik dan nyaman untuk pengunjung.

Page 37: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

24

Page 38: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

25

Tapak didominasi oleh lanskap sawah dan lahan kering, dapat dilihat dari

pola penggunaan lahan yang sebagian besar digunakan untuk area pertanian

(Gambar 5). Di area ini terdapat berbagai macam aktivitas pertanian, mulai dari

menyiapkan lahan, pemanenan, hingga pascapanen. Area peternakan umumnya

tertutup, jarang terlihat peternak yang menggembala ternaknya di luar (untuk

peternak sapi, kambing, dan domba). Untuk dapat melihat area ini, pengunjung

harus masuk ke tapak dan berinteraksi langsung dengan petani.

Untuk kolam ikan, biasanya petani membagi-bagi kolam ikan sesuai

dengan fungsinya, yaitu terdapat kolam pemeliharaan induk, pemeliharaan

burayak, kolam pembenihan, dan kolam pembesaran seperti dapat dilihat pada

salah satu lahan milik warga (Gambar 6). Induk ikan ditempatkan di kolam

pemeliharaan induk hingga mengalami pematangan sel telur, setelah itu

dipindahkan di kolam pemeliharaan untuk pemijahan dan menetaskan telurnya.

Apabila induk ikan sudah mengalami pemijahan, induk tersebut dipindahkan

No Jenis Penggunaan Luas

Ha %

1 Lahan Pertanian

a. Area pertanian 3,9479 83,82

b. Area perikanan 0,193 4,09

c. Area peternakan 0,019 0,41

2

Lahan Non

Pertanian

a. Badan jalan 0,1424 3,02

b. Permukiman 0,4073 8,64

4,7096 100

Tabel 4. Pola Penggunaan Lahan

Gambar 6. Lahan Peternakan dan Perikanan

Page 39: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

 

kembali k

kembali. S

di kolam

sawah (si

menggemu

memiliki

mereka m

menyubur

dan lebih c

Te

pertanian.

yaitu men

bermalam

lahan pete

sayuran.

penggunaa

diterapkan

4.1.1.3. Ta

Me

Karang Te

ke kolam p

Setelah itu,

pembeniha

stem mina-

ukan ikan h

kolam yan

menggunak

rkan kolam

cepat.

erdapat beb

Area perm

njadi tempa

m. Kegiatan

ernakan dan

Perencanaa

an lahan y

n.

anah dan K

enurut Peta

engah berad

emeliharaan

anak ikan d

n. Beberap

-padi). Kol

hingga sesu

ng berdekata

kan limbah

sehingga ik

berapa area

mukiman be

at penginapa

pertanian

n perikanan j

an ruang a

ang ada di

Kemiringan

a Ketinggia

da pada ket

Gambar

n induk hin

dijual sebag

pa petani m

lam pembe

uai dengan

an dengan

h peternak

kan yang a

a perumah

erpotensi s

an atau ber

baru bertu

jauh lebih s

agrowisata

isesuaikan d

n

an Lahan (

tinggian 294

r 7. Sketsa P

ngga menga

gai benih ata

melokasikan

saran berfu

keinginan k

kandang te

kan berup

da di kolam

an yang t

ebagai sara

ristirahat ba

ujuan untuk

sedikit darip

akan men

dengan kon

(Bappeda C

4 – 453 m

Pembagian

alami pema

au dilanjutk

kolam pem

ungsi sebag

konsumen.

ernak. Hal

a kotoran

m dapat tum

erletak me

ana penduk

agi pengunj

k produksi

pada lahan s

ngutamakan

nsep agrow

Cianjur, 20

dpl (Gamba

Kolam

atangan sel

kan pemelih

meliharaan

gai kolam u

Beberapa p

ini dikaren

ternak u

mbuh lebih

enyebar di

kung agrow

njung yang

dan pemb

sawah dan k

n penataan

wisata yang

004), Kecam

ar 8), sedan

26

telur

haraan

ini di

untuk

petani

nakan

untuk

besar

area

wisata,

ingin

bagian

kebun

pola

akan

matan

ngkan

Page 40: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

 

menurut B

295 m dpl

ke arah tim

Jen

latosol m

berdasarka

Kabupaten

tanah den

drainase b

dalam (le

epidendro

batuan, ab

merupakan

basa kura

horison p

mengandu

liat (Hardj

Jen

dalam sep

Gambar 8

Balai Desa

l. Secara um

mur. Tapak

nis tanah ya

merah keku

an peta tan

n Cianjur.

gan kadar l

baik, warna

ebih dari 1

n umbrik d

bu vulkan,

n tanah den

ang dari 50

penimbunan

ung 1,2 kali

jowigeno, 2

nis tanah la

perti tanama

8. Peta Ketin

Sindangasi

mum, tapak

yang relatif

ang terdapa

uningan, lat

nah Kabup

Menurut H

liat lebih da

tanah serag

150 cm), k

dan horison

dan vulkan

ngan horison

0%, tidak

n liat, yang

i lebih bany

2007).

tosol sesuai

an perkebu

nggian Tana

ih, Kampun

k termasuk

f datar cuku

at di Desa S

tosol cokla

paten Cianj

Hardjowige

ari 60%, str

gam dengan

kejenuhan

n kambrik.

nik basa, d

n penimbun

memiliki h

g merupak

yak daripad

i untuk tana

unan dan bu

ah Kecamat

ng Karangs

datar denga

up baik untu

Sindangasih

at, dan po

jur yang b

eno (2007),

ruktur rema

batas-batas

basa < 50

Tanah lat

dan terdapat

nan liat (hor

horison alb

kan Horiso

da liat di at

aman yang m

uah-buahan

tan Karang

sari berada

an tingkat k

uk pertanian

h termasuk

odsolik me

bersumber d

, tanah lato

ah sampai g

s horison ya

0%, umumn

tosol berasa

t di daerah

ison argilik

ik. Horison

n B, yang

tasnya dan

mempunyai

. Selain itu

Tengah, Ka

(m d

pada ketin

kemiringan

n dan perika

dalam kom

erah kekun

dari BAPP

tosol merup

gumpal, gem

ang kabur, s

nya memp

al dari ber

h bukit. Pod

k), dan kejen

n argilik a

g paling se

terdapat se

i perakaran

u, tanah jen

abupaten Ci

dpl) :

27

ggian

0-3%

anan.

mpleks

ingan

PEDA

pakan

mbur,

solum

unyai

rbagai

dsolik

nuhan

adalah

edikit

elaput

yang

nis ini

ianjur

Page 41: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

28

juga sesuai untuk tanaman palawija, sayuran, dan padi karena memiliki solum

yang dalam dan sesuai untuk tanaman perkebunan dan buah-buahan. Tanah ini

juga cukup subur dan memiliki produktivitas yang baik, tetapi karena KTK

rendah, masih perlu pengolahan lebih lanjut berupa pemberian pupuk untuk

meningkatkan produksi. Cara memperbaiki sifat fisik tanah di Kampung

Karangsari adalah dengan penambahan bahan organik dan mulsa serta perbaikan

sistem drainase dan kadar asam. Bahan organik yang digunakan dapat berupa

jerami, pupuk kandang, kompos, atau pupuk kimia.

4.1.1.4. Aksesibilitas

Terdapat empat arah masuk menuju tapak (Gambar 9). Jalan yang dilalui

titik-titik tersebut semuanya sudah dalam kondisi diaspal. Di bagian selatan tapak

terdapat Jln. Kyai Haji Saleh yang merupakan jalur akses utama kendaraan di

tapak dengan lebar 6 - 7 meter. Jalan ini merupakan jalur dua arah yang dilalui

oleh berbagai kendaraan, di antaranya, angkutan umum, mobil pribadi, motor,

delman, sepeda, truk, dan bus. Kendaraan bermotor yang melalui jalan ini

menggunakan kecepatan tinggi karena jalanan cukup sepi dan tidak terdapat

persimpangan. Sebelah kiri dan kanan jalan berbatasan langsung dengan parit

selebar 30 – 50 cm. Kendaraan yang melalui jalan ini umumnya berasal dari kota

Cianjur atau Terminal Maleber. Jalan di area permukiman yang merupakan

belokan dari Jln. Kyai Haji Saleh juga sudah diaspal. Jalan ini jarang dilalui

mobil, hanya sedikit warga yang memiliki mobil pribadi. Kendaraan pribadi yang

umum dimiliki warga Kampung Karangsari adalah sepeda motor.

Jalan dari arah utara merupakan jalan yang tidak dapat dilalui mobil, yaitu

jalan dari arah perumahan Desa Hegarmanah dengan lebar jalan 2,5 – 3 meter.

Kendaraan yang melewati jalan ini berupa kendaraan beroda dua seperti motor

dan sepeda. Jalan ini sudah diaspal, tetapi tidak terawat. Terlihat beberapa lubang

pada jalan dan sampah di pinggir jalan yang akhirnya tercecer memenuhi jalan

(Gambar 10). Jalan ini perlu diperbaiki dan diperlebar serta diberi penerangan

yang cukup untuk malam hari.

Page 42: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

29

Page 43: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

30

Jalan dari arah timur berasal dari Jln. Kyai Haji Opo Mustofa yang

merupakan akses dari arah Terminal Rawabango, Maleber (Gambar 11). Jln. Kyai

Haji Opo Mustofa dilalui oleh bus, truk, motor, dan mobil pribadi. Terdapat

fasilitas angkutan umum seperti angkot, ojek, dan delman. Tapak juga sering

dilalui bus yang berasal dari Terminal Rawabango Maleber. Di sepanjang jalan ini

belum terdapat jalan pedestrian. Jalan raya langsung berbatasan dengan sawah

atau pemukiman.

Kampung Karangsari berjarak 75 km dari Kampus IPB Dramaga dengan

waktu tempuh selama 2,5 – 3,5 jam. Dari arah kampus IPB Dramaga menuju

Jalan Puncak Raya, setelah itu melewati Cipanas menuju Jln. Ir. Haji Juanda. Dari

Jln. Ir. Haji Juanda, belok kanan ke Jln. Otto Iskandardinata menuju Jln.

Mochammad Ali. Setelah itu menuju Jln. Profesor Mohammad Yamin ke Jln.

Kyai Haji Saleh, kemudian lurus terus masuk ke tapak melalui arah barat. Dari

arah Jakarta, Kampung Karangsari dapat dikunjungi dengan melewati Tol

Gambar 10. Kondisi Jalan: (a) Desa Hegarmanah (b) Jln. Kyai Haji Opo Mustofa

(a) (b)

Gambar 11. Jln. Kyai Haji Saleh

Page 44: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

31

Jagorawi menuju Puncak. Dari arah Terminal Lebak Bulus (Jakarta Selatan)

berjarak 104 km dengan waktu tempuh selama ± 2,5 jam.

Kondisi lalu-lintas jalan di daerah Cianjur Kecamatan Karang Tengah

cukup teratur, jarang atau hampir tidak pernah terjadi macet karena penduduknya

jarang ada yang memiliki mobil pribadi dan angkutan umum memiliki pangkalan

tersendiri, tidak sembarangan berhenti menunggu di pinggir jalan. Sarana

transportasi utama di daerah ini berupa angkot atau angkutan umum yang

memiliki tarif rata-rata Rp. 2.000,00 untuk semua trayek. Kendaraan yang berasal

dari Terminal Maleber banyak yang melewati Kampung Karangsari. Letak tapak

tidak begitu jauh dari pusat kota yang memiliki beberapa terminal. Oleh karena

itu, mudah diakses dengan kendaraan umum berupa angkot, ojek, dan delman

dengan jumlah unit yang memadai untuk para pengunjung. Di Jln. Kyai Haji

Saleh yang berbatasan dengan sawah, belum terdapat cukup penerangan. Selain

itu, belum terdapat rambu jalan atau penanda yang cukup untuk menunjukkan

bahwa pengunjung telah memasuki Kampung Karangsari (Gambar 12).

Beberapa jalan di dalam Kampung Karangsari sulit atau tidak mungkin

dilalui kendaraan dari dua arah karena lebarnya tidak cukup, bahkan ada yang

tidak dapat dilalui mobil. Pemda setempat sudah melakukan pemeliharaan jalan

secara berkala, tetapi pada musim hujan kondisi jalan banyak yang rusak terutama

jalan di area permukiman. Di sepanjang jalan Jln. Kyai Haji Saleh dan Jln. Kyai

Haji Opo Mustofa belum terdapat jalan pedestrian. Hal ini menyebabkan

ketidaknyamanan dan ketidakamanan bagi pejalan kaki. Untuk akses di dalam

areal persawahan sudah terdapat beberapa jalan berupa pematang sawah, tetapi

Gambar .12 Kondisi Gerbang Penanda Desa yang Tidak Terawat

Page 45: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

32

belum kokoh karena terbuat dari tanah. Untuk lebih jelasnya, analisis aksesibilitas

dapat dilihat pada Tabel 5.

Kondisi Jalan Potensi dan Kendala Solusi

1. Akses masuk dan keluar 1. Berbatasan dengan jalan

raya utama

2. Kendaraan umum yang

melintasi tapak cukup

banyak dan berasal dari

terminal

Memanfaatkan jalan utama

sebagai pintu masuk dan

keluar pengguna kawasan

wisata

2. Badan Jalan 1. Jalan raya masih kurang

aman untuk dilalui dua

mobil

2. Belum terdapat pedestrian

3. Jalan utama yang lurus

tanpa persimpangan

menyebabkan kendaraan

yang melalui jalan

berkecepatan tinggi

1. Meningkatkan kualitas

dan kuantitas jalan

dengan cara

memperbaiki jalan yang

rusak dan melakukan

pelebaran jalan

2. Membuat pedestrian di

sekitar jalan utama

3. Membuat rambu,

pembatas jalan untuk

meningkatkan keamanan

kendaraan bermotor dan

pejalan kaki

4. Vegetasi jalan Vegetasi di pinggiran jalan

umumnya berupa rumput liar

dan alang-alang

Menggunakan vegetasi yang

dapat dimanfaatkan sebagai

peneduh, pengarah jalan,

maupun berfungsi estetik di

sisi jalan seperti pohon buah

atau tanaman hias yang

mendukung konsep

agrowisata

5. Fasilitas jalan 1. Belum tersedia

pemberhentian khusus

angkutan umum di sekitar

tapak

2. Keberadaan rambu dan

pengarah jalan masih

kurang

3. Kurang pencahayaan di

malam hari

1. Menyediakan

pemberhentian khusus

untuk angkutan umum

untuk memudahkan

pengunjung dan

mencegah kemacetan

2. Menambahkan rambu,

pengarah jalan, dan

lampu di area yang

diperlukan sehingga

tapak lebih aman untuk

dilalui

4.1.1.5. Mikroklimat

Data iklim Kecamatan Karangtengah, Cianjur, diperoleh dari Badan

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melalui stasiun terdekat dari Cianjur,

yaitu PT. Fasung dengan letak geografis 6°50'49" LS dan 107°37'6" BT. Data

iklim yang diperoleh merupakan data tahunan tahun 2009 - 2010 (Tabel 6).

Tabel 5. Analisis Aksesibilitas Kampung Karangsari

Page 46: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

33

Berdasarkan data tersebut, diperoleh gambaran kondisi iklim Kampung

Karangsari (2009 - 2010), yaitu suhu rata-rata tahunan 21,8 0C, kelembaban udara

rata-rata tahunan 87 %, dan curah hujan tahunan 3.281,5 mm/th.

Suhu udara terendah setiap harinya adalah saat pagi hari sekitar pukul

07.00, sedangkan suhu udara tertinggi adalah saat tengah hari atau sekitar pukul

13.00. Suhu rata-rata tahunan tapak adalah 21,8 0C dengan suhu terendah rata-rata

pada bulan Februari dan suhu tertinggi rata-rata pada bulan Agustus. Kelembaban

udara rata-rata tahunan adalah 87% dengan kelembaban bulanan terendah pada

bulan Agustus dan September, yaitu 83,5% dan kelembaban bulanan tertinggi

pada bulan Januari dan Februari, yaitu 90,5%.

Suhu di Kampung Karangsari sudah cukup sesuai untuk pengembangan

tanaman palawija dan perkebunan. Selain itu, suhu yang cukup rendah merupakan

potensi tapak untuk menawarkan suasana dingin dan sejuk perdesaan sehingga

dapat menarik wisatawan dari luar kota yang berhawa panas, seperti Jakarta.

Untuk daerah tropis, nilai THI yang tergolong nyaman adalah < 27. Perhitungan

THI untuk Kampung Karangsari berdasarkan data tahun 2009 – 2010 (Tabel 7)

adalah antara 19,96 – 21,88, menunjukkan bahwa tapak cukup nyaman untuk

manusia melakukan aktivitas.

Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, Kampung Karangsari termasuk ke

dalam Tipe Af, yaitu suhu bulan terdingin > 18o C dan selalu basah dengan curah

hujan setiap bulan rata-rata > 60 mm. Menurut Schmidth – Ferguson, iklim

Parameter Tahun 2009 - 2010

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

Suhu udara

rata-rata (0C)

21,2 20,3 21,8 22,2 22,4 22,1 21,7 23,5 22,3 22,4 21,7 21,7

Suhu udara

maks. (0C)

23,7 24,1 25,2 25,9 25,8 25,5 25,4 25,7 26,0 25,5 25,3 24,5

Suhu udara

min. (0C)

19,9 20,1 20,3 21,0 20,7 19,8 18,9 19,0 20,3 20,8 21,2 20,3

Kelembaban

udara (%) 90,5 90,5 89,0 87,0 87,5 87,5 84,5 83,5 83,5 85,0 86,5 89,0

Curah hujan

(mm) 308 519 624 286 227 172 100 135 209 241 239 219

Lama

penyinaran

(%)

30,8 33,55 57,8 54,5 51,3 55,9 65,7 63,4 63,2 57,8 44,6 26,3

Tabel 6. Data Mikroklimat Kampung Karangsari Rata-rata Tahun 2009 - 2010

Page 47: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

34

Kampung Karangsari termasuk ke dalam Tipe B, yaitu daerah basah dengan

vegetasi masih hutan hujan tropika dengan perhitungan rata-rata bulan basah

sebanyak 10 bulan dan bulan kering sebanyak 1 bulan (Handoko, 1995).

Menurut klasifikasi Oldeman, iklim Kampung Karangsari termasuk ke

dalam Tipe C2, dengan jumlah bulan basah berturut-turut rata-rata 5 dan jumlah

bulan kering berturut-turut rata-rata sebanyak 3. Daerah yang memiliki tipe iklim

C2 ideal untuk menanam padi sekali dalam setahun dan dapat dua kali menanam

palawija, selagi penanaman yang kedua kali sebaiknya tidak jatuh pada bulan

kering (Handoko, 1995).

Tanaman padi sawah umumnya memerlukan curah hujan sebanyak ± 200

mm per bulan, sedangkan palawija umumnya memerlukan curah hujan sebanyak

± 100 mm per bulan (Handoko, 1995). Berdasarkan data rata-rata (Tabel 5) bulan

Juni – Agustus memiliki jumlah curah hujan terendah hingga di bawah 200 mm,

yang menunjukkan bahwa penanaman padi kurang sesuai pada bulan tersebut,

sedangkan untuk menanam palawija masih dapat dilakukan.

Curah hujan yang tinggi di daerah pertanian dapat menjamin kebutuhan air

untuk tanaman dan kolam ikan. Namun, hal ini juga menyebabkan gulma tumbuh

subur, termasuk di saluran drainase yang masih berdinding tanah, yang

menyebabkan saluran sering tertutup. Untuk area wisata, curah hujan yang tinggi

dapat mengganggu kenyamanan pengunjung ketika berwisata karena jalan

menjadi licin dan becek. Diperlukan pembuatan fasilitas berupa shelter atau saung

sebagai tempat berteduh wisatawan dan jalan yang dibangun dengan struktur yang

Bulan T (o C) RH (%) THI

Januari 21,25 90,50 20,84

Februari 20,35 90,50 19,96

Maret 21,85 89,00 21,36

April 22,25 87,00 21,67

Mei 22,45 87,50 21,88

Juni 22,15 87,50 21,59

Juli 21,70 84,50 21,02

Agustus 23,50 83,50 22,27

September 22,30 83,50 21,56

Oktober 22,40 85,00 21,72

November 21,70 86,50 21,11

Desember 21,70 89,00 21,27

Tabel 7. Nilai THI Kampung Karangsari Berdasarkan Data Tahun 2009 – 2010

Page 48: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

35

baik. Jalan yang rusak di area permukiman yang jarang dilalui mobil

menunjukkan material atau struktur yang digunakan masih kurang baik sehingga

air hujan tergenang di jalan dan tidak mengalir ke saluran drainase.

Intensitas penyinaran merupakan lamanya matahari bersinar dalam satu

hari dan mempengaruhi suhu tapak dan pertumbuhan vegetasi. Intensitas

penyinaran rata-rata Kampung Karangsari adalah 50,4% dengan intensitas

terendah 26,3% pada bulan Desember dan tertinggi 65,7% pada bulan Juli.

Radiasi matahari berpengaruh pada kenyamanan dalam beraktivitas karena dapat

menghangatkan tubuh secara langsung melalui kulit atau pakaian atu secara tidak

langsung melalui pantulan atau penyerapan dari objek sekitarnya (Miller, 1991).

Tanaman dapat mengurangi intensitas sinar matahari dengan cara

menghalangi radiasi mencapai permukaan tanah dan mengubah energi surya

menjadi energi kimia melalui fotosintesis (Robinette, 1972 dalam Miller, 1991)

seperti dilihat ilustrasinya pada Gambar 13.

.

Penggunaan material juga dapat mempengaruhi radiasi sinar matahari di

sekitar area. Menurut Brooks (1988), permukaan material yang terang dan halus

dapat memantulkan cahaya matahari lebih banyak (Gambar 14). Oleh karena itu,

sebaiknya digunakan material yang berwarna gelap seperti hitam, biru, atau merah

tua, atau menggunakan permukaan kasar seperti bebatuan.

Gambar 14. Pemantulan Sinar Matahari pada Berbagai Permukaan Material

(Brooks, 1998)

Gambar 13. Ilustrasi Tanaman Peneduh untuk Mereduksi Sinar Matahari (Miller, 1991)

Page 49: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

36

Kelembaban rata-rata tapak adalah 87% dengan kelembaban terendah 83%

pada bulan Agustus dan September, dan tertinggi 90,5% pada bulan Januari dan

Februari. Kelembaban udara yang cukup tinggi menyebabkan tapak kurang

nyaman untuk aktivitas wisata karena panas tubuh dapat meningkat. Hal ini dapat

diatasi dengan menambahkan vegetasi yang berfungsi mengurangi kelembaban

dengan penutupan dari kanopi.

4.1.1.6. Hidrologi

Saluran air di Kampung Karangsari umumnya merupakan buatan

penduduk dan airnya bersumber dari sungai dan anak sungai di sekitar Desa.

Penduduk secara bergotong-royong membentuk saluran air utama yang bersumber

langsung dari sungai kemudian saluran tersebut dibuat cabang untuk mengairi

sawah dan kebun. Warga memilih saluran drainase dan irigasi yang paling dekat

dengan lahan yang digarap, lebar saluran bervariasi 0,3 – 1,5 meter untuk

memenuhi kebutuhan air untuk dikonsumsi (minum dan MCK) masyarakat

menggunakan jet-pump atau membuat sumur galian untuk mengambil air tanah.

Saluran air yang lebih lebar dibangun menggunakan semen dan batu bata. Saluran

yang lebih kecil umumnya tidak dibangun (Gambar 15).

Seringkali terjadi erosi pada sisi dinding saluran yang tidak dibangun dan

menyebabkan pendangkalan saluran. Banyak rumput dan vegetasi liar yang

tumbuh hingga menutupi saluran tersebut. Selain itu, pada saluran banyak terdapat

sampah yang tidak sedap dipandang dan menyebabkan aliran air macet.

(a) (b)

Gambar 15. Saluran Air (a) Terbangun (b) Tidak Dibangun

Page 50: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

37

Secara umum, air sudah didistribusi dan dimanfaatkan dengan baik oleh

warga. Menurut penduduk Kampung Karangsari, air cukup mudah didapat. Warga

bekerja sama membangun saluran air agar pembagiannya merata ke seluruh

sawah. Walaupun terdapat beberapa saluran air yang tersumbat sampah, di

Kampung Karangsari belum pernah terjadi banjir atau genangan air besar.

4.1.1.7. Aspek Visual

Aspek visual yang terdapat di tapak digolongkan menjadi dua, yaitu good

view dan bad view. Good view berupa hamparan lahan pertanian dan perikanan

dengan berbagai aktivitas masyarakat di dalamnya, disertai dengan panorama

perbukitan di sekitar desa (Gambar 21). Di sawah yang berseberangan dengan

Balai Desa, terdapat titik pandang yang menyajikan pemandangan luas di sekitar

tapak. Dari area ini dapat terlihat perumahan penduduk, area persawahan, kolam,

dan pemandangan perbukitan.

Bad view yang ada di tapak adalah sampah yang berserakan atau

mengambang dan macet pada saluran air, warna air pada beberapa saluran tidak

sedap dipandang, beberapa rumah dan warung di pinggir jalan yang terlihat

kumuh dan tidak beraturan, adanya beberapa warga yang melakukan MCK di

pinggir jalan, kondisi jalan yang rusak, dan kondisi jembatan yang dicorat-coret

(Gambar 16).

.

Diperlukan penyediaan tempat sampah umum di sekitar tapak. Saluran

drainase dapat diberi penutup untuk mencegah pembuangan sampah ke saluran.

Penutup dapat berupa beton atau grill besi untuk menciptakan suatu kesan visual

Gambar 16. Bad View dan Good View di Tapak (a) Vandalisme

(b) View ke Area Persawahan

(a) (b)

Page 51: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

38

sekaligus keamanan bagi pejalan kaki. Kerja sama dengan Pemda setempat juga

diperlukan untuk mencegah adanya MCK liar. Warga yang membuka usaha kios

atau warung di sekitar area agrowisata selayaknya dimobilisasi dan diatur

sehingga tidak terkesan kumuh dan berantakan.

Kawasan permukiman umumnya didominasi oleh bangunan modern yang

terbuat dari material semen, batu bata, atau beton. Walaupun demikian, terdapat

juga beberapa rumah yang terbuat dari kayu atau bambu. Rumah yang bermaterial

alami memberikan suatu kesan perdesaan pada tapak. Beberapa rumah belum

memanfaatkan pekarangan secara optimal (Gambar 17). Tanaman pekarangan

dapat ditambahkan untuk menyajikan lanskap pemukiman yang indah dan

mendukung suasana pedesaan dan menghindari permukiman dari kesan kumuh.

Selain itu, titik yang juga menyajikan pemandangan yang indah terdapat di

sepanjang jalan yang merupakan belokan dari Jln. Kyai Haji Opo Mustofa,

melintasi Kampung Karangsari menuju Kampung Kabandungan. Vegetasi rumput

liar dan alang-alang di pinggir jalan dapat diganti dengan tanaman yang

memberikan efek visual yang baik, tetapi juga tetap terkesan alami.

Di Kampung Karangsari, pola penyebaran vegetasi di tapak terbagi

menjadi tiga tipe, yaitu tipe penyebaran liniar, geometris, dan alami. Penyebaran

linear mengikuti jalur jalan yang memberi kesan membentuk sebuah koridor dan

batas. Penyebaran ini didominasi oleh vegetasi nonpertanian yang tumbuh di

tepian jalan. Tipe penyebaran geometris membentuk suatu bidang lahan yang

memiliki pola tertentu dan membentuk pandangan yang menyebar. Vegetasi

pertanian di lahan kering dan sawah terlihat tersebar dengan pola tersebut. Pola ini

(a) (b)

Gambar 17. Pekarangan Area Perumahan: (a) Tidak Memanfaatkan Pekarangan

(b) Memanfaatkan Pekarangan

Page 52: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

39

menciptakan suatu view atau pemandangan yang cukup menarik. Pola penyebaran

alami dapat dilihat di lahan-lahan tidak terawat, mengikuti bentukan lahan dan

membentuk suatu lanskap yang hijau (Gambar 18), menciptakan suatu view yang

alami, tetapi juga terlihat berantakan dan liar karena tidak tertata rapi.

4.1.2. Fasilitas dan Utilitas

Fasilitas umum yang terdapat di tapak umumnya fasilitas yang menunjang

aktivitas sosial masyarakat seperti posyandu, masjid, musala, balai desa, dan balai

penelitian. Sebagian besar fasilitas tidak terawat dengan baik dan tidak terurus

(Gambar 19). Halaman masjid dan musala yang ada di sekitar desa ditumbuhi

rumput liar dan sampah daun. Kran air juga tidak berfungsi dengan baik,

sedangkan untuk puskesmas dan balai desa kondisinya cukup baik karena sering

digunakan oleh warga setempat.

Di Kampung Kandangsapi, terdapat beberapa penginapan yang disediakan

warga untuk pengunjung. Kondisi rumah penginapan ini cukup baik dan

fasilitasnya cukup memadai. Selain itu, letaknya bersebrangan dengan sawah

Gambar 18. Pola Penyebaran Vegetasi (a) Geometris (b) Alami

(a) (b)

Gambar 19. Kondisi Fasilitas Umum yang Tidak Terawat

Page 53: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

40

sehingga menyajikan pemandangan yang bagus. Penginapan dapat digunakan

sebagai salah satu fasilitas wisata. Untuk fasilitas pertanian, terdapat petak-petak

sawah, kebun sayur, ladang jagung, kandang sapi, kandang domba, kandang

kambing, serta kolam ikan. Kolam ikan yang terdapat di tapak umumnya terbagi

menjadi kolam pemeliharaan induk, pemeliharaan burayak, kolam pembenihan,

dan kolam pembesaran. Jenis ikan yang diternakkan, diantaranya adalah nila, mas,

gurame, lele, dan mujair.

Kondisi utilitas pertanian seperti inlet, outlet, dan sumber air di tapak

sudah cukup baik karena menurut para petani, pembagiannya ke sawah, kolam,

dan rumah-rumah warga cukup lancar. Di tapak juga jarang terjadi banjir karena

banyak terdapat saluran air besar yang langsung menuju sungai. Kondisi saluran

irigasi dan drainase tergolong baik dan masih fungsional, tetapi kurang terawat

dengan tertutupnya saluran air oleh vegetasi liar dan sampah.

(b) (a)

Gambar 20. Fasilitas dan Utilitas di Sekitar Tapak (a) Musala (b) Posyandu

(c) Jembatan (d) Puskesmas

(d) (c)

Page 54: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

41

Jumlah fasilitas yang dapat digunakan untuk kegiatan wisata di Kampung

Karangsari sudah cukup memadai, tetapi kondisi beberapa WC Umum, musala,

dan balai desa masih kurang terawat, beberapa musala bahkan sudah tidak diurus

dan dibiarkan begitu saja. Ketersediaan tempat sampah masih tergolong kurang.

Tempat sampah umum belum tersedia di jalan-jalan. Para warga banyak yang

masih membuang sampah sembarangan di selokan atau saluran air. Hal ini selain

tidak baik untuk kenyamanan, juga dapat menyumbat aliran air dan menimbulkan

bibit penyakit. Namun, sebagian warga yang memiliki lahan pertanian

menggunakan sampah rumah tangganya untuk dijadikan kompos, terutama

sampah dapur.

Dalam mengembangkan ruang agrowisata dengan aktivitas yang beragam,

diperlukan penempatan fasilitas dan utilitas yang tepat didasarkan pada fungsi

ruang tersebut dan aktivitas pengguna. Selain itu, juga disesuaikan dengan kondisi

lingkungan dan material yang digunakan. Penempatan fasilitas dan utilitas yang

kurang tepat akan menyebabkan fasilitas dan utilitas tersebut menjadi tidak

terpakai.

4.1.3. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Pengguna tapak umumnya merupakan penduduk setempat dan beberapa

pengunjung yang datang dengan keperluan tertentu dalam jangka waktu yang

bervariasi. Para petani biasanya melakukan aktivitas bertani pada pukul 07.00

pagi hingga pukul 16.00 sore. Umumnya aktivitas dimulai dengan memberi

makan hewan ternak, setelah itu baru pergi ke sawah untuk melakukan kegiatan

menyiangi gulma, membajak sawah, menebar benih, dan sebagainya. Beberapa

petani yang memiliki kolam pergi memberi makan ikan setelah selesai menggarap

sawah.

Para pengguna tapak (86,67%) umumnya setuju jika Kampung Karangsari

dijadikan sebagai kawasan agrowisata. Warga mengharapkan dengan adanya

agrowisata dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan mereka. Selain

itu, para petani juga berharap bahwa dengan adanya kawasan agrowisata

pemerintah menjadi lebih memperhatikan masalah pertanian di Kampung

Karangsari.

Page 55: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

42

Para pengunjung yang datang ke tapak biasanya untuk melakukan

transaksi jual beli dengan para petani. Menurut hasil wawancara dengan petani,

tapak pernah dikunjungi beberapa kali oleh pelajar dan mahasiswa yang

melakukan praktik lapang. Ada juga pengunjung yang datang dari kota untuk

menikmati suasana perdesaan di kampung ini, biasanya pengunjung merupakan

anggota keluarga penduduk setempat yang tinggal di kota. Namun, belum ada

pengunjung dalam jumlah besar karena tapak belum menjadi kawasan wisata.

Dalam bertani, petani tidak memiliki suatu ritual kepercayaan khusus.

Menurut warga, dulu memang ada beberapa adat seperti meletakkan sangkar

burung berisi telur di sawah, tetapi seiring dengan perkembangan jaman kebiasaan

tersebut sudah tidak dilakukan. Tradisi yang ada sekarang adalah berupa syukuran

hasil panen yang dilakukan oleh sesama petani.

Petani yang menggarap lahan milik sendiri menjual hasil panennya sendiri

langsung ke pasar dan biasanya sebagian untuk dikonsumsi sendiri. Ada juga yang

mempekerjakan orang untuk menjual atau mengirim ke kota hasil panen tersebut.

Petani yang berladang di lahan garapan dan sewaan biasanya menjual hasil panen

ke tengkulak atau ke pemilik lahan.

Untuk membangun sebuah kawasan agrowisata terpadu, dibutuhkan

tenaga kerja yang terampil untuk mengenalkan pertanian terpadu kepada

pengunjung. Dari Tabel 8, dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk di Desa

Sindangasih, termasuk di dalamnya Kampung Karangsari, memiliki mata

pencaharian utama sebagai petani. Setiap keluarga umumnya memiliki sawah atau

ladang yang digarap. Sebagian besar sudah berpengalaman dan bersedia untuk

membantu pengunjung dalam kegiatan agrowisata. Menurut hasil wawancara

dengan penduduk setempat, para petani di Desa Sindangasih yang mengelola

sawah umumnya sudah memiliki pengalaman bertani lebih dari 10 tahun. Hal ini

disebabkan mereka sudah memulai pekerjaan bertani sejak kecil dan sebagian

besar penduduknya merupakan penduduk asli.

Terdapat tiga jenis kepemilikan lahan di Kampung Karangsari, yaitu lahan

milik sendiri, lahan garapan, dan lahan sewaan. Sebagian besar lahan pertanian di

tapak merupakan lahan garapan, yaitu para petani bekerja sebagai buruh tani

untuk menggarap lahan milik orang lain. Pemilik lahan umumnya adalah orang

Page 56: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

43

kota yang membeli lahan di Kampung Karangsari. Petani pada lahan garapan dan

sewaan bekerja pada lahan yang lebih luas dari 1 hektar.

Lahan sewaan merupakan lahan yang disewa oleh petani untuk digarap.

Pemilik lahan merupakan orang kota atau warga setempat. Para petani membayar

sewa lahan sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan, yaitu dengan membagi hasil

pertanian atau dengan uang sewa per tahun. Kebanyakan pemilik lahan meminta

bayaran berupa berbagi hasil pertanian dengan petani.

Hanya sedikit warga Kampung Karangsari yang melanjutkan pendidikan

ke perguruan tinggi karena pada umumnya mereka lebih memilih untuk bekerja

setelah lulus sekolah (Tabel 9). Hal ini menunjukkan kualitas sumber daya

manusia yang masih rendah. Untuk membangun area agrowisata diperlukan

tenaga kerja yang terampil. Berdasarkan data yang ada, petani sudah cukup

berpengalaman, tetapi masih perlu bimbingan mengenai pertanian terpadu dan

untuk mengambil tenaga kerja selain petani masih memerlukan pelatihan.

Untuk menunjang perekonomian, beberapa warga membuat industri

sangkar burung di samping bertani (Gambar 21). Industri sangkar burung di Desa

Sindangasih berpusat di Kampung Karangsari dan Kampung Kabandungan. Hal

ini dapat menjadi salah satu daya tarik wisata nonpertanian di Kampung

Karangsari. Wisatawan dapat ikut membuat sangkar burung atau membelinya

sebagai oleh-oleh.

Mata Pencaharian Pokok Laki-laki Perempuan Total %

Petani 433 125 558 29,63

Buruh tani 306 225 531 28,20

Pengrajin Industri Rumah Tangga 167 143 310 16,46

Buruh migran 60 164 224 11,90

Pedagang keliling 54 21 75 3,98

Bidan swasta 21 20 41 2,18

Pensiunan PNS/TNI/POLRI 17 21 38 2,02

PNS (Guru) 19 16 35 1,86

Pengusaha kecil dan menengah 27 4 31 1,65

Karyawan perusahaan swasta 15 14 29 1,54

POLRI 6 - 6 0,32

Pengusaha besar 5 - 5 0,27

Total 1130 753 1883 100

Tabel 8. Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Sindangasih

Page 57: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

44

4.1.4. Objek dan Atraksi Wisata

Untuk merencanakan suatu kawasan wisata, tersedianya objek dan atraksi

wisata yang dapat dinikmati pengunjung merupakan aspek yang penting. Suatu

daerah tujuan wisata harus memiliki objek dan atraksi yang dapat dijual kepada

wisatawan (Yoeti, 1997). Terdapat tiga kondisi yang harus diperhatikan, yaitu

sesuatu yang dapat dilihat, sesuatu yang dapat dilakukan, dan sesuatu yang dapat

dibeli.

Kampung Karangsari memiliki banyak objek wisata yang dapat

dikembangkan menjadi wisata pertanian terpadu, mulai dari tersedianya lanskap

pertanian yang bervariasi, lanskap perdesaan, kondisi sosial masyarakat, hingga

seluruh aktivitas pertanian yang ada di tapak. Objek yang dimiliki berupa sawah,

ladang, kolam, dan ternak. Pemandangan alam perbukitan yang mengelilingi

Kampung Karangsari mendukung potensi Kampung Karangsari sebagai kawasan

wisata.

Tingkat Pendidikan Tertinggi

Jumlah Total

Laki-laki

(orang)

Perempuan

(orang) Orang %

Tamat SD 412 398 886 47,79

Tamat SMP 320 319 639 34,47

Tamat SMA 124 123 247 13,32

Tidak tamat SD 20 21 41 2,21

Tamat Perguruan Tinggi 13 18 41 2,21

Total 889 879 1854 100

Tabel 9. Tingkat Pendidikan Tertinggi Penduduk Desa Sindangasih

Gambar 21. Industri Sangkar Burung di Kampung Karangsari

Page 58: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

45

4.1.4.1 Objek dan Atraksi Agrowisata Komoditi Persawahan dan Kebun

Sayuran

Sebagian besar lahan Kampung Karangsari digunakan sebagai areal

persawahan. Sejauh mata memandang ditemukan hamparan hijau yang

didominasi petakan sawah. Waktu penanaman yang tidak serentak menyebabkan

suatu variasi view yang menarik, petak sawah yang baru ditanam berwarna

kehijauan, sedangkan padi yang telah memasuki masa panen akan berwarna

kekuningan. Aktivitas petani yang dimulai pada pagi hari hingga sore hari

merupakan suatu pemandangan yang menarik. Mulai dari membajak sawah,

menanam padi, memanen padi, membuat orang-orangan sawah, bersantai di

saung, hingga menggiling dan mengemas padi yang telah menjadi beras.

Wisatawan yang mengunjungi area ini dapat diharapkan melihat-lihat kegiatan

bertani dan juga ikut serta mencoba berbagai pekerjaan petani.

Petani yang menerapkan sistem pertanian terpadu biasanya adalah yang

bertani dengan lahan sewaan atau lahan sendiri, petani tersebut juga memiliki

kandang atau kolam. Saat mengolah tanah setelah panen, biasanya jerami

dibiarkan begitu saja, atau disusun sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai

mulsa dan penyubur tanah (Gambar 22). Untuk sawah dan kebun digunakan

pupuk kompos yang berasal dari limbah saat panen ditambah beberapa sampah

organik rumah tangga. Kotoran ternak didaur ulang untuk kolam ikan dan pupuk

kompos. Beberapa petani juga menggunakan sistem mina-padi, yaitu memelihara

ikan di lahan sawah. Membuat pupuk kompos dan menangkap ikan di sawah

dapat dijadikan sebagai salah satu atraksi wisata.

Gambar 22. Aktivitas Penggunaan Limbah Pertanian: (a) Menggunakan Jerami

untuk Menyuburkan Tanah (b) Membuat Kompos

(b) (a)

Page 59: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

46

Terdapat dua cara yang digunakan petani dalam mengolah jerami, yaitu

dengan membakarnya terlebih dahulu kemudian abunya disebar di lahan atau

dengan menimbun di pinggiran sawah hingga terdekomposisi dan siap digunakan.

Cara yang pertama, yaitu dengan dibakar, berisiko menghilangkan beberapa unsur

hara penting dan menyebabkan pencemaran udara yang kurang nyaman apabila

tapak akan dikembangkan sebagai area agrowisata. Cara yang kedua, yaitu dengan

menimbun, dapat menyebabkan tumpukan jerami sebagai sarang tikus. Di

Kampung Karangsari, hama tikus merupakan masalah yang cukup merugikan

petani. Menurut Sutanto (2002), salah satu solusi penggunaan jerami adalah

dengan cara jerami langsung ditinggal di lahan, kemudian jerami tersebut

dibenamkan dengan cara menggaru dan membalik tanah pada saat pengolahan

tanah.

Di beberapa petak sawah terletak saung sebagai tempat berteduh petani.

Beberapa petak sawah menggunakan orang-orangan sawah untuk menangkal

serangan hama burung. Petani yang menanam padi lahan sendiri akan melakukan

pengeringan dan penumbukan padi di halaman atau teras rumah, sedangkan padi

milik perusahaan akan diolah di gudang penyimpanan, seperti tempat pengolahan

padi milik PB Sindang Asih yang ada di Kampung Pandan Jaya, di sebelah selatan

Kampung Karangsari. Padi yang selesai diolah di sini biasanya langsung dikemas

dalam karung dan dijual.

Selain sawah, terdapat area kebun sayuran tetap ataupun yang merupakan

peralihan penggunaan sementara dari sawah (Gambar 23). Berbagai varietas

ditanam di area kebun sayuran, seperti terung, cabai, dan kangkung. Tanaman

yang digunakan untuk mengganti padi biasanya adalah kacang dan jagung. Area

perkebunan dominan terletak di sebelah timur dan utara tapak. Tapak sebelah

utara menyajikan suatu view persawahan dan perkebunan yang menarik sehingga

berpotensi untuk kegiatan santai sambil menikmati pemandangan.

Vegetasi pertanian yang ditanam di tapak umumnya adalah tanaman

palawija dan sayuran, dengan komoditi utama berupa padi sawah (Tabel 9).

Komoditas lainnya adalah jagung, terung, kacang panjang, kangkung, kacang

tanah, dan bawang daun. Di pinggiran sawah dan ladang biasanya para petani

menanam pohon kelapa, pisang, atau singkong.

Page 60: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

47

No Nama Ilmiah Nama Lokal

1 Oryza sativa Padi

2 Zea mays Jagung

3 Allium fistulosum Daun bawang

4 Capsinum annum Cabai

5 Vigna sinensis Kacang panjang

6 Ocimum basilicum Kemangi

7 Arachis hypogaea Kacang tanah

8 Solanum melongenae Terung

9 Ipomoea aquatica Kangkung

Gambar 23. Kebun Sayuran di Kampung Karangsari: (a) Jagung (b) Bawang Daun

(c) Kacang Panjang (d) Kemangi (e) Kacang Tanah (f) Terung Ungu

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

Gambar 24. Aktivitas pascapanen: (a) Menyortir hasil panen (b) Menjemur padi

(a) (b)

Tabel 9. Jenis Vegetasi Pertanian di Kampung Karangsari

Page 61: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

48

Aktivitas yang dapat dikembangkan kurang lebih sama dengan bertani,

mulai dari mengolah tanah, menanam bibit atau benih, menyiangi gulma,

menyiram dan memupuk tanaman, memetik hasil panen, memilih hasil panen,

hingga pengolahan pascapanen (Gambar 24). Bentuk olahan tanaman perkebunan

yang dilakukan warga adalah dijual sebagai jus segar atau keripik.

4.1.4.2. Objek dan Atraksi Agrowisata Komoditi Peternakan

Jenis satwa ternak yang ada di kampung Karangsari adalah ikan, sapi,

domba, kambing, dan berbagai unggas (Gambar 25). Di tapak dapat ditemukan

peternakan sapi dan domba dalam skala sedang. Sapi dan domba yang dipelihara

dimaksudkan untuk dijual dan diproduksi secara berkala, tetapi dengan jumlah

yang tidak terlalu besar. Selain itu, juga terdapat beberapa warga yang beternak

kambing, bebek, dan ayam dalam skala kecil atau untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Di tapak tidak terlihat peternak yang menggembala hewan ternaknya,

biasanya ternak dipelihara di dalam kandang.

Perbedaan fisik yang mendasar antara kambing dan domba adalah bulu

domba yang umumnya lebih panjang daripada bulu kambing. Selain itu, menurut

para peternak, kambing lebih suka diberi pakan berupa daun, sedangkan domba

lebih menyukai rumput. Kambing merupakan pemakan semak (browser),

sementara domba adalah pemakan rumput (grazier). Domba kurang selektif dan

memanfaatkan rumput lebih efisien daripada kambing (Sutama dan Budiarsana,

2009).

Peternakan berpotensi dijadikan sebagai area agrowisata, para pengunjung

atau wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas dan pengamatan. Pengamatan

yang dapat dilakukan meliputi tingkah laku hewan ternak, bagian-bagian tubuh

Gambar 25. Hewan Ternak di Kampung Karangsari: (a) Sapi potong

(b) Kambing (c) Bebek

(a) (b) (c)

Page 62: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

49

atau anatomi, hingga melihat aktivitas peternak yang tidak dapat dilakukan

wisatawan (seperti memberi vaksin dan membersihkan kotoran). Aktivitas yang

dapat dilakukan wisatawan, di antaranya, memberi makan ternak, memandikan

ternak, memerah susu, hingga bermain dengan hewan ternak (Gambar 26). Selain

itu, dapat juga melihat proses pascapanen yang tersedia. Aspek pertanian terpadu

yang dapat dimanfaatkan sebagai atraksi agrowisata, di antaranya, adalah

pembuatan pupuk kandang dan pemberian pakan dari limbah hasil panen yang

dilakukan wisatawan. Pupuk kandang dapat digunakan di lahan pertanian dan

perikanan.

4.1.4.3. Objek dan Atraksi Agrowisata Komoditi Perikanan

Selain sebagai penghasil padi, jagung, dan sayuran, Kampung Karangsari

juga cukup banyak memproduksi ikan air tawar. Dapat terlihat beberapa kolam

milik warga yang digunakan untuk produksi ikan dalam jumlah besar. Jenis ikan

yang dibudidayakan cukup beragam, diantaranya adalah nila, koi, mas, lele, dan

mujair. Kondisi kolam di tapak dalam jumlah yang cukup memadai dan dalam

kondisi baik. Namun, kebanyakan letaknya berada di antara pematang sawah yang

relatif sempit, dan berbahaya apabila ada wisatawan yang terjatuh, terutama anak-

anak.

Penggunaan kotoran ternak untuk kolam ikan bertujuan memunculkan

mikroorganisme yang menyediakan oksigen berlebih pada air sehingga ikan-ikan

menjadi lebih lincah dan bernafsu makan. Hal ini menyebabkan budi daya ikan

Gambar 26. Aktivitas di Area Peternakan: (a) Memerah Susu Sapi (b)

Bermain dengan Hewan Ternak

(b) (a)

Page 63: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

50

menjadi lebih menguntungkan karena ikan cepat bereproduksi dan menjadi lebih

cepat gemuk.

Tidak banyak aktivitas peternak ikan yang dapat diamati karena

pemeliharaan kolam tidak dilakukan setiap hari dan pemberian pakan ikan

kebanyakan memakai alat yang dipasang di tengah kolam. Peternak ikan biasanya

hanya datang untuk memantau kondisi kolam dan ikan. Walaupun demikian,

sesekali dapat terlihat aktivitas peternak ikan berupa pemindahan ikan, pengisian

kantung pakan, dan penambahan kotoran ternak ke kolam. Selain itu, dapat juga

terlihat aktivitas memancing yang dilakukan warga sekitar.

Aktivitas langsung yang dapat dilakukan wisatawan di area perikanan, di

antaranya, adalah memberi makan ikan, menangkap ikan dengan tangan kosong,

memindahkan ikan ke sawah, dan memancing. Aktivitas pengamatan yang dapat

dilakukan, diantaranya, adalah mengamati aktivitas peternak ikan, mengenali

jenis-jenis ikan, dan mengamati anatomi tubuh ikan.

Dari penjelasan seluruh objek dan atraksi wisata di atas, dapat disusun

Tabel 11. Untuk menciptakan suatu jalur wisata yang nyaman dan aman,

diperlukan penataan ruang dan sirkulasi yang baik. Variasi objek dan atraksi yang

disediakan akan berpengaruh besar pada lamanya wisatawan tinggal, dan

selanjutnya akan memperbesar pendapatan (Yoeti, 1997). Perencanaan diperlukan

untuk memanfaatkan dan mengembangkan objek wisata potensial yang telah ada

untuk menjadikan Kampung Karangsari sebagai salah satu daerah tujuan wisata.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai

potensi pertanian yang dapat dikembangkan di tapak. Pembagian subruang di

tapak berdasarkan potensi komoditi yang tersedia. Selanjutnya, untuk mendukung

Gambar 27. Objek dan Atraksi Perikanan: (a) Kolam Ikan (b) Memberi Makan

Ikan (c) Memilih Bibit Ikan

(a) (b) (c)

Page 64: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

51

kegiatan agrowisata pada setiap subruang ini akan dikembangkan fasilitas dan

aktivitas yang memungkinkan. Sajian agrowisata yang diberikan kepada

wisatawan tidak sebatas pemandangan yang panoramik dan kenyamanan alam

pertanian, tetapi juga aktivitas petani beserta teknologi yang khas digunakan di

lahan pertanian. Wisatawan dapat mengikuti aktivitas dan kegiatan tertentu,

menikmati ketersediaan produk segar pertanian, nilai arsitektur, budaya pertanian

yang khas, dan melakukan kombinasi dari berbagai aspek tersebut (Nurisjah,

2001). Aktivitas pertanian termasuk di dalamnya penyiapan lahan, pembibitan,

penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pengolahan hasil panen. Untuk

menciptakan suatu rute kunjungan yang nyaman dan menyenangkan, perlu

diperhatikan penataan lanskap dan jalur sirkulasi.

4.2. Sintesis

Berdasarkan hasil analisis dari berbagai aspek seperti biofisik,

aksesibilitas, infrastruktur wisata, potensi objek dan atraksi agrowisata, serta

sosial ekonomi dan budaya, dapat diperoleh potensi serta kendala dari masing-

masing aspek. Hasil analisis yang dilakukan di tapak diklasifikasikan ke dalam

potensi dan kendala untuk menyusun suatu pemecahan masalah dan pemanfaatan

potensi dalam perencanaan tapak (Tabel 13).

Ruang Atraksi Utama Komoditi

Objek/ Aktivitas Wisata

Sesuatu untuk

Dilakukan

Sesuatu untuk

Dilihat

Sesuatu untuk

Dibeli

1. Pertanian

a. Sawah Padi Pengamatan,

ikut

berpartisipasi,

bersantai

Hamparan sawah

yang luas,

aktivitas bertani

Beras yang

sudah dikemas

b. Kebun Sayuran Berbagai

tanaman

sayuran

Pengamatan,

ikut

berpartisipasi

Lanskap

perkebunan yang

tertata rapi

Sayuran segar

dan olahan

2. Peternakan Sapi, domba,

kambing

Pengamatan,

ikut

berpartisipasi

Aktivitas

peternakan,

tingkah laku

hewan

Produk

peternakan

segar dan

olahan

3. Perikanan Ikan air

tawar

Pengamatan,

ikut

berpartisipasi

Aktivitas

peternakan,

tingkah laku

hewan

Hasil

perikanan

segar dan

olahan

Tabel 11. Potensi Objek dan Atraksi Wisata Pertanian Kampung Karangsari

Page 65: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

 

Be

ruang utam

utama agr

potensi la

Intensitas

aktivitas w

dan perika

Ru

penggunaa

kemudaha

agrowisata

pendukung

sedangkan

utama. Ru

dan subru

akan dikem

Ha

setelah m

Gambar 2

pada bagi

pertanian

didominas

masyaraka

Area terde

area pend

selatan ya

jalan utam

erdasarkan h

ma agrowis

rowisata m

ahan yang

penggunaa

wisata. Ruan

anan.

uang pendu

an wisatawa

an selama

a. Ruang in

g satelit. Ru

n ruang pen

uang ini aka

uang masya

mbangkan b

asil sintesis

melalui taha

29. Dapat d

ian tengah

yang ada se

si oleh pe

at yang dal

ekat dengan

dukung. Ak

ang berbatas

ma yang dila

hasil analis

sata dan ru

merupakan r

dominan d

an ruang ini

ng ini terdir

ukung agr

an sedang. R

melakuka

ni akan dib

uang penduk

ndukung sa

an dibagi m

arakat. Akt

berdasarkan

s kawasan

ap analisis

dilihat bahw

dan utara

erta potensi

ermukiman

am pengem

n kawasan a

kses masuk

san dengan

alui kendara

Gambar 28

sis, tapak d

uang penduk

ruang yang

di tapak se

i cukup tin

ri dari lahan

rowisata m

Ruang ini b

an aktivitas

bagi menja

kung pusat

atelit akan d

menjadi subru

tivitas wisa

n potensi ya

wisata pert

menghasil

wa pengemb

a tapak. H

i view dan a

sehingga

mbangan ag

agrowisata u

utama ke

Jalan Kyai

aan dari berb

8. Diagram

dapat dibagi

kung agrow

memanfaa

ebagai obje

nggi oleh pe

n pertanian,

merupakan

bertujuan me

s wisata

di ruang p

akan diletak

diletakkan

uang peneri

ata pertania

ang ada (Tab

tanian terp

lkan peta

bangan area

Hal ini berd

akses saat i

akan dijad

growisata tid

utama yang

kawasan a

Haji Saleh

bagai arah.

Pembagian

i menjadi d

wisata (Gam

atkan dan m

ek utama w

engunjung y

kebun sayu

ruang de

emberikan k

serta mend

endukung p

kkan di bag

di antara ru

imaan, subr

n di Kamp

bel 12).

adu pada l

blok peng

a utama agr

dasarkan p

ni. Ruang

dikan sebag

dak akan te

akan diman

growisata a

karena jala

n Ruang

dua ruang,

mbar 28). R

mengemban

wisata perta

yang melak

uran, petern

engan inten

kelengkapa

ndukung ko

pusat dan r

gian depan t

ruang agrow

ruang pelay

pung Karan

lokasi pene

gembangan

rowisata ter

persebaran

di sebelah

agai blok r

erlalu signif

nfaatkan se

adalah dari

an ini merup

52

yaitu

Ruang

ngkan

anian.

kukan

nakan,

nsitas

an dan

onsep

ruang

tapak,

wisata

yanan,

ngsari

elitian

pada

rletak

lahan

timur

ruang

fikan.

ebagai

i arah

pakan

Page 66: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

55

No Ruang Aktivitas Tujuan Sub Ruang Aktivitas

1 Ruang Agrowisata

Persawahan

Mengenal berbagai jenis

varietas padi, mengamati dan

mempelajari proses pertanian

a. Sawah

b. Ruang budi daya

c. Ruang pascapanen dan

pengolahan produk

a. Pengamatan terhadap keragaman

jenis varietas padi, hama pertanian, dan

alat-alat pertanian

b. Ikut serta dalam proses pertanian dari

pengolahan tanah hingga panen,

pembuatan bahan, serta pengolahan

produk

c. Jalan santai menikmati panorama

alam dan perdesaan, berfoto, istirahat di

saung

2 Ruang Agrowisata Kebun

Sayuran

Mengenal keragaman

tanaman sayuran, mengamati

dan mempelajari proses

pertanian tanaman

perkebunan

a. Kebun sayuran

b. Ruang budi daya

c. Ruang pascapanen dan

pengolahan produk

a. Pengamatan terhadap berbagai jenis

tanaman dan hama sayuran

b. Ikut serta dalam proses pertanian dari

pengolahan tanah hingga panen, serta

pengolahan produk

c. Jalan santai menikmati panorama

alam dan perdesaan, istirahat, berfoto,

mencoba hasil olahan

3

Ruang Teknologi Pertanian Mengenal alat-alat dan teknik

teknologi pertanian

a. Ruang display

b. Ruang produksi

a. Pengamatan terhadap berbagai jenis

alat-alat, produk, serta kemajuan

teknologi pertanian

b. Memperhatikan dan ikut serta dalam

proses pembuatan pembuatan pupuk

kandang, pupuk kompos, dan mulsa.

c. Membeli produk pupuk yang sudah

dikemas

Tabel 12. Pengembangan Potensi Aktivitas

53

Page 67: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

56

4 Ruang Agrowisata

Peternakan

Mengenal jenis hewan

ternak, mengamati dan

mempelajari proses dan

aktivitas peternakan

a. Padang penggembalaan

b. Ruang budi daya (kandang

ternak)

c. Ruang penyambutan

a. Pengamatan terhadap jenis hewan

ternak

b. Mencoba melakukan proses beternak

(memerah susu, memberi makan,

memandikan hewan ternak)

c. Mempelajari pola dan cara budi daya

hewan ternak

d. Bermain dengan hewan ternak,

berfoto, istirahat, mencoba hasil olahan

(susu)

5 Ruang Agrowisata Perikanan Mengenal dan

mengidentifikasi berbagai

jenis ikan air tawar dan

mempelajari proses dan

aktivitas peternakan

a. Kolam ikan

b. Ruang budi daya

c. Ruang penyambutan

a. Pengamatan terhadap perbedaan jenis

dan pakan ikan

b. Memberi makan ikan, menangkap

ikan dengan tangan kosong, memancing

c. Mempelajari pola dan cara budi daya

ikan air tawar

d. Jalan-jalan, istirahat, berfoto

54

Page 68: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

57

Data Hasil Analisis

Sintesis Potensi Permasalahan

1. Letak, Luas, dan Aksesibilitas a. Tapak cukup luas dengan hasil

pertanian yang beragam

b. Letak dekat dengan pusat kota

yang memiliki terminal

c. Banyak angkutan umum yang

melintasi tapak

d. Jalan utama sudah diaspal dan

dalam kondisi baik, dilakukan

perbaikan secara berkala

a. Lebar jalan termasuk jalan

utama termasuk kurang lebar

b. Belum tersedia pedestrian

c. Jalan raya berbatasan langsung

dengan parit atau sawah

d. Belum terdapat penanda yang

membuat pengunjung

mengenali tapak serta belum

terdapat batas tapak yang jelas

e. Kurangnya penerangan di

malam hari

a. Membangun gerbang atau

penanda sebagai penciri tapak

dan informasi dengan membuat

rambu jalan, penunjuk jalan,

dan papan informasi

b. Pengembangan potensi

sumberdaya menjadi objek dan

prasarana agrowisata

c. Melakukan pelebaran jalan

pada jalan yang masih sempit

d. Membangun pedestrian jalan

dan lampu jalan pada titik

tertentu

2. Tata Guna Lahan a. Tapak didominasi lahan budi

daya

b. Pemukiman penduduk dekat

dengan area budi daya

a. Lahan baru digunakan untuk

kegiatan produksi pertanian

belum untuk kegiatan wisata

b. Pola lahan pertanian masih

tersebar belum teratur

a. Mengoptimalkan tata guna

lahan menjadi ruang objek

agrowisata sesuai dengan

fungsi, kebutuhan, dan

ketersediaan lahan

b. Lahan budi daya sebagai ruang

agrowisata utama

c. Pengembangan objek dan

atraksi wisata berbasis

kehidupan sosial masyarakat

setempat

Tabel 13. Analisis dan Sintesis

55

Page 69: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

58

3. Tanah dan Kemiringan a. Latosol merupakan tanah yang

baik untuk pertanian karena

produktivitas baik

b. Area relatif datar, kemiringan

sekitar 0-3%, kemungkinan

erosi cukup kecil dan cocok

untuk perikanan

a. Tanah latosol memiliki

KTK rendah

a. Penambahan bahan organik

dan mulsa untuk memperbaiki

KTK tanah

b. Pemanfaatan area yang lebih

tinggi untuk menciptakan view

4. Hidrologi a. Sumber air cukup memadai

dan sudah didistribusikan

dengan baik, tidak terdapat

banjir atau genangan air

b. Penggunaan air untuk sawah

dan kebutuhan sehari-hari

sudah terpisah, beberapa warga

menggunakan jet pump

c. Kualitas air cukup baik

a. Terdapat beberapa saluran air

yang tersumbat sampah dan

tidak terawat, tertutup tanaman

liar, belum terbangun dan

masih berdiding tanah. Hal ini

berisiko erosi dinding saluran

dan mengakibatkan

pendangkalan

b. Beberapa warga terlihat MCK

di pinggir saluran air yang

digunakan untuk mengairi

sawah

a. Pembangunan saluran air

permanen dan perbaikan

saluran yang tersumbat

b. Bekerja sama dengan pemda

setempat menghimbau warga

untuk tidak buang sampah

sembarangan ke saluran air

c. Membongkar MCK liar serta

membangun WC Umum

5. Mikroklimat a. Suhu sesuai untuk

pertumbuhan tanaman tropis

dan pekembangan ternak,

terutama sapi

b. Curah hujan cukup memadai

untuk pertanian

c. Iklim pada tapak tergolong

nyaman untuk manusia

beraktivitas (THI <27)

a. Curah hujan pada bulan

tertentu cukup rendah untuk

bertani

b. Penyinaran tinggi

mempengaruhi suhu pada area

terbuka seperti hamparan

sawah dan kolam menjadi

tinggi

c. Kelembaban cukup tinggi

a. THI menciptakan suasana yang

nyaman di tapak

b. Penggunaan tanaman yang

dapat mengurangi intensitas

sinar matahari dan kelembaban

serta membuat shelter atau

tempat berteduh yang

melindungi dari panas dan

hujan

56

Page 70: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

59

d. Curah hujan tinggi pada musim

hujan kurang nyaman bagi

pengunjung dan dapat

menyebabkan aliran

permukaan serta merusak jalan

c. Membuat fasilitas berupa

shelter/ tempat berteduh di titik

tertentu

d. Menggunakan material yang

aman dan nyaman

e. Mengoptimalkan penggunaan

drainase dan material yang kuat

6. Potensi Visual a. Tapak dikelilingi oleh lanskap

perbukitan dengan berbagai

aktivitas petani

b. Terdapat beberapa titik

pandang yang memungkinkan

melihat tapak secara luas dan

menuju good view

c. Satwa liar seperti capung,

burung, kupu-kupu terlihat

banyak berkeliaran di sekitar

tapak

a. Area pemukiman banyak yang

tidak tertata rapi dan terkesan

kumuh

b. Terdapat vandalisme pada

beberapa fasilitas dan utilitas

umum

c. Di beberapa titik terdapat

sampah yang berserakan dan

dibiarkan begitu saja

a. Memanfaatkan good view

secara optimal dengan

pengembangan ruang

b. Menambah soft element pada

beberapa pekarangan warga

sehingga terlihat lebih alami

c. Memperbaiki fasilitas dan

sarana sehingga lebih enak

dipandang

d. Menyediakan tempat sampah

setiap jarak tertentu

e. Menyediakan tempat untuk

menikmati good view

7. Fasiliatas dan Utilitas Umum a. Terdapat beberapa fasilitas

umum yang dapat digunakan

untuk fasilitas wisata

b. Kondisi jalan sudah cukup baik

c. Fasilitas dan utilitas pertanian

dalam kondisi baik

a. Fasilitas yang sudah tersedia

banyak yang tidak terurus

b. Belum tersedia fasilitas

pengolahan air kotor / limbah

c. Pada malam hari jalan tampak

gelap karena kurang

penerangan, terutama jalan

yang berbatasan dengan sawah

d. Tingkat keamanan jalan bagi

a. Memanfaatkan fasilitas wisata

yang sudah ada dan

memperbaiki kondisinya

sehingga layak digunakan

b. Menyediakan fasilitas wisata

dan diletakkan sesuai

kebutuhan ruang yang akan

dikembangkan

c. Membangun pedestrian jalan

57

Page 71: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

60

pejalan kaki masih sangat

rendah

yang aman

d. Menambah penerangan jalan

pada titik tertentu

e. Menyediakan tempat sampat

pada titik tertentu dan tempat

pembuangan sampah sementara

8. Aspek sosial, Ekonomi, dan

Budaya

a. Terdapat industri sangkar

burung yang yang menjadi ciri

khas Kampung Karangsari

b. Petani yang bekerja di sawah

kebanyakan sudah

berpengalaman lebih dari 5

tahun

a. Tidak terdapat suatu budaya

atau ritual khusus dalam

bertani

a. Merekrut tenaga kerja dari

Kampung Karangsari

b. Memanfaatkan industri sangkar

burung sebagai objek wisata

non pertanian

58

Page 72: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

61

y

59

Page 73: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

4.3. Konsep Perencanaan Lanskap

Konsep dasar dalam perencanaan ini adalah mengangkat aktivitas

pertanian terpadu di sektor pertanian, perikanan, dan peternakan untuk

dikembangkan pada perencanaan kawasan wisata pertanian terpadu. Perencanaan

diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan ruang masyarakat untuk wisata dan

budi daya, serta menonjolkan karakter lanskap tapak.

4.3.1. Pengembangan Konsep

Konsep yang akan dikembangkan adalah berupa konsep tata ruang,

sirkulasi wisata, aktivitas dan fasilitas wisata yang kemudian akan dituangkan

dalam bentuk blok plan konsep (Gambar 32).

4.3.1.1. Konsep Ruang

Ruang di tapak akan dibagi menjadi dua, yaitu ruang utama agrowisata

dan ruang pendukung agrowisata. Ruang utama agrowisata akan dibagi

berdasarkan objek dan atraksi yang tersedia. Ruang ini merupakan tempat

berlangsungnya aktivitas agrowisata yang memanfaatkan sumber daya dan

lanskap pertanian dan perdesaan di tapak sebagai objek yang dapat dinikmati,

serta atraksi untuk wisatawan turut serta dalam aktivitas pertanian. Ruang

pendukung agrowisata bertujuan memberikan pelayanan kelengkapan,

kemudahan, dan kenyamanan pengunjung selama melakukan aktivitas wisata

serta mendukung konsep agrowisata yang diterapkan.

Ruang utama agrowisata akan dibagi menjadi lima subruang, yaitu ruang

agrowisata sawah, ruang agrowisata kebun sayuran, ruang agrowisata perikanan,

ruang agrowisata peternakan, dan ruang agrowisata teknologi pertanian. Masing-

masing ruang ini akan memiliki subruang berupa ruang display, pelayanan, dan

pascapanen. Ruang pendukung akan dibagi menjadi subruang penerimaan,

subruang transisi, subruang pelayanan, dan subruang masyarakat. Subruang

masyarakat merupakan ruang untuk kehidupan masyarakat yang ada di tapak,

kehidupan masyarakat dapat dikembangkan sebagai salah satu objek wisata dan

menyediakan fasilitas pendukung agrowisata. Subruang penerimaan merupakan

ruang yang pertama kali akan dijumpai pengunjung. Ruang ini berfungsi sebagai

Page 74: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

61

area penyambutan dan jalan masuk dan keluar utama kawasan agrowisata

sekaligus sebagai ciri atau identitas pengenal kawasan wisata pertanian terpadu

Kampung Karangsari.

Subruang transisi adalah ruang pengantar untuk wisatawan sebelum

memasuki ruang wisata utama. Di ruang ini akan berlangsung aktivitas produksi

bagi pemilik lahan dan pengelola sehingga kepada wisatawan akan ditunjukkan

pemandangan aktivitas pertanian. Ruang pelayanan berfungsi sebagai ruang yang

bertujuan memberikan pelayanan kemudahan dan kenyamanan untuk wisatawan

dalam melakukan aktivitas agrowisata, baik berupa fasilitas maupun jasa. Ruang

ini akan diletakkan setelah ruang penerimaan sebagai ruang pelayanan utama,

sedangkan ruang pelayanan penunjang akan diletakkan di antara beberapa

subruang wisata sebagai rest area (tempat beristirahat). Diagram pembagian

ruang ditunjukkan pada gambar 30.

4.3.1.2. Konsep Aktivitas dan Fasilitas

Aktivitas wisata yang akan diterapkan dibagi berdasarkan partisipasi

wisatawan dalam kegiatan pertanian, yaitu menjadi aktivitas aktif dan aktivitas

pasif (Gambar 31). Aktivitas aktif adalah aktivitas yang melibatkan wisatawan ke

dalam aktivitas pertanian secara langsung. Wisatawan secara aktif turut serta

dalam mengikuti proses bertani, mulai dari persiapan lahan hingga pemanenan.

Pendidikan pertanian yang diperoleh berasal dari proses pengalaman langsung

wisatawan melalui pemahaman dan penyampaian nilai pendidikan wisata.

Aktivitas pasif merupakan aktivitas agrowisata yang lebih berfungsi rekreasi dan

dikembangkan tanpa melibatkan partisipasi langsung wisatawan ke dalam proses

Gambar 30. Diagram Pembagian Konsep Ruang

Page 75: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

62

dan aktivitas bertani. Nilai pendidikan yang diperoleh merupakan hasil

pemahaman dan pengamatan yang dilakukan sendiri oleh wisatawan.

Fasilitas akan dikembangkan sebagai penunjang aktivitas wisata

berdasarkan fungsi ruang wisata serta aktivitas yang akan dikembangkan di dalam

tapak. Fasilitas akan dibuat dengan bentuk, peletakan, pemeliharaan, dan nilai

estetik yang sesuai dengan konsep agrowisata dan karakter tapak. Tujuan dari

penyediaan fasilitas ini adalah untuk memberikan kemudahan, kelengkapan, serta

kenyamanan untuk pengguna tapak dalam melakukan aktivitas agrowisata.

4.3.1.3. Konsep Sirkulasi

Konsep sirkulasi wisata pada tapak akan dibuat sebagai jalur singkat yang

dapat mencapai seluruh kawasan agrowisata. Jalur sirkulasi berperan penting

dalam menghubungkan antaruang pada tapak dan memudahkan akses pengunjung

mencapai fasilitas wisata. Jalur sirkulasi akan dibagi menjadi jalur agrowisata dan

jalur masyarakat. Jalur agrowisata merupakan jalur yang digunakan oleh

wisatawan dan pengelola kawasan agrowisata, sedangkan jalur masyarakat adalah

jalur yang disediakan untuk masyarakat untuk mengakses tapak dalam kegiatan

sehari-hari. Dalam penggunaannya akan terjadi beberapa interaksi dengan

pengunjung dan pengelola.

Jalur agrowisata dibagi menjadi jalur primer dan jalur sekunder. Jalur

primer merupakan jalan yang dapat dilalui pejalan kaki dan kendaraan kecil

seperti sepeda, sepeda motor, dan kereta mini. Jalur sekunder merupakan jalur

yang dapat dilalui pengguna kendaraan bermotor beroda empat seperti mobil dan

pick-up. Jalur agrowisata primer yang menghubungkan antarsubruang agrowisata

utama akan diutamakan untuk penggunaan oleh pengunjung atau wisatawan,

sedangkan jalur sekunder disediakan untuk kemudahan dalam mengelola kawasan

agrowisata, seperti mengantar bahan-bahan atau hasil pertanian.

Gambar 31. Diagram Pembagian Konsep Aktivitas

Page 76: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

 

63 63

Page 77: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

64

4.4. Perencanaan Lanskap Agrowisata

Dari blok pengembangan konsep yang telah disusun, dapat dikembangkan

suatu rencana ruang, pengembangan terhadap aktivitas dan fasilitas serta

pembentukan jalur sirkulasi agrowisata sehingga menghasilkan suatu rencana

lanskap (landscape plan) dan rencana tur (touring plan).

4.4.1. Rencana Ruang dan Aktivitas

4.4.1.1. Ruang Utama Agrowisata

Ruang ini merupakan ruang yang menyajikan objek dan atraksi utama dari

kawasan agrowisata, terbagi atas jenis aktivitas budi daya pertanian di lahan, yaitu

menjadi ruang agrowisata sawah, ruang agrowisata kebun sayuran, ruang

agrowisata peternakan, ruang agrowisata perikanan, dan ruang teknologi

pertanian.

Ruang Agrowisata Sawah

Ruang agrowisata sawah merupakan ruang yang disediakan untuk petani

melakukan budi daya padi sawah dan wisatawan dapat mengenal keragaman jenis

varietas palawija (terutama padi) serta mengetahui teknik budi daya hingga

pemeliharaannya. Subruang yang akan dikembangkan adalah subruang sawah,

subruang budi daya, dan subruang pascapanen.

Subruang sawah merupakan area display yang berfungsi untuk para petani

melakukan aktivitas budi daya yang sekaligus sebagai obyek dan atraksi yang

dapat dinikmati oleh pengunjung untuk mengamati proses budi daya. Aktivitas

yang akan dikembangkan adalah aktivitas pasif berupa pengamatan jenis-jenis

tanaman palawija, pengenalan alat-alat pertanian, pengamatan jenis-jenis hama

pertanian, berjalan santai, dan berfoto. Subruang budi daya merupakan ruang yang

disediakan untuk pengunjung untuk dapat terlibat secara langsung dalam

melakukan proses budi daya, mulai dari persiapan lahan, penanaman,

pemeliharaan, hingga pemanenan. Wisatawan dapat melakukan kegiatan seperti

membajak sawah, menanam padi, memberi pupuk, menyiangi gulma, hingga

memanen padi. Pada subruang pascapanen pengunjung dapat mengamati dan ikut

Page 78: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

65

serta dalam proses pascapanen, seperti menjemur padi, menggiling padi hingga

menjadi beras, dan mengemas beras hingga siap dijual.

Untuk menunjang seluruh kegiatan agrowisata tersebut akan disediakan

fasilitas berupa lahan sawah sebagai tempat berlangsungnya proses bertani, rumah

penggilingan padi untuk pengolahan pascapanen, musium palawija, gudang

peralatan untuk menyimpan alat-alat dan bahan bertani, papan informasi sebagai

petunjuk untuk pengunjung, tempat duduk, tempat sampah, saung atau shelter,

dan jalan setapak.

Ruang Agrowisata Kebun Sayuran

Ruang agrowisata perkebunan merupakan ruang atraksi agrowisata dengan

komoditas tanaman sayuran, di ruang ini wisatawan akan mempelajari teknik budi

daya sayuran. Subruang yang akan dikembangkan adalah subruang kebun

sayuran, subruang budi daya, dan subruang pascapanen. Subruang kebun sayuran

merupakan sebuah ruang display yang dapat dinikmati wisatawan sebagai

pengamatan komoditas dan aktivitas berkebun. Aktivitas di ruang ini merupakan

aktivitas pasif berupa pengamatan jenis sayuran, mengenal alat-alat perkebunan,

pengamatan aktivitas petani, dan berjalan-jalan santai.

Subruang budi daya merupakan ruang untuk wisatawan terlibat secara

langsung melakukan proses budi daya, mulai dari persiapan lahan, penanaman,

pemeliharaan, hingga pemanenan, seperti menyiapkan media tanam, menanam

bibit, memupuk tanaman, menyiangi gulma, dan memanen tanaman. Di subruang

pascapanen wisatawan dapat mengikuti proses seperti penyortiran hasil panen,

pengemasan produk segar, pengolahan hasil panen, serta pengemasan produk

hasil olahan. Selain itu, pengunjung juga dapat mencicipi langsung hasil produk

Gambar 33. Ilustrasi Aktivitas dan Fasilitas di Ruang Agrowisata Sawah

Page 79: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

66

olahan tersebut. Fasilitas yang akan disediakan di ruang ini, di antaranya, lahan

kebun sayuran, gudang peralatan untuk menyimpan alat-alat dan bahan berkebun,

ruang pengepakan, papan informasi sebagai petunjuk untuk pengunjung, tempat

duduk, saung atau shelter, tempat sampah, dan jalan setapak.

Ruang Teknologi Pertanian

Ruang ini merupakan ruang yang disediakan untuk pembuatan bahan-

bahan yang dibutuhkan dalam proses pertanian, seperti pupuk kandang, pupuk

kompos, laboratorium teknologi pertanian, rumah kaca, pembibitan (nursery),

hingga pembuatan pakan ternak. Pembuatan kompos dan mulsa merupakan salah

satu bentuk daur ulang dari limbah pertanian. Pengunjung dapat mengamati atau

ikut serta dalam proses pembuatan bahan-bahan tersebut. Subruang yang akan

dikembangkan adalah subruang display dan subruang produksi. Pada subruang

display, akan disajikan contoh produk yang sudah jadi dan dikemas. Pada ruang

ini aktivitas bersifat pasif, seperti pengamatan, istirahat, dan berfoto. Subruang

produksi merupakan ruang tempat terjadinya pengolahan produk, mulai dari

bentuk bahan mentah hingga pengemasan. Aktivitas yang dapat dilakukan

pengunjung diantaranya membuat pupuk kompos dari limbah kebun, membuat

pupuk kandang dari limbah peternakan, budi daya perbanyakan tanaman,

membuat alat untuk memberi makan ikan, dan membuat konsentrat untuk pakan.

Untuk mendukung aktivitas pada ruang ini akan disediakan fasilitas berupa papan

informasi, ruang display berupa laboratorium, rumah kaca, rumah kompos,

nursery, lahan teknik dan budi daya, tempat duduk, dan tempat sampah.

Gambar 34. Ilustrasi Packing House (Rumah Pengepakan) Ruang Agrowisata Kebun

Page 80: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

67

Ruang Agrowisata Perikanan

Pada ruang ini, wisata yang akan dikembangkan adalah agrowisata ikan air

tawar. Ruang akan dibagi menjadi subruang akuarium air tawar, subruang budi

daya, dan subruang pascapanen. Subruang akuarium air tawar merupakan ruang

untuk peternak melakukan aktivitas budi daya sehingga wisatawan dapat

melakukan pengamatan terhadap segala proses budi daya ikan serta mengamati

jenis-jenis ikan. Wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas pasif diantaranya

mengenal jenis-jenis ikan, mengenal peralatan beternak ikan, memancing,

menangkap ikan, berjalan-jalan santai, dan beristirahat. Subruang budi daya

adalah ruang yang disediakan untuk pegunjung secara langsung terlibat

melakukan aktivitas beternak ikan, seperti persiapan kolam, pemupukan kolam,

memilih induk, pemijahan, penetasan telur, pendederan, memberi makan ikan, dan

pemanenan hasil. Sedangkan subruang pascapanen pengunjung dapat mengikuti

proses penyortiran dan pengemasan hasil panen. Untuk menunjang seluruh

aktivitas agrowisata tersebut disediakan fasilitas berupa musium air tawar, kolam

budi daya, kolam pemancingan, saung pemancingan, gudang peralatan, papan

informasi, tempat duduk, tempat sampah, kios makanan kecil, dan saung.

Gambar 35. Ilustrasi Aktivitas dan Fasilitas di Ruang Teknologi Pertanian

Gambar 36. Ilustrasi Aktivitas dan Fasilitas di Ruang Agrowisata Perikanan

Page 81: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

68

Ruang Agrowisata Peternakan

Ruang ini merupakan ruang atraksi agrowisata dengan daya tarik

perternakan sebagai sumber daya utama yang dikembangkan. Pada ruang

agrowisata peternakan subruang yang akan dikembangkan adalah subruang

padang penggembalaan, subruang kandang ternak, dan subruang pengolahan.

Subruang padang penggembalaan merupakan tempat hewan ternak dilepas pada

halaman rumput berpagar. Kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan di ruang ini

adalah aktivitas pasif diantaranya dapat mengamati tingkah laku hewan ternak,

mengamati perbedaan jenis hewan ternak, memandikan ternak, dan berfoto.

Subruang budi daya merupakan kandang ternak yang bertujuan untuk kegiatan

atau proses beternak. Di ruang ini, pengunjung dapat melakukan kegiatan

memberi makan hewan ternak, memerah susu, dan mengetahui teknik peternakan

yang dilakukan petani. Hasil peternakan yang berupa susu kemudian akan

disimpan di subruang pengolahan. Wisatawan dapat mengetahui proses

pengemasan susu sehingga siap dijual, serta mencicipi hasil produk yang sudah

diolah. Di ruang agrowisata peternakan akan diletakkan fasilitas berupa padang

penggembalaan, kandang ternak, gudang peralatan, rumah pengolahan susu dan

wol, papan informasi, tempat duduk, dan tempat sampah.

4.4.1.2. Ruang Pendukung Agrowisata

Ruang pendukung agrowisata dibagi menjadi ruang penerimaan, ruang

transisi, ruang pelayanan, dan ruang masyarakat. Ruang ini berfungsi memberi

kemudahan dan kenyamanan untuk wisatawan selama di kawasan agrowisata.

Gambar 37. Ilustrasi Aktivitas dan Fasilitas di Ruang Agrowisata Peternakan

Page 82: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

69

Ruang Penerimaan

Ruang ini merupakan ruang akses utama keluar-masuk tapak yang pertama

kali akan dijumpai wisatawan saat memasuki kawasan agrowisata terpadu. Selain

itu juga berfungsi sebagai penunjuk identitas tapak sebagai kawasan agrowisata.

Ruang penerimaan akan diletakkan dekat dengan jalan utama untuk kemudahan

akses, selain itu juga pada setiap subruang wisata sebagai area penyambutan. Area

penyambutan bertujuan untuk menunjukkan bahwa wisawatan telah memasuki

subruang agrowisata tertentu. Aktivitas yang ada di area ini dalah aktivits pasif

seperti mengamati dan mengakses informasi sehingga pengunjung mendapatkan

identitas dan kesan tapak.

Fasilitas yang disediakan dia area ini diantaranya gerbang masuk, papan

dan sign penanda kawasan agrowisata Kampung Karangsari, dan pos keamanan

yang diletakkan di area gerbang masuk. Untuk area penyambutan di setiap

subruang wisata akan diletakkan papan atau sign yang menunjukkan identitas

subruang. Fasilitas lain yang disediakan berupa penunjuk arah dan papan

informasi.

Ruang Pelayanan

Ruang pelayanan utama akan diletakkan setelah ruang penerimaan. Ruang

ini berfungsi memberikan kemudahan untuk pengunjung selama berada di

kawasan wisata pertanian terpadu, berupa fasilitas dan jasa. Untuk calon

pengunjung yang ingin mengetahui tentang produk dan fasilitas yang ditawarkan

di tapak juga mendapatkan informasi dari area ini. Sebelum memasuki area

agrowisata, pengunjung diwajibkan membeli tiket masuk dan memilih paket

Gambar 38. Ilustrasi Ruang Penerimaan Utama

Page 83: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

70  

agrowisata yang ditawarkan. Sebelum memilih pengunjung akan diberikan brosur

dan penjelasan oleh pihak informasi. Setelah itu wisatawan sebelum memulai

kegiatan agrowisata dapat bersiap-siap dan berkumpul di area ini, dan juga

sebagai tempat melepas lelah setelah berwisata.

Aktivitas yang dapat dilakukan diantaranya memperoleh informasi,

membeli karcis dan memilih paket wisata, bersiap-siap, beristirahat, makan dan

minum hasil olahan produk pertanian, berbelanja, dan memarkir kendaraan.

Ruang pelayanan satelit diletakkan di antara subruang wisata untuk kemudahan

wisatawan saat di tengah perjalanan wisata. Fasilitas yang disediakan diantaranya

kantor pelayanan dan informasi, ticket box, area parkir, toilet umum, musholla,

kios oleh-oleh, saung, kedai makanan, telepon umum, saung, tempat duduk, dan

tempat sampah.

Ruang Transisi

Ruang transisi berfungsi sebagai ruang peralihan yang mengarahkan dan

mengenalkan wisatawan ke ruang agrowisata utama yang dituju. Ruang ini berupa

hamparan lanskap pertanian yang luas di tapak dan dikelilingi oleh lanskap

perbukitan, sehingga wisatawan dapat merasakan suasana pertanian. Selain itu,

ruang ini juga memiliki fungsi produksi bagi pengelola. Aktivitas yang dilakukan

wisatawan di area ini adalah aktivitas pasif berjalan menikmati pemandangan

pertanian dan berfoto. Fasilitas yang disediakan adalah berupa jalan setapak dan

tempat duduk dengan pemandangan lahan pertanian yang menarik.

Ruang Masyarakat

Kehidupan masyarakat perdesaan dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik

non pertanian yang ada di tapak. Ruang ini juga dapat berfungsi sebagai ruang

yang dapat memberikan pengalaman dan suasana perdesaan bagi wisatawan yang

ingin berlibur dari kesibukan kota. Dalam pengembangannya sebagai ruang

pendukung agrowisata, ruang masyarakat tetap diperhatikan sebagai ruang pribadi

masyarakat sehingga dalam pengembangannya tidak terlalu signifikan. Aktivitas

yang dapat dilakukan wisatawan diantaranya melihat-lihat, berinteraksi langsung,

Page 84: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

 

mengunju

penduduk

Gambar

ungi pabrik

ataupun me

39. Ilustrasi

k sangkar

enyewa kam

i Fasilitas RMotor (c)

burung, d

mar pengina

Ruang Pelay) Halte Ang

(a)

(b)

(c)

dan melaku

apan yang d

yanan (a) Kgkutan Umu

ukan home

disediakan.

Kedai Makanum

estay di r

nan (b) Park

71

umah

kir

Page 85: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

Ruang

Agrowisata Subruang Aktivitas Fasilitas

1. Ruang Utama a. Sawah Sawah, museum palawija, rumah penggilingan

padi, gudang peralatan, papan informasi, tempat

duduk, tempat sampah, saung

- display Pasif : mengamati proses budi daya dan jenis-jenis

palawija serta hama pertanian, membuat caping,

membuat orang-orangan sawah, jalan santai,

berfoto

- budi daya Aktif : membajak sawah, menanam padi,

memanen padi

- pascapanen Aktif : menjemur padi, menggiling, mengemas

beras

b. Perkebunan Lahan kebun sayuran, gudang peralatan, packing

house, papan informasi, saung, tempat duduk,

tempat sampah

- display Pasif : mengamati jenis-jenis sayuran dan proses

budi daya, jalan santai, istirahat, berfoto

- budi daya Aktif : menyiapkan media tanam, menanam bibit,

memupuk, memanen

- pascapanen Aktif : menyortir hasil panen, mengemas,

mengolah hasil panen, mencicipi hasil olahan

c. Peternakan Padang gembala, kandang ternak, gudang

peralatan, rumah pengolahan, papan informasi,

tempat duduk, tempat sampah

- padang penggembala Pasif : mengamati tingkah laku dan jenis hewan,

memandikan hewan ternak, duduk-duduk, berfoto

- kandang Aktif : memberi makan, memerah susu

Pasif : mengamati teknik beternak

- pengolahan Aktif : penyortiran dan pengemasan hasil

peternakan, mencicipi susu yang sudah diolah

d. Perikanan Museum air tawar, kolam pemancingan, saung

pemancingan, gudang peralatan, papan - Akuarium air tawar Pasif : mengenal jenis-jenis ikan dan alat-alat

Tabel 14. Perencanaan Ruang dan Akivitas

72

Page 86: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

73

perikanan, memancing, menangkap ikan dengan

tangan, berjalan santai, beristirahat

informasi, tempat duduk, tempat sampah, kios

makanan kecil, saung

- budi daya Aktif : persiapan kolam, memilih induk,

pemijahan, menetaskan telur ikan, memberi

makan ikan, pemanenan hasil

- pascapanen Aktif : penyortiran dan pengemasan hasil panen

e. Teknologi

Pertanian

Laboratorium, nursery, papan informasi, ruang

display, rumah kaca, rumah kompos, tempat

duduk, tempat sampah - display Pasif : mengamati jenis-jenis bahan pertanian dan

kemajuan teknologi pertanian, beristirahat, berfoto

- produksi Aktif : membuat kompos, pupuk kandang, budi-

daya perbanyakan tanaman, membuat mulsa

2. Ruang Pendukung a. Penerimaan Pasif : akses keluar dan masuk utama tapak,

mendapat informasi, memarkir kendaraan

Penanda kawasan agrowisata, pos keamanan,

lahan parkir

b. Pelayanan Pasif : membeli tiket dan memilih paket tur,

istirahat, makan dan minum, mencoba hasil panen

olahan, berbelanja

Kantor pelayanan dan informasi, toilet umum,

kios oleh-oleh, saung, rumah makan, telepon

umum, tempat duduk

c. Transisi Pasif : menikmati pemandangan alam pertanian

dan perdesaan

Hamparan lanskap pertanian, gazebo atau saung

d. Masyarakat Pasif : mengenal kehidupan sosial masyarakat

setempat, homestay, menikmati suasana perdesaan

Rumah penginapan, jalan setapak, pabrik

sangkar burung

73

toshiba
Line
Page 87: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

74  

Alokasi ruang terluas adalah pada ruang agrowisata utama sebanyak 55%

dan ruang pendukung agrowisata sebanyak 28,25% (tabel 15). Untuk lebih

jelasnya rencana ruang, aktivitas, dan fasilitas disajikan dalam bentuk tabel 14.

4.4.2. Rencana Jalur Agrowisata

Berdasarkan fungsinya, jalur yang direncanakan dibagi menjadi dua, yaitu

jalur sirkulasi wisata dan jalur masyarakat. Jalur sirkulasi wisata merupakan jalur

yang dibuat untuk menunjang kegiatan agrowisata yang menghubungkan antara

sub-subruang agrowisata, dibagi menjadi jalur primer, sekunder, dan tersier. Jalur

sekunder merupakan jalan yang dapat diakses kendaraan ukuran sedang seperti

mobil, pick-up, sepeda, dan sepeda motor. Kendaraan pengunjung dapat

mengakses jalur ini hingga area parkir. Untuk jalur sekunder yang ada di tapak

lebih bertujuan sebagai jalur untuk pengelola dalam mengangkut hasil pertanian

atau mengantar bahan-bahan pertanian. Jalan yang direncanakan memiliki lebar 4

- 5 meter sepanjang 705 m.

Jalur primer merupakan jalur wisata yang dibuat khusus untuk pejalan

kaki, sepeda, dan kendaraan wisata berukuran kecil, bertujuan untuk pengguna

dalam mengakses tiap subruang agrowisata utama. Jalan ini bermula dari ruang

pelayanan dan menghubungkan setiap subruang agrowisata, memiliki lebar 3

meter sepanjang 1090 m. Jalur tersier merupakan jalur yang menghubungkan

No Ruang Agrowisata Subruang Persentase (%) Luas (m2) 1 Utama a. Persawahan 15 7155 b. Perkebunan 14 6678 c. Perikanan 8,5 4056 d. Peternakan 9 4293 e. Teknologi Pertanian 8,5 4052 Total 55 26234

2 Pendukung a. Penerimaan 1 477 b. Pelayanan 2,25 1073 c. Transisi 10 4767 d. Masyarakat 15 7157 Total 28,25 13474

3 Badan Jalan 16,75 7992 Total Keseluruhan 100 47700

Tabel 15. Alokasi Ruang Wisata

Page 88: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

 

setiap oby

memiliki l

menghubu

yang dipa

Akan tetap

m. Jalur

aktivitas s

mengguna

perbaikan

Un

umumnya

pengunjun

selama me

yek dan atr

lebar ±1,2

ungkan peta

datkan sehi

pi pada beb

sirkulasi m

sehari-hari d

akan jalan

dan peleba

ntuk vegeta

a berfungsi

ng, selain it

elakukan ak

Gambar 4

raksi yang a

meter dan h

ak-petak keb

ingga menja

berapa titik

masyarakat

dan penghu

eksisting

aran pada fa

asi pinggira

i sebagai

tu juga bert

ktivitas agro

40. Ilustrasi

ada di dala

hanya dapa

bun atau saw

aga kesan a

terdapat ja

merupakan

ubung antar

yang tela

asilitas jalan

an jalan da

tanaman p

tujuan untuk

owisata.

Jalur (a) Pr

(a)

(b)

(c)

am subruang

at dialui peja

wah akan m

lami dan tid

alan tersier y

n jalur unt

ruang kehi

h ada den

n.

apat dilihat

peneduh d

k menamba

rimer (b) Se

g agrowisat

alan kaki. J

menggunaka

dak merusak

yang diaspa

tuk masyar

dupan masy

ngan melak

t pada Tab

an pengara

ah estetika d

ekunder (c)

ata, direncan

Jalan tersier

an material

ak area perta

al sepanjang

rakat melak

yarakat. Jal

kukan beb

bel 16. Veg

rah jalan u

dan kenyam

Tersier

75

nakan

yang

tanah

anian.

g 415

kukan

ur ini

berapa

getasi

untuk

manan

Page 89: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

76  

4.4.3. Rencana Tur Agrowisata

Rencana tur yang disediakan merupakan rencana perjalanan wisata di

dalam tapak yang dituangkan ke dalam paket-paket agrowisata. Paket perjalanan

agrowisata dibagi berdasarkan panjang waktu yang tersedia, yaitu perjalanan

agrowisata satu hari dan perjalanan agrowisata dua hari (menginap). Pada

perjalanan paket wisata satu hari, aktivitas wisata yang ditawarkan lebih bersifat

rekreatif, namun masih memiliki nilai edukasi dan mencakup seluruh obyek dan

atraksi pertanian. Pada paket wisata dua hari, wisatawan akan ditawarkan paket

lengkap aktivitas edukasi dan wisata pertanian terpadu serta interaksi dengan

masyarakat setempat. Keikutsertaan wisatawan dalam proses pertanian lebih

menonjol pada paket dua hari. Untuk lebih jelasnya paket wisata disuguhkan pada

Tabel 17.

No Jalur Wisata Fungsi Vegetasi Jenis Vegetasi 1 Primer a. Peneduh

b. Pengarah jalan Bixa arborea (kesumba) Cananga odorata (kenanga) Cinnamomun burmanii (kayu manis) Eucalyptus camaldulensis (kayu putih) Eugenia caryophyllata Thunb. (cengkih) Helianthus annuus (bunga matahari) Michelia champaca L. (cempaka)

2 Sekunder Pengarah jalan Areca catechu (pinang) Erythrina cristagali (dadap merah) Gmelina arborea (jati putih) Manilkara kauki (sawo kecik) Swietenia mahogani (mahoni) Terminalia catapa L. (ketapang)

3 Tersier a. Peneduh b. Tanaman buah

Artocarpus communis (sukun) Averrhoa bilimbi (belimbing wuluh) Citrus sp. (jeruk) Cocos nucifera (kelapa) Morinda citrifolia L. (mengkudu) Myristica fragrans (pala) Psidium guajava (jambu biji) Tamarindus indica (asam)

Tabel 16. Vegetasi Tepi Jalan

Page 90: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

76  

Paket Ruang Rute Wisata Waktu (menit) Paket I (±7 jam) Area penerimaan Masuk ke tapak, parkir 10 Pelayanan pusat Pemberian informasi, memilih paket wisata, ticketing, persiapan 15 Transisi Jalan santai menuju area wisata utama, berfoto, duduk-duduk menikmari view 10 Perkebunan Mendapatkan penjelasan dari tour guide 10 Jalan santai sambil mengamati jenis sayuran, berkeliling kebun, memetik sayuran 20 Kunjungan ke packing house 25 Pertanian Berjalan santai sambil mengamati lahan pertanian, mendengarkan penjelasan dari tour

guide 10

Mengunjungi museum palawija 30 Membajak sawah, menumbuk dan menjemur padi 30 Pelayanan satelit (rest

area) Istirahat, makan dan minum, sholat, bersih-bersih 35

Perikanan Mendengarkan dan mengamati tour guide, mengunjungi akuarium air tawar 30 Menangkap ikan, memberi makan ikan, memindahkan ikan ke sawah 20 Peternakan Melihat-lihat ternak di padang gembala, mendengarkan informasi dari tour guide,

memandikan ternak, bermain dengan hewan ternak 30

Memberi makan ternak, memerah susu atau mencukur domba 25 Kunjungan ke rumah pengolahan susu dan wol 20 Teknologi Pertanian Mengamati proses pembuatan kompos 15 Berkunjung ke rumah kaca 15 Berkunjung ke laboratorium dan nursery 25 Pelayanan pusat Istirahat, menikmati view, berbelanja produk pertanian, sholat, makan dan minum 30 Total Paket I 405 Paket II Hari I (± 6 jam) Area penerimaan Masuk ke tapak, parkir 10 Pelayanan pusat Pemberian informasi, memilih paket wisata, ticketing, persiapan 60 Transisi Jalan santai menuju area wisata utama, duduk-duduk menikmati view 15 Perkebunan Mendapatkan penjelasan dari tour guide, berkeliling kebun 15

Tabel 17. Perencanaan Rute Wisata

77

Page 91: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

77  

Mempersiapkan media tanam, menanam, dan memetik sayur 40 Kunjungan ke packing house 30 Pertanian Mengunjungi museum palawija 40 Membajak sawah, menanam padi, memanen padi 40 Kunjungan ke rumah penggilingan padi (menjemur padi, menggiling padi, mengemas) 20 Pelayanan satelit (rest

area) Istirahat, makan dan minum, sholat, bersih-bersih 25

Ruang Masyarakat Mengunjungi ruang masyarakat 30 Menginap, aktivitas bebas (hingga hari

berikutnya) Total Hari I 325 Hari II (± 7 jam) Ruang Masyarakat Mengunjungi industri sangkar burung 30 Perikanan Mengunjungi akuarium air tawar 30 Memperhatikan dan mengikuti teknik budi daya ikan (pemijahan, pemilihan induk,

penetasan telur, penyortiran) 30

Menangkap ikan, memberi makan ikan, memindahkan ikan ke sawah 25 Pelayanan satelit (rest

area) Istirahat, makan dan minum, sholat, bersih-bersih 25

Peternakan Melihat-lihat ternak di padang gembala, mendengarkan informasi dari tour guide, memandikan ternak, bermain dengan hewan ternak

30

Memperhatikan teknik-teknik budi daya ternak (memberi vaksin, teknik mengawinkan, mencukur bulu domba)

30

Memberi makan ternak, memerah susu, mencukur bulu domba 30 Kunjungan ke rumah pengolahan hasil peternakan 30 Teknologi Pertanian Mengamati dan mengikuti proses pembuatan kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau 20 Mengunjungi rumah kaca 30 Mengamati percontohan lahan pertanian terpadu 15 Mengunjungi laboratorium dan nursery 40

78

Page 92: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

78  

Pelayanan pusat Istirahat, berbelanja produk pertanian, sholat, makan dan minum 30 Check out 50 Total Hari II 455 Total Hari I & II 780

79

Page 93: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

80

Tabel 17. Daya Dukung Pengunjung Berdasarkan Fasilitas Wisata

4.4.4. Daya Dukung Agrowisata

Berdasarkan fasilitas ruang wisata yang direncanakan, dapat ditentukan

daya dukung ruang terhadap pengunjung. Daya dukung didapatkan dari

perhitungan membagi rencana luasan ruang dengan kebutuhan ruang per orang

sehingga didapatkan jumlah pengguna yang dapat ditampung suatu ruang. Hal ini

dilakukan agar penyebaran pengunjung sesuai dengan kapasitas suatu ruang

wisata, sehingga tidak terjadi over capacity (kelebihan muatan) yang membuat

kualitas fasilitas wisata menurun dan ketidaknyamanan pengunjung. Dari Tabel

17, diketahui bahwa Kampung Karangsari dapat menampung maksimal sebanyak

1.698 orang dengan berbagai kegiatan.

*) Sebayang, 1996 dalam Pratiwi, 2011

No Fasilitas Wisata Rencana Luasan (m2)

Standar Aktivitas* Daya Dukung

1 Area parkir 496 15 m2 / mobil

33 mobil

65 2 m2 / motor

32 motor

2 Toko suvenir 110 2 m2 / org 55 orang 3 Restoran / kedai makanan 100 1,5 m2 / org 66 orang 4 Jalur sepeda 1390 8 m2 /

sepeda 173 sepeda

5 Lahan sawah (aktivitas aktif) 1717 4 m2 / org 429 orang 6 Packing house 200 2 m2 / org 100 orang 7 Lahan kering (aktivitas aktif) 834 4 m2 / org 208 orang 8 Museum pertanian 100 2 m2 / org 50 orang 9 Rumah penggilingan padi 100 2 m2 / org 50 orang 10 Akuarium air tawar 100 2 m2 / org 50 orang 11 Pemancingan 327 8 m2 / org 40 orang 12 Pabrik sangkar burung 104 3 m2 / org 35 orang 13 Kolam budidaya 165 3 m2 / org 55 orang 14 Homestay 500 8 m2 / org 65 orang 15 Padang gembala 152 4 m2 / org 38 orang 16 Kandang ternak 119 3 m2 / org 40 orang 17 Rumah pengolahan ternak 100 2 m2 / org 50 orang 18 Rumah kaca (dua) 50 2 m2 / org 25 orang 19 Rumah kompos 30 2 m2 / org 15 orang 20 Laboratorium dan nurseri 150 4 m2 / org 75 orang TOTAL 1.698 orang

Page 94: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

 

Page 95: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

 

 

Page 96: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

 

 

Page 97: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Kampung Karangsari memiliki potensi sebagai kawasan agrowisata

secara fisik dan visual, terutama dari dominasi penggunaan lahan pertanian

yang bervariasi. Kendala yang ada berupa karakter lahan yang berfokus

pada kegiatan produksi dan jalur sirkulasi yang belum tertata untuk wisata.

Dari potensi dan kendala tersebut direncanakan suatu kawasan wisata

pertanian terpadu yang menyediakan ruang dan fasilitas untuk kegiatan

agrowisata. Ruang yang direncanakan diantaranya ruang agrowisata utama

seluas 26.234 m2, terdiri dari subruang sawah (lahan sawah, museum

pertanian, rumah penggilingan) 7.155 m2, subruang kebun sayuran (lahan

kering, packing house) 6.678 m2, subruang peternakan (padang gembala,

kandang ternak) 4.293 m2, subruang perikanan (kolam ikan, akuarium air

tawar, pemancingan) 4.056 m2, dan subruang teknologi pertanian (nurseri,

rumah kaca, rumah kompos, laboratorium) 4.052 m2. Untuk ruang

agrowisata pendukung seluas 13.474 m2 terdiri dari subruang penerimaan

477 m2, subruang pelayanan (rest area, shelter sepeda, dan kantor

pelayanan) 1.073 m2, subruang transisi 4.767 m2, dan subruang masyarakat

7.157 m2 dengan ruang dimanfaatkan sebagai homestay dan wisata

nonpertanian seluas 1.244 m2. Jalur wisata yang direncanakan terdiri jalur

primer dengan lebar 3 m sepanjang 1090 m, jalur sekunder dengan lebar 6

m sepanjang 705 m, dan jalur tersier selebar 1,2 m dengan jalan yang

diaspal sepanjang 415 m. Dengan adanya perencanaan ini diharapkan dapat

menjadi salah satu alternatif pengembangan kawasan Kampung Karangsari.

5.2. Saran

Studi perencanaan pada kawasan ini merupakan perencanaan

lanskap secara garis besar dengan memanfaatkan potensi ruang pertanian

yang telah ada di tapak. Perencanaan dapat dilanjutkan dengan desain pada

setiap ruang yang telah direncanakan dengan konsep pertanian terpadu yang

lebih detail.

Page 98: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra HS. 1989. Prospek dan kendala pengembangan wisata agro di Indonesia.

Makalah Seminar Wisata Agro. IPB. Bogor.

Arifin HS. 1992. Beberapa pemikiran pengembangan agrowisata pada kawasan

cagar budaya betawi di Condet, Jakarta Timur. Makalah Seminar Wisata

Agro. IPB. Bogor.

Brooks RG. 1988. Site Planning Environment, Process, and Development. United

States: Pretice-Hall, Inc.

Fandeli C dan Muhammad. 2009. Prinsip-prinsip Dasar Mengkonservasi

Lanskap. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Gold SM. 1980. Recreation and Planning Design. New York: McGraw-Hill Book

co.

Handoko. 1995. Klimatologi Dasar. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Hardjowigeno S, dkk. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata

Guna Lahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Laurie. 1984. Pengantar Arsitektur Pertamanan. Bandung: Intermedia.

Lynch K. 1981. Site Planning. London: The MIT Press Cambridge.

Miller RW. 1991. Urban Forestry: Planning and Managing Urban Greenspaces.

New York: John Wiley & Sons Inc.

Nurisjah S. 2001. Pengembangan kawasan wisata agro (agrotourism). Buletin

Taman dan Lanskap Indonesia 2001. Bogor.

Nurisjah S dan Q. Pramukanto. 2009. Penuntun Perencanaan Lanskap. Bogor.

Nurisjah S, Q. Pramukanto dan S. Wibowo. 2003. Daya Dukung Dalam

Perencanaan Tapak. Bahan Praktikum Analisis dan Perencanaan Tapak.

Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budidaya Pertanian,

Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Pratiwi V. 2011. Desain Lanskap Pertanian Yayasan Pengembangan Insan

Pertanian Indonesia (YAPIPI) Desa Bojongsari Kecamatan Ciomas,

Kabupaten Bogor. Skripsi. Bogor: IPB, Fakultas Pertanian, Departemen

Arsitektur Lanskap.

Page 99: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

86

Reijntjes C, B. Haverkort, dan A. Waters-Bayer. 1999. Pertanian Masa Depan:

Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Rubatzky VE dan M Yamaguchi. 1999. Sayuran Dunia: Prinsip, Produksi, dan

Gizi. Bandung: Penerbit ITB.

Rukmana R. 1995. Bawang Daun. Jakarta: Penerbit Kanisius.

Salikin KA. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Yogyakarta: Penerbit

Kanisius.

Setiawan AI. 2002. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Jakarta: Penebar Swadaya.

Simonds JO. 1983. Landscape Architecture: A Manual of Life Planning and

Design. New York: McGraw-Hill Book co.

Subowo. 2002. Agrowisata meningkatkan pendapatan petani.

http://database.deptan.go.id/agrowisata. [27 Januari 2010]

Sutama IK dan IGM. Budiarsana. 2009. Panduan Lengkap Kambing dan Domba.

Jakarta: Penebar Swadaya.

Sutanto R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Tim Dosen. 2006. Modul Interaktif Kuliah Pertanian Terpadu. Bogor.

Tirtawinata MR dan I. Fachruddin. 1999. Daya Tarik Pengelolaan Agrowisata.

Bogor: Penebar Swadaya.

Yoeti OA. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya

Paramita.

Page 100: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

87  

Lampiran 1. Lembar Kuisioner Petani KUISIONER PENELITIAN “PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA

TERPADU DI KAMPUNG KARANGSARI, DESA SINDANGASIH, KECAMATAN KARANG TENGAH, KABUPATEN CIANJUR”

Oleh: Perthy Astria Haryandhes (Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor)

Dalam rangka penelitian saya yang berjudul Perencanaan Lanskap Agrowisata Terpadu di Kampung Karangsari, Desa Sindangasih, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur sebagai syarat memperoleh gelar sarjana S1 di Institut Pertanian Bogor, maka saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuisioner ini dalam rangka memperoleh informasi lebih lanjut mengenai lanskap pertanian terpadu yang ada di Kampung Karangsari RT01/RW03 ini. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat perencanaan tapak di Kampung Karangsari menjadi kawasan lanskap agrowisata terpadu dengan menyediakan ruang wisata yang dilengkapi dengan sarana penunjang dan jalur sirkulasi. Kuisioner ini akan digunakan sebagai data untuk analisis potensi dan kendala lebih lanjut. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara saya ucapkan terima kasih. I. Latar Belakang Responden

1. Umur:

a. 15-24 th (remaja) b. 25-55 th (dewasa) c. >55 th (manula) 2. Jenis kelamin: a. laki-laki b. perempuan 3. Pendidikan terakhir: a. SD b. SLTP-SMU c. Akademi-PT d. Tidak sekolah e. lainnya (sebutkan)… 4. Mata pencaharian utama: a. PNS b. Swasta c. TNI

d. Petani e. lainnya (sebutkan) … 5. Lama tinggal di Cianjur: a. <1 th b. 1-5 th c. 5-10 th d. >10 th II. Potensi Lanskap Pertanian Terpadu

a. Potensi Lahan dan Produk: 1. Luasan total lahan yang dimiliki/digarap: a. <100 m2 b. 100-300 m2 c. 300-500 m2 d. 500-1000 m2

e. >1000 m2 2. Jenis penggunaan lahan yang dimiliki (bisa lebih dari satu): a. lahan pertanian (sawah, tegal, pekarangan, kebun dalam m2) b. lahan perikanan (kolam, tambak dalam m2) c. lahan peternakan (padang gembala, kandang dalam m2) d. lainnya (sebutkan) … 3. Kepemilikan lahan: a. lahan sendiri b. sewaan c. garapan

Page 101: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

88  

4. Keterkaitan terhadap lahan: a. lahan bebas b. lahan warisan 5. Lama kepemilikan: a. <1 th b. 1-2 th c. 2-4 th d. >4 th 6. Jenis komoditas yang ditanam/dibudidayakan: a. pertanian (pangan, buah, sayuran, industri) … b. perikanan (sebutkan komoditasnya) … c. peternakan (sebutkan komoditasnya) … d. lainnya (sebutkan) … 7. Untuk lahan pertanian, pola pertanaman tanaman yang digunakan: a. tanaman musiman b. tanaman dwi musim c. tanaman tahunan 8. Untuk komoditas pertanian kebun, lamanya panen mulai dari tanam sampai

panen: a. <2 th b. 2-4 th c. 4-8 th d. >8 th b. Potensi ekonomi 1. Banyaknya panen dilakukan per tahun: a. <2 kali per tahun b. 2-4 kali per tahun c. 4-6 kali per tahun

d. >6 kali per tahun 2. Apakah produk yang dihasilkan untuk dijual atau dikonsumsi sendiri? a. dijual b. dikonsumsi 3. Jika dijual, keuntungan yang diperoleh setiap kali panen: a. <500ribu b. 500ribu-1juta c. 1-2 juta d. >2juta 4. Apakah ada kegiatan pengolahan produk setelah panen/langsung dijual

(segar)? a. ada b. tidak 5. Tenaga kerja yang digunakan: a. sendiri b. tenaga kerja bayaran c. Potensi aksesibilitas: 1. Relativitas kemudahan dalam memasarkan produk pertanian: a. mudah b. sulit 2. Relativitas letak lahan terhadap jalan utama: a. jauh b. dekat 3. Ada/tidaknya alternatif akses pemasaran produk pertanian: a. ada (sebutkan) … b. tidak ada d. Potensi aktivitas adat dan budaya: 1. Adakah upacara adat/keagamaan yang dilakukan berhubungan dengan lahan: a. ada b. tidak 2. Jika ada, apa saja? (sebutkan) … 3. Adakah atraksi (membajak, memanen, menggembala, dsb) yang dapat

ditunjukkan sehubungan dengan kegiatan produksi? a. ya b. tidak 4. Jika ya, apa saja? (sebutkan) …

Page 102: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

89  

5. Jenis aktivitas apa saja yang dilakukan selama proses produksi? (sebutkan) …………………………………………………………………………………………………....................................................................................................

6. Apakah dalam aktivitas produksi terkait dengan organisasi adat? a. terkait b. tidak 7. Jika ya, apakah dalam aktivitas produksi, kegiatan produksi (musim memulai

tanam, pengairan, mulai beternak, mulai menebar benih, dsb) ditentukan adat? a. ya b. tidak 8. Sebelumnya, apakah anda pernah mendengar istilah wisata agro? ….

Jika ya, menurut Anda, apakah pengertian wisata agro tersebut? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

9. Apakah Anda setuju jika lahan dan aktivitas pertanian di Kampung Karangsari dikembangkan sebagai kawasan wisata agro?

a. ya b. tidak Alasan …………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………………

10. Apakah harapan Bapak/Ibu/Saudara jika lahan pertanian di Kampung Karangsari ini nantinya dikembangkan sebagai wisata agro?

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………....

Terima Kasih Atas Partisipasinya

Page 103: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

90  

Lampiran 2. Hasil Kuisioner: Kondisi Petani

No Variabel Jumlah % 1 Jenis Kelamin a. Laki-laki 11 73,33 b. Perempuan 4 26,67 Jumlah 15 100

2 Jenjang Pendidikan a. SD 1 6,67 b. SMP 9 60 c. SMU 5 33,33 d. Akademi - 0 e. PT - 0 f. Tidak sekolah - 0 Jumlah 15 100

3 Pekerjaan Utama a. Petani 8 53,33 b. Pedagang 1 6,67 c. Wiraswasta 4 26,67 d. Rumah Tangga 2 13,33 Jumlah 15 100

4 Luasan Total Lahan yang Digarap a. <100 m2 - b. 100-300 m2 - c. 300-500 m2 1 6,67 d. 500-1000 m2 2 13,33 e. >1000 m2 12 80 Jumlah 15 100

5 Jenis Penggunaan Lahan yang Dimiliki (bisa lebih dari satu) a. Lahan Pertanian 13 65 b. Lahan Perikanan 4 20 c. Lahan Peternakan 3 15 Jumlah 20 100

4 Kepemilikan Lahan a. Lahan Sendiri 5 33,33 b. Lahan Sewaan 2 13,33 c. Lahan Garapan 8 53,33 Jumlah 15 100

5 Lama Kepemilikan a. <1 th - 0 b. 1-2 th - 0 c. 2-4 th 3 20 d. >4 th 12 80 Jumlah 15 100

6 Kesediaan Lahan untuk Menjadi Kawasan Wisata a. Ya 13 86,67 b. Tidak 2 13,33 Jumlah 15 100

Page 104: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

91  

7 Banyaknya Panen per Tahun a. <2 kali - 0 b. 2-4 kali 9 60 c. 4-6 kali - 0 d. >6 kali 6 40 Jumlah 15 100

8 Kegiatan Pengolahan Produk Pasca Panen a. Ada 1 6,67 b. Tidak ada 14 93,33 Jumlah 15 100

9 Upacara Adat atau Keagamaan yang Dilakukan Berhubungan dengan Kegiatan Bertani

a. Ada - 0 b. Tidak Ada 15 100 Jumlah 15 100

10 Apakah Pernah Mendengar Istilah Agrowisata a. Pernah 3 20 b. Belum Pernah 12 80 Jumlah 15 100

11 Penggunaan Pupuk Organik a. Ya 13 86,67 b. Tidak 2 13,33 Jumlah 15 100

Page 105: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

92  

Lampiran 3. Hasil Kuisioner: Tabel Jenis Komoditi

No Jenis Lahan Jenis Komoditi 1 Pertanian (Pangan, Buah, Sayuran) - Padi

- Jagung - Daun bawang - Cabai - Kacang panjang - Kacang tanah - Terung

2 Perikanan - Nila

- Koi - Mas - Lele - Mujair

3 Peternakan - Sapi

- Kambing - Domba - Bebek

Page 106: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

93  

Lampiran 4. Hasil Kuisioner: Tabel Lama Penanaman

Keterangan: ○ Masa Penanaman dan Pemeliharaan ● Masa Panen - Masa Pemulihan dan Pengolahan Tanah

Komoditas Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Padi ○ ○ ○ ● - ○ ○ ○ ● - ○ ○ Jagung ○ ○ ○ ● - ○ ○ ○ ● - ○ ○ Daun bawang ○ ○ ● - ○ ○ ● - ○ ○ ● - Cabai ○ ○ ○ ● ● ● ● ● ● ● ● - Kacang Panjang ○ ○ ● ● - ○ ○ ● ● - ○ ○ Kacang Tanah ○ ○ ○ ● - ○ ○ ○ ● - ○ ○ Terung ○ ○ ○ ● ● - ○ ○ ○ ● ● -

Page 107: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

92  

Lampiran 5. Keterangan Komoditas Tanaman Pertanian di Kampung Karangsari

No Jenis Tanaman Syarat Tumbuh Keterangan Tanah Iklim 1 Padi (Oryza sativa) a. 0 – 1500 m dpl

b. pH 4-7

a. Suhu 190 – 270 C b. Intensitas

penyinaran matahari penuh dan tanpa naungan

a. Panen dilakukan bila butir gabah sudah menguning dan tangkai menunduk sebanyak 80% dari seluruh sawah

b. Di Kampung Karangsari, terdapat masalah hama tikus yang menyerang batang muda dan buah padi, menimbulkan gejala tanaman padi yang roboh pada petak sawah

2 Jagung (Zea mays) a. 50 – 600 m dpl b. pH 5,5 – 7,5 c. Kemiringan < 8% d. Drainase dan

aerasi baik

a. Suhu 230 – 300 C b. Intensitas

penyinaran matahari penuh dan tanpa naungan

c. CH 85 – 200 mm per bulan

a. Jagung muda dipanen ketika diameter tongkol 1-2 cm dan biji belum terisi penuh

b. Petani di Kampung Karangsari memproduksi jagung muda dan jagung besar

c. Jagung digunakan sebagai tanaman selingan untuk mengembalikan produktivitas tanah

3 Bawang daun (Allium fistulosum)

a. 900 – 1700 m dpl b. pH 6,5 – 7,5

a. Suhu 190 – 240 C b. Kelembaban 80 –

90%

4 Cabai rawit (Capsinum annum)

a. 0 – 1500 m dpl b. pH 5,5 – 6,5 c. Drainase dan

aerasi baik

a. Suhu 160 – 320 C dengan suhu optimum 270 C

b. CH 90 – 1200 mm per bulan

a. Bila sudah mencapai usia panen, dapat dipanen setiap 5 -7 hari sebanyak 30 – 40 kali

b. Di Kampung Karangsari, selain ditanam di lahan khusus juga ditanam pada pinggiran sawah dan ladang

5 Kacang panjang (Vigna sinensis)

a. < 800 m dpl b. pH 5,5 – 6,5 c. Lempung berpasir

a. Suhu 200 - 300 C b. CH 600 – 1500 mm

per tahun

94

Page 108: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

93  

Lampiran 5. Keterangan Komoditas Tanaman Pertanian di Kampung Karangsari

yang kaya bahan organik (seperti latosol)

6 Kemangi (Ocinum basulicum)

a. Dapat tumbuh pada tanah asam maupun basa

a. Tidak memiliki terlalu banyak persyaratan untuk tumbuh

b. Bentuk fisik dipengaruhi oleh suhu, suhu dingin menyebabkan daun lebar dan lebih hijau dibandingkan dengan di daerah panas membuat daunnya kecil, tipis, dan berwarna hijau pucat

c. Di Karangsari, kondisi lahan kemangi kurang terawat dan bercampur dengan tanaman liar

7 Kacang tanah (Arachis hypogaea)

a. 0 – 1500 m dpl dengan pertumbuhan optimum pada 50 – 500 m dpl

b. pH 6,0 – 6,5 c. Berstruktur ringan

(seperti regosol, andosol, latosol, dan alluvial)

a. Suhu 250 – 320 C b. Intensitas

penyinaran matahari penuh dan tanpa naungan

c. CH 800 – 1300 mm per tahun

a. Bakteri Rhizobium pada akar kacang tanah dapat menyuburkan tanah

b. Ditanam untuk mengembalikan kesuburan tanah maupun melalui sistem tumpangsari

8 Terung (Solanum melongenae)

a. 0 – 2000 m dpl b. pH 5,5 – 7,5 c. Drainase baik

a. Suhu 220 – 300 C b. Intensitas

penyinaran matahari tinggi

a. Usia produktif tanaman mencapai 6 bulan sejak masa panen dengan interval pemanenan setiap 3 – 7 hari sekali

b. Terdapat dua jenis terung yang diproduksi di Kampung Karansgari, yaitu terung ungu dan terung hijau

95

Page 109: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

94  

Lampiran 5. Komoditas Tanaman Pertanian di Kampung Karangsari (lanjutan)

9 Kangkung (Ipomoea aquatic)

a. 0 – 1500 m dpl b. Kangkung air

harus ditanam pada tanah yang tergenang, berkebalikan dengan kangkung darat

a. Intensitas penyinaran matahari sedang dan penuh tanpa naungan

b. CH 500 – 5000 mm per tahun

a. Jenis kangkung yang ditanam di Kampung Karangsari adalah kangkung air

Sumber: Prabowo (2007), Rubatzky (1999), Rukmana (1995), dan Susila (2006)

96

Page 110: PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA PERTANIAN TERPADU …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64564/1/A13pah.pdf · perencanaan lanskap agrowisata pertanian terpadu . di kampung

 

Lampiran

6. Grafik D

Kel

Cura

Peny

Data Mikrok

Suhu Udara

lembaban U

ah Hujan Bu

yinaran Ma

klimat Kamp

a Rata-rata

Udara Rata-r

ulanan Rata

atahari Rata

pung Karan

Tahun 2009

rata Tahun2

-rata Tahun

-rata Tahun

ngsari

9 - 2010

2009 - 2010

n 2009 - 201

n 2009 – 201

0

10

10

96 97