PERDIRJEN 66 2005

download PERDIRJEN 66 2005

of 52

Transcript of PERDIRJEN 66 2005

MATERI SOSIALISASIMEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 2007

Disampaikan oleh : Noor Cholis Madjid1

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 66 / PB / 2005

TENTANG

MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA2

MATERI KEWENANGANSEBELUM UU NO. 1 tahun 2004

Menteri Teknis

Menteri KeuanganPERINTAH PEMBAYARAN

PEMBUATAN KOMITMEN

PENGUJIAN & PEMBEBANAN

PENGUJIAN

PENCAIRAN DANA

administratief beheer

administratief beheer

Comptabel beheer

3

MATERI KEWENANGANDALAM UU No. 1 Tahun 2004Menteri Teknis Selaku Pengguna Anggaran Menteri Keuangan Selaku Bendahara Umum Negara

PEMBUATAN PENGUJIAN & KOMITMEN PEMBEBANAN

PERINTAH PEMBAYARAN

PENGUJIAN & PEMBEBANAN

PERINTAH PENCAIRAN DANA

Pengurusan Administrasi administratief beheer

Pengurusan Komtabel Comptabel beheer

4

Pasal 4 Ayat 1 UU No.1/2004Menteri / pimpinan lembaga adalah Pengguna Anggaran / Pengguna Barang bagi kementerian negara / lembaga yang dipimpinnya

5

Pasal 18 ayat 1 UU No. 1/2004Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berhak untuk menguji, menguji, membebankan pada mata anggaran yang telah disediakan, dan memerintahkan pembayaran tagihantagihan-tagihan atas beban APBN/APBD

6

Pasal 7 Ayat 1 UU No.1/2004Menteri Keuangan adalah Bendahara Umum Negara

7

Pasal 19 Ayat 1 UU No.1/2004Pembayaran atas tagihan yang menjadi beban APBN dilakukan oleh Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara

8

MEKANISME PELAKSANAAN BELANJA/PENGELUARAN NEGARAMenteri TeknisSelaku Pengguna Anggaran Tahapan Administratif

Menteri KeuanganSelaku Bendahara Umum Negara Tahapan Komptabel

PEMBUATAN KOMITMEN PENGUJIANPs. 19 Ayat 2 UU No. 1 Th. 2004

SP2D

PENGUJIAN PENGUJIANPs. 18 Ayat 2 UU No. 1 Th. 2004

Substantif :

SPM

Wetmatigheid Rechmatigheid Formal

Pengujian:Wetmatigheid Rechmatigheid Doelmatigheid

9

Pasal 18 ayat 2 UU No.1/2004Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berwenang :1.

2.

3. 4.

5.

Menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak suratpihak penagih; penagih; Meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/ kelengkapan sehubungan dengan ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa; barang/jasa; Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan; bersangkutan; Membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran pengeluaran yang bersangkutan; bersangkutan; Memerintahkan pembayaran atas beban APBN/APBD

10

Pasal 19 Ayat 2 UU No.1/2004Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara berkewajiban untuk : 1. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran; Anggaran; Menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBN yang tercantum dalam perintah pembayaran; pembayaran; Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan Memerintahkan pencairan dana sebagai dasar pengeluaran negara Menolak pencairan dana, apabila perintah pembayaran yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan11

2. 3. 4. 5.

Materi KewenanganMenteri Teknis Menteri Keuangan

Ditjen

Setjen

DJAPolicy Formula

DJPBPolicy Implementation

Set. Ditjen

RorenPolicy formula

RokeuPolicy Implementation

SPM KPPN

SPP

Voucher12

KETENTUAN UMUM1. APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR yang masa berlakunya dari tanggal 1 Januari s.d 31 Desember tahun berkenaan. 2. DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA adalah dokumen pelaksana anggaran yang dibuat oleh Menteri /Pimpinan Lembaga atau Satuan Kerja (Satker) serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pembendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan pencairan dana atas beban APBN serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.13

3. KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

4. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satker Kementrian Negara/Lembaga. 5. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/Kuasa PA) adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau kuasanya yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.14

6. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah suatu dokumen yang dibuat / diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada Pengguna Anggaran / Kuasa pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja untuk selanjutnya diteruskan kepada pejabat penerbit SPM berkenaan. 7. Surat Perintah Membayar ( SPM ) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan. 8. Surat Perintah Pencairan Dana ( SP2D ) adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.15

9. Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) adalah surat keterangan tentang terhitung mulai bulan dihentikan pembayaran yang dibuat/ dikeluarkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berdasarkan surat keputusan yang diterbitkan oleh Kementerian Negara/Lembaga atau satker dan disahkan oleh KPPN setempat. 10. Surat Pernyataan Tanggung jawab Belanja (SPTB) adalah pernyataan tanggung jawab belanja yang dibuat oleh PA/Kuasa PA atas transaksi belanja sampai dengan jumlah tertentu. 11. Pemegang Uang Muka (PUM) adalah pejabat pembantu Bendahara Pengeluaran 12. Pembuat Daftar Gaji (PDG) adalah petugas yang ditunjuk oleh kuasa PA untuk membuat dan menatausahakan daftar gaji satker yang bersangkutan.16

13. Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) adalah surat keterangan yang menyatakan bahwa segala akibat dari tindakan pejabat/seseorang yang dapat mengakibatkan kerugian negara menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pejabat/seseorang yang mengambil tindakan dimaksud.

17

PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN1. Pada setiap awal tahun anggaran, Menteri/ Pimpinan Lembaga selaku PA menunjuk Pejabat Kuasa PA dengan Surat Keputusan. 2. Menteri/Pimpinan Lembaga dapat mendelegasikan kewenangan kepada Kuasa PA untuk menunjuk : a. Pejabat Pembuat Komitmen b. Pejabat Penguji dan Penandatangan SPM c. Bendahara Pengeluaran

18

3. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA mendelegasikan kewenangan menunjuk pejabat Kuasa PA dan pejabat-pejabat sebagai mana dimaksud butir 2 huruf a,b dan c kepada Gubernur sebagai pelaksana dekonsentrasi. 4. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA mendelegasikan kewenangan menunjuk pejabat kuasa PA dan pejabat-pejabat sebagai mana dimaksud butir 2 huruf a,b dan c kepada Gubernur/Bupati/Walikota/Kepala Desa yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas pembantuan. 5. Kuasa PA tidak boleh merangkap sebagai Bendahara Pengeluaran. 6. Pejabat sebagaimana dimaksud pada butir 2 huruf a, b dan c tidak boleh saling merangkap.

19

7. Dalam hal pejabat/pegawai pada satker tidak memungkinkan pemisahan fungsi, maka Pejabat Kuasa PA dapat merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Komitmen atau Pejabat Penguji dan Penandatangan SPM.

8. Tembusan Surat Keputusan para pejabat disampaikan kepada Kepala KPPN selaku Kuasa BUN.

20

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNIS Prosedur Pengajuan SPP Menjadi SPM SPPSPP-UP Surat Pernyataan dari KPA yg ditunjuk menyatakan bahwa UP yg dimaksud tidak untuk pengeluaran yg menurut ketentuan harus dengan LS. LS.

KPPN ( KUASA BUN )Prosedur Pengajuan Menjadi SP2D SP2 SPM

1.

1.

SPMSPM-UP a. SPM-UP SPMb. Surat Pernyataan dari KPA atau Pejabat yg ditunjuk yg menyatakan bahwa UP tersebut tidak untuk membiayai pengeluaran yg menurut ketentuan harus LS Pengujian sesuai ps.19 ps. (2) UU No.1 Tahun 2004 No. Penerbitan SP2D SP2 Pengembalian SPM21

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNIS2. SPP-TUP SPPa. Rencana Pengeluaran dari KPA atau Pejabat yg ditunjuk b. Surat Pernyataan dari KPA bahwa: TUP digunakan untuk keperluan mendesak dan akan habis dalam waktu satu bulan Apabila terdapat sisa harus disetor ke Rekening Kas Negara Tidak untuk pembayaran langsung (LS) c. Rekening Koran yg menunjukkan saldo terakhir d. Surat dispensasi Kakanwil DJPB untuk TUP diatas Rp.200.000.000,Rp.200.000.000,(dua ratus juta rupiah)

KPPN ( KUASA BUN )2. SPM-TUP SPMa. SPM-TUP SPMb. Rencana Pengeluaran dari KPA atau Pejabat yg ditunjuk c. Surat Pernyataan dari KPA bahwa: TUP digunakan untuk keperluan mendesak dan akan habis dalam waktu satu bulan Apabila terdapat sisa harus disetor ke Rekening Kas Negara Tidak untuk pembayaran langsung (LS) d. Rekening Koran yg menunjukkan saldo terakhir e. Surat dispensasi Kakanwil DJPB untuk TUP diatas Rp.200.000.000,Rp.200.000.000,(dua ratus juta rupiah)22

MEKANISME PENERBITAN SP2DCATATAN TENTANG UP DAN TUP 1. Kepada setiap satker dapat diberikan UP 2. Untuk membantu pengelolaan UP, Kepala satker dpt menunjuk Pemegang Uang Muka (PUM) dan bertanggungjawab kepada Bendahara Pengeluaran 3. Bendahara Pengeluaran dapat membagi UP kepada beberapa PUM 4. PA/KPA menerbitkan SPM-UP berdasarkan DIPA atas SPMpermintaan Bendahara Pengeluaran yang dibebankan pada MAK transito (kode MAK 825111 untuk UP Dana Rupiah, 825112 untuk UP Dana PHLN, dan 825113 untuk UP Pengguna PNBP/Swadana)23

MEKANISME PENERBITAN SP2DCATATAN TENTANG UP DAN TUP 5. Berdasarkan SPM-UP, KPPN menerbitkan SP2D untuk SPMrekening Bendahara Pengeluaran 6. Penggunaan UP menjadi tanggungjawab Bendahara Pengeluaran 7. Bendahara Pengeluaran melakukan pengisian kembali UP setelah UP dimaksud digunakan (revolving) sepanjang dana masih tersedia 8. Bendahara yang dibantu oleh beberapa PUM, dalam dalam pengajuan SPM-UP diwajibkan melampirkan SPMdaftar rincian yg menyatakan jumlah uang yang dikelola oleh masing-masing PUM masing9. Sisa UP yang masih ada pada Bendahara pada akhir tahun harus disetor kembali selambat-lambatnya selambattanggal 31 Desember tahun anggaran berkenaan24

MEKANISME PENERBITAN SP2DCATATAN TENTANG UP DAN TUP10. UP dapat diberikan dalam batas-batas sbb : untuk pengeluaran klasifikasi belanja (BKPK): 5211 (Belanja Operasional), 5212 (Belanja Non Operasional), 5221 (Belanja Jasa), 5231 (Belanja pemeliharaan), 5241 (Belanja Perjalanan), dan 5811 (Belanja Lain-Lain). a. Pengecualian butir a diberikan untuk DIPA Pusat, oleh Direktur Perbendaharaan dan DIPA Pusat yg kegiatannya berlokasi di Daerah dan DIPA yg ditetapkan Kepala Kanwil Ditjen PBN ditetapkan Kepala Kanwil DJPB. b. UP dapat diberikan seting-tingginya1) 1/12 dari pagu DIPA, maksimal Rp 50.000.000,- untuk pagu sampai dengan Rp 900.000.000,2) 1/18,dari pagu DIPA, maksimal Rp 100.000.000,- untuk pagu diatas Rp 900.000.000,- sampai Rp 2.400.000.000,3) 1/24 dari pagu DIPA, maksimal Rp 200.000.000,- untuk pagu diatas Rp 2.400.000.000,-

d.

Perubahan besaran UP di luar ketentuan butir c ditetapkan 0leh 25 Direktur Jenderal Perbendaharaan

MEKANISME PENERBITAN SP2DCATATAN TENTANG UP DAN TUP e. Pengisian kembali UP dapat diberikan, apabila dana UP sudah digunakan sekurangnya 75 %. f. Penggunaan UP belum 75 %, sedangkan satker/SKS memerlukan melebihi dana yang tersedia, dapat mengajukan TUP. g. Pemberian TUP diatur sebagai berikut :1) Kepala KPPN dapat memberikan TUP sampai dengan jumlah Rp 200.000.000,- untuk klasifikasi belanja yang diperbolehkan diberi UP bagi instansi dalam wilayah pembayaran KPPN bersangkutan. 2) Permintaan TUP diatas Rp 200.000.000,- harus mendapat dispensasi dari Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan.26

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNIS KPPN ( KUASA BUN )

3. SPP-GUP SPPa. Kuitansi/tanda bukti pengeluaran b. SPTB c. SSP yg telah dilegalisir KPA/Pejabat yg ditunjuk

3. SPM-GUP SPMa. SPM-GUP SPMb. SPTB c. SSP yg telah dilegalisir KPA/Pejabat yg ditunjuk

27

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNIS KPPN ( KUASA BUN )

4. SPP Untuk Pengadaan Tanah

4. SPM Untuk Pengadaan Tanah

Pembayaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan melalui mekanisme pembayaran lansung (LS). Apabila tidak mungkin dilaksanakan melalui mekanisme LS, dapat dilakukan melalui UP/TUP.

28

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNISa. SPP-LS (Pembayaran Langsung)1) Persetujuan Panitia Pengadaan Tanah untuk tanah yang luasnya lebih dari 1 (satu) hektar di kabupaten /kota 2) Foto copy bukti kepemilikan tanah; 3) Kuitansi 4) SPPT PBB tahun transaksi 5) Surat persetujuan harga 6) Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa dan tidak sedang dalam agunan; 7) Pelepasan/penyerahan hak atas tanah /akta jual beli dihadapan PPAT; 8) SSP PPh final atas pelepasan hak 9) Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan)29

KPPN ( KUASA BUN )a. SPM-LS (Pembayaran Langsung)

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNISb. SPP-UP/TUP1) Pengadaan tanah yang luasnya kurang dari 1 (satu) hektar dilengkapi persyaratan daftar nominatif pemilik tanah yang ditandatangani oleh kuasa PA. 2) Pengadaan tanah yang luasnya lebih dari 1 (satu) hektar dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah di kabupaten/kota setempat dan dilengkapi dengan daftar nominatif pemilik tanah dan besaran harga tanah dan ditandatangani oleh kuasa PA dan diketahui oleh Panitia Pengadaan Tanah (PPT). 3) Pengadaan Tanah yang pembayarannya dilaksanakan melalui UP/TUP harus terlebih dahulu mendapat ijin dispensasi dari kantor Pusat Ditjen PBN/ Kanwil Ditjen PBN sedangkan besaran uangnya harus mendapat dispensasi UP/TUP sesuaiketentuan yang berlaku.

KPPN ( KUASA BUN )b. SPM-UP/TUP

30

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNIS5.a.

KPPN ( KUASA BUN )5. a. SPMSPM-LS untuk Belanja Pegawai Belanja Pegawai SPMSPM-LS Daftar Gaji/Kekurangan Gaji/Gaji Susulan dsb. Lampiran sesuai peruntukannya SSP PPh Pasal 21 sepanjang dikenakan pajak Pengujian Gaji/Kekurangan Gaji/Gaji Susulan dsb. Penerbitan SP2D Pengembalian SPM31

SPPSPP-LS untuk Belanja PegawaiPembayaran Gaji Induk/Gaji Susulan/Kekurangan Gaji/Gaji Terusan/Uang Duka wafat/Tewas, dilengkapi : Daftar Gaji Induk/Gaji Susulan/Kekurangan Gaji/Uang Duka Wafat/Tewas, SK CPNS, SK PNS, SK Kenaikan Pangkat, SK Jabatan, Keenaikan gaji berkala, Surat Pernyataan Pelantikan, Surat Pernyataan Masih menduduki Jabatan, Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas, Daftar Keluarga (KP4), FC Surat Nikah, FC Akte Kelahiran, SKPP, Daftar Potongan Sewa Rumah Dinas, Surat Keterangan Massih Sekolah/kuliah, Surat Pindah, Surat Kematian, SSP PPh pasal 21.

Kelengkapan tersebut diatas digunakan sesuai peruntukannya.

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNIS KPPN ( KUASA BUN )

b. Pembayaran Lembur dilengkapi: Daftar Perhitungan Lembur yang ditandatangani oleh KPA/ Pejabat yang ditunjuk dan Bendahara Pengeluaran Surat Perintah Kerja Lembur Daftar Hadir Kerja Daftar Hadir Lembur SSP PPh Pasal 21

b. SPM-LS Lembur SPM SPM Daftar Perhitungan Lembur Surat Perintah Kerja Lembur SSP PPh Pasal 21 Pengujian sesuai Pasal 19 ayat 2 UU No. 1 Tahun 2004 Penerbitan SP2D Pengembalian SPM

32

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNIS c. Pembayaran Honor/ Vakasi dilengkapi: Surat Keputusan tentang pemberian honor/vakasi Daftar pembayaran perhitungan honor/vakasi yang ditandatangani oleh Kuasa PA/Pejabat yang ditunjuk oleh Bendahara Pengeluaran yang bersangkutan SSP PPh Pasal 21

KPPN ( KUASA BUN )

c. SPM-LS Honor/Vakasi SPM SPM Surat Keputusan tentang pemberian honor/vakasi Daftar pembayaran perhitungan honor/vakasi yang ditandatangani oleh Kuasa PA/Pejabat yang ditunjuk dan Bendahara Pengeluaran yang bersangkutan SSP PPh Pasal 2133

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNIS6. a.1) 2) 3) 4) 5) 6)

KPPN ( KUASA BUN )6. a. 1) 2) 3) 4) SPM-LS Non Belanja pegawai Pembayaran Pengadaan barang dan jasa SPM Resume kontrak/SPK atau Daftar Nominatif Perjalanan Dinas SPTB Faktur pajak dan SSP

SPP-LS Non Belanja pegawai Pembayaran Pengadaan barang dan jasaKontrak/SPK yang mencantumkan Nomer rekening rekanan. Surat Pernyataan Kuasa PA mengenai penetapan rekanan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Berita Acara Pembayaran Kuitansi yang disetujui oleh Kuasa PA atau Pejabat yang ditunjuk (format kuitansi pada lampiran 4) Faktur Pajak beserta SSP yang telah ditandatangani Wajib Pajak

7)

34

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNIS8) Jaminan Bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh Bank atau lembaga keuangan non Bank 9) Dokumen Lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari pinjaman/hibah luar negeri 10) Ringkasan Kontrak sesuai format Berita Acara pada butir 3), 4), dan 5) diatas dibuat sekurang-kurangnya dalam rangkap lima dan disampaikan kepada : a) Asli dan satu dokumen uintuk penerbit SPM b) Masing-masing satu tembusan untuk para pihak membuat kontrak c) Satu tembusan untuk pejabat pelaksana pemeriksaan pekerjaan.35

KPPN ( KUASA BUN )

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNISb. Pembayaran Biaya Langganan Daya dan Jasa1) Bukti tagihan daya dan jasa 2) Nomor Rekening Pihak Ketiga ( PT PLN, PT TELKOM, PDAM dll ) Dalam hal pembayaran Langganan Daya dan Jasa belum dapat dilakukan secara langsung , satuan kerja /SKS yang bersangkutan dapat melakukan pembayaran dengan UP. Tunggakan daya dan Jasa tahun anggaran sebelumnya dapat dibayarkan oleh satker/SKS setelah mendapat dispensasi/persetujuan terlebih dahulu dari Kanwil Ditjen PBN sepanjang dananya tersedia dalam DIPA berkenaan.

KPPN ( KUASA BUN )b. SPMSPM-LS Langganan Daya dan Jasa SPM SPTB dengan mencantumkan nama bank dan No. Rek No. pihak ketiga

1) 2)

36

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNISc.

KPPN ( KUASA BUN )c. SPM-LS Perjalanan Dinas SPM SPM Daftar Nominatif Perjalanan Dinas SPTB

Pembayaran Belanja Perjalanan Dinas harus dilengkapi :Daftar nominatif pejabat yang akan melakukan perjalan dinas, yang berisi antara lain : informasi, mengenai data pejabat (Nama, Pangkat/ Golongan ), tujuan, tanggal keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang diperlukan untuk masing-masing pejabat. Daftar nominatif tersebut harus ditandatangani oleh pejabat yang berwenanang memerintahkan perjalanan dinas dan disahkan oleh pejabat yang berwenang di KPPN. Pembayaran dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran satker/SKS yang bersangkutan kepada para pejabat yang akan melakukan perjalanan dinas

37

38

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNIS7. SPP untuk PNPBa. UP/TUP untuk PNBP diajukan terpisah dari UP/TUP lainnya b. UP dapat diberikan kepada satker pengguna sebesar 20 % dari pagu dana PNBP pada DIPA maksimal sebesar Rp. 500.000.000,-, dengan melampirkan Daftar Realisasi Pendapatan dan Penggunaan Dana DIPA (PNBP) tahun anggaran sebelumnya. Apabila UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP sebesar kebutuhan riil satu bulan dengan memperhatikan maksimum pencairan (MP). Kewenangan pemberian TUP mengacu pada ketentuan pasal 7 ayat (7).

KPPN ( KUASA BUN )7. SPM untuk PNPB Sesuai dengan ketentuan yang berlaku

39

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNISc. Dana yang berasal dari PNBP dapat dicairkan maksimal sesuai formula sebagai berikut : MP = ( PPP x JS ) JPS

KPPN ( KUASA BUN )

MP = maksimum pencairan dana PPP= proporsi pagu pengeluaran terhadap pendapatan JS = jumlah setoran JPS= jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan SPM terakhir yang diterbitkan d. Dalam pengajuan SPM-TUP/GUP/LS PNBP ke KPPN. Satker pengguna harus melampirkan Daftar Perhitungan Jumlah MP

40

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNISe. Untuk Satker Pengguna yang setorannya dilakukan secara terpusat, pencairan dana diatur secara khusus dengan surat edaran Ditjen PBN tanpa melampirkan SSBP. Satker pengguna yang menyetorkan pada masing-masing unit (tidak terpusat), pencairan dana harus melampirkan bukti setoran (SSBP) yang telah dikonfirmasi oleh KPPN. Besaran PPP untuk masing-masing satker pengguna diatur berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku. Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan tidak boleh melampaui pagu PNBP satker yang bersangkutan dalam DIPA. Pertanggungjawaban penggunaan dana UP/TUP PNBP oleh Kuasa PA, dilakukan dengan mengajukan SPM ke KPPN setempat cukup dengan melampirkan SPTB 41

KPPN ( KUASA BUN )

f.

g.

h.

i.

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNISj. Khusus perguruan tinggi negeri selaku pengguna PNBP (non BHMN), sisa dana PNBP yang disetorkan pada akhir tahun anggaran ke rekening kas negara dapat dicairkan kembali sebesar jumlah yang sama pada awal tahun anggaran berikutnya. Sisa dana PNPB dari satker pengguna diluar butir j, yang disetorkan ke rekening kas negara pada akhir tahun anggaran merupakan bagian realisasi penerimaan PNBP tahun anggaran berikutnya dan dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan setelah diterimanya DIPA Sisa UP/TUP dana PNBP sampai akhir tahun anggaran yang tidak disetorkan ke rekening kas negara, akan diperhitungkan pada saat pengajuan pencairan dana UP tahun anggaran berikutnya Untuk keseragaman dalam pembuktian sistem akuntansi, maka penyetoran PNBP agar menggunakan formulir SSBP

KPPN ( KUASA BUN )

k.

l.

m.

42

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNISSETELAH MENERIMA SPP, PEJABAT PENERBIT SPM MENERBITKAN SPM DENGAN MEKANISME SBB : 1. a. b. c. d. e. Penerimaan dan Pengujian SPP, Petugas penerima SPP : Memeriksa kelengkapan berkas Mengisi check list kelengkapan berkas SPP Mencatatnya dalam buku pengawasan penerimaan SPP Membuat/menandatangani tanda terima SPP berkenaan Petugas penerima SPP menyampaikan SPP dimaksud kepada pejabat penerbit SPM.

KPPN ( KUASA BUN )PENGUJIAN SPM DILAKSANAKAN OLEH KPPN MENCAKUP PENGUJIAN YG BERSIFAT SUBSTANTIF DAN FORMAL Pengujian substansif dilakukan untuk : a. Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SPM b. Menguji keseterdiaan dana pada kegiatan/sub kegiatan/MAK dalam DIPA yang ditunjuk dalam SPM tersebut. c. Menguji dokumen sebagai dasar penagihan (Ringkasan kontrak/SPK, Surat Kepurtusan, Daftar Nominatif perjalanan dinas) d. Menguji surat pernyataan tanggung jawab (SPTB) dari kepala kantor/satker atau pejabat lain yang ditunjuk mengenai tanggung jawab terhadap kebenaran pelaksanaan pembayaran e. Menguji faktur pajak beserta SPP-nya.43

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNIS2. Pejabat Penerima SPM melakukan pengujian atas SPP sbb : Memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran Memeriksa kesesuaian rencana kerja dan/atau kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan indikator pengeluaran. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain : Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran. Nilai Tagihan yang harus dibayar Jadwal waktu pembayaran

KPPN ( KUASA BUN ) Pengujian formal dilakukan untuk : a. Mencocokan tanda tangan pejabat penandatangan SPM dengan spesimen tanda tangan b. Memeriksa cara penulisan/pengisian jumlah uang dalam angka dan huruf c. Memeriksa kebenaran dalam penulisan, termasuk tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan. Keputusan hasil pengujian ditindaklanjuti dengan :

a. b.

c.

d.

a. Penerbitan SP2D bilamana SPM yang diajukan memenuhi syarat yang ditentukan b. Pengembalian SPM kepada penerbit SPM, apabila tidak memenuhi syarat umtuk diterbitkan SP2D44

MEKANISME PENERBITAN SP2DDEPARTEMEN TEKNISe. Memeriksa pencapaian tujuan dan/atau sasaran kegiatan sesuai dengan indikator keluaran yang tercantum dalam DIPA berkenaan dan/atau spesifikasi tekhnis yang sudah ditetapkan dalam kontrak. Bukti asli lampiran SPP merupakan arsip yang disimpan oleh PA/KPA

KPPN ( KUASA BUN ) Penerbitan SP2D : a. SP2D Gaji Induk diterbitkan paling lambat lima hari kerja sebelum awal bulan pembayaran gaji. SP2D non Gaji Induk diterbitkan paling lambat lima hari kerja setelah diterima SPM secara lengkap. SP2D UP/TUP/GUP dan LS paling lambat satu hari kerja setelah diterima SPM secara lengkap.

b.

c.

Pengembalian SPM : a. SPM Belanja Pegawai Non Gaji Induk dikembalikan paling lambat tiga hari kerja setelah SPM diterima SPM UP/TUP/GUP dan LS dikembalikan paling lambat satu hari kerja setelah SPM diterima. 45

b.

PELAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk keperluan penyusunan laporan pelaksanaan APBN diperlukan antara lain: data realisasi APBN arus kas neraca catatan atas laporan keuangan. pertanggungjawaban

Untuk keperluan tersebut, maka: a. Kepala kantor/satker selaku Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) wajib membuat Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca serta Arsip Data Komputer (ADK) yang dikelolanya kepada Menteri/Pimpinan Lembaga secara berjenjang melalui Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran tingkat Wilayah (UAPPAW) dan kepada KPPN setempat.

46

PELAPORAN REALISASI ANGGARANb. Kepala KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara wajib membuat Laporan Kas Posisi (LKP) harian dan mingguan yang disampaikan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan u.p. Direktur Pengelolaan Kas Negara dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan. c. Kepala KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara wajib membuat laporan bulanan realisasi anggaran, arus kas dan neraca kepada Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan, untuk diproses dan selanjutnya diteruskan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan u.p. Direktur Informasi dan Akuntansi. d. Laporan yang menyangkut dengan realisasi APBN lainnya sepanjang belum dicabut dan masih diperlukan tetap dilaksanakan.47

KETENTUAN LAIN-LAIN LAIN Pembayaran Uang Duka Wafat/Tewas (UDW/T) dibebankan pada MAK uang duka wafat/tewas (kode MAK 511147 untuk PNS, kode MAK 511242 untuk TNI/POLRI), tanpa memperhatikan pagu dana yang tersedia pada MAK berkenaan. Untuk mengawasi kredit pagu DIPA baik belanja pegawai maupun non belanja pegawai, KPPN wajib membuat Kartu Pengawasan Kredit dengan ketentuan: a. Kartu pengawasan terdiri dari Kartu Induk Pengawasan Kredit, Kartu Pengawasan Per Kelompok Jenis Belanja, dan Kartu Pengawasan Belanja Pegawai Perorangan. b. Kartu Pengawasan dibuat per satuan kerja/Kegiatan/Sub Kegiatan/Jenis Belanja. c. Pada setiap akhir tahun anggaran Kartu Pengawasan ditutup dengan diberi catatan: saldo terakhir sebesar ., dana UP/TUP yang belum disetor sebesar .. serta ditandatangani oleh Kepala Seksi Perbendaharaan dan diketahui Kepala KPPN.48

KETENTUAN LAIN-LAIN LAIN KPPN wajib membuat Kartu Pengawasan kontrak untuk kontrak yang pembayarannya dilakukan dengan termin atau sertifikat bulanan. SKPP pegawai pindah diterbitkan oleh kepala satker dalam rangkap 4 (empat) dan disampaikan kepada KPPN untuk disahkan oleh kepala seksi perbendaharaan dan dibuatkan surat pengantar yang ditandatangani oleh Kepala KPPN dengan penjelasan:a. Lembar pertama dan ketiga dikembalikan kepada satker bersangkutan, selanjutnya lembar pertama diteruskan oleh satker yang bersangkutan kepada pegawai yang pindah dan lembar ketiga diteruskan kepada satker yang baru; Lembar kedua dikirimkan oleh KPPN asal kepada KPPN/kantor pembayar berikutnya; Lembar keempat untuk arsip KPPN asal.49

b. c.

KETENTUAN LAIN-LAIN LAIN SKPP pegawai pensiun diterbitkan oleh kepala satker dalam rangkap 6 (enam) dan disampaikan kepada KPPN untuk disahkan oleh kepala seksi perbendaharaan dan dibuatkan surat pengantar yang ditandatangani oleh Kepala KPPN dengan penjelasan:a. Lembar pertama dan lembar kedua dikirim kepada PT. Taspen (Persero)/PT. ASABRI (Persero); b. Lembar ketiga diserahkan kepada pegawai yang bersangkutan; c. Lembar keempat dikirimkan kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang mewilayahi PT. Taspen (Persero)/ PT. ASABRI (Persero) yang membayar pensiun; d. Lembar kelima sebagai arsip Bendahara Pengeluaran; e. Lembar keenam untuk arsip KPPN.

50

KETENTUAN LAIN-LAIN LAIN Bendahara Pengeluaran wajib membuat pembukuan seluruh transaksi keuangan yang dilaksanakan pada satker. Pada setiap awal tahun anggaran Kuasa PA menunjuk PDG yang bertugas membuat dan menatausahakan daftar gaji dan daftar lembur satker yang bersangkutan. Pada tutup tahun anggaran tanggal 31 Desember atau hari kerja terakhir apabila tanggal 31 Desember hari libur pada setiap akhir tahun anggaran, KPPN melakukan pekerjaan penyelesaian akhir laporan realisasi anggaran,arus kas dan neraca.

51

TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN ANDA

52