Peremajaan Lingkungan Permukiman

3

Click here to load reader

Transcript of Peremajaan Lingkungan Permukiman

Page 1: Peremajaan Lingkungan Permukiman

PEREMAJAAN LINGKUNGAN PERMUKIMANAR 4141 Semester I 2008/2009

Ilman Basthian S.15205025

Salah satu dampak dari derasnya arus urbanisasi yang terjadi di kota-kota besar adalah lahirnya kawasan-kawasan seperti di daerah Tamansari Kota Bandung antara Jalan Cihampelas dan Jalan Tamansari, yaitu permukiman padat penduduk, kumuh, tidak teratur dan tidak layak huni. Pemandangan ini, sekilas terlihat jelas siapapun yang lewat di jembatan layang Pasupati, padahal seharusnya

kawasan ini menjadi etalase, pintu gerbang Barat masuk Kota Bandung, yang menggambarkan keberadaan kota dan warganya.

Kondisi ini menuntut strategi pengembangan dan penanganan hunian secara vertikal seperti rumah susun. Di Tahun 2008, Pemkot Bandung mentargetkan pembangunan dua rusunawa, salah satunya adalah di daerah Tamansari. Status proyek ini sepertinya cukup memiliki kesiapan karena memang lahan yang dimaksud sudah dibawah kepemilikan pemerintah kota. Aspek strategis yang mendukung proyek ini adalah lokasinya yang tidak terlalu jauh dari pusat kegiatan kota, karena prioritas konsumen yang ditargetkan adalah golongan menengah ke bawah; mereka akan mengalami kesulitan dalam ongkos transportasi bila bertempat tinggal jauh dari tempat bekerjanya di pusat kota.

Lebih jauh lagi, dengan penataan ulang badan sungai dan daerah pinggirannya, juga dengan menciptakan integrasi antara permukiman dan sungai; seperti merubah tata letak bangunan dari membelakangi

Page 2: Peremajaan Lingkungan Permukiman

menjadi menghadap sungai Cikapundung, kawasan Tamansari sebagai kawasan waterfront yang menyatu dengan Jembatan layang Pasupati akan menjadi daya tarik istimewa Kota Bandung sebagai kawasan wisata.

Berikut ini adalah contoh usulan rancangan pengembangan rumah susun di pinggiran sungai Cikapundung oleh salah satu mahasiswa Arsitektur ITB. Hunian vertikal sebagai solusi masalah kepadatan penduduk, namun memang masih belum menciptakan integrasi dengan daerah pinggiran yang jika dalam waktu ke depan dikembangkan menjadi lebih baik lagi akan menajdi suatu potensi rekreasi dan wisata.

***