percobaan ke-4.docx

5
Pembahasan A. Pembuatan gas hidrogen Percobaan pembuatan gas hidrogen dilakukan dengan variasi jumlah alumunium foil. Dalam pereaksian gas ini dilakukan dengan reaktan NaOH yang di lakukan dalam hydrogen storage sederhana seperti pada gambar 1. NaOH bertindak sebagai katalis yang mempercepat reaksi. Aluminium merupakan logam yang berwarna putih abu- abu (silver) yang melebur pada 659 o C, dan bila terkena udara akan teroksidasi pada permukaannya. Pembentukan hidrogen ini terjadi menurut persamaan : 2 Al + 6 H 2 O → 2 Al(OH) 3 + 3 H 2 Pembentukan gas hidrogen bila direaksikan dengan air tanpa adanya katalis, maka reaksi akan berlangsung sangat lama maka dari itu diperlukan katalis yang sesuai untuk mempercepat reaksi. Na dalam NaOH digunakan sebagai katalis maka Na ikut bereaksi namun tidak dihasilkan dalam produk. Katalis yang digunakan pada percobaan ini yaitu larutan beralkalin, karena Alumunium (alumunium foil) dapat menunjukkan sifat asamnya jika direaksikan dengan larutan beralkalin (basa) seperti larutan NaOH. Variasi jumlah alumunium pada percobaan adalah 0.1;0.2;0.4; dan 0.8. hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin besar jumlah gram alumunium makan produksi gas akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan rumus PV = nRT ………………………………… dengan : P = tekanan (atm) V = volume (L)

Transcript of percobaan ke-4.docx

PembahasanA.Pembuatan gas hidrogenPercobaan pembuatan gas hidrogen dilakukan dengan variasi jumlahalumunium foil. Dalam pereaksian gas ini dilakukan dengan reaktan NaOH yang di lakukan dalam hydrogen storage sederhana seperti pada gambar 1.NaOH bertindak sebagai katalis yang mempercepat reaksi. Aluminium merupakan logam yang berwarna putih abu-abu (silver) yang melebur pada 659 oC, dan bila terkena udara akan teroksidasi pada permukaannya. Pembentukan hidrogen ini terjadi menurut persamaan :2 Al + 6 H2O 2 Al(OH)3+ 3 H2Pembentukan gas hidrogen bila direaksikandengan air tanpa adanya katalis, maka reaksi akan berlangsung sangat lama maka dari itu diperlukan katalis yang sesuai untuk mempercepat reaksi. Na dalam NaOH digunakan sebagai katalis maka Na ikut bereaksi namun tidak dihasilkan dalam produk.Katalis yang digunakan pada percobaan ini yaitu larutan beralkalin, karenaAlumunium (alumunium foil) dapat menunjukkan sifat asamnya jika direaksikan dengan larutan beralkalin (basa) seperti larutanNaOH.Variasi jumlah alumunium pada percobaan adalah 0.1;0.2;0.4; dan 0.8. hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin besar jumlah gram alumunium makan produksi gas akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan rumus PV = nRT dengan :P = tekanan (atm)V = volume (L)n = molR = tetapan gas universal (0,08206 L atm mol-1K-1)T = temperatur (K)Mol dalam perumusan berbanding lurus volume yang dihasilkan sehingga semakin tinggi jumlah gram maka semakin tinggi jumlah volume gas.Uji gas hidrogen ini dilakukan terhadap membrane fuell cell dan dapat membuat kipas dan lampu menyala dengan besar voltase 8.64 volt.Hal ini sesuai dengan reaksi pada membran fuel cell:2H2+ O2> 2H2OPada anoda hidrogen di oksidasi menjadi proton:2H2> 4H++ 4 e-Setiap molekul H2terpecah menjadi dua atom H+(proton), sedang setiap atom hydrogen melepaskan elektronnya. Proton ini akan bergerak menuju katoda melewati membran. Elektron yang terbentuk akan menghasilkan arus listrik kalau dihubungkan dengan penghantar listrik menuju katoda. Pada katoda oksigen diubahmenjadi H2OO2+ 4H++ 4 e-> 2H2OPembuatan tawas dari limbah alumuniumPada percobaan pembuatan tawas ini digunakan alumunium foil sebagai bahan utama dalam pembuatan tawas. Sebagai pelarut digunakan larutan KOH 20% dan juga NaOH 20%, penggunaan dua buah larutan ini dimaksudkan untuk mengetahui larutan yang lebih cocok digunakan dalam pembuatan tawas ini. Tawas dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat dan akan larut membentuk aluminat dan menghasilkan gas hidrogen. Proses melarutkan ini dibantu dengan adanya panas untuk mempercepat reaksi, dikarenakan dalam reaksi ini dihasilkan gas hidrogen yang ditandai dengan adanya gelembung-gelembung udara, pemanasan juga bertujuan untuk membuat gelembung-gelembung tersebut menghilang. Larutan aluminat kemudian dinetralkan dengan menggunakan asam sulfat, dalam hal ini digunakan air aki. Reaksi ini akan membentuk endapan putih dari Al(OH)3. Penambahan larutan H2SO4dilakukan agar seluruh senyawa K[Al(OH)4] dapat bereaksi sempurna. Al(OH)3yang terbentuk langsung bereaksi dengan H2SO4dengan persamaan reaksi sebagai berikut :2 Al(OH)3+ 3 H2SO4 Al2(SO4)3+ 6 H2OFiltrat yang dihasilkan disaring untuk menghilangkan pengotor-pengotornya. Selanjutnya filtrat yang dihasilkan didinginkan dalam es bertujuan untuk mempercepat pembentukan kristal tawas. Setelah kristal tawas terbentuk, filtrat kemudian dicuci dengan menggunakan etanol 70% yang berfungsi untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan. Kristal yang terbentuk kemudian disaring, dikeringkan dan ditimbang berat kristal tawas yang diperoleh.Pada percobaan ini didapatkan jumlah kristal tawas yang diperoleh adalah sebesar 5.478 gr yang dihasilkan dari reaksi antara alumunium foil dengan KOH 20%, sedangkan reaksi antara alumunium foil dengan NaOH 20% tidak menghasilkan kristal tawas, hal ini disebabkan karena bahan NaOH yang digunakan adalah bahan yang bukan pro analysis sedangkan bahan KOH yang digunakan adalah pro analysis.

No.Ditambahkan denganHasilBerat Tawas (gr)

1.50 ml NaOH 20%Tidak terbentuk Tawas-

2.25 ml KOH 10%Terbentuk Tawas6

Tabel. Data pemebentukan tawas

Penjernihan air dengan tawas dan adsorben

Pengujian daya adsorbansi pada adsorben zeolit, batu bata, dantawas dilakukan terhadap sampel FeCl3.Adsorben memiliki gaya tarik yang menahan Feuntuk tetap larut dalam etanol. Dengan memanfaatkan sifatfisik dan kimia zeolit yaitu sifat hidrofilik danukuran pori < 0.44 nm, Fe dapat diserap secara sempurna dan pada akhirnyalarutan menjadi jernihSemakin tinggi adsorben akan memperbesar kontak antara adsorben dan larutan sehingga larutan yang dijernihkan akan semakin jernih. Perlakuan pengecilan ukuran juga memberikankonstribusi besar terhadap hasil pemurnian. Dengan dikecilkannya ukuran adsorben maka luas permukaanpartikelnya akan semakin besar, hal ini juga makin memperbesar kemampuan adsorben dalam menyerap Fedalam percobaan kerjernihan air terbesar adalah dengan menggunakan adsorben zeolit, diikuti dengan batu bata dan yang terakhir tawas.

KESIMPULANPembuatan gas hidrogen berhasil dilakukan dengan memanfaatkan alumunium foil.Gas hidrogen yang dihasilkan kemudian diuji dan terbukti menghasilkan energi karena dapat menggerakan kipas dan menyalakan lampu dalam waktu yang kurang lebih 1 menit.Limbah Al(OH)3kemudian dibuat tawas dengan bantuan basa NaOH dan KOH.Pada percobaan,tawas yang dihasilkan hanya terbentuk dengan basa KOH kemudian tawas diujikan dengan air keruh dan terbukti dalam selang beberapa hari,air keruh tersebut menjadi jernih.