Validasi Metode Anfar II

22
VALIDASI METODE Method Development and Validation for the GC-FID Assay of Ethanol in Reservoir-type Fentanyl Transdermal Patches

description

ppt

Transcript of Validasi Metode Anfar II

Page 1: Validasi Metode Anfar II

VALIDASI METODEMethod Development and Validation for the GC-FID

Assay ofEthanol in Reservoir-type

Fentanyl Transdermal Patches

Page 2: Validasi Metode Anfar II

KELOMPOK 4, GOLONGAN I

I Gusti Agung Ayu Kartika

(0908505014)

I Gusti Agung A. Devi Yanti

(0908505015)

Iwan Saka Nugraha

(0908505016)

Page 3: Validasi Metode Anfar II

Validasi Metode

Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004).

Validasi metode analisis menurut USP dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis.

Page 4: Validasi Metode Anfar II

Method Development and Validation for the GC-FID Assay of Ethanol in Reservoir-type Fentanyl

Transdermal Patches

Sediaan Patch Transdermal Fentanil (tipe

reservoir)

Etanol sebagai enhancer

Penetapan kadar etanol penting untuk Quality Control (QC)

Metode GC-FID isotermal

VALIDASI METODE (berdasarkan

petunjuk ICH Q2A and Q2B)

Page 5: Validasi Metode Anfar II

Validasi Metode yang Dilakukan

Specificity, Range of Linearity, Accuracy, Precision (repeatability dan

intermediate precision), Detection limit dan Quantitation limit, Robustness, dan System Suitability Testing.

Page 6: Validasi Metode Anfar II

SPECIFICITY (Spesifisitas) Spesifisitas adalah kemampuan untuk

mengukur analit yang dituju secara tepat dan spesifik dengan adanya komponen-komponen lain dalam matriks sampel seperti ketidakmurnian, produk degradasi, dan komponen matriks.

Spesifisitas metode dapat diperoleh dengan :a. Melakukan optimasi sehingga senyawa yang

dituju terpisah secara sempurna dengan senyawa lain.

b. Menggunakan detektor selektif.

Page 7: Validasi Metode Anfar II

12 komponen pelarut yang digunakan dalam pengembangan metode analisis dapat dipisahkan dengan baik seperti terlihat pada gambar berikut.

SPECIFICITY (Spesifisitas)

Page 8: Validasi Metode Anfar II

RANGE OF LINEARITY (kisaran linieritas)

Linieritas merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil-hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang diberikan (Gandjar dan Rohman, 2007).

Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat diterima (Gandjar dan Rohman, 2007).

Page 9: Validasi Metode Anfar II

Sebagai parameter adanya hubungan linier digunakan koefisien korelasi r pada analisis regresi linier y = a + bx. Hubungan linier yang ideal dicapai jika nilai b = 0 dan r = +1 atau –1 bergantung pada arah garis. Sedangkan nilai a menunjukkan kepekaan analisis terutama instrumen yang digunakan. Parameter lain yang harus dihitung adalah simpangan baku residual (Sy) (Harmita, 2004).

Page 10: Validasi Metode Anfar II

RANGE OF LINEARITY (kisaran linieritas)

Linieritas dari rasio area puncak vs konsentrasi diuji dari konsentrasi larutan 0,1-0,9 mg/ml. Lima larutan dibuat dengan konsentrasi 20, 60, 100, 140 dan 180% dari larutan stok konsentrasi 0,5 mg/ml, dan masing-masing ditambahkan aseton 0,5 mg/ml sebagai standar internal.

Linieritas ditentukan dengan metode persamaan regresi dan penghitungan nilai r2.

Page 11: Validasi Metode Anfar II

ACCURACY (kecermatan)

Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya, dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan (Harmita, 2004).

Kecermatan ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi (spiked-placebo recovery) atau metode penambahan baku (standard addition method) (Harmita, 2004).

Page 12: Validasi Metode Anfar II

ACCURACY (kecermatan) Akurasi metode dalam penelitian diuji dengan

metode spiked-placebo. Sampel di-spiking dengan etanol konsentrasi

60, 100 dan 140 % dari larutan stok konsentrasi 0,5 mg/ml. Masing-masing sampel diinjeksikan dengan 3 kali pengulangan oleh 3 orang analis.

Persen recovery rata-rata yang didapat adalah 98,09-101,27%. Akurasi metode dalam penelitian ini tergolong baik sebab persyaratan persen recovery untuk konsentrasi sampel >10% adalah 98-102% (Harmita, 2004).

Page 13: Validasi Metode Anfar II

Precision (keseksamaan) Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis

dan biasanya diekspresikan sebagai simpangan baku relatif (RSD) dari sejumlah sampel yang berbeda signifikan secara statistik (Gandjar dan Rohman, 2007).

Sesuai dengan ICH, presisi harus dilakukan pada 3 tingkatan yang berbeda yaitu :

a. Repeatibility (keterulangan) yaitu presisi pada kondisi percobaan yang sama (berulang) baik orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun waktunya.

b. Intermediate precision (presisi antara) yaitu presisi pada kondisi percobaan yang berbeda, baik orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun waktunya.

c. Reproducibility (ketertiruan) yaitu merujuk pada hasil-hasil dari laboratorium yang lain.

Page 14: Validasi Metode Anfar II

Precision (keseksamaan) Keterulangan dan presisi antara antar-

hari dalam penelitian ditentukan dengan cara yang sama dengan uji akurasi oleh 3 orang analis pada hari yang berbeda.

Masing-masing sampel diinjeksikan 3 kali, dan ditentukan nilai RSD.

Page 15: Validasi Metode Anfar II

Precision (keseksamaan) Nilai RSD untuk uji keterulangan

diperoleh untuk analis 1 sebesar 0,52%, analis 2 sebesar 0,89%, dan analis 3 sebesar 0,32%.

Nilai RSD untuk uji presisi antara (intermediate precision) adalah 1,21%.

Nilai RSD yang diperoleh telah memenuhi persyaratan dimana ditentukan bahwa nilai RSD yang diperoleh tidak boleh lebih dari 2%.

Page 16: Validasi Metode Anfar II

Detection limit dan Quantitation limit

Detection limit/LOD atau batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko (Harmita, 2004).

Quantitation limit/LOQ atau batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama (Harmita, 2004).

Page 17: Validasi Metode Anfar II

Cara Menghitung LOD dan LOQQ = (k x Sb)/Sl

Keterangan : Q = LOD (batas deteksi) atau LOQ (batas

kuantitasi)k = 3 untuk batas deteksi atau 10 untuk batas

kuantitasiSb= simpangan baku respon analitik dari

blangkoSl = arah garis linear (kepekaan arah) dari

kurva antara respon terhadap konsentrasi = slope (b pada persamaan garis y = a+bx)

Detection limit dan Quantitation limit

Page 18: Validasi Metode Anfar II

Batas deteksi dan kuantitasi dari penelitian yang dibahas ditentukan berdasarkan standar deviasi dari respon dan slope, dan diperkirakan dengan rata-rata intersep pada metode kalibrasi.

Dibuat 3 larutan dengan kadar etanol dalam air 50, 75 dan 100 μg/mL, kemudian diinjeksikan 3 kali.

Batas deteksi (DL) dan batas kuantitasi (QL) dihitung dengan rumus DL = 3.3σ/S and QL = 10σ/S, dimana σ = standar deviasi, S = slope kurva kalibrasi.

Didapat nilai DL sebesar 1.99 μg/mL dan QL sebesar 6.03 μg/mL.

Detection limit dan Quantitation limit

Page 19: Validasi Metode Anfar II

Robustness (kekuatan)

Robustness merupakan kapasitas metode untuk tetap tidak terpengaruh oleh adanya variasi parameter metode yang kecil (Gandjar dan Rohman, 2007).

Untuk memvalidasi kekuatan suatu metode perlu dibuat perubahan metodologi yang kecil dan terus menerus dan mengevaluasi respon analitik dan efek presisi dan akurasi (Harmita, 2004).

Page 20: Validasi Metode Anfar II

Robustness (kekuatan) Untuk menguji kekuatan/ketahanan metode analisis,

larutan-larutan yang digunakan dalam pengembangan metode analisis diinjeksikan ke dalam sistem kromatografi yang kondisinya diubah, meliputi perubahan suhu dari 440 ke 460C dan laju alir dari 5,0 ke 5,6 ml/menit.

Hasil evaluasi menunjukkan hasil yang baik, ditunjukkan pada tabel berikut.

Page 21: Validasi Metode Anfar II

System Suitability Testing System suitability testing dilakukan dengan

membandingkan beberapa parameter validasi yang diperoleh dari hasil penelitian dengan batasan-batasan yang disarankan seperti presisi injeksi (RSD < 2.0% for n = 6), jumlah lempeng teoritis /number of theoretical plate (N > 10000), tailing factor (T < 1.5), resolusi (R > 1.5) and retensi relatif (α >1.05).

Hasil validasi yang didapat telah memenuhi kriteria yang disarankan, seperti terlihat pada tabel berikut.

Page 22: Validasi Metode Anfar II

KESIMPULAN Hasil validasi metode yang dilakukan menunjukkan :

a.Metode GC-FID yang digunakan spesifik dan linier pada rentang konsentrasi 0,1-0,9 mg/ml.

b.Pengujian akurasi dan presisi menunjukkan adanya reprodusibilitas (ketertiruan) yang tinggi pada analisis yang dilakukan oleh 3 orang analis.

c. Hasil system suitability testing menunjukkan adanya ketahanan metode saat operasional normal.

d.Pengujian robustness menunjukkan bahwa metode memiliki ketahanan terhadap variasi parameter metode yang kecil.

Dengan demikian, metode GC (Gas Chromatography) dengan detektor FID (flame ionization detection) telah tervalidasi dan dapat diaplikasikan dalam penetapan kadar etanol untuk quality control dari sediaan patch fentanil tipe reservoir.