Percobaan 1 ANFAR
-
Upload
fitriahzain -
Category
Documents
-
view
86 -
download
12
description
Transcript of Percobaan 1 ANFAR
LABORATORIUM KIMIA FARMASIPROGRAM STUDI S-1 FARMASI F-MIPAUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI
PERCOBAAN I
PENENTUAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Disusun Oleh:
Noor Fitriah
J1E114215
Kelompok III
PROGRAM STUDI S-1 FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU
2015
LABORATORIUM KIMIA FARMASIPROGRAM STUDI S-1 FARMASI F-MIPAUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PERCOBAAN I
PENENTUAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Asisten Nilai Laporan Awal Nilai Laporan Akhir
(Nisa Abdina)
(Noni Deseanopy)
Tanggal Praktikum :
9 Oktober 2015
Tanggal Dikumpul :
16 Oktober 2015
PROGRAM STUDI S-1 FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU
2015
PERCOBAAN I
PENENTUAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
I. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip dasar spektrofotometri uv-vis dan
aplikasinya
2. Mahaiswa dapat menjelaskan alasan senyawa asam mefenamat dapat
dianalisis dengan metode spektrofotometri uv-vis.
3. Mahasiswa dapat mempraktikan tahapan analisis dan menentukan kadar
asam mefenamat pada produk yang beredar di pasaran dengan metode
spektrofotonetri uv-vis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang
didasarkan pada pengukuran serapan sinar makromatis oleh suatu lajur
larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan
monokromator prisma atau kisi difraksi dengan fototube atau tabung
foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu suatu
alat yang di gunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan atau
absorbansi dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Pada
titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu berkas
yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya,
sedangkan dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih
besar. Dalam hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorbsi
atomic (Hardjadi, 1990).
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau
absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan
pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan
sering disebut dengan spektrofotometri (Basset, 1994).
Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan
elektron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Perpindahan elektron tidak diikuti oleh perubahan arah spin, hal
ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet (Khopkar, 2002).
Spektroskopi UV-Vis adalah teknik analisis spektroskopi yang
menggunakan sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dan sinar
tampak dengan menggunakan instrumen spektrofotometer. Prinsip dari
spektrofotometer UV-Vis adalah penyerapan sinar tampak untuk ultra
violet dengan suatu molekul dapat menyebabkan terjadinya eksitasi
molekul dari tingkat energi dasar (ground state) ketingkat energi yang
paling tinggi (excited stated). Pengabsorbsian sinar ultra violet atau sinar
tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi elektron
bonding, akibatnya panjang absorbsi maksimum dapat dikolerasikan
dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul (Hendayana, 1994).
Spektrofotometer menghasilkan sinar dan spectrum dengan
panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur
intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Kebetulan
spektrofotometer dibandingkan dengan fotometer adalah panjang
gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh
dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada
fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi
melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter
tidak mungkin diperoleh panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada
spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat
diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel blanko dan suatu
alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko
ataupun pembanding (Khopkar, 2002).
Ada beberapa metode yang dikembangkan untuk penentuan kadar
suatu obat diantaranya adalah metode spektrofotometri UV-Vis dan
metode iodimetri. Metode spektrofotometri dapat digunakan untuk
penetapan kadar campuran dengan spektrum yang tumpang tindih tanpa
pemisahan terlebih dahulu. Karena perangkat lunaknya mudah digunakan
untuk instrumentasi analisis dan mikrokomputer, spektrofotometri
banyak digunakan di berbagai bidang analisis kimia terutama farmasi.
Sedangkan metode iodimetri merupakan metode yang sederhana dan
mudah diterapkan dalam suatu penelitian (Karinda et al, 2013).
Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan
energi cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari
panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang
menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu. Hasil analisa
spektrofotometri biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensif
IR, terhadap panjang gelombang. Untuk identisifikasi, signal sampel
akan dibandingkan dengan signal standar. Perlu juga diketahui bahwa
sampel untuk metode ini harus dalam bentuk murni. Karena bila tidak,
gangguan dari gugus fungsi kontaminan akan mengganggu signal kurva
yang diperoleh (Underwood & Day, 1986).
II.2 Uraian Bahan
II.2.1. Natrium Hidroksida
Nama Resmi : Natrii Hydroxydum
Nama latin : Natrium Hidroksida
Struktur Kimia : NaOH
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau
atau keping, kering, keras dan
menunjukkan susunan hablur putih,
mudah basah, sanagat alkalis dan korosif.
Segera menyerap karbon dioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol
(95%) P.
Indikasi : Zat Tambahan
BM : 40,00
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
(Depkes RI, 1979).
II.2.2 Asam Mefenamat
Nama Resmi : Acidi Mefenamicum
Nama latin : Acidum Mefenamicum
Struktur Kimia : C15H15NO2
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau hampir putih,
melebur pada suhu lebih kurang 230o
disertai peruraian
Kelarutan : Larut dalam larutan alkali hidroksida,
agak sukar larut dalam kloroform, sukar
larut dalam etanol dan dalam metanol,
praktis tidak larut dalam air.
Indikasi : Analgetik
BM : 241,29
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
(Depkes RI, 1995).
III. PROSEDUR PENETAPAN KADAR
III.1. Natrium Hidroksida
Timbang dengan seksama lebih kurang 1,5 gram, larutkan dalam
lebih kurang 40 ml air bebas karbondioksida P. Dinginkan larutan
dalam suhu kamar, tambahkan fenolftalein LP dan titrasi sama dengan
asam sulfat 1 N LV. Pada saat terjadi warna merah muda catat volume
asam yang dibutuhkan, tambahkan jingga metil LP dan dilanjutkan
titrasi hingga terjadi warna merah muda yang tetap.1 ml asam sulfat 1 N
setara dengan 40,00 mg alkali jumlah, dihitung sebagai NaOH 1 ml
asam dalam titrasi dengan metil jingga setara dengan 106,0 mg Na2CO3
(Depkes RI, 1979).
III.2. Asam Mefenamat
Timbang dengan seksama lebih kurang 50 mg asam mefenamat,
masukkan kedalam labu terukur 250 ml, tambahkan 5,0 ml
tetrahidrofuran P, kocok hingga larut. Encerkan dengan fase gerak
sampai tanda kadar asam mefenamat lebih kurang 0,2 mg per ml.
Larutan uji timbang saksama lebih kurang 100 mg, masukkan ke dalam
labu tentukur 500 mol, tambahkan 10,0 ml tetrahidrofuran P, kocok
hingga larut. Encerkan dengan fase gerak sampai tanda (Depkes RI,
1995).
IV. PRINSIP
IV.1 Prinsip Kerja
Prinsip kerja pada percobaan kali ini adalah, penetapan panjang
gelombang serapan maksimum asam mefenamat, penetapan kurva
baku serta penetapan kadar asam mefenamat dengan spektofotometer
UV-Vis.
IV.2 Prinsip Instrumen
Prinsip instrumen spektrofotometer UV-Vis adalah dimana
ketika sinar atau cahaya dilewatkan melalui sebuah wadah (kuvet)
yang berisi larutan, maka akan menghasilkan spektrum. Alat ini
berdasar pada hukum lambert Beer yang berbunyi apabila cahay
monokromatik melalui suatu media, maka sebagian cahaya tersebut
akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian dipancarkan. Radiasi
yang diserap sebanding dengan konsentrasi yang artinya semakin
besar konsentrasi maka absorban akan semakin besar pula.
Spektrofotometer UV-Vis memiliki empat bagian penting yaitu
sumber cahaya, monokromator, kuvet, dan detektor (Ewing, 1975).
V. ALAT DAN BAHAN
V.1 Alat
Alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Batang pengaduk
2. Corong kaca
3. Gelas beker
4. Kaca arloji
5. Labu ukur 100 ml
6. Labu ukur 25 ml
7. Mortir dan stamper
8. Pipet volume
9. Pipet tetes
10. Pro pipet
11. Rak tabung
12. Sendok tanduk
13. Sendok besi
14. Spektrofotometer UV-Vis
15. Tabung reaksi
16. Timbangan Analitik
V.2 Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. NaOH 0,1 N
2. Standart asam mefenamat
3. Standart produk tablet asam mefenamat
VI. CARA KERJA
VI.1 Penetapan panjang gelombang serapan maksimum asam mefenamat
Dimasukan kedalam labu ukur 25 ml
Diencerkan sampai tanda batas
VI.2 Penetapan kurva baku
12,5 ml Larutan Baku Asam Mefenamat
NaOH 0,1 N
Hasil
Larutan Asam Mefenamat
Dibuat 5 seri kadar dengan konsentrasi
2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10
ppm
Dibaca serapannya pada spektro-
fotometer UV-Vis dengan panjang
gelombang serapan maksimum.
Ditentukan persamaan linearnya dari
absorbansi, yaitu y = bx + a
VI.3 Penetapan kadar asam mefenamat
Digerus hingga homogen
Ditimbang 100 mg
Dimasukkan kedalam gelas beker
Ditambahkan untuk melarutkan asam
mefenamat, kemudian aduk sampai
homogen
Dimasukkan kedalam labu ukur 100
ml
Diencerkan sampai tanda batas
Dipipet sebanyak 1 ml
Dimasukkan kedalam labu ukur 100
ml (dilakukan pengenceran 100 kali)
Hasil
5 Tablet
Serbuk
Larutan
50 ml NaOH 0,1 N
NaOH 0,1 N
NaOH 0,1 N
Ditambahkan sampai tanda batas
Dikocok sampai homogen
Diukur absorbansi pada panjang
gelombang yang sesuai
Dihitung kadar asam mefenamat
VII. HASIL
VIII. PERHITUNGAN (JIKA ADA)
IX. PEMBAHASAN
X. KESIMPULAN DAN SARAN
X.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah
1. Xxxxxxx yyyyyyyy xxxxxxxxxuuuuuuu
2. Dst
X.2 Saran
Saran xxxxx xxxxxxxxxuuuuuuuuuuuuuuyy xxxiauddhiwk
Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. EGC, Jakarta.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ewing. G. W. 1975. Instrumental Methods of Chemical Analysis. MC Graw-Hill. New York.
Hardjadi. 1990. Ilmu Kima Analitik Dasar. Gramedia, Jakarta.
Hendayana, S. 1994. Kimia Analitik Instrumen, Edisi I. IKIP Semarang Press, Semarang.
Karinda, M., Fatimawali., G. Citraningtyas. 2013. Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C Mangga Dodol Dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis dan Iodometri. Jurnal Ilmiah Farmasi UNSTRAT 2 (1) : 86-89
Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Underwood, A.L & Day, R.A. 1986. Analisa Ilmu Kuantitatif. Erlangga, Jakarta..