perc9 10

7
Reaksi enzimatis merupakan suatu reaksi dengan menggunakan penambahan katalis enzim. Enzim berfungsi untuk mempercepat suatu reaksi kimia organik. Salah satu faktor yang mempengaruhi kerja dari enzim adalah konsentrasi, yaitu baik dari konsentrasi enzim itu sendiri maupun dari konsentrasi substrat. Berdasarkan data hasil percobaan pada pengaruh konsentrasi enzim terhadap perombakan suatu substrat. Diketahui bahwa semakin besar konsentrasi enzim yang ditambahkan menunjukkan warna yang berbeda pada setiap tabung. Pada uji warna dengan menggunakan metode uji iodium yaitu Identifikasi warna dari tabung pertama sampai ketiga yaitu kuning kecoklatan, coklat muda, dan coklat tua. Sedangkan pada uji benedict menunjukkan bahwa terbentuk endapan dengan warna endapan yang berbeda dari tabung satu sampai tabung tiga, yaitu endapan coklat muda, coklat kuning, dan coklat tua. Jadi, dapat dijelaskan bahwa; Pada konsentrasi substrat tertentu, bertambahnya konsentrasi enzim secara bertingkat menaikkan kecepatan reaksi enzimatis. Dengan kata lain, semakin besar volume atau konsentrasi enzim, semakin tinggi pula aktivitas enzim dalam memecah substrat yang dikatalisis. Pada percobaan uji pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim, dengan uji iodium kurang memberikan warna yang jelas pada masing-masing tabung. Karena pereaksianya dengan menggunakan plat tetes. Sedangka pada uji benedict perbedaan adanya endapan dan warna yang diberikan cukup memberikan gambaran yang jelas yaitu dari tabung pertama sampai yang keempat endapan yang terbentuk berturut-turut yaitu endapan berwarna hijau, coklat kehijauan, coklat muda, dan merah bata. Dari hasil percobaan tersebut penambahan substrat dengan konsentrasi berbeda pada konsentrasi enzim yang sama masih menunjukkan aktivitas enzim yang normal. Sedangkan Pada literatur Bila jumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat. Namun, pada saat sisi aktif semua enzim bekerja,penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim lebih lanjut. Kondisi ini disebut konsentrasi

description

nsad

Transcript of perc9 10

Page 1: perc9 10

Reaksi enzimatis merupakan suatu reaksi dengan menggunakan penambahan katalis enzim. Enzim berfungsi untuk mempercepat suatu reaksi kimia organik. Salah satu faktor yang mempengaruhi kerja dari enzim adalah konsentrasi, yaitu baik dari konsentrasi enzim itu sendiri maupun dari konsentrasi substrat. Berdasarkan data hasil percobaan pada pengaruh konsentrasi enzim terhadap perombakan suatu substrat. Diketahui bahwa semakin besar konsentrasi enzim yang ditambahkan menunjukkan warna yang berbeda pada setiap tabung. Pada uji warna dengan menggunakan metode uji iodium yaitu Identifikasi warna dari tabung pertama sampai ketiga yaitu kuning kecoklatan, coklat muda, dan coklat tua. Sedangkan pada uji benedict menunjukkan bahwa terbentuk endapan dengan warna endapan yang berbeda dari tabung satu sampai tabung tiga, yaitu endapan coklat muda, coklat kuning, dan coklat tua. Jadi, dapat dijelaskan bahwa; Pada konsentrasi substrat tertentu, bertambahnya konsentrasi enzim secara bertingkat menaikkan kecepatan reaksi enzimatis. Dengan kata lain, semakin besar volume atau konsentrasi enzim, semakin tinggi pula aktivitas enzim dalam memecah substrat yang dikatalisis. Pada percobaan uji pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim, dengan uji iodium kurang memberikan warna yang jelas pada masing-masing tabung. Karena pereaksianya dengan menggunakan plat tetes. Sedangka pada uji benedict perbedaan adanya endapan dan warna yang diberikan cukup memberikan gambaran yang jelas yaitu dari tabung pertama sampai yang keempat endapan yang terbentuk berturut-turut yaitu endapan berwarna hijau, coklat kehijauan, coklat muda, dan merah bata. Dari hasil percobaan tersebut penambahan substrat dengan konsentrasi berbeda pada konsentrasi enzim yang sama masih menunjukkan aktivitas enzim yang normal. Sedangkan Pada literatur Bila jumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat. Namun, pada saat sisi aktif semua enzim bekerja,penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim lebih lanjut. Kondisi ini disebut konsentrasi substrat pada titik jenuh atau disebut dengan kecepatan reaksi telah mencapai maksimum (V max)

SIMPULAN Bertambahnya konsentrasi enzim secara bertingkat menaikkan kecepatan reaksi enzimatis. Dengan kata lain, semakin besar volume atau konsentrasi enzim, semakin tinggi pula aktivitas enzim dalam memecah substrat yang dikatalisis. Bila jumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya  peningkatan konsentrasi substrat. Namun, pada saat sisi aktif semua enzim bekerja, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim lebih lanjut. Kondisi ini disebut konsentrasi substrat pada titik jenuh atau disebut dengan kecepatan reaksi telah mencapai maksimum (V max).

PENDAHULUAN Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut  produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut  promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai

Page 2: perc9 10

promoter. Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja  pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses  perombakan pati menjadi glukosa. Tanpa enzim maka reaksi seluler berlangsung sangat lambat bahkan mungkin tidak terjadi reaks. Dalam mengkatalis suatu reaksi enzim ribuan didalam sel dan substratnya sangat spesifik tidak akan terjadi kekeliruan. Subsrat adalah substansi yang mengalami perubahan kimia setelah becampur dengan enzim sedangkan produk adalah substansi baru yang terbentuk setelah reaksi mencapai keseimbanganKerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.

Pada tabung pertama, ketika 1 ml enzim direaksikan dengan 5 mlsusu sebagai substratnya tanpa ditambah air pada suhu 37omaka terjadi penggumpaland a l a m w a k t u 3 , 5 2 m e n i t ( s a n g a t c e p a t ) . P a d a t a b u n g k e d u a , k e t i k a 0 , 5 m l e n z i m direaksikan dengan 5ml susu dan ditambahkan air sebanyak 0,5 ml pada suhu yang samamaka waktu penggumpalan adalah 5,16 menit (cepat). Sedang pada tabung ketiga, ketika0,25 ml enzim direaksikan dengan 5 ml susu dengan ditambahkan air sebanyak 0,75 ml pada suhu yang sama maka waktu penggumpalan adalah 7,06 menit (lambat). Ketiga perlakuan ini telah membuktikan bahwa jecepatan reksi enzim sangat dipengaruhi olehkonsen t r a s i enz im i t u s end i r i pada konsen t r a s i subs t r a t yang s ama dan suhu yang optimumPengaruh konsentrasi substrat terhadap kecepatan reaksi enzimp a d a p e r l a k u a n I d e 3 n g a n menggunakan susu sebanyak 5 ml sebagai substrat dan 1 ml ekstrak nanas sebagai enzimdan tanpa penambahan air pada suhu 37o maka waktu penggumpalannya adalah 3,32menit (cepat). Pada perlakuan II dengan susu sebanyak 4 ml dan dan enzim yang samayaitu 1 ml dan ditambah dengan air maka waktu penggumpalannya adalah 3,35 (sedang).Dan pada perlakuan III dengan susu sebanyak 3 mldengan enzim dan 0suhu yang samamaka waktu penggumpalannya adalah 4,34 (lambat)  kecepatan kerja enzim juga bertambah dan begitu pula sebaliknya. Namun pada saatnya,konsen t r a s i subs t r a t akan menga l ami t i t i k j enuh s eh ingga wa l aupun konsen t r a s inya ditambah hal itu tidak akan mempengaruhi kecepatan kerja enzim.C.Pengaruh zat antiseptic terhadap kecepatan reaksi enzimB e r d a s a r k a n h a s i l p r a k t i k u m y a n g t e l a h d i l a k u k a n p a d a 5 t a b u n g d e n g a n  perlakuan yang berbeda, yaitu dengan Toulena (tabung I), Chlorofom (tabung II),

Page 3: perc9 10

Fenol(tabung III), Sublimat (IV), dan Aquades (tabung V). H a s i l d i a t a s s e b e t u l n y a k u r a n g s e s u a i d e n g a n t e o r i y a n g a d a k a r e n a p a d a dasaranya seharusnya penggumpalan terjadi berurutan dari tabung I sampai tabung Vdengan waktu yang semakin lama. Hal itu disebabkan kurang tepatnya pencatatan waktuyang dilakukan pada saat melakukan praktikum. Yang dapat di tekankan disini adalah bahwa sebetulnya antiseptik adalah berlaku sebagai inhibitor atau penghambat kerjaenzim sehingga terjadinya penggumpalan merup[akan indikator bahwa enzim telah rusak dan tidak dapat bekerja lagi.

PERC 10

Elektroforesis gel merupakan suatu teknik analisis penting dan sangat sering dipakai dalam bidang biokimia dan biologi molekular. Secara prinsip, teknik ini mirip dengan kromatografi: memisahkan campuran bahan-bahan berdasarkan perbedaan sifatnya. Dalam elektroforesis gel, pemisahan dilakukan terhadap campuran bahan dengan muatan listrik yang berbeda-beda (menggunakan prinsip dalam elektroforesisGel yang digunakan biasanya merupakan polimer bertautan silang (crosslinked) yang porositasnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Untuk memisahkan protein atau asam nukleat berukuran kecil (DNA, RNA, atau oligonukleotida), gel yang digunakan biasanya merupakan gel poliakrilamida, dibuat dengan konsentrasi berbeda-beda antara akrilamida dan zat yang memungkinkan pertautan silang (cross-linker), menghasilkan jaringan poliakrilamida dengan ukuran rongga berbeda-beda. Untuk memisahkan asam nukleat yang lebih besar (lebih besar dari beberapa ratus basa), gel yang digunakan adalah agarosa (dari ekstrak rumput laut) yang sudah dimurnikan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pemisahan komponen pada elektroforesis protein :1. Densitas muatan molekul - berbeda diantara pH media dan pl molekul.2. Pengaruh buffer-          pH - akan mempengaruhi densitas muatan protein dan akibatnya mempengaruhi tingkat dan arah pergerakannya-          Kekuatan ionik - mempengaruhi tingkat pemisahan-          Komposisi - bisa berinteraksi dengan protein menyebabkan perubahan dalam densitas muatan sebagai contoh ion borak dan glikoprotein.3. Bentuk dan ukuran molekul4. media pendukung-          Restriksi pada mobilitas-          Pengaruh difusi-          Elektroendosmosis-          Mikro-heterogenitas molekuler spesiesPENDAHULUAN

Kegunaan elektroforesis gel poliakrilamida tidak hanya untuk pemisahanprotein tapi juga dapat memperkirakan bobot molekul protein. Mobilitas protein didalam gel poliakrilamida terutama

Page 4: perc9 10

ditentukan oleh muatan molekul dan jugadipengaruhi oleh ukuran molekul. Bobot molekul protein dapat ditentukan denganpenambahan natrium deodesil sulfat (SDS) yang akan mendenaturasi struksturprotein menjadi rantai polipeptida dan merkaptoetanol yang membantu denaturasi dengan mereduksi semua ikatan disulfida. Mobilitas elektroforesis dari kompleksSDS-protein dipengaruhi oleh ukuran molekul-molekul kecil mobilitasnya lebihbesar dibandingkan molekul besar dan terdapat hubungan linear antara log BM(Bobot molekul) dari protein dengan mobilitas elektroforesis. Jika tersedia proteinmarker yang sudah diketahui bobot molekulnya maka dengan memplotkan nilaimobilitas dari protein sampel, bobot molekul protein sampel dapat ditentukanberdasarkan kurva hubungan linear tersebut.Pada praktikum elektroforesis ini akan dilakukan pemisahaan protein denganmenggunakan gel poliakrilamida dan natrium dodesil sulfat (SDS-PAGE) dariberbagai sampel protein berupa serum hewan juga akan dilakukan identifikasiprotein dengan mengamati pola pita protein dan menentukan mobilitas protein sertabobot molekul protein

Elektroforesis merupakan proses bergeraknya molekul bermuatan pada suatu medan listrik. Kecepatan molekul yang bergerak pada medan listrik tergantung pada muatan, bentuk dan ukuran. Dengan demikian elektroforesis dapat digunakan untuk separasi makromolekul (seperti protein dan asam nukleat). Posisi molekul yang terseparasi pada gel dapat dideteksi dengan pewarnaan atau autoradiografi, ataupun dilakukan kuantifikasi dengan densitometer.

Elektroforesis untuk makromolekul memerlukan matriks penyangga untuk mencegah terjadinya difusi karena timbulnya panas dari arus listrik yang digunakan. Gel poliakrilamid dan agarosa merupakan matriks penyangga yang banyak dipakai untuk separasi protein dan asam nukleat. Elektroforesis yang dibahas di bawah ini menggunakan matriks berupa gel poliakrilamida (PAGE = poly-acrilamida gel electrophoresis) untuk separasi sampel protein.

Yuwono T. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga

BRUCE, A., D. BRAY., J. LEWIS, M. RAFF., ROBERTS dan J.D. WATSON1994. Biologi Molekuler Sel Mengenai Sel. Edisi kedua PT. GramediaPustaka Utama, Jakarta

Sumitro, S. B, Fatchiyah, Rahayu, Widyarti, dan Arumningtyas. 1996. KursusTeknik-Teknik Dasar Analisis Protein dan DNA. Jurusan Biologi FMIPAUniversitas Brawijaya. Malang

Pratiwi, R. 2001. Mengenal Metode Elektroforesis. Oseana. Volume XXVI. Nomor1. Balitbang Biologi Laut, Puslitbang Osenologi LIPI, Jakarta