Perencanaan IT Master Plan Untuk Perguruan Tinggi ...
Transcript of Perencanaan IT Master Plan Untuk Perguruan Tinggi ...
34 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018
Perencanaan IT Master Plan
Untuk Perguruan Tinggi
Menggunakan Kerangka Kerja Togaf
(Studi Kasus Pada Universitas Pamulang)
Afrizal Zein
Program Studi Teknik Informatika, STMIK Eresha Jl. Raya Puspitek Serpong No. 10 Tangerang Selatan Banten
e-mail : [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Universitas Pamulang sebagai sebuah perguruan tinggi di Tangerang telah memiliki infrastruktur Teknologi Informasi
(TI) dan dikelola secara mandiri. Hingga saat ini TI di Unpam menjadi sesuatu yang kompleks, cara pengelolaan yang
masih tradisional dan tidak terkoneksi berakibat pada infrastruktur TI yang tidak bisa dalam menjawab permasalahan
atas perubahan bisnis dan aplikasi. Serta berdampak pada tingginya beban kerja pengelola.
Masalah-masalah ini tidak diperhitungkan, karena penerapan TI tidak dilakukan secara terencana. Oleh sebab itu, perlu
dibuatkan blue print TI yang sesuai dengan kebutuhan dan selaras dengan visi misi Unpam .
Penelitian ini bertujuan membuat IT Master plan yang berisi Raodmap berdasarkan kerangka kerja The Open Group
Architecture Framework (TOGAF) Architecture Development Method (ADM) dengan studi kasus di Unpam.
Perkiraan dari Hasil penelitian ini adalah ; (1) Dari hasil perancangan menggunakan kerangka kerja TOGAF ADM diperoleh 24 kandidat aplikasi yang diusulkan untuk dikembangkan, 5 Infrastruktur yang akan di perbaiki dan 10
inisiatif organisasi dan tata kelola TI yang harus dibenahi. (2) Menghasilkan prinsip pengembangan arsitektur teknologi
informasi. (3) Dari grafik tingkat kematangan TI perlu di evaluasi pelaksanaan tata kelola TI sehingga meningkatkan
tingkat kematangan pada level yang ditentukan bedasarkan visi misi dan tujuan Unpam.
Kata kunci : Tata Kelola TI, COBIT 5, Tingkat Kematangan
1. PENDAHULUAN
Perguruan tinggi adalah bagian dari organisasi yang
berkewajiban menyelenggarakan tri darma perguruan
tinggi, serta dapat mengelola lembaganya. Demi
mewujudkan proses yang berkualitas maka perguruan
tinggi juga harus merencanakan infrastruktur teknologi
informasi guna menjaga menunjang keselarasan
penerapan Teknologi Informasi (TI) terhadap strategi
bisnis organisasi.
Uuntuk menjadikan universitas unggulan dan
kompetitif di perguruan tinggi yaitu dengan pemanfaatan
TI, untuk menunjang aktifitasnya. Namun, seharusnyalah
TI bisa menjadi komponen pendukung yang sesuai
dengan bisnis dari organisasi perguruan tinggi ?
Universitas Pamulang (Unpam) sebagai perguruan
tinggi swasta di tangerang telah memiliki infrastruktur TI
dan dikelola secara mandiri.
Adapun permasalahan-permasalahan yang
teridentifikasi dalam pemberdayaan dan penerapan sistem
informasi dan teknologi informasi pada Unpam adalah
sebagai berikut :
a. Belum optimalnya perencanaan strategis sistem
informasi dan teknologi informasi dalam menunjang
pengembangan sistem informasi dan teknologi
informasi dilingkungan Unpam.
b. Sistem informasi dibeberapa sub-bagian sudah
terintegrasi, namun belum secara menyeluruh.
c. Layanan Informasi Akademik dan Kemahasiswaan
belum optimal dalam ruang lingkup Unpam
d. Sarana dan prasarana komputer belum
termanfaatkan secara efektif dan efisien karena
belum adanya arahan yang jelas.
e. Belum ada Puskom / badan sistem informasi
yang bertugas khusus untuk menampung keinginan pihak
Pimpinan dalam mengembangkan komputerisasi
organisasi agar lebih efisien dalam implementasi sistem
informasi.
TI yang ada di Unpam dibangun bedasarkan kebutuhan
sesaat, karena itu perlu dibuat blue print (cetak biru)
Unpam yang mengakomodir seluruh aspek kebutuhan IT
saat ini dan mempertimbangkan aspek perubahan
teknologi kedepan dengan berlandaskan visi misi
Universitas Pamulang.
Cetak biru TI adalah kerangka kerja terperinci
(arsitektur) sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan
35 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018
yang meliputi penetapan tujuan dan sasaran, penyusunan
strategi, pelaksanaan program dan fokus kegiatan serta
langkah-langkah atau implementasi yang harus
dilaksanakan oleh setiap unit di lingkungan kerja.
Tesis ini ini membahas perancangan infrastruktur
teknologi informasi pada Universitas Pamulang
menggunakan kerangka kerja The Open Group
Architecture Framework (TOGAF). Perancangan
infrastruktur dilakukan dengan membatasi ruang lingkup
yang terdiri atas enam fase awal dari TOGAF ADM yang
mencakup: preliminary, architecture vision, business
architecture, information systems architectures,
technology architecture, opportunities and solutions.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang sudah pernah dilakukan yang
berhubungan dengan penelitian ini adalah :
a. Budi Daryatmo (2007)
Menurut Budi Daryatmo(1) (dalam jurnalnya
Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi, 2007)
Teknologi Informasi (TI) telah menjadi komponen
penting di dalam organisasi untuk membantu pelaksanaan
proses kerjanya. Tetapi, keberadaan TI sendiri akan
menimbulkan masalah baru jika pengelolaannya
dipandang hanya sebagai aktivitas penyediaan perangkat
keras/lunak untuk memenuhi kebutuhan otomatisasi
proses kerja. Pemahaman demikian hanya akan
menciptakan permasalahan-permasalahan berupa
redundansi data, aplikasi, infrastruktur dan belanja TI
yang berlebihan seiring dengan perkembangan teknologi
dan organisasi itu sendiri.
b. Ishak dan Alias (2005)
Dalam publikasi ilmiah berjudul “Designing A
Strategic Informaion System Planning Metodology For
Malaysian Institutes of Higher Learning (ISP-IPTA)”(2)
menjabarkan tahapan penyusunan metodologi
perencanaan strategis sistem informasi sesuai dengan
kebutuhan lembaga pendidikan tinggi di Malaysia yang
dikenal dengan metode ISP-IPTA.
Metodologi ISP-IPTA terdiri dari empat tahapan utama
Tujuan dari tahap pertama adalah menentukan ruang
lingkup SISP dan rencana implementasi untuk proyek
SISP. Tahap pertama ini bertujuan untuk memastikan
justifikasi proyek tersebut, untuk memantau perubahan
manajemen dan proyek penerimaan formal
c. Harwikarya (2015)
Dalam publikasi ilmiah yang berjudul “IS Strategic
Plan for Higher Education Based on COBIT Assessment:
A Case Study” (3)Sebagai bimbingan dan arahan dari SI /
IT Operation di setiap organisasi, SI Rencana Strategis
memainkan peran sangat penting di Pendidikan Tinggi.
Banyak SI proyek gagal karena tidak ada perencanaan
yang memadai. Makalah ini menyajikan hasil studi SI
dengan formulasi rencana strategis bagi lembaga
pendidikan tinggi. Tahapan perumusan strategi SI
dilakukan berdasarkan kerangka kerja Ward & Peppard
dan memanfaatkan COBIT 4.1.
d. Ade Yuliana (2009)
Menurut Ade Yuliana dalam jurnalnya “ Rekomendasi
Perencanaan Strategi Sistem Informasi (SI)”(4)
Perencanaan strategis sistem informasi (SI) dibuat untuk
memperbaiki kondisi lingkungan SI saat ini dengan
mengenali kebutuhan, mendefinisikan proses, kemudian
dipilih aktifitas-aktifitas dan alokasi sumber daya untuk
mencapai sasaran yang diinginkan..
e. Veronica S (2008)
Menurut Veronica S dalam jurnalnya “Pengembangan
Sistem dan Sarana Teknologi Informasi untuk Perguruan
Tinggi Indonesia” (5) kerangka kerja penyusunan cetak
biru TI dapat direpresentasikan ke dalam tahapan
perancangan pada Gambar 2, dengan mengelompokkan
aspek-aspek yang perlu digali dan diidentifikasi ke dalam
arsitektur kontekstual, arsitektur konseptual, arsitektur
data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi.
Gambar 1: Tahapan Perancangan Cetak Biru TI
f. Firmansyah (2008)
Menurut Firmansyah dalam jurnalnya
“PERANCANGAN MASTER PLAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN POLITEKNIK SWADHARMA” (6)
Bagaimana agar TI bisa menjadi pendukung yang sesuai
untuk bisnis dari organisasi perguruan tinggi ? Dengan
melakukan perencanaan strategis sistem informasi dan
teknologi informasi maka pemahaman terhadap strategi
bisnis organisasi nantinya akan memberikan arahan
terhadap tercapainya suatu tujuan (goal) organisasi.
g. Maniah (2011)
Menurut Maniah, dalam jurnalnya “Information
Technology (IT) MASTER PLAN Badan Geologi
Bandung” (7) Penerapan pengelolaan teknologi informasi
yang baik adalah melalui perencanaan pengembangan
sistem dan teknologi informasi sehingga investasi dan
pengembangan sistem yang akan dilakukan berjalan
sesuai dengan kebutuhan organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya. Rencana ini dituangkan dalam bentuk
dokumen yang disebut IT Master Plan
h. Mario Tulenan Parinsi (2011)
Menurut Mario dalam jurnalnya “Perencanaan strategi
IT dalam pengelolaan management IT Universitas”, (8)
IT kampus merupakan merupakan sebuah organisasi yang
sangat kompleks baik secara local, pengguna secara
terpusat, layanan dan infrastruktur. Perencanaan bukan
hanya untuk mendeskripsikan setiap tindakan IT,
36 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018
sebaliknya menyediakan level yang lebih tinggi dari
sebuah visi, prinsip panduan, tujuan dan starategi yang
membawa kampus untuk membuat rencana strategis.
Perencanaan strategi IT kampus ini akan menjadi suatu
panduan bagi setiap usaha pengembangan untuk 1 sampai
3 tahun kedepan..
i. Indra Silanegara (2011)
Menurut Indra dalam jurnalnya “Perencanaan Strategis
Teknologi Informasi (Studi Kasus: Politeknik Negeri
Jakarta), (9) Perencanaan Strategis Teknologi Informasi
merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra)
sebuah institusi. Tujuan dari riset ini adalah menemukan
kebutuhan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
(SI/TI) untuk Institusi Politeknik dengan metode studi
kasus terhadap Renstra Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).
Riset diawali dengan analisis lingkungan bisnis aksternal
dan internal PNJ guna menentukan five forces model dan
critical success faktors institusi.
j. Budi Yuwono (2009)
Menurut Budi Yuwono dalam jurnalnya
“INFORMATION TECHNOLOGY PLAN AS AN IT
GOVERNANCE MATURITY DRIVER” (10) Memiliki
rencana untuk teknologi informasi (TI) adalah base line
untuk tata kelola TI yang optimal. Tapi, membuat rencana
hanyalah satu masalah, melaksanakannya akan
menciptakan masalah baru yang lebih menantang. Dalam
penelitian ini, kami menyelidiki korelasi antara rencana
TI suatu organisasi dengan tingkat maturity tata kelola TI-
nya.
k. Yeni Kustiyahningsih (2013)
Menurut Yeni Kustiyahningsih dalam jurnalnya
“PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE
MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM (STUDI
KASUS : RSUD Dr.SOEGIRI LAMONGAN) RSUD
Dr.Soegiri (11) Penelitian ini menggunakan metodologi
TOGAF ADM yang memiliki komponen utama yaitu
Preliminary, Architecture Vision, Business Architecture,
Information Sistem Architecture, Technology
Architecture, Opportunities and Solution, Migration
Planning, Implementation Governance, Arcitecture
Change Management. Hasil penelitian ini berupa
blueprint / cetak Biru teknologi informasi yang di
dasarkan pada roadmap togaf yang telah dibuat sehingga
menghasilkan sistem yang terintegrasi .
l. Rahman Rosyidi (2014)
Menurut Rahman Rosyidi dalam jurnalnya
“PERANCANGAN PENGEMBANGAN ARSITEKTUR
SISTEM INFORMASI AKADEMIK DENGAN
MENGGUNAKAN TOGAF (STUDI KASUS : STMIK
AMIKOM PURWOKERTO) (12) Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menyelidiki dan menganalisis desain
model arsitektur enterprise sistem informasi akademik
menggunakan TOGAF ADM di STMIK Amikom
Purwokerto
m. Roni Yunis (2009)
Menurut Yunis dalam jurnalnya “MODEL
ENTERPRISE ARCHITECTURE UNTUK PERGURUAN
TINGGI DI INDONESIA”, (13) Model arsitektur
enterprise merupakan suatu acuan standar yang nantinya
bisa digunakan oleh perguruan tinggi untuk
mengembangkan arsitektur enteprise. Salah satu tujuan
dari penerapan arsitektur enterprise adalah menciptakan
keselarasan antara bisnis dan teknologi informasi bagi
kebutuhan organisasi, penerapan arsitektur enterprise
tidak terlepas dari bagaimana sebuah perguruan tinggi
merencanakan dan merancang arsitektur enterprise
tersebut. Untuk melakukan pengembangan arsitektur
enterpise diperlukan suatu metodologi yang lengkap serta
mudah digunakan. TOGAF ADM merupakan metodologi
yang cukup lengkap.
n. Aradea (2012)
Menurut Aradea dalam jurnalnya “PERANCANGAN
ARSITEKTUR INFORMASI UNTUK MENDUKUNG
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK
DI PERGURUAN TINGGI”, (14)). Salah satu metodologi
dalam perencanaan membuat sistem informasi adalah
penyusunan rencana strategis dilakukan dengan
memanfaatkan metodologi Business System Planning
(BSP). Metodologi ini berkaitan dengan upaya bagaimana
sistem informasi seharusnya distrukturkan, diintegrasikan
dan diimplementasikan oleh organisasi dalam jangka
panjang.
o. Roni Yunis (2010)
Menurut Yunis dalam jurnalnya ”PENGEMBANGAN
MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK
PERGURUAN TINGGI”, (15) Penelitian ini membangun
sebuah arsitektur enterprise yang nantinya bisa dijadikan
oleh organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya.
Model arsitektur ini dapat dijadikan sebagai model dasar
bagi institusi perguruan tinggi didalam pengembangan
arsitektur enterprise.
p. Kuswardani Mutyarini (2006)
Menurut Kuswardani Mutyarini dalam jurnalnya
“ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI UNTUK
INSTITUSI PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA”
(16) Perencanaan arsitektur sistem informasi organisasi
adalah sebuah proses yang kompleks, karena itu proses
perencanaan harus dikelola berdasarkan suatu petunjuk
yang jelas dengan tujuan menyelaraskan strategi bisnis
organisasi dan strategi teknologi untuk memberikan hasil
yang maksimal bagi organisasi. Saat ini belum terdapat
kerangka dasar yang khusus untuk melakukan
perancangan arsitektur teknologi informasi untuk institusi
pendidikan. TOGAF ADM adalah metoda di dalam
TOGAF (The Open Group Architecture Framework)
q. Tina Fajrin (2012)
Menurut Tina Fajrin dalam jurnalnya “Analisis Sistem
Penyimpanan Data Menggunakan Sistem Cloud
Computing Studi Kasus SMK N 2 Karanganyar” (17)
37 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018
Analisis sistem penyimpanan data di Cloud Computing
untuk membandingkan efisiensi menggunakan cloud
computing. Oleh sebab itu cloud computing sangat
diperlukan demi mengefisien waktu.
r. Răzvan-Daniel ZOTA (2013)
Menurut Răzvan-Daniel ZOTA dalam jurnalnya
“Cloud Standardization: Consistent Business Processes
and Information” (18) Cloud computing merupakan salah
satu tren yang muncul terbaru dalam komputasi
terdistribusi yang memungkinkan adanya infrastruktur
perangkat keras dan aplikasi perangkat lunak sebagai
layanan. Tulisan ini menawarkan pendekatan umum
untuk standardisasi komputasi awan sebagai sarana
meningkatkan kecepatan adopsi untuk teknologi cloud.
Selain itu, penelitian ini mencoba untuk menunjukkan
bagaimana organisasi dapat mencapai proses bisnis yang
lebih konsisten ketika beroperasi dengan teknologi
komputasi awan. s. Saripudin (2010)
Menurut Saripudin dalam jurnalnya “PERANCANGAN
IT STRATEGIC PLANNING PADA PERGURUAN
TINGGI DI INDONESIA MENGGUNAKAN
METODOLOGI ENTERPRISE ARCHITECTURE
PLANNING TOGAF Studi Kasus: Universitas Pendidikan
Indonesia” Keselarasan antara penerapan TI dengan
strategi bisnis dan tujuan organisasi dapat dicapai melalui
pengelolaan TI yang baik, dengan menggunakan IT
Strategic plan(ITSP) sebagai acuan dalam implementasi
mencapai tujuan strategis organisasi. Optimalisasi
penggunaan teknologi informasi sebagai komponen utama
sistem informasi organisasi dapat berjalan apabila
organisasi telah memiliki dan menjalankan strategi
perencanaan teknologi informasi (IT strategic plan) yang
tepat. Metoda perencanaan strategis teknologi informasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Architecture
Development Method (ADM) yang merupakan komponen
utama dalam TOGAF.
LANDASAN TEORI
Tahapan Rinci Penerapan TOGAF
Sebelum melakukan proses perancangan arsitektur
enteprise maka terlebih dahulu perlu dilakukan
pendefinisian terhadap seluruh kebutuhan (requirement)
yang akan digunakan pada proses perancangam arsitektur.
Gambar 2 Kerangka arsitektur enterprise TOGAF.
Seperti yang diperlihatkan tadi menjelaskan bagaimana
memperoleh arsitektur perusahaan yang spesifik yang
memenuhi syarat atau kebutuhan bisnis.
Gambar 3 TOGAF Enterprise Continuum.
TOGAF menyediakan 2 (dua) model referensi untuk
dipertimbangkan, yang selanjutnya dapat digunakan
dalam enterprise continuum perusahaan:
1. TOGAF Foundation Architectur.
2. Integration Information Infrastructure Reference
Model
3. Tahapan Pengembangan EA dengan TOGAF ADM
Gambar 4 Tahapan Pembangan EA TOGAF
Tahapan pengembangan EA menurut TOGAF ADM
terdiri dari delapan fase yang bersifat iteratif dari A sampai fase H seperti pada gambar 4,. Kedeelapan
langkah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Preliminary Framework and Principles
2. Fase A: Visi Arsitektur (Architecture Vision)
3. Fase B:ArsitekturBisnis (Business architecture)
4. Fase C: Arsitektur Sistem Informasi
(Information System Architecture)
5. Fase D Arsitektur Teknologi (Technology
Architecture)
6. Fase E: Peluang dan Solusi (Opportunities &
Solution)
7. Fase F: Rencana Migrasi (Migration Planning) 8. Fase G : Tata Kelola Implementasi
(Implementation Governance)
9. Fase H: Manajemen Perubahan Arsitektur
(Architecture Change Management)
3.3 Tahapan Perancangan
Dalam tahap perancangan yang dilakukan adalah:
a. Pembuatan Arsitektur Informasi
b. Pembuatan Matriks Fungsional
c. Pembuatan Jaringan Komunikasi Infrastruktur dan
Aturan
d. Pembuatan ERD
38 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018
e. Pengembangan basis data/aplikasi sesuai dengan
objective organisasi.
Penyelasaran Strategi Bisnis Dan Strategi TI
Perencanaan strategi TI dibutuhkan karena perusahaan
menggunakanTI untuk mengimplementasikan strategi
bisnis dan memenangkan persaingan
Gap Analisis
Gap analisi merupakan suatu teknik yang dapat digunakan
untuk melakukan validasi terhadap suatu arsitektur yang
akan dikembangkan (architecture target), dengan
arsitektur yang ada (baseline architecture)
Rencana Penerapan
Rencana penerapan merupakan rencana yang
dipersiapkan untuk mengimplementasikan arsitektur
enterprise. Dasar pembuatan rencana ini adalah model
bisnis, katalog sumber daya informasi dan
arsitekturarsitektur yang telah didefinisikan sebelumnya.
3. METODA PENELITIAN
1.Kerangka Pikir Penelitian
Dalam penelitian ini setiap tahapan akan disesuaikan
dengan kerangka kerja TOGAF
Gambar 5 Diagram Flow Penelitian
Fase preliminary: framework and priciples
Fase ini merupakan tahap persiapan dan permulaan untuk
mendefinisikan kerangka dan prinsip, bertujuan untuk
mengkonfirmasi komitmen dari stakeholder, penentuan
framework dan metodologi detail yang akan digunakan pada pengembangan arsitektur enterprise. Dalam
penelitian ini framework yang dipakai adalah The Open
Group Architecture Framework (TOGAF) dengan
metodologi Architecture Development Method (ADM)
untuk membuat rancangan arsitektur teknologi informasi
adaptif pada Universitas Pamulang.
Fase requirements management
Pada fase ini dilakukan penggalian kebutuhan
(requirements) organisasi serta mendokumentasikan
kebutuhan user. Tujuan fase ini menyediakan proses
pengelolaan kebutuhan arsitektur sepanjang fase pada
siklus ADM, mengidentifikasi kebutuhan enterprise,
menyimpan lalu memberikannya kepada fase yang
relevan. Requirements yang diperlukan pada fase ini
diantaranya administrasi akademik, penyelenggaraan
keuangan, proses penelitian dan pengabdian.
Pengembangan sistem informasi harus sesuai dengan
requirement management untuk mencapai tujuan
organisasi
Fase A : Architecture Vision
Mendefinisikan ruang lingkup, tujuan bisnis, sasaran
bisnis, profil organisasi, struktur organisasi, identifikasi
stakeholder, visi misi organisasi, dan memperoleh persetujuan, serta memetakan semua strategi yang akan
dilakukan. Pada fase ini juga bertujuan menciptakan
keseragaman pandangan mengenai pentingnya arsitektur
enterprise untuk mencapai tujuan organisasi yang
dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan
lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan. Pada
tahapan ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan untuk mendapatkan arsitektur yang ideal.
Fase B : Bussiness architecture
Mendeskripsikan arsitektur bisnis saat ini, sasaran, dan
menentukan celah (gap) diantara arsitektur bisnis. Pada fase ini dilakukan pendefinisian kondisi awal arsitektur
bisnis. Pada fase ini juga dilakukan pemodelan bisnis
dengan memilih tool yang tepat untuk menggambarkan
arsitektur bisnis. Pemodelan arsitektur bisnis dilakukan
dengan mengidentifikasikan area fungsional utama,
menetapkan fungsi bisnis, dan area fungsionalitas
pendukung
Fase C : Information system architecture Menekankan pada bagaimana arsitektur sistem informasi
dibangun yang meliputi arsitektur data dan arsitektur
aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi. Pada arsitektur data, dilakukan dengan mengidentifikasi
seluruh komponen data yang akan digunakan oleh
aplikasi untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan
organisasi berdasarkan kebutuhan area fungsional bisnis
yang telah ditetapkan. Indentifikasi yang dilakukan adalah
menentukan kandidat entitas data, mendefinisikan entitas
data, dan membuat relasi antara fungsi bisnis dan entitas
data. Teknik yang bisa digunakan adalah ER-Diagram,
class diagram, dan object diagram. Pada arsitektur
aplikasi, dilakukan dengan mengidentifikasi kandidat
aplikasi, menentukan jenis aplikasi yang dibutuhkan
untuk memproses data dan mendukung bisnis, serta membuat pemodelan arsitektur aplikasi
3.4.3.4. Fase D : Technology architecture Pada fase ini didefinisikan kebutuhan teknologi untuk
mengolah data. Langkah awal yang dilakukan adalah
menentukan kandidat teknologi yang akan digunakan
untuk menghasilkan pemilihan teknologi untuk platform
teknologi yang ada dalam aplikasi meliputi perangkat
lunak dan perangkat keras. Teknik yang digunakan adalah
dengan mengidentifikasikan prinsip platform teknologi,
yang terdiri atas tujuh area yang meliputi sistem operasi,
manajemen data, aplikasi, perangkat keras, komunikasi, komputasi pemakai, dan keamanan. Teknik ini
39 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018
memberikan gambaran tentang jaringan yang terdapat
pada suatu organisasi. Secara umum arsitektur teknologi
akan membandingkan perencanaan dan pembangunan
teknologi yang lama dan baru. Analisis gap ini akan
menempatkan infrastruktur teknologi baru yang akan
dibutuhkan dalam penerapan kedepannya. Teknik yang
bisa digunakan adalah environment and location diagram,
dan network computing diagram
3.4.3.5. Fase E : Opportunities and solutions Pada fase ini menekankan pada manfaat yang diperoleh
dari arsitektur enterprise. Dilakukan evaluasi gap dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, data,
arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi untuk
selanjutnya membuat strategi untuk solusi. Evaluasi dan
strategi untuk solusi ini dapat dijadikan dasar bagi
stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur
yang akan diterapkan
Fase F : Migration Planning Pada fase ini dilakukan penilaian dalam menentukan
rencana migrasi dari suatu sistem informasi. Untuk
menentukan migrasi yang akan dilakukan dan diterapkan
biasanya pada tahapan ini untuk pemodelannya berdasarkan prioritas dari alur yang berjalan pada unit
organisasi serta keputusan terhadap kebutuhan utama dan
pendukung dalam organisasi terhadap implementasi
sistem informasi.
Fase G: Implementation Governance Menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola
implementasi yang sudah dilakukan, tata kelola yang
dilakukan meliputi tatakelola organisasi, tatakelola
teknologi informasi, dan tatakelola arsitektur.
Mengkonfirmasi ruang
lingkup untuk prioritas penyebaran penerapan yang direncanakan, mempunyai panduan untuk pengembangan
pada proyek yang akan diterapkan, mengatur akan
pelaksanaan operasional penerapan akan hasil dari
proyek.
Fase H: : Architecture Change Management Fase ini melakukan rencana manajemen terhadap
arsitektur yang telah diimplementasikan dengan cara
melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi
dan perubahan lingkungan organisasi yang sedang
berjalan. Serta menentukan apakah akan dilakukan siklus
pengembangan EA berikutnya. Karena tidak tertutup
kemungkinan untuk melakukan pengembangan arstitektur yang telah ada mengingat kebutuhan akan bisnis dari
organisasi tersebut sewaktu-waktu bisa berubah sesuai
dengan kondisi organisasi. Pemantauan perkembangan
sistem informasi yang dibangun, pengelolaan resiko yang
diperlukan jika terjadi dalam perubahan pada tingkat
individu, bisnis organisasi, dan teknologi.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Fase information system architecture Fase ini bertujuan untuk membuat pemodelan arsitektur sistem informasi. Fase ini terdiri dari 2 arsitektur, yaitu
aplikasi dan data. Arsitektur aplikasi membahas tentang
aplikasi yang ada saat ini dan aplikasi yang akan
dirancang sedangkan arsitektur data meliputi arsitektur
data existing saat ini dan arsitektur data usulan, mengacu
pada bisnis architecture yang telah dijabarkan
sebelumnya.
Gambar 6: Proses Perencanaan IT Master Plan
Arsitektur aplikasi saat ini
Aplikasi yang ada saat ini umumnya dikembangkan
secara bersama oleh para sistem analis dan programmer
di IT Support. Dalam mengerjakan sistem informasi
tersebut dilakukan analisis terlebih dahulu untuk
mengetahui proses bisnis dan kebutuhan pada unit kerja
Tabel 1. Daftar Aplikasi yang tersedia
Arsitektur aplikasi yang diharapkan Berdasarkan hal tersebut, maka model dari prinsip
arsitektur dalam aktivitas pengembangan arsitektur
enterprise organisasi bisa memberikan arahan yang jelas terhadap apa yang harus dilakukan dan apa yang akan
dicapai perguruan tinggi untuk mencapai misi TriDharma
perguruan tinggi
40 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018
Gambar 7. Arsitektur Aplikasi
Portofolio aplikasi akan datang
Gambar 8 Rencana Aplikasi kedepan
Fase technology architecture
Tahapan ini bertujuan untuk mengidentifikasikan
platform teknologi saat ini dan melihat secara langsung
penggunaan platform teknologi saat ini terhadap aplikasi
yang digambarkan dalam bentuk matriks, serta membuat
usulan platform teknologi terkait kebutuhan Universitas
Pamulang. Infrastruktur TI terdiri dari peralatan, sistem,
perangkat lunak, dan servis yang digunakan secara umum
di seluruh organisasi
Hasil pemetaaan kondisi infrastruktur berdasar
subdimensi infrastruktur PeGI
Tabel 3 Hasil Penilaian Kondisi Infrastruktur Unpam
Gambar 10 Hasil pemetaan infrastrukture
Fase Opportunities and solutions
41 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018
Pada fase ini dilakukan identifikasi parameter strategis
dengan cara evaluasi gap dari arsitektur enterprise yang
meliputi arsitektur bisnis, data, arsitektur aplikasi,dan
arsitektur teknologi untuk selanjutnya membuat strategi
untuk solusi.
Rancangan kebutuhan organisasi TI Unpam Hasil analisis kebutuhan organisasi Unpam, menunjukkan
perlunya sebuah struktur organisasi TI, namun dengan
posisi kapabilitas yang ditambahkan pada sisi wewenang
dan kontrol pengelolaan TI, termasuk dengan menempatkan CIO sebagai pimpinan dan penanggung
jawab tertinggi organisasi TI. Berkaitan dengan
peningkatan kapabilitas organisasi TI, maka penamaan
organisasi TI tersebut, sebaiknya dikembalikan ke semula
yaitu Pusat Komputer Universitas Pamulang atau dapat
disesuaikan namun tidak berbentuk unit kerja yang
kurang mempunyai kapabilitas yang cukup.
Gambar 12 Rancangan Organisasi TI Unpam
Uji Analisis Tingkat Kematangan Proses TI Analisis tingkat kematangan dilakukan dengan cara
wawancara langsung dan menyebarkan kuisioner kepada
para responden sebagai customer layanan yang terdapat di Unpam.
Responden terdiri dari 10 (sepuluh) orang, 5 (lima) orang
responden mewakili unsur rektorat, fakultas, lembaga dan
dosen, serta 5 (lima) orang responden mewakili unsur
Unit TI, yaitu Kepala IT Support, dan para staf. Kuisioner
dikembangkan dari standar pengelolaan TI COBIT yang
dipetakan terhadap ITIL [ITGI, 2008], dengan mekanisme
dan format kuisioner mengadopsi konsep penilaian yang
dipublikasikan oleh UCISA [UCISA, 2010], setelah
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi Unpam. Yang
menjadi fokus pertanyaan dalam kuisioner adalah terkait area service design, terdiri dari 12 bagian pertanyaan,
meliputi :
a. Prinsip Strategi Layanan
b.Pertimbangan Teknologi Pengembangan Layanan
(Perancangan Layanan)
c.Aspek dan Aktifitas Pengembangan Layanan (Standar
Pengembangan)
d. Mengorganisasi Layanan
e. Mengelola Katalog Layanan
f. Mengelola Tingkat Layanan
g. Mengelola Kapasitas Layanan
h. Mengelola Ketersediaan Layanan
i. Mengelola Keamanan Informasi
j. Mengelola Pemasok k. Mengelola Keberlangsungan Layanan TI
l. Monitoring Layanan TI
Masing-masing pertanyaan tersebut melibatkan 2 (dua)
pertanyaan yang mewakili kondisi saat ini dan kondisi
yang diharapkan, serta dikelompokan menurut 6 (enam)
atribut yang menunjukan tingkat kematangan dari setiap
proses, ke 6 (enam) atribut kematangan proses tersebut,
adalah :
a. Kepedulian dan Komunikasi
b. Kebijakan, Perencanaan dan Prosedur c. Perangkat dan Otomasi
d. Keahlian dan Kepakaran
e. Tanggung Jawab dan Akuntabilitas
f. Penentuan dan Pengukuran Pencapaian Tujuan
Analisis kematangan dilakukan dengan menilai tingkat
kematangan pada setiap pertanyaan yang diajukan, yang
direpresentasikan melalui 6 (enam) tingkatan, yang terdiri
dari :
0-Tidak ada/ tidak terdapat pengelolaan
proses
1-Terdapat pengelolaan proses, namun dilakukan secara ad hoc dan sewaktu-waktu,
serta tidak terorganisir.
2-Terdapat pengelolaan proses secara rutin,
namun dilakukan secara informal dan
intuitive
3-Proses telah terdokumentasi dan
dikomunikasikan, namun belum terintegrasi.
4-Proses telah terstandarisasi dan dilakukan
pemantauan serta pengukuran.
5-Proses telah terotomatisasi dan mencapai
tingkatan best practice. Berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara yang telah
dilakukan, didapatkan jawaban-jawaban dari tingkat
kematangan setiap proses TI saat ini dan tingkat
kematangan proses yang diharapkan atau menjadi target.
Tingkat kematangan dari setiap proses yang ada saat ini,
teridentifikasi berkisar antara tingkat kematangan 1-
(Terdapat pengelolaan proses namun dilakukan secara ad
hoc), hingga tingkat kematangan 2-(Proses telah berulang
namun dilakukan secara informal dan intuitive).
42 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018
Gambar 13 Grafik Tingkat Kematangan Kondisi Saat Ini
Gambar 13 menerangkan Grafik batang dari Tingkat
Kematangan Lalayan TI Unpam bedasarkan data
kuisioner untuk saat ini baru mencapai level diantara 2
dan 3 sedangkan harapan mencapai level diantara 4 dan 5.
Gambar 14 Grafik Kondisi Kesenjangan Tingkat
Kematangan Proses IT Unpam
Gambar 14 menrangkan Grafik Jaring Laba Laba dari
hasil kuisioner dan wawancara pengukuran tingkat
kematangan proses layanan TI di Universitas Pamulang
yang ada saat ini, hasil analisa ditemukan beberapa
informasi yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Seluruh proses TI terkait layanan TI, terdiri dari
12 (dua belas ) proses yang terdapat pada Tabel
4.3, hampir seluruh aktivitas proses pengelolaan
dilakukan secara ad hoc dan reaktif.
2. Proses pengelolaan tingkat dan katalog layanan merupakan proses yang memiliki tingkat
kematangan paling rendah, fakta dilapangan
pengelolaan tingkat dan katalog layanan tidak
terdefinisi dengan baik, tidak terdapat
kesepakatan tingkat layanan dalam bentuk
dokumen, komitmen atau target disetiap unit
kerja, yang dilakukan adalah benar-benar secara
reaktif.
3. Secara umum tingkat kematangan atribut
“keahlian dan kepakaran” serta “perangkat dan
otomasi” memiliki tingkat kematangan yang
paling rendah di setiap proses. Hal ini
disebabkan karena tidak adanya pelatihan atau
peningkatan kemampuan sumber daya manusia
secara formal dan terprogram, yang dilakukan
hanyalah secara reaktif. Perangkat terutama
infrastruktur TI yang dimiliki sebetulnya sudah cukup memadai, namun pemanfaatan dan
pengelolaannya tidak difungsikan sebagaimana
mestinya.
4. Tingkat “kepedulian dan komunikasi” serta
“tanggung jawab” dari pengelolaan layanan
sebetulnya sudah ada, sehingga hampir pada
setiap proses, atribut tersebut memiliki tingkat
kematangan yang paling tinggi, namun kedua
atribut tersebut dilakukan berdasarkan atas
inisiatif individu, karena “kebijakan,
perencanaan dan prosedur” yang mengatur hal tersebut masih terlalu umum, tidak spesifik
mengarah ke area TI. Dan hal ini juga berlaku
untuk atribut “penentuan dan pengukuran
pencapaian tujuan”.
5. Proses pertimbangan teknologi pengembangan
dan standar pengembangan, proses ini telah
mengikuti suatu prosedur tertentu, namun sangat
bergantung pada pengetahuan individu ketika
sumber daya manusia yang terlibat ditunjuk
sebagai tim dalam pengembangan, dan sifatnya
hanya sementara. Belum ada prosedur standar yang ditetapkan secara permanen.
6. Proses pendefinisian dalam mengorganisasi dan
monitoring layanan sudah dilakukan secara rutin,
karena pembagian tugas terkait proses tersebut
sudah didefinisikan dalam dokumen statuta dan
tata kerja universitas, namun dokumen tersebut
bukan secara spesifik mengatur pengelolaan TI,
tetapi pengaturan pengelolaan institusi secara
umum. Pada akhirnya proses mengorganisasi dan
monitoring dilakukan secara rutin namun
intuitive.
7. Proses pengelolaan kapasitas, ketersediaan dan keberlangsungan layanan, proses ini ditunjang
oleh kondisi sumber daya TI yang ada di
Universitas Siliwangi, terutama kondisi
infrastruktur TI yang sudah cukup memadai,
namun pemanfaatannya belum dioptimalkan
karena keterbatasan dan kebergantungan pada
pengetahuan individu.
8. Secara umum kondisi yang terjadi pada seluruh
proses, disebabkan unit TI dalam hal ini IT
Support tidak memiliki panduan, dokumentasi,
serta rencana pengembangan dan strategi
43 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018
blueprint TI yang jelas. Hal ini disebabkan
karena kondisi nomor 3 (tiga).
Dari hasil analisa diatas terlihat bahwa tingkat
kematangan layanan TI Unpam berada pada level 2 – 2,5
masih jauh dibawah level Ideal antara 4 – 5 dimana yang
terlemah pada aspek Mengelola Katalog Layanan
Bedasarkan gambar 4.16 dapat dilihat bahwa Tingkat Kesuksesan TI berada pada status berulang/repeatable
dengan Nilai 47% dengan status “Buruk” mendekati
“Cukup Baik” artinya indikator-indikator pendukung
kesuksesan TI telah dikembangkan dan disadari
kebutuhannya oleh pihak manajemen namun
pelaksanaanya masih bersifat informal dan berdasarkan
intuisi.
Gambar 14. Disign Roadmap IT Master Plan Unpam
5. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
adalah :
1. Perencanaan IT Master Plan menggunakan kerangka
kerja TOGAF ADM dapat menghasilkan suatu
perencanaan strategis teknologi informasi yang
bersifat adaptif sesuai dengan kebutuhan dan selaras
dengan visi misi. IT Master Plan sangat penting pada
saat Teknologi informasi atau sistem informasi akan
dan atau sedang dibangun. IT Master plan
memudahkan dalam pemantauan sudah sampai mana
sistem dibangun atau diimplentasikan. 2. Berdasarkan hasil analisis menggunakan kerangka
kerja TOGAF ADM diperoleh 24 kandidat aplikasi
yang akan dikembangkan, 5 Infrastruktur yang akan di
perbaiki dan 10 inisiatif organisasi dan tata kelola TI
yang harus dibenahi dalam mendukung Kinerja TI di
Unpam..
3. Seluruh tingkat kematangan proses yang ada saat ini
belum mencapai tingkatan kematangan yang
diharapkan, atau sesuai dengan yang menjadi target.
Untuk pencapaian kondisi target tersebut dibutuhkan
proses penyetaraan, berupa pemberian rekomendasi untuk menghilangkan kesenjangan yang terjadi.
SARAN
1. Kajian dan penelitian lanjut sangat diperlukan untuk
penyempurnaan dari model yang telah dibuat, dengan
menggunakan metoda Capability Maturity Model
(CMM) agar dapat dibandingan untuk peningkatan
kualitas model.
2. Dari keseluruhan hasil studi kasus, pihak Unpam
harus menanamkan kesadaran yang tinggi akan
44 | Jurnal Ilmu Komputer JIK Vol. I No. 01 Oktober 2018
perlunya sebuah praktek dan prosedur formal untuk
pencapaian tujuan. Selain itu faktor sumber daya
manusia patut mendapatkan perhatian, terkait keahlian
dan kepakarannya
6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Budi Daryatmo (2007), Perancangan Cetak Biru
Teknologi Informasi,. Vol. 3, No. 3; 2007, Published
by STMIK MDP Palembang.
[2] Ishak dan Alias (2005), Designing A Strategic
Informaion System Planning Metodology For
Malaysian Institutes of Higher Learning (ISP-IPTA).
Volume VI, No. 1, 2005.
[3] Harwikarya, Mujiono Sadikin, Devi Fitrianah, Mohammad Mustofa Sarinanto, Ida Nurhaida, and
Arif R (2015), IS Strategic Plan for Higher
Education Based on COBIT Assessment: A Case
Study, International Journal of Information and
Education Technology, Vol. 5, No. 8, August 2015
[4] Ade Yuliana, Kridanto Surendro (2009),
Rekomendasi Perencanaan Strategi Sistem
Informasi (SI), Jurnal Sekolah Teknik Elektro dan
Informatika Institut Teknologi Bandung,2009.
[5] Veronica S Moertini (2008), ” Pengembangan
Sistem dan Sarana Teknologi Informasi untuk
Perguruan Tinggi Indonesia”. Rapat Umum Anggota APTIK, Bandung, 10-12 Maret 2008.
[6] Firmansyah (2008), dengan judul ” Perancangan
Master Plan Sistem Informasi Manajemen Politeknik
Swadarma ”. Jurnal Kompleksitas Vol 1 Nomor 9
Tahun 2008
[7] Maniah (2011), Information Technology (IT)
MASTER PLAN Badan Geologi Bandung.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL, ISBN : 978-
979-796-189-3.
[8] Afrizal Zein (2016), Perancangan Sistem Informasi
Akademik Dengan Penerapan Zachman Frame Work Studi Kasus Pada Stmik Eresha, Esit Vol 9, No 2
(2016)
[9] Mario Tulenan Parinsi, Hoga Saragih (2011),
Perencanaan strategi IT dalam pengelolaan
management IT Universitas,Vol. 10 – No. 19 Jnuari
– April 2011, ISSN 1412-5528.
[10] Indra Silanegara, Bayu Adhi Tama, Diat Nurhidayat
(2011), Perencanaan Strategis Teknologi Informasi
(Studi Kasus: Politeknik Negeri Jakarta, Vol.6 No.1
(Januari 2011)
[11] Budi Yuwono, Rein Nusa Triputra, Muhammad
Nasri (2009), Iinformation Technologi Plan As An IT Governance Maturity Driver, Journal of
Information Systems, Volume 5, Issues 1, April 2009
[12] Yeni Kustiyahningsih (2013), Perencanaan
Arsitektur Enterprise Menggunakan Metode TOGAF
ADM (Studi Kasus : RSUD Dr.Soegiri Lamongan),
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi
XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli
2013
[13] Rahman Rosyidi, Purwadi (2014), Perancangan
Pengembangan Arsitektur Sistem Informasi
Akademik Dengan Menggunakan TOGAF (Studi
Kasus : STMIK Amikom Purwokerto)
[14] Roni Yunis, Kridanto Surendro (2009). Model
Enterprise Architekture Untuk Perguruan Tinggi Di
Indonesia, Seminar Nasional Informatika 2009
(semnasIF 2009) ISSN: 1979-2328
[15] Aradea, Husni Mubarok, Gea Aristi (2012),
Perancangan Arsitektur Informasi Untuk
Mendukung Pengembangan Sistem Informasi Akademik Di Perguruan Tinggi, Jurnal Penelitian
SITROTIKA Volume 8, Nomor 2, Juli 2012
[16] Roni Yunis, Kridanto Surendro, Erwin S. Panjaitan
(2010), Pengembangan Model Arsitektur Enterprise
Untuk Perguruan Tinggi, Volume 8, Nomor 1,
Januari 2010 : 9–18
[17] Kuswardani Mutyarini (2006), Arsitektur Sistem
Informasi Untuk Institusi Perguruan Tinggi Di
Indonesia, Prosiding Konferensi Nasional Teknologi
Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei
2006 [18] Afrizal Zein (2018), Peran Text Processing Dalam
Aplikasi Penerjemah Multi Bahasa Menggunakan
Ajax Api Google, Jurnal Sainstech Vol 28 No 1
(2018)
[19] Agus Prasetyo Utomo dan Novita Mariana(2011),
Analisis Tata Kelola Teknologi informasi ( It
Governance ) pada Bidang Akademik dengan Cobit
Frame Work Studi Kasus pada Universitas
Stikubank Semarang, Jurnal Teknologi Informasi
DINAMIK Volume 16, No.2, Juli 2011 : 139149,
ISSN : 08549524. [20] Setiawan EB. 2009. Perancangan Strategis Sistem
Informasi IT TELKOM untuk menuju World Class
University. Didalam: Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi: Yogyakarta, 20 Juni 2009.
[21] Saripudin, Arry Akhmad Arman dan Munir (2010),
Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2010, UPI
Press.
[22] The Open Group, TOGAF Version 9.1, Published in
U.S. by The Open Goup, 2011
[23] I Putu Agus Eka Pratama, Handbook Jaringan
Komputer Penerbit Informatika, Bandung.
[24] [DEPKOMINFO]. Dokumen Pemeringkatan e-Govermnment Indonesia (PeGI), 2007.
[25] The IT Governance Institute (2005), COBIT 4.0 :
Control Objectives, Management Guidelines,
Maturity Models, IT Governance Instiutute