Perdamaian Dalam Al-Quran (Tafsir QS. Al-Hujurat: 9-10)

download Perdamaian Dalam Al-Quran (Tafsir QS. Al-Hujurat: 9-10)

of 6

description

Aplikasi QS. Al-Hujurat ayat 9 dan 10 tentang perdamaian terhaadap kehidupan berbangsa dan bernegara

Transcript of Perdamaian Dalam Al-Quran (Tafsir QS. Al-Hujurat: 9-10)

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Al-Quran merupakan kalam Allah yang merupakan Mujizat Nabi Muhammad

    SAW. di dalam Al-Quran sudah mencakup semua aspek kehidupan manusia, sebagai

    kalam Ilahi, Al-Quran memiliki kandungan yang sangat menakjubkan, baik dari segi teks

    yang tersurat ataupun makna yang tersirat, penggalian maknda dengan cara menafsirkan

    dan mentakwilkan Al-Quran oleh para mufassirin ditujukan untuk menemukan kaidah-

    kaidah dan nilai-nilai yang terdapat dalam Al-Quran, itupun masih bersifat relatif karena

    keterbatasan manusia.

    Manusia tak dapat hidup sendiri, ia adalah mahluk sosial, oleh karena itu perlu

    bergaul dengan orang lain yakni hidup bermasyarakat. Selain itu, hubungan silaturahmi

    sangat dianjurkan agar persaudaraan dan hubungan baik terjalin, demikian juga tentang

    pergaulan antar sesama manusia haruslah mengindahkan aturan-aturan yang sudah

    dijelaskan dalam Islam.Karena Islam merupakan agama terakhir dan penyempurna

    agama-agama terdahulu, maka bisa difahami bahwa Islam mengandung ajaran yang paling

    lengkap dan sempurna, Islam sangat rinci mengatur kehidupan umatnya.

    Beranjak dai hal tersebut maka penulis ingin mengulas penafsiran QS. Al-Hujurat

    ayat 9-10, dimana didalamnya mengatur mengenai perdamaian antara dua kelompok

    mukmin.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana penafsiran QS. Al-Hujurat ayat 9-10?

    2. Apa Ibrah yang disampaikan dalam QS. Al-Hujurat ayat 9-10?

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah

    kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar Perjanjian terhadap yang

    lain, hendaklah yang melanggar Perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada

    perintah Allah. kalau Dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan

    hendaklah kamu Berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang Berlaku

    adil. Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah

    (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya

    kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat: 9-10)

    A. Tafsir Kata

    - In bermakna jika, menunjukkan bahwa pertikaian antara mukmin jarang terjadi.

    - Iqtatalu terambil dari kata qatala yang berarti membunuh, berkelahi, atau mengutuk.

    - Thifatni: dua kelompok

    - ash-lih terambil dari kata ashlaha asalnya adalah shaluha. Antonim dari kata fasada

    (rusak) yang berarti (manfaah). Berarti ash-lih bermakna perintah untuk

    mendatangkan manfaat atau melakukan perbaikan; tentunya hubungan antara yang

    bertikai.

    - Baghat terambil dari kata bagh pada dasarnya berarti kehendak, namun berkembang

    pada makna melampaui batas.

    - al-Muqshithn terambil dari kata qisth yang biasanya diartikan dengan kata adl.

    Namun ada yang mengartikannya bahwa qisht adalah keadilan yang diterapkan

    kepada dua belah pihak sementara adl menempatkan sesuatu pada tempatnya walau

    tidak menyenangkan satu belah pihak.

    B. Asbabun Nuzul

    Al-Bukhari berkata: Musaddad menceritakan kepada kami; Mutamir menceritakan

    kepada kami, ia berkata: aku mendengar ayahku bahwa Anas r.a berkata: Ada yang

    berkata kepada Nabi saw. Sekiranya engkau mendatangi Abdullah bin Ubay, Nabi saw.

    lalu bertolak kepadanya dengan mengendarai keledai dan kaum Muslimin juga bertolak

    berjalan bersama beliau di sebuah tanah lembab dan asin (yang tidak dapat digarap).

  • Tatkala Nabi saw. mendatanginya, ia (Abdullah bin Ubay) berkata, Menjauhlah dariku,

    demi Allah bau busuk keledaimu telah menggangguku. Maka salah seorang Anshar dari

    mereka berkata, Demi Allah, sungguh keledai Rasulullah saw lebih harum baunya

    daripada kamu. Lalu salah seorang dari kaumnya marah untuk (membela) Abdullah,

    sehingga keduanya saling mencaci dan diikuti oleh kemarahan para sahabat kedua orang

    itu. Sehingga terjadi saling pukul antara keduanya dengan pelepah kurma, sandal dan

    tangan. Kemudian sampailah (berita) kepada kami bahwa telah turun ayat: Dan jika ada

    dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara

    kedunya.1

    C. Munasabah Ayat

    Ayat 9 ini memiliki munasabah dengan ayat sebelumnya, yaitu ayat ke 8 dimana

    Allah memperingatkan kepada orang-orang Mumin supaya waspada dalam menerima

    berita yang disampaikan oleh orang fasiq, maka Allah swt. Menerangkan pada ayat ke 9,

    tentang apa yang bisa saja terjadi akibat berita seperti ini. Seperti pertengkarangan antara

    dua kelompok yang kadang-kadang akhirnya menyebabkan peperangan.

    Dan pada ayat ke 10, Allah memperkuat dengan menjelaskan bahwa sesungguhnya

    mumin itu bersaudara dan harus saling meperbaiki hubungan satu sama lain. Ayat ini

    memiliki munasabah dengan ayat yang ke 11 dan 12, dimana Allah memberikan langkah-

    langkah untuk menghindari pertikaian/pertengkaran. Misal, dalam dua ayat tersebut, Allah

    Swt. melarang beberapa sikap yang dapat memicu pertikaian, seperti saling mengolok-

    olok dan mencela orang lain, panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk (QS al-

    Hujurat [49]: 11); banyak berprasangka, mencari-cari kesalahan orang lain, dan

    menggunjing saudaranya (QS al-Hujurat [49]: 12). ayat tersebut juga Mendidik orang-

    orang Mumin dengan kesopanan-kesopanan, yang jika mereka pegang teguh, maka akan

    langgenglah rasa cinta dan persatuan sesama mereka.

    D. Tafsir Ayat

    Ayat ini dengan jelas menerangkan bahwa kalau dua golongan kaum mukmin

    bersengketa hingga menimbulkan perang, maka kewajiban bagi orang Islam untuk

    mendamaikan dengan segera kedua golongan yang berperang itu.2 Dengan demikian,

    maka perdamaian merupakan tujuan dalam Islam. Bukankah makna Islam adalah damai?

    Hal ini juga terlihat dari penjelasan Prof. Hasbi ash-Shiddieqy bahwa: Dalam ayat

    ini, Allah menjelaskan bagaimana para mukmin mendamaikan dua golongan yang

    bersengketa dan menyuruh para mukmin memerangi golongan yang kembali membuat

    1 Muqbil bin Hadi, Shohih Asbabun-Nuzul, Meccah: Depok, hlm.387

    2 Abdul Halim Hasan, Tafsir Ahkam, Kencana: Jakarta, 2006, cetakan ke-1, hlm.568

  • aniaya (zalim) sesudah diadakan perdamaian, sehingga dengan demikian mereka bisa

    kembali kepada perdamaian yang mereka langgar. Perdamaian, sebagaimana wajib kita

    lakukan antara dua golongan yang bermusuhan, begitu pula antara dua orang

    bersaudara yang bersengketa. Pada akhirnya Allah menyuruh kita bertaqwa kepada-Nya

    dan mengakui hukum-Nya.3

    Ternyata, perintah mendamaikan antara yang bertikai tak semata mendamaikan

    kedua kelompok mukmin saja. Kata ikhwah dalam al-Quran yang hanya terulang tujuh

    kali dalam al-Quran ternyata berbeda maknanya dengan kata ikhwah dalam al-Hujurt

    ini. Hal ini agaknya untuk mengisyaratkan bahwa persaudaraan yang terjalin antara

    sesama Muslim, adalah persaudaraan yang dasarnya berganda. Sekali atas dasar

    persamaan iman, dan kali ke-dua adalah persaudaraan seketurunan, walaupun yang

    kedua ini bukan dalam pengertian yang hakiki. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk

    memutuskan hubungan persaudaraan itu.4

    Adapun penggunaan bentuk dual pada kata akhawaikum di sini memberi arti bahwa

    jangankan antara banyak orang, dua pun, jika mereka berselisih harus di-ishlh-kan.

    Sehingga harmonislah hubungan mereka. Oleh karena semua dipandang bersaudara, maka

    damaikanlah di antara saudara-sauramu yang se-agama itu, sebagaimana kamu

    mendamaikan saudaramu yang seketurunan.5 Quraish Shihab menutup tafsirannya

    terhadap ayat ini dengan penekanan bahwa Islam jelas-jelas menuntut terbentuknya

    kesatuan dan kesatuan, bukan sebaliknya. Problem jika ada yang mengkhianati, maka

    perangilah, namun dengan tujuan agar mereka kembali, bukan membasmi apalagi

    melakukan pelanggaran-pelanggaran berat yang sering terjadi dalam peperangan seperti

    genosida dan sebagainya. Islam memiliki ketentuan-ketentuan hukum dalam hal ini.

    Sedangkan dalam ayat ke 10 adalah Implikasi dari persaudaraan ini ialah

    hendaknya rasa cinta, perdamaian, kerja sama dan persatuan menjadi landasan utama

    masyarakat muslim. Hendaklah perselisihan atau perang merupakan anomali yang mesti

    dikembaikan kepada landasan trsebut begitu suatu kasus terjadi. Dibolehkan memerangi

    kaum mukmin lain yang bertindak zalim kepada saudaranya agar mereka kembali kepaa

    barisan muslim. Juga agar mereka melenyapkan anomali itu berdasarkan prinsip dan

    kaidah Islam. Itulah penanganan yang tegas dan tepat.

    E. Ibrah Ayat

    Ibrah yang Al-Quran sampaikan pada ayat-ayat ini, secara umum mengatur, serta

    membimbing hubungan sosial antar sesama manusia, khususnya umat Islam. Di mana

    3 Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir an-Nur, Pustaka Rizki Putra: Semarang, 2000, jilid 5, hlm.3919

    4 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Volume 13, Lentera Hati: Jakarta, 2007, cetakan ke VIII, hlm.248

    5 Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir an-Nur, Pustaka Rizki Putra: Semarang, 2000, jilid 5, hlm.3919

  • pada ayat ini Allah menegaskan seorang mumin hendaklah memiliki ahlak yang baik.

    Hendaknya seorang mukmin menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji

    dan yang tercela tentang perkataan dan perbuatan manusia lahir dan batin, serta mencari

    ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian tentang baik dan buruk yang mengajarkan

    pergaulan manusia. Sebagaimana yang Allah ajarkan dalam Al-Quran.

    Berdasarkan penafsiran QS. Al-Hujurat ayat 9-10 di atas, hemat penulis ibrah yang

    Al-Quran sampaikan adalah sebagai berikut:

    1. Perintah untuk melakukan ishlh jika ada pertikaian antara dua kelompok mukmin.

    2. Perintah memerangi orang-orang yang mengingkari janji damai sampai surut kembali

    ke-jalan (perintah) Allah.

    3. Perintah untuk melakukan ishlh secara adil seadil-adilnya.

    4. Penegasan bahwa mukmin itu adalah satu kesatuan ummat.

    5. Memperbaiki hubungan di antara sesama, karena mukmin itu bersaudara.

  • BAB III

    KESIMPULAN

    Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa QS. Al-Hujurat ayat 9-10 tersebut

    menerangkan tentang perintah mendamaikan dua pihak yang saling bertikai dan pentingnya

    persaudaraan antar mukmin.

    Ibrah yang disampaikan dalam dua ayat tersebut antara lain:

    1. Perintah untuk melakukan ishlh jika ada pertikaian antara dua kelompok mukmin.

    2. Perintah memerangi orang-orang yang mengingkari janji damai sampai surut kembali ke

    jalan (perintah) Allah.

    3. Perintah untuk melakukan ishlh secara adil seadil-adilnya.

    4. Penegasan bahwa mukmin itu adalah satu kesatuan ummat.

    5. Memperbaiki hubungan di antara sesama, karena mukmin itu bersaudara.