PEREMPUAN SINGLE PARENT

16
1 PEREMPUAN SINGLE PARENT Oleh: Syamsidah Dosen PKK FT UNM Abstrak Single parent adalah perempuan yang berperan ganda, ia sering disepelekan bahkan dimarjinalkan oleh masyarakat, terutama mereka yang berpisah karena bercerai. Oleh sebab itu perlu perhatian dari pemerintah dan masyarakat agar konstruk sosial yang destruktif bisa dihilangkan, perhatian tersebut tentu saja sebagai bagian dari upaya untuk mengangkat harkat dan martabat mereka karena bagaimanapun mereka adalah subjek sekaligus sebagai objek pembangunan, membiarkan mereka berjuang sendiri tanpa perhatian, sama halnya menelantarkan sebagian keluarga dan masyarakat, khusunya generasi muda. Single parent adalah sebuah keniscayaan, tentu saja tak ada yang menginginkan, namun karena sebuah realitas maka tidak ada jalan lain kecuali harus dihadapi. Memadukan dua peran dalam satu tujuan tentu memerlukan kemampuan dan keterampilan, karena itulah seorang ibu dituntut untuk senantiasa membekali diri sejak dini, agar dapat lebih cepat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan berbagai keadaan, termasuk menyandang predikat sebagai single parent. Kata Kunci: Perempuan, Single parent. Pendahuluan Single parent adalah suatu fakta sosial untuk menyebut perempuan yang berperan ganda, sebagai ibu dan sekaligus sebagai ayah. Fakta ini sebagai akibat dari sebuah

description

syamsidah

Transcript of PEREMPUAN SINGLE PARENT

Page 1: PEREMPUAN SINGLE PARENT

1

PEREMPUAN SINGLE PARENTOleh: Syamsidah

Dosen PKK FT UNM

Abstrak

Single parent adalah perempuan yang berperan ganda, ia sering disepelekan bahkan dimarjinalkan oleh masyarakat, terutama mereka yang berpisah karena bercerai. Oleh sebab itu perlu perhatian dari pemerintah dan masyarakat agar konstruk sosial yang destruktif bisa dihilangkan, perhatian tersebut tentu saja sebagai bagian dari upaya untuk mengangkat harkat dan martabat mereka karena bagaimanapun mereka adalah subjek sekaligus sebagai objek pembangunan, membiarkan mereka berjuang sendiri tanpa perhatian, sama halnya menelantarkan sebagian keluarga dan masyarakat, khusunya generasi muda. Single parent adalah sebuah keniscayaan, tentu saja tak ada yang menginginkan, namun karena sebuah realitas maka tidak ada jalan lain kecuali harus dihadapi. Memadukan dua peran dalam satu tujuan tentu memerlukan kemampuan dan keterampilan, karena itulah seorang ibu dituntut untuk senantiasa membekali diri sejak dini, agar dapat lebih cepat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan berbagai keadaan, termasuk menyandang predikat sebagai single parent.

Kata Kunci: Perempuan, Single parent.

Pendahuluan

Single parent adalah suatu fakta sosial untuk menyebut perempuan yang

berperan ganda, sebagai ibu dan sekaligus sebagai ayah. Fakta ini sebagai akibat

dari sebuah konsekwensi atas meninggalnya sang suami, atau disebakan oleh

perceraian, atau berpisah karena suami merantau lama untuk mencari nafkah dan

tak kunjung kembali.

Single parent menjadi perhatian banyak orang disebabkan oleh konstruk

sosial yang menempatkan mereka pada sudut marginal, meskipun tidak sedikit

diatara mereka yang sukses melebihi keluarga yang utuh. Data Badan Pusat Statistik

(BPS, 2001) memperlihatkan bahwa 44,20 persen kepemilikan usaha mikro berada di

tangan perempuan sedangkan di sektor usaha skala besar mencapai 10,28 persen.

Page 2: PEREMPUAN SINGLE PARENT

2

Sebagai bagian dari perempuan yang juga memerlukan perhatian, single

parent menjadi kajian dan program pembangunan dibanyak negara, perhatian

tersebut sebagai bagian dari upaya untuk mengangkat harkat dan martabat mereka

karena bagaimanapun juga mereka adalah subjek sekaligus sebagai objek

pembangunan. Membiarkan mereka berjuang sendiri tanpa perhatian dari berbagai

pihak, sama halnya menelantarkan sebagian keluarga dan masyarakat, khusunya

generasi muda. Oleh sebab itu perlu keinginan kuat (political will), baik dalam

bentuk regulasi maupun kebijakan pemerintah yang menempatkan mereka pada

posisi setara dengan keluarga-keluarga lainnya.

Single parent adalah sebuah keniscayaan, tentu saja tak ada yang

menginginkan, namun karena sebuah realitas maka tidak ada jalan lain kecuali

harus dihadapi, oleh sebab itu bagi mereka yang mengalaminya diharapkan untuk

optimis bahwa masa depan tetap menjanjikan harapan yang lebih baik. Khusus

kepada masyarakat tentu diharapkan akan memberi ruang yang lebih besar, dan

konstruk sosial yang selama ini melekat bahwa single parent adalah status yang

destruktif perlu dirubah, oleh sebab itu perlu rekonstruksi agar mindset masyarakat

mengarah kepada pengembangan, bukan menyudutkan apalagi memarjinalkan

sebagaimana terjadi di beberapa negara Afrika dan Asia.

Realitas Single Parent

Konstruk masyarakat tentang single parent sudah berlangsung sejak dulu,

mereka menganggapnya sebagai status yang kurang baik, bahkan terutama mereka

yang mengalaminya dengan perceraian sangat dibenci oleh keluarga dan

masyarakat. Demikian pula halnya status janda dan wanita bercerai yang masih

Page 3: PEREMPUAN SINGLE PARENT

3

muda, seringkali dicurigai dengan berbagai kemungkinan, apakah akan merebut

suami orang ataukah mengganggu ketentraman rumah tangga orang lain. Hal inilah

yang juga seringkali dialami oleh perempuan single parent yang membuatnya tidak

leluasa bergaul, bepergian, atau berinteraksi dengan banyak orang. Sebagian

masyarakat kita, janda dianggap sebagai orang sial, apalagi ditinggal mati oleh

suaminya secara berulang, bahkan diberi lebel negative terutama janda yang

bercerai dengan berbagai sebab.

Dalam sejarah banyak kisah-kisah dimana single parent mendapat

perlakuan yang kurang baik. Dalam tradisi Bibel disebutkan bahwa imam tidak bisa

menikah dengan janda, atau seorang wanita yang diceraikan, atau seorang pelacur.

Demikian halnya di Arab sebelum Islam bahwa seorang janda dianggap sebagai

bagian dari property, artinya bahwa janda bisa saja diperlakukan sebagai benda

milik layaknya harta tak bergerak yang dapat dijual atau dipertukarkan atau

diserahkan kepada orang lain. Bahkan dapat diwariskan kepada orang lain.

Di seluruh dunia, menurut Gottman, J dan DeClaire, ( 1998) janda menderita

akibat perlakuan diskriminatif dan kekerasan. Dalam banyak kasus, mereka

terdesak ke masyarakat marjinal, terjebak dalam kemiskinan, dan rentan menerima

tindak kekerasan dan eksploitasi, mereka dijauhkan dari aset dan properti suami

serta diusir dari rumah keluarga. Karena tidak memiliki uang, janda-janda malang

itu tidak bisa membiayai anak-anak mereka.

Fenomena single parent beberapa dekade terakhir ini menjadi marak terjadi

diberbagai Negara di seluruh dunia. Sejalan dengan berubahnya gaya hidup dan

datangnya modernisasi angka perceraian di seluruh dunia mengalami peningkatan. Di

Page 4: PEREMPUAN SINGLE PARENT

4

Amerika Serikat angka perceraian meningkat dengan tajam sejak tahun 1960-an. Pada

awal tahun 1970-an satu dari setiap tiga perkawinan di Amerika berakhir dengan

perceraian, di Jerman Barat perbandingannya satu dari tujuh perkawinan, di Jepang

satu dari sepuluh. Angka perceraian di Indonesia dari tahun ke tahun juga

menunjukkan peningkatan yaitu satu dari lima perkawinan (Gunadi, 2006).

Pada tahun 2003 di Australia terdapat 14 % keluarga dari keseluruhan

jumlah keluarga masuk dalam kategori single parent ,sedangkan di Inggris pada

tahun 2005 terdapat 1,9 juta single parent dan 91 % dari angka tersebut dalah

wanita dari single parent (Yuni, 2008).

Menurut Susilo Wibowo (2002) perbandingan jumlah janda di Indonesia

adalah 469:100, artinya jumlah duda atau pria tidak menikah berusia 60 tahun ke

atas jumlahnya hanya seperlima dari jumlah janda, sementara di Jepang rasionya

364:100, Pakistan (357:100), Jerman (305:100), Filipina (258:100), Amerika

Serikat (218:100), Cina (193:100) dan India (295:100). Menurut Dian (2009), hal

ini disebabkan karena wanita memiliki usia rata-rata yang lebih panjang, umumnya

wanita menikah dengan pria yang lebih tua usianya dan lebih banyak duda yang

menikah kembali sehingga lebih banyak jumlah janda dibanding duda.

Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional yang dilakukan oleh Biro Pusat

Statistik tahun 1994 (dalam Hapsari S. rini, 1999) menunjukan bahwa jumlah

wanita di Indonesia yang menjadi kepala rumah tangga karena bercerai sebanyak

778.156 orang dan karena kematian suami berjumlah 3.681.568 orang (total

4.459.724). Sedangkan pada tahun 2004, berdasarkan data Program Pemberdayaan

Perempuan Kepala Keluarga (Pekka), terdapat sedikitnya 40 juta jiwa di Indonesia

Page 5: PEREMPUAN SINGLE PARENT

5

yang kepala keluargan yang berstatus janda. Ini berarti terjadi kenaikan jumlah

orang tua tunggal wanita hampir sepuluh kali lipat selama rentang waktu sepuluh

tahun.

Single parent yang mengalami destruktif dan dimarjinalkan oleh masyarakat

mendorong para pemerhati untuk melakukan tindakan agar mereka keluar dari

kemelut dan masalah yang dihadapi, pemerhati itu ada yang berasal dari kalangan

internal dan adapula dari kalangan eksternal dan masyarakat luas. Dari internal

tercatat pada perempuan yang berstatus janda yang kemudian membentuk

organisasi seperti di India yang menamakan diri Trust Loomba. Organisasi ini yang

didirikan oleh Raj Loomba dan istrinya, Veena, pada 1997 ini dimaksudkan untuk

mendidik anak-anak janda miskin di India sehingga mereka dapat memiliki masa

depan yang lebih baik.

Perhatian masyarakat internasional tentang nasib single perent juga

diperlihatkan oleh istri perdana menteri Tony Blair . Di sebuah acara makan siang

pada 26 Mei 2005 yang dilaksanakan oleh Trust Loomba (sebuah yayasan amal)

istri perdana menteri Inggris Tony Blair, Cherie Blair mengusulkan agar ada hari

janda Interrnasional yang ditetapkan pada tanggal 23 Juni. Usul tersebut diterima

dan secara resmi diumumkan di PBB pada 21 Oktober 2005, di hadapan Kofi

Annan (Sekjen PBB saat itu), ditetapkan tanggal 23 Juni setiap tahun dijadikan

sebagai Hari Janda Sedunia atau International Widow Day (Susilo .W. 2004).

Di Indonesia, bebeapa daerah telah dibentuk wadah/organisasi yang

menghimpun janda seperti; “Forum Ikatan Janda Garut" (FIJAG), mereka menamai

gerakan ini. Apa yang mereka perjuangkan, yakni sebagai upaya perlindungan

Page 6: PEREMPUAN SINGLE PARENT

6

hukum terhadap kaum perempuan yang berstatus janda. Forum ini juga sebagai

wahana mengubah citra kaum janda, yang selama ini kerap dikonotasikan negatif.

Pendirian institusi ini merupakan sarana memperjuangkan dan mengangkat harkat

martabat para janda. kata ketua FIJAG, Tia Herawati. Selain di Garut juga telah

terbentuk organisasi yang sama di Yogyakarta yaitu Persaudaraan Janda-Janda

Indonesia (PJJI) yang didirikan sejak tahun 1991, kini sudah memiliki anggota

hingga 1.000 orang, ketuanya Hj.Farilina H.Siswono Oetoyo, bernaung dibawah

Yayasan Armalah. Visinya "Ingin melahirkan janda-janda yang mandiri, terhormat

dan bermartabat,".

Kedudukan Single parent

Single parent atau wanita yang berperan sebagai orang tua tunggal

menduduki dua peran sekaligus, sebagai ibu yang secara kodrati merupakan peran

alamiah dan sebagai ayah sebagai tugas tambahan. Untuk peran itu wanita dituntut

untuk melakukan dua pendekatan , pertama pendekatan persuasif yang ditandai

dengan kelemahlembutan dalam melakukan interaksi sosial dengan anak-anaknya,

dan yang kedua pendekatan coertion yang ditandai dengan sikap tegas dalam

membuat dan melaksanakan aturan tata tertib dalam keluarga. Indikator

keberhasilan seorang wanita dalam membina dan mendidik anak-anaknya terletak

pada kemampuannya dalam menggabungkan kedua peran tersebut di atas.

Memadukan dua sikap dalam satu tujuan tentu memerlukan kemampuan

dan keterampilan, karena itulah seorang ibu dituntut untuk senantiasa membekali

diri sejak dini, agar dapat lebih cepat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan

berbagai keadaan, termasuk menyandang predikat sebagai single parent. Kesiapan

Page 7: PEREMPUAN SINGLE PARENT

7

ini penting sebab sangat berhubungan dengan masa depan anak-anak dan keluarga

secara keseluruhan, Seperti dikatahui bahwa anak-anak yang kehilangan ayah yang

dicintai, adalah anak-anak yang rentan dengan berbagai masalah terutama

disebabkan oleh tekanan psikologis, mereka mudah mengalami defresi yang kalau

tidak dikendalikan dengan baik akan menimbulkan potensi konflik dan tentu

menjadi resistensi berkepanjangan dalam keluarga.

Anggota keluarga single parent adalah anggota keluarga yang tidak utuh, dan

seringkali memiliki pengaruh negatif bagi perkembangan anak. Dalam masa

perkembangan seorang anak membutuhkan suasana keluarga yang hangat dan penuh

kasih sayang. Di dalam keluarga yang tidak utuh kebutuhan ini tidak didapatkan secara

memuaskan. Anak yang diasuh oleh ibu tunggal kehilangan figur ayah dalam keluarga.

Hilangnya figur ayah akibat perceraian mengakibatkan anak kehilangan tokoh

identifikasi. Tokoh tempat anak belajar bertingkah laku menjadi berkurang. Figur ayah

memberikan perlindungan, rasa aman dan kebanggaan pada diri anak. Ketegasan

seorang ayah memberikan pengaruh kuat dalam menanamkan disiplin dan

kepercayaan diri anak. Menurut Gottman dan DeClaire (1998) keterlibatan ayah

dalam pengasuhan anak penting karena mempengaruhi perkembangan sosial anak.

Anak-anak yang mendapatkan kehangatan dari ayah sewaktu kanak-kanak

cenderung mempunyai hubungan sosial yang lebih baik. Konsep perkembangan

sosial mengacu pada perilaku anak dalam hubungannya dengan lingkungan social

untuk mandiri dan dapat berinteraksi atau menjadi manusia sosial. Kemandirian

adalah salah satu komponen dari kecerdasan emosional. Para ahli pendidikan dan

psikolog berpendapat bahwa kemandirian menentukan keberhasilan dalam

Page 8: PEREMPUAN SINGLE PARENT

8

kehidupan seseorang. Sikap mandiri yang berakar kuat dalam diri seorang anak

akan membuat anak tangguh, tidak mudah diombang-ambingkan keadaan dan

mampu memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain. Hal ini akan memberikan

pengaruh yang berarti dalam kehidupan seorang anak di masa mendatang. Anak yang

memiliki sikap Secara kodrati perempuan sering disebut peribadi yang lemah

lembut disamping karena sturuktur tubuhnya, juga karena konstruk sosial yang

menyebutnya demikian. Sementara itu laki-laki diposisikan sebagai mahluk yang

kuat dan tegas. Kodrat yang demikain inilah yang seringkali melahirkan sikap

mendua, satu sisi sebagai ibu yang harus mengasuh dan mendidik dengan lemah

lembut, dan dalam waktu bersamaan bersikap tegas layaknya sebagai seorang

ayah. Single parent menduduki dua peran, sebagai ibu yang secara kodrati

merupakan peran alamiah dan sebagai ayah sebagai tugas tambahan. Memadukan

dua peran dalam satu tujuan tentu memerlukan kemampuan dan keterampilan,

karena itulah seorang ibu dituntut untuk senantiasa membekali diri sejak dini, agar

dapat lebih cepat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan berbagai keadaan,

termasuk menyandang predikat sebagai single parent.

Kesimpulan

1. Single parent adalah perempuan yang berperan ganda, sebagai ibu dan

sekaligus sebagai ayah. Status ini sebagai akibat meninggalnya sang suami,

atau disebakan oleh perceraian, atau berpisah karena suami merantau lama

untuk mencari nafkah dan tak kunjung kembali.

2. Single parent perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat

disebabkan oleh konstruk sosial yang menempatkan mereka pada sudut

Page 9: PEREMPUAN SINGLE PARENT

9

marginal, perhatian tersebut sebagai bagian dari upaya untuk mengangkat

harkat dan martabat mereka karena bagaimanapun mereka adalah subjek

sekaligus sebagai objek pembangunan. Membiarkan mereka berjuang

sendiri tanpa perhatian, sama halnya menelantarkan sebagian keluarga dan

masyarakat, khusunya generasi muda.

3. Single parent menduduki dua peran, sebagai ibu yang secara kodrati

merupakan peran alamiah dan sebagai ayah sebagai tugas tambahan.

Memadukan dua peran dalam satu tujuan tentu memerlukan kemampuan

dan keterampilan, karena itulah seorang ibu dituntut untuk senantiasa

membekali diri sejak dini, agar dapat lebih cepat beradaptasi atau

menyesuaikan diri dengan berbagai keadaan, termasuk menyandang

predikat sebagai single parent.

DAFTAR PUSTAKA

Back, Kurt.W. 2004. Social Psychology. New York: John Willey and Sons. Inc.Datson, F (1991), Mendisiplinkan Anak dengan Kasih Sayang, di Indonesiakan

oleh Hadisubrata, Gunung Agung, Jakarta

Devito, Joseph A, 1996. Komunikasi Antar Manusia Edisi Kelima, Profesional Books, Jakarta.

Dian. 2009. Menjalani Hidup Sepeninggal Suami.Di akses 12 Oktober 2011.http://eprints.undip.ac.id.

Elizabeth B. Hurlock .1997, Perkembangan Anak/Child Development, Terj. Meitasari Tjandrasa, Erlangga, Jakarta

Gunadi,Paul.2009.Yang Tak Tergantikan.Online: diakses 10 Februari 2009. http://www.telaga.org/artikel.php.

Gottman, J dan DeClaire, J. 1998. Kiatkiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional. Terjemahan T. Hermaya. Jakarta :Gramedia Pustaka

Page 10: PEREMPUAN SINGLE PARENT

10

Utama.

J, Goode, William, 1985. Sosiologi Keluarga, PT. Bina Aksara, Jakarta

Kartono, Kartini, 2006. Patologi Sosial Jilid I, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Littlejohn, Stephen W, 1994. Theories Of Human Communication, Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran, Bandung

Saxon, Lloyd, 1985. The Individual, Marriage. And the Family. California, Wadswoth Publishing Campany.

Sangarimbun, Masri, dkk. 1973. Masalah Perkawinan dan Perceraian di Mojolama. Lembaga Kependudukan UGM.

Susilo .W. 2004. Keluarga dengan Orang Tua Tunggal . Kompas 19 Juli 2004.

Yuni Retnowati.2008. Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dalam Membentuk Kemandirian Anak. Jurnal Ilmu Komunikasi. Diakses Tanggal 12 September 2011. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin.

Frankl, V.E. 1972. Man’s Search For Meaning : An Introduction to Logotherapy.Boston: Beacon Press.