Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

19
Sri Baroroh Atika Yuliaty adalah Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Wisnuwardhana Malang NAMA KEGIATAN KETERANGAN : DIKERJAKAN TANGGAL JL. RAYA DRINGU NO. 81 TELP. (0335) 433631 P R O B O L I N G G O JUDUL GAMBAR DIPERIKSA DAN DISETUJUI Ir. ROEDIONO Ir. Moh. NATSIR, M.Si NIP. 19640410 199011 1 001 Ir. PRIJONO, MUM NIP. 19610520 199003 1 006 DIPERIKSA DAN DISETUJUI Skala MENGETAHUI Sal. lebih kecil dari sungai : Sal. irigasi atau : Arah Aliran : Jalan : Batas Kecamatan PERENCANAAN MASTER PLAN DRAINASE KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO Sri Baroroh Atika Yuliaty Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi permasalahan secara keseluruhan kondisi hidrologi dan hidraulik serta penanganannya baik pada sungai utama, anak sungai, saluran drainase primer, sekunder, sampai tersier dan tersusun dalam Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan. Master Plan tersebut digunakan sebagai pedoman pembangunan drainase di kecamatan Kraksaan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai prioritasnya. Dalam penelitian menggunakan analisa hidrologi untuk mencari debit rancangan dan analisa hidraulika untuk mengetahui kapasitas tampungan saluran drainase. Dari hasil penelitian didapatkan 95% saluran eksisting tidak memenuhi kapasitas tampungan. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan, normalisasi, sampai dengan membuat saluran baru. Selain itu perlu direncanakan pengadaan sumur resapan, bozem maupun polder dengan mengutamakan skala prioritas yang disusun dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Kata kunci: Master Plan, drainase. Pada daerah studi umumnya saluran drainase berupa saluran terbuka, dan sebagian memanfaatkan saluran irigasi yang sudah tidak aktif lagi untuk daerah permukiman dan memanfaatkan saluran irigasi untuk areal persawahan. Perubahan fungsi saluran ini mengikuti perkembangan tataguna lahan dan perkembangan Kecamatan Kraksaan. Areal persawahan menyempit sedangkan areal pemukiman terus bertambah maka peralihan fungsi saluran tidak bisa dihindari. Pemeliharaan dan rehabilitasi saluran perlu juga beralih ke instansi yang lebih berkompeten. Gambar 1. Kondisi Saluran Drainase Eksisting Dari survey lapangan yang telah dilakukan, banyak ditemukan saluran irigasi yang masih aktif dan dipergunakan guna kelangsungan cocok tanam dibidang pertanian dengan tanaman padi sebagai produk mayoritas. Hal ini dapat dilihat sebagai contoh pada daerah hulu dari Kali Besuk, pada daerah ini kondisi tanaman padi terlihat sangat baik dan terkelola dengan baik pula. Secara umum pada daerah sisi selatan dari jalan utama (arteri), kondisi persawahan cukup baik bila dibandingkan sisi utara jalan utama (arteri). Di sepanjang jalan utama (arteri) saluran

Transcript of Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

Page 1: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

Sri Baroroh Atika Yuliaty adalah Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Wisnuwardhana Malang

NAMA KEGIATAN

KETERANGAN :

DIKERJAKAN

TANGGAL

JL. RAYA DRINGU NO. 81 TELP. (0335) 433631

P R O B O L I N G G O

JUDUL GAMBAR

DIPERIKSA DANDISETUJUI

Ir. ROEDIONO

Ir. Moh. NATSIR, M.SiNIP. 19640410 199011 1 001

Ir. PRIJONO, MUMNIP. 19610520 199003 1 006

DIPERIKSA DANDISETUJUI

Skala

MENGETAHUI

Sal. lebih kecil dari sungai

: Sal. irigasi atau

: Arah Aliran

: Jalan

: Batas Kecamatan

PERENCANAAN MASTER PLAN DRAINASE

KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Sri Baroroh Atika Yuliaty

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi permasalahan secara

keseluruhan kondisi hidrologi dan hidraulik serta penanganannya baik pada sungai

utama, anak sungai, saluran drainase primer, sekunder, sampai tersier dan tersusun

dalam Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan. Master Plan tersebut digunakan

sebagai pedoman pembangunan drainase di kecamatan Kraksaan secara bertahap

dan berkelanjutan sesuai prioritasnya. Dalam penelitian menggunakan analisa

hidrologi untuk mencari debit rancangan dan analisa hidraulika untuk mengetahui

kapasitas tampungan saluran drainase. Dari hasil penelitian didapatkan 95% saluran

eksisting tidak memenuhi kapasitas tampungan. Oleh karena itu perlu adanya

perbaikan, normalisasi, sampai dengan membuat saluran baru. Selain itu perlu

direncanakan pengadaan sumur resapan, bozem maupun polder dengan

mengutamakan skala prioritas yang disusun dalam jangka pendek, menengah

maupun jangka panjang.

Kata kunci: Master Plan, drainase.

Pada daerah studi umumnya saluran drainase berupa saluran terbuka, dan

sebagian memanfaatkan saluran irigasi yang sudah tidak aktif lagi untuk daerah

permukiman dan memanfaatkan saluran irigasi untuk areal persawahan. Perubahan

fungsi saluran ini mengikuti perkembangan tataguna lahan dan perkembangan

Kecamatan Kraksaan. Areal persawahan menyempit sedangkan areal pemukiman

terus bertambah maka peralihan fungsi saluran tidak bisa dihindari. Pemeliharaan

dan rehabilitasi saluran perlu juga beralih ke instansi yang lebih berkompeten.

Gambar 1. Kondisi Saluran Drainase Eksisting

Dari survey lapangan yang telah dilakukan, banyak ditemukan saluran irigasi

yang masih aktif dan dipergunakan guna kelangsungan cocok tanam dibidang

pertanian dengan tanaman padi sebagai produk mayoritas. Hal ini dapat dilihat

sebagai contoh pada daerah hulu dari Kali Besuk, pada daerah ini kondisi tanaman

padi terlihat sangat baik dan terkelola dengan baik pula. Secara umum pada daerah

sisi selatan dari jalan utama (arteri), kondisi persawahan cukup baik bila

dibandingkan sisi utara jalan utama (arteri). Di sepanjang jalan utama (arteri) saluran

Page 2: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

44 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

drainase sebagian besar berupa saluran tertutup dengan inlet yang terletak dibagian

pinggir trotoar dan berjarak ± 6-8 meter.

Saluran yang ada di daerah studi saat ini beberapa titik masih tidak beraturan,

baik itu ditinjau dari sisi arah aliran ataupun ditinjau dari sisi dimensi. Hal ini sangat

memungkinkan terjadinya luapan pada titik-titik tertentu atau pada saluran yang

tidak dapat menampung akumulasi debit yang terjadi ketika air dengan debit yang

lebih besar tiba. Oleh karena itu diperlukan suatu wacana pemecahan masalah agar

tidak terjadi genangan yang dirasa dapat mengganggu aktivitas manusia sekitar

daerah studi.

Dalam penyusunan analisa sistem drainase yang baik tentunya perlu dibuat

suatu skema jaringan drainase yang ada di daerah studi, hal ini berkaitan dan

menentukan langkah yang diambil dalam pemilihan alternatif solusi nantinya. Dari

hasil survey pengukuran akan dapat dibuat suatu lay out yang secara skematik

menunjukkan arah aliran air yang ada di saluran drainase eksisting, dengan demikian

dapat ditentukan outlet terdekat sebagai pematus saluran drainase dengan sungai

sebagai saluran akhirnya.

1

2

6

3

10

7

13 12

4

5

8

11

9

14

15

19 18 17

16

20222627

2125

24

23

28

29

31

30

33

3234

Sa

lura

n K

ali

Bra

nta

s

Gambar 2. Lay Out Sistem Drainase Eksisting

Secara umum sistem drainase di wilayah kajian masih menggunakan sistem

drainase gabungan (mix drain) dimana pembuangan air limbah domestik/air kotor

dan air hujan dialirkan melalui satu saluran, dimana hal ini disebabkan karena

terbatasnya lahan untuk saluran drainase. Dalam proses analisa dan pengerjaan

tentunya akan memperhitungkan saluran sekunder ataupun saluran lain yang ikut

masuk dan memberi kontribusi debit kepada daerah studi. Dari beberapa titik

pengamatan awal, banyak saluran sekunder yang mengarah ke daerah studi namun

sebelum masuk ke saluran yang ada di sepanjang jalan arteri, debit tersebut telah

dibelokkan ke saluran primer atau utama dan akhirnya mengumpul ke sungai atau

saluran besar.

ANALISA HIDROLOGI

Untuk keperluan rencana sistem jaringan drainase, data hidrologi yang

diperlukan adalah data curah hujan rerata diseluruh daerah pengaliran. Data ini harus

Page 3: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

45 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

dikumpulkan dengan jangka waktu yang cukup panjang dari beberapa stasiun

penakar hujan sehingga diperoleh hasil perhitungan yang teliti. Jumlah stasiun hujan

sangat tergantung pada stasiun hujan yang paling berpengaruh untuk daerah studi.

Uji Konsistensi Data

Uji konsistensi data dilakukan jika data hujan tidak konsisten karena

perubahan atau gangguan lingkungan disekitar tempat penakar hujan dipasang, yang

memungkinkan terjadi penyimpangan terhadap trend semula. Hal tersebut dapat

diselidiki dengan menggunakan lengkung massa ganda seperti pada Gambar 3.

Apabila terjadi penyimpangan ABC’ maka dapat dikoreksi menjadi garis

ABC dengan rumus sebagai berikut (Nemec, 1973: 178):

o

o

Htg

tgHz .

Dimana

Hz : data hujan terkoreksi (mm)

Ho : data hujan pada stasiun pengamatan (mm)

Tg : kemiringan garis sebelum penyimpangan

Tg o: kemiringan garis setelah penyimpangan

05000 10000 15000

5000

10000

15000

curah hujan komulatif di stasiun lain

cura

h h

uja

n d

i sta

siu

n p

engam

ata

n

data terkoreksi

data lapangan

Yo

Y1

HoHz

Xo

o

tg o = Yo/Xo

tg = Y1/Xo

A

C

C'

B

(mm)

(mm)

Gambar 3. Lengkung Massa Ganda

Curah Hujan Rerata Daerah (Average Basin Rainfall)

Untuk menentukan besarnya curah hujan rerata daerah digunakan cara

polygon Theissen dengan memperhatikan sebaran dari n stasiun hujan yang tidak

merata. Cara ini memberikan bobot tertentu untuk setiap stasiun hujan dengan

pengertian bahwa setiap stasiun hujan dianggap mewakili hujan dalam suatu daerah

dengan luas tertentu. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut (Suyono

Sosrodarsono, 1983: 27):

nnrerata PRPRPRR ........... 2211

Dimana

R : tinggi curah hujan rata-rata daerah

(mm)

Page 4: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

46 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

R1,R2..Rn : tinggi curah hujan pada titik

pengamatan (mm)

A

AP

A

AP

A

AP n

n

..........., 22

11 : koefisien Theissen pada titik pengamatan

(mm)

A1,A2…An : luas daerah tiap titik pengamatan (km2)

Hujan Rancangan Maksimum

Hujan rancangan maksimum adalah curah hujan terbesar tahunan yang

mungkin terjadi di suatu daerah dengan kala ulang tertentu. Dalam suatu perhitungan

tentunya banyak pemilihan distribusi yang dapat dipakai, yakni dapat memakai

metode Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi Log Pearson, ataupun

Distribusi Gumbel. Hal ini disesuai dengan daerah studi, yaitu terlebih dahulu data-

data hujan didekatkan dengan suatu sebaran distribusi, agar dalam memperkiraan

besarnya debit banjir tidak sampai jauh melenceng dari kenyataan banjir yang terjadi.

Dari hasil analisa maka distribusi yang digunakan adalah distribusi dengan

menggunakan Metode Gumbel.

Distribusi Normal Distribusi ini mempunyai Probability density function sebagai berikut:

P'(X) = 1

2

. e

[-(x- ]

2

2

2

)

Dimana

: varian

: rata-rata.

Sifat khas lain distribusi ini yaitu nilai asimetrisnya (skewnes) hampir sama

dengan nol dan dengan kurtosis 3.

Ditribusi Log-Normal Probabilitas density function distribusi ini adalah :

1 1nx - n2

P'(X) = eksp [ -1/2 [ ] ] ; ( > 0 )

x n 2 n

Dimana

n = 1

2

4

2 2ln

n

2

2 2

2

ln

Besar asimetrinya (skewnes) adalah :

v v

3 3

Dimana

Page 5: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

47 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

v ne2

10 5.

kurtosis (Ck ) = v v v v

8 6 4 26 15 16 3

Dengan persamaan (1), dapat didekati dengan nilai asimetri 3 dan selalu

bertanda positif. Atau nilai skewnes Cs kira-kira sama dengan tiga kali

nilai koefisien variasi Cv.

Log Pearson Type III

Perhitungan hujan rancangan maksimum dipilih cara Log Pearson III dengan

pertimbangan bahwa cara ini lebih fleksibel dan dapat dipakai untuk semua sebaran

data (Pilgrim, 1991:207). Langkah-langkah perhitungan hujan rancangan adalah

sebagai berikut (Soemarto, 1987: 243):

1. Hujan harian maksimum diubah dalam bentuk logaritma.

2. Menghitung harga logaritma rata-rata dengan persamaan:

n

Xi

X

n

i

1

log

log

3. Hitung Simpangan Baku(standar deviasi) dengan persamaan:

1

)log(log1

2

n

XXi

S

n

i

4. Hitung koefisien kepencengan (Cs) dengan persamaan:

))(2)(1(

)log(log

3

1

3

Snn

XXin

Cs

n

i

5. Hitung harga logaritma XT sesuai persamaan:

SGXX T .loglog

6. Besarnya curah hujan rancangan adalah antilog dari log XT.

Dimana

log Xi : nilai logaritma dari hujan rata-rata maksimum daerah.

Xlog : rata-rata logaritma hujan rata-rata maksimum daerah.

S : simpangan baku (standar deviasi).

Cs : koefisien kepencengan.

n : jumlah data.

G : variabel yang besarnya tergantung pada harga koefisien

kepencengan dan harga kala ulangnya.

Log XT : nilai logaritma dari curah hujan rancangan dengan kala ulang

tertentu.

Metode Gumbel

P X eC X

C B

A

; A 1281. / ; B 0 45.

Page 6: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

48 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Dalam penggambaran pada kertas kementakan dapat dituliskan sebagai

berikut:

X y yN n /

Hubungan antara faktor frekwensi K dengan kala ulang T dapat disajikan

dalam persamaan sebagai berikut:

K 6/ .5772 ln ln T X / T X 1 0

Secara umum frekwensi analisis dapat disederhanakan dalam bentuk: X X sKT

Dimana

XT : Besaran dengan kala ulang tertentu

X : besaran rata rata

s : simpangan baku

Pemeriksaan Uji Kesesuaian Distribusi

Untuk mengetahui apakah data tersebut benar sesuai dengan jenis sebaran

teoritis yang dipilih maka perlu dilakukan pengujian lebih lanjut. Untuk keperluan

analisis uji kesesuaian dipakai dua metode statistik sebagai berikut:

Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan menggambarkan probabilitas untuk tiap data,

yaitu dari perbedaan distribusi empiris dan distribusi teoritis yang disebut max.

Dalam bentuk persamaan dapat ditulis (Sri Harto, 1993:180):

)()(max ET PP

Dimana:

max : selisih maksimum antara peluang teoritis dan peluang empiris

P(T) : peluang teoritis

P(E) : peluang empiris

Langkah berikutnya adalah membandingkan max dengan cr. Interpretasinya

adalah:

1. max < cr, maka distribusi teoritis yang digunakan dapat diterima

2. max > cr, maka distribusi teoritis yang digunakan tidak dapat diterima

Penyimpangan tersebut kemudian dibandingkan dengan penyimpangan kritis

yang masih diijinkan ( cr), pada proyek ini digunakan nilai kritis (significant

level) = 5 %. Nilai kritis * untuk pengujian ini tergantung pada jumlah data

dan

Uji Chi-Square

Tes uji chi-Square dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi

peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data

yang dianalisa. Persamaan yang digunakan dalam uji chi-Square adalah (Shahin,

1976: 186):

G

i

hEi

EiOiX

1

22

Dimana

Xh2 : parameter chi-Square terhitung

G : jumlah sub kelompok

Oi : jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke –i

Ei : Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-i

Page 7: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

49 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Jumlah kelas distribusi dihitung dengan rumus (Shahin, 1976: 186):

K = 1 + 3,22 log n

Sedangkan harga derajat kebebasan dapat dicari dengan persamaan (Shahin,

1976: 186):

Dk = k – 1 – m

Dimana

K : jumlah klas distribusi

n : banyaknya data

Dk : derajat kebebasan

k : jumlah klas distribusi

m : parameter, untuk chi-Square = 2

Besarnya nilai kritis (Xcr2) dapat dilihat dengan interpretasinya:

1. Xh2

< Xcr2 , maka distribusi teoritis yang digunakan dapat diterima

2. Xh2

> Xcr2 , maka distribusi teoritis yang digunakan tidak dapat diterima

Debit Banjir Rancangan

Untuk mendapatkan kapasitas saluran drainasi, terlebih dahulu harus dihitung

jumlah air hujan dan jumlah air kotor atau buangan yang akan dibuang melalui

saluran drainasi tersebut. Debit banjir (Qb) adalah debit air hujan (Q1) ditambah

debit air kotor (Q2). Untuk memperoleh debit banjir rancangan, maka debit banjir

hasil perhitungan ditambah dengan kandungan sedimen yang terdapat dalam aliran

banjir sebesar 10% sehingga diperoleh hasil (Suyono Sosrodarsono, 1994: 328):

QRanc = 1,1 x Qbanjir

QRanc = 1,1 x ( Q1 + Q2 )

Dalam perhitungan ini, kecepatan aliran banjir dianggap konstan meskipun

konsentrasi sedimen tinggi.

1. Debit Akibat Curah Hujan

AICQ ..6,3

1

Dimana

Q : debit banjir maksimum (m3/det)

C : koefisien pengaliran

I : intensitas hujan rerata selama waktu tiba banjir

A : luas daerah pengaliran (km2)

Sedangkan rumus rasional termodifikasi (jika daerah pengaliran lebih dari 0,8

km2) adalah sebagai berikut (Suhardjono,1984:14) :

AICCsQ ....6,3

1

tstc

tcCs

2

2

Dimana

Cs : koefisien penampungan

tc : waktu konsentrasi (menit)

ts : waktu aliran disaluran (menit)

Page 8: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

50 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Koefisien Pengaliran

Untuk menentukan harga koefisien pengaliran (Cm) adalah (Subarkah, 1980:

51):

n

i

i

n

i

ii

A

CA

Cm

1

1

.

Dimana

Cm : koefisien pengaliran rata-rata

Ai : luas masing-masing tata guna lahan

Ci : koefisien pengaliran masing-masing tata guna lahan

n : banyaknya jenis penggunaan tanah dalam suatu pengaliran

Intensitas Hujan

Untuk mendapatkan intensitas hujan selama waktu konsentrasi digunakan

rumus Mononobe (Suyono Sosrodarsono, 1983: 145): 32

24 24

24

tc

RI

Dimana

R24 : curah hujan maksimum harian dalam 24 jam (mm)

I : intensitas hujan (mm/jam)

tc : waktu konsentrasi (jam)

Waktu konsentrasi adalah lama waktu yang diperlukan oleh air hujan yang

jatuh di tempat terjauh mencapai titik yang ditinjau pada suatu daerah pengaliran.

Untuk saluran didaerah perkotaan, nilai tc adalah waktu yang dibutuhkan oleh air

untuk mengalir diatas permukaan tanah sampai ke saluran terdekat (to) ditambah

waktu aliran air didalam saluran (ts) samapi ke titik yang ditinjau. Dalam perumusan

adalah (Suhardjono, 1984: 15):

tc = to + ts

Perhitungan to untuk panjang daerah pengaliran kurang dari 400 m digunakan

persamaan Kirpich (Subarkah, 1980: 50): 77,0

0195,0

S

Lto

v

Lts

Dimana

to : waktu aliran permukaan (menit)

L : panjang antara titik terjauh dengan inlet atau titik yang ditinjau (m)

S : kemiringan rerata permukaan tanah

ts : waktu aliran di saluran (menit)

v : kecepatan aliran di saluran (m/det)

Page 9: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

51 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Tabel 1. Nilai Koefisien Pengaliran

Jenis Permukaan/Tata Guna Tanah Koefisien Pengaliran

1. Perumputan

- Tanah pasir, slope 2 % 0.05 - 0.1

- Tanah pasir, slope 2 - 7 % 0.10 - 0.15

- Tanah Pasir, slope 7 % 0.15 - 0.32

- Tanah gemuk, slope 2 % 0.13 - 0.17

- Tanah gemuk, slope 2 - 7 % 0.17 - 0.22

- Tanah gemuk, slope 7 % 0.25 - 0.35

2. Perkantoran

- Pusat kota 0.75 - 0.95

- Daerah pinggiran 0.50 - 0.7

3. Perumahan

- Kepadatan 20 rumah/ha 0.50 - 0.60

- Kepadatan 20 - 60 rumah/ha 0.60 - 0.80

- Kepadatan 60 - 160 rumah/ha 0.70 - 0.90

4. Perindustrian

- Industri ringan 0.50 - 0.60

- Industri berat 0.60 - 0.90

5. Pertanian 0.45 - 0.55

6. Perkebunan 0.20 - 0.30

7. Pertamanan, kuburan 0.10 - 0.25

8. Tempat bermain 0.20 - 0.35

9. Jalan

- Beraspal 0.70 - 0.95

- Beton 0.80 - 0.95

- Batu 0.70 - 0.85

10. Daerah yang dikerjakan 0.10 - 0.30

Sumber: I. Subarkah, 1980: 50

Perhitungan Pertumbuhan Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk pada daerah studi pada awal perencanaan dimulai dan

pada tahun-tahun yang akan datang harus diperhitungkan untuk menghitung air

buangan. Untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada tahun-tahun yang akan

datang digunakan:

Pertumbuhan Eksponensial

Ramalan pertambahan penduduknya adalah :

Pn = Po x ern

Dimana

Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n

Po : jumlah penduduk pada awal tahun

r : angka pertumbuhan penduduk

n : interval waktu (tahun)

e : bilangan logaritma (2,71828)

Pertumbuhan Geometri

Ramalan laju pertumbuhan Geometri adalah sebagai berikut :

Pn = Po x (1 + r)n

Page 10: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

52 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Dimana

Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n

Po : jumlah penduduk pada awal tahun

r : angka pertumbuhan penduduk

n : interval waktu (tahun)

Debit Air Kotor

Qak = A

xPn 00093,0

Dimana

Pn : jumlah penduduk (jiwa

A : luas daerah (km2).

Analisa Hidrolika

Besar kapasitas saluran drainasi dihitung berdasarkan kondisi steady flow

menggunakan rumus Manning (Ven.Te Chow, 1989):

Q = V . A

V = 1/n . R2/3

. S1/2

Dimana

Q : debit air (m3/dt)

V : kecepatan aliran (m/dt)

A : luas penampang basah (m2)

n : koefisien kekasaran Manning

R : jari-jari hidrolis (m)

S : Kemiringan dasar saluran Tabel 2. Nilai Koefisien Kekasaran Manning (n)

Tipe Saluran n

A. Saluran Tertutup Terisi Sebagian

1. Gorong-gorong dari beton lurus dan bebas kikisan

2. Gorong-gorong dengan belokan dan sambungan

3. Saluran pembuang lurus dari beton

4. Pasangan bata dilapisi dengan semen

5. Pasangan batu kali disemen

0,010 – 0,013

0,011 – 0,014

0,013 – 0,017

0,011 – 0,014

0,015 – 0,017

B. Saluran dilapis atau disemen

1. Pasangan bata disemen

2. Beton dipoles

3. Pasangan batu kali disemen

4. Pasangan batu kosong

0,012 – 0,018

1,013 – 0,016

0,017 – 0,030

0,023 – 0,035

Sumber: Ven Te Chow, 1985

METODE PENELITIAN

Metode penyusunan sistem informasi yang dimaksud dibuat dengan langkah

dan tahapan yang cukup jelas sehingga diharapkan nantinya didapatkan suatu sistem

informasi jaringan drainase yang jelas pula dan mudah dipahami oleh pembaca atau

pemakai kepentingan.

Page 11: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

53 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Data atribut/tabular yang berupa hard copy diubah dalam bentuk digital

dengan menggunakan suatu aplikasi database yang mendukung DBMS (Data Base

Manajement System), misalnya Microsoft Acces atau lainnya.

Data spatial (peta) yang masih berupa hard copy dirubah dalam bentuk digital

dengan cara mendigitasi menggunakan aplikasi AutoCad, kemudian dilakukan proses

topologi, yaitu proses pemberian identifikasi yang unik pada tiap obyek peta

sehingga nantinya dapat digabungkan dengan data berupa tabular yang juga

mempunyai identifikasi unik. Proses penggabungan data yang berupa spatial dan data

atribut disebut proses Join Item. Proses Join Item ini dilakukan dengan bantuan

aplikasi ArcGIS. Tahapan-tahapan yang dilewati sehingga tersusun Sistem

Informasi, dapat digambarkan dalam bentuk flow chart berikut:

Gambar 4. Bagan Alir Tahapan Penyusunan Sistem Informasi

Sebelum membuat program terlebih dahulu direncanakan rancangan program

dan output yang akan ditampilkan didalam program. Berikut output program yang

akan ditampilkan meliputi:

a. Peta daerah studi yang dilengkapi arah aliran saluran drainase.

b. Data teknis drainase:

Nama Jalan/Saluran

Tipe Konstruksi (Pas. Batu Kali/Beton dll)

Dimensi Saluran Existing dan Rencana (B, H, m, S)

Arah aliran

Kapasitas saluran Existing

Start

Data Atribut/

TabularData Peta

Memasukkan data

kedalam aplikasi

DBMS (Data Base

Manajement

System)

Digitasi

Validasi data

Editing data

Topologi

Validasi data

Editing data

Join Item

Pembuatan

Program

End

No

yes

No

Data Atribut/Ta

bular

Data Peta

Page 12: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

54 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Debit Rencana

Dokumentasi (foto) saluran drainase

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Perhitungan Curah Hujan Maksimum

No Tanggal Tahun CHmax

1 21 pebruari 2000 175.00

2 17 nopember 2001 145.00

3 30 januari 2002 175.00

4 28 desember 2003 109.00

5 4 januari 2004 120.00

6 26 desember 2005 138.00

7 21 maret 2006 154.00

8 27 aprill 2007 200.00

9 18 januari 2008 149.00

10 10 juni 2009 102.00

Sumber: Analisa Data

Ada beberapa metode untuk menghitung besarnya curah hujan rancangan

antara lain, Metode E.J. Gumbel, Log Pearson Type III, Rasional, Normal, Log

Normal. Untuk menentukan distribusi frekuensi yang digunakan, maka terlebih

dahulu dihitung besarnya parameter statistik yaitu Cs atau koefisien skewness dan Ck

atau koefisien kurtosis. Hasil perhitungan Uji Pemilihan distribusi frekwensi dapat

dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 4. Uji Pemilihan Distribusi Frekwensi

1 2009 102.00 -44.70 1998.09 -89314.62 3992363.65

2 2003 109.00 -37.70 1421.29 -53582.63 2020065.26

3 2004 120.00 -26.70 712.89 -19034.16 508212.15

4 2005 138.00 -8.70 75.69 -658.50 5728.98

5 2001 145.00 -1.70 2.89 -4.91 8.35

6 2008 149.00 2.30 5.29 12.17 27.98

7 2006 154.00 7.30 53.29 389.02 2839.82

8 2000 175.00 28.30 800.89 22665.19 641424.79

9 2000 175.00 28.30 800.89 22665.19 641424.79

10 2007 200.00 53.30 2840.89 151419.44 8070655.99

Jumlah 1467.00 0.00 8712.10 34556.16 15882751.78

Rerata x 146.70

S 31.11

n 10

Sumber : Perhitungan

Cs = 0.159 0.0000 0.1593575 0.478072454

Ck = 3.363 0.0000 -0.63992 3.363

Cv = 0.212 0 968.01111

No. (Xi - Xrt)4

(Xi - Xrt)3

(Xi - Xrt)2(Xi - Xrt)XiTahun

Tabel 5. Hasil pemilihan Distribusi Frekwensi

Sumber : Harto, 1993:245

Memenuhi

Memenuhitidak memenuhi tidak memenuhi

- 0.05 < Cs < 0.05 0.159 >1.1395

tidak memenuhi tidak memenuhi

Ck > 5.4

2.7 < Ck < 3.3 3.363 >5.4 tidak ada batasan

tidak ada batasan

2.7 < Ck < 3.3

Distribusi Normal Distribusi Gumbel Distribusi Log Pearson

- 0.05 < Cs < 0.05 Cs > 1.1395

Page 13: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

55 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Curah Hujan Rancangan

Hasil analisa perhitungan curah hujan rancangan dengan menggunakan

distribusi Log Pearson III disajikan dalam bentuk tabel. Sedangkan uji kesesuaian

distribusi dengan menggunakan Uji Smirnov-Kolmogorov dan Chi-Square masing-

masing juga dapat dilihat dalam tabel berikutnya.

Tabel 6. Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson III

No. Tahun Xi (mm) P (%) Log Xi Log Xi-Log X (Log Xi-Log X)3

1 2009 102.00 9.09 2.01 -0.149 -0.003296

2 2003 109.00 18.18 2.04 -0.120 -0.001728

3 2004 120.00 27.27 2.08 -0.078 -0.000479

4 2005 138.00 36.36 2.14 -0.018 -0.000005

5 2001 145.00 45.45 2.16 0.004 0.000000

6 2008 149.00 54.55 2.17 0.016 0.000004

7 2006 154.00 63.64 2.19 0.030 0.000027

8 2000 175.00 72.73 2.24 0.086 0.000627

9 2000 175.00 81.82 2.24 0.086 0.000627

10 2007 200.00 90.91 2.30 0.144 0.002961

1467.00 21.57

146.70 2.157

31.11 0.09

Sumber : hasil perhitungan

Jumlah

Rerata

Stand. Dev

Tr R rata-rata Std Deviasi Kemencengan Peluang

(tahun) (Log) (log) (Cs) (%) Log mm

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]

1 1.01 2.157 0.094 -0.211 99 -2.480 1.924 84.03

2 2 2.157 0.094 -0.211 50 0.035 2.161 144.78

3 5 2.157 0.094 -0.211 20 0.850 2.237 172.71

4 10 2.157 0.094 -0.211 10 1.257 2.275 188.57

5 20 2.157 0.094 -0.211 5 1.606 2.308 203.37

6 25 2.157 0.094 -0.211 4 1.676 2.315 206.47

7 50 2.157 0.094 -0.211 2 1.939 2.340 218.56

8 100 2.157 0.094 -0.211 1 2.170 2.361 229.75

9 200 2.157 0.094 -0.211 0.5 2.306 2.374 236.63

10 1000 2.157 0.094 -0.211 0.1 2.794 2.420 262.98

Sumber : Hasil Perhitungan

Keterangan :

[1] = Nomor [6] = (1/Tr)*100

[2] = Kala Ulang [7] = tabel faktor sifat distribusi log person III

[3] = (SlogXi)/n berdasarkan nilai Cs dan peluang atau kala ulang

[4] = ((S(LogXi-LogX))/(n-1))0,5

[8] = LogX + K.SLogX

[5] = (n.S(LogXi-LogX)3)/((n-1)(n-2)(SLogX)

3) [9] = antilog dari LogX

No KCurah Hujan Rancangan

Page 14: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

56 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Tabel 7. Faktor Frekuensi untuk Distribusi Log Pearson Type III (Cs -) T (th) 1.0101 1.0526 1.1111 1.25 2 5 10 25 50 100 200 1000

Cs:P(%) 99 95 90 80 50 20 10 4 2 1 0.5 0.1

0 -2.326 -1.645 -1.202 -0.842 0.000 0.842 1.282 1.751 2.054 2.326 2.576 3.090

-0.1 -2.400 -1.673 -1.292 -0.336 0.017 0.846 1.270 1.716 2.000 2.252 2.482 2.950

-0.2 -2.472 -1.700 -1.301 -0.830 0.033 0.850 1.258 1.680 1.945 2.178 2.308 2.810

-0.3 -2.544 -1.726 -1.309 -0.824 0.050 0.853 1.245 1.643 1.890 2.104 2.291 2.670

-0.4 -2.615 -1.750 -1.317 -0.816 0.066 0.855 1.231 1.606 1.834 2.029 2.201 2.530

-0.5 -2.606 -1.774 -1.323 -0.808 0.083 0.856 1.216 1.567 1.777 1.955 2.108 2.400

-0.6 -2.755 -1.797 -1.320 -0.880 0.099 0.857 1.200 1.528 1.720 1.880 2.016 2.270

-0.7 -2.824 -1.019 -1.333 -0.790 0.116 0.857 1.183 1.488 1.663 1.806 1.926 2.140

-0.8 -2.021 -1.039 -1.336 -0.780 0.132 0.856 1.166 1.448 1.606 1.733 1.837 2.020

-0.9 -2.057 -1.050 -1.339 -0.769 0.140 0.854 1.147 1.407 1.549 1.660 1.749 1.900

-1.0 -3.022 -1.077 -1.340 -0.758 0.164 0.852 1.170 1.366 1.492 1.508 1.664 1.790

-1.1 -3.087 -1.894 -1.341 -0.745 0.18 0.848 1.107 1.324 1.435 1.518 1.581 1.68

-1.2 -3.149 -1.91 -1.34 -0.732 0.195 0.844 1.086 1.282 1.379 1.449 1.501 1.58

Tabel 8. Faktor Frekuensi untuk Distribusi Log Pearson Type III (Cs +) T (th) 1.0101 1.0526 1.1111 1.25 2 5 10 25 50 100 200 1000

Cs:P(%) 99 95 90 80 50 20 10 4 2 1 0.5 0.1

0.0 -2.326 -1.645 -1.282 -0.842 0.000 0.842 1.282 1.751 2.045 2.376 2.576 3.090

0.1 -2.252 -1.616 -1.270 -0.085 0.017 0.836 1.297 1.785 2.107 2.400 2.670 3.230

0.2 -2.170 -1.538 -1.258 -0.850 0.033 0.830 1.301 1.818 2.159 2.472 2.763 3.380

0.3 -2.130 -1.555 -1.245 -0.853 0.050 0.824 1.309 1.849 2.211 2.544 2.856 3.520

0.4 -2.029 -1.524 -1.231 -0.855 0.066 0.816 1.317 1.880 2.261 2.615 2.947 3.670

0.5 -1.955 -1.491 -1.216 -0.856 0.083 0.808 1.323 1.910 2.311 2.606 3.041 3.810

0.6 -1.880 -1.458 -1.200 -0.857 0.079 0.800 1.328 1.939 2.359 2.755 3.132 3.960

0.7 -1.806 -1.423 -1.183 -0.857 0.116 0.790 1.333 1.967 2.407 2.824 3.223 4.100

0.8 -1.733 -1.388 -1.166 -0.856 0.132 0.780 1.336 1.993 2.453 2.891 3.312 4.240

0.9 -1.660 -1.353 -1.147 -0.854 0.148 0.769 1.339 2.018 2.498 2.957 3.401 4.390

1.0 -1.588 -1.317 -1.128 -0.852 0.164 0.758 1.340 2.043 2.542 3.022 3.489 4.530

1.1 -1.518 -1.280 -1.107 -0.018 0.180 0.745 1.341 2.066 2.585 3.087 3.575 4.670

1.2 -1.449 -1.243 -1.086 -0.844 -0.195 0.732 1.340 2.087 2.626 3.149 3.661 4.810

1.3 -1.388 -1.206 -1.064 -0.838 -0.210 0.719 1.339 2.108 2.666 3.211 3.745 4.960

1.4 -1.318 -1.163 -1.041 -0.832 -0.225 0.705 1.337 2.128 2.706 3.271 3.828 5.100

1.5 -1.256 -1.131 -1.018 -0.825 -0.240 0.690 1.333 2.146 2.743 3.330 3.910 5.230

1.6 -1.197 -1.093 -0.994 -0.817 -0.254 0.675 1.329 2.163 2.780 3.388 3.990

1.7 -1.140 -1.056 -0.970 -0.808 -0.268 0.660 1.324 2.179 2.815 3.444 4.069

1.8 -1.087 -1.020 -0.945 -0.799 -0.282 0.643 1.318 2.193 2.848 3.499 4.147

1.9 -1.037 -0.984 -0.920 -0.788 -0.294 0.627 1.310 2.207 2.881 3.553 4.223

2.0 -0.990 -0.949 -0.895 -0.777 -0.307 0.609 1.302 2.219 2.912 3.605 4.298

Sumber : CD Soemarto, Hidrologi Teknik

Tabel 9. Tabel Uji Smirnov-Kolmogorov No Xi (mm) Log Xi Pe K Pr Pt D (Pt-Pe)

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

1 102.00 2.009 0.091 -1.584 0.815 0.185 0.094

2 109.00 2.037 0.182 -1.277 0.756 0.244 0.063

3 120.00 2.079 0.273 -0.833 0.669 0.331 0.058

4 138.00 2.140 0.364 -0.187 0.543 0.457 0.093

5 145.00 2.161 0.455 0.042 0.499 0.501 0.047

6 149.00 2.173 0.545 0.168 0.474 0.526 0.020

7 154.00 2.188 0.636 0.320 0.444 0.556 0.081

8 175.00 2.243 0.727 0.911 0.329 0.671 0.057

9 175.00 2.243 0.818 0.911 0.329 0.671 0.147

10 200.00 2.301 0.909 1.529 0.209 0.791 0.118

21.574 D max = 0.147

Rerata(LogX) 2.157 n 10

Std. Dev(SLogX) 0.094

-0.211

Sumber : Hasil Perhitungan

Keterangan :

[1] = Nomor [5] = (LogXi-LogX)/SlogX

[2] = Data [6] = (Interpolasi berdasarkan nilai Cs dan K)/100

[3] = Log Xi [7] = 1-[6]

[4] = [1]/[n+1] dimana, n = jumlah data [8] = [7]-[4]

Jumlah

Cs

Page 15: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

57 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Nilai Kritis Do Untuk Uji Smirnov Kolmogorof

0.2 0.1 0.05 0.01

5 0.45 0.51 0.56 0.67

10 0.32 0.37 0.41 0.49

15 0.27 0.30 0.34 0.40

20 0.23 0.26 0.29 0.36

25 0.21 0.24 0.27 0.32

30 0.19 0.22 0.24 0.29

35 0.18 0.20 0.23 0.27

40 0.17 0.19 0.21 0.25

45 0.16 0.18 0.2 0.24

50 0.15 0.17 0.19 0.23

N>50 1,07/(N0,5

) 1,22/(N0,5

) 1,36/(N0,5

) 1,63/(N0,5

)

Na

a Dkritis Dmax Ket

0.2 0.32 0.147 diterima

0.1 0.37 0.147 diterima

0.05 0.41 0.147 diterima

0.01 0.49 0.147 diterima

karena Dkritis > Dmax maka distribusi yang digunakan DITERIMA

Tabel 10. Tabel Uji Chi-Square

No. Pr K Log X X Batas Kelas Oi Ei (Oi-Ei)2/Ei

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]

1 75.00 -1.248 2.040 109.688 109.688 2 2.500 0.100

2 50.00 0.035 2.161 144.780 109.688 < X < 144.780 2 2.500 0.100

3 25.00 0.714 2.225 167.704 144.780 < X < 167.704 3 2.500 0.100

4 X 167.704 3 2.500 0.100

Sumber : Hasil Perhitungan Jumlah 10 10.0 0.400

Keterangan :

[1] = Nomor [6] = batas kelas sesuai dengan nilai X

[2] = Probabilitas yang terjadi [7] = jumlah data sesuai dengan batas kelas

[3] = interpolasi berdasarkan nilai Pr dan Cs [8] =SOi/n, dimana n = jumlah subgrup

[4] = Log X + G.SlogX [9] = ([7]-[8])2/[8]

[5] = antilog [4]

Jumlah sebaran kelas :

G = 1+ 3,322 log n = 1 + 3,322 log 10 = 4

dk = G - R - 1 = 4-2-1= 1

Untuk = 5% maka X2 tabel = 3,841

X2 hitung = 0.400

maka X2 hitung < X

2 tabel , artinya Distribusi sesuai

³

dk 1

Signifikansi ( ) 0.05

X2 Kritis 3.84

X2 hitung 0.40

KESIMPULAN HIPOTESA LOG PEARSON TYPE III DITERIMA

Page 16: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

58 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Tabel 11. Nilai Kritis untuk Distribusi Chi Square dk

0.995 0.99 0.975 0.95 0.05 0.025 0.01 0.005

1 0.0000393 0.000157 0.000982 0.00393 3.841 5.024 6.635 7.879

2 0.0100 0.0201 0.0506 0.103 5.991 7.378 9.210 10.597

3 0.0717 0.115 0.216 0.352 7.815 9.348 11.345 12.838

4 0.207 0.297 0.484 0.711 9.488 11.143 13.277 14.860

5 0.412 0.554 0.831 1.145 11.070 12.832 15.086 16.750

6 0.676 0.872 1.237 1.635 12.592 14.449 16.812 18.548

7 0.989 1.239 1.690 2.167 14.067 16.013 18.475 20.278

8 1.344 1.646 2.180 2.733 15.507 17.535 20.090 21.955

9 1.735 2.088 2.700 3.325 16.919 19.023 21.666 23.589

10 2.156 2.558 3.247 3.940 18.307 20.483 23.209 25.188

11 2.603 3.053 3.816 4.575 19.675 21.920 24.725 26.757

12 3.074 3.571 4.404 5.226 21.026 23.337 26.217 28.300

13 3.565 4.107 5.009 5.892 22.362 24.736 27.688 29.819

14 4.075 4.660 5.629 6.571 23.685 26.119 29.141 31.319

15 4.601 5.229 6.262 7.261 24.996 27.488 30.578 32.801

16 5.142 5.812 6.908 7.962 26.296 28.845 32.000 34.267

17 5.697 6.408 7.564 8.672 27.587 30.191 33.409 35.718

18 6.265 7.015 8.231 9.390 28.869 31.526 34.805 37.156

19 6.844 7.633 8.907 10.117 30.144 32.852 36.191 38.582

20 7.434 8.260 9.591 10.851 31.410 34.170 37.566 39.997

21 8.034 8.897 10.283 11.591 32.671 35.479 38.932 41.401

22 8.643 9.542 10.982 12.338 33.924 36.781 40.289 42.796

23 9.260 10.196 11.689 13.091 36.172 38.076 41.638 44.181

24 9.886 10.856 12.401 13.848 36.415 39.364 42.980 45.558

25 10.520 11.524 13.120 14.611 37.652 40.646 44.314 46.928

26 11.160 12.198 13.844 15.379 38.885 41.923 45.642 48.290

27 11.808 12.879 14.573 16.151 40.113 43.194 46.963 49.645

28 12.461 13.565 15.308 16.928 41.337 44.461 48.278 50.993

29 13.121 14.256 16.047 17.708 42.557 45.722 49.588 52.336

30 13.787 14.953 16.791 18.493 43.773 46.979 50.892 53.672

derajat kepercayaan

Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Hujan Rancangan

METODE

LOG PEARSON III

1 1.01 84.03

2 2 144.78

3 5 172.71

4 10 188.57

5 20 203.37

6 25 206.47

7 50 218.56

8 100 229.75

D MAX 0.15

Derajat Signifikansi,a (%) 5%

D Kritis 0.41

HIPOTESA DITERIMA

Chi - Square hitung 0.40

Chi - Square kritis 3.84

Derajat Bebas 1.00

Derajat Signifikansi (a, %) 5%

HIPOTESA DITERIMA

Sumber : perhitungan

HUJAN RANCANGAN ( mm )KALA ULANGNO

UJI SMIRNOV KOLMOGOROF

UJI CHI SQUARE

(Tahun)

Page 17: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

59 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Analisa Kemampuan Kapasitas Saluran Eksisting Tabel 13. Analisa Kemampuan Kapasitas Saluran Eksisting

No Saluran L Qranc Q Saluran Analisa

Qgenangan

(m) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)

Segmen I

1 SDT Jl. Sudirman 1 3,560 0.007 0.006 Tidak Memenuhi 0.001

2 SDS Rondoningo Kiri 1 2,081 0.011 0.011 Memenuhi 0.000

3 SDS Rondoningo Kiri 2 2,095 0.015 0.014 Tidak Memenuhi 0.001

4 SDT Rondoningo Kiri 1 1,830 0.010 0.009 Tidak Memenuhi 0.001

5 SDT Rondoningo Kiri 2 2,119 0.005 0.005 Memenuhi 0.000

6 SDT Rondoningo Kiri 3 2,445 0.004 0.004 Memenuhi 0.000

7 SDT Rondoningo Kiri 4 2,162 0.004 0.004 Memenuhi 0.000

Segmen II

1 SDT Jl. Sudirman 2 4,156 0.013 0.011 Tidak Memenuhi 0.003

2 SDS Kertosono Kiri 1 2,235 0.026 0.023 Tidak Memenuhi 0.003

3 SDT Jl. Juanda 1,702 0.030 0.027 Tidak Memenuhi 0.003

4 SDT Islamic Center 503 0.020 0.019 Tidak Memenuhi 0.001

5 SDS Kertosono Kiri 2 2,261 0.010 0.009 Tidak Memenuhi 0.001

6 SDT Jl. Pattimura 2,290 0.004 0.004 Tidak Memenuhi 0.001

7 SDS Rondoningo Kanan 3,104 0.022 0.019 Tidak Memenuhi 0.003

8 SDT Jl. Imam Bonjol 395 0.067 0.064 Tidak Memenuhi 0.003

9 SDT Jl. Diponegoro 325 0.025 0.024 Tidak Memenuhi 0.001

10 SDT Jl. Teuku Umar 160 0.038 0.037 Tidak Memenuhi 0.001

11 SDT Jl. MT. Haryono 500 0.012 0.011 Tidak Memenuhi 0.001

Segmen III

1 SDT Jl. Sudirman 3 2,074 0.035 0.027 Tidak Memenuhi 0.008

2 DSD Kandangjati Kiri 2,660 0.031 0.021 Tidak Memenuhi 0.010

3 SDT Jl. Hasanudin 935 0.051 0.039 Tidak Memenuhi 0.012

Segmen IV

1 SDT Jl. Sudirman 4 5,096 0.014 0.012 Tidak Memenuhi 0.002

2 SDS Kandangjati Kanan 1 3,685 0.018 0.017 Tidak Memenuhi 0.001

3 SDT Jl. Dr. Sutomo 330 0.059 0.058 Tidak Memenuhi 0.001

4 SDS Kandangjati Kanan 2 321 0.072 0.069 Tidak Memenuhi 0.003

5 SDS Kandangjati Kanan 3 500 0.067 0.063 Tidak Memenuhi 0.004

6 SDS Kandangjati Kanan 4 500 0.020 0.018 Tidak Memenuhi 0.001

7 SDS Kandangjati Kanan 5 500 0.020 0.018 Tidak Memenuhi 0.001

8 SDS Besuk Kiri 2,465 0.004 0.004 Tidak Memenuhi 0.001

9 SDT Besuk Kiri 2,275 0.022 0.019 Tidak Memenuhi 0.003

Segmen V

1 SDT Jl. Sudirman 5 3,614 0.015 0.014 Tidak Memenuhi 0.001

2 SDS Besuk Kanan 1 500 0.052 0.049 Tidak Memenuhi 0.003

3 SDS Besuk Kanan 2 500 0.058 0.056 Tidak Memenuhi 0.003

4 SDS Besuk Kanan 3 500 0.061 0.054 Tidak Memenuhi 0.007

Sumber: Hasil Analisa

Page 18: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan

60 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2

Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

PENUTUP

Kesimpulan

Drainase di daerah studi sangat terkait dengan saluran-saluran pembawa

(irigasi) yang bermuara ke arah utara. Saluran pembawa ini melintasi pusat kota atau

pun jalan arteri dimana pada saat musim hujan secara faktual juga berfungsi sebagai

saluran drainase. Untuk itu diperlukan koordinasi yang baik antar beberapa instansi

dalam pengoperasian beberapa bangunan pembuang di saluran dalam upaya

pengendalian genangan di daerah hilir serta rencana strategis yang dibagi dalam

beberapa tahapan.

a. Jangka Pendek

Dibangunnya sudetan dan inlet-inlet di kanan-kiri jalan pada kawasan

genangan.

Memelihara saluran drainase dengan mengangkat sedimen dan sampah.

Sosialisasi tentang pentingnya menjaga dan merawat saluran sekitar.

b. Jangka Menegah

Normalisasi saluran drainase

Mengadakan alternatif solusi pendukung seperti sumur resapan.

Meningkatkan peran serta masyarakat.

c. Jangka Panjang

Membuat penampung air sementara (bozem) pada lokasi yang dimungkinkan.

Merancang aturan (perda) untuk menjaga keberadaan dan fungsi saluran

drainase.

Saran Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan akan menjadi Guide Line dalam

penentuan kebijakan selanjutnya. Oleh sebab itu, untuk implementasinya perlu

dilakukan perencanaan rinci atau Detail Design Engineering (DED) dari Master Plan

tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

, 1997. Drainase Perkotaan. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Agus Maryono, W. Muth, N. Eisenhauer. 2001. Hidrolika Terapan. Jakarta: PT.

Pradnya Paramita.

Asdak, Chay. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Kodoatie, Robert J. 2002. Hidrolika Terapan: Aliran Pada Saluran Terbuka dan

Pipa. Yogyakarta: Andi Offset.

Lazaro. 1979. Urban Hydrology & Multidiciplinary Perspective. Ann Arbor Science

Publisher.

Soewarno. 1991. Hidrologi: Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai

(Hidrometri). Bandung: Nova.

Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi

Offset.

Suyono Sosrodarsono, Kensaku Takeda. 2003. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta:

PT. Pradnya Paramita.

Ven Te Chow, E.V. Nensi Rosalina. 1997. Hidrolika Saluran Terbuka (Open

Channel Hidraulics). Jakarta: Erlangga.

Page 19: Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan