PERCOBAAN VIII (Kemampuan Koagulasi Garam-Garam Sulfat Dan Klorida)
Percobaan Viii
-
Upload
christianto-pasunu -
Category
Documents
-
view
60 -
download
16
Transcript of Percobaan Viii
PERCOBAAN VIIIISOLASI TRIMIRISTIN DARI BIJI PALA
I. Tujuan
Mempelajari cara isolasi trimiristin dari biji pala.
II. Tinjauan Pustaka
Menurut Slamet, (1989) bahwa tanaman pala atau Myristica Fragan
Houtt termasuk familia myristicaceae, yang tumbuh di Indonesia, terutama di
Maluku. Pohon pala merupakan tanaman yang tingginya sekitar 10 meter.
Bauahnya yang masak berwarna kuning di bagian tengahnya alur, garis
tengah buah ini sekitar 5 cm. Biji pala yang banyak diperlukan sebagai bahan
obat barkadar minyak atsiri yang tidak kurang dari 5% volume berat,
sedangkan kadar minyak atsiri serbuk tidak kurang dari 4%. Kandungan-
kandungan zat pada biji pala yaitu :
1. Minyak atsiri sampai 10% berisi miristin (yang bersifat membius) sekitar
4%, pinen 80%, kamfer 8%, dipentesafrol 0,6%, egenol, ko-egenol dan
alkohol 6%.
2. Minyak lemak sekitar 40% berupa gliserida dari asam miristat, asam oleat
dan asam linoleat.
3. Abu 4%, zat putih telur 25% sampai 40% pati dan gula.
Menurut Winarno (1991), biji buah pala merupakan biji dari tumbuh-
tumbuhan yang kaya akan trigliserida yaitu asam lemak ester gliserol.
Banyak perbedaan yang mungkin pada trigliserida terjadi, sejak gliserol
mempunyai rantai yang sangat panjang dan sejumlah ikatan rangkap dan
saling berhubungan satu sama lain. Biji buah pala mengandung trigliserida
terutama ester gliserol yaitu asam lemak tunggal dan asam myristic, yang
disebut trimiristin. Trimiristin yang terkandung dalam biji buah pala kering
kira-kira 25%-30% beratnya .
sifat-sifat trimiristin antara lain sebagai berikut.
1. Berbentuk Kristal putih
2. Berat molekulnya 723,18 g/mol
3. Titik leburnya 56,50C
4. Titik didihnya 3110C
5. Tidak larut dalam air
6. Larut dalam alkohol, eter, kloroform dan benzene.
Trimiristin merupakan salah satu senyawa bahan alam golongan lemak
yang ditemukan pada biji buah pala (myristica fragrans). Trimiristin yang
terkandung dalam biji buah pala merupakan lemak yang juga dapat
ditemukan beberapa jenis sayuran yang kaya akan minyak dan lemak
terutama pada biji-bijian. Trimiristin merupakan bentuk kental dan tidak
berwarna serta tidak larut dalam air. Beberapa perbedaan trigliserida
mungkin karena gliserol mempunyai tiga fungsi. Fungsi hidroksil dan juga
mengandung lemak alami yang mempunyai rantai panjang dan sejumlah
ikatan rangkap yang berhubungan satu sama lain. Trimiristin terkandung
sekitar 25% dari berat kering biji buah pala. Isolasi trimiristin (ester) dan
miristat (turunan fenil propanon) yang merupakan dua produk utama dari
buah pala dilakukan dengan ekstraksi kloroform. Senyawa ini dipisahkan
dengan memisahkan residu dan filtratnya. Trimiristin padat dicampur dengan
alkali, menghasilkan asam miristat. Miristat dimurnikan dengan kromatografi
kolom dan destilasi bertingkat. Isolasi trimiristin dari biji buah pala yang
paling baik adalah dengan cara ekstraksi eter dengan alat refluks dan
residunya dihabiskan dengan aseton. Selain itu senyawa trimiristin tidak
banyak bercampur dengan ester lain yang sejenis (Wilcox, 1995).
Isolasi trimiristisin kandungan utama biji pala, dilakukan dengan cara
ekstraksi dengan kloroform, kemudian dipisahkan dengan penguapan pelarut.
Residu akan mengalami pengendapan berbentuk kristal jarum, jika residunya
ditambahkan dengan pelarut etanol (Tim Dosen KBA, 2013).
Bila trimiristin dihidrolisis, maka akan terbentuk asam miristat dan
gliserol. Reaksi hidrolisis dapat berlangsung dalam suasana asam atau basa,
dimana hidrolisis dapat dilakukan dengan alkohol. Trimiristin adalah
trigliserida yang tidak memiliki ikatan rangkap sehingga strukturnya teratur
dan mampat (Miller, 1980).
Ekstraksi trimiristin dapat dicapai secara maksimal dari biji buah pala
dengan ekstraksi eter dalam alat refluks dan residunya dihablur dengan
aseton. Dengan cara ini senyawaan trimiristin yang terdapat dalam biji buah
pala tidak banyak tercampur dengan ester lain yang sejenis. Refluks
merupakan teknik laboratorium dengan cara mendidihkan cairan dalam
wadah yang disambungkan dengan kondensor sehingga cairan terus menerus
kembali kedalam wadah. Teknik ini digunakan untuk melaksanakan reaksi
dalam waktu lama, semisal sintesis organik. Prinsip isolasi trimiristin (Ester)
dan miristat adalah dua produk buah pala yang dilakukan dengan ekstraksi
kloroform, senyawa ini dipisahkan dengan pemisahan residu dan filtratnya.
Trimiristin dapat dicampur dengan alkali menghasilkan asam miristat.
Miristat dimurnikan dengan kromatografi kolom dan destilasi (Freiser, 1957).
III. Alat dan Bahan
III.1 Alat
1. Erlenmeyer
2. Labu alas bulat
3. Lemari asam
4. Corong
5. Neraca analitik
6. Gelas kimia
7. Kertas saring
8. Gelas ukur
9. Batang pengaduk
10. Rotari vakum evaporator
11. Oven
12. Pipet tetes
III.2 Bahan
1. Biji pala
2. Etanol 95 %
3. Kloroform
4. Kalsium klorida (CaCl2) anhidrat
5. Kertas saring
IV. Prosedur Kerja
1. Memasukkan biji pala sebanyak 15 gram yang telah dihaluskan ke dalam
erlenmeyer, kemudian menambahkan 100 mL kloroform.
2. Merefluks campuran selama 90 menit di atas penangas air, kemudian
menyaring dengan kertas saring, dan menambahkan filtratnya dengan
kalsium klorida.
3. Menyaring kembali, kemudian menguapkan pelarut kloroform secara
vakum menggunakan rotari vakum evaporator.
4. Melarutkan residu yang diperoleh dengan etanol sebanyak 25 mL,
kemudian mendinginkan selama 24 jam.
5. Menyaring kristal yang terbentuk dengan kertas saring, menimbang serta
menentukan rendemennya.
V. Hasil Pengamatan
5.1. Hasil
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1.
2.
3.
4.
5.
Biji pala + Kloroform
Direfluks + saring + kalsium klorida
Saring, uapkan secara vakum
Residu yang diperoleh dilarutkan dengan etanol
Hasil rendemen
Berat kertas
Menjadi larut, agak bau
Warna agak kuning
Larutan warna kuning tua dan agak kental
Larutan berwarna kuning terbentuk trimiristin
2,153 gram
0,273 gram
5.2. Analisa Data
Diketahui : Berat kristal + kertas saring = 2,153 gram
Berat kertas saring = 0,273 gram
Ditanya : Rendemen kristal = ....?
Jawab.
Berat kristal = (Berat kristal + kertas saring) - Berat kertas saring
= 2,153 gram - 0,273 gram
= 1,88 gram
% Rendemen kristal = berat kristalberat sampel
x 100 %
= 1,88 gram15 gram x 100 %
= 12,533 %
5.3. Pembahasan
Trimiristin merupakan salah satu senyawa bahan alam golongan lemak
yang ditemukan pada biji buah pala (myristica fragrans). Trimiristin
merupakan bentuk kental dan tidak berwarna serta tidak larut dalam air.
Isolasi trimiristin kandungan utama biji pala, dilakukan dengan cara ekstraksi
dengan kloroform, kemudian dipisahkan dengan penguapan pelarut. Residu
akan mengalami pengendapan berbentuk kristal jarum, jika residunya
ditambahkan dengan pelarut etanol. Tujuan percobaan ini adalah untuk
mempelajari cara isolasi trimiristin dari biji pala.
Biji pala dihaluskan dengan tujuan untuk memudahkan pelarutan zat-zat
yang terkandung dalam pala lebih mudah larut dengan pelarut (kloroform).
Hal ini dikarenakan semakin kecil ukuran suatu sampel maka akan semakin
besar sudut kontak dengan pelarut sehingga akan semakin banyak terjadi
tumbukan yang menyebabkan proses pelarutan dapat terjadi dengan cepat.
Kloroform digunakan sebagai pelarut karena kloroform bersifat non polar
yang dapat melarutkan trimiristin yang juga bersifat non polar. Trimiristin
merupakan suatu gliserida (ester lemak) yang terbentuk dari gliserol dan
asam miristat. Gliserida ini terkandung dalam buah pala (Myrictica fragrans)
yang bersifat non polar dengan kadar yang tinggi tanpa banyak bercampur
dengan ester-ester yang lain, maka dapat diekstraksi dengan menggunakan
pelarut non polar, Selain itu titik didih kloroform juga sangan rendah
dibandingkan dengan titik didik trimiristin sehingga pada proses pemisahan
antara pelarut (kloroform) dengan trimiristin dapat mudah dilakukan.
Kemudian dilakukan perefluksan yang bertujuan agar serbuk pala dan
kloroform tercampur sempurna. Dalam pereflukan terjadi pertahanan reaksi dalam
jangka waktu lama yaitu dengan memanaskan dan mengembunkan uap kloroform
dan uapnya akan kembali ke labu reaksi. Pereflukan dilakukan dengan
mengkondisian suhu pada pereflusan diusahakan di bawah tiitk didih kloroform.
Hal ini dilakukan agar kloroform tidak menguap, karena jika
kloroform menguap maka trimiristin yang dihasilkan sedikit disebabkan
trimiristin yang sudah terikat dengan kloroform akan bercampur dengan
pengotor yang berupa gliserol dan lainnya. Pada alat refluks digunakan
kondensator yang fungsinya untuk mendinginkan kloroform agar tidak menguap.
Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan kertas saring kemudian filtrat
yang diperoleh ditambahkan CaCl2 anhidrat yang berfungsi untuk mengikat air
karena menurut Mulyono (2005), bahwa kalsium klorida adalah garam dengan
rumus kimia CaCl2 yang bersifat higroskopis. Penyaringan dilakukan untuk
memisahkan residu (ampas serbuk pala) dengan filtrat yang berwarna kuning,
yang merupakan campuran kloroform dan trimiristin.
Pelarut kloroform dipisahkan dari trimiristin dengan cara penguapan dengan
menggunakan rotary vakum evaporator. Dalam evaporator akan terjadi pemisahan
ekstrak dari pelarutnya (kloroform) dengan prinsip pemanasan yang dipercepat
oleh putaran labu alas bulat. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan pelarut
kloroform akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi
molekul-molekul cairan pelarut kloroform murni yang ditampung dalam labu alas
bulat sebagai penampung pelarut. Karena titik didih kloroform lebih rendah dari
trimiristin maka kloroform menguap terlebih dahulu sehingga kloroform dan
trimiristin dapat dipisahkan.
Residu yang diperoleh dilarutkan dengan etanol. Selain sebagai pelarut, etanol
juga mempercepat pembentukan kristal dan etanol mudah dipisahkan sebab
sifatnya yang mudah menguap. Etanol juga digunakan untuk memisahkan zat-zat
pengotor pada trimiristin. Sehingga diharapkan diperoleh senyawa trimiristin yang
murni. Fungsi pendinginan yaitu untuk mengendapkan kristal sehingga
memudahkan pemisahan kristal dari larutan. Selain itu dengan adanya
pendinginan maka dapat mempercepat laju pembentukan kristal sehingga
pertumbuhan kristal lebih besar dari pembentukan inti jadi kristalnya akan
berukuran besar. Setelah dilakukan penyaringan diperoleh kristal berwarna putih
yang mengandung senyawa trimiristin. Penyaringan juga berfungsi memisahkan
zat pengotor dari kristal.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh persentase rendemen yaitu
12,533%. Menurut Winarno (1991), bahwa trimiristin yang terkandung dalam biji
buah pala kering kira-kira 25%-30% beratnya. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa hasil percobaan tidak sesuai dengan literature, hal ini dapat dikarenakan
pada proses ekstraksi dan pembentukan kristal tidak terjadi secara sempurna.
I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Trimiristin merupakan suatu gliserida (ester lemak) yang terbentuk dari
gliserol dan asam miristat, liserida ini terkandung dalam buah pala
(Myrictica fragrans) yang bersifat non polar
2. Metode yang digunakan untuk mengisolasi trimiristin pada biji pala
yaitu metode refluks dengan pelarut kloroform.
3. Rendemen yang dihasilkan dengan serbuk biji pala sebanyak 15 gram
yaitu 12,533 %.
DAFTAR PUSTAKA
Fieser, Louis.1957.Experiment in Organic Chemistry, 3nd edition. Heath and
Company. Boston.
Miller, Neuzel.1980.Modern Experimental Organic Chemistry.Western
Washington University.Canada
Mulyono. 2005. Kamus Kimia. Ganesha Silatama . Bandung.
Tim Dosen KBA. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Bahan Alam. Universitas
Tadulako. Palu.
Slamet, S. 1989. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian.Yogyakarta.Liberty.
Wilcox, C.F. 1995. Experimental Organic Chemistry, 2nd edition. Prentice
Hall.New Jersey.
Winarno.1991. Kimia Pangan dan Gizi. P.T Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
PERCOBAAN III
ISOLASI PIPERIN DARI LADA HITAM
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
ELSY TEPARE
G 301 11 017
ASISTEN : SYARIFUDDIN
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2013
PERCOBAAN III
ISOLASI PIPERIN DARI LADA HITAM
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
CHRISTIANTO PASUNU
G 301 11 022
ASISTEN : SYARIFUDDIN
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2013